SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Download to read offline
DRAFT
PERATURAN
MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR ... TAHUN 2013
TENTANG
PENANGANAN SITUS INTERNET BERMUATAN NEGATIF
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa internet merupakan salah satu media perwujudan
hak asasi manusia melalui kemerdekaan menyampaikan
pendapat dan memperoleh informasi yang dilaksanakan
secara bertanggung jawab, selaras dan seimbang antara
kebebasan dan kesetaraan menggunakan hak berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
b. bahwa Pemerintah memfasilitasi pemanfaatan teknologi
informasi dan transaksi elektronik serta melindungi
kepentingan umum dari segala jenis gangguan sebagai
akibat penyalahgunaan informasi elektronik yang
mengganggu ketertiban umum sesuai dengan ketentuan
Peraturan Perundang-undangan;
c. bahwa untuk memberikan akses internet yang sehat dan
aman bagi masyarkat dengan memberikan perlindungan
berdasarkan daftar informasi sehat dan terpercaya;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a sampai dengan huruf c, maka dipandang
perlu menetapkan Peraturan Menteri Komunikasi dan
Informatika tentang Penanganan Situs Internet Bermuatan
Negatif.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi
dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4843);
2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi
DRAFT
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
181, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4928);
3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 61);
4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun
2010 tentang Kedudukan, Tugas, Dan Fungsi Kementerian
Negara Serta Susunan Organisasi, Tugas, Dan Fungsi
Eselon I Kementerian Negara;
5. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor
17/P/M.KOMINFO/10/2010 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Komunikasi dan Informatika;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
TENTANG PENANGANAN SITUS INTERNET BERMUATAN
NEGATIF
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:
1. Pemblokiran Situs Internet Bermuatan Negatif yang selanjutnya disebut
Pemblokiran adalah aksi yang diambil untuk menghentikan masyarakat
untuk mengakses informasi dari sebuah situs bermuatan negatif.
2. Pornografi adalah gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi,
gambar bergerak, animasi, kartun, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk
pesan lainnya melalui berbagai bentuk media komunikasi dan/atau
pertunjukan di muka umum, yang memuat kecabulan atau eksploitasi
seksual yang melanggar norma kesusilaan dalam masyarakat.
3. Penyelenggara Telekomunikasi adalah adalah perseorangan, koperasi, badan
usaha milik daerah, badan usaha milik negara, badan usaha swasta, instansi
pemerintah, dan instansi pertahanan keamanan negara.
4. Sampel adalah sampel laman situs yang diambil dengan bentuk image.
5. Normalisasi adalah proses penghapusan alamat situs dari TRUST+Positif.
6. Menteri adalah Menteri Komunikasi dan Informatika.
DRAFT
7. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal yang membidangi aplikasi
informatika.
8. Direktur adalah Direktur yang membidangi e-Business.
BAB II
TUJUAN
Pasal 2
Tujuan Peraturan Menteri ini, yaitu:
1. memberikan acuan bagi Pemerintah dan masyarakat terhadap pemahaman
situs internet bermuatan negatif dan peran bersama dalam penanganannya;
2. melindungi kepentingan umum dari konten internet yang berpotensi
memberikan dampak negatif dan atau merugikan.
Pasal 3
Ruang lingkup Peraturan Menteri ini, yaitu:
1. penentuan situs internet bermuatan negatif yang perlu ditangani;
2. peran Pemerintah dan masyarakat dalam penanganan situs internet
bermuatan negatif;
3. tanggung jawab Penyelenggara Jasa Akses Internet dalam penanganan situs
bermuatan negatif;
4. tata cara pemblokiran dan normalisasi pemblokiran dalam penanganan situs
internet bermuatan negatif.
BAB III
SITUS INTERNET BERMUATAN NEGATIF
Pasal 4
(1) Jenis situs internet bermuatan negatif yang ditangani sebagaimana dimaksud
pada Pasal 3 butir 1, yaitu:
1. pornografi;
2. perjudian;
3. kegiatan ilegal lainnya.
(2) Kegiatan ilegal lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) butir 3
merupakan kegiatan ilegal yang pelaporannya berasal dari Kementerian atau
Lembaga Pemerintah yang berwenang.
DRAFT
BAB IV
PERAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAH
Pasal 5
(1) Masyarakat dapat mengajukan pelaporan untuk meminta pemblokiran atas
muatan negatif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) butir 1 dan
butir 2.
(2) Kementerian atau Lembaga Pemerintah dapat meminta pemblokiran situs
internet bermuatan negatif yang menjadi bidang kewenangannya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) butir 3.
(3) Lembaga Penegak Hukum dan atau Lembaga Peradilan dapat meminta
pemblokiran situs bermuatan negatif.
Pasal 6
(1) Direktur Jenderal menyediakan daftar alamat situs yang bermuatan negatif
yang disebut TRUST+Positif.
(2) Direktur Jenderal memerintahkan kepada Penyelenggara Jasa Akses Internet
untuk melaksanakan pemblokiran pada sisi layanan mereka mengacu kepada
TRUST+Positif atau menggunakan layanan pemblokiran dari Penyelenggara
Layanan Pemblokiran yang terdaftar.
Pasal 7
Masyarakat dapat ikut serta menyelenggarakan layanan pemblokiran dengan
memuat paling sedikit situs-situs dalam TRUST+Positif.
Pasal 8
(1) Penyelenggaraan layanan pemblokiran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
dilakukan oleh Penyelenggara Layanan Pemblokiran.
(2) Penyelenggara Layanan Pemblokiran harus memiliki kriteria sekurang-
kurangnya:
a. terdaftar sebagai Penyelenggara Sistem Elektronik;
b. berbadan hukum Indonesia;
c. menempatkan pusat datanya di Indonesia;
d. memiliki prosedur operasi yang transparan dan akuntabel;
DRAFT
BAB V
TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA JASA AKSES INTERNET
Pasal 9
(1) Penyelenggara Jasa Akses Internet wajib melakukan pemblokiran terhadap
situs-situs yang terdapat dalam TRUST+Positif.
(2) Pemblokiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan sebagai
berikut:
a. pemblokiran mandiri; atau
b. pemblokiran menggunakan layanan pemblokiran yang disediakan
Penyelenggara Layanan Pemblokiran.
(3) Dalam hal Penyelenggara Jasa Akses Internet tidak melakukan pemblokiran
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Penyelenggara Jasa Akses Internet
dapat dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(4) Penyelenggara Jasa Akses Internet yang telah menjalankan pemblokiran
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), Penyelenggara Jasa Akses
Internet tersebut telah memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan
terkait dengan Pasal 4.
Pasal 10
(1) Penyelenggara Jasa Akses Internet wajib melakukan pembaruan data atas
daftar baru yang masuk kedalam TRUST+Positif.
(2) Pembaharuan data sebagaimana dimaksud pada ayat (1):
a. wajib terlaksana paling sedikit 1 x seminggu untuk pembaharuan rutin;
b. wajib terlaksana paling sedikit 1 x 24 jam untuk pembaharuan bersifat
darurat.
BAB VI
TATA CARA PEMBLOKIRAN DAN NORMALISASI PEMBLOKIRAN
Bagian Kesatu
Penerimaan Laporan
Pasal 11
Tata cara penerimaan laporan meliputi:
DRAFT
1. Penerimaan laporan berupa pelaporan atas:
a. situs internet bermuatan negatif; atau
b. permintaan normalisasi pemblokiran situs.
2. Pelaporan disampaikan oleh masyarakat kepada Menteri c.q. Direktur
Jenderal melalui fasilitas penerimaan pelaporan berupa e-mail aduan dan
atau pelaporan berbasis situs yang disediakan;
3. Pelaporan dari masyarakat dapat dikategorikan sebagai pelaporan darurat
apabila menyangkut hak pribadi, pornografi anak, dan dampak negatif yang
cepat di masyarakat dan atau permintaan yang bersifat khusus.
Pasal 12
(1) Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) harus telah melalui
penilaian di Kementerian/Lembaga terkait dengan memuat alamat situs, jenis
muatan negatif, jenis pelanggaran dan keterangan;
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan oleh Pejabat
berwenang kepada Menteri c.q. Direktur Jenderal, dengan dilampiri daftar
alamat situs dan hasil penilaian;
(3) Terhadap pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Direktur Jenderal
melakukan pemantauan terhadap situs yang dilaporkan.
Pasal 13
(1) Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) dilakukan dalam
rangka penindakan dan penegakan hukum.
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus telah melakui penilaian
pada Lembaga Penegak Hukum atau Lembaga Peradilan yang bersangkutan.
(3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan oleh Pejabat
berwenang kepada Menteri c.q. Direktur Jenderal, dengan dilampiri daftar
alamat situs dan hasil penilaian.
(4) Terhadap pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Direktur Jenderal
melakukan pemantauan terhadap situs yang dilaporkan.
Bagian Kedua
Tindak Lanjut dan Pemberkasan Laporan
Pasal 14
Tata cara tindak lanjut dan pemberkasan laporan meliputi:
1. Melakukan kegiatan pemberkasan pelaporan yang meliputi:
DRAFT
a. pemberkasan pelaporan asli kedalam berkas dan database elektronik
berikut penguraian pelaporan;
b. peninjauan ke situs internet yang dituju dan mengambil beberapa sampel
situs;
c. penampungan sampel gambar situs internet ke dalam berkas dan database
elektronik.
2. Direktur Jenderal menyelesaikan pemberkasan dalam waktu paling lambat 1
x 24 jam sejak pelaporan diterima;
3. Apabila situs internet dimaksud merupakan situs bermuatan negatif:
a. Direktur Jenderal menempatkan alamat situs tersebut ke dalam
TRUST+Positif dalam periode pemberkasan;
b. apabila merupakan kondisi darurat, Direktur Jenderal menempatkan
alamat situs tersebut dalam TRUST+Positif dalam periode 1 x 12 jam sejak
laporan diterima dan dilakukan komunikasi kepada Penyelenggara Jasa
Akses Internet.
Pasal 15
Tata cara tindak lanjut dan pemberkasan laporan dari Kementerian/Lembaga
meliputi:
1. Direktur Jenderal memberikan peringatan melalui e-mail kepada penyedia
situs untuk menyampaikan adanya muatan negatif.
2. Dalam hal penyedia situs tidak mengindahkan peringatan sebagaimana butir
1 dalam waktu 2 x 24 jam, maka dilakukan pemberkasan.
3. Dalam hal tidak ada alamat komunikasi yang dapat dihubungi maka langsung
dilakukan pemberkasan.
4. Melakukan kegiatan pemberkasan pelaporan yang meliputi:
a. pemberkasan pelaporan asli kedalam berkas dan database elektronik
berikut penguraian pelaporan;
b. peninjauan ke situs internet yang dituju dan mengambil beberapa sampel
situs;
c. penampungan sampel situs internet ke dalam berkas dan database
elektronik.
5. Direktur Jenderal menyelesaikan pemberkasan dalam waktu paling lambat 5
(lima) hari kerja sejak pelaporan diterima;
6. Apabila situs internet dimaksud merupakan situs bermuatan negatif:
a. Direktur Jenderal menempatkan alamat situs tersebut ke dalam
TRUST+Positif dalam periode pemberkasan;
DRAFT
b. apabila merupakan kondisi darurat, Direktur Jenderal menempatkan
alamat situs tersebut dalam TRUST+Positif dalam periode 24 jam sejak
laporan diterima dan dilakukan komunikasi kepada Penyelenggara Jasa
Akses Internet.
Pasal 16
Tata cara tindak lanjut dan pemberkasan laporan dari Lembaga Penegak Hukum
atau Lembaga Peradilan meliputi:
1. Melakukan kegiatan pemberkasan pelaporan yang meliputi:
a. pemberkasan pelaporan asli kedalam berkas dan database elektronik
berikut penguraian pelaporan;
b. peninjauan ke situs internet yang dituju dan mengambil beberapa sampel
situs;
c. penampungan sampel situs internet ke dalam berkas dan database
elektronik.
2. Direktur Jenderal menyelesaikan pemberkasan dalam waktu paling lambat 3
(tiga) hari kerja sejak pelaporan diterima;
3. Direktur Jenderal menempatkan alamat situs tersebut ke dalam TRUST+Positif
dalam periode pemberkasan;
4. Apabila merupakan kondisi darurat, Direktur Jenderal menempatkan alamat
situs tersebut dalam TRUST+Positif dalam periode 24 jam sejak laporan
diterima dan dilakukan komunikasi kepada Penyelenggara Jasa Akses
Internet.
Bagian Ketiga
Tata Cara Normalisasi
Pasal 17
(1) Pengelola situs atau masyarakat dapat mengajukan normalisasi atas
pemblokiran situs.
(2) Tata cara pelaporan normalisasi dilakukan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 11.
(3) Melakukan kegiatan pemberkasan pelaporan yang meliputi:
a. pemberkasan pelaporan asli kedalam berkas dan database elektronik
berikut penguraian pelaporan;
b. peninjauan ke situs internet yang dituju dan mengambil beberapa sampel
situs;
DRAFT
c. penampungan sampel gambar situs internet ke dalam berkas dan database
elektronik.
(4) Direktur Jenderal menyelesaikan pemberkasan dalam waktu paling lambat 1
x 24 jam sejak pelaporan diterima.
(5) Apabila situs internet dimaksud bukan merupakan situs bermuatan negatif:
a. menghilangkan dari TRUST+Positif;
b. melakukan komunikasi kepada Penyelenggara Jasa Akses Internet atas
proses normalisasi tersebut;
c. melakukan pemberitahuan (notifikasi) secara elektronik atas hasil penilaian
kepada pelapor.
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 18
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkannya.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 2013
MENTERI KOMUNIKASI DAN
INFORMATIKA,
TIFATUL SEMBIRING
Diundangkan di Jakarta pada tanggal
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
AMIR SYAMSUDIN
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2013 NOMOR

