Dokumen tersebut membahas tentang kasus kematian udang vaname yang diakibatkan oleh infeksi bakteri Vibrio parahaemolyticus. Bakteri ini hidup secara alami di perairan laut dan dapat menginfeksi udang vaname melalui konsumsi pakan atau air yang terkontaminasi, menyebabkan penyakit seperti White Feces Disease dan Acute Hepatopancreatic Necrotic Disease pada udang. Kualitas air yang buruk seperti salinitas dan kadar amonia
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
PPT Mikro Kel. 5.pdf
1. UDANG VANAME
(Litopenaeus
vannamei)
01
Ainun Rodhiyah Nurhayati
Annisa Firdaus
Agselia Indriastuti
Bimo Arkanantiyo Gemilang P.
Bimo Sujiwo Kusumo
Christopher Gunawan
Farhan Akmal Habibi
Nama Anggota :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
2. BENUR UDANG VANAME MENGALAMI KEMATIAN SECARA TERUS
MENERUS SEJAK MINGGU KETIGA PEMELIHARAAN DI TAMBAK. KASUS
KEMATIAN UDANG INI BERSAMAAN DENGAN MUNCULNYA BANYAK
FECES UDANG BERWARNA PUTIH YANG MENGAPUNG DI PERMUKAAN
TAMBAK. PENGAMATAN SECARA LEBIH MENDETIL MENDAPATKAN
BAHWA SALURAN PENCERNAAN UDANG KOSONG. HAL INI DIDUKUNG
DENGAN BANYAKNYA SISA PAKAN YANG TIDAK TERMAKAN DI ANCO.
HASIL PENGAMATAN KUALITAS AIR MENUNJUKKAN KANDUNGAN
OKSIGEN YANG NORMAL, NAMUN KANDUNGAN AMONIA YANG TINGGI.
PEMANTAUAN POPULASI BAKTERI PADA AIR TAMBAK MENUNJUKKAN
ADANYA BAKTERI PEMBENTUK KOLONI HIJAU PADA MEDIUM
THIOSULFATE-CITRATE-BILE SALTS-SUCROSE AGAR (TCBS AGAR)
SEBANYAK 3X10³ CFU/ML AIR TAMBAK.L
STUDI KASUS
3. INDIKASI PENYAKIT
(White Feces Disease (WFD) atau penyakit berak putih dan
Acute Hepatopancreatic Necrosic Disease (AHPND)
Tanda-tanda klinis pada udang yang terinfeksi WFD yaitu munculnya kotoran udang berwarna putih
yang mengambang di air atau ada di anco, sedangkan udang yang terinfeksi AHPND ditandai dengan
saluran hepatopankreas (di bagian perut yang biasanya penuh terisi makanan) mengecil dan
berwarna pucat, usus kosong, kulit menjadi lunak, terdapat bintik hitam pada hepatopankreas, nafsu
makan dan laju pertumbuhan menurun. Udang yang terinfeksi akan berwarna lebih gelap (terutama
pada insang) dan lemas.
sumber: app.jala.tech/diseases/white-feces-disease
4. benang kotoran putih
yang mengapung
hepatopankreas udang yang
terinfeksi
benang kotoran putih
pada anco
Sumber: Siriporn Sriurairatana et al ., 2014
5. MIKROORGANISME
Faktor pendukung: kualitas air yang kurang terjaga dengan
baik, misalnya salinitas yang terlalu tinggi, pemberian
pakan berlebihan, kualitas pakan yang buruk, kualitas
benur yang buruk, dan meledaknya populasi alga dapat
memicu terjadinya penyakit ini terjadi pada udang.
Transmisi: bakteri masuk ke pencernaan udang bersamaan
makanan yang masuk kemudian menginfeksi
hepatopankreas, dapat juga menular ke individu lain lewat
peristiwa kanibalisme.
Bakteri Vibrio Parahaemolyticus, Vibrio fluvalis,
Vibrio alginolyticus, Vibrio mimicus, dan
protozoa parasit/gregarin.
6. PEMBENTUK KOLONI HIJAU
Pembentuk koloni hijau merupakan bakteri Vibrio yang
tumbuh dari Vibrio Parahaemolyticus. Koloni yang
membentuk warna hijau disebabkan oleh jenis bakteri Vibrio
yang tidak dapat memfermentasi sukrosa.
7. 1 september 2022
Pertemuan ke-3
Klasifikasi mikroba terpilih, keunikan
karakteristik dari kelompok mikroba terpilih,
habitatnya, dan bagaimana jalur
kontaminasi/infeksinya.
8. Monera adalah salah satu kingdom dalam klasifikasi biologi sistem
empat-kingdom. Anggota kingdom Monera meliputi makhluk hidup
yang terdiri atas satu sel (uniselular), sesuai dengan asal kata dari
bahasa Yunani, moneres yang berarti tunggal.
