2. Amanat UUD’45
Pasal 28H Ayat 1
“Setiap orang berhak untuk
hidup sejahtera lahir dan
batin, bertempat tinggal,
dan mendapatkan
lingkungan hidup yang baik
dan sehat, serta berhak
memperoleh pelayanan
kesehatan”
KONDISI :
• Sekitar 9,12% rumah tangga dari 64,1 juta rumah tangga di
Indonesia tinggal di dalam kondisi rumah yang tidak layak
huni
• Terdapat 38.431 Ha kawasan permukiman kumuh perkotaan
yang tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia
• Populasi perkotaan di Indonesia meningkat tajam antara
2000-2010, dari 7400 orang per kilometer persegi menjadi
9400 orang per kilometer persegi
• Diestimasikan 68% penduduk Indonesia akan tinggal di kota
pada tahun 2025
RPJMN
2015-2019
LATAR BELAKANG PROGRAM KOTAKU
4. Program Kota Tanpa
Kumuh (KOTAKU)
merupakan upaya
strategis Direktorat
Pengembangan Kawasan
Permukiman, Ditjen Cipta
Karya, dalam rangka
meningkatkan peran
masyarakat dan
memperkuat peran
Pemerintah Daerah dalam
percepatan penanganan
kawasan kumuh dan
mendukung gerakan 100-
0-100 di perkotaan pada
tahun 2016-2020.
Program Kota Tanpa
Kumuh (KOTAKU)
menggunakan sinergi
platform kolaborasi antara
Pemerintah Daerah dan
pemangku kepentingan
lainnya di Kabupaten/Kota
serta Pembangunan
Infrastruktur Berbasis
Masyarakat untuk
mempercepat
penanganan kumuh
perkotaan dan geraan
100-0-100 dalam rangka
mewujudkan permukiman
yang layak huni, produktif
dan berkelanjutan.
Tujuan dari Program
Kotaku (Kotaku)
Meningkatkan akses
terhadap infrastruktur dan
pelayanan dasar di
permukiman kumuh
perkotaan untuk
mendukung terwujudnya
permukiman perkotaan
yang layak huni, produktif
dan berkelanjutan.
PROGRAM KOTA TANPA KUMUH
5. 2016
Pemetaan Swadaya untuk
Profil Kumuh & Perencanaan
Partisipatif Penanganan
Kumuh
2017
Pelaksanaan Kegiatan
ND/PLPBK untuk Investasi
Infrastuktur Penanganan
Kumuh di 2.594 Kel/Desa
2021
Investasi Infrastruktur
Penanganan Kumuh di 100
Kota/Kab
Kegiatan Pengelolaan untuk
mencegah menjadi kumuh
kembaliLOKASI PENANGANAN
KUMUH/PENINGKATAN KUALITAS
2016
Pemetaan Swadaya &
Perencanaan Partisipatif
2021
Pelaksanaan Kegiatan
Kolaborasi Kota di 153
Kota/Kab
Kegiatan Infrastruktur
Pencegahan (Sustainable
Livelihood) di 8.473 Kel/Desa
LOKASI PENCEGAHAN KUMUH
RUANG LINGKUP PROGRAM
6. WILAYAH 1 - IDB
Provinsi : 15
Kabupaten/Kota : 116
Kel/Desa : 4.924
Kawasan Kumuh (Ha) : 11.515
NSUP – KOTAKU
Provinsi : 34
Kabupaten/Kota : 269
Kel/Desa : 11.067
Kawasan Kumuh
(Ha)
: 23.656
PETA SEBARAN LOKASI KUMUH NSUP
TOTAL = 23.656 HEKTAR
WILAYAH 2- WB
Provinsi : 19
Kabupaten/Kota : 153
Kel/Desa : 6.143
Kawasan Kumuh
(Ha)
: 12.141
PETA SEBARAN LOKASI KUMUH
9. Sejarah TULUNGAGUNG
Nama Tulungagung berasal
TOELOENG dan AGOENG yang
memiliki makna MATA AIR BESAR.
Menurut sejarah awalnya adalah
Kadipaten NGRAWA yang dipimpin
oleh Kyai Ngabehi Mangundirono yang
dikenal sejak tahun 1194 Masehi
dengan adanya prasasti KEMULAN.
Kemudian pusat pemerintahan
dipindah di sebelah timur sungai pada
tahun 1824 Masehi ketika dipimpin
oleh KRT Pringgdiningrat Bupati
Ngrawa IV dan dikenal dengan nama
TOELOENGAGOENG, kemudian pada
1 April 1901 dibawah pimpinan Bupati
RT. Partowijoyo dirubah dengan nama
TULUNGAGUNG hingga saat ini.
Menurut legenda banyak sejarah mataram yang terjadi di Kabupaten Tulungagung
diantaranya :
1. Prasasti Lawadan sebagai salah satu bukti pendirian Kabupaten Tulungagung
2. Perjanjian Kalanbret tahun 1709 antara VOC dan Sri Pakubuwono 1
3. Perjanjian Gayatri tahun 1775
4. Prasasti Mula – Malurung
5. Wajakkensis
10. kota Tulungagung terkenal sebagai daerah banjir. Keadaan topografi kota ini
terletak di daerah cekungan yang merupakan wilayah terjadinya genangan tiap kali
hujan. Genangan yang terjadi di wilayah kota ini bahkan merupakan yang terluas
disepanjang aliran sungai Brantas. Kondisi seperti itu membuat keadaan kota setiap
kali terjadi hujan bagaikan “kedung”. Usaha penanganan mulai dilakukan pada
tahun 1899, kemudian Tahun 1939 Berdasarkan rencana yang dibuat oleh H.
Vlughter seorang ahli keairan dari Belanda. Sebagai penanganan langkah yang
ditempuh adalah dengan mengalirkan air kali Ngasinan dan Kali Tawing, sebagian ke
Rawa Bening dan Gesikan sebagian lagi ke Kali Brantas. Pada tahun 1955 terjadi
banjir terbesar yang akhirnya memaksa perubahan rencana penanganan yang telah
dilakukan. Dengan dibangunlah Parit Raya serta parit Agung, pintu Air Tulungagung
serta terowongan Tulungagung Selatan I & II yang mampu mengalirkan air banjir
dengan debit mencapai 1136 meter kubik perdetik. bangunan yang sudah ada
sejak jaman Jepang, itu disebut Terowongan Neyama lebar 30m panjang 20m dan
terowongan sepanjang 850 m. Kapasitas terowongan ini mampu mengalirkan air
sebesar 7 meter kubik tiap detiknya.
