SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
1
Panduan Praktikum Survei GNSS 2021
Dibuat untuk:
Mata kuliah Survei GNSS
Teknik Geodesi dan Geomatika – ITB
Daftar Isi
TUJUAN.............................................................................................................2
KEGIATAN ........................................................................................................2
PERSONIL..........................................................................................................3
PERALATAN DAN PERANGKAT LUNAK.......................................................3
LOKASI..............................................................................................................4
TIMELINE PRAKTIKUM...................................................................................4
JADWAL PRAKTIKUM PER KELAS ................................................................4
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (K3L) .....5
KELOMPOK.......................................................................................................6
MODUL 1: PENGUKURAN METODE ABSOLUT/NAVIGASI .........................9
MODUL 2: ONLINE DATA PROCESSING (NRTK DAN CRSPPP).................10
MODUL 3: PENGENALAN ALAT (KAMPUS)................................................12
MODUL 4: PERENCANAAN SURVEY METODE JARING.............................13
MODUL 5: METODE STATIK.........................................................................15
MODUL 6: METODE RTK...............................................................................16
MODUL 7: METODE RTPPP ...........................................................................17
MODUL 8: PENGOLAHAN DATA..................................................................17
TUGAS BESAR: PEMBUATAN PROPOSAL MANAJEMEN PROYEK GNSS 18
2
TUJUAN
Memfasilitasi dalam memantapkan pemahaman konsep setiap mahasiswa mengenai
pelaksanaan survei GNSS mulai dari perencanaan, persiapan, pengumpulan data,
pengolahan data hingga pelaporan.
KEGIATAN
Pengukuran Metode
Absolut/Navigasi
| Menggunakan GPS receiver untuk
keperluan navigasi dan pengukuran luas
Pengenalan Pengukuran Virtual
Melalui Video
| Melakukan pengenalan alat melalui video
yang telah disediakan
Perencanaan Survey Metode Jaring | Menggunakan GPS receiver untuk
keperluan penentuan posisi dengan metode
jaring.
Metode Statik | Menggunakan GPS receiver untuk
keperluan penentuan posisi dengan metode
statik.
Metode RTK | Menggunakan GPS receiver untuk
keperluan penentuan posisi dengan metode
RTK.
Metode RTPPP | Menggunakan GPS receiver untuk
keperluan penentuan posisi dengan metode
RTPPP.
Pengolahan Data | Melakukan QC data dan pengolahan data
survei statik jaring
3
PERSONIL
Dosen
K01: Prof. Ir. Hasanuddin Zainal Abidin, M.Sc., Ph.D.
K02: Dr. Irwan Meilano, S.T, M.Sc.
K03: Dr. Irwan Gumilar, S.T. M.Si.
K04: Dr. Heri Andreas, S.T. M.T.
Asisten
Rachel Theresia
Rico Aditya
Irma Amaliah Nur Kuswanti
Zola Saputra
Peserta 105 Peserta dalam 18~20 Kelompok (5-6 personil)
PERALATAN DAN PERANGKAT LUNAK
Smartphone, Mobile Topographer, GPS Field Area Measure, Tersus Geo Office
Software, RTKLIB, RTPPP Trimble NetR9 RTX, GNSS NAVCOM (2), TOPCON
GR3/GR5 (5), Juno GPS genggam, GARMIN (18), Teqc, Tersus Geo Office Software,
Hemisphere (4), E survey (2).
Rincian kebutuhan peralatan untuk praktikum luring di Pulau Seribu dan Kampus
ITB dapat dilihat pada tabel berikut :
Nama Alat Jumlah
Hemisphere 4
NAVCOM 2
eSurvey e600 2
Topcon 4
Statif 8
Bipol & Jalon 8 set
Rompi Praktikum 105
Helm Praktikum 105
Patok Kayu 1
Paku 7
Formulir Pengukuran GNSS 20
4
LOKASI
Rumah masing-masing untuk pelaksanaan praktikum daring, Kampus ITB untuk
pengenalan alat dan Pulau Seribu untuk pelaksanaan praktikum luring.
TIMELINE PRAKTIKUM
Daring
Minggu
1
Minggu
2
Minggu
3
Minggu
4
Minggu
5
Minggu
6
Minggu
7
Minggu
8
27/09-
01/10
04/10-
08/10
11/10-
15/10
18/10-
22/10
25/10-
29/10
1/11-
5/11
8/11-
12/11
15/11-
19/11
Modul 1
Modul 2
Modul 3
Modul 4
Modul 5
Modul 6
Modul 7
Modul 8
Tugas
Besar
Dalam pelaksanaan praktikum luring di Pulau Seribu, jadwal kegiatan secara umum
adalah sebagai berikut.
Waktu Kelas 01&02 Kelas 03&04
08.00 - 09.00 Briefing dan pengambilan alat
09.00 – 12.00 Metode Statik
12.00 – 13.00 Istirahat
13.00-15.00 RTK RTPPP
15.00-17.00 RTPPP RTK
JADWAL PRAKTIKUM PER KELAS
Seluruh Kelas
Hari : Kamis
Pukul : 11.00 – 12.00 (WIB)
Platform : Zoom Meeting (link akandiberitahukan kemudian)
5
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN
LINGKUNGAN (K3L)
Kegiatan praktikum ini harus menjadi kegiatan tanpa kecelakaan, kerusakan,
kehilangan dan kematian. Oleh karena itu setiap personil diwajibkan memahami bahaya
yang ada, sehingga pencegahan dapat dilakukan.
Peralatan
praktikum
| Selalu perhatikan peralatan praktikum yang
digunakan. Gunakan prosedur yang benar dalam
menggunakan peralatan. Jangan meninggalkan
peralatan tanpa pengawasan.
Pribadi | Selalu perhatikan keselamatan anda. Selalu gunakan
helm yang disediakan Lab. Survei dan Pemetaan
selama kegiatan praktikum. Persiapkan obat-obatan
pribadi. Sampaikan kelemahan/penyakit anda ke
teman anda.
Terik matahari | Persiapkan jaket atau kemeja lengan panjang, topi,
payung dan/atau sun-block lotion.
Hujan | Persiapkan jas hujan atau payung.
Hidrasi | Persiapkan air minum.
Barang bawaan | Selalu perhatikan barang bawaan anda. Jangan
meninggalkan barang bawaan di mana pun.
Peraturan kampus | Selalu patuhi peraturan kampus. Jangan
membuang sampah sembarangan. Peserta
praktikum sangat dilarang merokok saat
praktikum.
Protokol
Kesehatan
COVID-19 (5M)
| 1. Mencuci tangan
2. Memakai masker
3. Menjaga jarak
4. Menjauhi kerumunan
5. Mengurangi mobilitas
6
KELOMPOK
1 Koordinator Jody Satrio Nugroho
Anggota Talitha Az Zahra
Ricky Jaya Kusuma
Eka Wahyuni
Khusnun Nurlina
Muhammad Andhika Pratama
2 Koordinator MatthewAlvin Millen Hasianta
Anggota Muhammad Faizin F M
Adam Nurhadianto
Salsabila Isma Mufidah
Like Hana Fournida Purba
Putri Hayyuningtyas
3 Koordinator Panji Perkasa Sulung
Anggota Rangga Sulaiman
Aufa Qoulan Karima
Fathur Adlan Ramadhan
Hudaya Hibatul Wafi
Salsabila Paradisa
4 Koordinator Hanif Satrio Dwiandoko
Anggota Alvaz Adnan Naufal
Vindi Nur Astri
Purnama Syari Dewiti
Gina Valentina Jiel Tarukponno
Ardhani Virdian
5 Koordinator Muhammad Rizky Altasya
Anggota Araswati D. C. P. Bannegau
Jasmine Nur Mahdani
Muhammad Asa
Dito Taru Syahuwa
Briantara Revidinda Putra
6 Koordinator Deby Oksela Putri
Anggota Tio Sihombing
Septio Hanif Rahmantya
Gabriella Azzahra Roup
Maharani Rengganis Sukma
Muhammad Rafi Ramadhan
7 Koordinator Afnan Dwi Suseno
Anggota Nikita Veronica
Muhamad Hanif Resgi Putranto
Bagaskoro Pamungkas
Muhammad Saddam Maladi
7
Rafi Hexa Fauzan
8 Koordinator Alvin Amanda
Anggota Marsyanisa Shafa Salsabila
Ifandra Kusuma Cahya Reynaldi
Raihan Makarim Imran
Berto Noven Marsekal
Titus Arya Bimantoro
9 Koordinator Handi Chandra Chairiadi
Anggota Axal Maori
Faura Achtamirella Rudanty G.
Raindo Sianturi
Rizki Hidayatturrohman
M. Habibie Masherudin
10 Koordinator Galih Aditya S W
Anggota Hafizh Labiib Ondra
Raihan Ramadhani
Mustika Rosari
Fahmi Mahardika
Hazel Yordan Komara
11 Koordinator Muhammad Wahyu Al Ghifari
Anggota Ivani Christin Nugraheni
Salsabila Ramadhani
Gauri Amida Parvati
Muhammad Rafif Erison
Mohammad Muzamil
12 Koordinator Andin Husna Sakina
Anggota Razi Ashary
Gina Amara
Ali Aditya Rachman
Kurnia Putri Adillah
Fadillah Azhar Deaudin K
13 Koordinator Amalia Fadilla R. D.
Anggota Serly Nur Azizah
Maudy Nabilah
Muhammad Ardhacandra Azhari R
Cokro Santoso
Dwiputra Sam Mulia
14 Koordinator Burhan Maulana
Anggota Raihan Naufaldi Aviz
Muhammad Zetti Nugraha
Arya Bima Makmunar Syamsi
Adinda Dheren Mirenza
Ma'ruf Fatoni Aziz
8
15 Koordinator Arvin Rafi Muhammad
Anggota Legana Rafa
Annisa Alhusna
Ika Novia Taryuni
Nafa Ariesa Evani
Leonardo Vincent
16 Koordinator Yoga Suryo Pambagyo
Anggota Alphon Tonggi Sinaga
Ana Iffah Sabila
Argi Hendrawan
Aufa Risa Septaviari
17 Koordinator Farras Rizqy Hafizh
Anggota Freija Maharani Yasminnajla
Muhammad Daffa Rizki El-Islami
Maurits Arif Fathoni Lubis
Habibi Apriyonanda
18 Koordinator Rika Prillya Mustafida
Anggota Muhammad Zhafran
Wahyu Agung Primantaka
Karin Eva Mukaromah
Muhammad Fasya Arryputra
9
MODUL 1: PENGUKURAN METODE ABSOLUT/NAVIGASI
Navigasi merupakan salah satu kegiatan yang sudah lama dilakukan oleh manusia
bahkan menjadi salah satu ilmu tertua di dunia dan menjadi salah satu tolak ukur dalam
perkembangan ilmu pengetahuan suatu bangsa. Zaman dahulu ilmu navigasi sangat
berkaitan dengan ilmu perbintangan karena yang menjadi acuan untuk bernavigasi adalah
benda-benda langit. Semakin lama dengan berkembangnya zaman manusia memasuki era
informasi dimana satelit-satelit mulai bermunculan. Sehingga manusia berpikir untuk
