SlideShare a Scribd company logo
1
ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
LOAN TO DEPOSIT RATIO PERBANKAN
(Studi pada Bank Campuran di Indonesia Periode 2010.Q1-2015.Q4)
Proposal Skripsi
Untuk Memenuhi Sebagian
Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Manajemen (S.M)
NAMA : ERNAWATI
NIM : 2013-11-150
PROGRAM STUDI S-1 MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
JAKARTA
2017
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Keberhasilan perekonomian di Indonesia tidak terlepas dari sektor
perbankan. Sektor perbankan memegang peran penting dalam berkontribusi
terhadap pertumbuhan ekonomi domestik. Hal ini berkaitan erat dengan fungsi
vital perbankan sebagai Lembaga Intermediasi. Keberhasilan fungsi intermediasi
perbankan tercermin besarnya proporsi dana pihak ketiga yang disalurkan dalam
bentuk kredit oleh bank. Penyaluran kredit perlu mempertimbangkan banyak
aspek resiko agar risiko kredit tidak menyebabkan risiko gagal bayar yang
menyebabkan perbankan mengalami kebankrutan (insolvency) yang dapat
mengganggu pada sistem pembayaran dan perbankan nasional. Menurut
Latumerisa (2011:143-144), salah satu risiko bank yaitu risiko likuiditas.
Risiko likuiditas ini terjadi karena buruknya tingkat likuiditas bank. Risiko
likuiditas adalah resiko yang terjadi karena suatu bank tidak dapat memenuhi
kewajiban jangka pendeknya saat dibutuhkan oleh nasabah yang disebabkan
karena kurangnya likuiditas bank (Santoso dan Sukihanjani, 2013). Menurut
Ruslian (2015) Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio yang menunjukan
perbandingan antara jumlah dana yang disalurkan kepada masyarakat atau yang
disebut dengan kredit, dimana dana tersebut diambil dari dana masyarakat dan
modal sendiri. Menurut Kasmir (2011) likuiditas perbankan dapat diukur dengan
menggunakan Loan to Deposit Ratio(LDR). Hal ini sesuai dengan Surat Edaran
Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 yang memuat lima aspek
3
penilaian tingkat kesehatan perbankan, yaitu CAMELS (Capital, Assets,
Management, Earning, Liquidity, Sensitivity to Market Risk). Oleh karena itu,
likuiditas dapat menjadi salah satu acuan untuk menilai kinerja perbankan rasio
ini menjelaskan kemampuan bank membayar kembali penarikan yang dilakukan
oleh nasabah dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber
likuiditasnya. Semakin tinggi rasio ini semakin rendah pula kemampuan
likuiditas bank. Demi menjaga kesehatan bisnis bank, Bank Indonesia selaku
otoritas moneter melalui Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/7/PBI/2013
menetapkan besar LDR berada pada kisaran 78% - 92%.
Adapun Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank Umum dan Bank Campuran
di Indonesia selama periode penelitian (2010:Q1-2015Q4) dapat dilihat pada
tabel 1 sebagai berikut:
Tabel 1.1
Dana Pihak Ketiga, Kredit dan Loan to Deposit ratio pada Bank
Umum dan Loan to deposit ratio pada Bank Campuran.
sumber : statistik perbankan Indonesia (2016)
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
100.00%
120.00%
140.00%
0
1000000
2000000
3000000
4000000
5000000
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Bank Umum
Kredit BU Dana Pihak Ketiga BU
LDR bank Campuran LDR Bank Umum
4
Tabel 1.2
Dana Pihak Ketiga, Kredit dan Loan to Deposit ratio pada Bank
Campuran dan Loan to deposit ratio pada Bank Umum.
Sumber : Statistik Perbankan Indonesia (2016)
Berdasarkan grafik di atas, dapat diketahui Dana Kredit dan Dana Pihak
Ketiga Bank Umum mengalami peningkatan yang cukup tajam dari tahun 2010
hingga 2015, dimana persentase Dana pihak ketiga lebih besar daripada kredit
sehingga tingkat LDR masih dalam kondisi baik yakni dibawah 92%. Berbeda
halnya dengan persentase Dana Kredit Bank Campuran mengalami peningkatan
setiap tahunnya, namun persentase kredit lebih besar daripada dana pihak ketiga
sehingga tingkat LDR semakin tinggi hingga melebihi 92%. Hal ini tentunya
sangat berbahaya bagi Bank Campuran dikarenakan tingkat LDR yang sangat
tinggi, artinya bank campuran memiliki tingkat kredit yang lebih banyak
dibandingkan dengan deposit atau simpanan dana masyarakat. Semakin besar
penyaluran dana dalam bentuk kredit dibandingkan dengan deposit atau
simpanan masyarakat maka akan semakin besarnya risiko yang harus ditanggung
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
100.00%
120.00%
140.00%
0
50000
100000
150000
200000
250000
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Bank Campuran
Kredit BC Dana Pihak Ketiga BC
LDR bank Campuran LDR Bank Umum
5
oleh bank. Berikut listing Bank Campuran yang memiliki tingkat LDR diatas
92%.
Tabel 1.1
Daftar Bank Campuran Yang Memiliki LDR tinggi
N
o Nama Bank Kredit DPK LDR
1 PT. Bank ANZ Indonesia 28.879.432 29.553.950 98%
2 PT. Bank BNP Paribas Indonesia 6.991.902 3.510.310 199%
3 PT. Bank Chinatrust Indonesia 8.805.812 7.829.396 112%
4 PT. Bank DBS Indonesia 43.424.399 42.113.014 103%
5 PT. Bank Mizuho Indonesia 32.931.327 14.955.746 220%
6 PT. Bank Rabobank International Indonesia 12.670.296 12.592.666 101%
7 PT. Bank Resonia Perdania 11.524.538 8.057.410 143%
8
PT. Bank Sumitomo Mitsui Trust Bank
Limited 46.714.409 16.244.030 288%
9 PT. Bank Woori Indonesia 13.372.072 13.677.472 98%
Sumber : Statisik Perbankan Indonesia (2016)
Berdasarkan tabel diatas, keadaan seperti ini menyebabkan bank hanya
mampu melakukan pemberian kredit dalam jumlah sedikit karena dana yang
diputar oleh bank lebih sedikit dibanding dengan permintaan kredit. Hal ini
mengakibatkan berkurangnya kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban
jangka pendeknya, sehingga bank tidak dapat memenuhi likuditasnya atau dalam
keadaan tidak likuid, terlebih lagi jika terjadi kemacetan atau kredit bermasalah.
Hal ini sama dengan pemberitaan yang dilansir dari Berita Kontan tahun
2014, Stefano Ridwan selaku Head Of Consumer Banking Group DBS Indonesia
mengakui, pihaknya mencatat rasio LDR tinggi yakni 97% per Maret 2014.
Selain itu, penyebab kenaikan LDR bank asal Singapura ini adalah target
pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) lebih rendah dibandingkan dengan target
pertumbuhan kredit.
6
Masih seputar pemberitaan yang ada, pada tahun 2015 LDR Bank Campuran
masih tinggi seperti pemberitaan yang dilansir dari Suara Merdeka. Kalangan
perbankan telah memprediksikan Loan To Deposit Ratio (LDR) atau rasio
pinjaman terhadap simpanan bank akan terus melambung, dimana puncaknya
akan terjadi pada 2016. Deputi Komisioner Pengawasan Perbankan Otoritas Jasa
Keuangan (OJK), Irwan Lubis mengatakan secara khusus kelompok bank yang
memiliki LDR diatas 92% per desember 2014 adalah kelompok bank campuran
konvensional, yakni memiliki LDR sebesar 123,61% dengan rasio modal
19,14%.
Disamping itu, dengan adanya tingkat LDR yang semakin tinggi yang
dimiliki bank campuran tentu akan berdampak pada Suku Bunga Deposito.
Alhasil suku bunga deposito menjadi tinggi, karena dengan LDR bank yang
tinggi harus mencari dana segar untuk menyusutkan rasio tersebut ke angka ideal
yakni 92%.
Berikut Penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Loan to
Deposit Ratio (LDR) perbankan telah banyak diteliti oleh peneliti-peneliti
terdahulu. Utari (2011) meneliti pengaruh CAR, NPL, ROA, BOPO terhadap
Loan to Deposit Ratio (LDR) dan menunjukkan hasil bahwa CAR tidak ada
pengaruh terhadap LDR, NPL dan ROA berpengaruh negatif signifikan terhadap
LDR, BOPO berpengaruh positif terhadap LDR. Hasil penelitian Ritha dan
Raditya (2013) meneliti hal serupa yakni, CAR, NPL, ROA, BOPO terhadap
Loan to Deposit Ratio (LDR) tetapi menunjukkan hasil yang berbeda yaitu CAR
tidak ada pengaruh terhadap LDR, NPL dan ROA berpengaruh negatif signifikan
7
terhadap LDR, BOPO berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Loan to
Deposit Ratio (LDR). Sedangkan hasil penelitian Arditya Prayudi mengenai
CAR, NPL, BOPO, ROA, NIM terhadap Loan to Deposit (LDR) menunjukkan
hasil berbeda yakni, CAR, NPL dan BOPO tidak berpengaruh terhadap LDR,
sedangkan untuk variabel NIM dan ROA memiliki pengaruh terhadap LDR.
Namun kebanyakan penelitian-penelitian terdahulu hanya menganalisis
kemampuan LDR dalam mengukur kesehatan atau kondisi keuangan suatu
perusahaan. Sedangkan untuk menghadapi kondisi ketidakpastian permintaan
kredit dan penarikan simpanan oleh para deposan seperti pernyataan di atas dan
untuk pengoptimalan likuiditas agar tidak kekurangan dan tidak berlebihan
diperlukan pengkajian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi LDR. Selain
itu perlunya pengkajian mengenai faktor-faktor LDR adalah karena LDR yang
terlalu tinggi mengundang bahaya kredit macet, tetapi LDR yang terlalu rendah
mengidentifikasi fungsi intermediasi bank yang tidak jalan. maka peneliti
memilih rasio yang berbeda dengan penelitian terdahulu, rasio yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Lending Rate (LR), Cost Of Fund (COF), Loan to
Asset Ratio (LAR), Debt to Asset Ratio (DAR), Total Equity Total Asset (TETA),
Operating Profit Margin (OPM), Total Asset Turn Over (TATO).
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti mengambil topik tentang
“ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LOAN TO
DEPOSIT RATIO PERBANKAN (Studi kasus Bank Campuran di
Indonesia periode (2010.Q1-2015.Q4)”
8
1.2 Identifikasi Masalah dan pembatasan masalah
1.2.1 Identifikasi Masalah
Dari hal-hal yang di uraikan di dalam latar belakang, dapat di identifikasikan
masalah-masalah sebagai berikut :
1. Adanya kenaikan LDR yang cenderung tinggi di alami Bank
Campuran setiap tahunnya .
2. Dampak kenaikan LDR pada Suku Bunga Deposito.
1.2.2 Pembatasan Masalah
Penulis penelitian ini membatasi masalah-masalah yang diteliti yaitu :
1. Penelitian ini memfokuskan pada pengaruh dari Lending Rate, Cost Of
Funds, Loan to Asset Ratio, Debt to Asset ratio, Total Equity Total Asset,
Operating Profit Margin, Total Asset Turn Over terhadap Loan to Deposit.
2. Penelitian ini menggunakan Laporan Keuangan berupa, laporan neraca,
laporan laba-rugi dan laporan perhitungan rasio keuangan.
9
1.3 Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi, maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah pengaruh Lending Rate (LR) terhadap Loan to Deposit Ratio
(LDR) pada Bank Campuran Periode 2010 (Q1) – 2015 (Q4) ?
2. Bagaimanakah pengaruh Cost Of Fund (COF) terhadap Loan to Deposit
Ratio (LDR) pada Bank Campuran Periode 2010 (Q1) – 2015 (Q4) ?
3. Bagaimanakah pengaruh Loan to Asset Ratio (LAR) terhadap Loan to
Deposit Ratio (LDR) pada Bank Campuran Periode 2010 (Q1) – 2015 (Q4) ?
4. Bagaimanakah pengaruh Debt to Asset Ratio (DAR) terhadap Loan to
Deposit Ratio (LDR) pada Bank Campuran Periode 2010 (Q1) – 2015 (Q4) ?
5. Bagaimanakah pengaruh Total Ekuitas Total Asset (TETA) terhadap Loan to
Deposit Ratio (LDR) pada Bank Campuran Periode 2010 (Q1) – 2015 (Q4) ?
6. Bagaimanakah pengaruh Operating Profit Margin (OPM) terhadap Loan to
Deposit Ratio (LDR) pada Bank Campuran Periode 2010 (Q1) – 2015 (Q4) ?
7. Bagaimanakah pengaruh Total Asset Turnover (TATO) terhadap Loan to
Deposit Ratio (LDR) pada Bank Campuran Periode 2010 (Q1) – 2015 (Q4) ?
8. Bagaimanakah pengaruh LR, COF, LAR, DAR, TETA, OPM, TATO secara
bersama-sama terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR) pada Bank Campuran
Periode 2010 (Q1) – 2015 (Q4) ?
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini sebagai berikut
:
10
1. Untuk mengetahui pengaruh Lending Rate (LR) terhadap Loan to Deposit
Ratio (LDR) di Bank Campuran periode 2010(Q1) – 2015(Q4).
2. Untuk mengetahui pengaruh Cost of Fund (COF) terhadap Loan to Deposit
Ratio (LDR) di Bank Campuran periode 2010(Q1) – 2015(Q4).
3. Untuk mengetahui pengaruh Loan to Asset Ratio (LAR) terhadap Loan to
Deposit Ratio (LDR) di Bank Campuran periode 2010(Q1 – 2015(Q4).
4. Untuk mengetahui pengaruh Debt to Asset Ratio (DAR) terhadap Loan to
Deposit Ratio (LDR) di Bank Campuran periode 2010(Q1) – 2015(Q4).
5. Untuk mengetahui pengaruh Total Ekuitas Total Asset (TETA) terhadap
Loan to Deposit Ratio (LDR) di Bank Campuran periode 2010(Q1) –
2015(Q4).
6. Untuk mengetahui pengaruh Operating Profit Margin (OPM) terhadap Loan
to Deposit Ratio (LDR) di Bank Campuran periode 2010(Q1) – 2015(Q4).
7. Untuk mengetahui pengaruh Total Asset Turn Over terhadap Loan to Deposit
Ratio (LDR) di Bank Campuran periode 2010(Q1) – 2015(Q4).
8. Untuk mengetahui pengaruh antara LR, COF, LAR, DAR, TETA, OPM dan
TATO secara simultan terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR) di Bank
Campuran periode 2010(Q1) – 2015(Q4).
11
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dan kegunaan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagi Penulis
Agar penelitian ini menambah wawasan dan pengetahuan mengenai fakto-faktor
yang mempengaruhi LDR perbankan Bank Campuran di Indonesia periode 2010
(Q1) – 2015 (Q4).
2. Bagi Kalangan Akademik Dan Praktisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah pengetahuan
dan bahan bacaan bagi pihak yang membutuhkan dan diharapkan dapat
mengembangkannya.
3. Bagi Pihak Perbankan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi bagi pihak
manajemen perbankan mengenai Likuiditas perusahaan sehingga perusahaan
dapat menentukan kebijakan dan strategi yang dapat digunakan untuk
meningkatkan likuiditas perusahaan.
12
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Bank
Menurut Undang-undang No.7 tahun 1992 tentang perbankan
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 tahun 1998
pasal 1 angka 2, pengertian bank adalah sebagai berikut : “Bank adalah
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf
hidup masyarakat banyak”.
Pengertian lain menurut Hasibuan (2007:2), “Bank adalah
lembaga keuangan yang berarti bank adalah badan usaha yang
kekayaannya terutama dalam bentuk asset keuangan (financial
assets) serta bermotifkan profit dan juga sosial, jadi bukan hanya
mencari keuntungan saja”.
Sedangkan menurut Kasmir (2007:11), “Bank adalah
lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun
dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut
ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya.”
Menurut Adelya dan Jafar (dalam Arditya, 2011) sumber
dana bank dapat dibedakan menjadi 3 sumber, yaitu dana yang
berasal dari modal sendiri, pinjaman dan masyarakat.
a) Dana yang berasal dari modal sendiri
13
Sumber dana ini sering disebut sumber dan apihak pertama
yaitu, dana yang berasal dari dalam bank, baik pemegang
saham maupun sumber lain.
b) Dana yang berasal dari pinjaman
Sumber dana ini sering disebut dana pihak kedua yaitu
sumber dana yang berasal dari pinjaman bank lain maupun
lembaga keuangan lain kepada bank.
c) Dana yang berasal dari masyarakat
Sumber dana ini sering disebut sumber dana pihak ketiga
yaitu sumber dana yang berasal dari masyarakat sebagai
nasabah dalam bentuk simpanan giro, tabungan dan
deposito.
2.2 Jenis- Jenis Bank
Jenis bank bermacam-macam, dapat dilihat dari segi fungsi,
serta kepemilikannya. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun
1998 tentang Perbankan. Sebagai berikut :
1. Segi Fungsinya
a. Bank Umum, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. (Pasal 1
angka 3 UU Perbankan tahun 1998). Bank Umum juga mengkhususkan
diri untuk melaksanakan kegiatan tertentu atau memberikan perhatian
yang lebih besar kepada kegiatan tertentu.
14
b. Bank Perkreditan Rakyat, yaitu bank yang melaksanakan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
2. Segi Kepemilikannya
a. Bank Umum Milik Negara, yaitu bank yang hanya dapat didirikan
berdasarkan Undang-Undang.
b. Bank Umum Swasta, yaitu bank yang hanya dapat didirikan dan
menjalankan usahanya setelah mendapat izin dari pimpinan Bank
Indonesia. Ketentuan-ketentuan tentang perizinan, bentuk hukum dan
kepemilikan bank umum swasta yang ditetapkan dalam pasal 16, pasal 21,
dan pasal 22 UU No.7 tahun 1992 tentang Perbankan yang kemudian
pasal-pasal tersebut telah diubah dengan UU No.10 tahun 1998.
c. Bank Campuran, yaitu bank yang kepemilikan sahamnya dimiliki oleh
pihak asing dan pihak swasta nasional. Dimana kepemilikan sahamnya
secara mayoritas dipegang oleh warga Negara Indonesia.
d. Bank Milik Pemerintah daerah, yaitu bank pembangunan daerah.
Berdasarkan pasal 54 UU Perbankan tahun 1992 dimana dinyatakan
bahwa UU No.13 tahun 1962 tentang ketentuan-ketentuan pokok bank
pembangunan daerah dinyatakan hanya berlaku untuk jangka waktu satu
tahun sejak mulai berlakunya UU tersebut, maka bentuk Bank
Pembangunan Daerah (BPD) tersebut akan disesuaikan menjadi bank
umum sesuai dengan UU Perbankan tahun 1992.
e.
15
2.3 Kegiatan Usaha Bank
Kegiatan bank secara lengkap meliputi kegiatan sebagai berikut :
1. Menghimpun dana (Funding)
Merupakan kegiatan membeli dana dari masyarakat. kegiatan
membeli dana dapat dilakukan dengan cara menawarkan berbagai jenis
simpanan. Jenis simpanan yang ada saat ini adalah :
a. Simpanan Giro ( Demand Deposit)
Merupakan simpanan pada bank yang penarikannya dapat dilakukan
dengan menggunakan cek atau bilyet giro. Kepada setiap pemegang
rekening giro akan diberikan bunga yang dikenal dengan nama jasa giro.
Besarnya jasa giro tergantung dari bank yang bersangkutan. Bagi bank
jasa giro merupakan dana murah karena bunga yang diberikan kepada
nasabah relatif lebih rendah dari bunga simpanan lainnya.
b. Simpanan Tabungan
Merupakan simpanan pada bank yang penarikan sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan oleh bank. Penarikan tabungan dilakukan
dengan menggunakan buku tabungan, slip penarikan kuitansi atau kartu
Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Simpanan tabungan juga diberikan
bunga tabungan, sama halnya dengan rekening giro, besarnya bunga
tabungan tergantung dari bank yang bersangkutan.
c. Simpanan deposito
Merupakan simpanan yang memiliki jangk waktu tertentu (jatuh
tempo). Penarikannya pun dilakukan sesuai waktu tersebut.
16
2. Menyalurkan Dana (Lending)
Merupakan kegiatan menjual dana yang berhasil dihimpun dari
masyarakat. Penyaluran dana yang dilakukan oleh bank dilakukan melalui
pemberian pinjaman yang dalam masyarakat dalam bentuk kredit
(Jumono, 2016). Kredit yang diberikan oleh bank bermacam-macam,
diantaranya :
a. Kredit Investasi
b. Kredit Modal Kerja
c. Kredit Perdagangan
d. Kredit Produktif
e. Kredit Konsumtif
f. Kredit Profesi
3. Memberikan jasa-jasa bank lainnya (Services)
Merupakan kegiatan penunjang untuk mendukung kelancaran
kegiatan menghimpun dana dan menyalurkan dana. Berikut jasa-jasa bank,
sebagai berikut :
a. Kiriman Uang (Transfer)
b. Kliring (Clearing)
c. Inkaso (Collection)
d. Safe Deposit Box
e. Bank Card
f. Bank Notes
g. Bank Garansi
17
h. Bank Draft
i. Letter of Credit (L/C)
j. Cek Wisata
k. Menerima setoran
l. Melayani pembayaran
m.Bermain di dalam pasar modal.
n. Dan jasa –jasa lainnya.
Secara ringkas kegiatan bank dapat dilihat dalam Gambar 1 berikut
ini :
Gambar 1. Tiga Kegiatan Utama Bank
Sumber : (Kasmir, 2000:12)
Banyaknya jasa yang diberikan bank sangat beragam, hal ini tergantung
dari kemampuan masing-masing bank. Semakin mampu dan baik bank tersebut
maka akan semakin banyak jasa-jasa yang ditawarkan. Kemampuan bank dapat
dilihat dari sisi permodalan, asset, manajemen, rentabilitas, likuiditas, dan
sensitivitas bank terhadap resiko pasar yang dimiliki oleh masing-masing bank
(Jumono, 2015).
2.4 Fungsi Bank
Fungsi bank menurut Undang-Undang RI No.10 Tahun 1998, sebagai berikut :
Bank
Menyalurkan Dana
(Lending)
Menghimpun Dana
(Funding)
Memberikan Jasa –Jasa
Lainnya (Services)
18
a. Kewajiban Bank Umum untuk menyalurkan kredit atau pembiayaan
berdasarkan Prinsip Syariah kepada koperasi, usaha kecil dan menengah
dengan prosedur dan persyaratan yang mudah dan lunak.
b. Program peningkatan taraf hidup rakyat banyak yang berupa penyediaan
kredit dengan bunga rendah atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah
dengan tingkat bagi hasil yang rendah
c. Subsidi bunga atau bagi hasil yang menjadi beban Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara.
2.5 Prinsip Pemberian Kredit
Sebelum melakukan pemberian kredit kepada nasabah bank melakukan penilaian
umum dengan menganalisis 5C dan 7P sebagai berikut (Kasmir, 2012) :
1. Character
Merupakan sifat atau watak seseorang. Untuk membaca watak atau sifat dari
calon debitur dapat dilihat dari latar belakang si nasabah, baik yang bersifat latar
belakang pekerjaan maupun pribadi. Dari sifat dan watak ini dapat dijadikan
suatu ukuran tentang “kemauan” nasabah untuk membayar.
2. Capacity
Adalah analisis untuk mengetahui kemampuan nasabah dalam membayar kredit.
Kemampuan ini dihubungkan dengan latar belakang pendidikan dan
pengalamannya selama ini dalam mengelola usahanya, sehingga akan terlihat
kemampuannya dalam mengembalikan kredit yang disalurkan.
3. Capital
19
Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif atau tidak. Analisis capital juga
menganalisis dari sumber mana saja modal yang ada sekarang ini, termasuk
persentase modal yang digunakan untuk membiayai proyek yang dijalankan,
berapa modal sendiri dan berapa modal pinjaman.
4. Condition
Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi, sosial, dan politik
yang ada sekarang dan prediksi untuk di masa yang akan datang. Penilaian
kondisi atau prospek bidang usaha yang dibiayai hendaknya benar-benar memiliki
prospek yang baik, sehingga kemungkinana kredit tersebut bermasalah relatif
kecil.
5. Collateral
Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat maupun
nonfisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan
juga harus diteliti keabsahan dan kesempurnaannya, sehingga jika terjadi suatu
masalah maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin.
Selanjutnya, penilaian suatu kredit dapat pula dilakukan dengan analisis 7 P
dengan unsure penilaian sebagai berikut :
1. Personality
Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari
maupun kepribadiannya di masa lalu. Penilaian ini mencakup sikap, emosi,
tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah dan
menyelesaikannya.
2. Party
20
Yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan-
gologan tertentu, berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya. Nasabah yang
digolongkan ke dalam golongan tertentu akan mendapatkan fasilitas yang berbeda
dari bank.
3. Purpose
Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis
kredit yang diinginkan nasabah.
4. Prospect
Yaitu menilai usaha nasabah di masa yang akan datang menguntungkan atau
tidak atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini penting
meningat jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai prospek ,
bukan hanya bank yang rugi, akan tetapi juga nasabah.
5. Payment
Adalah ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah
diambil atau dari sumber mana saja dan untuk pengembalian kredit.
6. Profitability
Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba.
Profitability diukur dari periode ke periode, apakah akan tetap sama atau semakin
meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya.
7. Protection
Adalah bagaimana menjaga agar kredit yang diberikan mendapatkan jaminan
perlindungan, sehingga kredit yang diberikan benar-benar aman. Perlindungan
21
yang diberikan oleh debitur dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan
asuransi.
Menurut Hasibuan (2005) ada satu asas lagi yang harus dianalisis sebelum
memberikan kredit yaitu asas 3R yang terdiri dari:
a. Returns
adalah penilaian atas hasil yang akan dicapai calon debitur setelah
memperoleh kredit. Apabila hasil yang diperoleh cukup untuk membayar
pinjamannya dan juga membantu perkembangan usaha calon debitur maka kredit
diberikan dan begitu pula sebaliknya.
b. Repayment
adalah memperhitungkan kemampuan, jadwal, dan jangka waktu pembayaran
kredit oleh calon debitur.
c. Risk Bearing Ability
adalah pengukuran dengan memperhitungkan besarnya kemampuan
perusahaan calon debitur untuk menghadapi risiko, apakah risikonya besar atau
kecil. Kemampuan perusahaan menghadapi risiko ditentukan oleh besarnya
modal, jenis bidang usaha, dan manajemen perusahaan bersangkutan. Jika risk
bearing ability perusahaan besar maka kredit tidak diberikan dan begitu juga
sebaliknya.
2.6 Bank Sebagai Lembaga Intermediasi
Bank sebagai salah satu unsur pengembangan perekonomian yang
berkewajiban turut serta menanggulangi kesulitan ekonomi dan moneter . salah
satu keuntungan utama dari bisnis perbankan diperoleh dari selisih antara suku
22
bunga pinjaman (kredit) dan suku bunga simpanan, disamping pendapatan kredit,
keuntungan dalam bisnis perbankan dapat diperoleh dari penjualan jasa-jasa
