SlideShare a Scribd company logo
INDUSTRI
POLYETHYLENE TEREPHTHALATE
Oleh :

Akhmad Kautsar
Dimas Febrianto
PENDAHULUAN
Polyethylene Terepthalate (PET) ini sering dikenal
dengan nama polyester memiliki rumus struktur
sebagai berikut :




adalah suatu resin polimer termoplastik dari
kelompok poliester. PET banyak diproduksi dalam
industri kimia dan digunakan dalam serat sintetis,
botol minuman, wadah makanan, aplikasi
thermoforming, dan resin teknik yang sering
dikombinasikan dengan serat kaca.
PET merupakan salah satu bahan mentah
terpenting dalam industri tekstil. Kebanyakan
(sekitar 60%) dari produksi PET dunia digunakan
dalam serat sintetis, dan produksi botol mencapai
30% dari permintaan dunia. Dalam penggunaannya
di bidang tekstil, PET biasanya disebut dengan
poliester saja.

PET terdiri dari polimerisasi unit – unit monomer
etilen tereptalat, dengan pengulangan unit C10H8O4

PET umumnya didaur ulang, dan diberi angka “1”,
yang menandakan simbol dapat didaur ulang
PETF




BOPET
Berdasarkan data impor statistik tahun 2002-2004,
kebutuhan polyethylene terepthalate (PET) di
Indonesia adalah sebagai berikut :

Tabel 1.Data Statistik Impor Polyethylene
  terepthalate (PET)
                    Kebutuhan Polietilen
   Tahun                      Tereptalat
                             (Kg/Tahun)
   2002                      23.634.708
   2003                      24.834.183
   2004                      74.437.170
 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2002 –
 2004
SEJARAH

Pada tahun 1942, John Rex
Whinfield dan James Tennant
Dickson yang bekerja pada
perusahaan Calico Printers
Association di Inggris
menemukan sintetis polimer
linier yang dapat diproduksi
melalui Ester Exchange antara   JR Whinfield (kiri) dan JT Dickson
                                (kanan)
Ethylene Glycol (EG) dan
Dimethyl terepthalate (DMT)
yang menghasilkan
polyethylene terepthalate.
Pada perkembangan selanjutnya produksi PET untuk
serat-serat sintetis menggunakan bahan baku
Terepthalate Acid (TPA) dan Ethylene Glycol (EG).

Produksi serat polyester (PET) secara komersial dimulai
pada tahun 1944 di Inggris dengan nama dagang
“Terylene” dan pada tahun 1953 di Amerika Serikat
(Dupont) dengan nama dagang “Dacron”.
Sifat-sifat
PET dapat berwujud padatan amorf (transparan)
atau sebagai bahan semi-kristal yang putih dan tidak
transparan, tergantung kepada proses dan riwayat
termalnya.
 Densitas                : + 1,4        g/cm3
                          : 1,370 g/cm3 (amorf)
                          : 1,455 g/cm3 (kristal)
 Modulus young (E)       : 2800-3100 MPa
 Tensile strength (σt)           : 55-75 MPa
 Temperatur glass (Tg) : 75 oC
 Titik leleh             : 260 oC
 Konduktivitas thermal   : 0,24 W /(m.K)
   Kapasitas panas spesifik          : 1,0 kJ / (kg.K)
   Penyerapan air (ASTM) : 0,16
   Viscositas intrinsik              : 0,629 dl/g
   Index rerfraksi (nD)       : 1,57 – 1,58
   Batas elastisitas          : 50 – 150 %
   PET mudah larut dalam asam sulfat, asam nitrat,
    trifluoro asetat, fenol, meta kresol, dan
    tetrakloroetan.
   Bila dipanaskan pada suhu tinggi dengan adanya
    air, PET akan terhidrolisa

PET unggul karena titik leleh yang relatif tinggi,
kesetabilan dimensi baik, kekakuan-kekuatan
mekanik-ketahanan impact tinggi, serapan air-
koefisien ekspansi termal rendah.
Proses Produksi
Polyethylene Terepthalate (PET) dapat diperoleh dengan
2 cara, yaitu melalui reaksi ester exchange antara
dimethylterepthalate (DMT) dengan ethylene glycol (EG)
dan melalui reaksi esterifikasi langsung antara
terepthalate acid (TPA) dan ethylene glycol (EG).