membuat acuan navigasi sendiri dengan menggunakan teknologi satelit, dari situlah
muncul GNSS yang diluncurkan pada tahun 1978. Dengan munculnya teknologi GNSS
maka proses navigasi menjadi lebih mudah dan akurat disbanding dengan zaman dahulu.
GNSS pun berkembang dari yang dahulu sangat besar berubah menjadi sangat kecil
bahkan dapat berbentuk kartu sehingga lebih murah dan fleksibel. Walaupun ketelitian
koordinat masih dalam kisaran 3-10 meter namun untuk navigasi sederhana keberadaan
GPS terutama Handheld sangatlah berguna.
Receiver GPS tipe navigasi ini digunakan untuk:
1. Menentukan koordinat pendekatan awal.
2. Reconnaissance.
3. Navigasi (Pencarian lokasi).
4. Penentuan posisi yang tidak membutuhkan ketelitian tinggi.
Fitur umum dalam receiver tipe navigasi:
1. Pengamatan untuk medapatkan koordinat yang tidak memerlukan ketelitian
tinggi
2. Menyimpan koordinat
3. Tracking
4. Navigasi
5. Menghitung luas area yang tidak membutuhkan ketelitian tinggi
6. Input koordinat device
7. Setting Datum
8. Setting sistem koordinat
Instruksi:
1. Tentukan posisi satu sebanyak 20 kali dengan interval waktu per 10 detik.
Menggunakan GNSS Viewer.
10
2. Lakukan plotting titik tersebut di MATLAB, kemudian lakukan analisis dari
ketelitian horizontal dan vertikal dari metode tersebut.
3. Tentukan suatu area di sekitar rumah praktikan yang terbuka, bebas obstruksi dan
memiliki luas area minimum 50m2.
4. Lakukan juga perkiraan plotting titik berupa poligon di Google Earth. Dalam
melakukan plotting dapat dihasilkan luas bidang.
5. Lakukan pengukuran luas di batas bidang tersebut sebanyak minimal 3 kali.
6. Hitung luas dari bidang tersebut dan lakukan analisis dari hasil yang didapatkan
(bandingkan dengan luas yang didapat dari Google Earth).
7. Dokumentasikan kondisi pengukuran dalam bentuk foto pada 4 arah mata angin,
di setiap titik pengukuran.
MODUL 2: ONLINE DATA PROCESSING (NRTK DAN
CRCS PPP)
Ada dua mode operasi umum yang diturunkan metode penentuan posisi dengan
GPS, absolut dan relatif (atau diferensial). Dalam masing-masing dari dua mode ini,
pengukuran jangkauan ke satelit dapat dilakukan dengan melacak fase sinyal pembawa
satelit atau kode PRN yang dimodulasi pada sinyal pembawa. Selain itu, pemosisian GPS
dapat dilakukan dengan penerima yang beroperasi di lingkungan statis atau dinamis
(kinematik). Variasi opsi operasional ini menghasilkan berbagai tingkat akurasi yang
dapat diperoleh dari GPS.
Sumber : Penentuan Posisi dengan GPS dan Aplikasinya (Abidin, 2000)
11
Sistem DGPS (Differential GPS) pada dasarnya adalah sistem untuk memberikan
koreksi posisi pada sinyal GPS. DGPS menggunakan posisi tetap yang diketahui untuk
menyesuaikan sinyal GPS waktu nyata untuk menghilangkan kesalahan pseudorange. Hal
penting yang perlu diperhatikan adalah bahwa koreksi DGPS hanya meningkatkan
keakuratan data posisi. DGPS tidak berpengaruh pada hasil yang didasarkan pada data
kecepatan, seperti hasil brake stop. Umumnya sistem DGPS digunakan pada posisi obyek
yang bergerak. Dalam merealisasikan tuntutan real-timenya, monitor reference station
harus mengirimkan koreksim diferensial ke pengguna secara real-time menggunakan
sistem komunikasi data tertentu.
PPP (Precise Point Positioning) merupakan salah satu mode penentuan posisi
dengan metoda absolute positioning. Untuk melakukan PPP dibutuhkan informasi orbit
dan jam satelit yang presisi (precise ephemeris) yang di-publish oleh International GPS
Service for Geodynamics (IGS). Precise Ephemeris di-publish dalam 3 jenis produk yaitu
final (latensi 2 minggu, ketelitian 5 cm), rapid (latensi 2 hari, ketelitian 10 cm), dan ultra-
rapid (latensi 6 jam, ketelitian 50 cm) PPP umumnya dilakukan dengan dual-frequency
GPS receiver. L1 dan L2 dapat dikombinasi-linearkan untuk memperoleh pengamatan
bebas ionosfer (ionsphere-free observation).
Beberapa website menyediakan jasa online post-processing secara gratis.
Contohnya: GAPS (http://gaps.gge.unb.ca/index.html), OPUS
(http://www.ngs.noaa.gov/OPUS/),APPS (http://apps.gdgps.net/apps_file_upload.p hp),
dan AUSPOS (http://www.ga.gov.au/bin/gps.pl), NRTK (http://nrtk.big.go.id/) dan
CRSPPP().(https://webapp.geod.nrcan.gc.ca/geod/tools-outils/ppp.php?locale=en).
Untuk menggunakannya pengguna cukup mengunggah file RINEX pengamatan GPS dan
memasukkan beberapa parameter. Solusi akan dikirimkan ke email pengguna dalam
waktu beberapa menit. Dalam modul ini, hanya akan dilakukan online processing
menggunkan website NRTK dan CRCS PPP.
Instruksi:
1. Potong data RINEX sesuai dengan ketentuan berikut (UTC)
a. 1 jam pada jam 00.00, 12.00, dan jam 18.00
b. 6 jam pada jam 00.00 dan 18.00
c. 12 jam pada jam 00.00 dan 12.00
d. 24 jam
2. Lakukan post-processing dengan menggunakan CRCS PPP dan NRTK.
12
3. Plot semua hasil dalam satu grafik.
4. Bandingkan hasil antara ke 2 penyedia online processing data tersebut terhadap nilai
referensi dan lakukan analisis terhadap hasil yang didapatkan untuk masing-masing
kondisi panjang data.
MODUL 3: PENGENALAN ALAT (KAMPUS)
Dalam melakukan pengukuran GNSS dengan metode apapun sangat penting untuk
memahami penggunaan sehingga dapat diketahui akurasi ketelitian yang diharapkan.
Akurasi tersebut sangat berkaitan dengan kulaitas data yang dihasilkan baik dari
pengamatan maupun pengolahan. Ketelitian data GPS pada dasarnya akan tergantung
pada tiga faktor yaitu : jenis data (pseudorange atau fase), kualitas dari receiver GPS yang
digunakan pada saat pengamatan, serta level dari kesalahan dan bias yang mempengaruhi
data pengamatan. Karena pada survei dengan GPS data yang umum digunakan adalah
data fase, maka hanya dua faktor terakhir yang perlu mendapatkan perhatian yang lebih
serius.
Kualitas dari receiver GPS dikarakterisir oleh banyak parameter seperti jumlah
sinyal yang dapat diamati (satu atau dua), jumlah kanal (channel), karakteristik dan level
noise dari antenanya, kecanggihan metode pemrosesan sinyal yang digunakan, dan lain-
lainnya. Yang perlu diperhatikan di sini adalah bahwa dalam pemilihan receiver GPS
yang akan digunakan untuk survei, disamping pertimbangan-pertimbangan teknis yang
terkait dengan kualitas receiver, faktor-faktor non-teknis lainnya juga harus
diperhitungkan, seperti yang ditunjukkan pada Gambar berikut :
Gambar 1, Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan receiver GPS untuk keperluan survei
13
Dalam Modul 3, akan dibahas terkait penggunaan receiver GPS itu sendiri baik dari
pengukuran hingga pengunduhan data. Sebelum mengerjakan intruksi alangkah baiknya
untuk melihat video tutorial pengukuran GNSS sebagai berikut:
No Judul Video Link
1 Pengenalan Alat GNSS Tipe Geodetik https://youtu.be/YWZGllPe-yo
2
Pengenalan alat Handheld dan Simulasi
pengukuran dengan Handheld
https://youtu.be/kTGpyAWIr5U
3
Simulasi pengukuran GNSS metode
Statik
https://youtu.be/q6m7DKI_L9Y
4 Simulasi pengukuran GNSS metode RTK https://youtu.be/UmL-l3obq8c
5
Simulasi pengukuran GNSS metode
RTPPP
https://youtu.be/Awx9MphCeR8
6 Download data dan convert to Rinex https://youtu.be/_4FsP7ULP3w
*Apabila memungkinkan, akan dilakukan pengenalan alat di kampus.
Instruksi:
Jawablah pertanyaan berikut ini:
1. Jelaskan perlengkapan apa saja yang dibutuhkan dalam pengamatan GNSS tipe
geodetic (minimal terdapat gambar, nama dan kegunaan)
2. Jelaskan alur simulasi pengukuran GNSS metode handeld, metode static, metode
RTK dan metode RTPP (dalam bentuk flowchart)
3. Jelaskan langkah pengunduhan data pengukuran dari alat dan cara convert data ke
RINEX (dalam bentuk flowchart) dengan jenis alat GNSS.
MODUL 4: PERENCANAAN SURVEY METODE JARING
Pada penentuan posisi statik jaring secara diferensial ini posisi suatu titik (rover)
ditentukan relatif terhadap titik lainnya yang telah diketahui koordinatnya (stasiun
referensi atau base). Stasiun referensi juga dapat ditentukan dari titik yang memiliki
ketelitian orde lebih tinggi berdasarkan SNI SNI 19-6724-2002. Pada metode Statik
Jaring diferensial, dilakukan pengurangan data yang diamati oleh dua buah receiver GPS
atau lebih pada waktu yang bersamaan yang dimana bertujuan untuk mereduksi dan
menghilangkan beberapa jenis kesalahan dan bias GPS sehingga diharapkan akan
didapatkan akurasi pada kisaran cm (centimeter)– mm (millimeter). Penentuan posisi
secara statik jaring diferensial ini dilakukan secara posisi diam (statik) dalam jangka
14
waktu tertentu tergantung jarak antara base atau rover lainnya sehingga ukuran lebih
yang didapat lebih banyak. Hal ini lah yang menyebabkan ketelitian atau akurasi
mencapai orde mm (millimeter). Pada prinsipnya metode GPS static jaring ini
menggunakan data fase dan data pseudorange. Pada metode statik jaring ini
pengamatannya dilakukan baseline per baseline selama waktu tertentu (beberapa menit
hingga beberapa jam tergantung tingkat keandalan yang ingin didapatkan) dalam suatu
