Preeklampsia merupakan gangguan kehamilan yang ditandai oleh hipertensi sistemik dan disfungsi endotel. Gangguan ini merupakan penyebab utama kematian ibu dan bayi di dunia. Faktor risiko preeklampsia meliputi faktor genetik, usia muda, obesitas, dan riwayat preeklampsia pada kehamilan sebelumnya. Skrining dan pencegahan diperlukan untuk mengurangi risiko preeklampsia dan komplikasinya.
1. PREEKLAMPSIA
Sarma Lumbanraja
RSUP H. Adam Malik Medan / RS Universitas Sumatera Utara
Departemen Ilmu Obstetri dan Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
2021
2. Millenial Development Goals (MDGs),2017
AKI di Indonesia 305 kasus per 100.000 kelahiran hidup menempati urutan
tertinggi kedua di Asia Tenggara dengan AKB sebesar 26 kasus per 1000
kelahiran hidup menempati urutan tertinggi kelima di Asia Tenggara.
Sustainable Development Goals (SDG), 2030
AKI di seluruh negara turun hingga 70 per 100.000 kelahiran hidup
Kemenkes RI, 2019
Tiga penyebab utama kematian ibu adalah hipertensi dalam kehamilan (31,9%),
perdarahan obstetri (26,9%), komplikasi non-obstetric (18,5%), komplikasi obstetric
lainnya (11,8%), komplikasi paska keguguran/infeksi pada kehamilan (9,2%)
PENDAHULUAN
BKKBN.NoTitle. https://www.bps.go.id/.Published 2013.
POGI.PNPKDiagnosisdanTatalaksanaPreeklampsia.2016:1-48.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.PROFILKESEHATAN INDONESIATAHUN 2018.Jakarta:Kementerian Kesehatan Republik Indonesia;2021.
3. Preeklampsia gangguan
kehamilan yang ditandai oleh
hipertensi sistemik dan disfungsi
endotel
Hipertensi dalam Kehamilan
60.000 kematian ibu di dunia / tahun
Jeyabalan, A.(2013). Epidemiologyofpreeclampsia:impactofobesity.Nutrition reviews,71(suppl_1), S18-S25.
World Health Organization.(2014).WHO recommendationsforprevention andtreatment ofpre-eclampsiaandeclampsia:implicationsandactions(No.WHO/RHR/14.17). World Health Organization.
Rayman,zM. P.,Barlis,J.,Evans,R.W.,Redman,C.W.,&King,L.J.(2002).Abnormalironparametersinthe pregnancysyndromepreeclampsia.Americanjournal ofobstetricsandgynecology, 187(2), 412-418.
Secara fisiologis, tekanan darah dapat
berubah selama kehamilan yakni turun
pada trimester pertama dan kedua dan
meningkat pada usia kehamilan aterm
yang sama dengan tekanan darah
sebelum hamil.
Hipertensi dalam kehamilan :
TDS ≥
140mmHg
TDD ≥
90mmHg
Dan/Atau
Diagnosis preeklampsia ditegakkan
berdasarkan adanya hipertensi
spesifik yang disebabkan kehamilan
disertai dengan gangguan sistem
organ lainnya pada usia kehamilan
diatas 20 minggu
4. 04
PREEKLAMPSIA
Preeklampsia didefinisikan sebagai
sindrom yang spesifik terjadi pada
kehamilan (> 20 minggu) yang dapat
memengaruhi semua organ, termasuk
insidensi penyakit pada organ
kardiovaskular.
Preeklampsia juga dapat didefinisikan sebagai kondisi spesifik
pada kehamilan yang ditandai dengan adanya disfungsi
plasenta dan respon maternal terhadap adanya inflamasi
sistemik dengan aktivasi endotel dan koagulasi.
Perkumpulan Obstetri damGinekologi Indonesia.PedomanNasionalPelayananKedokteran DiagnosisdanTatalaksanaPreeklampsia.Jakarta;2016.
SulistyowatiS,AbadiA.LowClassIb(HLA-G/Qa-2) MHC ProteinExpressionagainstHsp-70andVCAM-1 ProfileonPreeclampsia.Anobservation onexperimental animalMus Musculus with EndothelialDysfunctionmodel.IndonesianJournalofObstetrics &Gynecology. 2010;34(3).
2-10% wanita hamil di dunia
15-20% angka kematian ibu
di dunia
Di Indonesia,
1,5-25% kematian ibu dan
45-50% kematian bayi
6. (1) Implantasi plasenta dengan
invasi trofoblastik abnormal
pada pembuluh darah uteri
(2) Maladaptasi imunologis
antara jaringan maternal,
fetal, dan paternal
(3) Maladaptasi maternal
terhadap perubahan
kardivaskular atau inflamasi
(4) Faktor genetik termasuk gen
yang menjadi faktor
predisposisi dan epigenetik
ETIOLOGI PATOFISIOLOGI
Burton G,RedmanC,Roberts J,Moffett A.Pre-eclampsia:pathophysiologyandclinicalimplications.BMJ. 2019;:l2381.
