Materi ini memuat sejarah munculnya aturan manajemen risiko melalui Basel Accord sampai dengan peraturan yang ada di perbankan Indonesia. Paparan ini disertai contoh perhitungan modal berdasar risiko kredit, risiko pasar, dan risiko operasional.
Jurnal venti 7 des 2012_Overview Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peringkat O...Venti Eka Satya
Bond is a debt contract from the issuer to investor carries with debt service that will give investor a coupon bond. Bond rating gives information and signal about company profit and debt failure. The Bond rating was performed by the independent rating agencies both national and international scale. The bond rating agencies have their own methods to determine the rating of a bond. This paper discusses about the factors that affect the rating of bonds, both government and private and their impact on investor’s decision making. In order to achieve the research purpose, the author did a literature review on various articles, books or researches results. So that the author concludes some factors that affect the bond rating. The government bond rating are affected by macro economics, fiscal, political, and social conditions (such as unemployment rate) are the factors that affect government bond valuation. While the company bond’s rating was affected by accounting factor and non-accounting factor. The accounting factors are cash ratio, profitability, liquidity, leverage, growth, and size, and non-accounting factors are the level of risk, sinking fund, auditor reputation, maturity, and corporate governance. The government bond’s rating has impact on foreign investment but its rating have no impact to company’s investor. Whereas Company bond’s rating affects the investor’s expected return significantly.
Materi ini memuat sejarah munculnya aturan manajemen risiko melalui Basel Accord sampai dengan peraturan yang ada di perbankan Indonesia. Paparan ini disertai contoh perhitungan modal berdasar risiko kredit, risiko pasar, dan risiko operasional.
Jurnal venti 7 des 2012_Overview Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peringkat O...Venti Eka Satya
Bond is a debt contract from the issuer to investor carries with debt service that will give investor a coupon bond. Bond rating gives information and signal about company profit and debt failure. The Bond rating was performed by the independent rating agencies both national and international scale. The bond rating agencies have their own methods to determine the rating of a bond. This paper discusses about the factors that affect the rating of bonds, both government and private and their impact on investor’s decision making. In order to achieve the research purpose, the author did a literature review on various articles, books or researches results. So that the author concludes some factors that affect the bond rating. The government bond rating are affected by macro economics, fiscal, political, and social conditions (such as unemployment rate) are the factors that affect government bond valuation. While the company bond’s rating was affected by accounting factor and non-accounting factor. The accounting factors are cash ratio, profitability, liquidity, leverage, growth, and size, and non-accounting factors are the level of risk, sinking fund, auditor reputation, maturity, and corporate governance. The government bond’s rating has impact on foreign investment but its rating have no impact to company’s investor. Whereas Company bond’s rating affects the investor’s expected return significantly.
A structured governance of the Indonesia government is interested of the thesis defines on how the bank to bank and bank to government has them in frameworks, as to the compilation designs them on an excessive from the banking sectors to the memorandum of understanding works to the Indonesia Republic regarding its robberry and the coupe employes their fake identities to their supreeme envoyees.
Apa itu SP2DK Pajak?
SP2DK adalah singkatan dari Surat Permintaan Penjelasan atas Data dan/atau Keterangan yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pajak (KPP) kepada Wajib Pajak (WP). SP2DK juga sering disebut sebagai surat cinta pajak.
Apa yang harus dilakukan jika mendapatkan SP2DK?
Biasanya, setelah mengirimkan SPT PPh Badan, DJP akan mengirimkan SP2DK. Namun, jangan khawatir, dalam webinar ini, enforce A akan membahasnya. Kami akan memberikan tips tentang bagaimana cara menanggapi SP2DK dengan tepat agar kewajiban pajak dapat diselesaikan dengan baik dan perusahaan tetap efisien dalam biaya pajak. Kami juga akan memberikan tips tentang bagaimana mencegah diterbitkannya SP2DK.
Daftar isi enforce A webinar:
https://enforcea.com/
Dapat SP2DK,Harus Apa? enforce A
Apa Itu SP2DK? How It Works?
How to Response SP2DK?
SP2DK Risk Management & Planning
SP2DK? Surat Cinta DJP? Apa itu SP2DK?
How It Works?