jaring atau kerangka dari titik titik yang ingin diketahui posisinya.
Pengukuran GNSS Statik Jaring
 Waktu dan lama pengamatan GPS akan mempengaruhi tingkat ketelitian posisi
yang diperoleh, tingkat kesuksesan dari penentuan ambiguitas fase sinyal GPS,
serta efek dan proses penjalaran dari kesalahan dan bias terhadap ketelitian posisi.
 Lama pengamatan yang lebih panjang, satelit akan meliput perubahan geometri
yang lebih besar serta perubahan kondisi atmosfer (ionosfer dan troposfer yang
bervariasi) sehingga akan menyebabkan randomisasi yang lebih baik terhadap
efek dari kesalahan orbit serta efek bias ionosfer dan troposfer pada data ukuran
jarak maksimal 10 km.
 Perubahan geometri yang lebih besar juga akan memudahkan penentuan dari
ambiguitas fase. Data ukuran yang lebih banyak dan selang pengamatan yang
lebih lama akan menghasilkan kualitas posisi yang lebih baik namun pengukuran
data yang lebih banyak akan menyebabkan memanjangkan waktu pelaksanaan
survey sehingga lebih lama dan biaya operasional relatif lebih mahal.
Desain Jaring
 Baseline trivial adalah baseline yang dapat diturunkan dari baseline-baseline
lainnya dari satu sesi pengamatan.
 Apabila dalam satu sesi pengamatan digunakan sejumlah n-receiver maka akan
terdapat sejumlah (n-1) baseline bebas.
Instruksi:
1. Tentukan lokasi titik yang akan diukur (maksimal 10 titik)
2. Tentukan titik referensi
3. Tentukan jumlah alat
4. Tentukan baseline yang akan diukur
5. Tentukan baseline setiap sesi pengukuran
15
6. Buat tabel rencana pengukuran sesuai standar
MODUL 5: METODE STATIK
Pada penentuan posisi statik jaring secara diferensial ini posisi suatu titik (rover)
ditentukan relatif terhadap titik lainnya yang telah diketahui koordinatnya (stasiun
referensi atau base). Pada metode Statik Jaring diferensial, dilakukan pengurangan data
yang diamati oleh dua buah receiver GPS atau lebih pada waktu yang bersamaan yang
dimana bertujuan untuk mereduksi dan menghilangkan beberapa jenis kesalahan dan bias
GPS. Pereduksiaan dan pengeleminasian kesalahan tersebut ada sehingga akurasi pada
statik jaring diferensial kisaran cm (centimeter)– mm (millimeter). Penentuan posisi
secara statik jaring diferensial ini penentuan posisi diam (statik) dalam jangka waktu
tertentu tergantung jarak antara base atau rover lainnya sehingga ukuran lebih yang
didapat lebih banyak. Hal ini lah yang menyebabkan ketelitian atau akurasi mencapai orde
mm (millimeter). Pada prinsipnya metode GPS statik jaring ini menggunakan data fase
dan data pseudorange. Pada metode statik jaring ini pengamatannya dilakukan baseline
per baseline selama waktu tertentu (beberapa menit hingga beberapa jam tergantung
tingkat keandalan yang ingin didapatkan) dalam suatu jaring atau kerangka dari titik titik
yang ingin diketahui posisinya.
Pengukuran GNSS Statik Jaring
 Waktu dan lama pengamatan GPS akan mempengaruhi tingkat ketelitian posisi
yang diperoleh, tingkat kesuksesan dari penentuan ambiguitas fase sinyal GPS ,
serta efek dan proses penjalaran dari kesalahan dan bias terhadap ketelitian posisi.
 Lama pengamatan yang lebih panjang, satelit akan meliput perubahan geometri
yang lebih besar serta perubahan kondisi atmosfer (ionosfer dan troposfer yang
bervariasi) sehingga akan menyebabkan randomisasi yang lebih baik terhadap
efek dari kesalahan orbit serta efek bias ionosfer dan troposfer pad adata ukuran
jarak.
 Perubahan geometri yang lebih besar juga akan memudahkan penentuan dari
ambiguitas fase
 Data ukuran yang lebih banyak dan selang pengamatan yang lebih lama akan
menghasilkan kualitas posisi yang lebih baik namun pengukuran data yang lebih
banyak akan menyebabkan memanjangkan waktu pelaksanaan survey sehingga
lebih lama dan biaya operasional relatif lebih mahal. Desain Jaring
16
 Baseline trivial adalah baseline yang dapat diturunkan dari baseline-baseline
lainnya dari satu sesi pengamatan.
 Apabila dalam satu sesi pengamatan digunakan sejumlah n-receiver maka akan
terdapat sejumlah (n-1) baseline bebas.
Instruksi:
1. Lakukan pengukuran statik sesuai dengan modul 4 (Perencanaan Survey Metode
Jaring).
2. Lama pengamatan GPS setiap sesi 30 menit dan durasi pergerakan alat 30 menit.
3. Lakukan pencacatan kegiatan pengukuran pada formulir pengukuran.
4. Lakukan kembali penentuan posisi kembali dan pengambilan data lagi sesuai
dengan jadwal yang telah direncanakan.
5. Unduh data setelah pengukuran terakhir.
MODUL 6: METODE RTK
Dalam penentuan posisi, data posisi yang diperoleh dapat diperoleh secara real time
ataupun post processing. Metode Real Time Kinematik (RTK) merupakan metode
penentuan posisi yang bersifat real time sesuai namanya, di mana data posisi titik yang
diamati dapat diperoleh langsung ketika melakukan pengamatan. Setiap pengukuran
koordinat titik menggunakan GPS metode RTK, harus menggunakan minimal 2 buah
receiver GPS yang memiliki fungsi sebagai:
1. Base
Base merupakan referensi pengamatan. Base didirikan di atas titik yang sudah
diketahui secara pasti nilai koordinatnya dan koordinat titik tersebut di-input
dalam base.
2. Rover
Rover merupakan receiver yang posisinya akan ditentukan. Dalam penentuan
posisinya rover menerima koreksi dari base. Base dan rover dapat dihubungkan
menggunakan sinyal radio, GSM, maupun sinyal internet. Jika menggunakan
sinyal radio, maka frekuensi/channel keduanya (base dan rover) harus disamakan
terlebih dahulu.
Instruksi:
1. Berdirikan alat di titik referensi (base), lalu nyalakan alat dan atur alat dalam mode
17
RTK.
2. Nyalakan alat yang berfungsi sebagai rover kemudian amati titik yang akan diukur
posisinya.
3. Lakukan pengukuran RTK hingga mendapatkan solusi yang fix disemua titik dalam
pengukuran metode statik.
4. Dalam perpindahan, jangan matikan alat untuk menghindari inisialisasi ulang.
5. Catat dan dokumentasikan hasil pengukuran.
MODUL 7: METODE RTPPP
Metode RTPPP (Real Time Precise Point Positioning) merupakan metode
penentuan posisi GPS secara absolut yang menggunakan data one-way fase dan
seudorange dalam bentuk kombinasi bebas ionosfer. Metode RTPPP (Real Time Precise
Point Positioning) dalam operasinya digunakan dalam metode statik dan memerlukan data
GPS dua frekuensi menggunakan receiver GPS tipe geodetik. Nilai koordinat dari
pengukuran GPS metode RTPPP diperoleh secara real time tanpa melalui proses
pengolahan data GPS. Metode RTPPP mengasumsikan bahwa kesalahan orbit dan
kesalahan jam satelit tidak ada karena diasumsikan bahwa orbit yang digunakan adalah
orbit teliti dan jam satelit mengacu pada jam satelit teliti dari IGS.
Instruksi:
1. Lakukan pengukuran GPS dengan menggunakan metode RTPPP di setiap titik
yang telah ditentukan.
2. Dalam perpindahan, jangan matikan alat untuk menghindari inisialisasi ulang.
3. Catat dan dokumentasikan hasil pengukuran.
MODUL 8: PENGOLAHAN DATA
Salah satu tahap penting dalam metode survey GNSS postprocessing adalah tahap
pengolahan data. Tanpa metode dan aplikasi pengolahan data yang memadai maka
metode akuisisi data sebaik apapun akan menghasilkan output yang tidak sesuai dengan
kualitas minimal yang diinginkan. Hal pertama yang perlu dilakukan dalam pengolahan
data yaitu data hasil pengamatan GPS diubah menjadi format RINEX (Receiver
Independent Exchange). RINEX adalah format pertukaran untuk data sistem navigasi
satelit mentah menjadi format ASCII, sedangkan bentuk binarnya dalam bentuk BINEX.
Salah satu software yang digunakan untuk pengolahan data tersbut yaitu Tersus Geo
Office yang bersifat open source. Softwaretersebut dapat digunakan untuk mengolah data
18
GPS dari single positioning, pengolahan baseline, perataan jarinf, dan transformasi
koordinat.
Instruksi:
1. Ubah format raw data GPS menjadi format RINEX menggunakan perangkat lunak
Teqc.
2. Lakukan Quality Control terhadap data GNSS menggunakan RTKLib.
3. Olah data RINEX hasil pengamatan GPS metode statik jaring dengan
menggunakan software Tersus Geo Office.
4. Ikuti langkah pengerjaan sesuai dengan modul yang diberikan.
TUGAS BESAR: PEMBUATAN PROPOSAL MANAJEMEN
PROYEK GNSS
Dalam pelaksanaan survei dengan GPS, permasalahan umumnya timbul bukan
karena hal-hal yang terkait dengan teknologi namun karena hal-hal yang terkait dengan
manajemen survei. Untuk mengatasi hal tersebut proses perencanaan survei yang
komprehensif, mendetil, dan realistis harus dilakukan. Proses perencanaan meiputi
pemilihan receiver GPS, menentukan jumlah receiver yang optimal, kelengkapan
peralatan survei GPS, lokasi titik, konfigurasi jaringan, juga strategi pengamatan.
Instruksi: Buatlah satu proposal perencanaan survei GPS untuk wilayah Pulau
Batam meliputi metodologi, rencana anggaran biaya, dan linimasa kerja. Jumlah titik
kontrol minimal 100 titik dengan segala ketentuan terkait teknis mengacu kepada SNI
19-6724- 2002 tentang Jaring kontrol horizontal dan untuk keperluan tugas besar
digunakan standar orde tiga,

