SlideShare a Scribd company logo
Page 1 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022
Plastik dan Sampah:
Pantauan bulan April 2022
Oleh: Riza V. Tjahjadi
Silahkan cantumkan email anda jika anda ingin
membaca lanjut pantauan ini pada setiap
minggu I awal bulan. Gratis, tis, tissss
Eropa sudah siapkan cakupan dalam Negosiasi global tentang
Polusi Plastik termasuk juga skenarionya pada lima tahun
mendatang. Amrik penuntut umum memanggil Exxon ke pengadilan
California. Naah… Indonesia?
Mudik Minim Sampah…
Posternya minim kata, mudah dipahami tetapi realitanya..?
Tidak ada update dari bulan lalu, tetapi malah dapat
Info lebih awal soal kontroversi bank sampah Cikarang Bekasi
Ratu Sampah Kelola Limbah Fajar Paper
Dengan Kedok Bank Sampah
ByBekasi Redaksi
NOV 13, 2020
PlatBekasi.com – Sebanyak 65 warga Kampung Ketapang Kedung, Desa
Kalijaya, Cikarang Barat mengeluh atas aktivitas bank sampah setempat
yang mengelola limbah industri non bahan beracun berbahaya (B3).
Penolakan ini dikuatkan dengan pengumpulan tanda tangan pada surat
pernyataan penolakan.
Diduga kuat bank sampah tersebut bekerja sama dengan perusahaan
kertas PT Fajar Surya Wisesa (Fajar Paper). Warga keberatan lantaran
tidak ingin wilayahnya menjadi tempat pembuangan sampah.
Page 2 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022
Sebelumnya Satpol PP Kecamatan Cikarang Barat sempat menyambangi
lokasi bank sampah yang dimaksud pada Rabu (11/11/20) lalu. Menurut
Kepala Satpol PP Cikarang Barat, Naja Supriadin, menjelaskan
kehadirannya beberapa waktu lalu ke sana dalam rangka monitoring.
―Izin belum ada dia. Mereka harus
menempuh izin ke LH. Izin LH
kan pengelolaan limbah. Itu (bank
sampah) belum perusahaan. Baru
didiirikan untuk menampung
limbah non-B3,‖ ucap Naja
kepada PlatBekasi.com, Jumat
(13/11/20).
Sebagai pimpinan Satpol PP wilayah, Naja mengakui tidak memiliki kuasa
atas penutupan bank sampah tersebut. Untuk kuasa penuh atas hal ini ada
pada tingkat daerah (Satpol PP Pemkab Bekasi).
―Belum ada penghentian. Dia (pengelola bank sampah) katanya siap bikin
perizinan. Kita kalau berhentiin gak punya wewenang,‖ ucapnya.
Saat monitoring, Naja mengaku hanya melihat limbah plastik bercampur
kertas, tidak tahu pasti ada atau tidaknya limbah B3 disana. Pihaknya saat
ini juga sedang membuat surat laporan hasil monitoring kepada Pemkab
Bekasi.
Sementara itu pengelola bank sampah, Wilda Yanti saat dihubungi via
telepon mengaku kegiatan sidak tersebut tidak resmi dan ada
penyalahgunaan wewenang oleh pihak kecamatan Cikarang Barat, Wilda
juga mengaku bank sampah yang dikelolanya telah memiliki izin domisili.
―Sidaknya gak formil karena gak ada kop suratnya, itu ada penyalah
gunaan oleh trantib, bank sampah itu simpel Pak. Ke mana-mana aja
berdiri apalagi kita punya kelembagaan, gak mungkin gak berizin. Gak ada
izin bank sampah, izin lingkungan saja tidak perlu, tapi kami malah punya
izin lingkungan,‖ ucap Ratu sampah sapaan akrab Wilda Yanti.
Lanjut dia, perizinan bank sampah sederhana, bahkan hanya sebatas
tingkat RT saja sudah bisa beroperasi. Namun, Wilda mengaku
mengantongi domisili, izin lingkungan, bahkan bertanda tangan camat.
Page 3 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022
Dia menjelaskan baru memulai aktivitas di bank sampah yang bermitra
dengan perusahaan kertas ternama yakni Fajar Paper. Di Bekasi, dia
memutuskan membentuk bank sampah, karena pihaknya sudah
membentuk beberapa bank sampah binaan.
―Nanti ada pemilihan, ada pengolahan. Kita udah buka lapangan kerja lo di
situ. Ini sekarang sudah 50 orang. Yang rekrut orang lingkungan, jadi kalau
gak berizin gak mungkin. Kita ada kerja sama dengna desa terkait tenaga
kerja,‖ kata dia. (PB)
By Bekasi Redaksi
RELATED POST
Jelang Idul Fitri, PT Fajar Paper Beri Santunan 1500 Paket
https://platbekasi.com/2020/11/ratu-sampah-kelola-limbah-fajar-paper-
dengan-kedok-bank-sampah/
BUMN ajak warga lingkar Mandalika
pilah sampah jadi emas
Sabtu, 26 Maret 2022 12:37 WIB
Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Sejumlah perusahaan di bawah
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berkolaborasi dan
mendirikan bank sampah untuk mengajak warga lingkar Mandalika,
Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, memilah dan mengumpulkan
sampah yang bisa dijadikan emas.
"Warga di enam desa penyangga ini, khususnya, bisa menabung dengan
sampah yang telah dipilah ke bank sampah. Setelah itu mereka bisa
mengambil emas, setelah tabungan sampah mereka cukup," kata Kepala
Divisi Corporate Social Responsibility Pegadaian Rully Yusuf di
Praya, Lombok Tengah, Sabtu.
