"[Ringkasan] Pemerintah Kota Tidore Kepulauan menyusun Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun 2017 yang mencakup rencana pendapatan, belanja, dan alokasi anggaran untuk 14 urusan pemerintahan berdasarkan undang-undang dan peraturan terkait."
KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SETELAH DITETAPKANNYA PMK 125/PMK.07/20...Pratiwi Gitomartoyo
Dasar-dasar empiris kritik terhadap PMK Nomor 125/PMK.07/2016 Tentang Penundaan Penyaluran Sebagian DAU Tahun 2016 dan restrospeksi hubungan keuangan pusat dan daerah.
PEMBAGIAN FUNGSI PUSAT-DAERAH, SUMBER KEUANGAN, HUBUNGAN KEUANGAN ANTAR PEMERINTAHAN DI INDONESIA, Kebijakan Transfer ke Daerah , Kriteria Desain Transfer Pusat ke Daerah, KEWENANGAN FISKAL, KEBIJAKAN KONVERSI DBH DAN/ATAU DAU KE DALAM SBN, Penundaan penyaluran DAU
KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SETELAH DITETAPKANNYA PMK 125/PMK.07/20...Pratiwi Gitomartoyo
Dasar-dasar empiris kritik terhadap PMK Nomor 125/PMK.07/2016 Tentang Penundaan Penyaluran Sebagian DAU Tahun 2016 dan restrospeksi hubungan keuangan pusat dan daerah.
PEMBAGIAN FUNGSI PUSAT-DAERAH, SUMBER KEUANGAN, HUBUNGAN KEUANGAN ANTAR PEMERINTAHAN DI INDONESIA, Kebijakan Transfer ke Daerah , Kriteria Desain Transfer Pusat ke Daerah, KEWENANGAN FISKAL, KEBIJAKAN KONVERSI DBH DAN/ATAU DAU KE DALAM SBN, Penundaan penyaluran DAU
Implikasi Adanya Paket Undang Undang Keuangan Negara >Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara >>Salah satu implikasi penetapan UU Nomor 17 Tahun 2003 adalah mulai diterapkannya anggaran berbasis kinerja (performance-based budgeting). Pendekatan ini diterapkan secara bertahap mulai tahun anggaran 2005. Penganggaran bebasis kinerja merupakan sistem perencanaan, penganggaran, dan evaluasi yang dilakukan dengan mempertimbangkan keterkaitan antara pendanaan dengan keluaran dan hasil yang diharapkan. Pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan/program/kebijakan sesuai dengan sasaran dan tugas yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi Pemerintah Daerah. Salah satu aspek yang diukur dalam penilaian kinerja keuanganpemerintah adalah aspek keuangan berupa Anggaran Berbasis Kinerja (ABK). >Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara >>·diatur prinsip-prinsip yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi-fungsi pengelolaan kas, perencanaan penerimaan dan pengeluaran, pengelolaan utang piutang dan investasi serta barang milik negara/daerah yang selama ini belum mendapat perhatian yang memadai. ·Untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan negara, laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah perlu disampaikan secara tepat waktu dan disusun mengikuti standar akuntansi pemerintahan. Karena, Pada saat ini laporan keuangan pemerintah dirasakan masih kurang transparan dan akuntabel karena belum sepenuhnya disusun mengikuti standar akuntansi pemerintahan yang sejalan dengan standar akuntansi sektor publik yang diterima secara internasional. Pada saat ini laporan keuangan pemerintah dirasakan masih kurang transparan dan akuntabel karena belum sepenuhnya disusun mengikuti standar akuntansi pemerintahan yang sejalan dengan standar akuntansi sektor publik yang diterima secara internasional. >Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan Dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. >>yaitu, adanya wewenang BPK untuk memeriksa atas pengelolaan dan tanggung jawab mengenai keuangan negara, selain itu BPK memiliki kebebasan dan kemandirian dalam ketiga tahap pemeriksaan, yakni perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan hasil pemeriksaan. Kebebasan dalam tahap perencanaan mencakup kebebasan dalam menentukan obyek yang akan diperiksa, kecuali pemeriksaan yang obyeknya telah diatur tersendiridalam undang-undang, atau pemeriksaan berdasarkan permintaan khusus dari lembaga perwakilan, serta BPK dapat menerbitkan surat keputusan penetapan batas waktu pertanggungjawaban bendahara atas kekurangan kas/barang yang terjadi, setelah mengetahui adakekurangan kas/barang dalam persediaan yang merugikan keuangan negara/daerah.