Garis Waktu Kewajiban Pajak
Indikator Risiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak
SP2DK adalah bagian dari kegiatan Pengawasan Kepatuhan Pajak
Penelitian Kepatuhan Formal
Penelitian Kepatuhan Material
Jenis Penelitian Kepatuhan Material
Penelitian Komprehensif WP Strategis
Data dan/atau Keterangan dalam Penelitian Kepatuhan Material
Simpulan Hasil Penelitian Kepatuhan Material Umum di KPP
Pelaksanaan SP2DK
Penelitian atas Penjelasan Wajib Pajak
Penerbitan dan Penyampaian SP2DK
Kunjungan Dalam Rangka SP2DK
Pembahasan dan Penyelesaian SP2DK
How DJP Get Data?
Peta Kepatuhan dan Daftar Sasaran Prioritas Penggalian Potensi (DSP3)
Sumber Data SP2DK Ekualisasi
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Penghasilan PPh Badan vs DPP PPN
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Biaya Gaji , Bonus dll vs PPh Pasal 21
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Biaya Jasa, Sewa & Bunga vs PPh Pasal 23/2 & 4 Ayat (2)/15
Sumber Data SP2DK Mirroring
Sumber Data SP2DK Benchmark
Laporan Hasil P2DK (LHP2DK)
Simpulan dan Rekomendasi Tindak Lanjut LHP2DK
Tindak lanjut SP2DK
Kaidah utama SP2DK
How to Response SP2DK?
Bagaimana Menyusun Tanggapan SP2DK yang Baik
SP2DK Risk Management & Planning
Bagaimana menghindari adanya SP2DK?
Kaidah Manajemen Perpajakan yang Baik
Tax Risk Management enforce A APPTIMA
Tax Efficiency : How to Achieve It?
Tax Diagnostic enforce A Discon 20 % Free 1 month retainer advisory (worth IDR 15 million)
Corporate Tax Obligations Review (Tax Diagnostic) 2023 enforce A
Last but Important…
Bertanya atau konsultasi Tax Help via chat consulting Apps enforce A
Materi ini telah dibahas di channel youtube EnforceA Konsultan Pajak https://youtu.be/pbV7Y8y2wFE?si=SBEiNYL24pMPccLe
1. SKRIPSI
ANALISIS RENTABILITAS DAN SOLVABILITAS
TERHADAP LIKUIDITAS PADA SUB SEKTOR
PERUSAHAAN PERBANKAN PADA PT. BANK MANDIRI,
TBK
(PERIODE 2014/2018)
Di susun oleh:
NAMA : JANNES HUTAHAYAN
NIM : 11160626
JURUSAN : MANAJEMEN
GUNA MEMENUHI SUATU SYARAT UNTUK MEMPEROLEH
SARJANA MANAJEMEN
UNIVERSITAS BINA BANGSA T.A 2019
2. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Tugas suatu bank umum ialah menarik dana dari masyarakat dan
menyalurkannya kepada masyarakat. Sebagian besar dana yang dimiliki bersifat
jangka pendek. Demikian pula penyaluran dana dan juga kredit, sebagian besar
bersifat jangka pendek. Selain itu, penanaman dana dilakukan dalam efek-efek
yang mudah diperjualbelikan atau dinamakan secondary reserve. Namun
perkembangan yang pesat itu ternyata tidak dapat mendorong terciptanya industri
perbankan yang kuat. Hal ini dibuktikan dengan krisis keuangan yang melanda
Indonesia pada pertengahan 1997 yang memaksa pemerintah untuk melikuidasi
bank-bank yang dinilai tidaksehat dan tidak layak lagi untuk beroperasi.
Terpuruknya sektor perbankan juga masih terus berlanjut walau krisis moneter
berlalu karena masih terdapatnya bank-bank yang belum dapat memenuhi
kebutuhan solvabilitas/ permodalan, likuiditas, profitabilitas maupun standar
kepatuhan sebagaimana ditetapkan Bank Indonesia.