Kegiatan Bakti BUMN untuk Indonesia di Mandalika itu dihadiri oleh
Menteri BUMN Erick Tohir secara virtual, melalui siaran langsung
Instagram.
Page 4 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022
"Program Bakti BUMN merupakan employee volunteering yang bertujuan
untuk meningkatkan jiwa kepedulian pegawai BUMN terhadap masyarakat
dan lingkungan melalui keterlibatan aktif sebagai relawan dalam
pelaksanaan Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) di
masing-masing BUMN maupun lintas BUMN," katanya.
Para relawan, ujar dia, dapat membantu meningkatkan pemahaman warga
sekitar akan pengelolaan sampah yang baik, sehingga bisa menekan
kebiasaan membuang sampah sembarangan serta sekaligus
mendapatkan manfaat lebih dari kegiatan memilah sampah di Bank
Sampah Putri Nyale.
Untuk itulah, katanya,sosialisasi yang dilakukan, dimulai dari penanaman
nilai, kebiasaan dan aturan dalam menjaga kebersihan lingkungan dengan
menggunakan prinsip reduce, reuse, recycle (3R), terutama dalam
mengelola sampah rumah tangga.
"Kehadiran bank sampah diharapkan dapat mendukung minat masyarakat
dalam memilah sampah di rumah untuk kemudian dikelola di bank,"
katanya.
Koordinator Bidang TJSL Kementerian BUMN Teddy Purnama
mengatakan bank sampah ini merupakan salah satu tempat pemilihan
sampah terpadu, guna menjawab persoalan sampah di objek wisata
Mandalika. Selain itu, program ini merupakan bentuk komitmen kepedulian
BUMN terhadap lingkungan di Mandalika khususnya, maupun di objek
wisata lainnya.
"Ini untuk mengedukasi masyarakat supaya peduli sampah dan
mendorong pertumbuhan ekonomi UMKM, karena sampah juga memiliki
nilai ekonomi yang cukup menjanjikan ketika dikelola dengan maksimal,"
katanya.
Development Group Head Jasa Marga Dwimawan Heru menyampaikan
program Bakti BUMN di Mandalika Lombok selaras dengan komitmen
Jasa Marga untuk berkontribusi pada kehidupan masyarakat melalui
program Creating Shared Value (CSV), yaitu menciptakan manfaat
bersama dan pada saat yang sama juga memastikan keberlanjutan bisnis
perusahaan.
Page 5 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022
―Di tahun ini, manfaat dari program CSV semakin lengkap dengan
kehadiran para relawan terpilih dalam program Bakti BUMN. Di sini
mereka akan mendengarkan berbagai masukan dari masyarakat dan
perangkat desa serta sekaligus menjadi agen perubahan BUMN sehingga
dapat mempengaruhi warga sekitar. Ini juga merupakan wujud nyata kami
dalam mendukung pelaksanaan program TJSL ke arah yang lebih baik,
sesuai panduan ISO 26000 dan tercapainya SDGs,‖ katanya.
Program Bakti BUMN di Mandalika Lombok merupakan program perdana
yang membuka rangkaian proyek percontohan Program Bakti BUMN yang
diselenggarakan di tiga dari lima
Destinasi Pariwisata Super Prioritas: Mandalika, Sumba dan Danau Toba.
Sepuluh relawan terpilih dalam Program Bakti BUMN di Mandalika Lombok
itu, terdiri atas sejumlah karyawan BUMN yang tersebar di seluruh
Indonesia, di antaranya PT Pelabuhan Indonesia (Persero), PT Bahana
Pembinaan Usaha Indonesia (Persero), PT Kimia Farma Tbk, PT
Indonesia Asahan Alumunium (Persero), PT Hutama Karya (Persero), PT
Perkebunan Nusantara X, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, PT Bukit
Asam Tbk, PT Angkasa Pura II dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk.
Pewarta: Akhyar Rosidi
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © 2022 ANTARA
https://www.antaranews.com/berita/2783673/bumn-ajak-warga-lingkar-
mandalika-pilah-sampah-jadi-emas?utm_medium=mobile
23 ribu UMKM di Surabaya diminta dilibatkan
pengurangan sampah plastik
Selasa, 29 Maret 2022 09:42 WIB
apresiasi bagi UMKM yang mengurangi penggunaan sampah plastik
Surabaya (ANTARA) - Komisi B Bidang Perekonomian DPRD Kota
Surabaya meminta sebanyak 23 ribu pelaku usaha mikro kecil menengah
Page 6 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022
(UMKM) di Kota Pahlawan, Jawa Timur, dilibatkan dalam upaya
pengurangan sampah plastik.
"Jumlah timbunan sampah di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Surabaya
mencapai 1.782 ton setiap harinya. Tentunya ini harus disikapi semua
pihak," kata Anggota Komisi B DPRD Surabaya Alfian Limardi di
Surabaya, Selasa.
Menurut dia, data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional
(SIPSN) 2020 mengungkapkan bahwa kontribusi sampah plastik sebesar
19,4 persen dari seluruh sampah yang ada di Surabaya.
Alfian mengatakan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah
mencoba menjawab tantangan pengurangan plastik dengan mengeluarkan
Peraturan Menteri LHK 75/2019. Bahkan dalam pengurangan sampah ini,
LHK mencanangkan target penurunan angka hingga 30 persen di tahun
2030 harus tercapai.
Persoalan sampah, kata dia, tidak bisa hanya mengandalkan masyarakat
untuk menekan jumlah sampah, melainkan produsen pun wajib pula
bertanggung jawab atas sampah produk yang dihasilkannya. Produsen
disini tidak hanya produsen skala besar tetapi juga para pelaku UMKM.
