Perkerasan Jalan Raya Lentur dan Kaku, metode Analisis dan Manual
ANGGOTA KELOMPOK :
DHANES PRABASWARA ( I 0112029)
AYU ISMOYO SOFIANA ( I 0113021)
MUHAMMAD BUDI SANTOSO( I 0113080)
RAKE ADIUTO ( I 0113105)
SITI DWI RAHAYU ( I 0113124)
IRIGASI DAN BANGUNAN AIR (TUGAS S1 TEKNIK SIPIL UNTAG SEMARANG, MAT KUL : IRBA2)afifsalim
Rencanakan bangunan bendung tetap untuk daerah pengairan seluas 1000 hektar. Tinggi mercu bendung ditentukan sebesar 125,05 m dengan lebar efektif 57,2147 m. Tinggi air banjir hilir bendung sebesar 2,7127750 m."
Tugas besar ini membahas perencanaan geometrik jalan raya yang mencakup perhitungan awal, alinyemen horizontal, diagram super elevasi, dan alinyemen vertikal untuk merancang jalan yang aman dan nyaman bagi pengguna.
Modul ini membahas analisis hidrologi yang meliputi perhitungan hujan daerah tangkapan air, hujan rencana, intensitas hujan, debit rencana, dan pemodelan hidrologi. Juga dibahas siklus hidrologi, perubahan hidrograf banjir, konsep model matematik hidrologi, dan analisis hujan rencana berdasarkan data hujan harian.
Dokumen tersebut membahas analisis frekuensi dan probabilitas curah hujan yang meliputi pengertian frekuensi hujan dan periode ulang, asumsi data hidrologi, analisis frekuensi data curah hujan, pengujian kecocokan sebaran menggunakan uji chi-kuadrat dan smirnov-kolmogorov, serta contoh perhitungan."
1. Dokumen tersebut membahas perancangan balok beton bertulang untuk menopang beban hidup dan mati pada bentangan 7 meter.
2. Pembahasan meliputi penentuan momen lentur maksimum, luas penampang tulangan, dan ukuran balok yang memenuhi syarat tegangan.
3. Diberikan contoh soal perhitungan balok dan sketsa rencana balok untuk bentangan 7,5 meter dengan beban dan mutu material tertentu.
Perkerasan Jalan Raya Lentur dan Kaku, metode Analisis dan Manual
ANGGOTA KELOMPOK :
DHANES PRABASWARA ( I 0112029)
AYU ISMOYO SOFIANA ( I 0113021)
MUHAMMAD BUDI SANTOSO( I 0113080)
RAKE ADIUTO ( I 0113105)
SITI DWI RAHAYU ( I 0113124)
IRIGASI DAN BANGUNAN AIR (TUGAS S1 TEKNIK SIPIL UNTAG SEMARANG, MAT KUL : IRBA2)afifsalim
Rencanakan bangunan bendung tetap untuk daerah pengairan seluas 1000 hektar. Tinggi mercu bendung ditentukan sebesar 125,05 m dengan lebar efektif 57,2147 m. Tinggi air banjir hilir bendung sebesar 2,7127750 m."
Tugas besar ini membahas perencanaan geometrik jalan raya yang mencakup perhitungan awal, alinyemen horizontal, diagram super elevasi, dan alinyemen vertikal untuk merancang jalan yang aman dan nyaman bagi pengguna.
Modul ini membahas analisis hidrologi yang meliputi perhitungan hujan daerah tangkapan air, hujan rencana, intensitas hujan, debit rencana, dan pemodelan hidrologi. Juga dibahas siklus hidrologi, perubahan hidrograf banjir, konsep model matematik hidrologi, dan analisis hujan rencana berdasarkan data hujan harian.
Dokumen tersebut membahas analisis frekuensi dan probabilitas curah hujan yang meliputi pengertian frekuensi hujan dan periode ulang, asumsi data hidrologi, analisis frekuensi data curah hujan, pengujian kecocokan sebaran menggunakan uji chi-kuadrat dan smirnov-kolmogorov, serta contoh perhitungan."
1. Dokumen tersebut membahas perancangan balok beton bertulang untuk menopang beban hidup dan mati pada bentangan 7 meter.
2. Pembahasan meliputi penentuan momen lentur maksimum, luas penampang tulangan, dan ukuran balok yang memenuhi syarat tegangan.
3. Diberikan contoh soal perhitungan balok dan sketsa rencana balok untuk bentangan 7,5 meter dengan beban dan mutu material tertentu.
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan alinyemen horizontal untuk jalan kelas III. Terdapat tiga tikungan horizontal yaitu PI1, PI2, dan PI3. Dokumen menjelaskan perhitungan komponen geometrik setiap tikungan seperti jari-jari minimum, panjang lengkung, superelevasi, dan stationing.
Dokumen tersebut membahas perencanaan sistem drainase untuk beberapa jenis infrastruktur seperti jalan raya, lapangan terbang, pertanian, rel kereta api, rumah tinggal, dan lapangan golf. Ia menjelaskan langkah-langkah perencanaan drainase mulai dari menentukan daerah layanan, menghitung debit rencana, memilih material dan mendesain saluran drainase. Contoh perencanaan drainase jalan raya juga diberikan untuk mendemonstrasikan penerap
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Jalan Raya adalah suatu jalur tanah yang permukaannya dibentuk dengan kemiringan tertentu dan diberi perkerasan yang dipergunakan untuk lintasaan kendaraan maupun orang yang menghubungkan lalu lintas antara dua atau lebih tempat pemusatan kegiatan.
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4MOSES HADUN
Laporan praktikum ini membahas tentang pengukuran aliran melalui pintu air dengan variasi debit. Tujuannya adalah untuk menganalisis besaran koefisien pengaliran, loncatan air, kecepatan aliran, tekanan air, dan debit yang melalui pintu air. Mahasiswa melakukan pengukuran dan menganalisis sifat aliran secara perhitungan dan visual.
Dokumen tersebut membahas perencanaan badan bendung untuk irigasi, meliputi perhitungan hidrolika sungai, dimensi bendung, dan tinggi air. Dihitung lebar efektif bendung 35,23 m, tinggi total air di atas mercu 2,266 m, dan tinggi air maksimum di atas mercu 2,178 m.
