SlideShare a Scribd company logo
[DIALOG ANTAR UMAT BERAGAMA]
      PENDIDIKAN RELIGIOSITAS




                        Kelas XII IPA 7

No.        Nama                                    Tugas
10      Cindia Andry             Nama dan Biodata Pendiri Agama, Macam-
                                    macam Aliran, dan Alasan Terjadinya
                                     Kerusuhan Antar Umat Beragama.
11     Daniel Perdana             Pentingnya Dialog Antar Umat Beragama,
                                 Fungsi Diturunkannya Agama ke Dunia, dan
                                                   Puisi.
31     Tommy Winata             Nama Tempat Ibadat, Bentuk Dialog, dan Teks
                                                 Kitab Suci.
32     Vanny Andriani              Nama Kitab Suci dan Bagiannya, Ajaran
                                Pokok Agama, Usaha Mewujudkan Kerukunan
                                Umat Beragama, Teks Kitab Suci, Nama Haru
                                  Raya Agama, dan Hambatan Dialog Antar
                                              Umat Beragama.
36        Vincent                Nama Hari Raya Agama dan Doa Kerukunan
                                           Antar Umat Beragama.




                    SMA Xaverius 1 Palembang

                            Palembang

                     Tahun Ajaran 2012/2013
Nama dan Biodata Pendiri Agama Buddha
      Pendiri agama Buddha adalah Siddhārtha Gautama, yang nantinya akan mencapai
Penerangan Sempurna (Parinibbana) dan bergelar sang Buddha. Ia dikenal sebagai orang bijak
dari kaum Sakya atau Sakyamuni dan sang Tathagata dan dianggap sebagai Buddha Agung atau
Sammāsambuddha oleh pemeluk agama Buddha. Ia terlahir sebagai seorang pangeran kerajaan
Kapilavastu di wilayah Jambudvipa, negara Sakhya, India Utara. Waktu kelahiran dan
kematianNya berlum dapat dipastikan. Para ilmuwan memperkirakan Ia lahir saat bulan purnama
sidhi. Aliran Mahayana memperkirakan Beliau lahir pada tanggal 8 April 566 SM dan aliran
Hinayana pada tanggal 6 Mei 623 SM).
      Ayah Pangeran Siddharta Gautama adalah Sri Baginda Raja Suddhodana dari suku Sakya
dan ibuNya adalah Ratu Mahā Māyā Dewi. Setelah tujuh hari Beliau lahir, ibundaNya meninggal
dunia dan masuk ke surga alam luhur atau surga Tusita. Semenjak itu, Siddharta dijaga dan
dirawat oleh bibinya yang juga istri Raja Suddhodana, Ratu Mahā Pajāpati.
      Kelahiran
      Saat kelahiranNya, seorang petapa Asita Kaldewala meramalkan bahwa Ia akan menjadi
Maharaja Dunia atau Chakrawartin atau menjadi seorang Buddha. Ayah Pangeran Siddharta pun
cemas, Ia takut Siddharta akan menjadi Buddha dan tidak mewarisi takhta kerajaannya. Maka
sang Ayah meminta nasihat dari pertapa itu. Sang pertapa mengatakan bahwa Pangeran
Siddharta akan menjadi Buddha apabila melihat empat macam peristiwa, yaitu orang tua, orang
sakit, orang mati, dan pertapa.
      Kehidupan Keduniawian
      Saat Siddharta meranjak dewasa, Raja Suddhodana menyingkirkan segala bentuk
penderitaan dan menyodorkan kenikmatan keduniawian kepadaNya. Akhirnya sang Pangeran
selalu dilayani oleh pelayan dan dayang-dayang yang masih muda dan cantik rupawan di istana
yang megah dan indah. Suatu hari Siddharta meminta ijin untuk berkeliling ke luar istana. Di
sana Ia melihat empat syarat yang mengkondisikannya dapat menjadi seorang Buddha. Di usia
16 tahun, sang Pangeran menikah dengan Putri Yasodhara dan memiliki tiga istana megah, yaitu
Istana Musim Dingin (Ramma), Istana Musim Panas (Suramma), dan Istana Musim Hujan
(Subha).
      Setelah hidup dengan pergolakan batin selama 10 tahun, Pangeran Siddharta memutuskan
meninggalkan istanaNya, tepatnya saat putra tunggalnya, Rahula, lahir. Ia pergi ditemani dengan
kusirnya, Channa dan bertekad menjadi pertapa. Kehidupan pertapaan yang dialami Siddharta
tidak semulus yang Ia bayangkan. Ia sempat menjalani cara ekstrem dalam bertapa, namun pada
akhirnya Ia menemukan cara yang baik dan benar. Suatu hari saat ia bermeditasi di bawah pohon
Bodhi, Ia mendapatkan Penerangan Sempurna. Penerangan Sempurna menjadikanNya
Samyaksam-Buddha tepat pada bulan Purnama Raya di bulan Vesak ketika Ia berusia 35 tahun.


Nama Kitab Suci dan Bagiannya
      Kitab suci agama Buddha adalah Tripiṭ aka. Tripiṭ aka pada umumnya dapat diartikan
sebagai „tiga keranjang‟ sebagai penggambaran tiga pokok bahasan besar dalam agama Buddha.
Ketiga pokok bahasan tersebut antara lain Vinaya Piṭ aka, Sutta Piṭ aka, dan Abhidhamma
Piṭ aka. Berikut pembagian dan penjabarannya
    1. Vinaya Piṭ aka
         Vinaya Piṭ aka secara garis besar membahas tentang peraturan bagi para Bikkhu dan
      Bikkhuni. Vinaya Piṭ aka terdiri tiga bagian, antara lain
        1. Sutta Vibhanga
             Kitab ini berisi tentang peraturan bagi para Bikkhu dan Bikkhuni yang mencakup
          empat pelanggaran yang menyebabkan dikeluarkannya Bikkhu/Bikkhuni dari Sangha.
        2. Khandhaka
             Kitab ini terbagi atas Mahâvagga dan Cullavagga. Kitab Mahâvagga berisi
          tentang peraturan dan uraian penahbisan Bikkhu/Bikkhuni, upacara Uposatha, dan
          penjabaran jalannya aktivitas Sangha. Sedangkan kitab Cullavagga berisi tentang
          peraturan     penanganan     pelanggaran     peraturan   dan    uraian   penahbisan
          Bikkhu/Bikkhuni, upacara Uposatha, dan penjabaran jalannya aktivitas Sangha
          lainnya.
        3. Parivâra
             Kitab ini memuat ringkasan dan pengelompokan peraturan Vinaya Piṭ aka yang
          disusun dalam bentuk tanya jawab untuk dipergunakan dalam pengajaran.
    2. Sutta Piṭ aka
         Sutta Piṭ aka terdiri atas lima kumpulan buku atau nikâya, berikut penjabarannya
        1. Digha Nikâya
             Merupakan buku yang terdiri atas 34 Sutta panjang yang berisi pokok ajaran
          agama Buddha dan terbagi menjadi tiga vagga, yaitu Sîlakkhandhavagga,
          Mahâvagga dan Pâtikavagga. Beberapa Sutta panjang tersebut antara lain Brahmajâla
          Sutta, Samannaphala Sutta, Sigâlovâda Sutta, Mahâsatipatthâna Sutta, dan
          Mahâparinibbâna Sutta.
        2. Majjhima Nikâya
             Merupakan buku yang memuat khotbah-khotbah menengah. Buku ini terdiri atas
          tiga bagian dan total suttanya 152 sutta. Beberapa suttanya adalah Ratthapâla Sutta,
          Vâsettha Sutta, Angulimâla Sutta, Ânâpânasati Sutta, Kâyagatasati Sutta, dan
          sebagainya.
        3. Anguttara Nikâya
             Merupakan buku yang memuat sebelas bagian yang meliputi 9.557 sutta. Sutta
          tersebut disusun berurutan untuk memudahkan pengingatan.
        4. Samyutta Nikâya
             Merupakan buku yang memuat 7.762 sutta dan terbagi atas lima vagga utama.
        5. Khuddaka Nikâya
             Merupakan buku yang terdiri dari lima belas kitab, antara lain
1. Khuddakapâtha,      yang    berisi   empat    teks   antara   lain   Saranattâya,
   Dasasikkhapâda, Dvattimsakâra, Kumârapañha, dan lima sutta : Mangala,
   Ratana, Tirokudda, Nidhikanda dan Metta Sutta.
2. Dhammapada, yang terdiri atas 423 syair dan dibagi lagi menjadi delapan
   vagga.
3. Udâna, merupakan kumpulan delapan puluh sutta yang terbagi menjadi
   delapan vagga. Kitab ini memuat sabda Sang Buddha.
4. Itivuttaka, merupakan kitab yang berisi 110 sutta yang masing-masing dengan
   kata vuttam hetam bhagavâ (demikianlah sabda Sang Bhagavâ).
5. Sutta Nipâta, terdiri atas lima vagga : Uraga, Cûla, Mahâ, Atthaka dan
   Pârâyana Vagga. Empat vagga pertama terdiri atas 54 prosa berirama, sedang
   vagga kelima terdiri atas enam belas sutta.
6. Vimânavatthu, menerangkan keagungan dari bermacam-macam alam deva,
   yang diperoleh melalui perbuatan-perbuatan berjasa.
7. Petavatthu, merupakan kumpulan cerita mengenai orang-orang yang lahir di
   alam Peta akibat dari perbuatan-perbuatan tidak baik.
8. Theragâthâ, kumpulan syair-syair, yang disusun oleh para Thera semasa hidup
   Sang Buddha. Beberapa syair berisi riwayat hidup para Thera, sedang lainnya
   berisi pujian yang diucapkan oleh para Thera atas Pembebasan yang telah
   dicapai.
9. Therigâthâ, buku yang serupa dengan Theragâthâ yang merupakan kumpulan
   dari ucapan para Theri semasa hidup Sang Buddha.
10. Jâtaka, berisi cerita-cerita mengenai kehidupan-kehidupan Sang Buddha yang
   terdahulu.
11. Niddesa, terbagi menjadi dua buku : Culla-Niddesa dan Mahâ-Niddesa. Culla-
   Niddesa berisi komentar atas Khaggavisâna Sutta yang terdapat dalam
   Pârâyana Vagga dari Sutta Nipâta; sedang Mahâ-Niddesa menguraikan enam
   belas sutta yang terdapat dalam Atthaka Vagga dari Sutta Nipâta.
12. Patisambhidâmagga, berisi uraian skolastik tentang jalan untuk mencapai
   pengetahuan suci. Buku ini terdiri atas tiga vagga : Mahâvagga,
   Yuganaddhavagga dan Paññâvagga, tiap-tiap vagga berisi sepuluh topik
   (kathâ).
13. Apadâna, berisi riwayat hidup dari 547 bhikkhu, dan riwayat hidup dari 40
   bhikkhuni, yang semuanya hidup pada masa Sang Buddha.
14. Buddhavamsa, terdiri atas syair-syair yang menceritakan kehidupan dari dua
   puluh lima Buddha, dan Buddha Gotama adalah yang paling akhir.
15. Cariyâpitaka, berisi cerita-cerita mengenai kehidupan-kehidupan Sang Buddha
   yang terdahulu dalam bentuk syair, terutama menerangkan tentang 10 pâramî
   yang dijalankan oleh Beliau sebelum mencapai Penerangan Sempurna, dan
   tiap-tiap cerita disebut Cariyâ.
3. Abhidhamma Piṭ aka
            Kitab ini berisi uraian filsafat Buddha Dhamma yang disusun secara analitis. Uraian
       tersebut meliputi ilmu jiwa, logika, etika, dan metafisika. Kitab ini mencakup tujuh buah
       Pakarana atau buku, yaitu
           1. Dhammasangaṇ ȋ , menguraikan etika dilihat dari sudut pandang ilmu jiwa.
           2. Vibangha, menguraikan secara detail isi dari Dhammasangaṇ ȋ dengan metode yang
              berbeda. Buku ini terbagi menjadi delapan bagian dan perbabnya berisikan
              Suttantabhâjaniya, Abhidhannabhâjaniya dan Pññâpucchaka.
           3. Dhâtukathâ, yang membicarakan unsur-unsur batin yang terbagi menjadi empat belas
              bagian.
           4. Puggalapaññatti, menguraikan jenis watak manusia (puggala) yang dikelompokkan.
           5. Kathâvatthu, berisikan kumpulan percakapan (kathâ) dan sanggahan atas pandangan
              salah oleh berbagai sekte tentang theologi dan metafisika.
           6. Yamaka, kitab yang terbagi menjadi sepuluh bab, yaitu Mûla, Khandha, Âyatana,
              Dhâtu, Sacca, Sankhârâ, Anusaya, Citta, Dhamma dan Indriya.
           7. Paṭ ṭ hana, menerangkan penyebab yang berkenaan tentang dua puluh empat
              Paccaya atau hubungan batin dan jasmani.