More Related Content

What's hot

Penginderaan Jauh
Penginderaan JauhPenginderaan Jauh
Penginderaan Jauhjasa16
 
Pertambangan : Peran Survei Pemetaan di Tambang
Pertambangan : Peran Survei Pemetaan di TambangPertambangan : Peran Survei Pemetaan di Tambang
Pertambangan : Peran Survei Pemetaan di TambangWachidatin N C
 
Rangkuman Mata Kuliah Sistem Referensi Geospasial
Rangkuman Mata Kuliah Sistem Referensi GeospasialRangkuman Mata Kuliah Sistem Referensi Geospasial
Rangkuman Mata Kuliah Sistem Referensi GeospasialFaisal Widodo Bancin
 
Analisis spasial
Analisis spasialAnalisis spasial
Analisis spasial11-1-20-1
 
Informasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar peta
Informasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar petaInformasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar peta
Informasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar petafahmi fadilla
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)Nurul Afdal Haris
 
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahanInterpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahanbramantiyo marjuki
 
Laporan Praktikum ER Mapper Koreksi Geometrik dan Radiometrik
Laporan Praktikum ER Mapper Koreksi Geometrik dan RadiometrikLaporan Praktikum ER Mapper Koreksi Geometrik dan Radiometrik
Laporan Praktikum ER Mapper Koreksi Geometrik dan RadiometrikSally Indah N
 
ATTRIBUT TABLE pada ARCGIS 10.0
ATTRIBUT TABLE pada ARCGIS 10.0ATTRIBUT TABLE pada ARCGIS 10.0
ATTRIBUT TABLE pada ARCGIS 10.0oriza steva andra
 
Pengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GM
Pengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GMPengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GM
Pengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GMRega Surveyor
 
Pedoman Layout Peta Sesuai SNI - Indonesia National Standar of Mapping/Layouting
Pedoman Layout Peta Sesuai SNI - Indonesia National Standar of Mapping/LayoutingPedoman Layout Peta Sesuai SNI - Indonesia National Standar of Mapping/Layouting
Pedoman Layout Peta Sesuai SNI - Indonesia National Standar of Mapping/LayoutingMgs Zulfikar Rasyidi
 
Penginderaan Jauh : Klasifikasi Terselia
Penginderaan Jauh : Klasifikasi TerseliaPenginderaan Jauh : Klasifikasi Terselia
Penginderaan Jauh : Klasifikasi TerseliaWachidatin N C
 

What's hot (20)

Laporan Praktikum ArcGis
Laporan Praktikum ArcGisLaporan Praktikum ArcGis
Laporan Praktikum ArcGis
 
Penginderaan Jauh
Penginderaan JauhPenginderaan Jauh
Penginderaan Jauh
 
Pertambangan : Peran Survei Pemetaan di Tambang
Pertambangan : Peran Survei Pemetaan di TambangPertambangan : Peran Survei Pemetaan di Tambang
Pertambangan : Peran Survei Pemetaan di Tambang
 
Rangkuman Mata Kuliah Sistem Referensi Geospasial
Rangkuman Mata Kuliah Sistem Referensi GeospasialRangkuman Mata Kuliah Sistem Referensi Geospasial
Rangkuman Mata Kuliah Sistem Referensi Geospasial
 
Analisis spasial
Analisis spasialAnalisis spasial
Analisis spasial
 
Informasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar peta
Informasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar petaInformasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar peta
Informasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar peta
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)
 
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahanInterpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
 
Metadata Dalam GIS
Metadata Dalam GISMetadata Dalam GIS
Metadata Dalam GIS
 
LAYOUT PADA ARCGIS 10.0
LAYOUT PADA ARCGIS 10.0LAYOUT PADA ARCGIS 10.0
LAYOUT PADA ARCGIS 10.0
 
Transformasi Datum
Transformasi DatumTransformasi Datum
Transformasi Datum
 
Laporan Praktikum ER Mapper Koreksi Geometrik dan Radiometrik
Laporan Praktikum ER Mapper Koreksi Geometrik dan RadiometrikLaporan Praktikum ER Mapper Koreksi Geometrik dan Radiometrik
Laporan Praktikum ER Mapper Koreksi Geometrik dan Radiometrik
 
ATTRIBUT TABLE pada ARCGIS 10.0
ATTRIBUT TABLE pada ARCGIS 10.0ATTRIBUT TABLE pada ARCGIS 10.0
ATTRIBUT TABLE pada ARCGIS 10.0
 
Penginderaan jauh
Penginderaan jauhPenginderaan jauh
Penginderaan jauh
 
Sistem Koordinat
Sistem KoordinatSistem Koordinat
Sistem Koordinat
 
DIGITASI
DIGITASIDIGITASI
DIGITASI
 
pci geomatica
pci geomaticapci geomatica
pci geomatica
 
Pengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GM
Pengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GMPengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GM
Pengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GM
 
Pedoman Layout Peta Sesuai SNI - Indonesia National Standar of Mapping/Layouting
Pedoman Layout Peta Sesuai SNI - Indonesia National Standar of Mapping/LayoutingPedoman Layout Peta Sesuai SNI - Indonesia National Standar of Mapping/Layouting
Pedoman Layout Peta Sesuai SNI - Indonesia National Standar of Mapping/Layouting
 
Penginderaan Jauh : Klasifikasi Terselia
Penginderaan Jauh : Klasifikasi TerseliaPenginderaan Jauh : Klasifikasi Terselia
Penginderaan Jauh : Klasifikasi Terselia
 

Similar to Program guide praktikum survei gnss 2021

Proposal fix fieldtrip
Proposal fix fieldtripProposal fix fieldtrip
Proposal fix fieldtripRapli Rakasiwi
 
Kertas kerja lawatan ke frim , planetarium
Kertas kerja lawatan ke frim , planetariumKertas kerja lawatan ke frim , planetarium
Kertas kerja lawatan ke frim , planetariumCIKGU MAZA LINA
 
dokumen.tips_slide-mesyuarat-kokurikulum-kali-1-2014.ppt
dokumen.tips_slide-mesyuarat-kokurikulum-kali-1-2014.pptdokumen.tips_slide-mesyuarat-kokurikulum-kali-1-2014.ppt
dokumen.tips_slide-mesyuarat-kokurikulum-kali-1-2014.pptKaylosBoy
 
paparan penelitian dan pengabdian masy. 2020.pptx
paparan penelitian dan pengabdian masy. 2020.pptxpaparan penelitian dan pengabdian masy. 2020.pptx
paparan penelitian dan pengabdian masy. 2020.pptxVEGA189515
 
Proposal workshop pembahasan
Proposal workshop pembahasanProposal workshop pembahasan
Proposal workshop pembahasanSsaguryo Shop
 
