Dokumen tersebut membahas tentang kelas kata, frasa, dan klausa sebagai unsur bahasa terkecil yang membentuk kalimat. Dokumen menjelaskan jenis-jenis kelas kata seperti verba, adjektiva, nomina, pronomina, numeralia, dan adverbia beserta ciri dan contohnya. Kelas kata digunakan untuk menyusun kalimat secara efektif sesuai dengan aturan bahasa Indonesia.
Modul ini membahas tentang definisi semantik dan bidang-bidang ilmu linguistik seperti fonetik, fonologi, morfologi, sintaks, dan sosiolinguistik serta peranannya dalam pengajaran bahasa Inggris."
Teks tersebut membahas tentang semantik bahasa Indonesia yang mencakup definisi semantik, jenis-jenis makna kata seperti makna leksikal, gramatikal, denotatif, konotatif, makna kata dan istilah, hubungan makna antara kata seperti sinonim dan antonim, perubahan makna, serta pilihan kata yang tepat sesuai konteks.
Dokumen tersebut membahas tentang kelas kata, frasa, dan klausa sebagai unsur bahasa terkecil yang membentuk kalimat. Dokumen menjelaskan jenis-jenis kelas kata seperti verba, adjektiva, nomina, pronomina, numeralia, dan adverbia beserta ciri dan contohnya. Kelas kata digunakan untuk menyusun kalimat secara efektif sesuai dengan aturan bahasa Indonesia.
Modul ini membahas tentang definisi semantik dan bidang-bidang ilmu linguistik seperti fonetik, fonologi, morfologi, sintaks, dan sosiolinguistik serta peranannya dalam pengajaran bahasa Inggris."
Teks tersebut membahas tentang semantik bahasa Indonesia yang mencakup definisi semantik, jenis-jenis makna kata seperti makna leksikal, gramatikal, denotatif, konotatif, makna kata dan istilah, hubungan makna antara kata seperti sinonim dan antonim, perubahan makna, serta pilihan kata yang tepat sesuai konteks.
Makalah ini membahas tentang makna kata denotasi, konotasi, kata umum, dan kata khusus. Denotasi adalah makna sebenarnya dari suatu kata, konotasi adalah makna kias, kata umum memiliki lingkup yang luas, dan kata khusus lebih spesifik.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang semantik dan klasifikasi makna leksikal dalam bahasa Melayu, termasuk definisi semantik, sinonim, antonim, dan jenis-jenisnya.
2) Semantik adalah ilmu yang mengkaji makna perkataan, frasa, ayat, dan ujaran. Sinonim adalah perkataan yang mempunyai makna sama, sementara antonim adalah perkata
Dokumen tersebut membahas hubungan antara semantik dan pragmatik. Semantik mempelajari makna secara internal atau bebas konteks, sedangkan pragmatik mempelajari makna secara eksternal atau terkait konteks. Meskipun demikian, semantik dan pragmatik saling melengkapi dalam menelaah makna bahasa. Semantik melihat makna sebagai hubungan antara bentuk dan makna, sedangkan pragmatik melihatnya sebagai hubungan antara
Teks tersebut membahas tentang jenis-jenis makna, relasi makna, dan perubahan makna dalam bahasa Indonesia. Jenis-jenis makna dibedakan berdasarkan kriteria seperti jenis semantik, adanya referen, makna denotatif dan konotatif, sedangkan relasi makna meliputi sinonim, antonim, dan hiponim. Teks juga membahas tentang perubahan makna yang dapat terjadi secara diakronis."
Makalah ini membahas tentang hakikat makna dan jenis-jenis makna. Hakikat makna dijelaskan sebagai pengertian atau konsep yang dimiliki oleh suatu tanda linguistik, yang terdiri atas unsur bunyi dan unsur makna. Ada beberapa jenis makna yang dijelaskan yaitu makna leksikal, gramatikal, referensial, nonreferensial, denotatif, dan konotatif.
Dokumen tersebut membahasakan konsep-konsep semantik seperti sinonim, antonim, polisemi dan homonim. Ia menjelaskan definisi dan contoh untuk setiap konsep tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang teori semantik dan makna leksikal. Secara ringkas, dibahas bahwa semantik adalah ilmu yang mempelajari makna, dan makna leksikal adalah makna dasar suatu kata tanpa mempertimbangkan konteks. Jenis-jenis makna juga dibahas seperti makna gramatikal, referensial, denotatif, konotatif, dan kolokasi.
Kelompok 3 terdiri dari 6 orang yang akan mempresentasikan mata kuliah Bahasa Indonesia tentang diksi, makna, dan sinonim. Diksi adalah pilihan kata yang tepat untuk menyampaikan makna, makna dibedakan menjadi denotasi (lugas) dan konotasi (kiasan), serta makna umum dan khusus. Sinonim adalah kata-kata yang memiliki arti sama dapat dibedakan menjadi netral dan berkonotasi.
Makalah ini membahas tentang pembentukan dan perluasan kalimat. Ia menjelaskan unsur-unsur pembentuk kalimat seperti subjek, predikat, objek, pelengkap dan keterangan. Makalah ini juga menjelaskan berbagai pola kalimat dan contoh perluasan kalimat.