kepada masyarakat (Jumono, 2016). Sedangkan Fungsi Intermediary dari bank
adalah sebagai lembaga perantara bagi pihak yang membutuhkan dana dengan
pihak yang kelebihan dana dengan cara menghimpun dana-dana masyarakat
dalam bentuk giro, deposito, dan simpanan serta menyalurkan dalam bentuk
pinjaman kredit (Ismail, 2010).
Melalui fungsi intermediasi, perbankan mampu menghimpun dana dari
pihak yang berkelebihan dana dan menyalurkannya kepada pihak yang
membutuhkan dana sehingga dapat dimanfaatkan untuk kegiatan produktif di
sektor riil. Dengan proses intermediasi ini, bank berperan penting dalam
mobilisasi dana-dana masyarakat untuk diputar sebagai salah satu sumber
pembiayaan utama bagi dunia usaha, baik untuk investasi maupun produksi,
dalam rangka prtumbuhan ekonomi.
Loan To Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio yang membandingkan
antara jumlah kredit yang disalurkan oleh bank dengan dana yang dihimpun oleh
bank. Dendawijaya (dalam Febrianto: 2013). Seperti halnya perusahaan, bank
juga harus mengukur likuiditasnya, namun apabila dalam mengukur likuiditas
perusahaan menggunakan current ratio atau acid test ratio, bank menggunakan
dengan rasio LDR. jika hasil dari pengukuran LDR menunjukkan angka rendah
maka bank dalam kondisi idle money (kelebihan likuiditas) sehingga bank
kehilangan kesempatan untuk mendapatkan laba yang lebih besar, Jumono (2015).
23
Besarnya LDR mengikuti perkembangan kondisi ekonomi Indonesia, dan sejak
pertengahan tahun 2013 bank dianggap sehat apabila besarnya LDR antara 78
persen sampai dengan 92 persen.
Pengertian lain menurut Jumono (2017) LDR adalah suatu pengukuran
tradisional yang menunjukkan deposito berjangka, giro, tabungan, dan lain-lain
yang digunakan dalam memenuhi permohonan pinjaman (loan requests)
nasabahnya. Sedangkan menurut Siamat (2003) dalam Luh Widiari (2014), LDR
adalah rasio untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan
dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat (Dana Pihak Ketiga) yang
digunakan, LDR dapat pula digunakan untuk menilai strategi manajemen suatu
bank, dengan Manajemen bank yang konservatif biasanya memiliki
kecenderungan LDR yang relatif rendah, sebaliknya untuk manajemen yang
agresif memiliki LDR yang tinggi atau melebihi batas toleransi. Semakin tinggi
rasio tersebut akan memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan
likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena jumlah yang
diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar. Rasio ini juga
merupakan indikator kemampuan dari suatu bank.
Disamping sektor industri perbankan yang sangat kompetitif, penentuan
tingkat suku bunga kredit menjadi suatu alat persaingan yang sangat strategis.
Perbankan diharapkan mampu mengandalikan tingkat suku bunga kredit yang
lebih rendah dibanding dengan bank lainnya. Menurut Dendawijaya (2000:105)
kebijakan penentuan tingkat suku bunga kredit harus memperhatikan dan
24
menganalisis komponen yang menentukan tingkat suku bunga kredit adalah
sebagai berikut :
1. Cost Of Fund
2. Overhead Cost
Selain itu, Suku bunga deposit dan Suku bunga kredit merupakan refleksi
dari permintaan dan penawaran, kenaikan ataupun penurunan suku bunga selain
dipengaruhi oleh kondisi eksternal juga dipengaruhi oleh kondisi internal suatu
perusahaan. Jika perusahaan dalam kondisi keuangan buruk maka akan
menaikkan suku bunga deposito untuk memperoleh pendanaan dari masyarakat.
Sedangkan kenaikan suku bunga kredit dapat menjadi strategi bagi bank untuk
dapat meningkatkan pendapatan operasionalnya dari pendapatan bunga tersebut.
Dalam menjalankan fungsinya sebagai intermediasi bank, pendanaan (Cost
Of Fund) merupakan suatu hal yang penting untuk menyalurkan pinjaman
kepada masyarakat. Menurut Kasmir (2008:135) menyatakan bahwa biaya dana
(Cost Of Funds )merupakan total bunga yang dikeluarkan oleh bank untuk
memperoleh dana simpanan baik dalam bentuk simpanan giro, tabungan maupun
deposito. Total biaya dana tergantung dari seberapa besar bunga yang ditetapkan
untuk memperoleh dana yang diinginkan, semakin besar bunga yang dibebankan
terhadap bunga simpanan, maka akan semakin tinggi biaya dananya demikian
pula sebaliknya. Sedangkan menurut Jumono (2016), proporsi pendapatan
terbesar bank berasal dari pendapatan bunga kredit yang disalurkan, Sedangkan
jumlah kredit yang disalurkan tersebut didanai oleh beberapa sumber yaitu,
25
modal sendiri, pinjaman dari lembaga lain, dan dana pihak ketiga atau
masyarakat. Dana yang dihimpun dari masyarakat ternyata merupakan sumber
dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank dan bisa mencapai 80% - 90%
dari seluruh dana yang dikelola bank (Dendawijaya 2005:35).
Loan to Asset Ratio (LAR) Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat
likuiditas bank yang menunjukkan kemampuan bank untuk memenuhi
permintaan kredit dengan total asset yang dimiliki (Martono, 2004: 82). Pendapat
lain dari Kasmir (2008:224) menyatakan bahwa LAR merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah harta
yang dimiliki bank. Rasio ini menggambarkan perbandingan seberapa besar
kredit yang diberikan bank dibandingkan dengan besarnya total asset yang
dimiliki bank. Semakin besar kredit yang disalurkan maka semakin rendah risiko
kredit yang mungkin dihadapi karena kredit yang disalurkan didanai dengan asset
yang dimiliki (Dendawijaya, 2005).
Menurut Sawir (2008:13) debt ratio merupakan rasio yang menunjukkan
proporsi antara kewajiban yang dimiliki dan seluruh kekayaan yang dimiliki.
Sedangkan, menurut Lukman Syamsuddin (2009:54) menyatakan rasio ini
mengukur berapa besar aktiva yang dibiayai oleh kreditur. Semakin tinggi debt
ratio semakin besar jumlah modal pinjaman yang digunakan di dalam
menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Dan menurut Sofyan Syafri Harahap
(2010:304) menyatakan rasio ini menunjukkan sejauh mana utang dapat ditutupi
oleh aktiva. Apabila debt ratio semakin tinggi, sementara proporsi total aktiva
26
tidak berubah maka hutang yang dimiliki perusahaan semakin besar. Total hutang
semakin besar berarti rasio finansial atau rasio kegagalan perusahaan untuk
mengembalikan pinjaman semakin tinggi dan sebaliknya.
TETA atau Equity to Total Asset Ratio (EAR) adalah indikator Finansial
yang digunakan untuk mengukur keterikatan atau motivasi dari pemilik
kelangsungan usaha bank yang bersangkutan. Rasio ini menunjukkan besarnya
modal sendiri yang digunakan untuk mendanai seluruh aktiva perusahaan.
Semakin tinggi proporsi modal sendiri maka akan semakin tinggi pula keterikatan
atau motivasi pemilik atas kelangsungan usaha banknya, sehingga akan semakin
tinggi peranan pemilik dalam mempengaruhi manajemen peningkatan kinerja atau
efisiensi banknya secara lebih professional. Sebaliknya, proporsi modal sendiri
relatif rendah maka akan menyebabkan pemilik tidak merasa terlalu dirugikan
apabila banknya pailit atau bangkrut (Ambarriani, 2003)
Operating Profit Margin merupakan perbandingan antara laba usaha dan
penjualan. Selain itu rasio ini juga menggambarkan apa yang biasanya disebut
pure profit yang diterima atas setiap rupiah dari penjualan yang dilakukan.
Syamsuddin (dalam Juliana, 2013) Pada rasio ini, angka laba yang digunakan
dalam perhitungan adalah yang berasal dari kegiatan usaha pokok perusahaan.
Rasio ini mencerminkan tingkat efisiensi perusahaan sehingga rasio yang tinggi
menunjukkan keadaan yang kurang baik karena berarti bahwa setiap rupiah
penjualan yang terserap dalam biaya juga tinggi, dan yang bersedia untuk laba
27
kecil. Jadi perusahaan dimungkinkan melakukan income smoothing agar dapat
menjaga kestabilan likuiditas.
Menurut Mala (2017), total asset turnover merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur kemampuan perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan
dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari setiap rupiah yang
dihasilkan. Pendapat lain mengenai total asset turnover menurut Brigham
(2001:75) rasio ini digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva
perusahaan, rasio ini dihitung dengan membagi penjualan dengan total aktiva.
Sedangkan pengertian total asset turnover menurut Lukman syamsuddin
(2000:62) adalah : total asset turnover menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan
seluruh aktiva perusahaan di dalam menghasilkan volume penjualan tertentu. Jadi,
semakin besar rasio ini semakin baik yang berarti bahwa asset dapat lebih cepat
berputar dan meraih laba dan menunjukkan semakin efisien dalam penggunaan
keseluruhan asset dalam menghasilkan penjualan. total asset turnover ini penting
bagi para kreditur dan pemilik perusahaan, tapi akan lebih penting lagi bagi
manajemen perusahaan, karena hal ini akan menunjukkan efisien dan tidaknya
penggunaan seluruh asset dalam perusahaan.
2.7 Hasil Penelitian Terdahulu
Berikut beberapa penelitian terdahulu yang dapat mendukung
penelitian ini sebagai berikut :
28
Tabel 2.1 Jurnal Penelitian Terdahulu
Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian
Nasirudin
(2005)
Faktor-faktor yang
mempengaruhi Loan to
Deposit Ratio (LDR) di BPR
wilayah kerja kantor Bank
Indonesia Semarang
CAR (X1),
NPL (X2),
LR (X3),
LDR (Y)
CAR berpengaruh positif terhadap
Loan to Deposit Ratio (LDR),
Kredit Non-Lancar dan Tingkat
Suku Bunga berpengaruh negatif
terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR)
Ihah
Roshiyah
Zen
(2012)
Pengaruh Capital Adequacy
Ratio (CAR), Non-Performing
Financial (NPF), Debt to Total
Asset Ratio (DTAR) dan Dana
Pihak Ketiga (DPK) terhadap
penyaluran pembiayaan (Studi
kasus di BMT Al-Falah Kab.
Cirebon)
CAR (X1),
DPK (X2),
NPF (X3),
DTAR
(X4), LDR
(Y)
CAR dan DPK berpengaruh positif
signifikan terhadap penyaluran
pembiayaan, Non-Performing
Financial (NPF), Debt to Total Asset
Ratio (DTAR) berpengaruh negatif
terhadap pembiayaan
Dr.
Maher
Odeh Al-
Shamaile
h Salim.
M.
Khanfar
The Effect of the Financial
Leverage on the Profitability
in the Tourism Companies
(Analytical Study- Tourism
Sector- Jordan)
COF (X1),
KREDIT
(X2),
PROFITA
BILITAS
(Y)
Cost of Funding positif berpengaruh
signifikan terhadap kredit dan
profitabilitas
Aqidah
Asri
Suwarsi
(2007)
Pengaruh Loan To Assets
Ratio, Rate Of Return On
Loan Ratio, Capital Adequacy
Ratio, Dan Non Performing
Financing Terhadap
Penyaluran Pembiayaan
LAR (X1),
RRLR
(X2), NPF
(X3), LDR
(Y)
Loan to Assets Ratio (LAR) dan
Capital Adequacy Ratio (CAR)
berpengaruh positif terhadap
penyaluran pembiayaan , Rate of
Return on Loan Ratio (RRLR)
tidak berpengaruh terhadap
penyaluran pembiayaan, Non
Performing Financing (NPF)
berpengaruh negatif terhadap
penyaluran pembiayaan
29
Anna
Safitri
(2013)
Pengaruh Debt To Total
Assets Ratio, Quick Ratio, Net
Profit Margin, Return On
Investment Debitur Terhadap
Penyaluran Kredit Modal
Kerja Pada PT. BNI
DAR (X1),
QUICK
RATIO
(X2), NPM
(X3), ROI
(X4),
PENYALU
RAN
KREDIT
(Y)
Debt to Total Assets Ratio secara
individu (parsial) berpengaruh positif
terhadap penyaluran kredit, Quick Ratio
secara individu (parsial) tidak
berpengaruh terhadap penyaluran kredit,
Net Profit Margin secara individu
(parsial) tidak berpengaruh terhadap
penyaluran kredit, Return On
Investment secara individu (parsial)
tidak berpengaruh terhadap pemberian
kredit
Arif
Lukman
Santoso
(2013)
Analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi Likuiditas
perbankan
NWC (X1),
ROA (X2),
ROE (X3),
DEPOSIT
(X4),
INTEREST
RATE
(X5), SIZE
BANK
(X6), NPL
(X7), LDR
(Y)
Net Working Capital, ROA, ROE,
CAR, Deposit rate dan Interest rate
berpengaruh signifikan terhadap
Likuditas bank, Size bank dan NPL
tidak ada pengaruh terhadap likuditas
bank
Karlina
Masbar
(2013)
Analisis Tingkat Suku Bunga
Deposito Terhadap Jumlah
Dana Deposito pada PD. BPR.
Sarimadu Kantor Kas Pasir
Pengairan
SUKU
BUNGA
DEPOSIT
O (X1),
SUKU
BUNGA
KREDIT
(X2), LDR
(Y)
Tingkat suku bunga deposito
berpengaruh negatif dengan jumlah
dana deposito
I Wayan
Sudirman
(2003)
Faktor-faktor penghambat
peningkatan Loan to Deposit
ratio (LDR) perbankan di
provinsi Bali
SUKU
BUNGA
DEPOSIT
O (X1),
SUKU
BUNGA
KREDIT
(X2), LDR
(Y)
bahwa suku bunga deposito BPR di
Bali berpengaruh secara signifikan
meningkatkan LDR perbankan, suku
bunga deposito bank umum
berpengaruh menurunkan secara
signifikan LDR perbankan
30
Antung
Agil ibnu
Giri
Analisis Faktor-faktor yang
mempengaruhi Kinerja
keuangan Bank yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia
DAR (X1),
DER (X2),
ROA (X3),
ROE (X4),
OPM (X5),
NPM (X6),
LABA (Y)
bahwa suku bunga kredit tidak
berpengaruh terhadap peningkatan
LDR perbankan, suku bunga kredit
bank umum berpengaruh
menurunkan secara signifikan tingkat
LDR perbankan.
OPM dan NPM secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap laba,
ROA dan ROE secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap laba
Mita Puji
Utari
(2011)
Analisis Pengaruh CAR, NPL,
ROA, BOPO terhadap LDR
(Studi kasus Bank Umum
Swasta Nasional Devisa di
Indonesia Periode 2005-2008)
CAR (X1),
NPL (X2),
ROA (X3),
BOPO
(X4), LDR
(Y)
CAR tidak berpengaruh terhadap
LDR.
NPL dan ROA berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap LDR, BOPO
berpengaruh positif terhadap LDR
Renniwaty
Siringorin
go (2012)
Karakteristik dan Fungsi
Intermediasi Perbankan di
Indonesia
STRUKTU
R
KEPEMILI
KAN (X1),
PROFITA
BILITAS
(X2),
UKURAN
BANK
(X3),
BEBAN
MANAJE
MEN (X4),
LDR (Y)
Struktur kepemilikan, profitabilitas,
ukuran, dan beban manajemen
mempengaruhi fungsi bank
intermediasi
Rizky
Arifah
Fauzia
(2015)
Pengaruh Faktor Internal dan
Eksternal perbankan terhadap
fungsi intermediasi perbankan
(studi pada 5 bank terbesar di
Indonesia)
CAR (X1),
NPL (X2),
INFLASI
(X3), ROA
(X4), LDR
(Y)
CAR, NPL dan Inflasi memiliki
pengaruh negatif tidak signifikan
terhadap LDR, ROA memiliki
pengaruh signifikan terhadap LDR
Gladys
Rosadaria
(2012)
Analisis Faktor-faktor yang
mempengaruhi Loan to
Deposit ratio sebagai
likuiditas Perbakan (studi
kasus pada bank umum di
Indonesia Periode 2006 -
2010)
NIM (X1),
EPS (X2),
CAR (X3)
LDR (Y)
NIM memiliki pengaruh positif
signifikan dan EPS negatif signifikan
terhadap LDR , CAR negatif signifikan
terhadap LDR
31
2.8 Hubungan antar Variabel
2.8.1 Hubungan antara Lending Rate terhadap LDR ( Loan to Deposit Ratio)
Semakin tinggi suku bunga kredit maka semakin rendah likuiditas karena
bank mempunyai kesulitan untuk membayar dana pada pihak ketiga (Jumono,
2016). Tingginya suku bunga kredit menyebabkan keengganan masyarakat untuk
mengambil pinjaman di bank. Hal ini akan menyebabkan pemasukan dari
penghasilan bunga kredit berkurang. Dari hasil penelitian yang dilakukan
Nasiruddin (2005) menghasilkan temuan bahwa variabel suku bunga kredit
berpengaruh negatif terhadap likuiditas yang diukur dengan LDR. Dengan
demikian dapat disimpulkan lending rate memiliki hubungan negatif terhadap
loan to deposit ratio.
2.8.2 Hubungan antara Cost Of Fund terhadap LDR
Kegiatan pendanaan memiliki hubungan yang cukup erat dalam fungsi
intermediasi, dengan banyaknya pendanaan yang dihimpun oleh bank maka akan
semakin banyak dana yang disalurkan oleh bank ke masyarakat yang
membutuhkan (Dendawijaya 2005:35), Dengan kata lain semakin tinggi tingkat
rasio COF, maka akan semakin tinggi likuiditas (penyaluran kredit) kepada
masyarakat. Dengan demikian dapat disimpulkan cost of fund memiliki hubungan
positif dengan loan to deposit ratio.
Fredrick
Ogilo,
Leonard
Oscar
Mugenya
h (2015)
Determinants of Liquidity
Risk of Commercial Banks in
Kenya
LAR (X1),
KEPEMILI
KAN (X2),
LEVERAG
E (X3),
CAR (X4),
LDR (Y)
Loan to Asset Ratio (LAR),
Ownership type, Leverage, dan Size
berpengaruh negatif terhadap Loan to
Deposit Ratio (LDR), Capital
Adequacy ratio berpengaruh positif
terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR)
32
2.8.3 Hubungan antara Loan to Asset Ratio terhadap LDR
Dendawijaya (2005) mengatakan jika semakin besar kredit yang disalurkan
maka semakin rendah risiko kredit yang mungkin dihadapi karena kredit yang
disalurkan didanai dengan asset yang dimiliki. Sehingga dapat mempengaruhi
perusahaan untuk melakukan penyaluran kredit. Dengan demikian dapat
disimpulkan loan to asset ratio memiliki hubungan positif dengan loan to deposit
ratio.
2.8.4 Hubungan antara Debt to Asset Ratio terhadap LDR
Debt asset ratio merupakan rasio yang menunjukkan sejauh mana utang
dapat ditutupi oleh aktiva lebih besar rasionya lebih aman/solvable, Jumono
(2011) semakin tinggi debt asset ratio, sementara proporsi total aktiva tidak
berubah maka hutang yang dimiliki perusahaan semakin besar yang berarti rasio
finansial atau rasio kegagalan perusahaan untuk mengembalikan pinjaman
semakin tinggi dan sebaliknya. Dengan demikian dapat disimpulkan debt to asset
ratio memiliki hubungan negatif dengan loan to deposit ratio.
2.8.5 Hubungan antara Equity to Total Asset Ratio terhadap LDR
Permodalan menjadi salah satu indikator yang paling penting bagi bank.
EAR memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang
mengandung resiko, yang dibayai dari modal sendiri. penentu yang signifikan atau
berpengaruh positif terhadap Likuiditas (LDR). semakin efisiensi modal bank
yang digunakan untuk aktivitas operasional mengakibatkan bank mampu
meningkatkan pemberian kredit sehingga akan mengurangi risiko bank (Syafitri,
33
2010). Dengan demikian dapat disimpulkan Equity to asset ratio memiliki
hubungan positif dengan loan to deposit ratio.
2.8.6 Hubungan antara Operating Profit Margin terhadap LDR
Rasio ini menggambarkan tingkat efisiensi perusahaan sehingga rasio yang tinggi
menunjukkan keadaan yang kurang baik karena berarti bahwa setiap
rupiah penjualan yang terserap dalam biaya juga tinggi (Jumono: 2016).
Dengan demikian dapat disimpulkan Operating Profit Margin memiliki
hubungan positif terhadap loan to deposit ratio.
2.8.7 Hubungan antara Total Asset Turnover terhadap LDR
Tingkat perputaran asset menunjukkan kemampuan sebuah manajemen mengelola
seluruh investasi guna menghasilkan penjualan. semakin tinggi tingkat
perputaran asset, maka semakin tinggi tingkat pengembalian investasi
yang dikeluarkan oleh perusahaan. Dengan kata lain rasio perputaran asset
menunjukkan bagaimana efektivitas perusahaan menggunakan
keseluruhan asset untuk menciptakan penjualandan mendapatkan laba
(Lukman Syamsuddin,2000:62). Dengan demikian dapat disimpulkan
Total Asset turnover memiliki hubungan positif dengan loan to deposit
ratio.
2.9 Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan tentang suatu yang untuk sementara waktu dianggap
benar. Selain itu juga, hipotesis dapat diaturkan sebagai pernyataan yang akan
diteliti sebagai jawaban sementara dari suatu masalah. Berdasarkan rumusan
34
masalah, tujuan, teori penelitian terdahulu dan metode penelitian, maka hipotesis
dalam penelitian ini adalah
H₁ : diduga terdapat pengaruh negatif signifikan antara Lending Rate terhadap
Loan Deposit Ratio
H₂ : diduga terdapat pengaruh positif signifikan antara Cost Of Fund terhadap
Loan Deposit Ratio
H₃ : diduga terdapat pengaruh positif signifikan antara Loan to Asset Ratio
terhadap Loan Deposit Ratio
H₄ : diduga terdapat pengaruh negatif signifikan antara Debt to Asset Ratio
terhadap Loan Deposit Ratio
H₅ : diduga terdapat pengaruh positif signifikan antara Total Equity to Total Asset
terhadap Loan Deposit Ratio
H₆: diduga terdapat pengaruh positif signifikan antara Operating Profit Margin
terhadap Loan Deposit Ratio
H₇ : diduga terdapat pengaruh positif signifikan antara Total Asset Turnover
terhadap Loan Deposit Ratio
H₈ : diduga variabel LR, COF,LAR, DAR, TETA, OPM, TATO berpengaruh
signifikan secara simultan terhadap Loan Deposit Ratio
35
2.10 Model Penelitian
DAR
(X4)
TETA
(X5)
LDR
(Y)
LAR
(X3)
COF
(X2)
LR
(X1)
OPM
(X6)
TATO
(X7)
H1
H2
H3
H7
H6
H5
5
H4
H8
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Riset
Desain riset dalam skripsi ini adalah Penelitian Assosiatif - Kausalitas
yaitu suatu penelitian yang mencari pengaruh antara variabel independen
terhadap variabel dependen serta mencari hubungan sebab- akibat
(Jumono, 2017). Dalam penelitian ini, pengaruh yang akan diteliti adalah
pengaruh LR, COF, LAR, DAR, TETA, OPM dan TATO terhadap Loan
to Deposit Ratio.
3.2 Jenis Penelitian
Penelitian dalam skripsi ini menggunakan penelitian kuantitatif.
Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang
spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstuktur dengan jelas
sejak awal hingga pembuatan Desain Penelitiannya (Sugiyono, 2012).
3.3 Objek Penelitian
Objek penelitian dalam skripsi ini adalah LR, COF, LAR, DAR,
TETA, OPM dan TATO sebagai variabel independen (variabel x) Loan to
Deposit Ratio adalah variabel dependen (variabel y). penelitian ini
dilakukan dilakukan pada Laporan – Laporan Triwulan Keuangan
Perusahaan Perbankan Indonesia yang bersumber pada Laporan Keuangan
37
Perbankan melalui situs resmi website Bank Indonesia (BI) pada :
www.bi.go.id.
3.4 Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian. Populasi dalam
penelitian ini adalah kelompok Bank Campuran di Indonesia periode tahun
2010 – 2015 yaitu sebanyak 15 bank.
Tabel 3.1
Daftar Bank Campuran di Indonesia periode 2010 – 2015
1 PT. Bank Agris
2 PT. Bank ANZ Indonesia
3 PT. Bank BNP Paribas Indonesia
4 PT. Bank Capital Indonesia Tbk
5 PT. Bank Chinatrust Indonesia
6 PT. Bank Commowealth
7 PT. Bank DBS Indonesia
8 PT. Bank KEB Indonesia
9 PT. Bank Maybank Syariah Indonesia
10 PT. Bank Mizuho Indonesia
11 PT. Bank Rabobank International Indonesia
12 PT. Bank Resona Perdania
13 PT. Bank Sumitomo Mitsui Trust Bank Limited
14 PT. Bank Windu Kentjana Internationak Tbk
15 PT. Bank Woori Indonesia
Sumber : Bank Indonesia( (2016)
Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode
purposive sampling, yaitu metode pemilihan sampel dalam kriteria
tertentu. Kriteria sampel penelitian ini adalah :
38
1. Perusahaan perbankan di Indonesia yang telah terdaftar di Bank
Indonesia yang melaporkan keuangan dan tercantum dalam
website BI periode 2010 – 2015.
2. Tetap aktif dalam industri Perbankan Indonesia dari tahun 2010-
2015.
Tabel 3.2
Data Bank Campuran di Indonesia Periode 2010 -2015
Jumlah Bank Campuran di Indonesia periode 2010 -2015 15
Bank yang tidak melaporkan keuangan pada BI selama
periode 2010 – 2015 (laporan tidak lengkap).
(2)
Jumlah sampel yang sesuai kriteria penelitian 13
Sumber : Bank Indonesia (2016)
3.5 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu
data–data laporan keuangan triwulan perbankan periode 2010-2015. Data
sekunder biasanya telah dikumpulkan oleh pengumpul data dan dipublikasikan
kepada masyarakat pengguna data (Sugiyono dalam Nandadipa,2010). Data yang
digunakan yakni data Bank Indonesia, dan yang diperoleh dari publikasi laporan
triwulan yang dirilis oleh BI setiap triwulannya melalui situs website resmi BI :
www.bi.go.id .
39
3.6 Operasional Variabel
Tabel 3.3
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel Definisi Rumus Skala
Pengukur
an
Lending Rate
(LR)
Untuk mengukur seberapa
besar kredit yang di danai
oleh asset
x 100%
Rasio
Cost of Fund
(COF)
Total bunga yang
dikeluarkan oleh bank
untuk memperoleh dana
simpanan baik dalam
bentuk simpanan giro,
tabungan maupun
deposito
ℎ
x 100%
Rasio
Loan to Asset
Ratio
(LAR)
Kemampuan bank untuk
memenuhi permintaan
kredit dengan
menggunakan total asset
yang dimiliki bank.
x 100%
Rasio
Debt to Asset
Ratio
(DAR)
Untuk mengukur seberapa
besar jumlah aktiva
perusahaan dibiayai
dengan total hutang
ℎ
x 100%
Rasio
Equity to Total
Asset Ratio
(EAR/TETA)
Untuk mengukur seberapa
besar jumlah aktiva
perusahaam yang didanai
oleh modal
x 100%
Rasio
Operating Profit
Margin
(OPM)
Untuk mengukur
kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan
keuntungan
x 100%
Rasio
Total Asset
Turnover
(TATO)
Untuk mengukur efisiensi
penggunaan aktiva untuk
menghasilkan penjualan
x 100%
Rasio
Loan to Deposit
Ratio
(LDR)
Untuk mengukur
kemampuan perusahaan
memberikan kredit
ℎ
x 100%
Rasio
40
3.7 Teknik Analisis Data
3.7.1 Model Estimasi Panel Data
Metode analisis data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah
metode analisis data kuantitatif. Digunakan metode analisis data
kuantitatif karena penelitian ini akan menganalisis masalah yang akan
diwujudkan dengan nilai tertentu. Penelitian ini juga akan menggunakan
teknik analisis regresi data panel seperti yang digunakan Jumono (2016).
Analisis regresi model data panel adalah analisis regresi dengan
struktur data panel. Data panel merupakan data gabungan antara data time
series (runtun waktu) dan data cross section (data silang). Data time series
