Modul ini membahas tentang latar belakang dan konsep dasar asesemen alternatif, bentuk asesmen kinerja, asesmen portofolio, dan pengembangan alat ukur afektif.
Pengembangan bahan ajar ini dapat digunakan sebagai referensi belajar bagi peserta didik dalam memahami materi peluang khususnya pada peluang empiris dan teoritis kelas VIII semester II.
Modul dan Perangkat Matematika Kelas 7 Muhammad Muzammil, S. Si SMP Ibrahimy ...ZainulHasan13
Modul Perangkat Ajar Matematika Kelas 7 Muhammad Muzammil, S. Si SMP Ibrahimy 1 Sukorejo Kurikulum Merdeka
Kunjungi juga
Channel kak Muzammil
https://youtube.com/channel/UCm4NRgDv1jr-jxp0X0fJU-w
kreativitas merupakan bahgiaan dari kognitif sehingga mampu meningkatkan hasil belajar. angket kreativitas sehingga peserta didik mampu menyelesaikan tugas belajarnya. kisi - kisi angket kreativitas . indikator kreativitas. fleksibilitas, originalitas
PPT ini berisikan tentang bangun ruang sisi datar dan bangun ruang sisi lengkung mulai dari kubus, balok, prisma, limas, kerucut, tabung dan yang terakhir bola. Dimana dalam PPT ini dicantumkan contoh dalam kehidupan sehari-hari, sifat-sifat, contoh soal dan rumus luas dan volume dari bangun ruang tersebut.
Belajar merupakan proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah proses yang dirancang dan diarahkan untuk mencapai tujuan dengan berbuat melalui berbagai pengalaman. Hal ini sesuai dengan teori belajar konstruktivisme kognitif yang di kemukakan oleh Jean Piaget (Trianto, 2014:72), ‘bahwa anak membangun skemata-skemata dari pengalaman sendiri dengan lingkungannya’. Merujuk Piaget, anak adalah pembelajar yang pada dirinya sudah memiliki motivasi untuk mengetahui dan akan memahami sendiri konsekuensi dari tindakan-tindakannya. Pandangan-pandangan Jean Piaget percaya bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan objek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada siswa agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan. Sedangkan Menurut M. Sobry Sutikno (2009:5) “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya”. Selaras dengan pendapat di atas Oemar Hamalik (2011:27) mengemukakan bahwa “Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (Learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing)”.
Dari beberapa definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dari lingkunannya dalam bentuk perubahan tingkah laku. belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut Gagne, Briggs, dan vager (M. Sobry Sutikno, 2014:11) mengemukakan bahwa ‘pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa’. Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan nilai yang baru. Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya, motivasinya, latar belakang akademisnya, latar belakang ekonominya, dan lain sebagainya.kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa dalam pembelajaran merupakan modal utama penyampaian bahan belajar dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran
Modul ini membahas tentang latar belakang dan konsep dasar asesemen alternatif, bentuk asesmen kinerja, asesmen portofolio, dan pengembangan alat ukur afektif.
Pengembangan bahan ajar ini dapat digunakan sebagai referensi belajar bagi peserta didik dalam memahami materi peluang khususnya pada peluang empiris dan teoritis kelas VIII semester II.
Modul dan Perangkat Matematika Kelas 7 Muhammad Muzammil, S. Si SMP Ibrahimy ...ZainulHasan13
Modul Perangkat Ajar Matematika Kelas 7 Muhammad Muzammil, S. Si SMP Ibrahimy 1 Sukorejo Kurikulum Merdeka
Kunjungi juga
Channel kak Muzammil
https://youtube.com/channel/UCm4NRgDv1jr-jxp0X0fJU-w
kreativitas merupakan bahgiaan dari kognitif sehingga mampu meningkatkan hasil belajar. angket kreativitas sehingga peserta didik mampu menyelesaikan tugas belajarnya. kisi - kisi angket kreativitas . indikator kreativitas. fleksibilitas, originalitas
PPT ini berisikan tentang bangun ruang sisi datar dan bangun ruang sisi lengkung mulai dari kubus, balok, prisma, limas, kerucut, tabung dan yang terakhir bola. Dimana dalam PPT ini dicantumkan contoh dalam kehidupan sehari-hari, sifat-sifat, contoh soal dan rumus luas dan volume dari bangun ruang tersebut.
