Dokumen tersebut membahas penanganan internet bermuatan negatif di Indonesia, mencakup prinsip-prinsipnya seperti memberikan sanksi hukum kepada pelanggar, melindungi kepentingan umum, dan melindungi industri kreatif nasional. Dibahas pula lingkup penanganan seperti pornografi dan kegiatan ilegal lainnya, serta mekanisme pelaporan dan prosedur penanganannya.
Pengguna media sosial perlu mengetahui bahwa mendistribusikan (mengirimkan/menyebarkan), mentransmisikan, dan/atau membuat dapat diakses informasi (buatan sendiri atau orang lain) yang mengandung unsur pornografi, berita bohong (hoax), penipuan, pencemaran nama baik, permusuhan, kekarasan (bullying) melalui media sosial atau sistem elektronik lainnya dapat dikenakan hukuman denda maksimum 750 juta/1 milyar dan/atau penjara maksimum 4/6 tahun. Wartawan atau jurnalis yang dilindungi oleh UU Pers juga perlu tahu UU ITE terkait media sosial ini agar tidak menjadi "korban" UU ITE.
Pengguna media sosial perlu mengetahui bahwa mendistribusikan (mengirimkan/menyebarkan), mentransmisikan, dan/atau membuat dapat diakses informasi (buatan sendiri atau orang lain) yang mengandung unsur pornografi, berita bohong (hoax), penipuan, pencemaran nama baik, permusuhan, kekarasan (bullying) melalui media sosial atau sistem elektronik lainnya dapat dikenakan hukuman denda maksimum 750 juta/1 milyar dan/atau penjara maksimum 4/6 tahun. Wartawan atau jurnalis yang dilindungi oleh UU Pers juga perlu tahu UU ITE terkait media sosial ini agar tidak menjadi "korban" UU ITE.
menciptakan metode baru berkomunikasi yang benar-benar mencengangkan. Lima tahun yang lalu masih sukar bagi orang membayangkan para wisatawan bisa mengirim e-mail (surat elektronik) dari dusun kecil Bukit Lawang yang
terletak di bibir Taman Nasional Gunung Leuser Sumatera Utara ke seluruh penjuru dunia, atau dari kota kuno Luang Prabang yang terpencil di hutan Laos, atau membayangkan 40% orang Australia dan 25% orang Korea akan memperoleh akses internet,1 Lihat http://www.nua.org atau membayangkan
seorang nenek di Moskow dengan kamera kecil yang disambungkan ke komputernya akan bisa melihat dan berbicara dengan cucunya di Sao Paolo dengan biaya yang relatif murah. Dengan biaya tidak sampai US$1.000 setiap orang pada tahun 2000 dapat
Pengekangan Kebebasan Ekspresi Online di Asia TenggaraDamar Juniarto
Dipresentasikan dalam acara "Membincang Demokrasi dan HAM di Asia" yang diselenggarakan oleh Asia Democracy Network, INFID dan Human Rights Working Group Indonesia, 29 Juni 2018.
Dinamika Etika dan Regulasi Internet Indonesia Pasca Revisi UU ITEICT Watch
Dinamika Etika dan Regulasi Internet Indonesia Pasca Revisi UU ITE. Silakan baca juga artikel "Jangan Mau Dibohongi Pake UU ITE!" http://internetsehat.id/2016/12/jangan-mau-dibohongi-pake-uu-ite/
REGOS Bogor ICT Volunteers Programme Profile Gnome.AsiaUnggul Sagena
REGOS (Relawan Go To School) Programme by Bogor ICT Volunteers 2012-2015 presented at Gnome.Asia Conference, University of Indonesia, Depok City, Indonesia, 7-8-9 May 2015
menciptakan metode baru berkomunikasi yang benar-benar mencengangkan. Lima tahun yang lalu masih sukar bagi orang membayangkan para wisatawan bisa mengirim e-mail (surat elektronik) dari dusun kecil Bukit Lawang yang
terletak di bibir Taman Nasional Gunung Leuser Sumatera Utara ke seluruh penjuru dunia, atau dari kota kuno Luang Prabang yang terpencil di hutan Laos, atau membayangkan 40% orang Australia dan 25% orang Korea akan memperoleh akses internet,1 Lihat http://www.nua.org atau membayangkan
seorang nenek di Moskow dengan kamera kecil yang disambungkan ke komputernya akan bisa melihat dan berbicara dengan cucunya di Sao Paolo dengan biaya yang relatif murah. Dengan biaya tidak sampai US$1.000 setiap orang pada tahun 2000 dapat
Pengekangan Kebebasan Ekspresi Online di Asia TenggaraDamar Juniarto
Dipresentasikan dalam acara "Membincang Demokrasi dan HAM di Asia" yang diselenggarakan oleh Asia Democracy Network, INFID dan Human Rights Working Group Indonesia, 29 Juni 2018.