Nama Tempat Ibadat dan Urutannya
      Tempat ibadat agama Buddha terbagi menjadi tiga bagian,
antara lain
      1. Karma Vihara
                                                                      Vihara
                Karma Vihara adalah tempat kita berkemauan atau
            berkehendak suci untuk beribadat. Artinya, Karma
            Vihara merupakan tempat mempersiapkan diri ke
            Vihara. Persiapan ini meliputi persiapan pemakaian
            pakaian bersih, menyucikan ucapan, perbuatan, dan
            pikiran.
      2.    Arupa Vihara                                              Cetya

                Merupakan „vihara‟ yang berada di dalam jiwa
            tiap umat. Arupa Vihara terbagi menjadi empat, antara
            lain Maitri (Cinta Kasih), Karuna (Welas Asih/ Kasih
            Sayang). Mudita (Membagi rasa kegembiraan dan
            turut bersimpati atas kesusahan), dan Upeka
            (Keseimbangan Batin).                                     Dharma Prasadha

      3.    Rupa Vihara
                Merupakan tempat ibadat yang memiliki wujud. Berikut pembagiannya
1. Vihara, merupakan tempat ibadat agama
                   Buddha yang terdiri dari sekurang-vkurangnya
                   ada Dharma Sala, Kuti (tempat tinggal para
                   Bhiksu), dan Sasana Loka.
              2. Cetya, merupakan tempat ibadat agama
                   Buddha yang sifatnya pribadi umat dan          Kuti

                   berbentuk kecil.
              3. Dharma Prasadha, yaitu tempat sembahyang
                   agama Buddha yang dapat dipergunakan untuk
                   khotbah.
              4. Kuti, merupakan tempat berdoa dan tempat
                   tinggal Bikkhu/Bikkhuni.                       Dharma Sala

              5. Sasana, merupakan tempat belajar agama
                   Buddha.
              6. Dharma Sala, merupakan tempat umat agama
                   Buddha sembahyang, upacara, dan khotbah.
              7. Dharma Loka, merupakan tempat khusus untuk
                   berkotbah agama Buddha.
                                                                  Samadhi Loka
              8. Samadhi Loka, merupakan tempat khusus
                   untuk bersemadi atau bermeditasi.


Nama Hari Raya Agama dan Dirayakannya
     Hari raya agama Buddha ada empat, yaitu Hari Raya Vesak, Hari Raya Asadha, Hari Raya
Kathina, dan Hari Raya Magha Puja. Berikut penjabarannya
     1.   Vesak
            Hari Raya Vesak diperingati oleh seluruh umat beragama Buddha sedunia. Momen
          ini diperuntukkan mengenang dan memperingati tiga peristiwa penting, yakni lahirnya
          Siddharta Gautama, pencapaian Siddharta Gautama menjadi Buddha, dan sang
          Buddha mencapai Parinibanṇ a. Tiga peristiwa ini dapat disebut juga sebagai Trisuci
          Vesak. Menurut World Fellowship of Buddhists, Vesak dilakukan pada purnama
          pertama di bulan Mei.
            Untuk merayakannya, pemeluk agama Buddha akan melakukan Puja Bhakti di
          vihara guna mengingat kembali ajaran sang Buddha yang melarang pembunuhan
          makhluk hidup, mencuri, berbuat asusila, berbohong, dan mabuk-mabukan. Umat
          Buddha juga mengembangkan cinta kasihnya pada hari perayaan ini dengan
          membantu fakir miskin, melepas hewan sebagai symbol cinta kasih dan penghargaan
          lingkungan, dan merenungkan perbuatan yang telah dilakukan telah baik atau masuh
          buruk.
     2.   Asadha
Hari raya Asadha diperingati dua bulan setelah hari raya Vesak guna memperingati
         tiga hal penting, antara lain pembabaran Dhamma oleh Buddha pertama kalinya
         kepada lima teman seperjuangan pertapa, pembentukan Ariya Sangha oleh Buddha
         bersama lima teman seperjuangan pertapa, dan pembentukan Sangha untuk
         melengkapi Triratna (Buddha, Dhamma, Sangha).
           Untuk memperingatinya, umat Buddha akan melakukan Asadha Puja. Khotbah
         pertama yang diberikan oleh Buddha di hari suci Asadha ini adalah Dhamma Cakka
         Pavattana Sutta atau Khotbah Pemutaran Roda Dhamma. Lewat khotbah ini, Buddha
         mencoba mengajarkan Cattari Ariya Saccani atau Empat Kebenaran Mulia.
    3.   Kathina
           Hari raya ini merupakan hari raya di mana umat Buddha memberi persembahan
         kepada Bikkhu Sangha yang telah menyelesaikan masa Vassanya. Dana persembahan
         ini berupa Cattupacaya atau empat kebutuhan harian. Kebutuhan ini meliputi jubah,
         makanan, tempat tinggal, dan obat-obatan. Selain itu juga dipersembahkan delapan
         pelengkap untuk mendukung terlaksananya Vinaya dengan baik seperti mangkok,
         saringan air, dan lainnya. Persembahan ini dilakukan sebagai wujud bakti umat
         Buddha kepada Sangha pelindung Dhamma.
    4.   Magha Puja
           Merupakan hari di mana umat Buddha memperingati peristiwa agung yang hanya
         terjadi di jaman Buddha. Peristiwa tersebut diawali saat sekitar 1250 orang Bikkhu
         berjalan melewati Taman Tupai dan berencana mengunjungi sang Buddha. Akhirnya
         mereka bertemu dengan sang Buddha dan Beliau melakukan Uposatha dan melakukan
         penahbisan Bikkhu atau Ehi Bikkhu Upasampada. Setelah itu, Beliau membabarkan
         Ovadapatimokkha kepada mereka. Isi Ovadapatimokkha meliputi pelaksanaan
         kedisiplinan dalam bersila dan kehidupan suci. Jadi, hari raya Magha Puja ini
         merupakan peringatan dari
             1.    Berkumpulnya 1250 orang Bikkhu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
             2.    Berkumpulnya para Bikkhu yang telah mencapai kesucian dan memiliki
                   kemampuan Abhinna.
             3.    Penahbisan 1250 orang Bikkhu oleh sang Buddha.
             4.    Pembabaran Ovadapatimokkha oleh sang Buddha.
         Dari peringatan ini, umat Buddha memaknai hari raya Magha Puja sebagai
         pemberhentian untuk berbuat jahat, selalu berbuat baik, dan selalu berpikir benar.


Ajaran Pokoknya
    Landasan pokok ajaran agama Buddha meliputi empat pokok ajaran, antara lain
    1.   Tiga Mustika atau Triratna
           Tiga Mustika yang dimaksud dalam agama Buddha ialah Buddha, Dhamma, dan
         Sangha. Buddha dapat diartikan sebagai sang Buddha Gautama yang bertindak sebagai
         guru, dan juga dapat diartikan sebagai sifat ke-Buddha-an yang ditanamkan dan
dimiliki oleh setiap manusia. Berikutnya adalah Dhamma, di mana Dhamma yang
     dimaksud sebagai ajaran sang Buddha yang merupakan kebenaran mutlak. Terakhir
     adalah Sangha, di mana Sangha seringkali dikaitkan sebagai pengawal dna pelindung
     Dhamma. Sangha juga dapat diartikan sebagai suatu persaudaraan orang suci seperti
     Sotapanna, Sakadagami, Anagami, dan Arahat.
2.   Tiga Corak Umum atau Tiga Kesunyataan Mulia atau Tilakkhana
       Menurut ajaran sang Buddha, semua fenomena yang ada di dunia semasa hidup
     dikuasai oleh tiga ciri umum, yaitu ketidakkekalan, penderitaan, dan ketiadaakuan.
     Berikut penjabarannya
         1.   Ketidakkekalan atau Anicca
                Ketidakkekalan menunjukkan semua kondisi yang nantinya akan hilang
              dan digantikan atau terus bersiklus. Hal ini dikarenakan terjadinya perubahan
              terus menerus tanpa henti. Gejala perubahan ini terjadi akibat adanya kondisi
              kompleks dan tidak sejalan dengan imajinasi manusia. Ketidakkekalan akan
              berbuah manis berupa Nirvana apabila disikapi dengan tidak melekat pada
              sesuatu.
         2.   Penderitaan atau Dukkha
                Penderitaan yang dimaksudkan sebagai ketidakpuasan manusia akan
              sesuatu yang tidak didapatkan. Memaksakan mendapatkan apa yang kita
              inginkan dan mengalami kegelisahan, itu penderitaan. Mendapatkan apa yang
              kita inginkan dan saat kesenangan itu habis atau hilang, itu penderitaan.
              Segala ketakutan dan kekhawatiran yang tidak masuk akal akan menyebabkan
              ketidakpercayaan dan pemutusan hubungan dengan masyarakat, itu
              penderitaan.
                 Apabila ketidakkekalan atau Annica disikapi dengan baik, maka Dukkha
              tidak timbul dalam kehidupan. Apabila Dukkha tidak timbul dalam
              kehidupan, maka umat mendapatkan Nirvana atau kebenaran dan
              kebahagiaan abadi.
         3.   Ketiadaakuan atau Anatta
                 Ketiadaakuan dimaksudkan sebagai tanpa ego yang berkonsepkan diri
              umat. Sang Buddha mengajarkan bahwa selama Skanda atau diri umat tidak
              berego, maka sifat ke-Buddha-an yang bahagia pada umat menjadi sesuatu
              yang baik. Pada dasarnya, diri umat diciptakan untuk dapat mencapai sifat ke-
              Buddha-an dengan memahami diri sendiri. Untuk mencapai ini, Beliau
              mengajarkan untuk melepaskan kemelekatan akan gejala persenyawaan.
              Dengan melepaskan kemelekatan pada diri umat, Dhukka pun terlepaskan.
3.   Empat Kesunyataan Suci atau Cattari Ariya Saccani
       Pengenalan Empat Kesunyataan Suci oleh sang Buddha pertama kali diberi nama
     Dhammacakkapavattana Sutta atau Khotbah Pemuataran Roda Dhamma. Empat
     Kesunyataan Suci tersebut antara lain
1.   Kesunyataan Mulia tentang Dukkha atau Dukkha Ariyasacca
                 Merupakan kebenaran yang dibabarkan sang Buddha mengenai unsur
              kehidupan jasmani dan batin adalah Dukkha. Dukkha dimaksudkan sebagai
              sakit, kecewa, tidak sempurna, tidak kekal, kosong dan sebagainya. Dukkha
              dibagi menjadi tiga, yaitu Dukkha biasa, maksudnya derita tubuh atau batin,
              Dukkha akibat perubahan, maksudnya segala sesuatu yang menimbulkan
              Dukkha, dan Dukkha sebagai akibat keadaan, maksudnya manusia selalu
              mengalami perubahan akibat kombinasi jasmani dan rohani.
         2.   Kesunyataan Mulia tentang Asal Mula Dukkha atau Dukkhasamudaya
              Ariyasacca
                Sebab Dukkha adalah Tanha atau keinginan atau keserakahan atau
              kemelekatan. Proses kehidupan akan terus berlangsung bila ada keinginan
              untuk mencapai sesuatu. Bila keinginan dijadikan sesuatu yang bersifat
              kemelekatan akan menimbulkan Dukhha.
         3.   Kesunyataan Mulia tentang Lenyapnya Dukkha atau Dukkhanirodha
              Ariyasacca
                Lenyapnya Dukkha dapat diusahakan dengan melenyapkan Tanha.
              Lenyapnya Dukkha selanjutnya akan memberi Nirvana atau kebahagiaan
              abadi.
         4.   Kesunyataan Mulia tentang Jalan Menuju Lenyapnya Dukhha atau
              Dukkhanirodhagamani Patipada
                Untuk melenyapkan Tanha sebagai penyebab Dukhha, diperlukan Arya
              Attahangika Magga atau Delapan Jalan Utama.         Delapan Jalan Utama
              memiliki delapan faktor yang harus dilakukan selaras sesuai dengan
              kemampuan masing-masing diri. Cara ini dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu
              Sila meliputi ucapan dan penghidupan benar, Samadhi meliputi ucapan benar,
              perhatian benar, dan konsentrasi benar, dan Pañña yang meliputi pengertian
              dan pikiran benar.
4.   Kebahagiaan Tertinggi atau Nibbana
       Nibbana yang dimaksud adalah keadaan di mana keinginan, ikatan, nafsu, dan
     kekotoran batin lenyap. Singkatnya, Nibbana adalah Kesunyataan Abadi, tidak
     termusnahkan dan tidak bersyarat. Nibbana dapat dialami jika Dukkha dan Tanha
     lenyap. Nibbana sendiri tedapat dua macam, yaitu Sa-upadisesa-Nibbana dan An-
     upadisesa-Nibbana. Sa-upadisesa-Nibbana adalah keadaan di mana kekotoran batin
     lenyap secara total namun lima kelompok kehidupan masih ada. Sementara An-
     upadisesa-Nibbana adalah keadaan di mana kekotoran batin lenyap secara total beserta
     lima kelompok kehidupannya.
Macam-macam Alirannya
     Dalam perkembangannya, agama Buddha mengalami modifikasi yang disesuaikan dengan
budaya atau kebiasaan suatu wilayah pemeluknya. Berikut beberapa aliran besar dari agama
Buddha
     1.   Theravāda/ Sthaviravāda
             Secara harafiah, Theravāda dapat diartikan sebagai ajaran/pengajaran terdahulu
          yang merupakan inti ajaran agama Buddha yang masih bertahan. Theravāda
          merupakan ajaran yang konservatif dan dianut oleh 70% penduduk Sri Lanka,
          Kamboja, Laos, Myanmar, Thailand, suku Shan dan Tai di Cina, suku Khmer Krom di
          Vietnam, suku Barua, Chakma, dan Magh di Bangladesh, Singapura, Malaysia, dan
          Indonesia serta Negara Barat. Theravāda telah dianut oleh 100 juta penganut dalam
          decade terakhir ini.
      2. Mahāyāna
             Secara harafiah, Mahāyāna berarti kendaraan besar. Mahāyāna merupakan salah
          satu aliran utama agama Buddha yang lahir di India. Mahāyāna dalam ajarannya lebih
          merujuk kepada tingkat motivasi spiritual atau Bodhisattvayana yang dilakukan
          dengan pendekatan Hinayana atau Shravakayana. Para ilmuwan meyakini Mahāyāna
          berasal dari India pada abad ke 1 M atau 1 SM. Dalam perjalanan sejarahnya,
          Mahāyāna menyebar ke seluruh Asia Timur. Hingga kini, penganutnya antara lain
          Cina, Jepang, Korea, Vietnam, dan suku Himalaya di Tibet.
     3.   Vajrayana
             Merupakan aliran agama Buddha yang lebih dikenal dengan Tantrayana. Aliran ini
          merupakan perkembangan dari ajaran Mahāyāna dan berbeda dalam pemraktekannya.
          Dalam ajaran aliran ini, penganut akan latihan bermeditasi dan dibarengi visualisasi
          dengan menekankan pada pembacaan mantra.


