SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
MAKALAH

EFEKTIVITAS ULTRAVIOLET SEDERHANA DALAM MEREDUKSI
    BAKTERI PATOGEN DI DALAM MEDIA AIR BUDIDAYA

THE EFFECTIVINESS OF SIMPLE ULTRAVIOLET IN REDUCING
       BACTERIA PATHOGEN AT CULTURE MEDIA1




                         Oleh :
             Nana S.S. Udi Putra, S.Hut, S.Pi
                    Muh. Syaichudin
                    St. Faridah, S.Pi
                        Thamrin




       DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN
     DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA
         BALAI BUDIDAYA AIR PAYAU TAKALAR
                       2007




                                                      1
EFEKTIVITAS ULTRAVIOLET SEDERHANA DALAM MEREDUKSI
            BAKTERI PATOGEN DI DALAM MEDIA AIR BUDIDAYA1
                     Nana S.S. Udi Putra,2 Muh. Syaichudin3, St. Faridah3, Suarni4,
                                        Hasmawati5, Tamrin6.

                                     Balai Budidaya Air Payau TAKALAR
                                           Nana_ssup@yahoo.com

                                                   ABSTRAK

        Perekayasaan ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan knock down ultraviolet
sederhana dalam menginaktifkan bakteri pada beberapa kecepatan aliran air media budidaya
(1.67 L/dt, 1.25 Lt/dt, 1 L/dt, dan 0.78 L/dt). Hasil identifikasi bakteri awal menunjukkan bahwa
sumber air media budidaya mengandung jenis bakteri Vibrio sp, Flexibacter sp, dan jenis
lainnya, dengan komposisi berturut-turut 8.7 X 101(0.02%), 1 X 105              (23.25%), 3.3 X 105
(76.73%). Dari kondisi awal tersebut jumlah bakteri pada kecepatan tertinggi (1.67 L/dt) dapat
direduksi hingga lebih dari 85% (jenis Flexibacter dan jenis bakteri lainnya) dan semakin
mendekati 100% pada kecepatan terendah (0.78 L/dt). Menunjukkan bahwa semakin lambat
kecepatan aliran air media semakin tinggi jumlah bakteri yang dapat diinaktifasi. Jenis bakteri
Vibrio sp memperlihatkan sebagai bakteri yang paling rentan terhadap sinar UV karena mampu
secara total diinaktifasi pada kecepatan 1.67 L/dt sekalipun. Secara keseluruhan total bakteri
bisa diinaktifkan hingga di atas 70% pada kecepatan terendah dan hasil ini menunjukkan
bahwa sinar ultraviolet efektif dalam mereduksi bakteri patogen di dalam air media budidaya.

Kata kunci : Ultraviolet, Vibrio sp, Felxybacter sp, Bakteri

          THE EFFECTIVINESS OF SIMPLE ULTRAVIOLET IN REDUCING
                 BACTERIA PATHOGEN AT CULTURE MEDIA1
                     Nana S.S. Udi Putra2 , Muh. Syaichudin3, St. Faridah3, Suarni4,
                                     Hasmawati6, M. Thamrin6.
                                                        ABSTRACT
         This engineering was aimed to know the effectiveness of simple knock down ultraviolet
(UV) in inactivating bacteria at various flow rates of aquaculture media (1.67 L/s, 1.25 Lt/s, 1
L/s, and 0.78 L/s). The result of initial identification was known that the aquaculture media
source contained Vibrio sp, Flexybacter sp, and others with composition density 8.7 X
101(0.02%), 1 X 105       (23.25%), 3.3 X 105 (76.73%) respectively. More than 85% of
Flexybacter sp and other species were inactivated by UV on the higher flow rate of aquaculture
media (1.67 L/s) and almost 100% on lower flow rate (0.78 L/s). It’s showed that interaction
period between UV light and bacteria play an important role in effectiveness of inactivating
bacteria. The low current rate tends to increase the effectiveness of inactivation bacteria.
Species of Vibrio sp is the most reactive species. More than 70% of total bacteria could be
inactivated through UV application on higher flow rate (1.67 L/s) and this result showed.
Key words : Ultraviolet, Vibrio sp, Flexybacter sp, Bacteria.


1
              Makalah disampaikan pada Indonesia Aqua culture 2007, Bali , 27 Juli – 2 Agustus 2007.
2
              Calon Perekayasa BBAP Takalar,
3
    Perekayasa Pertama BBAP Takalar,
4
    Litkayasa Pemula BBAP Takalar,
5
    Litkayasa Pelaksana BBAP Takalar,
6
    Calon Litkayasa Pemula BBAP Takalar



                                                                                                       2
I.     PENDAHULUAN



Latar Belakang

       Peningkatan aktivitas di suatu wilayah menyebabkan terdegradasinya
kualitas lingkungan perairan, sehingga tekanan bagi kelangsungan hidup
hewan air di dalamnya semakin besar. Karena air adalah faktor vital bagi
kehidupan ikan. Air sebagai media kehidupan bagi ikan bersifat pasif, akan
menerima berbagai intervensi baik faktor fisik maupun biologi. Sehingga peran
pembudidaya menjadi sangat besar dalam mempertahankan kualitas air bagi
media ikan budidaya. Pilihan tersebut bisa dilakukan dengan mencari sumber
air yang masih baik atau dengan memberikan perlakuan terhadap media air
yang semakin terbatas.

       Seiring dengan perkembangan wilayah dan pertambahan penduduk
membuat pilihan untuk mencari sumber air yang masih bersih juga sama-sama
memerlukan biaya yang sangat besar, sehingga alternatif kedua menjadi
pilihan bagi pembudidaya. Sejumlah jenis bakteri yang berbahaya bagi
kehidupan ikan budidaya sudah ditemukan pada sumber air budidaya. Bahkan
hasil monitoring laboratorium kesehatan ikan BBAP Takalar mengidentifikasi
bahwa bakteri-bakteri patogen disekitar lokasi budidaya telah resisten terhadap
obat antibiotik pada dosis tertentu, sehingga perlu dosis yang lebih tinggi untuk
mematikannya.

       Salah satu faktor yang dapat menghambat kelangsungan hidup ikan
budidaya adalah serangan patogen, selain bisa karena faktor fisika dan kimia
air media. Patogen merupakan agen biologi yang penyebabkan munculnya
penyakit atau infeksi penyakit (Pillay, 1990). Secara umum lingkungan perairan
selalu memiliki potensi terdapatnya patogen, apalagi kondisi lingkungan
perairan mendukung untuk munculnya patogen. Di lain pihak bakteri
mempunyai rang kondisi lingkungan yang lebar seperti suhu, pH, kandungan
garam yang tinggi (Post, 1987), bahkan bisa membentuk flagela atau kapsul
pada kondisi paling jelek sekalipun dan akan muncul dan aktif kembali ketika
kondisi lingkungan mendukung. Bakteri patogen bersifat saprofit dan
menyerang ikan ketika ikan dalam kondisi yang tidak fit atau seimbang,
defisiensi nutrisi (Post, 1987).

       Bakteri phatogen menjadi momok yang sangat menghantui para
pembudidaya penyedia benih karena bisa berdampak pada tingginya mortalitas
benih. Sejumlah jenis bakteri yang berbahaya bagi kehidupan ikan budidaya
sudah ditemukan pada sumber           air budidaya. Bahkan hasil monitoring
laboratorium kesehatan ikan BBAP Takalar mengidentifikasi bahwa bakteri-
bakteri disekitar lokasi budidaya telah resisten terhadap obat antibiotik pada



                                                                               3
dosis tertentu, sehingga perlu dosis yang lebih tinggi untuk mematikannya. Hal
ini disebabkan oleh penggunaan obat antibiotik dalam sistem budidaya sebagai
salah satu cara penanggulangan penyakit ikan. Sehingga adanya pemanfaatan
teknologi alternatif yang baik dan aman serta bisa digunakan pada kegiatan
penyediaan air media maupun pengelolaan media budidaya yang sedang
berjalan menjadi harapan baru.

       Bakteri yang dikenali bisa menjadi patogen bagi hewan air budidaya
adalah berasal dari genus Vibrio, Flexybacter, Pseudomonas, Edwardsiella,
Yersinia, Pasteurella, Aeromonas, Alteromonas, Flurobacterium, Clostridium,
Reibacterium, Streptococus, Mycobacterium, dan Nocardia (Roberts, 1989).
Beberapa genus diantaranya seperti, Vibrio, flexibacter, Pseudomonas dan
Aeromonas banyak ditemukan di perairan pantai Takalar (Putra, et. al., 2006).

       Pemanfaatan disinfektan banyak dilakukan untuk mereduksi kehadiran
bakteri pada media budidaya seperti penggunaan klorin, monoklorin, klorin
oksida, sinar ultraviolet (UV), ozon, dan campuran oksidan (Lechevallier dan
Kwok-Keung Au, 2004). Penggunaan sistem UV adalah salah pilihan terbaik
untuk mengatasi permasalahan patogen bagi ikan budidaya dengan dampak
yang tidak ada bagi lingkungan. Lampu-lampu UV yang saat ini dibuat sudah
sangat efektif berfungsi menginaktifasi mikroorganisma, karena mampu
menghasilkan panjang gelombang 254 nm dengan merkuri bertekanan rendah
(Aquatic Eco-systems, Inc., 2005). Sinar UV effektif dalam menginaktifasi
mikroorganisma patogen seperti bakteri, virus dan protozoa Lechevallier dan
Kwok-Keung Au, 2004).