More Related Content

What's hot

PENANGANAN SITUS INTERNET BERMUATAN NEGATIF
PENANGANAN SITUS INTERNET BERMUATAN NEGATIFPENANGANAN SITUS INTERNET BERMUATAN NEGATIF
PENANGANAN SITUS INTERNET BERMUATAN NEGATIFICT Watch
 
Pernyataan Pers Menyikapi Permen Blokir
Pernyataan Pers Menyikapi Permen BlokirPernyataan Pers Menyikapi Permen Blokir
Pernyataan Pers Menyikapi Permen BlokirICT Watch
 
Kebijakan Penapisan Konten (Azhar Hasyim - Dir eBusiness, Kemkominfo)
Kebijakan Penapisan Konten (Azhar Hasyim - Dir eBusiness, Kemkominfo)Kebijakan Penapisan Konten (Azhar Hasyim - Dir eBusiness, Kemkominfo)
Kebijakan Penapisan Konten (Azhar Hasyim - Dir eBusiness, Kemkominfo)Indriyatno Banyumurti
 
cybercrime and cyberlaw
cybercrime and cyberlawcybercrime and cyberlaw
cybercrime and cyberlawNieya Moetz
 
Draft Permohonan Keberatan Permenkominfo 19/2014
Draft Permohonan Keberatan Permenkominfo 19/2014Draft Permohonan Keberatan Permenkominfo 19/2014
Draft Permohonan Keberatan Permenkominfo 19/2014ICT Watch
 
Ruu kuhp Rancangan Undang Undang Kitab Undang Undang Hukum Pidana agustus 2019
Ruu kuhp Rancangan Undang Undang Kitab Undang Undang Hukum Pidana agustus 2019Ruu kuhp Rancangan Undang Undang Kitab Undang Undang Hukum Pidana agustus 2019
Ruu kuhp Rancangan Undang Undang Kitab Undang Undang Hukum Pidana agustus 2019PengacaraBalikpapanY
 