Makalah ini membahas tentang diksi atau pemilihan kata dalam bahasa Indonesia. Terdapat penjelasan mengenai pengertian diksi, jenis-jenis diksi, fungsi diksi, dan persyaratan pemilihan kata. Diksi dibagi menjadi delapan jenis yaitu sinonim, antonim, homonim, polisemi, homofon, homograf, hiponim dan hipernim. Fungsi diksi antara lain untuk menciptakan komunikasi yang efe
Dokumen tersebut membahas tentang diksi dan makna kata. Diksi diartikan sebagai pilihan kata pengarang untuk menggambarkan cerita dengan memperhatikan dua hal, yakni makna kata dan relasi antar makna. Makna kata terbagi menjadi beberapa kelompok seperti makna leksikal, gramatikal, referensial, dan lainnya. Relasi makna meliputi hubungan antonim, sinonim, hiponim, dan sebagainya.
Dokumen tersebut membahas tentang makna dalam linguistik, terutama dalam bidang semantik. Secara ringkas, dibahas mengenai pengertian makna, jenis-jenis makna seperti makna leksikal, gramatikal, dan kontekstual, serta relasi antara tanda bahasa dan konsep yang dimaksud.
Makna dapat dibedakan menjadi tiga jenis berdasarkan semantiknya, yaitu makna leksikal, gramatikal, dan kontekstual. Makna leksikal adalah makna dasar suatu kata, makna gramatikal dipengaruhi proses gramatika, dan makna kontekstual dipengaruhi oleh situasi penggunaan kata.
Teks membahas tentang pengertian kata, makna kata, bentuk kata, dan diksi. Kata adalah satuan bahasa terkecil yang memiliki arti, sedangkan makna kata terdiri dari makna leksikal, gramatikal, denotasi dan konotasi. Bentuk kata dapat berupa kata berimbuhan akibat proses afiksasi atau kata ulang akibat reduplikasi. Pemilihan kata yang tepat disebut diksi."
Makalah ini membahas tentang makna kata denotasi, konotasi, kata umum, dan kata khusus. Denotasi adalah makna sebenarnya dari suatu kata, konotasi adalah makna kias, kata umum memiliki lingkup yang luas, dan kata khusus lebih spesifik.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang semantik dan klasifikasi makna leksikal dalam bahasa Melayu, termasuk definisi semantik, sinonim, antonim, dan jenis-jenisnya.
2) Semantik adalah ilmu yang mengkaji makna perkataan, frasa, ayat, dan ujaran. Sinonim adalah perkataan yang mempunyai makna sama, sementara antonim adalah perkata
Dokumen tersebut membahas hubungan antara semantik dan pragmatik. Semantik mempelajari makna secara internal atau bebas konteks, sedangkan pragmatik mempelajari makna secara eksternal atau terkait konteks. Meskipun demikian, semantik dan pragmatik saling melengkapi dalam menelaah makna bahasa. Semantik melihat makna sebagai hubungan antara bentuk dan makna, sedangkan pragmatik melihatnya sebagai hubungan antara
Teks tersebut membahas tentang jenis-jenis makna, relasi makna, dan perubahan makna dalam bahasa Indonesia. Jenis-jenis makna dibedakan berdasarkan kriteria seperti jenis semantik, adanya referen, makna denotatif dan konotatif, sedangkan relasi makna meliputi sinonim, antonim, dan hiponim. Teks juga membahas tentang perubahan makna yang dapat terjadi secara diakronis."
Makalah ini membahas tentang hakikat makna dan jenis-jenis makna. Hakikat makna dijelaskan sebagai pengertian atau konsep yang dimiliki oleh suatu tanda linguistik, yang terdiri atas unsur bunyi dan unsur makna. Ada beberapa jenis makna yang dijelaskan yaitu makna leksikal, gramatikal, referensial, nonreferensial, denotatif, dan konotatif.
Dokumen tersebut membahasakan konsep-konsep semantik seperti sinonim, antonim, polisemi dan homonim. Ia menjelaskan definisi dan contoh untuk setiap konsep tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang teori semantik dan makna leksikal. Secara ringkas, dibahas bahwa semantik adalah ilmu yang mempelajari makna, dan makna leksikal adalah makna dasar suatu kata tanpa mempertimbangkan konteks. Jenis-jenis makna juga dibahas seperti makna gramatikal, referensial, denotatif, konotatif, dan kolokasi.
Kelompok 3 terdiri dari 6 orang yang akan mempresentasikan mata kuliah Bahasa Indonesia tentang diksi, makna, dan sinonim. Diksi adalah pilihan kata yang tepat untuk menyampaikan makna, makna dibedakan menjadi denotasi (lugas) dan konotasi (kiasan), serta makna umum dan khusus. Sinonim adalah kata-kata yang memiliki arti sama dapat dibedakan menjadi netral dan berkonotasi.
Makalah ini membahas tentang pembentukan dan perluasan kalimat. Ia menjelaskan unsur-unsur pembentuk kalimat seperti subjek, predikat, objek, pelengkap dan keterangan. Makalah ini juga menjelaskan berbagai pola kalimat dan contoh perluasan kalimat.
Makalah ini membahas tentang diksi atau pemilihan kata dalam bahasa Indonesia. Terdapat penjelasan mengenai pengertian diksi, jenis-jenis diksi, fungsi diksi, dan persyaratan pemilihan kata. Diksi dibagi menjadi delapan jenis yaitu sinonim, antonim, homonim, polisemi, homofon, homograf, hiponim dan hipernim. Fungsi diksi antara lain untuk menciptakan komunikasi yang efe
Dokumen tersebut membahas tentang diksi dan makna kata. Diksi diartikan sebagai pilihan kata pengarang untuk menggambarkan cerita dengan memperhatikan dua hal, yakni makna kata dan relasi antar makna. Makna kata terbagi menjadi beberapa kelompok seperti makna leksikal, gramatikal, referensial, dan lainnya. Relasi makna meliputi hubungan antonim, sinonim, hiponim, dan sebagainya.
