Disiplin Positif Merdeka Belajar by Andi Ismira.pptxAndiChimzTenriAdi
Dokumen tersebut membahas tentang penerapan disiplin positif dalam konsep merdeka belajar. Disiplin positif bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan menyenangkan bagi siswa dengan memberikan tanggung jawab atas perilaku mereka sendiri dan mengelola emosi. Merdeka belajar memberikan kebebasan belajar bagi siswa. Agar merdeka belajar berjalan efektif, disiplin positif diterapkan untuk membimbing s
Kegiatan penguatan bagi guru-guru SMA Nurul Fikri Boarding School Lembang bertujuan untuk membantu guru memahami keragaman siswa, menyadari persepsi dan implikasi hukuman, serta mengembangkan teknik disiplin positif. Peserta diharapkan memahami keragaman siswa, menyadari tujuan perilaku salah, dan mampu menerapkan disiplin positif.
Dokumen ini membahas tentang refleksi dan manfaat membuat buku harian refleksi. Refleksi adalah cara menemukan makna dari evaluasi dengan melihat kembali proses secara menyeluruh. Melalui refleksi, kita dapat mengenal diri lebih baik, mengetahui kekuatan dan kelemahan, serta mengasah kekuatan dan mengatasi kelemahan. Refleksi dapat dilakukan sejak awal, tengah, hingga akhir kegi
Buku ini membahas tentang disiplin positif yang berfokus pada pembentukan kesadaran internal dan konsekuensi logis bukan hukuman. Prinsip-prinsip disiplin positif antara lain kesadaran internal, konsekuensi logis, dukungan bukan hadiah, memahami bukan menghakimi, serta mengendalikan diri bukan mengendalikan orang lain."
Filsafat Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Ki Hajar DewantaraIwan Syahril
Ki Hajar Dewantara memandang bahwa pendidikan harus mendidik sisi lahir dan batin manusia secara seimbang. Pendidikan tidak boleh hanya berfokus pada pengajaran intelektual semata, tetapi juga harus mendidik nilai-nilai kebudayaan dan nasional. Kritik Ki Hajar terhadap sistem pendidikan Belanda dan Barat adalah kurangnya penekanan pada pendidikan sosial dan budaya. Pendidikan pasca-kemerdekaan juga per
Disiplin Positif Merdeka Belajar by Andi Ismira.pptxAndiChimzTenriAdi
Dokumen tersebut membahas tentang penerapan disiplin positif dalam konsep merdeka belajar. Disiplin positif bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan menyenangkan bagi siswa dengan memberikan tanggung jawab atas perilaku mereka sendiri dan mengelola emosi. Merdeka belajar memberikan kebebasan belajar bagi siswa. Agar merdeka belajar berjalan efektif, disiplin positif diterapkan untuk membimbing s
Kegiatan penguatan bagi guru-guru SMA Nurul Fikri Boarding School Lembang bertujuan untuk membantu guru memahami keragaman siswa, menyadari persepsi dan implikasi hukuman, serta mengembangkan teknik disiplin positif. Peserta diharapkan memahami keragaman siswa, menyadari tujuan perilaku salah, dan mampu menerapkan disiplin positif.
Dokumen ini membahas tentang refleksi dan manfaat membuat buku harian refleksi. Refleksi adalah cara menemukan makna dari evaluasi dengan melihat kembali proses secara menyeluruh. Melalui refleksi, kita dapat mengenal diri lebih baik, mengetahui kekuatan dan kelemahan, serta mengasah kekuatan dan mengatasi kelemahan. Refleksi dapat dilakukan sejak awal, tengah, hingga akhir kegi
Buku ini membahas tentang disiplin positif yang berfokus pada pembentukan kesadaran internal dan konsekuensi logis bukan hukuman. Prinsip-prinsip disiplin positif antara lain kesadaran internal, konsekuensi logis, dukungan bukan hadiah, memahami bukan menghakimi, serta mengendalikan diri bukan mengendalikan orang lain."