Pentingnya Dialog Antar Umat Beragama
     Agama merupakan salah satu pembatas peradaban. Artinya potensi konflik antar umat
beragama tidak bisa dihindari. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi pecahnya konflik antar
umat beragama, diperlukan upaya dialog untuk menimalisir perbedaan antar agama. Dialog yang
dilakukan dapat menjembatani antar agama dan merupakan sarana yang efektif antar umat
beragama. Di Indonesia terdapat pluralitas agama, maka dialog antar umat beragama dijadikan
alternatif untuk menyelasaikan konflik dan fenomena-fenomena yang ada di sosial masyarakat.
     Adanya dialog ini bukan untuk dimaksudkan membentuk peleburan agama atau
sinkretisme, menciptakan ajaran agama baru, supremasi bahwa suatu agama benar, dan
meniadakan perbedaan agama. Hal ini dilakukan demi tumbuhnya saling pengertian antar umat,
menumbuhkan rasa kerja sama demi kepentingan bersama, menumbuhkan kepedulian antar
sesame umat, menciptakan ketenteraman, dan menjamin terbinanya kerukunan dan kedamaian.
Bentuk-bentuk Dialog
     Menurut Prof. Dr. H Muchoyar H.S, MA dalam menyikapi perbedaan agama terkait
dengan toleransi antar umat beragama agar dialog antar umat beragama terwujud, memerlukan 3
konsep yaitu
      1. Setuju untuk tidak setuju, maksudnya setiap agama memiliki akidah masing-
            masing sehingga agama saling bertoleransi dengan perbedaan tersebut.
      2. Setuju untuk setuju, konsep ini berarti meyakini semua agama memiliki kesamaan
            dalam upaya peningkatan kesejahteraan dan martabat umatnya.
      3. Setuju untuk berbeda, maksudnya dalam hal perbedaan ini disikapi dengan damai
            bukan untuk saling menghancurkan.
     Tema dialog antar umat beragama sebaiknya bukan mengarah pada masalah peribadatan
tetapi lebih ke masalah kemanusiaan seperti moralitas, etika, dan nilai spiritual. Supaya efektif
dalam dialog antar umat beragama, sebaiknya menghindari mengeksklusifkan latar belakang
agama dan kehendak untuk memdominasi pihak lain.
          Model dialog antar umat beragama yang dikemukakan oleh KLmball adalah sebagai
berikut
     1.     Dialog Parlementer ( parliamentary dialogue ), dialog ini dilakukan dengan
            melibatkan     tokoh-tokoh   umat   beragama   di   dunia.   Tujuannya   adalah
            mengembangkan kerjasama dan perdamaian antar umat beragama di dunia.
     2.     Dialog Kelembagaan ( institutional dialogue ), dialog ini melibatkan organisasi-
            organisasi keagamaan. Tujuannya adalah untuk mendiskusikan dan memecahkan
            persoalan keumatan dan mengembangkan komunikasi di antara organisasi
            keagamaan.
     3.     Dialog Teologi ( theological dialogue ), dialog yang bertujuan untuk membahas
            persoalan teologis filosofis agar pemahaman tentang agamanya tidak subjektif
            tetapi objektif.
     4.     Dialog dalam Masyarakat ( dialogue in society ), dialog yang dilakukan dalam
            bentuk kerjasama dari komunitas agama yang plural dalam menyelesaikan
            masalah praktis dalam kehidupan sehari-hari.
     5.     Dialog Kerohanian ( spiritual dialogue ), dialog yang dilakukan dengan tujuan
            mengembangkan dan memperdalam kehidupan spirituak di antara berbagai
            agama.


Hambatan Dialog Antar Umat Beragama
          Berikut penjabaran beberap hambatan dialog antar umat beragama
     1.     Dialog yang dilakukan hanya berlangsung di tingkat elit terpelajar, sedangkan lapisan
            awam yang jumlahnya lebih besar tidak mendapatkan akses dialog. Dialog sudah
            selayaknya mulai menyertakan kaum awam.
2.   Sebagian besar aktivis yang terlibat dalam dialog kurang begitu agresif
          memperjuangkan jalan keluar masalah. Hal ini diperkirakan akibat kurangnya
          pembiayaan kegiatan dialog antar agama.
     3.   Dalam dialog, justru pensosialisasi ajaran agama lebih banyak dikuasai juru agama
          yang kurang paham dan kurang menyadari pentingnya isu dialog antar agama.
     4.   Kurangnya sarana prasarana kelembagaan yang menunjang dialog. Akibatnya dialog
          makin sulit menjangkau masyarakat kalangan bawah dan makin rumitnya
          penyelesaian suatu konflik.
     5.   Adanya sejumlah prasangka yang berkembang di antara sejumlah aktivis yang bekerja
          untuk dialog antar agama. Akibatnya, dialog yang diadakan akan meng-alot dan sulit
          berlangsung.
     6.   Terjadinya kesenjangan sosial dan ketidakadilan selama proses dialog. Akibatnya
          persoalan tidak akan terselesaikan. Malah, dapat meningkatkan kecurigaan antar
          agama atas persoalan yang didialogkan.
     7.   Adanya pertikaian antar agama akibat adanya perbedaan yang tajam. Akibatnya dialog
          antar agama akan makin sulit dibangun dalam masyarakat.


Usaha Mewujudkan Kerukunan Antar Umat
     Menciptakan kerukunan antar umat beragama adalah hak dan kewajiban kita sebagai
pemeluk agama. Berikut cara atau usaha yang dapat dilakukan untuk mewujudkan kerukunan
antar umat
     1.   Secara pribadi, usaha tersebut dapat diwujudkan dengan cara hidup saling tenggang
          rasa terhadap masyarakat sekitar, dari diri sendiri tidak memaksakan agama kita dianut
          orang lain, melaksanakan ibadah sesuai agama masing-masing, dan mematuhi
          peraturan agama dengan baik.
     2.   Lewat masyarakat, usaha tersebut dapat diwujudkan dengan menghilangkan perasaan
          curiga dan permusuhan antara agama. Juga dapat didukung dengan cara mengubah
          rasa curiga dan benci menjadi rasa penasaran yang positif dan mau menghargai
          keyakinan orang lain. Tidak menyalahkan agama tertentu atas sebuah permasalahan
          dan tidak mengolok-olok agama lain juga termasuk dalam upaya mewujudkan
          kerukunan antar umat beragama.
     3.   Sesama umat beragama pun kita dapat mengupayakan kerukunan tersebut. Cara yang
          dapat ditempuh antara lain memperdalam agama kita dan memahami atau
          mentoleransi agama lainnya. Sehingga tidak terjadi kesenjangan pandangan atas suatu
          masalah. Kedua, juga harus diterapkan rasa saling menghormati tanpa melihat latar
          belakang agama dan tanpa menilai mayoritas atau minoritas agama tersebut.
     4.   Sebagai aparat pemerintah pun juga dapat mengupayakan kerukunan antar umat
          beragama. Hal ini dapat ditempuh dengan cara memberdayakan institusi keagamaan
          sehingga dapat mempercepat proses penyelesaian konflik, melayani dan menyediakan
          kemudahan bagi umat beragama, melindungi agama dari penyalahgunaan dan
penodaan, mengarahkan umat beragama untuk hidup rukun sesuai Pancasila, dan
          memfasilitasi penciptaan dialog dan kerjasama antar pimpinan majelis dan organisasi
          keagamaan.


Alasan Terjadi Kerusuhan Antar Umat Beragama
     Berbagai alasan dapat mendasari terjadinya kerusuhan atau peperangan antar umat
beragama kini. Berikut uraian singkatnya
     1.   The increase of conservative fundamentalism. Meningkatnya orang-orang berpikiran
          radikal dapat memicu konflik umat antar agama. Kebanyakan orang-orang ini
          berpandangan liberalism dan permissive progressive.
     2.   The conviction in the multi single interpretation in the absolute truth. Mereka adalah
          orang-orang yang memegang kepercayaan mereka dengan fanatiknya. Mereka hanya
          percaya pada satu ajaran dan berslogan „Right or Wrong, is my Ulama‟.
     3.   Immaturity of religious followers. Hal ini dipicu penganut agama yang tidak dewasa
          dan akhirnya memicu konflik dengan membangkitkan emosi.
     4.   Lack of interreligion dialogue. Artinya, peperangan ini disebabkan oleh kurangnya
          pemahaman antar agama. Contohnya seperti tragedi Poso.
     5.   Lack of public spaces. Hal ini diakibatkan kurangnya dialog karena kurangnya
          kemauan kedua belah pihak aama untuk duduk bersama di ruang publik, seperti
          Muslim Tahunan dan Halal bi Halal.
     6.   Hunger of Power. Sebagian penganut agama menganggap ketika kekuasaan berada di
          bawah kekuatan agama terbesar, maka masalah dapat dipastikan menurut kekuatan
          terbesar.
     7.   Inseparation between religion and state. Hal ini menggambarkan bahwa kekuatan
          terbesar terdapat pada pemerintah. Suatu pemerintah yang berdiri di pihak suatu
          agama/kepercayaan otomatis akan memperkuat kedudukan agama tersebut. Akibatnya
          suatu negara peraturannya akan didominasi oleh doktrin agama tersebut.
     8.   No religious freedom. Perpecahan ini diakibatkan adanya pelarangan berdiri dan
          berkembangnya suatu agama di suatu wilayah atau negara.
     9.   Religious violation goes unpunished. Hal ini dapat digambarkan sebagai kekerasan
          yang dilakukan oleh kelompok agama yang terkenal radikal dan sering melakukan aksi
          brutal. Dengan mengatasnamakan agama, mereka akan membenarkan aksi mereka.
          Parahnya, tidak ada kejelasan hukum bagi mereka. Sehingga tindakan ini terus
          berlangsung di masyarakat.
     10. Poverty and injustice. Hal ini dilakukan akibat tunduknya kaum minoritas terhadap
          kekuatan mayoritas. Sudah menjadi rahasia umum bahwa beberapa wilayah yang
          dikuasai oleh suatu agama tertentu dapat menukar kemiskinan seseorang dengan
          kepercayaan suatu agama.
11. Moral/akhlaq is more important than fiqih. Banyak orang beragama yang menganggap
          figih lebih penting dibanding moral/akhlaq. Sementara dalam suatu kalangan agama
          tertentu, perbedaan fiqih dapat menimbulkan konflik


Fungsi Diturunkannya Agama ke Dunia
     Bagi kebanyakan orang, agama dapat menjaga kebahagiaan hidup. Namun dari segi lain,
agama yang dianut oleh masyarakat memiliki fungsi tertentu. Berikut penjabarannya
     1.   Memberi pandangan dunia pada manusia.
            Hal ini dikarenakan agama senantiasa memberi penerangan mengenai kedudukan
          manusia di dunia secara keseluruhan. Penerangan ini dimaksudkan sebagai penerangan
          secara falsafah. Contohnya, agama Islam menerangkan pada umatnya bahwa dunia
          adalah ciptaan Allah dan setiap manusia harus menaati Allah.
     2.   Menjawab berbagai pertanyaan yang tidak mampu dihawab manusia.
            Maksudnya, pertanyaan tersebut adalah pertanyaan yang tidak mampu dijawab oleh
          akal manusia. Contohnya mengenai pertanyaan kehidupan setelah meninggal, tujuan
          hidup, nasib, dan sebagainya.
     3.   Memberi rasa kebersamaa pada suatu kelompok manusia.
            Agama di sini berperan sebagai pembentuk kelompom manusia dan menimbulkan
          keseragaman kepercayaan, tingkah laku, pandangan dunia, dan nilai-nilai.
     4.   Berfungsi dalam peranan sosial.
            Semua agama di dunia menyarankan umatnya pada kebaikan. Dalam ajarannya,
          agama menuntun umatnya untuk mengikuti kode etik yang ada. Inilah yang dimaksud
          dengan fungsi peranan sosial.


Teks Kitab Suci
  Dhammapada ayat 6
       “Mereka tidak tahu bahwa dalam pertikaian mereka akan hancur dan musnah, tetapi
       mereka yang melihat dan menyadari hal ini damai dan tenang,”


  Dhammapada ayat 5
       “Di dunia ini kebenciam beljum pernah berakhir jika dibalas dengan membenci, tetapi
       kebencian akan berakhir kalau dibalas dengan cinta kasih. Ini adalah hukum kekal
       abadi,”


 Digha Nikaya I:3
       "Para bhikkhu, jika seseorang menghina-Ku, Dhamma, atau Sangha, (3) 'kalian tidak
       boleh marah, tersinggung, atau terganggu akan hal itu. Jika kalian marah atau tidak
       senang akan penghinaan itu, maka itu akan menjadi rintangan bagi kalian. Karena jika
       orang lain menghina-Ku, Dhamma, atau Sangha, dan kalian marah atau tidak senang,
       dapatkah kalian mengetahui apakah yang mereka katakan itu benar atau salah?' ,'Tidak,
Bhagava.' 'Jika orang lain menghina-Ku, Dhamma, atau Sangha, maka kalian harus
         menjelaskan apa yang tidak benar sebagai tidak benar, dengan Apa yang Bukan
         Ajaran mengatakan: "Itu tidak benar, itu salah, itu bukan jalan kami, itu tidak ada
         pada kami.”