11. Adanya bangunan tersebut mampu menyusutkan luas daerah
genangan dari sekitar 28.000 Ha menjadi 13.600 Ha.
Kemudian dengan Adanya permintaan dari warga untuk
mengeringkan rawa Gesikan membuat daerah genangan terus
berkurang. Sebagai akibat pengeringan daerah yang dulunya
terkena banjir tahunan ganti mengalami kekeringan. Daerah
disebelah Timur yang dapat dialiri oleh parit Agung tidak
bermasalah, tapi daerah sebelah Barat masih tetap kering.
Sebagai penanganan masalah tersebut dibangunlah
Bendungan Wonorejo, dengan tujuan diantaranya
menghilangakan genangan dibagian Kali Song dan Kali
Gondang. Selain itu juga memperbesar kapsitas Parit Raya
dan pembangunan Dam Kampak pada kali Tawing. Yang
kemudian dilanjutkan pembuatan Dam Bagong di kali Bagong
sebagai penampung dan pengendali banjir dan Dam Tugu.
12. “Terwujudnya ruang wilayah Kabupaten Tulungagung sebagai sentra pertanian yang
unggul dan berdaya saing”
MEWUJUDKAN MASYARAKAT TULUNGAGUNG YANG MULYO LAN TINOTO
VISI RTRW Kabupaten Tulungagung Tahun 2012 - 20132
VISI RPJMD Kabupaten Tulungagung Tahun 2014-2018
“Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Tulungagung Melalui Peningkatan
Sumberdaya Manusia Yang Profesional Berdasarkan Iman dan Taqwa”
“Pembangunan Kabupaten Tulungagung yang, Mandiri, dan
Berdaya Saing”
VISI SPPIP Kabupaten Tulungagung Tahun 2012 - 2032
VISI KOTA TULUNGAGUNG
13. Terdiri dari 19 Kecamatan, 257
Desa dan 14 Kelurahan,
Luas wilayah : 1.055,65 Km2
Penggunaan lahan terbesar di Kabupaten Tulungagung yaitu Permukiman, sebesar 48% (8.448 Ha.)
Sedangkan untuk kegiatan Perekonomian menggunakan tempat yang cukup luas yaitu berkisar 35% dari
luas lahan
GAMBARAN UMUM KABUPATEN TULUNGAGUNG
Batas Wilayah :
1. Utara : Kabupaten Kediri
2. Selatan : Samudra Indonesia
3. Barat : Kabupaten Trenggalek
4. Timur : Kabupaten Blitar
Letak geografis antara 111o
43’ – 112o
07’ Bujur Timur dan antara 7o
51’ –
8o18’ Lintang Selatan
14. Letak Geografis dan Administratif
KABUPATEN TULUNGAGUNG
Luas Wilayah
1.055.65 km2
GAMBARAN UMUM KABUPATEN TULUNGAGUNG
Batas Wilayah :
1. Utara : Kabupaten Kediri
2. Selatan : Samudra Indonesia
3. Barat : Kabupaten Trenggalek
4. Timur : Kabupaten Blitar
19 Kecamatan 257 Desa
Letak Geografis
111°43 - 112°07 BT
7° 51° - 8°18 LS
Jumlah Penduduk
1.021.181
Kepadatan
967 Jiwa/km2
497.689
Jiwa
523.492
Jiwa
14 Kelurahan
Berdasarkan elevasi /topografi (ketinggian dari permukaan
laut), dataran di Kabupaten Tulungagung terdiri dari:
0 m - 499 m = 94,83 %
500 m - 700 m = 4,06 %
700 m keatas = 1,11 %
15.
16. GAMBARAN UMUM LOKASI KOTAKU
E
Desa
E
luas
E Permukiman E
PPD
Kepadatan
13 1,278 380.02 33,491 26 %
E
Desa
E
luas
E
Permukiman
E PPD Kepadatan
18
1.595 812.21 44,89 23 %
E
Desa
E
luas
E
Permukiman
E PPD Kepadatan
14 1,368 663.29 68,960 51 %
E
Desa
E
luas
E Permukim
an
E
PPD
Kepadatan
18 926.96 66.596 1,997 34%
E
Desa
E
luas
E
Permukiman
E PPD Kepadatan
19 1.313 615.09 37,417 29 %
17. STRUKTUR PELAYANAN KOTA
Perda No 11 /0212
tentang RTRW Kabupaten Tulungagung 2012 - 2032
No.
Fungsi Kawasan
Perkotaan dalam
RTRW
Kecamatan Tercakup Arahan Fungsi Kawasan
1 PPK KAUMAN
Permukiman dan Pertanian
serta merupakan jalur Lintas
Barat
2 PKL
TULUNGAGUNG
KEDUNGWARU
pemerintahan, pendidikan,
Kesehatan, Olah raga,
Perdagangan dan jasa
3 PKLp NGUNUT
pusat pengembangan kawasan
pertanian, peternakan,
perikanan dan industri,
perdagangan dan jasa
4 PPK BOYOLANGGU
18. Berdasarkan struktur ruang dalam RTRW kabupaten
Tulungagung meliputi :
a) Pengembangan dan pemantapan Perkotaan Tulungagung sebagai Pusat
Kegiatan Lokal (PKL) sekaligus berfungsi sebagai ibukota kabupaten;
b) Pengembangan perkotaan Pusat Kegiatan Lokal promosi(PKLp) yaitu
perkotaan Ngunut, Perkotaan Campurdarat dan Perkotaan Karangrejo;
c) Pengembangan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) antara lain di
Kecamatan Pucanglaban, Kalidawir, Tanggunggunung, Besuki,
Bandung, Pakel, Boyolangu, Rejotangan, Sumbergempol, Gondang,
Kauman, Ngantru, Pagerwojo dan Sendang.
d) Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) Desa Sumberejokulon, Kecamatan
Ngunut; Desa Bangoan, Kecamatan Kedungwaru; Desa Karangrejo,
Kecamatan Boyolangu; Desa Jatimulyo, Kecamatan Kauman
19. TATA RUANG
Dalam Tata
Ruang Bagian
Wilayah
Perkotaan (BWP)
Tulungagung
meliputi 3 (tiga)
wilayah
Kecamatan yakni
Kecamatan
Tulungagung,
Kedungwaru dan
Boyolangu
Sub BWP
SBWP- 1
Fungsi Kegiatan
• Pemerintahan
• Perkantoran
• Pendidikan
• Kesehatan
• Fasilitas umum
• Perdagangan dan
jasa Skala kota
dan regional
• Olahraga& RTH
• Industri kecil
• Permukiman
21. PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 19
TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN
PERMUKIMAN Pasal 5 (1) Lokasi pembangunan perumahan harus
sesuai dengan Rencana Tata Ruang yang berlaku, dengan kriteria
sebagai berikut: a. kriteria keamanan, dicapai dengan
mempertimbangkan bahwa lokasi tersebut bukan merupakan
kawasan lindung, kawasan lahan pertanian pangan berkelanjutan,
hutan produksi, daerah buangan limbah pabrik, daerah bebas
bangunan pada area bandara, daerah di bawah jaringan listrik
tegangan tinggi, daerah rawan bencana; b. kriteria kesehatan,
dicapai dengan mempertimbangkan bahwa lokasi tersebut bukan
daerah yang mempunyai pencemaran udara, pencemaran air
permukaan dan air tanah dalam yang berada di atas ambang batas;
c. kriteria kenyamanan, dicapai dengan kemudahan pencapaian
(aksesibilitas), kemudahan berkomunikasi (internal/eksternal,
langsung atau tidak langsung), kemudahan berkegiatan (prasarana
dan sarana lingkungan tersedia); d. kriteria
keindahan/keserasian/keteraturan (kompatibilitas), dicapai dengan
penghijauan, mempertahankan karakteristik topografi dan
lingkungan yang ada, misalnya tidak meratakan bukit, mengurug
seluruh rawa atau danau/situ/sungai/kali dan sebagainya; e. kriteria
fleksibilitas, dicapai dengan mempertimbangkan kemungkinan
pertumbuhan fisik/pemekaran lingkungan perumahan dikaitkan
dengan kondisi fisik lingkungan dan keterpaduan prasarana; f.
kriteria keterjangkauan jarak, dicapai dengan mempertimbangkan
jarak pencapaian ideal kemampuan orang berjalan kaki sebagai
pengguna lingkungan terhadap penempatan sarana dan prasarana-
utilitas lingkungan; dan 8 g. kriteria lingkungan berjati diri, dicapai
dengan mempertimbangkan keterkaitan dengan karakter sosial
budaya masyarakat setempat, terutama aspek kontekstual terhadap
lingkungan tradisional/lokal setempat. (2) Lokasi perencanaan
perumahan harus berada pada lahan yang jelas status
kepemilikannya, dan memenuhi persyaratan administratif, teknis
dan ekologis. (3) Lokasi perumahan dan permukiman harus
mempunyai akses dengan jalan umum yaitu suatu jalan dengan
lebar minimal 6 m sebagai jalan penghubung sehingga mampu
menampung kegiatan dalam perumahan dan permukiman.
22. NO KECAMATAN DESA/KEL LUAS
(KM2)
JML
PDDK
1 Tulungagung Sembung 0.57 5.248
2 Botoran 0.60 4.966
3 Kenayan 1.25 5.067
4 Kepatihan 1.91 7.371
5 Bago 1.54 9.418
6 Tamanan 0.88 3.370
7 Kutoanyar 1.15 5.343
8 Tertek 0.82 4.443
9 Kedungsuko 1.08 2.298
10 Kedungwaru Kedungwaru 0.90 6.147
11 Ketanon 2.35 9.104
12 Mangunsari 0.62 2.978
13 Boyolanggu Sobontoro 2.15 9.533
14 Gedangsewu 1.15 3.581
15 Moyoketen 1.66 3.478
16 Ngunut Ngunut 3.73 17.193
17 Kaliwunggu 1.75 4.161
LOKASI, ALOKASI, LUASAN KUMUH, DAN
KELURAHAN KUMUH JAWA TIMUR TH 2018
BERDASARKAN SK BUPATI NOMOR :
188.45/173/013//2015
23. JUMLAH KECAMATAN SASARAN
KOTAKU
Kabupaten Tulungagun Sasaran Kotaku
ada 4 Kecamatan
1. Kecamatan Tulungagung
2. Kecamatan Boyolangu
3. Kecamatan Kauman
4. Kecamatan Kedungwaru dan
5. Kecamatan Ngunut
KELURAHAN BDI PLPBK 2018
10 KEL/DESA
JUMLAH KELURAHAN SASARAN
KOTAKU
81 KELURAHAN/DESA
BDI TA. 2018
3,450 miliar
LUAS KUMUH KAB. TULUNGAGUNG
150,05 ha
LOKASI, ALOKASI, LUASAN KUMUH, DAN
KELURAHAN KUMUH JAWA TIMUR TAHUN 2018
24. Jumlah
bangunan tidak
memenuhi
persyaratan
teknis (Unit)
16.019
Panjang jalan
dengan
permukaan
rusak (meter)
374.022,46
Panjang jalan
dengan
permukaan
rusak (meter)
Panjang saluran
drainase rusak
(meter)
729.571
Jumlah KK tidak
terakses air
minum
berkualitas/aman
45.596
Jumlah KK tidak
terakses sistem
air limbah
standar teknis
21.759
Jumlah KK
dengan sistem