Filsafat Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Ki Hajar DewantaraIwan Syahril
Ki Hajar Dewantara memandang bahwa pendidikan harus mendidik sisi lahir dan batin manusia secara seimbang. Pendidikan tidak boleh hanya berfokus pada pengajaran intelektual semata, tetapi juga harus mendidik nilai-nilai kebudayaan dan nasional. Kritik Ki Hajar terhadap sistem pendidikan Belanda dan Barat adalah kurangnya penekanan pada pendidikan sosial dan budaya. Pendidikan pasca-kemerdekaan juga per
kekuatan konteks sosio-kultural di daerah Anda yang sejalan dengan pemikiran ...anon549908849
Teks tersebut membahas tentang tari tradisional Dampeng dan gotong royong di Aceh Singkil. Tari Dampeng diciptakan oleh Teungku Gemerinting untuk menirukan gerakan elang, dan sekarang ditarikan untuk menyambut tamu kehormatan. Gotong royong penting untuk pembangunan melalui kegiatan seperti membersihkan tempat ibadah dan lingkungan. Teks juga membahas nilai-nilai budaya seperti religius, budi pekerti,
Dokumen tersebut membahas tentang penerapan disiplin positif yang dimulai dari diri sendiri tanpa adanya hukuman atau hadiah, serta membuat kesepakatan kelas bersama siswa untuk menciptakan pembelajaran yang adil dan berbudaya.
Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar M...Irman Ramly
Modul ini membahas pembelajaran berpihak pada murid dengan cara memenuhi kebutuhan belajar setiap murid. Modul ini menjelaskan konsep pembelajaran berdiferensiasi untuk mengakomodasi perbedaan antarmurid dalam hal kemampuan akademik, minat, dan profil belajar. Modul ini juga menganjurkan identifikasi kebutuhan belajar murid untuk merancang pembelajaran yang relevan bagi setiap murid untuk mencapai hasil
Literasi dan numerasi pada anak usia dini seharusnya diajarkan secara alami dan kontekstual, sesuai dengan tahap perkembangan anak. Bukan melalui pengajaran formal seperti membaca huruf atau menghafal angka. Literasi dan numerasi merupakan kemampuan yang berkembang secara bertahap melalui bermain dan interaksi sehari-hari dengan lingkungan anak. Guru perlu memahami karakteristik perkembangan anak dan mendesain pembelajaran
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Diskusi tentang visi dan prakarsa perubahan di sekolah untuk meningkatkan minat dan semangat belajar siswa dengan menerapkan metode pembelajaran baru yaitu Quizizz.
2. Langkah-langkah yang diambil meliputi perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan refleksi bersama guru lain untuk mengukur ketercapaian target peningkatan minat belajar siswa
Paradigma baru dalam asesmen kurikulum merdeka mencakup asesmen formatif, sumatif, dan diagnostik. Asesmen diagnostik bertujuan mengetahui kondisi awal siswa, baik non-kognitif maupun kognitif. Hasil asesmen digunakan untuk menyesuaikan pembelajaran, misalnya memberikan remedial bagi siswa yang kompetensinya di bawah rata-rata.
Modul 2.3. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdfMilawati44
Modul ini membahas tentang penerapan coaching dalam supervisi akademik untuk mengembangkan kompetensi guru. Modul ini menjelaskan konsep coaching secara umum dan khusus dalam konteks pendidikan, serta mendemonstrasikan bagaimana melakukan percakapan berbasis coaching untuk membuat rencana pengembangan diri guru.
Dokumen ini membahas tentang penerapan pembelajaran berdiferensiasi di kelas dengan memetakan kebutuhan belajar siswa terlebih dahulu. Beberapa langkah yang diambil antara lain sosialisasi kepada siswa, pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi, evaluasi pelaksanaan, serta perbaikan di masa mendatang dengan memperhatikan alokasi waktu dan sarana prasarana.
Dokumen ini membahas pengertian Capaian Pembelajaran (CP), Tujuan Pembelajaran (TP), dan Tujuan Aksi Pembelajaran (ATP). CP adalah kompetensi yang harus dicapai peserta didik dalam satu fase, sedangkan TP dan ATP merupakan penjabaran lebih rinci dan operasional dari CP untuk memandu kegiatan pembelajaran sehari-hari. Dokumen ini juga memberikan contoh penyusunan ATP dan TP.
Dokumen ini membahas visi guru penggerak untuk mencetak generasi yang sholeh (beriman dan taqwa), berakhlak mulia, mandiri, dan terampil melalui peningkatan pembelajaran agama dan akhlak. Beberapa inisiatif yang diambil antara lain kegiatan religius seperti sholat Dhuha dan membaca shalawat, serta kegiatan untuk menanamkan akhlak mulia seperti 5S dan membersihkan lingkungan.