Dokumen tersebut membahas tentang desain apron dan perhitungan gaya uplift pada bendung. Apron berfungsi untuk melindungi tubuh bendung dari erosi, dan panjang serta lebarnya dirancang untuk menahan gaya uplift. Perhitungan gaya uplift melibatkan penentuan tekanan pada setiap titik dan bidang, serta menggunakan rumus Lane untuk menghitung panjang creep line guna mencegah terjadinya erosi bawah tanah. Diberikan contoh per
Kriteria Perencanaan-KP 01-Jaringan Irigasi- Tahun 2013Irene Baria
Dokumen tersebut membahas tentang kriteria perencanaan irigasi di Indonesia. Secara garis besar, dokumen ini menjelaskan tiga tingkatan jaringan irigasi yaitu irigasi sederhana, semiteknis, dan teknis beserta unsur-unsurnya. Selain itu, dokumen ini juga menjelaskan proses perencanaan irigasi mulai dari tahap studi, perencanaan awal hingga akhir, serta data dan pengukuran yang dibutuhkan dalam
1. Dokumen ini membahas tentang definisi pantai, angin, fetch, gelombang, dan karakteristik gelombang seperti deformasi meliputi refraksi, difraksi, refleksi, dan gelombang pecah.
Dokumen tersebut berisi soal ujian akhir semester mengenai perencanaan lengkung jalan. Terdapat data lengkung jalan seperti radius lengkung, lebar jalan, kemiringan melintang, dan kecepatan rencana. Siswa diminta menghitung panjang lengkung, panjang transisi, dan kenaikan luar jalan, menggambar sketsa lengkung, diagram superelevasi, dan penampang melintang, serta menentukan stationing titik awal, akhir lengkung, dan titik
This document discusses horizontal alignment in road design. It covers minimum radii, horizontal curve types including full circle, spiral-circle-spiral and spiral-spiral. It also discusses superelevation diagrams, stationing, sight distance on curves, and widening on curves. Formulas are provided for determining minimum radii based on design speed, superelevation and side friction. Guidelines are given for maximum superelevation and side friction coefficient. The different elements of a horizontal alignment including tangent runout, superelevation runoff and transition curves are described.
->Siphon adalah bangunan pembawa yang melewati bawah saluran lain (biasanya pembuang) atau jalan. Siphon bersifat saluran bertekanan atau tertutup.
->Bangunan terjun atau got miring diperlukan jika kemiringan permukaan tanah lebih curam daripada kemiringan maksimum saluran yang diizinkan. Bangunan terjunan dapat berupa terjunan tegak atau terjunan miring.
-> Gorong-gorong dipakai untuk membawa aliran air melewati bawah jalan air lainnya atau bawah jalan, serta jalan kereta api. Gorong-gorong mempunyai potongan melintang yang lebih kecil daripada luas basah saluran hulu maupun hilir.
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan alinyemen horizontal untuk jalan kelas III. Terdapat tiga tikungan horizontal yaitu PI1, PI2, dan PI3. Dokumen menjelaskan perhitungan komponen geometrik setiap tikungan seperti jari-jari minimum, panjang lengkung, superelevasi, dan stationing.
Dokumen tersebut membahas perencanaan sistem drainase untuk beberapa jenis infrastruktur seperti jalan raya, lapangan terbang, pertanian, rel kereta api, rumah tinggal, dan lapangan golf. Ia menjelaskan langkah-langkah perencanaan drainase mulai dari menentukan daerah layanan, menghitung debit rencana, memilih material dan mendesain saluran drainase. Contoh perencanaan drainase jalan raya juga diberikan untuk mendemonstrasikan penerap
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Jalan Raya adalah suatu jalur tanah yang permukaannya dibentuk dengan kemiringan tertentu dan diberi perkerasan yang dipergunakan untuk lintasaan kendaraan maupun orang yang menghubungkan lalu lintas antara dua atau lebih tempat pemusatan kegiatan.
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4MOSES HADUN
Laporan praktikum ini membahas tentang pengukuran aliran melalui pintu air dengan variasi debit. Tujuannya adalah untuk menganalisis besaran koefisien pengaliran, loncatan air, kecepatan aliran, tekanan air, dan debit yang melalui pintu air. Mahasiswa melakukan pengukuran dan menganalisis sifat aliran secara perhitungan dan visual.
Dokumen tersebut membahas perencanaan badan bendung untuk irigasi, meliputi perhitungan hidrolika sungai, dimensi bendung, dan tinggi air. Dihitung lebar efektif bendung 35,23 m, tinggi total air di atas mercu 2,266 m, dan tinggi air maksimum di atas mercu 2,178 m.
Dokumen tersebut membahas tentang desain apron dan perhitungan gaya uplift pada bendung. Apron berfungsi untuk melindungi tubuh bendung dari erosi, dan panjang serta lebarnya dirancang untuk menahan gaya uplift. Perhitungan gaya uplift melibatkan penentuan tekanan pada setiap titik dan bidang, serta menggunakan rumus Lane untuk menghitung panjang creep line guna mencegah terjadinya erosi bawah tanah. Diberikan contoh per
Kriteria Perencanaan-KP 01-Jaringan Irigasi- Tahun 2013Irene Baria
Dokumen tersebut membahas tentang kriteria perencanaan irigasi di Indonesia. Secara garis besar, dokumen ini menjelaskan tiga tingkatan jaringan irigasi yaitu irigasi sederhana, semiteknis, dan teknis beserta unsur-unsurnya. Selain itu, dokumen ini juga menjelaskan proses perencanaan irigasi mulai dari tahap studi, perencanaan awal hingga akhir, serta data dan pengukuran yang dibutuhkan dalam
1. Dokumen ini membahas tentang definisi pantai, angin, fetch, gelombang, dan karakteristik gelombang seperti deformasi meliputi refraksi, difraksi, refleksi, dan gelombang pecah.