Pendapat hukum konstitusi
Pendapat hukum konstitusiPendapat hukum konstitusi
Pendapat hukum konstitusifariza Eupho
 
Kuhp buku ketiga
Kuhp buku ketigaKuhp buku ketiga
Kuhp buku ketigaSei Enim
 
Nota Keberatan APJII atas Permen Situs Negatif
Nota Keberatan APJII atas Permen Situs NegatifNota Keberatan APJII atas Permen Situs Negatif
Nota Keberatan APJII atas Permen Situs NegatifICT Watch
 
Bab iii cyberlaw 9 14
Bab iii cyberlaw 9 14Bab iii cyberlaw 9 14
Bab iii cyberlaw 9 14Artiny Tianis
 
K1 risalah mp_iii_ts_10-11_risalah_rdp&rdpu_kom_i_dg_brti,_id-sirtii,_operato...
K1 risalah mp_iii_ts_10-11_risalah_rdp&rdpu_kom_i_dg_brti,_id-sirtii,_operato...K1 risalah mp_iii_ts_10-11_risalah_rdp&rdpu_kom_i_dg_brti,_id-sirtii,_operato...
K1 risalah mp_iii_ts_10-11_risalah_rdp&rdpu_kom_i_dg_brti,_id-sirtii,_operato...fraksi balkon
 
Dampak negatif internet bag.2
Dampak negatif internet bag.2Dampak negatif internet bag.2
Dampak negatif internet bag.2Fitriadye Banjang
 

What's hot (18)

PENANGANAN SITUS INTERNET BERMUATAN NEGATIF
PENANGANAN SITUS INTERNET BERMUATAN NEGATIFPENANGANAN SITUS INTERNET BERMUATAN NEGATIF
PENANGANAN SITUS INTERNET BERMUATAN NEGATIF
 
Pernyataan Pers Menyikapi Permen Blokir
Pernyataan Pers Menyikapi Permen BlokirPernyataan Pers Menyikapi Permen Blokir
Pernyataan Pers Menyikapi Permen Blokir
 
Kebijakan Penapisan Konten (Azhar Hasyim - Dir eBusiness, Kemkominfo)
Kebijakan Penapisan Konten (Azhar Hasyim - Dir eBusiness, Kemkominfo)Kebijakan Penapisan Konten (Azhar Hasyim - Dir eBusiness, Kemkominfo)
Kebijakan Penapisan Konten (Azhar Hasyim - Dir eBusiness, Kemkominfo)
 
cybercrime and cyberlaw
cybercrime and cyberlawcybercrime and cyberlaw
cybercrime and cyberlaw
 
Draft Permohonan Keberatan Permenkominfo 19/2014
Draft Permohonan Keberatan Permenkominfo 19/2014Draft Permohonan Keberatan Permenkominfo 19/2014
Draft Permohonan Keberatan Permenkominfo 19/2014
 
Uu 03 1989
Uu 03 1989Uu 03 1989
Uu 03 1989
 
Tugas pti
Tugas ptiTugas pti
Tugas pti
 
Presentasi rpm-konten
Presentasi rpm-kontenPresentasi rpm-konten
Presentasi rpm-konten
 
Ruu kuhp Rancangan Undang Undang Kitab Undang Undang Hukum Pidana agustus 2019
Ruu kuhp Rancangan Undang Undang Kitab Undang Undang Hukum Pidana agustus 2019Ruu kuhp Rancangan Undang Undang Kitab Undang Undang Hukum Pidana agustus 2019
Ruu kuhp Rancangan Undang Undang Kitab Undang Undang Hukum Pidana agustus 2019
 
Pendapat hukum konstitusi
Pendapat hukum konstitusiPendapat hukum konstitusi
Pendapat hukum konstitusi
 
Slide Presentasi Perma 14:2016
Slide Presentasi Perma 14:2016Slide Presentasi Perma 14:2016
Slide Presentasi Perma 14:2016
 
Kuhp buku ketiga
Kuhp buku ketigaKuhp buku ketiga
Kuhp buku ketiga
 
Nota Keberatan APJII atas Permen Situs Negatif
Nota Keberatan APJII atas Permen Situs NegatifNota Keberatan APJII atas Permen Situs Negatif
Nota Keberatan APJII atas Permen Situs Negatif
 
Bab iii cyberlaw 9 14
Bab iii cyberlaw 9 14Bab iii cyberlaw 9 14
Bab iii cyberlaw 9 14
 
Uu 05 1964
Uu 05 1964Uu 05 1964
Uu 05 1964
 
K1 risalah mp_iii_ts_10-11_risalah_rdp&rdpu_kom_i_dg_brti,_id-sirtii,_operato...
K1 risalah mp_iii_ts_10-11_risalah_rdp&rdpu_kom_i_dg_brti,_id-sirtii,_operato...K1 risalah mp_iii_ts_10-11_risalah_rdp&rdpu_kom_i_dg_brti,_id-sirtii,_operato...
K1 risalah mp_iii_ts_10-11_risalah_rdp&rdpu_kom_i_dg_brti,_id-sirtii,_operato...
 
Dampak negatif internet bag.2
Dampak negatif internet bag.2Dampak negatif internet bag.2
Dampak negatif internet bag.2
 
Penanganan Kasus Cybercrime
Penanganan Kasus CybercrimePenanganan Kasus Cybercrime
Penanganan Kasus Cybercrime
 

Viewers also liked

Information Security: Fundamental
Information Security: FundamentalInformation Security: Fundamental
Information Security: FundamentalICT Watch
 
Navigating Indonesia's Information Highway
Navigating Indonesia's Information HighwayNavigating Indonesia's Information Highway
Navigating Indonesia's Information HighwayICT Watch
 
Surat Permohonan Informasi Trust Positif
Surat Permohonan Informasi Trust PositifSurat Permohonan Informasi Trust Positif
Surat Permohonan Informasi Trust PositifICT Watch
 
Jawaban Kemkominfo atas Tanggapan Keberatan tentang Trust Positif
Jawaban Kemkominfo atas Tanggapan Keberatan tentang Trust PositifJawaban Kemkominfo atas Tanggapan Keberatan tentang Trust Positif
Jawaban Kemkominfo atas Tanggapan Keberatan tentang Trust PositifICT Watch
 
Urgensi Perlindungan Data Pribadi Menuju ASEAN Community 2015
Urgensi Perlindungan Data Pribadi Menuju ASEAN Community 2015Urgensi Perlindungan Data Pribadi Menuju ASEAN Community 2015
Urgensi Perlindungan Data Pribadi Menuju ASEAN Community 2015ICT Watch
 
Diskriminasi dan Radikalisasi di Internet
Diskriminasi dan Radikalisasi di InternetDiskriminasi dan Radikalisasi di Internet
Diskriminasi dan Radikalisasi di InternetICT Watch
 
Nilai Komersial dalam Data Pribadi dan Konsep Perlindungannya
Nilai Komersial dalam Data Pribadi dan Konsep PerlindungannyaNilai Komersial dalam Data Pribadi dan Konsep Perlindungannya
Nilai Komersial dalam Data Pribadi dan Konsep PerlindungannyaICT Watch
 
Pengakomodasian Standar Internasional Legislasi Nasional Perlindungan Data Pr...
Pengakomodasian Standar Internasional Legislasi Nasional Perlindungan Data Pr...Pengakomodasian Standar Internasional Legislasi Nasional Perlindungan Data Pr...
Pengakomodasian Standar Internasional Legislasi Nasional Perlindungan Data Pr...ICT Watch
 
Indonesia Privacy Update
Indonesia Privacy UpdateIndonesia Privacy Update
Indonesia Privacy UpdateICT Watch
 
Jawaban Kemkominfo tentang Trust Positif
Jawaban Kemkominfo tentang Trust PositifJawaban Kemkominfo tentang Trust Positif
Jawaban Kemkominfo tentang Trust PositifICT Watch
 
Modul Tata Kelola Internet (UNAPCICT)
Modul Tata Kelola Internet (UNAPCICT)Modul Tata Kelola Internet (UNAPCICT)
Modul Tata Kelola Internet (UNAPCICT)ICT Watch
 