Maklumat Raja Asoka dalam Prasastino: XXII
        "Janganlah kita menghormati agama kita sendiri dengan mencela agama lain. Sebaliknya
        agama lainpun hendaknya dihormati atas dasar-dasar tertentu. Dengan berbuat demikian
        kita membuat agama kita sendiri berkembang, selain menguntungkan pula agama lain. Jika
        kita berbuat sebaliknya kita akan merugikan agama kita sendiri, disamping merugikan
        agama lain. Oleh karena itu, barangsiapa menghormati agamanya sendiri dan mencela
        agama lain, semata-mata terdorong oleh rasa bakti kepada agamanya sendiri dengan
        pikiran bagaimana aku dapat memuliakan agamaku sendiri, justru ia akan merugikan
        agamanya sendiri. Karena itu kerukunan dianjurkan dengan pengertian biarlah semua
        orang mendengar dan bersedia mendengar ajaran yang dianut orang lain.”


Doa Kerukunan Antar Umat Beragama
Marilah kita berdoa dengan khidmat.
Namo tassa bhagavato arahato sammȃ sambuddhassa
(Terpujilah Sang Bhagavȃ , Yang Mahȃ suci, Yang telah Mencapai Penerangan Sempurna)


Di hari yang indah ini, kami memohom kepada-Mu,
Ampunilah dosa kami dan kesalahan kami,
Lindungilah mereka yang telah meninggal maupun yang masih hidup,
Bimbinglah kami agar tetap rukun,
Jangan jadikan perbedaan agama memercikkan perselisihan,
Dan kami mohon,
Lindungilah kami dalam tindakan kami,
Agar tidak menyakiti dan berguna bagi sesama.


Sabbe sattȃ bhavantu sukhitattȃ ,
(semoga semua makhluk berbahagia)
Saddhu, Saddhu, Saddhu.


Puisi
                           Untukmu Agamamu dan Untukku Agamaku


                    Manusia lahir ke dunia tanpa melekat apa-apa pada dirinya.
                                 Orok, janin, entah apa namanya,
                                 Tak bisa meminta pada Tuhan,
Pada sidang tertutup atau terbuka,
                    Tanpa voting, tanpa suara,
               Dari rahim siapa dia akan dilahirkan.


       Dari ayah dan ibu yang tak henti berdoa siang malam,
                  Demi kehadirannya ke dunia,
             Atau dari ibu yang bahkan tak tahu siapa,
        Laki-laki yang telah meninggalkan bibit kehidupan,
             Yang menghadiahinya gelar anak haram,
               Padahal mereka lah orangtua haram.




                  Pun manusia tak bisa meminta,
             Terlahir dari keluarga berada atau papa,
                Dari kalangan terhormat atau hina,
          Dengan fisik menawan atau serba kekurangan,
              Dilahirkan di klinik bersalin ternama,
               Atau hanya di atas dipan buruk rupa.


              Manusia lahir tanpa dibekali sandang,
          Yang menghangatkan badannya yang telanjang,
         Hanya kemampuan pangan selama hitungan jam,
           Sebelum mendapatkan makanan dari ibunya.


 Iya, karena semua adalah hak tunggal Tuhan Sang Maha Pencipta.


             Tuhan? Tuhan yang mana? Tuhan siapa?


        Mereka bilang yang menciptakanku adalah Tuhan,
   Lalu mereka juga bilang yang menciptakan dia adalah Tuhan,
               Dan kau juga diciptakan oleh Tuhan.


   Lalu, mengapa cara manusia menyembah Tuhan bisa berbeda?
                  Apakah Tuhan lebih dari satu?


                              Tidak.
Sesungguhnya Tuhan adalah tunggal, satu-satunya pencipta manusia.
            Yang membedakannya adalah keyakinan.


   Ketika manusia lahir dan membuka mata untuk kali pertama,
Ia mendapatkan segalanya,
              Orangtua, keluarga, sandang, pangan, papan bahkan keyakinan.


                                        Keyakinan?


                        Iya, keyakinan. Sesuatu yang paling hakiki,
                                  Sesuatu yang diwarisi,
                                 Bahkan menjadi doktrin.


       Kau pernah mendengar seorang bayi yang baru lahir diazankan di telinganya?
                 Kau pernah melihat seorang bayi yang dibaptis di gereja?


Ketika lahir manusia bahkan tak bisa memilih akan diazankan atau dibaptis atau entah apalagi
                                         namanya.


                             Ketika manusia beranjak dewasa,
                          Perlahan ia mempelajari keyakinannya,
                              Secara formal maupun informal,
                     Dari bangku sekolah dasar hingga bangku kuliah,
                                Bahkan tanpa batasan usia,
                         Yang kemudian dia kenal bernama agama.

More Related Content

What's hot

Unsur transisi periode ke 4
Unsur transisi periode ke 4Unsur transisi periode ke 4
Unsur transisi periode ke 4Anne Riyanti
 
Membandingkan resensi
Membandingkan resensiMembandingkan resensi
Membandingkan resensiNSS Slide
 
PPT 2 KIMIA KELAS 10 MATERI KONFIGURASI ELEKTRON DAN DIAGRAM ORBITAL.pptx
PPT 2 KIMIA KELAS 10 MATERI KONFIGURASI ELEKTRON DAN DIAGRAM ORBITAL.pptxPPT 2 KIMIA KELAS 10 MATERI KONFIGURASI ELEKTRON DAN DIAGRAM ORBITAL.pptx
PPT 2 KIMIA KELAS 10 MATERI KONFIGURASI ELEKTRON DAN DIAGRAM ORBITAL.pptxMarthaJayanthi
 
SOAL DAN PEMBAHASAN METABOLISME
SOAL DAN PEMBAHASAN METABOLISMESOAL DAN PEMBAHASAN METABOLISME
SOAL DAN PEMBAHASAN METABOLISMENesha Mutiara
 
Larutan penyangga(buffer)
Larutan penyangga(buffer)Larutan penyangga(buffer)
Larutan penyangga(buffer)Dwi Andriyanto
 
Buku Biologi (Kurikulum 2013) Kelas 10 SMA
Buku Biologi (Kurikulum 2013) Kelas 10 SMABuku Biologi (Kurikulum 2013) Kelas 10 SMA
Buku Biologi (Kurikulum 2013) Kelas 10 SMAFendy Prasetyo
 
Kelompok 1 partikel dasar atom
Kelompok 1 partikel dasar atomKelompok 1 partikel dasar atom
Kelompok 1 partikel dasar atomUNIB
 
Tugas uud 1945 pasal 28 a
Tugas  uud 1945 pasal 28 aTugas  uud 1945 pasal 28 a
Tugas uud 1945 pasal 28 apycnat
 
PPT - SISTEM PERIODIK
PPT -  SISTEM PERIODIKPPT -  SISTEM PERIODIK
PPT - SISTEM PERIODIKaralailiyah
 
MATERI Protista KELAS X SMA
MATERI Protista KELAS X SMAMATERI Protista KELAS X SMA
MATERI Protista KELAS X SMAZona Bebas
 
Perkembangan Islam Pada Masa Modern
Perkembangan Islam Pada Masa ModernPerkembangan Islam Pada Masa Modern
Perkembangan Islam Pada Masa ModernFernalia Halim
 

What's hot (20)

Tata nama-senyawa-karbon
Tata nama-senyawa-karbonTata nama-senyawa-karbon
Tata nama-senyawa-karbon
 
RPP "Protein"
RPP "Protein"RPP "Protein"
RPP "Protein"
 
Unsur transisi periode ke 4
Unsur transisi periode ke 4Unsur transisi periode ke 4
Unsur transisi periode ke 4
 
PPT MONERA
PPT MONERAPPT MONERA
PPT MONERA
 
Membandingkan resensi
Membandingkan resensiMembandingkan resensi
Membandingkan resensi
 
PPT 2 KIMIA KELAS 10 MATERI KONFIGURASI ELEKTRON DAN DIAGRAM ORBITAL.pptx
PPT 2 KIMIA KELAS 10 MATERI KONFIGURASI ELEKTRON DAN DIAGRAM ORBITAL.pptxPPT 2 KIMIA KELAS 10 MATERI KONFIGURASI ELEKTRON DAN DIAGRAM ORBITAL.pptx
PPT 2 KIMIA KELAS 10 MATERI KONFIGURASI ELEKTRON DAN DIAGRAM ORBITAL.pptx
 
SOAL DAN PEMBAHASAN METABOLISME
SOAL DAN PEMBAHASAN METABOLISMESOAL DAN PEMBAHASAN METABOLISME
SOAL DAN PEMBAHASAN METABOLISME
 
Larutan penyangga(buffer)
Larutan penyangga(buffer)Larutan penyangga(buffer)
Larutan penyangga(buffer)
 
Konfigurasi elektron
Konfigurasi elektronKonfigurasi elektron
Konfigurasi elektron
 
Buku Biologi (Kurikulum 2013) Kelas 10 SMA
Buku Biologi (Kurikulum 2013) Kelas 10 SMABuku Biologi (Kurikulum 2013) Kelas 10 SMA
Buku Biologi (Kurikulum 2013) Kelas 10 SMA
 
Bab 3 Sistem Gerak
Bab 3  Sistem  GerakBab 3  Sistem  Gerak
Bab 3 Sistem Gerak
 
Perkembangan model atom
Perkembangan model atomPerkembangan model atom
Perkembangan model atom
 
Makalah sistem kekebalan
Makalah sistem kekebalanMakalah sistem kekebalan
Makalah sistem kekebalan
 
Kelompok 1 partikel dasar atom
Kelompok 1 partikel dasar atomKelompok 1 partikel dasar atom
Kelompok 1 partikel dasar atom
 
Tugas uud 1945 pasal 28 a
Tugas  uud 1945 pasal 28 aTugas  uud 1945 pasal 28 a
Tugas uud 1945 pasal 28 a
 
PPT - SISTEM PERIODIK
PPT -  SISTEM PERIODIKPPT -  SISTEM PERIODIK
PPT - SISTEM PERIODIK
 
Skandium
SkandiumSkandium
Skandium
 
MATERI Protista KELAS X SMA
MATERI Protista KELAS X SMAMATERI Protista KELAS X SMA
MATERI Protista KELAS X SMA
 
Perkembangan Islam Pada Masa Modern
Perkembangan Islam Pada Masa ModernPerkembangan Islam Pada Masa Modern
Perkembangan Islam Pada Masa Modern
 
Sel punca (stem cell)
Sel punca (stem cell)Sel punca (stem cell)
Sel punca (stem cell)
 

Similar to Dialog Antar Umat Beragama-Buddha

Dialog Antar Umat Beragama-Buddha ppt
Dialog Antar Umat Beragama-Buddha pptDialog Antar Umat Beragama-Buddha ppt
Dialog Antar Umat Beragama-Buddha pptVanny Andriani Huang
 
Budhisme kitab suci
Budhisme kitab suci Budhisme kitab suci
Budhisme kitab suci Syaemy
 
Agama budha
Agama budhaAgama budha
Agama budhanichira
 
Tugas Presentasi Religio
Tugas Presentasi ReligioTugas Presentasi Religio
Tugas Presentasi Religioguestddfd0f
 
Tugas Presentasi Religio
Tugas Presentasi ReligioTugas Presentasi Religio
Tugas Presentasi Religioguestddfd0f
 
Pengantar samyutta Nikaya
Pengantar samyutta NikayaPengantar samyutta Nikaya
Pengantar samyutta NikayaSuharno M.Pd.B
 
riwayat hidup buddha gotama
riwayat hidup buddha gotamariwayat hidup buddha gotama
riwayat hidup buddha gotamaRuby Santamoko
 
45 tahun masa pembabaran dhamma sang buddha
45 tahun masa pembabaran dhamma sang buddha 45 tahun masa pembabaran dhamma sang buddha
45 tahun masa pembabaran dhamma sang buddha STAB dharma widya
 
Ppt filsafat sesi 1
Ppt filsafat sesi 1Ppt filsafat sesi 1
Ppt filsafat sesi 1ajisz
 
Tradisi Membaca Kitab Suci Weda
Tradisi Membaca Kitab Suci WedaTradisi Membaca Kitab Suci Weda
Tradisi Membaca Kitab Suci WedaMade Sumiarta
 
Etika dan Moral Agama Hindu
Etika dan Moral Agama HinduEtika dan Moral Agama Hindu
Etika dan Moral Agama HinduThomas Mon
 
PENGANTAR ILMU PENGETAHUAN AGAMA BUDDHA
PENGANTAR ILMU PENGETAHUAN AGAMA BUDDHAPENGANTAR ILMU PENGETAHUAN AGAMA BUDDHA
PENGANTAR ILMU PENGETAHUAN AGAMA BUDDHAEmilia Wati
 
Konsep Agama Hindu
Konsep Agama HinduKonsep Agama Hindu
Konsep Agama Hindupjj_kemenkes
 

Similar to Dialog Antar Umat Beragama-Buddha (20)

Dialog Antar Umat Beragama-Buddha ppt
Dialog Antar Umat Beragama-Buddha pptDialog Antar Umat Beragama-Buddha ppt
Dialog Antar Umat Beragama-Buddha ppt
 
Budhisme kitab suci
Budhisme kitab suci Budhisme kitab suci
Budhisme kitab suci
 
Agama budha
Agama budhaAgama budha
Agama budha
 
Hinduisme abdul
Hinduisme abdulHinduisme abdul
Hinduisme abdul
 
Tugas Presentasi Religio
Tugas Presentasi ReligioTugas Presentasi Religio
Tugas Presentasi Religio
 
Tugas Presentasi Religio
Tugas Presentasi ReligioTugas Presentasi Religio
Tugas Presentasi Religio
 
Jataka 1
Jataka 1Jataka 1
Jataka 1
 
Pengantar samyutta Nikaya
Pengantar samyutta NikayaPengantar samyutta Nikaya
Pengantar samyutta Nikaya
 