merupakan data yang meliputi satu objek tertentu pada beberapa periode,
misalnya : harga saham, kurs mata uang, suku bunga kredit, dan tingkat
inflasi. Sedangkan data cross section adalah data yang memuat beberapa
objek dalam satu periode, misalnya : laba, biaya –biaya, tingkat investasi,
dan sebagainya. Dengan menggunakan analisis data panel akan
meningkatkan derajat kebebasan, mengurangi kolinearitas antar variabel
penjelas dan memperbaiki efisiensi estimasi (Gurajati, 2012). Dengan kata
lain, data panel adalah data dari beberapa individu yang diamati dalam
kurun waktu tertentu. Jika T merupakan periode waktu (t = 1,2,…,T) dan
N adalah jumlah objek, maka data panel total unit penelitian sebanyak NT.
Maka model regresi data panel dapat dirumuskan dengan (Nachrowi dan
Usman,2006) :
41
Y іᵼ = α+ ΒXіᵼ + εіᵼ I = 1,2,3 …., N; t = 1, 2, …., T ……..
(3.1)
Keterangan : N = Banyaknya observasi
T = banyaknya waktu
N x T = banyaknya data panel
Menurut Nachrowi dan Usman (2006), untuk mengestimasi
parameter model dengan data panel, terdapat beberapa teknik yang
mungkin digunakan yakni, model common effect , fixed effect, dan random
effect.
42
Gambar 3.3
Estimasi Model Panel Data
sumber : Jumono, 2016.
Keunggulan penggunaan data panel dibanding data runtun waktu dan data
lintas sektor adalah :
1. Oleh karena data yang berhubungan dengan individu, perusahaan, Negara
bagian, Negara dan lain-lain dari waktu ke waktu, ada batasan
heterogenitas dalam unit-unit tersebut. Teknik estimasi data panel dapat
mengatasi heterogenitas tersebut secara eksplisit dengan memberikan
43
variabel spesifik-subjek. Subjek disini merupakan istilah sederhana yang
mencakup unit-unit mikro seperti individu, perusahaan, Negara bagian dan
Negara.
2. Adanya penggabungan observasi time series dan cross section, data panel
memberi lebih banyak informasi, lebih banyak variasi, sedikit kolinearitas
antarvariabel, lebih banyak degree of freedom, dan lebih efisien.
3. Dengan mempelajari observasi cross section yang berulang-ulang, data
panel paling cocok untuk mempelajari dinamika perubahan.
4. Data panel paling baik untuk mendeteksi dan mengukur dampak yang
secara sederhana tidak bias dilihat pada data cross section murni atau time
series murni.
5. Data panel memudahkan untuk mempelajari model perilaku yang rumit.
Contohnya fenomena keekonomian berskala (economies of scale) dan
perubahan teknologi lebih tepat dipelajari menggunakan data panel
daripada data cross section murni atau time series murni.
Data panel dapat meminimumkan bias yang bisa terjadi jika kita
mengagregasi individu-individu atau perusahaan-perusahaan ke dalam
agregasi besar.Dalam mengestimasi model regresi data panel terdapat tiga
spesifikasi model yang mungkin digunakan, yakni model common effects,
fixed effects, dan random effect. Pada dasarnya, keberadaan efek spesifik
individu (αi) pada persamaan (4) dan korelasinya dengan variabel penjelas
yang teramati sangat menentukan spesifikasi model yang akan digunakan it X.
44
3.7.1.1 Model Common Effect
Model common effects atau pooled regression merupakan model
regresi data panel yang paling sederhana. Model ini pada dasarnya
mengabaikan struktur panel dari data, sehingga diasumsikan bahwa
perilaku antar individu sama dalam berbagai kurun waktu atau dengan kata
lain pengaruh spesifik dari masing-masing individu diabaikan atau
dianggap tidak ada. Dengan demikian, akan dihasilkan sebuah persamaan
regresi yang sama untuk setiap unit cross-section. Sesuatu yang secara
realistis tentunya kurang dapat diterima. Karena itu, model ini sangat
jarang digunakan dalam analisis data panel. Persamaan regresi untuk
model common effect dapat dituliskan sebagai berikut:
Y іᵼ = α+ βXіᵼ + εіᵼ I = 1,2,3 …., N; t = 1, 2, …., T
(3.2)
Y adalah variabel dependen, α adalah koefisien regresi, X adalah variabel
independen, β adalah estimasi parameter, εit adalah error term, N adalah
jumlah (individu) dan T adalah jumlah periode waktu.
Gurajati (2012) menyatakan bahwa berdasarkan asumsi struktur
matriks varians-varians residual, maka pada model common effects,
terdapat 4 metode estimasi yang dapat digunakan, yaitu:
a) Ordinary Least Square (OLS), jika struktur matriks varians-
kovarians residualnya diasumsikan bersifat homoskedastik
dan tidak ada cross sectional correlation.
45
b) Generalized Least Square (GLS) / Weighted Least Square
(WLS): Cross Sectional Weight, jika struktur matriks
varians-kovarians residualnya diasumsikan bersifat
heteroskedastik dan tidak ada cross sectional correlation.
c) Feasible Generalized Least Square (FGLS)/Seemingly
Uncorrelated Regression (SUR) atau Maximum Likelihood
Estimator (MLE), jika struktur matriks varians-kovarians
residualnya diasumsikan bersifat heteroskedastik dan ada
cross sectional correlation.
d) Feasible Generalized Least Square (FGLS) dengan proses
autoregressive (AR) pada error term-nya, jika sturktur
matriks varians-kovarians residualnya diasumsikan bersifat
heteroskedastik dan ada korelasi antar waktu pada
residualnya.
3.7.1.2 Fixed Effect Model Tetap
Model common effect cenderung mengabaikan struktur panel dari
data dan pengaruh spesifik masing-masing individu, maka model fixed
effect adalahnya sebaliknya. Pada model ini, terdapat efek spesifik
individu αi dan diasumsikan berkorelasi dengan variabel sejenis yang
teramati Xit.
46
Maka dalam model efek tetap hal tersebut diatasi yang mana model
ini memungkinkan adanya perubahan α pada setiap i dan t. secara
matematis, model efek tetap dapat dituliskan sebagai berikut:
Yit = α + βXit + ƴ₂ W₂ᵢ + ƴ₃ W₃ᵢ + …. + ƴɴ Wɴᵢ + σ₂ Zᵢ₂ + σ₃
Zᵢ₃ + …. + σᵢ Zᵢт + εᵢt
(3.3)
Keterangan:
Yit = variabel terikat untuk individu bank ke-I dan tahun ke-t
Xit = variabel bebas untuk individu bank ke-I dan tahun ke-t
Wit dan Zᵢt variabel dummy yang didefinisikan sebagai berikut:
Wit = 1 ; untuk bank I; I = 1,2, …., N=0 ; lainnya
Zit = 1 ; untuk tahun t; t = 1,2, …., T= 0 ; lainnya
Berdasarkan model di atas, terlihat bahwa sesungguhnya model
efek tetap adalah sama dengan regresi yang menggunakan dummy
variabel sebagai variabel bebas, sehingga dapat diestimasi dengan
OLS. Dengan diestimasinya model tersebut dengan OLS, maka akan
diperoleh estimator yang tidak bias dan konsisten.
3.7.1.3 Model Random Effect
Random Effect digunakan apabila terdapat suautu masalah pada
saat memasukkan peubah dummy dalam model fixed effects akan
menimbulkan konsekuensi tersendiri yaitu dapat mengurangibanyaknya
47
derajat kebebasan yang ada akhirnya akan mengurangi efisiensi dari
parameter yang diestimasi. Untuk mengatasi masalah tersebut maka dapat
digunakan model random effects. Model ini, parameter yang berbeda antar
individu maupun antar waktu dimasukkan ke dalam error, karena hal
inilah model ini sering juga disebut sebagai error component model.
Melihat persamaan di atas, maka dapat dinyatakan bahwa model
efek random menganggap efek rata-rata dari data cross-section dan time
series direpresentasikan dalam intercept. Sedangkan deviasi efek secara
random untuk data time-series direpresentasikan dalam νtdan deviasi
untuk data cross-section dinyatakan dalam uᵢ.
Jadi model efek random bisa diestimasi dengan OLS bila δᴜ² = δᴠ²
= 0. Kalau tidak demikian, Model Efek Random diestimasi dengan metode
Generalized Least Square (GLS).
Asumsi yang digunakan dalam model efek random ini adalah error
secara individual tidak saling berkolerasi, begitu pula dengan error
kombinasinya. Penggunaan pendekatan random effects dapat menghemat
derajat kebebasan dan tidak mengurangi jumlahnya seperti pada
pendekatan fixed effects. Hal ini brimplikasi pada parameter hasil estimasi
akan menjadi efisien. Semakin efisien maka model akan semakin baik.
Terkait dengan beberapa pilihan teknik untuk permodelan panel data,
sebelum model diestimasi dengan model yang tepat terlebih dahulu
48
dilakukan uji spesifikasi apakah Common Effect, Fixed Effect atau
Random Effect memberikan hasil yang sama.
3.7.2 Pemilihan Model Estimasi Data Panel
3.7.2.1 Chow Test
Uji Chow dilakukan untuk menentukan model common
effectatau Fixed effect yang paling tepat digunakan dalam
mengestimasi data panel. Asumsinya adalah bahwa setiap unit cross
section memiliki perilaku yang cenderung sama tidaklah realistis.
Mengingat dimungkinkan saja setiap unit cross section memiliki
perilaku yang berbeda. Hipotesis uji chow adalah sebagai berikut :
H₀: Model Common Effect atau Pooled Least Square
H₁ : Metode Fixed Effect
…….( 3.4)
Keterangan :
N = jumlah individu
T = periode waktu
K = jumlah variabel penjelas
RSS₁ dan RSS₂ masing-masing merupakan residual sum of
squaresteknik tanpa variabel dummy dan teknik fixed effect dengan
49
variabel dummy. Apabila nilai chow statistik (F stat pada E-views) hasil
uji lebih besar dari F tabel, maka hipotesis nol ditolak. Di dalam
pengolahan data, apabila P-Value < ɑ, maka H₀ ditolak dan H₁ diterima
sehingga model yang diigunakan adalah Fixed Effect.
3.7.2.2 Hausman Test
Pengujian untuk memilih apakah model akan dianalisis dengan
menggunakan metode Random Effect atau Fixed Effect dapat dilakukan
dengan Hausman Test. Hipotesis yang akan digunakan pada uji spesifikasi
hausman sebagai berikut:
H₀: Model Random Effect
H₁ : Metode Fixed Effect (Unrestricted)
Dengan perbandingan terhadap Chi Square tabel, jika hausman
statistics lebih besar dari Chi Square tabel maka cukup bukti untuk
menolak hipotesis nol sehingga model yang lebih sesuai dalam
menjelaskan dalam permodelan data panel tersebut adalah model efek
tetap, begitu pula sebaliknya. Di dalam pengolahan menggunakan
Software eviews 6.1, jka P-Value <ɑ maka H₀ ditolak dan H₁ diterima
sehingga model yang diigunakan adalah Fixed Effect.
3.7.2.3 The Breusch-Pagan LM Test
Pengujian untuk memilih apakah model akan dianalisis dengan
menggunakan metode Random Effect atau Pooled Least Square dapat
50
dilakukan dengan TheBreusch-Pagan Lm Test dimana menggunaka
hipotesis sebagai berikut:
H₀ : Model Pooled Least Square (Restricted)
H₁ : Metode Random Effect
Dasar penolakan H₀ menggunakan statistik LM Test yang
berdasarkandistribusi Chi-Square. Jika LM statistics lebih besar dari Chi
Square tabel maka H₀ ditolak, sehingga model yang lebih sesuai dalam
menjelaskanpermodelan data panel tersebut adalah model pooled least
square,begitu pula sebaliknya.
3.7.3 Uji Postestimation (Diagnostic Testing)
Model yang telah terpilih akan diuji menggunakan beberapa uji
postestimation untuk mengetahui apakah model tersebut valid sebagai
estimator untuk menjawab hipotesis penelitian.
3.7.3.1 Uji Heterokedastisitas
Pada asumsi yang kedua, var(υᵼ) = σ² < ∞, variasi dari error
diharapkan konstan untuk setiap observasi. Asumsi ini disebut juga
homoscedasticity. Ketika variasi dari error tidak konstan maka kita akan
menemui heteroscedasticity di dalam error.
Menurut Ajija dkk (201), heteroskedastisitas merupakan keadaan
di mana suatu gangguan yang muncul dalam fungsi regresi populasi tidak
51
memiliki varian yang sama. Sedangkan menurut Suliyanto (2011),
heteroskedastisitas berarti ada varian variabel pada model regresi yang
tidak sama (konstan). Sebaliknya, jika variabel-variabel pada model
regresi memiliki nilai yang sama (konstan), maka disebut dengan
homoskedastisitas.
Yang diharapkan dari model regresi adalah adanya
homoskedastisitas. Heteroskedastisitas biasanya banyak terjadi pada data
yang bersifat cross section. Menurut Sarwoko (2005), terdapat beberapa
alasan munculnya persoalan heteroskedastisitas, yaitu :
a) Database dari satu atau lebih variabel mengandung nilai-nilai
dengan suatu jarak (range) yang lebar;
b) Perbedaan laju pertumbuhan antara variabel-variabel dependen
dan independen adalah signifikan dalam periode pengamatan
untuk data runtut waktu
c) Di dalam data itu sendiri memang terdapat heteroskedastisitas,
terutama pada data seksi silang.
Menurut Suliyanto (2011), beberapa contoh penyebab perubahan
nilai varian yang berpengaruh pada homoskedastisitas residualnya, yaitu
adanya pengaruh dari kurva pengalaman (learning curve), adanya
peningkatan perekonomian dan adanya peningkatan teknis pengambilan
data.
52
Gurajati (2012) menyatakan bahwa heteroskedastisitas tidak
menghilangkan sifat-sifat ketidakbiasan dan konsistensi dari estimator-
estimator OLS tetapi mereka tidak lagi efisien, bahkan tidak asimtotis(
(pada sampel besar).
Menurut Sarwoko (2005) persoalan heteroskedastisitas seringkali
ditangani dengan dua cara pertama, mentransformasikan data dengan suatu
faktor yang tepat, kemudian baru menggunakan prosedur OLS terhadap
data yamg telah ditransformasikan. Prosedur yang meliputi dua langkah
ini, sering dikenal dengan nama General Least Square (GLS). Kedua
transformasi data dalam bentuk translog.
Konsekuensi dari heteroscedasticity antara lain :
1. Estimator yang dihasilkan tetap konsisten, tetapi tidak lagi
effiecient. Ada estimator lain yang memiliki variance lebih kecil
dari pada estimator yang memiliki error yang heteroscedastic.
2. Standard error yang dihitung oleh OLS yang memiliki error
heteroscedastic tidak lagi akurat. Hal ini menyebabkan inferensi
(uji hipotesis) yang menggunakan standard error ini tidak akurat.
Cara mendeteksi terjadinya heteroscedasticity bisa dilakukan
dengan metode informal maupun uji formal. Pengamatan informal
dilakukan dengan cara mem-plot residual kuadrat dengan ŷ atau
dengaan mem-plot residual kuadrat dengan salah satu variabel
independen.
53
3.7.3.2 Uji Multikolinearitas
Multicollinearity dapat didefinisikan secara ‘loose’ sebagai
suatu situasi dimana terjadi hubungan linear antar variabel independen.
Hal ini melanggar asumsi regresi dimana disyaratkan sebaliknya.
Konsekuensi multicollinearity antara lain:
Jika terdapat multicollinearity paramtere yang diestimasi
akan bersifat BLUE tetapi estimator akan memiliki variance dan
standard error yang besar sehingga uji hipotesis kurang akurat.
Karena standard error yang besar maka interval pengujian akan besar
sehingga hipotesa nol akan sering ditolak.
a) T-stat akan banyak yang tidak signifikan walaupun R²
tinggi.
b) Estimator OLS akan sensitive terhadap perubahan kecil
pada data.
Cara mendeteksi multikolinieritas antara lain:
1) Menghitung koefisien korelasi antar variabel
independen.
2) Melihat apabila R² tinggi tetapi tidak ada atau
sedikit t-stat yang signifikan.
3) Melakukan regresi antar satu variabel independen
dengan variabel independen lainnya.
54
Jika terdapathasil regresi yang R² tinggi maka ada
kemungkinan multicollinearity.
Pengujian untuk melihat secara pasti jenis multicollinearity
yang terjadi belum ada di dalam literatur. Masih banyak perdebatan
tentang hal ini. Cara-cara di atas merupakan cara sedrhana yang
masih banyak kekurangan.
Remedial untuk multicollinearity antara lain:
1) Melakukan transformasi data (kemungkinan non-
stationarity).
2) Men-drop variabel.
Do nothing karea multicollinearity is god’s will
(Blanchard, seperti dikutip oleh gujarati hal.363.)
Uji multikolinieritas dilakukan dengan tujuan untuk menguji
apakah ada korelasi di antara variabel independen. Menurut
Suliyanto (2011), uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi yang terbentuk ada korelasi yang
tinggi atau sempuran di antara variabel bebas atau tidak. Jika
dalam model regresi terdapat korelasi yang tinggi atau sempurna di
antara variabel bebas, maka model regresi tersebut dinyatakan
mengandung gejala multikolinier.
55
3.8 Uji Hipotesis
3.8.1 Uji F-Statistik
Dalam pengujian ini diuji apakah semua variabel bebas secara
bersama-sama mempengaruji variabel terikat. Pengujian ini dilakukan
dengan distribusi F. signifikansi pengujian ini secara langsung dapat
dilihat dari besarnya angka probabilitas. Jika P-Value (F-statistik) lebih
kecil dari ɑ (ɑ = 5% atau 0,10) maka seluruh variabel bebas secara
bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikatnya.
3.8.2 Uji T-Statistik
Analisis statistic secara parsial digunakan untuk melihat signifikan dari
masing-masing variabel bebas secara individual dalam menjelaskan
variabel terikat pada model dengan menggunakan uji t, dimana hipotesis
nol (H₀: β = 0) artinya nilai koefisien sama dengan nol, sedangkan
hipotesis alternatif (H₁: β≠ 0) artinya nilai koefisien berbeda dengan nol.
Signifikan ini secara langsung dapat dilihat dari besarnya angka
probabilitas. Jika p-value (t-statistik) lebih kecil dari ɑ (ɑ = 5% atau 0,10)
maka variabel bebas tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel terikatnnya atau tolak H₀.
3.9 Koefisien Determinasi
Masalah yang terjadi jika melakukan pengujian dengan
menggunakan R² adalah jika variabel bebasnya ditambah maka nilai R²
akan bertambah besar. Pengujian dengan AdjustedR² secara objektif
56
melihat pengaruh penambahan variabel bebas, apakah variabel tersebut
mampu memperkuat variasi penjelasan variabel terikat. Adapun
penghitungan nilai Adjusted R² adalah sebagai berikut:
Adjusted R² = 1 – (1 - R²)
Dimana: N = banyaknya observasi
K = banyaknya variabel bebas
DAFTAR PUSTAKA
Agnes, Sawir. 2008. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum.
Agus, Harjitodan Martono. 2004. Manajemen Keuangan. Jakarta: Ekonisia.
Ahmed, Neveed, et al. 2011. Risk Management Practices and Islamic Banks: An
Empirical Investigation From Pakistan. International Journal of
Research in Business, Vol. 1: 50-57.
Akhtar, et al. 2011. Liquidity Risk Management : A Comparative Study Between
Conventional and Islamic Bank of Pakistan. Interdisciplinary Journal
of Research in Business, Vol. 1: 35-44.
Ambarriani, A. Susty. 2003. Faktor-faktor yang mempengaruhi Efisiensi
Perbankan di Indonesia.
Andriyani, Nina. 2007. Analisis Pengaruh Pemberian Kredit, Suku Bunga
Tabungan dan Suku Bunga Deposito terhadap Loan to Deposit Ratio.
Skripsi. Universitas Muhammadiah Surakarta.
Damodar, Gurajati. 2012. Dasar - Dasar Ekonometrika. Edisi 5. Jakarta : Salemba
Empat.
Darmawi, Herman. 2011. Manajemen Perbankan. Jakarta : Bumi Aksara.
57
Ferry, Idroes. 2008. Manajemen Risiko Perbankan Edisi 1. Jakarta : Rajawali
Pers.
Galih, Adhitya, Tito. 2011. Pengaruh Dana Pihak, Ketiga, Capital Adequacy
Ratio, Non Performing Loan, Return On Asset dan Loan to Deposit
RatioTerhadap Jumlah Penyaluran Kredit Pada Bank Indonesia. Skripsi.
Universitas Diponegoro.
Hamonangan, Reynaldo. 2009. Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Debt to Equity
Ratio, Non Performing Loan, Operating Ratio, Loan to Deposit Ratio
Terhadap Return On Equity (ROE) Perusahaan Perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.
Harahap, Sofyan, Syafri. 2010. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta :
PT Raja Grafindo Persada.
Hg. Suseno dan Bambang Hartono. 2005. “Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi
Tingkat Loan to Deposit Ratio (LDR) Perbankan Nasional 2004 –
2005.
http://financeroll.co.id/news/penyaluran-fungsi-intermediasi-bank-asing-makin-
melonjak-105-persen/ . diakses 03 Desember 2016, Pukul 19.00 wib.
Iqbal, Anjum. 2012. Liquidity Risk Management : A Comparative Study Between
Conventional And Islamic Bank Of Pakistan. Global Journal Of
Management And Business Research, Vol. 12: 54-64.
Islam, M. Muzahidul dan Hasibul Alam Chowdhury. 2009. A Comparative Study
Of Liquidity Management Of An Islamic Economic, Banking And
Finance, Vol. 5: 89-108
Ismail. 2010. Manajemen Perbankan. Jakarta : Kencana.
Isnaisyah, Fitri. 2010. Pengaruh Risiko Kredit Yang Diberikan Dan Tingkat
Likuiditas Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
Jumono, S., Achsani, N. A., Hakim, D. B., & Fidaus, M. (2015). Market Concentration,
Market Share, and Profitability (Study at Indonesian Commercial Banking in the
Period of 2001-2012). Asian Social Science, 11(27), 18.
Jumono, S., Achsani, N. A., Hakim, D. B., & Firdaus, M. (2015). The Impacts of ALMA
Primary Variables on Profitability An Empirical Study of Indonesian Banking,
International Research Journal of Business Studies (IRJBS), 8(1), 13.
Jumono, S., Achsani, N. A., Hakim, D. B., & Fidaus, M. (2016). The Effect of Loan
Market Concentration on Banking Rentability: A Study of Indonesian
58
Commercial Banking, Dynamics Panel Data Regression Approach.
International Journal of Economics and Financial Issues, 6(1).
Jumono, S., Adhikara, M.F.A., Mala, C.M.F. (2016). Profit Structure of Indonesian
Banking Industry (An Empirical Study Based on Du Pont Model). Journal of
Emerging Issues in Economics, Finance and Banking, 5 (2), 1938.
Jumono, S., Abdurrahman, A., Mala, C.M.F. (2017). Market Concentration Index and
Performance: Evidence from Indonesian Banking Industry. International
Journal of Economics and Financial Issues, 7 (2), 249.
Kasmir. 2007. Dasar – Dasar Perbankan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Kasmir. 2008. Manajemen Perbankan Edisi Revisi. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.
Kasmir. 2012. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta : Rajawali Pers.
Latumaerissa, Julius R. 2011. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta :
Salemba Empat.
Lukman, Dendawijaya. 2000. Manajemen Perbankan. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Lukman, Dendawijaya. 2005. Manajemen Perbankan Edisi Kedua. Jakarta :
Ghalia Indonesia.
Mala, C.M.F. (2017). The Prospect of Dual Unit Banking System in Indonesian
Regional Banking. Account and Financial Management Journal, 2(1).
Nandadipa, Seandy. 2010. Analisis Pengaruh CAR, NPL, Inflasi, Pertumbuhan
DPK dan Exchange Rate Terhadap LDR. Skripsi. Universitas
Diponegoro.
Nasirudin. 2005. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Loan To Deposit Ratio
(LDR) Di BPR Wilayah Kerja Kantor Bank Indonesia Semarang .
Tesis. Universitas Diponegoro.
Prasnugraha, Ponttie. 2007. Analisis Pengaruh Rasio – Rasio Keuangan Terhadap
Kinerja Bank Umum Di Indonesia. Tesis. Universitas diponegoro.
Prayudi, Arditya. 2011. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non
Performing Loan (NPL), Return On Asset (ROA) Dan Net Interest
Margin (NIM) Terhadap Loan To Deposit Ratio. Skripsi. Gunadarma
University E-Paper.
Reksoprayitno, Soediyono. 1992. Mikro Pengantar Analisa Pendapatan Nasional.
Yogyakarta : Liberty.
59
Ritha, Henny dan Raditya, Eri. 2013. Pengaruh Faktor Internal Dan Eksternal
Terhadap Fungsi Intermediasi Bank Umum Swasta Nasional Devisa
Periode 2006 – 2010.
Ruslian, Cahyo, Sandy. 2015. Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi
Likuiditas Pada Bank Campuran Konvensional Tahun 2010 – 2014.
Skripsi. Universitas Negeri Surabaya.
Santoso, Lukman, Arif dan Sukihanjani, Tekad. 2013. Analisis Faktor – Faktor
Yang Mempengaruhi Likuiditas Perbankan Di Indonesia.
Siamat, Dahlan. 2004. Lembaga Keuangan Edisi Keempat. Jakarta : Lembaga
Penerbit Universitas Indonesia.
Sitanggang, Eliza Evelyn. 2010. Pengaruh Likuiditas Perbankan Terhadap
Tingkat Diskonto Dan Dampaknya Pada Tingkat Suku Bunga Deposito
Berjangka. Skripsi. Universitas Sumatera.
Sitorus, Toga Tarana Cosman. 2010. Analisis Determinan Tingkat Suku Bunga
Pinjaman Di Indonesia Pendekatan Vector Autoregression. Tesis.
Universitas Sumatera Utara.
Sudirman, Wayan. 2003. Faktor – Faktor Penghambat Peningkatan Loan To
Deposit Ratio (LDR) Perbankan Di Provinsi Bali. Vol. 18 : 1-8.
Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/73/Intern DNP Tanggal 24 Desember 2004,
Perihal Pedoman Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum
(CAMELS RATING). Jakarta : Bank Indonesia.
Susanto, Agus. 2016. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Kredit
Pada Bank Campuran Periode 2010 – 2015. Skripsi. Universitas Esa
Unggul.
Syafitri, Erlina Dwi. 2011. Pengaruh CAR, NPL, LDR, NIM Dan Size Terhadap
Risiko Bisnis Bank. Skripsi. Universitas Diponegoro.
Syamsuddin, Lukman. 2000. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada.
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1998. Tentang Perubahan
Undang – Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan.
Utari, Mita Puji. 2011. Analisis Pengaruh CAR, NPL, ROA Dan BOPO Terhadap
LDR. Skripsi. Universitas Diponegoro.
Widiari, Luh. 2014. Analisis Pengaruh Loan To Deposit Ratio (LDR) Dan Suku
Bunga Kredit. Universitas Pendidikan Ganesha, Vol. 2 : 1.
Widjanarto. 2003. Hukum Dan Ketentuan Perbankan Di Indonesia. Jakarta :
Pustaka Utama Graffiti.
60
www.bi.go.id
www.ojk.go.id
www.wikipedia.com
Yahya, Muhammad. 2010. Analisis Variabel – Variabel Yang Mempengaruhi
Likuiditas Perbankan Periode 2004 – 2008. Skripsi. Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Zulkifli, Z. 2012. Suku Bunga Deposito Tergantung Keadaan Likuiditas. Investor
Daily. (diakses 06 Desember 2016, pukul 13.00 wib)

