SlideShare a Scribd company logo
1 of 152
Download to read offline
KATA PENGANTAR




       uji dan Syukur senantiasa dipersembahkan ke hadirat Allah SWT atas taufiq
       dan hidayah-Nya, sehingga Buku Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan
       tahun 2010 dapat diselesaikan.
        Seharusnya penerbitan buku profil kesehatan dapat dilaksanakan setiap awal
tahun anggaran, sebagai informasi terhadap kegiatan pembangunan kesehatan pada
tahun sebelumnya. Namun tahun ini masih mengalami keterlambatan, dikarenakan
sumber data berupa tabel profil dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota hampir
sebagian besar belum disampaikan kepada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
Selatan. Namun demikian, data-data yang dipergunakan untuk penyusunan profil ini
akhirnya menggunakan data-data dari program yang ada di setiap Subdin Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan.
        Disadari bahwa berdasarkan pengalaman yang ada, akan ditemui perbedaan
data antara pengelola program yang ada di Subdin-Subdin Dinas Kesehatan Provinsi
dengan data yang ada di Profil Kesehatan Kabupaten/Kota. Oleh karena itu Buku
Profil yang sekarang berada ditangan Anda, masih perlu disempurnakan lagi melalui
konfirmasi (crosscheck) dengan buku profil yang telah diterbitkan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota maupun dari segi pembahasan yang lebih mendalam lagi.
        Untuk itulah pada kesempatan ini, kami membutuhkan kritik dan saran dari
semua pihak, agar Buku Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2011
akan semakin lebih baik dan berkualitas.
        Disamping itu, kualitas data juga masih harus terus ditingkatkan, karena data-
data yang terkumpulkan baru meliputi data dari fasilitas kesehatan (Fasility based)
sementara data dari masyarakat langsung (Community based) belum dapat digali
lebih dalam, sehingga informasi yang dihasilkan dalam buku profil kesehatan 2010
masih banyak kekurangan (under reporting).



Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010                           Page i
Sulitnya memperoleh data yang akurat dan tepat waktu, Insya’Allah dari
waktu ke waktu akan bisa diatasi dengan mengoptimalkan peran petugas sistem
pencatatan dan pelaporan baik di tingkat Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan
kabupaten/kota sampai di tingkat puskesmas serta memaksimalkan sistem monitoring
dan evaluasi melalui supervisi-supervisi sekaligus melakukan pembinaan secara
kontinyu oleh petugas/pengelola data di wilayah kerjanya termasuk upaya “jemput
bola “ untuk memenuhi kebutuhan data yang bersifat segera.
        Kegiatan-kegiatan pemutakhiran data dengan melibatkan pengelola program,
lintas sektor bahkan pejabat struktural di Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota harus dilakukan paling sedikit 2 kali dalam setahun untuk
memberikan masukan atau mengklarifikasi data-data yang barangkali terjadi
perbedaan, “blank”, dan sebagainya. Disamping itu juga perlu dilakukan Pelatihan
Pengelola data dan informasi untuk petugas pengelola data di kabupaten/kota.
        Diharapkan dengan terbitnya buku profil kesehatan ini, akan dapat
memberikan informasi sekaligus bahan evaluasi                  terhadap program-program
kesehatan yang telah dilaksanakan pada tahun-tahun sebelumnya dan yang tak kalah
pentingnya adalah untuk bahan perencanaan pada tahun-tahun berikutnya dalam
upaya mewujudkan Visi Sumatera Selatan Sehat dan Indonesia Sehat.
        Akhirnya, dengan kemauan keras, optimisme, dan selalu ingin belajar
sepanjang hayat, belajar dari kesalahan, Insya’Allah perubahan ke arah yang semakin
baik akan dapat diraih, karena karakteristik orang yang belajar adanya perubahan dari
yang kurang baik menjadi baik, dari yang rendah kepada yang tinggi, dan seterusnya.

                                                          Palembang,           2010
                                                           Kepala Dinas Kesehatan
                                                          Provinsi Sumatera Selatan,


                                                        Dr.H.Zulkarnain Noerdin, M.Kes




Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010                              Page ii
DAFTAR ISI



Kata Pengantar                                                                              i
Daftar Isi                                                                                 iii
Daftar Gambar                                                                              vi
Daftar Tabel                                                                                x
Daftar Lampiran                                                                            xi
Bab 1    PENDAHULUAN                                                                        1
Bab 2    GAMBARAN UMUM                                                                      4
         2.1.       Keadaan Penduduk                                                        4
         2.2.       Letak Geografis dan Luas Wilayah                                        6
         2.3.       Keadaan Pemerintahan                                                    7
         2.4.       Pendidikan                                                              7
         2.5.       Ekonomi                                                                 8
Bab 3    SITUASI DERAJAT KESEHATAN                                                         10
         3.1.        MORTALITAS                                                            10
         3.1.1.      Angka Kematian Bayi (AKB)                                             10
         3.1.2.      Angka Kematian Balita (AKABA)                                         11
         3.1.3.      Angka Kematian Ibu (AKI)                                              12
         3.1.4.      Angka Kematian Kasar (AKK)                                            13
         3.1.5.      Umur Harapan Hidup Waktu Lahir (UHH)                                  13
         3.2.        ANGKA KESAKITAN                                                       14
         3.2.1.      Penyakit Menular                                                      16
         3.2.2.      Penyakit Tidak Menular                                                51
         3.3.        STATUS GIZI MASYARAKAT                                                54
         3.3.1.      Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)                           54
         3.3.2.      Gizi Balita                                                           55
         3.3.3.      Status Gizi Wanita Usia Subur Kurang Energi Kronik (KEK)              58
Bab 4    SITUASI UPAYA KESEHATAN                                                           59
         4.1. PELAYANAN KESEHATAN DASAR                                                    59
         4.1.1.      Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi                                      59
         4.1.1.1.    Pelayanan Antenatal (K1 dan K4)                                       59


Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan                                      Page iii
4.1.1.2.   Pertolongan Persalinan oleh Nakes dengan Kompetensi Kebidanan              64
         4.1.1.3.   Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas                                              66
         4.1.1.4.   Ibu Hamil Risiko Tinggi yang Dirujuk                                       68
         4.1.1.5.   Kunjungan Neonatus                                                         69
         4.1.1.6.   Kunjungan Bayi                                                             71
         4.1.2.     Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah, Usia Sekolah, dan Remaja             72
         4.1.3.     Pelayanan Keluarga Berencana                                               75
         4.1.4.     Pelayanan Imunisasi                                                        78
         4.1.4.1.   Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)                                        81
         4.1.5.     Pelayanan Kesehatan Pra Usia Lanjut dan Usia Lanjut                        84
         4.2.       PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN DAN PENUNJANG                                  86
         4.2.1.     Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit                                         86
         4.2.2.     Pemanfaatan Obat Generik                                                   87
         4.2.3      Pelayanan Jaminan Kesehatan Masyarakat                                     87
         4.3.       PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR                                             88
         4.3.1.     Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan KLB                           88
         4.3.2.     Pemberantasan Penyakit Polio                                               94
         4.3.3.     Pemberantasan TB Paru                                                     100
         4.3.4.     Pemberantasan Penyakit ISPA                                               101
         4.3.5.     Penanggulangan Penyakit HIV/AIDS                                          104
         4.4.       PEMBINAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN SANITASI
                                                                                              106
                    DASAR
         4.4.1.     Pembinaan Kesehatan Lingkungan                                            106
         4.4.2.     Surveilans Vektor                                                         111
         4.4.3.     Pengawasan Tempat-Tempat Umum dan Tempat Pengelolaan                      112
                    Makanan
         4.5.       PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT                                                 115
         4.5.1.     Pemantauan Pertumbuhan Balita                                             115
         4.5.2.     Pemberian Kapsul Vitamin A                                                115
         4.5.3.     Pemberian Tablet Besi                                                     116
         4.5.4.     Bayi dengan ASI Ekslusif                                                  116
         4.6.       PELAYANAN KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN                                  117



Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan                                          Page iv
4.6.1.     Peningkatan Penggunaan Obat Rasional                                   118
         4.6.2.     Pelayanan Farmasi Komunitas dan Farmasi Klinik                         118
         4.6.3.     Penerapan Penggunaan Obat Esensial Generik                             118
         4.6.4.     Pemberdayaan Masyarakat dalam Penggunaan Alat Kesehatan dan
                                                                                           119
                    Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT)
         4.7.       PELAYANAN KESEHATAN DALAM SITUASI BENCANA                              119
Bab 5    SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN                                                     122
         5.1.       SARANA KESEHATAN                                                       122
         5.1.1.     Puskesmas                                                              122
         5.1.2.     Rumah Sakit                                                            124
         5.1.3.     Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat                             126
         5.1.4.     Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan                                  130
         5.2.       TENAGA KESEHATAN                                                       131
         5.3.       ANGGARAN KESEHATAN                                                     134
Bab 6    KESIMPULAN                                                                        136
Lampiran




Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan                                        Page v
DAFTAR GAMBAR

 Gambar 2.1         Distribusi Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur           6
                    Dan Jenis Kelamin
 Gambar 3.1         Angka Kematian Bayi (AKB)                                 11
 Gambar 3.2         Jumlah dan Sebab Kematian Ibu                             13
 Gambar 3.3         Umur Harapan Hidup (UHH)                                  14
 Gambar 3.4         STP Berbasis Puskesmas                                    15
 Gambar 3.5         STP Berbasis RS (Rawat Inap)                              15
 Gambar 3.6         Annual Malaria Incidence (AMI)                            17
 Gambar 3.7         Angka Penemuan Pasien Baru TB BTA Positif (CDR)           20
 Gambar 3.8         Angka Penemuan Pasien Baru TB BTA Positif (CDR)           22
                    Menurut Kab/Kota
 Gambar 3.9         Angka Kesembuhan (Cure Rate) Pasien TB BTA                22
                    Positif
 Gambar 3.10        Angka Kesembuhan (Cure Rate) Pasien TB BTA                23
                    Positif Menurut Kab/Kota
 Gambar 3.11        Persentase Penemuan Pasien Baru TB BTA Positif            24
 Gambar 3.12        Jumlah Pengidap HIV (+) Per Tahun                         26
 Gambar 3.13        Kumulatif Penyebaran Pengidap HIV (+) Per Kab/Kota        27
 Gambar 3.14        Jumlah Penderita AIDS Per Tahun                           28
 Gambar 3.15        CDR Kusta                                                 30
 Gambar 3.16        Penemuan Kasus Baru (CDR) Penderita Kusta                 30
 Gambar 3.17        Proporsi Penderita Kusta Cacat Tingkat II                 31
 Gambar 3.18        Proporsi Kusta Anak                                       32
 Gambar 3.19        Penderita Tetanus Neonatorum                              33
 Gambar 3.20        Penderita Difteri                                         34
 Gambar 3.21        Penemuan Kasus Campak Rutin Menurut Kelompok              35
                    Umur
 Gambar 3.22        Data Campak Menuru Sumber Laporan Kab/Kota                36
 Gambar 3.23        Sebaran Kasus Campak                                      37
 Gambar 3.24        Hasil CBMS                                                38
 Gambar 3.25        Hasil Pelaksanaan CBMS Konfirmasi Laboratorium            38
 Gambar 3.26        Kasus Campak (CBMS) Kelompok Umur Dengan                  39
                    Konfirmasi Laboratorium
 Gambar 3.27        Kecenderungan Situasi DBD                                 40
 Gambar 3.28        CFR Penderita DBD                                         42
 Gambar 3.29        Perkembangan Penderita DBD                                42
 Gambar 3.30        Perbandingan Incidence Rate (IR)                          43
 Gambar 3.31        Persentase Penemuan Penderita DBD Yang Ditangani          43
 Gambar 3.32        Distribusi Penderita Diare Semua Umur Per Kab/Kota        44
 Gambar 3.33        Trend Kejadian Diare                                      45

Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan                               Page vi
Gambar 3.34        Cakupan Penderita Diare Yang Ditangani Oleh                46
                    Kab/Kota
 Gambar 3.35        Persentase Penemuan Penderita Diare                        47
 Gambar 3.36        Kasus dan Suspek Influenza A Baru (H1N1)                   51
 Gambar 3.37        Prevalensi Penyakit Tidak Menular Per 10.000               52
                    Penduduk
 Gambar 3.38        Jumlah Kejadian Kecelakaan Lalu Lintas                     54
 Gambar 3.39        Proporsi Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)                    55
 Gambar 3.40        Prevalensi Gizi Buruk                                      56
 Gambar 3.41        Angka Gizi Buruk Dan Gizi Kurang                           57
 Gambar 3.42        Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan               57
 Gambar 3.43        Cakupan Pemberian MP ASI Pada Anak Usia 6 - 24             58
                    Bulan Keluarga miskin
 Gambar 4.1         Persentase Cakupan Pelayanan K1 dan K4 Ibu Hamil           60
 Gambar 4.2         Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4                             62
 Gambar 4.3         Persentase Cakupan K4, Fe3, dan Status Imunisasi TT        63
                    Pada Ibu Hamil
 Gambar 4.4         Persentase Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan        64
 Gambar 4.5         Persentase Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh             65
                    Tenaga Kesehatan
 Gambar 4.6         Cakupan Komplikasi Kebidanan Yang Ditangani                66
 Gambar 4.7         Cakupan Pelayanan Nifas                                    67
 Gambar 4.8         Persentase cakupan Ibu Hamil Resiko Tinggi Yang            68
                    Dirujuk
 Gambar 4.9         Persentase cakupan Kunjungan Neonatal                      69
 Gambar 4.10        Persentase Cakupan Kunjungan Neonatal Menurut              70
                    Kab/Kota
 Gambar 4.11        Persentase Cakupan Kunjungan Neonatal Menurut              70
                    Kab/Kota
 Gambar 4.12        Cakupan Kunjungan Bayi                                     71
 Gambar 4.13        Persentase Cakupan Puskesmas Yang Mampu                    72
                    Menyelengarakan PKPR Menurut Kab/Kota
 Gambar 4.14        Persentase Cakupan Deteksi Dini Dan Interfensi             73
                    Tumbuh Kembang Balita
 Gambar 4.15        Cakupan Pelayanan Anak Balita                              74
 Gambar 4.16        Cakupan Penjaringan Siswa SD dan Setingkat                 75
 Gambar 4.17        Persentase Cakupan Peserta KB Aktif Dan KB Baru            76
                    Menurut Kab/Kota
 Gambar 4.18        Persentase Cakupan Pelayanan Peserta KB Baru               77
                    Berdasarkan Jenis Alat Kontrasepsi
 Gambar 4.19        Cakupan Peserta KB Aktif                                   77
 Gambar 4.20        Hasil Cakupan Desa UCI                                     79
 Gambar 3.21        Hasil Cakupan Desa UCI                                     80
 Gambar 4.22        Hasil Cakupan Desa UCI                                     81

Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan                                Page vii
Gambar 4.23        Hasil Cakupan BIAS DT Klas I                                82
 Gambar 4.24        Hasil Cakupan BIAS Klas II dan III                          83
 Gambar 4.25        Hasil Cakupan BIAS Campak                                   84
 Gambar 4.26        Jumlah Usila Dibina dan PKM Yang Membina                    85
 Gambar 4.27        Persentase Cakupan Lanjut Usia Yang Dibina Dan              85
                    Cakupan Puskesmas Melayani Kesehatan Usia Lanjut
 Gambar 4.28        Persentase Kunjungan Rawat Jalan Menurut Kab/Kota           86
 Gambar 4.29        Persentase Peserta JamSoskes Sumsel Semesta                 87
 Gambar 4.30        Desa/Kelurahan KLB Ditangani< 24 Jam                        89
 Gambar 4.31        Kelengkapan Laporan W1                                      90
 Gambar 4.32        Ketepatan Laporan W1 Dari Kab/Kota                          90
 Gambar 4.33        Frekuensi Desa KLB Per Penyakit                             91
 Gambar 4.34        Perbandingan Frekuensi Dan Penderita KLB Penyakit           92
                    Dan Keracunan Makanan
 Gambar 4.35        Persentase Jenis Pelaporan KLB Dari Kab/Kota                93
 Gambar 4.36        Cakupan Desa/Kelurahan Mengalami KLB Yang                   93
                    dilakukan Penyelidikan Epidemiologi < 24 Jam
 Gambar 4.37        Persentase Spesimen Adekuat Dan AFP Rate                    95
 Gambar 4.38        Pencapaian Kelengkapan Laporan Nihil                        96
 Gambar 4.39        Penemuan Kasus AFP                                          97
 Gambar 4.40        Proporsi Status Imunisasi Kasus AFP Non Polio               98
 Gambar 4.41        Kasus AFP Non Polio Berdasarkan Kelompok Umur               98
 Gambar 4.42        Sumber Laporan Kasus AFP                                    99
 Gambar 4.43        AFP Rate Per 100.000 Penduduk < 15 Tahun                   100
 Gambar 4.44        Angka Keberhasilan Pengobatan Penderita TB Paru            101
                    BTA (+)
 Gambar 4.45        CDR Pneumonia Balita Per Kab/Kota                          102
 Gambar 4.46        Cakupan Penemuan Pneumonia Balita Program ISPA             103
 Gambar 4.47        Cakupan Penemuan Penderita Pneumonia Balita                104
 Gambar 4.48        Distribusi AIDS Menurut Kondisi Saat Dilaporkan            106
 Gambar 4.49        Cakupan Penduduk Yang Menggunakan Sarana Air               107
                    Bersih
 Gambar 4.50        Persentase Rumah sehat Menurut Kab/Kota                    109
 Gambar 4.51        Persentase Cakupan Sarana Pembuangan Air Limbah            110
 Gambar 4.52        Persentase Cakupan Jamban Keluarga                         111
 Gambar 4.53        Persentase Angka ABJ Penyakit DBD Menurut                  112
                    Kab/Kota
 Gambar 4.54        Persentase Pemberian Tablet Besi Pada Ibu Hamil (Fe1       116
                    & Fe3)
 Gambar 4.55        Cakupan Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi                  117
 Gambar 5.1         Jumlah Puskesmas Dan Rasionya Terhadap 100.000             122
                    Penduduk
 Gambar 5.2         Jumlah Puskesmas Menurut Kab/Kota                          123
 Gambar 5.3         Jumlah Puskesmas Pembantu                                  124

Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan                                 Page viii
Gambar 5.4         Jumlah Puskesmas Pembantu Menurut Kab/Kota           124
 Gambar 5.5         Jumlah RS Pemerintah Swasta Dan Khusus               125
 Gambar 5.6         Jumlah Posyandu                                      127
 Gambar 5.7         Jumlah Posyandu Menurut Kab/Kota                     127
 Gambar 5.8         Persentase Posyandu Pratama, Madya, Purnama Dan      128
                    Mandiri
 Gambar 5.9         Rasio Poskesdes Terhadap desa/Kelurahan              128
 Gambar 5.10        Cakupan Desa Siaga Aktif                             129
 Gambar 5.11        Persentase Anggaran Kesehatan                        134




Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan                            Page ix
DAFTAR TABEL


 Tabel 2.1      Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun, Luas Daerah, Rata – rata             4
                Penduduk Desa dan Kepadatan Penduduk Per Km2 Menurut
                Kab/Kota
 Tabel 2.2      Jumlah Penduduk Berdasarkan Hasil Susenas Menurut Kelompok              5
                Umur dan Jenis Kelamin
 Tabel 2.3      Persentase Partisipasi Bersekolah, Tingkat Pendidikan Penduduk          7
                dan Kemampuan Membaca dan Menulis
 Tabel 2.4      PDRB Sumatera Selatan Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar                 9
                Harga Berlaku dan Harga Konstan Tahun 2004-2008
 Tabel 3.1      Angka Kematian Balita (AKABA) Per 1000 Kelahiran Hidup di              12
                Indonesia Tahun 1995-2007
 Tabel 3.2      Jumlah Penderita Malaria Klinis, Konfirmasi Laboratorium dan           18
                AMI Menurut Kab/Kota
 Tabel 3.3      Laporan Uji Saring HIV di PMI Kota Palembang                           25
 Tabel 3.4      Data Penyakit PD3I Per Kab/Kota                                        32
 Tabel 3.5      Distribusi Kasus Campak Berdasarkan Kelompok Umur                      34
 Tabel 3.6      Distribusi Kasus Campak Per Bulan                                      36
 Tabel 3.7      Distribusi Kasus Penemuan DBD per Kab/Kota                             41
 Tabel 3.8      Jumlah Kasus Rabies                                                    48
 Tabel 3.9      Gambaran Penemuan Kasus Kronis Filariasis                              49
 Tabel 3.10     Gambaran MF Rate Filariasis                                            50
 Tabel 3.11     Prevalensi Penyakit Tidak Menular Per 10.000 Penduduk                  52
 Tabel 3.12     Angka Kesakitan Secara Absolut                                         53
 Tabel 4.1      Frekuensi dan Jumlah Kasus KLB                                         91
 Tabel 4.2      Kinerja Surveilans AFP                                                 94
 Tabel 4.3      Gambaran Penemuan Kasus ISPA                                          102
 Tabel 4.4      Distribusi Penemuan Kasus HIV/AIDS Melalui Klinik VCT                 105
 Tabel 4.5      Persentase Rumah Sehat                                                108
 Tabel 4.6      Jenis Vektor Malaria                                                  112
 Tabel 4.7      Cakupan Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM)                    113
                Sehat
 Tabel 4.8      Cakupan Sarana Ibadah                                                 114
 Tabel 4.9      Cakupan TTU-I Sarana Pendidikan                                       114
 Tabel 4.10     Data Kejadian Bencana                                                 119
 Tabel 5.1      Jumlah Rumah Sakit Pemerintah, Swasta dan Khusus Menurut              126
                Kapasitas Tempat Tidur
 Tabel 5.2      Jumlah Institusi Diknakes Menurut Jenis Pendidikan                    130
 Tabel 5.3      Jumlah Tenaga Kesehatan Menurut Golongan Medis, Paramedis,            131
                Tenaga Kesehatan Lainnya
 Tabel 5.4      Rasio Tenaga Kesehatan Menurut Jenis per 100.000 Penduduk             132

Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan                                   Page x
Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan   Page xi
DAFTAR LAMPIRAN


