Dokumen tersebut membahas tentang kategori makna leksikal yang terdiri atas lima bagian utama, yaitu kategori nominal, verbal, adjektival, pendamping, dan penghubung. Kategori nominal dibedakan menjadi sepuluh tipe, sedangkan kategori verbal terdiri dari dua belas tipe. Kategori adjektival dibagi delapan tipe. Kategori pendamping mencakup pendamping nomina, verba, dan adjektiva. Kategori penghubung meliputi pen
4. Ciri Makna Leksikal
1. Kebermaknaan sebuah kata disebut bermakna apabila kata itu memenuhi satu konsep atau
mempunyai rujukan (Parera, 1990:18).
2. Adanya polisemi. Polisemi merupakan satu kata yang mempunyai arti lebih dari satu makna
(Chaer, 1994:301).
Fungsi leksikal (LF) adalah alat yang dikembangkan dalam Teori Arti-Teks untuk deskripsi dan
sistematisasi hubungan semantik, khususnya kolokasi dan derivasi leksikal , antara unit leksikal
tertentu (LU) dari suatu bahasa. [1] [note 1] LF juga digunakan dalam konstruksi leksika teknis
(Explanatory Combinatorial Dictionaries) dan sebagai simpul abstrak dalam jenis representasi
sintaksis tertentu. Pada dasarnya, LF adalah fungsi( ) yang merepresentasikan korespondensi
yang menghubungkan suatuhimpunan(L) ekspresi leksikal dengan LU L; di f(L), L adalah kata
kunci dari , dan (L) = {L´ i } adalah nilai.
Fungsi Makna Leksikal
5. 1. Kategori Nominal
Berdasarkan analisis semantik lebih lanjut leksem-leksem nominal ini dapat dikelompokkkan atas tipe-tipe:
a. Tipe 1, terbagi menjadi 6 subtipe yaitu:
- Subtipe 1a berciri makna [+Benda, +Orang, + Nama Diri (ND)]. Contohnya, Anita, Sari, Vinda, dan Marsya.
- Subtipe Ib berciri makna [+B, +O, + nama perkerabatan (NK)]. Contohnya ibu, bapak, kakak, dan adik.
- Subtipe 1c berciri makna [+B, +O, +Nama Pengganti(NP). Contoh dia, saya, kamu, dan mereka.
- Subtipe 1d berciri makna [+B, +O, +Nama Jabatan(NJ)]. Contohnya, guru, lurah, camat, dan gubernur.
- Subtipe 1e berciri makna [+B, +O, dan Nama Gelar (NG)]. Contohnya: insinyur, doktor, raden, dan sarjana hukum (SH).
- Subtipe 1f berciri makna [+B, +O, dan + Nama Pangkat (Npa)]. Contoh: sersan, obsir, letnan, dan kolonel.
b. Tipe II, Berciri makna utama [+B dan institusi (I)]. Contoh : pemerintah, DPR, SMA, dan Pelni.
c. Tipe III, Berciri makna utama [+B, +Binatag (Bi)]. Contoh: tongkol, kucing, gelatik, harimau, dan onta.
d. Tipe IV, Terdiri atas 3 subtipe yaitu:Subtipe IV a, berciri makna utama [+B, +T], misalnya rumput, perdu, ilalang, dan keladi.
- Subtipe IV b, memiliki makna [+Hi, +H, dan K]. Jadi, secara keseluruhan leksem nominal subtipe IVb ini memiliki ciri makna [+B, +Po, +Hi, +H, dan K].
- Subtipe IV c, berciri makna utama [+B, +Tanaman (Ta)]. Misalnya padi, bayam, ketela, ubi, dan kubis.
Kategori Makna Leksikal
6. 1. Kategori Nominal
e. Tipe V, Berciri makna utama [+B, Buah-buahan (Bb)]. Misalnya mangga, rambutan, pisang dan nanas.
f. Tipe VI, Berciri makna utama [+B, +Bunga-bungaan (Bbu)]. Misalnya mawar, melati, kamboja, kembang sepatu, dan kenanga.
g. Tipe VII, Memiliki 9 subtipe yaitu:
- Suptipe VII a, berciri makna utama [+B, +Al, dan +Masak (Ms). Contohnya panci, kompor dan kuali.