Implikasi Adanya Paket Undang Undang Keuangan Negara >Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara >>Salah satu implikasi penetapan UU Nomor 17 Tahun 2003 adalah mulai diterapkannya anggaran berbasis kinerja (performance-based budgeting). Pendekatan ini diterapkan secara bertahap mulai tahun anggaran 2005. Penganggaran bebasis kinerja merupakan sistem perencanaan, penganggaran, dan evaluasi yang dilakukan dengan mempertimbangkan keterkaitan antara pendanaan dengan keluaran dan hasil yang diharapkan. Pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan/program/kebijakan sesuai dengan sasaran dan tugas yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi Pemerintah Daerah. Salah satu aspek yang diukur dalam penilaian kinerja keuanganpemerintah adalah aspek keuangan berupa Anggaran Berbasis Kinerja (ABK). >Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara >>·diatur prinsip-prinsip yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi-fungsi pengelolaan kas, perencanaan penerimaan dan pengeluaran, pengelolaan utang piutang dan investasi serta barang milik negara/daerah yang selama ini belum mendapat perhatian yang memadai. ·Untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan negara, laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah perlu disampaikan secara tepat waktu dan disusun mengikuti standar akuntansi pemerintahan. Karena, Pada saat ini laporan keuangan pemerintah dirasakan masih kurang transparan dan akuntabel karena belum sepenuhnya disusun mengikuti standar akuntansi pemerintahan yang sejalan dengan standar akuntansi sektor publik yang diterima secara internasional. Pada saat ini laporan keuangan pemerintah dirasakan masih kurang transparan dan akuntabel karena belum sepenuhnya disusun mengikuti standar akuntansi pemerintahan yang sejalan dengan standar akuntansi sektor publik yang diterima secara internasional. >Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan Dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. >>yaitu, adanya wewenang BPK untuk memeriksa atas pengelolaan dan tanggung jawab mengenai keuangan negara, selain itu BPK memiliki kebebasan dan kemandirian dalam ketiga tahap pemeriksaan, yakni perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan hasil pemeriksaan. Kebebasan dalam tahap perencanaan mencakup kebebasan dalam menentukan obyek yang akan diperiksa, kecuali pemeriksaan yang obyeknya telah diatur tersendiridalam undang-undang, atau pemeriksaan berdasarkan permintaan khusus dari lembaga perwakilan, serta BPK dapat menerbitkan surat keputusan penetapan batas waktu pertanggungjawaban bendahara atas kekurangan kas/barang yang terjadi, setelah mengetahui adakekurangan kas/barang dalam persediaan yang merugikan keuangan negara/daerah.
2015 juli 01_sumardi_analisis keuda_kua ppas_magetan_2016_pendapatan daerahSumardi Wiryosumarto
Kajian Pendapatan Daerah Kabupaten Magetan berdasarkan dokumen KUA dan PPAS Kabupaten Magetan TA 2016, hal-hal apa saja yang perlu dipertegas pada TA 2016 misalnya perencanaan pendapatan asli daerah harus didasarkan pada data potensi, pertumbuhan ekonomi dan pencapaian tahun sebelumnya.
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Muh Saleh
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 merupakan survei yang mengintegrasikan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dan Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGI). SKI 2023 dikerjakan untuk menilai capaian hasil pembangunan kesehatan yang dilakukan pada kurun waktu lima tahun terakhir di Indonesia, dan juga untuk mengukur tren status gizi balita setiap tahun (2019-2024). Data yang dihasilkan dapat merepresentasikan status kesehatan tingkat Nasional sampai dengan tingkat Kabupaten/Kota.
Ketersediaan data dan informasi terkait capaian hasil pembangunan kesehatan penting bagi Kementerian Kesehatan, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagai bahan penyusunan kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang lebih terarah dan tepat sasaran berbasis bukti termasuk pengembangan Rencana Pembangunan Kesehatan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2024-2029) oleh Kementerian PPN/Bappenas. Dalam upaya penyediaan data yang valid dan akurat tersebut, Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam penyusunan metode dan kerangka sampel SKI 2023, serta bersama dengan Lintas Program di Kementerian Kesehatan, World Health Organization (WHO) dan World Bank dalam pengembangan instrumen, pedoman hingga pelaporan survei.