A. Persiapan monomer Bis-Hydroxyethyl Terephthalate
: 1.DMT dengan EG                    O
                                    C O      CH2CH2OH
      COOCH3
                   CH2OH
           +   2                                   + 2CH3OH
                   CH2OH
                                    C    O   CH2CH2OH
      COOCH3                            O

                           Bishidroksietil Tereptalat   Metanol
2.TPA dengan EG
       O                             O
      C OH                          C O      CH2CH2OH

                    CH2OH
            +   2                                         +       2   H2O
                    CH2OH

      C    OH                       C    O   CH2CH2OH
          O                             O
                            Bishidroksietil Tereptalat                Air
                            (BHET)

B. Reaksi Prepolimerisasi
       O                                     O                O
      C O CH2CH2OH           HOCH2CH2 O       C               C   O    CH2CH2 OH
                                                                             20

 20                                            Prepolimer
      C O CH2CH2OH                                  +
       O                                          CH2OH
                                             19
                                                  CH2OH
C. Reaksi
Polikondensasi
            O                 O
                                                           CH2OH
5   HOCH2CH2 O   C            C   O   CH2CH2 OH        4
                                                           CH2OH
                                            20
                 Prepolimer
                                                           +
                                        O          O
                        HOCH2CH2 O      C          C   O   CH2CH2 OH

                                                                   100
                                             PET


Dalam tahap prepolimerisasi DP meningkat dari 1,5 – 30. Pada
akhir tahap polikondensasi, dimana DP mencapai 100, viskositas
polimer meningkat sampai beberapa ribu poise dan pembatasan
transfer massa menjadi penting.

Kecepatan polikondensasi ditentukan oleh laju pengambilan EG.
Reaksi Samping
                                            CH2OH
     CH2OH   suasana asam
 2                                    O     CH2
                                                    +    H2O
     CH2OH                  HOH2C      CH2
                              Diethylene glycol


Dari reaksi yang telah dijelaskan maka akan
dibahas lebih lanjut Industri Pembuatan Polietilen
Tereptalat dengan proses/ reaksi esterifikasi
langsung , dengan pertimbanagan sebagai berikut :
                                    Proses
 Parameter
                 Ester exchange         Esterifikasi langsung
Bahan baku     DMT dan EG            TPA dan EG
Konversi       90 - 95 %             95 - 99 %
Waktu reaksi 4 - 6 Jam               4 - 8 Jam
Deskripsi Pembuatan PET cara Batch dengan Sistem
Slurry
 Tranportasi TPA
 TPA yang berasal dari kontainer bulk dengan bantuan N2
 bertekanan dikirim ke storage tank, kemudian menuju scale tank
 untuk ditimbang, kemudian masuk ke Cyclone untuk dipisahkan
 TPA dan N2 pembawa. TPA turun ke bawah masuk ke dalam TPA
 Hoper, sedangkan N2 masuk ke Bag Filter dan sebagian TPA
 yang terbawa disaring dengan Filter Clothes.

 Distribusi EG
 EG ditransfer dengan menggunakan pompa menuju EG
 measuring, setelah ditimbang EG turun dan masuk ke dalam
 mixing vessel agar bercampur dengan TPA dan membentu
 slurry.
 Persiapan Katalis Sb2O3
 Sb2O3 mempunyai bentuk berupa serbuk kristal yang mudah
 larut dalam EG panas, berfungsi untuk mempertahankan
 stabilitas thermal dari reaksi pada proses polykondensasi.
 Persiapan Zat Pemburam (Dulling Agent)
 Persiapan TiO2 dibuat mencapai konsentari tertentu sesuai yang
 diinginkan.

 Proses Mixing
 Semua bahan baku dari TPA hoper dan EG measuring dicampur
 sedikit demi sedikit dalam Tangki Pencampuran dengan Anchor
 Agitator dilengkapi Pemecah aliran secara konstan dengan
 kecepatan 50-60 rpm. Kemudian slurry dimasukan kedalam
 slurry tank yang dilengkapi jacket pendingin.

 Reaksi Esterifikasi
 Semua bahan baku yang sudah berbentuk slurry dimasukan ke
 dalam reaktor esterifikasi (reaktor jenis CSTR yang dilengkapi
 dengan pengaduk, jacket, dan isolasi. Dengan kondisi Tempratur
 250 oC, Tekanan 1 Kg/cm2G , Waktu tinggal 4 jam, Fase Cair,
 Konversi 97,5 %.

 Reaksi yang terjadi antara TPA dan EG membentuk BHET dan
 Air. Reaksi dikatakan selesai apabila H2O pada splitter box
 mencapai 97,5%.
Hasil reaksi berupa uap air dan EG berlebih naik menuju kolom
 distilasi yang tersambung di bagian atas reaktor. Uap air keluar
 dari bagian atas kolom dan menuju kondenser, sedangkan EG
 yang terkondensasi dalam kolom dikembalikan kedalam reaktor.

 BHET dari bangian bawah reaktor esterifikasi dikeluarkan
 secara grafitasi dengan bantuan gas N2 sebagai pendorong.

 Reaksi Polymerisasi
 Merupakan tahap penggabungan molekul-molekul BHET menjadi
 PET dengan bantuan katalis. Proses polymerisasi berlangsung
 pada tekanan vakum dan perbedaan tempatur dengan
 menggunakan reaktor CSTR yang dilengkapi jacket, pengaduk,
 isolasi.