Regulasi diri adalah kemampuan individu untuk mengatur, mengontrol, dan memperbaiki dirinya sendiri guna mencapai tujuan. Regulasi diri merupakan aspek penting dalam menentukan perilaku seseorang karena melibatkan kemampuan metakognisi, motivasi, dan perilaku aktif. Terdapat lima komponen regulasi diri yaitu menetapkan standar dan tujuan, observasi diri, evaluasi diri, reaksi diri, serta refleksi diri
AHS_IKLIM SEKOLAH AMAN (MENCEGAH PERUNDUNGAN).pptxAnastasiaSinaga1
IKLIM SEKOLAH AMAN (MENCEGAH PERUNDUNGAN)
Lewat pemahaman di atas membantu masyarakat di mana pun untuk tidak melakukan tindakan bullying baik kepada yang kecil maupun yang dewasa. Karena tindakan tersebut berdampak negatif bagi si pelaku maupun si korban. Bayangkan jika kamu berada pada diri si korban kamu akan mengalami hal-hal yang dapat merusak mental, diri, dan pikiran.
PROPOSAL SKIPSI IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLI...SUJUD MARWOTO
Proposal skripsi ini membahas implementasi pendidikan karakter dalam meningkatkan kedisiplinan siswa kelas VIII di SMP Negeri 6 Batang. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain pentingnya pendidikan karakter untuk membentuk siswa yang bermoral, masalah kedisiplinan yang terjadi pada siswa kelas VIII sekolah tersebut, serta tujuan untuk mengetahui implementasi pendidikan karakter guna meningkatkan kedisiplinan siswa
kekuatan konteks sosio-kultural di daerah Anda yang sejalan dengan pemikiran ...anon549908849
Teks tersebut membahas tentang tari tradisional Dampeng dan gotong royong di Aceh Singkil. Tari Dampeng diciptakan oleh Teungku Gemerinting untuk menirukan gerakan elang, dan sekarang ditarikan untuk menyambut tamu kehormatan. Gotong royong penting untuk pembangunan melalui kegiatan seperti membersihkan tempat ibadah dan lingkungan. Teks juga membahas nilai-nilai budaya seperti religius, budi pekerti,
Dokumen tersebut membahas tentang penerapan disiplin positif yang dimulai dari diri sendiri tanpa adanya hukuman atau hadiah, serta membuat kesepakatan kelas bersama siswa untuk menciptakan pembelajaran yang adil dan berbudaya.
Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar M...Irman Ramly
Modul ini membahas pembelajaran berpihak pada murid dengan cara memenuhi kebutuhan belajar setiap murid. Modul ini menjelaskan konsep pembelajaran berdiferensiasi untuk mengakomodasi perbedaan antarmurid dalam hal kemampuan akademik, minat, dan profil belajar. Modul ini juga menganjurkan identifikasi kebutuhan belajar murid untuk merancang pembelajaran yang relevan bagi setiap murid untuk mencapai hasil
Literasi dan numerasi pada anak usia dini seharusnya diajarkan secara alami dan kontekstual, sesuai dengan tahap perkembangan anak. Bukan melalui pengajaran formal seperti membaca huruf atau menghafal angka. Literasi dan numerasi merupakan kemampuan yang berkembang secara bertahap melalui bermain dan interaksi sehari-hari dengan lingkungan anak. Guru perlu memahami karakteristik perkembangan anak dan mendesain pembelajaran
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Diskusi tentang visi dan prakarsa perubahan di sekolah untuk meningkatkan minat dan semangat belajar siswa dengan menerapkan metode pembelajaran baru yaitu Quizizz.
2. Langkah-langkah yang diambil meliputi perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan refleksi bersama guru lain untuk mengukur ketercapaian target peningkatan minat belajar siswa
Paradigma baru dalam asesmen kurikulum merdeka mencakup asesmen formatif, sumatif, dan diagnostik. Asesmen diagnostik bertujuan mengetahui kondisi awal siswa, baik non-kognitif maupun kognitif. Hasil asesmen digunakan untuk menyesuaikan pembelajaran, misalnya memberikan remedial bagi siswa yang kompetensinya di bawah rata-rata.
Modul 2.3. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdfMilawati44
Modul ini membahas tentang penerapan coaching dalam supervisi akademik untuk mengembangkan kompetensi guru. Modul ini menjelaskan konsep coaching secara umum dan khusus dalam konteks pendidikan, serta mendemonstrasikan bagaimana melakukan percakapan berbasis coaching untuk membuat rencana pengembangan diri guru.