Dokumen tersebut membahas tentang makna dalam linguistik, terutama dalam bidang semantik. Secara ringkas, dibahas mengenai pengertian makna, jenis-jenis makna seperti makna leksikal, gramatikal, dan kontekstual, serta relasi antara tanda bahasa dan konsep yang dimaksud.
Makna dapat dibedakan menjadi tiga jenis berdasarkan semantiknya, yaitu makna leksikal, gramatikal, dan kontekstual. Makna leksikal adalah makna dasar suatu kata, makna gramatikal dipengaruhi proses gramatika, dan makna kontekstual dipengaruhi oleh situasi penggunaan kata.
Teks membahas tentang pengertian kata, makna kata, bentuk kata, dan diksi. Kata adalah satuan bahasa terkecil yang memiliki arti, sedangkan makna kata terdiri dari makna leksikal, gramatikal, denotasi dan konotasi. Bentuk kata dapat berupa kata berimbuhan akibat proses afiksasi atau kata ulang akibat reduplikasi. Pemilihan kata yang tepat disebut diksi."
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian semantik dan jenis-jenisnya. Semantik adalah ilmu yang mempelajari makna dalam bahasa, terutama hubungan antara tanda bahasa dengan makna. Terdapat beberapa jenis semantik seperti semantik leksikal yang mempelajari makna kata, semantik gramatikal yang mempelajari makna dalam tataran gramatika, dan semantik kontekstual yang mempelajari perubahan makna
Diksi merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara untuk menyampaikan maksud tertentu. Diksi meliputi penggunaan kata yang tepat sesuai konteks sosial, intonasi, dan karakterisasi. Analisis diksi melihat dampak pemilihan kata terhadap makna dan tata bahasa. Diksi harus sesuai dengan audiens dan situasi untuk mencapai komunikasi yang efektif.
Diksi adalah pemilihan kata yang tepat untuk menyampaikan gagasan dengan efek tertentu. Diksi melibatkan penguasaan kosakata yang luas dan kemampuan membedakan nuansa makna kata sesuai konteks. Syarat pemilihan kata meliputi makna, tingkat khusus/umum, konkrit/abstrak, sinonim, ilmiah/populer.
Diksi adalah pemilihan kata yang tepat untuk menyampaikan gagasan dengan efek tertentu. Diksi melibatkan kemampuan membedakan nuansa makna gagasan dan menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi. Pemilihan kata harus memenuhi ketepatan makna, kesesuaian konteks, dan penguasaan kosakata.
Analisis simantik, lesikal, dan sintaksis Alkitab Perjanjian Lama membantu memahami makna teks dengan lebih mendalam. Metode yang dijelaskan meliputi mengenali bentuk sastra, struktur teks, hubungan antar kata, makna kata secara individu, dan sintaksis. Perikop paralel juga membantu menentukan makna kata yang kabur.
Dokumen tersebut membahas tentang semantik dan peristilahan bahasa Melayu. Secara ringkas, semantik adalah kajian makna kata dan ayat, yang melibatkan makna leksikal, makna dalam konteks kalimat, serta hubungan antara semantik dengan disiplin ilmu lain seperti falsafah, psikologi, antropologi, dan sastra.
Dokumen tersebut membahas mengenai pentingnya ilmu semantik bagi guru bahasa Melayu dan menjelaskan beberapa aspek makna yang perlu diketahui, yaitu: (1) makna leksikal, gramatikal, kontekstual, dan referensial yang membentuk makna kata, (2) hubungan semantik dengan disiplin ilmu lain seperti falsafah, psikologi, antropologi, dan sejarah, serta (3) pentingnya memahami as
Tajuk 7 membahasikan tiga bidang struktur linguistik yaitu semantik, pragmatik, dan analisis wacana. Semantik mengkaji makna, pragmatik mengkaji penggunaan bahasa dalam konteks komunikasi, dan analisis wacana mengkaji bahasa pada tingkat yang lebih besar dari kalimat.
Tajuk 7 membahasikan tiga bidang struktur linguistik yaitu semantik, pragmatik, dan analisis wacana. Semantik mengkaji makna, pragmatik mengkaji penggunaan bahasa dalam konteks komunikasi, dan analisis wacana mengkaji bahasa pada tingkat yang lebih besar dari kalimat.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian diksi sebagai pilihan kata yang tepat untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu. Dibahas pula jenis-jenis makna kata, faktor yang mempengaruhi ketepatan diksi, serta kesimpulan bahwa kreativitas dalam memilih kata merupakan k
Semantik leksikal menyangkut makna kata dan leksem. Bidang ini mempelajari makna leksikal, referensi, denotasi, konotasi, analisis ekstensi dan intensi, komponensial, pemakaian kanonik dan nonkanonik, serta hubungan antar kata seperti sinonim, antonim, homonim, dan hiponim.
Pendidikan inklusif merupakan sistem pendidikan yang
memberikan akses kepada semua peserta didik yang
memiliki kelainan, bakat istimewa,maupun potensi tertentu
untuk mengikuti pendidikan maupun pembelajaran dalam
satu lingkungan pendidikan yang sama dengan peserta didik
umumlainya
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1Arumdwikinasih
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodasi dari semua perbedaan murid, terbuka untuk semua dan memberikan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh setiap individu.kelas 1 ........
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Tugas tik
1. i
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu
menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas TIK.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi.
Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain
berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan guru, sehingga kendala-kendala yang kami
hadapi teratasi.
Makalah ini disusun untuk melaksanakan tugas kami sebagai mahasiswa dalam
mengerjakan tugas yang diberikan dosen. Makalah ini di susun oleh kami dengan
berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri kami maupun yang datang dari luar.
Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya
makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para pelajar. Penulis sadar bahwa
makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh kerena itu
penulis harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini
Bogor, April 2018
Penyusun
2. ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................................... iI
A.HAKIKAT
MAKNA........................................................................................................................
1
B. JENIS
MAKNA........................................................................................................................
2
C. RELASI
MAKNA........................................................................................................................
5
D. PERGESERAN
MAKNA........................................................................................................................
8
PENUTUP ..................................................................................................................... 18
A.
KESIMPULAN................................................................................................................
18
B.
SARAN .........................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 19
4. 1
PEMBAHASAN
A. Hakikat Makna
Menurut teori yang dikembangkan dari pandangan Ferdinand de
Saussure, makna adalah ’pengertian’ atau ’konsep’ yang dimiliki atau terdapat
pada sebuah tanda-linguistik. Menurut de Saussure, setiap tanda linguistik
terdiri dari dua unsur, yaitu (1) yang diartikan (Perancis: signifie,
Inggris: signified) dan (2) yang mengartikan (Perancis: signifiant,
Inggris: signifier). Yang diartikan (signifie, signified) sebenarnya tidak lain dari
pada konsep atau makna dari sesuatu tanda-bunyi. Sedangkan yang
mengartikan (signifiant atau signifier) adalah bunyi-bunyi yang terbentuk dari
fonem-fonem bahasa yang bersangkutan. Dengan kata lain, setiap tanda-
linguistik terdiri dari unsur bunyi dan unsur makna. Kedua unsur ini adalah
unsur dalam-bahasa(intralingual) yang biasanya merujuk atau mengacu
kepada sesuatu referen yang merupakan unsur luar-bahasa (ekstralingual).
Yang menandai (intralingual) yang ditandai (ekstralingual)1
Dalam bidang semantik istilah yang biasa digunakan untuk tanda-
linguistik itu adalah leksem, yang lazim didefinisikan sebagai kata atau frase
yang merupakan satuan bermakna (Harimurti, 1982:98). Sedangkan istilah
kata,yang lazim didefinisikan sebagai satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri
yang dapat terjadi dari morfem tunggal atau gabungan morfem (Harimurti,
1982:76) adalah istilah dalam bidang gramatika. Dalam hal ini kedua istilah itu
dianggap memiliki pengertian yang sama.
Yang perlu dipahami adalah tidak semua kata atau leksem itu
mempunyai acuan konkret di dunia nyata. Misalnya leksem seperti agama,
cinta, kebudayaan, dan keadilan tidak dapat ditampilkan referennya secara
konkret. Di dalam penggunaannya dalam pertuturan, yang nyata makna kata
1 2. Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta:Rineka Cipta.
5. 2
atau leksem itu seringkali, dan mungkin juga biasanya, terlepas dari pengertian
atau konsep dasarnya dan juga dari acuannya. Misal kata buaya dalam kalimat
(1).
(1). Dasar buaya, ibunya sendiri ditipunya.
Oleh karena itu, kita baru dapat menentukan makna sebuah kata apabila
kata itu sudah berada dalam konteks kalimatnya. Makna sebuah kalimat baru
dapat ditentukan apabila kalimat itu berada di dalam konteks wacananya atau
konteks situasinya. Contoh, seorang setelah memeriksa buku rapor anaknya dan
melihat angka-angka dalam buku rapor itu banyak yang merah, berkata kepada
anaknya dengan nada memuji.
(2). ”Rapormu bagus sekali, Nak!”
Jelas, dia tidak bermaksud memuji walaupun nadanya memuji. Dengan
kalimat itu dia sebenarnya bermaksud menegur atau mungkin mengejek
anaknya itu.
B. Jenis Makna
Menurut Chaer (1994), makna dapat dibedakan berdasarkan beberapa
kriteria dan sudut pandang. Berdasarkan jenis semantiknya, dapat dibedakan
antara makna leksikal dan makna gramatikal, berdasarkan ada atau tidaknya
referen pada sebuah kata atau leksem dapat dibedakan adanya makna
referensial dan makna nonreferensial, berdasarkan ada tidaknya nilai rasa pada
sebuah kata/leksem dapat dibedakan adanya makna denotatif dan makna
konotatif, berdasarkan ketepatan maknanya dikenal makna kata dan makna
istilah atau makna umum dan makna khusus. Lalu berdasarkan kriteri lain atau
sudut pandang lain dapat disebutkan adanya makna-makna asosiatif,
konseptual, idiomatik, pribahasa, kias dan sebagainya.
a. Makna Leksikal dan Makna Gramatikal
Leksikal adalah bentuk adjektif yang diturunkan dari bentuk nomina
leksikon. Satuan dari leksikon adalah leksem, yaitu satuan bentuk bahasa
6. 3
yang bermakna. Kalau leksikon kita samakan dengan kosakata atau
perbendaharaan kata, maka leksem dapat kita persamakan dengan kata.
Dengan demikian, makna leksikal dapat diartikan sebagai makna yang
bersifat leksikon, bersifat leksem, atau bersifat kata. Lalu, karena itu, dapat
pula dikatakan makna leksikal adalah makna yang sesuai dengan
referennya, makna yang sesuai dengan hasil observasi alat indera, atau
makna yang sungguh-sungguh nyata dalam kehidupan kita (Chaer, 1994).
Umpamanya kata tikus makna leksikalnya adalah sebangsa binatang
pengerat yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit tifus. Makna ini
tampak jelas dalam kalimat Tikus itu mati diterkam kucing, atau Panen kali
ini gagal akibat serangan hama tikus.