Briefing fasilitator refleksi PSP IKM PBD.pptx
Briefing fasilitator refleksi PSP IKM PBD.pptxBriefing fasilitator refleksi PSP IKM PBD.pptx
Briefing fasilitator refleksi PSP IKM PBD.pptxTsabitaQiyya
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)Luhur Moekti Prayogo
 
laporan ekspedisi MAPALA JATI FKIP UIR
laporan ekspedisi MAPALA JATI FKIP UIRlaporan ekspedisi MAPALA JATI FKIP UIR
laporan ekspedisi MAPALA JATI FKIP UIRNofia Sari
 
PENYAMAAN PERSEPSI LOKAKARYA 2 ANGKATAN 7 FIX.pptx
PENYAMAAN PERSEPSI LOKAKARYA 2 ANGKATAN 7 FIX.pptxPENYAMAAN PERSEPSI LOKAKARYA 2 ANGKATAN 7 FIX.pptx
PENYAMAAN PERSEPSI LOKAKARYA 2 ANGKATAN 7 FIX.pptxAndiMisbahul1
 
SISTEM NAVIGASI DAN PETA NAUTICAL CHART (1)
 SISTEM NAVIGASI DAN PETA NAUTICAL CHART (1) SISTEM NAVIGASI DAN PETA NAUTICAL CHART (1)
SISTEM NAVIGASI DAN PETA NAUTICAL CHART (1)Luhur Moekti Prayogo
 
Evaluasi Pelaksanaan Program Kompensasi Pengurangan Subsidi BBM 2005
Evaluasi Pelaksanaan Program Kompensasi Pengurangan Subsidi BBM 2005Evaluasi Pelaksanaan Program Kompensasi Pengurangan Subsidi BBM 2005
Evaluasi Pelaksanaan Program Kompensasi Pengurangan Subsidi BBM 2005Wasmui
 
Laporan pj kelompok besar1
Laporan pj kelompok besar1Laporan pj kelompok besar1
Laporan pj kelompok besar1Ricky Ramadhan
 
KAP dgn Univ TA2022_19 Agustus 2022.pptx
KAP dgn Univ TA2022_19 Agustus 2022.pptxKAP dgn Univ TA2022_19 Agustus 2022.pptx
KAP dgn Univ TA2022_19 Agustus 2022.pptxssuser720880
 
Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Tsabit Suc...
Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Tsabit Suc...Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Tsabit Suc...
Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Tsabit Suc...Luhur Moekti Prayogo
 
Kertas kerja kembara seni (new)
Kertas kerja kembara seni (new)Kertas kerja kembara seni (new)
Kertas kerja kembara seni (new)Asuk Maris
 
Laporan PKL II Mahasiswa STPP Malang TA 2014
Laporan PKL II Mahasiswa STPP Malang TA 2014Laporan PKL II Mahasiswa STPP Malang TA 2014
Laporan PKL II Mahasiswa STPP Malang TA 2014Muliadin Forester
 
Halaman pengesahan
Halaman pengesahanHalaman pengesahan
Halaman pengesahanAdul Imau
 
Profil MTs Al-Falah Jatinangor
Profil MTs Al-Falah JatinangorProfil MTs Al-Falah Jatinangor
Profil MTs Al-Falah JatinangorNuainks Vsan
 

Similar to Program guide praktikum survei gnss 2021 (20)

Proposal fix fieldtrip
Proposal fix fieldtripProposal fix fieldtrip
Proposal fix fieldtrip
 
Laporan beressss
Laporan beressssLaporan beressss
Laporan beressss
 
Kertas kerja lawatan ke frim , planetarium
Kertas kerja lawatan ke frim , planetariumKertas kerja lawatan ke frim , planetarium
Kertas kerja lawatan ke frim , planetarium
 
dokumen.tips_slide-mesyuarat-kokurikulum-kali-1-2014.ppt
dokumen.tips_slide-mesyuarat-kokurikulum-kali-1-2014.pptdokumen.tips_slide-mesyuarat-kokurikulum-kali-1-2014.ppt
dokumen.tips_slide-mesyuarat-kokurikulum-kali-1-2014.ppt
 
paparan penelitian dan pengabdian masy. 2020.pptx
paparan penelitian dan pengabdian masy. 2020.pptxpaparan penelitian dan pengabdian masy. 2020.pptx
paparan penelitian dan pengabdian masy. 2020.pptx
 
Proposal workshop pembahasan
Proposal workshop pembahasanProposal workshop pembahasan
Proposal workshop pembahasan
 
LAPORAN KKN_Kelompok 8.pdf
LAPORAN KKN_Kelompok 8.pdfLAPORAN KKN_Kelompok 8.pdf
LAPORAN KKN_Kelompok 8.pdf
 
Briefing fasilitator refleksi PSP IKM PBD.pptx
Briefing fasilitator refleksi PSP IKM PBD.pptxBriefing fasilitator refleksi PSP IKM PBD.pptx
Briefing fasilitator refleksi PSP IKM PBD.pptx
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)
 
laporan ekspedisi MAPALA JATI FKIP UIR
laporan ekspedisi MAPALA JATI FKIP UIRlaporan ekspedisi MAPALA JATI FKIP UIR
laporan ekspedisi MAPALA JATI FKIP UIR
 
PENYAMAAN PERSEPSI LOKAKARYA 2 ANGKATAN 7 FIX.pptx
PENYAMAAN PERSEPSI LOKAKARYA 2 ANGKATAN 7 FIX.pptxPENYAMAAN PERSEPSI LOKAKARYA 2 ANGKATAN 7 FIX.pptx
PENYAMAAN PERSEPSI LOKAKARYA 2 ANGKATAN 7 FIX.pptx
 
SISTEM NAVIGASI DAN PETA NAUTICAL CHART (1)
 SISTEM NAVIGASI DAN PETA NAUTICAL CHART (1) SISTEM NAVIGASI DAN PETA NAUTICAL CHART (1)
SISTEM NAVIGASI DAN PETA NAUTICAL CHART (1)
 
Evaluasi Pelaksanaan Program Kompensasi Pengurangan Subsidi BBM 2005
Evaluasi Pelaksanaan Program Kompensasi Pengurangan Subsidi BBM 2005Evaluasi Pelaksanaan Program Kompensasi Pengurangan Subsidi BBM 2005
Evaluasi Pelaksanaan Program Kompensasi Pengurangan Subsidi BBM 2005
 
Laporan pj kelompok besar1
Laporan pj kelompok besar1Laporan pj kelompok besar1
Laporan pj kelompok besar1
 
KAP dgn Univ TA2022_19 Agustus 2022.pptx
KAP dgn Univ TA2022_19 Agustus 2022.pptxKAP dgn Univ TA2022_19 Agustus 2022.pptx
KAP dgn Univ TA2022_19 Agustus 2022.pptx
 
Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Tsabit Suc...
Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Tsabit Suc...Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Tsabit Suc...
Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Tsabit Suc...
 
Kertas kerja kembara seni (new)
Kertas kerja kembara seni (new)Kertas kerja kembara seni (new)
Kertas kerja kembara seni (new)
 
Laporan PKL II Mahasiswa STPP Malang TA 2014
Laporan PKL II Mahasiswa STPP Malang TA 2014Laporan PKL II Mahasiswa STPP Malang TA 2014
Laporan PKL II Mahasiswa STPP Malang TA 2014
 
Halaman pengesahan
Halaman pengesahanHalaman pengesahan
Halaman pengesahan
 
Profil MTs Al-Falah Jatinangor
Profil MTs Al-Falah JatinangorProfil MTs Al-Falah Jatinangor
Profil MTs Al-Falah Jatinangor
 

Recently uploaded

Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 

Recently uploaded (20)

Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 

Program guide praktikum survei gnss 2021

  • 1.
  • 2. 1 Panduan Praktikum Survei GNSS 2021 Dibuat untuk: Mata kuliah Survei GNSS Teknik Geodesi dan Geomatika – ITB Daftar Isi TUJUAN.............................................................................................................2 KEGIATAN ........................................................................................................2 PERSONIL..........................................................................................................3 PERALATAN DAN PERANGKAT LUNAK.......................................................3 LOKASI..............................................................................................................4 TIMELINE PRAKTIKUM...................................................................................4 JADWAL PRAKTIKUM PER KELAS ................................................................4 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (K3L) .....5 KELOMPOK.......................................................................................................6 MODUL 1: PENGUKURAN METODE ABSOLUT/NAVIGASI .........................9 MODUL 2: ONLINE DATA PROCESSING (NRTK DAN CRSPPP).................10 MODUL 3: PENGENALAN ALAT (KAMPUS)................................................12 MODUL 4: PERENCANAAN SURVEY METODE JARING.............................13 MODUL 5: METODE STATIK.........................................................................15 MODUL 6: METODE RTK...............................................................................16 MODUL 7: METODE RTPPP ...........................................................................17 MODUL 8: PENGOLAHAN DATA..................................................................17 TUGAS BESAR: PEMBUATAN PROPOSAL MANAJEMEN PROYEK GNSS 18
  • 3. 2 TUJUAN Memfasilitasi dalam memantapkan pemahaman konsep setiap mahasiswa mengenai pelaksanaan survei GNSS mulai dari perencanaan, persiapan, pengumpulan data, pengolahan data hingga pelaporan. KEGIATAN Pengukuran Metode Absolut/Navigasi | Menggunakan GPS receiver untuk keperluan navigasi dan pengukuran luas Pengenalan Pengukuran Virtual Melalui Video | Melakukan pengenalan alat melalui video yang telah disediakan Perencanaan Survey Metode Jaring | Menggunakan GPS receiver untuk keperluan penentuan posisi dengan metode jaring. Metode Statik | Menggunakan GPS receiver untuk keperluan penentuan posisi dengan metode statik. Metode RTK | Menggunakan GPS receiver untuk keperluan penentuan posisi dengan metode RTK. Metode RTPPP | Menggunakan GPS receiver untuk keperluan penentuan posisi dengan metode RTPPP. Pengolahan Data | Melakukan QC data dan pengolahan data survei statik jaring
  • 4. 3 PERSONIL Dosen K01: Prof. Ir. Hasanuddin Zainal Abidin, M.Sc., Ph.D. K02: Dr. Irwan Meilano, S.T, M.Sc. K03: Dr. Irwan Gumilar, S.T. M.Si. K04: Dr. Heri Andreas, S.T. M.T. Asisten Rachel Theresia Rico Aditya Irma Amaliah Nur Kuswanti Zola Saputra Peserta 105 Peserta dalam 18~20 Kelompok (5-6 personil) PERALATAN DAN PERANGKAT LUNAK Smartphone, Mobile Topographer, GPS Field Area Measure, Tersus Geo Office Software, RTKLIB, RTPPP Trimble NetR9 RTX, GNSS NAVCOM (2), TOPCON GR3/GR5 (5), Juno GPS genggam, GARMIN (18), Teqc, Tersus Geo Office Software, Hemisphere (4), E survey (2). Rincian kebutuhan peralatan untuk praktikum luring di Pulau Seribu dan Kampus ITB dapat dilihat pada tabel berikut : Nama Alat Jumlah Hemisphere 4 NAVCOM 2 eSurvey e600 2 Topcon 4 Statif 8 Bipol & Jalon 8 set Rompi Praktikum 105 Helm Praktikum 105 Patok Kayu 1 Paku 7 Formulir Pengukuran GNSS 20
  • 5. 4 LOKASI Rumah masing-masing untuk pelaksanaan praktikum daring, Kampus ITB untuk pengenalan alat dan Pulau Seribu untuk pelaksanaan praktikum luring. TIMELINE PRAKTIKUM Daring Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 5 Minggu 6 Minggu 7 Minggu 8 27/09- 01/10 04/10- 08/10 11/10- 15/10 18/10- 22/10 25/10- 29/10 1/11- 5/11 8/11- 12/11 15/11- 19/11 Modul 1 Modul 2 Modul 3 Modul 4 Modul 5 Modul 6 Modul 7 Modul 8 Tugas Besar Dalam pelaksanaan praktikum luring di Pulau Seribu, jadwal kegiatan secara umum adalah sebagai berikut. Waktu Kelas 01&02 Kelas 03&04 08.00 - 09.00 Briefing dan pengambilan alat 09.00 – 12.00 Metode Statik 12.00 – 13.00 Istirahat 13.00-15.00 RTK RTPPP 15.00-17.00 RTPPP RTK JADWAL PRAKTIKUM PER KELAS Seluruh Kelas Hari : Kamis Pukul : 11.00 – 12.00 (WIB) Platform : Zoom Meeting (link akandiberitahukan kemudian)
  • 6. 5 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (K3L) Kegiatan praktikum ini harus menjadi kegiatan tanpa kecelakaan, kerusakan, kehilangan dan kematian. Oleh karena itu setiap personil diwajibkan memahami bahaya yang ada, sehingga pencegahan dapat dilakukan. Peralatan praktikum | Selalu perhatikan peralatan praktikum yang digunakan. Gunakan prosedur yang benar dalam menggunakan peralatan. Jangan meninggalkan peralatan tanpa pengawasan. Pribadi | Selalu perhatikan keselamatan anda. Selalu gunakan helm yang disediakan Lab. Survei dan Pemetaan selama kegiatan praktikum. Persiapkan obat-obatan pribadi. Sampaikan kelemahan/penyakit anda ke teman anda. Terik matahari | Persiapkan jaket atau kemeja lengan panjang, topi, payung dan/atau sun-block lotion. Hujan | Persiapkan jas hujan atau payung. Hidrasi | Persiapkan air minum. Barang bawaan | Selalu perhatikan barang bawaan anda. Jangan meninggalkan barang bawaan di mana pun. Peraturan kampus | Selalu patuhi peraturan kampus. Jangan membuang sampah sembarangan. Peserta praktikum sangat dilarang merokok saat praktikum. Protokol Kesehatan COVID-19 (5M) | 1. Mencuci tangan 2. Memakai masker 3. Menjaga jarak 4. Menjauhi kerumunan 5. Mengurangi mobilitas
  • 7. 6 KELOMPOK 1 Koordinator Jody Satrio Nugroho Anggota Talitha Az Zahra Ricky Jaya Kusuma Eka Wahyuni Khusnun Nurlina Muhammad Andhika Pratama 2 Koordinator MatthewAlvin Millen Hasianta Anggota Muhammad Faizin F M Adam Nurhadianto Salsabila Isma Mufidah Like Hana Fournida Purba Putri Hayyuningtyas 3 Koordinator Panji Perkasa Sulung Anggota Rangga Sulaiman Aufa Qoulan Karima Fathur Adlan Ramadhan Hudaya Hibatul Wafi Salsabila Paradisa 4 Koordinator Hanif Satrio Dwiandoko Anggota Alvaz Adnan Naufal Vindi Nur Astri Purnama Syari Dewiti Gina Valentina Jiel Tarukponno Ardhani Virdian 5 Koordinator Muhammad Rizky Altasya Anggota Araswati D. C. P. Bannegau Jasmine Nur Mahdani Muhammad Asa Dito Taru Syahuwa Briantara Revidinda Putra 6 Koordinator Deby Oksela Putri Anggota Tio Sihombing Septio Hanif Rahmantya Gabriella Azzahra Roup Maharani Rengganis Sukma Muhammad Rafi Ramadhan 7 Koordinator Afnan Dwi Suseno Anggota Nikita Veronica Muhamad Hanif Resgi Putranto Bagaskoro Pamungkas Muhammad Saddam Maladi
  • 8. 7 Rafi Hexa Fauzan 8 Koordinator Alvin Amanda Anggota Marsyanisa Shafa Salsabila Ifandra Kusuma Cahya Reynaldi Raihan Makarim Imran Berto Noven Marsekal Titus Arya Bimantoro 9 Koordinator Handi Chandra Chairiadi Anggota Axal Maori Faura Achtamirella Rudanty G. Raindo Sianturi Rizki Hidayatturrohman M. Habibie Masherudin 10 Koordinator Galih Aditya S W Anggota Hafizh Labiib Ondra Raihan Ramadhani Mustika Rosari Fahmi Mahardika Hazel Yordan Komara 11 Koordinator Muhammad Wahyu Al Ghifari Anggota Ivani Christin Nugraheni Salsabila Ramadhani Gauri Amida Parvati Muhammad Rafif Erison Mohammad Muzamil 12 Koordinator Andin Husna Sakina Anggota Razi Ashary Gina Amara Ali Aditya Rachman Kurnia Putri Adillah Fadillah Azhar Deaudin K 13 Koordinator Amalia Fadilla R. D. Anggota Serly Nur Azizah Maudy Nabilah Muhammad Ardhacandra Azhari R Cokro Santoso Dwiputra Sam Mulia 14 Koordinator Burhan Maulana Anggota Raihan Naufaldi Aviz Muhammad Zetti Nugraha Arya Bima Makmunar Syamsi Adinda Dheren Mirenza Ma'ruf Fatoni Aziz
  • 9. 8 15 Koordinator Arvin Rafi Muhammad Anggota Legana Rafa Annisa Alhusna Ika Novia Taryuni Nafa Ariesa Evani Leonardo Vincent 16 Koordinator Yoga Suryo Pambagyo Anggota Alphon Tonggi Sinaga Ana Iffah Sabila Argi Hendrawan Aufa Risa Septaviari 17 Koordinator Farras Rizqy Hafizh Anggota Freija Maharani Yasminnajla Muhammad Daffa Rizki El-Islami Maurits Arif Fathoni Lubis Habibi Apriyonanda 18 Koordinator Rika Prillya Mustafida Anggota Muhammad Zhafran Wahyu Agung Primantaka Karin Eva Mukaromah Muhammad Fasya Arryputra