Dinamika Etika dan Regulasi Internet Indonesia Pasca Revisi UU ITEICT Watch
Dinamika Etika dan Regulasi Internet Indonesia Pasca Revisi UU ITE. Silakan baca juga artikel "Jangan Mau Dibohongi Pake UU ITE!" http://internetsehat.id/2016/12/jangan-mau-dibohongi-pake-uu-ite/
REGOS Bogor ICT Volunteers Programme Profile Gnome.AsiaUnggul Sagena
REGOS (Relawan Go To School) Programme by Bogor ICT Volunteers 2012-2015 presented at Gnome.Asia Conference, University of Indonesia, Depok City, Indonesia, 7-8-9 May 2015
Seminar Keamanan Informasi Sesi I
"Regulasi dan Kebijakan dalam bidang Keamanan Informasi"
Aidil Chendramata, Direktur Keamanan Informasi Kemkominfo
Jakarta, 1 Desember 2014
Materi 3 (TOT Literasi Digital): Etika dan Aturan di Dunia SiberIndriyatno Banyumurti
Materi untuk TOT Literasi Digital untuk Guru
Bagian 3 dari 4 Serial Paparan Literasi Digital
Netiket
Standar/Panduan Komunitas Media Sosial
Tuntunan Agama
UU Informasi dan Transaksi Elektronik
Situasi kerentanan kebebasan berekspresi termasuk jurnalis dalam konteks digitalDamar Juniarto
Dalam konteks digital, kerja-kerja jurnalis menghadapi sejumlah tantangan baru yang menambah kerentanan. Presentasi ini mengungkap apa saja situasi terkini yang dihadapi jurnalis dan media di Indonesia.
Aktivasi 2FA di Media Sosial Lewat PonselICT Watch
Autentikasi Dua Faktor atau Two Factor Authentication (2FA) adalah sebuah metoda untuk menambahkan lapisan keamanan pada akun media sosial kita, selain password
Salah satu contohnya adalah dengan mengirimkan kode khusus melalui SMS ke nomor telepon selular setiap kali ada upaya untuk login ke akun medsos yang kita miliki.
Mengaktifkan 2FA akan mempersulit pihak lain untuk dapat masuk dan mengambil alih / meretas akun kita
Tantangan Perlindungan Privasi dan Keterbukaan InformasiICT Watch
Tantangan Perlindungan Privasi. Indonesia cukup tertinggal dalam diskursus perlindungan hak atas privasi terutama jika melihat kerangka legislasi dari perlindungan hak atas privasi, baik dari segi waktu maupun variasi perlindungannya. Walaupun perlindungan privasi sebenarnya sudah dikenal lama di Indonesia Setidaknya Kitab Undang – Undang Hukum Pidana memuat beberapa pasal tindak pidana yang terkait dengan privasi seperti larangan untuk membuka surat – surat, juga larangan memasuki tanah/properti pribadi, dan tindak pidana lain yang terkait dengan kejahatan jabatan.