 Tabel 1             Luas Wilayah Jumlah Desa/Kelurahan,Jumlah Penduduk,Jumlah
                     Rumah Tangga, dan Kepadatan Penduduk Menurut Kab/Kota
 Tabel 2             Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin,Kelompok Umur,Rasio
                     Beban Tanggungan,Rasio Jenis Kelamin Kab/Kota
 Tabel 3             Jumlah Penduduk Menurut Jenis kelamin dan Kelompok Umur
 Tabel 4             Persentase Penduduk Laki-laki dan Perempuan Berusia 10 Tahun
                     Keatas Dirinci Menurut Tingkat Pendidikan tertinggi yang
                     Ditamatkan di Kab/Kota
 Tabel 5             Persentase Penduduk Laki-laki dan Perempuan Berusia 10 Tahun
                     Ke atas yang Melek huruf
 Tabel 6             Jumlah Kelahiran dan Kematian Bayi dan Balita Menurut
                     Kab/Kota
 Tabel 7             Jumlah Kematian Ibu Maternal Menurut Kab/Kota
 Tabel 8             Jumlah Kejadian Kecelakaan Lalu Lintas dan Rasio Korban Luka
                     dan Meninggal Terhadap Jumlah Penduduk Dirinci Menurut
                     Kab/Kota
 Tabel 9             AFP Rate, % TB Paru Sembuh dan Peneumonia Balita Ditangani
 Tabel 10            HIV/AIDS, Infeksi Seksual Menular, DBD dan Diare Pada Balita
                     Ditangani
 Tabel 11            Persentase Penderita Malaria Diobati
 Tabel 12            Persentase Penderita Kusta Selesai Beobati
 Tabel 13            Kasus Penyakit Filariasis Ditangani
 Tabel 14            Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Menular yang
                     Dapat dicegah Dengan Imunisasi (PD3i)
 Tabel 15            Cakupan Kunjungan Neonatus,Bayi dan bayi BBLR yang
                     Ditangani
 Tabel 16            Status Gizi Balita dan Jumlah Kecamatan Rawan Gizi
 Tabel 17            Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K1,K4),Persalinan Ditolong
                     Tenaga Kesehatan dan Ibu Nifas
 Tabel 18            Cakupan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Balita,
                     Pemeriksaan Kesehatan Siswa SD/SMP/SMA
 Tabel 19            Jumlah Pus, Peserta KB, Peserta KB Baru dan KB Aktif Menurut
                     Kecamatan dan Puskesmas
 Tabel 20            Jumlah peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi
 Tabel 21            Pelayanan KB Baru Menurut Kecamatan
 Tabel 22            Persentase Cakupan Desa/Kelurahan Uci Menurut Kecamatan
 Tabel 23            Persentase Cakupan Imunisasi Bayi Menurut Kecamatan
                     Kab/Kota
 Tabel 24            Cakupan Bayi,Balita yang Mendapat Pelayanan Kesehatan
                     Menurut Kecamatan dan Puskesmas

Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan                                Page xi
Tabel 25            Jumlah Ibu Hamil Yang Mendapat Tablet Fe1, Fe3 Menurut
                     Kecamatan dan Puskesmas
 Tabel 26            Jumlah Wanita Usia Subur dengan status Imunisasi TT Menurut
                     Kecamatan dan Puskesmas
 Tabel 28            Jumlah dan Persentase Ibu Hamil dan Neonatal Risiko
                     Tinggi/Komplikasi ditangani Menurut Kecamatan dan Puskesmas
 Tabel 30            Jumlah dan Persentase Desa/Kelurahan Terkena KLB yang
                     ditangani < 24 Jam Menurut Kecamatan dan Puskesmas
 Tabel 31            Jumlah Penderita dan Kematian Serta Jumlah Kecamatan dan
                     Desa Yang Terserang KLB
 Tabel 32            Jumlah Bayi yang diberi ASI Eklusif
 Tabel 34            Pelayanan Kesehatan Gigi n Mulut
 Tabel 36            Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar
 Tabel 37            Cakupan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin
 Tabel 39            Cakupan Pelayanan Kesehatan Pra Usila dan Usila
 Tabel 41            Persentase Donor Darah Diskrining terhadap HIV/AIDS
 Tabel 43            Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut Kemampuan
                     Labkes dan Miliki 4 Spesialis Dasar
 Tabel 44            Ketersediaan Obat Sesuai dengan Kebutuhan Pelayanan
                     Kesehatan Dasar
 Tabel 45            Persentase Rumah tangga Berperilaku Hidup Bersih Sehat
 Tabel 46            Jumlah dan Persentase Posyandu Menurut Strata dan Kecamatan
 Tabel 47            Persentase Rumah Sehat Menurut Kecamatan
 Tabel 48            Persentase Keluarga Memiliki Akses Air Bersih
 Tabel 49            Keluarga dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar Menurut
                     Kecamatan
 Tabel 50            Persentase Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM)
                     Sehat
 Tabel 51            Persentase Institusi Dibina Kesehatan Lingkungannya
 Tabel 52            Persentase Rumah/Bangunan yang Diperiksa dan Bebas Jentik
                     Nyamuk Aedes
 Tabel 53            Persebaran Tenaga Kesehatan Menurut Unit Kerja
 Tabel 54            Jumlah Tenaga Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan
 Tabel 55            Jumlah Tenaga Medis Disarana Kesehatan
 Tabel 56            Jumlah Tenaga Kefarmasian dan Gizi Di Sarana Kesehatan
 Tabel 57            Jumlah Tenaga Keperawatan Di Sarana Kesehatan
 Tabel 58            Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Sanitasi di Sarana
                     Kesehatan
 Tabel 59            Jumlah Tenaga Teknisi Medis di Sarana Kesehatan
 Tabel 60            Anggaran kesehatan Kab/kota
 Tabel 62            Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)
 Tabel 63            Indikator Pelayanan Rumah Sakit



Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan                                Page xii
BAB 1
                              PENDAHULUAN


         embangunan kesehatan diselenggarakan dalam upaya untuk mencapai Visi :

         ”Indonesia Sehat 2014”. Untuk mencapai visi tersebut, Departemen

     Kesehatan sebagai salah satu pelaku pembangunan kesehatan telah menetapkan

Visi Departemen Kesehatan yaitu : ”Masyarakat yang Mandiri untuk Hidup Sehat”.

Masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat adalah suatu kondisi di mana masyarakat

Indonesia menyadari, mau, dan mampu untuk mengenali, mencegah, dan mengatasi

permasalahan kesehatan yang dihadapi, sehingga dapat bebas dari gangguan

kesehatan, baik yang disebabkan karena penyakit termasuk gangguan kesehatan

akibat bencana, maupun lingkungan dan perilaku yang tidak mendukung untuk hidup

sehat. Sebagai penjabaran dari Visi Departemen Kesehatan, maka tujuan yang akan

dicapai adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan secara berhasil guna dan

berdaya guna dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-

tingginya. Pembangunan kesehatan yang berhasil guna dan berdaya guna dapat

dicapai melalui pembinaan, pengembangan, dan pelaksanaan, serta pemantapan

fungsi-fungsi administrasi kesehatan yang didukung oleh sistem informasi kesehatan

(SIK), ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan, serta hukum kesehatan. (Depkes,

2006).

           SIK di setiap institusi pelayanan kesehatan mulai dari tingkat Puskesmas,

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Provinsi sampai tingkat Pusat,



Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2010                            Page 1
harus terus dikembangkan sehingga diharapkan dapat memberikan dukungan dalam

rangka pelaksanaan fungsi manajemen kesehatan.

           SIK yang baik akan dapat memberikan informasi yang akurat dan up to

date untuk proses pengambilan keputusan di semua tingkat administrasi pelayanan

kesehatan. Salah satu bentuk output dari SIK adalah penerbitan buku profil kesehatan

yang dilakukan setiap tahun anggaran oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas

Kesehatan Provinsi sampai kepada tingkat Pusat.

           Tujuan penyusunan Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan adalah

memberikan informasi tentang hasil pencapaian program pembangunan kesehatan di

Provinsi Sumatera Selatan umumnya, termasuk pencapaian indikator-indikator

pembangunan kesehatan di Provinsi Sumatera Selatan.

           Sistematika penyajian Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan adalah

sebagai berikut :

Bab-1 : Pendahuluan. Bab ini menyajikan tentang latar belakang dan tujuan

diterbitkannya Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2009 serta

sistematika penyajiannya.

Bab-2 : Gambaran Umum. Bab ini menyajikan tentang gambaran umum

Kabupaten/Kota. Selain uraian tentang letak geografis, administratif dan informasi

umum lainnya, bab ini juga mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

kesehatan dan faktor-faktor lainnya misal kependudukan, ekonomi, pendidikan, sosial

budaya dan lingkungan.




Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2010                            Page 2
Bab-3 : Situasi Derajat Kesehatan. Bab ini berisi uraian tentang indikator mengenai

angka kematian, angka kesakitan, dan angka status gizi masyarakat.

Bab-4 : Situasi Upaya Kesehatan. Bab ini menguraikan tentang pelayanan

kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan

penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi

masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan, pelayanan kesehatan dalam

situasi bencana. Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan dalam bab ini juga

mengakomodir indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang

Kesehatan serta upaya pelayanan kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh

Kabupaten/Kota.

Bab-5 : Situasi Sumber Daya Kesehatan. Bab ini menguraikan tentang sarana

kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan

lainnya.

Bab-6 : Kesimpulan. Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu

disimak dan ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan Kabupaten/Kota di tahun yang

bersangkutan. Selain keberhasilan-keberhasilan yang perlu dicatat, bab ini juga

mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kurang dalam rangka penyelenggaraan

pembangunan kesehatan.

Lampiran. Pada lampiran ini berisi resume/angka pencapaian Kab/Kota dan 63 tabel

data yang merupakan gabungan Tabel Indikator Kabupaten sehat dan Indikator

pencapaian kinerja Standar Pelayanan Minimal bidang Kesehatan.




Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2010                            Page 3
BAB 3
                    SITUASI DERAJAT KESEHATAN


       Gambaran derajat kesehatan dapat dilihat dari beberapa indikator seperti
mortalitas , morbiditas, dan angka status gizi masyarakat. Berikut ini diuraikan
tentang indikator-indikator tersebut.


3.1. MORTALITAS
       Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari
kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Di samping kejadian
kematian dapat juga digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan
pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya. Angka kematian
pada umumnya dapat dihitung dengan melakukan survei dan penelitian.
Perkembangan tingkat kematian dan penyakit-penyakit penyebab utama kematian
yang terjadi pada periode terakhir akan diuraikan dibawah ini.


3.1.1. Angka Kematian Bayi (AKB)
       Menurunnya angka kematian bayi dan meningkatnya angka harapan hidup
mengindikasikan meningkatnya derajat kesehatan penduduk. Berdasarkan Sensus
Penduduk (SP) 1990, estimasi angka kematian bayi di Sumatera Selatan diperkirakan
71 per 1000 kelahiran, sedangkan berdasarkan SP 2000, angka kematian bayi di
Sumatera Selatan turun drastis menjadi 53 per 1000 kelahiran, atau turun 25 persen
selama 10 tahun atau rata-rata turun 2,5 persen per tahun. AKB Sumsel lebih tinggi
dibandingkan Angka Nasional yaitu 42 per 1000 kelahiran hidup (SUSENAS 2007).
Menurut target MDGs AKB diharapkan turun menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup.
       Kematian bayi di Sumatera Selatan tahun 2009 adalah 4 per 1000 kelahiran
hidup. Persentase kematian bayi tertinggi terjadi di kabupaten Ogan Komering Ilir
(1.31%) dan Lahat (0.82%), persentase terendah di kabupaten Muara Enim (0.14%)
dan Empat Lawang (0.13%). Angka kematian bayi di Provinsi Sumatera Selatan


Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010                        Page 10
tahun 2009 adalah 0,8 (79 kematian bayi), sedangkan pada tahun 2008 adalah 3,4
(537 kematian bayi). Jumlah kematian bayi menurut Kabupaten/kota di Provinsi
Sumatera Selatan dapat dilihat pada lampiran Tabel 6.

                                     Gambar 3.1.
                             Angka Kematian Bayi (AKB)
                    Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 1971– 2008



            SP1971                                                   155
            SP 1980                                     102
            SP 1990                              71
          SDKI 1994                           59,6
             SUPAS                          54
          SDKI 1997                         53
            SP 2000                         53
               SDKI              30
             SUPAS               30
               2006             26,3
               2007             25,6
               2008             25

                      0                50             100     150          200
           Sumber : BPS Provinsi Sumatera Selatan



3.1.2. Angka Kematian Balita (AKABA)
       Berdasarkan SDKI 2007 AKABA sekitar 44 per 1.000 kelahiran hidup.
AKABA Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2008 adalah 52 per 1.000 kelahiran
hidup berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik. Angka Kematian Balita di Provinsi
Sumatera Selatan tahun 2009 adalah 0,5 (45 kematian Balita ), sedangkan tahun 2008
adalah 0,6 (87 kematian Balita). Distribusi kematian Balita menurut Kabupaten/kota
di Provinsi Sumatera Selatan dapat dilihat pada lampiran Tabel 6. Sedangkan
gambaran perkembangan AKABA berdasarkan estimasi SUPAS, SUSENAS, dan
SDKI pada tahun 1995 – 2007 disajikan pada tabel 3.1 berikut ini :




Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010                            Page 11
Tabel 3.1
              Angka Kematian Balita (AKABA) Per 1.000 Kelahiran Hidup
                          Di Indonesia Tahun 1995 – 2007

  Tahun            Estimasi SUPAS 1995                   Estimasi
              Laki-Laki Perempuan Jumlah                SUSENAS          SDKI
                                     (L+P)
  1995                                                     73
  1998          71,36          57,61         64,28         64
  1999          66,44          53,05         59,55          -
  2000          50,77          39,00         44,71          -
  2001                                                     64
  2002-                                                             46
  2003
  2007                                                                          44
Sumber : Profil Kesehatan Indonesia 2004,Subdin Kesga


3.1.3. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI)
        Sampai dengan saat ini informasi tentang AKI masih berpedoman pada hasil
Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT). Menurut SKRT, AKI Nasional menurun
dari 450 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1986 menjadi 425 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 1992, kemudian menurun lagi menjadi 373 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 1995. Pada SKRT 2001 tidak dilakukan survei mengenai
AKI. Kemudian pada tahun 2002-2003, AKI menjadi 307 per 100.000 kelahiran
hidup berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kependudukan Indonesia (SDKI)
2003. AKI provinsi Sumatera Selatan masih berpedoman pada hasil SUSENAS 2005
yaitu 262 per 1000 kelahiran hidup. Hal ini menunjukkan bahwa AKI cenderung
mengalami penurunan. Tetapi bila dibandingkan dengan target yang ingin dicapai
secara nasional pada tahun 2010, yaitu sebesar 125 per 100.000 kelahiran hidup,
maka apabila penurunannya masih seperti tahun-tahun sebelumnya, diperkirakan
target tersebut di masa mendatang sulit dicapai.




Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010                            Page 12
Gambar 3.2
                         Jumlah dan Sebab Kematian Ibu
                   Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2006-2009




       Gambar diatas menunjukkan penyebab tertinggi kematian ibu dari tahun 2006
hingga 2009 adalah perdarahan, dan mengalami peningkatan cukup tinggi
dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yaitu sebanyak 62 kasus.
       Angka Kematian Ibu di Provinsi Sumatera Selatan tahun 2009 adalah 150,93
per 100.000 kelahiran hidup (143 kematian), sedangkan pada tahun 2008 adalah
79,31 per 100.000 kelahiran hidup (124 kematian). Distribusi kematian ibu menurut
Kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Selatan dapat dilihat pada lampiran Tabel 6.


3.1.4. Angka Kematian Kasar (AKK)
       AKK Provinsi Sumatera Selatan berdasarkan estimasi pada tahun 2005
sebesar 22,2 per 1000 penduduk, menurun menjadi 21,8 per 1000 penduduk pada
tahun 2006, kemudian menurun lagi menjadi 21,4 per 1000 penduduk.


3.1.5. Umur Harapan Hidup Waktu Lahir (UHH)
       Sejalan dengan menurunnya estimasi angka kematian bayi, maka estimasi
angka harapan hidup mengalami kenaikan. Menurut hasil SP 1990, estimasi angka
harapan hidup Sumatera Selatan adalah 59,83 tahun, sepuluh tahun kemudian
mengalami kenaikan sebesar 7 persen, menjadi 64,02 tahun menurut SP 2000.
Sedangkan menurut hasil Supas 2005 besarnya angka harapan hidup penduduk



Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010                          Page 13
Sumatera Selatan adalah sebesar 69,5 tahun. Kondisi ini menunjukan bahwa anak
yang baru lahir diperkirakan akan hidup rata-rata sampai umur 69 tahun.

                                               Gambar 3.3
                                       Umur Harapan Hidup (UHH)
                              Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 1971 – 2009

                              80

                              60
               Umur (tahun)




                              40

                              20

                               0
                                    SP 1971 SP 1980 SP 1990   SPS    SP 2000   2008   2009
                              UHH    44,1    53,6     59,8    63,7    69,05    71,1   69,9


                                      Sumber: BPS Provinsi Sumatera Selatan

       Pada Gambar 3.3 di atas, terlihat bahwa UHH Provinsi Sumatera Selatan
cenderung mengalami peningkatan, dari 44,1 tahun pada tahun 1971 menjadi 69,9
tahun pada tahun 2009.


3.2. ANGKA KESAKITAN
       Data angka kesakitan penduduk yang berasal dari masyarakat (community
based data) yang diperoleh melalui studi morbiditas, dan hasil pengumpulan data dari
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta dari sarana pelayanan kesehatan (facility
based data) yang diperoleh melalui sistem pencatatan dan pelaporan.
       Program Surveilans Terpadu Penyakit (STP) baru mulai dilaksanakan di
Provinsi Sumatera Selatan tahun 2007, sesuai ketentuan dalam Kepmenkes nomor
1116/2003 dan 1479/2003. Sedangkan tahun-tahun sebelumnya dipakai Program SST
(Sistem Surveilans Terpadu). Pada program ini dipisahkan antara STP berbasis
Puskesmas dan STP berbasis Rumah Sakit. Untuk STP berbasis Puskesmas ada 25
kasus baru penyakit menular yang diamati oleh semua Puskesmas. Sedangkan untuk
Puskesmas Sentinel ditambah lagi 2 penyakit tak menular, yaitu Hipertensi dan




Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010                                        Page 14
Diabetes Mellitus. Adapun data kasus baru penyakit menular berbasis puskesmas
dapat dilihat pada tabel berikut:


                                        Gambar 3.4
                                  STP Berbasis Puskesmas
                          Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2009

         18000
                                                                                          Diare
         16000
                                                                                          Malaria Klinis
         14000
                                                                                          Tifus Perut Klinis
         12000                                                                            Tersangka TBC Paru
         10000                                                                            Disentri
          8000                                                                            TBC Paru BTA (+)

          6000                                                                            Malaria Vivax
                                                                                          Demam Dengue
          4000
                                                                                          Pneumonia
          2000
                                                                                          Malaria Falsifarum
             0
                                                1


                              Sumber: Laporan STP Bidang PP&PL, 2009


         Gambar di atas menunjukan bahwa penyakit berbasis Puskesmas terbanyak
adalah Diare (56,2 %), Malaria Klinis (14,6 %), dan Tifus perut klinis (10,7 %).
         STP penyakit menular berbasis Rumah Sakit dipisahkan untuk penderita
rawat inap dan rawat jalan. Ada 29 penyakit menular yang diamati dan dipantau trend
kasusnya sepanjang tahun. Adapun data kasus baru penderita rawat inap penyakit
menular berbasis rumah sakit tahun 2009 adalah sebagai berikut:

                                         Gambar 3.5
                           STP Berbasis Rumah Sakit (Rawat Inap)
                           Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2009
            1200       1122

            1000                923

             800
             600                          459   412
             400                                            303
                                                                  252     212
                                                                                 133    123        118
             200
                 0

                     Tifus Perut Klinis             Diare                       Demam Berdarah Dengue
                     Tifus Perut Kultur (+)         Malaria Fals ifarum         TBC Paru BTA (+)
                     Pneumonia                      Ters angka TBC Paru         Demam Dengue
                     Malaria Klinis

                     Sumber: Laporan STP Bidang PP&PL, Tahun 2009



Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010                                                          Page 15
Dari gambar di atas menunjukan bahwa urutan 3 (tiga) penyakit rawat inap
terbanyak adalah Tifus perut klinis, Diare, dan DBD. Sedangkan pada tahun 2008, 3
(tiga) penyakit rawat inap terbanyak adalah Diare, DBD, dan Tifus perut klinis.
       Selanjutnya akan diuraikan situasi beberapa penyakit menular yang perlu
mendapatkan perhatian, termasuk situasi penyakit menular yang dapat dicegah
dengan imunisasi (PD3I), penyakit potensial KLB/Wabah, situasi penyakit tidak
menular, dan situasi penyalahgunaan NAPZA.


3.2.1. Penyakit Menular
       Penyakit menular yang disajikan dalam bagian ini antara lain penyakit
Malaria, TB Paru, HIV/AIDS, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), Kusta,
Penyakit Menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), penyakit potensial
wabah, Rabies, Filariasis, Frambusia, Flu Baru AI (H1N1).


3.2.1.1. Malaria
       Tujuan umum program Pemberantasan Penyakit Malaria di Provinsi Sumatera
       Selatan adalah Pembebasan Provinsi Sumatera Selatan dari malaria tahun
       2020. Sedangkan tujuan khususnya adalah :
       1. Pada tahun 2010 menurunnya 50 % jumlah desa dengan positif malaria ≥
             5 per 1000 penduduk
       2. Pada tahun 2010 semua Kabupaten/Kota mampu melakukan pemeriksaan
             sediaan darah malaria dan memberikan pengobatan tepat dan terjangkau.
       3. Pada Tahun 2020 seluruh wilayah Indonesia sudah melaksanakan
             intensifikasi dan integrasi dalam pengendalian malaria


       Kebijakan Pelaksanaan Program P2 Malaria yaitu :
       1.     Dilakukan secara menyeluruh dan terpadu oleh Pemerintah, Pemerintah
              Daerah dan lintas sektoral bersama mitra kerja pembangunan termasuk
              LSM, dunia usaha dan masyarakat
       2.     Pembebasan Malaria dilakukan secara bertahap yang didasarkan pada


Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010                             Page 16
situasi malaria dan kondisi sumber daya setempat


       Pada Gambar 3.6 berikut terlihat bahwa angka kesakitan malaria dari tahun
2003 ke tahun 2004 menurun secara drastis. Hal ini disebabkan Kabupaten Bangka
dan Belitung berpisah dari Povinsi Sumatera Selatan. Kedua Kabupaten tersebut
adalah penyumbang kasus malaria paling tinggi. AMI (Annual Malaria Incidence)
tahun 2003 – 2009 di Provinsi Sumatera Selatan adalah sebagai berikut:

                                                         Gambar 3.6
                                               Annual Malaria Incidence (AMI)
                                        Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2003 - 2009

                                   25
           AMI per 1000 penduduk




                                            21,48
                                   20

                                   15

                                   10                                  8,9      10,1
                                                    8,04      8,7                         8,6      8,74
                                    5

                                    0
                                        2003     2004      2005     2006     2007      2008     2009
                                                                    Tahun


                  Sumber: Bidang PP&PL Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2009


       Provinsi Sumatera Selatan adalah daerah endemis malaria, dimana tahun 2009
terdapat   7 kabupaten                         endemis malaria sedang dan           8 kabupaten/kota lainnya
digolongkan pada daerah endemis rendah. Satu kota diantara daerah endemis rendah
yaitu Kota Palembang                           adalah daerah bebas malaria dalam arti kasus yang ada
adalah kasus impor dari kabupaten lain (Kabupaten Banyuasin).




Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010                                                     Page 17
Tabel 3.2
                  Jumlah Penderita Malaria Klinis, Konfirmasi Laboratorium
                            dan AMI Menurut Kabupaten / Kota
                          Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2009

      Kabupaten / Kota          Jumlah       Penderita      SD            SD             SPR            AMI
                               Penduduk       Klinis     Diperiksa       Positif
            (1)                   (2)            (3)          (4)             (5)            (6)         (7)
01.  OKU                      267.022        7.217       7.106         771               10,85          27,07
02.  OKI                      707.627        2.583           0           0                   0           3,65
03.  Muara Enim               668.341       11.713       9.779       1.905               19,48          17,53
04.  Lahat                    341.055        7.531       2.263       1.210               53,47          22,08
05.  Musirawas                505.940        7.922       1.635         529               32,35          15,66
06.  Musi Banyuasin           523.025        8.066       7.045          91                1,29          15,42
07.  Banyuasin                818.280        4.491           8           8                 100           5,49
08.  OKU Selatan              331.879        2.776          30          39                 130           8,36
09.  OKU Timur                581.665        3.272         753         146               19,39           5,63
10.  Ogan Ilir                384.663          130          18           5               27,78           0,34
11.  Empat Lawang             213.872        2.641         223         126                56,5          12,53
12.  Palembang              1.438.938          485         485          34                7,01           0,34
13.  Prabumulih               137.786           52          26          26                 100           0,38
14.  Pagar Alam               116.486           48           2           2                 100           0,41
15.  Lubuk Linggau            186.056        3.326         836         837              100,12          17,88
   Jumlah                   7.222.635       62.248      30.209       5.729               18,96           8,45
Sumber : Bidang P2PL Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan, 2009


          Dari tabel diatas angka kesakitan (malaria klinis) per 1000 penduduk di
Provinsi Sumatera Selatan tahun 2009 (AMI) adalah 8,45 ‰ dengan kematian
(CFR 0,27%), dengan jumlah sediaan darah yang diperiksa / ABER ( Annual Blood
Examination rate) 0,42 % dan persentase dari sediaan darah yang positif dari seluruh
sediaan darah yang diperiksa (SPR) 21,9 %.
          Angka kesakitan (malaria           klinis) per 1000 penduduk di kabupaten/kota
Provinsi Sumatera Selatan dalam tahun 2009 tertinggi adalah di Kabupaten Ogan
Komering Ulu 27,07 ‰ (7.217 kasus), Kabupaten Lahat 22,08 ‰ (7.531 kasus), Kota
Lubuk Linggau 17,88 ‰ (3.326 kasus), sedangkan terendah di Kabupaten Ogan Ilir
0,34 ‰ (130 kasus).
          Pengobatan kasus malaria yang ditemukan secara                            PCD (Pasif Case
Detection)        di    Puskesmas       dengan   Pengobatan         Radikal         dengan         konfirmasi
laboratorium.          Kasus klinis tanpa konfirmasi laboratorium diberikan pengobatan
klinis malaria di Puskesmas. Pengobatan klinis malaria maupun dengan konfirmasi
laboratorium positif malaria di kabupaten/kota umumnya masih mengunakan obat

Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010                                                    Page 18
Cloroquin, sedangkan di tiga kabupaten wilayah GF Malaria Round 6 tahun 2009
(Kab. Muara Enim, Kab. Muba dan Kab.OKU) sudah mengunakan obat terbaru yaitu
ACT    (Artemisinin Combination Therapy). Hal ini tidak terlepas dari kuantitas
maupun kualitas dokter/perawat/bidan yang sudah dilatih, serta alat dan bahan
laboratorium malaria maupun SDM mikroskopis/pengelola program malaria yang ada
di kabupaten/kota dan puskesmas.
       Jumlah sediaan darah yang diperiksa dari penduduk dalam satu tahun / Annual
Blood Examination Rate (ABER) tahun 2009 yaitu 0,42 % dan tingkat         persentase
pemeriksaan sediaan darah 48,18 %, sudah mengalami peningkatan dibandingkan
tahun 2008 yaitu ABER 0,18% dan persentase pemeriksaan sediaan darah 22%,
walaupun target yang ingin dicapai adalah 100 %, hal ini menjadi tantangan yang
besar bagi petugas laboratorium dalam pemeriksaan sediaan darah malaria yang
tidak terlepas dari SDM, bahan dan alat pemeriksaan yang ada. Dan masih adanya
beberapa kabupaten/kota tidak/kurang melaksanakan pemeriksaan sediaan darah
malaria antara lain Kabupaten Empat Lawang, Kabupaten Banyuasin, Kabupaten
OKI, Kabupaten Ogan ilir dan Kota Pagar Alam.
       Keberhasilan pemberantasan penyakit malaria tidak hanya terletak pada satu
institusi yaitu Dinas Kesehatan saja namun perlu keterkaitan dengan sektor-sektor
lain antara lain Sektor Kimpraswil, sektor Peternakan, sektor Pertanian, sektor
Perikanan dan Kelautan. Serta tidak terlepas dari peran serta masyarakat itu sendiri.
Dari Gambar     pola maksimum minimum tahun 2004-2009 dapat dilihat puncak
penularan terjadi pada bulan Januari maka seyogianya kegiatan Indoor Residual
Spraying (IRS) dilaksanakan pada bulan November guna mencapai hasil
pemberantasan vector yang optimum.


3.2.1.2. TB Paru
       Penanggulangan tuberkulosis menerapkan strategi DOTS yang dilaksanakan
secara Nasional di seluruh UPK terutama puskesmas yang di integrasikan dalam
pelayanan kesehatan dasar. Hasil survey Prevalensi TB di Indonesia tahun 2004
bahwa prevalensi TB BTA positif secara Nasional 110 per 100.000 penduduk,

Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010                           Page 19
secara regional di Indonesia dikelompokkan dalam 3 wilayah. Sumatera masuk
dalam wilayah 1 dengan prevalensi TB adalah 160 per 100.000 penduduk.
       Tujuan dari Program Pemberantasan TB Paru adalah menurunkan angka
kesakitan dan         angka kematian TB, memutuskan mata rantai penularan serta
mencegah terjadinya MDR TB. Targetnya adalah tercapainya penemuan pasien baru
TB BTA positif paling sedikit 70 % dari perkiraan dan menyembuhkan 85 % dari
semua pasien tersebut serta mempertahankannya. Target ini diharapkan dapat
menurunkan tingkat prevalensi dan kematian akibat TB hingga separuhnya pada
tahun 2010 dibanding tahun 1990, dan mencapi tujuan millenium development goals
(MDGs) pada tahun 2015.
       Angka penemuan pasien baru TB BTA positif (Case Detection Rate) di
Provinsi Sumatera Selatan dari tahun 2000 s/d 2008 berfluktuatif , sedangkan target
mulai dari tahun 2005 sebesar 70 %, dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

                                    Gambar 3.7
                 Angka Penemuan Pasien Baru TB BTA Positif (CDR)
                   Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2000 – 2009


                  100
                                                                                   –
                      90

                      80

                      70

                      60

                      50

                      40

                      30

                      20

                      10

                      0
                           2000    2001    2002    2003    2004    2005    2006    2007    2008    2009

                TARGET      25      35      40      50      60      70      70      70      70      70
                CDR        23,47   24,61   29,74   41,62   55,72   42,77   46,73   45,43   46,69   44,62




           Sumber : Bidang P2PL Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan, 2009




Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010                                                      Page 20
Dilihat dari Gambar 3.7, ada peningkatan CDR mulai tahun 2000 s/ d tahun
2004 dan peningkatan    yang tajam pada tahun 2003 dan 2004, pada tahun 2005
terjadi penurunan, ini disebabkan dengan adanya hasil survey prevalensi TB tahun
2004, wilayah Sumatera dengan prevalensi 160 per 100.000 penduduk          yang
sebelumnya hanya 130 per 100.000 penduduk. Untuk penemuan pasien baru TB BTA
positif di Sumatera Selatan tidak mengalami penurunan tetapi ada kenaikan setiap
tahunnya walaupun belum mencapai target.
       Angka Penemuan Pasien baru TB       BTA posistif   (Case Detection Rate
=CDR) di Provinsi Sumatera Selatan tahun 2009 per kabupaten/ Kota dapat dilihat
pada Gambar 3.8, menunjukkan bahwa dibandingkan tahun 2008, pada tahun 2009
terjadi penurunan CDR TB paru BTA+ diprovinsi Sumatera Selatan dari 46,57%
menjadi 44,62%, dan CDR TB paru BTA+ belum mencapai target (70%). Hal ini
disebabkan karena belum semua RS dan DPS melaksanakan strategi DOTS,
penjaringan suspek di sebagian kab/kota masih ketat, dan mutasi petugas masih
tinggi. Oleh sebab itu maka diperlukan pelatihan P2TB bagi tim DOTS di rumah
sakit, memperluas jejaring untuk menemukan dan mengobati pasien TB dengan
ekspansi ke rumah sakit dan lapas/ rutan serta meningkatkan kemitraan dengan
LSM.




Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010                       Page 21
Gambar 3.8
                           Angka Penemuan Pasien Baru TB BTA Positif (CDR)
                                       Menurut Kabupaten/kota
                               Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2009


      75,00

      65,00

      55,00

      45,00

      35,00

      25,00

      15,00

       5,00      L.Lingg        Prabu Palemb E.Lawa
                         P.Alam                            OI      OKUT OKUS B.Asin MUBA MURA               Lahat M.Enim    OKI      OKU Sumsel
                    au          mulih  ang     ng

           CDR   45,35   6,44    29,48   46,78    68,68   53,01     26,43   25,99   53,01   43,62   70,29   48,01   33,95   40,89    53,84   44,62



                 Sumber : Bidang P2PL Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan, 2009

                                         Gambar 3.9
                 Angka Kesembuhan (Cure Rate) Pasien Baru TB BTA Positif
                      Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2000 - 2008


      90




      85




      80




      75




      70
                 2000           2001             2002             2003          2004           2005            2006           2007            2008

       CR        80,3           75,4             80,74            82,86         81,63          83,36           84,2           84,84           87,19




Sumber : Bidang P2PL Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan, 2009


Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010                                                                                                 Page 22
Angka kesembuhan (Cure Rate = CR) merupakan angka pasien baru TB
BTA positif yang sembuh setelah masa pengobatan. Dari Gambar diatas dapat dilihat
bahwa angka kesembuhan (cure rate) TBC Provinsi Sumatera Selatan tahun 2008
yaitu sebesar 87,15% dengan target SPM > 85%. Ini menunjukkan bahwa P2 TBC
telah memenuhi dan melampaui target SPM untuk tahun 2009. Hal ini disebabkan
oleh Tingkat kepatuhan penderita yang berobat cukup tinggi. Gambar berikut
menampilkan distribusi pencapaian CR menurut kabupaten/kota, terdapat 10
Kabupaten/Kota dengan CR sudah mencapai target > 85 %, sedangkan 5 Kabupaten/
Kota yang lain CR belum mencapai target.


                                    Gambar 3.10
              Angka Kesembuhan (Cure Rate) Pasien Baru TB BTA Positif
                              Menurut Kabupaten/kota
                      Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2009


     100,00

      90,00

      80,00

      70,00

      60,00

      50,00

      40,00

      30,00

      20,00   L.Lingg        Prabu Palemb E.Lawa
                      P.Alam                          OI     OKUT    OKUS B.Asin MUBA MURA           Lahat M.Enim    OKI     OKU     Sumsel
                 au          mulih  ang     ng

         CR    94,38   44,44   100   84,27   59,91   92,17   79,34   95,21   94,28   80,95   95,43   85,19   85,27   92,41   87,23   87,19




              Sumber : Bidang P2PL Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan, 2009




Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010                                                                                         Page 23
Gambar 3.11
                       Penemuan Pasien Baru TB BTA (+)
                    Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2009




       Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa hanya terdapat satu kabupaten
memenuhi target capaian SPM (70%), yaitu kabupaten Musi Rawas. 14
Kabupaten/kota lainnya belum mencapai target SPM, terdiri dari 3 Kabupaten yaitu
OKU, Banyuasin, dan Empat Lawang berada pada range 50-70%, 11 Kabupaten/kota
yaitu MUBA, OKI, OI, OKUT, OKUS, Muara Enim, Lahat, Kota Prabumulih, Pagar
Alam, Palembang, dan Lubuk Linggau berada pada range terendah yaitu dibawah
50%.


3.2.1.3. Pengidap HIV dan Penderita AIDS
       Infeksi HIV dan AIDS dalam 10 tahun terakhir      semakin nyata menjadi
masalah kesehatan masyarakat di Sumatera Selatan yang dibuktikan dengan terus
meningkatnya kasus yang ditemukan melalui kinik VCT dan laporan suveilans AIDS
dari RS. Infeksi HIV dan AIDS sudah menyebar hampir di seluruh Kabupaten/Kota
di wilayah Sumatera Selatan, dan di Indonesia sendiri telah mengalami perubahan


Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010                       Page 24
dari epidemi rendah menjadi epidemi terkonsentrasi, hal ini karena hasil survei pada
sub populasi tertentu menunjukkan prevalensi HIV di beberapa provinsi telah
melebihi 5 % secara konsisten, tetapi di Sumatera Selatan masih pada epidemi rendah
karena prevalensi HIV 0,6 %.
       Pada era sebelumnya upaya penanggulangan HIV dan AIDS di prioritaskan
pada upaya pencegahan. Dengan semakin meningkatnya pengidap HIV dan kasus
AIDS yang memerlukan terapi antiretroviral ( ARV), maka strategi penanggulangan
HIV dan AIDS dilaksanakan dengan memadukan upaya pencegahan dengan upaya
perawatan, dukungan serta pengobatan. Dan juga dalam rangka mendukung target
VCT pada MDGs untuk tahun 2010 yaitu 300.000 klien yang melakukan complate
testing, maka peran klinik VCT dalam upaya untuk meningkatkan cakupan penemuan
kasus baru serta penanganan 100 % juga harus dimaksimalkan.
       Pada tabel 3.3 terlihat bahwa Prevalensi Rate dari hasil uji saring (skrining)
oleh PMI Kota Palembang yaitu 0,05 % (22 orang) dari jumlah pemeriksaan skrining
darah donor sebanyak 37.918 orang pada tahun 2009. Skrining pada darah donor
merupakan salah satu upaya pencegahan penularan HIV kepada orang lain, sehingga
upaya ini sangatlah penting dilakukan, maka apabila darah tersebut mengandung HIV
tidak akan di donorkan.


                                     Tabel 3.3
                  Laporan Uji Saring HIV di PMI Kota Palembang
                                   Tahun 2009


           No    Kelompok Umur       Jumlah         Hasil       Prevalens
                                   Pemeriksaan   pemeriksaan      Rate
                                                   reaktif
           1             2              3             4              6
           1.      17 – 30 tahun      12098          16            0,13
           2.      31 – 40 tahun      9942             2           0,02
           3.      41 – 50 tahun      7886             1           0,01
           4.      51 – 60 tahun      7678             3           0,03
           5.       >60 tahun          314             0             0
                     Jumlah           37918           22           0,05
                       Sumber : PMI UTDC Kota Palembang 2009


Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010                           Page 25
Gambar 3.12
                                 Jumlah Pengidap HIV (+) PerTahun
                              Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2009


              600




              500




              400




              300




              200




              100




                   0
                       1995   1996   1997   1998   1999   2000   2001   2002   2003   2004   2005   2006   2007   2008   2009
             HIV        1      1      5      4      2      14     16     16     24    30     87      98     41     67    76
             KUMUL      1      2      7     11     13      27     43     59     83    113    200    298    339    406    482




         Sumber : Bidang PP & PL Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2009

      Dari Gambar 3.12 di atas terlihat penemuan HIV pada tahun 2009 berjumlah
85 kasus meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2008 berjumlah 67 kasus.
Peningkatan kasus ini karena adanya klinik VCT yang telah di bentuk di beberapa
kabupaten/kota (Palembang, Prabumulih, OKU, dan Musi Rawas), layanan dilakukan
baik statis (di Rumah Sakit) maupun mobile VCT untuk mendekatkan akses layanan
ke kelompok resiko tinggi tertular HIV, sehingga cakupan penemuan kasus baru
mengalami peningkatan yang selanjutnya dapat mendapatkan layanan perawatan,
dukungan dan pengobatan.




Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010                                                                           Page 26
Gambar 3.13
            Kumulatif Penyebaran Pengidap HIV (+) Per Kabupaten/Kota
                  Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 1995-2009
          500

          450

          400

          350

          300

          250

          200

          150

          100

          50

           0
                PLG   OKI   OI   OKU OKT   OKS   MBA   BA   MRA   LLG   ME   PBM   LHT   PGA   4L   TOT
                401    5    2    10   1     0     6    2     8    21    3    22     8     2    0    491




          Sumber : Bidang PP & PL Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2009

       Dari Gambar diatas dapat dilihat bahwa kasus penemuan HIV (+) tertinggi
adalah di kota Palembang karena Kota Palembang adalah kota terbesar di Provinsi
Sumatera selatan, yang merupakan salah satu kota transit dari pulau Jawa-pulau
Sumatera melalui jalur transportasi darat sehingga banyak sekali hotel, tempat
hiburan, dan kelompok resti (WPS, Waria, Pengguna Narkoba Suntik, dan
Homoseksual) yang lebih banyak di banding kota lainnya, dan masih ada lokalisasi
yang terkoordinir. Layanan Klinik VCT (Voluntary Counseling and Testing) cukup
banyak terdapat di kota Palembang, seperti di RSUP Moh.Hoesin, RS.RK Charitas,
dan RS Ernaldi Bahar sehingga memudahkan klien untuk mendapatkan layanan.
       Berikut adalah gambaran jumlah penderita AIDS di Provinsi Sumatera
Selatan tahun 2009, yaitu sebanyak 70 orang, jika dibandingkan dengan tahun 2008
sebanyak 45 orang, yang menunjukan adanya peningkatan jumlah kasus AIDS. Hal
ini disebabkan karena klien banyak datang ke layanan kesehatan apabila sudah
mendapatkan kumpulan gejala AIDS dan hasil testing HIV dinyatakan positif dari
Rumah Sakit atau klinik VCT. Pada fase infeksi HIV ini tidak menunjukkan gejala
sehingga klien jarang mendatangi layanan kesehatan, termasuk untuk mengetahui
status HIV nya.

Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010                                                     Page 27
Gambar 3 .14
                                  Jumlah Penderita AIDS PerTahun
                            Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 1995-2009


              300


              250


              200


              150


              100


               50


                   0
                       95   96   97   98   99   2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
            AIDS       1    0    0    0    0     0    3    4    6    15   18   37   49    45    70
            KUMUL      1    1    1    1    1     1    4    8    14   29   47   84   133   178   248



            Sumber : Bidang PP & PL Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2009

       Penemuan kasus AIDS sejak tahun 1995 sampai dengan tahun 2009 terus
mengalami peningkatan, secara kumulatif sebanyak 248 kasus HIV yang telah
ditemukan. Strategi dalam upaya untuk meningkatkan kualitas hidup ODHA (Orang
Dengan HIV/AIDS) adalah dengan dibentuknya layanan CST ( Care, Support &
Treatment/ Perawatan, Dukungan dan Pengobatan) di 8 rumah sakit pelaksana CST
yaitu RSMH Palembang, RS Ernaldi Bahar, dan RS RK Charitas, RSUD Sobirin
Musi Rawas, RSUD Ibnu Sutowo Baturaja, RSUD Kayu Agung, RSUD Banyuasin,
RSUD Prabumulih, yang dapat menunjang menurunkan angka kesakitan dan angka
kematian.


3.2.1.4. Kusta
       Provinsi Sumatera Selatan termasuk daerah ”Low Endemik” Kusta, dengan
Prevalensi Rate (PR) < 1/ 10.000 penduduk dan Case Detection Rate (CDR) < 5 /
100.000 penduduk.



Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010                                                 Page 28
Tujuan :
     Menurunkan transmisi penyakit kusta pada tingkat tertentu sehingga kusta
       tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat.
     Mencegah kecacatan pada semua penderita baru yang ditemukan melalui
       pengobatan dan perawatan yang benar.
     Menghilanglang stigma sosial dalam masyarakat dengan mengubah paham
       masyarakat terhadap penyakit kusta melalui penyuluhan secara intensif.


Kebijakan :
     Pelaksanaan program pengendalian kusta diintegrasikan pelayanan kesehatan
       dasar di puskesmas.
     Pengobatan penderita kusta dengan MDT sesuai dengan rekomendasi WHO
       di berikan Cuma-Cuma.
     Penderita tidak boleh diisolasi.
     Memperkuat sistem rujukan.


Case Detection Rate (CDR)
       Penemuan kasus baru penderita kusta (case detection rate/ CDR) di Provinsi
Sumatera Selatan tahun 2009 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2008, yaitu
sebesar 3,05/100.000 pada tahun 2009 dan 3,99/100.000 pada tahun 2008. Target
SPM untuk CDR kusta adalah <5/100.000, ini menunjukkan bahwa P2 Kusta telah
memenuhi atau mencapai target SPM untuk tahun 2009. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Gambar berikut:




Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010                           Page 29
Gambar 3.15
                                         CDR (case detection rate) Kusta
                                     Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 1998-2009

                       4,2
                         4
                       3,8
                       3,6
                       3,4
                       3,2
                         3
                       2,8
                       2,6
                       2,4
                       2,2
                         2
                       1,8
                       1,6
                       1,4
                       1,2
                         1
                       0,8
                       0,6
                       0,4
                       0,2
                         0
                             1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

                   CDR         3,5       2,5         2,3       1,9     2,1       2          1,5     3,7       2,7     3,06 3,99 3,05

          Sumber : Bidang PP & PL Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2009

                                             Gambar 3.16
                             Penemuan Kasus Baru (CDR) Penderita Kusta
                               Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2009


            PROV

              PB

              ME

             OKI

              BA

             PLG

             OKU

              4L

             LHT

              MB


              OI

            OKUT


              MR

            OKUS

              LL

              PA


                   0         0,5     1         1,5         2     2,5        3        3,5        4      4,5     5       5,5     6      6,5          7

                                     OKU                                                                                                    PRO
                       PA      LL              MR     OKUT       OI    MB       LHT        4L   OKU    PLG     BA     OKI    ME     PB
                                      S                                                                                                      V

            CDR         0      0     0,3       0,4     0,32     0,78   1,15     1,47   1,86     1,87   2,22    2,44   2,54   4,04   6,53    3,05




          Sumber : Bidang PP & PL Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2009


      Dalam upaya penanggulangan penyakit kusta, salah satu indikator yang
digunakan untuk menilai keberhasilannya adalah angka proporsi cacat tingkat II
(kecacatan yang dapat dilihat dengan mata) dan proporsi anak diantara kasus baru.

Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010                                                                                                  Page 30
Gambar berikut menunjukkan angka proporsi Cacat tingkat II Provinsi Sumatera
Selatan yaitu 21,36%, masih dibawah target SPM untuk proporsi Cacat tingkat II
yaitu ≤ 5%. Hal ini disebabkan karena keterlambatan penemuan kasus, tingginya
Leprae Phoby di masyarakat, dan petugas kurang terampil dalam deteksi dini
penyakit kusta karena daerah low endemic. Dibandingkan tahun 2008, terjadi
peningkatan angka proporsi cacat tingkat II yaitu dari 13,36% menjadi 21,36%.

                                        Gambar 3.17
                         Proporsi Penderita Kusta Cacat Tingkat II
                          Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2009

              50
              45
              40
              35
              30
              25
              20
              15
              10
               5
               0
                         PR        OK        MU                              OK OK    PR
                   PLG      MB OKI    ME LHT    PA            LL   BA   OI         4L
                          A        U         RA                              UT US    OV
        CCT TK II 6,25   0   16 5,55   0   33,3   0   0   0   0    5    0    0   0   0   21,3
        ABSOLUT     2    0   1   1     0    9     0   0   0   0    34   0    0   0   0   47


          Sumber : Bidang PP & PL Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2009

       proporsi penderita kusta anak di Provinsi Sumatera Selatan adalah 4,09 %
dengan target SPM untuk proporsi penderita kusta anak sebesar ≤ 5%. Ini
menunjukkan bahwa P2 Kusta telah memenuhi atau mencapai target SPM proporsi
penderita kusta anak untuk tahun 2009. Hal ini dapat menggambarkan penularan
kusta yang terjadi di Provinsi Sumatera Selatan cukup terkendali.




Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010                                           Page 31
Gambar 3.18
                                        Proporsi Kusta Anak
                              Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2009

     5
    4,5
     4
    3,5
     3
    2,5
     2
    1,5
     1
    0,5
     0
                                                 MUR                              OKU OKU    PRO
               PLG PRA MB     OKI OKU ME LHT         PA        LL     BA    OI            4L
                                                  A                                T   S      V

   CDR 2,22        2,9 1,14 2,54 1,87 4,03 1,46 0,39       0   0     2,44 0,77 0,34 0,3      1,4 3,04


                Sumber : Bidang PP & PL Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2009


3.2.1.5. Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I)

                                             Tabel 3.4
                              Data Penyakit PD3I Per Kabupaten/Kota
                              Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2009

      No.         Kabupaten/Kota          Neonatorum                       Difteri           Campak
                                     Penderita   Meninggal         Penderita     Meninggal
          1.     OKU                    2              2              0              0            152
          2.     OKI                    0              0              1              0             36
          3.     Muara Enim             1              0              0              0             35
          4.     Lahat                  1              1              0              0             95
          5.     Musi Rawas             0              0              0              0             33
          6.     Musi Banyuasin         0              0              2              1            155
          7.     Banyuasin              2              0              1              0             27
          8.     OKU Selatan            0              0              0              0              0
          9.     OKU Timur              0              0              0              0             34
      10.        Ogan Ilir              1              0              0              0              1
      11.        Empat Lawang           0              0              0              0              4



Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010                                                   Page 32
12.   Palembang                                 2            1            3           1     274
      13.   Prabumulih                                0            0            0           0      39
      14.   Pagar Alam                                0            0            0           0      17
      15.   Lubuk Linggau                             0            0            0           0      52
            Sumatera Selatan                          10           4            7           2     954
                       Sumber : Subdin P2PL Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan.


       Dari tabel di atas terlihat bahwa jumlah kasus Tetanus Neonatorum (TN)
sebanyak 10 kasus dan meninggal 4 (CFR 40 %). Kasus TN terbanyak terdapat di
Kabupaten OKU, Banyuasin, dan kota Palembang, sedangkan CFR yang tertinggi
terjadi di kabupaten OKU dan Lahat (100%).

                                                     Gambar 3.19
                                            Penderita Tetanus Neonatorum
                                    Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2003 – 2009
                                  100
                                  90
                                  80
               Jumlah Penderita




                                  70
                                  60
                                  50
                                  40
                                  30
                                  20
                                  10
                                   0
                                        2003   2004        2005   2006   2007       2008   2009
            Penderita                   14     24          21     15     17         17     19
            Meninggal                    8     11           8     10     14          8      8

                       Sumber : Subdin P2PL




       Dari Gambar diatas terlihat ada kenaikan jumlah penderita Tetanus
Neonatorum pada tahun 2009 yaitu 19 orang dengan kematian 8 orang. Secara
Nasional, Sumatera Selatan menduduki posisi 3 terbesar kasus Tetanus Neonatorum
pada tahun 2008.




Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010                                                   Page 33
Gambar 3.20
                                       Penderita Difteri
                        Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2003 - 2009
                  16

                  14

                  12

                  10

                   8

                   6

                   4

                   2
                        2003      2004           2005       2006           2007      2008        2009

            Penemuan        2         12          3             8          12        10           7




                       Sumber: Laporan Difteri Subdin PP&PL, tahun 2003 - 2009
         Penemuan kasus difteri cenderung terjadi penurunan, kasus terbanyak pada
tahun 2007 (12 kasus) dan terendah pada tahun 2003 (2 kasus). Meskipun demikian,
Sumatera Selatan merupakan provinsi terbesar kedua untuk kasus difteri pada tahun
2008.

                                        Tabel 3.5
                  Distribusi Kasus Campak Berdasarkan Kelompok Umur
                      Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2007 - 2009

No.   Kab./Kota                                  2008                                                             2009

                       <1       1-4        5-9          10-14       > 15     Total          <1        1-4   5-9      10-14   > 15   Total

 1    Palembang      39     77    112     69     94     391 24          69     67      97      67                                   274
 2    Prabumulih      1      5      6      2      1      15    10       12      7       5       5                                    39
 3    Muba           13     23     24     14     15      89    26       48     42      15      24                                   155
 4    OKI             5     16     11      3     13      48     5        9      6       3      13                                    36
 5    OKU            14     28     28     17     10      97    26       45     41      16      24                                   152
 6    M. Enim        22     36     19      8     13      98    10        4      7       8       6                                    35
 7    Lahat          12     20     23      5     23      83     5       22     36      16      16                                    95
 8    Mura            5     10     11     10      8      44     4        7      7       7       8                                    33
 9    P. Alam         0      5      2      1      0       8     4        6      6       0       1                                    17
10    L. Linggau      0      0      0      1      2       3     4        6     17      15      10                                    52
11    Banyuasin       5      9      2      1      0      17     1        8     12       5       1                                    27
12    Ogan Ilir       4      1      2      0      1      33     0       17     13       1       3                                    34
13    OKUT            0      0      0      0      0       8     8        1      1       1       0                                    11
14    OKUS            0      4      0      0      0       0     0        0      0       0       0                                     0
15    4 Lawang        0      4      0      0      0       4     1        0      0       0       0                                     1
       Provinsi     125    234    246    135    194     938    33      161    134      63      49                                   440
          Sumber : Tahun 2007 (Validasi Data Campak); tahun 2008 ( laporan integrasi kab/kota)




Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010                                                                        Page 34
Data pada tabel di atas menunjukan bahwa kasus campak pada tahun 2008
tertinggi terjadi pada kelompok umur 5-9 tahun yaitu sebesar 24% dan terendah pada
kelompok umur < 1 tahun yaitu sebesar 13,3%, sedangkan pada tahun 2009 kasus
campak tertinggi pada kelompok umur 1-4 tahun yaitu sebesar 36,59% dan terendah
pada kelompok umur < 1 tahun yaitu sebesar 7,5%.


                                 Gambar 3.21
            Penemuan Kasus Campak Rutin Menurut Kelompok Umur
                   Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2009

                      150; 18%                         109; 13%




                                                                        202; 24%
           146; 18%


                                        223; 27%
                          < 1 Th   1-4 Th 5-9 Th   10-14 Th   > 15 Th



          Sumber : Bidang PP & PL Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2009


       Dari Gambar di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar kasus campak terjadi
pada kelompok umur > 5 tahun yaitu sebesar 62,5% jika dibandingkan pada
kelompok umur < 4 tahun (37,5%).




Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010                              Page 35
Tabel 3.6
                                              Distibusi Kasus Campak Per Bulan
                                           Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2009

No    Kab./Kota                                                           Kasus Campak Per Bulan
                          1            2         3        4         5         6     7     8      9                           10         11         12        Total
1     Palembang           20           23        29       33        26        26         21          14           20         11         22         23         268
2     Prabumulih           0            1         0        3         5         3          5           1            7          5          6          3          39
3     Muba                10           14        11        9        24        17         14          16            9          4         15         12         155
4     OKI                  2            2         8        2         5         5          2           2            5          0          1          2          36
5     OKU                 11           14        11        9        24        18         14          16            9          3         11         12         129
6     M. Enim             11            2         7        1         4         1          6           0            0          2          0          1          35
7     Lahat                5            6         5        7         5         6         15           8           11          2         15         10          95
8     Mura                 4            4         3        3        11         5          1           2            0          0          0          0          33
9     P. Alam              4            3         8        0         1         2          1           0            0          0          0          2          21
10    L. Linggau           1            5         2        4         2        10          8           7            7          4          2          0          52
11    Banyuasin            1            3         6        5         4         5          0           1            2          0          0          0          27
12    Ogan Ilir            7            3         1        0         1         3          2           5            5          0          0          7          34
13    O. Timur             1            0         2        3         0         3          1           0            0          0          1          0          11
14    O. Selatan           0            0         0        0         0         0          0           0            0          0          0          0           0
15.   4 Lawang             0            0         0        0         0         0          0           1            0          0          0          0           1
       Provinsi           77           60        93       79       112       104         90          73           75         31         73         82         949
                                       Sumber data : Laporan integrasi kab.kota, 2009


                                        Gambar 3.22
                    Data Campak Menurut Sumber Laporan Kabupaten/Kota
                         Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2008-2009


      250

                                                                                          2009             2008
      200


      150


      100


      50


       0
              OKU   OKI       M.ENIM       LHT   MURA     MUBA     B.ASIN   OKUS   OKUT       O.ILIR      4 LWG        PLG        PRB        PGA    LGU

       2009   152   36          35          95       33   155        27       0     11          34          1          274        39         17         52

       2008   97    48          98          83       44       89     17       0     8           33          4          391        15          8         3




               Sumber : Bidang PP & PL Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2009




Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010                                                                                                        Page 36
Dari Gambar di atas terlihat bahwa kasus klinis campak meningkat pada tahun
2009 di beberapa kabupaten/kota dengan jumlah peningkatan tertinggi pada kota
Lubuk Linggau dari 3 kasus pada tahun 2008 menjadi 52 kasus pada tahun 2009.

                                      Gambar 3.23
                                Sebaran Kasus Campak
                        Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2009




            Sumber : Bidang PP & PL Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2009


         Dari gambar di atas, nampak masih ada kabupaten/kota yang belum mencapai
target kelengkapan laporan yaitu Kabupaten OKI, Empat Lawang dan OKU Timur.
         Selain itu mulai bulan Juli 2009 dilaksanakan kegiatan Cases Based Méasles
Surveillance (CBMS), yaitu melakukan pemeriksaan spesimen darah penderita klinis
campak dengan konfirmasi laboratorium sebanyak 20% total perkiraan kasus dalam 1
tahun.




Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010                                Page 37
Gambar 3.24
                                               Hasil CBMS
                                 Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2009

                               150
                                              116
                               100
                                                                                                       61
                                50                                                42
                                                               13
                                0
                                        Spesimen            Campak           Rubella            Negatif
                          2009                116             13                  42                61


                        Sumber : Laporan Integrasi S-AFP, TN & Campak Tahun 2009


       Dari Gambar di atas, nampak bahwa hasil serologis pada 116 kasus klinis
campak yang ditemukan di Sumatera Selatan, ternyata 13 kasus IgM (+) campak
(11.2%), IgM(+) Rubella sebesar 36.2%, Campak & Rubella (-) sebesar 52,5%. Hal
ini menunjukkan perlunya dilakukan pemeriksaan spesimen pada kasus klinis campak
yang ditemukan sebagai upaya untuk intervensi program imunisasi dan sebagai dasar
pengambilan keputusan untuk pelaksanaan kegiatan selanjutnya.

                                            Gambar 3.25
                          Hasil Pelaksanaan CBMS Konfirmasi Laboratorium
                               Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2009

         90

         75                                                                                                     Klinis         Campak
                                                                                                                Rubella        Negatif
         60

         45

         30

         15

           0
                  OKU     OKI        M.ENIM    LHT   MURA    MUBA   B.ASIN   OKUS      OKUT   O.ILIR     4 LWG     PLG    PRB      PGA    LGU

      Klinis       8       0           6        0     2       4       3       0         0       3           1       83     2        2      2

      Campak       0       0           0        0     0       1       0       0         0       0           0       12     0        0      0

      Rubella      2       0           1        0     1       0       0       0         0       1           0       35     1        0      1

      Negatif      6       0           5        0     1       3       3       0         0       2           1       36     1        2      1



                Sumber : Bidang PP & PL Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2009




Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010                                                                                    Page 38
Dari Gambar diatas terlihat bahwa kasus klinis dan laboratoris yang
terbanyak berasal dari Kota Palembang, mengingat memang jumlah penduduknya
yang lebih padat dibanding kabupaten/kota lain. Untuk Kabupaten Lahat, OKUS dan
OKUT tidak mengirimkan spesimen ke Balitbang Bomedis & Farmasi Depkes
sehingga tidak diketahui hasil konfirmasinya.

                                  Gambar 3.26
Kasus Campak (CBMS) Menurut Kelompok Umur dengan Konfirmasi Laboratorium
                    Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2009

          100%



           50%


             0%
                     Klinis      Negatif        Rubella   Campak      Equivocal

          > 15 Th     37           22             12        1             2
          10-14 Th    22            6             12        1             3
          5-9 Th      26           15              7        2             2
          1-4 Th      23           13              4        6             0
          < 1 Th       8            6              0        2             0



         Dari Gambar diatas terlihat bahwa proporsi kasus positif campak terbanyak
terjadi pada kelompok umur 1-4 tahun (50%), positif Rubella terbanyak pada
kelompok umur 10-14 dan > 15 tahun yaitu masing-masing sebesar 34%.


3.2.1.6. Penyakit Potensial KLB / Wabah
1). Demam Berdarah Dengue
       Sejak terjadi KLB DBD pada tahun 1998, maka diperkirakan akan terjadi
KLB lagi pada tahun 2003 (berdasar pola lima tahunan). Namun hingga tahun 2009
tidak terjadi KLB, seiring dengan adanya penurunan kasus/penderita, dimana situasi
tahun 2008 dari 2.357 penderita (IR 34/100.000 dan CFR 0,42%) menurun menjadi
1.774 penderita (IR 25/100.000 dan CFR 0.28%)) di tahun 2009.
       Hal ini disebabkan karena kesadaran masyarakat untuk segera membawa
keluarga/penderita langsung ke Rumah Sakit atau sarana pelayanan kesehatan yang
terdekat, dan ini juga tidak luput dari kinerja petugas kesehatan, yaitu antara lain



Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010                             Page 39
upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan DBD dalam tata laksana kasus di
Rumah Sakit dan puskesmas.
       Tujuan dari program:
          Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk
           hidup sehat agar terhindar dari Penyakit Demam Berdarah Dengue dan
           terselenggaranya kegiatan PemberantasanSarang Nyamuk (PSN) terutama
           3 M plus secara berkesinambungan.
          Menurunkan angka kesakitan kurang dari 20/100.000.dan kematian CFR
           < 1% .

                                     Gambar 3.27
                              Kecenderungan Situasi DBD
                               Provinsi Sumatera Selatan
                                  Tahun 2001 - 2009
             4000

             3500                                                3487

             3000

             2500
                                                          2280          2360
             2000
                                     1511          1621                     1774
             1500
                              1406          1270
             1000      1048
              500

                0
                    2001   2002   2003   2004   2005   2006   2007   2008   2009


             Sumber : Bidang PP & PL Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2009


       Dari Gambar di atas terlihat bahwa kasus DBD ditemukan setiap tahun,
sedangkan penemuan kasus yang meninggal tertinggi pada tahun 2004. Untuk
penanggulangan kasus DBD berbagai upaya sudah dilaksanakan setiap tahun seperti
penyebaran Surat Edaran Kewaspadaan DBD, Penangulangan Fokus, pendistribusian
larvasida, insektisida dan pelaksanaan Gertak PSN DBD.




Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010                                 Page 40
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL
SEHAT SUMSEL

More Related Content

What's hot

Pedoman kusta tahun 2012
Pedoman kusta tahun 2012Pedoman kusta tahun 2012
Pedoman kusta tahun 2012rickygunawan84
 
Transformasi peserta pkh (manado mei 2013)
Transformasi peserta pkh (manado mei 2013)Transformasi peserta pkh (manado mei 2013)
Transformasi peserta pkh (manado mei 2013)yul saja
 
Kmk ri nomor hk.01.07 menkes 308 2019 tentang pedoman nasional pelayanan kedo...
Kmk ri nomor hk.01.07 menkes 308 2019 tentang pedoman nasional pelayanan kedo...Kmk ri nomor hk.01.07 menkes 308 2019 tentang pedoman nasional pelayanan kedo...
Kmk ri nomor hk.01.07 menkes 308 2019 tentang pedoman nasional pelayanan kedo...rickygunawan84
 
SOSIALISASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DALAM SISTEM JAMINAN SOSIAL NASI...
SOSIALISASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DALAM SISTEM JAMINAN SOSIAL NASI...SOSIALISASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DALAM SISTEM JAMINAN SOSIAL NASI...
SOSIALISASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DALAM SISTEM JAMINAN SOSIAL NASI...Edi Kusmiadi
 
Perjuangan panjang menurunkan angka kematian ibu dan bayi
Perjuangan panjang menurunkan angka kematian ibu dan bayiPerjuangan panjang menurunkan angka kematian ibu dan bayi
Perjuangan panjang menurunkan angka kematian ibu dan bayiSutopo Patriajati
 
Bpjs farmasi
Bpjs farmasiBpjs farmasi
Bpjs farmasicasamateo
 
Panduan informasi 2012
Panduan informasi 2012Panduan informasi 2012
Panduan informasi 2012Ida Komariana
 
Pmk no _11_th_2019_ttg_penanggulangan_kusta
Pmk no _11_th_2019_ttg_penanggulangan_kustaPmk no _11_th_2019_ttg_penanggulangan_kusta
Pmk no _11_th_2019_ttg_penanggulangan_kustarickygunawan84
 
Implementasi Jaminan Kesehatan Nasional oleh BPJS Kesehatan Pada 1 Januari 2014
Implementasi Jaminan Kesehatan Nasional oleh BPJS Kesehatan Pada 1 Januari 2014Implementasi Jaminan Kesehatan Nasional oleh BPJS Kesehatan Pada 1 Januari 2014
Implementasi Jaminan Kesehatan Nasional oleh BPJS Kesehatan Pada 1 Januari 2014Dokter Tekno
 
Rumah Sakit rujukan HIV dan AIDS di seluruh Indonesia
Rumah Sakit rujukan HIV dan AIDS di seluruh IndonesiaRumah Sakit rujukan HIV dan AIDS di seluruh Indonesia
Rumah Sakit rujukan HIV dan AIDS di seluruh IndonesiaIndonesia AIDS Coalition
 
Juknis yankesdas jamkesmas new
Juknis yankesdas jamkesmas newJuknis yankesdas jamkesmas new
Juknis yankesdas jamkesmas newDR Irene
 
Peraturan menteri kesehatan_juknis_jampersal
Peraturan menteri kesehatan_juknis_jampersalPeraturan menteri kesehatan_juknis_jampersal
Peraturan menteri kesehatan_juknis_jampersalNeneng Rukmawati
 
Kmk 369 bidan
Kmk 369 bidanKmk 369 bidan
Kmk 369 bidanTuti Arly
 
Pedoman pos informasi
Pedoman pos informasiPedoman pos informasi
Pedoman pos informasilianingsih
 
Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2013
Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2013 Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2013
Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2013 Ditjen P2P
 

What's hot (18)

Pedoman kusta tahun 2012
Pedoman kusta tahun 2012Pedoman kusta tahun 2012
Pedoman kusta tahun 2012
 
Transformasi peserta pkh (manado mei 2013)
Transformasi peserta pkh (manado mei 2013)Transformasi peserta pkh (manado mei 2013)
Transformasi peserta pkh (manado mei 2013)
 
Kmk ri nomor hk.01.07 menkes 308 2019 tentang pedoman nasional pelayanan kedo...
Kmk ri nomor hk.01.07 menkes 308 2019 tentang pedoman nasional pelayanan kedo...Kmk ri nomor hk.01.07 menkes 308 2019 tentang pedoman nasional pelayanan kedo...
Kmk ri nomor hk.01.07 menkes 308 2019 tentang pedoman nasional pelayanan kedo...
 
SOSIALISASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DALAM SISTEM JAMINAN SOSIAL NASI...
SOSIALISASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DALAM SISTEM JAMINAN SOSIAL NASI...SOSIALISASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DALAM SISTEM JAMINAN SOSIAL NASI...
SOSIALISASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DALAM SISTEM JAMINAN SOSIAL NASI...
 