- Subtipe VII b, berciri makna utama [+B, +Al, dan +Makan ( Mk). Contohnya piring, garpu, sendok dan gelas.
- Subtipe VII c, berciri makna utama [+B, +Al, dan +Pertukangan (Tk)]. Contohnya palu, gergaji dan pahat.
- Subtipe VII d, mengandung ciri makna utama [+B, +Al, dan +Perbengkelan (Bkl)]. Contohnya kunci, bubut dan tang.
- Subtipe VII e, berciri makna utama [+B, +Al, +Pertanian (Tn)]. Contohnya cangkul, sabit, dan garu.
- Subtipe VII f, berciri makna utama [+B, +Al, dan + Perikanan (Ik)].
- Subtipe VII g, berciri makna utama [+B, +Al, dan +Rumah tangga (Rt) ]. Contohnya lemari, meja dan kursi.
- Subtipe VII h, berciri makna utama [+B, +Al, dan +Tulis menulis (Tm)]. Contohnya buku, pensil, penggaris, dan pena.
- Subtipe VII i, berciri makna utama [+B, +Al, dan +Olahraga (Or)]. Contohnya raket, bola, net dan stik.
h. Tipe VIII, Tipe ini mengandung ciri makna utama [+B, +Makanan-minuman (Mm)]. Contohnya nasi, teh manis, susu, bakso, dan roti.
i. Tipe IX, Tipe ini mengandung ciri makna utama [+B, +Geogrefi (Ge)]. Contohnya sungai, gunung dan laut.
j. Tipe X, Tipe ini berciri makna utama [+B, +Bahan baku (Bb). Contoh pasir, semen, batu dan kayu.
Kategori Makna Leksikal
7. 2. Kategori Verbal
kategori verbal dapat dibedakan menjadi dua belas tipe. Keduabelas tipe itu adalah sebagai berikut:
a. Tipe I, Pelaku verba ini adalah sebuah maujud berupa sebuah nomina yang berciri makna [+bernyawa]; dan tindakan sebagai penggerak tindakan yang disebutkan oleh verba
tersebut.
b. Tipe II, ada verba ini pelakuya adalah sebuah maujud berupa nomina berciri makna [+bernyawa] dan bertindak sebagai penggerak tindakan. Contohnya: Dia menaksir harga mobil
bekas itu.
c. Tipe III, Tipe ini adalah verba yang menyatakan tidakan dan pemilikan (benafaktif). Contohnya: Rara beli motor dari pak Danu.
d. Tipe IV, Tipe ini merupakan verba yang menyatakan tindakan dan lokasi (tempat). Contohnya: Kakak pergi ke sekolah.
e. Tipe V, Tipe ini merupakan verba yang menyatakan proses. Contohnya: Gelas itu pecah.
f. Tipe VI, Tipe ini merupakan verba yang menyatakan proses-pengalaman. Contohnya: Lisa sudah bosan pada Reno.
g. Tipe VII, Tipe ini merupakan verba yang menyatakan proses benefaktif subjek dalam kalimat yang menggunaan verba tipe VII ini berupa nomina yang mengalami suatu proses
atau kejadian memperoleh atau kehilangan (kerugian). Contohnya: Persib menang 2-0 lawan Persija.
h. Tipe VIII, Tipe ini merupakan verba yang menyatakan proses-lokatif. Contohnya: Kereta itu sudah tiba di Yogyakarta.
i. Tipe IX , tipe ini merupakan verba yang menyatakan keadaan. Contohnya: Sawah sudah mulai kering.
j. Tipe X, Tipe ini merupakan verba yang menyatakan keadaan pengalaman. Contohnya: Maya takut sama kucing.
k. Tipe XI, Tipe ini merupakan verba yang menyatakan keadaan benafaktif subjek dalam kalimat yang menggunakan tipe XI ini adalah sebuah nomina yang menyatakan memiliki,
memperoleh, atau kehilangan sesuatu. Contoh: Luna sudah punya suami.