Perlindungan Hak Atas Privasi di InternetICT Watch
Perlindungan Hak Atas Privasi di Internet. Isu mengenai pentingnya perlindungan hak atas privasi di Indonesia mulai menguat seiring dengan makin meningkatnya jumlah pengguna telepon seluler dan internet dalam beberapa tahun terakhir. Sejumlah kasus yang mencuat, terutama yang memiliki keterkaitan dengan kebocoran data pribadi seseorang, yang berbuntut pada aksi penipuan, kian menguatkan wacana perihal urgensi penguatan perlindungan hak atas privasi.
Perlindungan Data Pribadi di Indonesia. Usulan Pelembagaan Kebijakan dari Perspektif Hak Asasi Manusia. Meningkatnya pemanfaatan teknologi internet, selain membuka banyak kesempatan dan peluang pengembangan, termasuk kemudahan dalam pertukaran informasi, pada sisi lain juga telah membuka kerawanan baru terjadinya intervensi terhadap privasi. Peredaran data dalam format digital yang tidak lagi mengenal batas ruang dan teritorial menjadikan semakin mudahnya data‐data pribadi seseorang terpapar atau dipindahtangankan secara semena‐mena, tanpa kontrol dari pemilik data.
Privasi dan Keamanan Internet
Kerahasiaan pribadi atau keleluasaan pribadi (Bahasa Inggris: privacy) adalah kemampuan satu atau sekelompok individu untuk menutup atau melindungi kehidupan dan urusan personalnya dari publik, atau untuk mengontrol arus informasi mengenai diri mereka.
Privasi dan Perlindungan Data Pribadi.
Kerahasiaan pribadi atau keleluasaan pribadi (Bahasa Inggris: privacy) adalah kemampuan satu atau sekelompok individu untuk menutup atau melindungi kehidupan dan urusan personalnya dari publik, atau untuk mengontrol arus informasi mengenai diri mereka.
Privasi 101 Panduan Memahami Privasi dan Perlindungan DataICT Watch
Privasi 101 Panduan Memahami Privasi, Perlindungan Data dan Surveilans Komunikasi.
Kerahasiaan pribadi atau keleluasaan pribadi (Bahasa Inggris: privacy) adalah kemampuan satu atau sekelompok individu untuk menutup atau melindungi kehidupan dan urusan personalnya dari publik, atau untuk mengontrol arus informasi mengenai diri mereka.
Untuk file versi pptx (245 MB), pdf (10 MB) dan video clip terkait, silakan unduh di https://s.id/litdigictw | Informasi lebih lanjut silakan hubungi email info@ictwatch.id
Presentasi ini bebas digunakan dengan lisensi Creative Commons BY-NC-SA.
Literasi Digital Cerdas Paham Daring ICT Watch Hoax Hoaks UU ITE Informasi Transaksi Elektronik Ujaran Kebencian Perlindung Anak Child Online Protection Data Pribadi Online Privasi Internet Sehat Indonesia
Peta Jalan Perlindungan Anak Indonesia di Internet (Sebuah Pengantar)ICT Watch
Dokumentasi #LiveStreaming Rilis Peta Jalan Perlindungan Anak Indonesia di Internet https://www.youtube.com/watch?v=Hv161zrCMuo
Peta Jalan Perlindungan Anak Indonesia di Internet (Sebuah Pengantar).