      Efektivitas cahaya UV akan sangat bergantung pada tingkat interaksi
antara patogen dan cahaya UV itu sendiri, oleh karena itu sangat berkaitan
dengan kecepatan aliran air, intensitas cahaya UV, jarak antara patogen
dengan sumber cahaya UV.

      Sinar UV akan menyerang thymine yang ada di dalam DNA dan RNA
karena bahan tersebut sangat reaktif terhadap sinar ultraviolet terutama dalam
bentuk dimer (thyamine-thyamine double bond). Radiasi ini berdampak pada
proses transkripsi dan duplikasinya terganggu dan menjadi kacau, sehingga
mikroorganisma menjadi steril (Lechevallier dan Kwok-Keung Au, 2004).

       Produk-produk import yang ada saat ini yang banyak digunakan
terutama untuk strilsasi air minum selain harganya sangat mahal hanya lampu
UV-nya tidak bisa dibongkar pasng, sehingga secara ekonomi sulit dijangkau
oleh pembudidya kelas bawah dan manfaatnya tidak lama. Oleh karena itu,
perlu ada disain UV yang memiliki kemampuan sama, dapat di bongkar
pasang, namun dapat dijangkau oleh kalangan pembudidaya berkemampuan
rendah.




                                                                            4
Tujuan

      Kegiatan ini ditujukan untuk mengetahui kemampuan cahaya ultraviolet
dua balon pada beberapa kecepatan aliran air dalam mereduksi bakteri
patogen di media budidaya.

Sasaran

       Diperoleh informasi kemampuan cahaya ultraviolet dalam mereduksi
bakteri patogen media budidaya ikan dan udang.




                        II.    TINJAUAN PUSTAKA



Bakteri Patogen

       Patogen adalah agen biologi yang penyebabkan munculnya penyakit
atau infeksi penyakit (Pillay, 1990). Patogen bisa meliputi virus, protozoa,
bakteri, jamur, atau crustacea parasit. Sehinga bakteri patogen adalah bakteri
yang menginfeksi suatu penyakit. Secara umum lingkungan perairan selalu
memiliki potensi terdapatnya patogen, apalagi kondisi lingkungan perairan
mendukung untuk munculnya patogen. Seperti bakteri mempunyai rang kondisi
lingkungan yang lebar seperti suhu, pH, kandungan garam yang tinggi (Post,
1987). Bakteri akan mampu bertahan pada kondisi lingkungan yang buruk
dalam bentuk flagela atau kapsul dan akan muncul dan aktif kembali ketika
kondisi lingkungan mendukung. Bakteri patogen bersifat saprifit dan
menyerang ikan ketika ikan dalam kondisi yang tidak fit atau seimbang,
defisiensi nutrisi (Post, 1987).

       Bakteri yang dikenali bisa menjadi patogen bagi hewan air budidaya
adalah berasal dari genus Vibrio, flexibacter, Pseudomonas, Edwardsiella,
Yersinia, Pasteurella, Aeromonas, Alteromonas, Flurobacterium, Clostridium,
Reibacterium, Streptococus, Mycobacterium, dan Nocardia (Roberts, 1989).
Beberapa genus diantaranya seperti, Vibrio, flexibacter, Pseudomonas dan
Aeromonas banyak ditemukan di perairan pantai Takalar.

Sinar Ultraviolet




                                                                            5
Sinar ultraviolet (UV) adalah sinar yang berada pada rang panjang
gelombang antara 40 – 400 nm. Sinar UV ini dibedakan menjadi UV-A, UV-B,
UV-C atau UV vakum. Sinar UV yang effektif menginaktifasi mikroorganisma
adalah sinar UV-B dan UV-C dengan panjang gelombang antara 200-310 nm
dengan sinar UV effektif ada pada panjang gelombang 265 nm (Lechevallier
dan Kwok-Keung Au, 2004). Lampu-lampu UV yang saat ini dibuat sudah
sangat efektif berfungsi menginaktifasi mikroorganisma, karena mampu
menghasilkan panjang gelombang 254 nm dengan merkuri bertekanan rendah
(Aquatic Eco-systems, Inc., 2005). Sinar UV effektif dalam meninaktifasi
mikroorganisma seperti bakteri, virus dan protozoa Lechevallier dan Kwok-
Keung Au, 2004).

        Thymine yang ada di dalam DNA dan RNA sangat reaktif terhadap sinar
ultraviolet dan dalam bentuk dimer (thyamine-thyamine double bond) proses
transkripsi dan duplikasinya terganggu dan menjadi kacau, sehingga
mikroorganisma menjadi steril (Lechevallier dan Kwok-Keung Au, 2004). Akan
tetapi, thymine dalam bentuk dimer masih memungkinkan kembali normal
seperti semula, sehinga perlu dosis yang tepat untuk menginaktifkan secara
permanen.




                        III.   BAHAN DAN METODE



Waktu dan Tempat

      Kegiatan perekayasaan dilakukan pada bulan Agustus 2006, dengan
tempat kegiatan uji perekayasaan di Laboratorium Basah dan analisa bakteri
patogen dilakukan di Laboratorium Kesehatan Ikan dan Udang BBAP Takalar.

Bahan dan Alat

      Bahan dan alat yang digunakan dalam uji perekayasaan adalah satu set
lampu ultraviolet modifikasi BBAP Takalar, yang terdiri atas 2 lampu ultraviolet
36 watt disusun seri yang dilengkapi panel. Diameter tabung pipa VPC 2.5
inch (Gambar 1). Alat pendukung lain adalah pompa air, kran pengatur
kecepatan arus, stopwacth, ember penampung air, tabung reaksi, petridisk,
mikroskop, media agar dan air media budidaya.

Prosedur Kerja

      Pada tahap awal dilakukan pengukuran kecepatan arus air pada 4 posisi
kran air yang berbeda, dengan 3 kali pengulangan sehinga diperoleh
kecepatan arus rata-rata. Setelah diperoleh 4 kecepatan arus air yang berbeda


                                                                              6
kemudian dilanjutkan dengan proses uji coba yang dilakukan pengulangan tiga
kali pada tiap kecepatan, sehingga seluruhnya adalah 15 unit sampel termasuk
kontrol. Sampel yang di ambil adalah sampel air media awal (sebelum disinari
cahaya ultraviolet) sebanyak 3 sampel, dan sampel air setelah pencahayaan
pada tiap kecepatan arus yang berbeda sebanyak 12 sampel. Pengambilan
sampel menggunakan tabung reaksi steril yang kemudian dilanjutkan pada
proses pembiakan jenis bakteri patogen, yakni jenis Vibrio sp, Flexibakter sp,
dan Pseudomonas sp, dan total bakteri di Laboratorium Kesehatan Ikan dan
Udang BBAP Takalar.


        In let




    Out let




      Gambar 1. Disain UV sederhana




                     IV.    HASIL DAN PEMBAHASAN



        Hasil identifikasi awal kandungan bakteri pada sumber air budidaya
(kontrol) yang berasal dari penampungan memperlihatkan adanya perbedaan
jumlah kepadatan. Bakteri yang diidentifikasi adalah Vibrio sp, Felxibacter,
Pseudomonas, bakteri jenis lainnya dan total bakteri dengan kepadatan rata-
rata berturut-turut adalah, 8.7 X 101(0.02%), 1 X 105 (23.25%), 0 (0,00%), 3.3
X 105 (76.73%) dan 4.3 X 105 CFU/ml. Kepadatan bakteri jenis Vibrio sp pada
sumber air budidaya sangat kecil dan bahkan jenis Pseudomonas sp tidak
ditemukan. Sebaliknya jenis Flexibacter sp. banyak ditemukan. Padahal 2 jenis
bakteri ini sudah umum banyak diketahui sebagai faktor penyebab kegagalan
budidaya dantaranya banyak menyerang ikan jenis kerapu. Akan tetapi jumlah
itu tidak memperlihatkan kondisi sumber air budidaya masih baik, tapi justru
sebaliknya menunjukkan bahwa perairan sebagai sumber air budidaya tidak
lagi aman untuk dijadikan sumber air budidaya. Bahkan hasil monitoring lab
kesehatan ikan menunjukkan bahwa bakteri-bakteri disekitar lokasi budidaya


                                                                            7
telah resisten terhadap obat antibiotik pada dosis tertentu. Dari data tersebut
juga diperoleh informasi lebih dari 76% jumlah bakteri tidak teridentifikasi
jenisnya.

       Hasil uji coba pemanfaatan sinar UV memperlihatkan hasil yang
menakjubkan dimana tingkat reduksi kepadatan bakteri yang teridentifikasi
mencapai lebih dari 70% pada kecepatan air tertinggi (1.67 L/dt), bahkan untuk
jenis Vibrio sp tidak ditemukan lagi. Tapi kepadatan bakteri tidak satu-satunya
acuan akan kemampuan UV, akan tetapi sesungguhnya adalah karena setiap
bakteri atau mikroba mempunyai ketahanan yang berbeda pada cahaya UV.
Daya bunuh atau ketahanan bakteri sangat tergantung pada intensitas cahaya
UV, lamanya interaksi antara sinar UV dan bakteri yang digambarkan oleh
kecepatan aliran alir medianya dan jarak target dengan sumber cahaya UV,.
Sehingga nampak pada intensitas cahaya UV yang sama akan tetapi karena
aliran air yang berbeda menghasilkan perbedaan jumlah kematian bakteri
(Gambar 2). Semakin lambat aliran air tingkat kematian bakteri cenderung
meningkat.