Dokumen tersebut berisi soal ujian akhir semester mengenai perencanaan lengkung jalan. Terdapat data lengkung jalan seperti radius lengkung, lebar jalan, kemiringan melintang, dan kecepatan rencana. Siswa diminta menghitung panjang lengkung, panjang transisi, dan kenaikan luar jalan, menggambar sketsa lengkung, diagram superelevasi, dan penampang melintang, serta menentukan stationing titik awal, akhir lengkung, dan titik
This document discusses horizontal alignment in road design. It covers minimum radii, horizontal curve types including full circle, spiral-circle-spiral and spiral-spiral. It also discusses superelevation diagrams, stationing, sight distance on curves, and widening on curves. Formulas are provided for determining minimum radii based on design speed, superelevation and side friction. Guidelines are given for maximum superelevation and side friction coefficient. The different elements of a horizontal alignment including tangent runout, superelevation runoff and transition curves are described.
->Siphon adalah bangunan pembawa yang melewati bawah saluran lain (biasanya pembuang) atau jalan. Siphon bersifat saluran bertekanan atau tertutup.
->Bangunan terjun atau got miring diperlukan jika kemiringan permukaan tanah lebih curam daripada kemiringan maksimum saluran yang diizinkan. Bangunan terjunan dapat berupa terjunan tegak atau terjunan miring.
-> Gorong-gorong dipakai untuk membawa aliran air melewati bawah jalan air lainnya atau bawah jalan, serta jalan kereta api. Gorong-gorong mempunyai potongan melintang yang lebih kecil daripada luas basah saluran hulu maupun hilir.
Dokumen tersebut membahas tentang parameter-parameter yang menentukan kebutuhan air tanaman seperti evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi dan evapotranspirasi potensial. Juga dijelaskan berbagai metode pengukuran kebutuhan air tanaman secara langsung maupun tidak langsung untuk tanaman sawah dan lahan kering. Metode-metode tersebut digunakan dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek irigasi.
Dokumen tersebut membahas tentang optimasi penggunaan air irigasi berdasarkan pola tanam di Daerah Irigasi Kanjiro, Kabupaten Luwu Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan pemakaian air sesuai kebutuhan berdasarkan pola tanam dan potensi air yang tersedia dengan menggunakan program linier agar diperoleh keuntungan besih tahunan yang maksimal. Hasilnya menunjukkan bahwa pola tanam ke-15 memberikan ke
Analisa efisiensi dan optimalisasi pola tanam pada daerah irigasiMuhadir Masrur
Analisis efisiensi dan optimalisasi pola tanam di Daerah Irigasi Timbang Deli melibatkan penghitungan curah hujan efektif, evapotranspirasi, dan kebutuhan air irigasi untuk berbagai alternatif pola tanam. Hasilnya menunjukkan pola tanam optimum ke-18 dengan nilai NFR 2,68 mm/hari dan DR 0,33 lt/dt/ha serta tingkat efisiensi 72,57%."
Dokumen tersebut membahas analisis kebutuhan air irigasi maksimal di daerah irigasi Bendung Mrican dengan menggunakan statistika dan probabilitas. Tujuannya adalah untuk mengetahui debit air irigasi maksimal yang dibutuhkan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya."
Bahan disiapkan oleh Enri Damanhuri dan disampaikan dalam Lokakarya Persampahan Berbasis Masyarakat di Jakarta tanggal 16-17 Januari 2008. Lokakarya diselenggarakan oleh Jejaring AMPL
Tujuan pengoperasian jaringan irigasi adalah mendukung produktivitas lahan pertanian secara maksimal dengan melakukan perencanaan dan pelaksanaan operasi yang efektif dan efisien serta melibatkan petani dalam setiap tahapannya.
Dokumen tersebut membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi sistem penyaliran tambang, termasuk curah hujan, periode ulang hujan, analisis intensitas curah hujan, daerah tangkapan hujan, koefisien limpasan, debit limpasan, paritan, sumuran, pompa julang, dan kolam pengendapan.
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaan Joy Irman
Dokumen tersebut membahas tentang tata cara pembuatan rencana induk drainase perkotaan yang mencakup inventarisasi kondisi awal sistem drainase, analisis drainase dan konservasi air, pendekatan penyelenggaraan sistem drainase, rencana sistem jaringan drainase, dan cara pengerjaannya.
Pengkajian Kelas Air Menurut Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 01Tahun 2007 tentang Pedoman Pengkajian Teknis Untuk Menetapkan Kelas Air
Informasi lainnya bisa kunjungi www.mutiarafarhan.com
Dokumen tersebut membahas perhitungan saluran dan drainase pada sistem irigasi. Secara singkat, dibahas mengenai data perencanaan irigasi seperti topografi, kapasitas rencana, efisiensi, dan data geoteknik yang diperlukan untuk perencanaan saluran irigasi.
Dokumen tersebut membahas tentang evapotranspirasi yang merupakan proses penguapan air dari permukaan tanah dan transpirasi air dari tanaman. Beberapa faktor yang mempengaruhi evapotranspirasi dijelaskan seperti faktor iklim, geografi, dan lainnya. Berbagai metode pengukuran evapotranspirasi secara langsung dan tidak langsung juga diuraikan.
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...Muhammad Nur Hadi
Jurnal "Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ayat 26 dan 32 dan Surah Al-Hujurat Ayat 13), Ditulis oleh Muhammmad Nur Hadi, Mahasiswa Program Studi Ilmu Hadist di UIN SUSKA RIAU.
1. SEMINAR
HASIL
Dosen Pembimbing:
- Melda Fajra, ST, MT
- Helny Lalan, ST, MT
Oleh :
Shindy Pelandrika (1710003433966)
Analisis Ketersediaan Air dan Kebutuhan
Air Tanaman pada Daerah Irigasi Taratak
Timbulun, Kecamatan Sutera, Kabupaten
Pesisir Selatan, Sumatera Barat
3. Latar Belakang
Area pesawahan di Daerah Irigasi Taratak Timbulun memanfaatkan jaringan Irigasi
Taratak Timbulun. Namun masih banyak sawah yang tetap kekurangan air saat
musim kemarau.
Dinas PSDA setempat belum pernah melakukan pengukuran nilai debit secara pasti. Saat ini,
petani melalui pengurus irigasi telah melakukan rotasi golongan untuk menekan kebutuhan air
maksimum. Oleh karena penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk mengitung debit air di
sumber air irigasi serta kebutuhan air untuk lahan pertanian di Daerah Irigasi Taratak Timbulun
sehingga permasalahan kekurangan air di petak-petak sawah dapat diminimalisir.