Makna leksikal biasanya dipertentangkan dengan makna gramatikal.
Kalau makna leksikal berkenaan dengan makna leksem atau kata yang
sesuai dengan referennya, maka makna gramatikal ini adalah makna yang
hadir sebagai akibat adanya proses gramatika seperti proses afiksasi, proses
reduplikasi, dan proses komposisi (Chaer, 1994). Proses afiksasi awalan ter-
pada kata angkat dalam kalimat Batu seberat itu terangkat juga oleh adik,
melahirkan makna ’dapat’, dan dalam kalimat Ketika balok itu ditarik,
papan itu terangkat ke atas melahirkan makna gramatikal ’tidak sengaja’.
b. Makna Referensial dan Nonreferensial
Perbedaan makna referensial dan makna nonreferensial berdasarkan
ada tidak adanya referen dari kata-kata itu. Bila kata-kata itu mempunyai
referen, yaitu sesuatu di luar bahasa yang diacu oleh kata itu, maka kata
tersebut disebut kata bermakna referensial. Kalau kata-kata itu tidak
mempunyai referen, maka kata itu disebut kata bermakna nonreferensial.
Kata mejatermasuk kata yang bermakna referensial karena mempunyai
referen, yaitu sejenis perabot rumah tangga yang disebut ’meja’. Sebaliknya
kata karena tidak mempunyai referen, jadi katakarena termasuk kata yang
bermakna nonreferensial.
7. 4
c. Makna Denotatif dan Konotatif
Makna denotatif pada dasarnya sama dengan makna referensial
sebab makna denotatif lazim diberi penjelasan sebagai makna yang sesuai
dengan hasil observasi menurut penglihatan, penciuman, pendengaran,
perasaan, atau pengalaman lainnya. Jadi, makna denotatif ini menyangkut
informasi-informasi faktual objektif. Oleh karena itu, makna denotasi
sering disebut sebagai ’makna sebenarnya’(Chaer, 1994). Umpama
kata perempuan dan wanita kedua kata itu mempunyai dua makna yang
sama, yaitu ’manusia dewasa bukan laki-laki’2.
Sebuah kata disebut mempunyai makna konotatif apabila kata itu
mempunyai ”nilai rasa”, baik positif maupun negatif. Jika tidak memiliki
nilai rasa maka dikatakan tidak memiliki konotasi. Tetapi dapat juga disebut
berkonotasi netral. Makna konotatif dapat juga berubah dari waktu ke
waktu. Misalnya kata ceramah dulu kata ini berkonotasi negatif karena
berarti ’cerewet’, tetapi sekarang konotasinya positif.
d. Makna Kata dan Makna Istilah
Setiap kata atau leksem memiliki makna, namun dalam
penggunaannya makna kata itu baru menjadi jelas kalau kata itu sudah
berada di dalam konteks kalimatnya atau konteks situasinya. Berbeda
dengan kata, istilah mempunyai makna yang jelas, yang pasti, yang tidak
meragukan, meskipun tanpa konteks kalimat. Oleh karena itu sering
dikatakan bahwa istilah itu bebas konteks. Hanya perlu diingat bahwa
sebuah istilah hanya digunakan pada bidang keilmuan atau kegiatan
tertentu. Perbedaan antara makna kata dan istilah dapat dilihat dari contoh
berikut:
(1) Tangannya luka kena pecahan kaca.
2 Makna denotative adalah makna asli dari sebuah kata dasar.
8. 5
(2) Lengannya luka kena pecahan kaca.
Kata tangan dan lengan pada kedua kalimat di atas adalah
bersinonim atau bermakna sama. Namun dalam bidang kedokteran kedua
kata itu memiliki makna yang berbeda. Tangan bermakna bagian dari
pergelangan sampai ke jari tangan; sedangkan lengan adalah bagian dari
pergelangan sampai ke pangkal bahu.
e. Makna Konseptual dan Makna Asosiatif
Leech (1976) membagi makna menjadi makna konseptual dan
makna asosiatif. Yang dimaksud dengan makna konseptual adalah makna
yang dimiliki oleh sebuah leksem terlepas dari konteks atau asosiasi apa
pun. Kata kuda memiliki makna konseptual ’sejenis binatang berkaki empat
yang biasa dikendarai’. Jadi makna konseptual sesungguhnya sama saja
dengan makna leksikal, makna denotatif, dan makna referensial.
Makna asosiatif adalah makna yang dimiliki sebuah leksem atau
kata berkenaan dengan adanya hubungan kata itu dengan sesuatu yang
berada di luar bahasa. Misalnya, kata melatiberasosiasi dengan sesuatu
yang suci atau kesucian.
f. Makna Idiomatikal dan Peribahasa
Idiomatikal adalah satuan ujaran yang maknanya tidak
dapat ”diramalkan” dari makna unsur-unsurnya, baik secara leksikal
maupun secara gramatikal. Contoh dari idiom adalah bentukmembanting
tulang dengan makna ’bekerja keras’, meja hijau dengan
makna ’pengadilan’.
Berbeda dengan idiom, peribahasa memiliki makna yang masih
dapat ditelusuri atau dilacak dari makna unsur-unsurnya karena
adanya ”asosiasi” antara makna asli dengan maknanya sebagai peribahasa.