Masalah penting yang dihadapi bank-bank di Indonesia saat ini ialah cara
mengatur antara kepentingan likuiditas dan rentabilitas. Sehubungan dengan itu,
diadakan pembagian dalam aktiva, yaitu cash assets (aktiva yang tidak
memberikan penghasilan, kalaupun ada relatif sangat sedikit) dan earning
assets(aktiva yang memberikan penghasilan dari loan dan investment(pinjaman
dan penanaman modal)). Bank yang hanya mengejar rentabilitas yang tinggi,
besar kemungkinan posisi likuiditasnya terancam. Sebaliknya, jika alat-alat likuid
menumpuk, penawaran dana bertambah yang mengakibatkan menurunnya
rentabilitas. Maka dari itu, pimpinan bank harus mengambil suatu kebijakan yang
tepat dalam rangka penyaluran dana, antara kepentingan likuiditas, rentabilitas
3. dan solvabilitas (Simorangkir, 2004 : 158). 1Rentabilitas perbankan
menggambarkan sejauh mana keberhasilan bank itu menggunakan dana yang
diinvestasikannya. Rentabilitas pada penelitian ini diproksikan oleh Return On
Assets, Return On Equity, dan Operating Expense to Operating Income. Apabila
suatu bank mengalami kerugian setiap tahunnya, yang artinya nilai ROA, ROE
dan OEOI kecil atau terjadi penurunan, maka kemungkinan akan meningkatkan
posisi likuid. Untuk mempertahankan suatu tingkat rentabilitas yang layak, bank
harus memperoleh penghasilan yang dapat menutupi biaya. Dan bank tersebut
harus berusaha terus mempertahankan tingkat pendapatan tertentu dengan
memperhitungkan faktor risiko yang dihadapi. Selanjutnya, penanaman dana yang
besar akan memberikan penghasilan yang besar pula. Semakin besar kredit yang
diberikan, semakin besar pula kemungkinan risiko macet. Pimpinan bank harus
hati-hati dalam menyalurkan dananya, mengingat dana yang disalurkan sebagian
besar berasal dari simpanan masyarakat yang setiap saat dapat ditarik kembali bila
diperlukan. Jika masalah risiko dihubungkan dengan besarnya modal bank yang
dapat menutupi kerugian, maka akan timbul kasus solvabilitas. Suatu bank disebut
solventjika seluruh kekayaannya lebih besar daripada utangnya atau dengan kata
lain, bank mampu membiayai seluruh kerugian dan utangnya.
Solvabilitas perbankan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
membayar kewajibannya dalam jangka panjang ataupun ketika suatu entitas
perbankan dilikuidasi. Solvabilitas dalam penelitian ini diproksikan oleh Capital
Adequacy Ratio. Riyanto (2004) solvabilitas adalah menunjukkan kemampuan
suatu perusahaan dalam memenuhi segala kewajiban finansialnya jika sekiranya
perusahaan tersebut dilikuidasikan.2 Apabila rasio solvabilitas suatu bank kecil,
artinya besar kemungkinan bank tersebut gagal menutup kerugiannya di dalam
kegiatan perkreditan maupun perdagangan surat berharga dengan kemampuan
modal yang dimiliki bank tersebut. Perhitungan CAR (Capital Adequacy Ratio)
1 Simorangkir, pengantar manajemen (Jakarta :Gramedia,2004), halaman 158
2 https://www.temukanpengertian.com/2016/02/pengertian-solvabilitas.html,
diakses 07 mei 2019
4. yang memasukkan unsur resiko pasar akan menyebabkan CAR turun secara
signifikan. Hal ini dibuktikan dalam penelitian Santoso dan Hariantoro (2003 :
151 ).3 Likuiditas suatu perusahaan perbankan menunjukkan bahwa suatu
perusahaan mampu membayar kewajibanjangka pendeknya dengan alat-alat likuid
yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Likuiditas perbankan dalam penelitian ini
diproksikan oleh Loan to Deposit Ratio. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa
kepentingan likuiditas dan rentabilitas bertentangan satu sama lain. Maka, ketika
nilai LDR kecil, kemungkinan bank tersebut akan mendapatkan rentabilitas yang
tinggi. Dalam hal ini diharapkan pimpinan bank umum menjaga likuiditasnya. Ia
harus mengetahui berapa jumlah alat likuid yang dikuasai setiap hari agar dapat
memenuhi kewajiban yang segera harus dibayar. Selain harus likuid, bank harus
rendebel (menguntungkan atau berusaha mencari untung). Keuntungan diperoleh
apabila penghasilan lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan. Kredit macet
juga mengganggu likuiditas bank. Terganggunya kelancaran proses pelunasan
kembali pokok kredit dan pembayaran bunga pinjaman juga menyebabkan
menurunnya kemampuan likuiditas. Masalah likuiditas juga timbul akibat
penarikan dana-dana masyarakat secara bersamaan (rush). Operasional bank
terganggu dan berujung pada pencabutan izin operasional sebagian bank pada saat
itu. Maka dari itu, untuk menjamin likuiditas bank, pada tahun 2004 Bank
Indonesia menetapkan persentase GWM yang disesuaikan dengan besanya DPK
yang dihimpun bank. GWM merupakan sejumlah dana yang harus dipelihara oleh
bank dalam bentuk saldo rekening giro pada Bank Indonesia. Besarnya GWM
yang ditetapkan Bank Indonesia adalah sebesar 5% dari DPK. Untuk bank devisa
diwajibkan memelihara GWM sebesar 5% dalam rupiah dan GWM dalam valuta
asing sebesar 3% dari DPK. Penelitian-penelitian sudah banyak dilakukan untuk
menemukan hubungan antar rentabilitas, solvabilitas dan likuiditas melalui analisa
laporan keuangan dan rasio keuangan. Bank Mandiri adalah salah satu bank
terbesar di Indonesia bila dilihat dari sektor jumlah aset, pinjaman dan deposito.