pengolahan
sampah tidak
sesuai standar
teknis
82.299
BASELINE KOTAKU KABUPATEN TULUNGAGUNG
PROPINSI JAWA TIMUR
25. BDI
Rp. 3.072.592.000,-
SWADAYA
Rp. 124.641.000,-
BDI
Rp. 347.408.000,-
SWADAYA
Rp. 19.141.000,-
JALAN
1.922,1 m
DRAINASE
3.941,4 m TOTAL
BDI:
Rp. 3.420.000.000,-
SWADAYA:
Rp. 143.782.000,-
INVESTASI INFRASTRUKTUR KOTAKU JAWA
TIMUR TA 2018
27. APBD Desa
94.663.403.000
APBN (Pusat)
54.938.427.550
APBD I (Provinsi)
10.575.333.550
APBD II (Kota/Kab)
64.783.632.324
BUMN/BUMD
Perguruan Tinggi
Swasta
Bank
LSM/NGO/
Organisasi
37.500.000
Swadaya
2.345.439.300
TOTAL
227.444.936.000
KOLABORASI PRORAM KOTAKU KAB. TULUNGAGUNG
29. Kota Surabaya Kota Probolinggo
Kab. Tulungagung Kab. Sidoarjo
Kab. Gresik Kota Malang
SK LUAS KUMUH (ha)
299,00
JUMLAH KAWASAN
4
LUASAN KUMUH KAWASAN (ha)
118,74
NAMA KAWASAN PRIORITAS
Kawasan Wonokusumo
dan Kenjeran
SK LUAS KUMUH (ha)
193,56
JUMLAH KAWASAN
3
LUASAN KUMUH KAWASAN (ha)
36,51
NAMA KAWASAN PRIORITAS
Kawasan Mayangan
SK LUAS KUMUH (ha)
150,05
JUMLAH KAWASAN
6
LUASAN KUMUH KAWASAN (ha)
42,66
NAMA KAWASAN PRIORITAS
Kawasan Kalingrowo
SK LUAS KUMUH (ha)
301,08
JUMLAH KAWASAN
4
LUASAN KUMUH KAWASAN (ha)
18,1
NAMA KAWASAN PRIORITAS
Lemah Putro
SK LUAS KUMUH (ha)
99,04
JUMLAH KAWASAN
2
LUASAN KUMUH KAWASAN (ha)
23,88
NAMA KAWASAN PRIORITAS
Kawasan Kota
SK LUAS KUMUH (ha)
555,59
JUMLAH KAWASAN
7
LUASAN KUMUH KAWASAN (ha)
78,15
NAMA KAWASAN PRIORITAS
Kawasan DAS Metro
dan Kali Kasin
SKALA KAWASAN JAWA TIMUR
31. Sebelum Revisi :
Luas Kawasan Kumuh adalah 150.05 Ha
Sesudah Revisi:
Luas Kawasan Kumuh adalah 150.05Ha
SK Bupati Nomor 188.45/232/013/2014 tentang Penetapan
Lokasi Kawasan Prioritas Infrastruktur Dasar di Kabupaten
Tulungagung
SK Bupati Nomor: 188.45/173/013/2015 tentang Penetapan Lokasi
Kawasan Prioritas Infrastruktur Dasar di Kabupaten Tulungagung
SK dan LUASAN SK KUMUH
32. SEBARAN CLUSTERING KAWASAN RIORITAS
Kawasan
KALING
Kawasan
KETAWA
Kawasan
BATAM
Kawasan KALI NGROWOKawasan KEKER
Kawasan
KALINGROWO
33. CLUSTER KAWASAN
CLUSTER KALING
(Kaliwunggu-Ngunut)
- Bantaran Sungai
Brantas
- Bantaran Rel KA
- Pusat Ibu Kota
Kecamatan
- Pusat Perdagangan
CLUSTER SOGEM
(Sobontoro-Gedangsewu-Moyoketen)
- Bantaran Rel KA Solo-
Surabaya
- Kumuh padat pusat-
pusat Kota
- Pintu masuk kota dari
arah Timur
CLUSTER KALI NGROWO
(Sembung-Botoran-Mangunsari-Kenayan)
- Bantaran Rel KA
- Bantaran Sungai Kalianyar
- Kumuh Perkampungan
CLUSTER KEKER
(Kedungsuko-Kutoanyar-Tertek)
- Perbatasan dengan
Kabupaten lain
- Perdagangan dan Jasa
(batik)
- Pintu masuk Kota
Surakarta dari arah
Barat
- Kumuh Padat
Perkotaan
33.6
2 Ha
42.6
6 Ha
5.8
Ha
20.5
Ha
CLUSTER Perdagangan &
Perkantoran
(Kedungwaru-Kenayan-Ketanon-Kepatihan)
- Bantaran Rel KA
- Dekat Pusat Perekonomian
- Perkampungan Padat
ditenggah Kota
38.29
Ha
CLUSTER BATAM
(Bago & Tamanan)
- Perkampungan Padat
Dekat Pusat
Perekonomian
9.18
Ha
35. ISU STRATEGIS
KABUPATEN
TULUNGAGUNG
1.LOKASI KALI
NGROWO TERMASUK
DALAM KAWASAN
PRIORITAS
PENGEMBANGAN
YAITU
PENGEMBANGAN
“WATER FRONT CITY”
SEKALIGUS SEBAGAI
IKON KABUPATEN
TULUNGAGUNG
2.PUSAT PELAYANAN
WILAYAH PERKOTAAN
3.HOME INDUSTRI
“KRUPUK RAMBAK”
4. MERUPAKAN
KAWASAN
PERDAGANGAN YANG
MERUPAKAN PUSAT
KEGIATAN EKONOMI
KABUPATEN
TULUNGAGUNG
NAMA KAWASAN KELURAHAN/DESA SKALA PRIORITAS
KENAYAN,
BOTORAN,
SEMBUNG,
MANGUNSARI
KEPATIHAN
KEPATIHAN
KEDUNGWARU
KETANON
TAMANAN
BAGO
NGUNUT
KALIWUNGU
SOBONTORO
GEDANGSEWU
MOYOKETEN
KEDUNGSUKO
KUTOANYAR
TERTEK
SOGEM
KEKER
PRIORITAS 3
PRIORITAS 4
PRIORITAS 5
PRIORITAS 2
PRIORITAS 1
PRIORITAS 1
FLAG 1
FLAG 2
KALI NGROWO
KETAWA
BATAM
KALING
36. ASPEK KRITERIA
KONDISI AWAL (BASELINE) KONDISI AKHIR
NUMERIK SATUAN
PROSEN
(%)
NILAI
NUMERI
K
SATUA
N
PROSE
N
NILAI
1. KONDISI BANGUNAN
GEDUNG
a. Ketidakteraturan Bangunan
407,00
Unit 26,43% 1
193,00
Unit 12,53% 0
b. Kepadatan Bangunan
-
Ha 0,00% 0
-
Ha 0,00% 0
c. Ketidaksesuaian dengan Persy Teknis
Bangunan 388,00
Unit 25,19% 1
299,00
Unit 19,42% 0
Rata-rata Kondisi Bangunan
Gedung
17,21% 0,00%
2. Kondisi Jalan Lingkungan
a. Cakupan Pelayanan Jalan Lingkungan
100,00
Meter 0,46% 0
-
Meter 0,00% 0
b. Kualitas Permukaan Jalan lingkungan
8.018,36
Meter 36,89% 1
951,56
Meter 4,38% 0
Rata-rata Kondisi Jalan