 Tempratur awal reaktor 260 oC, dengan adanya panas dari
 dowtherm dan pengadukan 44 rpm sehingga tempratur menjadi
 300 oC. BHET dalam reaktor sedikit demi sedikit berpolimerisasi
 membentuk PET sedangkan uap EG yang dihasilkan akan
 terhisap oleh steam ejector dengan tekanan MPS (Medium
 Pressure Steam) dan LPS (Low Pressure Steam), sedangkan air
 yang terbentuk di tampung di hot well.
Steam ejector menghisap uap EG juga berfungsi memvakumkan
 reaktor polykondensasi. EG yang sudah divakumkan
 dipisahkan dengan condensor (pendingin air) dan eliminator
 sehingga EG yang tealh dipisahkan turun kembali dengan gaya
 grafitasi menuju primary EG receiver dan secondary EG receiver
 lalu masuk ke dalam tangki R-EG untuk di recovery dan dipakai
 kembali sebagai bahan baku bersama EG murni pada R-
 Esterifikasi.

 Pengambilan EG dengan memvakumkan, mengakibatkan
 pembentukan rantai molekul, semakin panjang rantai molekul
 maka berat molekul semakin tinggi, sehingga nilai viskositas
 intrisik akan naik sesuai dengan angka yang diinginkan.
 Hasil samping
 Diethylene Glycol (DEG) merupakan hasil reaksi samping dari
 EG berlebih dalam suasana asam. Pembentukan DEG sangat
 sulit dihilangkan , namun jumlahnya dapat diperkecil dengan
 mongontrol tempratur atau menambahkan katalis Tetra Ethylene
 Amonium Hidroksida (TEAH).
Proses polimerisasi berlangsung 2-3 jam diakhiri dengan
kondisi suhu 300 oC. PET yang dihasilkan selanjutnya dialiri ke
tahap extrusi

Tahap Ektrusi
 PET dalam bentuk lelehan yang dihasilkan dari reaktor
 polimerisasi dimasukan ke dalam die head. Disini terjadi proses
 perubahan fisik dari lelehan menjadi strand (serat dengan
 ukuran cukup besar). Dengan batuan N2 bertekanan tinggi
 lelehan PET ditekan melalui celah spineret yang ada dalam die
 head pada tempratur 291 oC. Strand keluar dari die head
 (lubang spineret) setelah mengalami pendinginan secara tiba-
 tiba dengan air pada suhu 17 oC.

 Selanjutnya strand masuk USG (Under Strand Granulator)
 Cutter untuk dipotong kecil-kecil dengan ukuran 3 x 3 x 5 mm.
 untuk mengurangi kadar air chips PET diseprotkan dengan
 udara bertekanan 3 kg/cm2G.
Chips PET




            Benang dan Serat PET
Pembuatan Botol
TERIMA KASIH
    Wasallam…

More Related Content

What's hot

reaktor CSTR dan PFR
reaktor CSTR dan PFRreaktor CSTR dan PFR
reaktor CSTR dan PFR
sartikot
 
7 energi bebas gibbs
7 energi bebas gibbs7 energi bebas gibbs
7 energi bebas gibbs
Mahammad Khadafi
 
Stereokimia 010
Stereokimia 010Stereokimia 010
Stereokimia 010
Muhammad Luthfan
 
Koagulasi dan-flokulasi (1)
Koagulasi dan-flokulasi (1)Koagulasi dan-flokulasi (1)
Koagulasi dan-flokulasi (1)Ecko Chicharito
 
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echang
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echangNukleofilik dan elektrofilik_by:echang
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echangreza_kaligis
 
Karakterisasi bet
Karakterisasi betKarakterisasi bet
Karakterisasi bet
Ahmad Dzikrullah
 
laporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetrilaporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetriwd_amaliah
 
Kimia Organik (Alkohol dan eter)
Kimia Organik (Alkohol dan eter) Kimia Organik (Alkohol dan eter)
Kimia Organik (Alkohol dan eter)
nailaamaliaa
 
Senyawa koordinasi (kompleks)
Senyawa koordinasi (kompleks)Senyawa koordinasi (kompleks)
Senyawa koordinasi (kompleks)
Windha Herjinda
 
Klasifikasi Kromatografi
Klasifikasi KromatografiKlasifikasi Kromatografi
Klasifikasi Kromatografi
Teknologi Hasil Pertanian
 
Laporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriLaporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum Permanganometri
Ridha Faturachmi
 
Kesetimbangan uap cair
Kesetimbangan uap cairKesetimbangan uap cair
Kesetimbangan uap cairRyan Tito
 
amina & amida
amina & amidaamina & amida
amina & amida
Indana Mufidah
 
Ekstraksi cair cair
Ekstraksi cair cairEkstraksi cair cair
Ekstraksi cair cairIffa M.Nisa
 