Ikhtisar tipitaka
Ikhtisar tipitakaIkhtisar tipitaka
Ikhtisar tipitaka
 
riwayat hidup buddha gotama
riwayat hidup buddha gotamariwayat hidup buddha gotama
riwayat hidup buddha gotama
 
45 tahun masa pembabaran dhamma sang buddha
45 tahun masa pembabaran dhamma sang buddha 45 tahun masa pembabaran dhamma sang buddha
45 tahun masa pembabaran dhamma sang buddha
 
Tamadun india
Tamadun indiaTamadun india
Tamadun india
 
Agama buddha
Agama buddhaAgama buddha
Agama buddha
 
Ppt filsafat sesi 1
Ppt filsafat sesi 1Ppt filsafat sesi 1
Ppt filsafat sesi 1
 
Agama agama
Agama agamaAgama agama
Agama agama
 
Tradisi Membaca Kitab Suci Weda
Tradisi Membaca Kitab Suci WedaTradisi Membaca Kitab Suci Weda
Tradisi Membaca Kitab Suci Weda
 
Etika dan Moral Agama Hindu
Etika dan Moral Agama HinduEtika dan Moral Agama Hindu
Etika dan Moral Agama Hindu
 
PENGANTAR ILMU PENGETAHUAN AGAMA BUDDHA
PENGANTAR ILMU PENGETAHUAN AGAMA BUDDHAPENGANTAR ILMU PENGETAHUAN AGAMA BUDDHA
PENGANTAR ILMU PENGETAHUAN AGAMA BUDDHA
 
Buddhism
BuddhismBuddhism
Buddhism
 
Konsep Agama Hindu
Konsep Agama HinduKonsep Agama Hindu
Konsep Agama Hindu
 

More from Vanny Andriani Huang

English Speaking Project Tour Guide to West Borneo - Example
English Speaking Project Tour Guide to West Borneo - ExampleEnglish Speaking Project Tour Guide to West Borneo - Example
English Speaking Project Tour Guide to West Borneo - ExampleVanny Andriani Huang
 
Biogeochemical Cycle, Pollution, and Recycling of Organic Waste ppt
Biogeochemical Cycle, Pollution, and Recycling of Organic Waste pptBiogeochemical Cycle, Pollution, and Recycling of Organic Waste ppt
Biogeochemical Cycle, Pollution, and Recycling of Organic Waste pptVanny Andriani Huang
 
Biogeochemical Cycle, Pollution, and Recycling of Organic Waste
Biogeochemical Cycle, Pollution, and Recycling of Organic WasteBiogeochemical Cycle, Pollution, and Recycling of Organic Waste
Biogeochemical Cycle, Pollution, and Recycling of Organic WasteVanny Andriani Huang
 
Halogen- Fluorin Klorin Bromin Iodin Astatin ppt
Halogen- Fluorin Klorin Bromin Iodin Astatin pptHalogen- Fluorin Klorin Bromin Iodin Astatin ppt
Halogen- Fluorin Klorin Bromin Iodin Astatin pptVanny Andriani Huang
 
Halogen-Fluorin Klorin Bromin Iodin dan Astatin
Halogen-Fluorin Klorin Bromin Iodin dan AstatinHalogen-Fluorin Klorin Bromin Iodin dan Astatin
Halogen-Fluorin Klorin Bromin Iodin dan AstatinVanny Andriani Huang
 
Memperjuangkan Lingkungan Hidup yang Indah dan Harmonis
Memperjuangkan Lingkungan Hidup yang Indah dan HarmonisMemperjuangkan Lingkungan Hidup yang Indah dan Harmonis
Memperjuangkan Lingkungan Hidup yang Indah dan HarmonisVanny Andriani Huang
 
Permasalahan Sosial dalam Cerpen Air Karya Ras Siregar (Tinjauan Sosiologi Sa...
Permasalahan Sosial dalam Cerpen Air Karya Ras Siregar (Tinjauan Sosiologi Sa...Permasalahan Sosial dalam Cerpen Air Karya Ras Siregar (Tinjauan Sosiologi Sa...
Permasalahan Sosial dalam Cerpen Air Karya Ras Siregar (Tinjauan Sosiologi Sa...Vanny Andriani Huang
 
Memperjuangkan Lingkungan Hidup yang Indah dan Harmonis ppt
Memperjuangkan Lingkungan Hidup yang Indah dan Harmonis pptMemperjuangkan Lingkungan Hidup yang Indah dan Harmonis ppt
Memperjuangkan Lingkungan Hidup yang Indah dan Harmonis pptVanny Andriani Huang
 
G30 S PKI dan Supersemar serta Disintegrasi Bangsa
G30 S PKI dan Supersemar serta Disintegrasi BangsaG30 S PKI dan Supersemar serta Disintegrasi Bangsa
G30 S PKI dan Supersemar serta Disintegrasi BangsaVanny Andriani Huang
 
Pengaruh Faktor Eksternal Jenis Air dan Massa Tanah terhadap Pertumbuhan Kaca...
Pengaruh Faktor Eksternal Jenis Air dan Massa Tanah terhadap Pertumbuhan Kaca...Pengaruh Faktor Eksternal Jenis Air dan Massa Tanah terhadap Pertumbuhan Kaca...
Pengaruh Faktor Eksternal Jenis Air dan Massa Tanah terhadap Pertumbuhan Kaca...Vanny Andriani Huang
 
Pengaruh Bahan Penyedap Sodium Glutamat terhadap Emosi Murid SMA Xaverius 1 P...
Pengaruh Bahan Penyedap Sodium Glutamat terhadap Emosi Murid SMA Xaverius 1 P...Pengaruh Bahan Penyedap Sodium Glutamat terhadap Emosi Murid SMA Xaverius 1 P...
Pengaruh Bahan Penyedap Sodium Glutamat terhadap Emosi Murid SMA Xaverius 1 P...Vanny Andriani Huang
 
Pengaruh Bahan Penyedap Monosodium Glutamat terhadap Emosi Murid di SMA Xaver...
Pengaruh Bahan Penyedap Monosodium Glutamat terhadap Emosi Murid di SMA Xaver...Pengaruh Bahan Penyedap Monosodium Glutamat terhadap Emosi Murid di SMA Xaver...
Pengaruh Bahan Penyedap Monosodium Glutamat terhadap Emosi Murid di SMA Xaver...Vanny Andriani Huang
 
Analisis Kinerja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berdasarkan Berita dan Taj...
Analisis Kinerja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berdasarkan Berita dan Taj...Analisis Kinerja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berdasarkan Berita dan Taj...
Analisis Kinerja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berdasarkan Berita dan Taj...Vanny Andriani Huang
 

More from Vanny Andriani Huang (20)

Real Subjunctive
Real SubjunctiveReal Subjunctive
Real Subjunctive
 
Panggilan hidup berkeluarga
Panggilan hidup berkeluargaPanggilan hidup berkeluarga
Panggilan hidup berkeluarga
 
English Speaking Project Tour Guide to West Borneo - Example
English Speaking Project Tour Guide to West Borneo - ExampleEnglish Speaking Project Tour Guide to West Borneo - Example
English Speaking Project Tour Guide to West Borneo - Example
 
Biogeochemical Cycle, Pollution, and Recycling of Organic Waste ppt
Biogeochemical Cycle, Pollution, and Recycling of Organic Waste pptBiogeochemical Cycle, Pollution, and Recycling of Organic Waste ppt
Biogeochemical Cycle, Pollution, and Recycling of Organic Waste ppt
 
Biogeochemical Cycle, Pollution, and Recycling of Organic Waste
Biogeochemical Cycle, Pollution, and Recycling of Organic WasteBiogeochemical Cycle, Pollution, and Recycling of Organic Waste
Biogeochemical Cycle, Pollution, and Recycling of Organic Waste
 
Kimia: Bahan Pangan
Kimia: Bahan PanganKimia: Bahan Pangan
Kimia: Bahan Pangan
 
Halogen- Fluorin Klorin Bromin Iodin Astatin ppt
Halogen- Fluorin Klorin Bromin Iodin Astatin pptHalogen- Fluorin Klorin Bromin Iodin Astatin ppt
Halogen- Fluorin Klorin Bromin Iodin Astatin ppt
 
Halogen-Fluorin Klorin Bromin Iodin dan Astatin
Halogen-Fluorin Klorin Bromin Iodin dan AstatinHalogen-Fluorin Klorin Bromin Iodin dan Astatin
Halogen-Fluorin Klorin Bromin Iodin dan Astatin
 
Memperjuangkan Lingkungan Hidup yang Indah dan Harmonis
Memperjuangkan Lingkungan Hidup yang Indah dan HarmonisMemperjuangkan Lingkungan Hidup yang Indah dan Harmonis
Memperjuangkan Lingkungan Hidup yang Indah dan Harmonis
 
Permasalahan Sosial dalam Cerpen Air Karya Ras Siregar (Tinjauan Sosiologi Sa...
Permasalahan Sosial dalam Cerpen Air Karya Ras Siregar (Tinjauan Sosiologi Sa...Permasalahan Sosial dalam Cerpen Air Karya Ras Siregar (Tinjauan Sosiologi Sa...
Permasalahan Sosial dalam Cerpen Air Karya Ras Siregar (Tinjauan Sosiologi Sa...
 
Memperjuangkan Lingkungan Hidup yang Indah dan Harmonis ppt
Memperjuangkan Lingkungan Hidup yang Indah dan Harmonis pptMemperjuangkan Lingkungan Hidup yang Indah dan Harmonis ppt
Memperjuangkan Lingkungan Hidup yang Indah dan Harmonis ppt
 
Mata
MataMata
Mata
 
Sejarah
SejarahSejarah
Sejarah
 
G30 S PKI dan Supersemar serta Disintegrasi Bangsa
G30 S PKI dan Supersemar serta Disintegrasi BangsaG30 S PKI dan Supersemar serta Disintegrasi Bangsa
G30 S PKI dan Supersemar serta Disintegrasi Bangsa
 
The Invention of Hugo Cabret
The Invention of Hugo CabretThe Invention of Hugo Cabret
The Invention of Hugo Cabret
 
Pengaruh Faktor Eksternal Jenis Air dan Massa Tanah terhadap Pertumbuhan Kaca...
Pengaruh Faktor Eksternal Jenis Air dan Massa Tanah terhadap Pertumbuhan Kaca...Pengaruh Faktor Eksternal Jenis Air dan Massa Tanah terhadap Pertumbuhan Kaca...
Pengaruh Faktor Eksternal Jenis Air dan Massa Tanah terhadap Pertumbuhan Kaca...
 
Pengaruh Bahan Penyedap Sodium Glutamat terhadap Emosi Murid SMA Xaverius 1 P...
Pengaruh Bahan Penyedap Sodium Glutamat terhadap Emosi Murid SMA Xaverius 1 P...Pengaruh Bahan Penyedap Sodium Glutamat terhadap Emosi Murid SMA Xaverius 1 P...
Pengaruh Bahan Penyedap Sodium Glutamat terhadap Emosi Murid SMA Xaverius 1 P...
 
Pengaruh Bahan Penyedap Monosodium Glutamat terhadap Emosi Murid di SMA Xaver...
Pengaruh Bahan Penyedap Monosodium Glutamat terhadap Emosi Murid di SMA Xaver...Pengaruh Bahan Penyedap Monosodium Glutamat terhadap Emosi Murid di SMA Xaver...
Pengaruh Bahan Penyedap Monosodium Glutamat terhadap Emosi Murid di SMA Xaver...
 
Analisis Kinerja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berdasarkan Berita dan Taj...
Analisis Kinerja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berdasarkan Berita dan Taj...Analisis Kinerja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berdasarkan Berita dan Taj...
Analisis Kinerja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berdasarkan Berita dan Taj...
 
Resensi Jantera Bianglala
Resensi Jantera BianglalaResensi Jantera Bianglala
Resensi Jantera Bianglala
 