Bank Mandiri didirikan pada Tanggal 2 Oktober 1998. Dengan penggabungan
3 Hariantoro, Analisa rasio solvabilitas dan likuiditas (Jakarta: Gramedia, 2003),
halaman 151
5. usaha bank-bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang terdiri dari BBD,
BDN, Bank Exim, dan Bapindo pada Tanggal 31 Juli Tahun 1999. Hingga pada
bulan Agustus 1999 Bank Mandiri resmi beroperasi secara komersial. Bank ini
telah melayani banyak nasabah dengan berbagai fasilitas yang ditawarkan,
sehingga bank ini merupakan salah satu bank retail dengan nasabah terbanyak di
Indonesia. Berdasarkan latar belakang dan berbagai penelitian yang telah
diuraikan, peneliti merasa tertarik untuk mengembangkan penelitian-penelitan
yang menguji hubungan antara rentabilitas, solvabilias dan likuiditas melalui rasio
keuangan sehingga peneliti menuangkannya dalam sebuah karya tulis ilmiah
berbentuk skripsi dengan judul
“ANALISIS RENTABILITAS DAN SOLVABILITAS
TERHADAP LIKUIDITAS PADA SUB SEKTOR
PERUSAHAAN PERBANKAN PADA PT. BANK
MANDIRI,TBK”
1.2.Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti merumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Adakah pengaruh Analisis Rentabilitas pada Solvabilitas terhadap
perbankan PT. Mandiri?
2. Apakah Solvabilitas Pada PT. Bank Madiri T,bk mempengaruhi
Rentabilitasnya?
3. Apakah Solvabilitas, Likuiditas secara simultan mempengaruhi
Rentabilitas pada PT Bank Madiri T,bk?
1.3. Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji signifikan pengaruh rentabilitas
dan solvabilitas terhadap likuidas pada perusahaan perbankan yang go public.
6. 1.4. Manfaat penelitian
Adapun manfaat penelitian adalah:
1. Untuk peneliti untuk menambah wawasan peneliti adalah dan bahan
masukan bila suatu saat diminta untuk meneliti masalah yang berhubungan
dengan pengaruh tentabilitas dan solvabilitas terhadap likuiditas suatu
bank.
2. Bagi manejemen bank, sebagai masukan dalam pengambilan keputusan
sehubungan dengan penilain faktor rentabilitas dan solvabilitas terhadap
penyedia likuiditas.
3. Bagi pihak lain, sebagai bahan refrensi dan sumber informasi untuk
melakukan penelitian selanjutnya.
7. BAB II
DEFENISI TEORI
2.1 Defenisi Teori
Berdasarkan rumusan masalah diatas berikut adalah pendapat yang
dikemukakan oleh beberapa ahli yang berkaitan dengan rentabilitas,solvabilitas
dan likuiditas pada suatu perbankan.
Menurut Munawir (2010:33) bahwa:
“Rentabilitas adalah kemampuan perusahaan menghasilkan laba selama periode
tertentu.”
Jadi dapat disimpulkan rentabilitas adalah perbandingan antara laba dengan
modal yang menghasilkan laba tersebut.4
Menurut Bambang Riyanto (2011:33) bahwa:
“Rentabilitas ekonomi ialah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri
dan modal pinjaman yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan
dinyatakan dalam presentase.”5
Jadi dapat disimpulkan rentabilitas digunakan untuk mengukur efesiensi
penggunaan dengan seluruh modal yang bekerja didalamnya untuk menghasilkan
laba.