Amina
AminaAmina
Laporan Praktikum Timbal Balik Fenol-Air
Laporan Praktikum Timbal Balik Fenol-AirLaporan Praktikum Timbal Balik Fenol-Air
Laporan Praktikum Timbal Balik Fenol-Air
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
 

What's hot (20)

reaktor CSTR dan PFR
reaktor CSTR dan PFRreaktor CSTR dan PFR
reaktor CSTR dan PFR
 
7 energi bebas gibbs
7 energi bebas gibbs7 energi bebas gibbs
7 energi bebas gibbs
 
Adsorpsi
AdsorpsiAdsorpsi
Adsorpsi
 
Stereokimia 010
Stereokimia 010Stereokimia 010
Stereokimia 010
 
Presentasi poli propilena (pp)
Presentasi poli propilena (pp)Presentasi poli propilena (pp)
Presentasi poli propilena (pp)
 
Kimia Organik semester 7
Kimia Organik semester 7Kimia Organik semester 7
Kimia Organik semester 7
 
Koagulasi dan-flokulasi (1)
Koagulasi dan-flokulasi (1)Koagulasi dan-flokulasi (1)
Koagulasi dan-flokulasi (1)
 
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echang
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echangNukleofilik dan elektrofilik_by:echang
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echang
 
Aldehid dan keton
Aldehid dan ketonAldehid dan keton
Aldehid dan keton
 
Karakterisasi bet
Karakterisasi betKarakterisasi bet
Karakterisasi bet
 
laporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetrilaporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetri
 
Kimia Organik (Alkohol dan eter)
Kimia Organik (Alkohol dan eter) Kimia Organik (Alkohol dan eter)
Kimia Organik (Alkohol dan eter)
 
Senyawa koordinasi (kompleks)
Senyawa koordinasi (kompleks)Senyawa koordinasi (kompleks)
Senyawa koordinasi (kompleks)
 
Klasifikasi Kromatografi
Klasifikasi KromatografiKlasifikasi Kromatografi
Klasifikasi Kromatografi
 
Laporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriLaporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum Permanganometri
 
Kesetimbangan uap cair
Kesetimbangan uap cairKesetimbangan uap cair
Kesetimbangan uap cair
 
amina & amida
amina & amidaamina & amida
amina & amida
 
Ekstraksi cair cair
Ekstraksi cair cairEkstraksi cair cair
Ekstraksi cair cair
 
Amina
AminaAmina
Amina
 
Laporan Praktikum Timbal Balik Fenol-Air
Laporan Praktikum Timbal Balik Fenol-AirLaporan Praktikum Timbal Balik Fenol-Air
Laporan Praktikum Timbal Balik Fenol-Air
 

Similar to Polimer PET Polyethylene Terephthalate

Bab10 molekul-molekul organik
Bab10 molekul-molekul organikBab10 molekul-molekul organik
Bab10 molekul-molekul organikImo Priyanto
 
Efek Panas- Thermodinamika
Efek Panas- ThermodinamikaEfek Panas- Thermodinamika
Efek Panas- ThermodinamikaFadhly M S
 
Minyak bumi new fix
Minyak bumi new fixMinyak bumi new fix
Minyak bumi new fix
Yulianti Yulianti
 
Industri berbasis propanol - pRO
Industri berbasis propanol - pROIndustri berbasis propanol - pRO
Industri berbasis propanol - pRO
universitas negri yogyakarta
 
absorber2.pdf
absorber2.pdfabsorber2.pdf
absorber2.pdf
oliviachristin1
 
Senyawa - senyawa organik sederhana
Senyawa - senyawa organik sederhanaSenyawa - senyawa organik sederhana
Senyawa - senyawa organik sederhanaAsy Shahid
 
Ppt hidrokarbon kelompok 1
Ppt hidrokarbon kelompok 1Ppt hidrokarbon kelompok 1
Ppt hidrokarbon kelompok 1
mudek
 
W4_Steam Cracking_2021_2 - Part 1 (1).pdf
W4_Steam Cracking_2021_2 - Part 1 (1).pdfW4_Steam Cracking_2021_2 - Part 1 (1).pdf
W4_Steam Cracking_2021_2 - Part 1 (1).pdf
shilpyakurniasih1
 
Eman ppt organik ii
Eman ppt organik iiEman ppt organik ii
Eman ppt organik iiechman94
 
MATERI Katabolisme KELAS XI SMA
MATERI Katabolisme KELAS XI SMAMATERI Katabolisme KELAS XI SMA
MATERI Katabolisme KELAS XI SMA
Zona Bebas
 
Ppt teknologi pembuatan formaldehid
Ppt teknologi pembuatan formaldehid Ppt teknologi pembuatan formaldehid
Ppt teknologi pembuatan formaldehid
Ridho Majid
 
Termokimia-Entalpi juga.ppt
Termokimia-Entalpi juga.pptTermokimia-Entalpi juga.ppt
Termokimia-Entalpi juga.ppt
HaruGinting1
 
