Dokumen tersebut membahas tentang pneumonia bakteri, termasuk definisi, penyebab utama, jenis pneumonia, patogenesis, terapi, mekanisme kerja antibiotik, dan farmakokinetik beberapa antibiotik untuk mengobati pneumonia. Secara ringkas, dokumen ini menjelaskan tentang infeksi paru-paru akibat bakteri dan pengobatan pneumonia bakteri dengan antibiotik.
2. Definisi
Pneumonia merupakan infeksi yang terjadi pada kantung-kantung udara dalam paru-paru. Infeksi ini
bisa terjadi pada salah satu sisi paru-paru maupun keduanya.
Pneumonia adalah suatu radang parenkim paru yang dapat disebabkan oleh berbagai mikroorganisme,
termasuk bakteri, mikrobakteri, jamur, dan virus (Wijaya, Irsyad dan Widhiarso, 2020).
Bakteri yang sering menyebabkan pneumonia adalah Streptococcus dan Mycoplasma pneumonia
(Mosier, 1997).
Pneumonia berdasarkan sumbernya dibagi dalam dua kelompok utama yakni, pneumonia
komunitas (community aqquired pneumonia, CAP) yang didapat di masyarakat dan pneumonia
nosokomial (hospital aqquired pneumonia, HAP) (Damayanti dan Ryusuke, 2017).
2
3. Pathogenesis Bacterial Pneumonia
https://www.youtube.com/watch?v=VbJHhBIkp2w
Resume Video:
Contoh bakteri penyebab pneumonia adalah Streptococcus pneumonia yg merupakan gram positif berbentuk coccus yang
biasa menyebabkan pneumonia dan bersifat virulent karena memiliki serotype dan memiliki kapsul polisakarida yg
membuatnya tahan terhadap fagositosis serta mengeluarkan toksin (pneumolysin) yg dapat melisiskan sel pertahanan tubuh.
Bakteri masuk ke upper respiratory tract melalui inhalasi aerosol dan menggunakan pili untuk menempel pada faring dan
kemudian berkolonisasi, dan kolonisasi ini akan lebih banyak jumlahnya pada bayi, perokok dan lansia di panti jompo. Ketika
jumlah kolonisasi semakin banyak maka dapat terjadi infeksi. Dan saat bakteri berhasil masuk ke lower respiratory tract maka
bakteri dapat menginfeksi sel-sel alveolus. Dimana S. pneumonia menggunakan ligan yg mengandung kolin seperti PSP A
untuk menempel pada reseptor pengaktif trombosit pada pneumosite tipe 2. dan kemudian bakteri juga dapat menuju aliran
darah dan C-Reactive Protein yg dihasilkan oleh liver akan melakukan opsonin terhadap bakteri untuk dapat difagositosis.
Bakteri dalam alveolus dapat bermultiplikasi dan dapat menyebar antar alveolus yang berdekatan melalui pores of cohn,
hingga dapat terdorong masuk ke interstitial paru dan menghasilkan pneumolisin yg dapat mengakibatkan sel lisis. Invasi ini
dapat memicu terjadinya respon inflamasi, sehingga makrofag akan mengeluarkan sitokin seperti TNF-α. Kemudian kapiler
pada paru-paru pecah serta membentuk pori antar pneumosite tipe 1, yang selanjutnya protein dari darah dapat masuk
membawa air ke dalam alveolus dan menghasilkan edema paru, Inflamasi ini juga menyebabkan eksudasi cairan ke dalam
elveolus yang membuat alveolus terisi penuh oleh cairan dan berakibat pada terganggunya pertukaran gas melintasi
membran pernapasan.