4. Rumusan Masalah
Permasalahan yang dibahas pada penelitian ini adalah :
Berapa besarnya ketersediaan air pada Jaringan Irigasi
Taratak Timbulun?
Berapa besarnya kebuuhan air tanaman pada Daerah
Irigasi Taratak Timbulun?
5. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka penelitian dibatasi sebagai berikut :
– Daerah penelitian di sumber air irigasi serta petak sawah di Daerah Irigasi
Taratak Timbulun, Nagari Taratak, Kecamatan Sutera, Pesisir Selatan,
Sumatera Barat.
– Menghitung debit air di sumber air Irigasi Taratak Timbulun berdasarkan data
curah hujan dan klimatologi setempat.
– Faktor kehilangan air akibat evaporasi, transpirasi, infiltrasi, endapan lumpur
(sedimentasi), dan sebagainya masuk kedalam point yang ditinjau.
– Jenis tanaman yang diteliti adalah padi.
6. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah
– Menghitung kebutuhan air pada jaringan irigasi Taratak
Timbulun
– Menghitung ketersediaan air pada bendung Taratak
Timbulun
7. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
Manfaat Teoritis
– Untuk mengetahui debit air irigasi dan kebutuhan air di petak-petak sawah Daerah Irigasi Taratak Timbulun
Manfaat Praktis
Diharapkan hasil penelitian dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
– Bahan pertimbangan bagi Dinas Pekerjaan Umum Pengairan dan Dinas Pertanian khususnya di daerah Taratak
dalam pengambilan kebijaksanaan.
– Tambahan pengetahuan bagi masyarakat dalam upaya pengelolaan jaringan irigasi guna mendukung keberhasilan
panen.
– Bahan informasi bagi masyarakat Taratak khususnya dan masyarakat luas pada umumnya dalam upaya
pemanfaatan dan pemeliharaan jaringan irigasi.
– Bahan informasi dan tambahan pengetahuan bagi mahasiswa jurusan teknik sipil pada khususnya serta mahasiswa
jurusan lain pada umumnya mengenai jaringan irigasi, perhitungan debit secara teoritis, dan sebagainya.
8. Sistematika Skripsi
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan sistematika skripsi.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini memuat teori-teori yang terpakai dalam penelitian
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini diuraikan lokasi penelitian, desain penelitian, alur penelitian, dan analisis data.
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
Bab ini berisi tentang uraian data yang digunakan, hasil perhitungan dari pembahasan.
BAB V PENUTUP
Bab ini merupakan bab terakhir dan penutup dari skripsi yang berisi simpulan hasil perhitungan.
Bagian akhirskripsi terdiri dari daftar pustaka dan lampiran.
10. Irigasi
Irigasi adalah usaha untuk memperoleh air yang menggunakan bangunan
dan saluran untuk keperluan penunjang produksi pertanian (Erman
Mawardi, 2007).
Tujuan Irigasi
– Mengendalikan pendistribusian air ke dalam tanah pertanian bila curah
hujan tidak mencukupi dan mengalirkan kembali ke sungai.
– Menampung kelebihan air.
– Mempertahankan muka air tanah.
12. Analisa Hidrologi
Analisa hidrologi terdiri dari :
– Perhitungan curah hujan rata – rata (R)
Cara perhitungan curah hujan daerah dari pengamatan curah hujan di beberapa stasiun yaitu:
Metode Aritmatika, Metode Thiessen, dan Metode Isohiet.
– Perhitungan curah hujan efektif (Re)
Curah hujan efektif (Re), berguna untuk menghitung kebutuhan irigasi akan air hujan. Curah hujan
efektif atau andalan adalah bagian dari keseluruhan curah hujan yang tersedia untuk kebutuhan
air tanaman.
13. Analisis Hidrologi
1. Untuk Padi Re =
70% 𝑥 𝑅80
15
(mm/hari)..................(2.6)
dimana :
Re = curah hujan efektif rata-rata tengah bulan (mm)
R80 = curah hujan tengah bulanan terandalkan 80%
R80 = n/5+1
n = jumlah data curah hujan
2. Untuk Palawija Re =
70% 𝑥 𝑅50
15
(mm/hari)..................(2.7)
R50 = curah hujan tengah bulanan terandalkan 50%
14. Analisis Hidrologi
– Perhitungan evapotranspirasi potensi (Eto)
Evapotranspirasi adalah banyaknya air yang dilepaskan ke udara dalam bentuk uap
air yang dihasilkan dari proses evaporasi dan transpirasi.
ET = c . ( w . Rn + (1 – w) . f(u) . (ea – ed )) ................(2.8)
Dimana :
ET : evapotranspirasi dalam mm/hari
c : faktor koreksi akibat keadaan iklim siang dan malam
W : faktor bobo tergantung dari temperatur udara dan ketinggian
tempat
15. Analisis Hidrologi
– Rn : radiasi netto ekivalen dengan evaporasi
mm/hari = Rns – Rnl
– Rns : gelombang pendek radiasi yang masuk
– : (1 – α) . Rs = (1 – α ) . (0,25 + n/N) . Ra
– Ra : ekstra terestrial radiasi yang masuk
– Rnl : f(t) . f(ed) . f(n/N)
– : gelombang panjang radiasi netto
– N : lama maksimum penyinaran matahari
– 1 – w : faktor bobot tergantung pada temperatur
udaran
– f(u) : fungsi kecepatan angin = 0,27 . ( 1 + u/100)
– f(ed) : efek tekanan uap pada radiasi gelombang
panjang
– f (n/N) : efek lama penyinaran matahari
pada radiasi gelombang panjang
– f (t) : efek temperatur pada radiasi gelombang
panjang
– ea : tekanan uap jenuh tergantung pada
temperatur
– ed : ea . Rh / 100
– Re : curah hujan efektif
16. Perhitungan Ketersediaan Air
(Debit Andalan)
Ketersediaan air adalah prakiraan debit air pada sumber air (misal, sungai) yang dapat
diandalkan untuk menjamin keperluan air yang ada pada area tertentu di suatu daerah irigasi.