7. Insufisiensi sirkulasi uteroplasenta akibat kegagalan remodelling arteri
spiralis oleh sel trofoblas ekstravillous (EVT) (Preeklampsi tahap pertama)
Plasentasi Abnormal
Normal : Segmen distal
A.spiralis berdilatasi untuk pada
kehamilan normal untuk
mengurangi kecepatan aliran
darah masuk, dan membawa
darah ke central cavity (CC)
lobulus plasenta.
Patologis : Aliran darah
memasuki ruang inter-vili dengan
kecepatan tinggi 1-2m/s sehingga
tidak terjadi pertukaran oksigen
yang sempurna
Burton G, Redman C, Roberts J, Moffett A. Pre-eclampsia: pathophysiology and clinical implications. BMJ. 2019;:l2381.
8. Sindrom Preeklampsia
Hipoksia intermitten Stress plasenta Ketidakseimbangan enzim dan antioksidan
Reactive Oxygen Species (ROS) Iskemia Plasenta ( PreeklampsiaTahap Kedua)
Roberts J, Gammill H. Preeclampsia. Hypertension. 2005;46(6):1243-1249.
Rana S, Lemoine E, Granger J, Karumanchi S. Preeclampsia. Circulation Research. 2019;124(7):1094-1112.
9. PATOFISIOLOGI PREEKLAMPSIA
1. Plasentasi yang
abnormal
2. Ketidakseimbangan
angiogenesis
VEGF dan P1GF
(proangiogenic) dihambat
oleh sFlt-1 (soluble fms-like
tyrosinakinase )
3. Gangguan Hemodinamik
Peningkatan CO dan
peningkatan curah jantung
Fisher SJ. Why is placentation abnormal in preeclampsia? American Journal of Obstetrics & Gynecology. 2015: s115.
Burton GJ, Redman CW, Roberts JM, et al. Pre-eclampsia: pathophysiology and clinical implications. BMJ. 2019; 366: 1-7.
13. FAKTOR RISIKO PREEKLAMPSIA
FAKTOR RISIKO KRONIK DAN/ATAU PREKONSEPSI
1. Faktor risiko terkait pasangan
• Nulipara / primipara / kehamilan
usia muda
• Limited sperm exposure,
inseminasi donor dan donasi oosit
• Oral sex
• Partner who fathered a
preeclamptic pregnancy in
another women
2. Faktor risiko yang tidak terkait
pasangan
• Riwayat preeklampsia di
kehamilan sebelumnya
• Usia, Rentang interval kehamilan
• Riwayat keluarga
3. Riwayat penyakit sebelumnya
• Hipertensi kronik dan penyakit ginjal
• Obesitas, resistensi insulin, Berat Badan Lahir
Rendah
• Diabetes gestasional, diabetes melitus tipe I
• Resistensi Protein C, Defisiensi protein S
• Sindrom antibodi antifosfolipid
• Hiperhomosisteinemia
• Penyakit sel sabit, riwayat penyakit sel sabit
pada keluarga
4. Faktor eksogen
• Merokok
• Stress, gangguan psikososial terkait
pekerjaan
• Paparan DES saat kehamilan
Dekker, G; B, Sibai; “Primary, Secondary and Tertiary prevention” Lancet, 2001 : 357 ; 209
16. Chaemsaithong P, Sahota D, Poon L. First trimester preeclampsia screening and prediction. American Journal of Obstetrics and Gynecology. 2020.
17. Chaemsaithong P, Sahota D, Poon L. First trimester preeclampsia screening and prediction. American Journal of Obstetrics and Gynecology. 2020.
18. ANC (Antenatal Care)
ANC merupakan pemeriksaan kehamilan yang bertujuan untuk
meningkatkan kesehatan fisik dan mental pada ibu hamil secara
optimal, hingga mampu menghadapi masa persalinan, nifas, menghadapi
persiapan pemberian ASI secara eksklusif, serta kembalinya kesehatan
alat reproduksi dengan wajar. Selain itu, ANC bertujuan mencegah
adanya komplikasi obstetri bila mungkin dan memastikan bahwa
komplikasi dideteksi sedini mungkin serta ditangani secara memadai.
KIA 20 MEI 2020
19. 19
Jadwal ANTENATALCARE
KIA 20 MEI 2020
Minimal 6 kali dengan minimal
1 kali trimester 1, 2 kali
trimester 2, dan 3 kali
trimester 3
WHO. Global Recommendations for Routine Antenatal Care. World Heal Organ [Internet]. 2018;10(1):1–10. Tersedia di: https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/259947/WHO-
RHR18.02eng.pdf;jsessionid=854322A336E0C697360A233CD18F48BC?sequence=1
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pelayanan Kesehatan Ibu DiFasilitas Kesehatan Dasar Dan Rujukan. 2013;231–56.
20. 20
Jadwal ANTENATALCARE : KIA 20 MEI 2020
WHO. Global Recommendations for Routine Antenatal Care. World Heal Organ [Internet]. 2018;10(1):1–10. Tersedia di: https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/259947/WHO-
RHR18.02eng.pdf;jsessionid=854322A336E0C697360A233CD18F48BC?sequence=1
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pelayanan Kesehatan Ibu DiFasilitas Kesehatan Dasar Dan Rujukan. 2013;231–56.