Perjuangan panjang menurunkan angka kematian ibu dan bayi
Perjuangan panjang menurunkan angka kematian ibu dan bayiPerjuangan panjang menurunkan angka kematian ibu dan bayi
Perjuangan panjang menurunkan angka kematian ibu dan bayi
 
Bpjs farmasi
Bpjs farmasiBpjs farmasi
Bpjs farmasi
 
Panduan informasi 2012
Panduan informasi 2012Panduan informasi 2012
Panduan informasi 2012
 
Pmk no _11_th_2019_ttg_penanggulangan_kusta
Pmk no _11_th_2019_ttg_penanggulangan_kustaPmk no _11_th_2019_ttg_penanggulangan_kusta
Pmk no _11_th_2019_ttg_penanggulangan_kusta
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Implementasi Jaminan Kesehatan Nasional oleh BPJS Kesehatan Pada 1 Januari 2014
Implementasi Jaminan Kesehatan Nasional oleh BPJS Kesehatan Pada 1 Januari 2014Implementasi Jaminan Kesehatan Nasional oleh BPJS Kesehatan Pada 1 Januari 2014
Implementasi Jaminan Kesehatan Nasional oleh BPJS Kesehatan Pada 1 Januari 2014
 
Rumah Sakit rujukan HIV dan AIDS di seluruh Indonesia
Rumah Sakit rujukan HIV dan AIDS di seluruh IndonesiaRumah Sakit rujukan HIV dan AIDS di seluruh Indonesia
Rumah Sakit rujukan HIV dan AIDS di seluruh Indonesia
 
Juknis yankesdas jamkesmas new
Juknis yankesdas jamkesmas newJuknis yankesdas jamkesmas new
Juknis yankesdas jamkesmas new
 
Peraturan menteri kesehatan_juknis_jampersal
Peraturan menteri kesehatan_juknis_jampersalPeraturan menteri kesehatan_juknis_jampersal
Peraturan menteri kesehatan_juknis_jampersal
 
Kmk 369 bidan
Kmk 369 bidanKmk 369 bidan
Kmk 369 bidan
 
Pedoman PWS KIA
Pedoman PWS KIAPedoman PWS KIA
Pedoman PWS KIA
 
Bahan jkn ciloto 18 okt 2019
Bahan jkn ciloto   18 okt 2019Bahan jkn ciloto   18 okt 2019
Bahan jkn ciloto 18 okt 2019
 
Pedoman pos informasi
Pedoman pos informasiPedoman pos informasi
Pedoman pos informasi
 
Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2013
Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2013 Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2013
Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2013
 

Similar to SEHAT SUMSEL

Dr. ade - situasi pelayanan kebidanan di indonesia-rev1
Dr. ade  - situasi pelayanan kebidanan di indonesia-rev1Dr. ade  - situasi pelayanan kebidanan di indonesia-rev1
Dr. ade - situasi pelayanan kebidanan di indonesia-rev1Sbas InSilent
 
Buku Profil Kesehatan 2019 prov sumut.pdf
Buku Profil Kesehatan  2019 prov sumut.pdfBuku Profil Kesehatan  2019 prov sumut.pdf
Buku Profil Kesehatan 2019 prov sumut.pdfNiska5
 
Dinas Kesehatan SulutTantangan dan Peluang Perdagangan Jasa Indonesia
Dinas Kesehatan SulutTantangan dan Peluang Perdagangan Jasa Indonesia Dinas Kesehatan SulutTantangan dan Peluang Perdagangan Jasa Indonesia
Dinas Kesehatan SulutTantangan dan Peluang Perdagangan Jasa Indonesia Samuel Hadjo
 
Format Pelaporan NST
Format Pelaporan NSTFormat Pelaporan NST
Format Pelaporan NSTMambooMamboo
 
Panduan manajemen bblr untuk bidan desa
Panduan manajemen bblr untuk bidan desaPanduan manajemen bblr untuk bidan desa
Panduan manajemen bblr untuk bidan desaAnggit T A W
 
Buku pedoman tatalaksana_gizi_buruk_anak
Buku pedoman tatalaksana_gizi_buruk_anakBuku pedoman tatalaksana_gizi_buruk_anak
Buku pedoman tatalaksana_gizi_buruk_anakDessy Adeliana
 
Gizi buruk i 2011
Gizi buruk i 2011Gizi buruk i 2011
Gizi buruk i 2011lionadewi
 
ppt PKP FEBRUARI 2023.pptx
ppt PKP FEBRUARI 2023.pptxppt PKP FEBRUARI 2023.pptx
ppt PKP FEBRUARI 2023.pptxTiah12
 
juknis-pmt-bumil-2010.pdf
juknis-pmt-bumil-2010.pdfjuknis-pmt-bumil-2010.pdf
juknis-pmt-bumil-2010.pdfDewiGunarto
 
Juknis Jampersal_JKN 3 Maret 2022.pptx
Juknis Jampersal_JKN 3 Maret 2022.pptxJuknis Jampersal_JKN 3 Maret 2022.pptx
Juknis Jampersal_JKN 3 Maret 2022.pptxKoipimpong
 
PMK No 2 Th 2022 ttg Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Nonfisik Bidang Kesehatan...
PMK No 2 Th 2022 ttg Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Nonfisik Bidang Kesehatan...PMK No 2 Th 2022 ttg Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Nonfisik Bidang Kesehatan...
PMK No 2 Th 2022 ttg Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Nonfisik Bidang Kesehatan...FhitrianyHerzah
 
Kel 4 Presentasi Kematian Ibu dan Bayi di Provinsi Kalimantan Barat.pptx
Kel 4 Presentasi Kematian Ibu dan Bayi di Provinsi Kalimantan Barat.pptxKel 4 Presentasi Kematian Ibu dan Bayi di Provinsi Kalimantan Barat.pptx
Kel 4 Presentasi Kematian Ibu dan Bayi di Provinsi Kalimantan Barat.pptxMariaNovelina
 
Poa puskemas wongsorejo
Poa puskemas wongsorejoPoa puskemas wongsorejo
Poa puskemas wongsorejostada0
 
3 3 ppt pelaporan awal
3 3 ppt pelaporan awal3 3 ppt pelaporan awal
3 3 ppt pelaporan awalMambooMamboo
 
Juknis Jampersal_JKN 4 Maret 2022 - BU NIDA.pptx
Juknis Jampersal_JKN 4 Maret 2022 - BU NIDA.pptxJuknis Jampersal_JKN 4 Maret 2022 - BU NIDA.pptx
Juknis Jampersal_JKN 4 Maret 2022 - BU NIDA.pptxRizkiAyuPradhina1
 
Juknis Jampersal_JKN 4 Maret 2022 (1).pptx
Juknis Jampersal_JKN 4 Maret 2022 (1).pptxJuknis Jampersal_JKN 4 Maret 2022 (1).pptx
Juknis Jampersal_JKN 4 Maret 2022 (1).pptxSriyanaYosa
 
1 ppt pelaporan lengkap zomm meeting
1 ppt pelaporan lengkap zomm meeting1 ppt pelaporan lengkap zomm meeting
1 ppt pelaporan lengkap zomm meetingBidangTFBBPKCiloto
 

Similar to SEHAT SUMSEL (20)

Dr. ade - situasi pelayanan kebidanan di indonesia-rev1
Dr. ade  - situasi pelayanan kebidanan di indonesia-rev1Dr. ade  - situasi pelayanan kebidanan di indonesia-rev1
Dr. ade - situasi pelayanan kebidanan di indonesia-rev1
 
Buku Profil Kesehatan 2019 prov sumut.pdf
Buku Profil Kesehatan  2019 prov sumut.pdfBuku Profil Kesehatan  2019 prov sumut.pdf
Buku Profil Kesehatan 2019 prov sumut.pdf
 
Dinas Kesehatan SulutTantangan dan Peluang Perdagangan Jasa Indonesia
Dinas Kesehatan SulutTantangan dan Peluang Perdagangan Jasa Indonesia Dinas Kesehatan SulutTantangan dan Peluang Perdagangan Jasa Indonesia
Dinas Kesehatan SulutTantangan dan Peluang Perdagangan Jasa Indonesia
 
Format Pelaporan NST
Format Pelaporan NSTFormat Pelaporan NST
Format Pelaporan NST
 
Panduan manajemen bblr untuk bidan desa
Panduan manajemen bblr untuk bidan desaPanduan manajemen bblr untuk bidan desa
Panduan manajemen bblr untuk bidan desa
 
Pelaporan nst
Pelaporan nstPelaporan nst
Pelaporan nst
 
Askeb i
Askeb iAskeb i
Askeb i
 
Askeb i
Askeb iAskeb i
Askeb i
 
Buku pedoman tatalaksana_gizi_buruk_anak
Buku pedoman tatalaksana_gizi_buruk_anakBuku pedoman tatalaksana_gizi_buruk_anak
Buku pedoman tatalaksana_gizi_buruk_anak
 
Gizi buruk i 2011
Gizi buruk i 2011Gizi buruk i 2011
Gizi buruk i 2011
 
ppt PKP FEBRUARI 2023.pptx
ppt PKP FEBRUARI 2023.pptxppt PKP FEBRUARI 2023.pptx
ppt PKP FEBRUARI 2023.pptx
 
juknis-pmt-bumil-2010.pdf
juknis-pmt-bumil-2010.pdfjuknis-pmt-bumil-2010.pdf
juknis-pmt-bumil-2010.pdf
 
Juknis Jampersal_JKN 3 Maret 2022.pptx
Juknis Jampersal_JKN 3 Maret 2022.pptxJuknis Jampersal_JKN 3 Maret 2022.pptx
Juknis Jampersal_JKN 3 Maret 2022.pptx
 
PMK No 2 Th 2022 ttg Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Nonfisik Bidang Kesehatan...
PMK No 2 Th 2022 ttg Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Nonfisik Bidang Kesehatan...PMK No 2 Th 2022 ttg Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Nonfisik Bidang Kesehatan...
PMK No 2 Th 2022 ttg Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Nonfisik Bidang Kesehatan...
 
Kel 4 Presentasi Kematian Ibu dan Bayi di Provinsi Kalimantan Barat.pptx
Kel 4 Presentasi Kematian Ibu dan Bayi di Provinsi Kalimantan Barat.pptxKel 4 Presentasi Kematian Ibu dan Bayi di Provinsi Kalimantan Barat.pptx
Kel 4 Presentasi Kematian Ibu dan Bayi di Provinsi Kalimantan Barat.pptx
 
Poa puskemas wongsorejo
Poa puskemas wongsorejoPoa puskemas wongsorejo
Poa puskemas wongsorejo
 
3 3 ppt pelaporan awal
3 3 ppt pelaporan awal3 3 ppt pelaporan awal
3 3 ppt pelaporan awal
 
Juknis Jampersal_JKN 4 Maret 2022 - BU NIDA.pptx
Juknis Jampersal_JKN 4 Maret 2022 - BU NIDA.pptxJuknis Jampersal_JKN 4 Maret 2022 - BU NIDA.pptx
Juknis Jampersal_JKN 4 Maret 2022 - BU NIDA.pptx
 
Juknis Jampersal_JKN 4 Maret 2022 (1).pptx
Juknis Jampersal_JKN 4 Maret 2022 (1).pptxJuknis Jampersal_JKN 4 Maret 2022 (1).pptx
Juknis Jampersal_JKN 4 Maret 2022 (1).pptx
 
1 ppt pelaporan lengkap zomm meeting
1 ppt pelaporan lengkap zomm meeting1 ppt pelaporan lengkap zomm meeting
1 ppt pelaporan lengkap zomm meeting
 

More from Yohanita Tengku

Radioterapi and chemotherapy plan
Radioterapi and chemotherapy planRadioterapi and chemotherapy plan
Radioterapi and chemotherapy planYohanita Tengku
 
Peradangan telinga tengah
Peradangan telinga tengahPeradangan telinga tengah
Peradangan telinga tengahYohanita Tengku
 
Bagaimana mencari google dalam cara maju
Bagaimana mencari google dalam cara majuBagaimana mencari google dalam cara maju
Bagaimana mencari google dalam cara majuYohanita Tengku
 
vChatter : The Best Facebook Video Chat
vChatter : The Best Facebook Video ChatvChatter : The Best Facebook Video Chat
vChatter : The Best Facebook Video ChatYohanita Tengku
 
Memeriksa Email Masuk di Google Docs
Memeriksa Email Masuk di Google DocsMemeriksa Email Masuk di Google Docs
Memeriksa Email Masuk di Google DocsYohanita Tengku
 
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK )
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK )PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK )
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK )Yohanita Tengku
 
Amalan dan doa malam Jum’at
Amalan dan doa malam Jum’atAmalan dan doa malam Jum’at
Amalan dan doa malam Jum’atYohanita Tengku
 
Keutamaan Dzikir Pagi & Sore
Keutamaan Dzikir Pagi & SoreKeutamaan Dzikir Pagi & Sore
Keutamaan Dzikir Pagi & SoreYohanita Tengku
 
Amalan malam Jum'at dan Hari Jum'at
Amalan malam Jum'at dan Hari Jum'atAmalan malam Jum'at dan Hari Jum'at
Amalan malam Jum'at dan Hari Jum'atYohanita Tengku
 
Pengiriman file 1G melalui email
Pengiriman file 1G melalui emailPengiriman file 1G melalui email
Pengiriman file 1G melalui emailYohanita Tengku
 
CARA PRAKTIS UNTUK MENGHAFAL AL-QUR AN
CARA PRAKTIS  UNTUK MENGHAFAL AL-QUR ANCARA PRAKTIS  UNTUK MENGHAFAL AL-QUR AN
CARA PRAKTIS UNTUK MENGHAFAL AL-QUR ANYohanita Tengku
 
Kelebihan membaca Tasbih, Tahlil dan Berdoa
Kelebihan membaca Tasbih, Tahlil dan BerdoaKelebihan membaca Tasbih, Tahlil dan Berdoa
Kelebihan membaca Tasbih, Tahlil dan BerdoaYohanita Tengku
 

More from Yohanita Tengku (20)

Radioterapi and chemotherapy plan
Radioterapi and chemotherapy planRadioterapi and chemotherapy plan
Radioterapi and chemotherapy plan
 
Peradangan telinga tengah
Peradangan telinga tengahPeradangan telinga tengah
Peradangan telinga tengah
 
Ayam Goreng Lengkuas
Ayam Goreng LengkuasAyam Goreng Lengkuas
Ayam Goreng Lengkuas
 
Membuat Pantun
Membuat Pantun Membuat Pantun
Membuat Pantun
 
Bagaimana mencari google dalam cara maju
Bagaimana mencari google dalam cara majuBagaimana mencari google dalam cara maju
Bagaimana mencari google dalam cara maju
 
vChatter : The Best Facebook Video Chat
vChatter : The Best Facebook Video ChatvChatter : The Best Facebook Video Chat
vChatter : The Best Facebook Video Chat
 
Memeriksa Email Masuk di Google Docs
Memeriksa Email Masuk di Google DocsMemeriksa Email Masuk di Google Docs
Memeriksa Email Masuk di Google Docs
 
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK )
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK )PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK )
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK )
 
Cara Membuat Es Krim
Cara Membuat Es KrimCara Membuat Es Krim
Cara Membuat Es Krim
 
Amalan dan doa malam Jum’at
Amalan dan doa malam Jum’atAmalan dan doa malam Jum’at
Amalan dan doa malam Jum’at
 
Keutamaan Dzikir Pagi & Sore
Keutamaan Dzikir Pagi & SoreKeutamaan Dzikir Pagi & Sore
Keutamaan Dzikir Pagi & Sore
 
Amalan malam Jum'at dan Hari Jum'at
Amalan malam Jum'at dan Hari Jum'atAmalan malam Jum'at dan Hari Jum'at
Amalan malam Jum'at dan Hari Jum'at
 
HARAPAN
HARAPAN HARAPAN
HARAPAN
 
CONTOH MAKALAH
CONTOH MAKALAHCONTOH MAKALAH
CONTOH MAKALAH
 
Pengiriman file 1G melalui email
Pengiriman file 1G melalui emailPengiriman file 1G melalui email
Pengiriman file 1G melalui email
 
CARA PRAKTIS UNTUK MENGHAFAL AL-QUR AN
CARA PRAKTIS  UNTUK MENGHAFAL AL-QUR ANCARA PRAKTIS  UNTUK MENGHAFAL AL-QUR AN
CARA PRAKTIS UNTUK MENGHAFAL AL-QUR AN
 
Kelebihan membaca Tasbih, Tahlil dan Berdoa
Kelebihan membaca Tasbih, Tahlil dan BerdoaKelebihan membaca Tasbih, Tahlil dan Berdoa
Kelebihan membaca Tasbih, Tahlil dan Berdoa
 
Panduan BBM
Panduan BBMPanduan BBM
Panduan BBM
 
www.pando.com
www.pando.comwww.pando.com
www.pando.com
 
GULAI AYAM PADANG
GULAI AYAM PADANGGULAI AYAM PADANG
GULAI AYAM PADANG
 

Recently uploaded

Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 

Recently uploaded (20)

Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 

SEHAT SUMSEL

  • 1. KATA PENGANTAR uji dan Syukur senantiasa dipersembahkan ke hadirat Allah SWT atas taufiq dan hidayah-Nya, sehingga Buku Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan tahun 2010 dapat diselesaikan. Seharusnya penerbitan buku profil kesehatan dapat dilaksanakan setiap awal tahun anggaran, sebagai informasi terhadap kegiatan pembangunan kesehatan pada tahun sebelumnya. Namun tahun ini masih mengalami keterlambatan, dikarenakan sumber data berupa tabel profil dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota hampir sebagian besar belum disampaikan kepada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan. Namun demikian, data-data yang dipergunakan untuk penyusunan profil ini akhirnya menggunakan data-data dari program yang ada di setiap Subdin Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan. Disadari bahwa berdasarkan pengalaman yang ada, akan ditemui perbedaan data antara pengelola program yang ada di Subdin-Subdin Dinas Kesehatan Provinsi dengan data yang ada di Profil Kesehatan Kabupaten/Kota. Oleh karena itu Buku Profil yang sekarang berada ditangan Anda, masih perlu disempurnakan lagi melalui konfirmasi (crosscheck) dengan buku profil yang telah diterbitkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota maupun dari segi pembahasan yang lebih mendalam lagi. Untuk itulah pada kesempatan ini, kami membutuhkan kritik dan saran dari semua pihak, agar Buku Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2011 akan semakin lebih baik dan berkualitas. Disamping itu, kualitas data juga masih harus terus ditingkatkan, karena data- data yang terkumpulkan baru meliputi data dari fasilitas kesehatan (Fasility based) sementara data dari masyarakat langsung (Community based) belum dapat digali lebih dalam, sehingga informasi yang dihasilkan dalam buku profil kesehatan 2010 masih banyak kekurangan (under reporting). Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010 Page i
  • 2. Sulitnya memperoleh data yang akurat dan tepat waktu, Insya’Allah dari waktu ke waktu akan bisa diatasi dengan mengoptimalkan peran petugas sistem pencatatan dan pelaporan baik di tingkat Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan kabupaten/kota sampai di tingkat puskesmas serta memaksimalkan sistem monitoring dan evaluasi melalui supervisi-supervisi sekaligus melakukan pembinaan secara kontinyu oleh petugas/pengelola data di wilayah kerjanya termasuk upaya “jemput bola “ untuk memenuhi kebutuhan data yang bersifat segera. Kegiatan-kegiatan pemutakhiran data dengan melibatkan pengelola program, lintas sektor bahkan pejabat struktural di Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota harus dilakukan paling sedikit 2 kali dalam setahun untuk memberikan masukan atau mengklarifikasi data-data yang barangkali terjadi perbedaan, “blank”, dan sebagainya. Disamping itu juga perlu dilakukan Pelatihan Pengelola data dan informasi untuk petugas pengelola data di kabupaten/kota. Diharapkan dengan terbitnya buku profil kesehatan ini, akan dapat memberikan informasi sekaligus bahan evaluasi terhadap program-program kesehatan yang telah dilaksanakan pada tahun-tahun sebelumnya dan yang tak kalah pentingnya adalah untuk bahan perencanaan pada tahun-tahun berikutnya dalam upaya mewujudkan Visi Sumatera Selatan Sehat dan Indonesia Sehat. Akhirnya, dengan kemauan keras, optimisme, dan selalu ingin belajar sepanjang hayat, belajar dari kesalahan, Insya’Allah perubahan ke arah yang semakin baik akan dapat diraih, karena karakteristik orang yang belajar adanya perubahan dari yang kurang baik menjadi baik, dari yang rendah kepada yang tinggi, dan seterusnya. Palembang, 2010 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan, Dr.H.Zulkarnain Noerdin, M.Kes Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010 Page ii
  • 3. DAFTAR ISI Kata Pengantar i Daftar Isi iii Daftar Gambar vi Daftar Tabel x Daftar Lampiran xi Bab 1 PENDAHULUAN 1 Bab 2 GAMBARAN UMUM 4 2.1. Keadaan Penduduk 4 2.2. Letak Geografis dan Luas Wilayah 6 2.3. Keadaan Pemerintahan 7 2.4. Pendidikan 7 2.5. Ekonomi 8 Bab 3 SITUASI DERAJAT KESEHATAN 10 3.1. MORTALITAS 10 3.1.1. Angka Kematian Bayi (AKB) 10 3.1.2. Angka Kematian Balita (AKABA) 11 3.1.3. Angka Kematian Ibu (AKI) 12 3.1.4. Angka Kematian Kasar (AKK) 13 3.1.5. Umur Harapan Hidup Waktu Lahir (UHH) 13 3.2. ANGKA KESAKITAN 14 3.2.1. Penyakit Menular 16 3.2.2. Penyakit Tidak Menular 51 3.3. STATUS GIZI MASYARAKAT 54 3.3.1. Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) 54 3.3.2. Gizi Balita 55 3.3.3. Status Gizi Wanita Usia Subur Kurang Energi Kronik (KEK) 58 Bab 4 SITUASI UPAYA KESEHATAN 59 4.1. PELAYANAN KESEHATAN DASAR 59 4.1.1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi 59 4.1.1.1. Pelayanan Antenatal (K1 dan K4) 59 Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Page iii
  • 4. 4.1.1.2. Pertolongan Persalinan oleh Nakes dengan Kompetensi Kebidanan 64 4.1.1.3. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas 66 4.1.1.4. Ibu Hamil Risiko Tinggi yang Dirujuk 68 4.1.1.5. Kunjungan Neonatus 69 4.1.1.6. Kunjungan Bayi 71 4.1.2. Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah, Usia Sekolah, dan Remaja 72 4.1.3. Pelayanan Keluarga Berencana 75 4.1.4. Pelayanan Imunisasi 78 4.1.4.1. Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) 81 4.1.5. Pelayanan Kesehatan Pra Usia Lanjut dan Usia Lanjut 84 4.2. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN DAN PENUNJANG 86 4.2.1. Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit 86 4.2.2. Pemanfaatan Obat Generik 87 4.2.3 Pelayanan Jaminan Kesehatan Masyarakat 87 4.3. PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR 88 4.3.1. Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan KLB 88 4.3.2. Pemberantasan Penyakit Polio 94 4.3.3. Pemberantasan TB Paru 100 4.3.4. Pemberantasan Penyakit ISPA 101 4.3.5. Penanggulangan Penyakit HIV/AIDS 104 4.4. PEMBINAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN SANITASI 106 DASAR 4.4.1. Pembinaan Kesehatan Lingkungan 106 4.4.2. Surveilans Vektor 111 4.4.3. Pengawasan Tempat-Tempat Umum dan Tempat Pengelolaan 112 Makanan 4.5. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT 115 4.5.1. Pemantauan Pertumbuhan Balita 115 4.5.2. Pemberian Kapsul Vitamin A 115 4.5.3. Pemberian Tablet Besi 116 4.5.4. Bayi dengan ASI Ekslusif 116 4.6. PELAYANAN KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN 117 Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Page iv
  • 5. 4.6.1. Peningkatan Penggunaan Obat Rasional 118 4.6.2. Pelayanan Farmasi Komunitas dan Farmasi Klinik 118 4.6.3. Penerapan Penggunaan Obat Esensial Generik 118 4.6.4. Pemberdayaan Masyarakat dalam Penggunaan Alat Kesehatan dan 119 Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) 4.7. PELAYANAN KESEHATAN DALAM SITUASI BENCANA 119 Bab 5 SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN 122 5.1. SARANA KESEHATAN 122 5.1.1. Puskesmas 122 5.1.2. Rumah Sakit 124 5.1.3. Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat 126 5.1.4. Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan 130 5.2. TENAGA KESEHATAN 131 5.3. ANGGARAN KESEHATAN 134 Bab 6 KESIMPULAN 136 Lampiran Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Page v
  • 6. DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Distribusi Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur 6 Dan Jenis Kelamin Gambar 3.1 Angka Kematian Bayi (AKB) 11 Gambar 3.2 Jumlah dan Sebab Kematian Ibu 13 Gambar 3.3 Umur Harapan Hidup (UHH) 14 Gambar 3.4 STP Berbasis Puskesmas 15 Gambar 3.5 STP Berbasis RS (Rawat Inap) 15 Gambar 3.6 Annual Malaria Incidence (AMI) 17 Gambar 3.7 Angka Penemuan Pasien Baru TB BTA Positif (CDR) 20 Gambar 3.8 Angka Penemuan Pasien Baru TB BTA Positif (CDR) 22 Menurut Kab/Kota Gambar 3.9 Angka Kesembuhan (Cure Rate) Pasien TB BTA 22 Positif Gambar 3.10 Angka Kesembuhan (Cure Rate) Pasien TB BTA 23 Positif Menurut Kab/Kota Gambar 3.11 Persentase Penemuan Pasien Baru TB BTA Positif 24 Gambar 3.12 Jumlah Pengidap HIV (+) Per Tahun 26 Gambar 3.13 Kumulatif Penyebaran Pengidap HIV (+) Per Kab/Kota 27 Gambar 3.14 Jumlah Penderita AIDS Per Tahun 28 Gambar 3.15 CDR Kusta 30 Gambar 3.16 Penemuan Kasus Baru (CDR) Penderita Kusta 30 Gambar 3.17 Proporsi Penderita Kusta Cacat Tingkat II 31 Gambar 3.18 Proporsi Kusta Anak 32 Gambar 3.19 Penderita Tetanus Neonatorum 33 Gambar 3.20 Penderita Difteri 34 Gambar 3.21 Penemuan Kasus Campak Rutin Menurut Kelompok 35 Umur Gambar 3.22 Data Campak Menuru Sumber Laporan Kab/Kota 36 Gambar 3.23 Sebaran Kasus Campak 37 Gambar 3.24 Hasil CBMS 38 Gambar 3.25 Hasil Pelaksanaan CBMS Konfirmasi Laboratorium 38 Gambar 3.26 Kasus Campak (CBMS) Kelompok Umur Dengan 39 Konfirmasi Laboratorium Gambar 3.27 Kecenderungan Situasi DBD 40 Gambar 3.28 CFR Penderita DBD 42 Gambar 3.29 Perkembangan Penderita DBD 42 Gambar 3.30 Perbandingan Incidence Rate (IR) 43 Gambar 3.31 Persentase Penemuan Penderita DBD Yang Ditangani 43 Gambar 3.32 Distribusi Penderita Diare Semua Umur Per Kab/Kota 44 Gambar 3.33 Trend Kejadian Diare 45 Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Page vi
  • 7. Gambar 3.34 Cakupan Penderita Diare Yang Ditangani Oleh 46 Kab/Kota Gambar 3.35 Persentase Penemuan Penderita Diare 47 Gambar 3.36 Kasus dan Suspek Influenza A Baru (H1N1) 51 Gambar 3.37 Prevalensi Penyakit Tidak Menular Per 10.000 52 Penduduk Gambar 3.38 Jumlah Kejadian Kecelakaan Lalu Lintas 54 Gambar 3.39 Proporsi Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) 55 Gambar 3.40 Prevalensi Gizi Buruk 56 Gambar 3.41 Angka Gizi Buruk Dan Gizi Kurang 57 Gambar 3.42 Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 57 Gambar 3.43 Cakupan Pemberian MP ASI Pada Anak Usia 6 - 24 58 Bulan Keluarga miskin Gambar 4.1 Persentase Cakupan Pelayanan K1 dan K4 Ibu Hamil 60 Gambar 4.2 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 62 Gambar 4.3 Persentase Cakupan K4, Fe3, dan Status Imunisasi TT 63 Pada Ibu Hamil Gambar 4.4 Persentase Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan 64 Gambar 4.5 Persentase Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh 65 Tenaga Kesehatan Gambar 4.6 Cakupan Komplikasi Kebidanan Yang Ditangani 66 Gambar 4.7 Cakupan Pelayanan Nifas 67 Gambar 4.8 Persentase cakupan Ibu Hamil Resiko Tinggi Yang 68 Dirujuk Gambar 4.9 Persentase cakupan Kunjungan Neonatal 69 Gambar 4.10 Persentase Cakupan Kunjungan Neonatal Menurut 70 Kab/Kota Gambar 4.11 Persentase Cakupan Kunjungan Neonatal Menurut 70 Kab/Kota Gambar 4.12 Cakupan Kunjungan Bayi 71 Gambar 4.13 Persentase Cakupan Puskesmas Yang Mampu 72 Menyelengarakan PKPR Menurut Kab/Kota Gambar 4.14 Persentase Cakupan Deteksi Dini Dan Interfensi 73 Tumbuh Kembang Balita Gambar 4.15 Cakupan Pelayanan Anak Balita 74 Gambar 4.16 Cakupan Penjaringan Siswa SD dan Setingkat 75 Gambar 4.17 Persentase Cakupan Peserta KB Aktif Dan KB Baru 76 Menurut Kab/Kota Gambar 4.18 Persentase Cakupan Pelayanan Peserta KB Baru 77 Berdasarkan Jenis Alat Kontrasepsi Gambar 4.19 Cakupan Peserta KB Aktif 77 Gambar 4.20 Hasil Cakupan Desa UCI 79 Gambar 3.21 Hasil Cakupan Desa UCI 80 Gambar 4.22 Hasil Cakupan Desa UCI 81 Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Page vii
  • 8. Gambar 4.23 Hasil Cakupan BIAS DT Klas I 82 Gambar 4.24 Hasil Cakupan BIAS Klas II dan III 83 Gambar 4.25 Hasil Cakupan BIAS Campak 84 Gambar 4.26 Jumlah Usila Dibina dan PKM Yang Membina 85 Gambar 4.27 Persentase Cakupan Lanjut Usia Yang Dibina Dan 85 Cakupan Puskesmas Melayani Kesehatan Usia Lanjut Gambar 4.28 Persentase Kunjungan Rawat Jalan Menurut Kab/Kota 86 Gambar 4.29 Persentase Peserta JamSoskes Sumsel Semesta 87 Gambar 4.30 Desa/Kelurahan KLB Ditangani< 24 Jam 89 Gambar 4.31 Kelengkapan Laporan W1 90 Gambar 4.32 Ketepatan Laporan W1 Dari Kab/Kota 90 Gambar 4.33 Frekuensi Desa KLB Per Penyakit 91 Gambar 4.34 Perbandingan Frekuensi Dan Penderita KLB Penyakit 92 Dan Keracunan Makanan Gambar 4.35 Persentase Jenis Pelaporan KLB Dari Kab/Kota 93 Gambar 4.36 Cakupan Desa/Kelurahan Mengalami KLB Yang 93 dilakukan Penyelidikan Epidemiologi < 24 Jam Gambar 4.37 Persentase Spesimen Adekuat Dan AFP Rate 95 Gambar 4.38 Pencapaian Kelengkapan Laporan Nihil 96 Gambar 4.39 Penemuan Kasus AFP 97 Gambar 4.40 Proporsi Status Imunisasi Kasus AFP Non Polio 98 Gambar 4.41 Kasus AFP Non Polio Berdasarkan Kelompok Umur 98 Gambar 4.42 Sumber Laporan Kasus AFP 99 Gambar 4.43 AFP Rate Per 100.000 Penduduk < 15 Tahun 100 Gambar 4.44 Angka Keberhasilan Pengobatan Penderita TB Paru 101 BTA (+) Gambar 4.45 CDR Pneumonia Balita Per Kab/Kota 102 Gambar 4.46 Cakupan Penemuan Pneumonia Balita Program ISPA 103 Gambar 4.47 Cakupan Penemuan Penderita Pneumonia Balita 104 Gambar 4.48 Distribusi AIDS Menurut Kondisi Saat Dilaporkan 106 Gambar 4.49 Cakupan Penduduk Yang Menggunakan Sarana Air 107 Bersih Gambar 4.50 Persentase Rumah sehat Menurut Kab/Kota 109 Gambar 4.51 Persentase Cakupan Sarana Pembuangan Air Limbah 110 Gambar 4.52 Persentase Cakupan Jamban Keluarga 111 Gambar 4.53 Persentase Angka ABJ Penyakit DBD Menurut 112 Kab/Kota Gambar 4.54 Persentase Pemberian Tablet Besi Pada Ibu Hamil (Fe1 116 & Fe3) Gambar 4.55 Cakupan Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi 117 Gambar 5.1 Jumlah Puskesmas Dan Rasionya Terhadap 100.000 122 Penduduk Gambar 5.2 Jumlah Puskesmas Menurut Kab/Kota 123 Gambar 5.3 Jumlah Puskesmas Pembantu 124 Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Page viii
  • 9. Gambar 5.4 Jumlah Puskesmas Pembantu Menurut Kab/Kota 124 Gambar 5.5 Jumlah RS Pemerintah Swasta Dan Khusus 125 Gambar 5.6 Jumlah Posyandu 127 Gambar 5.7 Jumlah Posyandu Menurut Kab/Kota 127 Gambar 5.8 Persentase Posyandu Pratama, Madya, Purnama Dan 128 Mandiri Gambar 5.9 Rasio Poskesdes Terhadap desa/Kelurahan 128 Gambar 5.10 Cakupan Desa Siaga Aktif 129 Gambar 5.11 Persentase Anggaran Kesehatan 134 Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Page ix
  • 10. DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun, Luas Daerah, Rata – rata 4 Penduduk Desa dan Kepadatan Penduduk Per Km2 Menurut Kab/Kota Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Hasil Susenas Menurut Kelompok 5 Umur dan Jenis Kelamin Tabel 2.3 Persentase Partisipasi Bersekolah, Tingkat Pendidikan Penduduk 7 dan Kemampuan Membaca dan Menulis Tabel 2.4 PDRB Sumatera Selatan Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar 9 Harga Berlaku dan Harga Konstan Tahun 2004-2008 Tabel 3.1 Angka Kematian Balita (AKABA) Per 1000 Kelahiran Hidup di 12 Indonesia Tahun 1995-2007 Tabel 3.2 Jumlah Penderita Malaria Klinis, Konfirmasi Laboratorium dan 18 AMI Menurut Kab/Kota Tabel 3.3 Laporan Uji Saring HIV di PMI Kota Palembang 25 Tabel 3.4 Data Penyakit PD3I Per Kab/Kota 32 Tabel 3.5 Distribusi Kasus Campak Berdasarkan Kelompok Umur 34 Tabel 3.6 Distribusi Kasus Campak Per Bulan 36 Tabel 3.7 Distribusi Kasus Penemuan DBD per Kab/Kota 41 Tabel 3.8 Jumlah Kasus Rabies 48 Tabel 3.9 Gambaran Penemuan Kasus Kronis Filariasis 49 Tabel 3.10 Gambaran MF Rate Filariasis 50 Tabel 3.11 Prevalensi Penyakit Tidak Menular Per 10.000 Penduduk 52 Tabel 3.12 Angka Kesakitan Secara Absolut 53 Tabel 4.1 Frekuensi dan Jumlah Kasus KLB 91 Tabel 4.2 Kinerja Surveilans AFP 94 Tabel 4.3 Gambaran Penemuan Kasus ISPA 102 Tabel 4.4 Distribusi Penemuan Kasus HIV/AIDS Melalui Klinik VCT 105 Tabel 4.5 Persentase Rumah Sehat 108 Tabel 4.6 Jenis Vektor Malaria 112 Tabel 4.7 Cakupan Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) 113 Sehat Tabel 4.8 Cakupan Sarana Ibadah 114 Tabel 4.9 Cakupan TTU-I Sarana Pendidikan 114 Tabel 4.10 Data Kejadian Bencana 119 Tabel 5.1 Jumlah Rumah Sakit Pemerintah, Swasta dan Khusus Menurut 126 Kapasitas Tempat Tidur Tabel 5.2 Jumlah Institusi Diknakes Menurut Jenis Pendidikan 130 Tabel 5.3 Jumlah Tenaga Kesehatan Menurut Golongan Medis, Paramedis, 131 Tenaga Kesehatan Lainnya Tabel 5.4 Rasio Tenaga Kesehatan Menurut Jenis per 100.000 Penduduk 132 Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Page x
  • 11. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Page xi
  • 12. DAFTAR LAMPIRAN Tabel 1 Luas Wilayah Jumlah Desa/Kelurahan,Jumlah Penduduk,Jumlah Rumah Tangga, dan Kepadatan Penduduk Menurut Kab/Kota Tabel 2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin,Kelompok Umur,Rasio Beban Tanggungan,Rasio Jenis Kelamin Kab/Kota Tabel 3 Jumlah Penduduk Menurut Jenis kelamin dan Kelompok Umur Tabel 4 Persentase Penduduk Laki-laki dan Perempuan Berusia 10 Tahun Keatas Dirinci Menurut Tingkat Pendidikan tertinggi yang Ditamatkan di Kab/Kota Tabel 5 Persentase Penduduk Laki-laki dan Perempuan Berusia 10 Tahun Ke atas yang Melek huruf Tabel 6 Jumlah Kelahiran dan Kematian Bayi dan Balita Menurut Kab/Kota Tabel 7 Jumlah Kematian Ibu Maternal Menurut Kab/Kota Tabel 8 Jumlah Kejadian Kecelakaan Lalu Lintas dan Rasio Korban Luka dan Meninggal Terhadap Jumlah Penduduk Dirinci Menurut Kab/Kota Tabel 9 AFP Rate, % TB Paru Sembuh dan Peneumonia Balita Ditangani Tabel 10 HIV/AIDS, Infeksi Seksual Menular, DBD dan Diare Pada Balita Ditangani Tabel 11 Persentase Penderita Malaria Diobati Tabel 12 Persentase Penderita Kusta Selesai Beobati Tabel 13 Kasus Penyakit Filariasis Ditangani Tabel 14 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Menular yang Dapat dicegah Dengan Imunisasi (PD3i) Tabel 15 Cakupan Kunjungan Neonatus,Bayi dan bayi BBLR yang Ditangani Tabel 16 Status Gizi Balita dan Jumlah Kecamatan Rawan Gizi Tabel 17 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K1,K4),Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan dan Ibu Nifas Tabel 18 Cakupan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Balita, Pemeriksaan Kesehatan Siswa SD/SMP/SMA Tabel 19 Jumlah Pus, Peserta KB, Peserta KB Baru dan KB Aktif Menurut Kecamatan dan Puskesmas Tabel 20 Jumlah peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi Tabel 21 Pelayanan KB Baru Menurut Kecamatan Tabel 22 Persentase Cakupan Desa/Kelurahan Uci Menurut Kecamatan Tabel 23 Persentase Cakupan Imunisasi Bayi Menurut Kecamatan Kab/Kota Tabel 24 Cakupan Bayi,Balita yang Mendapat Pelayanan Kesehatan Menurut Kecamatan dan Puskesmas Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Page xi
  • 13. Tabel 25 Jumlah Ibu Hamil Yang Mendapat Tablet Fe1, Fe3 Menurut Kecamatan dan Puskesmas Tabel 26 Jumlah Wanita Usia Subur dengan status Imunisasi TT Menurut Kecamatan dan Puskesmas Tabel 28 Jumlah dan Persentase Ibu Hamil dan Neonatal Risiko Tinggi/Komplikasi ditangani Menurut Kecamatan dan Puskesmas Tabel 30 Jumlah dan Persentase Desa/Kelurahan Terkena KLB yang ditangani < 24 Jam Menurut Kecamatan dan Puskesmas Tabel 31 Jumlah Penderita dan Kematian Serta Jumlah Kecamatan dan Desa Yang Terserang KLB Tabel 32 Jumlah Bayi yang diberi ASI Eklusif Tabel 34 Pelayanan Kesehatan Gigi n Mulut Tabel 36 Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar Tabel 37 Cakupan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin Tabel 39 Cakupan Pelayanan Kesehatan Pra Usila dan Usila Tabel 41 Persentase Donor Darah Diskrining terhadap HIV/AIDS Tabel 43 Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut Kemampuan Labkes dan Miliki 4 Spesialis Dasar Tabel 44 Ketersediaan Obat Sesuai dengan Kebutuhan Pelayanan Kesehatan Dasar Tabel 45 Persentase Rumah tangga Berperilaku Hidup Bersih Sehat Tabel 46 Jumlah dan Persentase Posyandu Menurut Strata dan Kecamatan Tabel 47 Persentase Rumah Sehat Menurut Kecamatan Tabel 48 Persentase Keluarga Memiliki Akses Air Bersih Tabel 49 Keluarga dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar Menurut Kecamatan Tabel 50 Persentase Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) Sehat Tabel 51 Persentase Institusi Dibina Kesehatan Lingkungannya Tabel 52 Persentase Rumah/Bangunan yang Diperiksa dan Bebas Jentik Nyamuk Aedes Tabel 53 Persebaran Tenaga Kesehatan Menurut Unit Kerja Tabel 54 Jumlah Tenaga Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan Tabel 55 Jumlah Tenaga Medis Disarana Kesehatan Tabel 56 Jumlah Tenaga Kefarmasian dan Gizi Di Sarana Kesehatan Tabel 57 Jumlah Tenaga Keperawatan Di Sarana Kesehatan Tabel 58 Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Sanitasi di Sarana Kesehatan Tabel 59 Jumlah Tenaga Teknisi Medis di Sarana Kesehatan Tabel 60 Anggaran kesehatan Kab/kota Tabel 62 Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Tabel 63 Indikator Pelayanan Rumah Sakit Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Page xii
  • 14. BAB 1 PENDAHULUAN embangunan kesehatan diselenggarakan dalam upaya untuk mencapai Visi : ”Indonesia Sehat 2014”. Untuk mencapai visi tersebut, Departemen Kesehatan sebagai salah satu pelaku pembangunan kesehatan telah menetapkan Visi Departemen Kesehatan yaitu : ”Masyarakat yang Mandiri untuk Hidup Sehat”. Masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat adalah suatu kondisi di mana masyarakat Indonesia menyadari, mau, dan mampu untuk mengenali, mencegah, dan mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi, sehingga dapat bebas dari gangguan kesehatan, baik yang disebabkan karena penyakit termasuk gangguan kesehatan akibat bencana, maupun lingkungan dan perilaku yang tidak mendukung untuk hidup sehat. Sebagai penjabaran dari Visi Departemen Kesehatan, maka tujuan yang akan dicapai adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi- tingginya. Pembangunan kesehatan yang berhasil guna dan berdaya guna dapat dicapai melalui pembinaan, pengembangan, dan pelaksanaan, serta pemantapan fungsi-fungsi administrasi kesehatan yang didukung oleh sistem informasi kesehatan (SIK), ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan, serta hukum kesehatan. (Depkes, 2006). SIK di setiap institusi pelayanan kesehatan mulai dari tingkat Puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Provinsi sampai tingkat Pusat, Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2010 Page 1