                               500,000
                               450,000
     Jumlah Bakteri (CFU/ml)




                               400,000
                               350,000
                               300,000
                               250,000
                               200,000
                               150,000
                               100,000
                                50,000
                                   -
                                             Total B         Vibrio         Flexybacter      Pseudomonas   Bakteri lainnya
                                                                 Jenis Bakteri
                                                  Kontrol   1.67 L/dt   1.25 L/dt   1 L/dt   0.78 L/dt



Gambar 2.                              Grafik Populasi Bakeri Sebelum dan Sesudah Melalui Perlakuan
                                       UV pada Kecepatan Air Berbeda.

       Proses yang terjadi dalam pembunuhan mikroba atau inaktifasi mikroba
adalah karena kelompok protein thyamine sebagai penyusun DNA dan RNA
sangat reaktif terhadap sinar UV. Sinar UV merusak proses transkirpsi dan
duplikasi asam nukleat sehingga mikroorganisma tersebut menjadi steril dan
tidak aktif (LeChevallier and Kwok-Keung Au, 2004). Pada dosis rendah maka
RNA dan DNA bisa tidak aktif, namun bisa kembali aktif bila terjadi
photoreaktifasi pada kondisi ada cahaya dan atau aktifasi gelap pada kondisi
tidak ada cahaya. Sehingga untuk menjaga agar tidak kembali aktif perlu dosis
yang tepat.


                                                                                                                             8
Jenis bakteri Vibrio sp dapat diinaktifkan pada kecepatan aliran air
media 1.67 L/dt, menunjukkan bahwa jenis bakteri ini paling rentan terhadap
cahaya UV disusul oleh jenis Flexibacter. Sedangkan bakteri jenis Flexibacter
hanya 85.58% yang mampu diinaktifasi pada kecepatan yang sama, namun
hampir 100% bakteri dapat diinaktifasi pada kecepatan aliran air media 0.78 L/
det. Ini menunjukkan bahwa jenis bakteri flexybakter secara keseluruhan
berpeluang dapat diinaktifasi bila kecepatan aliran air kurang dari 0.789 L/det
atau dosis cahaya UV ditingkatkan. Begitu juga halnya dengan jenis bakteri
lainnya. Secara keseluruhan bakteri yang ada di sumber air media akan dapat
diinaktifasi dengan memperlambat aliran air media (memperlama interaksi
cahaya dan bakteri) atau dengan meningkatkan dosis cahaya.

        Kemampuan UV dalam inaktifasi bakteri sangat luar biasa. Hasil uji coba
ini menunjukkan bahwa lebih dari 70% bakteri (lihat total bakteri) dapat
diaktifasi dengan intensitas cahaya dan kecepatan aliran air media tertinggi
1.67 L/dt dan mencapai hampir 100 % pada kecepatan terendah (0.78 L/dt).
Semakin lambat aliran air semakin tinggi kemampuan sinar UV menginaktifasi
bakteri. Hubungan antara kemampuan inaktifasi dengan kecepatan aliran air
dapat dilihat pada Gambar 3.


                                    100
         Kemampuan Inaktifasi (%)




                                    80

                                    60

                                    40

                                    20

                                     0
                                      0.78       1               1.25          1.67
                                             Kecepatan Aliran Air (L/det)
                                             T. Bakteri           Vibrio sp
                                             Flexibacter sp       B. lainnya



Gambar 3. Hubungan antara kecepatan aliran air kemampuan inaktifasi




                                                                                      9
V.     KESIMPULAN DAN SARAN



5.1. Kesimpulan

     Hasil uji coba dapat disimpulkan bahwa sinar UV sederhana tersebut
cukup efektif untuk menginaktifkan bakteri pathogen. Jumlah bakteri pada
kecepatan tertinggi (1.67 L/dt) dapat direduksi hingga lebih dari 85% (jenis Flexibacter
dan jenis bakteri lainnya) dan semakin mendekati 100% pada kecepatan terendah
(0.78 L/dt). Lebih dari 70% dari total bakteri dapat diinaktifasi pada kecepatan
aliran air media 1.76 L/dt dan hampir 100% pada kecepatan 0.78 L/dt. Jenis
bakteri Vibrio sp adalah jenis bakteri yang paling rentan terhadap sinar UV.

5.2. Saran

        Dari hasil kajian ini dapat disarankan bahwa dalam pembuatan sistem
sterilisasi air mdia budidaya memakai UV harus tetap memperhatikan target
waktu pengisian bak dan target jenis patogen yang akan diinaktifasi dan sistem
UV akan efektif digunakan pada sistem resirkulasi.



                             VI.    DAFTAR PUSTAKA


Aquatic Eco-systems, Inc. 2005. Master Catalog.
Jager, J.H. 1967. Introduction to Research in UV Photobiology. Englewood
         Cliffs, NJ, Prentice Hall, Inc.
LeChevallier Mark K and Kwok-Keung Au. 2004. Water Treatment and
         Pathogen Control : Process Efficiency in Achieving Safe Drinking
         Water. World Health Organization and IWA Publishing. London
Pillay T.V.R. 1990. Aquculture: Principles and Practices. Fishing News Book.
         London.
Post, George. 1987. Textbook of Fish Health. Revised and expanded Edition.
         T.F.H. Publications Inc. USA.
Roberts, Ronald, J. 1989. Fish Pathology. 2nd Edition. Bailliere Tindall. London.




                                                                                     10
Penghitungan ekonimi pembuatan UV sederhana 4 balon

                                             Harga       Jumlah
 No      Nama Alat/Bahan      Satuan   Jlh   satuan       Biaya
   1   Balon UV               bh         4   200,000      800,000
   2   Isolasi kabel          bh         1     15,000      15,000
   3   Kabel pVC              Roll       1      5,000       5,000
   4   Kran PVC 3/4'          bh        24     17,500     420,000
   5   L PVC 3/4'             bh        12      4,000      48,000
   6   Lampu pilot            bh         4      5,000      20,000
   7   Lem epoxy              pasang     1    100000      100,000
   8   Lem pipa               bh         5     65,000     325,000
   9   MCB 2A                 bh         1      7,000       7,000
  10   Oil seal               bh        10      7,500      75,000
  11   Over shock 2.5' x 1'   bh         2      7,500      15,000
  12   Pipa 1/2'              bh         1     14,000      14,000
  13   Pipa 3/4               bh         7     18,000     126,000
  14   Pipa lon Putih 2.5'    btg        1     75,000      75,000
  15   Saklar 4 mata          bh         1     65,000      65,000
  16   Shock drak luar 1/2'   bh         8      4,000      32,000
  17   Starter 40 Watt        bh        12      3,000      36,000
  18   T pvc 1/2'             bh         8      4,000      32,000
  19   T PVC 3/4'             bh        25      4,000     100,000
  20   T shock 2.5'           bh         8      3,500      28,000
  21   Travo 40 Watt          bh         4      5,000      20,000
  22   Water mur 1'           bh         8      6,000      48,000
  23   Scun kabel PVC         bh         1      8,000       8,000
                  TOTAL                                 2,414,000




                                                                    11

More Related Content

What's hot

Materi Kabadan Pelatihan Sejuta Petani - Wirausaha Pertanian 221122.pptx
Materi Kabadan Pelatihan Sejuta Petani - Wirausaha Pertanian 221122.pptxMateri Kabadan Pelatihan Sejuta Petani - Wirausaha Pertanian 221122.pptx
Materi Kabadan Pelatihan Sejuta Petani - Wirausaha Pertanian 221122.pptxBPPSungaiPandan
 
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dedePENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dedediana novitasari
 
Penyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik PengendaliannyaAnkardiansyah Pandu Pradana
 
Progres Inovasi Budidaya Udang Supra Intensif dan Pengembangan RAS Dalam Upay...
Progres Inovasi Budidaya Udang Supra Intensif dan Pengembangan RAS Dalam Upay...Progres Inovasi Budidaya Udang Supra Intensif dan Pengembangan RAS Dalam Upay...
Progres Inovasi Budidaya Udang Supra Intensif dan Pengembangan RAS Dalam Upay...Syauqy Nurul Aziz
 
Proposal www.i-kedai.com budidaya ikan mas
Proposal www.i-kedai.com budidaya ikan masProposal www.i-kedai.com budidaya ikan mas
Proposal www.i-kedai.com budidaya ikan masFurqan Lubis
 
sosialisasi POKMASWAS.pptx
sosialisasi POKMASWAS.pptxsosialisasi POKMASWAS.pptx
sosialisasi POKMASWAS.pptxAlfaniKurniawan1
 
Aplikasi bioflok untuk budidaya ikan nila -1.pdf
Aplikasi bioflok untuk budidaya ikan nila -1.pdfAplikasi bioflok untuk budidaya ikan nila -1.pdf
Aplikasi bioflok untuk budidaya ikan nila -1.pdfplekucipikuci
 