Berkenalan Dengan Tata Kelola Internet
Berkenalan Dengan Tata Kelola InternetBerkenalan Dengan Tata Kelola Internet
Berkenalan Dengan Tata Kelola InternetICT Watch
 
Catatan Kritis RUU Perubahan UU ITE
Catatan Kritis RUU Perubahan UU ITECatatan Kritis RUU Perubahan UU ITE
Catatan Kritis RUU Perubahan UU ITEICT Watch
 
SK Menkominfo Forum Tim Panel Konten 2015
SK Menkominfo Forum Tim Panel Konten 2015SK Menkominfo Forum Tim Panel Konten 2015
SK Menkominfo Forum Tim Panel Konten 2015ICT Watch
 
Indonesian Internet Landscape (Brief Overview)
Indonesian Internet Landscape (Brief Overview)Indonesian Internet Landscape (Brief Overview)
Indonesian Internet Landscape (Brief Overview)ICT Watch
 
Indonesia Internet Sehat on Child Online Protection
Indonesia Internet Sehat on Child Online ProtectionIndonesia Internet Sehat on Child Online Protection
Indonesia Internet Sehat on Child Online ProtectionICT Watch
 
Master Plan ASEAN Connectivity 2025
Master Plan ASEAN Connectivity 2025Master Plan ASEAN Connectivity 2025
Master Plan ASEAN Connectivity 2025ICT Watch
 
Profil Pengguna Internet Indonesia 2014 (Riset oleh APJII dan PUSKAKOM UI)
Profil Pengguna Internet Indonesia 2014 (Riset oleh APJII dan PUSKAKOM UI)Profil Pengguna Internet Indonesia 2014 (Riset oleh APJII dan PUSKAKOM UI)
Profil Pengguna Internet Indonesia 2014 (Riset oleh APJII dan PUSKAKOM UI)ICT Watch
 

Viewers also liked (18)

Information Security: Fundamental
Information Security: FundamentalInformation Security: Fundamental
Information Security: Fundamental
 
Navigating Indonesia's Information Highway
Navigating Indonesia's Information HighwayNavigating Indonesia's Information Highway
Navigating Indonesia's Information Highway
 
Surat Permohonan Informasi Trust Positif
Surat Permohonan Informasi Trust PositifSurat Permohonan Informasi Trust Positif
Surat Permohonan Informasi Trust Positif
 
Jawaban Kemkominfo atas Tanggapan Keberatan tentang Trust Positif
Jawaban Kemkominfo atas Tanggapan Keberatan tentang Trust PositifJawaban Kemkominfo atas Tanggapan Keberatan tentang Trust Positif
Jawaban Kemkominfo atas Tanggapan Keberatan tentang Trust Positif
 
Urgensi Perlindungan Data Pribadi Menuju ASEAN Community 2015
Urgensi Perlindungan Data Pribadi Menuju ASEAN Community 2015Urgensi Perlindungan Data Pribadi Menuju ASEAN Community 2015
Urgensi Perlindungan Data Pribadi Menuju ASEAN Community 2015
 
Diskriminasi dan Radikalisasi di Internet
Diskriminasi dan Radikalisasi di InternetDiskriminasi dan Radikalisasi di Internet
Diskriminasi dan Radikalisasi di Internet
 
Nilai Komersial dalam Data Pribadi dan Konsep Perlindungannya
Nilai Komersial dalam Data Pribadi dan Konsep PerlindungannyaNilai Komersial dalam Data Pribadi dan Konsep Perlindungannya
Nilai Komersial dalam Data Pribadi dan Konsep Perlindungannya
 
Pengakomodasian Standar Internasional Legislasi Nasional Perlindungan Data Pr...
Pengakomodasian Standar Internasional Legislasi Nasional Perlindungan Data Pr...Pengakomodasian Standar Internasional Legislasi Nasional Perlindungan Data Pr...
Pengakomodasian Standar Internasional Legislasi Nasional Perlindungan Data Pr...
 
Indonesia Privacy Update
Indonesia Privacy UpdateIndonesia Privacy Update
Indonesia Privacy Update
 
Jawaban Kemkominfo tentang Trust Positif
Jawaban Kemkominfo tentang Trust PositifJawaban Kemkominfo tentang Trust Positif
Jawaban Kemkominfo tentang Trust Positif
 
Modul Tata Kelola Internet (UNAPCICT)
Modul Tata Kelola Internet (UNAPCICT)Modul Tata Kelola Internet (UNAPCICT)
Modul Tata Kelola Internet (UNAPCICT)
 
Berkenalan Dengan Tata Kelola Internet
Berkenalan Dengan Tata Kelola InternetBerkenalan Dengan Tata Kelola Internet
Berkenalan Dengan Tata Kelola Internet
 
Catatan Kritis RUU Perubahan UU ITE
Catatan Kritis RUU Perubahan UU ITECatatan Kritis RUU Perubahan UU ITE
Catatan Kritis RUU Perubahan UU ITE
 
SK Menkominfo Forum Tim Panel Konten 2015
SK Menkominfo Forum Tim Panel Konten 2015SK Menkominfo Forum Tim Panel Konten 2015
SK Menkominfo Forum Tim Panel Konten 2015
 
Indonesian Internet Landscape (Brief Overview)
Indonesian Internet Landscape (Brief Overview)Indonesian Internet Landscape (Brief Overview)
Indonesian Internet Landscape (Brief Overview)
 
Indonesia Internet Sehat on Child Online Protection
Indonesia Internet Sehat on Child Online ProtectionIndonesia Internet Sehat on Child Online Protection
Indonesia Internet Sehat on Child Online Protection
 
Master Plan ASEAN Connectivity 2025
Master Plan ASEAN Connectivity 2025Master Plan ASEAN Connectivity 2025
Master Plan ASEAN Connectivity 2025
 
Profil Pengguna Internet Indonesia 2014 (Riset oleh APJII dan PUSKAKOM UI)
Profil Pengguna Internet Indonesia 2014 (Riset oleh APJII dan PUSKAKOM UI)Profil Pengguna Internet Indonesia 2014 (Riset oleh APJII dan PUSKAKOM UI)
Profil Pengguna Internet Indonesia 2014 (Riset oleh APJII dan PUSKAKOM UI)
 

Similar to Permenkominfo Situs Negatif

Permen kominfo 19_2014 tentang Penanganan Situs Internet Bermuatan Negatif
Permen kominfo 19_2014 tentang Penanganan Situs Internet Bermuatan Negatif Permen kominfo 19_2014 tentang Penanganan Situs Internet Bermuatan Negatif
Permen kominfo 19_2014 tentang Penanganan Situs Internet Bermuatan Negatif relawantikaceh
 
Presentasi Kemkominfo tentang Penanganan Internet Bermuatan Negatif
Presentasi Kemkominfo tentang Penanganan Internet Bermuatan NegatifPresentasi Kemkominfo tentang Penanganan Internet Bermuatan Negatif
Presentasi Kemkominfo tentang Penanganan Internet Bermuatan NegatifICT Watch
 
Uu 36 thn. 1999 ttg.telekomunikasi
Uu 36 thn. 1999 ttg.telekomunikasiUu 36 thn. 1999 ttg.telekomunikasi
Uu 36 thn. 1999 ttg.telekomunikasiUlin Yusron
 
Salinan SE Menkominfo No. 3 Tahun 2016 ttg Penyediaan Layanan Aplikasi dan at...
Salinan SE Menkominfo No. 3 Tahun 2016 ttg Penyediaan Layanan Aplikasi dan at...Salinan SE Menkominfo No. 3 Tahun 2016 ttg Penyediaan Layanan Aplikasi dan at...
Salinan SE Menkominfo No. 3 Tahun 2016 ttg Penyediaan Layanan Aplikasi dan at...CIkumparan
 
RUU Perubahan UU ITE
RUU Perubahan UU ITERUU Perubahan UU ITE
RUU Perubahan UU ITEICT Watch
 
