2. PENDAHULUAN
Geografis Kab Agam
Sangat berpotensi untuk
Kegiatan budidaya ikan
Penyakit Ikan dan Lingkungan
Menjadi faktor pembatas -
Optimalisasi produksi
Mutu produk harus standar, yakni
dengan Aplikasi CPIB dan CBIB
3. 3
Penyakit timbul akibat adanya ketidakseimbangan :
Inang
Patogen
Lingkungan
Penyakit
Diagram Hubungan Antara Inang (Ikan),
Patogen dan Lingkungan (SNIESZKO’S 1974)
• Ikan budidaya (inang,
host)
• Organisme penyebab
penyakit (pathogen)
• Lingkungan
(environment)
4. Hubungan ikan, patogen dan lingkungan diatas
juga dapat digambarkan menggunakan
persamaan semi kuantitatif sebagai berikut:
D = H + P + S 2
Dimana :
D adalah Penyakit yang muncul
H adalah Host / Inang / Ikan
P adalah Pathogen
S2 adalah Stress yang disebabkan Faktor
Lingkungan
5. HAMA DAN PENYAKIT IKAN
Hama adalah organisme
pengganggu yang dapat
memangsa, membunuh dan
mempengaruhi produktivitas ikan,
baik secara langsung maupun
secara bertahap.
Hama bersifat sebagai organisma
yang memangsa (predator),
perusak dan kompetitor (penyaing).
Sebagai predator (organisme
pemangsa),
6. PENYAKIT IKAN
Penyakit adalah suatu
keadaan fisik,
morfologi, dan atau
fungsi yang mengalami
perubahan dari kondisi
normal menjadi tidak
normal karena berbagai
penyebab, baik internal
ataupun eksternal.
7. Gejala Umum Ikan Sakit :
Suka menyendiri
Produksi lendir berlebihan atau bahkan tidak memiliki lendir
Menggosok-gosokkan badan ke jaring/ dinding dan dasar
bak
Nafsu makan menurun
Warna tubuh berubah menjadi lebih gelap (gejala ikan yang
stress)
Gerakan renang tidak beraturan, melayang, berlindung dibalik
suatu objek, berputar dan akhirnya hilang keseimbangan
Kemerahan di sekitar mulut, tutup insang, pangkal sirip atau
permukaan kulit
Luka pada permukaan tubuh
Anatomi (bentuk tubuh) tidak normal
Pertumbuhan lambat
8. Dampak Infeksi Penyakit :
1. Nilai konversi pakan (FCR) tinggi
2. Warna berubah
3. Kerdil/tumbuh lambat dan perlu waktu
pemeliharaan yang lama
4. Apabila penyebab penyakit belum dapat
diatasi, akan terjadi kematian
9. Penularan Penyakit
Vertikal :
ditransfer oleh induk ke
anak melalui sperma atau
telur
Horizontal :
melalui air, pakan alami
/pakan segar/pakan
buatan, organisme lain
yang terdapat dalam
media pemeliharaan
Pencemaran air di Senggarang
10. Ikan baru yang membawa agen penyakit bila
dimasukkan kedalam kolam akan menular ke ikan lain
Cara lain wabah penyakit ikan muncul
18. 18
Penyakit Infeksi
Parasit
(1) Jumlah parasit pada ikan baik laut maupun tawar sangat banyak
(2) Dalam jumlah sedikit masih dapat ditoleransi
(3) Mempengaruhi kondisi fisiologis ikan
(4) ikan yang diserang sangat lemah dan selalu timbul di permukaan air
(5) ikan sering menggosok-gosokkan tubuh pada dasar atau jaring KJA/kolam
Pengendalian :
Jaga Kualitas dan Kuantitas air agar tetap optimal
Pengobatan :
perendaman ikan yang terkena infeksi dalam air tawar atau dengan
menggunakan H2O2 (Hydrogen proxide) konsentrasi 150 ppm.
Parasit : organisme yang hidup pada organisme lain dan mendapat
keuntungan dari hasil simbiosenya sedangkan inang dirugikan
20. 20
1. Bakteri merupakan mikroorganisme yang berukuran sangat kecil umumnya
0,5 – 10 mikron dan terdapat dari semua lingkungan.
2. Di lingkungan budidaya biasanya melayang bebas di air, menempel pada
jaring, tumbuhan dan binatang air serta partikel-partikel di air.
3. Tidak semua bakteri menyebabkan penyakit. Bakteri bersifat oportunistik
dan menyebabkan penyakit bila ikan lemah, cara pembudidayaan dan
kondisi lingkungan yang kurang baik dimana bahan organik melimpah,
perubahan suhu yang cepat.