  • 15. harus terus dikembangkan sehingga diharapkan dapat memberikan dukungan dalam rangka pelaksanaan fungsi manajemen kesehatan. SIK yang baik akan dapat memberikan informasi yang akurat dan up to date untuk proses pengambilan keputusan di semua tingkat administrasi pelayanan kesehatan. Salah satu bentuk output dari SIK adalah penerbitan buku profil kesehatan yang dilakukan setiap tahun anggaran oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Provinsi sampai kepada tingkat Pusat. Tujuan penyusunan Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan adalah memberikan informasi tentang hasil pencapaian program pembangunan kesehatan di Provinsi Sumatera Selatan umumnya, termasuk pencapaian indikator-indikator pembangunan kesehatan di Provinsi Sumatera Selatan. Sistematika penyajian Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan adalah sebagai berikut : Bab-1 : Pendahuluan. Bab ini menyajikan tentang latar belakang dan tujuan diterbitkannya Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2009 serta sistematika penyajiannya. Bab-2 : Gambaran Umum. Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kabupaten/Kota. Selain uraian tentang letak geografis, administratif dan informasi umum lainnya, bab ini juga mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor-faktor lainnya misal kependudukan, ekonomi, pendidikan, sosial budaya dan lingkungan. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2010 Page 2
  • 16. Bab-3 : Situasi Derajat Kesehatan. Bab ini berisi uraian tentang indikator mengenai angka kematian, angka kesakitan, dan angka status gizi masyarakat. Bab-4 : Situasi Upaya Kesehatan. Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan, pelayanan kesehatan dalam situasi bencana. Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan dalam bab ini juga mengakomodir indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan serta upaya pelayanan kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh Kabupaten/Kota. Bab-5 : Situasi Sumber Daya Kesehatan. Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya. Bab-6 : Kesimpulan. Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan Kabupaten/Kota di tahun yang bersangkutan. Selain keberhasilan-keberhasilan yang perlu dicatat, bab ini juga mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kurang dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan. Lampiran. Pada lampiran ini berisi resume/angka pencapaian Kab/Kota dan 63 tabel data yang merupakan gabungan Tabel Indikator Kabupaten sehat dan Indikator pencapaian kinerja Standar Pelayanan Minimal bidang Kesehatan. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2010 Page 3
  • 17. BAB 3 SITUASI DERAJAT KESEHATAN Gambaran derajat kesehatan dapat dilihat dari beberapa indikator seperti mortalitas , morbiditas, dan angka status gizi masyarakat. Berikut ini diuraikan tentang indikator-indikator tersebut. 3.1. MORTALITAS Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Di samping kejadian kematian dapat juga digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya. Angka kematian pada umumnya dapat dihitung dengan melakukan survei dan penelitian. Perkembangan tingkat kematian dan penyakit-penyakit penyebab utama kematian yang terjadi pada periode terakhir akan diuraikan dibawah ini. 3.1.1. Angka Kematian Bayi (AKB) Menurunnya angka kematian bayi dan meningkatnya angka harapan hidup mengindikasikan meningkatnya derajat kesehatan penduduk. Berdasarkan Sensus Penduduk (SP) 1990, estimasi angka kematian bayi di Sumatera Selatan diperkirakan 71 per 1000 kelahiran, sedangkan berdasarkan SP 2000, angka kematian bayi di Sumatera Selatan turun drastis menjadi 53 per 1000 kelahiran, atau turun 25 persen selama 10 tahun atau rata-rata turun 2,5 persen per tahun. AKB Sumsel lebih tinggi dibandingkan Angka Nasional yaitu 42 per 1000 kelahiran hidup (SUSENAS 2007). Menurut target MDGs AKB diharapkan turun menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup. Kematian bayi di Sumatera Selatan tahun 2009 adalah 4 per 1000 kelahiran hidup. Persentase kematian bayi tertinggi terjadi di kabupaten Ogan Komering Ilir (1.31%) dan Lahat (0.82%), persentase terendah di kabupaten Muara Enim (0.14%) dan Empat Lawang (0.13%). Angka kematian bayi di Provinsi Sumatera Selatan Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010 Page 10
  • 18. tahun 2009 adalah 0,8 (79 kematian bayi), sedangkan pada tahun 2008 adalah 3,4 (537 kematian bayi). Jumlah kematian bayi menurut Kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Selatan dapat dilihat pada lampiran Tabel 6. Gambar 3.1. Angka Kematian Bayi (AKB) Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 1971– 2008 SP1971 155 SP 1980 102 SP 1990 71 SDKI 1994 59,6 SUPAS 54 SDKI 1997 53 SP 2000 53 SDKI 30 SUPAS 30 2006 26,3 2007 25,6 2008 25 0 50 100 150 200 Sumber : BPS Provinsi Sumatera Selatan 3.1.2. Angka Kematian Balita (AKABA) Berdasarkan SDKI 2007 AKABA sekitar 44 per 1.000 kelahiran hidup. AKABA Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2008 adalah 52 per 1.000 kelahiran hidup berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik. Angka Kematian Balita di Provinsi Sumatera Selatan tahun 2009 adalah 0,5 (45 kematian Balita ), sedangkan tahun 2008 adalah 0,6 (87 kematian Balita). Distribusi kematian Balita menurut Kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Selatan dapat dilihat pada lampiran Tabel 6. Sedangkan gambaran perkembangan AKABA berdasarkan estimasi SUPAS, SUSENAS, dan SDKI pada tahun 1995 – 2007 disajikan pada tabel 3.1 berikut ini : Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010 Page 11
  • 19. Tabel 3.1 Angka Kematian Balita (AKABA) Per 1.000 Kelahiran Hidup Di Indonesia Tahun 1995 – 2007 Tahun Estimasi SUPAS 1995 Estimasi Laki-Laki Perempuan Jumlah SUSENAS SDKI (L+P) 1995 73 1998 71,36 57,61 64,28 64 1999 66,44 53,05 59,55 - 2000 50,77 39,00 44,71 - 2001 64 2002- 46 2003 2007 44 Sumber : Profil Kesehatan Indonesia 2004,Subdin Kesga 3.1.3. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI) Sampai dengan saat ini informasi tentang AKI masih berpedoman pada hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT). Menurut SKRT, AKI Nasional menurun dari 450 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1986 menjadi 425 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1992, kemudian menurun lagi menjadi 373 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1995. Pada SKRT 2001 tidak dilakukan survei mengenai AKI. Kemudian pada tahun 2002-2003, AKI menjadi 307 per 100.000 kelahiran hidup berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kependudukan Indonesia (SDKI) 2003. AKI provinsi Sumatera Selatan masih berpedoman pada hasil SUSENAS 2005 yaitu 262 per 1000 kelahiran hidup. Hal ini menunjukkan bahwa AKI cenderung mengalami penurunan. Tetapi bila dibandingkan dengan target yang ingin dicapai secara nasional pada tahun 2010, yaitu sebesar 125 per 100.000 kelahiran hidup, maka apabila penurunannya masih seperti tahun-tahun sebelumnya, diperkirakan target tersebut di masa mendatang sulit dicapai. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010 Page 12
  • 20. Gambar 3.2 Jumlah dan Sebab Kematian Ibu Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2006-2009 Gambar diatas menunjukkan penyebab tertinggi kematian ibu dari tahun 2006 hingga 2009 adalah perdarahan, dan mengalami peningkatan cukup tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yaitu sebanyak 62 kasus. Angka Kematian Ibu di Provinsi Sumatera Selatan tahun 2009 adalah 150,93 per 100.000 kelahiran hidup (143 kematian), sedangkan pada tahun 2008 adalah 79,31 per 100.000 kelahiran hidup (124 kematian). Distribusi kematian ibu menurut Kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Selatan dapat dilihat pada lampiran Tabel 6. 3.1.4. Angka Kematian Kasar (AKK) AKK Provinsi Sumatera Selatan berdasarkan estimasi pada tahun 2005 sebesar 22,2 per 1000 penduduk, menurun menjadi 21,8 per 1000 penduduk pada tahun 2006, kemudian menurun lagi menjadi 21,4 per 1000 penduduk. 3.1.5. Umur Harapan Hidup Waktu Lahir (UHH) Sejalan dengan menurunnya estimasi angka kematian bayi, maka estimasi angka harapan hidup mengalami kenaikan. Menurut hasil SP 1990, estimasi angka harapan hidup Sumatera Selatan adalah 59,83 tahun, sepuluh tahun kemudian mengalami kenaikan sebesar 7 persen, menjadi 64,02 tahun menurut SP 2000. Sedangkan menurut hasil Supas 2005 besarnya angka harapan hidup penduduk Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010 Page 13
  • 21. Sumatera Selatan adalah sebesar 69,5 tahun. Kondisi ini menunjukan bahwa anak yang baru lahir diperkirakan akan hidup rata-rata sampai umur 69 tahun. Gambar 3.3 Umur Harapan Hidup (UHH) Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 1971 – 2009 80 60 Umur (tahun) 40 20 0 SP 1971 SP 1980 SP 1990 SPS SP 2000 2008 2009 UHH 44,1 53,6 59,8 63,7 69,05 71,1 69,9 Sumber: BPS Provinsi Sumatera Selatan Pada Gambar 3.3 di atas, terlihat bahwa UHH Provinsi Sumatera Selatan cenderung mengalami peningkatan, dari 44,1 tahun pada tahun 1971 menjadi 69,9 tahun pada tahun 2009. 3.2. ANGKA KESAKITAN Data angka kesakitan penduduk yang berasal dari masyarakat (community based data) yang diperoleh melalui studi morbiditas, dan hasil pengumpulan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta dari sarana pelayanan kesehatan (facility based data) yang diperoleh melalui sistem pencatatan dan pelaporan. Program Surveilans Terpadu Penyakit (STP) baru mulai dilaksanakan di Provinsi Sumatera Selatan tahun 2007, sesuai ketentuan dalam Kepmenkes nomor 1116/2003 dan 1479/2003. Sedangkan tahun-tahun sebelumnya dipakai Program SST (Sistem Surveilans Terpadu). Pada program ini dipisahkan antara STP berbasis Puskesmas dan STP berbasis Rumah Sakit. Untuk STP berbasis Puskesmas ada 25 kasus baru penyakit menular yang diamati oleh semua Puskesmas. Sedangkan untuk Puskesmas Sentinel ditambah lagi 2 penyakit tak menular, yaitu Hipertensi dan Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010 Page 14
  • 22. Diabetes Mellitus. Adapun data kasus baru penyakit menular berbasis puskesmas dapat dilihat pada tabel berikut: Gambar 3.4 STP Berbasis Puskesmas Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2009 18000 Diare 16000 Malaria Klinis 14000 Tifus Perut Klinis 12000 Tersangka TBC Paru 10000 Disentri 8000 TBC Paru BTA (+) 6000 Malaria Vivax Demam Dengue 4000 Pneumonia 2000 Malaria Falsifarum 0 1 Sumber: Laporan STP Bidang PP&PL, 2009 Gambar di atas menunjukan bahwa penyakit berbasis Puskesmas terbanyak adalah Diare (56,2 %), Malaria Klinis (14,6 %), dan Tifus perut klinis (10,7 %). STP penyakit menular berbasis Rumah Sakit dipisahkan untuk penderita rawat inap dan rawat jalan. Ada 29 penyakit menular yang diamati dan dipantau trend kasusnya sepanjang tahun. Adapun data kasus baru penderita rawat inap penyakit menular berbasis rumah sakit tahun 2009 adalah sebagai berikut: Gambar 3.5 STP Berbasis Rumah Sakit (Rawat Inap) Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2009 1200 1122 1000 923 800 600 459 412 400 303 252 212 133 123 118 200 0 Tifus Perut Klinis Diare Demam Berdarah Dengue Tifus Perut Kultur (+) Malaria Fals ifarum TBC Paru BTA (+) Pneumonia Ters angka TBC Paru Demam Dengue Malaria Klinis Sumber: Laporan STP Bidang PP&PL, Tahun 2009 Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010 Page 15
  • 23. Dari gambar di atas menunjukan bahwa urutan 3 (tiga) penyakit rawat inap terbanyak adalah Tifus perut klinis, Diare, dan DBD. Sedangkan pada tahun 2008, 3 (tiga) penyakit rawat inap terbanyak adalah Diare, DBD, dan Tifus perut klinis. Selanjutnya akan diuraikan situasi beberapa penyakit menular yang perlu mendapatkan perhatian, termasuk situasi penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), penyakit potensial KLB/Wabah, situasi penyakit tidak menular, dan situasi penyalahgunaan NAPZA. 3.2.1. Penyakit Menular Penyakit menular yang disajikan dalam bagian ini antara lain penyakit Malaria, TB Paru, HIV/AIDS, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), Kusta, Penyakit Menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), penyakit potensial wabah, Rabies, Filariasis, Frambusia, Flu Baru AI (H1N1). 3.2.1.1. Malaria Tujuan umum program Pemberantasan Penyakit Malaria di Provinsi Sumatera Selatan adalah Pembebasan Provinsi Sumatera Selatan dari malaria tahun 2020. Sedangkan tujuan khususnya adalah : 1. Pada tahun 2010 menurunnya 50 % jumlah desa dengan positif malaria ≥ 5 per 1000 penduduk 2. Pada tahun 2010 semua Kabupaten/Kota mampu melakukan pemeriksaan sediaan darah malaria dan memberikan pengobatan tepat dan terjangkau. 3. Pada Tahun 2020 seluruh wilayah Indonesia sudah melaksanakan intensifikasi dan integrasi dalam pengendalian malaria Kebijakan Pelaksanaan Program P2 Malaria yaitu : 1. Dilakukan secara menyeluruh dan terpadu oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah dan lintas sektoral bersama mitra kerja pembangunan termasuk LSM, dunia usaha dan masyarakat 2. Pembebasan Malaria dilakukan secara bertahap yang didasarkan pada Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010 Page 16
  • 24. situasi malaria dan kondisi sumber daya setempat Pada Gambar 3.6 berikut terlihat bahwa angka kesakitan malaria dari tahun 2003 ke tahun 2004 menurun secara drastis. Hal ini disebabkan Kabupaten Bangka dan Belitung berpisah dari Povinsi Sumatera Selatan. Kedua Kabupaten tersebut adalah penyumbang kasus malaria paling tinggi. AMI (Annual Malaria Incidence) tahun 2003 – 2009 di Provinsi Sumatera Selatan adalah sebagai berikut: Gambar 3.6 Annual Malaria Incidence (AMI) Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2003 - 2009 25 AMI per 1000 penduduk 21,48 20 15 10 8,9 10,1 8,04 8,7 8,6 8,74 5 0 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Tahun Sumber: Bidang PP&PL Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2009 Provinsi Sumatera Selatan adalah daerah endemis malaria, dimana tahun 2009 terdapat 7 kabupaten endemis malaria sedang dan 8 kabupaten/kota lainnya digolongkan pada daerah endemis rendah. Satu kota diantara daerah endemis rendah yaitu Kota Palembang adalah daerah bebas malaria dalam arti kasus yang ada adalah kasus impor dari kabupaten lain (Kabupaten Banyuasin). Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010 Page 17
  • 25. Tabel 3.2 Jumlah Penderita Malaria Klinis, Konfirmasi Laboratorium dan AMI Menurut Kabupaten / Kota Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2009 Kabupaten / Kota Jumlah Penderita SD SD SPR AMI Penduduk Klinis Diperiksa Positif (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 01. OKU 267.022 7.217 7.106 771 10,85 27,07 02. OKI 707.627 2.583 0 0 0 3,65 03. Muara Enim 668.341 11.713 9.779 1.905 19,48 17,53 04. Lahat 341.055 7.531 2.263 1.210 53,47 22,08 05. Musirawas 505.940 7.922 1.635 529 32,35 15,66 06. Musi Banyuasin 523.025 8.066 7.045 91 1,29 15,42 07. Banyuasin 818.280 4.491 8 8 100 5,49 08. OKU Selatan 331.879 2.776 30 39 130 8,36 09. OKU Timur 581.665 3.272 753 146 19,39 5,63 10. Ogan Ilir 384.663 130 18 5 27,78 0,34 11. Empat Lawang 213.872 2.641 223 126 56,5 12,53 12. Palembang 1.438.938 485 485 34 7,01 0,34 13. Prabumulih 137.786 52 26 26 100 0,38 14. Pagar Alam 116.486 48 2 2 100 0,41 15. Lubuk Linggau 186.056 3.326 836 837 100,12 17,88 Jumlah 7.222.635 62.248 30.209 5.729 18,96 8,45 Sumber : Bidang P2PL Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan, 2009 Dari tabel diatas angka kesakitan (malaria klinis) per 1000 penduduk di Provinsi Sumatera Selatan tahun 2009 (AMI) adalah 8,45 ‰ dengan kematian (CFR 0,27%), dengan jumlah sediaan darah yang diperiksa / ABER ( Annual Blood Examination rate) 0,42 % dan persentase dari sediaan darah yang positif dari seluruh sediaan darah yang diperiksa (SPR) 21,9 %. Angka kesakitan (malaria klinis) per 1000 penduduk di kabupaten/kota Provinsi Sumatera Selatan dalam tahun 2009 tertinggi adalah di Kabupaten Ogan Komering Ulu 27,07 ‰ (7.217 kasus), Kabupaten Lahat 22,08 ‰ (7.531 kasus), Kota Lubuk Linggau 17,88 ‰ (3.326 kasus), sedangkan terendah di Kabupaten Ogan Ilir 0,34 ‰ (130 kasus). Pengobatan kasus malaria yang ditemukan secara PCD (Pasif Case Detection) di Puskesmas dengan Pengobatan Radikal dengan konfirmasi laboratorium. Kasus klinis tanpa konfirmasi laboratorium diberikan pengobatan klinis malaria di Puskesmas. Pengobatan klinis malaria maupun dengan konfirmasi laboratorium positif malaria di kabupaten/kota umumnya masih mengunakan obat Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010 Page 18
  • 26. Cloroquin, sedangkan di tiga kabupaten wilayah GF Malaria Round 6 tahun 2009 (Kab. Muara Enim, Kab. Muba dan Kab.OKU) sudah mengunakan obat terbaru yaitu ACT (Artemisinin Combination Therapy). Hal ini tidak terlepas dari kuantitas maupun kualitas dokter/perawat/bidan yang sudah dilatih, serta alat dan bahan laboratorium malaria maupun SDM mikroskopis/pengelola program malaria yang ada di kabupaten/kota dan puskesmas. Jumlah sediaan darah yang diperiksa dari penduduk dalam satu tahun / Annual Blood Examination Rate (ABER) tahun 2009 yaitu 0,42 % dan tingkat persentase pemeriksaan sediaan darah 48,18 %, sudah mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2008 yaitu ABER 0,18% dan persentase pemeriksaan sediaan darah 22%, walaupun target yang ingin dicapai adalah 100 %, hal ini menjadi tantangan yang besar bagi petugas laboratorium dalam pemeriksaan sediaan darah malaria yang tidak terlepas dari SDM, bahan dan alat pemeriksaan yang ada. Dan masih adanya beberapa kabupaten/kota tidak/kurang melaksanakan pemeriksaan sediaan darah malaria antara lain Kabupaten Empat Lawang, Kabupaten Banyuasin, Kabupaten OKI, Kabupaten Ogan ilir dan Kota Pagar Alam. Keberhasilan pemberantasan penyakit malaria tidak hanya terletak pada satu institusi yaitu Dinas Kesehatan saja namun perlu keterkaitan dengan sektor-sektor lain antara lain Sektor Kimpraswil, sektor Peternakan, sektor Pertanian, sektor Perikanan dan Kelautan. Serta tidak terlepas dari peran serta masyarakat itu sendiri. Dari Gambar pola maksimum minimum tahun 2004-2009 dapat dilihat puncak penularan terjadi pada bulan Januari maka seyogianya kegiatan Indoor Residual Spraying (IRS) dilaksanakan pada bulan November guna mencapai hasil pemberantasan vector yang optimum. 3.2.1.2. TB Paru Penanggulangan tuberkulosis menerapkan strategi DOTS yang dilaksanakan secara Nasional di seluruh UPK terutama puskesmas yang di integrasikan dalam pelayanan kesehatan dasar. Hasil survey Prevalensi TB di Indonesia tahun 2004 bahwa prevalensi TB BTA positif secara Nasional 110 per 100.000 penduduk, Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010 Page 19
  • 27. secara regional di Indonesia dikelompokkan dalam 3 wilayah. Sumatera masuk dalam wilayah 1 dengan prevalensi TB adalah 160 per 100.000 penduduk. Tujuan dari Program Pemberantasan TB Paru adalah menurunkan angka kesakitan dan angka kematian TB, memutuskan mata rantai penularan serta mencegah terjadinya MDR TB. Targetnya adalah tercapainya penemuan pasien baru TB BTA positif paling sedikit 70 % dari perkiraan dan menyembuhkan 85 % dari semua pasien tersebut serta mempertahankannya. Target ini diharapkan dapat menurunkan tingkat prevalensi dan kematian akibat TB hingga separuhnya pada tahun 2010 dibanding tahun 1990, dan mencapi tujuan millenium development goals (MDGs) pada tahun 2015. Angka penemuan pasien baru TB BTA positif (Case Detection Rate) di Provinsi Sumatera Selatan dari tahun 2000 s/d 2008 berfluktuatif , sedangkan target mulai dari tahun 2005 sebesar 70 %, dapat dilihat pada gambar di bawah ini : Gambar 3.7 Angka Penemuan Pasien Baru TB BTA Positif (CDR) Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2000 – 2009 100 – 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 TARGET 25 35 40 50 60 70 70 70 70 70 CDR 23,47 24,61 29,74 41,62 55,72 42,77 46,73 45,43 46,69 44,62 Sumber : Bidang P2PL Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan, 2009 Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010 Page 20
  • 28. Dilihat dari Gambar 3.7, ada peningkatan CDR mulai tahun 2000 s/ d tahun 2004 dan peningkatan yang tajam pada tahun 2003 dan 2004, pada tahun 2005 terjadi penurunan, ini disebabkan dengan adanya hasil survey prevalensi TB tahun 2004, wilayah Sumatera dengan prevalensi 160 per 100.000 penduduk yang sebelumnya hanya 130 per 100.000 penduduk. Untuk penemuan pasien baru TB BTA positif di Sumatera Selatan tidak mengalami penurunan tetapi ada kenaikan setiap tahunnya walaupun belum mencapai target. Angka Penemuan Pasien baru TB BTA posistif (Case Detection Rate =CDR) di Provinsi Sumatera Selatan tahun 2009 per kabupaten/ Kota dapat dilihat pada Gambar 3.8, menunjukkan bahwa dibandingkan tahun 2008, pada tahun 2009 terjadi penurunan CDR TB paru BTA+ diprovinsi Sumatera Selatan dari 46,57% menjadi 44,62%, dan CDR TB paru BTA+ belum mencapai target (70%). Hal ini disebabkan karena belum semua RS dan DPS melaksanakan strategi DOTS, penjaringan suspek di sebagian kab/kota masih ketat, dan mutasi petugas masih tinggi. Oleh sebab itu maka diperlukan pelatihan P2TB bagi tim DOTS di rumah sakit, memperluas jejaring untuk menemukan dan mengobati pasien TB dengan ekspansi ke rumah sakit dan lapas/ rutan serta meningkatkan kemitraan dengan LSM. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010 Page 21
  • 29. Gambar 3.8 Angka Penemuan Pasien Baru TB BTA Positif (CDR) Menurut Kabupaten/kota Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2009 75,00 65,00 55,00 45,00 35,00 25,00 15,00 5,00 L.Lingg Prabu Palemb E.Lawa P.Alam OI OKUT OKUS B.Asin MUBA MURA Lahat M.Enim OKI OKU Sumsel au mulih ang ng CDR 45,35 6,44 29,48 46,78 68,68 53,01 26,43 25,99 53,01 43,62 70,29 48,01 33,95 40,89 53,84 44,62 Sumber : Bidang P2PL Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan, 2009 Gambar 3.9 Angka Kesembuhan (Cure Rate) Pasien Baru TB BTA Positif Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2000 - 2008 90 85 80 75 70 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 CR 80,3 75,4 80,74 82,86 81,63 83,36 84,2 84,84 87,19 Sumber : Bidang P2PL Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan, 2009 Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010 Page 22