Klasifikasi taksonomi
A. Kingdom Monera (Bacteria)
9. Proteobacteria adalah bakteri yang sanggup bersimbiosis untuk
menyemat nitrogen dari udara dan mengoksidasinya menjadi nitrat
B. Filum Proteobacteria (Pseudomonadota)
C. Kelas Gammaproteobacteria
Gammaproteobacteria Berisi sekitar 250 genera, yang menjadikannya takson
yang paling kaya genera dari Prokariota. Terdiri dari semua mikroba Gram-
negatif dan merupakan kelas Proteobacteria yang paling beragam secara
filogenetik dan fisiologis.
10. =?
D. Ordo Vibrionales
E. Famili Vibrionaceae
Merupakan penghuni air tawar atau air asin, beberapa spesies bersifat
patogen.
F. Genus Vibrio
Vibrio adalah salah satu jenis bakteri yang tergolong dalam kelompok
marine bacteria. Bakteri ini umumnya memiliki habitat alami di laut.
G. Spesies Vibrio parahaemolyticus
=?
11. Berbentuk batang (curvedatau straight) atau melengkung
dengan diameter 0,5 hingga 1 tom sel bakteri berbentuk
koma.
Tidak membentuk spora
Pada media padat bakteri ini tumbuh dengan menggunakan
lateral flagella
Bersifat motil dengan single polar flagellum.
anaerob fakultatif
pleomorfik
Merupakan bakteri halofilik (tumbuh paling baik pada media
yang berkadar garam 3 %)
Tidak memfermentasi sukrosa dan laktosa
Karakteristik
Sumber: https://9h.fit/VUtXeF
12. Vibrio parahaemolyticus adalah bakteri laut yang bersifat halofil (habitatnya ada pada lingkungan
dengan salinitas yang tinggi). Bakteri Vibrio parahaemolyticus ini hidup di muara sungai (brackish
water atau estuaries), pantai (coastal waters) tetapi tidak hidup pada laut dalam (open sea), dan
hidup diperairan Asia Timur. Bakteri ini muncul secara musiman, biasanya pada musim panas
dan Vibrio Parahaemolyticus ini relatif mudah dideteksi pada air laut, sedimen, plankton, ikan,
krustasea dan moluska yang merupakan tempat hidupnya di ekosistem.
sebagai wilayah tropis yang sangat berpotensi menyebabkan tingginya keberadaan V.
parahaemolyticus. Hal ini dimungkinkan karena tingginya suhu air laut (25-35 °C) yang
menyebabkan keberadaan V. parahaemolyticus.
Pada musim hujan V. parahaemolyticus dapat hidup pada suhu kisaran 27-29°C.
Pada musim kemarau V. parahaemolyticus dapat hidup pada suhu kisaran 31,69 °C dan pH 8,44.
Habitat
sumber : https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Vibrio_parahaemolyticus
13. Write your
agenda
point
Write your
agenda
point
04
Infeksi dalam
lingkungan
Kedatangan
turis
dikemukaka
n oleh Pal
dan Das
(2010)
Flora normal air payau,
laut, dan pantai.
Alami
didalam
budidaya
udang
Periwinkle
Kulit
Usus Ikan
Cray fish
Aquatic snail
Sampel Air
16. Cara Bertahan Hidup di Lingkungannya
Bersifat motil dengan
single pollar flagellum (monotrik)
Bergerak dengan 1 flagella pada
salah satu kutub
Menunjukan bentuk beragam
pada kondisi fisiologis dan
lingkungan yang sama bahkan
dalam satu kultur yang sama
Pleomorfik
Dinding sel gram negatif
berupa peptidoglikan tipis
bertanggung jawab dalam
menjaga integritas sel dan
menentukan bentuk sel
Tidak memiliki inti sel (prokariot),
berukuran kecil, dan
struktur sederhana
mampu bertahan dan reproduksi
di lingkungannya, mempunyai
siklus hidup lebih cepat
dari eukariotik
17. Masalah-masalah yang Disebabkan
Masalah pada manusia
Kontaminasi melalui seafood
Menyebabkan kejang perut, mual,
muntah, sakit kepala,
badan panas dingin,
septisemia
Masalah pada udang
White Feces Diseases (WFD)
Acute Hepatopancreatic
Necrotic Diseases (AHPND)
18. Masalah-masalah yang Disebabkan
Masalah vibriosis
pada ikan kerapu
perut bengkak dan keras,
anus coklat, hepar pucat,
usus dan ginjal bengkak,
haemoragik pada usus
19. Dampak Infeksi
V. parahaemolyticus
Write your
agenda
point
03
Write your
agenda
point 04
Terbatas pada selulitis
Gastroenteritis
Facilitis Nekrotikans
Septicemia
(kerusakan luka
pada mukosa usus)
Syok Hipovolemik
Gagal organ
multi sistem
Kematian
Bagan Alir
Pendarahan
pada feses
20. Kondisi kualitas air, suhu, salinitas dan amonia secara berturut-turut mempengaruhi keberadaan bakteri vibrio,
dengan konsentrasi salinitas air yang semakin tinggi meningkatnya jumlah bakteri di air. Namun konsentrasi
amonia cenderung tidak berpengaruh pada keberadaan bakteri vibrio. Dengan kata lain salinitas air berkolerasi
dengan keberadaan bakteri (>20ppt)
Peningkatan konsentrasi amonia dapat membuat organisme akuatik rentan terhadap stres dan meningkatkan
apoptosis hemosit yang mempengaruhi imunitas udang vename.