Penyakit Infeksi
Bakteri
Penyebab Stres karena kepadatan dan mutu pakan
Lingkungan yang buruk
Luka akibat infeksi parasit
Melimpahnya limbah organik-blooming bakteri
21. Gejala Klinis Ikan Terserang Bakterial
Gerakan ikan lemah
Produksi lendir berkurang setelah ikan yang terinfeksi
mengeluarkan lendir yang berlebihan
Timbul pendarahan dan nekrosa pada tempat infeksi
Luka (ulcer) pada tempat infeksi
Beberapa bakteri menyebabkan rontok pada insang dan
sirip
Timbul Ascites (semacam benjolan)
Bengkak pada perut dan mengeluarkan cairan kuning
darah (dropsy)
Mata menonjol (exophthalmos)
Beberapa bakteri dapat menghasilkan “tubercle” atau
“granuloma” pada bagian tubuh yang terinfeksi
22. Penyakit bakterial Umum pada ikan laut :
Penyakit Bakteri
Umum
Vibriosis Streptococcosis
Busuk Sirip
( Fin Rot)
23. Vibriosis
1. Disebabkan oleh bakteri genus Vibrio.
2. Bakteri ini biasanya muncul sebagai patogen sekunder
yang timbul akibat infeksi primer oleh protozoa. Bakteri
penyebabnya adalah Vibrio sp. dan penyakitnya disebut
Vibriosis.
3. Gejala : Luka di permukaan tubuh, kemerahan disekitar
anus, kerusakan sirip, mata putih dan mata menonjol,
Ikan yang terifeksi secara kronis umumnya
menunjukkan insang sangat pucat dan luka borok yang
dalam pada otot
4. Pencegahan : Vaksin Vibrio polyvalen
24. Bulan ke-
0
100
200
300
400
500
600
700
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
0
Rerata
Berat
(g)
Vaksin
Nonvaksin
Pertumbuhan Berat Kerapu Macan yang Dipelihara dalam KJA selama 11 bulan di BBL Batam, Setoko
dengan Vaksinasi dan tidak Vaksinasi
25. Streptococcosis
• Agen : Streptococcus sp
• Pada Kakap Putih Streptococcus iniae
• Gejala : berenang tidak normal, tubuh menjadi
gelap, satu atau kedua mata menonjol, kornea
mata menjadi putih, pendarahan pada tutup
insang
• Infeksi Streptococcus sp dapat dicegah dengan
meghindari pemberian pakan yang berlebihan,
kepadatan tinggi, pengelolaan kualitas air yang
baik, biosekuriti, serta menghindari stress pada
penanganan.
26. FINROT
• Agen: Flexibacter maritimus
• GK : sirip busuk/rontok, ekor buntung, kematian
jaringan kulit (berwarna kuning),
• Awal penyakit terlihat pada ujung sirip berwarna
abu abu sirip erosi dan disertai haemorhagi.
Infeksi yang parah akan menyebabkan sirip
menjadi hilang, kemungkinan akan berlanjut
sampai ke otot badan
• Tranmisi via air , Jaga kualitas air
• Treatment : ACriflavine 5 – 7 ppm, 1 jam.
27. Romi Novriadi 2011 27
Penyakit Infeksi
Jamur
Ciri Umum Jamur :
1. Eukariotik, nonmotil, nonklorofil, uni atau multiseluler
2. Memiliki nukleus, mitokondria, 70s dan 80s ribosom
3. Plasma membran mengandung ergosterol
4. Dinding sel tersusun atas kitin, glukan, mannans dan polisakarida
5. Ukurannya lebih besar dari bakteri
6. Membutuhkan nutrisi yang sederhana
Pengendalian :
Jaga Kualitas dan Kuantitas air agar tetap optimal
Pengobatan :
Benih direndam dengan antiseptik, benih gelondongan dan ikan
dewasa direndam pada Malachyte Green Oxalate 2,5-3 ppm selama
30 menit
28. Pengendalian Jamur
• Tidak menggunakan ikan yang terinfeksi
sebagai pakan
• Memusnahkan ikan terinfeksi
• Disinfeksi dengan pengapuran, klorin (200
mg/l), MG(2900 mg/l)
29. Penyakit Viral
1. Viral Nervous Necrosis (VNN)
- disebabkan oleh Nodavirus
- menginfeksi larva dan benih
- tidak ada inang spesifik
- organ target adalah sistem
syaraf
- Gejala : berenang memutar,
abnormal, membalik dan limpa
membesar
2. Iridovirus (Sleepy Grouper Disease)
- menginfeksi benih dan
pembesaran
- organ target jaringan
Hematopoietik
- tidak ada inang spesifik
31. Pencegahan
• Seleksi induk bebas Virus dengan PCR
• Mensucihamakan bak dan alat-alat untuk
pembenihan
• Pemeriksaan larva yang baru menetas dengan
PCR
• Pengelolaan lingkungan yang baik dan kurangi
stres pada ikan.