Dokumen ini membahas tentang penerapan pembelajaran berdiferensiasi di kelas dengan memetakan kebutuhan belajar siswa terlebih dahulu. Beberapa langkah yang diambil antara lain sosialisasi kepada siswa, pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi, evaluasi pelaksanaan, serta perbaikan di masa mendatang dengan memperhatikan alokasi waktu dan sarana prasarana.
Dokumen ini membahas pengertian Capaian Pembelajaran (CP), Tujuan Pembelajaran (TP), dan Tujuan Aksi Pembelajaran (ATP). CP adalah kompetensi yang harus dicapai peserta didik dalam satu fase, sedangkan TP dan ATP merupakan penjabaran lebih rinci dan operasional dari CP untuk memandu kegiatan pembelajaran sehari-hari. Dokumen ini juga memberikan contoh penyusunan ATP dan TP.
Dokumen ini membahas visi guru penggerak untuk mencetak generasi yang sholeh (beriman dan taqwa), berakhlak mulia, mandiri, dan terampil melalui peningkatan pembelajaran agama dan akhlak. Beberapa inisiatif yang diambil antara lain kegiatan religius seperti sholat Dhuha dan membaca shalawat, serta kegiatan untuk menanamkan akhlak mulia seperti 5S dan membersihkan lingkungan.
Regulasi diri adalah kemampuan individu untuk mengatur, mengontrol, dan memperbaiki dirinya sendiri guna mencapai tujuan. Regulasi diri merupakan aspek penting dalam menentukan perilaku seseorang karena melibatkan kemampuan metakognisi, motivasi, dan perilaku aktif. Terdapat lima komponen regulasi diri yaitu menetapkan standar dan tujuan, observasi diri, evaluasi diri, reaksi diri, serta refleksi diri
AHS_IKLIM SEKOLAH AMAN (MENCEGAH PERUNDUNGAN).pptxAnastasiaSinaga1
IKLIM SEKOLAH AMAN (MENCEGAH PERUNDUNGAN)
Lewat pemahaman di atas membantu masyarakat di mana pun untuk tidak melakukan tindakan bullying baik kepada yang kecil maupun yang dewasa. Karena tindakan tersebut berdampak negatif bagi si pelaku maupun si korban. Bayangkan jika kamu berada pada diri si korban kamu akan mengalami hal-hal yang dapat merusak mental, diri, dan pikiran.
PROPOSAL SKIPSI IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLI...SUJUD MARWOTO
Proposal skripsi ini membahas implementasi pendidikan karakter dalam meningkatkan kedisiplinan siswa kelas VIII di SMP Negeri 6 Batang. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain pentingnya pendidikan karakter untuk membentuk siswa yang bermoral, masalah kedisiplinan yang terjadi pada siswa kelas VIII sekolah tersebut, serta tujuan untuk mengetahui implementasi pendidikan karakter guna meningkatkan kedisiplinan siswa
Dokumen tersebut membahas tentang penerapan disiplin positif dalam konsep merdeka belajar. Disiplin positif bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan menyenangkan bagi siswa dengan memberikan tanggung jawab atas perilaku mereka sendiri dan mengelola emosi. Merdeka belajar memberikan kebebasan belajar kepada siswa. Agar merdeka belajar berjalan efektif, diperlukan penerapan disiplin positif
Disiplin Positif Merdeka Belajar by Andi Ismira.pptxAndiChimzTenriAdi
Dokumen ini membahas tentang penerapan disiplin positif dalam konsep merdeka belajar. Disiplin positif adalah pendekatan pengasuhan yang membantu siswa belajar mengambil tanggung jawab atas perilakunya sendiri dan mengelola emosi dengan baik. Merdeka belajar memberi kebebasan kepada siswa dalam proses belajar. Agar merdeka belajar berjalan efektif, disiplin positif diterapkan untuk menciptakan lingkungan bel
Rangkuman dokumen tersebut adalah:
1. Guru PAUD membuat rencana untuk membangun budaya positif di sekolah dengan membuat peraturan kelas bersama siswa.
2. Peraturan kelas tersebut berhasil dibuat dan disosialisasikan kepada guru dan orang tua siswa.
3. Masih ada ruang untuk meningkatkan partisipasi siswa dan orang tua dalam membangun budaya positif di sekolah.
Program bimbingan dan konseling SDN 65 Singkawang bertujuan untuk membantu siswa dalam mengembangkan potensi diri secara optimal dan mengatasi masalah yang dihadapi melalui layanan bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan karir.