8. Beta-Laktam
• Peptidoglycans merupakan polimer yang terdiri dari N-
acetylglucosamine (NAG) dan N-acetylmuramicacid (NAM) dan
dengan tetrapeptide (4 asam amino) dapat melakukan cross-lingking
• Sintesis peptidoglikan terjadi diawali dengan melekatnya
tetrapeptide pada NAM dan selanjutnya NAG juga menempel pada
NAM untuk membentuk precursor peptidoglikan, kemudian
precursor ini mengalami cross-linking yang ekstensif dengan
bantuan enzim transpeptidase (penicillin binding protein),
selanjutnya akan semakin banyak peptidoglikan yang terbentuk
melalui cross linking untuk menyusun dinding sel bakteri
• Antibiotic golongan beta lactam memiliki cincin beta- lactam yang
mengganggu proses sintesis dinding sel dengan cara berikatan
dengan enzim transpeptidase, sehingga enzim ini tidak dapat
membantu cross linking antar peptidoglikan yang pada akhirnya
mengganggu sintesis dinding sel mengakibatkan bakteri menjadi
lisis karena adanya tekanan osmotic yang besar sementara dinding
sel bakteri lemah karena sintesisnya terhambat.
https://www.youtube.com/wat
ch?v=EjI1YQrbXgM
9. Tetrasiklin
Antibiotik Golongan Tetrasiklin: tetracyline mengikat subunit ribosom 30s dan
akibatnya mengganggu proses sintesis protein dengan mencegah akses aminoacyl-
tRNA pada kompleks mRNA-ribosome. . oleh karena itu tetrasiklin memblokir inisiasi
sintesis protein dan dianggap memiliki efek bakteriostatik
https://www.youtube.com/watch?v=ifdv-
G2cmwA&feature=youtu.be
Antibiotik Golongan Makrolida: mekanisme kerjanya dengan cara mempengaruhi
sintesis protein berikatan dengan sub unit 50S ribosom bakteri, sehingga menghambat
translokasi peptide
Antibiotik Golongan Fluoroquinolon: bekerja dengan cara menghambat enzim
topoisomerase IV dan DNA-girase yang diperlukan bakteri untuk memperbanyak diri
dan menyebabkan rusaknya kromosom bakteri
Makrolida
https://www.youtube.com/watch?v=o0lqQw
pNBZg
Fluoroquinolone
https://www.youtube.com/watch?v=utz55jZ
_ySw
Antibiotik Golongan Glikopeptida:Membunuh bakteri dengan mencegah sintesis
dinding sel. Mereka mengikat bagian D-alanyl-D-alanine dari rantai samping peptida
dari subunit prekursor peptidoglikan.
https://www.youtube.com/watch?v=fOCXq
YYDCqA
Glikopeptida
Antibiotik Golongan Oxazolidon:Mekanisme kerjanya adalah dengan
membloking baik itu proses inisiasi tranlasi protein maupun translokasi peptide
mRNA.
Oxazolidon
https://www.youtube.com/watch?v=Xhs2vwUD
NQg&feature=youtu.be
10. Farmakokinetik
The Power of PowerPoint | thepopp.com 10
Nama Obat Amoxicillin Doxycycline Sumber
Absorpsi Tmax= 1.31±0.33 jam
Cmax = 3.93±1.13mg/L
AUC= 27.29±4.72mg.jam/L
Amoxicillin+piperine
meningkatkan absorpsi
amoxicillin
Amoxicillin+antasida dapat
membentuk khelat
menurunkan absorpsi obat
Bioavilabilitas oral= 73-95%
Tmax= 1,5-4 jam
Cmax = 15,3 mg/L
Drugbank
(Barve and Ruparel,
2015)
(Restalita, 2010)
Distribusi Vd= 27,7 L
Ikatan o-p 20%
Vd= 50 L/kg Drugbank
Metabolisme T1/2 eliminasi= 1 jam
CL= 21.3L/jam
T1/2= 22 jam
CL= 3.27 to 3.58 L/jam/70 kg
Barbiturat mempercepat metabolisme
doxycycline konsentrasi doxycycline menurun
Drugbank
(Penttilä, 1974)
(Cunha, Domenico
and Cunha, 2000)
Ekskresi Ekskresi melalui urin dan fases
sebesar 60% dalam bentuk tak
berubah
Ekskresi doksisiklin oleh ginjal sekitar 40%/72
jam pada individu dengan CLcr 75 mL/menit.