Dialog Antar Umat Beragama-Buddha

  • 1. [DIALOG ANTAR UMAT BERAGAMA] PENDIDIKAN RELIGIOSITAS Kelas XII IPA 7 No. Nama Tugas 10 Cindia Andry Nama dan Biodata Pendiri Agama, Macam- macam Aliran, dan Alasan Terjadinya Kerusuhan Antar Umat Beragama. 11 Daniel Perdana Pentingnya Dialog Antar Umat Beragama, Fungsi Diturunkannya Agama ke Dunia, dan Puisi. 31 Tommy Winata Nama Tempat Ibadat, Bentuk Dialog, dan Teks Kitab Suci. 32 Vanny Andriani Nama Kitab Suci dan Bagiannya, Ajaran Pokok Agama, Usaha Mewujudkan Kerukunan Umat Beragama, Teks Kitab Suci, Nama Haru Raya Agama, dan Hambatan Dialog Antar Umat Beragama. 36 Vincent Nama Hari Raya Agama dan Doa Kerukunan Antar Umat Beragama. SMA Xaverius 1 Palembang Palembang Tahun Ajaran 2012/2013
  • 2. Nama dan Biodata Pendiri Agama Buddha Pendiri agama Buddha adalah Siddhārtha Gautama, yang nantinya akan mencapai Penerangan Sempurna (Parinibbana) dan bergelar sang Buddha. Ia dikenal sebagai orang bijak dari kaum Sakya atau Sakyamuni dan sang Tathagata dan dianggap sebagai Buddha Agung atau Sammāsambuddha oleh pemeluk agama Buddha. Ia terlahir sebagai seorang pangeran kerajaan Kapilavastu di wilayah Jambudvipa, negara Sakhya, India Utara. Waktu kelahiran dan kematianNya berlum dapat dipastikan. Para ilmuwan memperkirakan Ia lahir saat bulan purnama sidhi. Aliran Mahayana memperkirakan Beliau lahir pada tanggal 8 April 566 SM dan aliran Hinayana pada tanggal 6 Mei 623 SM). Ayah Pangeran Siddharta Gautama adalah Sri Baginda Raja Suddhodana dari suku Sakya dan ibuNya adalah Ratu Mahā Māyā Dewi. Setelah tujuh hari Beliau lahir, ibundaNya meninggal dunia dan masuk ke surga alam luhur atau surga Tusita. Semenjak itu, Siddharta dijaga dan dirawat oleh bibinya yang juga istri Raja Suddhodana, Ratu Mahā Pajāpati. Kelahiran Saat kelahiranNya, seorang petapa Asita Kaldewala meramalkan bahwa Ia akan menjadi Maharaja Dunia atau Chakrawartin atau menjadi seorang Buddha. Ayah Pangeran Siddharta pun cemas, Ia takut Siddharta akan menjadi Buddha dan tidak mewarisi takhta kerajaannya. Maka sang Ayah meminta nasihat dari pertapa itu. Sang pertapa mengatakan bahwa Pangeran Siddharta akan menjadi Buddha apabila melihat empat macam peristiwa, yaitu orang tua, orang sakit, orang mati, dan pertapa. Kehidupan Keduniawian Saat Siddharta meranjak dewasa, Raja Suddhodana menyingkirkan segala bentuk penderitaan dan menyodorkan kenikmatan keduniawian kepadaNya. Akhirnya sang Pangeran selalu dilayani oleh pelayan dan dayang-dayang yang masih muda dan cantik rupawan di istana yang megah dan indah. Suatu hari Siddharta meminta ijin untuk berkeliling ke luar istana. Di sana Ia melihat empat syarat yang mengkondisikannya dapat menjadi seorang Buddha. Di usia 16 tahun, sang Pangeran menikah dengan Putri Yasodhara dan memiliki tiga istana megah, yaitu Istana Musim Dingin (Ramma), Istana Musim Panas (Suramma), dan Istana Musim Hujan (Subha). Setelah hidup dengan pergolakan batin selama 10 tahun, Pangeran Siddharta memutuskan meninggalkan istanaNya, tepatnya saat putra tunggalnya, Rahula, lahir. Ia pergi ditemani dengan kusirnya, Channa dan bertekad menjadi pertapa. Kehidupan pertapaan yang dialami Siddharta tidak semulus yang Ia bayangkan. Ia sempat menjalani cara ekstrem dalam bertapa, namun pada akhirnya Ia menemukan cara yang baik dan benar. Suatu hari saat ia bermeditasi di bawah pohon Bodhi, Ia mendapatkan Penerangan Sempurna. Penerangan Sempurna menjadikanNya Samyaksam-Buddha tepat pada bulan Purnama Raya di bulan Vesak ketika Ia berusia 35 tahun. Nama Kitab Suci dan Bagiannya Kitab suci agama Buddha adalah Tripiṭ aka. Tripiṭ aka pada umumnya dapat diartikan sebagai „tiga keranjang‟ sebagai penggambaran tiga pokok bahasan besar dalam agama Buddha.
  • 3. Ketiga pokok bahasan tersebut antara lain Vinaya Piṭ aka, Sutta Piṭ aka, dan Abhidhamma Piṭ aka. Berikut pembagian dan penjabarannya 1. Vinaya Piṭ aka Vinaya Piṭ aka secara garis besar membahas tentang peraturan bagi para Bikkhu dan Bikkhuni. Vinaya Piṭ aka terdiri tiga bagian, antara lain 1. Sutta Vibhanga Kitab ini berisi tentang peraturan bagi para Bikkhu dan Bikkhuni yang mencakup empat pelanggaran yang menyebabkan dikeluarkannya Bikkhu/Bikkhuni dari Sangha. 2. Khandhaka Kitab ini terbagi atas Mahâvagga dan Cullavagga. Kitab Mahâvagga berisi tentang peraturan dan uraian penahbisan Bikkhu/Bikkhuni, upacara Uposatha, dan penjabaran jalannya aktivitas Sangha. Sedangkan kitab Cullavagga berisi tentang peraturan penanganan pelanggaran peraturan dan uraian penahbisan Bikkhu/Bikkhuni, upacara Uposatha, dan penjabaran jalannya aktivitas Sangha lainnya. 3. Parivâra Kitab ini memuat ringkasan dan pengelompokan peraturan Vinaya Piṭ aka yang disusun dalam bentuk tanya jawab untuk dipergunakan dalam pengajaran. 2. Sutta Piṭ aka Sutta Piṭ aka terdiri atas lima kumpulan buku atau nikâya, berikut penjabarannya 1. Digha Nikâya Merupakan buku yang terdiri atas 34 Sutta panjang yang berisi pokok ajaran agama Buddha dan terbagi menjadi tiga vagga, yaitu Sîlakkhandhavagga, Mahâvagga dan Pâtikavagga. Beberapa Sutta panjang tersebut antara lain Brahmajâla Sutta, Samannaphala Sutta, Sigâlovâda Sutta, Mahâsatipatthâna Sutta, dan Mahâparinibbâna Sutta. 2. Majjhima Nikâya Merupakan buku yang memuat khotbah-khotbah menengah. Buku ini terdiri atas tiga bagian dan total suttanya 152 sutta. Beberapa suttanya adalah Ratthapâla Sutta, Vâsettha Sutta, Angulimâla Sutta, Ânâpânasati Sutta, Kâyagatasati Sutta, dan sebagainya. 3. Anguttara Nikâya Merupakan buku yang memuat sebelas bagian yang meliputi 9.557 sutta. Sutta tersebut disusun berurutan untuk memudahkan pengingatan. 4. Samyutta Nikâya Merupakan buku yang memuat 7.762 sutta dan terbagi atas lima vagga utama. 5. Khuddaka Nikâya Merupakan buku yang terdiri dari lima belas kitab, antara lain
  • 4. 1. Khuddakapâtha, yang berisi empat teks antara lain Saranattâya, Dasasikkhapâda, Dvattimsakâra, Kumârapañha, dan lima sutta : Mangala, Ratana, Tirokudda, Nidhikanda dan Metta Sutta. 2. Dhammapada, yang terdiri atas 423 syair dan dibagi lagi menjadi delapan vagga. 3. Udâna, merupakan kumpulan delapan puluh sutta yang terbagi menjadi delapan vagga. Kitab ini memuat sabda Sang Buddha. 4. Itivuttaka, merupakan kitab yang berisi 110 sutta yang masing-masing dengan kata vuttam hetam bhagavâ (demikianlah sabda Sang Bhagavâ). 5. Sutta Nipâta, terdiri atas lima vagga : Uraga, Cûla, Mahâ, Atthaka dan Pârâyana Vagga. Empat vagga pertama terdiri atas 54 prosa berirama, sedang vagga kelima terdiri atas enam belas sutta. 6. Vimânavatthu, menerangkan keagungan dari bermacam-macam alam deva, yang diperoleh melalui perbuatan-perbuatan berjasa. 7. Petavatthu, merupakan kumpulan cerita mengenai orang-orang yang lahir di alam Peta akibat dari perbuatan-perbuatan tidak baik. 8. Theragâthâ, kumpulan syair-syair, yang disusun oleh para Thera semasa hidup Sang Buddha. Beberapa syair berisi riwayat hidup para Thera, sedang lainnya berisi pujian yang diucapkan oleh para Thera atas Pembebasan yang telah dicapai. 9. Therigâthâ, buku yang serupa dengan Theragâthâ yang merupakan kumpulan dari ucapan para Theri semasa hidup Sang Buddha. 10. Jâtaka, berisi cerita-cerita mengenai kehidupan-kehidupan Sang Buddha yang terdahulu. 11. Niddesa, terbagi menjadi dua buku : Culla-Niddesa dan Mahâ-Niddesa. Culla- Niddesa berisi komentar atas Khaggavisâna Sutta yang terdapat dalam Pârâyana Vagga dari Sutta Nipâta; sedang Mahâ-Niddesa menguraikan enam belas sutta yang terdapat dalam Atthaka Vagga dari Sutta Nipâta. 12. Patisambhidâmagga, berisi uraian skolastik tentang jalan untuk mencapai pengetahuan suci. Buku ini terdiri atas tiga vagga : Mahâvagga, Yuganaddhavagga dan Paññâvagga, tiap-tiap vagga berisi sepuluh topik (kathâ). 13. Apadâna, berisi riwayat hidup dari 547 bhikkhu, dan riwayat hidup dari 40 bhikkhuni, yang semuanya hidup pada masa Sang Buddha. 14. Buddhavamsa, terdiri atas syair-syair yang menceritakan kehidupan dari dua puluh lima Buddha, dan Buddha Gotama adalah yang paling akhir. 15. Cariyâpitaka, berisi cerita-cerita mengenai kehidupan-kehidupan Sang Buddha yang terdahulu dalam bentuk syair, terutama menerangkan tentang 10 pâramî yang dijalankan oleh Beliau sebelum mencapai Penerangan Sempurna, dan tiap-tiap cerita disebut Cariyâ.
  • 5. 3. Abhidhamma Piṭ aka Kitab ini berisi uraian filsafat Buddha Dhamma yang disusun secara analitis. Uraian tersebut meliputi ilmu jiwa, logika, etika, dan metafisika. Kitab ini mencakup tujuh buah Pakarana atau buku, yaitu 1. Dhammasangaṇ ȋ , menguraikan etika dilihat dari sudut pandang ilmu jiwa. 2. Vibangha, menguraikan secara detail isi dari Dhammasangaṇ ȋ dengan metode yang berbeda. Buku ini terbagi menjadi delapan bagian dan perbabnya berisikan Suttantabhâjaniya, Abhidhannabhâjaniya dan Pññâpucchaka. 3. Dhâtukathâ, yang membicarakan unsur-unsur batin yang terbagi menjadi empat belas bagian. 4. Puggalapaññatti, menguraikan jenis watak manusia (puggala) yang dikelompokkan. 5. Kathâvatthu, berisikan kumpulan percakapan (kathâ) dan sanggahan atas pandangan salah oleh berbagai sekte tentang theologi dan metafisika. 6. Yamaka, kitab yang terbagi menjadi sepuluh bab, yaitu Mûla, Khandha, Âyatana, Dhâtu, Sacca, Sankhârâ, Anusaya, Citta, Dhamma dan Indriya. 7. Paṭ ṭ hana, menerangkan penyebab yang berkenaan tentang dua puluh empat Paccaya atau hubungan batin dan jasmani. Nama Tempat Ibadat dan Urutannya Tempat ibadat agama Buddha terbagi menjadi tiga bagian, antara lain 1. Karma Vihara Vihara Karma Vihara adalah tempat kita berkemauan atau berkehendak suci untuk beribadat. Artinya, Karma Vihara merupakan tempat mempersiapkan diri ke Vihara. Persiapan ini meliputi persiapan pemakaian pakaian bersih, menyucikan ucapan, perbuatan, dan pikiran. 2. Arupa Vihara Cetya Merupakan „vihara‟ yang berada di dalam jiwa tiap umat. Arupa Vihara terbagi menjadi empat, antara lain Maitri (Cinta Kasih), Karuna (Welas Asih/ Kasih Sayang). Mudita (Membagi rasa kegembiraan dan turut bersimpati atas kesusahan), dan Upeka (Keseimbangan Batin). Dharma Prasadha 3. Rupa Vihara Merupakan tempat ibadat yang memiliki wujud. Berikut pembagiannya
  • 6. 1. Vihara, merupakan tempat ibadat agama Buddha yang terdiri dari sekurang-vkurangnya ada Dharma Sala, Kuti (tempat tinggal para Bhiksu), dan Sasana Loka. 2. Cetya, merupakan tempat ibadat agama Buddha yang sifatnya pribadi umat dan Kuti berbentuk kecil. 3. Dharma Prasadha, yaitu tempat sembahyang agama Buddha yang dapat dipergunakan untuk khotbah. 4. Kuti, merupakan tempat berdoa dan tempat tinggal Bikkhu/Bikkhuni. Dharma Sala 5. Sasana, merupakan tempat belajar agama Buddha. 6. Dharma Sala, merupakan tempat umat agama Buddha sembahyang, upacara, dan khotbah. 7. Dharma Loka, merupakan tempat khusus untuk berkotbah agama Buddha. Samadhi Loka 8. Samadhi Loka, merupakan tempat khusus untuk bersemadi atau bermeditasi. Nama Hari Raya Agama dan Dirayakannya Hari raya agama Buddha ada empat, yaitu Hari Raya Vesak, Hari Raya Asadha, Hari Raya Kathina, dan Hari Raya Magha Puja. Berikut penjabarannya 1. Vesak Hari Raya Vesak diperingati oleh seluruh umat beragama Buddha sedunia. Momen ini diperuntukkan mengenang dan memperingati tiga peristiwa penting, yakni lahirnya Siddharta Gautama, pencapaian Siddharta Gautama menjadi Buddha, dan sang Buddha mencapai Parinibanṇ a. Tiga peristiwa ini dapat disebut juga sebagai Trisuci Vesak. Menurut World Fellowship of Buddhists, Vesak dilakukan pada purnama pertama di bulan Mei. Untuk merayakannya, pemeluk agama Buddha akan melakukan Puja Bhakti di vihara guna mengingat kembali ajaran sang Buddha yang melarang pembunuhan makhluk hidup, mencuri, berbuat asusila, berbohong, dan mabuk-mabukan. Umat Buddha juga mengembangkan cinta kasihnya pada hari perayaan ini dengan membantu fakir miskin, melepas hewan sebagai symbol cinta kasih dan penghargaan lingkungan, dan merenungkan perbuatan yang telah dilakukan telah baik atau masuh buruk. 2. Asadha
