2. INSTRUKSI KEPADA ASESI
• Buatlah presentasi berdasarkan pengalaman professional dan
pengetahuan anda dalam melaksanakan pekerjaan di Proyek
Konstruksi sebagai Ahli Muda Bidang Elektrikal Konstruksi
Bangunan Gedung.
• Presentasi di susun dalam format Powerpoint
• Asesi disediakan waktu untuk menyampaikan presentasi di hadapan
Asesor kurang lebih 15 menit.
• Asesi dapat menyertakan bukti-bukti berupa foto, dokumen
perencanaan, pengendalian dan pengawasan dalam slide presentasi
• Asesor dapat menggali Kompetensi lebih lanjut melalui Pertanyaan
untuk Mendukung Observasi
3. SUBSTANSI YANG HARUS DISAMPAIKAN
1. Instalasi Listrik dan Sumber Tenaga Listrik pada Bangunan Gedung
2. Dokumen Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Instalasi Listrik dan Sumber Tenaga Listrik
untuk Bangunan Gedung
3. Kaji Ulang Rancangan Instalasi Listrik dan Sumber Tenaga Listrik pada Bangunan
Gedung
4. Persiapan Pekerjaan Instalasi Listrik dan Sumber Tenaga Listrik untuk Bangunan Gedung
5. Pelaksanaan Pekerjaan Instalasi Listrik dan Sumber Tenaga Listrik untuk Bangunan
Gedung
6. Mengawasi Pelaksanaan Pekerjaan Instalasi Listrik dan Sumber Tenaga Listrik untuk
Bangunan Gedung
4. PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN
ELEKTRIKAL GEDUNG
1. Berikut adalah uraian tugas pelaksana lapangan pekerjaan Mekanikal Elektrikal Bangunan
Gedung :
2. Mempelajari dokumen teknis kontrak pelaksanaan proyek sesuai bidangnya
3. gambar kerja (shop drawing)
4. Memberi masukan untuk membuat rencana pelaksanaan pekerjaan
5. Melakukan persiapan pelaksanaan pekerjaan
6. Mengatur pelaksanaan pekerjaan
7. Mengawasi memantau dan mengevaluasi pelaksanaan pekerjaan sub kontraktor.
8. Koordinasi dengan bidang terkait (struktur dan arsitektur)
9. Mengendalikan pelaksanaan pekerjaan dilapangan agar berjalan efisien dan efektif
10. Memeriksa hasil pelaksanaan pekerjaan pada bidangnya sesuai shop drawing spesifikasi
teknis yang dipersyaratkan dan manajemen mutu yang diharapkan
11. Mengukur hasil pekerjaan dilapangan meliputi kualitas, kuantitas dan waktu testing
12. Menyiapkan data untuk pembuatan gambar yang telah dilaksanakan (as built drawing)
13. Membuat laporan pelaksanaan pekerjaan secara berkala
5. Guna menjamin penerapan Sistem Komunikasi Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), maka perusahaan perlu
menyusun sistem komunikasi yang baik ditempat kerja. Komunikasi
meliputi komunikasi Internal maupun Eksternal.
Komunikasi Internal meliputi pihak yang terkait dalam struktur organisasi
perusahaan.
Komunikasi eksternal meliputi pihak Mandor (Pekerja), Supliyer,
Pengunjung ataupun pihak ketiga yang bekerja sama dengan
perusahaan.
Pengelolaan Komunikasi dalam
Penerapan K3
6. Informasi-informasi yang termasuk dalam komunikasi SMK3 :
1. Komitmen Perusahaan terhadap Penerapan K3 di tempat kerja.
2. Penerapan APD (Alat Pelindung Diri) yang digunakan ditempat kerja.
3. Program-program yang berkaitan dengan penerapan K3 di tempat kerja.
4. Identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko K3 di tempat kerja.
5. Proses evakuasi darurat.
6. Aturan Lalu Lintas ditempat kerja.
7. Prosedur kerja, instruksi kerja, diagram alur
proses kerja serta material/bahan/ mesin yang
digunakan dalam proses kerja.
10. Pekerjaan Renovasi Gedung Laboratorium Mutu Air
dan Mekanika Tanah
Terletak di Jalan Dipenogoro no. 57, Kota Bandung. Gedung Pusat Penelitian Tanah, Batuan
dan Mutu Air, Luas Bangunan 1792 m2, memiliki 2 lantai
Pengelola : Pusat Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan Kementrian Energi dan Sumber
Daya Mineral
13. Sistem Elektrikal Bangunan Gedung
Laboratorium Mutu Air dan Mekanika Tanah
Gedung Laboratorium ini mendapatkan suplai listrik sistem tiga fasa
dengan tegangan sistem 20 kV. Sumber listrik dari PLN ini melalui satu buah
trafo distribusi yang mempunyai kapasitas 750 kVA, di mana trafo tersebut
menurunkan tegangan PLN 20 kV menjadi 380/220 V. Dari Trafo Suplai listrik
menuju MDP yang selanjutnya dibagi ke panel SDP. Gedung ini merupakan salah
satu Gedung di lingkungan Pusat Air Tanah dan Geologi Tata lingkungan, Sumber
Listrik Gedung ini hanya mengandalkan listrik dari PLN dan tidak memakai
Generator set untuk antisipasi pemadaman listrik. Namun terdapat UPS atau
Uninterruptible Power Supply di beberapa ruangan yang mempunyai alat lab yang
harus bekerja 24 jam, sebagai alat untuk menyimpan dan menyediakan daya
alternatif (backup) ketika peralatan elektronik kehilangan daya listrik dari sumber
utamanya secara tiba-tiba.