Menurut Sutrisno (2003 : 18) bahwa :
“Rentabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
dengan semua modal yang bekerja didalamnya.
Jadi dapat disimpulkan Semua modal yang bekerja di dalam perusahaan adalah
modal sendiri dan modal asing, oleh karena itu untuk mengukur besarnya
rentabilitas.6
4 http://xerma.blogspot.com/2014/04/pengertian-rentabilitas-menurut-ahli.html,
diakses 7 mei 2019
5 http://xerma.blogspot.com/2014/04/pengertian-rentabilitas-menurut-ahli.html,
diakses 7 mei 2019
8. Menurut Lukman Samsudin (2009:64) :
“Rentabilitas Modal sendiri merupakan suatu pengukuran dari penghasilan
(income) yang tersedia bagi pemilik modal perusahaan atas modal yang mereka
investasikan didalam perusahaan”7
Jadi dapat disimpulkan Kemampuan perusahaan untuk meraih keuntungan dengan
modal sendiri dengan perbandingan Modal Sendiri yang digunakan dan
keuntungan yang diperoleh darinya.
Menurut Susan Irawati (2006;61) :
“Rentabilitas modal adalah perbandingan jumlah laba yang tersedia bagi pemilik
modal sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba
tersebut dilain pihak.8
Jadi dapat disimpulkan bagaimana kemampuan suatu perusahaan dengan modal
sendiri yang bekerja didalamnya untuk menghasilkan laba
Berikut adalah pengertian solvabilitas menurut beberapa ahli :
Munawir (2007), Solvabilitas adalah menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut
dilikuidasikan, baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka
panjang.9
Jadi dapat disimpulkan bahwa bagaimana suatu kemampuan suatu perusahaan
dalam memenuhi kewajibannya.
6http://xerma.blogspot.com/2014/04/pengertian-rentabilitas-menurut-ahli.html,
diakses 7 mei 2019
7 http://xerma.blogspot.com/2014/04/pengertian-rentabilitas-menurut-ahli.html,
diakses 7 mei 2019
8 http://xerma.blogspot.com/2014/04/pengertian-rentabilitas-menurut-ahli.html,
diakses 7 mei 2019
9https://www.kompasiana.com/miabakrie/5658ef2a1dafbddf0d32d7b7/solvabilitas
?page=all, diakses 7 mei 2019
9. menurut Sutrisno (2009), Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk
memenuhi semua kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi.10
Jadi dapat disimpulkan bahwa bagaiman suatu perusahaan dapat membayar utang-
utangnya
Menurut Conant et al (1996), solvabilitas adalah kemampuan organisasi bisnis
untuk memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada waktunya11
Jadi dapat dsimpulkan bahwa bagaimana suatu organisasi atau lemabaga dapat
memenuhi kewajiban keuangannya.
menurut Riyanto (2004) solvabilitas adalah menunjukkan kemampuan suatu
perusahaan dalam memenuhi segala kewajiban finansialnya jika sekiranya
perusahaan tersebut dilikuidasikan.12
Jadi dapat disimpulkan suatu perusahaan bagaimana untuk memenuhi
kewajibannya.
menurut Sugiarso (2006) solvabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk
membayar utang-utangnya, baik itu utang jangka pendek maupun utang jangka
panjang.13
Jadi kesimpulannya bagaiamana suatu perusahaan dapat melunasi kewajibannya,
baik utang jangka pendek maupun janga panjang.