Baca juga: Surabaya melarang penggunaan kantong plastik di pasar
Baca juga: Surabaya siapkan aturan pembatasan pemakaian kantong plastik di pasar
Saat ini, Alfian menyebut ada sekitar 23 ribu UMKM di Surabaya, yang
harus dilibatkan dalam upaya pengurangan sampah plastik. Sebagai
langkah awal, lanjut dia, Pemkot Surabaya bisa melibatkan pelaku UMKM
yang ada di Kampung Kue, Kampung Tempe, Kampung Lontong dan
Kampung Pro Iklim.
―Ini untuk menginisiasi pengurangan penggunaan kemasan plastik,‖ kata
dia.
Selain itu, kata dia, sampah plastik dapat direduksi oleh para pelaku
UMKM dengan mulai menggunakan kemasan produk yang ramah
lingkungan seperti tas kain, kemasan kertas, karton corrugated sebagai
pengganti bubble wrap plastik, selotip kertas sebagai pengganti selotip
plastik.
Page 7 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022
Bagi UMKM makanan dan minuman dapat memulainya dengan tidak
menyediakan sedotan plastik.
Apalagi sedotan plastik jarang didaur ulang.
―Pemkot juga dapat memberikan apresiasi bagi UMKM yang dapat
mengurangi penggunaan sampah plastik. Apresiasi ini juga dapat
mendorong kesadaran UMKM lainnya turut serta mengurangi sampah,‖
ujar dia.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya Agus Hebi
Djuniantoro sebelumnya mengatakan, diterbitkannya Perwali 16/2022
tersebut sebagai upaya menekan konsumsi sampah plastik dan
melestarikan lingkungan.
"Kami akan mensosialisasikan Perwali itu selama 30 hari atau sampai
dengan tanggal 9 April 2022," katanya.
Selama sosialisasi tersebut, lanjut dia, pihaknya akan memberikan
imbauan di toko swalayan, pasar modern, restoran dan pasar rakyat terkait
larangan menggunakan kantong plastik dan kewajiban menggunakan
kantong belanja ramah lingkungan.
"Ada sanksi administrasinya bagi yang melanggar, mulai dari teguran
lisan, tertulis sampai dengan sanksi paksaan dari pemerintah baik itu
penyitaan kantong plastik maupun paksaan pemerintah lainnya yang
bertujuan menghentikan pelanggaran dan/atau pemulihan," katanya.
Baca juga: Tumpukan sampah plastik tutupi Sungai Kalianak Surabaya
Baca juga: Komunitas Nol Sampah dukung pasar di Surabaya bebas kantong plastik
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Zita Meirina
COPYRIGHT © ANTARA 2022
https://m.antaranews.com/berita/2788053/23-ribu-umkm-di-surabaya-
diminta-dilibatkan-pengurangan-sampah-plastik?utm_medium=mobile
Page 8 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022
Selamatkan Anak-anak Indonesia dari Bahaya BPA
Oleh:
Iklan Tempo.co
Rabu, 30 Maret 2022 15:31 WIB
Bagikan Berita
INFO NASIONAL – Ketua Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka
Sirait, mendesak Presiden Joko Widodo turun tangan menyelamatkan
anak-anak Indonesia dari bahaya Bisfenol A atau BPA—bahan kimia yang
bisa menyebabkan kanker dan kemandulan—pada galon berbahan
polikarbonat (bahan plastik keras).
"Kami sudah bersurat melalui Sekretariat Negara, meminta kesempatan
untuk menjelaskan hal ini langsung ke Presiden," kata Arist dalam diskusi
publik "FMCG Talk" dengan tema "Risiko BPA bagi Kesehatan Publik dan
Pengaturannya pada Industri Air Minum Dalam Kemasan", Senin, 28
Maret.
"Intinya negara tidak boleh kalah oleh industri," katanya. "Karena itu,
rancangan peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan tentang
pelabelan risiko BPA perlu segera disahkan."
Asosiasi Perusahaan Air Minum
Dalam Kemasan Indonesia,
organisasi induk industri air kemasan,
termasuk yang gencar menolak
lahirnya peraturan pelabelan risiko
BPA. Asosiasi menganggap
rancangan tersebut, kini tengah
memasuki fase pengesahan di
Sekretariat Kabinet, tak ubahnya
"vonis mati" karena konsumen bakal
beralih ke air galon dengan kemasan
yang dianggap lebih sehat.
Dalam draft peraturan BPOM, dipublikasikan ke khalayak luas sejak
November 2021, produsen galon yang menggunakan kemasan plastik
keras polikarbonat wajib mulai mencantumkan label "Berpotensi
Mengandung BPA" kurun tiga tahun tiga tahun sejak peraturan disahkan.
Sementara itu, produsen yang menggunakan kemasan selain plastik
polikarbonat diizinkan memasang label "Bebas BPA".
Page 9 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022
Sekaitan itu, Kepala BPOM, Penny K. Lukito, pada 21 Maret, meyakinkan
rencana pelabelan risiko BPA sama sekali tidak bertujuan merugikan
pelaku usaha. Justru, katanya, kebijakan itu untuk melindungi industri air
kemasan dari tanggung jawab (liability) di masa datang, senyampang
memberikan perlindungan kesehatan ke khalayak luas."Aspek keamanan
AMDK terkait dengan potensi resiko kesehatan konsumen harus menjadi
prioritas" kata Penny.