Studi Penyakit Busuk Hitam Bakteri Xanthomonas campestris (Xcc) pada Tanaman ...
Studi Penyakit Busuk Hitam Bakteri Xanthomonas campestris (Xcc) pada Tanaman ...Studi Penyakit Busuk Hitam Bakteri Xanthomonas campestris (Xcc) pada Tanaman ...
Studi Penyakit Busuk Hitam Bakteri Xanthomonas campestris (Xcc) pada Tanaman ...Novayanti Simamora
 
Pdk kemunduran-mutu-ikan-ppt
Pdk kemunduran-mutu-ikan-pptPdk kemunduran-mutu-ikan-ppt
Pdk kemunduran-mutu-ikan-pptGhufronFisheries
 
GANGGUAN OLEH SERANGGA HAMA.pptx
GANGGUAN OLEH SERANGGA HAMA.pptxGANGGUAN OLEH SERANGGA HAMA.pptx
GANGGUAN OLEH SERANGGA HAMA.pptxBagusDhanys
 
10. Biosecurity.pdf
10. Biosecurity.pdf10. Biosecurity.pdf
10. Biosecurity.pdfGraceBara1
 
Teknik pembenihan dan pembesaran ikan air laut
Teknik pembenihan dan pembesaran ikan air lautTeknik pembenihan dan pembesaran ikan air laut
Teknik pembenihan dan pembesaran ikan air lautSittiNursinar
 

What's hot (20)

Biofloc fish tank ppt
Biofloc fish tank pptBiofloc fish tank ppt
Biofloc fish tank ppt
 
Penyakit lele
Penyakit lelePenyakit lele
Penyakit lele
 
Materi Kabadan Pelatihan Sejuta Petani - Wirausaha Pertanian 221122.pptx
Materi Kabadan Pelatihan Sejuta Petani - Wirausaha Pertanian 221122.pptxMateri Kabadan Pelatihan Sejuta Petani - Wirausaha Pertanian 221122.pptx
Materi Kabadan Pelatihan Sejuta Petani - Wirausaha Pertanian 221122.pptx
 
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dedePENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
 
Ekosistem ppt
Ekosistem pptEkosistem ppt
Ekosistem ppt
 
Penyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik Pengendaliannya
 
Progres Inovasi Budidaya Udang Supra Intensif dan Pengembangan RAS Dalam Upay...
Progres Inovasi Budidaya Udang Supra Intensif dan Pengembangan RAS Dalam Upay...Progres Inovasi Budidaya Udang Supra Intensif dan Pengembangan RAS Dalam Upay...
Progres Inovasi Budidaya Udang Supra Intensif dan Pengembangan RAS Dalam Upay...
 
Dampak lingkungan pada kegiatan budidaya perikanan di china
Dampak lingkungan pada kegiatan budidaya perikanan di chinaDampak lingkungan pada kegiatan budidaya perikanan di china
Dampak lingkungan pada kegiatan budidaya perikanan di china
 
Proposal www.i-kedai.com budidaya ikan mas
Proposal www.i-kedai.com budidaya ikan masProposal www.i-kedai.com budidaya ikan mas
Proposal www.i-kedai.com budidaya ikan mas
 
sosialisasi POKMASWAS.pptx
sosialisasi POKMASWAS.pptxsosialisasi POKMASWAS.pptx
sosialisasi POKMASWAS.pptx
 
Romi novriadi pengendalian hama dan penyakit ikan
Romi novriadi pengendalian hama dan penyakit ikanRomi novriadi pengendalian hama dan penyakit ikan
Romi novriadi pengendalian hama dan penyakit ikan
 
Program wanamina indonesia
Program wanamina indonesiaProgram wanamina indonesia
Program wanamina indonesia
 
Aplikasi bioflok untuk budidaya ikan nila -1.pdf
Aplikasi bioflok untuk budidaya ikan nila -1.pdfAplikasi bioflok untuk budidaya ikan nila -1.pdf
Aplikasi bioflok untuk budidaya ikan nila -1.pdf
 
Budidaya kakap makalah
Budidaya kakap makalahBudidaya kakap makalah
Budidaya kakap makalah
 
Studi Penyakit Busuk Hitam Bakteri Xanthomonas campestris (Xcc) pada Tanaman ...
Studi Penyakit Busuk Hitam Bakteri Xanthomonas campestris (Xcc) pada Tanaman ...Studi Penyakit Busuk Hitam Bakteri Xanthomonas campestris (Xcc) pada Tanaman ...
Studi Penyakit Busuk Hitam Bakteri Xanthomonas campestris (Xcc) pada Tanaman ...
 
Pdk kemunduran-mutu-ikan-ppt
Pdk kemunduran-mutu-ikan-pptPdk kemunduran-mutu-ikan-ppt
Pdk kemunduran-mutu-ikan-ppt
 
GANGGUAN OLEH SERANGGA HAMA.pptx
GANGGUAN OLEH SERANGGA HAMA.pptxGANGGUAN OLEH SERANGGA HAMA.pptx
GANGGUAN OLEH SERANGGA HAMA.pptx
 
10. Biosecurity.pdf
10. Biosecurity.pdf10. Biosecurity.pdf
10. Biosecurity.pdf
 
Teknik pembenihan dan pembesaran ikan air laut
Teknik pembenihan dan pembesaran ikan air lautTeknik pembenihan dan pembesaran ikan air laut
Teknik pembenihan dan pembesaran ikan air laut
 
Pestisida nabati
Pestisida nabatiPestisida nabati
Pestisida nabati
 

Similar to Efektivitas UV Sederhana dalam mereduksi Populasi Bakteri

Disain Uv 3 In 1 Untuk Mereduksi Bakteri
Disain Uv 3 In 1 Untuk Mereduksi BakteriDisain Uv 3 In 1 Untuk Mereduksi Bakteri
Disain Uv 3 In 1 Untuk Mereduksi BakteriBBAP takalar
 
Daya Tahan Beberapa Jenis Bakteri Terhadap Uv
Daya Tahan Beberapa Jenis Bakteri Terhadap UvDaya Tahan Beberapa Jenis Bakteri Terhadap Uv
Daya Tahan Beberapa Jenis Bakteri Terhadap UvBBAP takalar
 
Kemampuan Reduksi U V 4 L Terhadap Populasi Beberapa Jenis Bakteri
Kemampuan  Reduksi  U V 4 L  Terhadap  Populasi  Beberapa  Jenis  BakteriKemampuan  Reduksi  U V 4 L  Terhadap  Populasi  Beberapa  Jenis  Bakteri
Kemampuan Reduksi U V 4 L Terhadap Populasi Beberapa Jenis BakteriBBAP takalar
 
Mt lasut 2002-diazinon-seaurchin-ekoton
Mt lasut 2002-diazinon-seaurchin-ekotonMt lasut 2002-diazinon-seaurchin-ekoton
Mt lasut 2002-diazinon-seaurchin-ekotonMarkus T Lasut
 
30323286 makalah-monitoring-pulau-melur
30323286 makalah-monitoring-pulau-melur30323286 makalah-monitoring-pulau-melur
30323286 makalah-monitoring-pulau-melurlozer
 
Efikasi_Oxytetracycline_Terhadap_Kesehatan_Ikan_Le.pdf
Efikasi_Oxytetracycline_Terhadap_Kesehatan_Ikan_Le.pdfEfikasi_Oxytetracycline_Terhadap_Kesehatan_Ikan_Le.pdf
Efikasi_Oxytetracycline_Terhadap_Kesehatan_Ikan_Le.pdfekohendrigunawan1
 
Kelompok 4_PPT EUTROFIKASI.pdf
Kelompok 4_PPT EUTROFIKASI.pdfKelompok 4_PPT EUTROFIKASI.pdf
Kelompok 4_PPT EUTROFIKASI.pdfAlyaRizqiNabilah
 
PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20, 4...
PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20, 4...PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20, 4...
PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20, 4...Repository Ipb
 
Power_point_pakan_alami_D4_pptx.pptx
Power_point_pakan_alami_D4_pptx.pptxPower_point_pakan_alami_D4_pptx.pptx
Power_point_pakan_alami_D4_pptx.pptxthobiaspopodje
 
Kepentingan biodiversiti dan langkah
Kepentingan biodiversiti dan langkahKepentingan biodiversiti dan langkah
Kepentingan biodiversiti dan langkahFez Na
 
Peranan Biologi di bidang pertanian
Peranan Biologi di bidang pertanianPeranan Biologi di bidang pertanian
Peranan Biologi di bidang pertanianf' yagami
 
Laporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentos
Laporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentosLaporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentos
Laporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentosPT. SASA
 
188527 id-pertumbuhan-dan-kelangsungan-hidup-benih
188527 id-pertumbuhan-dan-kelangsungan-hidup-benih188527 id-pertumbuhan-dan-kelangsungan-hidup-benih
188527 id-pertumbuhan-dan-kelangsungan-hidup-benihratnanovianty_
 
PENANGANAN HAMA DAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
PENANGANAN HAMA DAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEIPENANGANAN HAMA DAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
PENANGANAN HAMA DAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEIMustain Adinugroho
 

Similar to Efektivitas UV Sederhana dalam mereduksi Populasi Bakteri (20)

Disain Uv 3 In 1 Untuk Mereduksi Bakteri
Disain Uv 3 In 1 Untuk Mereduksi BakteriDisain Uv 3 In 1 Untuk Mereduksi Bakteri
Disain Uv 3 In 1 Untuk Mereduksi Bakteri
 