Umpamanya peribahasa Seperti anjing dengan kucing yang
9. 6
bermakna ’dikatakan ihwal dua orang yang tidak pernah akur’. Makna ini
memiliki asosiasi, bahwa binatang yang namanya anjing dan kucing jika
berdua memang selalu berkelahi, tidak pernah damai.
g. Makna Kias
Dalam kehidupan sehari-hari, penggunaan istilah arti kiasan
digunakan sebagai oposisi dari arti sebenarnya. Oleh karena itu, semua
bentuk bahasa (baik kata, frase, atau kalimat) yang tidak merujuk pada arti
sebenarnya (arti leksikal, arti konseptual, atau arti denotatif) disebut
mempunyai arti kiasan. Jadi, bentuk-bentuk seperti puteri malam dalam
arti ’bulan’, raja siang dalam arti ’matahari’.
C. Relasi Makna
Disebut relasi makna. Relasi makna dapat berwujud macam-macam.
Berikut ini diuraikan beberapa wujud relasi makna. Secara semantik Verhaar
(1978) mendefinisikan sinonimi sebagai ungkapan (bisa berupa kata, frase, atau
kalimat) yang maknanuya kurang lebih sama dengan makna ungkapan lain.
Umpamanya kata buruk dan jelek adalah du buah kata yang bersinonim; bunga,
kembang, dan puspa adalah tiga kata yang yang bersinonim. Hubungan makna
antara dua buah kata yang bersinonim bersifat dua arah. Namun, dua buah kata
yang bersinonim itu; kesamaannya tidak seratus persen, hanya kurang lebih
saja. Kesamaannya tidak bersifat mutlak.3
a. Antonimi dan Oposisi
3 4. Kushartanti,Untung Yuwono, dan Multamia RMT Lauder. 2005. Pesona Bahasa Langkah
Awal Memahami Linguistik.Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama.
10. 7
Secara semantik Verhaar (1978) mendefenisikan antonimi sebagai
Ungkapan (biasanya berupa kata, tetapi dapat pula dalam bentuk frase atau
kalimat) yang maknanya dianggap kebalikan dari makna ungkapan lain.
Misalnya kata bagus yang berantonimi dengan kata buruk;
kata besar berantonimi dengan kata kecil.
Sama halnya dengan sinonim, antonim pun tidak bersifat mutlak. Itulah
sebabnya dalam batasan di atas, Verhaar menyatakan ”…yang maknanya
dianggap kebalikan dari makna ungkapan lain” Jadi, hanya dianggap
kebalikan. Bukan mutlak berlawanan.
Sehubungan dengan ini banyak pula yang menyebutnya oposisi makna.
Dengan istilah oposisi, maka bisa tercakup dari konsep yang betul-betul
berlawanan sampai kepada yang bersifat kontras saja. Kata hidup dan mati,
mungkin bisa menjadi contoh yang berlawanan;
tetapi hitam dan putih mungkin merupakan contoh yang hanya berkontras.
b. Homonim, Homofon, dan Homograf
Homonim adalah ‘relasi makna antar kata yang ditulis sama atau
dilafalkan sama, tetapi maknanya berbeda’. Kata-kata yang ditulis sama
tetapi maknanya berbeda disebut homograf, sedangkan yang dilafalkan
sama tetapi berbeda makna disebut homofon. Contoh homograf adalah kata
tahu (makanan) yang berhomograf dengan kata tahu (paham), sedang kata
masa (waktu) berhomofoni dengan massa (jumlah besar yang menjadi satu
kesatuan).
c. Hipernim dan Hiponim
Hipernim adalah kata atau frase yang mewakilkan banyak kata yang
termasuk di dalamnya. Hipernim atau kata umum dapat juga dikatakan
sebagai kata yang mengelompokan banyak kata. Seperti kata "binatang"
yang memiliki cakupan yang luas seperti misalnya "ikan, burung, gajah,
amfibi". Intinya hipernim adalah kata yang mewakilkan banyak kata.
11. 8
Hiponim adalah kata atau frase yang terdapat di dalam cakupan
hipernim. Cakupan dari hiponim dapat dikatakan lebih sempit dan objektif.
Seperti misalnya kata "apel, jeruk, anggur, semangka", kata-kata tersebut
memiliki hipernim "Buah" yang artinya semuah kata apel, jeruk, anggur dan
semangka merupakan bagian dari buah. Dengan kata lain, jika hipernim
adalah kata yang mewakili berarti hiponim adalah kata atau frase yang
terwakili.
d. Polisemi
Polisemi lazim diartikan sebagai satuan bahasa (terutama kata, bisa
juga frase) yang memiliki makna lebih dari satu. Umpamanya kata kepala
dalam bahasa Indonesia memiliki makna (1) bagian tubuh dari leher ke atas;
(2) bagian dari suatu yang terletak disebelah atas atau depan merupakan hal
yang penting atau terutama seperti pada kepala susu, kepala meja,
dankepala kereta api; (3) bagian dari suatu yang berbentuk bulat seperti
kepala, seperti pada kepala paku dan kepala jarum; (4) pemimpin atau
ketua seperti pada kepala sekolah, kepalakantor, dan kepala stasiun; (5)
jiwa atau orang seperti dalam kalimat Setiap kepala menerima bantuan Rp
5000,-.; dan (6) akal budi seperti dalam kalimat, Badannya besar tetapi
kepalanya kosong.
e. Ambiguitas
Ambiguitas atau ketaksaab sering diartikan sebagai kata yang
bermakna ganda atau mendua arti. Kegandaan makna dalam ambiguitas
berasal dari satuan gramatikal yang lebih besar, yaitu frase atau kalimat dan
terjadi sebagai akibat penafsiran struktur gramatikal yang berbeda.