Bagi Arist, penegasan BPOM tersebut seharusnya mendorong semua
kalangan untuk bersama-sama memikirkan potensi bahaya BPA pada
kesehatan masyarakat luas pada jangka panjang.
"Kalau industri AMDK tidak terjaga dengan baik, dampaknya bakal terasa
pada anak-anak dan orang dewasa," katanya. "Dalam perspektif itu lah,
saya katakan industri harus patuh dan negara harus betul-betul
menyelamatkan anak-anak dari bahaya BPA."
Dalam diskusi yang sama, Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga
Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi, melihat pelabelan risiko BPA
sebagai wujud tanggung jawab pemerintah dalam memastikan
terpenuhinya hak masyarakat atas produk yang aman untuk dikonsumsi.
"Rancangan peraturan pelabelan itu sifatnya memperkuat regulasi yang
sudah ada," katanya.
Menurut Tulus, industri keliru bila sampai menganggap BPOM tak perlu
lagi merevisi regulasi terkait risiko BPA pada kemasan galon guna
ulang."Ambang batas migrasi BPA pada galon guna ulang yang ditetapkan
BPOM selama ini bukan harga mati, bisa diperbaharui untuk peningkatan
perlindungan konsumen dan agar sejalan dengan perkembangan ilmu dan
teknologi," katanya. "Jangankan peraturan BPOM, undang-undang
sekalipun masih bisa direvisi. Jadi kenapa industri mesti takut?"
Menurut Tulus, pelabelan risiko BPA pada galon polikarbonat tidak
dimaksudkan untuk menakut-nakuti publik namun semata agar konsumen
punya hak pilih atas produk yang mereka konsumsi. "Undang-undang
perlindungan konsumen jelas mengatur hal tersebut, termasuk soal label
dan informasi produk yang terperinci," katanya.
Page 10 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022
YLKI, telah melayangkan surat ke BPOM, mendesak lembaga untuk tidak
ragu dalam mengambil keputusan terkait pelabelan risiko BPA."Harus
diakui, yang punya kompetensi dalam soal risiko BPA hanya BPOM,"
katanya menepis berbagai tudingan miring industri terhadap inisiatif
BPOM. "Kalau BPOM ciut, bagaimana nasib konsumen?"
Tulus juga menyesalkan industri yang masih gagal menangkap niat baik
pemerintah, khususnya BPOM, terkait rancangan peraturan pelabelan
risiko BPA."Industri memang selalu begitu perilakunya setiap ada regulasi
baru, selalu menentang," katanya. "Mereka masih melihat regulasi baru
sebagai cost center, dianggap sebagai beban usaha."
Sementara itu, ahli polimer dari Balai Teknologi Polimer, Dr. Chandra Liza,
menilai ada risiko tersendiri bila level migrasi BPA yang telah ditetapkan
BPOM tidak dipatuhi oleh industri air kemasan. "Kuncinya ada pada
pengawasan," ujarnya.
Menurut Liza, perlu pula ada edukasi yang menyeluruh atas kalangan
penjual air kemasan galon terkait risiko peluluhan BPA akibat pemajangan,
penyimpanan dan distribusi galon yang serampangan."Pemajangan
produk galon yang tidak baik bisa mengakibatkan proses migrasi BPA
menjadi lebih cepat," katanya.
Sebelumnya, pada akhir Januari silam, Deputi Bidang Pengawasan
Pangan Olahan BPOM, Rita Endang, mengungkap pihaknya menemukan
"sejumlah kecenderungan mengkhawatirkan" terkait level migrasi BPA
pada galon guna ulang berbahan polikarbonat yang beredar luas di
masyarakat. Menurut Rita, temuan itu bersumber dari hasil uji sampel
post-market BPOM selama periode 2021-2022.
Namun Ketua Advokasi FMCG Insights, sebuah lembaga riset produk
kemasan, menyayangkan BPOM yang masih menahan penerbitan utuh
hasil riset anyar tersebut. Padahal, katanya, informasi itu sangat dinanti
publik yang kian bergantung pada air kemasan untuk kebutuhan air minum
sehari-hari.
"Kami menganggap informasi itu krusial, sebagian bagian dari
perlindungan kesehatan masyarakat, khususnya dalam kaitannya dengan
hak konsumen atas keamanan dan keselamatan produk," kata Willy.(*)
info tempo
Anak-anak
Page 11 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022
Air Minum Dalam Kemasan
https://nasional.tempo.co/read/1576584/selamatkan-anak-anak-indonesia-
dari-bahaya-bpa
Terkait AMDK dan BPA, manipulasi info
"Greenwashing" kelewat batas dalam isu mikroplastik kemasan
pangan
Minggu, 24 Oktober 2021 07:53 WIB
Oleh Hanni Sofia
Jakarta (ANTARA) - Praktik ―greenwashing‖ alias pencitraan palsu untuk
mendatangkan kesan ramah lingkungan banyak dilakukan merek dan brand
besar sebagai strategi pemasaran.
Sayangnya praktik itu kini meluas tak sekadar sebagai aksi korporasi untuk
menarik konsumen agar membeli produk dari brand tertentu namun melebar
menjadi semacam perang dagang antar-merek.
Akibatnya konsumen yang menjadi korban di medan perang bisnis yang nyaris
tak berujung itu.
Kebingungan, keresahan, rasa khawatir, hingga kerugian material pun timbul
kemudian.
Tak terkecuali hal itu terjadi dalam isu mikroplastik dimana kemasan plastik saat
ini memang banyak digunakan pada bungkus pangan dan minuman. Gaya hidup
serba praktis sekarang ini memang membuat kemasan plastik menjadi tidak
terelakkan.