Ibu Hamil
HPHT :
Trimester I Trimester II Trimester III
BB : TB : IMT : Periksa Periksa Periksa Periksa Periksa Periksa
Timbang
Ukur Lingkar Lengan Atas
Tekanan Darah
Periksa Tinggi Rahim
Periksa Letak dan Denyut
Jantung Janin
Status dan Imunisasi
Tetanus
Konseling
Skrining Dokter
21. 21
Tablet tambah darah
Test Lab Hemoglobin (Hb)
Test Golongan Darah
Test Lab Protein Urine
Test Lab Gula Darah
PPIA
Tatalaksana Kasus
Ibu Bersalin
TP:
Fasilitas Kesehatan: Rujukan :
Inisiasi Menyusui Dini
Ibu Nifas sampai 42 hari
setelah bersalin
KF 1 (6-48 jam) KF 2 (3-27
hari)
KF 3 (8-28
hari)
KF 4 (28-42 hari)
Periksa Payudara (ASI)
Periksa Perdarahan
22. 22
Periksa Jalan lahir
Vitamin A
KB Pasca Persalinan
Konseling
Tatalaksana Kasus
Bayi baru lahir / neonates 0-28
hari
KF 1 (6-48 jam) KF 2 (3-27
hari)
KF 3 (8-28
hari)
Pastikan pelayanan Kesehatan neonates dicatatkan di bagian
anak
SELANJUTNYA….
23. SKRINING PREEKLAMPSIA PADA USIA KEHAMILAN < 20 MINGGU
Kriteria Risiko
Sedang
Risiko
Tinggi
Anamnesis
Multipara dengan kehamilan oleh pasangan baru
Kehamilan dengan teknologi reproduksi berbantu; bayi tabung, obat induksi ovulasi
Umur ≥ 35 tahun
Nulipara
Multipara yang jarak kehamilan sebelumnya > 10 tahun
Riwayat preeklampsia pada ibu atau saudara perempuan
Obesitas sebelum hamil (IMT > 30 kg/m2)
Pemeriksaan fisik
Mean Arterial Pressure (MAP) ≥ 90 mmHg
Proteinuria (urin celup > +1 pada 2 kali pemeriksaan berjarak 6 jam atau segera
kuantitatif 300mg/24 jam)
24. SKRINING PREEKLAMPSIA PADA USIA KEHAMILAN < 20 MINGGU
Kriteria Risiko
Sedang
Risiko
Tinggi
Anamnesis
Multipara dengan riwayat preeklampsia sebelumnya
Kehamilan multiple
Diabetes dalam kehamilan
Hipertensi kronik
Penyakit ginjal
Penyakit autoimun
Keguguran berulang (APS), riwayat IUFD
25. SKRINING PREEKLAMPSIA PADA USIA KEHAMILAN < 20 MINGGU
Keterangan sistem skoring:
Ibu hamil dilakukan rujukan bila ditemukan sedikitnya
• 2 risiko sedang dan atau,
• 1 risiko tinggi
Centang pilihan yang sesuai
Kesimpulan : Bilamana Ibu berisiko preeklampsia maka pemeriksaan kehamilan, persalinan dan
pemeriksaan nifas dilaksanakan di Rumah Sakit. Lakukan rujukan terencana pada ibu hamil
dengan kondisi yang disennutkan di atas (tidak perlu menunggu inpartu)
26. 26
Jika dijumpai 1 kriteria merah atau 2 kriteria
kuning, maka pasien dirujuk ke rumah sakit
Tujuan: untuk skrining preeklampsia lebih
lanjut pada tingkat faskes lanjut dengan
menambah pemeriksaan marker lain
27. PEMERIKSAAN TAMBAHAN
Ultrasonografi (USG)
• Doppler ultrasonografi
Laboratorium
• Sflt-1, PIGF, cystatin, dll
• Pemeriksaan
canggih
• Membutuhkan
kompetensi
tambahan
• Mahal
• Sulit tersedia di
seluruh wilayah
28. Pemeriksaan
Laboratorium
• Pemeriksaan
Rutin
diilakukan pada
setiap ibu hamil
• Pemeriksaan
Khusus atas
indikasi
Standar Pelayanan ANC
Golongan
Darah
Pemeriksaan
HB
Protein
dalam urin
Kadar Gula
Darah
Triple Elimination
( HIV, Sifilis, Hep B)
Cek Malaria
dan BTA
WHO. Global Recommendations for Routine Antenatal Care. World Heal Organ [Internet]. 2018;10(1):1–10. Tersedia di: https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/259947/WHO-
RHR18.02eng.pdf;jsessionid=854322A336E0C697360A233CD18F48BC?sequence=1
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pelayanan Kesehatan Ibu DiFasilitas Kesehatan Dasar Dan Rujukan. 2013;231–56.
29. Perbandingan skrining preeklampsia dari
klinis vs USG vs laboratorium
Klinis ~ Biomarker ~
Laboratoris ~ USG
doppler
Dengan Skrining
Kombinasi Ketepatan
lebih tinggi!
30.