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Kementerian Kesehatan menggulirkan transformasi sistem kesehatan.
Terdapat 6 pilar transformasi sistem kesehatan sebagai penopang kesehatan
Indonesia yaitu: 1) Transformasi pelayanan kesehatan primer; 2) Transformasi
pelayanan kesehatan rujukan; 3) Transformasi sistem ketahanan kesehatan;
4) Transformasi sistem pembiayaan kesehatan; 5) Transformasi SDM
kesehatan; dan 6) Transformasi teknologi kesehatan.
Transformasi pelayanan kesehatan primer dilaksanakan melalui edukasi
penduduk, pencegahan primer, pencegahan sekunder dan peningkatan
kapasitas serta kapabilitas pelayanan kesehatan primer. Pilar prioritas
pertama ini bertujuan menata kembali pelayanan kesehatan primer yang ada,
sehingga mampu melayani seluruh penduduk Indonesia dengan pelayanan
kesehatan yang lengkap dan berkualitas.
Penataan struktur layanan kesehatan primer tersebut membutuhkan
pendekatan baru yang berorientasi pada kebutuhan layanan di setiap
siklus kehidupan yang diberikan secara komprehensif dan terintegrasi
antar tingkatan fasilitas pelayanan kesehatan. Pendekatan baru ini disebut
sebagai Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer, melibatkan Puskesmas, unit
pelayanan kesehatan di desa/kelurahan yang disebut juga sebagai Puskesmas
Pembantu dan Posyandu. Selanjutnya juga akan melibatkan seluruh fasilitas
pelayanan kesehatan primer.
Disampaikan dalam Drum-up Laboratorium Inovasi Kabupaten Sorong, 27 Mei 2024
Dr. Tri Widodo W. Utomo, S.H., MA.
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Disampaikan pada PKN Tingkat II Angkatan IV-2024 BPSDM Provinsi Jawa Tengah dengan Tema “Transformasi Tata Kelola Pelayanan Publik untuk Mewujudkan Perekonomian Tangguh, Berdayasaing, dan Berkelanjutan”
Dr. Tri Widodo Wahyu Utomo, S.H., MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI
1. Pemerintah Kota Tidore Kepulauan
Prioritas Plafon Anggaran Sementara (1)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penyusunan PPAS
Perencanaan dan penganggaran merupakan proses untuk menentukan
tindakan masa depan yang tepat melalui urutan pilihan dengan memperhatikan
sumber daya yang tersedia. Dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan Daerah,
maka perencanaan dan penganggaran merupakan satu rangkain kegiatan yang
berawal dari penyusunan RPJMD, RKPD, KU APBD, PPAS serta APBD.
Dokumen PPAS memuat prioritas pembangunan daerah yang dikaitkan
dengan sasaran yang ingin dicapai termasuk program prioritas dari SKPD Tahun
2017. Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara memuat target pencapaian kinerja
yang terukur dari setiap urusan pemerintah daerah yang disertai dengan proyeksi
pendapatan daerah, alokasi belanja daerah, sumber dan penggunaan pembiayaan
yang disertai dengan asumsi yang mendasarinya. Prioritas dan Plafon Anggaran
Sementara juga menggambarkan pagu anggaran sementara di masing‐masing
SKPD berdasarkan program dan kegiatan. Pagu sementara tersebut akan menjadi
pagu definitif setelah disepakati bersama oleh pemerintah daerah dengan DRPD.
Hasil kesepakatan selanjutnya dijadikan dasar bagi SKPD untuk menyusun
Rencanan Kerja Anggaran (RKA) SKPD.
Proses penyusunan PPAS dilakukan melalui beberapa tahapan dengan
memperhatikan prinsip transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi. Adapun tahapan
penyusunan PPAS adalah sebagai berikut:
1) Menentukan skala prioritas Pembangunan daerah baik urusan wajib
maupun urusan pilihan;
2) Menentukan urutan program/kegiatan untuk masing-masing urusan yang
disinkronisasikan dengan prioritas dan program nasional yang tercantum
dalam Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2017;
3) Menyusun plafon anggaran sementara untuk masing-masing
program/kegiatan.