Baca juga: Fesyen berkelanjutan, sungguhan atau jebakan?
Baca juga: Hati-hati "greenwashing", mulailah kritis sebelum membeli
Hal itu yang kemudian mendorong sekelompok orang berkampanye tentang
bahayanya mikroplastik misalnya dalam kemasan galon guna ulang yang
banyak digunakan di kalangan masyarakat.
Peneliti sekaligus dosen di Departemen Kimia FMIPA Universitas Indonesia (UI)
Dr. rer. nat. Agustino Zulys, MSc menegaskan pihaknya tidak pernah meneliti
Page 12 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022
mikroplastik pada galon guna ulang dan hanya melakukan penelitian yang
mengungkapkan adanya kandungan mikroplastik di kemasan galon sekali pakai
berbahan PET, sehingga belum ada bukti keberadaan mikroplastik pada galon
guna ulang.
Penelitian yang baru-baru ini ia lakukan yakni pada kemasan galon sekali pakai
berbahan PET.
Hasil penelitiannya menunjukkan secara kuantitatif dan kualitatif ada
mikroplastik di air kemasan di dalamnya.
Kepala Laboratorium Kimia UI itu mengatakan bahwa penelitian yang dilakukan
UI bersama Greenpeace sama sekali tidak ada kaitannya dengan kemasan
galon guna ulang berbahan Polikarbonat (PC).
Agustino sekaligus membantah informasi yang beredar yang menyatakan ada
kandungan mikroplastik dalam galon guna ulang yang lebih berbahaya dari
kemasan plastik lainnya termasuk galon sekali pakai.
Dia pun menyayangkan bahwa apa yang disampaikannya itu telah dipelintir
pihak-pihak tertentu.
Padahal data yang ia sampaikan terkait kandungan mikroplastik pada galon
sekali pakai, bukan pada kemasan plastik yang lain.
Klarifikasi serupa juga disampaikan Periset Utama Kampanye Plastik
Greenpeace Indonesia Afifah Rahmi Andini dimana riset yang ia lakukan
bersama laboratorium kimia anorganik UI adalah mengenai kandungan
mikroplastik dalam galon sekali pakai dan bukan galon guna ulang.
Uji sampel
Sebelumnya Greenpeace dan laboratorium kimia anorganik Universitas
Indonesia baru-baru ini melakukan uji terhadap sampel galon sekali pakai yang
beredar di kawasan Jabodetabek.
Hasil penelitian menunjukkan ditemukannya kandungan mikroplastik dalam
sampel galon sekali pakai ukuran 15 liter sebanyak 85 juta partikel per liter atau
setara dengan berat 0,2 mg/liter.
Sementara kandungan mikroplastik dalam galon sekali pakai ukuran 6 liter
sebanyak 95 juta partikel/liter atau setara dengan berat 5 mg/liter.
Page 13 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022
Analisis karakterisasi terhadap mikroplastik yang terkandung dalam sampel
menunjukkan bahwa mayoritas bentuk partikel mikroplastik adalah fragmen,
dengan ukuran yang berkisar antara 2,44 hingga 63,65 μm.
Baca juga: Greta Thunberg buka suara soal "greenwashing" hingga pakaian miliknya
Meskipun temuan mikroplastik dalam sampel memang tidak melebihi batas
aman yang ditetapkan oleh WHO, namun bila dikonsumsi dalam jangka panjang
bisa berpotensi berisiko tinggi bagi kesehatan manusia.
Karenanya, penelitian ini juga mengestimasi paparan harian mikroplastik air
minum dalam kemasan galon sekali pakai pada tubuh manusia dengan cara
memberikan kuesioner terhadap 38 responden di wilayah Jabodetabek yang
mengkonsumsi galon sekali pakai yang sampelnya diuji.
Hasilnya, data konsentrasi mikroplastik per liter air minum dalam kemasan dan
data konsumsi masyarakat per hari dapat dihitung. Di mana, paparan harian
mikroplastik dari sampel galon sekali pakai ukuran 6 liter sebesar 9,450 mg/hari
dan dari sampel galon sekali pakai 15 liter sebesar 0,378 mg/hari.
Karenanya, hasil penelitian ini merekomendasikan agar produsen galon sekali
pakai harus bertanggungjawab untuk memantau dampak penggunaan kemasan
plastik terhadap kualitas air minum yang dipasarkan kepada masyarakat.
Selain itu, produsen galon sekali pakai juga diminta selalu menunjukkan
komitmen serius terhadap regulasi pengurangan sampah plastik nasional.
Isu kanker
Bahaya paparan racun plastik dalam kemasan galon yang banyak digunakan
masyarakat saat ini menjadi isu yang meresahkan karena dihembuskan bisa
menyebabkan kanker.
Guru Besar Fakultas Kedokteran UI yang juga Ketua Umum Yayasan Kanker
Indonesia Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD-KHOM, FINASIM, FACP
mengatakan tidak ada bukti air galon guna ulang menyebabkan penyakit kanker.
Menurutnya, yang pasti 90-95 persen kanker itu disebabkan dari faktor
lingkungan dimana sebagian besar karena paparan-paparan gaya hidup seperti
kurang olahraga dan makan makanan yang salah, merokok, dan lain
sebagainya. Dan sampai sejauh ini belum ada penelitian air galon
menyebabkan kanker.
Pernyataan Prof Aru ini membantah tudingan beberapa pihak yang membangun
narasi menyudutkan bahwa air kemasan galon berbahan polikarbonat yang
Page 14 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022
selama puluhan tahun digunakan oleh industri minuman karena ramah
lingkungan dan terbukti aman melindungi kualitas produk air minum yang
dikonsumsi masyarakat luas selama ini.