More Related Content

What's hot

ANALISIS PENGARUH PDB, INFLASI, TINGKAT BUNGA, DAN NILAI TUKAR TERHADAP DANA ...
ANALISIS PENGARUH PDB, INFLASI, TINGKAT BUNGA, DAN NILAI TUKAR TERHADAP DANA ...ANALISIS PENGARUH PDB, INFLASI, TINGKAT BUNGA, DAN NILAI TUKAR TERHADAP DANA ...
ANALISIS PENGARUH PDB, INFLASI, TINGKAT BUNGA, DAN NILAI TUKAR TERHADAP DANA ...
Abida Muttaqiena
 
Analisis Rasio Keuangan Bank
Analisis Rasio Keuangan BankAnalisis Rasio Keuangan Bank
Analisis Rasio Keuangan Bank
Trisnadi Wijaya
 
Indra wijaya hamzah. tugas review jurnal alk
Indra wijaya hamzah. tugas review jurnal alkIndra wijaya hamzah. tugas review jurnal alk
Indra wijaya hamzah. tugas review jurnal alk
IndraWijayaHamzah
 
Ak.keuangan
Ak.keuanganAk.keuangan
Ak.keuangan
Irvan Malvinas
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penyaluran kredit umkm
Faktor faktor yang mempengaruhi penyaluran kredit umkmFaktor faktor yang mempengaruhi penyaluran kredit umkm
Faktor faktor yang mempengaruhi penyaluran kredit umkm
Annisa Nurlestari
 
Pengaruh dpk dan tingkat suku bunga terhadap likuiditas
Pengaruh dpk dan tingkat suku bunga terhadap likuiditasPengaruh dpk dan tingkat suku bunga terhadap likuiditas
Pengaruh dpk dan tingkat suku bunga terhadap likuiditas
nurkholissyukron2
 
PPT PENGARUH KESEHATAN BANK DAN KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN LABA SE...
PPT PENGARUH KESEHATAN BANK DAN KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN LABA SE...PPT PENGARUH KESEHATAN BANK DAN KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN LABA SE...
PPT PENGARUH KESEHATAN BANK DAN KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN LABA SE...
miraokta16
 
Skripsi analisis laporan keuangan pada
Skripsi analisis laporan keuangan padaSkripsi analisis laporan keuangan pada
Skripsi analisis laporan keuangan padayogieardhensa
 
Prinsip CREDIT SCORING & Range _Materi Training CREDIT SCORING
Prinsip CREDIT SCORING & Range _Materi Training CREDIT SCORINGPrinsip CREDIT SCORING & Range _Materi Training CREDIT SCORING
Prinsip CREDIT SCORING & Range _Materi Training CREDIT SCORING
Kanaidi ken
 
970 2579-1-pb
970 2579-1-pb970 2579-1-pb
970 2579-1-pb
Telegu Buntu Dak Jelas
 
PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMS...
PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMS...PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMS...
PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMS...
Excruciate Limited
 
Manajemen risiko suku bunga
Manajemen risiko suku bungaManajemen risiko suku bunga
Manajemen risiko suku bunga
Desy Diyastuti
 
PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMS...
PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMS...PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMS...
PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMS...
Excruciate Limited
 
Seminar Manajemen Keuangan - Analisis rasio CAMEL
Seminar Manajemen Keuangan - Analisis rasio CAMELSeminar Manajemen Keuangan - Analisis rasio CAMEL
Seminar Manajemen Keuangan - Analisis rasio CAMEL
Dayana Florencia
 
Skripsi Manajemen Keuangan
Skripsi Manajemen KeuanganSkripsi Manajemen Keuangan
Skripsi Manajemen Keuangan
Skripsi Manajemen
 
Understanding the Use of Long-term Finance in Developing Economies
Understanding the Use of Long-term Finance in Developing EconomiesUnderstanding the Use of Long-term Finance in Developing Economies
Understanding the Use of Long-term Finance in Developing Economies
Arif Gunawan
 
Bank Syari'ah vs Bank Konvensional
Bank Syari'ah vs Bank KonvensionalBank Syari'ah vs Bank Konvensional
Bank Syari'ah vs Bank Konvensional
hasyim asy'ari
 
Damayanti Harian Analisa untung ada lembaga penjamin simpanan
Damayanti Harian Analisa untung ada lembaga penjamin simpananDamayanti Harian Analisa untung ada lembaga penjamin simpanan
Damayanti Harian Analisa untung ada lembaga penjamin simpanan
https://wartawatikeuangan.blogspot.com/
 

What's hot (20)

ANALISIS PENGARUH PDB, INFLASI, TINGKAT BUNGA, DAN NILAI TUKAR TERHADAP DANA ...
ANALISIS PENGARUH PDB, INFLASI, TINGKAT BUNGA, DAN NILAI TUKAR TERHADAP DANA ...ANALISIS PENGARUH PDB, INFLASI, TINGKAT BUNGA, DAN NILAI TUKAR TERHADAP DANA ...
ANALISIS PENGARUH PDB, INFLASI, TINGKAT BUNGA, DAN NILAI TUKAR TERHADAP DANA ...
 
Analisis Rasio Keuangan Bank
Analisis Rasio Keuangan BankAnalisis Rasio Keuangan Bank
Analisis Rasio Keuangan Bank
 
Indra wijaya hamzah. tugas review jurnal alk
Indra wijaya hamzah. tugas review jurnal alkIndra wijaya hamzah. tugas review jurnal alk
Indra wijaya hamzah. tugas review jurnal alk
 
Kuesioner skripsi khusus publik
Kuesioner skripsi khusus publikKuesioner skripsi khusus publik
Kuesioner skripsi khusus publik
 
Ak.keuangan
Ak.keuanganAk.keuangan
Ak.keuangan
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penyaluran kredit umkm
Faktor faktor yang mempengaruhi penyaluran kredit umkmFaktor faktor yang mempengaruhi penyaluran kredit umkm
Faktor faktor yang mempengaruhi penyaluran kredit umkm
 
Pengaruh dpk dan tingkat suku bunga terhadap likuiditas
Pengaruh dpk dan tingkat suku bunga terhadap likuiditasPengaruh dpk dan tingkat suku bunga terhadap likuiditas
Pengaruh dpk dan tingkat suku bunga terhadap likuiditas
 
1660 4469-1-pb
1660 4469-1-pb1660 4469-1-pb
1660 4469-1-pb
 
PPT PENGARUH KESEHATAN BANK DAN KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN LABA SE...
PPT PENGARUH KESEHATAN BANK DAN KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN LABA SE...PPT PENGARUH KESEHATAN BANK DAN KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN LABA SE...
PPT PENGARUH KESEHATAN BANK DAN KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN LABA SE...
 
Skripsi analisis laporan keuangan pada
Skripsi analisis laporan keuangan padaSkripsi analisis laporan keuangan pada
Skripsi analisis laporan keuangan pada
 
Prinsip CREDIT SCORING & Range _Materi Training CREDIT SCORING
Prinsip CREDIT SCORING & Range _Materi Training CREDIT SCORINGPrinsip CREDIT SCORING & Range _Materi Training CREDIT SCORING
Prinsip CREDIT SCORING & Range _Materi Training CREDIT SCORING
 
970 2579-1-pb
970 2579-1-pb970 2579-1-pb
970 2579-1-pb
 
PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMS...
PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMS...PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMS...
PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMS...
 
Manajemen risiko suku bunga
Manajemen risiko suku bungaManajemen risiko suku bunga
Manajemen risiko suku bunga
 
PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMS...
PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMS...PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMS...
PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMS...
 
