Dokumen tersebut membahas tentang definisi, hukum, dan jenis-jenis al-wadi'ah. Ada dua jenis al-wadi'ah yaitu wadi'ah yad amanah dan wadi'ah yad dhamanah. Wadi'ah yad amanah artinya barang titipan tidak boleh digunakan oleh penerima, sementara wadi'ah yad dhamanah barang titipan boleh digunakan oleh penerima titipan. Contoh penerapan wadi
2. Definisi Al-Wadi’ah
Secara etimologi
Kata wadi’ah diambil dari wada’a asy-syai’a yang
berarti meninggalkan sesuatu. (Sabiq, 2010). Sesuatu
yang dititipkan oleh seseorang kepada orang lain agar
dijaganya dinamakan dengan wadi’ah karena dia
meninggalkannya pada orang yang menerima titipan
tersebut
Secara terminologi
Al-wadi’ah merupakan sebuah prinsip titipan murni
yang setiap saat dapat diambil jika pemiliknya
menghendaki. (Antonio, 2001)
3. . Hukum Al-wadi’ah
Menitipkan sesuatu kepada orang lain hukumnya boleh.
Dianjurkan menitipkan sesuatu pada seseorang yang tahu
bahwa ia mampu menjaga harta titipan itu. Orang yang
dititipi sesuatu wajib menyimpannya di tempat
penyimpanan yang selayaknya.
Titipan adalah amanat di tangan orang yang dititipi. Dia
wajib mengembalikannya ketika pemiliknya memintanya.
Allah SWT berfirman, “.......Tetapi, jika sebagian kamu
mempercayai sebagian yang lain, hendaklah yang
dipercayai itu menunaikan amanatnya (utangnya) dan
hendaklah dia bertaqwa kepada Allah, Rabbnya.....”(QS. Al
Baqarah 283).
4. Jenis Al-wadi’ah
1. Prinsip al wadi’ah yad al-amanah
Prinsip al-wadi’ah yad al-amanah merupakan prinsip harta titipan
yang tidak boleh dimanfaatkan oleh pihak yang dititipi. (Karim,
2004)
Prinsip al-wadi’ah yad al-amanah memiliki karakteristik sebagai
berikut :
a. Harta atau barang yang dititipkan tidak boleh dimanfaatkan
dan digunakan oleh penerima titipan.
b. Penerima titipan hanya berfungsi sebagai penerima amanah
yang bertugas dan berkewajiban untuk menjaga barang yang
dititipkan tanpa boleh memanfaatkannya.
c. Sebagai kompensasi, penerima titipan diperkenankan untuk
membebankan biaya kepada yang menitipkan.
6. Jenis Al-wadi’ah
2. Prinsip Al-wadi’ah yad dhamanah
Prinsip al wadi’ah yad dhamanah merupakan prinsip harta titipan
yang boleh dimanfaatkan oleh pihak yang dititipi (Karim, 2004).
Al-wadi’ah jenis ini memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Harta atau barang yang dititipkan boleh dimanfaatkan dan
digunakan oleh penerima titipan.
b. Keuntungan atau kerugian dari penyaluran dana menjadi hak
milik atau ditanggung penerima titipan, sedang pemilik dana tidak
dijanjikan imbalan dan tidak menanggung kerugian.
c. Sebagai kompensasi, penerima titipan diperkenankan untuk
membebankan biaya kepada yang menitipkan.
8. STUDI KASUS :
Contoh rekening giro Wadiah :
Tn. Baris memiliki rekening giro wadiah di Bank BTN
Syari’ah dengan saldo rata-rata pada bulan Mei 2002
adalah Rp 1.000.000,-. Bonus yang diberikan Bank BTN
Syari’ah kepada nasabah adalah 30% dengan saldo rata-
rata minimal Rp 500.000,-. Diasumsikan total dana giro
wadiah di Bank BTN Syari’ah adalah Rp 500.000.000,-.
Pendapatan Bank BTN Syari’ah dari penggunaan giro
wadiah adalah Rp 20.000.000,-.
9. STUDI KASUS :
Pertanyaan : Berapa bonus yang diterima oleh Tn.
Baris pada akhir bulan Mei 2002.
Jawab :
Bonus yang diterima Tn. Baris adalah =
Saldo rata-rata x pendapatan bank x 30%
Total dana Bank =
Rp 1.000.000,- x Rp 20.000.000 x
Rp 500.000.000,-(sebelum dipotong pajak)
= Rp. 12.000,-
11. KESIMPULAN
1. Al-wadi’ah merupakan sebuah prinsip titipan murni
yang setiap saat dapat diambil jika pemiliknya
menghendaki.
2. Ada 2 jenis al-wadi’ah yaitu wadi’ah yad amanah dan
wadi’ah yad dhamanah.
3. Contoh aplikasi prinsip wadi’ah yad amanah di bank
syariah adalah layanan safe deposit box, sementara
untuk aplikasi prinsip wadi’ah yad dhamanah ada pada
tabungan dan giro wadi’ah.