Belajar merupakan proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah proses yang dirancang dan diarahkan untuk mencapai tujuan dengan berbuat melalui berbagai pengalaman. Hal ini sesuai dengan teori belajar konstruktivisme kognitif yang di kemukakan oleh Jean Piaget (Trianto, 2014:72), ‘bahwa anak membangun skemata-skemata dari pengalaman sendiri dengan lingkungannya’. Merujuk Piaget, anak adalah pembelajar yang pada dirinya sudah memiliki motivasi untuk mengetahui dan akan memahami sendiri konsekuensi dari tindakan-tindakannya. Pandangan-pandangan Jean Piaget percaya bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan objek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada siswa agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan. Sedangkan Menurut M. Sobry Sutikno (2009:5) “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya”. Selaras dengan pendapat di atas Oemar Hamalik (2011:27) mengemukakan bahwa “Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (Learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing)”.
Dari beberapa definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dari lingkunannya dalam bentuk perubahan tingkah laku. belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut Gagne, Briggs, dan vager (M. Sobry Sutikno, 2014:11) mengemukakan bahwa ‘pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa’. Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan nilai yang baru. Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya, motivasinya, latar belakang akademisnya, latar belakang ekonominya, dan lain sebagainya.kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa dalam pembelajaran merupakan modal utama penyampaian bahan belajar dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
Ppt bilangan bulat kelompok 6
1. BILANGAN BULAT PENDIDIKAN MATEMATIKA MI/SD 2
M. Fahmi Arifin, S.Pd.I., M.Pd.
Rita Zuraida
18520090
Norhidayati
18520117
Halimatus Sa’diah
18520118
2. Dua model yang populer untuk membantu siswa memahami operasi bilangan bulat.
Model yang pertama sering kita kenal dengan nama kartu bilangan bermuatan positif
dan negatif. Model ini ditandai dengan adanya dua kartu, yaitu satu kartu bermuatan
positif dan satu kartu bermuatan negatif. Untuk menandai dua kartu tersebut
berikutnya kita sepakati dua warna untuk mewakili masing-masing positif dan negatif
• Kartu bilangan bermuatan ini terdiri dari dua warna (boleh warna apa saja) yaitu
kartu warna kuning menunjukkan bilangan positif, sedangkan kartu warna merah
menunjukkan bilangan negatif.
• Untuk satu kartu warna kuning bernilai +1 dan untuk satu kartu warna merah bernilai
-1
• Untuk sebuah kartu yang kuning (positif) dipasangkan dengan kartu yang merah
maka hasilnya adalah nol (0)
• Untuk tanda operasi, jika tanda operasi penjumlahan (+), maka kartu bertambah dari
semula. Jika tanda operasi pengurangan (-), maka kartu berkurang dari semula.
4. Operasi Penjumlahan Bilangan
positif dengan Bilangan Negatif
6 + ( -4 ) =
+ =
6 Kartu
4 Kartu merah
Jumlah kartu
2 Kartu tidak mempunyai pasangan
6 + ( -4 ) = 2
5. Operasi Penjumlahan Bilangan
negative dengan positif
-5 + 4 = ...?
5 Kartu merah
+
4 Kartu Putih
Jumlah Kartu
=
1 Kartu tidak mempunyai pasangan
-5 + 4 = -1
7. Operasi Pengurangan Bilangan Bulat
Positif dengan positif
5 – 2 = ….?
-
5 Kartu Kuning
Hilangkan 2 kartu kuning
Perolehan dari pengurangan kartu kuning
=
5 – 2 = 3
8. Pengurangan bilangan bulat positif,
dimana bilangan kedua lebih dari dari
bilangan pertama
2 – 3 = ….
2 Kartu Kunig
Ambilkan 3 kartu warna kuning karena tidak
cukup, Maka manipulasi satu pasangan kartu
lagi
-
=
Dari kartu yang telah tersedia pada point b, maka ambilkan 3
kartu warna kuning, sehingga kartu yang tersisa adalah satu
kartu merah.