Seminar Manajemen Keuangan - Analisis rasio CAMEL
Seminar Manajemen Keuangan - Analisis rasio CAMELSeminar Manajemen Keuangan - Analisis rasio CAMEL
Seminar Manajemen Keuangan - Analisis rasio CAMEL
 
Skripsi Manajemen Keuangan
Skripsi Manajemen KeuanganSkripsi Manajemen Keuangan
Skripsi Manajemen Keuangan
 
Understanding the Use of Long-term Finance in Developing Economies
Understanding the Use of Long-term Finance in Developing EconomiesUnderstanding the Use of Long-term Finance in Developing Economies
Understanding the Use of Long-term Finance in Developing Economies
 
Bank Syari'ah vs Bank Konvensional
Bank Syari'ah vs Bank KonvensionalBank Syari'ah vs Bank Konvensional
Bank Syari'ah vs Bank Konvensional
 
Damayanti Harian Analisa untung ada lembaga penjamin simpanan
Damayanti Harian Analisa untung ada lembaga penjamin simpananDamayanti Harian Analisa untung ada lembaga penjamin simpanan
Damayanti Harian Analisa untung ada lembaga penjamin simpanan
 

Similar to Propopsal ernaw

transfer ilmu
transfer ilmutransfer ilmu
transfer ilmu
bisow enow
 
Jurnal ekonomi lifia 011
Jurnal ekonomi lifia 011Jurnal ekonomi lifia 011
Jurnal ekonomi lifia 011
Lifia Citra Ramadhanti
 
Dampak Peraturan Capital Requirements Terhadap Efisiensi Biaya
Dampak Peraturan Capital Requirements Terhadap Efisiensi BiayaDampak Peraturan Capital Requirements Terhadap Efisiensi Biaya
Dampak Peraturan Capital Requirements Terhadap Efisiensi Biaya
Ekaputra Sananto
 
Jurnal perbankan
Jurnal perbankanJurnal perbankan
Jurnal perbankan
Operator Warnet Vast Raha
 
Analisis Faktor Faktor Risiko_ Materi Training Stress Testing
Analisis Faktor Faktor Risiko_ Materi Training Stress TestingAnalisis Faktor Faktor Risiko_ Materi Training Stress Testing
Analisis Faktor Faktor Risiko_ Materi Training Stress Testing
Kanaidi ken
 
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Stock Valuation
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Stock ValuationPT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Stock Valuation
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Stock Valuation
Ekaputra Sananto
 
Ppt camel danamond[1]
Ppt camel danamond[1]Ppt camel danamond[1]
Ppt camel danamond[1]
EnaAyunda
 
Ppt camel danamond
Ppt camel danamondPpt camel danamond
Ppt camel danamond
IndahMulyati2
 
Contoh proposal penelitian ilmiah
Contoh proposal penelitian ilmiahContoh proposal penelitian ilmiah
Contoh proposal penelitian ilmiah
Andrew Hutabarat
 
Analisis perbandingan kinerja keuangan bank syari’ah
Analisis perbandingan kinerja keuangan bank syari’ahAnalisis perbandingan kinerja keuangan bank syari’ah
Analisis perbandingan kinerja keuangan bank syari’ah
Erru Azhar
 
Analisisperbandingankinerjakeuanganbanksyariah 140515043708-phpapp01
Analisisperbandingankinerjakeuanganbanksyariah 140515043708-phpapp01Analisisperbandingankinerjakeuanganbanksyariah 140515043708-phpapp01
Analisisperbandingankinerjakeuanganbanksyariah 140515043708-phpapp01Deli Biru Agro
 
PPT RISIKO KREDIT.pptx
PPT RISIKO KREDIT.pptxPPT RISIKO KREDIT.pptx
PPT RISIKO KREDIT.pptx
putrihartinah2
 
Mini riset syariah
Mini riset syariahMini riset syariah
Mini riset syariah
Abigail Simanjuntak
 
Manajemen Risiko Kredit (Manajemen Perbankan)
Manajemen Risiko Kredit (Manajemen Perbankan)Manajemen Risiko Kredit (Manajemen Perbankan)
Manajemen Risiko Kredit (Manajemen Perbankan)
RizkikaAstari
 
928-1694-1-SM.pdf
928-1694-1-SM.pdf928-1694-1-SM.pdf
928-1694-1-SM.pdf
EkoPrasetio25
 
Perkembangn bank syariah di indonesia
Perkembangn bank syariah di indonesiaPerkembangn bank syariah di indonesia
Perkembangn bank syariah di indonesia
Patrysio Patti
 
PEREKONOMIAN INDONESIA
PEREKONOMIAN INDONESIAPEREKONOMIAN INDONESIA
PEREKONOMIAN INDONESIA
Lenny3212
 

Similar to Propopsal ernaw (20)

transfer ilmu
transfer ilmutransfer ilmu
transfer ilmu
 
Jurnal ekonomi lifia 011
Jurnal ekonomi lifia 011Jurnal ekonomi lifia 011
Jurnal ekonomi lifia 011
 
Dampak Peraturan Capital Requirements Terhadap Efisiensi Biaya
Dampak Peraturan Capital Requirements Terhadap Efisiensi BiayaDampak Peraturan Capital Requirements Terhadap Efisiensi Biaya
Dampak Peraturan Capital Requirements Terhadap Efisiensi Biaya
 
Bab i btn
Bab i btnBab i btn
Bab i btn
 
Jurnal perbankan
Jurnal perbankanJurnal perbankan
Jurnal perbankan
 
Analisis Faktor Faktor Risiko_ Materi Training Stress Testing
Analisis Faktor Faktor Risiko_ Materi Training Stress TestingAnalisis Faktor Faktor Risiko_ Materi Training Stress Testing
Analisis Faktor Faktor Risiko_ Materi Training Stress Testing
 
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Stock Valuation
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Stock ValuationPT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Stock Valuation
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Stock Valuation
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Ppt camel danamond[1]
Ppt camel danamond[1]Ppt camel danamond[1]
Ppt camel danamond[1]
 
Ppt camel danamond
Ppt camel danamondPpt camel danamond
Ppt camel danamond
 
Contoh proposal penelitian ilmiah
Contoh proposal penelitian ilmiahContoh proposal penelitian ilmiah
Contoh proposal penelitian ilmiah
 
Analisis perbandingan kinerja keuangan bank syari’ah
Analisis perbandingan kinerja keuangan bank syari’ahAnalisis perbandingan kinerja keuangan bank syari’ah
Analisis perbandingan kinerja keuangan bank syari’ah
 
Analisisperbandingankinerjakeuanganbanksyariah 140515043708-phpapp01
Analisisperbandingankinerjakeuanganbanksyariah 140515043708-phpapp01Analisisperbandingankinerjakeuanganbanksyariah 140515043708-phpapp01
Analisisperbandingankinerjakeuanganbanksyariah 140515043708-phpapp01
 
PPT RISIKO KREDIT.pptx
PPT RISIKO KREDIT.pptxPPT RISIKO KREDIT.pptx
PPT RISIKO KREDIT.pptx
 
BAB I
BAB IBAB I
BAB I
 
Mini riset syariah
Mini riset syariahMini riset syariah
Mini riset syariah
 
Manajemen Risiko Kredit (Manajemen Perbankan)
Manajemen Risiko Kredit (Manajemen Perbankan)Manajemen Risiko Kredit (Manajemen Perbankan)
Manajemen Risiko Kredit (Manajemen Perbankan)
 
928-1694-1-SM.pdf
928-1694-1-SM.pdf928-1694-1-SM.pdf
928-1694-1-SM.pdf
 
Perkembangn bank syariah di indonesia
Perkembangn bank syariah di indonesiaPerkembangn bank syariah di indonesia
Perkembangn bank syariah di indonesia
 
PEREKONOMIAN INDONESIA
PEREKONOMIAN INDONESIAPEREKONOMIAN INDONESIA
PEREKONOMIAN INDONESIA
 

Recently uploaded

PENYUSUNAN POHON KINERJA ORGANISASI.pptx
PENYUSUNAN POHON KINERJA ORGANISASI.pptxPENYUSUNAN POHON KINERJA ORGANISASI.pptx
PENYUSUNAN POHON KINERJA ORGANISASI.pptx
dyanamaniz78
 
PAPARAN JATIM CM SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
PAPARAN JATIM CM SURABAYA PROVINSI JAWA TIMURPAPARAN JATIM CM SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
PAPARAN JATIM CM SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
jhanchoek885
 
COMPANY PROFILE PT. BOGOR SERVICIA INTEGRA.pdf
COMPANY PROFILE PT. BOGOR SERVICIA INTEGRA.pdfCOMPANY PROFILE PT. BOGOR SERVICIA INTEGRA.pdf
COMPANY PROFILE PT. BOGOR SERVICIA INTEGRA.pdf
MuhammadRijalulamin
 
materi tahun 2024 dan 2023 materi power point
materi tahun 2024 dan 2023 materi power pointmateri tahun 2024 dan 2023 materi power point
materi tahun 2024 dan 2023 materi power point
phbawaslujambi
 
BUKU ADMINISTRASI GURU KELAS SD 2024 /2025
BUKU ADMINISTRASI GURU KELAS SD 2024 /2025BUKU ADMINISTRASI GURU KELAS SD 2024 /2025
BUKU ADMINISTRASI GURU KELAS SD 2024 /2025
Redis Manik
 
sertifikat pembelajaran merdeka mengajar.pdf
sertifikat pembelajaran merdeka mengajar.pdfsertifikat pembelajaran merdeka mengajar.pdf
sertifikat pembelajaran merdeka mengajar.pdf
lilis056
 
MODERN!!! WA 0821 7001 0763 (ALUMINOS) Pintu Kaca Aluminium di Buleleng.pptx
MODERN!!! WA 0821 7001 0763 (ALUMINOS) Pintu Kaca Aluminium di Buleleng.pptxMODERN!!! WA 0821 7001 0763 (ALUMINOS) Pintu Kaca Aluminium di Buleleng.pptx
MODERN!!! WA 0821 7001 0763 (ALUMINOS) Pintu Kaca Aluminium di Buleleng.pptx
FORTRESS
 
ATP & CP PPKn KELAS 5 (WEBSITEEDUKASI.COM) (1).docx
ATP & CP PPKn KELAS 5 (WEBSITEEDUKASI.COM) (1).docxATP & CP PPKn KELAS 5 (WEBSITEEDUKASI.COM) (1).docx
ATP & CP PPKn KELAS 5 (WEBSITEEDUKASI.COM) (1).docx
inekesarupy62
 
UNIKBET : Link Slot Gacor Pragmatic Play Bisa Deposit Memakai Bank BPD DIY Ad...
UNIKBET : Link Slot Gacor Pragmatic Play Bisa Deposit Memakai Bank BPD DIY Ad...UNIKBET : Link Slot Gacor Pragmatic Play Bisa Deposit Memakai Bank BPD DIY Ad...
UNIKBET : Link Slot Gacor Pragmatic Play Bisa Deposit Memakai Bank BPD DIY Ad...
unikbetslotbankmaybank
 
Modul 2.1.a.4 Refleksi Eksplorasi Konsep.pdf.pptxModul 2.1.a.4 Refleksi Ekspl...
Modul 2.1.a.4 Refleksi Eksplorasi Konsep.pdf.pptxModul 2.1.a.4 Refleksi Ekspl...Modul 2.1.a.4 Refleksi Eksplorasi Konsep.pdf.pptxModul 2.1.a.4 Refleksi Ekspl...
Modul 2.1.a.4 Refleksi Eksplorasi Konsep.pdf.pptxModul 2.1.a.4 Refleksi Ekspl...
YoseSuprapman3
 
ATRIUM GAMING : Slot Gacor Mudah Menang Terbaru 2024
ATRIUM GAMING : Slot Gacor Mudah Menang  Terbaru 2024ATRIUM GAMING : Slot Gacor Mudah Menang  Terbaru 2024
ATRIUM GAMING : Slot Gacor Mudah Menang Terbaru 2024
sayangkamuu240203
 
COMPANY PROFILE PT. WELLMAN DENYO DEVELOPMENT.pptx
COMPANY PROFILE PT. WELLMAN DENYO DEVELOPMENT.pptxCOMPANY PROFILE PT. WELLMAN DENYO DEVELOPMENT.pptx
COMPANY PROFILE PT. WELLMAN DENYO DEVELOPMENT.pptx
RezvaniDanumihardja2
 
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Ada Deposit Via Bank Aceh Syariah Resmi ...
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Ada Deposit Via Bank Aceh Syariah Resmi ...UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Ada Deposit Via Bank Aceh Syariah Resmi ...
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Ada Deposit Via Bank Aceh Syariah Resmi ...
unikbetslotbankmaybank
 
0851 5645 4808 Info Lowongan PKL Jurusan TKJ Temanggung, Info Persyaratan PKL...
0851 5645 4808 Info Lowongan PKL Jurusan TKJ Temanggung, Info Persyaratan PKL...0851 5645 4808 Info Lowongan PKL Jurusan TKJ Temanggung, Info Persyaratan PKL...
0851 5645 4808 Info Lowongan PKL Jurusan TKJ Temanggung, Info Persyaratan PKL...
perusahaan704
 
Pertemuan 7_Penetapan Produk Unggul dan Manajemen Inovasi.pdf
Pertemuan 7_Penetapan Produk Unggul dan Manajemen Inovasi.pdfPertemuan 7_Penetapan Produk Unggul dan Manajemen Inovasi.pdf
Pertemuan 7_Penetapan Produk Unggul dan Manajemen Inovasi.pdf
classroomastitiani
 

Recently uploaded (15)

PENYUSUNAN POHON KINERJA ORGANISASI.pptx
PENYUSUNAN POHON KINERJA ORGANISASI.pptxPENYUSUNAN POHON KINERJA ORGANISASI.pptx
PENYUSUNAN POHON KINERJA ORGANISASI.pptx
 
PAPARAN JATIM CM SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
PAPARAN JATIM CM SURABAYA PROVINSI JAWA TIMURPAPARAN JATIM CM SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
PAPARAN JATIM CM SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
 
COMPANY PROFILE PT. BOGOR SERVICIA INTEGRA.pdf
COMPANY PROFILE PT. BOGOR SERVICIA INTEGRA.pdfCOMPANY PROFILE PT. BOGOR SERVICIA INTEGRA.pdf
COMPANY PROFILE PT. BOGOR SERVICIA INTEGRA.pdf
 
materi tahun 2024 dan 2023 materi power point
materi tahun 2024 dan 2023 materi power pointmateri tahun 2024 dan 2023 materi power point
materi tahun 2024 dan 2023 materi power point
 
BUKU ADMINISTRASI GURU KELAS SD 2024 /2025
BUKU ADMINISTRASI GURU KELAS SD 2024 /2025BUKU ADMINISTRASI GURU KELAS SD 2024 /2025
BUKU ADMINISTRASI GURU KELAS SD 2024 /2025
 
sertifikat pembelajaran merdeka mengajar.pdf
sertifikat pembelajaran merdeka mengajar.pdfsertifikat pembelajaran merdeka mengajar.pdf
sertifikat pembelajaran merdeka mengajar.pdf
 
MODERN!!! WA 0821 7001 0763 (ALUMINOS) Pintu Kaca Aluminium di Buleleng.pptx
MODERN!!! WA 0821 7001 0763 (ALUMINOS) Pintu Kaca Aluminium di Buleleng.pptxMODERN!!! WA 0821 7001 0763 (ALUMINOS) Pintu Kaca Aluminium di Buleleng.pptx
MODERN!!! WA 0821 7001 0763 (ALUMINOS) Pintu Kaca Aluminium di Buleleng.pptx
 
ATP & CP PPKn KELAS 5 (WEBSITEEDUKASI.COM) (1).docx
ATP & CP PPKn KELAS 5 (WEBSITEEDUKASI.COM) (1).docxATP & CP PPKn KELAS 5 (WEBSITEEDUKASI.COM) (1).docx
ATP & CP PPKn KELAS 5 (WEBSITEEDUKASI.COM) (1).docx
 
UNIKBET : Link Slot Gacor Pragmatic Play Bisa Deposit Memakai Bank BPD DIY Ad...
UNIKBET : Link Slot Gacor Pragmatic Play Bisa Deposit Memakai Bank BPD DIY Ad...UNIKBET : Link Slot Gacor Pragmatic Play Bisa Deposit Memakai Bank BPD DIY Ad...
UNIKBET : Link Slot Gacor Pragmatic Play Bisa Deposit Memakai Bank BPD DIY Ad...
 
Modul 2.1.a.4 Refleksi Eksplorasi Konsep.pdf.pptxModul 2.1.a.4 Refleksi Ekspl...
Modul 2.1.a.4 Refleksi Eksplorasi Konsep.pdf.pptxModul 2.1.a.4 Refleksi Ekspl...Modul 2.1.a.4 Refleksi Eksplorasi Konsep.pdf.pptxModul 2.1.a.4 Refleksi Ekspl...
Modul 2.1.a.4 Refleksi Eksplorasi Konsep.pdf.pptxModul 2.1.a.4 Refleksi Ekspl...
 
ATRIUM GAMING : Slot Gacor Mudah Menang Terbaru 2024
ATRIUM GAMING : Slot Gacor Mudah Menang  Terbaru 2024ATRIUM GAMING : Slot Gacor Mudah Menang  Terbaru 2024
ATRIUM GAMING : Slot Gacor Mudah Menang Terbaru 2024
 
COMPANY PROFILE PT. WELLMAN DENYO DEVELOPMENT.pptx
COMPANY PROFILE PT. WELLMAN DENYO DEVELOPMENT.pptxCOMPANY PROFILE PT. WELLMAN DENYO DEVELOPMENT.pptx
COMPANY PROFILE PT. WELLMAN DENYO DEVELOPMENT.pptx
 
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Ada Deposit Via Bank Aceh Syariah Resmi ...
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Ada Deposit Via Bank Aceh Syariah Resmi ...UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Ada Deposit Via Bank Aceh Syariah Resmi ...
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Ada Deposit Via Bank Aceh Syariah Resmi ...
 
0851 5645 4808 Info Lowongan PKL Jurusan TKJ Temanggung, Info Persyaratan PKL...
0851 5645 4808 Info Lowongan PKL Jurusan TKJ Temanggung, Info Persyaratan PKL...0851 5645 4808 Info Lowongan PKL Jurusan TKJ Temanggung, Info Persyaratan PKL...
0851 5645 4808 Info Lowongan PKL Jurusan TKJ Temanggung, Info Persyaratan PKL...
 
Pertemuan 7_Penetapan Produk Unggul dan Manajemen Inovasi.pdf
Pertemuan 7_Penetapan Produk Unggul dan Manajemen Inovasi.pdfPertemuan 7_Penetapan Produk Unggul dan Manajemen Inovasi.pdf
Pertemuan 7_Penetapan Produk Unggul dan Manajemen Inovasi.pdf
 