  • 10. 9 MODUL 1: PENGUKURAN METODE ABSOLUT/NAVIGASI Navigasi merupakan salah satu kegiatan yang sudah lama dilakukan oleh manusia bahkan menjadi salah satu ilmu tertua di dunia dan menjadi salah satu tolak ukur dalam perkembangan ilmu pengetahuan suatu bangsa. Zaman dahulu ilmu navigasi sangat berkaitan dengan ilmu perbintangan karena yang menjadi acuan untuk bernavigasi adalah benda-benda langit. Semakin lama dengan berkembangnya zaman manusia memasuki era informasi dimana satelit-satelit mulai bermunculan. Sehingga manusia berpikir untuk membuat acuan navigasi sendiri dengan menggunakan teknologi satelit, dari situlah muncul GNSS yang diluncurkan pada tahun 1978. Dengan munculnya teknologi GNSS maka proses navigasi menjadi lebih mudah dan akurat disbanding dengan zaman dahulu. GNSS pun berkembang dari yang dahulu sangat besar berubah menjadi sangat kecil bahkan dapat berbentuk kartu sehingga lebih murah dan fleksibel. Walaupun ketelitian koordinat masih dalam kisaran 3-10 meter namun untuk navigasi sederhana keberadaan GPS terutama Handheld sangatlah berguna. Receiver GPS tipe navigasi ini digunakan untuk: 1. Menentukan koordinat pendekatan awal. 2. Reconnaissance. 3. Navigasi (Pencarian lokasi). 4. Penentuan posisi yang tidak membutuhkan ketelitian tinggi. Fitur umum dalam receiver tipe navigasi: 1. Pengamatan untuk medapatkan koordinat yang tidak memerlukan ketelitian tinggi 2. Menyimpan koordinat 3. Tracking 4. Navigasi 5. Menghitung luas area yang tidak membutuhkan ketelitian tinggi 6. Input koordinat device 7. Setting Datum 8. Setting sistem koordinat Instruksi: 1. Tentukan posisi satu sebanyak 20 kali dengan interval waktu per 10 detik. Menggunakan GNSS Viewer.
  • 11. 10 2. Lakukan plotting titik tersebut di MATLAB, kemudian lakukan analisis dari ketelitian horizontal dan vertikal dari metode tersebut. 3. Tentukan suatu area di sekitar rumah praktikan yang terbuka, bebas obstruksi dan memiliki luas area minimum 50m2. 4. Lakukan juga perkiraan plotting titik berupa poligon di Google Earth. Dalam melakukan plotting dapat dihasilkan luas bidang. 5. Lakukan pengukuran luas di batas bidang tersebut sebanyak minimal 3 kali. 6. Hitung luas dari bidang tersebut dan lakukan analisis dari hasil yang didapatkan (bandingkan dengan luas yang didapat dari Google Earth). 7. Dokumentasikan kondisi pengukuran dalam bentuk foto pada 4 arah mata angin, di setiap titik pengukuran. MODUL 2: ONLINE DATA PROCESSING (NRTK DAN CRCS PPP) Ada dua mode operasi umum yang diturunkan metode penentuan posisi dengan GPS, absolut dan relatif (atau diferensial). Dalam masing-masing dari dua mode ini, pengukuran jangkauan ke satelit dapat dilakukan dengan melacak fase sinyal pembawa satelit atau kode PRN yang dimodulasi pada sinyal pembawa. Selain itu, pemosisian GPS dapat dilakukan dengan penerima yang beroperasi di lingkungan statis atau dinamis (kinematik). Variasi opsi operasional ini menghasilkan berbagai tingkat akurasi yang dapat diperoleh dari GPS. Sumber : Penentuan Posisi dengan GPS dan Aplikasinya (Abidin, 2000)
  • 12. 11 Sistem DGPS (Differential GPS) pada dasarnya adalah sistem untuk memberikan koreksi posisi pada sinyal GPS. DGPS menggunakan posisi tetap yang diketahui untuk menyesuaikan sinyal GPS waktu nyata untuk menghilangkan kesalahan pseudorange. Hal penting yang perlu diperhatikan adalah bahwa koreksi DGPS hanya meningkatkan keakuratan data posisi. DGPS tidak berpengaruh pada hasil yang didasarkan pada data kecepatan, seperti hasil brake stop. Umumnya sistem DGPS digunakan pada posisi obyek yang bergerak. Dalam merealisasikan tuntutan real-timenya, monitor reference station harus mengirimkan koreksim diferensial ke pengguna secara real-time menggunakan sistem komunikasi data tertentu. PPP (Precise Point Positioning) merupakan salah satu mode penentuan posisi dengan metoda absolute positioning. Untuk melakukan PPP dibutuhkan informasi orbit dan jam satelit yang presisi (precise ephemeris) yang di-publish oleh International GPS Service for Geodynamics (IGS). Precise Ephemeris di-publish dalam 3 jenis produk yaitu final (latensi 2 minggu, ketelitian 5 cm), rapid (latensi 2 hari, ketelitian 10 cm), dan ultra- rapid (latensi 6 jam, ketelitian 50 cm) PPP umumnya dilakukan dengan dual-frequency GPS receiver. L1 dan L2 dapat dikombinasi-linearkan untuk memperoleh pengamatan bebas ionosfer (ionsphere-free observation). Beberapa website menyediakan jasa online post-processing secara gratis. Contohnya: GAPS (http://gaps.gge.unb.ca/index.html), OPUS (http://www.ngs.noaa.gov/OPUS/),APPS (http://apps.gdgps.net/apps_file_upload.p hp), dan AUSPOS (http://www.ga.gov.au/bin/gps.pl), NRTK (http://nrtk.big.go.id/) dan CRSPPP().(https://webapp.geod.nrcan.gc.ca/geod/tools-outils/ppp.php?locale=en). Untuk menggunakannya pengguna cukup mengunggah file RINEX pengamatan GPS dan memasukkan beberapa parameter. Solusi akan dikirimkan ke email pengguna dalam waktu beberapa menit. Dalam modul ini, hanya akan dilakukan online processing menggunkan website NRTK dan CRCS PPP. Instruksi: 1. Potong data RINEX sesuai dengan ketentuan berikut (UTC) a. 1 jam pada jam 00.00, 12.00, dan jam 18.00 b. 6 jam pada jam 00.00 dan 18.00 c. 12 jam pada jam 00.00 dan 12.00 d. 24 jam 2. Lakukan post-processing dengan menggunakan CRCS PPP dan NRTK.
  • 13. 12 3. Plot semua hasil dalam satu grafik. 4. Bandingkan hasil antara ke 2 penyedia online processing data tersebut terhadap nilai referensi dan lakukan analisis terhadap hasil yang didapatkan untuk masing-masing kondisi panjang data. MODUL 3: PENGENALAN ALAT (KAMPUS) Dalam melakukan pengukuran GNSS dengan metode apapun sangat penting untuk memahami penggunaan sehingga dapat diketahui akurasi ketelitian yang diharapkan. Akurasi tersebut sangat berkaitan dengan kulaitas data yang dihasilkan baik dari pengamatan maupun pengolahan. Ketelitian data GPS pada dasarnya akan tergantung pada tiga faktor yaitu : jenis data (pseudorange atau fase), kualitas dari receiver GPS yang digunakan pada saat pengamatan, serta level dari kesalahan dan bias yang mempengaruhi data pengamatan. Karena pada survei dengan GPS data yang umum digunakan adalah data fase, maka hanya dua faktor terakhir yang perlu mendapatkan perhatian yang lebih serius. Kualitas dari receiver GPS dikarakterisir oleh banyak parameter seperti jumlah sinyal yang dapat diamati (satu atau dua), jumlah kanal (channel), karakteristik dan level noise dari antenanya, kecanggihan metode pemrosesan sinyal yang digunakan, dan lain- lainnya. Yang perlu diperhatikan di sini adalah bahwa dalam pemilihan receiver GPS yang akan digunakan untuk survei, disamping pertimbangan-pertimbangan teknis yang terkait dengan kualitas receiver, faktor-faktor non-teknis lainnya juga harus diperhitungkan, seperti yang ditunjukkan pada Gambar berikut : Gambar 1, Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan receiver GPS untuk keperluan survei
  • 14. 13 Dalam Modul 3, akan dibahas terkait penggunaan receiver GPS itu sendiri baik dari pengukuran hingga pengunduhan data. Sebelum mengerjakan intruksi alangkah baiknya untuk melihat video tutorial pengukuran GNSS sebagai berikut: No Judul Video Link 1 Pengenalan Alat GNSS Tipe Geodetik https://youtu.be/YWZGllPe-yo 2 Pengenalan alat Handheld dan Simulasi pengukuran dengan Handheld https://youtu.be/kTGpyAWIr5U 3 Simulasi pengukuran GNSS metode Statik https://youtu.be/q6m7DKI_L9Y 4 Simulasi pengukuran GNSS metode RTK https://youtu.be/UmL-l3obq8c 5 Simulasi pengukuran GNSS metode RTPPP https://youtu.be/Awx9MphCeR8 6 Download data dan convert to Rinex https://youtu.be/_4FsP7ULP3w *Apabila memungkinkan, akan dilakukan pengenalan alat di kampus. Instruksi: Jawablah pertanyaan berikut ini: 1. Jelaskan perlengkapan apa saja yang dibutuhkan dalam pengamatan GNSS tipe geodetic (minimal terdapat gambar, nama dan kegunaan) 2. Jelaskan alur simulasi pengukuran GNSS metode handeld, metode static, metode RTK dan metode RTPP (dalam bentuk flowchart) 3. Jelaskan langkah pengunduhan data pengukuran dari alat dan cara convert data ke RINEX (dalam bentuk flowchart) dengan jenis alat GNSS. MODUL 4: PERENCANAAN SURVEY METODE JARING Pada penentuan posisi statik jaring secara diferensial ini posisi suatu titik (rover) ditentukan relatif terhadap titik lainnya yang telah diketahui koordinatnya (stasiun referensi atau base). Stasiun referensi juga dapat ditentukan dari titik yang memiliki ketelitian orde lebih tinggi berdasarkan SNI SNI 19-6724-2002. Pada metode Statik Jaring diferensial, dilakukan pengurangan data yang diamati oleh dua buah receiver GPS atau lebih pada waktu yang bersamaan yang dimana bertujuan untuk mereduksi dan menghilangkan beberapa jenis kesalahan dan bias GPS sehingga diharapkan akan didapatkan akurasi pada kisaran cm (centimeter)– mm (millimeter). Penentuan posisi secara statik jaring diferensial ini dilakukan secara posisi diam (statik) dalam jangka