PP Nomor 43 Tahun 2018.pdf
PP Nomor 43 Tahun 2018.pdfPP Nomor 43 Tahun 2018.pdf
PP Nomor 43 Tahun 2018.pdfmerdekacom
 
4153 pp nomor_43_tahun_2018 PP Hadiah bagi pelapor korupsi
4153 pp nomor_43_tahun_2018 PP Hadiah bagi pelapor korupsi4153 pp nomor_43_tahun_2018 PP Hadiah bagi pelapor korupsi
4153 pp nomor_43_tahun_2018 PP Hadiah bagi pelapor korupsiAhmad Toriq
 
Ppnomor43tahun2018 tentang bentuk dan peran serta masyarakat
Ppnomor43tahun2018 tentang bentuk dan peran serta masyarakatPpnomor43tahun2018 tentang bentuk dan peran serta masyarakat
Ppnomor43tahun2018 tentang bentuk dan peran serta masyarakatBengkuluKitoOnline
 
TATA CARA PELAKSANAAN PERAN SERTA MASYARAKAT DAN PEMBERIAN PENGHARGAAN DALAM ...
TATA CARA PELAKSANAAN PERAN SERTA MASYARAKAT DAN PEMBERIAN PENGHARGAAN DALAM ...TATA CARA PELAKSANAAN PERAN SERTA MASYARAKAT DAN PEMBERIAN PENGHARGAAN DALAM ...
TATA CARA PELAKSANAAN PERAN SERTA MASYARAKAT DAN PEMBERIAN PENGHARGAAN DALAM ...AndamAnnisa
 
Etika dan profesionalisme tsi part 2
Etika dan profesionalisme tsi part 2Etika dan profesionalisme tsi part 2
Etika dan profesionalisme tsi part 2Ridho D'vhavoline
 
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2012 - Penyelenggaraan...
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2012 - Penyelenggaraan...PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2012 - Penyelenggaraan...
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2012 - Penyelenggaraan...Irbah Baihaqi
 
Perubahan Kedua UU ITE UU 1 2024
Perubahan Kedua UU ITE UU 1 2024Perubahan Kedua UU ITE UU 1 2024
Perubahan Kedua UU ITE UU 1 2024Damar Juniarto
 
Presentasi etika profesi TIK
Presentasi etika profesi TIKPresentasi etika profesi TIK
Presentasi etika profesi TIKedy sa
 
9. uu no 36_th_1999_ttg_telekomunikasi
9. uu no 36_th_1999_ttg_telekomunikasi9. uu no 36_th_1999_ttg_telekomunikasi
9. uu no 36_th_1999_ttg_telekomunikasimohamadafandi
 
Permen kominfo tata cara pendaftaran penyelenggara sistem elektronik
Permen kominfo tata cara pendaftaran penyelenggara sistem elektronikPermen kominfo tata cara pendaftaran penyelenggara sistem elektronik
Permen kominfo tata cara pendaftaran penyelenggara sistem elektronikSiti Halimah
 
Resume perkara 1190_perkara no 46
Resume perkara 1190_perkara no 46Resume perkara 1190_perkara no 46
Resume perkara 1190_perkara no 46Andrew Olla
 
M 001 -a1-catatan rdp komisi-1 dpr-ri dengan mastel - 10 nov 2014
M 001 -a1-catatan rdp komisi-1 dpr-ri dengan mastel - 10 nov 2014M 001 -a1-catatan rdp komisi-1 dpr-ri dengan mastel - 10 nov 2014
M 001 -a1-catatan rdp komisi-1 dpr-ri dengan mastel - 10 nov 2014fraksi balkon
 

Similar to Permenkominfo Situs Negatif (20)

Permen kominfo 19_2014 tentang Penanganan Situs Internet Bermuatan Negatif
Permen kominfo 19_2014 tentang Penanganan Situs Internet Bermuatan Negatif Permen kominfo 19_2014 tentang Penanganan Situs Internet Bermuatan Negatif
Permen kominfo 19_2014 tentang Penanganan Situs Internet Bermuatan Negatif
 
Presentasi Kemkominfo tentang Penanganan Internet Bermuatan Negatif
Presentasi Kemkominfo tentang Penanganan Internet Bermuatan NegatifPresentasi Kemkominfo tentang Penanganan Internet Bermuatan Negatif
Presentasi Kemkominfo tentang Penanganan Internet Bermuatan Negatif
 
Cybersecurity Policy - Director of Information Security
Cybersecurity Policy - Director of Information SecurityCybersecurity Policy - Director of Information Security
Cybersecurity Policy - Director of Information Security
 
Uu 36 thn. 1999 ttg.telekomunikasi
Uu 36 thn. 1999 ttg.telekomunikasiUu 36 thn. 1999 ttg.telekomunikasi
Uu 36 thn. 1999 ttg.telekomunikasi
 
Salinan SE Menkominfo No. 3 Tahun 2016 ttg Penyediaan Layanan Aplikasi dan at...
Salinan SE Menkominfo No. 3 Tahun 2016 ttg Penyediaan Layanan Aplikasi dan at...Salinan SE Menkominfo No. 3 Tahun 2016 ttg Penyediaan Layanan Aplikasi dan at...
Salinan SE Menkominfo No. 3 Tahun 2016 ttg Penyediaan Layanan Aplikasi dan at...
 
Eptik deface
Eptik defaceEptik deface
Eptik deface
 
RUU Perubahan UU ITE
RUU Perubahan UU ITERUU Perubahan UU ITE
RUU Perubahan UU ITE
 
PP Nomor 43 Tahun 2018.pdf
PP Nomor 43 Tahun 2018.pdfPP Nomor 43 Tahun 2018.pdf
PP Nomor 43 Tahun 2018.pdf
 
4153 pp nomor_43_tahun_2018 PP Hadiah bagi pelapor korupsi
4153 pp nomor_43_tahun_2018 PP Hadiah bagi pelapor korupsi4153 pp nomor_43_tahun_2018 PP Hadiah bagi pelapor korupsi
4153 pp nomor_43_tahun_2018 PP Hadiah bagi pelapor korupsi
 
Ppnomor43tahun2018 tentang bentuk dan peran serta masyarakat
Ppnomor43tahun2018 tentang bentuk dan peran serta masyarakatPpnomor43tahun2018 tentang bentuk dan peran serta masyarakat
Ppnomor43tahun2018 tentang bentuk dan peran serta masyarakat
 
TATA CARA PELAKSANAAN PERAN SERTA MASYARAKAT DAN PEMBERIAN PENGHARGAAN DALAM ...
TATA CARA PELAKSANAAN PERAN SERTA MASYARAKAT DAN PEMBERIAN PENGHARGAAN DALAM ...TATA CARA PELAKSANAAN PERAN SERTA MASYARAKAT DAN PEMBERIAN PENGHARGAAN DALAM ...
TATA CARA PELAKSANAAN PERAN SERTA MASYARAKAT DAN PEMBERIAN PENGHARGAAN DALAM ...
 
Etika dan profesionalisme tsi part 2
Etika dan profesionalisme tsi part 2Etika dan profesionalisme tsi part 2
Etika dan profesionalisme tsi part 2
 
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2012 - Penyelenggaraan...
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2012 - Penyelenggaraan...PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2012 - Penyelenggaraan...
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2012 - Penyelenggaraan...
 