Propopsal ernaw

  • 1. 1 ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LOAN TO DEPOSIT RATIO PERBANKAN (Studi pada Bank Campuran di Indonesia Periode 2010.Q1-2015.Q4) Proposal Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Manajemen (S.M) NAMA : ERNAWATI NIM : 2013-11-150 PROGRAM STUDI S-1 MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA 2017
  • 2. 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan perekonomian di Indonesia tidak terlepas dari sektor perbankan. Sektor perbankan memegang peran penting dalam berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi domestik. Hal ini berkaitan erat dengan fungsi vital perbankan sebagai Lembaga Intermediasi. Keberhasilan fungsi intermediasi perbankan tercermin besarnya proporsi dana pihak ketiga yang disalurkan dalam bentuk kredit oleh bank. Penyaluran kredit perlu mempertimbangkan banyak aspek resiko agar risiko kredit tidak menyebabkan risiko gagal bayar yang menyebabkan perbankan mengalami kebankrutan (insolvency) yang dapat mengganggu pada sistem pembayaran dan perbankan nasional. Menurut Latumerisa (2011:143-144), salah satu risiko bank yaitu risiko likuiditas. Risiko likuiditas ini terjadi karena buruknya tingkat likuiditas bank. Risiko likuiditas adalah resiko yang terjadi karena suatu bank tidak dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya saat dibutuhkan oleh nasabah yang disebabkan karena kurangnya likuiditas bank (Santoso dan Sukihanjani, 2013). Menurut Ruslian (2015) Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio yang menunjukan perbandingan antara jumlah dana yang disalurkan kepada masyarakat atau yang disebut dengan kredit, dimana dana tersebut diambil dari dana masyarakat dan modal sendiri. Menurut Kasmir (2011) likuiditas perbankan dapat diukur dengan menggunakan Loan to Deposit Ratio(LDR). Hal ini sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 yang memuat lima aspek
  • 3. 3 penilaian tingkat kesehatan perbankan, yaitu CAMELS (Capital, Assets, Management, Earning, Liquidity, Sensitivity to Market Risk). Oleh karena itu, likuiditas dapat menjadi salah satu acuan untuk menilai kinerja perbankan rasio ini menjelaskan kemampuan bank membayar kembali penarikan yang dilakukan oleh nasabah dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio ini semakin rendah pula kemampuan likuiditas bank. Demi menjaga kesehatan bisnis bank, Bank Indonesia selaku otoritas moneter melalui Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/7/PBI/2013 menetapkan besar LDR berada pada kisaran 78% - 92%. Adapun Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank Umum dan Bank Campuran di Indonesia selama periode penelitian (2010:Q1-2015Q4) dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut: Tabel 1.1 Dana Pihak Ketiga, Kredit dan Loan to Deposit ratio pada Bank Umum dan Loan to deposit ratio pada Bank Campuran. sumber : statistik perbankan Indonesia (2016) 0.00% 20.00% 40.00% 60.00% 80.00% 100.00% 120.00% 140.00% 0 1000000 2000000 3000000 4000000 5000000 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Bank Umum Kredit BU Dana Pihak Ketiga BU LDR bank Campuran LDR Bank Umum
  • 4. 4 Tabel 1.2 Dana Pihak Ketiga, Kredit dan Loan to Deposit ratio pada Bank Campuran dan Loan to deposit ratio pada Bank Umum. Sumber : Statistik Perbankan Indonesia (2016) Berdasarkan grafik di atas, dapat diketahui Dana Kredit dan Dana Pihak Ketiga Bank Umum mengalami peningkatan yang cukup tajam dari tahun 2010 hingga 2015, dimana persentase Dana pihak ketiga lebih besar daripada kredit sehingga tingkat LDR masih dalam kondisi baik yakni dibawah 92%. Berbeda halnya dengan persentase Dana Kredit Bank Campuran mengalami peningkatan setiap tahunnya, namun persentase kredit lebih besar daripada dana pihak ketiga sehingga tingkat LDR semakin tinggi hingga melebihi 92%. Hal ini tentunya sangat berbahaya bagi Bank Campuran dikarenakan tingkat LDR yang sangat tinggi, artinya bank campuran memiliki tingkat kredit yang lebih banyak dibandingkan dengan deposit atau simpanan dana masyarakat. Semakin besar penyaluran dana dalam bentuk kredit dibandingkan dengan deposit atau simpanan masyarakat maka akan semakin besarnya risiko yang harus ditanggung 0.00% 20.00% 40.00% 60.00% 80.00% 100.00% 120.00% 140.00% 0 50000 100000 150000 200000 250000 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Bank Campuran Kredit BC Dana Pihak Ketiga BC LDR bank Campuran LDR Bank Umum
  • 5. 5 oleh bank. Berikut listing Bank Campuran yang memiliki tingkat LDR diatas 92%. Tabel 1.1 Daftar Bank Campuran Yang Memiliki LDR tinggi N o Nama Bank Kredit DPK LDR 1 PT. Bank ANZ Indonesia 28.879.432 29.553.950 98% 2 PT. Bank BNP Paribas Indonesia 6.991.902 3.510.310 199% 3 PT. Bank Chinatrust Indonesia 8.805.812 7.829.396 112% 4 PT. Bank DBS Indonesia 43.424.399 42.113.014 103% 5 PT. Bank Mizuho Indonesia 32.931.327 14.955.746 220% 6 PT. Bank Rabobank International Indonesia 12.670.296 12.592.666 101% 7 PT. Bank Resonia Perdania 11.524.538 8.057.410 143% 8 PT. Bank Sumitomo Mitsui Trust Bank Limited 46.714.409 16.244.030 288% 9 PT. Bank Woori Indonesia 13.372.072 13.677.472 98% Sumber : Statisik Perbankan Indonesia (2016) Berdasarkan tabel diatas, keadaan seperti ini menyebabkan bank hanya mampu melakukan pemberian kredit dalam jumlah sedikit karena dana yang diputar oleh bank lebih sedikit dibanding dengan permintaan kredit. Hal ini mengakibatkan berkurangnya kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya, sehingga bank tidak dapat memenuhi likuditasnya atau dalam keadaan tidak likuid, terlebih lagi jika terjadi kemacetan atau kredit bermasalah. Hal ini sama dengan pemberitaan yang dilansir dari Berita Kontan tahun 2014, Stefano Ridwan selaku Head Of Consumer Banking Group DBS Indonesia mengakui, pihaknya mencatat rasio LDR tinggi yakni 97% per Maret 2014. Selain itu, penyebab kenaikan LDR bank asal Singapura ini adalah target pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) lebih rendah dibandingkan dengan target pertumbuhan kredit.
  • 6. 6 Masih seputar pemberitaan yang ada, pada tahun 2015 LDR Bank Campuran masih tinggi seperti pemberitaan yang dilansir dari Suara Merdeka. Kalangan perbankan telah memprediksikan Loan To Deposit Ratio (LDR) atau rasio pinjaman terhadap simpanan bank akan terus melambung, dimana puncaknya akan terjadi pada 2016. Deputi Komisioner Pengawasan Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Irwan Lubis mengatakan secara khusus kelompok bank yang memiliki LDR diatas 92% per desember 2014 adalah kelompok bank campuran konvensional, yakni memiliki LDR sebesar 123,61% dengan rasio modal 19,14%. Disamping itu, dengan adanya tingkat LDR yang semakin tinggi yang dimiliki bank campuran tentu akan berdampak pada Suku Bunga Deposito. Alhasil suku bunga deposito menjadi tinggi, karena dengan LDR bank yang tinggi harus mencari dana segar untuk menyusutkan rasio tersebut ke angka ideal yakni 92%. Berikut Penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Loan to Deposit Ratio (LDR) perbankan telah banyak diteliti oleh peneliti-peneliti terdahulu. Utari (2011) meneliti pengaruh CAR, NPL, ROA, BOPO terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR) dan menunjukkan hasil bahwa CAR tidak ada pengaruh terhadap LDR, NPL dan ROA berpengaruh negatif signifikan terhadap LDR, BOPO berpengaruh positif terhadap LDR. Hasil penelitian Ritha dan Raditya (2013) meneliti hal serupa yakni, CAR, NPL, ROA, BOPO terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR) tetapi menunjukkan hasil yang berbeda yaitu CAR tidak ada pengaruh terhadap LDR, NPL dan ROA berpengaruh negatif signifikan
  • 7. 7 terhadap LDR, BOPO berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR). Sedangkan hasil penelitian Arditya Prayudi mengenai CAR, NPL, BOPO, ROA, NIM terhadap Loan to Deposit (LDR) menunjukkan hasil berbeda yakni, CAR, NPL dan BOPO tidak berpengaruh terhadap LDR, sedangkan untuk variabel NIM dan ROA memiliki pengaruh terhadap LDR. Namun kebanyakan penelitian-penelitian terdahulu hanya menganalisis kemampuan LDR dalam mengukur kesehatan atau kondisi keuangan suatu perusahaan. Sedangkan untuk menghadapi kondisi ketidakpastian permintaan kredit dan penarikan simpanan oleh para deposan seperti pernyataan di atas dan untuk pengoptimalan likuiditas agar tidak kekurangan dan tidak berlebihan diperlukan pengkajian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi LDR. Selain itu perlunya pengkajian mengenai faktor-faktor LDR adalah karena LDR yang terlalu tinggi mengundang bahaya kredit macet, tetapi LDR yang terlalu rendah mengidentifikasi fungsi intermediasi bank yang tidak jalan. maka peneliti memilih rasio yang berbeda dengan penelitian terdahulu, rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lending Rate (LR), Cost Of Fund (COF), Loan to Asset Ratio (LAR), Debt to Asset Ratio (DAR), Total Equity Total Asset (TETA), Operating Profit Margin (OPM), Total Asset Turn Over (TATO). Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti mengambil topik tentang “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LOAN TO DEPOSIT RATIO PERBANKAN (Studi kasus Bank Campuran di Indonesia periode (2010.Q1-2015.Q4)”
  • 8. 8 1.2 Identifikasi Masalah dan pembatasan masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah Dari hal-hal yang di uraikan di dalam latar belakang, dapat di identifikasikan masalah-masalah sebagai berikut : 1. Adanya kenaikan LDR yang cenderung tinggi di alami Bank Campuran setiap tahunnya . 2. Dampak kenaikan LDR pada Suku Bunga Deposito. 1.2.2 Pembatasan Masalah Penulis penelitian ini membatasi masalah-masalah yang diteliti yaitu : 1. Penelitian ini memfokuskan pada pengaruh dari Lending Rate, Cost Of Funds, Loan to Asset Ratio, Debt to Asset ratio, Total Equity Total Asset, Operating Profit Margin, Total Asset Turn Over terhadap Loan to Deposit. 2. Penelitian ini menggunakan Laporan Keuangan berupa, laporan neraca, laporan laba-rugi dan laporan perhitungan rasio keuangan.
  • 9. 9 1.3 Perumusan masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakah pengaruh Lending Rate (LR) terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR) pada Bank Campuran Periode 2010 (Q1) – 2015 (Q4) ? 2. Bagaimanakah pengaruh Cost Of Fund (COF) terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR) pada Bank Campuran Periode 2010 (Q1) – 2015 (Q4) ? 3. Bagaimanakah pengaruh Loan to Asset Ratio (LAR) terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR) pada Bank Campuran Periode 2010 (Q1) – 2015 (Q4) ? 4. Bagaimanakah pengaruh Debt to Asset Ratio (DAR) terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR) pada Bank Campuran Periode 2010 (Q1) – 2015 (Q4) ? 5. Bagaimanakah pengaruh Total Ekuitas Total Asset (TETA) terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR) pada Bank Campuran Periode 2010 (Q1) – 2015 (Q4) ? 6. Bagaimanakah pengaruh Operating Profit Margin (OPM) terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR) pada Bank Campuran Periode 2010 (Q1) – 2015 (Q4) ? 7. Bagaimanakah pengaruh Total Asset Turnover (TATO) terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR) pada Bank Campuran Periode 2010 (Q1) – 2015 (Q4) ? 8. Bagaimanakah pengaruh LR, COF, LAR, DAR, TETA, OPM, TATO secara bersama-sama terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR) pada Bank Campuran Periode 2010 (Q1) – 2015 (Q4) ? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini sebagai berikut :
  • 10. 10 1. Untuk mengetahui pengaruh Lending Rate (LR) terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR) di Bank Campuran periode 2010(Q1) – 2015(Q4). 2. Untuk mengetahui pengaruh Cost of Fund (COF) terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR) di Bank Campuran periode 2010(Q1) – 2015(Q4). 3. Untuk mengetahui pengaruh Loan to Asset Ratio (LAR) terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR) di Bank Campuran periode 2010(Q1 – 2015(Q4). 4. Untuk mengetahui pengaruh Debt to Asset Ratio (DAR) terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR) di Bank Campuran periode 2010(Q1) – 2015(Q4). 5. Untuk mengetahui pengaruh Total Ekuitas Total Asset (TETA) terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR) di Bank Campuran periode 2010(Q1) – 2015(Q4). 6. Untuk mengetahui pengaruh Operating Profit Margin (OPM) terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR) di Bank Campuran periode 2010(Q1) – 2015(Q4). 7. Untuk mengetahui pengaruh Total Asset Turn Over terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR) di Bank Campuran periode 2010(Q1) – 2015(Q4). 8. Untuk mengetahui pengaruh antara LR, COF, LAR, DAR, TETA, OPM dan TATO secara simultan terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR) di Bank Campuran periode 2010(Q1) – 2015(Q4).
  • 11. 11 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dan kegunaan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Penulis Agar penelitian ini menambah wawasan dan pengetahuan mengenai fakto-faktor yang mempengaruhi LDR perbankan Bank Campuran di Indonesia periode 2010 (Q1) – 2015 (Q4). 2. Bagi Kalangan Akademik Dan Praktisi Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah pengetahuan dan bahan bacaan bagi pihak yang membutuhkan dan diharapkan dapat mengembangkannya. 3. Bagi Pihak Perbankan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi bagi pihak manajemen perbankan mengenai Likuiditas perusahaan sehingga perusahaan dapat menentukan kebijakan dan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan likuiditas perusahaan.
  • 12. 12 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Menurut Undang-undang No.7 tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 tahun 1998 pasal 1 angka 2, pengertian bank adalah sebagai berikut : “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak”. Pengertian lain menurut Hasibuan (2007:2), “Bank adalah lembaga keuangan yang berarti bank adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk asset keuangan (financial assets) serta bermotifkan profit dan juga sosial, jadi bukan hanya mencari keuntungan saja”. Sedangkan menurut Kasmir (2007:11), “Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya.” Menurut Adelya dan Jafar (dalam Arditya, 2011) sumber dana bank dapat dibedakan menjadi 3 sumber, yaitu dana yang berasal dari modal sendiri, pinjaman dan masyarakat. a) Dana yang berasal dari modal sendiri
  • 13. 13 Sumber dana ini sering disebut sumber dan apihak pertama yaitu, dana yang berasal dari dalam bank, baik pemegang saham maupun sumber lain. b) Dana yang berasal dari pinjaman Sumber dana ini sering disebut dana pihak kedua yaitu sumber dana yang berasal dari pinjaman bank lain maupun lembaga keuangan lain kepada bank. c) Dana yang berasal dari masyarakat Sumber dana ini sering disebut sumber dana pihak ketiga yaitu sumber dana yang berasal dari masyarakat sebagai nasabah dalam bentuk simpanan giro, tabungan dan deposito. 2.2 Jenis- Jenis Bank Jenis bank bermacam-macam, dapat dilihat dari segi fungsi, serta kepemilikannya. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan. Sebagai berikut : 1. Segi Fungsinya a. Bank Umum, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. (Pasal 1 angka 3 UU Perbankan tahun 1998). Bank Umum juga mengkhususkan diri untuk melaksanakan kegiatan tertentu atau memberikan perhatian yang lebih besar kepada kegiatan tertentu.
  • 14. 14 b. Bank Perkreditan Rakyat, yaitu bank yang melaksanakan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 2. Segi Kepemilikannya a. Bank Umum Milik Negara, yaitu bank yang hanya dapat didirikan berdasarkan Undang-Undang. b. Bank Umum Swasta, yaitu bank yang hanya dapat didirikan dan menjalankan usahanya setelah mendapat izin dari pimpinan Bank Indonesia. Ketentuan-ketentuan tentang perizinan, bentuk hukum dan kepemilikan bank umum swasta yang ditetapkan dalam pasal 16, pasal 21, dan pasal 22 UU No.7 tahun 1992 tentang Perbankan yang kemudian pasal-pasal tersebut telah diubah dengan UU No.10 tahun 1998. c. Bank Campuran, yaitu bank yang kepemilikan sahamnya dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Dimana kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh warga Negara Indonesia. d. Bank Milik Pemerintah daerah, yaitu bank pembangunan daerah. Berdasarkan pasal 54 UU Perbankan tahun 1992 dimana dinyatakan bahwa UU No.13 tahun 1962 tentang ketentuan-ketentuan pokok bank pembangunan daerah dinyatakan hanya berlaku untuk jangka waktu satu tahun sejak mulai berlakunya UU tersebut, maka bentuk Bank Pembangunan Daerah (BPD) tersebut akan disesuaikan menjadi bank umum sesuai dengan UU Perbankan tahun 1992. e.
  • 15. 15 2.3 Kegiatan Usaha Bank Kegiatan bank secara lengkap meliputi kegiatan sebagai berikut : 1. Menghimpun dana (Funding) Merupakan kegiatan membeli dana dari masyarakat. kegiatan membeli dana dapat dilakukan dengan cara menawarkan berbagai jenis simpanan. Jenis simpanan yang ada saat ini adalah : a. Simpanan Giro ( Demand Deposit) Merupakan simpanan pada bank yang penarikannya dapat dilakukan dengan menggunakan cek atau bilyet giro. Kepada setiap pemegang rekening giro akan diberikan bunga yang dikenal dengan nama jasa giro. Besarnya jasa giro tergantung dari bank yang bersangkutan. Bagi bank jasa giro merupakan dana murah karena bunga yang diberikan kepada nasabah relatif lebih rendah dari bunga simpanan lainnya. b. Simpanan Tabungan Merupakan simpanan pada bank yang penarikan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh bank. Penarikan tabungan dilakukan dengan menggunakan buku tabungan, slip penarikan kuitansi atau kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Simpanan tabungan juga diberikan bunga tabungan, sama halnya dengan rekening giro, besarnya bunga tabungan tergantung dari bank yang bersangkutan. c. Simpanan deposito Merupakan simpanan yang memiliki jangk waktu tertentu (jatuh tempo). Penarikannya pun dilakukan sesuai waktu tersebut.
  • 16. 16 2. Menyalurkan Dana (Lending) Merupakan kegiatan menjual dana yang berhasil dihimpun dari masyarakat. Penyaluran dana yang dilakukan oleh bank dilakukan melalui pemberian pinjaman yang dalam masyarakat dalam bentuk kredit (Jumono, 2016). Kredit yang diberikan oleh bank bermacam-macam, diantaranya : a. Kredit Investasi b. Kredit Modal Kerja c. Kredit Perdagangan d. Kredit Produktif e. Kredit Konsumtif f. Kredit Profesi 3. Memberikan jasa-jasa bank lainnya (Services) Merupakan kegiatan penunjang untuk mendukung kelancaran kegiatan menghimpun dana dan menyalurkan dana. Berikut jasa-jasa bank, sebagai berikut : a. Kiriman Uang (Transfer) b. Kliring (Clearing) c. Inkaso (Collection) d. Safe Deposit Box e. Bank Card f. Bank Notes g. Bank Garansi
  • 17. 17 h. Bank Draft i. Letter of Credit (L/C) j. Cek Wisata k. Menerima setoran l. Melayani pembayaran m.Bermain di dalam pasar modal. n. Dan jasa –jasa lainnya. Secara ringkas kegiatan bank dapat dilihat dalam Gambar 1 berikut ini : Gambar 1. Tiga Kegiatan Utama Bank Sumber : (Kasmir, 2000:12) Banyaknya jasa yang diberikan bank sangat beragam, hal ini tergantung dari kemampuan masing-masing bank. Semakin mampu dan baik bank tersebut maka akan semakin banyak jasa-jasa yang ditawarkan. Kemampuan bank dapat dilihat dari sisi permodalan, asset, manajemen, rentabilitas, likuiditas, dan sensitivitas bank terhadap resiko pasar yang dimiliki oleh masing-masing bank (Jumono, 2015). 2.4 Fungsi Bank Fungsi bank menurut Undang-Undang RI No.10 Tahun 1998, sebagai berikut : Bank Menyalurkan Dana (Lending) Menghimpun Dana (Funding) Memberikan Jasa –Jasa Lainnya (Services)
  • 18. 18 a. Kewajiban Bank Umum untuk menyalurkan kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah kepada koperasi, usaha kecil dan menengah dengan prosedur dan persyaratan yang mudah dan lunak. b. Program peningkatan taraf hidup rakyat banyak yang berupa penyediaan kredit dengan bunga rendah atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah dengan tingkat bagi hasil yang rendah c. Subsidi bunga atau bagi hasil yang menjadi beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. 2.5 Prinsip Pemberian Kredit Sebelum melakukan pemberian kredit kepada nasabah bank melakukan penilaian umum dengan menganalisis 5C dan 7P sebagai berikut (Kasmir, 2012) : 1. Character Merupakan sifat atau watak seseorang. Untuk membaca watak atau sifat dari calon debitur dapat dilihat dari latar belakang si nasabah, baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun pribadi. Dari sifat dan watak ini dapat dijadikan suatu ukuran tentang “kemauan” nasabah untuk membayar. 2. Capacity Adalah analisis untuk mengetahui kemampuan nasabah dalam membayar kredit. Kemampuan ini dihubungkan dengan latar belakang pendidikan dan pengalamannya selama ini dalam mengelola usahanya, sehingga akan terlihat kemampuannya dalam mengembalikan kredit yang disalurkan. 3. Capital
  • 19. 19 Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif atau tidak. Analisis capital juga menganalisis dari sumber mana saja modal yang ada sekarang ini, termasuk persentase modal yang digunakan untuk membiayai proyek yang dijalankan, berapa modal sendiri dan berapa modal pinjaman. 4. Condition Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi, sosial, dan politik yang ada sekarang dan prediksi untuk di masa yang akan datang. Penilaian kondisi atau prospek bidang usaha yang dibiayai hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik, sehingga kemungkinana kredit tersebut bermasalah relatif kecil. 5. Collateral Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat maupun nonfisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahan dan kesempurnaannya, sehingga jika terjadi suatu masalah maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin. Selanjutnya, penilaian suatu kredit dapat pula dilakukan dengan analisis 7 P dengan unsure penilaian sebagai berikut : 1. Personality Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun kepribadiannya di masa lalu. Penilaian ini mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah dan menyelesaikannya. 2. Party
  • 20. 20 Yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan- gologan tertentu, berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya. Nasabah yang digolongkan ke dalam golongan tertentu akan mendapatkan fasilitas yang berbeda dari bank. 3. Purpose Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. 4. Prospect Yaitu menilai usaha nasabah di masa yang akan datang menguntungkan atau tidak atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini penting meningat jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai prospek , bukan hanya bank yang rugi, akan tetapi juga nasabah. 5. Payment Adalah ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dan untuk pengembalian kredit. 6. Profitability Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba. Profitability diukur dari periode ke periode, apakah akan tetap sama atau semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya. 7. Protection Adalah bagaimana menjaga agar kredit yang diberikan mendapatkan jaminan perlindungan, sehingga kredit yang diberikan benar-benar aman. Perlindungan
  • 21. 21 yang diberikan oleh debitur dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi. Menurut Hasibuan (2005) ada satu asas lagi yang harus dianalisis sebelum memberikan kredit yaitu asas 3R yang terdiri dari: a. Returns adalah penilaian atas hasil yang akan dicapai calon debitur setelah memperoleh kredit. Apabila hasil yang diperoleh cukup untuk membayar pinjamannya dan juga membantu perkembangan usaha calon debitur maka kredit diberikan dan begitu pula sebaliknya. b. Repayment adalah memperhitungkan kemampuan, jadwal, dan jangka waktu pembayaran kredit oleh calon debitur. c. Risk Bearing Ability adalah pengukuran dengan memperhitungkan besarnya kemampuan perusahaan calon debitur untuk menghadapi risiko, apakah risikonya besar atau kecil. Kemampuan perusahaan menghadapi risiko ditentukan oleh besarnya modal, jenis bidang usaha, dan manajemen perusahaan bersangkutan. Jika risk bearing ability perusahaan besar maka kredit tidak diberikan dan begitu juga sebaliknya. 2.6 Bank Sebagai Lembaga Intermediasi Bank sebagai salah satu unsur pengembangan perekonomian yang berkewajiban turut serta menanggulangi kesulitan ekonomi dan moneter . salah satu keuntungan utama dari bisnis perbankan diperoleh dari selisih antara suku