Daya Tahan Beberapa Jenis Bakteri Terhadap Uv
Daya Tahan Beberapa Jenis Bakteri Terhadap UvDaya Tahan Beberapa Jenis Bakteri Terhadap Uv
Daya Tahan Beberapa Jenis Bakteri Terhadap Uv
 
Kemampuan Reduksi U V 4 L Terhadap Populasi Beberapa Jenis Bakteri
Kemampuan  Reduksi  U V 4 L  Terhadap  Populasi  Beberapa  Jenis  BakteriKemampuan  Reduksi  U V 4 L  Terhadap  Populasi  Beberapa  Jenis  Bakteri
Kemampuan Reduksi U V 4 L Terhadap Populasi Beberapa Jenis Bakteri
 
Mt lasut 2002-diazinon-seaurchin-ekoton
Mt lasut 2002-diazinon-seaurchin-ekotonMt lasut 2002-diazinon-seaurchin-ekoton
Mt lasut 2002-diazinon-seaurchin-ekoton
 
30323286 makalah-monitoring-pulau-melur
30323286 makalah-monitoring-pulau-melur30323286 makalah-monitoring-pulau-melur
30323286 makalah-monitoring-pulau-melur
 
Efikasi_Oxytetracycline_Terhadap_Kesehatan_Ikan_Le.pdf
Efikasi_Oxytetracycline_Terhadap_Kesehatan_Ikan_Le.pdfEfikasi_Oxytetracycline_Terhadap_Kesehatan_Ikan_Le.pdf
Efikasi_Oxytetracycline_Terhadap_Kesehatan_Ikan_Le.pdf
 
Prin besok
Prin besokPrin besok
Prin besok
 
Dampak poly β-hydroxybutirate pada pemeliharaan larva udang galah macrobrachi...
Dampak poly β-hydroxybutirate pada pemeliharaan larva udang galah macrobrachi...Dampak poly β-hydroxybutirate pada pemeliharaan larva udang galah macrobrachi...
Dampak poly β-hydroxybutirate pada pemeliharaan larva udang galah macrobrachi...
 
Kelompok 4_PPT EUTROFIKASI.pdf
Kelompok 4_PPT EUTROFIKASI.pdfKelompok 4_PPT EUTROFIKASI.pdf
Kelompok 4_PPT EUTROFIKASI.pdf
 
PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20, 4...
PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20, 4...PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20, 4...
PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20, 4...
 
Power_point_pakan_alami_D4_pptx.pptx
Power_point_pakan_alami_D4_pptx.pptxPower_point_pakan_alami_D4_pptx.pptx
Power_point_pakan_alami_D4_pptx.pptx
 
Pemantauan usaha budidaya, penyakit dan kualitas lingkungan di pulau nguan
Pemantauan usaha budidaya, penyakit dan kualitas lingkungan di pulau nguanPemantauan usaha budidaya, penyakit dan kualitas lingkungan di pulau nguan
Pemantauan usaha budidaya, penyakit dan kualitas lingkungan di pulau nguan
 
Cyanobacteria
CyanobacteriaCyanobacteria
Cyanobacteria
 
Optimalisasi kualitas air_melalui_sistem_filterisasi_cartridge_anion_kation_d...
Optimalisasi kualitas air_melalui_sistem_filterisasi_cartridge_anion_kation_d...Optimalisasi kualitas air_melalui_sistem_filterisasi_cartridge_anion_kation_d...
Optimalisasi kualitas air_melalui_sistem_filterisasi_cartridge_anion_kation_d...
 
Kepentingan biodiversiti dan langkah
Kepentingan biodiversiti dan langkahKepentingan biodiversiti dan langkah
Kepentingan biodiversiti dan langkah
 
Nugroho, galih adi
Nugroho, galih adiNugroho, galih adi
Nugroho, galih adi
 
Peranan Biologi di bidang pertanian
Peranan Biologi di bidang pertanianPeranan Biologi di bidang pertanian
Peranan Biologi di bidang pertanian
 
Laporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentos
Laporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentosLaporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentos
Laporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentos
 
188527 id-pertumbuhan-dan-kelangsungan-hidup-benih
188527 id-pertumbuhan-dan-kelangsungan-hidup-benih188527 id-pertumbuhan-dan-kelangsungan-hidup-benih
188527 id-pertumbuhan-dan-kelangsungan-hidup-benih
 
PENANGANAN HAMA DAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
PENANGANAN HAMA DAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEIPENANGANAN HAMA DAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
PENANGANAN HAMA DAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
 

More from BBAP takalar

Pembenihan ikan terbang
Pembenihan ikan terbangPembenihan ikan terbang
Pembenihan ikan terbangBBAP takalar
 
Pembenihan ikan terbang
Pembenihan ikan terbangPembenihan ikan terbang
Pembenihan ikan terbangBBAP takalar
 
Manjemen kualitas air
Manjemen kualitas airManjemen kualitas air
Manjemen kualitas airBBAP takalar
 
Budidaya lawi lawi di tambak
Budidaya lawi lawi di tambakBudidaya lawi lawi di tambak
Budidaya lawi lawi di tambakBBAP takalar
 
Budidaya ikan nila di tambak
Budidaya ikan nila di tambakBudidaya ikan nila di tambak
Budidaya ikan nila di tambakBBAP takalar
 
Performa 4 strain nila di tambak
Performa 4 strain nila di tambakPerforma 4 strain nila di tambak
Performa 4 strain nila di tambakBBAP takalar
 
Budidaya lawi lawi (caulerpa sp) di Tambak
Budidaya lawi lawi (caulerpa sp) di TambakBudidaya lawi lawi (caulerpa sp) di Tambak
Budidaya lawi lawi (caulerpa sp) di TambakBBAP takalar
 
Identifikasi Kawasan Tambak Udang Dan Kepiting Di Pallime Bone
Identifikasi Kawasan  Tambak  Udang Dan  Kepiting  Di  Pallime  BoneIdentifikasi Kawasan  Tambak  Udang Dan  Kepiting  Di  Pallime  Bone
Identifikasi Kawasan Tambak Udang Dan Kepiting Di Pallime BoneBBAP takalar
 
M A N J E M E N K U A L I T A S A I R D A N T A N A H
M A N J E M E N  K U A L I T A S  A I R  D A N  T A N A HM A N J E M E N  K U A L I T A S  A I R  D A N  T A N A H
M A N J E M E N K U A L I T A S A I R D A N T A N A HBBAP takalar
 
Efektivitas Filter Cartridge Sederhana
Efektivitas  Filter Cartridge SederhanaEfektivitas  Filter Cartridge Sederhana
Efektivitas Filter Cartridge SederhanaBBAP takalar
 
Monitoring Kualitas Ikan Dan Lingkungan Kawasan Budidaya
Monitoring  Kualitas  Ikan Dan  Lingkungan  Kawasan  BudidayaMonitoring  Kualitas  Ikan Dan  Lingkungan  Kawasan  Budidaya
Monitoring Kualitas Ikan Dan Lingkungan Kawasan BudidayaBBAP takalar
 
Pemanfaatan Arus Dalam Meningkatkan Kualitas Ikan Kerapu Macan
Pemanfaatan Arus Dalam Meningkatkan Kualitas Ikan Kerapu MacanPemanfaatan Arus Dalam Meningkatkan Kualitas Ikan Kerapu Macan
Pemanfaatan Arus Dalam Meningkatkan Kualitas Ikan Kerapu MacanBBAP takalar
 
Kualitas Lahan Tambak Sinjai Timur Pasca Bencana
Kualitas Lahan Tambak Sinjai Timur Pasca BencanaKualitas Lahan Tambak Sinjai Timur Pasca Bencana
Kualitas Lahan Tambak Sinjai Timur Pasca BencanaBBAP takalar
 
Pemantauan Budidaya Udang Vaname Sistem Tradisional Di Makassar
Pemantauan Budidaya Udang Vaname Sistem Tradisional Di MakassarPemantauan Budidaya Udang Vaname Sistem Tradisional Di Makassar
Pemantauan Budidaya Udang Vaname Sistem Tradisional Di MakassarBBAP takalar
 
Application Of Probiotic And Molases
Application Of Probiotic And MolasesApplication Of Probiotic And Molases
Application Of Probiotic And MolasesBBAP takalar
 
Application Of Probiotic And Molases
Application Of Probiotic And MolasesApplication Of Probiotic And Molases
Application Of Probiotic And MolasesBBAP takalar
 
Laporan Monitoring Residu 20008
Laporan Monitoring Residu 20008Laporan Monitoring Residu 20008
Laporan Monitoring Residu 20008BBAP takalar
 

More from BBAP takalar (17)

Pembenihan ikan terbang
Pembenihan ikan terbangPembenihan ikan terbang
Pembenihan ikan terbang
 
Pembenihan ikan terbang
Pembenihan ikan terbangPembenihan ikan terbang
Pembenihan ikan terbang
 
Manjemen kualitas air
Manjemen kualitas airManjemen kualitas air
Manjemen kualitas air
 
Budidaya lawi lawi di tambak
Budidaya lawi lawi di tambakBudidaya lawi lawi di tambak
Budidaya lawi lawi di tambak
 