31. ASPRE TRIAL
Wanita dengan kehamilan tunggal dapat menjalani skrining yang
terdiri dari faktor maternal, Mean Arterial Pressure *MAP), Uterine Artery
Pulsatility Index (UTPI), dan Maternal Serum Pregnancy-Associated
Plasma Protein (PAPP)-A dan Placental Growth Factor (PLGF) pada
minggu 11-13 kehamilan
Skrining Preeklampsia dapat mendeteksi
Preeklampsia Awitan Dini sebesar 96% dan
Preeklampsia Awitan Lambat sebesar 77%
http://dx.doi.org/10.1016/j.ajog.2017.08.110
32.
33. Algoritma:
• Hasil Sensitivitasnya
sama (40%)
• False +ve rate halved
• Risiko Numerik
17,051 women
473 cases of PE (2,8%)
Faktor Maternal
Tan My et Al, UOG, 2019, 51(6): 743-750
Preeklampsia Preterm (<37
minggu)
Metode Skrining (10% SPR):
Maternal Factor (MF)
dengan kemampuan
deteksi 41,6%
34. Pemeriksaan Tekanan Darah:
• Alat yang tervalidasi
• Satu lengan yang sama
• Selama pemeriksaan perbedaan < 10/6
mmHg atau
• Pembacaan hasil pada pemeriksaan
tekanan darah ke empat
Tekanan Darah
Tan My et Al, UOG, 2019, 51(6): 743-750
Preeklampsia Preterm
(<37 minggu)
Metode Skrining :
• Maternal Factor (MF) : 41,6%
• MF + MAP : 49,3%
35. Serum PLGF atau PAPP-A
Poon LC et al. EME 2020.
Hu J et al. UOG 2021
Preeklampsia Preterm
(<37 minggu)
Metode Skrining :
• Maternal Factor (MF) : 41,6%
• MF + MAP : 49,3%
• MF + MAP + PIGF : 68,3%
38. Luaran feto-maternal
• Preeklamsia/eklampsia berat
memiliki konsekuensi serius bagi
kesehatan ibu dan bayi, terkait
dengan 50.000-100.000
kematian tahunan secara
global, serta morbiditas dan
mortalitas janin dan neonatus yang
serius.
• Gangguan kehamilan ini
mendominasi di negara-negara
berpenghasilan rendah dan
menengah. Diperkirakan ada
287.000 kematian ibu di seluruh
dunia.
Kinay T, Kucuk C, Kayikcioglu F, Karakaya J. Severe preeclampsia versus HELLP syndrome: maternal and perinatal outcomes at <34 and ≥34 weeks’ gestation. Balkan Med J.
2015;32(4):359–363.
39. 1. Pertama, tidak ada studi rinci
serupa yang ada dalam literatur
yang menjelaskan tentang
dampak serius yang mendalam
dari preeklamsia/eklampsia berat
terhadap kesehatan ibu, janin,
dan neonatus dalam pengaturan
sumber daya rendah. Pelayanan
antenatal care secara
universal pada ibu hamil sangat
penting dilakukan sebagai langkah
preventif untuk mengedukasi
ibu tentang bahaya
preeklamsia/eklampsia berat
2. Kedua, memberikan wawasan
kepada pembuat kebijakan global
untuk membantu mengatasi
salah satu kontributor utama
morbiditas dan mortalitas ibu
dan bayi global.
Luaran feto-maternal
Ngwenya, S. (2017). Severe preeclampsia and eclampsia: incidence, complications, and perinatal outcomes at a low-resource setting, Mpilo Central Hospital, Bulawayo, Zimbabwe. International journal of
women's health, 9, 353.
40. Tujuan utama dari adanya penatalaksanaan/guidelines adalah untuk
meningkatkan kualitas perawatan dan hasil untuk wanita hamil dengan pre-
eklampsia dan komplikasi utamanya (misalnya eklampsia). Target dari
pedoman penatalaksanaan termasuk dokter kandungan, bidan, dokter
umum, manajer layanan kesehatan dan pembuat kebijakan kesehatan
masyarakat, terutama mereka yang berada di rangkaian yang kekurangan
sumber daya. Panduan yang diberikan adalah bukti-informasi dan
mencakup topik yang dipilih terkait dengan pengelolaan pre-eklampsia dan
eklampsia yang dianggap sebagai pertanyaan kritis oleh kelompok pekerja
kesehatan internasional multidisiplin, konsumen dan pemangku
kepentingan lainnya untuk mengurangi mortalitas ibu dan bayi.
Ngwenya, S. (2017). Severe preeclampsia and eclampsia: incidence, complications, and perinatal outcomes at a low-resource setting, Mpilo Central Hospital, Bulawayo, Zimbabwe. International journal of
women's health, 9, 353.
41. Penatalaksanaan
Tujuan tatalaksana :
1. Terminasi kehamilan
dengan trauma sekecil
mungkin bagi ibu dan
janinnya.
2. Lahirnya bayi yang
kemudian dapat
berkembang.
3. Pemulihan sempurna
kesehatan ibu.
Algoritma Tatalaksana Antihipertensi pada preeklampsia
Lambert G, Brichant JF, Harstein G, et al. Preeclampsia: an update. Acta Anaesth Belg. 2014; 65: 137-49.