Perubahan Kedua UU ITE UU 1 2024
Perubahan Kedua UU ITE UU 1 2024Perubahan Kedua UU ITE UU 1 2024
Perubahan Kedua UU ITE UU 1 2024
 
Presentasi etika profesi TIK
Presentasi etika profesi TIKPresentasi etika profesi TIK
Presentasi etika profesi TIK
 
9. uu no 36_th_1999_ttg_telekomunikasi
9. uu no 36_th_1999_ttg_telekomunikasi9. uu no 36_th_1999_ttg_telekomunikasi
9. uu no 36_th_1999_ttg_telekomunikasi
 
Permen kominfo tata cara pendaftaran penyelenggara sistem elektronik
Permen kominfo tata cara pendaftaran penyelenggara sistem elektronikPermen kominfo tata cara pendaftaran penyelenggara sistem elektronik
Permen kominfo tata cara pendaftaran penyelenggara sistem elektronik
 
Resume perkara 1190_perkara no 46
Resume perkara 1190_perkara no 46Resume perkara 1190_perkara no 46
Resume perkara 1190_perkara no 46
 
M 001 -a1-catatan rdp komisi-1 dpr-ri dengan mastel - 10 nov 2014
M 001 -a1-catatan rdp komisi-1 dpr-ri dengan mastel - 10 nov 2014M 001 -a1-catatan rdp komisi-1 dpr-ri dengan mastel - 10 nov 2014
M 001 -a1-catatan rdp komisi-1 dpr-ri dengan mastel - 10 nov 2014
 
Ppt eptik
Ppt eptikPpt eptik
Ppt eptik
 

More from ICT Watch

Aktivasi 2FA di Media Sosial Lewat Ponsel
Aktivasi 2FA di Media Sosial Lewat PonselAktivasi 2FA di Media Sosial Lewat Ponsel
Aktivasi 2FA di Media Sosial Lewat PonselICT Watch
 
Rancangan UU Perlindungan Data Pribadi - Final
Rancangan UU Perlindungan Data Pribadi - FinalRancangan UU Perlindungan Data Pribadi - Final
Rancangan UU Perlindungan Data Pribadi - FinalICT Watch
 
Melihat RUU Pelindungan Data Pribadi
Melihat RUU Pelindungan Data PribadiMelihat RUU Pelindungan Data Pribadi
Melihat RUU Pelindungan Data PribadiICT Watch
 
RUU PDP APRIL 2019
RUU PDP APRIL 2019RUU PDP APRIL 2019
RUU PDP APRIL 2019ICT Watch
 
Tantangan Perlindungan Privasi dan Keterbukaan Informasi
Tantangan Perlindungan Privasi dan Keterbukaan InformasiTantangan Perlindungan Privasi dan Keterbukaan Informasi
Tantangan Perlindungan Privasi dan Keterbukaan InformasiICT Watch
 
Perlindungan Hak Atas Privasi di Internet
Perlindungan Hak Atas Privasi di InternetPerlindungan Hak Atas Privasi di Internet
Perlindungan Hak Atas Privasi di InternetICT Watch
 
Perlindungan Data Pribadi di Indonesia
Perlindungan Data Pribadi di IndonesiaPerlindungan Data Pribadi di Indonesia
Perlindungan Data Pribadi di IndonesiaICT Watch
 
Privasi dan Keamanan Internet
Privasi dan Keamanan InternetPrivasi dan Keamanan Internet
Privasi dan Keamanan InternetICT Watch
 
Privasi dan Perlindungan Data Pribadi
Privasi dan Perlindungan Data PribadiPrivasi dan Perlindungan Data Pribadi
Privasi dan Perlindungan Data PribadiICT Watch
 
Privasi 101 Panduan Memahami Privasi dan Perlindungan Data
Privasi 101 Panduan Memahami Privasi dan Perlindungan DataPrivasi 101 Panduan Memahami Privasi dan Perlindungan Data
Privasi 101 Panduan Memahami Privasi dan Perlindungan DataICT Watch
 
Panduan 1 2 3 Menjadi Netizen Cerdas
Panduan 1 2 3 Menjadi Netizen CerdasPanduan 1 2 3 Menjadi Netizen Cerdas
Panduan 1 2 3 Menjadi Netizen CerdasICT Watch
 
Ular Tangga Internet Sehat Anak
Ular Tangga Internet Sehat AnakUlar Tangga Internet Sehat Anak
Ular Tangga Internet Sehat AnakICT Watch
 
Literasi Digital ICT Watch
Literasi Digital ICT WatchLiterasi Digital ICT Watch
Literasi Digital ICT WatchICT Watch
 
Penetrasi dan Perilaku Pengguna Internet Indonesia 2016
Penetrasi dan Perilaku Pengguna Internet Indonesia 2016Penetrasi dan Perilaku Pengguna Internet Indonesia 2016
Penetrasi dan Perilaku Pengguna Internet Indonesia 2016ICT Watch
 
Peta Jalan Perlindungan Anak Indonesia di Internet (Sebuah Pengantar)
Peta Jalan Perlindungan Anak Indonesia di Internet  (Sebuah Pengantar)Peta Jalan Perlindungan Anak Indonesia di Internet  (Sebuah Pengantar)
Peta Jalan Perlindungan Anak Indonesia di Internet (Sebuah Pengantar)ICT Watch
 
Usulan RT RW Net oleh ICT Watch
Usulan RT RW Net oleh ICT WatchUsulan RT RW Net oleh ICT Watch
Usulan RT RW Net oleh ICT WatchICT Watch
 
UU 19 tahun 2016 - Revisi UU ITE
UU 19 tahun 2016 - Revisi UU ITEUU 19 tahun 2016 - Revisi UU ITE
UU 19 tahun 2016 - Revisi UU ITEICT Watch
 
Dinamika Etika dan Regulasi Internet Indonesia Pasca Revisi UU ITE
Dinamika Etika dan Regulasi Internet Indonesia Pasca Revisi UU ITEDinamika Etika dan Regulasi Internet Indonesia Pasca Revisi UU ITE
Dinamika Etika dan Regulasi Internet Indonesia Pasca Revisi UU ITEICT Watch
 
National ID-IGF Dialogue 2016 Summary
National ID-IGF Dialogue 2016 SummaryNational ID-IGF Dialogue 2016 Summary
National ID-IGF Dialogue 2016 SummaryICT Watch
 
Revisi UU ITE: Memerdekakan atau Membelengu
Revisi  UU ITE: Memerdekakan atau MembelenguRevisi  UU ITE: Memerdekakan atau Membelengu
Revisi UU ITE: Memerdekakan atau MembelenguICT Watch
 

More from ICT Watch (20)

Aktivasi 2FA di Media Sosial Lewat Ponsel
Aktivasi 2FA di Media Sosial Lewat PonselAktivasi 2FA di Media Sosial Lewat Ponsel
Aktivasi 2FA di Media Sosial Lewat Ponsel
 
Rancangan UU Perlindungan Data Pribadi - Final
Rancangan UU Perlindungan Data Pribadi - FinalRancangan UU Perlindungan Data Pribadi - Final
Rancangan UU Perlindungan Data Pribadi - Final
 
Melihat RUU Pelindungan Data Pribadi
Melihat RUU Pelindungan Data PribadiMelihat RUU Pelindungan Data Pribadi
Melihat RUU Pelindungan Data Pribadi
 
RUU PDP APRIL 2019
RUU PDP APRIL 2019RUU PDP APRIL 2019
RUU PDP APRIL 2019
 
Tantangan Perlindungan Privasi dan Keterbukaan Informasi
Tantangan Perlindungan Privasi dan Keterbukaan InformasiTantangan Perlindungan Privasi dan Keterbukaan Informasi
Tantangan Perlindungan Privasi dan Keterbukaan Informasi
 
Perlindungan Hak Atas Privasi di Internet
Perlindungan Hak Atas Privasi di InternetPerlindungan Hak Atas Privasi di Internet
Perlindungan Hak Atas Privasi di Internet
 
Perlindungan Data Pribadi di Indonesia
Perlindungan Data Pribadi di IndonesiaPerlindungan Data Pribadi di Indonesia
Perlindungan Data Pribadi di Indonesia
 
Privasi dan Keamanan Internet
Privasi dan Keamanan InternetPrivasi dan Keamanan Internet
Privasi dan Keamanan Internet
 
Privasi dan Perlindungan Data Pribadi
Privasi dan Perlindungan Data PribadiPrivasi dan Perlindungan Data Pribadi
Privasi dan Perlindungan Data Pribadi
 