2. Pemerintah Kota Tidore Kepulauan
Prioritas Plafon Anggaran Sementara (2)
Melalui tahapan-tahapan tersebut, diharapkan perencanaan dimaksud
mampu mensinergikan harapan-harapan dari berbagai pihak, baik pemerintah,
swasta maupun masyarakat sehingga dapat terwujud kinerja pemerintahan dan
kelembagaan daerah yang semakin baik serta tercapai sasaran dan target
pembangunan yang diinginkan.
1.2 TUJUAN PENYUSUNAN PPAS
Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun Anggaran 2017
merupakan penjabaran Kebijakan Umum APBD (KUA) yang bertujuan:
1. Sebagai bahan pembahasan dalam rapat pendahuluan Rancangan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) serta landasan bagi
penyusunan RAPBD Kota Tidore Kepulauan Tahun Anggaran 2017;
2. Sebagai dasar penentuan skala prioritas pembangunan daerah Kota Tidore
Kepulauan Tahun Anggaran 2017 beserta prioritas program untuk masing-
masing urusan pemerintahan daerah;
3. Sebagai dasar penyusunan plafon anggaran sementara untuk masing-
masing usulan program/kegiatan prioritas tahun anggaran 2017;
4. Sebagai acuan dalam penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA)
SKPD Tahun Anggaran 2017.
1.3 Dasar Penyusunan PPAS
1. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara
yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
2. Undang-Undang Nomor 01 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten
Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten Kepulauan
Sula, Kabupaten Halmahera Timur dan Kota Tidore Kepulauan di Propinsi
Maluku Utara;
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
4. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistim Perencanaan
Pembangunan Nasional;
3. Pemerintah Kota Tidore Kepulauan
Prioritas Plafon Anggaran Sementara (3)
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Tentang Pemerintahan
Daerah;
7. Undang – Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan
Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah.
11.Peraturan Menteri Dalam Nomor 54 tahun 2014 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 tahun 2011 tentang Perubahan
Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 31 Tahun 2016 tentang Pedoman
Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran
2017;
14. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Tidore Kepulauan Tahun 2016-
2021;
15. Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2016 tentang Anggaran Pendapatan
Belanja Daerah (APBD) Perubahan Tahun 2016;
16. Peraturan Walikota Tidore Kepulauan Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kota Tidore Kepulauan tahun
2005-2025.
17. Peraturan Walikota Tidore Kepulauan Nomor 16 Tahun 2016 tentang
Rencana Kerja Pemerintah Daerah tahun 2017;
4. Pemerintah Kota Tidore Kepulauan
Prioritas Plafon Anggaran Sementara (4)
BAB II
RENCANA PENDAPATAN DAN PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH
Beriskan terntang target pendapatan dan penerimaan dan pembiayaan
daerah yang meliputi pendapatan asli daerah (PAD), penerimaan dana perimbangan
dan lain-lain pendapatan daerah yang sah, serta sumber-sumber penerimaan
pembiayaan berdasarkan kebijakan pendapatan daerah dalam kebijakan umum
anggaran (KUA).
