2. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Peserta didik mampu Menjelaskan peristiwa pada minggu pertama setelah Petapa
Gotama mencapai Penerangan Sempurna
2. Peserta didik mampu mendemontrasikan persitiwa yang terjadi pada minggu
pertama
3. Peserta didik mampu mempraktikkan meditasi seperti pada peristiwa minggu
pertama pascapenerangan sempurna
4. Peserta didik mampu menganalisi peristiwa pada minggu pertama setelah Petapa
Gotama mencapai Penerangan Sempurna
3. MINGGU PERTAMA (PALLANKA SATTAHA)
Sepanjang minggu pertama
Buddha duduk di bawah pohon
Bodhi meresapi Kebahagiaan
Kebebasan (Vimutti Sukha).
Buddha sepenuhnya memahami “
Hubungan sebab akibat yang
saling bergantungan” (Paticca
Samuppada)
4. PATICCASAMUPPADA DAPAT DIURAIKAN
SEBAGAI BERIKUT.
1. Karena kegelapan batin (avijja),muncullah bentuk-bentuk karma/batin (sankhara).
2. Karena bentuk-bentuk karma,mmuncullah kesadaran (vinnana).
3. Karena kesadaran, muncullah batindan bentuk (nama rupa).
4. Karena batin dan bentuk nama rupa,muncullah enam landasan indra (salayatana).
5. Karena enam landasan indra, muncullah kontak (passa).
6. Karena kontak, muncullah perasaan (vedana).
7. Karena perasaan, muncullah nafsu keinginan (tanha).
8. Karena nafsu keinginan, muncullah kemelekatan (upadana).
9. Karena kemelekatan, muncullah kelangsungan hidup (bhava).
10. Karena kelangsungan hidup, muncullah kelahiran (jati).
11. Karena kelahiran, muncullah penuaan dan kematian (jaramarana).
12. Karena penuaan dan kematian, muncullah kesedihan (soka), ratapan (parideva), penderitaan(dukkha), duka
cita (dumanassa), dan keputusasaan (upayasa).
5. MINGGU KEDUA (ANIMISA SATTAHA)
Penghormatan kepada pohon Bodhi sebagai
tanda terimakasih karena telah memberikan
naungan selama bermeditasi untuk mencapai
penerangan sempurna.
Dari peristiwa ini murid-murid beliau dan umat Buddha
sampai sekarang menghargai pohon Bodhi
baik yang asli maupun pohon pohon Bodhi turunannya.
Dari peristiwa minggu kedua ini dapat kita teladani dari
Sang buddha yaitu, kita hrus selalu berterima kasih
terhadap siapapun yang berjasa dalam kehidupan kita
6. MINGGU KETIGA (CANGKAMA SATTAHA)
Adanya makhluk-makhlik dewa
yang masih meragukan
penerangan sempurna yang
beliau capai. Untuk
menghilangkan keragu-raguan
dewa ini kemudian Buddha
dengan kekuatan pikiranya
beliau menciptakan jembatan
permata.
Beliau masih berdiam di dekat pohon Bodhi. Dengan mata batin yang tajam
7. MINGGU KEEMPAT (RATANAGHARA SATTAHA)
MERCURIO
1. Pada minggu keempat, Buddha berdiam
dikamar permata yang beliau ciptakan
selama seminggu.
2. Buddha mempelajari dan menyelami
Abhidhamma yang merupakan ajaran
tertinggi.
3. Setelah menyelami abhidhamma tubuhnya
memancarkan 6 pancaran warna tersebut
yaitu: biru (nila), kuning emas (pita), merah
(lohita), putih (odata), jingga (manjittha),
dan sebuah warna berkilau yang terbentuk
dari campuran kelima warna ini
(pabhassara) terpancar dari tubuh Buddha.
8. Biru melambangkan keyakinan,
Kuning emas melambangkan keluhuran,
Merah melambangkan kebijaksanaan,
Putih melambangkan kemurnian,
Jingga melambangkan tiadanya nafsu,
Sedangkan warna kilau campuran melambangkan kombinasi dari semua sifat mulia ini.
Minggu keempat yang diisi dengan perenungan terhadap abhidhamma ini
Dikenal sebagai ratanaghara sattaha.
9. MINGGU KELIMA (AJAPALA SATTAHA)
1. Buddha masih berdiam dibawah pohon Ajaphala yang
tumbuh disekitar pohon Bodhi sambil meresapi
Kebahagiaan Kebebasan yang Beliau rasakan
(vimuttisukha) selama tujuh hari
2. seorang pertapa yang sombong menghampiri beliau. Tanpa
menunjukkan rasa hormat dia bertanya: Dalam hal apa
seseorang menjadi seorang brahmana dan kondisi-kondisi
apa yang membuat seseorang menjadi brahmana? Buddha
menjawab: “Seseorang dapat disebut menjadi brahmana
kalau brahmana itu sudah membuang kejahatan, tidak
memiliki sifat congkak, bebas dari kekotoran batin, mampu
menguasai diri, dan mampu mengukur diri sendiri.
Seseorang layak disebut brahmana kalau dia benar-benar
memiliki pengetahuan dan sudah menjalani kehidupan suci
dengan benar”.
3. Buddha diganggu banyak godaan yang dihadapi Buddha
melalui putriputri cantik sebagai jelmaan dari Mara-Tanha
yaitu Tanha, Arati, dan Raga akan tetapi, semua usaha itu
sia-sia dan tidak menggoyahkan keteguhan batin Buddha.
10. MINGGU KEENAM (MUCALINDA SATTAHA)
1. Buddha berpindah tempat dari pohon Ajaphala
menuju ke pohon Mucalinda.
2. Selama beberapa hari datang prahara menimpa
Beliau melalui turunnya hujan lebat dan angin
dingin yang menusuk tulang. Mucalinda, sang raja
naga yang perkasa, keluar dari kediamannya Ia
membelitkan badannya tujuh kali memutari tubuh
Buddha Gotama dan kepalanya memayungi Buddha
3. Mucalinda merupakan penjelmaan seorang dewa
yang menyamar. Akhirnya, setelah keadaan alam
normal, dewa ini kembali ke bentuk semula sebagai
seorang pemuda. Kemudian, dewa menghampiri dan
berdiri dengan sikap hormat merangkapkankedua
tangan di depan dada di hadapan Buddha
11. MINGGU KETUJUH (RAJAYATANA SATTAHA)
Buddha melewatkan waktunya dibawah pohon
Rajayatana dan mengalami kebebasan, buddha
mengucapkan kalimat dibawah ini :
Melalui banyak kelahiran dalam kehidupan, Aku
mengembara mencari, tetapi tidak menemukan
pembuat rumah ini. Menyedihkan menjalani
kelahiran yang berulang-ulang.
Oh pembuat rumah,
engkau telah terlihat. Engkau tidak akan
membangun rumah lagi.
Seluruh atapmu telah rusak.
Tiang belandarmu telah hancur.
Pikiran mencapai keadaan tanpa kondisi.
Mencapai akhir dari nafsu keinginan