I. LATAR BELAKANG 1
II. KOMITMEN GLOBAL SEBAGAI PEDOMAN DASAR 3
A. Landasan Hukum Dan Kebijakan 5
B. Mekanisme Pelaporan 7
C. Perhatian Utama Dalam Skala Nasional 11
D. Program Pendidikan Dan Kesadaran Masyarakat 12
III. ANAK DAN AKTIVITAS DI DUNIA MAYA 13
A. Aktivitas Anak Online Di Indonesia 16
B. Perangkat Yang Digunakan Saat Berinternet 17
C. Motivasi Menggunakan Internet Dan Aktivitas Online 17
IV. KONTEN YANG MENYALAHGUNAKAN ANAK 19
A. Definisi 19
B. Naungan Hukum 22
C. Kajian Regional 23
D. Ketersediaan Alat Dan Instrumen Untuk Investigasi 25
E. Pelatihan Penggunaan Alat Dan Membangun Awareness
(Terhadap Konten Yang Menyalahgunakan Anak) 27
F. Format/Prosedur Pelaporan 29
G. Strategi (Termasuk Hukum) Berkaitan Dengan
Pengurangan Konten Yang Menyalahgunakan Anak 30
V. DAFTAR PRIORITAS NASIONAL DALAM HAL PERLINDUNGAN
ANAK DI RANAH MAYA 34
A. Peta Komprehensif Kebijakan Yang Sudah Tersedia Terkait
Perlindungan Anak Di Ranah Maya 34
B. Fokus Utama Perlindungan Anak Di Ranah Maya Dalam
Skala Nasional 36
C. Program Dan Aktivitas Pemberdayaan Dan
Pendidikan Publik 36
D. Usulan Alur Mekanisme Pelaporan Yang Spesifik 38
E. Pemberdayaan Anak
Masukan ict watch pd FGD Tayangan bermuatan SARA dan Terorisme, 21 september ...ICT Watch
Menyikapi perkembangan terkini terkait sebagaimana didiskusikan pada FGD yang diselenggarakan Kominfo tentang pembahasan tayangan video bermuatan SARA dan Terorisme, ICT Watch memberikan masukan resmi secara tertulis, sebagaimana yang bisa dibaca pada file ini.
2. Cyber Space RealSpace
Internet Sehat dan
Aman
Dunia
Mayayang
semakin
membesar
Memfasilitasi
terbentuknya
jejaring dan
ekosistem
cyberspace yang
konstruktif dan
produktif
Mendorong
transformasidariReal
spaceke Cyberspace
1
2
3
4
Membawa added
valuedalam
dunia nyata dan
semakin
membesar
5
Peningkatan
kualitas
hidup
masyarakat
dan bangsa
2
Transformasi: REALSPACE ke
CYBERSPACE
3. Paragraph 43 :
our commitments to the positive uses
of the Internet and other ICTs and to
take appropriate actions and preventive
measures, as determined by law
against abusive uses of ICTs as
mentioned under the Ethical
Dimensions of the Information Society of
the Geneva Declaration of Principles
and Plan of Action
Indonesia telah
mengusulkan
pemanfaatan
Internet secara
positif dan
menjadi bagian
dari dokumen
Tunis Agenda
untuk WSIS
2005
Paragraph 90 : incorporating regulatory, self-regulatory, and
other effective policies and frameworks to protect children
and young people from abuse and exploitation through ICTs
into national plans of action and e-strategies
Tunis Agenda WSIS 2005
TUNIS AGENDA WSIS 2005
4. C10. Ethical dimensions of the Information Society
25. The Information Society should be subject to universally held values
and promote the common good and to prevent abusive uses of ICTs.
a. Take steps to promote respect for peace and to uphold the fundamental
values of freedom, equality, solidarity, tolerance, shared responsibility, and
respect for nature.
b. All stakeholders should increase their awareness of the ethical dimension of
their use of ICTs.
c. All actors in the Information Society should promote the common good,
protect privacy and personal data and take appropriate actions and
preventive measures, as determined by law, against abusive uses of ICTs
such as illegal and other acts motivated by racism, racial discrimination,
xenophobia, and related intolerance, hatred, violence, all forms of child
abuse, including paedophilia and child pornography, and trafficking in, and
exploitation of, human beings.
d. Invite relevant stakeholders, especially the academia, to continue research
on ethical dimensions of ICTs.
6. Setiap Orang dengan
sengaja dan tanpa hak
mendistribusikan dan/atau
mentransmisikan dan/atau
membuat dapat diaksesnya
Informasi Elektronik dan/atau
Dokumen Elektronik :
1) yang memiliki muatan yang
melanggar kesusilaan.
2) yang memiliki muatan perjudian.