• Membeli benih yang bersertifikat bebas penyakit
(free of disease)
• Pemberian Vitamin, Immunostimulant dan feed
suplement lainnya
32. Penyakit Lingkungan
• Gas Bubble disease
• Swim bladder stress syndrome
• Asphyxia / hypoxia
• Toksikologi lingkungan (NH3, NO2, dll)
• Acidosis
• Alkalosis
33. PENYAKIT LINGKUNGAN : AKIBAT PROSES PENURUNAN MUTU SEDIMEN
(internal budidaya)
Sedimen
Penumpukan bahan
organik terhadap
penurunan mutu
sedimen
Sisa pakan dan
kotoran
Dispersi
Kapasitas
pergantian air
Pakan
Tipe, jumlah, ukuran
Spesies, jumlah, ukuran ikan
Biofouling
KJA / Kolam
34. Pakan Buatan
LELE Sisa pakan
Bahan organik
Bakteri
Senyawa anorganik fitoplankton
overbloom Kematian masal
plankton
Pergantian air
NH3
Pencemaran air
dan dasar kolam
Kondisi IKAN
Penyakit
KEGAGALAN
PENYAKIT LINGKUNGAN : AKIBAT PEMBERIAN PAKAN BERLEBIH
35. Pakan Buatan
IKAN
Feces
Sisa pakan
Bahan organik
Senyawa anorganik fitoplankton
NH3
PROBIOTIK Microbial community
/ Bacterial Flock
BUDIDAYA SISTEM
HETEROTROF /
BIOFLOK TECHNOLOGY
SEDIKIT / TANPA
GANTI AIR
Lebih stabil
SOLUSI PENYAKIT LINGKUNGAN (Blooming Organik)
36. MUTU OBAT IKAN
- Mutu Bahan Zat Aktif dan Zat Pembawa
- Cara Pembuatan (GMP)
- Cara Penyimpanan dan Transportasi
- Pengawasan Mutu
- Tata cara penggunaan
BERHUBUNGAN ERAT DENGAN :
37. Contoh obat ikan illegal di lapangan:
1 FISH SEPTIK
2 FISH POWER
3 SUPER QOBIE
4 SUPER - ICH
5 FISH STABILIZER
6 D-BIO MAX
7 GRO FISH
8 OCEAN FREE (ERBAL Treatment)
9 SUPER PH - UP
10 FISH JENONK
11 SUPER PRO FISH-P
12 TOP FISH-P
13 PACIFIC PRO-TECH SUPER
14 PACIFIC PRO-TECH EXTRA STRONG
15 NUTRI FISH
16 HOLICO BIONIC
17 SHRIMP HEALTH
18 BIO - ON
19 GREEN CANOPY (Hormon Organik)
20 GREEN CANOPY (Suplemen Organik)
21 PRE VITA - FISH-P
40. PENCEGAHAH PENYAKIT IKAN DAN
LINGKUNGAN
1. Menggunakan benih yang bebas penyakit (parasit,
bakteri, virus)
2. Mempertahankan kualitas air tetap baik
3. Mencegah menyebarnya organisme penyebab
penyakit dari bak pemeliharaan yang satu ke bak
pemeliharaan yang lain.
4. Pada saat benih datang, lakukan tindakan :
– penyortiran, apabila ada ikan yang luka segera
pisahkan dan lakukan perendaman dengan air
tawar atau antiseptik
– karantina, apabila ikan yang menunjukkan gejala
sakit
41. 5. Selama masa pemeliharaan :
– Selalu memonitor kesehatan ikan dan
lingkungan/kualitas air.
– Menggunakan padat tebar yang sesuai ukuran ikan
karena kepadatan yang tinggi ikan mudah terserang
penyakit, stress.
– Melakukan grading secara rutin untuk menghindari
kanibalisme dan kompetisi pakan.
– Pemberian pakan yang cukup, baik mutu, ukuran
maupun jumlahnya, baik berupa pellet maupun ikan
rucah. Pemberian ikan rucah sebaiknya ditambah
vitamin serta mineral mix.
– Melakukan manajemen penggantian jaring secara
rutin
– Melakukan manajemen penggantian air yang baik
apabila ikan dipelihara dalam bak/tambak
– mengurangi penanganan yang kasar
42. 6. Tidak membuang sampah/limbah organik di sekitar
lokasi budidaya
7. Melakukan pemindahan KJA secara periodik. Sisa
pakan dan kotoran ikan dalam jangka waktu tertentu
akan menumpuk di dasar perairan akibat kegiatan
budidaya sehingga dapat menjadi sumber pencemar dan
penyakit. KJA disarankan untuk digeser ke tempat lain
walaupun dalam satu kawasan budidaya setiap 3-4
tahun sekali.
8. Penambahan vitamin C/multivitamin, imunostimulan,
probiotik pada pakan, serta penggunaan vaksin. Hal ini
dilakukan guna memberikan daya tahan dan daya
kekebalan pada ikan agar terhindar dari penyakit.
9. Penerapan bio-security