Budidaya ikan nila di tambak
Budidaya ikan nila di tambakBudidaya ikan nila di tambak
Budidaya ikan nila di tambak
 
Performa 4 strain nila di tambak
Performa 4 strain nila di tambakPerforma 4 strain nila di tambak
Performa 4 strain nila di tambak
 
Budidaya lawi lawi (caulerpa sp) di Tambak
Budidaya lawi lawi (caulerpa sp) di TambakBudidaya lawi lawi (caulerpa sp) di Tambak
Budidaya lawi lawi (caulerpa sp) di Tambak
 
Identifikasi Kawasan Tambak Udang Dan Kepiting Di Pallime Bone
Identifikasi Kawasan  Tambak  Udang Dan  Kepiting  Di  Pallime  BoneIdentifikasi Kawasan  Tambak  Udang Dan  Kepiting  Di  Pallime  Bone
Identifikasi Kawasan Tambak Udang Dan Kepiting Di Pallime Bone
 
M A N J E M E N K U A L I T A S A I R D A N T A N A H
M A N J E M E N  K U A L I T A S  A I R  D A N  T A N A HM A N J E M E N  K U A L I T A S  A I R  D A N  T A N A H
M A N J E M E N K U A L I T A S A I R D A N T A N A H
 
Efektivitas Filter Cartridge Sederhana
Efektivitas  Filter Cartridge SederhanaEfektivitas  Filter Cartridge Sederhana
Efektivitas Filter Cartridge Sederhana
 
Monitoring Kualitas Ikan Dan Lingkungan Kawasan Budidaya
Monitoring  Kualitas  Ikan Dan  Lingkungan  Kawasan  BudidayaMonitoring  Kualitas  Ikan Dan  Lingkungan  Kawasan  Budidaya
Monitoring Kualitas Ikan Dan Lingkungan Kawasan Budidaya
 
Pemanfaatan Arus Dalam Meningkatkan Kualitas Ikan Kerapu Macan
Pemanfaatan Arus Dalam Meningkatkan Kualitas Ikan Kerapu MacanPemanfaatan Arus Dalam Meningkatkan Kualitas Ikan Kerapu Macan
Pemanfaatan Arus Dalam Meningkatkan Kualitas Ikan Kerapu Macan
 
Kualitas Lahan Tambak Sinjai Timur Pasca Bencana
Kualitas Lahan Tambak Sinjai Timur Pasca BencanaKualitas Lahan Tambak Sinjai Timur Pasca Bencana
Kualitas Lahan Tambak Sinjai Timur Pasca Bencana
 
Pemantauan Budidaya Udang Vaname Sistem Tradisional Di Makassar
Pemantauan Budidaya Udang Vaname Sistem Tradisional Di MakassarPemantauan Budidaya Udang Vaname Sistem Tradisional Di Makassar
Pemantauan Budidaya Udang Vaname Sistem Tradisional Di Makassar
 
Application Of Probiotic And Molases
Application Of Probiotic And MolasesApplication Of Probiotic And Molases
Application Of Probiotic And Molases
 
Application Of Probiotic And Molases
Application Of Probiotic And MolasesApplication Of Probiotic And Molases
Application Of Probiotic And Molases
 
Laporan Monitoring Residu 20008
Laporan Monitoring Residu 20008Laporan Monitoring Residu 20008
Laporan Monitoring Residu 20008
 