Dalam perhitungan ketersediaan air penulis menggunakan metoda Neraca Air F.J Mock, sebab
berdasarkan data curah hujan. Secara umum, data yang diperlukan dalam perhitungan neraca
air metode F.J.Mock, terdiri dari:
– Curah hujan bulanan rata-rata, dalam (mm)
– Jumlah hari hujan bulanan rata-rata, dalam (hari)
– Evapotranspirasi potensial bulanan, dalam (mm/bulan)
– Limpasan permukaan (Run off), dalam (m3/det/km2)
– Tampungan air tanah (Ground Water Storage), dalam (mm)
17. Perhitungan Ketersediaan Air
(Debit Andalan)
Aliran dasar (Base Flow), dalam (m3/det/km2)
Debit andalan untuk metoda ini, dirumuskan sebagai
berilait :
Q = (Dro +Bf) x A (3.8)
Q = debit yang tersedia
Dro = direct run off (aliran permukaan
langsung)
Bf = base flow (Aliran dasar)
A = luas daerah aliran (catchment area)
Dro = Ws – I (3.9)
Ws = water surplus (volume air bersih)
I = Infiltrasi, dalam satuan (mm)
Aliran dasar (Base Flow), dalam
(m3/det/km2)
Bf = I – Vn (3.10)
Vn = storage volume (Volume
tampungan)
Ws = P – Et (3.11)
P = Presipitation (Curah hujan bulanan)
Et = Ep – E (3.12)
Ep = evapotranspirasi potensial
E = evapotranspirasi air terukur
18. Perhitungan Ketersediaan Air
(Debit Andalan)
Kriteria dan asumsi yang diperhitungkan dalam. metode F.J. Mock yaitu:
(a) P = curah hujan bulanan (mm)
(b) n = number, jumlah hari hujan pada bulan yang bersangkutan
(c) Ep = evapotranspirasi potensial (mm/b1n)
(d) m = lahan yang tidak tertutup vegetasi, ditentukan dan peta tata guna
lahan sebagai betikut:
= 10 - 40%, untuk lahan yang tererosi
= 10 - 30%, untuk lahan pertanian yang diolah
(e) E/Ep = (m/20) x (18 — n) (3.13)
19. Perhitungan Ketersediaan Air
(Debit Andalan)
(f) Tampungan air tanah, diasumsikan = 0
(g) Kelembaban air tanah (soil moisture), harga maks.= 200 mm/bin
(h) Volume air tanah, mm/bin = Ws — tampungan air tanah
(i) Infiltrasi ( I ), = 0.40 dari water surplus
(j) 0.5 (l+k).I (3.14)
(k) K x (Vn-1) : k = faktor retensi tanah, ditaksir
k = 0.60 (daerah pengunungan)
k = 0.50 (daerah rendah)
Vn-1 = 50 mm (volume tampungan pada periode n - 1)
20. Perhitungan Ketersediaan Air
(Debit Andalan)
(l) Volume tampungan (Vn) = (j) + (k) (3.15)
(m)∆Vn = perubahan volume aliran air tanah
l∆Vn = Vn - (Vn-1) (3.16)
(n) Airan dasar = I - ∆Vn (3.17)
(o) Aliran permukaan (Dro) = volume air tanah - infiltrasi
(p) Aliran sungai = aliran dasar + aliran permukaan
(q) Debit = A x 1000 x aliran sungai
86400 x jlh hari per bulan
(Sumber : Tata Cara Perhitungan Ketersediaan Air Irigasi Direktorat Jenderal Pengairan
(IrMaksum Hidayat, Dpl.HE)
21. Perhitungan Kebutuhan Air
Tanaman
Adapun beberapa tahapan dalam menghitung
kebutuhan air irigasi, yaitu :
– Perhitungan curah hujan rata-rata (R)
– Rangking data R dari terkecil ke yang
terbesar (R80)
– Perhitungan curah hujan efektif bulanan
(Re)
– Perhitungan curah hujan efektif harian.
– Perhitungan Evapotranspirasi potensial
(Eto).
– Pola Tanam
– Perkolasi (ketentuan Kriteria Perencanaan)
– Koefisien Tanaman (Tabel)
– Penggantian Lapisan Air / WLR = Water Layer
Requirement (Ketentuan kriteria
perencanaan)
– Penggunaan Komsumtif (Etc)
– Penyiapan Lahan / Land Preparation (LP)
– Kebutuhan air di lahan / NFR (Neto Field
Requirement)
– Kebutuhan Air Irigasi / DR (Delivery
Requirement)
24. Lokasi Penelitian
Letak Geografis
Penelitian ini peneliti mengambil lokasi penelitian pada Daerah Irigasi Taratak
Timbulun yang terletak diantara dua nagari, yaitu Nagari Taratak dan Koto Taratak,
Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat. Letak geografis
kabupaten pesisir selatan adalah 0o 59” – 2o 28,6” LS dan 100o 19” – 101o 18” BT
Topologi dan Geologi
Kondisi topografi Daerah Irigasi Taratak Timbulun antara lain memiliki
ketinggian + 3 meter dari permukaan laut, dengan iklim tropis, suhu udara berkisar 270-
300 C dan curah hujan rata-rata perbulan + 2.561 dengan jumlah hari hujan + 133 kali
25. Data Penelitian
– Dokumen, peraturan, notulen dan sejenisnya peneliti dapatkan
melalui dinas PSDA serta dinas Kebersihan Kabupaten Pesisir
Selatan.
– Penjelasan dan pengetahuan mengenai irigasi, jaringan irigasi dan
sebagainya, peneliti dapatkan melalui buku, dan transkrip.
– Foto, gambar, dan keterangan lainnya peneliti dapatkan melalui
observasi di lapangan dan wawancara.
27. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini meliputi :
– Perhitungan debit air irigasi dengan data hidrologi
dan klimatologi stasiun hujan Kecamatan Sutera
untuk menentukan ketersediaan air irigasi
– Menghitung kebutuhan air area irigasi dengan
data curah hujan setengah bulanan.
30. Umum
Adapun data yang dibutuhkan seebagai berikut :
– Data hidrologi, yaitu data curah hujan yang jatuh di Kecamatan
Sutera berupa curah hujan harian, selama 10 tahun 2009 sampai
dengan 2018.