14. Pengendalian Sistem Elektrikal Pada Bangunan
Pengendalian dan pengaturan beban listrik sangat penting dalam sistem kelistrikan untuk memastikan
pasokan listrik yang stabil dan aman serta menghindari pemakaian berlebihan atau terlalu sedikit daya listrik.
Salah satu contohnya penggunaan Switchgear dan panel listrik digunakan untuk memisahkan sumber daya
listrik dan mengendalikan pengiriman daya listrik ke beban.
Terdapat beberapa komponen –komponen Utama dan Komponen Pendukung Sistem Kelistrikan pada
suatu Bangunan diantaranya sebagai berikut :
Elektrikal arus kuat:
• Sistem distribusi listrik mulai dari MVMDP, transformator step down, LVMDP, MDP, SDP, dan SSDP beserta
kelengkapannya
• Sistem penerangan dan tenaga (saklar dan stop kontak) beserta tata letak dan kelengkapannya
• Sistem tata udara
• Sistem pompa (air bersih, air kotor, dll)
Elektrikal arus lemah:
• Sistem Keamanan (CCTV, Fire Alarm, Access Door)
• Sistem Komunikasi (Telepon, Tata Suara)
• Sistem Data
15. Panel Utama atau MDP
MDP merupakan singkatan dari Distribution Panel merupakan panel distribusi tegangan rendah 380 / 220
V. Suplay tegangan (input) panel MDP berasal dari LVMDP (Low Voltage Main Distribution Panel). Output
dari panel MDP akan didistribusikan (disalurkan) ke panel kecil seperti panel distribusi dalam gedung.
Panel Utama ini JUGA berfungsi sebagai panel yang mengetur penggunaan Supplai listrik dari PLN.
16. Panel Distribusi atau SDP
SDP adalah Sub Distribution Panel merupakan panel distribusi tegangan rendah 380 / 220 V. Pada Panel
distribusi di atur pembagian beban agar seimbang di setiap lantai baik lantai 1 dan lantai 2 dan beban
beban alat laboratorium y yang besar. Sesuai dengan perencanaan yang telah di hitung pembagian
bebannya.
19. Pengendalian Sistem Grounding Elektrikal
Grounding atau Pentanahan, adalah suatu sistem yang menghubungkan suatu
rangkaian listrik atau perangkat elektronik dengan tanah atau bumi. Tujuannya adalah untuk
menyediakan jalur yang aman untuk arus listrik yang tidak terduga atau bocor ke tanah,
mengarahkannya ke bumi daripada melalui jalur yang dapat membahayakan manusia atau
peralatan. Komponen-komponen utama dalam sistem grounding melibatkan penggunaan
grounding electrode (elektroda grounding) seperti tiang tembaga atau batang tembaga yang
ditanam di tanah. Selain itu, sistem grounding melibatkan penggunaan konduktor grounding
seperti kabel tembaga yang terhubung ke peralatan listrik dan struktur bangunan.
• Perlindungan Terhadap Kejutan Listrik.
• Perlindungan Terhadap Kebakaran.
• Stabilisasi Tegangan.
• Perlindungan Terhadap Induksi Petir.
20. Pengawasan Pekerjaan Elektrikal Bangunan
Gedung
Tahapan terakhir pada perencanaan pembangunan adalah pengawasan. Disini Engineer akan
berkunjung ketempat kontruksi untuk melakukan pengawasan terhadap sistem elektrikal bangunan yang sedang
dikerjakan agar sesuai dengan rancangan sistem. Engineer akan melakukan pengawasan rutin atau pada saat
tertentu, selain itu engineer juga akan bertemu klien secara teratur guna melaporkan perihal proses dari
pembangunan gedung.
Tahapan dalam Pengawasan Pekerjaan Sistem Elektrikal Bangunan Gedung adalah sebagai berikut :
• Merekomendasikan kepada PPK untuk menolak pelaksanaan dan hasil pekerjaan yang tidak sesuai
spesifikasi
• Mengusulkan kepada PPK untuk menghentikan sementara pelaksanaan pekerjaan jika tidak
memperhatikan peringatan yang diberikan
• Memberikan peringatan dan teguran tertulis kepada pihak pelaksana pekerjaan jika terjadi
•
•
•
penyimpangan terhadap dokumen kontrak
Melakukan pemeriksaan dan pengukuran terhadap kuantitas hasil pekerjaaan
Melakukan pemeriksaan dan pengujian mutu bahan dan hasil pekerjaan
Melakukan pengawasan terhadap jadwal pekerjaan dan metode kerja
28. Pekerjaan Perancangan Sistem PLTS PT. KAI Balai
Yasa Yogyakarta
Terletak di Jl. Kusbini No.1, Demangan, Kec. Gondokusuman, Kota Yogyakarta,
Daerah Istimewa Yogyakarta 55221
29. Pengukuran Konsumsi Energi Listrik
• Pengukuran dilakukan dengan mengukur energi listrik yang dipakai di 6 (enam) titik
pengukuran yaitu pada Trafo 1
,2,3,4,5 dan 6.
• Pengukuran dilakukan selama 1minggu untuk mengetahui variasi profil beban harian
Balai Yasa Yogyakarta.
• Pengukuran menghasilkan variasi pemakaian energi yang berbeda setiap trafonya,