Uzan J, Carbonnel M, Piconne O, et al. Pre-eclampsia: pathophysiology, diagnosis and management. Vascular Health
and Risk Management. 2011; 7: 467-74.
43. Penatalaksanaan
Preeklampsia With Severe
Feature :
- Persalinan pervaginam selalu
diindikasikan apabila tidak
ada kontraindikasi
- Hindari resusitasi berlebihan
(150cc/jam)
- MgSO4 diberikan segera
selama persalinan dan 24
jam setelah persalinan
- Obat Anti Hipertensi
- Kortikosteroid diberikan
pada usia kehamilan <34
minggu
Alur Pemberian MgSO4
National Institite of Care and Health Experience. Preeclampsia. NICE Pathway. June 2017
APEC Guideline No 3. Preeclampsia. Alabama Colaborative. 03 June 2015.
44. Anti Hipertensi oral
TATALAKSANA INPARTUM DAN POSTPARTUM PREEKLAMPSIA
Nifedipine Oral, Labetalol Oral atau
Hidralazine IV jika TD ≥ 160/110 mmHg
Pemeriksaandarah
Dapat diulang sehari atau dua hari
post partum jika sebelumnya tidak
normal
Asupan Cairan
Dibatasi menjadi 60-80 mL/jam
TekananDarah
Dipantau setiap 4-6 jam selama 3 hari
post-partum
Hati-hatipenggunaan NSAID
Terkhusus pada pasien dengan Gagal Ginjal
Akut karena akan memperparah keadaan
penurunan fungsi ginjal
Brown M, Magee L, Kenny L, Karumanchi S, McCarthy F, Saito S et al. Hypertensive Disorders of Pregnancy. Hypertension. 2018;72(1):24-43.
45. RUJUKAN dari DOKTER UMUM (PMKno 5 tahun 2014)
Kondisi dan Gejala
Hipertensi Gestasional
- TD ≥ 140/90 mmHg
- tanpa proteinuria
Pengobatan Kriteria Rujukan
Obat antihipertensi diberikan apabila
tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg
atau diastole ≥ 110mmHg
RUJUKAN
Tidak diperlukan sepanjang
pasien tidak memiliki salah satu
gejala dari Pre-Eklampsia Berat
Pre Eklampsia Ringan
- TD ≥ 140/90 mmHg
- Proteinuria ≥ 300 mg/24
jam atau ≥ 1+ dipstik)
Pantau keadaan klinis ibu tiap kunjungan
antenatal, TD, BB, TB, IMT, ukuran uterus dan
gerakan janin. Banyak istirahat, susu & buah
- Metildopa 250-500 mg 2 atau 3 kali perhari,
max 3g/hari
- Nifedipin 10 mg diulang 15-30 menit, max
30 mg
- tidak diperlukan obat-obatan seperti
diuretik maupun sedatif
RUJUKAN
Tidak diperlukan sepanjang
pasien tidak memiliki salah satu
gejala dari Pre-Eklampsia Berat
Pre Eklampsia Berat
- TD > 160/110 mmHg - Proteinuria
500 gr/24 jam atau ≥ 2+ dipstik
- Edema, pandangan kabur, nyeri
di epigastrium atau nyeri pada
kuadran kanan atas abdomen,
sianosis, adanya pertumbuhan
janin yang terhambat
Pemberian MgSO4 dosis awal dgn
cara ambil 4 mg MgSO4(10 ml
MgSO4 40%) dan larutkan dalam 10
ml aquades. Berikan secara
perlahan IV selama 20 menit. Jika
akses IV sulit berikan masing-masing
5 mg MgSO4 (12,5 ml larutan MgSO4
40%) IM di bokong kiri dan kanan.
RUJUKAN
Segera, dengan tujuan rumah
sakit yang memiliki dokter
spesialis obstetri dan ginekologi
setelah dilakukan tatalaksana
Pre-eklampsia berat
46. TERMINASI KEHAMILAN
Data maternal Data janin Data maternal Data janin
Hipertensi berat yang tidak terkontrol Usia kehamilan 34 minggu
Gejala preeklampsia berat yang tidak berkurang
(nyeri kepala, pandangan kabur, dsbnya)
Pertumbuhan janin terhambat
Penuruan fungsi ginjal progresif Oligohidramnion persisten
Trombositopenia persisten atau HELLP Syndrome Profil biofisik < 4
Edema paru Deselerasi variabel dan lambat
pada NST
Eklampsia Doppler a. umbilikalis:reversed end
diastolic flow
Solusio Plasenta Kematian janin
Persalinan atau ketuban pecah
Task Force on Hypertension in Pregnancy, American College of Obstetricians and Gynecologist. Hypertension in Pregnancy. Washington: ACOG. 2013
Canadian Hypertensive Disorders of Pregnancy Working Group, Diagnosis, Evaluation, and Management of the Hypertensive Disorders of Pregnancy: Executive Summary. Journal of Obstetrics Gynecology
Canada. 2014: 36(5); 416-438
47. Indikasi Seksio sesaria
Indikasi absolut :
1. Absolut disproportion-Small
maternal pelvic
2. Chorioamnionitis
3. Maternal pelvic deformity
4. Eklampsia dan HELLP syndrome
5. Fetal asfiksia dan asidosis
6. Prolaps Umbilical Cord
7. Placenta previa
8. Abnormalitas letak dan
presentasi
9. Ruptur uterus
Indikasi relatif :
1. Cardiotokografi yang
abnormal: yang bisa
memungkinkan adanya
suatu hipoksia akut atau
fetal asfiksi. Fetal Asidosis
harus dibantu dengan
seksio sesaria
2. Tidak dijumpai adanya
kemajuan persalinan
3. Previous seksio sesaria
C K Rajamma, P Sridevi. Maternal and Perinatal Mortality and Morbidity in Hypertensive Disorder Complicating Pregnancy. Elsevier. Feb 2016; 3(11): 211-206p
Ioannis Mylonas, Klaus Friese. Review Article: Indications for Risks of Elective Caesarean Section. 2015 ; 2015(112): 489–95p
48. PENCEGAHAN
1. Istirahat
• Istirahat di rumah 4 jam/hari bermakna menurunkan risiko
preeklampsia dibandingkan tanpa pembatasan aktivitas
• Istirahat dirumah 15 menit 2x/hari ditambah suplementasi nutrisi
juga menurunkan risiko preeklampsia
S Meher, L Duley. Rest during pregnancy for preventing preeclampsia and its complications in women with normal blood pressure. Cochrane Review. 2011 (10)
Perkumpulan Obstetri dam Ginekologi Indonesia. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Diagnosis dan Tatalaksana Preeklampsia. Jakarta; 2016.