– Data klimatologi, yaitu data iklim di Kecamatan Sutera, berupa data
penguapan, penyinaran matahari, kecepatan angin, kelembaban
udara dan temperatur udara, yang tercatat pada Stasiun
Meteorologi.
– Skema Jaringan Irigasi D.I Taratak Timbulun.
37. Data Curah Hujan dari Besar ke
Kecil
Jan Feb Maret April Mei Juni Agus Sept Okt Nov Des
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 55 0 117 99.3 66 0 115.9 126.3 0 191 89
3 116 119 155 106 83.7 51.9 149.9 130 0 301 219.9
4 122 122 179.8 108 131 77 160 168 164 303 220
5 149 175 187 132.9 135 89.2 178 182 169 359 220.2
6 168 223 196 151 137 122 179.8 199.4 171 428.6 229
7 228.7 228.7 219 153 157 133 181 200 190.1 448 245
8 241 239 240.8 193 222.7 133.2 198 284 249 478.5 260
9 270.8 275.2 354 253 272.7 249.8 234.4 354.2 304 541 287
10 370.4 370.4 434 404 311 365 320 444 311 594 314
Tahun
Juli
0
198
224
229.7
246
CurahHujanRata-rata
78
106.8
109.3
116
132
38. Pehitungan Curah Hujan Efektif
(Re)
Probabilitas 80% (R80)
R80 = (n / 5 ) + 1
Dimana : n = banyaknya data (tahun)
Sehingga
R80 = (10 / 5) + 1
= 3 (baris ke-3)
Hujan Efektif Bulanan Re = 0,7 * R80
Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agus Sept Okt Nov Des
166.0 119.0 155.0 106.0 83.7 51.9 106.8 149.9 130.0 0.0 301.0 219.9
R80
Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agus Sept Okt Nov Des
116.2 83.3 108.5 74.2 58.59 36.33 74.76 104.93 91 0 210.7 153.93
Re Hujan Efektif (mm/hari)
42. Perhitungan Kebutuhan Air
(Data Curah Hujan Setengah Bulanan)
I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II
2009 24.50 30.50 108.50 114.50 95.00 101.00 93.50 99.50 30.00 36.00 95.50 101.50 60.50 66.50 95.00 101.00 110.50 116.50 178.00 184.00 236.50 242.50 212.50 218.50
2010 113.00 123.00 54.00 64.00 123.50 133.50 122.00 132.00 95.00 105.00 94.00 104.00 118.00 128.00 94.00 104.00 137.00 147.00 167.50 177.50 265.50 275.50 105.00 115.00
2011 54.00 68.00 52.50 66.50 170.00 184.00 119.50 133.50 104.35 118.35 92.50 106.50 92.00 106.00 82.90 96.90 93.00 107.00 75.00 89.00 232.25 246.25 102.95 116.95
2012 52.00 64.00 81.50 93.50 103.50 115.50 48.00 60.00 72.50 84.50 94.00 106.00 60.00 72.00 84.50 96.50 59.00 71.00 78.50 90.50 144.50 156.50 124.00 136.00
2013 74.00 94.00 51.00 71.00 48.50 68.50 43.00 63.00 58.50 78.50 90.50 110.50 48.00 68.00 79.00 99.00 81.00 101.00 145.50 165.50 169.50 189.50 112.50 132.50
2014 65.50 83.50 4.00 22.00 68.50 86.50 66.50 84.50 56.50 74.50 92.00 110.00 30.00 48.00 71.00 89.00 168.10 186.10 115.50 133.50 288.00 306.00 35.50 53.50
2015 112.50 128.50 111.50 127.50 209.00 225.00 194.00 210.00 59.50 75.50 93.50 109.50 104.00 120.00 152.00 168.00 76.00 92.00 77.50 93.50 216.00 232.00 102.10 118.10
2016 181.20 189.20 181.20 189.20 85.90 93.90 62.45 70.45 151.50 159.50 98.00 106.00 49.40 57.40 70.95 78.95 59.15 67.15 148.00 156.00 91.50 99.50 110.50 118.50
2017 111.35 117.35 111.35 117.35 117.40 123.40 46.65 52.65 38.85 44.85 99.50 105.50 51.65 57.65 114.20 120.20 96.70 102.70 92.05 98.05 211.30 217.30 154.00 160.00
2018 124.40 146.40 126.60 148.60 82.50 104.50 65.50 87.50 125.35 147.35 92.00 114.00 103.85 125.85 46.95 68.95 211.00 233.00 75.00 97.00 140.50 162.50 132.50 154.50
Desember
Januari Februari Maret April Juni Juli Agustus September
Mei
Tahun
Oktober November
43. Perhitungan Kebutuhan Air
(Rangking Curah Hujan Setengah Bulanan)
I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II
1 24.50 30.50 4.00 22.00 48.50 68.50 43.00 52.65 30.00 36.00 90.50 101.50 30.00 48.00 46.95 68.95 59.00 67.15 75.00 89.00 91.50 99.50 35.50 53.50
2 52.00 64.00 51.00 64.00 68.50 86.50 46.65 60.00 38.85 44.85 92.00 104.00 48.00 57.40 70.95 78.95 59.15 71.00 75.00 90.50 140.50 156.50 102.10 115.00
3 54.00 68.00 52.50 66.50 82.50 93.90 48.00 63.00 56.50 74.50 92.00 105.50 49.40 57.65 71.00 89.00 76.00 92.00 77.50 93.50 144.50 162.50 102.95 116.95
4 65.50 83.50 54.00 71.00 85.90 101.00 62.45 70.45 58.50 75.50 92.50 106.00 51.65 66.50 79.00 96.50 81.00 101.00 78.50 97.00 169.50 189.50 105.00 118.10
5 74.00 94.00 81.50 93.50 95.00 104.50 65.50 84.50 59.50 78.50 93.50 106.00 60.00 68.00 82.90 96.90 93.00 102.70 92.05 98.05 211.30 217.30 110.50 118.50
6 111.35 117.35 108.50 114.50 103.50 115.50 66.50 87.50 72.50 84.50 94.00 106.50 60.50 72.00 84.50 99.00 96.70 107.00 115.50 133.50 216.00 232.00 112.50 132.50
7 112.50 123.00 111.35 117.35 117.40 123.40 93.50 99.50 95.00 105.00 94.00 109.50 92.00 106.00 94.00 101.00 110.50 116.50 145.50 156.00 232.25 242.50 124.00 136.00
8 113.00 128.50 111.50 127.50 123.50 133.50 119.50 132.00 104.35 118.35 95.50 110.00 103.85 120.00 95.00 104.00 137.00 147.00 148.00 165.50 236.50 246.25 132.50 154.50
9 124.40 146.40 126.60 148.60 170.00 184.00 122.00 133.50 125.35 147.35 98.00 110.50 104.00 125.85 114.20 120.20 168.10 186.10 167.50 177.50 265.50 275.50 154.00 160.00
10 181.20 189.20 181.20 189.20 209.00 225.00 194.00 210.00 151.50 159.50 99.50 114.00 118.00 128.00 152.00 168.00 211.00 233.00 178.00 184.00 288.00 306.00 212.50 218.50
128.46 199.56 212.76 119.16 132.36
89.05 102.25 109.15 122.35 115.26
92.41 94.15 107.35 71.74 84.94
110.38 123.58 86.11 99.31 79.21
Rata-rata 91.25 104.45 88.22 101.42
April Mei
Bulan (mm)
Desember
Rangking Oktober November
Juni Juli Agustus September
Januari Februari Maret
44. Perhitungan Kebutuhan Air
(Perhitungan Curah Hujan Efektif)
Contoh perhitungan : (untuk bulan januari).
