MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
ppt kelompok 3pembinaan prestasi olaharaga.pptx
1. BAB III
PEMBINAAN PRESTASI OLAH RAGA
RANDI GURUSINGA
TEGUH ILHAM LUBIS
AXEL PASARIBU
REGAALFI
Dosen Pembimbing
Bangun Setia Hasibuan,S.Pd, M.Or
JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TAHUN 2023
2. PEMBINAAN PRESTASI OLAHRAGA
Upaya untuk meraih prestasi perlu perencanaan yang sistematis,
laksanakan secara bertahap dan berkesinambungan, mulai dari
pemasalan, pembibitan dan pembinaan hingga mencapai puncak
Prestasi.
PRESTASI
PEMBIBITAN
PEMASALAN
3. LKJK
PEMASALAN
1
Agar diperoleh bibit olahragawan yang baik perlu disiapkan sejak
awal yakni dengan program pemasalan yang dilakukan dengan cara
menggerakkan anak-anak pada usia dini untuk melakukan aktivitas olahraga
secara menyeluruh atau jenis olahraga apapun. Sedangkan upaya permasalan
dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain:
1. menyediakan sarana dan prasarana olahraga yang memadai di kelompok-
kelompok bermain (Play Group), taman. Kanak-kanak dan sekolah dasar.
2. menyiapkan tenaga pengajar olahraga yang mampu menggerakan kegiatan
olaharga di sekolah.
3. mengadakan pertandingan persahabatan antar sekolah atau antar kelas..
4. LKJK
PEMASALAN
1
1. menyediakan sarana dan prasarana olahraga yang memadai di kelompok-
kelompok bermain (Play Group), taman. Kanak-kanak dan sekolah dasar.
2. menyiapkan tenaga pengajar olahraga yang mampu menggerakan kegiatan
olaharga di sekolah.
3. mengadakan pertandingan persahabatan antar sekolah atau antar kelas..
5. LKJK
PEMASALAN
1
4. memberikan motivasi pada siswa baik internal maupun eksternal melalui
berbagai program.
5. mengadakan demontrasi pertandingan atlet-etlet berprestasi.
6. merangsang minat anak untuk berolahraga melalui media masa, TV, Video,
electronic garne dan lainya.
7. melakukan kerjasama antar sekolah dan masyarakat khususnya orang tua.
6. 2
PEMBIBITAN
Cholik (1995) mengartikan bakat atau talent sebagai potensi yang dibawa sejak lahir, merupakan
pembawaan yang diperoleh secara genetik dari faktor keturunan. Bompa (1994) mengidentifikasi Sifat
anak cenderung mewarisi sifat-sifat orang tuanya baik secara biologis maupun psikologis. Sedanglkan
Astarnd dalam McElroy (1986) menyatakan bahwa: lam convinced that anyone interested in winning
olympic medals, must select his or her parent carefully. Apabila pernyataan tersebut benar maka
mengidentifikasi anak berbakat olahraga dapat dilihat dari asal-usul orangtua yang olahragawan
diperhatikan sebagai kriteria untuk mengidentifikasi dan menyeleksi bibit atle! berbakat secara
obyektif antara lain:
1. Kesehatan (pemeriksaan medik, khususnya sistem kardiorespiorasi dan sistem otot-syaraf)
2. Anthropometri (tinggi dan berat badan, ukuran bagian tubuh, lemak tubuh dll.)
3. Kemampuan fisik (speed Power, koordinasi, Vo₂ max)
4. Kemampuan Psikologis (sikap, motivasi, daya toleransi).
5. Keturunan.
6. Lama latihan yang telah diikuti sebelumnya dan adakah peluang untuk dapat dikembangkan.
7. Maturasi
.
7. .
Dari berbagai indikator tersebut perlu dikemas dalam
suatu bentuk perangkat yang spesifik berdasarkan
kebutuhan cabang olahraga Siklus pemanduan bakat
seperti dikemukakan Cholik adalah
A. PARTISIPASI
B. IDENTIFIKASI
C. SELEKSI
D. PROMOSI
E. EVALUASI
8. 3
PREDIKSI TINGGI BADAN DALAM PEMBIBITAN
Tinggi badan merupakan faktor yang mutlak
diperlukan bagi cabang olahraga yang
memilki ciri mengatasi ketinggian seperti:
bolavoli, bola basket dll. Untuk itu pada saat
memilih atlet perlu dilakuka secara cermat
terutama ketinggian anak.