Penegasan yang sama juga disampaikan Anggota Yayasan Kanker Indonesia
Dr. Nadia A Mulansari SpPD-KHOM yang mengatakan penyebab kanker itu
multifactorial, di mana sekitar 10-15 persen sifatnya genetik dan sisanya sekitar
90-95 persen itu sporadik atau lebih ke arah faktor lingkungan.
Yang jelas, kata dokter Nadia, penyebab utama kanker yang sudah terbukti dari
berbagai penelitian itu adalah rokok dimana rokok menyebabkan sekitar 20-30
kasus kanker.
Faktor risiko yang lain yang bisa berpengaruh terhadap terjadinya kejadian
kanker adalah obesitas atau kegemukan, pemakaian hormonal yang panjang,
usia mensturasi dini, wanita yang tidak menyusui, terpapar bahan-bahan cat,
dan pupuk kimia. Intinya, penyebab kanker itu multifactoria atau banyak faktor-
faktor lain yang berkontribusi terhadap suatu sel sehingga membuat sel itu
berubah menjadi sel kanker.
Terkait air galon yang diisukan bisa menyebabkan kanker, dokter Nadia malah
menyatakan bahwa air putih adalah paling sehat.
Narasi negatif dan serangan terhadap air kemasan galon guna ulang berbahan
polikarbonat terjadi dalam dua tahun terakhir bersamaan dengan munculnya air
kemasan galon sekali pakai yang dikritik para aktifis lingkungan karena
berpotensi menambah sampah plastik yang mencemari
lingkungan.
Dokter Nadia mengatakan air galon guna ulang itu yang telah diizinkan beredar
di Indonesia sudah pasti menggunakan plastik yang ―food grade‖.
Sebelumnya, dokter spesialis obstetri dan ginekologi (kandungan) dan spesialis
anak juga memastikan air galon guna ulang aman dikonsumsi ibu hamil dan
anak balita. Dr. M. Alamsyah
Aziz, SpOG (K), M.Kes., KIC, dokter spesialis kandungan yang juga Ketua Pokja
Infeksi Saluran Reproduksi Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia
(POGI), mengatakan sampai saat ini tidak pernah menemukan adanya
gangguan terhadap janin karena ibunya meminum air galon.
Karenanya, dia meminta para ibu hamil agar tidak khawatir menggunakan
kemasan air minum galon guna ulang ini, karena aman dan tidak berbahaya
terhadap ibu maupun pada janinnya.
Page 15 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022
Berbicara tentang ibu hamil, kata dokter Alamsyah, yang perlu diperhatikan itu
adalah terkait asupan gizi serta makronutrien dan mikronutrien yang baik selama
kehamilan. Menurutnya, itu akan
berdampak terhadap suplai kebutuhan gizi yang baik untuk pertumbuhan janin.
Selain aman untuk ibu hamil, penggunaan air minum dalam galon guna ulang ini
juga terbukti aman dikonsumsi anak-anak balita seperti yang disampaikan dokter
spesialis anak, Dr. dr. Farabi El Fouz, Sp.A, M.Kes. Menurutnya, selama
kemasan itu sudah dinyatakan aman oleh BPOM dan Kemenperin, maka aman
untuk dikonsumsi.
Sepertinya praktik ―greenwashing‖ memang telah meluas menjadi instrumen
untuk saling menjatuhkan citra produk di mata konsumen, namun sudah saatnya
konsumen di tanah air semakin cerdas untuk menganalisis dan mengolah
informasi.
Baca juga: Riset: Konsumen Indonesia semakin lebih sadar lingkungan
Baca juga: Celah ekonomi dari produk hijau
Baca juga: LIPI: Pembakaran plastik tak sempurna dapat bahayakan lingkungan
Editor: Maria
Rosari Dwi Putri
Copyright © 2022 ANTARA
https://www.antaranews.com/berita/2478149/greenwashing-kelewat-batas-
dalam-isu-mikroplastik-kemasan-pangan?utm_medium=mobile
Mahasiswa PMII Geruduk Pemkab Ponorogo
Tuntut Solusi Pencemaran Sampah
Charolin Pebrianti - detikJatim
Jumat, 01 Apr 2022 13:33 WIB
Demo mahasiswa di Ponorogo (Foto: Charolin Pebrianti/detikJatim)
Ponorogo - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam organisasi
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) mendatangi kantor Pemkab
Ponorogo, di Jalan Alun-Alun Utara. Mereka memprotes persoalan
sampah.
Page 16 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022
Para mahasiswa memprotes pemkab untuk mengatasi permasalahan
sampah di TPA Mrican, Kecamatan Jenangan, Ponorogo. Sebab, saat ini
gunungan sampah mengganggu kenyamanan warga.
Selain berorasi di Depan Kantor
Pemkab Ponorogo, para
demonstran ini juga bergerak ke
kantor DPRD Ponorogo.
"Masalah lingkungan banyak
bentuknya, mulai dari pencemaran
udara, pencemaran air, dan
pencemaran tanah," tutur Ketua
Cabang PMII Ponorogo, Agus
Mujiranto kepada wartawan di
lokasi, Jumat (31/3/2022).
Baca juga:
Mahasiswa Ponorogo Demo Tuntut Harga Migor Stabil dan Penanganan Sampah
Agus menambahkan, ada beberapa permasalahan yang dirasakan warga
di sekitar TPA Mrican. Misalnya soal air lindi dari gunungan sampah yang
berbau dan mengontaminasi air warga.