Umpamanya frase buku sejarah baru dapat ditafsirkan sebagai (1) buku
sejarah itu baru terbit, (2) buku itu berisi sejarah zaman baru.
f. Redundansi
12. 9
Istilah redundansi sering diartikan sebagai ’berlebih-lebihan
pemakaian unsur segmental dalam suatu bentuk ujaran’. Umpamanya
kalimat Bola ditendang Si Badrih, maknanya tidak akan berubah bila
dikatakan Bola ditendang oleh Si Badrih. Pemakaian kata oleh pada kalimat
kedua dianggap sebagai sesuatu yang redundansi, yang berlebih-lebihan
dan sebenarnya tidak perlu.
g. Meronimi
Meronimi adalah ’relasi makna yang memiliki kemiripan dengan
hiponimi karena relasi maknanya bersifat hierarkis, namun tidak
menyiratkan pelibatan searah, tetapi merupakan relasi makna bagian
dengan keseluruhan’. Contohnya adalah atap bermeronimi dengan rumah.
D. Pergeseran Makna
Setiap kata memiliki arti atau makna tersendiri. Akan tetapi tidak jarang
pula satu kata dapat mempunyai makna lebih dari satu ketika digunakan dalam
konteks kalimat yang berbeda. Dalam Bahasa Indonesia, hal semacam ini
dinamakan dengan pergeseran makna atau perubahan makna.
a. Penyebab Pergeseran Makna
Pergeseran makna diartikan sebagai suatu proses perubahan makna
pada suatu kata menjadi suatu makna baru. Pergeseran makna dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu:
Konteks kalimat, memiliki pengaruh terhadap pergeseran makna secara
kontekstual. Situasi ataupun kondisi penggunaan kata akan mempengaruhi
makna yang timbul.
Proses gramatikal, terdapat proses afiksasi atau reduplikasi dapat
menghasilkan makna baru yang berbeda dari makna sebelumnya.
13. 10
Perkembangan IPTEK, semakin berkembangnya zaman akan membuat
perubahan makna pada beberapa kata.
Perbedaan sosial budaya, latar sosial dan budaya berpengaruh terhadap
perbedaan makna dari suatu kata.
Perbedaan penafsiran, setiap orang dapat menafsirkan suatu kata dengan
makna yang berbeda-beda.
Proses asosiasi, persamaan sifat dari dua kata yang berbeda dapat
menimbulkan makna yang berbeda dari makna awal kata tersebut.
b. Jenis-Jenis Pergeseran Makna
Proses pergeseran makna dibagi menjadi beberapa jenis yaitu
pergeseran makna meluas, menyempit, membaik, memburuk, persamaan sifat,
dan pertukaran tanggapan. Berikut adalah penjelasan dari setiap jenisnya:
1. Meluas (Generalisasi)
Generalisasi adalah proses pergeseran makna yang
menyebabkan makna yang baru menjadi lebih luas jika dibandingkan
makna sebelumnya. Beberapa contoh kata yang mengalami pergeseran
makna generalisasi antara lain:
Kata Makna Dulu Makna Sekarang
Ibu Sebutan orang tua wanita
Sebutan wanita yang lebih
tua/dihormati
Kepala Bagian tubuh Ketua / Pemimpin
14. 11
Jurusan
Arah tujuan yang hendak
ditempuh
spesialisasi bidang pendidikan
Kata Kalimat Makna
Kakak
Rani merelakan warisannya untuk
kedua kakak perempuannya.
saudara sekandung
yang lebih tua
Jika ada materi yang belum jelas kalian dapat
bertanya pada kakak senior di kampus ini.
orang yang lebih tua
Kemudi
Ayah memegang kemudi mobil secara hati-
hati.
setir kendaraan
Kemudi pemerintahan harus dipegang oleh
orang jujur.
kepemimpinan
Benih
Ibu menyebar benih cabai dan kacang-
kacangan di halaman belakang.
bibit tumbuhan
Pertengkaran ini menjadi benih perceraian
kami.
penyebab, awal mula
2. Menyempit (Spesialisasi)
Spesialisasi adalah proses pergeseran makna yang menyebabkan
makna yang baru menjadi lebih sempit jika dibandingkan makna
sebelumnya. Beberapa contoh kata yang mengalami pergeseran makna
spesialisasi antara lain:
15. 12
Kata Makna Dulu Makna Sekarang
Sarjana Orang yang pandai Orang yang lulus strata-1
Madrasah Sekolah Sekolah berasas Islam
Guru mengajarkan sesuatu pengajar di sekolah
Kata Kalimat Makna
Bau
Aneka bunga ini menghasilkan bau yang beraneka
ragam pula.
semua jenis
wangi-wangian
Bau sekali bajumu ini!
bau/aroma
tidak enak
Pembantu
Semua orang dapat berpartisipasi
sebagai pembantu pembangunan Masjid An Nur.
semua orang
yang
membantu
Sekarang sedang marak berita
tentang pembantu yang disiksa majikannya.
asisten rumah
tangga
Motor
Nelayan membutuhkan motor untuk
mempermudah menggerakkan kapal mereka.
alat penggerak
Kakak minta dibelikan motor oleh ayah. sepeda motor
3. Membaik (Ameliorasi)
16. 13
Ameliorasi adalah proses pergeseran makna yang menyebabkan
makna yang baru dirasakan lebih baik atau lebih tinggi jika
dibandingkan makna sebelumnya. Beberapa contoh kata yang
mengalami pergeseran makna ameliorasi antara lain:
Kata Dulu Kata Sekarang
Buta Tuna netra
Perempuan Wanita
Beranak Melahirkan
Kata Kalimat
Perempuan – Wanita
Perempuan harus berani memperjuangkan hak-
haknya.