A. Penerapan budaya positif di sekolah memerlukan kerja sama antara semua pihak, termasuk guru, siswa, kepala sekolah, orang tua, dan masyarakat. Guru berperan kunci dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman dan mendorong tumbuhnya motivasi internal siswa.
Makalah ini membahas metode pembelajaran berbasis siswa dengan menjelaskan latar belakang, konsep, tujuan, dan prinsip pembelajaran berbasis siswa. Metode ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar sehingga siswa dapat mengembangkan kemampuan belajar mandiri dan berpikir kritis. Guru berperan sebagai fasilitator yang mendorong partisipasi siswa agar pembelajaran menjadi lebih ber
Rpl Bimbingan dan Konseling tentang Penyesuaian Dirisayidatiasiyah
Dokumen tersebut merupakan rencana pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah tentang topik penyesuaian diri. Rencana ini mencakup tujuan, sasaran, metode, materi, dan evaluasi layanan yang akan diberikan kepada siswa kelas IX untuk membantu mereka memahami pentingnya penyesuaian diri di lingkungan sekolah baru.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
3. KEBIJAKAN MERDEKA BELAJAR
Dalam Permendikbudristek Nomor 16 Tahun 2022 tentang Standar Proses pada
Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, di Bagian
Keempat pada Pelaksanaan Pembelajaran dalam Suasana Belajar yang
Menyenangkan, terdapat Pasal 12 perihal;
(1) Pelaksanaan pembelajaran dalam suasana belajar yang menyenangkan,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c dirancang agar Peserta
Didik mengalami proses belajar sebagai pengalaman yang menimbulkan
emosi positif.
(2) Pelaksanaan pembelajaran dalam suasana belajar yang menyenangkan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan cara:
a. Menciptakan suasana belajar yang gembira, menarik, aman, dan bebas
dari perundungan.
b. Menggunakan berbagai variasi metoda dengan mempertimbangkan
aspirasi dari peserta didik, serta tidak terbatas hanya di dalam kelas.
c. Mengakomodasi keberagaman gender, budaya, bahasa daerah setempat,
agama atau kepercayaan, karakteristik, dan kebutuhan setiap peserta
didik.
4. Berdasarkan hasil survei lingkungan belajar tahun 2021, kualitas pembelajaran
pendidik Indonesia relatif baik dalam memberikan dukungan afektif pada peserta
didik. Tetapi, perlu peningkatan pada kemampuan manajemen kelas dan aktivasi
kognitif. Data menunjukkan bahwa hanya 2% manajemen kelas dan 1% aktivasi
kognitif sudah membudaya
1.1 Kondisi Kekinian Pendidikan di Indonesia
5. 1.2. Kebutuhan Pendekatan Disiplin Positif di Sekolah
Pendekatan disiplin positif merupakan pendekatan mendidik dan
membina yang bertumpu pada upaya membangun pemikiran dan
perilaku positif peserta didik.
Pendekatan disiplin positif tidak secara langsung ‘berbicara’
tentang peserta didik. Pendekatan ini lebih fokus pada diri orang
dewasa dalam persepsi mengenai caranya dalam mendidik dan membina
pemikiran serta perilaku positif peserta didik. Melalui pendekatan ini, peserta
didik akan mendapatkan perubahan dalam pemikiran dan perilakunya karena
efek dari cara pendekatan para pendidik terhadap dirinya
6. Pendekatan Disiplin Positif
mendukung mutu dan relevansi
pembelajaran di sekolah terkait :
a. Kualitas
pembelajaran
Salah satu prinsip
dalam menerapkan
pendekatan disiplin
positif seperti
partisipatoris dan
konstruktif. Peran
peserta didik berupa
sikap dan perilaku
dalam pengelolaan
kelas menjadi salah
satu faktor penting
untuk mewujudkan
keteraturan suasana
kelas dan manajemen
kelas yang optimal.
b. Kepemimpinan
instruksional
Pendekatan Disiplin
Positif turut
membantu
pengkondisian untuk
pencapaian visi dan
misi sekolah yang
dimulai dengan
keteladan pemimpin
dan pendidik di
sekolah. Keteladanan
tersebut muncul dari
hasil refleksi melalui
proses-proses
pencapaian visi misi
yang sudah dijalani.
c. Iklim Keamanan
Sekolah
Pendekatan Disiplin
Positif bertujuan
untuk membangun
sebuah relasi antar
warga sekolah
dengan saling
menghargai karena
percaya dan peduli.