  • 22. 22 bunga pinjaman (kredit) dan suku bunga simpanan, disamping pendapatan kredit, keuntungan dalam bisnis perbankan dapat diperoleh dari penjualan jasa-jasa kepada masyarakat (Jumono, 2016). Sedangkan Fungsi Intermediary dari bank adalah sebagai lembaga perantara bagi pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang kelebihan dana dengan cara menghimpun dana-dana masyarakat dalam bentuk giro, deposito, dan simpanan serta menyalurkan dalam bentuk pinjaman kredit (Ismail, 2010). Melalui fungsi intermediasi, perbankan mampu menghimpun dana dari pihak yang berkelebihan dana dan menyalurkannya kepada pihak yang membutuhkan dana sehingga dapat dimanfaatkan untuk kegiatan produktif di sektor riil. Dengan proses intermediasi ini, bank berperan penting dalam mobilisasi dana-dana masyarakat untuk diputar sebagai salah satu sumber pembiayaan utama bagi dunia usaha, baik untuk investasi maupun produksi, dalam rangka prtumbuhan ekonomi. Loan To Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio yang membandingkan antara jumlah kredit yang disalurkan oleh bank dengan dana yang dihimpun oleh bank. Dendawijaya (dalam Febrianto: 2013). Seperti halnya perusahaan, bank juga harus mengukur likuiditasnya, namun apabila dalam mengukur likuiditas perusahaan menggunakan current ratio atau acid test ratio, bank menggunakan dengan rasio LDR. jika hasil dari pengukuran LDR menunjukkan angka rendah maka bank dalam kondisi idle money (kelebihan likuiditas) sehingga bank kehilangan kesempatan untuk mendapatkan laba yang lebih besar, Jumono (2015).
  • 23. 23 Besarnya LDR mengikuti perkembangan kondisi ekonomi Indonesia, dan sejak pertengahan tahun 2013 bank dianggap sehat apabila besarnya LDR antara 78 persen sampai dengan 92 persen. Pengertian lain menurut Jumono (2017) LDR adalah suatu pengukuran tradisional yang menunjukkan deposito berjangka, giro, tabungan, dan lain-lain yang digunakan dalam memenuhi permohonan pinjaman (loan requests) nasabahnya. Sedangkan menurut Siamat (2003) dalam Luh Widiari (2014), LDR adalah rasio untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat (Dana Pihak Ketiga) yang digunakan, LDR dapat pula digunakan untuk menilai strategi manajemen suatu bank, dengan Manajemen bank yang konservatif biasanya memiliki kecenderungan LDR yang relatif rendah, sebaliknya untuk manajemen yang agresif memiliki LDR yang tinggi atau melebihi batas toleransi. Semakin tinggi rasio tersebut akan memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena jumlah yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar. Rasio ini juga merupakan indikator kemampuan dari suatu bank. Disamping sektor industri perbankan yang sangat kompetitif, penentuan tingkat suku bunga kredit menjadi suatu alat persaingan yang sangat strategis. Perbankan diharapkan mampu mengandalikan tingkat suku bunga kredit yang lebih rendah dibanding dengan bank lainnya. Menurut Dendawijaya (2000:105) kebijakan penentuan tingkat suku bunga kredit harus memperhatikan dan
  • 24. 24 menganalisis komponen yang menentukan tingkat suku bunga kredit adalah sebagai berikut : 1. Cost Of Fund 2. Overhead Cost Selain itu, Suku bunga deposit dan Suku bunga kredit merupakan refleksi dari permintaan dan penawaran, kenaikan ataupun penurunan suku bunga selain dipengaruhi oleh kondisi eksternal juga dipengaruhi oleh kondisi internal suatu perusahaan. Jika perusahaan dalam kondisi keuangan buruk maka akan menaikkan suku bunga deposito untuk memperoleh pendanaan dari masyarakat. Sedangkan kenaikan suku bunga kredit dapat menjadi strategi bagi bank untuk dapat meningkatkan pendapatan operasionalnya dari pendapatan bunga tersebut. Dalam menjalankan fungsinya sebagai intermediasi bank, pendanaan (Cost Of Fund) merupakan suatu hal yang penting untuk menyalurkan pinjaman kepada masyarakat. Menurut Kasmir (2008:135) menyatakan bahwa biaya dana (Cost Of Funds )merupakan total bunga yang dikeluarkan oleh bank untuk memperoleh dana simpanan baik dalam bentuk simpanan giro, tabungan maupun deposito. Total biaya dana tergantung dari seberapa besar bunga yang ditetapkan untuk memperoleh dana yang diinginkan, semakin besar bunga yang dibebankan terhadap bunga simpanan, maka akan semakin tinggi biaya dananya demikian pula sebaliknya. Sedangkan menurut Jumono (2016), proporsi pendapatan terbesar bank berasal dari pendapatan bunga kredit yang disalurkan, Sedangkan jumlah kredit yang disalurkan tersebut didanai oleh beberapa sumber yaitu,
  • 25. 25 modal sendiri, pinjaman dari lembaga lain, dan dana pihak ketiga atau masyarakat. Dana yang dihimpun dari masyarakat ternyata merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank dan bisa mencapai 80% - 90% dari seluruh dana yang dikelola bank (Dendawijaya 2005:35). Loan to Asset Ratio (LAR) Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas bank yang menunjukkan kemampuan bank untuk memenuhi permintaan kredit dengan total asset yang dimiliki (Martono, 2004: 82). Pendapat lain dari Kasmir (2008:224) menyatakan bahwa LAR merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah harta yang dimiliki bank. Rasio ini menggambarkan perbandingan seberapa besar kredit yang diberikan bank dibandingkan dengan besarnya total asset yang dimiliki bank. Semakin besar kredit yang disalurkan maka semakin rendah risiko kredit yang mungkin dihadapi karena kredit yang disalurkan didanai dengan asset yang dimiliki (Dendawijaya, 2005). Menurut Sawir (2008:13) debt ratio merupakan rasio yang menunjukkan proporsi antara kewajiban yang dimiliki dan seluruh kekayaan yang dimiliki. Sedangkan, menurut Lukman Syamsuddin (2009:54) menyatakan rasio ini mengukur berapa besar aktiva yang dibiayai oleh kreditur. Semakin tinggi debt ratio semakin besar jumlah modal pinjaman yang digunakan di dalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Dan menurut Sofyan Syafri Harahap (2010:304) menyatakan rasio ini menunjukkan sejauh mana utang dapat ditutupi oleh aktiva. Apabila debt ratio semakin tinggi, sementara proporsi total aktiva
  • 26. 26 tidak berubah maka hutang yang dimiliki perusahaan semakin besar. Total hutang semakin besar berarti rasio finansial atau rasio kegagalan perusahaan untuk mengembalikan pinjaman semakin tinggi dan sebaliknya. TETA atau Equity to Total Asset Ratio (EAR) adalah indikator Finansial yang digunakan untuk mengukur keterikatan atau motivasi dari pemilik kelangsungan usaha bank yang bersangkutan. Rasio ini menunjukkan besarnya modal sendiri yang digunakan untuk mendanai seluruh aktiva perusahaan. Semakin tinggi proporsi modal sendiri maka akan semakin tinggi pula keterikatan atau motivasi pemilik atas kelangsungan usaha banknya, sehingga akan semakin tinggi peranan pemilik dalam mempengaruhi manajemen peningkatan kinerja atau efisiensi banknya secara lebih professional. Sebaliknya, proporsi modal sendiri relatif rendah maka akan menyebabkan pemilik tidak merasa terlalu dirugikan apabila banknya pailit atau bangkrut (Ambarriani, 2003) Operating Profit Margin merupakan perbandingan antara laba usaha dan penjualan. Selain itu rasio ini juga menggambarkan apa yang biasanya disebut pure profit yang diterima atas setiap rupiah dari penjualan yang dilakukan. Syamsuddin (dalam Juliana, 2013) Pada rasio ini, angka laba yang digunakan dalam perhitungan adalah yang berasal dari kegiatan usaha pokok perusahaan. Rasio ini mencerminkan tingkat efisiensi perusahaan sehingga rasio yang tinggi menunjukkan keadaan yang kurang baik karena berarti bahwa setiap rupiah penjualan yang terserap dalam biaya juga tinggi, dan yang bersedia untuk laba
  • 27. 27 kecil. Jadi perusahaan dimungkinkan melakukan income smoothing agar dapat menjaga kestabilan likuiditas. Menurut Mala (2017), total asset turnover merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari setiap rupiah yang dihasilkan. Pendapat lain mengenai total asset turnover menurut Brigham (2001:75) rasio ini digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva perusahaan, rasio ini dihitung dengan membagi penjualan dengan total aktiva. Sedangkan pengertian total asset turnover menurut Lukman syamsuddin (2000:62) adalah : total asset turnover menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan seluruh aktiva perusahaan di dalam menghasilkan volume penjualan tertentu. Jadi, semakin besar rasio ini semakin baik yang berarti bahwa asset dapat lebih cepat berputar dan meraih laba dan menunjukkan semakin efisien dalam penggunaan keseluruhan asset dalam menghasilkan penjualan. total asset turnover ini penting bagi para kreditur dan pemilik perusahaan, tapi akan lebih penting lagi bagi manajemen perusahaan, karena hal ini akan menunjukkan efisien dan tidaknya penggunaan seluruh asset dalam perusahaan. 2.7 Hasil Penelitian Terdahulu Berikut beberapa penelitian terdahulu yang dapat mendukung penelitian ini sebagai berikut :
  • 28. 28 Tabel 2.1 Jurnal Penelitian Terdahulu Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian Nasirudin (2005) Faktor-faktor yang mempengaruhi Loan to Deposit Ratio (LDR) di BPR wilayah kerja kantor Bank Indonesia Semarang CAR (X1), NPL (X2), LR (X3), LDR (Y) CAR berpengaruh positif terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR), Kredit Non-Lancar dan Tingkat Suku Bunga berpengaruh negatif terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR) Ihah Roshiyah Zen (2012) Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non-Performing Financial (NPF), Debt to Total Asset Ratio (DTAR) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap penyaluran pembiayaan (Studi kasus di BMT Al-Falah Kab. Cirebon) CAR (X1), DPK (X2), NPF (X3), DTAR (X4), LDR (Y) CAR dan DPK berpengaruh positif signifikan terhadap penyaluran pembiayaan, Non-Performing Financial (NPF), Debt to Total Asset Ratio (DTAR) berpengaruh negatif terhadap pembiayaan Dr. Maher Odeh Al- Shamaile h Salim. M. Khanfar The Effect of the Financial Leverage on the Profitability in the Tourism Companies (Analytical Study- Tourism Sector- Jordan) COF (X1), KREDIT (X2), PROFITA BILITAS (Y) Cost of Funding positif berpengaruh signifikan terhadap kredit dan profitabilitas Aqidah Asri Suwarsi (2007) Pengaruh Loan To Assets Ratio, Rate Of Return On Loan Ratio, Capital Adequacy Ratio, Dan Non Performing Financing Terhadap Penyaluran Pembiayaan LAR (X1), RRLR (X2), NPF (X3), LDR (Y) Loan to Assets Ratio (LAR) dan Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif terhadap penyaluran pembiayaan , Rate of Return on Loan Ratio (RRLR) tidak berpengaruh terhadap penyaluran pembiayaan, Non Performing Financing (NPF) berpengaruh negatif terhadap penyaluran pembiayaan
  • 29. 29 Anna Safitri (2013) Pengaruh Debt To Total Assets Ratio, Quick Ratio, Net Profit Margin, Return On Investment Debitur Terhadap Penyaluran Kredit Modal Kerja Pada PT. BNI DAR (X1), QUICK RATIO (X2), NPM (X3), ROI (X4), PENYALU RAN KREDIT (Y) Debt to Total Assets Ratio secara individu (parsial) berpengaruh positif terhadap penyaluran kredit, Quick Ratio secara individu (parsial) tidak berpengaruh terhadap penyaluran kredit, Net Profit Margin secara individu (parsial) tidak berpengaruh terhadap penyaluran kredit, Return On Investment secara individu (parsial) tidak berpengaruh terhadap pemberian kredit Arif Lukman Santoso (2013) Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Likuiditas perbankan NWC (X1), ROA (X2), ROE (X3), DEPOSIT (X4), INTEREST RATE (X5), SIZE BANK (X6), NPL (X7), LDR (Y) Net Working Capital, ROA, ROE, CAR, Deposit rate dan Interest rate berpengaruh signifikan terhadap Likuditas bank, Size bank dan NPL tidak ada pengaruh terhadap likuditas bank Karlina Masbar (2013) Analisis Tingkat Suku Bunga Deposito Terhadap Jumlah Dana Deposito pada PD. BPR. Sarimadu Kantor Kas Pasir Pengairan SUKU BUNGA DEPOSIT O (X1), SUKU BUNGA KREDIT (X2), LDR (Y) Tingkat suku bunga deposito berpengaruh negatif dengan jumlah dana deposito I Wayan Sudirman (2003) Faktor-faktor penghambat peningkatan Loan to Deposit ratio (LDR) perbankan di provinsi Bali SUKU BUNGA DEPOSIT O (X1), SUKU BUNGA KREDIT (X2), LDR (Y) bahwa suku bunga deposito BPR di Bali berpengaruh secara signifikan meningkatkan LDR perbankan, suku bunga deposito bank umum berpengaruh menurunkan secara signifikan LDR perbankan
  • 30. 30 Antung Agil ibnu Giri Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja keuangan Bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia DAR (X1), DER (X2), ROA (X3), ROE (X4), OPM (X5), NPM (X6), LABA (Y) bahwa suku bunga kredit tidak berpengaruh terhadap peningkatan LDR perbankan, suku bunga kredit bank umum berpengaruh menurunkan secara signifikan tingkat LDR perbankan. OPM dan NPM secara parsial berpengaruh signifikan terhadap laba, ROA dan ROE secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap laba Mita Puji Utari (2011) Analisis Pengaruh CAR, NPL, ROA, BOPO terhadap LDR (Studi kasus Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Indonesia Periode 2005-2008) CAR (X1), NPL (X2), ROA (X3), BOPO (X4), LDR (Y) CAR tidak berpengaruh terhadap LDR. NPL dan ROA berpengaruh negatif dan signifikan terhadap LDR, BOPO berpengaruh positif terhadap LDR Renniwaty Siringorin go (2012) Karakteristik dan Fungsi Intermediasi Perbankan di Indonesia STRUKTU R KEPEMILI KAN (X1), PROFITA BILITAS (X2), UKURAN BANK (X3), BEBAN MANAJE MEN (X4), LDR (Y) Struktur kepemilikan, profitabilitas, ukuran, dan beban manajemen mempengaruhi fungsi bank intermediasi Rizky Arifah Fauzia (2015) Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal perbankan terhadap fungsi intermediasi perbankan (studi pada 5 bank terbesar di Indonesia) CAR (X1), NPL (X2), INFLASI (X3), ROA (X4), LDR (Y) CAR, NPL dan Inflasi memiliki pengaruh negatif tidak signifikan terhadap LDR, ROA memiliki pengaruh signifikan terhadap LDR Gladys Rosadaria (2012) Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Loan to Deposit ratio sebagai likuiditas Perbakan (studi kasus pada bank umum di Indonesia Periode 2006 - 2010) NIM (X1), EPS (X2), CAR (X3) LDR (Y) NIM memiliki pengaruh positif signifikan dan EPS negatif signifikan terhadap LDR , CAR negatif signifikan terhadap LDR
  • 31. 31 2.8 Hubungan antar Variabel 2.8.1 Hubungan antara Lending Rate terhadap LDR ( Loan to Deposit Ratio) Semakin tinggi suku bunga kredit maka semakin rendah likuiditas karena bank mempunyai kesulitan untuk membayar dana pada pihak ketiga (Jumono, 2016). Tingginya suku bunga kredit menyebabkan keengganan masyarakat untuk mengambil pinjaman di bank. Hal ini akan menyebabkan pemasukan dari penghasilan bunga kredit berkurang. Dari hasil penelitian yang dilakukan Nasiruddin (2005) menghasilkan temuan bahwa variabel suku bunga kredit berpengaruh negatif terhadap likuiditas yang diukur dengan LDR. Dengan demikian dapat disimpulkan lending rate memiliki hubungan negatif terhadap loan to deposit ratio. 2.8.2 Hubungan antara Cost Of Fund terhadap LDR Kegiatan pendanaan memiliki hubungan yang cukup erat dalam fungsi intermediasi, dengan banyaknya pendanaan yang dihimpun oleh bank maka akan semakin banyak dana yang disalurkan oleh bank ke masyarakat yang membutuhkan (Dendawijaya 2005:35), Dengan kata lain semakin tinggi tingkat rasio COF, maka akan semakin tinggi likuiditas (penyaluran kredit) kepada masyarakat. Dengan demikian dapat disimpulkan cost of fund memiliki hubungan positif dengan loan to deposit ratio. Fredrick Ogilo, Leonard Oscar Mugenya h (2015) Determinants of Liquidity Risk of Commercial Banks in Kenya LAR (X1), KEPEMILI KAN (X2), LEVERAG E (X3), CAR (X4), LDR (Y) Loan to Asset Ratio (LAR), Ownership type, Leverage, dan Size berpengaruh negatif terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR), Capital Adequacy ratio berpengaruh positif terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR)
  • 32. 32 2.8.3 Hubungan antara Loan to Asset Ratio terhadap LDR Dendawijaya (2005) mengatakan jika semakin besar kredit yang disalurkan maka semakin rendah risiko kredit yang mungkin dihadapi karena kredit yang disalurkan didanai dengan asset yang dimiliki. Sehingga dapat mempengaruhi perusahaan untuk melakukan penyaluran kredit. Dengan demikian dapat disimpulkan loan to asset ratio memiliki hubungan positif dengan loan to deposit ratio. 2.8.4 Hubungan antara Debt to Asset Ratio terhadap LDR Debt asset ratio merupakan rasio yang menunjukkan sejauh mana utang dapat ditutupi oleh aktiva lebih besar rasionya lebih aman/solvable, Jumono (2011) semakin tinggi debt asset ratio, sementara proporsi total aktiva tidak berubah maka hutang yang dimiliki perusahaan semakin besar yang berarti rasio finansial atau rasio kegagalan perusahaan untuk mengembalikan pinjaman semakin tinggi dan sebaliknya. Dengan demikian dapat disimpulkan debt to asset ratio memiliki hubungan negatif dengan loan to deposit ratio. 2.8.5 Hubungan antara Equity to Total Asset Ratio terhadap LDR Permodalan menjadi salah satu indikator yang paling penting bagi bank. EAR memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung resiko, yang dibayai dari modal sendiri. penentu yang signifikan atau berpengaruh positif terhadap Likuiditas (LDR). semakin efisiensi modal bank yang digunakan untuk aktivitas operasional mengakibatkan bank mampu meningkatkan pemberian kredit sehingga akan mengurangi risiko bank (Syafitri,
  • 33. 33 2010). Dengan demikian dapat disimpulkan Equity to asset ratio memiliki hubungan positif dengan loan to deposit ratio. 2.8.6 Hubungan antara Operating Profit Margin terhadap LDR Rasio ini menggambarkan tingkat efisiensi perusahaan sehingga rasio yang tinggi menunjukkan keadaan yang kurang baik karena berarti bahwa setiap rupiah penjualan yang terserap dalam biaya juga tinggi (Jumono: 2016). Dengan demikian dapat disimpulkan Operating Profit Margin memiliki hubungan positif terhadap loan to deposit ratio. 2.8.7 Hubungan antara Total Asset Turnover terhadap LDR Tingkat perputaran asset menunjukkan kemampuan sebuah manajemen mengelola seluruh investasi guna menghasilkan penjualan. semakin tinggi tingkat perputaran asset, maka semakin tinggi tingkat pengembalian investasi yang dikeluarkan oleh perusahaan. Dengan kata lain rasio perputaran asset menunjukkan bagaimana efektivitas perusahaan menggunakan keseluruhan asset untuk menciptakan penjualandan mendapatkan laba (Lukman Syamsuddin,2000:62). Dengan demikian dapat disimpulkan Total Asset turnover memiliki hubungan positif dengan loan to deposit ratio. 2.9 Hipotesis Hipotesis adalah pernyataan tentang suatu yang untuk sementara waktu dianggap benar. Selain itu juga, hipotesis dapat diaturkan sebagai pernyataan yang akan diteliti sebagai jawaban sementara dari suatu masalah. Berdasarkan rumusan
  • 34. 34 masalah, tujuan, teori penelitian terdahulu dan metode penelitian, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah H₁ : diduga terdapat pengaruh negatif signifikan antara Lending Rate terhadap Loan Deposit Ratio H₂ : diduga terdapat pengaruh positif signifikan antara Cost Of Fund terhadap Loan Deposit Ratio H₃ : diduga terdapat pengaruh positif signifikan antara Loan to Asset Ratio terhadap Loan Deposit Ratio H₄ : diduga terdapat pengaruh negatif signifikan antara Debt to Asset Ratio terhadap Loan Deposit Ratio H₅ : diduga terdapat pengaruh positif signifikan antara Total Equity to Total Asset terhadap Loan Deposit Ratio H₆: diduga terdapat pengaruh positif signifikan antara Operating Profit Margin terhadap Loan Deposit Ratio H₇ : diduga terdapat pengaruh positif signifikan antara Total Asset Turnover terhadap Loan Deposit Ratio H₈ : diduga variabel LR, COF,LAR, DAR, TETA, OPM, TATO berpengaruh signifikan secara simultan terhadap Loan Deposit Ratio
  • 36. 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Riset Desain riset dalam skripsi ini adalah Penelitian Assosiatif - Kausalitas yaitu suatu penelitian yang mencari pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen serta mencari hubungan sebab- akibat (Jumono, 2017). Dalam penelitian ini, pengaruh yang akan diteliti adalah pengaruh LR, COF, LAR, DAR, TETA, OPM dan TATO terhadap Loan to Deposit Ratio. 3.2 Jenis Penelitian Penelitian dalam skripsi ini menggunakan penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstuktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan Desain Penelitiannya (Sugiyono, 2012). 3.3 Objek Penelitian Objek penelitian dalam skripsi ini adalah LR, COF, LAR, DAR, TETA, OPM dan TATO sebagai variabel independen (variabel x) Loan to Deposit Ratio adalah variabel dependen (variabel y). penelitian ini dilakukan dilakukan pada Laporan – Laporan Triwulan Keuangan Perusahaan Perbankan Indonesia yang bersumber pada Laporan Keuangan
  • 37. 37 Perbankan melalui situs resmi website Bank Indonesia (BI) pada : www.bi.go.id. 3.4 Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah kelompok Bank Campuran di Indonesia periode tahun 2010 – 2015 yaitu sebanyak 15 bank. Tabel 3.1 Daftar Bank Campuran di Indonesia periode 2010 – 2015 1 PT. Bank Agris 2 PT. Bank ANZ Indonesia 3 PT. Bank BNP Paribas Indonesia 4 PT. Bank Capital Indonesia Tbk 5 PT. Bank Chinatrust Indonesia 6 PT. Bank Commowealth 7 PT. Bank DBS Indonesia 8 PT. Bank KEB Indonesia 9 PT. Bank Maybank Syariah Indonesia 10 PT. Bank Mizuho Indonesia 11 PT. Bank Rabobank International Indonesia 12 PT. Bank Resona Perdania 13 PT. Bank Sumitomo Mitsui Trust Bank Limited 14 PT. Bank Windu Kentjana Internationak Tbk 15 PT. Bank Woori Indonesia Sumber : Bank Indonesia( (2016) Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, yaitu metode pemilihan sampel dalam kriteria tertentu. Kriteria sampel penelitian ini adalah :
  • 38. 38 1. Perusahaan perbankan di Indonesia yang telah terdaftar di Bank Indonesia yang melaporkan keuangan dan tercantum dalam website BI periode 2010 – 2015. 2. Tetap aktif dalam industri Perbankan Indonesia dari tahun 2010- 2015. Tabel 3.2 Data Bank Campuran di Indonesia Periode 2010 -2015 Jumlah Bank Campuran di Indonesia periode 2010 -2015 15 Bank yang tidak melaporkan keuangan pada BI selama periode 2010 – 2015 (laporan tidak lengkap). (2) Jumlah sampel yang sesuai kriteria penelitian 13 Sumber : Bank Indonesia (2016) 3.5 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data–data laporan keuangan triwulan perbankan periode 2010-2015. Data sekunder biasanya telah dikumpulkan oleh pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data (Sugiyono dalam Nandadipa,2010). Data yang digunakan yakni data Bank Indonesia, dan yang diperoleh dari publikasi laporan triwulan yang dirilis oleh BI setiap triwulannya melalui situs website resmi BI : www.bi.go.id .
  • 39. 39 3.6 Operasional Variabel Tabel 3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Definisi Rumus Skala Pengukur an Lending Rate (LR) Untuk mengukur seberapa besar kredit yang di danai oleh asset x 100% Rasio Cost of Fund (COF) Total bunga yang dikeluarkan oleh bank untuk memperoleh dana simpanan baik dalam bentuk simpanan giro, tabungan maupun deposito ℎ x 100% Rasio Loan to Asset Ratio (LAR) Kemampuan bank untuk memenuhi permintaan kredit dengan menggunakan total asset yang dimiliki bank. x 100% Rasio Debt to Asset Ratio (DAR) Untuk mengukur seberapa besar jumlah aktiva perusahaan dibiayai dengan total hutang ℎ x 100% Rasio Equity to Total Asset Ratio (EAR/TETA) Untuk mengukur seberapa besar jumlah aktiva perusahaam yang didanai oleh modal x 100% Rasio Operating Profit Margin (OPM) Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan x 100% Rasio Total Asset Turnover (TATO) Untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva untuk menghasilkan penjualan x 100% Rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) Untuk mengukur kemampuan perusahaan memberikan kredit ℎ x 100% Rasio
  • 40. 40 3.7 Teknik Analisis Data 3.7.1 Model Estimasi Panel Data Metode analisis data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode analisis data kuantitatif. Digunakan metode analisis data kuantitatif karena penelitian ini akan menganalisis masalah yang akan diwujudkan dengan nilai tertentu. Penelitian ini juga akan menggunakan teknik analisis regresi data panel seperti yang digunakan Jumono (2016). Analisis regresi model data panel adalah analisis regresi dengan struktur data panel. Data panel merupakan data gabungan antara data time series (runtun waktu) dan data cross section (data silang). Data time series merupakan data yang meliputi satu objek tertentu pada beberapa periode, misalnya : harga saham, kurs mata uang, suku bunga kredit, dan tingkat inflasi. Sedangkan data cross section adalah data yang memuat beberapa objek dalam satu periode, misalnya : laba, biaya –biaya, tingkat investasi, dan sebagainya. Dengan menggunakan analisis data panel akan meningkatkan derajat kebebasan, mengurangi kolinearitas antar variabel penjelas dan memperbaiki efisiensi estimasi (Gurajati, 2012). Dengan kata lain, data panel adalah data dari beberapa individu yang diamati dalam kurun waktu tertentu. Jika T merupakan periode waktu (t = 1,2,…,T) dan N adalah jumlah objek, maka data panel total unit penelitian sebanyak NT. Maka model regresi data panel dapat dirumuskan dengan (Nachrowi dan Usman,2006) :