49. PENCEGAHAN
2. Restriksi Garam
Dari telaah sistematik 2 penelitian yang melibatkan 603 wanita pada
2 RCT menunjukkan restriksi garam (20 – 50 mmol/hari)
dibandingkan diet normal tidak ada perbedaan dalam mencegah
preeklampsia
3. Suplementasi antioksidan
Pemberian vitamin C, D dan E dosis tinggi tidak menurunkan risiko
hipertensi dalam kehamilan, preeklampsia dan eklampsia, serta berat
lahir bayi rendah, bayi kecil masa kehamilan atau kematian perinatal
LDuley, DJ Henderson-Smart, S Meher. Altered dietary salt for preventing preeclampsia, and its complications (Review). Cochrane Review. 2010 (1).
Conde-Agudelo A, Romero R, Kusanovic JP, Hassan SS. Supplementation with vitamin C and E during pregnancy for prevention of preeclampsia an other adverse maternal and perinatal outcomes: a systematic
review and metaanalysis. Am J Obstet Gynecol. 2011:204:503e1-12.
53. ASPIRIN DOSIS RENDAH pada plasenta
Peningkatan
fungsi trofoblas
• Meningkatnya marker apoptosis
mRNA P53, IKBKE mRNA, aktivitas
kaspase 3, dan menurunnya ekspresi
mRNA BIRC8 Memperbaiki
apoptosis dan pertumbuhan
trofoblas yang abnormal
• Meningkatkan PIGF (Placental Growth
Factors)
• Menurunkan ekspresi SFlt-1 pada
sitotrofoblas pro-angiogenesis
• Menurunkan efek TNF-a melalui PGI-2
memperbaiki integrasi sel
trofoblas hingga jaringan seluler
endotel
54. kenapa harus dosis rendah?
Aspirin dosis rendah memungkinkan penghambatan
TXA2 tanpa mempengaruhi sintesis PGI2
Efek dosis aspirin (dosis rendah <300mg, dosis tinggi >650mg) pada berbagai
lingkungan dalam tubuh
Efek platelet COX-1 Megakariosit COX-1/COX-2 Endotel/Stroma COX-2
Pemberian aspirin 75-
150mg
Pemberian aspirin >300mg Pemberian aspirin >300mg
• Inhibisi COX-1 secara
presistemik
• Supresi penuh produksi
TXA2
• Efek akumulasi saat
diulang
• Inhibisi COX-1 dan COX-
2 secara sistemik
• Durasi supresi TXA2
yang jangka panjang
• Efek residual pada dosis
yang berulang
• Inhibisi COX-1 secara
presistemik
• Inhibisi COX-1 dan COX-
2 secara sistemik
• Durasi supresi TXA2
yang jangka panjang
55. Waktu paruh ASA adalah sekitar 20 menit (13-31 menit), dapat
meningkat selama kehamilan seiring dengan peningkatan volume
distribusi
Neo-synthesis COX menyebabkan produksi prostaglandin baru
dalam beberapa jam setelah dosis ASA. Endotelium memulihkan
keadaan fisiologisnya mengacu pada sintesis molekul kompleks dari
molekul sederhana dengan enzim COX.