Berikut adalah pengertian likuiditas menurut beberapa ahli :
10https://www.kompasiana.com/miabakrie/5658ef2a1dafbddf0d32d7b7/solvabilita
s?page=all, diakses 7 mei 2019
11https://www.kompasiana.com/miabakrie/5658ef2a1dafbddf0d32d7b7/solvabilita
s?page=all, diakses 7 mei 2019
12https://www.kompasiana.com/miabakrie/5658ef2a1dafbddf0d32d7b7/solvabilita
s?page=all, diakses 7 mei 2019
13
https://www.kompasiana.com/miabakrie/5658ef2a1dafbddf0d32d7b7/solvabilitas?pa
ge=all,diakses7mei 2019
10. Menurut Bambang Riyanto (2010:25), pengertian likuiditas adalah hal-hal yang
berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi
kewajiban finansialnya yang harus segera dilunasi.14
Menurut Syafrida hani (2015:121), pengertian likuiditas adalah kemampuan suatu
perusahaan dalam memenuhi semua kewajiban keuangan yang segera dapat
dicairkan atau yang sudah jatuh tempo. Secara spesifik likuiditas mencerminkan
ketersedian dana yang dimiliki perusahaan guna memenuhi semua hutang yang
akan jatuh tempo.15
Menurut Handono Mardiyanto (2009:54), pengertian likuiditas adalah
kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban (utang) jangka pendek tepat
pada waktunya, termasuk melunasi bagian utang jangka panjang yang jatuh tempo
pada tahun bersangkutan.
16
Menurut S. Munawir (2007:31), likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan
untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih.17
14 https://www.maxmanroe.com/vid/finansial/pengertian-likuiditas.html, diakses 7
mei 2019
15
https://www.maxmanroe.com/vid/finansial/pengertian-likuiditas.html, diakses 7
mei 2019
16
https://www.maxmanroe.com/vid/finansial/pengertian-likuiditas.html, diakses 7
mei 2019
17
https://www.maxmanroe.com/vid/finansial/pengertian-likuiditas.html, diakses 7
mei 2019
11. Menurut S. Munawir (2007:31), likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan
untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih.18
18
https://www.maxmanroe.com/vid/finansial/pengertian-likuiditas.html, diakses 7
mei 2019
2.2 Kerangka berpikir
X1 bagaimana pengaruh X1 terhadap Y?
X2 bagaiamana penagruh X2 terhadap Y?
Kerangka konseptual menjelaskan secara teoritis pertautan antarvariabel yang
akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antarvariabel X1,X2
dengan variabel Y
2.3 Hipotesis penelitian
2.3.1 pengaruh rentabilitas terhadap solvabilitas
Profitabilitas suatu bank tidak hanya dapat dilihat dari tingkat kecukupan modal
saja tetapi dapat dilihat dari solvabilitasnya, jika suatu perbankan dapat memenuhi
kewajibannya (solvablitas) maka bank tersebut dapat diaktakan memliki rasio
keuangan yang baik.dengan demikian agar bank tersebut dapat berkembang, Bank
Mandiri terus mengawas keuangannya dengan memperrhatikan rasio
keuangannya agar kualitasnya selalu baik.
2.3.2 pengaruh solvabilitas terhadap likuiditas
Menurut Veitzhal Rivai (2013 : 482),“Likuiditas adalah penilaian kemampuan
bank dalam memenuhi kebutuhan likuiditas yang memadai yakni memenuhi
kewajiban jangka pendeknya, baik setiap saat ataupun pada saat ditagih”. Dari
sudut aktiva, likuiditas adalah kemampuan untuk mengubah seluruh aset menjadi
bentuk tunai (cash), sedangkan dari sudut pasiva, likuiditas adalah kemampuan
bank memenuhi kebutuhan dana melalui peningkatan portofolio liabilitas.
Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua untuk
memenuhi semua kewajibannya.Solvabilitas menunjukkan kemampuan
sebuahperusahaan untuk melunasi seluruh utang yang ada dengan menggunakan
seluruh aset yang dimilikinya. Jadi dapat disimpulkan bawa solvabilitas
sanganagat signifikan berpengaruh pada solvabilitas karena jika bank memiliki
dua rasio keuangan yang baik anatara solvabilitas dan likuiditas maka bank
tersebut akan dapat memperoleh profitabilitas
12. BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel
Penelitian ini menggunakan desain kausal atau hubungan sebab akibat. Menurut
Sekaran (2006:115) mengemukakan bahwa “variabel adalah apapun yang dapat
membedakan, membawa variasi pada nilai”. Secara garis besar, dalam penelitian
ini terdapat dua variabel, yaitu variabel X1,X2 dan Y.