Lingkungan
18,45% 0,00%
3. Kondisi Penyediaan Air
Minum
a. Ketersediaan Akses Aman Air Minum
1.005,00
KK 53,17% 3
316,00
KK 16,72% 0
b. Tidak terpenuhinya Kebutuhan Air Minum
16,00
KK 0,85% 0
16,00
KK 0,85% 0
Rata-rata Kondisi Penyediaan
Air Minum
26,59% 0,00%
4. Kondisi Drainase Lingkungan
a. Ketidakmampuan Mengalirkan Limpasan Air
0,29
Ha 0,48% 0
0,29
Ha 0,48% 0
b. Ketidaktersediaan Drainase
3.898,00
Meter 25,52% 1
2.713,10
Meter 17,76% 0
c. Ketidakterhubungan dgn Sistem Drainase
Kota 1.945,00
Meter 12,73% 0
691,50
Meter 4,53% 0
d. Tidak terpeliharanya Drainase
6.408,50
Meter 41,96% 1
3.971,20
Meter 26,00% 1
e. Kualitas Konstruksi Drainase
3.317,50
Meter 21,72% 0
614,90
Meter 4,03% 0
37. ASPEK KRITERIA
KONDISI AWAL (BASELINE) KONDISI AKHIR
NUMERIK SATUAN
PROSEN
(%)
NILAI
NUMERI
K
SATUA
N
PROSE
N
NILAI
Rata-rata Kondisi Drainase
Lingkungan
13,50% 5,20%
5. Kondisi Pengelolaan Air
Limbah
a. Sistem Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai
Standar Teknis 65,00
KK 3,44% 0
65,00
KK 3,44% 0
b. Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air
Limbah Tidak Sesuai dengan Persyaratan
Teknis
49,00
KK 2,59% 0
49,00
KK 2,59% 0
Rata-rata Kondisi Penyediaan
Air Limbah
0,00% 0,00%
6. Kondisi Pengelolaan
Persampahan
a. Prasarana dan Sarana Persampahan Tidak
Sesuai dengan persyaratan Teknis 662,00
KK 35,03% 1
247,00
KK 13,07% 0
b. Sistem Pengelolaan Persampahan yang tidak
sesuai Standar Teknis 496,00
KK 26,24% 1
-
KK 0,00% 0
c. Tidakterpeliharanya Sarana dan Prasarana
Pengelolaan Persampahan 560,00
KK 29,63% 1
94,00
KK 4,97% 0
Rata-rata Kondisi Pengelolaan
Persampahan
30,30% 0,00%
7. Kondisi Proteksi Kebakaran
a. Ketidaktersediaan Prasarana Proteksi
Kebakaran 976,00
Unit 63,38% 3
43,00
Unit 2,79% 0
b. Ketidaktersediaan Sarana Proteksi
Kebakaran 1.540,00
Unit 100,00% 5
695,00
Unit 45,13% 1
Rata-rata Kondisi Proteksi
Kebakaran
81,69% 22,56%
TOTAL NILAI 19 TOTAL NILAI 2
TINGKAT
KEKUMUHAN
KUMU
H
RINGA
N
TINGKAT
KEKUMUHAN
TIDAK
KUMUH
38. Permasalahan drainase dan persampahan
Permasalahan Air Limbah
Kondisi jaringan
drainase
Permasalahan RTLH dan keteraturan bangunan
Kondisi jaringan jalan
Penyebab Umum Kumuh
● Terjadinya genangan
● Permukiman padat
Dampak
● Tumbuhnya Permukiman padat
● Bangunan tidak teratur
● Rawan Kebakaran
● Penurunan Kualitas Lingkungan
Penyebab Penurunan Kualitas Lingkungan
● Masalah persampahan
● Kurang kesadaran memelihara drainase à banyak sampah dan
limbah yang dibuang ke sistem drainase
● Sanitasi tidak sesuai persyaratan teknis (tidak memiliki
Septictank)
Karakteristik Pendudukà pekerja di sektor informal, seperti
pedagang/PKL/konveksi/, penjual makanan (warkop), dll
Prioritas Penanganan berdasarkan SK Bupati
Kawasan Kalingrowo adalah à salah satu Kawasan kumuh
sesuai SK Bupati No. 188.45/173/013/2015
Kebencanaan
● Kawasan Rawan banjir karena saluran drainase dipenuhi
sampah dan sedimentasi tinggi (dari limbah rumah tangga)
● Kawasan Rawan Kebakaran
GAMBARAN UMUM KLUSTER KALINGROWO
39. GEOGRAFIS SOSIAL EKONOMI
∑ Penduduk : 6.136 jiwa
∑ Bangunan : 1.540 Unit
∑ KK : 1.890 KK
∑ MBR : 744 KRT
ISU – ISU UTAMA
• Bangunan tidak teratur dan tidak memenuhi persyaratan teknis
• Persampahan belum terfasilitasi dengan baik
• Sistem air limbah belum tertangani dan tidak sesuai stadart
teknis
• Jalan lingkungan tidak memenuhi persyaratan teknis
• Kurang optimalnya jaringan drainase, khususnya jaringan
sekunder dan tersier
• Kesadaran masyarakat masih rendah terhadap perilaku hidup
bersih dan sehat
KATEGORI, TIPOLOGI DAN KARAKTERISTIK
PERMUKIMAN KUMUH
Kategori : Kumuh Ringan
Tipologi : dataran rendah dan tepi air dengan karakteristik
Kawasan pusat kota
• 1/3 penduduk berpenghasilan rendah
• Kondisi drainase, jalan, dan pengolahan air limbah tidak
sesuai dengan persyaratan teknis
PROFIL KAWASAN PRIORITAS KALINGROWO
Kawasan Kalingrowo
Luas 61.44 Ha
Tipologi Permukiman :
Tepi air, dan dataran rendah, dengan
karakteristik Permukiman di pusat kota
Delineasi Kawasan Prioritas
40. 4. KONDISI DRAINASE LINGKUNGAN
• Ketidakmampuan Mengalirkan Limpasan Air 0.29 Ha 0%
• Ketidaktersediaan Drainase 3.898 Meter 26%
• Ketidakterhubungan dgn Sistem Drainase Kota 1.945 Meter 13%