"Bau yang ditimbulkan dapat tercium hingga radius 2 kilometer, bahkan
bau ini akan lebih parah ketika datang hujan atau pun terbawa angin,"
imbuh Agus.
Sedangkan, air yang terkontaminasi lindi ini mengalir ke lahan pertanian
karena aliran anak sungai dari TPA Mrican itu juga dimanfaatkan oleh
warga sebagai irigasi pertanian. Dampak dari air lindi ini mengakibatkan
tanaman pertanian mengalami penurunan produksi panen hingga
mencapai 50 persen.
"Dampak pada kesehatan para petani dan warga yakni air lindi tersebut
telah menyebabkan penyakit kulit," papar Agus.
Baca juga:
Puluhan Mahasiswa Demo Kedatangan Wapres Ma'ruf Amin di Ponorogo
Menurutnya, ketika musim kemarau datang, sampah plastik yang ada di
TPA Mrican sebagian diterpa angin lalu terbang ke pemukiman warga,
sungai-sungai dan lahan pertanian sekitar.
Page 17 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022
"Kami betul mengharapkan upaya dari pemerintah Kabupaten Ponorogo
untuk betul-betul mencarikan solusi dan mengawal permasalahan ini
sampai selesai," tandas Agus.
Berikut tuntutan para mahasiswa:
1. Menambah pengadaan mesin pengolahan sampah menjadi briket.
Membuat Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) untuk mengolah air lindi
sehingga tidak mencemari saluran air di sekitarnya.
2. Melakukan peninjauan kembali mengenai luas lahan TPA yang berada
di Desa Mrican.
3. Melakukan pemilahan sampah secara serius antara organik, an-organik,
dan B3.
4. Memberikan ganti rugi serta pelayanan kesehatan yang terdampak di
sekitar TPA Mrican.
Simak Video "Demo Mahasiswa IAIN Parepare Ricuh, Gedung Rektor Dilempari Air
Mineral"
(hil/iwd)
demo demo mahasiswa mahasiswa pmii sampah di ponorogo pemkab
ponorogo ponorogo detikjatim
Baca artikel detikjatim, "Mahasiswa PMII Geruduk Pemkab Ponorogo Tuntut Solusi
Pencemaran Sampah" selengkapnya https://www.detik.com/jatim/berita/d-
6011492/mahasiswa-pmii-geruduk-pemkab-ponorogo-tuntut-solusi-
pencemaran-sampah
.
Sampah Berserakan di Titik Nol IKN Nusantara
Jadi lokasi pengunjung hingga 1.500 orang per hari
Verified
Ervan Masbanjar
01 Apr 22 | 16:00
Penajam, IDN Times - Lokasi titik nol atau geodesi Ibu Kota Negara (IKN)
Nusantara kotor oleh tumpukan sampah pengunjung. Popularitas IKN
berada di Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU)
Page 18 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022
Kalimantan Timur (Kaltim) membuat warga menjadikan tempat ini sebagai
objek wisata.
Prosesi penyatuan tanah dan air dari seluruh provinsi di Indonesia yang
dilakukan Presiden dan rombongan di Titik Nol IKN, Senin (14/3/2022). (Dok. KLHK
Hanya saja, sampah mereka pun banyak yang tertinggal dan mengotori
tempat bersejarah itu. Tempat prosesi penyatuan tanah dan air Nusantara
oleh Presiden Joko Widodo bersama 34 gubernur dari seluruh Indonesia
―Akhir-akhir ini pasca kunjungan pak presiden dan 34 gubernur se
Indonesia lokasi itu menjadi tempat masyarakat berwisata, tetapi
sayangnya sampah begitu saja ditinggal masyarakat pengunjung sehingga
terlihat kumuh,‖ keluh Sekretaris Camat Sepaku Adi Kustaman kepada
IDN Times, Jumat (1/4/2022).
1. Hari libur jumlah pengunjung mencapai 1.500 orang
Adi mengatakan, masyarakat Kaltim bangga IKN dipindahkan ke PPU.
Presiden RI serta Gubernur Kaltim telah mengunjungi lokasi itu bahkan
hingga berkemah di situ.
―Wajar banyak masyarakat yang mendatangi lokasi itu karena ingin
mengetahui tempat bersejarah tersebut. Dalam satu hari saat weekend
jumlah pengunjung yang masuk ke titik nol IKN bisa capai 1.500 an
masyarakat umum per hari. Hal ini berdasarkan data dan informasi dari
pos penjagaan yang kami terima,‖ sebutnya.
Tapi kini, lanjutnya, muncul persoalan lain yakni terdapat tumpukan
sampah. Sampah itu berupa bekas minuman kemasan lantar, kotak atau
bungkusan bekas makanan milik pengunjung.
Pernah ada satu komunitas melakukan giat bersih-bersih sampah di lokasi
itu, tetapi saking banyaknya sampah itu, mereka kebingungan untuk
membawa dan membuangnya.
Page 19 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022
―Persoalan sampah ini kami jadikan bahasan dalam rapat untuk mencari
solusinya, agar sampah tidak menjadi momok negatif di lokasi titik nok IKN
itu,‖ tukasnya.
Baca Juga: Kegiatan di IKN, Presiden Kunjungi Titik Nol IKN di Sepaku PPU
Topic:
IKN NUSANTARA PENAJAM PASER UTARA SAMPAH KALIMANTAN
TIMUR
https://kaltim.idntimes.com/news/kaltim/ervan-masbanjar-1/sampah-
berserakan-titik-nol-ikn-nusantara?utm_source=whatsapp
Jangan Kaget, Masalah Baru Muncul Setelah Presiden Bikin Ritual di Titik Nol
IKN,
Lihat Selasa, 05 April 2022 – 23:27 WIB
Komunitas pesepeda di Sepaku sedang membersihkan sampah yang menumpuk
ditinggalkan pengunjung di titik nol IKN Nusantara, di Kecamatan Sepaku, Penajam
Paser Utara, Kalimantan Timur. Foto: Potongan Layar Video @info_sepaku.