Untuk padi :
Re = 70% *
R80
15
= 70% *
54
15
= 2,52 mm/hari
Untuk Palawija :
Re = 70% *
R50
15
= 70% *
111,35
15
= 5,20 mm/hari
45. Perhitungan Kebutuhan Air
(Analisa Curah Hujan Efektif untuk Padi dan Palawija)
I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II
R80 54.00 68.00 52.50 66.50 82.50 93.90 48.00 63.00 56.50 74.50 92.00 105.50 49.40 57.65 71.00 89.00 76.00 92.00 77.50 93.50 144.50 162.50 102.95 116.95
R50 111.35 117.35 108.50 114.50 103.50 115.50 66.50 87.50 72.50 84.50 94.00 106.50 60.50 72.00 84.50 99.00 96.70 107.00 115.50 133.50 216.00 232.00 112.50 132.50
37.779 47.574 36.73 46.524 57.718 65.694 33.582 44.076 39.528 52.121 64.365 73.809 34.561 40.333 49.673 62.266 53.171 64.365 54.22 65.414 101.09 113.69 72.025 81.82
2.52 3.17 2.45 3.10 3.85 4.38 2.24 2.94 2.64 3.48 4.29 4.92 2.31 2.69 3.31 4.15 3.55 4.29 3.62 4.36 6.74 7.58 4.80 5.46
77.902 82.1 75.908 80.106 72.41 80.806 46.524 61.216 50.722 59.117 65.764 74.509 42.327 50.372 59.117 69.262 67.653 74.859 80.806 93.399 151.12 162.31 78.707 92.699
5.20 5.48 5.06 5.34 4.83 5.39 3.10 4.08 3.38 3.94 4.39 4.97 2.82 3.36 3.94 4.62 4.51 4.99 5.39 6.23 10.08 10.83 5.25 6.18
Re padi
Re palawija
Keterangan Desember
Bulan (mm)
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Oktober November
Agustus September
46. Perhitungan Kebutuhan Air
(Alternatif I)
I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II
I Eto (mm/hari) 5.094 5.094 5.193 5.193 4.884 4.884 4.770 4.770 5.027 5.027 5.330 5.330 5.286 5.286 4.976 4.976 4.484 4.484 4.425 4.425 4.430 4.430 4.705 4.705
II P (mm/hari) 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000
III Re (mm/hari) 3.547 4.293 3.617 4.363 6.743 7.583 4.804 5.458 2.520 3.173 2.450 3.103 3.850 4.382 2.240 2.940 2.637 3.477 4.293 4.923 2.305 2.690 3.313 4.153
IV Koefisien Tanaman
1 Kc3 0.820 0.450 LP LP LP 1.100 1.100 1.050 1.050 0.950 0.000 LP LP LP 1.100 1.100 1.050 1.050 0.950 0.000 0.500 0.750 1.000 1.000
2 Kc2 0.450 0.000 LP LP 1.100 1.100 1.050 1.050 0.950 0.000 0.000 LP LP 1.100 1.100 1.050 1.050 0.950 0.000 0.500 0.750 1.000 1.000 0.820
3 Kc1 0.000 0.000 LP 1.100 1.100 1.050 1.050 0.950 0.000 0.000 0.000 LP 1.100 1.100 1.050 1.050 0.950 0.000 0.500 0.750 1.000 1.000 0.820 0.450
4 Kc rata-rata = c 0.423 0.150 LP LP LP 1.083 1.067 1.017 0.667 0.317 0.000 LP LP LP 1.083 1.067 1.017 0.667 0.483 0.417 0.750 0.917 0.940 0.757
V Penggantian Lapisan Air (Water Layer Requirement / WLR)
1 WLR3 (mm/hari) 0.000 0.000 3.300 0.000 3.300 0.000 0.000 3.300 0.000 3.300
2 WLR2 (mm/hari) 0.000 3.300 0.000 3.300 0.000 0.000 3.300 0.000 3.300 0.000
3 WLR1 (mm/hari) 3.300 0.000 3.300 0.000 0.000 3.300 0.000 3.300 0.000 0.000
4 WLR rata-rata mm/hari 1.100 1.100 2.200 1.100 1.100 1.100 1.100 2.200 1.100 1.100
VI Kebutuhan Air Penyiapan Lahan
1 M = (1.1 . Eto)+P 7.712 7.712 7.372 7.863 7.815 7.815
2 k = (M.T)/S 1.388 1.388 1.327 1.415 1.407 1.407
3 e
k
4.008 4.008 3.769 4.118 4.082 4.082
4 (e
k
- 1) 3.008 3.008 2.769 3.118 3.082 3.082
5 IR = (M.ek
)/(ek
- 1) 10.276 10.276 10.034 10.385 10.350 10.350
VII Kebutuhan Air Irigasi
1 Etc (mm/hari) 2.156 0.764 10.276 10.276 10.034 5.290 5.088 4.850 3.351 1.592 0.000 10.385 10.350 10.350 5.391 5.308 4.559 2.990 2.139 1.844 3.322 4.060 4.423 3.560
2 NFR (mm/hari) 0.000 0.000 6.660 5.913 3.290 0.807 3.384 3.592 3.931 1.519 -0.450 7.281 6.500 5.968 6.251 5.468 6.123 2.613 -2.155 -3.080 1.017 1.370 1.110 -0.593
3 NFR (l/det/ha) 0.000 0.000 0.648 0.575 0.328 0.153 0.665 0.741 1.173 0.954 0.000 0.701 0.628 0.577 1.160 1.030 1.343 0.874 0.000 0.000 0.306 0.337 0.251 0.000
4 DR (l/dt/ha) 0.000 0.000 0.997 0.885 0.505 0.235 1.023 1.139 1.805 1.468 0.000 1.079 0.966 0.887 1.784 1.585 2.066 1.345 0.000 0.000 0.471 0.519 0.386 0.000
5 Luas Tanaman Padi 584 584 584 584 584 584 584 584 584 584 584 584 584 584 584 584 584 584 584 584 584 584 584 584