2 – 3 = -1
9. Pengurangan bilangan bulat negative
dengan bilangan bulat positif
-3 – 2 = …..
3 kartu berwarna merah
-Ambilkan 2 kartu berwarna putih, karena
belum tersedia maka manipulasi kartu semula
dengan menammbahkan 2 pasangan kartu
(kuning-merah)
=
terkumpullah 5 kartu berwarna merah dan 2 kartu berwarna
kuning
lalu buang/hilangkan 2 kartu berwarna kuning
-3 – 2 = 5
10. Pengurangan bilangan bulat negative
dengan bilangan bulat negatif
-5 – (-3) = ……
5 kartu berwarna merah
-
-
hilangkan 3 kartu berwarna merah
tersisa adalah 2 kartu berwarna merah
-5 – (-3) = -5 + 3 = -2
=
11. Pengurangan bilangan bulat negative
dengan bilangan bulat negatif
3– (-2) = …..
3 kartu warna kuning
-
Ambil/hilangkan 2 kartu merah, karena belum tersedia, maka
manipulasi kartu dengan menambahkanlah 2 pasang kartu.
=
Dari kartu yang tersedia dari point b, buang kartu merah
sehingga kartu yang tersisa 5 kartu putih
3 – (-2) = 3 + 2 = 5
12. Perkalian Bilangan Bulat
Perkalian bilangan bulat seharusnya merupakan perluasan langsung dari perkalian bilangan asli, seperti halnya
penjumlahan dan pengurangan yang dikaitkan dengan konsep bilangan asli. Kita sering memandang perkalian bilangan
asli sebagai penjumlahan berulang. Faktor pertama menyatakan banyak himpunan (set) yang ada atau berapa banyak
dijumlahkan, mulai dari 0.
Hal ini dapat diberlakukan pada perkalian bilangan bulat jika faktor pertamanya adalah positif dan apapun tanda
dari faktor kedua. Bagaimana jika kasus berikutnya adalah faktor pertamanya negatif
13. 4 x -3 = ?
Mulai dengan nol tambahkan “4 set kartu merah (-4)
=
Hasil : ada 12 kartu merah
Dengan demikian 4 x -3 = -12
Perkalian Bilangan Bulat
15. Media Pembelajaran Bilangan Bulat
Media yang dapat digunakan adalah Gambar Tempel berwarna pada materi operasi hitung bilangan bulat. Media Gambar
tempel berwarna adalah media yang dibuat oleh guru yang menggunakan 2 warna bereda untuk melambangkan bilangan
bulat positif dengan bilangan bulat negatif. Media ini akan mengkonkretkan bagaimana konsep penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat pada siswa. Dalam pelaksanaan pmbelajaran dengan menggunakan media gambar tempel berwarna akan
difokuskan pada 1). Bagaimana aktivitas guru dalam penggunaan media gambar tempel berwarna, 2). Bagaimana aktivitas
siswa dalam penggunaan media gambar tempel berwarna, 3). Bagaimana hasil belajar matematika siswa setelah penerapan
media gambar tempel berwarna.
Tujuannya adalah untuk mendeskripsikan bagaimana aktivitas guru, aktivitas siswa serta bagaimana hasil belajar siswa setelah
dilakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media gambar tempel berwarna pada materi operasi hitung bilangan
bulat. Penggunaan media gambar tempel berwarna diharapkan dapat membuat siswa lebih mudah untuk memahami konsep
penjumlahan dan pengurangan pada bilangan bulat. Dan dapat diingat siswa.
16. Daftar Pustaka
Nanda D, Penggunaan Media Gambar Tempel Berwarna untuk meningkatkan Hasil Belajar Operasi Hitung Bilangan
Bulat, Jurnal Penelitian Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2013, 1-6.
https://lmsspada.kemdikbud.go.id/pluginfile.php/33146/mod_resource/content/4/BAHAN%20AJAR%204%20PEMBELAJ
ARAN%20MATERI%20BILANGAN%20BULAT.Rev.pdf diakses pada 1 November 2020
https://www.scribd.com/doc/45567980/Strategi-Dan-Kajian-Pembelajaran-Bilangan-Bulat diakses pada 29 Oktober
2020