Dengan
terbangunnya relasi
ini maka angka
perundungan,
hukuman fisik, dan
kekerasan seksual
akan menurun.
d. Salah satu prinsip
pendekatan Disiplin
Positif adalah inklusif
yang menghargai
segala jenis
keberagaman yang
ada di sekolah seperti
perbedaan individu,
identitas, maupun
latar belakang sosial
budaya.
7. 1.3 Tujuan, Manfaat, dan Dampak Penerapan Pendekatan
Disiplin Positif di Sekolah
Tujuan
1. Menumbuhkembangkan pemikiran dan perilaku positif peserta didik agar
dapat berperilaku secara tepat atas dasar kesadaran diri dan dilandasi sikap
tanggung jawab.
2. Meningkatkan kualitas layanan peserta didik yang ramah anak oleh
pendidik dan tenaga pendidikan dalam lingkungan sekolah.
3. Menurunkan potensi kekerasan baik secara fisik dan verbal, maupun potensi
perundungan, kekerasan seksual, dan intoleransi yang terjadi dalam
lingkungan sekolah.
4. Mengoptimalkan dukungan peranan orangtua dan pemangku kepentingan
sekolah dalam upaya membentuk iklim lingkungan sekolah dan kualitas
pembelajaran yang mendukung pencapaian hasil belajar yang baik.
8. Manfaat
a. Bertumbuh dan berkembangnya sikap saling menghormati dan
menghargai yang dilandasi kepercayaan dan kepedulian, baik antara
pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik, antar peserta didik
maupun antara peserta didik dan orangtua.
b. Terbangunnya pemahaman dan kesadaran diri peserta didik dalam
pemikiran dan perilaku positif untuk berperilaku baik dalam proses
belajar dan kehidupannya.
c. Terbentuknya sikap bertanggung jawab di kalangan peserta didik
terhadap pilihan tindakan dan perilaku yang ditunjukkan dalam proses
belajar di sekolah.
d. Mengoptimalkan keterampilan hidup, keterampilan sosial, keterampilan
bertanggung jawab, serta keterampilan menyelesaikan permasalahan
bagi peserta didik.
e. Menurunkan potensi peserta didik menjadi pelaku dan korban kekerasan,
perundungan, serta intoleransi dalam lingkungan sekolah, keluarga,
maupun pergaulannya di lingkungan masyarakat.
f. Para pendidik dan tenaga kependidikan mendapatkan persepsi dan cara
baru yang lebih ramah anak dalam layanan mendidik dan membina
pemikiran dan perilaku peserta didik.
9. Dampak
a. Tercapaianya Profil Pelajar Pancasila pada peserta didik.
b. Tercapaianya kualitas pembelajaran baik bagi para pendidik
maupun peserta didik di sekolah.
c. Tercapainya iklim keamanan dan iklim kebinekaan yang
membudaya di satuan pendidikan.
d. Terbentuknya ekosistem satuan pendidikan sebagai lingkungan
belajar yang aman, nyaman, menyenangkan dan inklusif.
11. 2.1. Konsep Pendekatan Disiplin
Positif di Sekolah
Secara konsep, disiplin positif merupakan sebuah pendekatan
untuk mendisiplinkan bahkan membangun karakter anak
tanpa menghukum. Walau tanpa pemberian hukuman,
pendekatan disiplin positif bukan pendekatan yang
membiarkan atau memberi kebebasan tanpa batas kepada
anak, karena dalam pendekatan disiplin positif ada kebebasan
namun ada pula pembatasan.
12. Bukan Disiplin Positif Disiplin Positif Sebenarnya
Permisifisme.
Membiarkan anak melakukan apa saja.
Tidak ada aturan, tidak ada batas dan
tidak ada harapan.
Reaksi spontan atau alternatif pengganti
hukuman.
Solusi jangka panjang yang akan
membangun disiplin diri anak.
Komunikasi yang jelas tentang
harapan,aturan dan batasan.
Hubungan saling menguntungkan
antara pengasuh anak, yang
menghargai kondisianak.
Mengajar anak keterampilan
sepanjanghidup.