Wanita harus berani memperjuangkan hak-haknya.
Bui – Lembaga
Permasyarakatan
Setelah bebas dari bui, mantan narapidana masih harus
mendapat sanksi dari masyarakat.
Setelah bebas dari lembaga permasyarakatan, mantan
narapidana masih harus mendapat sanksi dari
masyarakat.
Pelacur – Wanita Tuna
Susila
Keputusannya menjadi pelacur murni karena kondisi
ekonomi keluarganya.
17. 14
Keputusannya menjadi wanita tuna susila murni
karena kondisi ekonomi keluarganya.
4. Memburuk (Peyorasi)
Peyorasi adalah proses pergeseran makna yang menyebabkan
makna yang baru dirasakan lebih buruk atau lebih rendah jika
dibandingkan makna sebelumnya. Beberapa contoh kata yang
mengalami pergeseran makna peyorasi antara lain:
Kata Dulu Kata Sekarang
Pergi Kabur
Hamil Bunting
Sekelompok Gerombolan
Kata Kalimat
Meninggal –
Mati
Korban kecelakaan lalu lintas di palang pintu kereta api
dinyatakan meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit.
Korban kecelakaan lalu lintas di palang pintu kereta api
dinyatakan mati dalam perjalanan ke rumah sakit.
18. 15
Menikah –
Kawin
Randy memutuskan untuk menikah karena paksaan kedua
orangtuanya.
Randy memutuskan untuk kawin karena paksaan kedua
orangtuanya.
Talak – Cerai
Anto mengucapkan kata talak kepada istrinya karena sedang
marah besar.
19. 16
Anto mengucapkan kata cerai kepada istrinya karena sedang marah
besar.
5. Persamaan Sifat (Asosiasi)
Asosiasi adalah proses pergeseran makna secara kiasan. Berikut adalah beberapa contoh kata- yang
mengalami proses asosiasi:
Kata Makna sebenarnya Makna kiasan
Amplop Tempat surat Uang Sogokan
Kursi Tempat duduk Jabatan
Parasit Jenis tumbuhan Orang yang merugikan
Kata Kalimat Makna
Benalu
Pohon ini mati karena ada benalu yang
menumpang hidup.
tanaman pengganggu
20. 17
Tina tidak ingin menjadi benalu di rumah adiknya.
tidak memberikan
manfaat, pengacau
Menjamur
Nasi di rumah ibu sampai menjamur karena tidak
ada yang memakannya.
ditumbuhi jamur
Sekarang ini, handphone canggih sudah menjamur. ada di mana-mana
Mengocok
Adik membantu ibu mengocok telur yang akan
digoreng.
mengaduk
Lawakannya berhasil mengocok perut penonton.
membuat tertawa
terpingkal-pingkal
6. Pertukaran Tanggapan (Sinestesia)
Sinestesia adalah proses pergeseran makna yang berkaitan dengan konteks alat indera sebagai
penerimanya. Berikut adalah beberapa contoh kata yang mengalami proses sinestesia:
Kata Indera 1 Indera 2 Contoh Kalimat
21. 18
Manis Perasa Penglihatan Gadis desa itu manis sekali
Pedas Perasa Pendengaran Perkataannya sangat pedas di telinga
Sedap Perasa Pendengaran Suaranya sangat sedap di dengar
Kalimat Keterangan
Walaupun sudah berumur,
suara Vina masih empuk di
telinga.
Kata “empuk” sebenarnya berkaitan dengan indera peraba
yang berarti lunak, akan tetapi pada kalimat tersebut
berkaitan dengan indera pendengaran yang berarti merdu.
Masakan pertamamu
iniramai sekali rasanya.
Kata “ramai” sebenarnya berkaitan dengan indera
pendengaran yang berarti meriah, akan tetapi dalam kalimat
tersebut berkaitan dengan indera perasa yang berarti
bermacam-macam.
Leluconnya
terasa garingbagi kami.
Kata “garing” sebenarnya berkaitan dengan indera peraba
yang berarti renyah, akan tetapi dalam kalimat tersebut
berkaitan dengan indera pendengaran yang berarti tidak
menarik.
23. 20
PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
Karena bahasa itu digunakan untuk berbagai kegiatan dan keperluan
dalam kehidupan masyarakat, maka makna bahasa itupun menjadi bermacam-
macam bila dilihat dari segi atau pandangan yang berbeda. Kurang lebih ada
tiga belas jenis makna yang terdapat dalam penggunaan bahasa sehari-hari.
Kedua belas jenis makna tersebut adalah makna leksikal dan makna
gramatikal, makna referensial dan nonreferensial, makna denotatif dan
konotatif, makna kata dan istilah, makna konseptual dan asosiatif, makna
idiomatikal dan peribahasa, dan makna kias.
B. SARAN
Adapun saran yang dapat penyusun sampaikan yaitu kita sebagai calon
pendidik, harus selalu menggali potensi yang ada pada diri kita. Cara menggali
potensi dapat dilakukan salah satunya dengan cara mempelajari makalah ini.
Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat untuk kita ke depannya.
Amiinn.
24. 21
DAFTAR PUSTAKA
1. Cahyono, Bambang Yudi. 1994. Kristal-Kristal Ilmu Bahasa. Surabaya:
Airlangga University Press.
2. Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
3. Chaer, Abdul. 1994. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka
Cipta.
4. Kushartanti, Untung Yuwono, dan Multamia RMT Lauder. 2005. Pesona
Bahasa Langkah Awal Memahami Linguistik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
5. http://www.bimbelbahasaindonesia.com/2016/10/pengertian-hipernim-dan-
hiponim-beserta.html