• Tidak terpeliharanya Drainase 6.409 Meter 42%
• Kualitas Konstruksi Drainase 3.318 Meter 22%
6. PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
BASELINE KAWASAN KALINGROWO 2015
2. KONDISI JALAN LINGKUNGAN
• Panjang jalan eksisting: ± 21.634,36 m
• Cakupan Pelayanan Jalan
Lingkungan (0%)
• Jalan rusak 8.018,36 m (37%)
• Prasarana dan Sarana Persampahan Tidak Sesuai dg persyaratan Teknis 662 KK : 35%
• Sistem Pengelolaan Persampahan yang tidak sesuai Standar Teknis 496 KK : 26%
• Tidakterpeliharanya Sarana dan Prasarana Pengelolaan Persampahan 560 KK : 30%
7. PROTEKSI KEBAKARAN
• Ketidaktersediaan Prasarana Proteksi Kebakaran 976 Unit : 63%
• Ketidaktersediaan Sarana Proteksi Kebakaran 1.540 Unit : 100%
5. SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH
• Sistem Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai Standar Teknis 65 KK : 3%
• Prasarana&Sarana Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai dg Persyaratan Teknis 49 KK : 3%
1. KONDISI BANGUNAN GEDUNG
• Ketidakteraturan Bangunan 407 Unit
:26,43%
• Kepadatan Bangunan -
• Ketidaksesuaian dg Persy Teknis Bangunan 388 Unit
:25,19%
3. KONDISI PENYEDIAAN AIR MINUM
• Ketersediaan Akses Aman Air Minum 1.005 KK : 53%
• Tidak terpenuhinya Kebutuhan Air Minum 16 KK : 1%
41. 4. KONDISI DRAINASE LINGKUNGAN
• Ketidakmampuan Mengalirkan Limpasan Air 0 Ha 0%
• Ketidaktersediaan Drainase 2.713 Meter 18%
• Ketidakterhubungan dgn Sistem Drainase Kota 692 Meter 5%
• Tidak terpeliharanya Drainase 3.971 Meter 26%
• Kualitas Konstruksi Drainase 615 Meter 4%
6. PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
BASELINE KAWASAN KALINGROWO 2017
2. KONDISI JALAN LINGKUNGAN
• Panjang jalan eksisting: ± 21.634,36 m
• Cakupan Pelayanan Jalan
Lingkungan (0%)
• Jalan rusak 952 m (4%)
• Prasarana dan Sarana Persampahan Tidak Sesuai dg persyaratan Teknis 247 KK : 13%
• Sistem Pengelolaan Persampahan yang tidak sesuai Standar Teknis - KK : 0%
• Tidakterpeliharanya Sarana dan Prasarana Pengelolaan Persampahan 94 KK : 5%
7. PROTEKSI KEBAKARAN
• Ketidaktersediaan Prasarana Proteksi Kebakaran 43 Unit : 3%
• Ketidaktersediaan Sarana Proteksi Kebakaran 695 Unit : 45%
5. SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH
• Sistem Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai Standar Teknis 65 KK : 3%
• Prasarana&Sarana Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai dg Persyaratan Teknis 49 KK : 3%
1. KONDISI BANGUNAN GEDUNG
• Ketidakteraturan Bangunan 193 Unit
:12,53%
• Kepadatan Bangunan -
• Ketidaksesuaian dg Persy Teknis Bangunan 299 Unit
:19.42%
3. KONDISI PENYEDIAAN AIR MINUM
• Ketersediaan Akses Aman Air Minum 316 KK : 17%
• Tidak terpenuhinya Kebutuhan Air Minum 16 KK : 1%
43. MAPPING PENDATAAN BASELINE NUMERIK KAWASAN PRIORITAS
Tematik Drainase Tematik Jalan
Tematik Persampahan Tematik Sanitasi
Perilaku PHBS yang rendah sehingga
membua g sampahpada saluran drainase
Hasil identifikasi lapang menunjukan masih
adasaluran sanitasi warga yang bermuara
langsung di saluran drainase
46. NO. KEGIATAN PENANGANAN SUMBER PENDANAAN
VOLUME
PENANGANAN
VOLUME
OUTCOME
1 Penanganan RTLH APBN 299 UB 299 UB
2 Pemasangan SR PDAM 16 unit 16 KK
3 Pembangunan jalan 952 m 952 m
4
Pembangunan dan normalisasi
saluran drainase
3.971 m 3.971 m
5
Penyediaan jamban Dinas Kesehatan 49 unit 49 KK
Peningkatan kualitas jamban Dinas PU 65 unit 65 KK
6 Pengadaan bak sampah DLH/PU/OPTIMALISASI 94 unit 94 KK
47. PERTIMBANGAN KAJIAN EKONOMI & LIVELIHOOD
KEGIATAN SKALA KAWASAN KALI NGROWO - TULUNGAGUNG
JUMLAH PENDUDUK
LAKI-LAKI PEREMPUAN
3040 3096
JUMLAH MBR (KRT) 744
JUMLAH KSM
PINJAMAN BERGULIR 104
JUMLAH ANGGOTA
KSM
505
MATA PENCAHARIAN jasa konveksi, dan pedagang
POTENSI EKONOMI
Perdagangan dan jasa (konveksi,
krupuk rambak,jenang
sabun,sablon)
48. PERTIMBANGAN KAJIAN EKONOMI & LIVELIHOOD
KEGIATAN SKALA KAWASAN KALI NGROWO - TULUNGAGUNG
JUMLA
H
PENDU
DUK
89%
JUMLA
H MBR
11%
Perbandingan Jumlah
MBR dan Jumlah
Penduduk
49. PERTIMBANGAN KAJIAN EKONOMI & LIVELIHOOD
KEGIATAN SKALA KAWASAN KALI NGROWO - TULUNGAGUNG
Keterangan Jumlah
Anggota KSM Punya Usaha 403
Anggota KSM TidakPunya
Usaha
102
Total 505
Anggot
a KSM
Punya
Usaha
80%
Anggot
a KSM
Tidak
Punya
Usaha…
Pebrandingan Anggota