Tidak berdampak kuatnya konsentrasi amonia terhadap keberadaan bakteri dalam perairan. Namun,
konsentrasi amonia (>1,29mg/l)sangat berpengaruh pada kesehatan pertumbuhan dan kelangsungan hidup
udang vename yang di budidayakan.
Perubahan suhu air telah terbukti menyebabkan penyakit mudah menular pada udang vaname. Meningkatnya
suhu air dapat menyebabkan perubahan dalam sistem pernapasan dan phenol oxidase, hyper thermal,
meningkatkan stress dan mudah terjangkit bakteri patogen pada udang vename.
Bakteri vibrio parahaemolyticus dapat tumbuh pada suhu antara 15 sd 30°C (tumbuh lebih baik pada suhu
30°C s.d 37°C)dan pertumbuhan bakteri turun pada suhu dibawah 15°C
Fisiologis & Kondisi Lingkungan
21. 1) Membangun resirkulasi untuk mengurangi amonia.
2) Penggunaan bakteri nitrifikasi diperlukan untuk mengubah amonia menjadi
nitrat.
3) Selalu memperhatikan kadar amonia dan salinitas di kisaran 15-20ppt yang
dapat memberikan hasil pertumbuhan vename yang baik.
4) Menghindari teknik konvensional dimana sumber air masuk mengikuti gerakan air
laut pasang. Hal ini karena terdampak kerugian dengan pertukaran airnya meliputi
ketidakstabilan suhu
5) Penggunaan kincir air juga diperlukan
Upaya Penanggulangan & Menghambat
Pertumbuhan Bakteri
22. Daftar Pustaka
Widowati, R. 2008. Keberadaan Bakteri Vibrio parahaemolyticus Pada Udang yang Dijual di Rumah
Makan Kawasan Pantai Pangandaran. Fakultas Biologi. Universitas Nasional. Vis Vitalis, Vol. 01 No.
1, tahun 2008.
Kusmarwati, A, Hermana, I, Yennie, Y dan Wibowo, S. 2016. Keberadaan Vibrio parahaemolyticus
Patogenik pada Udang Tambak yang Berasal dari Pantai Utara Jawa. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Daya Saing Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan.
Aulia, D. 2018. Budidaya Udang Vaname. Jakarta Pusat. Jakarta.
Rozanah, A. F. 2016. Uji Aktivitas dan Identifikasi Senyawa Aktif Fraksi Daun Mangrove Menengan
(Excoecaria agallocha) Terhadap Bakteri Vibrio parahaemolyticus. Program Studi Teknologi Hasil
Perikanan. Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Universitas Brawijaya. Skripsi.
23. Trihendokesowo. 1978. Vibrio parahaemolyticus di Yogyakarta. Bagian Mikrobiologi. Fakultas
Kedokteran. Universitas Gadjah Mada.
Nitimulyo, K. H, Isnansetyo, A, Triyanto, Istiqomah, I, dan Murdjani, M. t.t. Isolasi, Identifikasi dan
Karakterisasi Vibrio parahaemolyticus spp. Patogen Penyebab Vibriosis pada Kerapu di Balai Budidaya
Air Situbondo. Jurnal Perikanan.
Rosnah. 2015. Analisis Vibrio parahaemolyticus spp Pada Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei)
Berdasarkan Lokasi Pemeliharaan dan Umur Panen. Program Studi Agro Industri Sarjana Terapan
Teknologi Hasil Perikanan. Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene dan Kepulauan Pangkep. Skripsi
Boleng, D.T. 2015. Bakteriologi Konsep-konsep Dasar. Universitas Muhammadiyah Malang.
Pariakan, A dan Rahim. 2021. Karakteristik Kualitas Air dan Keberadaan Bakteri Vibrio sp. Pada Wilayah
Tambak Udang Tradisional di Pesisir Wundulako dan Pomalaa Kolaka. Program Studi Ilmu Perikanan.
Fakultas Pertanian, Perikanan, dan Peternakan. Universitas Sembilanbelas November Kolaka.