Privasi 101 Panduan Memahami Privasi dan Perlindungan Data
Privasi 101 Panduan Memahami Privasi dan Perlindungan DataPrivasi 101 Panduan Memahami Privasi dan Perlindungan Data
Privasi 101 Panduan Memahami Privasi dan Perlindungan Data
 
Panduan 1 2 3 Menjadi Netizen Cerdas
Panduan 1 2 3 Menjadi Netizen CerdasPanduan 1 2 3 Menjadi Netizen Cerdas
Panduan 1 2 3 Menjadi Netizen Cerdas
 
Ular Tangga Internet Sehat Anak
Ular Tangga Internet Sehat AnakUlar Tangga Internet Sehat Anak
Ular Tangga Internet Sehat Anak
 
Literasi Digital ICT Watch
Literasi Digital ICT WatchLiterasi Digital ICT Watch
Literasi Digital ICT Watch
 
Penetrasi dan Perilaku Pengguna Internet Indonesia 2016
Penetrasi dan Perilaku Pengguna Internet Indonesia 2016Penetrasi dan Perilaku Pengguna Internet Indonesia 2016
Penetrasi dan Perilaku Pengguna Internet Indonesia 2016
 
Peta Jalan Perlindungan Anak Indonesia di Internet (Sebuah Pengantar)
Peta Jalan Perlindungan Anak Indonesia di Internet  (Sebuah Pengantar)Peta Jalan Perlindungan Anak Indonesia di Internet  (Sebuah Pengantar)
Peta Jalan Perlindungan Anak Indonesia di Internet (Sebuah Pengantar)
 
Usulan RT RW Net oleh ICT Watch
Usulan RT RW Net oleh ICT WatchUsulan RT RW Net oleh ICT Watch
Usulan RT RW Net oleh ICT Watch
 
UU 19 tahun 2016 - Revisi UU ITE
UU 19 tahun 2016 - Revisi UU ITEUU 19 tahun 2016 - Revisi UU ITE
UU 19 tahun 2016 - Revisi UU ITE
 
Dinamika Etika dan Regulasi Internet Indonesia Pasca Revisi UU ITE
Dinamika Etika dan Regulasi Internet Indonesia Pasca Revisi UU ITEDinamika Etika dan Regulasi Internet Indonesia Pasca Revisi UU ITE
Dinamika Etika dan Regulasi Internet Indonesia Pasca Revisi UU ITE
 
National ID-IGF Dialogue 2016 Summary
National ID-IGF Dialogue 2016 SummaryNational ID-IGF Dialogue 2016 Summary
National ID-IGF Dialogue 2016 Summary
 
Revisi UU ITE: Memerdekakan atau Membelengu
Revisi  UU ITE: Memerdekakan atau MembelenguRevisi  UU ITE: Memerdekakan atau Membelengu
Revisi UU ITE: Memerdekakan atau Membelengu
 