KSM Yang Memiliki
Usaha & Tidak
Anggota
KSM
Punya
Ketram
pilan…
Anggota
KSM
Tidak
Punya
Ketra…
Pebrandingan
Anggota KSM Yang…
Keterangan Jumlah
Anggota KSM Punya
Ketrampilan
403
Anggota KSM Tidak Punya
Ketrampilan
102
Total 505
50. PERTIMBANGAN KAJIAN EKONOMI & LIVELIHOOD
KEGIATAN SKALA KAWASAN KALI NGROWO - TULUNGAGUNG
Tunas
98%
Tumbu
h
1%
Kemba
ng
1%
Status Perkembangan
KSMStatus Perkembangan KSM Jumlah
Tunas 102
Tumbuh 1
Kembang 1
Total 104
Keterangan Jumlah
Anggota KSM Punya
Ketrampilan
259
Anggota KSM Tidak Punya
Ketrampilan
246
Total 505
Anggot
a KSM
Punya
Ketram
pilan…
Anggot
a KSM
Tidak
Punya
Ketra…
Pebrandingan
Anggota KSM Yang
Memiliki…
51. PERTIMBANGAN KAJIAN EKONOMI & LIVELIHOOD
Sentra Industri
Konveksi & Pusat
Perdagangan
(Pasar Ngemplak
Pusat
Perdagangan
(Pasar Wage) &
Perhotelan
Sentra Industri
Konveksi Konveksi
& Pusat
Perdagangan
(Pasar Ngemplak
Sentra Industri;
Konveksi, Krupuk
Rambak & Pusat
Perdagangan
(Pasar Ngemplak
Sentra Industri
Makanan; Krupuk
Rambak, Jenang,
Pusat Perdagangan
(Pasar Wage),
Makanan, Perhotelan,
PUSAT KEGIATAN PEREKONOMIAN
52. PERTIMBANGAN KAJIAN EKONOMI & LIVELIHOOD
KEGIATAN SKALA KAWASAN KALI NGROWO - TULUNGAGUNG
POTENSI PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL
Desa. Mangunsar; Pembuatan
Sarung Bantal Bantal
Warung Kopi disekitar
Kawasan Kali Ngrowo
Pertokoan/ Pedagang Pasar
Ngemplak dan Pasar Wage di
Kawasan Kali Ngrowo;
Kel. Panggungrejo; Industri
Konveksi Baju Taqwa
Kel. Sembung; Industri
Makanan Jenang
Kel. Sembung; Industri Krupuk
Rambak
Kel. Botoran: Industri
Konveksi Baju Taqwa
Kel. Kenayan; Usaha
Warung Rumahan
Kel. Kepatihan; Produksi
Hanger, Blek, Bakaran Sate
68. Kota/ Kab.
Lokasi
Kegiatan
(Kawasan)
Jenis kegiatan Permasalahan
Strategi
Penyelesa
ian
Pihak-
pihak
terkait
Batas waktu
penyelesaia
n
Dokumen
penyelesaia
n
Status
saat iniNama
kegiatan
volume
Skala
kegiatan
Lingkungan
Sosial (lahan,
rawan bencana)
1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Tulungagung KALINGROW
O
(SEGMEN A)
Pembangunan/
Peningkatan
Kualitas
Drainase
Sekunder
1.589 M Kota/ Kawasan Saluran existing
kurang berfungsi
optimal, elevasi
tanah relatif
rendah, integrasi
sistem jaringan
drainase
Berada pada
permukiman padat
(dalam deliniasi
kumuh)di wilayah
sempadan Sungai
"Kali Ngrowo",
terdapat aset
terdampak proyek
(seperti : tiang
telepon, jaringan
PDAM,PJU)
Berkoordin
asi melalui
POKJA PKP
dan Satker
PKP Kab.
Tulungagun
g
Pokja PKP,
Satker
PKP,
Lurah/Kad
es, PDAM,
Telkom
Minggu-2,
Sept 2018.
Surat
Keterangan
status tanah
untuk Fasum
dari Pemda
Kab.
Tulungagung
Selesai
Perencanaa
n konstruksi
mempertim
bangkan
kondisi
Existing dan
lingkungan
setempat
Tim Korkot
dan
Fasilitator
Minggu-4, Mei
2018.
SPPL Kawasan Selesai
Tulungagung KALINGROW
O
(SEGMEN B)
Pembangunan/
Peningkatan
Kualitas
Drainase
Sekunder
250 M Kota/ Kawasan Saluran existing
kurang berfungsi
optimal, integrasi
sistem jaringan
drainase
Berada pada
kawasan
perdagangan dan
jasa (Pasar),
potensi
mengganggu
aktivitas
perdagangan
Berkoordin
asi melalui
POKJA PKP
dan Satker
PKP Kab.
Tulungagun
g
Pokja PKP,
Satker
PKP,
Lurah/Kad
es
Minggu-2,
Sept 2018..
Surat
Keterangan
status tanah
untuk Fasum
dari Pemda
Kab.
Tulungagung
Selesai
Pelaksanaa
n konstruksi
mempertim
bangkan
aktivitas
perdaganga
n
Tim Korkot
dan
Fasilitator
Minggu-4, Mei
2018.
SPPL Kawasan Selesai
Normalisasi
Drainase
Sekunder
310 M Kota/ Kawasan
KAJIAN SAFEGUARD KAWASAN KALINGROWO
69. Kota/ Kab.
Lokasi
Kegiatan
(Kawasan)
Jenis kegiatan Permasalahan
Strategi
Penyelesaian
Pihak-pihak
terkait
Batas waktu
penyelesaian
Dokumen
penyelesaian
Status saat
iniNama kegiatan volume Skala kegiatan Lingkungan
Sosial (lahan, rawan
bencana)
1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Tulungagung KALINGROWO
(SEGMEN C)
Pembangunan/
Peningkatan
Kualitas Drainase
Sekunder
1.010 M &
597 M
Kota/ Kawasan Saluran existing
kurang berfungsi
optimal, elevasi tanah
relatif rendah,
integrasi sistem
jaringan drainase
Berada pada
permukiman padat
(dalam deliniasi
kumuh)di wilayah
sempadan Sungai
"Kali Ngrowo",
terdapat aset
terdampak proyek
(seperti : tiang
telepon, jaringan
PDAM)
Berkoordinasi
melalui
POKJA PKP
dan Satker
PKP Kab.