  • 30. Angka kesembuhan (Cure Rate = CR) merupakan angka pasien baru TB BTA positif yang sembuh setelah masa pengobatan. Dari Gambar diatas dapat dilihat bahwa angka kesembuhan (cure rate) TBC Provinsi Sumatera Selatan tahun 2008 yaitu sebesar 87,15% dengan target SPM > 85%. Ini menunjukkan bahwa P2 TBC telah memenuhi dan melampaui target SPM untuk tahun 2009. Hal ini disebabkan oleh Tingkat kepatuhan penderita yang berobat cukup tinggi. Gambar berikut menampilkan distribusi pencapaian CR menurut kabupaten/kota, terdapat 10 Kabupaten/Kota dengan CR sudah mencapai target > 85 %, sedangkan 5 Kabupaten/ Kota yang lain CR belum mencapai target. Gambar 3.10 Angka Kesembuhan (Cure Rate) Pasien Baru TB BTA Positif Menurut Kabupaten/kota Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2009 100,00 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 L.Lingg Prabu Palemb E.Lawa P.Alam OI OKUT OKUS B.Asin MUBA MURA Lahat M.Enim OKI OKU Sumsel au mulih ang ng CR 94,38 44,44 100 84,27 59,91 92,17 79,34 95,21 94,28 80,95 95,43 85,19 85,27 92,41 87,23 87,19 Sumber : Bidang P2PL Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan, 2009 Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010 Page 23
  • 31. Gambar 3.11 Penemuan Pasien Baru TB BTA (+) Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2009 Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa hanya terdapat satu kabupaten memenuhi target capaian SPM (70%), yaitu kabupaten Musi Rawas. 14 Kabupaten/kota lainnya belum mencapai target SPM, terdiri dari 3 Kabupaten yaitu OKU, Banyuasin, dan Empat Lawang berada pada range 50-70%, 11 Kabupaten/kota yaitu MUBA, OKI, OI, OKUT, OKUS, Muara Enim, Lahat, Kota Prabumulih, Pagar Alam, Palembang, dan Lubuk Linggau berada pada range terendah yaitu dibawah 50%. 3.2.1.3. Pengidap HIV dan Penderita AIDS Infeksi HIV dan AIDS dalam 10 tahun terakhir semakin nyata menjadi masalah kesehatan masyarakat di Sumatera Selatan yang dibuktikan dengan terus meningkatnya kasus yang ditemukan melalui kinik VCT dan laporan suveilans AIDS dari RS. Infeksi HIV dan AIDS sudah menyebar hampir di seluruh Kabupaten/Kota di wilayah Sumatera Selatan, dan di Indonesia sendiri telah mengalami perubahan Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010 Page 24
  • 32. dari epidemi rendah menjadi epidemi terkonsentrasi, hal ini karena hasil survei pada sub populasi tertentu menunjukkan prevalensi HIV di beberapa provinsi telah melebihi 5 % secara konsisten, tetapi di Sumatera Selatan masih pada epidemi rendah karena prevalensi HIV 0,6 %. Pada era sebelumnya upaya penanggulangan HIV dan AIDS di prioritaskan pada upaya pencegahan. Dengan semakin meningkatnya pengidap HIV dan kasus AIDS yang memerlukan terapi antiretroviral ( ARV), maka strategi penanggulangan HIV dan AIDS dilaksanakan dengan memadukan upaya pencegahan dengan upaya perawatan, dukungan serta pengobatan. Dan juga dalam rangka mendukung target VCT pada MDGs untuk tahun 2010 yaitu 300.000 klien yang melakukan complate testing, maka peran klinik VCT dalam upaya untuk meningkatkan cakupan penemuan kasus baru serta penanganan 100 % juga harus dimaksimalkan. Pada tabel 3.3 terlihat bahwa Prevalensi Rate dari hasil uji saring (skrining) oleh PMI Kota Palembang yaitu 0,05 % (22 orang) dari jumlah pemeriksaan skrining darah donor sebanyak 37.918 orang pada tahun 2009. Skrining pada darah donor merupakan salah satu upaya pencegahan penularan HIV kepada orang lain, sehingga upaya ini sangatlah penting dilakukan, maka apabila darah tersebut mengandung HIV tidak akan di donorkan. Tabel 3.3 Laporan Uji Saring HIV di PMI Kota Palembang Tahun 2009 No Kelompok Umur Jumlah Hasil Prevalens Pemeriksaan pemeriksaan Rate reaktif 1 2 3 4 6 1. 17 – 30 tahun 12098 16 0,13 2. 31 – 40 tahun 9942 2 0,02 3. 41 – 50 tahun 7886 1 0,01 4. 51 – 60 tahun 7678 3 0,03 5. >60 tahun 314 0 0 Jumlah 37918 22 0,05 Sumber : PMI UTDC Kota Palembang 2009 Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010 Page 25
  • 33. Gambar 3.12 Jumlah Pengidap HIV (+) PerTahun Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2009 600 500 400 300 200 100 0 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 HIV 1 1 5 4 2 14 16 16 24 30 87 98 41 67 76 KUMUL 1 2 7 11 13 27 43 59 83 113 200 298 339 406 482 Sumber : Bidang PP & PL Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2009 Dari Gambar 3.12 di atas terlihat penemuan HIV pada tahun 2009 berjumlah 85 kasus meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2008 berjumlah 67 kasus. Peningkatan kasus ini karena adanya klinik VCT yang telah di bentuk di beberapa kabupaten/kota (Palembang, Prabumulih, OKU, dan Musi Rawas), layanan dilakukan baik statis (di Rumah Sakit) maupun mobile VCT untuk mendekatkan akses layanan ke kelompok resiko tinggi tertular HIV, sehingga cakupan penemuan kasus baru mengalami peningkatan yang selanjutnya dapat mendapatkan layanan perawatan, dukungan dan pengobatan. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010 Page 26
  • 34. Gambar 3.13 Kumulatif Penyebaran Pengidap HIV (+) Per Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 1995-2009 500 450 400 350 300 250 200 150 100 50 0 PLG OKI OI OKU OKT OKS MBA BA MRA LLG ME PBM LHT PGA 4L TOT 401 5 2 10 1 0 6 2 8 21 3 22 8 2 0 491 Sumber : Bidang PP & PL Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2009 Dari Gambar diatas dapat dilihat bahwa kasus penemuan HIV (+) tertinggi adalah di kota Palembang karena Kota Palembang adalah kota terbesar di Provinsi Sumatera selatan, yang merupakan salah satu kota transit dari pulau Jawa-pulau Sumatera melalui jalur transportasi darat sehingga banyak sekali hotel, tempat hiburan, dan kelompok resti (WPS, Waria, Pengguna Narkoba Suntik, dan Homoseksual) yang lebih banyak di banding kota lainnya, dan masih ada lokalisasi yang terkoordinir. Layanan Klinik VCT (Voluntary Counseling and Testing) cukup banyak terdapat di kota Palembang, seperti di RSUP Moh.Hoesin, RS.RK Charitas, dan RS Ernaldi Bahar sehingga memudahkan klien untuk mendapatkan layanan. Berikut adalah gambaran jumlah penderita AIDS di Provinsi Sumatera Selatan tahun 2009, yaitu sebanyak 70 orang, jika dibandingkan dengan tahun 2008 sebanyak 45 orang, yang menunjukan adanya peningkatan jumlah kasus AIDS. Hal ini disebabkan karena klien banyak datang ke layanan kesehatan apabila sudah mendapatkan kumpulan gejala AIDS dan hasil testing HIV dinyatakan positif dari Rumah Sakit atau klinik VCT. Pada fase infeksi HIV ini tidak menunjukkan gejala sehingga klien jarang mendatangi layanan kesehatan, termasuk untuk mengetahui status HIV nya. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010 Page 27
  • 35. Gambar 3 .14 Jumlah Penderita AIDS PerTahun Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 1995-2009 300 250 200 150 100 50 0 95 96 97 98 99 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 AIDS 1 0 0 0 0 0 3 4 6 15 18 37 49 45 70 KUMUL 1 1 1 1 1 1 4 8 14 29 47 84 133 178 248 Sumber : Bidang PP & PL Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2009 Penemuan kasus AIDS sejak tahun 1995 sampai dengan tahun 2009 terus mengalami peningkatan, secara kumulatif sebanyak 248 kasus HIV yang telah ditemukan. Strategi dalam upaya untuk meningkatkan kualitas hidup ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) adalah dengan dibentuknya layanan CST ( Care, Support & Treatment/ Perawatan, Dukungan dan Pengobatan) di 8 rumah sakit pelaksana CST yaitu RSMH Palembang, RS Ernaldi Bahar, dan RS RK Charitas, RSUD Sobirin Musi Rawas, RSUD Ibnu Sutowo Baturaja, RSUD Kayu Agung, RSUD Banyuasin, RSUD Prabumulih, yang dapat menunjang menurunkan angka kesakitan dan angka kematian. 3.2.1.4. Kusta Provinsi Sumatera Selatan termasuk daerah ”Low Endemik” Kusta, dengan Prevalensi Rate (PR) < 1/ 10.000 penduduk dan Case Detection Rate (CDR) < 5 / 100.000 penduduk. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010 Page 28
  • 36. Tujuan :  Menurunkan transmisi penyakit kusta pada tingkat tertentu sehingga kusta tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat.  Mencegah kecacatan pada semua penderita baru yang ditemukan melalui pengobatan dan perawatan yang benar.  Menghilanglang stigma sosial dalam masyarakat dengan mengubah paham masyarakat terhadap penyakit kusta melalui penyuluhan secara intensif. Kebijakan :  Pelaksanaan program pengendalian kusta diintegrasikan pelayanan kesehatan dasar di puskesmas.  Pengobatan penderita kusta dengan MDT sesuai dengan rekomendasi WHO di berikan Cuma-Cuma.  Penderita tidak boleh diisolasi.  Memperkuat sistem rujukan. Case Detection Rate (CDR) Penemuan kasus baru penderita kusta (case detection rate/ CDR) di Provinsi Sumatera Selatan tahun 2009 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2008, yaitu sebesar 3,05/100.000 pada tahun 2009 dan 3,99/100.000 pada tahun 2008. Target SPM untuk CDR kusta adalah <5/100.000, ini menunjukkan bahwa P2 Kusta telah memenuhi atau mencapai target SPM untuk tahun 2009. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar berikut: Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010 Page 29
  • 37. Gambar 3.15 CDR (case detection rate) Kusta Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 1998-2009 4,2 4 3,8 3,6 3,4 3,2 3 2,8 2,6 2,4 2,2 2 1,8 1,6 1,4 1,2 1 0,8 0,6 0,4 0,2 0 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 CDR 3,5 2,5 2,3 1,9 2,1 2 1,5 3,7 2,7 3,06 3,99 3,05 Sumber : Bidang PP & PL Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2009 Gambar 3.16 Penemuan Kasus Baru (CDR) Penderita Kusta Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2009 PROV PB ME OKI BA PLG OKU 4L LHT MB OI OKUT MR OKUS LL PA 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 5,5 6 6,5 7 OKU PRO PA LL MR OKUT OI MB LHT 4L OKU PLG BA OKI ME PB S V CDR 0 0 0,3 0,4 0,32 0,78 1,15 1,47 1,86 1,87 2,22 2,44 2,54 4,04 6,53 3,05 Sumber : Bidang PP & PL Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2009 Dalam upaya penanggulangan penyakit kusta, salah satu indikator yang digunakan untuk menilai keberhasilannya adalah angka proporsi cacat tingkat II (kecacatan yang dapat dilihat dengan mata) dan proporsi anak diantara kasus baru. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010 Page 30
  • 38. Gambar berikut menunjukkan angka proporsi Cacat tingkat II Provinsi Sumatera Selatan yaitu 21,36%, masih dibawah target SPM untuk proporsi Cacat tingkat II yaitu ≤ 5%. Hal ini disebabkan karena keterlambatan penemuan kasus, tingginya Leprae Phoby di masyarakat, dan petugas kurang terampil dalam deteksi dini penyakit kusta karena daerah low endemic. Dibandingkan tahun 2008, terjadi peningkatan angka proporsi cacat tingkat II yaitu dari 13,36% menjadi 21,36%. Gambar 3.17 Proporsi Penderita Kusta Cacat Tingkat II Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2009 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 PR OK MU OK OK PR PLG MB OKI ME LHT PA LL BA OI 4L A U RA UT US OV CCT TK II 6,25 0 16 5,55 0 33,3 0 0 0 0 5 0 0 0 0 21,3 ABSOLUT 2 0 1 1 0 9 0 0 0 0 34 0 0 0 0 47 Sumber : Bidang PP & PL Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2009 proporsi penderita kusta anak di Provinsi Sumatera Selatan adalah 4,09 % dengan target SPM untuk proporsi penderita kusta anak sebesar ≤ 5%. Ini menunjukkan bahwa P2 Kusta telah memenuhi atau mencapai target SPM proporsi penderita kusta anak untuk tahun 2009. Hal ini dapat menggambarkan penularan kusta yang terjadi di Provinsi Sumatera Selatan cukup terkendali. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010 Page 31
  • 39. Gambar 3.18 Proporsi Kusta Anak Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2009 5 4,5 4 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0 MUR OKU OKU PRO PLG PRA MB OKI OKU ME LHT PA LL BA OI 4L A T S V CDR 2,22 2,9 1,14 2,54 1,87 4,03 1,46 0,39 0 0 2,44 0,77 0,34 0,3 1,4 3,04 Sumber : Bidang PP & PL Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2009 3.2.1.5. Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) Tabel 3.4 Data Penyakit PD3I Per Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2009 No. Kabupaten/Kota Neonatorum Difteri Campak Penderita Meninggal Penderita Meninggal 1. OKU 2 2 0 0 152 2. OKI 0 0 1 0 36 3. Muara Enim 1 0 0 0 35 4. Lahat 1 1 0 0 95 5. Musi Rawas 0 0 0 0 33 6. Musi Banyuasin 0 0 2 1 155 7. Banyuasin 2 0 1 0 27 8. OKU Selatan 0 0 0 0 0 9. OKU Timur 0 0 0 0 34 10. Ogan Ilir 1 0 0 0 1 11. Empat Lawang 0 0 0 0 4 Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010 Page 32
  • 40. 12. Palembang 2 1 3 1 274 13. Prabumulih 0 0 0 0 39 14. Pagar Alam 0 0 0 0 17 15. Lubuk Linggau 0 0 0 0 52 Sumatera Selatan 10 4 7 2 954 Sumber : Subdin P2PL Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan. Dari tabel di atas terlihat bahwa jumlah kasus Tetanus Neonatorum (TN) sebanyak 10 kasus dan meninggal 4 (CFR 40 %). Kasus TN terbanyak terdapat di Kabupaten OKU, Banyuasin, dan kota Palembang, sedangkan CFR yang tertinggi terjadi di kabupaten OKU dan Lahat (100%). Gambar 3.19 Penderita Tetanus Neonatorum Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2003 – 2009 100 90 80 Jumlah Penderita 70 60 50 40 30 20 10 0 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Penderita 14 24 21 15 17 17 19 Meninggal 8 11 8 10 14 8 8 Sumber : Subdin P2PL Dari Gambar diatas terlihat ada kenaikan jumlah penderita Tetanus Neonatorum pada tahun 2009 yaitu 19 orang dengan kematian 8 orang. Secara Nasional, Sumatera Selatan menduduki posisi 3 terbesar kasus Tetanus Neonatorum pada tahun 2008. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010 Page 33
  • 41. Gambar 3.20 Penderita Difteri Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2003 - 2009 16 14 12 10 8 6 4 2 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Penemuan 2 12 3 8 12 10 7 Sumber: Laporan Difteri Subdin PP&PL, tahun 2003 - 2009 Penemuan kasus difteri cenderung terjadi penurunan, kasus terbanyak pada tahun 2007 (12 kasus) dan terendah pada tahun 2003 (2 kasus). Meskipun demikian, Sumatera Selatan merupakan provinsi terbesar kedua untuk kasus difteri pada tahun 2008. Tabel 3.5 Distribusi Kasus Campak Berdasarkan Kelompok Umur Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2007 - 2009 No. Kab./Kota 2008 2009 <1 1-4 5-9 10-14 > 15 Total <1 1-4 5-9 10-14 > 15 Total 1 Palembang 39 77 112 69 94 391 24 69 67 97 67 274 2 Prabumulih 1 5 6 2 1 15 10 12 7 5 5 39 3 Muba 13 23 24 14 15 89 26 48 42 15 24 155 4 OKI 5 16 11 3 13 48 5 9 6 3 13 36 5 OKU 14 28 28 17 10 97 26 45 41 16 24 152 6 M. Enim 22 36 19 8 13 98 10 4 7 8 6 35 7 Lahat 12 20 23 5 23 83 5 22 36 16 16 95 8 Mura 5 10 11 10 8 44 4 7 7 7 8 33 9 P. Alam 0 5 2 1 0 8 4 6 6 0 1 17 10 L. Linggau 0 0 0 1 2 3 4 6 17 15 10 52 11 Banyuasin 5 9 2 1 0 17 1 8 12 5 1 27 12 Ogan Ilir 4 1 2 0 1 33 0 17 13 1 3 34 13 OKUT 0 0 0 0 0 8 8 1 1 1 0 11 14 OKUS 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 15 4 Lawang 0 4 0 0 0 4 1 0 0 0 0 1 Provinsi 125 234 246 135 194 938 33 161 134 63 49 440 Sumber : Tahun 2007 (Validasi Data Campak); tahun 2008 ( laporan integrasi kab/kota) Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010 Page 34
  • 42. Data pada tabel di atas menunjukan bahwa kasus campak pada tahun 2008 tertinggi terjadi pada kelompok umur 5-9 tahun yaitu sebesar 24% dan terendah pada kelompok umur < 1 tahun yaitu sebesar 13,3%, sedangkan pada tahun 2009 kasus campak tertinggi pada kelompok umur 1-4 tahun yaitu sebesar 36,59% dan terendah pada kelompok umur < 1 tahun yaitu sebesar 7,5%. Gambar 3.21 Penemuan Kasus Campak Rutin Menurut Kelompok Umur Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2009 150; 18% 109; 13% 202; 24% 146; 18% 223; 27% < 1 Th 1-4 Th 5-9 Th 10-14 Th > 15 Th Sumber : Bidang PP & PL Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2009 Dari Gambar di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar kasus campak terjadi pada kelompok umur > 5 tahun yaitu sebesar 62,5% jika dibandingkan pada kelompok umur < 4 tahun (37,5%). Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010 Page 35
  • 43. Tabel 3.6 Distibusi Kasus Campak Per Bulan Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2009 No Kab./Kota Kasus Campak Per Bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total 1 Palembang 20 23 29 33 26 26 21 14 20 11 22 23 268 2 Prabumulih 0 1 0 3 5 3 5 1 7 5 6 3 39 3 Muba 10 14 11 9 24 17 14 16 9 4 15 12 155 4 OKI 2 2 8 2 5 5 2 2 5 0 1 2 36 5 OKU 11 14 11 9 24 18 14 16 9 3 11 12 129 6 M. Enim 11 2 7 1 4 1 6 0 0 2 0 1 35 7 Lahat 5 6 5 7 5 6 15 8 11 2 15 10 95 8 Mura 4 4 3 3 11 5 1 2 0 0 0 0 33 9 P. Alam 4 3 8 0 1 2 1 0 0 0 0 2 21 10 L. Linggau 1 5 2 4 2 10 8 7 7 4 2 0 52 11 Banyuasin 1 3 6 5 4 5 0 1 2 0 0 0 27 12 Ogan Ilir 7 3 1 0 1 3 2 5 5 0 0 7 34 13 O. Timur 1 0 2 3 0 3 1 0 0 0 1 0 11 14 O. Selatan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 15. 4 Lawang 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 Provinsi 77 60 93 79 112 104 90 73 75 31 73 82 949 Sumber data : Laporan integrasi kab.kota, 2009 Gambar 3.22 Data Campak Menurut Sumber Laporan Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2008-2009 250 2009 2008 200 150 100 50 0 OKU OKI M.ENIM LHT MURA MUBA B.ASIN OKUS OKUT O.ILIR 4 LWG PLG PRB PGA LGU 2009 152 36 35 95 33 155 27 0 11 34 1 274 39 17 52 2008 97 48 98 83 44 89 17 0 8 33 4 391 15 8 3 Sumber : Bidang PP & PL Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2009 Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010 Page 36
  • 44. Dari Gambar di atas terlihat bahwa kasus klinis campak meningkat pada tahun 2009 di beberapa kabupaten/kota dengan jumlah peningkatan tertinggi pada kota Lubuk Linggau dari 3 kasus pada tahun 2008 menjadi 52 kasus pada tahun 2009. Gambar 3.23 Sebaran Kasus Campak Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2009 Sumber : Bidang PP & PL Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2009 Dari gambar di atas, nampak masih ada kabupaten/kota yang belum mencapai target kelengkapan laporan yaitu Kabupaten OKI, Empat Lawang dan OKU Timur. Selain itu mulai bulan Juli 2009 dilaksanakan kegiatan Cases Based Méasles Surveillance (CBMS), yaitu melakukan pemeriksaan spesimen darah penderita klinis campak dengan konfirmasi laboratorium sebanyak 20% total perkiraan kasus dalam 1 tahun. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010 Page 37
  • 45. Gambar 3.24 Hasil CBMS Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2009 150 116 100 61 50 42 13 0 Spesimen Campak Rubella Negatif 2009 116 13 42 61 Sumber : Laporan Integrasi S-AFP, TN & Campak Tahun 2009 Dari Gambar di atas, nampak bahwa hasil serologis pada 116 kasus klinis campak yang ditemukan di Sumatera Selatan, ternyata 13 kasus IgM (+) campak (11.2%), IgM(+) Rubella sebesar 36.2%, Campak & Rubella (-) sebesar 52,5%. Hal ini menunjukkan perlunya dilakukan pemeriksaan spesimen pada kasus klinis campak yang ditemukan sebagai upaya untuk intervensi program imunisasi dan sebagai dasar pengambilan keputusan untuk pelaksanaan kegiatan selanjutnya. Gambar 3.25 Hasil Pelaksanaan CBMS Konfirmasi Laboratorium Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2009 90 75 Klinis Campak Rubella Negatif 60 45 30 15 0 OKU OKI M.ENIM LHT MURA MUBA B.ASIN OKUS OKUT O.ILIR 4 LWG PLG PRB PGA LGU Klinis 8 0 6 0 2 4 3 0 0 3 1 83 2 2 2 Campak 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 12 0 0 0 Rubella 2 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 35 1 0 1 Negatif 6 0 5 0 1 3 3 0 0 2 1 36 1 2 1 Sumber : Bidang PP & PL Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2009 Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010 Page 38
  • 46. Dari Gambar diatas terlihat bahwa kasus klinis dan laboratoris yang terbanyak berasal dari Kota Palembang, mengingat memang jumlah penduduknya yang lebih padat dibanding kabupaten/kota lain. Untuk Kabupaten Lahat, OKUS dan OKUT tidak mengirimkan spesimen ke Balitbang Bomedis & Farmasi Depkes sehingga tidak diketahui hasil konfirmasinya. Gambar 3.26 Kasus Campak (CBMS) Menurut Kelompok Umur dengan Konfirmasi Laboratorium Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2009 100% 50% 0% Klinis Negatif Rubella Campak Equivocal > 15 Th 37 22 12 1 2 10-14 Th 22 6 12 1 3 5-9 Th 26 15 7 2 2 1-4 Th 23 13 4 6 0 < 1 Th 8 6 0 2 0 Dari Gambar diatas terlihat bahwa proporsi kasus positif campak terbanyak terjadi pada kelompok umur 1-4 tahun (50%), positif Rubella terbanyak pada kelompok umur 10-14 dan > 15 tahun yaitu masing-masing sebesar 34%. 3.2.1.6. Penyakit Potensial KLB / Wabah 1). Demam Berdarah Dengue Sejak terjadi KLB DBD pada tahun 1998, maka diperkirakan akan terjadi KLB lagi pada tahun 2003 (berdasar pola lima tahunan). Namun hingga tahun 2009 tidak terjadi KLB, seiring dengan adanya penurunan kasus/penderita, dimana situasi tahun 2008 dari 2.357 penderita (IR 34/100.000 dan CFR 0,42%) menurun menjadi 1.774 penderita (IR 25/100.000 dan CFR 0.28%)) di tahun 2009. Hal ini disebabkan karena kesadaran masyarakat untuk segera membawa keluarga/penderita langsung ke Rumah Sakit atau sarana pelayanan kesehatan yang terdekat, dan ini juga tidak luput dari kinerja petugas kesehatan, yaitu antara lain Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010 Page 39
  • 47. upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan DBD dalam tata laksana kasus di Rumah Sakit dan puskesmas. Tujuan dari program:  Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat agar terhindar dari Penyakit Demam Berdarah Dengue dan terselenggaranya kegiatan PemberantasanSarang Nyamuk (PSN) terutama 3 M plus secara berkesinambungan.  Menurunkan angka kesakitan kurang dari 20/100.000.dan kematian CFR < 1% . Gambar 3.27 Kecenderungan Situasi DBD Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2001 - 2009 4000 3500 3487 3000 2500 2280 2360 2000 1511 1621 1774 1500 1406 1270 1000 1048 500 0 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Sumber : Bidang PP & PL Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2009 Dari Gambar di atas terlihat bahwa kasus DBD ditemukan setiap tahun, sedangkan penemuan kasus yang meninggal tertinggi pada tahun 2004. Untuk penanggulangan kasus DBD berbagai upaya sudah dilaksanakan setiap tahun seperti penyebaran Surat Edaran Kewaspadaan DBD, Penangulangan Fokus, pendistribusian larvasida, insektisida dan pelaksanaan Gertak PSN DBD. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010 Page 40