  • 7. Hari raya Asadha diperingati dua bulan setelah hari raya Vesak guna memperingati tiga hal penting, antara lain pembabaran Dhamma oleh Buddha pertama kalinya kepada lima teman seperjuangan pertapa, pembentukan Ariya Sangha oleh Buddha bersama lima teman seperjuangan pertapa, dan pembentukan Sangha untuk melengkapi Triratna (Buddha, Dhamma, Sangha). Untuk memperingatinya, umat Buddha akan melakukan Asadha Puja. Khotbah pertama yang diberikan oleh Buddha di hari suci Asadha ini adalah Dhamma Cakka Pavattana Sutta atau Khotbah Pemutaran Roda Dhamma. Lewat khotbah ini, Buddha mencoba mengajarkan Cattari Ariya Saccani atau Empat Kebenaran Mulia. 3. Kathina Hari raya ini merupakan hari raya di mana umat Buddha memberi persembahan kepada Bikkhu Sangha yang telah menyelesaikan masa Vassanya. Dana persembahan ini berupa Cattupacaya atau empat kebutuhan harian. Kebutuhan ini meliputi jubah, makanan, tempat tinggal, dan obat-obatan. Selain itu juga dipersembahkan delapan pelengkap untuk mendukung terlaksananya Vinaya dengan baik seperti mangkok, saringan air, dan lainnya. Persembahan ini dilakukan sebagai wujud bakti umat Buddha kepada Sangha pelindung Dhamma. 4. Magha Puja Merupakan hari di mana umat Buddha memperingati peristiwa agung yang hanya terjadi di jaman Buddha. Peristiwa tersebut diawali saat sekitar 1250 orang Bikkhu berjalan melewati Taman Tupai dan berencana mengunjungi sang Buddha. Akhirnya mereka bertemu dengan sang Buddha dan Beliau melakukan Uposatha dan melakukan penahbisan Bikkhu atau Ehi Bikkhu Upasampada. Setelah itu, Beliau membabarkan Ovadapatimokkha kepada mereka. Isi Ovadapatimokkha meliputi pelaksanaan kedisiplinan dalam bersila dan kehidupan suci. Jadi, hari raya Magha Puja ini merupakan peringatan dari 1. Berkumpulnya 1250 orang Bikkhu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. 2. Berkumpulnya para Bikkhu yang telah mencapai kesucian dan memiliki kemampuan Abhinna. 3. Penahbisan 1250 orang Bikkhu oleh sang Buddha. 4. Pembabaran Ovadapatimokkha oleh sang Buddha. Dari peringatan ini, umat Buddha memaknai hari raya Magha Puja sebagai pemberhentian untuk berbuat jahat, selalu berbuat baik, dan selalu berpikir benar. Ajaran Pokoknya Landasan pokok ajaran agama Buddha meliputi empat pokok ajaran, antara lain 1. Tiga Mustika atau Triratna Tiga Mustika yang dimaksud dalam agama Buddha ialah Buddha, Dhamma, dan Sangha. Buddha dapat diartikan sebagai sang Buddha Gautama yang bertindak sebagai guru, dan juga dapat diartikan sebagai sifat ke-Buddha-an yang ditanamkan dan
  • 8. dimiliki oleh setiap manusia. Berikutnya adalah Dhamma, di mana Dhamma yang dimaksud sebagai ajaran sang Buddha yang merupakan kebenaran mutlak. Terakhir adalah Sangha, di mana Sangha seringkali dikaitkan sebagai pengawal dna pelindung Dhamma. Sangha juga dapat diartikan sebagai suatu persaudaraan orang suci seperti Sotapanna, Sakadagami, Anagami, dan Arahat. 2. Tiga Corak Umum atau Tiga Kesunyataan Mulia atau Tilakkhana Menurut ajaran sang Buddha, semua fenomena yang ada di dunia semasa hidup dikuasai oleh tiga ciri umum, yaitu ketidakkekalan, penderitaan, dan ketiadaakuan. Berikut penjabarannya 1. Ketidakkekalan atau Anicca Ketidakkekalan menunjukkan semua kondisi yang nantinya akan hilang dan digantikan atau terus bersiklus. Hal ini dikarenakan terjadinya perubahan terus menerus tanpa henti. Gejala perubahan ini terjadi akibat adanya kondisi kompleks dan tidak sejalan dengan imajinasi manusia. Ketidakkekalan akan berbuah manis berupa Nirvana apabila disikapi dengan tidak melekat pada sesuatu. 2. Penderitaan atau Dukkha Penderitaan yang dimaksudkan sebagai ketidakpuasan manusia akan sesuatu yang tidak didapatkan. Memaksakan mendapatkan apa yang kita inginkan dan mengalami kegelisahan, itu penderitaan. Mendapatkan apa yang kita inginkan dan saat kesenangan itu habis atau hilang, itu penderitaan. Segala ketakutan dan kekhawatiran yang tidak masuk akal akan menyebabkan ketidakpercayaan dan pemutusan hubungan dengan masyarakat, itu penderitaan. Apabila ketidakkekalan atau Annica disikapi dengan baik, maka Dukkha tidak timbul dalam kehidupan. Apabila Dukkha tidak timbul dalam kehidupan, maka umat mendapatkan Nirvana atau kebenaran dan kebahagiaan abadi. 3. Ketiadaakuan atau Anatta Ketiadaakuan dimaksudkan sebagai tanpa ego yang berkonsepkan diri umat. Sang Buddha mengajarkan bahwa selama Skanda atau diri umat tidak berego, maka sifat ke-Buddha-an yang bahagia pada umat menjadi sesuatu yang baik. Pada dasarnya, diri umat diciptakan untuk dapat mencapai sifat ke- Buddha-an dengan memahami diri sendiri. Untuk mencapai ini, Beliau mengajarkan untuk melepaskan kemelekatan akan gejala persenyawaan. Dengan melepaskan kemelekatan pada diri umat, Dhukka pun terlepaskan. 3. Empat Kesunyataan Suci atau Cattari Ariya Saccani Pengenalan Empat Kesunyataan Suci oleh sang Buddha pertama kali diberi nama Dhammacakkapavattana Sutta atau Khotbah Pemuataran Roda Dhamma. Empat Kesunyataan Suci tersebut antara lain
  • 9. 1. Kesunyataan Mulia tentang Dukkha atau Dukkha Ariyasacca Merupakan kebenaran yang dibabarkan sang Buddha mengenai unsur kehidupan jasmani dan batin adalah Dukkha. Dukkha dimaksudkan sebagai sakit, kecewa, tidak sempurna, tidak kekal, kosong dan sebagainya. Dukkha dibagi menjadi tiga, yaitu Dukkha biasa, maksudnya derita tubuh atau batin, Dukkha akibat perubahan, maksudnya segala sesuatu yang menimbulkan Dukkha, dan Dukkha sebagai akibat keadaan, maksudnya manusia selalu mengalami perubahan akibat kombinasi jasmani dan rohani. 2. Kesunyataan Mulia tentang Asal Mula Dukkha atau Dukkhasamudaya Ariyasacca Sebab Dukkha adalah Tanha atau keinginan atau keserakahan atau kemelekatan. Proses kehidupan akan terus berlangsung bila ada keinginan untuk mencapai sesuatu. Bila keinginan dijadikan sesuatu yang bersifat kemelekatan akan menimbulkan Dukhha. 3. Kesunyataan Mulia tentang Lenyapnya Dukkha atau Dukkhanirodha Ariyasacca Lenyapnya Dukkha dapat diusahakan dengan melenyapkan Tanha. Lenyapnya Dukkha selanjutnya akan memberi Nirvana atau kebahagiaan abadi. 4. Kesunyataan Mulia tentang Jalan Menuju Lenyapnya Dukhha atau Dukkhanirodhagamani Patipada Untuk melenyapkan Tanha sebagai penyebab Dukhha, diperlukan Arya Attahangika Magga atau Delapan Jalan Utama. Delapan Jalan Utama memiliki delapan faktor yang harus dilakukan selaras sesuai dengan kemampuan masing-masing diri. Cara ini dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu Sila meliputi ucapan dan penghidupan benar, Samadhi meliputi ucapan benar, perhatian benar, dan konsentrasi benar, dan Pañña yang meliputi pengertian dan pikiran benar. 4. Kebahagiaan Tertinggi atau Nibbana Nibbana yang dimaksud adalah keadaan di mana keinginan, ikatan, nafsu, dan kekotoran batin lenyap. Singkatnya, Nibbana adalah Kesunyataan Abadi, tidak termusnahkan dan tidak bersyarat. Nibbana dapat dialami jika Dukkha dan Tanha lenyap. Nibbana sendiri tedapat dua macam, yaitu Sa-upadisesa-Nibbana dan An- upadisesa-Nibbana. Sa-upadisesa-Nibbana adalah keadaan di mana kekotoran batin lenyap secara total namun lima kelompok kehidupan masih ada. Sementara An- upadisesa-Nibbana adalah keadaan di mana kekotoran batin lenyap secara total beserta lima kelompok kehidupannya.
  • 10. Macam-macam Alirannya Dalam perkembangannya, agama Buddha mengalami modifikasi yang disesuaikan dengan budaya atau kebiasaan suatu wilayah pemeluknya. Berikut beberapa aliran besar dari agama Buddha 1. Theravāda/ Sthaviravāda Secara harafiah, Theravāda dapat diartikan sebagai ajaran/pengajaran terdahulu yang merupakan inti ajaran agama Buddha yang masih bertahan. Theravāda merupakan ajaran yang konservatif dan dianut oleh 70% penduduk Sri Lanka, Kamboja, Laos, Myanmar, Thailand, suku Shan dan Tai di Cina, suku Khmer Krom di Vietnam, suku Barua, Chakma, dan Magh di Bangladesh, Singapura, Malaysia, dan Indonesia serta Negara Barat. Theravāda telah dianut oleh 100 juta penganut dalam decade terakhir ini. 2. Mahāyāna Secara harafiah, Mahāyāna berarti kendaraan besar. Mahāyāna merupakan salah satu aliran utama agama Buddha yang lahir di India. Mahāyāna dalam ajarannya lebih merujuk kepada tingkat motivasi spiritual atau Bodhisattvayana yang dilakukan dengan pendekatan Hinayana atau Shravakayana. Para ilmuwan meyakini Mahāyāna berasal dari India pada abad ke 1 M atau 1 SM. Dalam perjalanan sejarahnya, Mahāyāna menyebar ke seluruh Asia Timur. Hingga kini, penganutnya antara lain Cina, Jepang, Korea, Vietnam, dan suku Himalaya di Tibet. 3. Vajrayana Merupakan aliran agama Buddha yang lebih dikenal dengan Tantrayana. Aliran ini merupakan perkembangan dari ajaran Mahāyāna dan berbeda dalam pemraktekannya. Dalam ajaran aliran ini, penganut akan latihan bermeditasi dan dibarengi visualisasi dengan menekankan pada pembacaan mantra. Pentingnya Dialog Antar Umat Beragama Agama merupakan salah satu pembatas peradaban. Artinya potensi konflik antar umat beragama tidak bisa dihindari. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi pecahnya konflik antar umat beragama, diperlukan upaya dialog untuk menimalisir perbedaan antar agama. Dialog yang dilakukan dapat menjembatani antar agama dan merupakan sarana yang efektif antar umat beragama. Di Indonesia terdapat pluralitas agama, maka dialog antar umat beragama dijadikan alternatif untuk menyelasaikan konflik dan fenomena-fenomena yang ada di sosial masyarakat. Adanya dialog ini bukan untuk dimaksudkan membentuk peleburan agama atau sinkretisme, menciptakan ajaran agama baru, supremasi bahwa suatu agama benar, dan meniadakan perbedaan agama. Hal ini dilakukan demi tumbuhnya saling pengertian antar umat, menumbuhkan rasa kerja sama demi kepentingan bersama, menumbuhkan kepedulian antar sesame umat, menciptakan ketenteraman, dan menjamin terbinanya kerukunan dan kedamaian.
  • 11. Bentuk-bentuk Dialog Menurut Prof. Dr. H Muchoyar H.S, MA dalam menyikapi perbedaan agama terkait dengan toleransi antar umat beragama agar dialog antar umat beragama terwujud, memerlukan 3 konsep yaitu 1. Setuju untuk tidak setuju, maksudnya setiap agama memiliki akidah masing- masing sehingga agama saling bertoleransi dengan perbedaan tersebut. 2. Setuju untuk setuju, konsep ini berarti meyakini semua agama memiliki kesamaan dalam upaya peningkatan kesejahteraan dan martabat umatnya. 3. Setuju untuk berbeda, maksudnya dalam hal perbedaan ini disikapi dengan damai bukan untuk saling menghancurkan. Tema dialog antar umat beragama sebaiknya bukan mengarah pada masalah peribadatan tetapi lebih ke masalah kemanusiaan seperti moralitas, etika, dan nilai spiritual. Supaya efektif dalam dialog antar umat beragama, sebaiknya menghindari mengeksklusifkan latar belakang agama dan kehendak untuk memdominasi pihak lain. Model dialog antar umat beragama yang dikemukakan oleh KLmball adalah sebagai berikut 1. Dialog Parlementer ( parliamentary dialogue ), dialog ini dilakukan dengan melibatkan tokoh-tokoh umat beragama di dunia. Tujuannya adalah mengembangkan kerjasama dan perdamaian antar umat beragama di dunia. 2. Dialog Kelembagaan ( institutional dialogue ), dialog ini melibatkan organisasi- organisasi keagamaan. Tujuannya adalah untuk mendiskusikan dan memecahkan persoalan keumatan dan mengembangkan komunikasi di antara organisasi keagamaan. 3. Dialog Teologi ( theological dialogue ), dialog yang bertujuan untuk membahas persoalan teologis filosofis agar pemahaman tentang agamanya tidak subjektif tetapi objektif. 4. Dialog dalam Masyarakat ( dialogue in society ), dialog yang dilakukan dalam bentuk kerjasama dari komunitas agama yang plural dalam menyelesaikan masalah praktis dalam kehidupan sehari-hari. 5. Dialog Kerohanian ( spiritual dialogue ), dialog yang dilakukan dengan tujuan mengembangkan dan memperdalam kehidupan spirituak di antara berbagai agama. Hambatan Dialog Antar Umat Beragama Berikut penjabaran beberap hambatan dialog antar umat beragama 1. Dialog yang dilakukan hanya berlangsung di tingkat elit terpelajar, sedangkan lapisan awam yang jumlahnya lebih besar tidak mendapatkan akses dialog. Dialog sudah selayaknya mulai menyertakan kaum awam.