Efektivitas UV Sederhana dalam mereduksi Populasi Bakteri

  • 1. MAKALAH EFEKTIVITAS ULTRAVIOLET SEDERHANA DALAM MEREDUKSI BAKTERI PATOGEN DI DALAM MEDIA AIR BUDIDAYA THE EFFECTIVINESS OF SIMPLE ULTRAVIOLET IN REDUCING BACTERIA PATHOGEN AT CULTURE MEDIA1 Oleh : Nana S.S. Udi Putra, S.Hut, S.Pi Muh. Syaichudin St. Faridah, S.Pi Thamrin DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA BALAI BUDIDAYA AIR PAYAU TAKALAR 2007 1
  • 2. EFEKTIVITAS ULTRAVIOLET SEDERHANA DALAM MEREDUKSI BAKTERI PATOGEN DI DALAM MEDIA AIR BUDIDAYA1 Nana S.S. Udi Putra,2 Muh. Syaichudin3, St. Faridah3, Suarni4, Hasmawati5, Tamrin6. Balai Budidaya Air Payau TAKALAR Nana_ssup@yahoo.com ABSTRAK Perekayasaan ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan knock down ultraviolet sederhana dalam menginaktifkan bakteri pada beberapa kecepatan aliran air media budidaya (1.67 L/dt, 1.25 Lt/dt, 1 L/dt, dan 0.78 L/dt). Hasil identifikasi bakteri awal menunjukkan bahwa sumber air media budidaya mengandung jenis bakteri Vibrio sp, Flexibacter sp, dan jenis lainnya, dengan komposisi berturut-turut 8.7 X 101(0.02%), 1 X 105 (23.25%), 3.3 X 105 (76.73%). Dari kondisi awal tersebut jumlah bakteri pada kecepatan tertinggi (1.67 L/dt) dapat direduksi hingga lebih dari 85% (jenis Flexibacter dan jenis bakteri lainnya) dan semakin mendekati 100% pada kecepatan terendah (0.78 L/dt). Menunjukkan bahwa semakin lambat kecepatan aliran air media semakin tinggi jumlah bakteri yang dapat diinaktifasi. Jenis bakteri Vibrio sp memperlihatkan sebagai bakteri yang paling rentan terhadap sinar UV karena mampu secara total diinaktifasi pada kecepatan 1.67 L/dt sekalipun. Secara keseluruhan total bakteri bisa diinaktifkan hingga di atas 70% pada kecepatan terendah dan hasil ini menunjukkan bahwa sinar ultraviolet efektif dalam mereduksi bakteri patogen di dalam air media budidaya. Kata kunci : Ultraviolet, Vibrio sp, Felxybacter sp, Bakteri THE EFFECTIVINESS OF SIMPLE ULTRAVIOLET IN REDUCING BACTERIA PATHOGEN AT CULTURE MEDIA1 Nana S.S. Udi Putra2 , Muh. Syaichudin3, St. Faridah3, Suarni4, Hasmawati6, M. Thamrin6. ABSTRACT This engineering was aimed to know the effectiveness of simple knock down ultraviolet (UV) in inactivating bacteria at various flow rates of aquaculture media (1.67 L/s, 1.25 Lt/s, 1 L/s, and 0.78 L/s). The result of initial identification was known that the aquaculture media source contained Vibrio sp, Flexybacter sp, and others with composition density 8.7 X 101(0.02%), 1 X 105 (23.25%), 3.3 X 105 (76.73%) respectively. More than 85% of Flexybacter sp and other species were inactivated by UV on the higher flow rate of aquaculture media (1.67 L/s) and almost 100% on lower flow rate (0.78 L/s). It’s showed that interaction period between UV light and bacteria play an important role in effectiveness of inactivating bacteria. The low current rate tends to increase the effectiveness of inactivation bacteria. Species of Vibrio sp is the most reactive species. More than 70% of total bacteria could be inactivated through UV application on higher flow rate (1.67 L/s) and this result showed. Key words : Ultraviolet, Vibrio sp, Flexybacter sp, Bacteria. 1 Makalah disampaikan pada Indonesia Aqua culture 2007, Bali , 27 Juli – 2 Agustus 2007. 2 Calon Perekayasa BBAP Takalar, 3 Perekayasa Pertama BBAP Takalar, 4 Litkayasa Pemula BBAP Takalar, 5 Litkayasa Pelaksana BBAP Takalar, 6 Calon Litkayasa Pemula BBAP Takalar 2
  • 3. I. PENDAHULUAN Latar Belakang Peningkatan aktivitas di suatu wilayah menyebabkan terdegradasinya kualitas lingkungan perairan, sehingga tekanan bagi kelangsungan hidup hewan air di dalamnya semakin besar. Karena air adalah faktor vital bagi kehidupan ikan. Air sebagai media kehidupan bagi ikan bersifat pasif, akan menerima berbagai intervensi baik faktor fisik maupun biologi. Sehingga peran pembudidaya menjadi sangat besar dalam mempertahankan kualitas air bagi media ikan budidaya. Pilihan tersebut bisa dilakukan dengan mencari sumber air yang masih baik atau dengan memberikan perlakuan terhadap media air yang semakin terbatas. Seiring dengan perkembangan wilayah dan pertambahan penduduk membuat pilihan untuk mencari sumber air yang masih bersih juga sama-sama memerlukan biaya yang sangat besar, sehingga alternatif kedua menjadi pilihan bagi pembudidaya. Sejumlah jenis bakteri yang berbahaya bagi kehidupan ikan budidaya sudah ditemukan pada sumber air budidaya. Bahkan hasil monitoring laboratorium kesehatan ikan BBAP Takalar mengidentifikasi bahwa bakteri-bakteri patogen disekitar lokasi budidaya telah resisten terhadap obat antibiotik pada dosis tertentu, sehingga perlu dosis yang lebih tinggi untuk mematikannya. Salah satu faktor yang dapat menghambat kelangsungan hidup ikan budidaya adalah serangan patogen, selain bisa karena faktor fisika dan kimia air media. Patogen merupakan agen biologi yang penyebabkan munculnya penyakit atau infeksi penyakit (Pillay, 1990). Secara umum lingkungan perairan selalu memiliki potensi terdapatnya patogen, apalagi kondisi lingkungan perairan mendukung untuk munculnya patogen. Di lain pihak bakteri mempunyai rang kondisi lingkungan yang lebar seperti suhu, pH, kandungan garam yang tinggi (Post, 1987), bahkan bisa membentuk flagela atau kapsul pada kondisi paling jelek sekalipun dan akan muncul dan aktif kembali ketika kondisi lingkungan mendukung. Bakteri patogen bersifat saprofit dan menyerang ikan ketika ikan dalam kondisi yang tidak fit atau seimbang, defisiensi nutrisi (Post, 1987). Bakteri phatogen menjadi momok yang sangat menghantui para pembudidaya penyedia benih karena bisa berdampak pada tingginya mortalitas benih. Sejumlah jenis bakteri yang berbahaya bagi kehidupan ikan budidaya sudah ditemukan pada sumber air budidaya. Bahkan hasil monitoring laboratorium kesehatan ikan BBAP Takalar mengidentifikasi bahwa bakteri- bakteri disekitar lokasi budidaya telah resisten terhadap obat antibiotik pada 3
  • 4. dosis tertentu, sehingga perlu dosis yang lebih tinggi untuk mematikannya. Hal ini disebabkan oleh penggunaan obat antibiotik dalam sistem budidaya sebagai salah satu cara penanggulangan penyakit ikan. Sehingga adanya pemanfaatan teknologi alternatif yang baik dan aman serta bisa digunakan pada kegiatan penyediaan air media maupun pengelolaan media budidaya yang sedang berjalan menjadi harapan baru. Bakteri yang dikenali bisa menjadi patogen bagi hewan air budidaya adalah berasal dari genus Vibrio, Flexybacter, Pseudomonas, Edwardsiella, Yersinia, Pasteurella, Aeromonas, Alteromonas, Flurobacterium, Clostridium, Reibacterium, Streptococus, Mycobacterium, dan Nocardia (Roberts, 1989). Beberapa genus diantaranya seperti, Vibrio, flexibacter, Pseudomonas dan Aeromonas banyak ditemukan di perairan pantai Takalar (Putra, et. al., 2006). Pemanfaatan disinfektan banyak dilakukan untuk mereduksi kehadiran bakteri pada media budidaya seperti penggunaan klorin, monoklorin, klorin oksida, sinar ultraviolet (UV), ozon, dan campuran oksidan (Lechevallier dan Kwok-Keung Au, 2004). Penggunaan sistem UV adalah salah pilihan terbaik untuk mengatasi permasalahan patogen bagi ikan budidaya dengan dampak yang tidak ada bagi lingkungan. Lampu-lampu UV yang saat ini dibuat sudah sangat efektif berfungsi menginaktifasi mikroorganisma, karena mampu menghasilkan panjang gelombang 254 nm dengan merkuri bertekanan rendah (Aquatic Eco-systems, Inc., 2005). Sinar UV effektif dalam menginaktifasi mikroorganisma patogen seperti bakteri, virus dan protozoa Lechevallier dan Kwok-Keung Au, 2004). Efektivitas cahaya UV akan sangat bergantung pada tingkat interaksi antara patogen dan cahaya UV itu sendiri, oleh karena itu sangat berkaitan dengan kecepatan aliran air, intensitas cahaya UV, jarak antara patogen dengan sumber cahaya UV. Sinar UV akan menyerang thymine yang ada di dalam DNA dan RNA karena bahan tersebut sangat reaktif terhadap sinar ultraviolet terutama dalam bentuk dimer (thyamine-thyamine double bond). Radiasi ini berdampak pada proses transkripsi dan duplikasinya terganggu dan menjadi kacau, sehingga mikroorganisma menjadi steril (Lechevallier dan Kwok-Keung Au, 2004). Produk-produk import yang ada saat ini yang banyak digunakan terutama untuk strilsasi air minum selain harganya sangat mahal hanya lampu UV-nya tidak bisa dibongkar pasng, sehingga secara ekonomi sulit dijangkau oleh pembudidya kelas bawah dan manfaatnya tidak lama. Oleh karena itu, perlu ada disain UV yang memiliki kemampuan sama, dapat di bongkar pasang, namun dapat dijangkau oleh kalangan pembudidaya berkemampuan rendah. 4
  • 5. Tujuan Kegiatan ini ditujukan untuk mengetahui kemampuan cahaya ultraviolet dua balon pada beberapa kecepatan aliran air dalam mereduksi bakteri patogen di media budidaya. Sasaran Diperoleh informasi kemampuan cahaya ultraviolet dalam mereduksi bakteri patogen media budidaya ikan dan udang. II. TINJAUAN PUSTAKA Bakteri Patogen Patogen adalah agen biologi yang penyebabkan munculnya penyakit atau infeksi penyakit (Pillay, 1990). Patogen bisa meliputi virus, protozoa, bakteri, jamur, atau crustacea parasit. Sehinga bakteri patogen adalah bakteri yang menginfeksi suatu penyakit. Secara umum lingkungan perairan selalu memiliki potensi terdapatnya patogen, apalagi kondisi lingkungan perairan mendukung untuk munculnya patogen. Seperti bakteri mempunyai rang kondisi lingkungan yang lebar seperti suhu, pH, kandungan garam yang tinggi (Post, 1987). Bakteri akan mampu bertahan pada kondisi lingkungan yang buruk dalam bentuk flagela atau kapsul dan akan muncul dan aktif kembali ketika kondisi lingkungan mendukung. Bakteri patogen bersifat saprifit dan menyerang ikan ketika ikan dalam kondisi yang tidak fit atau seimbang, defisiensi nutrisi (Post, 1987). Bakteri yang dikenali bisa menjadi patogen bagi hewan air budidaya adalah berasal dari genus Vibrio, flexibacter, Pseudomonas, Edwardsiella, Yersinia, Pasteurella, Aeromonas, Alteromonas, Flurobacterium, Clostridium, Reibacterium, Streptococus, Mycobacterium, dan Nocardia (Roberts, 1989). Beberapa genus diantaranya seperti, Vibrio, flexibacter, Pseudomonas dan Aeromonas banyak ditemukan di perairan pantai Takalar. Sinar Ultraviolet 5