3.1.1 Capital Adequacy Ratio (CAR)
13. Capital Adequacy Ratio (CAR) Rasio kecukupan modal (CAR) adalah rasio yang
memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung
risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai
dari modal sendiri di samping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar
bank (Almilia, 2005).19
3.1.2. Non Performing Loan (NPL)
Rasio Non Performing Loan (NPL) menunjukkan kemampuan manajemen
bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank yaitu
membandingkan kredit bermasalah yang terdiri dari kredit kurang lancar,
diragukan, dan kredit macet dengan keseluruhan total kredit yang diberikan pihak
bank kecuali pinjaman kepada pihak bank lain. Rasio ini dapat dirumuskan
sebagai berikut menurut Khaira (2015:32): 20
3.1.3. Net Interest Margin (NIM)
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam
mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih.
Rasio NIM diperoleh dari perbandingan antara pendapatan bunga bersih
dibandingkan dengan rata-rata aktiva produktif. Semakin besar rasio ini maka
meningkatnya pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank
sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil.
3.1.4. Loan to Deposit Ratio ( LDR )
Menurut Almilia (2005:139) mengemukakan bahwa “rasio ini digunakan
untuk menilai likuiditas suatu bank yang dengan cara membagi jumlah kredit
19http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/879/130503223.pdf?sequ
ence=1&isAllowed=y, diakses 07 mei 2019
20http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/879/130503223.pdf?sequ
ence=1&isAllowed=y, diakses 07 mei 2019
14. yang diberikan oleh bank terhadap dana pihak ketiga. Kredit yang diberikan tidak
21
termasuk kredit kepada bank lain sedangkan untuk dana pihak ketiga adalah giro,
tabungan, simpanan berjangka, sertifikat deposito”. Rasio ini untuk mengetahui
kemampuan bank dalam membayar kembali kewajiban kepada para nasabah yang
telah menanamkan dana dengan kredit-kredit yang telah diberikan .
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah kumpulan individu atau objek penelitian yang memiliki
kualitas serta ciri-ciri yang ditetapkan. Berdasarkan kualitas dan ciri tersebut,
populasi dapat dipahami sebagai sekelompok individu atau objek pengamatan
yang minimal memiliki satu persamaan karakteristik. Populasi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah 30 populasi perusahaan perbankan yang terdaftar di
BEI.
NO KODE NAMA BANK CAR
2013 2014 2015
1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk 21.60% 19.06% 22.12%
2 BACA Bank Capital Indonesia Tbk 20.13% 16.43% 17.70%
3 BABP Bank ICB Bumiputera Tbk 13.09% 17.79% 17.83%
4 BBCA Bank Central Asia Tbk 15.70% 16.90% 18.70%
5 BBKP Bank Bukopin Tbk 15.10% 14.20% 13.56%
6 BBMD PT Bank Mestika Dharma Tbk 26.99% 26.66% 28.26%
7 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk 15.10% 16.20% 19.50%
8 BBNP BankNusantara Parahyangan Tbk 19.50% 16.55% 18.07%
9 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 16.99% 18.31% 20.59%
10 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 15.62% 14.64% 16.97%
11 BCIC Bank Mutiara Tbk 14.03% 13.48% 15.49%
12 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk 12.38% 13.89% 23.87%
13 BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk 11.56% 10.05% 8.02%
14 BINA PT Bank Ina Perdana Tbk 17.10% 25.36% 19.93%
15 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk 14.93% 16,60% 18.60%
16 BNBA Bank Bumi Arta Tbk 16.99% 15,07% 25.57%
17 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk 15.36% 15,58% 16.28%
21http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/879/130503223.pdf?sequ
ence=1&isAllowed=y, diakses 07 mei 2019
15. 18 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk 12.74% 15,76% 15.17%
19 BNL Bank Permata Tbk 14.30% 13,6% 15.00%
20 BSIM Bank Sinarmas Tbk 21.82% 18,38% 14.37%
21 BSWD Bank of India Indonesia Tbk 15.26% 15.39% 23.85%
22 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk 23.10% 23.20% 23.80%
23 BVIC Bank Victoria International Tbk 18% 18.35% 20.38%
24 INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk 17.31% 15.95% 15.20%
25 MAYA Bank Mayapada Internasional Tbk 14.07% 10.25% 12.97%
26 MCOR Bank Windu Kentjana International Tbk 16.63% 17.09% 24.86%
27 MEGA Bank Mega Tbk 33.35% 21.84% 15.49%
28 NAGA PT Bank Mitraniaga Tbk 19.28% 18.74% 17.32%
29 NISP Bank OCBC NISP Tbk 15.32% 17,41% 20.23%
30 BJBR Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat
dan Banten Tbk
16.51% 16.08% 15.85%