  • 12. 2. Sebagian besar aktivis yang terlibat dalam dialog kurang begitu agresif memperjuangkan jalan keluar masalah. Hal ini diperkirakan akibat kurangnya pembiayaan kegiatan dialog antar agama. 3. Dalam dialog, justru pensosialisasi ajaran agama lebih banyak dikuasai juru agama yang kurang paham dan kurang menyadari pentingnya isu dialog antar agama. 4. Kurangnya sarana prasarana kelembagaan yang menunjang dialog. Akibatnya dialog makin sulit menjangkau masyarakat kalangan bawah dan makin rumitnya penyelesaian suatu konflik. 5. Adanya sejumlah prasangka yang berkembang di antara sejumlah aktivis yang bekerja untuk dialog antar agama. Akibatnya, dialog yang diadakan akan meng-alot dan sulit berlangsung. 6. Terjadinya kesenjangan sosial dan ketidakadilan selama proses dialog. Akibatnya persoalan tidak akan terselesaikan. Malah, dapat meningkatkan kecurigaan antar agama atas persoalan yang didialogkan. 7. Adanya pertikaian antar agama akibat adanya perbedaan yang tajam. Akibatnya dialog antar agama akan makin sulit dibangun dalam masyarakat. Usaha Mewujudkan Kerukunan Antar Umat Menciptakan kerukunan antar umat beragama adalah hak dan kewajiban kita sebagai pemeluk agama. Berikut cara atau usaha yang dapat dilakukan untuk mewujudkan kerukunan antar umat 1. Secara pribadi, usaha tersebut dapat diwujudkan dengan cara hidup saling tenggang rasa terhadap masyarakat sekitar, dari diri sendiri tidak memaksakan agama kita dianut orang lain, melaksanakan ibadah sesuai agama masing-masing, dan mematuhi peraturan agama dengan baik. 2. Lewat masyarakat, usaha tersebut dapat diwujudkan dengan menghilangkan perasaan curiga dan permusuhan antara agama. Juga dapat didukung dengan cara mengubah rasa curiga dan benci menjadi rasa penasaran yang positif dan mau menghargai keyakinan orang lain. Tidak menyalahkan agama tertentu atas sebuah permasalahan dan tidak mengolok-olok agama lain juga termasuk dalam upaya mewujudkan kerukunan antar umat beragama. 3. Sesama umat beragama pun kita dapat mengupayakan kerukunan tersebut. Cara yang dapat ditempuh antara lain memperdalam agama kita dan memahami atau mentoleransi agama lainnya. Sehingga tidak terjadi kesenjangan pandangan atas suatu masalah. Kedua, juga harus diterapkan rasa saling menghormati tanpa melihat latar belakang agama dan tanpa menilai mayoritas atau minoritas agama tersebut. 4. Sebagai aparat pemerintah pun juga dapat mengupayakan kerukunan antar umat beragama. Hal ini dapat ditempuh dengan cara memberdayakan institusi keagamaan sehingga dapat mempercepat proses penyelesaian konflik, melayani dan menyediakan kemudahan bagi umat beragama, melindungi agama dari penyalahgunaan dan
  • 13. penodaan, mengarahkan umat beragama untuk hidup rukun sesuai Pancasila, dan memfasilitasi penciptaan dialog dan kerjasama antar pimpinan majelis dan organisasi keagamaan. Alasan Terjadi Kerusuhan Antar Umat Beragama Berbagai alasan dapat mendasari terjadinya kerusuhan atau peperangan antar umat beragama kini. Berikut uraian singkatnya 1. The increase of conservative fundamentalism. Meningkatnya orang-orang berpikiran radikal dapat memicu konflik umat antar agama. Kebanyakan orang-orang ini berpandangan liberalism dan permissive progressive. 2. The conviction in the multi single interpretation in the absolute truth. Mereka adalah orang-orang yang memegang kepercayaan mereka dengan fanatiknya. Mereka hanya percaya pada satu ajaran dan berslogan „Right or Wrong, is my Ulama‟. 3. Immaturity of religious followers. Hal ini dipicu penganut agama yang tidak dewasa dan akhirnya memicu konflik dengan membangkitkan emosi. 4. Lack of interreligion dialogue. Artinya, peperangan ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman antar agama. Contohnya seperti tragedi Poso. 5. Lack of public spaces. Hal ini diakibatkan kurangnya dialog karena kurangnya kemauan kedua belah pihak aama untuk duduk bersama di ruang publik, seperti Muslim Tahunan dan Halal bi Halal. 6. Hunger of Power. Sebagian penganut agama menganggap ketika kekuasaan berada di bawah kekuatan agama terbesar, maka masalah dapat dipastikan menurut kekuatan terbesar. 7. Inseparation between religion and state. Hal ini menggambarkan bahwa kekuatan terbesar terdapat pada pemerintah. Suatu pemerintah yang berdiri di pihak suatu agama/kepercayaan otomatis akan memperkuat kedudukan agama tersebut. Akibatnya suatu negara peraturannya akan didominasi oleh doktrin agama tersebut. 8. No religious freedom. Perpecahan ini diakibatkan adanya pelarangan berdiri dan berkembangnya suatu agama di suatu wilayah atau negara. 9. Religious violation goes unpunished. Hal ini dapat digambarkan sebagai kekerasan yang dilakukan oleh kelompok agama yang terkenal radikal dan sering melakukan aksi brutal. Dengan mengatasnamakan agama, mereka akan membenarkan aksi mereka. Parahnya, tidak ada kejelasan hukum bagi mereka. Sehingga tindakan ini terus berlangsung di masyarakat. 10. Poverty and injustice. Hal ini dilakukan akibat tunduknya kaum minoritas terhadap kekuatan mayoritas. Sudah menjadi rahasia umum bahwa beberapa wilayah yang dikuasai oleh suatu agama tertentu dapat menukar kemiskinan seseorang dengan kepercayaan suatu agama.
  • 14. 11. Moral/akhlaq is more important than fiqih. Banyak orang beragama yang menganggap figih lebih penting dibanding moral/akhlaq. Sementara dalam suatu kalangan agama tertentu, perbedaan fiqih dapat menimbulkan konflik Fungsi Diturunkannya Agama ke Dunia Bagi kebanyakan orang, agama dapat menjaga kebahagiaan hidup. Namun dari segi lain, agama yang dianut oleh masyarakat memiliki fungsi tertentu. Berikut penjabarannya 1. Memberi pandangan dunia pada manusia. Hal ini dikarenakan agama senantiasa memberi penerangan mengenai kedudukan manusia di dunia secara keseluruhan. Penerangan ini dimaksudkan sebagai penerangan secara falsafah. Contohnya, agama Islam menerangkan pada umatnya bahwa dunia adalah ciptaan Allah dan setiap manusia harus menaati Allah. 2. Menjawab berbagai pertanyaan yang tidak mampu dihawab manusia. Maksudnya, pertanyaan tersebut adalah pertanyaan yang tidak mampu dijawab oleh akal manusia. Contohnya mengenai pertanyaan kehidupan setelah meninggal, tujuan hidup, nasib, dan sebagainya. 3. Memberi rasa kebersamaa pada suatu kelompok manusia. Agama di sini berperan sebagai pembentuk kelompom manusia dan menimbulkan keseragaman kepercayaan, tingkah laku, pandangan dunia, dan nilai-nilai. 4. Berfungsi dalam peranan sosial. Semua agama di dunia menyarankan umatnya pada kebaikan. Dalam ajarannya, agama menuntun umatnya untuk mengikuti kode etik yang ada. Inilah yang dimaksud dengan fungsi peranan sosial. Teks Kitab Suci Dhammapada ayat 6 “Mereka tidak tahu bahwa dalam pertikaian mereka akan hancur dan musnah, tetapi mereka yang melihat dan menyadari hal ini damai dan tenang,” Dhammapada ayat 5 “Di dunia ini kebenciam beljum pernah berakhir jika dibalas dengan membenci, tetapi kebencian akan berakhir kalau dibalas dengan cinta kasih. Ini adalah hukum kekal abadi,” Digha Nikaya I:3 "Para bhikkhu, jika seseorang menghina-Ku, Dhamma, atau Sangha, (3) 'kalian tidak boleh marah, tersinggung, atau terganggu akan hal itu. Jika kalian marah atau tidak senang akan penghinaan itu, maka itu akan menjadi rintangan bagi kalian. Karena jika orang lain menghina-Ku, Dhamma, atau Sangha, dan kalian marah atau tidak senang, dapatkah kalian mengetahui apakah yang mereka katakan itu benar atau salah?' ,'Tidak,
  • 15. Bhagava.' 'Jika orang lain menghina-Ku, Dhamma, atau Sangha, maka kalian harus menjelaskan apa yang tidak benar sebagai tidak benar, dengan Apa yang Bukan Ajaran mengatakan: "Itu tidak benar, itu salah, itu bukan jalan kami, itu tidak ada pada kami.” Maklumat Raja Asoka dalam Prasastino: XXII "Janganlah kita menghormati agama kita sendiri dengan mencela agama lain. Sebaliknya agama lainpun hendaknya dihormati atas dasar-dasar tertentu. Dengan berbuat demikian kita membuat agama kita sendiri berkembang, selain menguntungkan pula agama lain. Jika kita berbuat sebaliknya kita akan merugikan agama kita sendiri, disamping merugikan agama lain. Oleh karena itu, barangsiapa menghormati agamanya sendiri dan mencela agama lain, semata-mata terdorong oleh rasa bakti kepada agamanya sendiri dengan pikiran bagaimana aku dapat memuliakan agamaku sendiri, justru ia akan merugikan agamanya sendiri. Karena itu kerukunan dianjurkan dengan pengertian biarlah semua orang mendengar dan bersedia mendengar ajaran yang dianut orang lain.” Doa Kerukunan Antar Umat Beragama Marilah kita berdoa dengan khidmat. Namo tassa bhagavato arahato sammȃ sambuddhassa (Terpujilah Sang Bhagavȃ , Yang Mahȃ suci, Yang telah Mencapai Penerangan Sempurna) Di hari yang indah ini, kami memohom kepada-Mu, Ampunilah dosa kami dan kesalahan kami, Lindungilah mereka yang telah meninggal maupun yang masih hidup, Bimbinglah kami agar tetap rukun, Jangan jadikan perbedaan agama memercikkan perselisihan, Dan kami mohon, Lindungilah kami dalam tindakan kami, Agar tidak menyakiti dan berguna bagi sesama. Sabbe sattȃ bhavantu sukhitattȃ , (semoga semua makhluk berbahagia) Saddhu, Saddhu, Saddhu. Puisi Untukmu Agamamu dan Untukku Agamaku Manusia lahir ke dunia tanpa melekat apa-apa pada dirinya. Orok, janin, entah apa namanya, Tak bisa meminta pada Tuhan,
  • 16. Pada sidang tertutup atau terbuka, Tanpa voting, tanpa suara, Dari rahim siapa dia akan dilahirkan. Dari ayah dan ibu yang tak henti berdoa siang malam, Demi kehadirannya ke dunia, Atau dari ibu yang bahkan tak tahu siapa, Laki-laki yang telah meninggalkan bibit kehidupan, Yang menghadiahinya gelar anak haram, Padahal mereka lah orangtua haram. Pun manusia tak bisa meminta, Terlahir dari keluarga berada atau papa, Dari kalangan terhormat atau hina, Dengan fisik menawan atau serba kekurangan, Dilahirkan di klinik bersalin ternama, Atau hanya di atas dipan buruk rupa. Manusia lahir tanpa dibekali sandang, Yang menghangatkan badannya yang telanjang, Hanya kemampuan pangan selama hitungan jam, Sebelum mendapatkan makanan dari ibunya. Iya, karena semua adalah hak tunggal Tuhan Sang Maha Pencipta. Tuhan? Tuhan yang mana? Tuhan siapa? Mereka bilang yang menciptakanku adalah Tuhan, Lalu mereka juga bilang yang menciptakan dia adalah Tuhan, Dan kau juga diciptakan oleh Tuhan. Lalu, mengapa cara manusia menyembah Tuhan bisa berbeda? Apakah Tuhan lebih dari satu? Tidak. Sesungguhnya Tuhan adalah tunggal, satu-satunya pencipta manusia. Yang membedakannya adalah keyakinan. Ketika manusia lahir dan membuka mata untuk kali pertama,
  • 17. Ia mendapatkan segalanya, Orangtua, keluarga, sandang, pangan, papan bahkan keyakinan. Keyakinan? Iya, keyakinan. Sesuatu yang paling hakiki, Sesuatu yang diwarisi, Bahkan menjadi doktrin. Kau pernah mendengar seorang bayi yang baru lahir diazankan di telinganya? Kau pernah melihat seorang bayi yang dibaptis di gereja? Ketika lahir manusia bahkan tak bisa memilih akan diazankan atau dibaptis atau entah apalagi namanya. Ketika manusia beranjak dewasa, Perlahan ia mempelajari keyakinannya, Secara formal maupun informal, Dari bangku sekolah dasar hingga bangku kuliah, Bahkan tanpa batasan usia, Yang kemudian dia kenal bernama agama.