Kategori Makna Leksikal
8. 3. Kategori Adjektival
Secara semantik akjetival dapat dibagi menjadi delapan tipe.
a. Tipe I adalah leksem ajektif yang menyatakan sikap, tabiat, atau perilaku batin manusia yang termasuk di dalamnya yang dipersonifikasikannya. Contohnya: marah, galak, baik,
sopan, berani, takut dan jahat.
b. Tipe II adalah leksem ajektif yang menyatakan keadaan bentuk. Contohnya: bundar, bulat, lengkung, bengkok, lurus, dan miring
c. Tipe III adalah leksem ajektif yang menyatakan ukuran. Contohnya: panjang, pendek, tinggi, gemuk, kurus, lebar, luas, ringan,dan berat.
d. Tipe IV adalah leksem yang menyatakan waktu dan usia. Contohnya: lama, baru, muda, tua.
e. Tipe V adalah leksem ajektif yang menyatakan warna. Contohnya: merah, kuning, biru, hijau, ungun, cokelat dan lembayung.
f. Tipe VI adalah leksem ajektif yang menyatakan jarak. Contohnya: jauh, dekat, sedang.
g. Tipe VII adalah leksem ajektif yang menyatakan kuasa tenaga. Contohnya: kuat, lemah, segar, lesu dan tegar.
h. Tipe VIII adalah leksem ajektif yang menyatakan kesan atau penilaian indra. Contohnya: sedap, lezat, manis, pahit, cantik, tampan, cemerlang, harum, bau, wangi, kasar, halus dan
licin.
Kategori Makna Leksikal
9. 4. Kategori Pendamping
a. Pendamping Nomina
Leksem yang menyatakan pendamping nomina meliputi: pengingkaran, kuantitas atau jumlah, pembatasan, tempat berada, tempat asal, tempat tujuan atau arah sasaran, hal atau perkara,
alat, pelaku, dan batas tempat dan batas waktu.
b. Pendamping Verba
Leksem yang menyatakan pendamping verba meliputi: pengingkaran, berbagai aspek, berbagai modalitas, kuantitas, kualitas, dan pembatasan.
c. Pendamping Ajektiva
Leksem yang menyatakan pendamping ajektiva meliputi pengingkaran dan kualitas.
d. Pendamping Klausa
Leksem pendamping klausa memberi makna meliputi tiga bagian yaitu kepastian, keraguan, dan harapan.
5. Kategori Penghubung
a. Leksem yang menyatakan makna pada penghubung koordinatif meliputi: penghubungan, pemilihan, mempertentangkan dan mengontraskan, mengoreksi atau membetulkan,
menegaskan, pembatasan, mengurutkan, menyamakan, dan kesimpulan yang sudah dibicarakan sebelumnya.
b. Leksem yang menyarakan makna pada penghubung subordinatif meliputi: penyebab, akibat, syarat atau kondisi yang harus dipenuhi, pengandaian, penegasan, perbandingan,
tujuan, waktu, penjelasan, dan keadaan serta cara.
Kategori Makna Leksikal
10. Kesimpulan
Makna leksikal menurut Kreidler (1988:149) yaitu sebagian kecil dari suatu
kata yang mempunyai arti penuh. Makna leksikal berasal dari kata leksikon
yang berarti kamus. Makna leksikal juga diartikan sebagai makna kata
berdasarkan yang sebenarnya. Kategori makna leksikal mengkaji tentang
kategori nominal yang terbagi atas sepuluh tipe, yaitu: orang, institusi,
binatang, tumbuhan, buah-buahan, bunga-bungaan, peralatan, makanan-
minuman, geografi, bahan baku; kategori verbal terdiri dari dua belas tipe,
yaitu: tindakan, pengalaman, pemilikan, lokasi, proses, proses-pengalaman,
memperoleh atau merugi, lokatif, keadaan, keadaan pengalaman, keadaan
benefaktif, dan keadaan lokatif; kategori adjektival; kategori pendamping,
meliputi: pendamping nomina, pendamping verba, pendamping ajektiva, dan
pendamping klausa; kategori penghubung, meliputi: penghubung koordinatif
dan penghubung subordinatif.