  • 41. 41 Y іᵼ = α+ ΒXіᵼ + εіᵼ I = 1,2,3 …., N; t = 1, 2, …., T …….. (3.1) Keterangan : N = Banyaknya observasi T = banyaknya waktu N x T = banyaknya data panel Menurut Nachrowi dan Usman (2006), untuk mengestimasi parameter model dengan data panel, terdapat beberapa teknik yang mungkin digunakan yakni, model common effect , fixed effect, dan random effect.
  • 42. 42 Gambar 3.3 Estimasi Model Panel Data sumber : Jumono, 2016. Keunggulan penggunaan data panel dibanding data runtun waktu dan data lintas sektor adalah : 1. Oleh karena data yang berhubungan dengan individu, perusahaan, Negara bagian, Negara dan lain-lain dari waktu ke waktu, ada batasan heterogenitas dalam unit-unit tersebut. Teknik estimasi data panel dapat mengatasi heterogenitas tersebut secara eksplisit dengan memberikan
  • 43. 43 variabel spesifik-subjek. Subjek disini merupakan istilah sederhana yang mencakup unit-unit mikro seperti individu, perusahaan, Negara bagian dan Negara. 2. Adanya penggabungan observasi time series dan cross section, data panel memberi lebih banyak informasi, lebih banyak variasi, sedikit kolinearitas antarvariabel, lebih banyak degree of freedom, dan lebih efisien. 3. Dengan mempelajari observasi cross section yang berulang-ulang, data panel paling cocok untuk mempelajari dinamika perubahan. 4. Data panel paling baik untuk mendeteksi dan mengukur dampak yang secara sederhana tidak bias dilihat pada data cross section murni atau time series murni. 5. Data panel memudahkan untuk mempelajari model perilaku yang rumit. Contohnya fenomena keekonomian berskala (economies of scale) dan perubahan teknologi lebih tepat dipelajari menggunakan data panel daripada data cross section murni atau time series murni. Data panel dapat meminimumkan bias yang bisa terjadi jika kita mengagregasi individu-individu atau perusahaan-perusahaan ke dalam agregasi besar.Dalam mengestimasi model regresi data panel terdapat tiga spesifikasi model yang mungkin digunakan, yakni model common effects, fixed effects, dan random effect. Pada dasarnya, keberadaan efek spesifik individu (αi) pada persamaan (4) dan korelasinya dengan variabel penjelas yang teramati sangat menentukan spesifikasi model yang akan digunakan it X.
  • 44. 44 3.7.1.1 Model Common Effect Model common effects atau pooled regression merupakan model regresi data panel yang paling sederhana. Model ini pada dasarnya mengabaikan struktur panel dari data, sehingga diasumsikan bahwa perilaku antar individu sama dalam berbagai kurun waktu atau dengan kata lain pengaruh spesifik dari masing-masing individu diabaikan atau dianggap tidak ada. Dengan demikian, akan dihasilkan sebuah persamaan regresi yang sama untuk setiap unit cross-section. Sesuatu yang secara realistis tentunya kurang dapat diterima. Karena itu, model ini sangat jarang digunakan dalam analisis data panel. Persamaan regresi untuk model common effect dapat dituliskan sebagai berikut: Y іᵼ = α+ βXіᵼ + εіᵼ I = 1,2,3 …., N; t = 1, 2, …., T (3.2) Y adalah variabel dependen, α adalah koefisien regresi, X adalah variabel independen, β adalah estimasi parameter, εit adalah error term, N adalah jumlah (individu) dan T adalah jumlah periode waktu. Gurajati (2012) menyatakan bahwa berdasarkan asumsi struktur matriks varians-varians residual, maka pada model common effects, terdapat 4 metode estimasi yang dapat digunakan, yaitu: a) Ordinary Least Square (OLS), jika struktur matriks varians- kovarians residualnya diasumsikan bersifat homoskedastik dan tidak ada cross sectional correlation.
  • 45. 45 b) Generalized Least Square (GLS) / Weighted Least Square (WLS): Cross Sectional Weight, jika struktur matriks varians-kovarians residualnya diasumsikan bersifat heteroskedastik dan tidak ada cross sectional correlation. c) Feasible Generalized Least Square (FGLS)/Seemingly Uncorrelated Regression (SUR) atau Maximum Likelihood Estimator (MLE), jika struktur matriks varians-kovarians residualnya diasumsikan bersifat heteroskedastik dan ada cross sectional correlation. d) Feasible Generalized Least Square (FGLS) dengan proses autoregressive (AR) pada error term-nya, jika sturktur matriks varians-kovarians residualnya diasumsikan bersifat heteroskedastik dan ada korelasi antar waktu pada residualnya. 3.7.1.2 Fixed Effect Model Tetap Model common effect cenderung mengabaikan struktur panel dari data dan pengaruh spesifik masing-masing individu, maka model fixed effect adalahnya sebaliknya. Pada model ini, terdapat efek spesifik individu αi dan diasumsikan berkorelasi dengan variabel sejenis yang teramati Xit.
  • 46. 46 Maka dalam model efek tetap hal tersebut diatasi yang mana model ini memungkinkan adanya perubahan α pada setiap i dan t. secara matematis, model efek tetap dapat dituliskan sebagai berikut: Yit = α + βXit + ƴ₂ W₂ᵢ + ƴ₃ W₃ᵢ + …. + ƴɴ Wɴᵢ + σ₂ Zᵢ₂ + σ₃ Zᵢ₃ + …. + σᵢ Zᵢт + εᵢt (3.3) Keterangan: Yit = variabel terikat untuk individu bank ke-I dan tahun ke-t Xit = variabel bebas untuk individu bank ke-I dan tahun ke-t Wit dan Zᵢt variabel dummy yang didefinisikan sebagai berikut: Wit = 1 ; untuk bank I; I = 1,2, …., N=0 ; lainnya Zit = 1 ; untuk tahun t; t = 1,2, …., T= 0 ; lainnya Berdasarkan model di atas, terlihat bahwa sesungguhnya model efek tetap adalah sama dengan regresi yang menggunakan dummy variabel sebagai variabel bebas, sehingga dapat diestimasi dengan OLS. Dengan diestimasinya model tersebut dengan OLS, maka akan diperoleh estimator yang tidak bias dan konsisten. 3.7.1.3 Model Random Effect Random Effect digunakan apabila terdapat suautu masalah pada saat memasukkan peubah dummy dalam model fixed effects akan menimbulkan konsekuensi tersendiri yaitu dapat mengurangibanyaknya
  • 47. 47 derajat kebebasan yang ada akhirnya akan mengurangi efisiensi dari parameter yang diestimasi. Untuk mengatasi masalah tersebut maka dapat digunakan model random effects. Model ini, parameter yang berbeda antar individu maupun antar waktu dimasukkan ke dalam error, karena hal inilah model ini sering juga disebut sebagai error component model. Melihat persamaan di atas, maka dapat dinyatakan bahwa model efek random menganggap efek rata-rata dari data cross-section dan time series direpresentasikan dalam intercept. Sedangkan deviasi efek secara random untuk data time-series direpresentasikan dalam νtdan deviasi untuk data cross-section dinyatakan dalam uᵢ. Jadi model efek random bisa diestimasi dengan OLS bila δᴜ² = δᴠ² = 0. Kalau tidak demikian, Model Efek Random diestimasi dengan metode Generalized Least Square (GLS). Asumsi yang digunakan dalam model efek random ini adalah error secara individual tidak saling berkolerasi, begitu pula dengan error kombinasinya. Penggunaan pendekatan random effects dapat menghemat derajat kebebasan dan tidak mengurangi jumlahnya seperti pada pendekatan fixed effects. Hal ini brimplikasi pada parameter hasil estimasi akan menjadi efisien. Semakin efisien maka model akan semakin baik. Terkait dengan beberapa pilihan teknik untuk permodelan panel data, sebelum model diestimasi dengan model yang tepat terlebih dahulu
  • 48. 48 dilakukan uji spesifikasi apakah Common Effect, Fixed Effect atau Random Effect memberikan hasil yang sama. 3.7.2 Pemilihan Model Estimasi Data Panel 3.7.2.1 Chow Test Uji Chow dilakukan untuk menentukan model common effectatau Fixed effect yang paling tepat digunakan dalam mengestimasi data panel. Asumsinya adalah bahwa setiap unit cross section memiliki perilaku yang cenderung sama tidaklah realistis. Mengingat dimungkinkan saja setiap unit cross section memiliki perilaku yang berbeda. Hipotesis uji chow adalah sebagai berikut : H₀: Model Common Effect atau Pooled Least Square H₁ : Metode Fixed Effect …….( 3.4) Keterangan : N = jumlah individu T = periode waktu K = jumlah variabel penjelas RSS₁ dan RSS₂ masing-masing merupakan residual sum of squaresteknik tanpa variabel dummy dan teknik fixed effect dengan
  • 49. 49 variabel dummy. Apabila nilai chow statistik (F stat pada E-views) hasil uji lebih besar dari F tabel, maka hipotesis nol ditolak. Di dalam pengolahan data, apabila P-Value < ɑ, maka H₀ ditolak dan H₁ diterima sehingga model yang diigunakan adalah Fixed Effect. 3.7.2.2 Hausman Test Pengujian untuk memilih apakah model akan dianalisis dengan menggunakan metode Random Effect atau Fixed Effect dapat dilakukan dengan Hausman Test. Hipotesis yang akan digunakan pada uji spesifikasi hausman sebagai berikut: H₀: Model Random Effect H₁ : Metode Fixed Effect (Unrestricted) Dengan perbandingan terhadap Chi Square tabel, jika hausman statistics lebih besar dari Chi Square tabel maka cukup bukti untuk menolak hipotesis nol sehingga model yang lebih sesuai dalam menjelaskan dalam permodelan data panel tersebut adalah model efek tetap, begitu pula sebaliknya. Di dalam pengolahan menggunakan Software eviews 6.1, jka P-Value <ɑ maka H₀ ditolak dan H₁ diterima sehingga model yang diigunakan adalah Fixed Effect. 3.7.2.3 The Breusch-Pagan LM Test Pengujian untuk memilih apakah model akan dianalisis dengan menggunakan metode Random Effect atau Pooled Least Square dapat
  • 50. 50 dilakukan dengan TheBreusch-Pagan Lm Test dimana menggunaka hipotesis sebagai berikut: H₀ : Model Pooled Least Square (Restricted) H₁ : Metode Random Effect Dasar penolakan H₀ menggunakan statistik LM Test yang berdasarkandistribusi Chi-Square. Jika LM statistics lebih besar dari Chi Square tabel maka H₀ ditolak, sehingga model yang lebih sesuai dalam menjelaskanpermodelan data panel tersebut adalah model pooled least square,begitu pula sebaliknya. 3.7.3 Uji Postestimation (Diagnostic Testing) Model yang telah terpilih akan diuji menggunakan beberapa uji postestimation untuk mengetahui apakah model tersebut valid sebagai estimator untuk menjawab hipotesis penelitian. 3.7.3.1 Uji Heterokedastisitas Pada asumsi yang kedua, var(υᵼ) = σ² < ∞, variasi dari error diharapkan konstan untuk setiap observasi. Asumsi ini disebut juga homoscedasticity. Ketika variasi dari error tidak konstan maka kita akan menemui heteroscedasticity di dalam error. Menurut Ajija dkk (201), heteroskedastisitas merupakan keadaan di mana suatu gangguan yang muncul dalam fungsi regresi populasi tidak
  • 51. 51 memiliki varian yang sama. Sedangkan menurut Suliyanto (2011), heteroskedastisitas berarti ada varian variabel pada model regresi yang tidak sama (konstan). Sebaliknya, jika variabel-variabel pada model regresi memiliki nilai yang sama (konstan), maka disebut dengan homoskedastisitas. Yang diharapkan dari model regresi adalah adanya homoskedastisitas. Heteroskedastisitas biasanya banyak terjadi pada data yang bersifat cross section. Menurut Sarwoko (2005), terdapat beberapa alasan munculnya persoalan heteroskedastisitas, yaitu : a) Database dari satu atau lebih variabel mengandung nilai-nilai dengan suatu jarak (range) yang lebar; b) Perbedaan laju pertumbuhan antara variabel-variabel dependen dan independen adalah signifikan dalam periode pengamatan untuk data runtut waktu c) Di dalam data itu sendiri memang terdapat heteroskedastisitas, terutama pada data seksi silang. Menurut Suliyanto (2011), beberapa contoh penyebab perubahan nilai varian yang berpengaruh pada homoskedastisitas residualnya, yaitu adanya pengaruh dari kurva pengalaman (learning curve), adanya peningkatan perekonomian dan adanya peningkatan teknis pengambilan data.
  • 52. 52 Gurajati (2012) menyatakan bahwa heteroskedastisitas tidak menghilangkan sifat-sifat ketidakbiasan dan konsistensi dari estimator- estimator OLS tetapi mereka tidak lagi efisien, bahkan tidak asimtotis( (pada sampel besar). Menurut Sarwoko (2005) persoalan heteroskedastisitas seringkali ditangani dengan dua cara pertama, mentransformasikan data dengan suatu faktor yang tepat, kemudian baru menggunakan prosedur OLS terhadap data yamg telah ditransformasikan. Prosedur yang meliputi dua langkah ini, sering dikenal dengan nama General Least Square (GLS). Kedua transformasi data dalam bentuk translog. Konsekuensi dari heteroscedasticity antara lain : 1. Estimator yang dihasilkan tetap konsisten, tetapi tidak lagi effiecient. Ada estimator lain yang memiliki variance lebih kecil dari pada estimator yang memiliki error yang heteroscedastic. 2. Standard error yang dihitung oleh OLS yang memiliki error heteroscedastic tidak lagi akurat. Hal ini menyebabkan inferensi (uji hipotesis) yang menggunakan standard error ini tidak akurat. Cara mendeteksi terjadinya heteroscedasticity bisa dilakukan dengan metode informal maupun uji formal. Pengamatan informal dilakukan dengan cara mem-plot residual kuadrat dengan ŷ atau dengaan mem-plot residual kuadrat dengan salah satu variabel independen.
  • 53. 53 3.7.3.2 Uji Multikolinearitas Multicollinearity dapat didefinisikan secara ‘loose’ sebagai suatu situasi dimana terjadi hubungan linear antar variabel independen. Hal ini melanggar asumsi regresi dimana disyaratkan sebaliknya. Konsekuensi multicollinearity antara lain: Jika terdapat multicollinearity paramtere yang diestimasi akan bersifat BLUE tetapi estimator akan memiliki variance dan standard error yang besar sehingga uji hipotesis kurang akurat. Karena standard error yang besar maka interval pengujian akan besar sehingga hipotesa nol akan sering ditolak. a) T-stat akan banyak yang tidak signifikan walaupun R² tinggi. b) Estimator OLS akan sensitive terhadap perubahan kecil pada data. Cara mendeteksi multikolinieritas antara lain: 1) Menghitung koefisien korelasi antar variabel independen. 2) Melihat apabila R² tinggi tetapi tidak ada atau sedikit t-stat yang signifikan. 3) Melakukan regresi antar satu variabel independen dengan variabel independen lainnya.
  • 54. 54 Jika terdapathasil regresi yang R² tinggi maka ada kemungkinan multicollinearity. Pengujian untuk melihat secara pasti jenis multicollinearity yang terjadi belum ada di dalam literatur. Masih banyak perdebatan tentang hal ini. Cara-cara di atas merupakan cara sedrhana yang masih banyak kekurangan. Remedial untuk multicollinearity antara lain: 1) Melakukan transformasi data (kemungkinan non- stationarity). 2) Men-drop variabel. Do nothing karea multicollinearity is god’s will (Blanchard, seperti dikutip oleh gujarati hal.363.) Uji multikolinieritas dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah ada korelasi di antara variabel independen. Menurut Suliyanto (2011), uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi yang terbentuk ada korelasi yang tinggi atau sempuran di antara variabel bebas atau tidak. Jika dalam model regresi terdapat korelasi yang tinggi atau sempurna di antara variabel bebas, maka model regresi tersebut dinyatakan mengandung gejala multikolinier.
  • 55. 55 3.8 Uji Hipotesis 3.8.1 Uji F-Statistik Dalam pengujian ini diuji apakah semua variabel bebas secara bersama-sama mempengaruji variabel terikat. Pengujian ini dilakukan dengan distribusi F. signifikansi pengujian ini secara langsung dapat dilihat dari besarnya angka probabilitas. Jika P-Value (F-statistik) lebih kecil dari ɑ (ɑ = 5% atau 0,10) maka seluruh variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikatnya. 3.8.2 Uji T-Statistik Analisis statistic secara parsial digunakan untuk melihat signifikan dari masing-masing variabel bebas secara individual dalam menjelaskan variabel terikat pada model dengan menggunakan uji t, dimana hipotesis nol (H₀: β = 0) artinya nilai koefisien sama dengan nol, sedangkan hipotesis alternatif (H₁: β≠ 0) artinya nilai koefisien berbeda dengan nol. Signifikan ini secara langsung dapat dilihat dari besarnya angka probabilitas. Jika p-value (t-statistik) lebih kecil dari ɑ (ɑ = 5% atau 0,10) maka variabel bebas tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikatnnya atau tolak H₀. 3.9 Koefisien Determinasi Masalah yang terjadi jika melakukan pengujian dengan menggunakan R² adalah jika variabel bebasnya ditambah maka nilai R² akan bertambah besar. Pengujian dengan AdjustedR² secara objektif
  • 56. 56 melihat pengaruh penambahan variabel bebas, apakah variabel tersebut mampu memperkuat variasi penjelasan variabel terikat. Adapun penghitungan nilai Adjusted R² adalah sebagai berikut: Adjusted R² = 1 – (1 - R²) Dimana: N = banyaknya observasi K = banyaknya variabel bebas DAFTAR PUSTAKA Agnes, Sawir. 2008. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum. Agus, Harjitodan Martono. 2004. Manajemen Keuangan. Jakarta: Ekonisia. Ahmed, Neveed, et al. 2011. Risk Management Practices and Islamic Banks: An Empirical Investigation From Pakistan. International Journal of Research in Business, Vol. 1: 50-57. Akhtar, et al. 2011. Liquidity Risk Management : A Comparative Study Between Conventional and Islamic Bank of Pakistan. Interdisciplinary Journal of Research in Business, Vol. 1: 35-44. Ambarriani, A. Susty. 2003. Faktor-faktor yang mempengaruhi Efisiensi Perbankan di Indonesia. Andriyani, Nina. 2007. Analisis Pengaruh Pemberian Kredit, Suku Bunga Tabungan dan Suku Bunga Deposito terhadap Loan to Deposit Ratio. Skripsi. Universitas Muhammadiah Surakarta. Damodar, Gurajati. 2012. Dasar - Dasar Ekonometrika. Edisi 5. Jakarta : Salemba Empat. Darmawi, Herman. 2011. Manajemen Perbankan. Jakarta : Bumi Aksara.
  • 57. 57 Ferry, Idroes. 2008. Manajemen Risiko Perbankan Edisi 1. Jakarta : Rajawali Pers. Galih, Adhitya, Tito. 2011. Pengaruh Dana Pihak, Ketiga, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Return On Asset dan Loan to Deposit RatioTerhadap Jumlah Penyaluran Kredit Pada Bank Indonesia. Skripsi. Universitas Diponegoro. Hamonangan, Reynaldo. 2009. Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Debt to Equity Ratio, Non Performing Loan, Operating Ratio, Loan to Deposit Ratio Terhadap Return On Equity (ROE) Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Harahap, Sofyan, Syafri. 2010. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Hg. Suseno dan Bambang Hartono. 2005. “Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Loan to Deposit Ratio (LDR) Perbankan Nasional 2004 – 2005. http://financeroll.co.id/news/penyaluran-fungsi-intermediasi-bank-asing-makin- melonjak-105-persen/ . diakses 03 Desember 2016, Pukul 19.00 wib. Iqbal, Anjum. 2012. Liquidity Risk Management : A Comparative Study Between Conventional And Islamic Bank Of Pakistan. Global Journal Of Management And Business Research, Vol. 12: 54-64. Islam, M. Muzahidul dan Hasibul Alam Chowdhury. 2009. A Comparative Study Of Liquidity Management Of An Islamic Economic, Banking And Finance, Vol. 5: 89-108 Ismail. 2010. Manajemen Perbankan. Jakarta : Kencana. Isnaisyah, Fitri. 2010. Pengaruh Risiko Kredit Yang Diberikan Dan Tingkat Likuiditas Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jumono, S., Achsani, N. A., Hakim, D. B., & Fidaus, M. (2015). Market Concentration, Market Share, and Profitability (Study at Indonesian Commercial Banking in the Period of 2001-2012). Asian Social Science, 11(27), 18. Jumono, S., Achsani, N. A., Hakim, D. B., & Firdaus, M. (2015). The Impacts of ALMA Primary Variables on Profitability An Empirical Study of Indonesian Banking, International Research Journal of Business Studies (IRJBS), 8(1), 13. Jumono, S., Achsani, N. A., Hakim, D. B., & Fidaus, M. (2016). The Effect of Loan Market Concentration on Banking Rentability: A Study of Indonesian
  • 58. 58 Commercial Banking, Dynamics Panel Data Regression Approach. International Journal of Economics and Financial Issues, 6(1). Jumono, S., Adhikara, M.F.A., Mala, C.M.F. (2016). Profit Structure of Indonesian Banking Industry (An Empirical Study Based on Du Pont Model). Journal of Emerging Issues in Economics, Finance and Banking, 5 (2), 1938. Jumono, S., Abdurrahman, A., Mala, C.M.F. (2017). Market Concentration Index and Performance: Evidence from Indonesian Banking Industry. International Journal of Economics and Financial Issues, 7 (2), 249. Kasmir. 2007. Dasar – Dasar Perbankan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Kasmir. 2008. Manajemen Perbankan Edisi Revisi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Kasmir. 2012. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta : Rajawali Pers. Latumaerissa, Julius R. 2011. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta : Salemba Empat. Lukman, Dendawijaya. 2000. Manajemen Perbankan. Jakarta : Ghalia Indonesia. Lukman, Dendawijaya. 2005. Manajemen Perbankan Edisi Kedua. Jakarta : Ghalia Indonesia. Mala, C.M.F. (2017). The Prospect of Dual Unit Banking System in Indonesian Regional Banking. Account and Financial Management Journal, 2(1). Nandadipa, Seandy. 2010. Analisis Pengaruh CAR, NPL, Inflasi, Pertumbuhan DPK dan Exchange Rate Terhadap LDR. Skripsi. Universitas Diponegoro. Nasirudin. 2005. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Loan To Deposit Ratio (LDR) Di BPR Wilayah Kerja Kantor Bank Indonesia Semarang . Tesis. Universitas Diponegoro. Prasnugraha, Ponttie. 2007. Analisis Pengaruh Rasio – Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Bank Umum Di Indonesia. Tesis. Universitas diponegoro. Prayudi, Arditya. 2011. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Return On Asset (ROA) Dan Net Interest Margin (NIM) Terhadap Loan To Deposit Ratio. Skripsi. Gunadarma University E-Paper. Reksoprayitno, Soediyono. 1992. Mikro Pengantar Analisa Pendapatan Nasional. Yogyakarta : Liberty.
  • 59. 59 Ritha, Henny dan Raditya, Eri. 2013. Pengaruh Faktor Internal Dan Eksternal Terhadap Fungsi Intermediasi Bank Umum Swasta Nasional Devisa Periode 2006 – 2010. Ruslian, Cahyo, Sandy. 2015. Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Likuiditas Pada Bank Campuran Konvensional Tahun 2010 – 2014. Skripsi. Universitas Negeri Surabaya. Santoso, Lukman, Arif dan Sukihanjani, Tekad. 2013. Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Likuiditas Perbankan Di Indonesia. Siamat, Dahlan. 2004. Lembaga Keuangan Edisi Keempat. Jakarta : Lembaga Penerbit Universitas Indonesia. Sitanggang, Eliza Evelyn. 2010. Pengaruh Likuiditas Perbankan Terhadap Tingkat Diskonto Dan Dampaknya Pada Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka. Skripsi. Universitas Sumatera. Sitorus, Toga Tarana Cosman. 2010. Analisis Determinan Tingkat Suku Bunga Pinjaman Di Indonesia Pendekatan Vector Autoregression. Tesis. Universitas Sumatera Utara. Sudirman, Wayan. 2003. Faktor – Faktor Penghambat Peningkatan Loan To Deposit Ratio (LDR) Perbankan Di Provinsi Bali. Vol. 18 : 1-8. Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/73/Intern DNP Tanggal 24 Desember 2004, Perihal Pedoman Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum (CAMELS RATING). Jakarta : Bank Indonesia. Susanto, Agus. 2016. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Kredit Pada Bank Campuran Periode 2010 – 2015. Skripsi. Universitas Esa Unggul. Syafitri, Erlina Dwi. 2011. Pengaruh CAR, NPL, LDR, NIM Dan Size Terhadap Risiko Bisnis Bank. Skripsi. Universitas Diponegoro. Syamsuddin, Lukman. 2000. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1998. Tentang Perubahan Undang – Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. Utari, Mita Puji. 2011. Analisis Pengaruh CAR, NPL, ROA Dan BOPO Terhadap LDR. Skripsi. Universitas Diponegoro. Widiari, Luh. 2014. Analisis Pengaruh Loan To Deposit Ratio (LDR) Dan Suku Bunga Kredit. Universitas Pendidikan Ganesha, Vol. 2 : 1. Widjanarto. 2003. Hukum Dan Ketentuan Perbankan Di Indonesia. Jakarta : Pustaka Utama Graffiti.
  • 60. 60 www.bi.go.id www.ojk.go.id www.wikipedia.com Yahya, Muhammad. 2010. Analisis Variabel – Variabel Yang Mempengaruhi Likuiditas Perbankan Periode 2004 – 2008. Skripsi. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. Zulkifli, Z. 2012. Suku Bunga Deposito Tergantung Keadaan Likuiditas. Investor Daily. (diakses 06 Desember 2016, pukul 13.00 wib)