3) yang memiliki muatan
penghinaan dan/atau
pencemaran nama baik
4) yang memiliki muatan
pemerasan dan/atau
dipidana dengan
pidana penjara
paling lama 6
(enam) tahun
dan/atau denda
paling banyak
Rp1.000.000.000,0
0 (satu miliar
rupiah)
Sanksinya :
PASAL 27
7. (1) Setiap Orang dengan sengaja
dan tanpa hak menyebarkan
berita bohong dan menyesatkan
yang mengakibatkan kerugian
konsumen dalam Transaksi
Elektronik.
(2) Setiap Orang dengan sengaja
dan tanpa hak menyebarkan
informasi yang ditujukan untuk
menimbulkan rasa kebencian
atau permusuhan individu
dan/atau kelompok masyarakat
tertentu berdasarkan atas suku,
agama, ras, dan antargolongan
(SARA).
PASAL 28
dipidana dengan
pidana penjara
paling lama 6
(enam) tahun
dan/atau denda
paling banyak
Rp1.000.000.000,0
0 (satu miliar
rupiah)
Sanksinya :
8. (Setiap Orang dengan sengaja dan
tanpa hak mengirimkan Informasi
Elektronik dan/atau Dokumen
Elektronik yang berisi ancaman
kekerasan atau menakut-nakuti yang
ditujukan secara pribadi.
Sanksinya :
PASAL 29
dipidana dengan
pidana penjara
paling lama 12
(dua belas) tahun
dan/atau denda
paling banyak
Rp2.000.000.000,0
0 (dua miliar
rupiah)
Sanksinya :
9. Pasal 25
“Informasi elektronik dan/atau
dokumen elektronik yang disusun
menjadi karya intelektual, situs
internet, dan karya intelektual
yang ada didalamnya dilindungi
sebagai Hak Kekayaan
Intelektual berdasarkan
ketentuan Peraturan Perundang-
undangan”
Pasal 32 Ayat (2)
“Setiap Orang dengan sengaja dan
tanpa hak atau melawan hukum
dengan cara apa pun
memindahkan atau mentransfer
Infromasi Elektronik dan/atau
ASPEK HAK ATAS KEKAYAAN
INTELEKTUAL
dipidana dengan
pidana penjara
paling lama 7
(tujuh) tahun
dan/atau denda
paling banyak
Rp700.000.000,00
(tujuh ratus juta
rupiah)
Sanksinya :
Pasal 46 ayat (2)
10. Pasal 40 ayat (1)
“Pemerintah memfasilitasi pemanfaatan
Teknologi Informasi dan Transaksi Elektronik
sesuai dengan Perundang – undangan.”
Pasal 40 ayat (2)
“Pemerintah melindungi kepentingan umum
dari segala jenis gangguan sebagai akibat
penyalahgunaan Informasi Elektronik dan
Transaksi Elektronik yang mengganggu
ketertiban umum, sesuai dengan ketentuan
peraturan Perundang-undangan.”
TUGAS DAN PERAN PEMERINTAH
12. PRINSIP-PRINSIP PENANGANAN
Pada prinsipnya yang melanggar harus menerima sanksi hukum
sesuai perundang-undangan.
Pada kenyataannya, muatan negatif mayoritas berada pada
server di LN dan belum tentu di Indonesia. Pelanggar belum
tentu dari Indonesia.
Kenapa harus ada pemblokiran?
bahwa Pemerintah melindungi kepentingan umum dari segala
jenis gangguan sebagai akibat penyalahgunaan informasi
elektronik yang mengganggu ketertiban umum.
bahwa Pemerintah melindungi industri nasional, kreatifitas anak
bangsa.
bahwa Pemerintah melindungi kepentingan Nasional.