Permenkominfo Situs Negatif

  • 1. DRAFT PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR ... TAHUN 2013 TENTANG PENANGANAN SITUS INTERNET BERMUATAN NEGATIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa internet merupakan salah satu media perwujudan hak asasi manusia melalui kemerdekaan menyampaikan pendapat dan memperoleh informasi yang dilaksanakan secara bertanggung jawab, selaras dan seimbang antara kebebasan dan kesetaraan menggunakan hak berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; b. bahwa Pemerintah memfasilitasi pemanfaatan teknologi informasi dan transaksi elektronik serta melindungi kepentingan umum dari segala jenis gangguan sebagai akibat penyalahgunaan informasi elektronik yang mengganggu ketertiban umum sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan; c. bahwa untuk memberikan akses internet yang sehat dan aman bagi masyarkat dengan memberikan perlindungan berdasarkan daftar informasi sehat dan terpercaya; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf c, maka dipandang perlu menetapkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika tentang Penanganan Situs Internet Bermuatan Negatif. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843); 2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi
  • 2. DRAFT (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 181, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4928); 3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61); 4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, Dan Fungsi Kementerian Negara Serta Susunan Organisasi, Tugas, Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara; 5. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 17/P/M.KOMINFO/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Komunikasi dan Informatika; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA TENTANG PENANGANAN SITUS INTERNET BERMUATAN NEGATIF BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. Pemblokiran Situs Internet Bermuatan Negatif yang selanjutnya disebut Pemblokiran adalah aksi yang diambil untuk menghentikan masyarakat untuk mengakses informasi dari sebuah situs bermuatan negatif. 2. Pornografi adalah gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan lainnya melalui berbagai bentuk media komunikasi dan/atau pertunjukan di muka umum, yang memuat kecabulan atau eksploitasi seksual yang melanggar norma kesusilaan dalam masyarakat. 3. Penyelenggara Telekomunikasi adalah adalah perseorangan, koperasi, badan usaha milik daerah, badan usaha milik negara, badan usaha swasta, instansi pemerintah, dan instansi pertahanan keamanan negara. 4. Sampel adalah sampel laman situs yang diambil dengan bentuk image. 5. Normalisasi adalah proses penghapusan alamat situs dari TRUST+Positif. 6. Menteri adalah Menteri Komunikasi dan Informatika.
  • 3. DRAFT 7. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal yang membidangi aplikasi informatika. 8. Direktur adalah Direktur yang membidangi e-Business. BAB II TUJUAN Pasal 2 Tujuan Peraturan Menteri ini, yaitu: 1. memberikan acuan bagi Pemerintah dan masyarakat terhadap pemahaman situs internet bermuatan negatif dan peran bersama dalam penanganannya; 2. melindungi kepentingan umum dari konten internet yang berpotensi memberikan dampak negatif dan atau merugikan. Pasal 3 Ruang lingkup Peraturan Menteri ini, yaitu: 1. penentuan situs internet bermuatan negatif yang perlu ditangani; 2. peran Pemerintah dan masyarakat dalam penanganan situs internet bermuatan negatif; 3. tanggung jawab Penyelenggara Jasa Akses Internet dalam penanganan situs bermuatan negatif; 4. tata cara pemblokiran dan normalisasi pemblokiran dalam penanganan situs internet bermuatan negatif. BAB III SITUS INTERNET BERMUATAN NEGATIF Pasal 4 (1) Jenis situs internet bermuatan negatif yang ditangani sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 butir 1, yaitu: 1. pornografi; 2. perjudian; 3. kegiatan ilegal lainnya. (2) Kegiatan ilegal lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) butir 3 merupakan kegiatan ilegal yang pelaporannya berasal dari Kementerian atau Lembaga Pemerintah yang berwenang.
  • 4. DRAFT BAB IV PERAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAH Pasal 5 (1) Masyarakat dapat mengajukan pelaporan untuk meminta pemblokiran atas muatan negatif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) butir 1 dan butir 2. (2) Kementerian atau Lembaga Pemerintah dapat meminta pemblokiran situs internet bermuatan negatif yang menjadi bidang kewenangannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) butir 3. (3) Lembaga Penegak Hukum dan atau Lembaga Peradilan dapat meminta pemblokiran situs bermuatan negatif. Pasal 6 (1) Direktur Jenderal menyediakan daftar alamat situs yang bermuatan negatif yang disebut TRUST+Positif. (2) Direktur Jenderal memerintahkan kepada Penyelenggara Jasa Akses Internet untuk melaksanakan pemblokiran pada sisi layanan mereka mengacu kepada TRUST+Positif atau menggunakan layanan pemblokiran dari Penyelenggara Layanan Pemblokiran yang terdaftar. Pasal 7 Masyarakat dapat ikut serta menyelenggarakan layanan pemblokiran dengan memuat paling sedikit situs-situs dalam TRUST+Positif. Pasal 8 (1) Penyelenggaraan layanan pemblokiran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dilakukan oleh Penyelenggara Layanan Pemblokiran. (2) Penyelenggara Layanan Pemblokiran harus memiliki kriteria sekurang- kurangnya: a. terdaftar sebagai Penyelenggara Sistem Elektronik; b. berbadan hukum Indonesia; c. menempatkan pusat datanya di Indonesia; d. memiliki prosedur operasi yang transparan dan akuntabel;
  • 5. DRAFT BAB V TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA JASA AKSES INTERNET Pasal 9 (1) Penyelenggara Jasa Akses Internet wajib melakukan pemblokiran terhadap situs-situs yang terdapat dalam TRUST+Positif. (2) Pemblokiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan sebagai berikut: a. pemblokiran mandiri; atau b. pemblokiran menggunakan layanan pemblokiran yang disediakan Penyelenggara Layanan Pemblokiran. (3) Dalam hal Penyelenggara Jasa Akses Internet tidak melakukan pemblokiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Penyelenggara Jasa Akses Internet dapat dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. (4) Penyelenggara Jasa Akses Internet yang telah menjalankan pemblokiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), Penyelenggara Jasa Akses Internet tersebut telah memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan terkait dengan Pasal 4. Pasal 10 (1) Penyelenggara Jasa Akses Internet wajib melakukan pembaruan data atas daftar baru yang masuk kedalam TRUST+Positif. (2) Pembaharuan data sebagaimana dimaksud pada ayat (1): a. wajib terlaksana paling sedikit 1 x seminggu untuk pembaharuan rutin; b. wajib terlaksana paling sedikit 1 x 24 jam untuk pembaharuan bersifat darurat. BAB VI TATA CARA PEMBLOKIRAN DAN NORMALISASI PEMBLOKIRAN Bagian Kesatu Penerimaan Laporan Pasal 11 Tata cara penerimaan laporan meliputi:
  • 6. DRAFT 1. Penerimaan laporan berupa pelaporan atas: a. situs internet bermuatan negatif; atau b. permintaan normalisasi pemblokiran situs. 2. Pelaporan disampaikan oleh masyarakat kepada Menteri c.q. Direktur Jenderal melalui fasilitas penerimaan pelaporan berupa e-mail aduan dan atau pelaporan berbasis situs yang disediakan; 3. Pelaporan dari masyarakat dapat dikategorikan sebagai pelaporan darurat apabila menyangkut hak pribadi, pornografi anak, dan dampak negatif yang cepat di masyarakat dan atau permintaan yang bersifat khusus. Pasal 12 (1) Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) harus telah melalui penilaian di Kementerian/Lembaga terkait dengan memuat alamat situs, jenis muatan negatif, jenis pelanggaran dan keterangan; (2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan oleh Pejabat berwenang kepada Menteri c.q. Direktur Jenderal, dengan dilampiri daftar alamat situs dan hasil penilaian; (3) Terhadap pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Direktur Jenderal melakukan pemantauan terhadap situs yang dilaporkan. Pasal 13 (1) Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) dilakukan dalam rangka penindakan dan penegakan hukum. (2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus telah melakui penilaian pada Lembaga Penegak Hukum atau Lembaga Peradilan yang bersangkutan. (3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan oleh Pejabat berwenang kepada Menteri c.q. Direktur Jenderal, dengan dilampiri daftar alamat situs dan hasil penilaian. (4) Terhadap pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Direktur Jenderal melakukan pemantauan terhadap situs yang dilaporkan. Bagian Kedua Tindak Lanjut dan Pemberkasan Laporan Pasal 14 Tata cara tindak lanjut dan pemberkasan laporan meliputi: 1. Melakukan kegiatan pemberkasan pelaporan yang meliputi:
  • 7. DRAFT a. pemberkasan pelaporan asli kedalam berkas dan database elektronik berikut penguraian pelaporan; b. peninjauan ke situs internet yang dituju dan mengambil beberapa sampel situs; c. penampungan sampel gambar situs internet ke dalam berkas dan database elektronik. 2. Direktur Jenderal menyelesaikan pemberkasan dalam waktu paling lambat 1 x 24 jam sejak pelaporan diterima; 3. Apabila situs internet dimaksud merupakan situs bermuatan negatif: a. Direktur Jenderal menempatkan alamat situs tersebut ke dalam TRUST+Positif dalam periode pemberkasan; b. apabila merupakan kondisi darurat, Direktur Jenderal menempatkan alamat situs tersebut dalam TRUST+Positif dalam periode 1 x 12 jam sejak laporan diterima dan dilakukan komunikasi kepada Penyelenggara Jasa Akses Internet. Pasal 15 Tata cara tindak lanjut dan pemberkasan laporan dari Kementerian/Lembaga meliputi: 1. Direktur Jenderal memberikan peringatan melalui e-mail kepada penyedia situs untuk menyampaikan adanya muatan negatif. 2. Dalam hal penyedia situs tidak mengindahkan peringatan sebagaimana butir 1 dalam waktu 2 x 24 jam, maka dilakukan pemberkasan. 3. Dalam hal tidak ada alamat komunikasi yang dapat dihubungi maka langsung dilakukan pemberkasan. 4. Melakukan kegiatan pemberkasan pelaporan yang meliputi: a. pemberkasan pelaporan asli kedalam berkas dan database elektronik berikut penguraian pelaporan; b. peninjauan ke situs internet yang dituju dan mengambil beberapa sampel situs; c. penampungan sampel situs internet ke dalam berkas dan database elektronik. 5. Direktur Jenderal menyelesaikan pemberkasan dalam waktu paling lambat 5 (lima) hari kerja sejak pelaporan diterima; 6. Apabila situs internet dimaksud merupakan situs bermuatan negatif: a. Direktur Jenderal menempatkan alamat situs tersebut ke dalam TRUST+Positif dalam periode pemberkasan;
  • 8. DRAFT b. apabila merupakan kondisi darurat, Direktur Jenderal menempatkan alamat situs tersebut dalam TRUST+Positif dalam periode 24 jam sejak laporan diterima dan dilakukan komunikasi kepada Penyelenggara Jasa Akses Internet. Pasal 16 Tata cara tindak lanjut dan pemberkasan laporan dari Lembaga Penegak Hukum atau Lembaga Peradilan meliputi: 1. Melakukan kegiatan pemberkasan pelaporan yang meliputi: a. pemberkasan pelaporan asli kedalam berkas dan database elektronik berikut penguraian pelaporan; b. peninjauan ke situs internet yang dituju dan mengambil beberapa sampel situs; c. penampungan sampel situs internet ke dalam berkas dan database elektronik. 2. Direktur Jenderal menyelesaikan pemberkasan dalam waktu paling lambat 3 (tiga) hari kerja sejak pelaporan diterima; 3. Direktur Jenderal menempatkan alamat situs tersebut ke dalam TRUST+Positif dalam periode pemberkasan; 4. Apabila merupakan kondisi darurat, Direktur Jenderal menempatkan alamat situs tersebut dalam TRUST+Positif dalam periode 24 jam sejak laporan diterima dan dilakukan komunikasi kepada Penyelenggara Jasa Akses Internet. Bagian Ketiga Tata Cara Normalisasi Pasal 17 (1) Pengelola situs atau masyarakat dapat mengajukan normalisasi atas pemblokiran situs. (2) Tata cara pelaporan normalisasi dilakukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11. (3) Melakukan kegiatan pemberkasan pelaporan yang meliputi: a. pemberkasan pelaporan asli kedalam berkas dan database elektronik berikut penguraian pelaporan; b. peninjauan ke situs internet yang dituju dan mengambil beberapa sampel situs;
  • 9. DRAFT c. penampungan sampel gambar situs internet ke dalam berkas dan database elektronik. (4) Direktur Jenderal menyelesaikan pemberkasan dalam waktu paling lambat 1 x 24 jam sejak pelaporan diterima. (5) Apabila situs internet dimaksud bukan merupakan situs bermuatan negatif: a. menghilangkan dari TRUST+Positif; b. melakukan komunikasi kepada Penyelenggara Jasa Akses Internet atas proses normalisasi tersebut; c. melakukan pemberitahuan (notifikasi) secara elektronik atas hasil penilaian kepada pelapor. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 18 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkannya. Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 2013 MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA, TIFATUL SEMBIRING Diundangkan di Jakarta pada tanggal MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, AMIR SYAMSUDIN BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2013 NOMOR