Tabel II.1
TARGET PENDAPATAN DAN PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH
TAHUN ANGGARAN 2017
NO
PENDAPATAN DAN PENERIMAAN
PEMBIAYAAN DAERAH
TARGET
TAHUN ANGGARAN
BERKENAAN
1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 40,202,242,310
1.1 Hasil Pajak Daerah 5,860,000,000
1.2 Hasil Retribusi Daerah 26,567,242,310
1.3
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
dipisahkan
840,000,000
1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah 6,935,000,000
2 DANA PERIMBANGAN 654,789,537,000
2.1 Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak 17,368,180,000
2.2 Dana Alokasi Umum 554,976,092,000
2.3 Dana Alokasi Khusus 82,445,265,000
3
LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG
SAH
56,244,505,000
3.1 Hibah 2,000,000,000
3.2 Dana Darurat -
3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan 5,750,000,000
Pemerintah Daerah lainnya
3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 48,494,505,000
3.5 Bantuan Keuangan dari Propinsi atau
Pemerintah Daerah lainnya -
3.6 Pendapatan Lainnya -
JUMLAH PENDAPATAN DAERAH 751,236,284,310
5. Pemerintah Kota Tidore Kepulauan
Prioritas Plafon Anggaran Sementara (5)
BAB III
PRIORITAS BELANJA DAERAH
Belanja daerah disusun dengan pendekatan anggaran berbasis kinerja dan
berimbang yang berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan,
oleh karena itu dalam penyusunan APBD Tahun Anggaran 2017, Pemerintah Kota
Tidore Kepulauan berupaya menetapkan target capaian dan indikator kinerja baik
dalam konteks daerah, satuan kerja, dan kegiatan dalam rangka penyelenggaraan
urusan. Prioritas belanja daerah tahun 2017 di prioritaskan pada Percepatan dan
pemerataan pembangunan infrastruktur antar wilayah yang sesuai dengan arah
kebijakan tahun kedua yang terdapat dalam visi misi pemerintah daerah tahun 2016-
2021.
Belanja Daerah terdiri dari belanja langsung dan belanja tidak langsung.
Belanja langsung dalam APBD Tahun 2017 di targetkan sebesar Rp.
329,377,811,505,- sedangkan belanja tidak langsung dalam APBD Tahun 2017 di
targetkan sebesar Rp 439,511,078,200, dialokasikan untuk Belanja Pegawai
sebesar Rp. 331,085,214,000, Belanja Hibah sebesar Rp. 5,284,012,000, Belanja
Bantuan Sosial sebesar Rp. 500,000,000, Belanja Bantuan Keuangan sebesar Rp.
98,641,852,200, dan Belanja Tidak Terduga sebesar Rp. 4,000,000,000.
6. Pemerintah Kota Tidore Kepulauan
Prioritas Plafon Anggaran Sementara (6)
BAB IV
PLAFON ANGGARAN SEMENTARA BERDASARKAN URUSAN
PEMERINTAHAN DAN PROGRAM/KEGIATAN
4.1 Palfon Anggaran Sementara Berdasarkan Urusan Pemerintahan
Berisikan Plafon Anggaran Sementara masing-masing urusan dan satuan kerja yang
dituangkan secara deskriptif dan dalam bentuk tabulasi sebagai berikut :
No URUSAN / SKPD PAGU
URUSAN WAJIB 318,195,892,785
1 PENDIDIKAN
1.1 DINAS PENDIDIKAN 17,050,000,000
1.2 DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA 1,500,000,000
2 KESEHATAN
2.1 DINAS KESEHATAN 23,195,264,000
2.2 RSUD 46,789,801,060
3 PEKERJAAN UMUM
3.1 DINAS PEKERJAAN UMUM DAN TATA RUANG 39,900,000,000
3.2 DINAS PERUMAHAN, PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN 41,000,000,000
5 PERENCANAAN PEMBANGUNAN
5.1 BADAN PERENCANAAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN 5,037,198,940
6 PERHUBUNGAN
6.1 DINAS PERHUBUNGAN 5,918,098,785
6.2 DINAS KOMINFO, PERSANDIAN DAN STATISTIK 1,500,000,000
7 LINGKUNGAN HIDUP
7.1 DINAS LINGKUNGAN HIDUP 5,500,000,000
8 KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL
8.1 DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL 3,000,000,000
9 PEMBERDAYAAN PEREMPUAN & PERLINDUNGAN ANAK
9.1
DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK, KB, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN
PERLINDUNGAN ANAK
2,500,000,000
10 SOSIAL
10.1 DINAS SOSIAL 1,500,000,000