Meningkatkan kompetensi dan
kepercayaan diri untuk menghadapi
tantangan.
Keramahan, empati, HAM, kesopanan
Sumber: Hidayat, Nur, dkk. Disiplin Positif: Membentuk Karakter tanpa Hukuman. Publikasi: https://publikasiilmiah.ums.
ac.id/handle/11617/7840.
13. Pendekatan Disiplin Positif Pendekatan Hukuman
Memberikan alternatif lain pada anak. Hanya melarang anak.
Mengakui dan menghargai upaya
anakdan tingkah laku mereka yang
baik.
Menanggapi perilaku negatif anak
dengan cara yang kasar.
Anak menaati peraturan apabila
merekadiajak berdiskusi dan
menyetujui peraturan tersebut.
Anak menaati peraturan karena mereka
diancam atau diomeli.
Konsisten, bimbingan yang tegas.
Mengendalikan, memalukan, dan
melecehkan.
Positif dan menghargai anak.
Negatif dan tidak menghargai anak.
Tidak mengandung kekerasan baik
secarafisik maupun verbal.
Mengandung kekerasan fisik maupun
verbal serta agresif.
Konsekuensi logis dari pelanggaran
yangdilakukan oleh anak.
Konsekuensi yang tidak logis dan tidak
bersinggungan dengan pelanggaran
yangdilakukan oleh anak.
Anak harus berubah ketika perilaku
mereka memberi dampak negatif pada
orang lain.
Anak harus dihukum karena memberi
dampak negatif pada orang lain dan
tidak menunjukkan bagaimana mereka
dapat berubah.
Memahami kemampuan, kebutuhan,
kondisi dan tingkat perkembangan
individual anak.
dst
Tidak menghiraukan kemampuan,
kebutuhan, kondisi dan tingkat
perkembangan individual anak.
Sumber: Hidayat, Nur, dkk. Disiplin Positif: Membentuk Karakter tanpa Hukuman. Publikasi: https://publikasiilmiah.ums.
ac.id/handle/11617/7840.
14. Mengajarkan anak untuk
menanamkankedisiplinan pada diri
mereka.
Mengajarkan anak untuk berbuat baik
hanya ketika mereka takut akan
dimarahiatau disetrap.
Mendengarkan dan memberikan
contoh.
Secara terus menerus memarahi anak
bahkan hanya untuk pelanggaran kecil
sekalipun, sehingga mengakibatkan
anaktidak menghiraukan kita
(mengabaikan atau tidak
mendengarkan kita).
Memanfaatkan kesalahan sebagai
peluang untuk pembelajaran. Memaksa anak untuk mematuhi
peraturan yang tidak logis hanya
karena“Anda mengatakan demikian.”
Langsung menuju pada
permasalahannyayaitu perilaku anak
bukan ke diri anaknya, dengan
mengatakan “Apa yangkamu lakukan
adalah salah.”
Permasalahan terletak pada anak
bukan pada perilaku anak, dengan
mengatakan “Kamu bodoh, kamu
salah.”
Pendekatan Disiplin Positif Pendekatan Hukuman
16. 2.3. Meningkatkan Kapasitas dan Kualitas Pendidik
dalam Penerapan Pendekatan Disiplin Positif di Sekolah
Secara umum ada 4 komponen penting dalam penerapan pendekatan disiplin
positif, yaitu:
1). Pendidik mengetahui, memahami, dan mengenali ciri dan perkembangan
peserta didik.
2). Pendidik melihat perilaku tidak tepat peserta didik dari sudut pandang yang
tepat.
3). Menerapkan konsekuensi logis yang berfokus solusi kepada peserta didik.
4). Memberikan penguatan dan dorongan positif kepada peserta didik.
18. Penerapan Disiplin Positif di sekolah dilakukan dalam 4 tahap yaitu ;
Pengkondisian, Konsolidasi, Implementasi, dan Keberlanjutan. Secara skematis,
tahapan penerapan gerakan disiplin positif di sekolah, dapat dilihat pada skema
berikut ini:
Gambar 3. Tahapan Penerapan Gerakan Disiplin Positif untuk Merdeka Belajar di Sekolah
19. 3.1. Tahapan Persiapan
Tahapan pengkondisian atau
persiapan bertujuan untuk
mempersiapkan pelaksanaan
gerakan disiplin positif di
sekolah secara holistik; yang
meliputi proses penyamaan
persepsi pemangku
kepentingan sekolah, proses
pemetaan permasalahan dan
kebutuhan dalam mendidik,
membina pemikiran dan
perilaku peserta didik
20. 3.2. Tahapan Konsolidasi
bertujuan untuk menyiapkan
daya dukung untuk
pelaksanaan gerakan disiplin
positif di sekolah. Sehingga,
implementasi gerakan
disiplin positif di sekolah
dapat diketahui, dapat
dipahami, dijalankan, dan di
pantau oleh semua pihak
terkait dengan sekolah.