Meski dengan waktu paruh yang pendek, Aspirin dosis rendah
menyebabkan efek agregasi trombosit jangka panjang
Aspirin dosis rendah setiap hari penting untuk
mengatur keseimbangan TXA2/PGI2
56. aspirin untuk pencegahan preeklamsia prematur
dan aterm: tinjauan sistematis & metaanalisis
Dose dependent
58. Aspirin dosis rendah pada pencegahan preeklampsia
Semakin baik
kepatuhannya
Semakin tinggi tingkat
pencegahannya
Rasio odds untuk preeklamsia prematur pada kelompok aspirin dengan
95% CI pada subkelompok yang berbeda sesuai dengan kepatuhan
dinyatakan sebagai persentase asupan jumlah tablet yang dibutuhkan
59. aspirin dimulai pada <16 minggu
ASA dan Preeklampsia
• < 16 minggu – RR 0,47 (0,34-0,65, prevalensi 9,3% vs 21,3%)
• > 16 minggu – RR 0,81 (0,63-1,03, prevalensi 7,3% vs 8,1%)
ASA dan Pertumbuhan Janin Terhambat
• <16 minggu – RR 0,44 (0,44-0,65, prevalensi 7% vs 16,3%)
• > 16 minggu – RR 0,98 (0,87-1,10, prevalensi 10,3% vs 10,5%)
60. Beberapa kondisi yang dapat memberikan efek pada
pemberian profilaksisaspirin
NICE: Tingkat deteksi
30,4% untuk semua PE
dan 40,8% untuk EOPE
dengan tingkat skrining
positif 10,3%
ACOG merekomendasikan pengobatan pasien dilakukan pada pasien dengan setidaknya dua faktor
diatas atau dengan riwayat PE yang menyebabkan persalinan < 34 minggu kehamilan.
Strategi skrining ini hanya mendeteksi 5% dari EOPE dan 2% dari LOPE
Faktor risiko tinggi Faktor risiko sedang
• Penyakit hipertensi pada
kehamilan sebelumnya
• Kehamilan pertama
• Penyakit ginjal kronis • Usia 40 tahun atau lebih
• Penyakit autoimun, cth: SLE
dan APS
• Interval kehamilan > 10
tahun
• Diabetes tipe 1 atau 2 • IMT > 35 saat kunjungan
pertama
• Riwayat PE pada keluarga
• Kehamilan gemelli
69. ASA menginduksi gastroschisis
Konsumsi aspirin pada trisemester pertama
dikaitkan dengan peningkatan risiko
gastroschisis
Gangguan pada sirkulasi uterus, plasenta
atau janin selama organogenesis dapat
menjelaskan hasil ini
70. Aspirin Dosis Rendah pada prenatal & Neurobehavioral
outcomes dari Anak yang Lahir Sangat Prematur
71. pada bayi yang lahir sangat prematur, penggunaan
aspirin atau NSAID selama kehamilan dikaitkan dengan
peningkatan risiko quadripareticcerebralpalsy
Data didapatkan dari penelitian Extremely Low Gestasional Age Newborns (ELGAN))
pada bayi yang lahir <28 minggu kehamilan dan pada 14 institusi di AS
Sebanyak 877 anak dilibatkan untuk analisis
72. ASA menginduksi gangguan pendengaran
ASA bekerja pada transmisi sinaptik cepat koklea melalui aktivasi
reseptor NMDA (N-methyl-D-aspartate) hingga menghasilkan tinnitus
ASA >2,5 g/hari dapat menginduksi ambang pendengaran sementara
73. RESISTENSI ASPIRIN
Penelitian pada analisis fungsi trombosit didapatkan
bahwa risiko AR meningkat dengan dosis
Penelitian lain juga menunjukkan peningkatan risiko AR
dengan Indeks Massa Tubuh yang lebih tinggi karena
peningkatan first pass metabolism.
74. Hofmeyr GJ, Lawrie TA, Atallah AN, Duley L. Calcium supplementation during pregnancy 23 for preventing hypertensive disorders and related problems. Cohrane database of systematic
reviews. 2010 (8).
Perkumpulan Obstetri dam Ginekologi Indonesia. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Diagnosis dan Tatalaksana Preeklampsia. Jakarta; 2016.
5. Suplementasi kalsium
Suplementasi kalsium berhubungan dengan penurunan kejadian hipertensi
dan preeklampsia, terutama pada populasi dengan risiko tinggi untuk
mengalami preeklampsia dan yang memiliki diet asupan rendah kalsium.