Tujuan penanganan pemblokiran?
memberikan acuan bagi Pemerintah dan masyarakat terhadap
pemahaman situs internet bermuatan negatif dan peran
bersama dalam penanganannya;
melindungi kepentingan umum dari konten internet yang
berpotensi memberikan dampak negatif dan atau merugikan
13. 2. LINGKUP PENANGANAN
Catatan: Kegiatan ilegal lainnya, antara lain:
Kekerasan/Sadisme
SARA
Perjudian
Perdagangan ilegal (obat/makanan ilegal/ bursa komoditi ilegal/ investasi
ilegal/ jual beli saham ilegal)
Terorisme & Narkoba
Musik ilegal/pelanggaran Hak Cipta.
Lingkup Situs Bermuatan Negatif yaitu:
1. Pornografi
2. Kegiatan ilegal lainnya
Penanganan Situs meliputi:
1. Pemasukan ke dalam daftar TRUST+Positif
2. Normalisasi yaitu pengeluaran dari daftar
TRUST+Positif.
3. Koordinasi dan komunikasi dengan penyedia
server/konten/blog
14. 3. MEKANISME FASILITASI (PELAPOR)
Pornografi
Kegiatan
Ilegal
Lainnya
Situs yang bermuatan pornografi dapat
dilaporkan oleh:
- Masyarakat
- Kementerian/Lembaga
Situs yang bermuatan kegiatan ilegal lainnya
dapat dilaporkan oleh Kementerian/Lembaga
terkait, institusi penegak hukum, institusi
peradilan sesuai dengan bidang
kewenangannya.
15. 4. PROSEDUR PENYAMPAIAN LAPORAN
LAPORAN MUATAN NEGATIF OLEH MASYARAKAT DAN K/L
Pengguna
Internet
menyampaikan
laporan melalui
sarana e-mail
dan pelaporan
berbasis web
• Memberikan Jawaban
awal
• Melakukan
pemberkasan
• Meninjau ke situs yang
dituju dan mengambil
beberapa sampel
(image) situs.
• Menempatkan ke
TRUST+Positif jika
konten bermuatan
negatif
Mengirimkan e-
mail notifikasi
kepada seluruh
ISP untuk
perbaharuan
data
Pimpinan K/L
memberikan
surat resmi
kepada Menteri
Kominfo
16. 4. PROSEDUR PENYAMPAIAN LAPORAN
LAPORAN NORMALISASI SITUS
Pengelola situs
atau masyarakat
melaporkan
melalui sarana
e-mail dan
pelaporan
berbasis web
• Memberikan Jawaban
awal
• Melakukan
pemberkasan
• Meninjau ke situs yang
dituju dan mengambil
beberapa sampel
(image) situs.
• Mengeluarkan dari
TRUST+Positif jika
bukan konten
bermuatan negatif.
Mengirimkan e-
mail notifikasi
kepada seluruh
ISP untuk
perbaharuan
data
17. 5. KOORDINASI DENGAN ISP
TRUST+positif menyediakan dan mengelola database
blacklist sebagai acuan/rujukan.
Teknis pemblokiran dilakukan di masing-masing
penyelenggara jasa akses internet (ISP).
Kementerian Kominfo dan ISP secara rutin
berkoordinasi untuk menyesuaikan database blacklist.
18. 6. SOSIALISASI DENGAN MASYARAKAT
TRUST+positif bukan merupakan national single
gateway atau server filtering aktif. Secara teknis,
pemblokiran dilakukan pada level ISP (internet service
provider/penyelenggara jasa akses internet).
Koordinasi dilakukan juga dengan penyelenggara
pemblokiran yang dilakukan masyarakat. Misal:
NAWALA.
19. Koordinasi
Yayasan Nawala Nusantara, pengelola sistem filtering
aktif Nawala, terkait dengan penyesuaian database
blacklist.
Asosiasi industri musik, terkait dengan situs-situs yang
menyediakan konten musik ilegal di internet
Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi
(Bappebti) Kementerian Perdagangan, terkait dengan
situs-situs perdagangan berjangka komoditi tanpa ijin
(ilegal).
Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM),
terkait situs-situs yang mengedarkan obat dan atau
pangan ilegal.
Google, terkait dengan konten video negatif pada layanan
YouTube