Drugbank
11. The Power of PowerPoint | thepopp.com 11
Nama Obat Azitromisin Levofloxacin Sumber
Absorpsi Bioavailabilitas oral= 37% dan tidak dipengaruhi
oleh makanan
Tmax= 2,1-3,2 jam
Cmax = 0,4 mcg/mL
Bioavilabilitas oral= hingga 99%
Tmax= 1-2 jam
Cmax = 6.2 ± 1.0 µg/mL
Levofloxacin + ion logam (Al, Cu, Zn,
Mg, Ca) dan antasida (Al Mg)
penurunan absorpsi levofloxacin
Drugbank
Pionas
(Donsu and
Hasmono, 2020)
Distribusi Ikatan o-p 12-40% Vd= 1.09-1.26 L/kg
Ikatan o-p 24-38%
Levofloxacin menembus dengan baik ke
dalam jaringan kulit, cairan (misalnya lecet),
jaringan paru-paru, dan jaringan prostat
Drugbank
Metabolisme T1/2 eliminasi= 68 jam
CL=630 mL/min
Azitromisin menginhibisi CYP3A4
sehingga dapat meningkatkan konsentrasi
beberapa obat seperti teofilin, siklosporin dan
merilprednisolon
T1/2= 6-8 jam
CL= 8.64-13.56 L/jam
Drugbank
Ekskresi Ekskresi melalui urin sebesar 6% dalam bentuk
tak berubah
Ekskresi melalui urin dalam bentuk tak
berubah sebesar 87% dalam waktu 48 jam
dan kurang dari 4% dieliminasi dalam tinja
dalam waktu 72 jam.
Drugbank
12. The Power of PowerPoint | thepopp.com 12
Nama Obat Vancomycin Linezolid Sumber
Absorpsi Biovailabilitas oral <10%
Cmax = 22.18 mg/L
Bioavilabilitas oral= hampir 100%
Tmax= 1-2 jam
Cmax = 8,1-12,9 mcg/mL
Hindari penggunaan bersama makanan yang
mengandung banyak tiramin seperti babi, keju,
minuman beralkohol, acar, atau makanan yang diasapi
Drugbank
(Rumore Martha M,
2010)
https://www.ncbi.nlm.
nih.gov/books/NBK45
9263/
Distribusi Vd= 0,4-1 L/kg
Ikatan o-p 50%
Vd ss= 40-50 L
Ikatan o-p 31%
Drugbank
Metabolisme T1/2 = 5.75 jam
CL= 0,71-1,31 Ml/menit/kg
T1/2= 5-7 jam
CL= 100-200 ml/menit
Drugbank
Ekskresi Ekskresi Vankomisin IV melalui
urin dalam bentuk tak berubah
sebesar 75-80% , vankomisin oral
diekskresikan mellaui tinja
84% diekresikan melalui urin Drugbank
13. Time vs Concentration
Dependent
Jika semakin lama kadar antibiotic
dipertahankan diatas MIC maka antibiotic
tersebut semakin efektif daya bunuhnya.
Time Dependent
Jika konsentrasi antibiotic dalam darah
semakin tinggi maka efektivitas antibiotic
akan semakin baik. Dosis yang dipilih
harus memiliki kadar dalam serum atau
jaringan 10 X lebih tinggi dari MIC untuk
mendapatkan efektivitas pengobatan
(Rybak, 2006) (Blot, Pea and Lipman, 2014)
Concentration Dependent
Time
Dependent
• Penicillin Amoxicillin
• Glycopeptide Vancomycin
Concentration
Dependent
• Tetracycline Doxycyline
• Macrolide Azitromycin
• Fluoroquinolones Levofloxacin
• Oxazolideone Linezolid
14. Daftar Pustaka
Aditya, R., Kestriani, N. D. and Maskoen, T. T. (2016) ‘Antibiotik Empirik di Intensive Care Unit (ICU)’,
Jurnal Anesthesia&Critical Care, 34(1), pp. 48–56.