  • 15. 14 waktu tertentu tergantung jarak antara base atau rover lainnya sehingga ukuran lebih yang didapat lebih banyak. Hal ini lah yang menyebabkan ketelitian atau akurasi mencapai orde mm (millimeter). Pada prinsipnya metode GPS static jaring ini menggunakan data fase dan data pseudorange. Pada metode statik jaring ini pengamatannya dilakukan baseline per baseline selama waktu tertentu (beberapa menit hingga beberapa jam tergantung tingkat keandalan yang ingin didapatkan) dalam suatu jaring atau kerangka dari titik titik yang ingin diketahui posisinya. Pengukuran GNSS Statik Jaring  Waktu dan lama pengamatan GPS akan mempengaruhi tingkat ketelitian posisi yang diperoleh, tingkat kesuksesan dari penentuan ambiguitas fase sinyal GPS, serta efek dan proses penjalaran dari kesalahan dan bias terhadap ketelitian posisi.  Lama pengamatan yang lebih panjang, satelit akan meliput perubahan geometri yang lebih besar serta perubahan kondisi atmosfer (ionosfer dan troposfer yang bervariasi) sehingga akan menyebabkan randomisasi yang lebih baik terhadap efek dari kesalahan orbit serta efek bias ionosfer dan troposfer pada data ukuran jarak maksimal 10 km.  Perubahan geometri yang lebih besar juga akan memudahkan penentuan dari ambiguitas fase. Data ukuran yang lebih banyak dan selang pengamatan yang lebih lama akan menghasilkan kualitas posisi yang lebih baik namun pengukuran data yang lebih banyak akan menyebabkan memanjangkan waktu pelaksanaan survey sehingga lebih lama dan biaya operasional relatif lebih mahal. Desain Jaring  Baseline trivial adalah baseline yang dapat diturunkan dari baseline-baseline lainnya dari satu sesi pengamatan.  Apabila dalam satu sesi pengamatan digunakan sejumlah n-receiver maka akan terdapat sejumlah (n-1) baseline bebas. Instruksi: 1. Tentukan lokasi titik yang akan diukur (maksimal 10 titik) 2. Tentukan titik referensi 3. Tentukan jumlah alat 4. Tentukan baseline yang akan diukur 5. Tentukan baseline setiap sesi pengukuran
  • 16. 15 6. Buat tabel rencana pengukuran sesuai standar MODUL 5: METODE STATIK Pada penentuan posisi statik jaring secara diferensial ini posisi suatu titik (rover) ditentukan relatif terhadap titik lainnya yang telah diketahui koordinatnya (stasiun referensi atau base). Pada metode Statik Jaring diferensial, dilakukan pengurangan data yang diamati oleh dua buah receiver GPS atau lebih pada waktu yang bersamaan yang dimana bertujuan untuk mereduksi dan menghilangkan beberapa jenis kesalahan dan bias GPS. Pereduksiaan dan pengeleminasian kesalahan tersebut ada sehingga akurasi pada statik jaring diferensial kisaran cm (centimeter)– mm (millimeter). Penentuan posisi secara statik jaring diferensial ini penentuan posisi diam (statik) dalam jangka waktu tertentu tergantung jarak antara base atau rover lainnya sehingga ukuran lebih yang didapat lebih banyak. Hal ini lah yang menyebabkan ketelitian atau akurasi mencapai orde mm (millimeter). Pada prinsipnya metode GPS statik jaring ini menggunakan data fase dan data pseudorange. Pada metode statik jaring ini pengamatannya dilakukan baseline per baseline selama waktu tertentu (beberapa menit hingga beberapa jam tergantung tingkat keandalan yang ingin didapatkan) dalam suatu jaring atau kerangka dari titik titik yang ingin diketahui posisinya. Pengukuran GNSS Statik Jaring  Waktu dan lama pengamatan GPS akan mempengaruhi tingkat ketelitian posisi yang diperoleh, tingkat kesuksesan dari penentuan ambiguitas fase sinyal GPS , serta efek dan proses penjalaran dari kesalahan dan bias terhadap ketelitian posisi.  Lama pengamatan yang lebih panjang, satelit akan meliput perubahan geometri yang lebih besar serta perubahan kondisi atmosfer (ionosfer dan troposfer yang bervariasi) sehingga akan menyebabkan randomisasi yang lebih baik terhadap efek dari kesalahan orbit serta efek bias ionosfer dan troposfer pad adata ukuran jarak.  Perubahan geometri yang lebih besar juga akan memudahkan penentuan dari ambiguitas fase  Data ukuran yang lebih banyak dan selang pengamatan yang lebih lama akan menghasilkan kualitas posisi yang lebih baik namun pengukuran data yang lebih banyak akan menyebabkan memanjangkan waktu pelaksanaan survey sehingga lebih lama dan biaya operasional relatif lebih mahal. Desain Jaring
  • 17. 16  Baseline trivial adalah baseline yang dapat diturunkan dari baseline-baseline lainnya dari satu sesi pengamatan.  Apabila dalam satu sesi pengamatan digunakan sejumlah n-receiver maka akan terdapat sejumlah (n-1) baseline bebas. Instruksi: 1. Lakukan pengukuran statik sesuai dengan modul 4 (Perencanaan Survey Metode Jaring). 2. Lama pengamatan GPS setiap sesi 30 menit dan durasi pergerakan alat 30 menit. 3. Lakukan pencacatan kegiatan pengukuran pada formulir pengukuran. 4. Lakukan kembali penentuan posisi kembali dan pengambilan data lagi sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan. 5. Unduh data setelah pengukuran terakhir. MODUL 6: METODE RTK Dalam penentuan posisi, data posisi yang diperoleh dapat diperoleh secara real time ataupun post processing. Metode Real Time Kinematik (RTK) merupakan metode penentuan posisi yang bersifat real time sesuai namanya, di mana data posisi titik yang diamati dapat diperoleh langsung ketika melakukan pengamatan. Setiap pengukuran koordinat titik menggunakan GPS metode RTK, harus menggunakan minimal 2 buah receiver GPS yang memiliki fungsi sebagai: 1. Base Base merupakan referensi pengamatan. Base didirikan di atas titik yang sudah diketahui secara pasti nilai koordinatnya dan koordinat titik tersebut di-input dalam base. 2. Rover Rover merupakan receiver yang posisinya akan ditentukan. Dalam penentuan posisinya rover menerima koreksi dari base. Base dan rover dapat dihubungkan menggunakan sinyal radio, GSM, maupun sinyal internet. Jika menggunakan sinyal radio, maka frekuensi/channel keduanya (base dan rover) harus disamakan terlebih dahulu. Instruksi: 1. Berdirikan alat di titik referensi (base), lalu nyalakan alat dan atur alat dalam mode
  • 18. 17 RTK. 2. Nyalakan alat yang berfungsi sebagai rover kemudian amati titik yang akan diukur posisinya. 3. Lakukan pengukuran RTK hingga mendapatkan solusi yang fix disemua titik dalam pengukuran metode statik. 4. Dalam perpindahan, jangan matikan alat untuk menghindari inisialisasi ulang. 5. Catat dan dokumentasikan hasil pengukuran. MODUL 7: METODE RTPPP Metode RTPPP (Real Time Precise Point Positioning) merupakan metode penentuan posisi GPS secara absolut yang menggunakan data one-way fase dan seudorange dalam bentuk kombinasi bebas ionosfer. Metode RTPPP (Real Time Precise Point Positioning) dalam operasinya digunakan dalam metode statik dan memerlukan data GPS dua frekuensi menggunakan receiver GPS tipe geodetik. Nilai koordinat dari pengukuran GPS metode RTPPP diperoleh secara real time tanpa melalui proses pengolahan data GPS. Metode RTPPP mengasumsikan bahwa kesalahan orbit dan kesalahan jam satelit tidak ada karena diasumsikan bahwa orbit yang digunakan adalah orbit teliti dan jam satelit mengacu pada jam satelit teliti dari IGS. Instruksi: 1. Lakukan pengukuran GPS dengan menggunakan metode RTPPP di setiap titik yang telah ditentukan. 2. Dalam perpindahan, jangan matikan alat untuk menghindari inisialisasi ulang. 3. Catat dan dokumentasikan hasil pengukuran. MODUL 8: PENGOLAHAN DATA Salah satu tahap penting dalam metode survey GNSS postprocessing adalah tahap pengolahan data. Tanpa metode dan aplikasi pengolahan data yang memadai maka metode akuisisi data sebaik apapun akan menghasilkan output yang tidak sesuai dengan kualitas minimal yang diinginkan. Hal pertama yang perlu dilakukan dalam pengolahan data yaitu data hasil pengamatan GPS diubah menjadi format RINEX (Receiver Independent Exchange). RINEX adalah format pertukaran untuk data sistem navigasi satelit mentah menjadi format ASCII, sedangkan bentuk binarnya dalam bentuk BINEX. Salah satu software yang digunakan untuk pengolahan data tersbut yaitu Tersus Geo Office yang bersifat open source. Softwaretersebut dapat digunakan untuk mengolah data
  • 19. 18 GPS dari single positioning, pengolahan baseline, perataan jarinf, dan transformasi koordinat. Instruksi: 1. Ubah format raw data GPS menjadi format RINEX menggunakan perangkat lunak Teqc. 2. Lakukan Quality Control terhadap data GNSS menggunakan RTKLib. 3. Olah data RINEX hasil pengamatan GPS metode statik jaring dengan menggunakan software Tersus Geo Office. 4. Ikuti langkah pengerjaan sesuai dengan modul yang diberikan. TUGAS BESAR: PEMBUATAN PROPOSAL MANAJEMEN PROYEK GNSS Dalam pelaksanaan survei dengan GPS, permasalahan umumnya timbul bukan karena hal-hal yang terkait dengan teknologi namun karena hal-hal yang terkait dengan manajemen survei. Untuk mengatasi hal tersebut proses perencanaan survei yang komprehensif, mendetil, dan realistis harus dilakukan. Proses perencanaan meiputi pemilihan receiver GPS, menentukan jumlah receiver yang optimal, kelengkapan peralatan survei GPS, lokasi titik, konfigurasi jaringan, juga strategi pengamatan. Instruksi: Buatlah satu proposal perencanaan survei GPS untuk wilayah Pulau Batam meliputi metodologi, rencana anggaran biaya, dan linimasa kerja. Jumlah titik kontrol minimal 100 titik dengan segala ketentuan terkait teknis mengacu kepada SNI 19-6724- 2002 tentang Jaring kontrol horizontal dan untuk keperluan tugas besar digunakan standar orde tiga,