Tulungagung
Pokja PKP,
Satker PKP,
Lurah/Kades
, PDAM,
Telkom
Minggu-2, Sept
2018.
Surat
Keterangan
status tanah
untuk Fasum
dari Pemda Kab.
Tulungagung
Selesai
Perencanaan
konstruksi
mempertimb
angkan
kondisi
Existing dan
lingkungan
setempat
Tim Korkot
dan
Fasilitator
Minggu-4, Mei
2018.
SPPL Kawasan Selesai
Tulungagung KALINGROWO
(SEGMEN D)
Normalisasi
Drainase
Sekunder
888 M Kota/ Kawasan Saluran existing
kurang berfungsi
optimal, integrasi
sistem jaringan
drainase
Berpotensi
mengganggu aktivitas
pejalan kaki dan
pengguna jalan
Berkoordinasi
melalui
POKJA PKP
dan Satker
PKP Kab.
Tulungagung
Pokja PKP,
Satker PKP,
Lurah/Kades
Minggu-2, Sept
2018.
Surat
Keterangan
status tanah
untuk Fasum
dari Pemda Kab.
Tulungagung
Selesai
Pelaksanaan
konstruksi
mempertimb
angkan
aktivitas jalan
Tim Korkot
dan
Fasilitator
Minggu-4, Mei
2018.
SPPL Kawasan Selesai
Tulungagung KALINGROWO
(SEGMEN E
dan SEGMEN F)
Pembangunan/
Peningkatan
Kualitas Drainase
Sekunder
1.028 M dan
800 M, 362
M
Kota/ Kawasan Saluran existing
kurang berfungsi
optimal, elevasi tanah
relatif rendah,
integrasi sistem
jaringan drainase
Berpotensi
mengganggu aktivitas
pejalan kaki dan
pengguna jalan,
terdapat aset
terdampak proyek
(seperti : tiang
telepon, jaringan
PDAM)
Berkoordinasi
melalui
POKJA PKP
dan Satker
PKP Kab.
Tulungagung
Pokja PKP,
Satker PKP,
Lurah/Kades
, PDAM,
Telkom
Minggu-2, Sept
2018.
Surat
Keterangan
status tanah
untuk Fasum
dari Pemda Kab.
Tulungagung
Selesai
Perencanaan
konstruksi
mempertimb
angkan
kondisi
Existing dan
lingkungan
setempat
Tim Korkot
dan
Fasilitator
Minggu-4, Mei
2018.
SPPL Kawasan Selesai
86. Alokasi Kegiatan Rp 500.000.000,-
dipergunakan untuk:
1. Tahap I (70%) Rp 350.000.000,-
• Rp 3.500.000 untuk BOP BKM
• Rp 346.500.000,- digunakan Kegiatan
Infrastruktur Lingkungan
2. Tahap II (30%) Rp 150.000.000,-
• Rp 1.500.000,- untuk BOP BKM
• Rp 148.500.000,- digunakan untuk
Infrastruktur Kegiatan Lingkungan
KEGIATAN BDI 2018 DI DESA KETANON
87. Kegiatan BDI Drainase dan paving jalan dengan volume 78 x 1 yang berlokasi di
RT001RW001 Dusun Kedungsingkal terbangun tahun 2018 dan berfungsi
utama antara lain :
• Fasilitas infrastruktur lingkungan RT001RW001 Dusun Kedungsingkal
• Peningkatan kualitas jalan Lingkungan dan Penuntasan Genangan di RW
setempat
• Membantu mempermudah akses ekonomi warga lokal
Kegiatan BDI Drainase U Ditch di RT101-DS003 Desa Ketanon dengan Volume :
1. 197.5x60x60 besar biaya Rp. 190,000,000.00
2. 162.5x60x60 besar biaya Rp. 156,500,000.00
3. 30x60x60 besar biaya Rp. 28,860,000,00
Terbangun tahun 2018 dan berfungsi utama antara lain :
• Fasilitas infrastruktur lingkungan RT001RW001 Dusun Kedungsingkal
• Peningkatan kualitas jalan Lingkungan dan Penuntasan Genangan di RW
setempat
88. Jalan Paving Block Dan drainase
RT001RW001
Desa Ketanon Kec Kedungawaru
Kabupaten Tulungagung
92. 1. Dukungan Pemda Kabupaten Tulungagung dalam Pencapaian Target 0%
Kumuh
• Pembangunan Jalan Aspal dari Lingkungan Gersikan hingga Tambak
Kemerakan sebesar Rp 1,2 M dari Dinas PU tahun 2017.
• Pelebaran Jalan menuju lokasi IPAL dari Dinas Perumahan Permukiman
tahun 2017.
• Penuntasan SR IPAL Krian telah dianggarkan dalam APBD 2018 sebesar Rp
350.000.000,-
2. Kolaborasi Pemda, Program, Perguruan Tinggi dan Swasta
Pelaksanaan kegiatan IPAL di lingkungan Gersikan dilaksanakan secara
kolaborasi antara Pemda, Program Kotaku, Iuwash Plus, Teknik Lingkungan ITS,
dan LSM BES khususnya dalam hal penyiapan masyarakat, peningkatan
kapasitas masyarakat serta Design Teknis Konstruksi.
3. Kegiatan Percontohan di Kabupaten Tulungaung
Pembangunan Ipal Komunal di Kelurahan Sembung merupakan penanganan
masalah sanitasi dengan SPAL-T pertama yang ada di Kabupaten Tulungagung
dengan proyeksi untuk 121 KK dengan umur rencana 15 tahun.
BEST PRACTICE PENANGANAN KUMUH
93. kotaku.pu.go.id kotakunasional kotaku.nasional kotaku nasional kotakunasional
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM & PERUMAHAN RAKYAT
JL. PATTIMURA NO. 20, KEBAYORAN BARU, JAKARTA SELATAN, INDONESIA - 12110