6 DR Total (m3/dtk) 0.000 0.000 0.582 0.517 0.295 0.137 0.598 0.665 1.054 0.857 0.000 0.630 0.564 0.518 1.042 0.926 1.207 0.785 0.000 0.000 0.275 0.303 0.225 0.000
Oktober November Desember Januari Agustus
Uraian
Bulan (mm)
No Februari Maret April Mei Juni Juli
September
LP PADI LP PADI PALAWIJA
47. Perbandingan Ketersediaan Air dan Kebutuhan Air
Alternatif I
Bulan Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agus Sept Okt Nov Dec
Kebutuhan Air 0.567 0.757 1.297 1.219 0.908 0.000 0.248 0.115 0.000 1.307 0.426 0.436
Ketersediaan Air 3.433 3.972 4.188 3.443 3.099 3.329 2.064 2.762 4.528 4.472 10.382 5.908
Selisih (%) 83.490 80.937 69.044 64.610 70.689 100.000 87.977 95.822 100.000 70.764 95.896 92.623
48. Perbandingan Ketersediaan Air dan Kebutuhan Air
Alternatif II
Bulan Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agus Sept Okt Nov Dec
Kebutuhan Air 0.226 1.579 1.138 1.298 0.359 0.000 0.336 0.026 0.622 1.282 0.247 0.527
Ketersediaan Air 3.433 3.972 4.188 3.443 3.099 3.329 2.064 2.762 4.528 4.472 10.382 5.908
Selisih (%) 93.420 60.255 72.827 62.290 88.414 100.000 83.738 99.070 86.259 71.329 97.623 91.080
49. Perbandingan Ketersediaan Air dan Kebutuhan Air
Alternatif III
Bulan Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agus Sept Okt Nov Dec
Kebutuhan Air 0.567 0.757 1.297 1.219 0.908 0.000 0.248 0.115 0.000 1.307 0.426 0.725
Ketersediaan Air 3.433 3.972 4.188 3.443 3.099 3.329 2.064 2.762 4.528 4.472 10.382 5.908
Selisih (%) 83.490 80.937 69.044 64.610 70.689 100.000 87.977 95.822 100.000 70.764 95.896 87.721
50. Perbandingan Ketersediaan Air dan Kebutuhan Air
Alternatif IV
Bulan Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agus Sept Okt Nov Dec
Kebutuhan Air 1.047 0.243 1.300 1.421 1.095 0.183 0.066 0.132 0.000 0.615 0.622 0.644
Ketersediaan Air 3.433 3.972 4.188 3.443 3.099 3.329 2.064 2.762 4.528 4.472 10.382 5.908
Selisih (%) 69.497 93.880 68.958 58.745 64.670 94.512 96.818 95.220 100.000 86.250 94.007 89.098
51. Perbandingan Ketersediaan Air dan Kebutuhan Air
Alternatif V
Bulan Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agus Sept Okt Nov Dec
Kebutuhan Air 1.256 0.612 0.624 1.614 1.012 0.575 0.000 0.039 0.000 0.000 0.647 0.836
Ketersediaan Air 3.433 3.972 4.188 3.443 3.099 3.329 2.064 2.762 4.528 4.472 10.382 5.908
Selisih (%) 63.406 84.586 85.097 53.130 67.357 82.718 100.000 98.586 100.000 100.000 93.764 85.849
52. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis ketersediaan air irigasi dan kebutuhan air
untuk tanaman pada Daerah Irigasi Taratak Timbulun, menunjukkan
bahwa kebutuhan air tanaman tercukupi dengan baik setiap
bulannya selama 10 tahun. Namun, kenyataan yang ditemui di
lapangan, menunjukkan bahwa pada saat musim kemarau,
kebutuhan air tanaman tidak tercukupi. Perbedaan antara hasil
analisis dan kenyataan di lapangan kemungkinan terjadi karena
manajemen pemeliharaan yang kurang baik. Contohnya seperti
banyaknya saluran irigasi yang rusak.
54. Kesimpulan
– Kebutuhan Air tanaman diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa
kebutuhan air terpenuhi oleh ketersediaan air
– Ketersediaan air minimum 2,064 m3/dtk terjadi pada bulan Juli.
Sementara ketersediaan air maksimum 10,382 m3/dtk terjadi pada
bulan November.
– Setelah dilakukan analisis, diperoleh kesimpulan bahwa
ketersediaan air pada Daerah Irigasi Taratak Timbulun mencukupi
kebutuhan air untuk sawah pada DI tersebut. Terdapat perbedaan
antara kondisi actual di lapangan dengan hasil analisis.
55. Saran
– Perlu dilakukan perbaikan saluran irigasi secepatnya, agar air
dapat tersalurkan secara optimal ke petak sawah dan
permasalahan kekurangan air pada petak sawah dapat
diatasi.
– Agar ketersediaan air dilapangan dapat tetap terpenuhi
sepanjang waktu, maka disarankan kepada pemerintah
setempat untuk dapat mengelola Jaringan Irigasi yang ada
dengan sebaik – baiknya dan melakukan pemeliharaan secara
rutin.