10.2 DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI 2,000,000,000
10.3 BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH 2,200,000,000
11 KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH
11.1 DINAS PERINDAGKOP DAN UKM 4,200,000,000
12 KEBUDAYAAN
12.1 DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA 5,300,000,000
13 KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DALAM NEGERI
13.1 DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA 4,000,000,000
7. Pemerintah Kota Tidore Kepulauan
Prioritas Plafon Anggaran Sementara (7)
13.2 SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN KEBAKARAN 2,000,000,000
13.3 BADAN KESBANGPOL 1,500,000,000
14
OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM,ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH,
PERANGKAT DAERAH KEPEGAWAIAN DAN PERSANDIAN
14.1 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
14.2 KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH
14.3 SEKRETARIAT DAERAH 47,170,430,000
14.4 SEKRETARIAT DPRD 14,500,000,000
14.5 BADAN PENDAPATAN DAERAH 3,035,100,000
'14.6 BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SDM 5,000,000,000
'14.7 INSPEKTORAT 3,000,000,000
14.8 BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH 5,900,000,000
14.9 KECAMATAN TIDORE 800,000,000
14.10 KECAMATAN TIDORE SELATAN 800,000,000
14.11 KECAMATAN TIDORE UTARA 800,000,000
14.12 KECAMATAN TIDORE TIMUR 800,000,000
14.13 KECAMATAN OBA 850,000,000
14.14 KECAMATAN OBA UTARA 800,000,000
14.15 KECAMATAN OBA TENGAH 800,000,000
14.16 KECAMATAN OBA SELATAN 850,000,000
14.17 KELURAHAN 12,000,000,000
14.18 DINAS PENANAMAN MODAL DAN PTSP 2,000,000,000
15 KETAHANAN PANGAN
15.1 DINAS KETAHANAN PANGAN 1,500,000,000
16 KEARSIPAN
16.1 DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN DAERAH 2,000,000,000
NO URUSAN PILIHAN 11,181,918,720
1 PERTANIAN
1.1 DINAS PERTANIAN 5,000,000,000
3 KELAUTAN DAN PERIKANAN
2.1 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN 6,181,918,720
JUMLAH TOTAL URUSAN (WAJIB+PILIHAN) 329,377,811,505
9. Pemerintah Kota Tidore Kepulauan
Prioritas Plafon Anggaran Sementara (9)
BAB IV.3
PLAFON ANGGARAN SEMENTARA UNTUK BELANJA PEGAWAI, BUNGA,
SUBSIDI, HIBAH,
BANTUAN SOSIAL, BELANJA BAGI HASIL, BANTUAN KEUANGAN DAN
BELANJA TIDAK TERDUGA TAHUN ANGGARAN 2017
NO
PLAFON ANGGARAN PLAFON ANGGARAN
SEMENTARABELANJA TIDAK LANGSUNG
1 Belanja Pegawai 331,085,214,000
2 Belanja Bunga -
3 Belanja Subsidi -
4 Belanja Hibah 5,284,012,000
5 Belanja Bantuan Sosial 500,000,000
6
Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/
Kabupaten/ Kota dan Pemerintahan
Desa
-
7
Belanja Bantuan Keuangan Kepada
Provinsi/ Kabupaten/ Kota dan
Pemerintahan Desa
98,641,852,200
8 Belanja Tidak Terduga 4,000,000,000
TOTAL
439,511,078,200
10. Pemerintah Kota Tidore Kepulauan
Prioritas Plafon Anggaran Sementara
(10)
TABEL V
RENCANA PEMBIAYAAN DAERAH
TAHUN ANGGARAN 2017
NO
PENDAPATAN DAN PENERIMAAN PLAFON
ANGGARAN
SEMENTARAPEMBIAYAAN DAERAH
PEMBIAYAAN DAERAH
1 Penerimaan Pembiayaan
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun
Anggaran
26,152,605,395
Pencairan Dana Cadangan -
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan
-
Penerimaan Pinjaman Daerah -
Penerimaan Kembali Pinjaman Daerah -
Penerimaan Piutang Daerah -
Jumlah Penerimaan Pembiayaan 26,152,605,395
2 Pengeluaran Pembiayaan
Pembentukan Dana Cadangan -
Penyertaan Modal (Investasi) daerah 8,500,000,000
Pembayaran Pokok Utang -
Pemberian Pinjaman Daerah
Jumlah Pengeluaran Pembiayaan 8,500,000,000
Pembiayaan Netto 17,652,605,395
11. Pemerintah Kota Tidore Kepulauan
Prioritas Plafon Anggaran Sementara
(11)
BAB VI
PENUTUP
Demikian dokumen PPAS ini dibuat untuk menjadi pedoman dalam penyusunan
RAPBD Tahun Anggaran 2017.
Tidore, November 2016