2. Kulit biji
karet
Biji karet terdiri atas kulit,
cangkang, dan daging buah. Kulit
biji karet sangat berpotensi untuk
diolah menjadi briket bioarang
dan menjadi bahan bakar
alternatif pengganti BBM. Kulit biji
karet mengandung lignin sebesar
33,54% sesuai dengan syarat
dalam pembuatan biobriket yaitu
bahan tersebut mengandung
karbon yang dapat dijumpai pada
tumbuh-tumbuhan dengan
kandungan lignin atau zat kayu,
sehingga kulit biji karet dapat
dimanfaatkan sebagai bahan bakar
pembuatan biobriket
Perekat
tapioka
tapioka mempunyai sifat yang
menguntungkan dalam
pengolahan pangan dan non
pangan, selain harganya murah
dan mudah didapat dalam
jumlah yang banyak, kemurnian
larutannya tinggi, kekuatan gel
yang baik serta daya rekat yang
tinggi sehingga banyak
digunakan sebagai bahan
perekat.
Biobriket atau briket bioarang
merupakan bahan bakar yang
berbentuk padatan dan untuk
saat ini menjadi bahan bakar
alternatif yang dapat
dikembangkan secara besar
dalam waktu yang cukup
singkat dan murah. bahan
bakar biobriket memiliki
karakteristik energi yang baik
seperti densitas dan nilai kalor
yang tinggi.
Biobriket
3. Penelitian ini mengacu dari beberapa penelitian mengenai biobriket
dengan perekat tapioka dari berbagai macam komoditi yang telah
dilakukan. Aquino (2009) meneliti tentang pengaruh jenis perekat
pada pembuatan briket serbuk sabut kelapa. Penggunaan perekat
tapioka 10% dan sagu 12% merupakan perlakuan terbaik. Faizal
(2014) meneliti tentang pengaruh komposisi arang dan perekat
tapioka terhadap kualitas biobriket dari kayu karet. Hasil penelitian
menunjukkan biobriket dengan mutu terbaik adalah campuran
perekat 15% Ningsih (2016) meneliti tentang pengaruh jenis perekat
pada briket dari kulit buah bintaro terhadap waktu bakar
menyebutkan bahwa tapioka komposisi perekat 20% memiliki
karakteristik yang memenuhi standar SNI yaitu 5000 kalori/gram.
4. Tujuan
penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh kadar perekat
tapioka terhadap karakteristik biobriket kulit biji
karet.
2. Untuk mengetahui kadar perekat tapioka
tertentu yang menghasilkan karakteristik biobriket
kulit biji karet terbaik.
Hipotesis
1. Terdapat pengaruh kadar perekat tapioka
terhadap karakteristik biobriket kulit biji karet.
2. Terdapat kadar perekat tapioka tertentu yang
menghasilkan karakteristik biobriket kulit biji
karet terbaik.
Manfaat
penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi
banyak pihak, diantaranya sebagai berikut:
1. Sebagai bahan masukan bagi petani karet mengenai
pemanfaatan kulit biji karet sebagai bahan bakar alternatif
biobriket.
2. Sebagai bahan masukan bagi penulis untuk membuat atau
merancang sebuah bisnis.
3. Sebagai bahan masukan bagi akademisi untuk menjadi acuan
atau rujukan suatu metode yang dapat dibandingkan dalam
penelitian berikutnya.
5. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Agustus sampai
September 2019 di Laboratorium Fakultas Teknologi Pertanian Universitas
Jambi.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah ayakan ukuran 60 mesh, oven,
mortar dan lumpang, desikator, hotplate, neraca analitik, alat-alat gelas, alat
pencetak (pipa), kaleng pengarangan, bom Kalorimeter, dan furnace (tanur).
Sedangkan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah tepung tapioka,
aquadest dan kulit biji karet.
Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL)
dengan perlakuan kadar perekat tapioka (10%, 12%, 14%, 16%, 18%, 20% dan
22%) yang masing-masing sebanyak 3 kali ulangan sehingga diperoleh 21 unit
satuan percobaan.
B1= perekat tapioka 10% B5= perekat tapioka 18%
B2= perekat tapioka 12% B6= perekat tapioka 20%
B3= perekat tapioka 14% B7= perekat tapioka 22%
B4= perekat tapioka 16%
6.
7.
8. Kadar air = maksimal 8%
Kadar abu = maksimal 8%
Kadar zat terbang = maksimal 15%
Nilai kalor = minimal 5000 kal/g
Lama pembakaran (lama api menyala hingga
menjadi abu)
9. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik
menggunakan sidik ragam pada taraf 1% dan 5%, dan
apabila menunjukkan perbedaan nyata maka
dilakukan uji Duncan’s New Multiple Range Test
(DNMRT) pada taraf 5%.