KATABOLISME
KATABOLISMEKATABOLISME
jbptunikompp-gdl-dianandria-23521-3-3.kimia-a.ppt
jbptunikompp-gdl-dianandria-23521-3-3.kimia-a.pptjbptunikompp-gdl-dianandria-23521-3-3.kimia-a.ppt
jbptunikompp-gdl-dianandria-23521-3-3.kimia-a.ppt
070bebiardilaningsih
 
Pengurangan Pelepasan CO2 Ke Atmosfer
Pengurangan Pelepasan CO2 Ke AtmosferPengurangan Pelepasan CO2 Ke Atmosfer
Pengurangan Pelepasan CO2 Ke Atmosfer
Rissa Deshanty
 

Similar to Polimer PET Polyethylene Terephthalate (20)

Bab10 molekul-molekul organik
Bab10 molekul-molekul organikBab10 molekul-molekul organik
Bab10 molekul-molekul organik
 
Celup poliester dg zw disperse net
Celup poliester dg zw disperse   netCelup poliester dg zw disperse   net
Celup poliester dg zw disperse net
 
Celup poliester dg zw disperse net
Celup poliester dg zw disperse   netCelup poliester dg zw disperse   net
Celup poliester dg zw disperse net
 
Efek Panas- Thermodinamika
Efek Panas- ThermodinamikaEfek Panas- Thermodinamika
Efek Panas- Thermodinamika
 
Celup poliester dg zw disperse net
Celup poliester dg zw disperse   netCelup poliester dg zw disperse   net
Celup poliester dg zw disperse net
 
Minyak bumi new fix
Minyak bumi new fixMinyak bumi new fix
Minyak bumi new fix
 
Industri berbasis propanol - pRO
Industri berbasis propanol - pROIndustri berbasis propanol - pRO
Industri berbasis propanol - pRO
 
absorber2.pdf
absorber2.pdfabsorber2.pdf
absorber2.pdf
 
Senyawa - senyawa organik sederhana
Senyawa - senyawa organik sederhanaSenyawa - senyawa organik sederhana
Senyawa - senyawa organik sederhana
 
Ppt hidrokarbon kelompok 1
Ppt hidrokarbon kelompok 1Ppt hidrokarbon kelompok 1
Ppt hidrokarbon kelompok 1
 
W4_Steam Cracking_2021_2 - Part 1 (1).pdf
W4_Steam Cracking_2021_2 - Part 1 (1).pdfW4_Steam Cracking_2021_2 - Part 1 (1).pdf
W4_Steam Cracking_2021_2 - Part 1 (1).pdf
 
Eman ppt organik ii
Eman ppt organik iiEman ppt organik ii
Eman ppt organik ii
 
MATERI Katabolisme KELAS XI SMA
MATERI Katabolisme KELAS XI SMAMATERI Katabolisme KELAS XI SMA
MATERI Katabolisme KELAS XI SMA
 
Ppt teknologi pembuatan formaldehid
Ppt teknologi pembuatan formaldehid Ppt teknologi pembuatan formaldehid
Ppt teknologi pembuatan formaldehid
 
Termokimia-Entalpi juga.ppt
Termokimia-Entalpi juga.pptTermokimia-Entalpi juga.ppt
Termokimia-Entalpi juga.ppt
 
4
44
4
 
KATABOLISME
KATABOLISMEKATABOLISME
KATABOLISME
 
13-Reaktor Fixed Bed R-01
13-Reaktor Fixed Bed R-0113-Reaktor Fixed Bed R-01
13-Reaktor Fixed Bed R-01
 
jbptunikompp-gdl-dianandria-23521-3-3.kimia-a.ppt
jbptunikompp-gdl-dianandria-23521-3-3.kimia-a.pptjbptunikompp-gdl-dianandria-23521-3-3.kimia-a.ppt
jbptunikompp-gdl-dianandria-23521-3-3.kimia-a.ppt
 
Pengurangan Pelepasan CO2 Ke Atmosfer
Pengurangan Pelepasan CO2 Ke AtmosferPengurangan Pelepasan CO2 Ke Atmosfer
Pengurangan Pelepasan CO2 Ke Atmosfer
 

Recently uploaded

Penghitungan Kerugian Keuangan Negara di Indonesia
Penghitungan Kerugian Keuangan Negara di IndonesiaPenghitungan Kerugian Keuangan Negara di Indonesia
Penghitungan Kerugian Keuangan Negara di Indonesia
FachrulAchast
 
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniahreksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
AhmadVikriKhoirulAna
 
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdfPengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
fadilahsaleh427
 
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptxMAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
JaffanNauval
 
aktivitas ekonomi dalam perspektif islam
aktivitas ekonomi dalam perspektif islamaktivitas ekonomi dalam perspektif islam
aktivitas ekonomi dalam perspektif islam
RoyhanHidayatulloh
 