75. Komplikasi Preeklampsia
C K Rajamma, P Sridevi. Maternal and Perinatal Mortality and Morbidity in Hypertensive Disorder Complicating Pregnancy. Elsevier. Feb 2016; 3(11): 211-206p
• Eklampsia
• HELLP Syndrome
• Stroke
• Pulmonary Edema
Komplikasi Primer
• Renal Failure
• Admission in ICU
• Caesarean section
• Placental abruption
• Severe PPH (>1000mL)
Komplikasi Sekunder
76. Komplikasi Preeklampsia
Keterlibatan organ akan
memperburuk kondisi ibu
dan bayi, hipoksia
berkepanjangan, fetal stress
hingga kepada kematian
C K Rajamma, P Sridevi. Maternal and Perinatal Mortality and Morbidity in Hypertensive Disorder Complicating Pregnancy. Elsevier. Feb 2016; 3(11): 211-206p
77. 77
Sistem Rujukan PE di Puskesmas
Kondisi dan Gejala
Hipertensi Gestasional
- TD ≥ 140/90 mmHg
- tanpa proteinuria
Pengobatan Kriteria Rujukan
Obat antihipertensi diberikan apabila tekanan darah sistolik ≥ 160
mmHg atau diastole ≥ 110mmHg
RUJUKAN
Tidak diperlukan sepanjang pasien tidak memiliki salah
satu gejala dari Pre-Eklampsia Berat
Pre Eklampsia Ringan
- TD ≥ 140/90 mmHg
- Proteinuria ≥ 300 mg/24 jam atau ≥ 1+
dipstik)
Pantau keadaan klinis ibu tiap kunjungan antenatal, TD, BB, TB, IMT,
ukuran uterus dan gerakan janin. Banyak istirahat, susu & buah
- Metildopa 250-500 mg 2 atau 3 kali perhari, max 3g/hari
- Nifedipin 10 mg diulang 15-30 menit, max 30 mg
- tidak diperlukan obat-obatan seperti diuretik maupun sedatif
RUJUKAN
Tidak diperlukan sepanjang pasien tidak memiliki salah
satu gejala dari Pre-Eklampsia Berat
Pre Eklampsia Berat
- TD > 160/110 mmHg - Proteinuria 500 gr/24
jam atau ≥ 2+ dipstik
- Edema, pandangan kabur, nyeri di
epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan atas
abdomen, sianosis, adanya pertumbuhan janin
yang terhambat
Pemberian MgSO4 dosis awal dgn cara ambil 4 mg MgSO4(10 ml
MgSO4 40%) dan larutkan dalam 10 ml aquades. Berikan secara
perlahan IV selama 20 menit. Jika akses IV sulit berikan masing-masing
5 mg MgSO4 (12,5 ml larutan MgSO4 40%) IM di bokong kiri dan
kanan.
RUJUKAN
Segera, dengan tujuan rumah sakit yang memiliki dokter
spesialis obstetri dan ginekologi setelah dilakukan
tatalaksana Pre-eklampsia berat
Kriteria Rujukan Preeklamsia dari Puskesmas
PMK no 5 tahun 2014. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
78. 78
Sistem Rujukan PE di Puskesmas
Setelah kriteria terpenuhi maka petugas kesehatan di fasilitas primer harus mengisi formulir
administrasi rujukan sebanyak 2 rangkap yang berisi :
1. Identitas jelas pasien beserta jaminan kesehatan yang digunakan serta tanggal rujukan
2. Mencantumkan Nama Rumah Sakit tujuan dan poliklinik yang dituju.
3. Rumah sakit tujuan untuk pasien PEB haruslah rumah sakit yang memiliki dokter spesialis
kandungan dan anak serta memiliki layanan operasi caessar darurat serta ruang NICU
sehingga pasien yang tiba-tiba membutuhkan pertolongan dapat segera tertangani baik ibu
maupun bayinya.
4. Apabila kasus PEB ini ditemukan pada saat jam poliklinik (Hari dan pada Jam kerja) dan stabil
maka pasien dirujuk ke poliklinik kebidanan, namun apabila ditemukan saat diluar jam kerja
atau dalam kondisi tidak stabil maka pasien segera dirujuk ke UGD RS yang bersangkutan.
5. Hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan penunjang yang sudah dilakukan
6. Mencantumkan tindakan serta terapi sementara yang telah diberikan
7. Mencantumkan tanda tangan dokter yang merujuk
PMK no 5 tahun 2014. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
79. 79
Sistem Rujukan PE di Puskesmas
PMK no 5 tahun 2014. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
Pasien tidak perlu didampingi oleh tenaga medis apabila dirujuk ke poliklinik dengan
kondisi stabil, namun kondisi pasien PEB ini tidak stabil, maka pasien wajib didampingi
oleh tenaga medis dengan ambulan transport yang memadai, setelah sebelumnya dokter
menghubungi pihak rumah sakit tujuan, untuk dipastikan pasien tersebut mendapatkan
kamar
Apabila rumah sakit tujuan penuh dan tidak memiliki ruang, maka dokter harus
mencarikan rumah sakit alternatif lain yang dirasa mampu menangani kasus tersebut,
tanpa memandang jaminan kesehatan yang digunakan.
Apabila setelah diusahakan dan tetap tidak mendapatkan ruang di 10 rumah sakit tujuan,
maka dokter harus menjelaskan kepada seluruh keluarga yang datang untuk
menandatangani surat pernyataan untuk dititipkan sementara di faskes primer tersebut
meskipun fasilitas dan tenaga untuk melakukan pengawasan terbatas, sehingga saat
terjadi kegawatan tidak ada pihak yang merasa dirugikan. Setelah ditandatangani, Dokter
dapat melanjutkan penanganan pada pasien lain yang mungkin sudah menunggu sembari
sesekali mengecek kondisi pasien. Penting untuk diketahui adalah tidak boleh merujuk
tanpa adanya konfirmasi ke rumah sakit tujuan
80. Take home message
1. Preeklampsia penyumbang utama kematian ibu
2. Pentingnya melakukan skrining preeklampsia pada saat anc
3. Asa memiliki efektivitas dalam pencegahanpreeklampsia
4. Pentingnya melakukan rujukan ke faskes lanjutan pada ibu yang memiliki
faktor risiko preeklampsia
5. Penanganan pasien preeklampsia dilakukan di faskes lanjutan