Damayanti, K. and Ryusuke, O. (2017) Pneuminia, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Available
at: https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/f331a8a1e413579027127d4509a339e5.pdf.
Metlay, J. P. et al. (2019) ‘AMERICAN THORACIC SOCIETY Diagnosis and Treatment of Adults with
Community-acquired Pneumonia An Of fi cial Clinical Practice Guideline of the American Thoracic
Society and Infectious Diseases Society of America’, American Journal of Respiratory and Critical Care
Medicine, 200, pp. 45–67. doi: 10.1164/rccm.201908-1581ST.
Mosier, D. A. (1997) ‘Bacterial pneumonia.’, The Veterinary clinics of North America. Food animal
practice, 13(3), pp. 483–493. doi: 10.1016/S0749-0720(15)30310-8.
Mustika, W. (2021) Mengenai Penggunaan Obat Batuk Secara Fakultas Farmasi Universitas Bhakti
Kencana Program Pendidikan Diploma 3 Program Studi Farmasi.
Suwandi, U. (1992) ‘Mekanisme Kerja Antibiotik’, Cermin Dunia Kedokteran, 7(1), pp. 10–11.
Wijaya, C., Irsyad, H. and Widhiarso, W. (2020) ‘Klasifikasi Pneumonia Menggunakan Metode K-Nearest
Neighbor Dengan Ekstraksi Glcm’, Jurnal Algoritme, 1(1), pp. 33–44. doi: 10.35957/algoritme.v1i1.431.
The Power of PowerPoint | thepopp.com 14
15. Barve, K. and Ruparel, K. (2015) ‘Effect of bio-enhancers on amoxicillin bioavailability’, ADMET and
DMPK, 3(1), pp. 45–50. doi: 10.5599/admet.3.1.161.
Cunha, B. A., Domenico, P. and Cunha, C. B. (2000) ‘Pharmacodynamics of doxycycline, Clinical
Microbiology and Infection, 6(5), pp. 270–273. doi: 10.1046/j.1469-0691.2000.00058-2.x.
Penttilä, O. (1974) ‘Interaction between Doxycycline and Barbiturates’, British Medical Journal, 1(5907),
pp. 535–536. doi: 10.1136/bmj.1.5907.535.
Y. C. and Hasmono, D. (2020) ‘Tinjauan Azitromisin Pada Penyakit Virus Korona 2019 (COVID-19)’,
Pharmacon: Jurnal Farmasi Indonesia, 17(2), pp. 133–147. doi: 10.23917/pharmacon.v17i2.12359.
Restalita, R. (2010) Evaluasi Interaksi Obat Pada Peresepan Pasien Lanjut Usia Di Puskesmas Pancoran
Mas Kota Depok (Periode Januari Dan April 2010).
Rumore Martha M (2010) ‘Is a Tyramine-Restricted Diet Necessary ?’, nutrition in clinical practice, 25(3),
pp. 1–5.
Blot, S. I., Pea, F. and Lipman, J. (2014) ‘The effect of pathophysiology on pharmacokinetics in the
critically ill patient -Concepts appraised by the example of antimicrobial agents, Advanced Drug Delivery
Reviews, 77, pp. 3–11. doi: 10.1016/j.addr.2014.07.006.
Rybak, M. J. (2006) ‘The pharmacokinetic and pharmacodynamic properties of vancomycin’, Clinical
Infectious Diseases, 42(SUPPL. 1), pp. 35–39. doi: 10.1086/491712.
The Power of PowerPoint | thepopp.com 15