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptxPPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
f4hmizakaria123
 
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplinEKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
anthoniusaldolemauk
 
PERUSAHAAN PEMBIAYAAN LEASING SYARIAH .pptx
PERUSAHAAN PEMBIAYAAN LEASING SYARIAH .pptxPERUSAHAAN PEMBIAYAAN LEASING SYARIAH .pptx
PERUSAHAAN PEMBIAYAAN LEASING SYARIAH .pptx
muhammadarsyad77
 
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
hoiriyono
 
Risiko Tindak PPT & PPSPM SRA TAHUN 2023
Risiko Tindak PPT & PPSPM SRA TAHUN 2023Risiko Tindak PPT & PPSPM SRA TAHUN 2023
Risiko Tindak PPT & PPSPM SRA TAHUN 2023
AcengRohmana1
 
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Anisa Rizki Rahmawati
 
Kelompok 5_PPT Etika Akuntan dalam Kasus Anti Korupsi pada Perusahaan Manufak...
Kelompok 5_PPT Etika Akuntan dalam Kasus Anti Korupsi pada Perusahaan Manufak...Kelompok 5_PPT Etika Akuntan dalam Kasus Anti Korupsi pada Perusahaan Manufak...
Kelompok 5_PPT Etika Akuntan dalam Kasus Anti Korupsi pada Perusahaan Manufak...
MrBready
 

Recently uploaded (12)

Penghitungan Kerugian Keuangan Negara di Indonesia
Penghitungan Kerugian Keuangan Negara di IndonesiaPenghitungan Kerugian Keuangan Negara di Indonesia
Penghitungan Kerugian Keuangan Negara di Indonesia
 
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniahreksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
 
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdfPengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
 
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptxMAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
 
aktivitas ekonomi dalam perspektif islam
aktivitas ekonomi dalam perspektif islamaktivitas ekonomi dalam perspektif islam
aktivitas ekonomi dalam perspektif islam
 
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptxPPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
 
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplinEKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
 
PERUSAHAAN PEMBIAYAAN LEASING SYARIAH .pptx
PERUSAHAAN PEMBIAYAAN LEASING SYARIAH .pptxPERUSAHAAN PEMBIAYAAN LEASING SYARIAH .pptx
PERUSAHAAN PEMBIAYAAN LEASING SYARIAH .pptx
 
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
 
Risiko Tindak PPT & PPSPM SRA TAHUN 2023
Risiko Tindak PPT & PPSPM SRA TAHUN 2023Risiko Tindak PPT & PPSPM SRA TAHUN 2023
Risiko Tindak PPT & PPSPM SRA TAHUN 2023
 
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
 
Kelompok 5_PPT Etika Akuntan dalam Kasus Anti Korupsi pada Perusahaan Manufak...
Kelompok 5_PPT Etika Akuntan dalam Kasus Anti Korupsi pada Perusahaan Manufak...Kelompok 5_PPT Etika Akuntan dalam Kasus Anti Korupsi pada Perusahaan Manufak...
Kelompok 5_PPT Etika Akuntan dalam Kasus Anti Korupsi pada Perusahaan Manufak...
 