21. 3.3. Tahapan Implementasi
Tahapan implementasi
bertujuan untuk
menciptakan proses
mendidik dan membina
peserta didik oleh para
pendidik/tenaga
kependidikan; dengan saling
menghargai/menghormati
serta mendidik tanpa
hukuman dan kekerasan
kepada peserta didik.
22. 3.4. Tahapan Keberlanjutan
Tahapan keberlanjutan
bertujuan untuk pembiasaan
aksi–refleksi dalam penerapan
pendekatan disiplin positif di
sekolah baik itu penerapan
secara holistic di sekolah
maupun pengintegrasian
dalam proses pembelajaran di
kelas serta pengimbasan
pengalaman penerapan
kepada sekolah lainnya.
24. 4.1. Komponen Capaian Penerapan Gerakan Disiplin Positif di Sekolah
Keberhasilan penerapan disiplin positif di sekolah dilihat dari
pemenuhan komponen dengan indikator dan parameter
penerapannya yaitu:
1. Sistem dan kebijakan sekolah yang mendukung
Dengan indikator meliputi:
a) Tim kerja penerapan disiplin positif di sekolah.
b) Perencanaan dan implementasinya.
c) Komitmen dan pakta integritas untuk penerapan disiplin
positif di sekolah.
d) Mekanisme penanganan perilaku tidak tepat peserta didik,
para pendidik, dan tenaga kependidikan.
25. 2. Kualitas layanan didikan dan pembinaan
pemikiran/perilaku positif peserta didik oleh para
pendidik/tenaga pendidikan di sekolah
Dengan indikator meliputi:
a) Kesiapan pendidik dan tenaga pendidik.
b) Penguasaan pengetahuan dan keterampilan
yang relevan.
c) Kualitas layanan pembelajaran dalam mendidik
dan membina peserta didik.
26. 3. Dukungan dan partisipasi komite sekolah, orangtua/wali
peserta didik, alumni dan masyarakat sekitar sekolah
Dengan indikator meliputi:
a) Dukungan Komite Sekolah dan orangtua/wali
peserta didik.
b) Partisipasi alumni dan organisasi kemasyakatan
dalam kegiatan mendidik dan membina perilaku
peserta didik di sekolah.
c) Dukungan masyarakat sekitar sekolah terhadap
penerapan disiplin positif di sekolah dan
stakeholder terkait.
27. 4. Dampak perubahan bagi sekolah dan
pemikiran/perilaku peserta didik
Dengan indikator meliputi:
a) Perubahan iklim sekolah serta perilaku peserta
didik.
b) Kesadaran dan tanggung jawab peserta didik.
c) Partisipasi peserta didik dalam proses
pembelajaran dan pendidikan di sekolah.
28. 4.2. Penilaian Capain Penerapan Disiplin Positif di Sekolah
Penilaian ini dibutuhkan agar proses penilaian sama pada
setiap sekolah, dan memudahkan untuk
merekomendasikan tindakan-tindakan perbaikan bila ada
ketidaksesuaian dengan indikator yang ditentukan.
Penilaian dilakukan dengan melihat pemenuhan
parameter/ indikator dari setiap komponen capaian
penerapan; dengan memperhatikan alat-alat bukti
pemenuhannya.
29. AYOOO !
Gerakan disiplin positif di
sekolah kita, dengan
pembaharuan cara mendidik,
membina pemikiran dan
perilaku peserta didik yang
mendukung kebijakan
merdeka belajar di
Indonesia
30. Nadiem Makarim
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi Republik Indonesia
“Kemendikbudristek berkomitmen untuk
terus mewujudkan lingkungan pendidikan
yang aman, nyaman dan bebas dari segala
bentuk kekerasan. Mari kita bergandeng
tangan untuk menciptakan dan menjaga
lingkungan belajar yang aman dan nyaman
bagi seluruh anak indonesia.”
Nadiem Makarim
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi Republik Indonesia