  • 6. Sinar ultraviolet (UV) adalah sinar yang berada pada rang panjang gelombang antara 40 – 400 nm. Sinar UV ini dibedakan menjadi UV-A, UV-B, UV-C atau UV vakum. Sinar UV yang effektif menginaktifasi mikroorganisma adalah sinar UV-B dan UV-C dengan panjang gelombang antara 200-310 nm dengan sinar UV effektif ada pada panjang gelombang 265 nm (Lechevallier dan Kwok-Keung Au, 2004). Lampu-lampu UV yang saat ini dibuat sudah sangat efektif berfungsi menginaktifasi mikroorganisma, karena mampu menghasilkan panjang gelombang 254 nm dengan merkuri bertekanan rendah (Aquatic Eco-systems, Inc., 2005). Sinar UV effektif dalam meninaktifasi mikroorganisma seperti bakteri, virus dan protozoa Lechevallier dan Kwok- Keung Au, 2004). Thymine yang ada di dalam DNA dan RNA sangat reaktif terhadap sinar ultraviolet dan dalam bentuk dimer (thyamine-thyamine double bond) proses transkripsi dan duplikasinya terganggu dan menjadi kacau, sehingga mikroorganisma menjadi steril (Lechevallier dan Kwok-Keung Au, 2004). Akan tetapi, thymine dalam bentuk dimer masih memungkinkan kembali normal seperti semula, sehinga perlu dosis yang tepat untuk menginaktifkan secara permanen. III. BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Kegiatan perekayasaan dilakukan pada bulan Agustus 2006, dengan tempat kegiatan uji perekayasaan di Laboratorium Basah dan analisa bakteri patogen dilakukan di Laboratorium Kesehatan Ikan dan Udang BBAP Takalar. Bahan dan Alat Bahan dan alat yang digunakan dalam uji perekayasaan adalah satu set lampu ultraviolet modifikasi BBAP Takalar, yang terdiri atas 2 lampu ultraviolet 36 watt disusun seri yang dilengkapi panel. Diameter tabung pipa VPC 2.5 inch (Gambar 1). Alat pendukung lain adalah pompa air, kran pengatur kecepatan arus, stopwacth, ember penampung air, tabung reaksi, petridisk, mikroskop, media agar dan air media budidaya. Prosedur Kerja Pada tahap awal dilakukan pengukuran kecepatan arus air pada 4 posisi kran air yang berbeda, dengan 3 kali pengulangan sehinga diperoleh kecepatan arus rata-rata. Setelah diperoleh 4 kecepatan arus air yang berbeda 6
  • 7. kemudian dilanjutkan dengan proses uji coba yang dilakukan pengulangan tiga kali pada tiap kecepatan, sehingga seluruhnya adalah 15 unit sampel termasuk kontrol. Sampel yang di ambil adalah sampel air media awal (sebelum disinari cahaya ultraviolet) sebanyak 3 sampel, dan sampel air setelah pencahayaan pada tiap kecepatan arus yang berbeda sebanyak 12 sampel. Pengambilan sampel menggunakan tabung reaksi steril yang kemudian dilanjutkan pada proses pembiakan jenis bakteri patogen, yakni jenis Vibrio sp, Flexibakter sp, dan Pseudomonas sp, dan total bakteri di Laboratorium Kesehatan Ikan dan Udang BBAP Takalar. In let Out let Gambar 1. Disain UV sederhana IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil identifikasi awal kandungan bakteri pada sumber air budidaya (kontrol) yang berasal dari penampungan memperlihatkan adanya perbedaan jumlah kepadatan. Bakteri yang diidentifikasi adalah Vibrio sp, Felxibacter, Pseudomonas, bakteri jenis lainnya dan total bakteri dengan kepadatan rata- rata berturut-turut adalah, 8.7 X 101(0.02%), 1 X 105 (23.25%), 0 (0,00%), 3.3 X 105 (76.73%) dan 4.3 X 105 CFU/ml. Kepadatan bakteri jenis Vibrio sp pada sumber air budidaya sangat kecil dan bahkan jenis Pseudomonas sp tidak ditemukan. Sebaliknya jenis Flexibacter sp. banyak ditemukan. Padahal 2 jenis bakteri ini sudah umum banyak diketahui sebagai faktor penyebab kegagalan budidaya dantaranya banyak menyerang ikan jenis kerapu. Akan tetapi jumlah itu tidak memperlihatkan kondisi sumber air budidaya masih baik, tapi justru sebaliknya menunjukkan bahwa perairan sebagai sumber air budidaya tidak lagi aman untuk dijadikan sumber air budidaya. Bahkan hasil monitoring lab kesehatan ikan menunjukkan bahwa bakteri-bakteri disekitar lokasi budidaya 7
  • 8. telah resisten terhadap obat antibiotik pada dosis tertentu. Dari data tersebut juga diperoleh informasi lebih dari 76% jumlah bakteri tidak teridentifikasi jenisnya. Hasil uji coba pemanfaatan sinar UV memperlihatkan hasil yang menakjubkan dimana tingkat reduksi kepadatan bakteri yang teridentifikasi mencapai lebih dari 70% pada kecepatan air tertinggi (1.67 L/dt), bahkan untuk jenis Vibrio sp tidak ditemukan lagi. Tapi kepadatan bakteri tidak satu-satunya acuan akan kemampuan UV, akan tetapi sesungguhnya adalah karena setiap bakteri atau mikroba mempunyai ketahanan yang berbeda pada cahaya UV. Daya bunuh atau ketahanan bakteri sangat tergantung pada intensitas cahaya UV, lamanya interaksi antara sinar UV dan bakteri yang digambarkan oleh kecepatan aliran alir medianya dan jarak target dengan sumber cahaya UV,. Sehingga nampak pada intensitas cahaya UV yang sama akan tetapi karena aliran air yang berbeda menghasilkan perbedaan jumlah kematian bakteri (Gambar 2). Semakin lambat aliran air tingkat kematian bakteri cenderung meningkat. 500,000 450,000 Jumlah Bakteri (CFU/ml) 400,000 350,000 300,000 250,000 200,000 150,000 100,000 50,000 - Total B Vibrio Flexybacter Pseudomonas Bakteri lainnya Jenis Bakteri Kontrol 1.67 L/dt 1.25 L/dt 1 L/dt 0.78 L/dt Gambar 2. Grafik Populasi Bakeri Sebelum dan Sesudah Melalui Perlakuan UV pada Kecepatan Air Berbeda. Proses yang terjadi dalam pembunuhan mikroba atau inaktifasi mikroba adalah karena kelompok protein thyamine sebagai penyusun DNA dan RNA sangat reaktif terhadap sinar UV. Sinar UV merusak proses transkirpsi dan duplikasi asam nukleat sehingga mikroorganisma tersebut menjadi steril dan tidak aktif (LeChevallier and Kwok-Keung Au, 2004). Pada dosis rendah maka RNA dan DNA bisa tidak aktif, namun bisa kembali aktif bila terjadi photoreaktifasi pada kondisi ada cahaya dan atau aktifasi gelap pada kondisi tidak ada cahaya. Sehingga untuk menjaga agar tidak kembali aktif perlu dosis yang tepat. 8
  • 9. Jenis bakteri Vibrio sp dapat diinaktifkan pada kecepatan aliran air media 1.67 L/dt, menunjukkan bahwa jenis bakteri ini paling rentan terhadap cahaya UV disusul oleh jenis Flexibacter. Sedangkan bakteri jenis Flexibacter hanya 85.58% yang mampu diinaktifasi pada kecepatan yang sama, namun hampir 100% bakteri dapat diinaktifasi pada kecepatan aliran air media 0.78 L/ det. Ini menunjukkan bahwa jenis bakteri flexybakter secara keseluruhan berpeluang dapat diinaktifasi bila kecepatan aliran air kurang dari 0.789 L/det atau dosis cahaya UV ditingkatkan. Begitu juga halnya dengan jenis bakteri lainnya. Secara keseluruhan bakteri yang ada di sumber air media akan dapat diinaktifasi dengan memperlambat aliran air media (memperlama interaksi cahaya dan bakteri) atau dengan meningkatkan dosis cahaya. Kemampuan UV dalam inaktifasi bakteri sangat luar biasa. Hasil uji coba ini menunjukkan bahwa lebih dari 70% bakteri (lihat total bakteri) dapat diaktifasi dengan intensitas cahaya dan kecepatan aliran air media tertinggi 1.67 L/dt dan mencapai hampir 100 % pada kecepatan terendah (0.78 L/dt). Semakin lambat aliran air semakin tinggi kemampuan sinar UV menginaktifasi bakteri. Hubungan antara kemampuan inaktifasi dengan kecepatan aliran air dapat dilihat pada Gambar 3. 100 Kemampuan Inaktifasi (%) 80 60 40 20 0 0.78 1 1.25 1.67 Kecepatan Aliran Air (L/det) T. Bakteri Vibrio sp Flexibacter sp B. lainnya Gambar 3. Hubungan antara kecepatan aliran air kemampuan inaktifasi 9
  • 10. V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Hasil uji coba dapat disimpulkan bahwa sinar UV sederhana tersebut cukup efektif untuk menginaktifkan bakteri pathogen. Jumlah bakteri pada kecepatan tertinggi (1.67 L/dt) dapat direduksi hingga lebih dari 85% (jenis Flexibacter dan jenis bakteri lainnya) dan semakin mendekati 100% pada kecepatan terendah (0.78 L/dt). Lebih dari 70% dari total bakteri dapat diinaktifasi pada kecepatan aliran air media 1.76 L/dt dan hampir 100% pada kecepatan 0.78 L/dt. Jenis bakteri Vibrio sp adalah jenis bakteri yang paling rentan terhadap sinar UV. 5.2. Saran Dari hasil kajian ini dapat disarankan bahwa dalam pembuatan sistem sterilisasi air mdia budidaya memakai UV harus tetap memperhatikan target waktu pengisian bak dan target jenis patogen yang akan diinaktifasi dan sistem UV akan efektif digunakan pada sistem resirkulasi. VI. DAFTAR PUSTAKA Aquatic Eco-systems, Inc. 2005. Master Catalog. Jager, J.H. 1967. Introduction to Research in UV Photobiology. Englewood Cliffs, NJ, Prentice Hall, Inc. LeChevallier Mark K and Kwok-Keung Au. 2004. Water Treatment and Pathogen Control : Process Efficiency in Achieving Safe Drinking Water. World Health Organization and IWA Publishing. London Pillay T.V.R. 1990. Aquculture: Principles and Practices. Fishing News Book. London. Post, George. 1987. Textbook of Fish Health. Revised and expanded Edition. T.F.H. Publications Inc. USA. Roberts, Ronald, J. 1989. Fish Pathology. 2nd Edition. Bailliere Tindall. London. 10
  • 11. Penghitungan ekonimi pembuatan UV sederhana 4 balon Harga Jumlah No Nama Alat/Bahan Satuan Jlh satuan Biaya 1 Balon UV bh 4 200,000 800,000 2 Isolasi kabel bh 1 15,000 15,000 3 Kabel pVC Roll 1 5,000 5,000 4 Kran PVC 3/4' bh 24 17,500 420,000 5 L PVC 3/4' bh 12 4,000 48,000 6 Lampu pilot bh 4 5,000 20,000 7 Lem epoxy pasang 1 100000 100,000 8 Lem pipa bh 5 65,000 325,000 9 MCB 2A bh 1 7,000 7,000 10 Oil seal bh 10 7,500 75,000 11 Over shock 2.5' x 1' bh 2 7,500 15,000 12 Pipa 1/2' bh 1 14,000 14,000 13 Pipa 3/4 bh 7 18,000 126,000 14 Pipa lon Putih 2.5' btg 1 75,000 75,000 15 Saklar 4 mata bh 1 65,000 65,000 16 Shock drak luar 1/2' bh 8 4,000 32,000 17 Starter 40 Watt bh 12 3,000 36,000 18 T pvc 1/2' bh 8 4,000 32,000 19 T PVC 3/4' bh 25 4,000 100,000 20 T shock 2.5' bh 8 3,500 28,000 21 Travo 40 Watt bh 4 5,000 20,000 22 Water mur 1' bh 8 6,000 48,000 23 Scun kabel PVC bh 1 8,000 8,000 TOTAL 2,414,000 11