Polimer PET Polyethylene Terephthalate

  • 2. PENDAHULUAN Polyethylene Terepthalate (PET) ini sering dikenal dengan nama polyester memiliki rumus struktur sebagai berikut : adalah suatu resin polimer termoplastik dari kelompok poliester. PET banyak diproduksi dalam industri kimia dan digunakan dalam serat sintetis, botol minuman, wadah makanan, aplikasi thermoforming, dan resin teknik yang sering dikombinasikan dengan serat kaca.
  • 3. PET merupakan salah satu bahan mentah terpenting dalam industri tekstil. Kebanyakan (sekitar 60%) dari produksi PET dunia digunakan dalam serat sintetis, dan produksi botol mencapai 30% dari permintaan dunia. Dalam penggunaannya di bidang tekstil, PET biasanya disebut dengan poliester saja. PET terdiri dari polimerisasi unit – unit monomer etilen tereptalat, dengan pengulangan unit C10H8O4 PET umumnya didaur ulang, dan diberi angka “1”, yang menandakan simbol dapat didaur ulang
  • 4.
  • 6. Berdasarkan data impor statistik tahun 2002-2004, kebutuhan polyethylene terepthalate (PET) di Indonesia adalah sebagai berikut : Tabel 1.Data Statistik Impor Polyethylene terepthalate (PET) Kebutuhan Polietilen Tahun Tereptalat (Kg/Tahun) 2002 23.634.708 2003 24.834.183 2004 74.437.170 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2002 – 2004
  • 7. SEJARAH Pada tahun 1942, John Rex Whinfield dan James Tennant Dickson yang bekerja pada perusahaan Calico Printers Association di Inggris menemukan sintetis polimer linier yang dapat diproduksi melalui Ester Exchange antara JR Whinfield (kiri) dan JT Dickson (kanan) Ethylene Glycol (EG) dan Dimethyl terepthalate (DMT) yang menghasilkan polyethylene terepthalate.
  • 8. Pada perkembangan selanjutnya produksi PET untuk serat-serat sintetis menggunakan bahan baku Terepthalate Acid (TPA) dan Ethylene Glycol (EG). Produksi serat polyester (PET) secara komersial dimulai pada tahun 1944 di Inggris dengan nama dagang “Terylene” dan pada tahun 1953 di Amerika Serikat (Dupont) dengan nama dagang “Dacron”.
  • 9. Sifat-sifat PET dapat berwujud padatan amorf (transparan) atau sebagai bahan semi-kristal yang putih dan tidak transparan, tergantung kepada proses dan riwayat termalnya.  Densitas : + 1,4 g/cm3 : 1,370 g/cm3 (amorf) : 1,455 g/cm3 (kristal)  Modulus young (E) : 2800-3100 MPa  Tensile strength (σt) : 55-75 MPa  Temperatur glass (Tg) : 75 oC  Titik leleh : 260 oC  Konduktivitas thermal : 0,24 W /(m.K)
  • 10. Kapasitas panas spesifik : 1,0 kJ / (kg.K)  Penyerapan air (ASTM) : 0,16  Viscositas intrinsik : 0,629 dl/g  Index rerfraksi (nD) : 1,57 – 1,58  Batas elastisitas : 50 – 150 %  PET mudah larut dalam asam sulfat, asam nitrat, trifluoro asetat, fenol, meta kresol, dan tetrakloroetan.  Bila dipanaskan pada suhu tinggi dengan adanya air, PET akan terhidrolisa PET unggul karena titik leleh yang relatif tinggi, kesetabilan dimensi baik, kekakuan-kekuatan mekanik-ketahanan impact tinggi, serapan air- koefisien ekspansi termal rendah.
  • 11. Proses Produksi Polyethylene Terepthalate (PET) dapat diperoleh dengan 2 cara, yaitu melalui reaksi ester exchange antara dimethylterepthalate (DMT) dengan ethylene glycol (EG) dan melalui reaksi esterifikasi langsung antara terepthalate acid (TPA) dan ethylene glycol (EG). A. Persiapan monomer Bis-Hydroxyethyl Terephthalate : 1.DMT dengan EG O C O CH2CH2OH COOCH3 CH2OH + 2 + 2CH3OH CH2OH C O CH2CH2OH COOCH3 O Bishidroksietil Tereptalat Metanol
  • 12. 2.TPA dengan EG O O C OH C O CH2CH2OH CH2OH + 2 + 2 H2O CH2OH C OH C O CH2CH2OH O O Bishidroksietil Tereptalat Air (BHET) B. Reaksi Prepolimerisasi O O O C O CH2CH2OH HOCH2CH2 O C C O CH2CH2 OH 20 20 Prepolimer C O CH2CH2OH + O CH2OH 19 CH2OH
  • 13. C. Reaksi Polikondensasi O O CH2OH 5 HOCH2CH2 O C C O CH2CH2 OH 4 CH2OH 20 Prepolimer + O O HOCH2CH2 O C C O CH2CH2 OH 100 PET Dalam tahap prepolimerisasi DP meningkat dari 1,5 – 30. Pada akhir tahap polikondensasi, dimana DP mencapai 100, viskositas polimer meningkat sampai beberapa ribu poise dan pembatasan transfer massa menjadi penting. Kecepatan polikondensasi ditentukan oleh laju pengambilan EG.
  • 14. Reaksi Samping CH2OH CH2OH suasana asam 2 O CH2 + H2O CH2OH HOH2C CH2 Diethylene glycol Dari reaksi yang telah dijelaskan maka akan dibahas lebih lanjut Industri Pembuatan Polietilen Tereptalat dengan proses/ reaksi esterifikasi langsung , dengan pertimbanagan sebagai berikut : Proses Parameter Ester exchange Esterifikasi langsung Bahan baku DMT dan EG TPA dan EG Konversi 90 - 95 % 95 - 99 % Waktu reaksi 4 - 6 Jam 4 - 8 Jam