9. 9
CARA MEMPREDIKSI TINGGI BADAN BERDASARKAN USIA
TINGGI BADAN DEWASA :
{100:% SEKARANG }X TINGGI SEKARANG
Contoh; seorang anak laki-laki berusia 10 tahun memiliki tinggi
badan 136 Cm, maka pada saat dewasa nanti diperdiksi ketinggian
anak tersebut adalah:igg100 X 1136 = 174 Cm. 78
10. 4
KEUNTUNGAN IDENTIFIKASI ANAK BERBAKAT
Keuntungan identifikasi anak berbakat.
1 mempersingkat waktu pencapaian prestasi.
2 Efesiensi beaya, tenaga.
3 meningkatkan daya saing. .
4 meningkatkan rasa percaya diri atlet
5 Fasilitas penerapan latihan berdasarkan pendekatan Imiah.
Untuk memperoleh bibit berbakat perlu melibatkan berbagai pihak yang ahli pada
bidangnya antara lain:
1. Guru penjas:ahli yang memahami karakteristik anak-anak, sebab pada
umumnya anak-anak yang memiliki potensi bakat olahraga berada pada
lembaga pendidikan formal atau sekolah.
2. Pelatih;ahli yang memahami indikator atlet berbakat dari berbagai aspek baik
11. 3. Dokter,ahli yang memahami aspek medis yang terkait dengan fungsi
organ tubuh.
4. Sosiolog,ahli yang memahami aspek sosial.
5. Antropolog,ahli yang memahami antropologi manusia
6. Psikolog,ahli yang memahami aspek psikologis yang terkait dengan
karakter, watak, mental dll.
7. Orangtua,yang memahami tentang seluk beluk serta karakteristik
anaknya.Dengan keterlibatan berbagai ahli dan orangtua. akan diperoleh
atlet potensial yang betul-betul memiliki bakat yang kuat sehingga
secaraefesien akan dapat dibina menjadi juara
12. 5
Pembinaan Prestasi.
Untuk mencapai prestasi olahraga yang tinggi memerlukan waktu yang
cukup lama 8-10 tahun dengan proses latihan yang benar, untuk itu latihan
hendaknya dilakukan sejak anak usia dini, dengan tahapan latihan yang
benar.Tahapan latihan disesuaikan dengan tingkat usia anak, meskipun
latihan perlu dilakukan sejak usia dini namun bukan berarti sejak usia dini
itu pula anak sudah dikelompokkan ke suatu cabangolahraga.Adapun
tahapan latihan meliputi: tahap multilateral, tahap spesialsasi dan tahap
puncak prestasi.
.
13. Untuk mencapai prestasi olahraga yang tinggi memerlukan waktu yang cukup
lama 8-10 tahun dengan proses latihan yang benar, untuk itu latihan
hendaknya dilakukan sejak anak usia dini, dengan tahapan latihan yang
benar.Tahapan latihan disesuaikan dengan tingkat usia anak, meskipun latihan
perlu dilakukan sejak usia dini namun bukan berarti sejak usia dini itu pula
anak sudah dikelompokkan ke suatu cabangolahraga.Adapun tahapan latihan
meliputi: tahap multilateral, tahap spesialsasi dan tahap puncak prestasi.
Apabila tahap ini dilakukan dengan baik maka akan memberikan keuntungan
antar lain; atlet meiliki kekayaan gerak yang bermanfaat untuk
mengembangkan keterampilan dan penguasaan teknik tinggi dengan gerakan-
gerakan yang variatif..
14. SPESIALISASI
Secara umum tahap ini dilaksanakan pada usia 15-19 tahun, materi latihan disesuiakan dengan
kebutuhan cabang olaharga, meliputi: biomotor, energi predominan, Klasifikasi Skill, baik Siklik
maupun Asiklikatau Open skill maupun close Skill atau kombinasi. Keterampilan siklik adalah gerak
yang dilakukan berulang-ulang seperti jalan, lari, renang. Keterampilan asiklik adalah gerak tunggal
yangdilakukan bertahap, seperti memukul, melempar, melompat dll.Close skill adalah kondisi
lingkungan stabil, misalnya menembak, melempar, lari, memanah dll, sedangkan Open skill kondisi
lingkungan berubah-ubah misalnya pada cabang olahraga permainan..
Puncak Prestasi.
Setelah melalui pembinaan pada tahap multilateral dan spesialaisasi, diharapkan akan meraih prestasi
pada usia Emas( Golden Age).
Tahap spesialisasi berbanding terbalik dengan tahap multilateral, artinya semakin bertambah usia atlet
semakin mengarah ke spesialisasi atau dengan perkataan lain semakin muda usia atlet proposrsi latihan
untuk multilateral semakin besar.