Dokumen ini membahas tentang pembuatan biobriket dari cangkang biji karet dan batubara tingkat rendah dengan perekat limbah cair CPO. Tujuannya adalah mendapatkan komposisi optimum bahan baku dan mengetahui mutu biobriket sesuai standar SNI. Biobriket diharapkan dapat mengurangi limbah cangkang biji karet dan CPO serta menjadi sumber energi ramah lingkungan.
Jual Cytotec Di Sumba Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Bab 1 puput
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semakin meningkatnya kebutuhan energi di masyarakat Indonesia
menyebabkan eksploitasi besar-besaran pada sumber energi fosil yang sampai saat
ini masih menjadi sumber energi utama. Untuk mengantisipasi hal itu diupayakan
pemanfaatan energi dari sumber baru terbarukan sebagai bahan bakar alternative
pengganti bahan bakar minyak (BBM). Bahan baku untuk sumber energi
alternative akan lebih baik apabila berasal dari limbah, sehingga dapat
menurunkan biaya produksi dan mengurangi efek negatif penumpukkan limbah
terhadap lingkungan. Salah satu energi baru terbarukan yang jumlahnya melimpah
dan belum dimanfaatkan secara optimal adalah biomassa dari kulit biji karet,
contohnya dengan dijadikan briket (Patria, 2015).
Briket adalah bahan bakar alternative yang menyerupai arang tetapi
terbuat/tersusun dari bahan non kayu. Banyak bahan-bahan yang dapat digunakan
sebagai bahan baku pembuatan briket, contohnya sekam padi, jerami, tempurung
kelapa, serbuk gergaji, dan lain-lain (Yusuf,2013). Biobriket adalah bahan bakar
alternatif berbentuk padat yang dapat dibuat dari bahan yang mengandung
selulosa dengan karbon konten yang tinggi. Beragam bahan dapat digunakan
sebagai bahan baku pembuatan biobriket, contohnya jerami, sekam padi,
tempurung kelapa, serbuk gergaji, cangkang karet, kulit kacang tanah (Sudiro,
2014).
Tanaman karet mempunyai nama latin Hevea Brasiliensis yang merupakan
tanaman asli Brazil. Tanaman karet merupakan tanaman tahunan yang dapat
hidup sampai sekitar 30 tahun. Di Indonesia khususnya Sumatera Selatan banyak
sekali perkebunan-perkebunan karet yang dijadikan sebagai bahan utama
penghasil lateks. Luas areal perkebunan karet di Sumatera Selatan hamper 1 1 juta
hektar. Sekitar 900.000 Ha adalah perkebunan rakyat, dan selebihnya dikelola
oleh perkebunan swasta. Jumlah biji karet yang dihasilkan dari satu hektar
tanaman sangat bervariasi, yaitu sekitar 3.000 – 450.000 butir/ha/tahun. Salah satu
limbah pertanian dari perkebunan karet yaitu biji karet. Biji karet terdiri dari
2. 2
kulit/cangkang, tempurung, serta daging buah. Daging buah biji karet memiliki
kandungan minyak 40 – 50 % berat yang berpotensi sebagai bahan baku dalam
pembuatan biodiesel. Daging buah biji karet juga dapat diolah menjadi biokerosin
sebagai pengganti minyak tanah. Tempurung dan cangkang biji karet juga
berpotensi untuk diolah menjadi bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar
minyak (Patria, 2015).
Cangkang biji karet adalah limbah biomassa yang dianggap tidak berguna,
jika diproses bahan tersebut dapat dijadikan sebagai bahan bakar biobriket sebagai
alternatif pengganti bahan bakar fosil akan memberikan banyak manfaat. Di
Indonesia pemanfaat pembuatan biobriket sudah dilakukan menggunakan
berbagai limbah biomassa.
Dari uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk memanfaatkan cangkang
biji karet sebagai biobriket. Peneliti juga mencampurkan cangkang biji karet
dengan batu bara agar kualitas biobriket meningkat dan memiliki nilai kalor yang
tinggi. Dalam hal ini juga diharapkan agar cangkang biji karet ini dapat
dimanfaatkan dengan cara diolah menjadi biobriket dengan memvariasikan
komposisi cangkang biji karet dengan batubara yang nantinya akan dapat
digunakan sebagai bahan bakar alternatif
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka peneliti tertarik untuk membuat biobriket
dari cangkang biji karet (Heavea brasilliensis) dan batubara tingkat rendah
sebagai bahan baku. Adapun jenis perekat yang digunakan yaitu limbah cair CPO
(Crude Palm Oil). Dalam hal ini, masalah yang akan diteliti bagaimana komposisi
optimum bahan baku terhadap briket yang dihasilkan sesuai standar SNI 01-635-
2000 serta bagaimana mutu briket yang dihasilkan sesuai standr SNI 01-635-
2000.
3. 3
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mendapatkan komosisi optimum bahan baku terhadap briket
yang dihasilkan.
2. Untuk mengetahui mutu beriket yang dihasilkan sesuai standar SNI
01-635-2000.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Mengurangi tingkat pencemaran limbah yaitu, limbah cangkang biji
karet (Heavea brasilliensis) dan limbah cair CPO (Crude Palm Oil).
2. Dapat menghasilkan sumber energy alternative yang ramah
lingkungan
3. Dapat memberikan informasi kepada instansi pendidikan dan
masyarakat umum mengenai proses pembuatan biobriket dari
cangkang biji karet (Heavea brasilliensis) dan limbah cair CPO (Crude
Palm Oil).
1.5 Relevansi
Judul penelitian yang diambil dalam hal ini memiliki ketertarikan dengan
bidang ilmu teknik kimia yaitu tentang pembuatan biomassa dan analisis yang
digunakan mengenai analisis briket yang telah dipelajari pada pratikum
hidrokarbon dan pembuatan CPO pada pratikum rekayasa bioproses.