  • 15.
  • 16. Deskripsi Pembuatan PET cara Batch dengan Sistem Slurry  Tranportasi TPA TPA yang berasal dari kontainer bulk dengan bantuan N2 bertekanan dikirim ke storage tank, kemudian menuju scale tank untuk ditimbang, kemudian masuk ke Cyclone untuk dipisahkan TPA dan N2 pembawa. TPA turun ke bawah masuk ke dalam TPA Hoper, sedangkan N2 masuk ke Bag Filter dan sebagian TPA yang terbawa disaring dengan Filter Clothes.  Distribusi EG EG ditransfer dengan menggunakan pompa menuju EG measuring, setelah ditimbang EG turun dan masuk ke dalam mixing vessel agar bercampur dengan TPA dan membentu slurry.  Persiapan Katalis Sb2O3 Sb2O3 mempunyai bentuk berupa serbuk kristal yang mudah larut dalam EG panas, berfungsi untuk mempertahankan stabilitas thermal dari reaksi pada proses polykondensasi.
  • 17.  Persiapan Zat Pemburam (Dulling Agent) Persiapan TiO2 dibuat mencapai konsentari tertentu sesuai yang diinginkan.  Proses Mixing Semua bahan baku dari TPA hoper dan EG measuring dicampur sedikit demi sedikit dalam Tangki Pencampuran dengan Anchor Agitator dilengkapi Pemecah aliran secara konstan dengan kecepatan 50-60 rpm. Kemudian slurry dimasukan kedalam slurry tank yang dilengkapi jacket pendingin.  Reaksi Esterifikasi Semua bahan baku yang sudah berbentuk slurry dimasukan ke dalam reaktor esterifikasi (reaktor jenis CSTR yang dilengkapi dengan pengaduk, jacket, dan isolasi. Dengan kondisi Tempratur 250 oC, Tekanan 1 Kg/cm2G , Waktu tinggal 4 jam, Fase Cair, Konversi 97,5 %. Reaksi yang terjadi antara TPA dan EG membentuk BHET dan Air. Reaksi dikatakan selesai apabila H2O pada splitter box mencapai 97,5%.
  • 18. Hasil reaksi berupa uap air dan EG berlebih naik menuju kolom distilasi yang tersambung di bagian atas reaktor. Uap air keluar dari bagian atas kolom dan menuju kondenser, sedangkan EG yang terkondensasi dalam kolom dikembalikan kedalam reaktor. BHET dari bangian bawah reaktor esterifikasi dikeluarkan secara grafitasi dengan bantuan gas N2 sebagai pendorong.  Reaksi Polymerisasi Merupakan tahap penggabungan molekul-molekul BHET menjadi PET dengan bantuan katalis. Proses polymerisasi berlangsung pada tekanan vakum dan perbedaan tempatur dengan menggunakan reaktor CSTR yang dilengkapi jacket, pengaduk, isolasi. Tempratur awal reaktor 260 oC, dengan adanya panas dari dowtherm dan pengadukan 44 rpm sehingga tempratur menjadi 300 oC. BHET dalam reaktor sedikit demi sedikit berpolimerisasi membentuk PET sedangkan uap EG yang dihasilkan akan terhisap oleh steam ejector dengan tekanan MPS (Medium Pressure Steam) dan LPS (Low Pressure Steam), sedangkan air yang terbentuk di tampung di hot well.
  • 19. Steam ejector menghisap uap EG juga berfungsi memvakumkan reaktor polykondensasi. EG yang sudah divakumkan dipisahkan dengan condensor (pendingin air) dan eliminator sehingga EG yang tealh dipisahkan turun kembali dengan gaya grafitasi menuju primary EG receiver dan secondary EG receiver lalu masuk ke dalam tangki R-EG untuk di recovery dan dipakai kembali sebagai bahan baku bersama EG murni pada R- Esterifikasi. Pengambilan EG dengan memvakumkan, mengakibatkan pembentukan rantai molekul, semakin panjang rantai molekul maka berat molekul semakin tinggi, sehingga nilai viskositas intrisik akan naik sesuai dengan angka yang diinginkan.  Hasil samping Diethylene Glycol (DEG) merupakan hasil reaksi samping dari EG berlebih dalam suasana asam. Pembentukan DEG sangat sulit dihilangkan , namun jumlahnya dapat diperkecil dengan mongontrol tempratur atau menambahkan katalis Tetra Ethylene Amonium Hidroksida (TEAH).
  • 20. Proses polimerisasi berlangsung 2-3 jam diakhiri dengan kondisi suhu 300 oC. PET yang dihasilkan selanjutnya dialiri ke tahap extrusi Tahap Ektrusi PET dalam bentuk lelehan yang dihasilkan dari reaktor polimerisasi dimasukan ke dalam die head. Disini terjadi proses perubahan fisik dari lelehan menjadi strand (serat dengan ukuran cukup besar). Dengan batuan N2 bertekanan tinggi lelehan PET ditekan melalui celah spineret yang ada dalam die head pada tempratur 291 oC. Strand keluar dari die head (lubang spineret) setelah mengalami pendinginan secara tiba- tiba dengan air pada suhu 17 oC. Selanjutnya strand masuk USG (Under Strand Granulator) Cutter untuk dipotong kecil-kecil dengan ukuran 3 x 3 x 5 mm. untuk mengurangi kadar air chips PET diseprotkan dengan udara bertekanan 3 kg/cm2G.
  • 21.
  • 22. Chips PET Benang dan Serat PET
  • 23.
  • 24.
  • 26.
  • 27. TERIMA KASIH Wasallam…