Menurut Adi, titik nol IKN Nusantara sebenarnya memang sudah mulai
dikunjungi masyarakat, semenjak ditetapkan sebagai lokasi pembangunan
Istana Negara.
Baca Juga: Lihat, Puluhan Prajurit Marinir Duduk Terdiam, Tunggu Keputusan Akhir
"Tetapi kunjungan ini makin meningkat setelah Pak Presiden datang
melakukan ritual dan kemah di sana," terang Adi Kustaman saat
dikonfirmasi JPNN.com, Senin (4/4/2022).
Masyarakat berkunjung karena penasaran dan ingin melihat secara
langsung geodasi titik nol IKN Nusantara. Selain itu gerbang menuju ke
kawasan Hutan Tanam Industri (HTI) PT Itchi Hutani Manunggal (IHM)
saat ini memang dibuka untuk umum.
Adi menegaskan, dibukanya akses menuju Titik Nol IKN Nusantara bukan
berarti menjadikan lokasi tersebut sebagai objek wisata. Melainkan
memperkenalkan lokasi yang nantinya akan menjadi pusat pemerintahan
Republik Indonesia baru.
"Memang dibuka, tetapi sekali lagi, ini bukan untuk dijadikan tempat
wisata. Memang ada kebijakan dari Kecamatan, PUPR, dan dua desa
Page 20 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022
terkait," jelasnya. "Masyarakat sangat antusias mendukung,
pembangunan IKN, setelah pak Jokowi berkemah dan melaksanakan ritual
penyatuan tanah dan air di sana. Masyarakat hanya mau melihat
suasananya seperti apa dan gimana sih di sana," sambungnya.
Antusiasme masyarakat yang berkunjung, kata Adi, sangat terlihat ketika
akhir pekan. Pengunjung dari luar daerah tercatat bisa menyentuh hingga
1.500 orang. Kebanyakan mereka yang datang hanya ingin berswafoto di
atas patok atau geodasi titik nol IKN. Presiden Jokowi melaksanakan ritual
penyatuan tanah dan air, titik nol IKN Nusantara jadi viral & ramai
dikunjungi masyarakat, namun muncul masalah baru.
TAGS Titik Nol IKN Nusantara IKN Nusantara masalah sampah Warga
BERITA TITIK NOL IKN NUSANTARA LAINNYA: Giring PSI Berkemah di Titik Nol IKN
Nusantara, Lihat Gaya Rambutnya Jumat, 25 Maret 2022 – 11:11 WIB Tanggapi
Pengkritik Ritual
Penyatuan Tanah & Air di Titik Nol IKN, Petrus: Munafikin
Kamis, 17 Maret 2022 – 19:04 WIB Ketemu Langsung Jokowi, Ketua Dewan Adat
Dayak
Artikel ini telah tayang di JPNN.com dengan judul
"Jangan Kaget, Masalah Baru Muncul Setelah Presiden Bikin Ritual di Titik Nol IKN,
Lihat",
https://m.jpnn.com/news/jangan-kaget-masalah-baru-muncul-setelah-
presiden-bikin-ritual-di-titik-nol-ikn-lihat?page=2
Page 21 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022
Siaran Pers
Gakkum LHK kembali Tindak Pelaku Pembuangan Sampah
Ilegal di Kabupaten Bekasi dan Kota
Tangerang
01 April 2022 22:00
Nomor: SP. 110/HUMAS/PPIP/HMS.3/04/2022
Pemerintah menaruh perhatian serius terhadap upaya penegakan hukum
pada pengelolaan sampah ilegal. Komitmen ini ditunjukkan oleh KLHK
melalui Direktorat Jenderal Penegakan Hukum (Gakkum) LHK dengan
melakukan penindakan terhadap pelaku pengelolaan sampah ilegal di
Kabupaten Bekasi dan Kota Tangerang.
Setelah menetapkan ES (47th) pada 24 Februari 2022 sebagai tersangka
pengelolaan sampah ilegal di Desa Sumber Jaya, Kecamatan Tambun
Selatan, Kabupaten Bekasi, selanjutnya berdasarkan bukti-bukti yang ada,
penyidik Gakkum LHK pada tanggal 30 Maret 2022, telah menetapkan A
(52 th) sebagai tersangka pengelolaan sampah ilegal di Tambun Selatan,
Kabupaten Bekasi. Saat ini penyidik telah menahan kedua tersangka ES
dan A di Rutan Bareksrim di Mabes Polri.
Direktur Jenderal Penegakan Hukum LHK Rasio Ridho Sani mengatakan
bahwa kedua tersangka baik ES dan A, disangkakan telah melakukan
tindak pidana atau kejahatan pengelolaan sampah ilegal. Jumlah sampah
ilegal di lokasi ini diperkirakan mencapai 508.776 meter kubik. Sampah-
sampah ini dibuang di bantaran Sungai Cikarang Bekasi Laut (CBL)
dengan luasan lebih kurang 3,6 hektar.
―Di samping penindakan terhadap pengelolaan sampah ilegal di Bekasi,
penyidik Gakkum LHK saat ini sedang mendalami kasus pengelolaan
sampah ilegal di kota Tangerang. Sampah tersebut diduga terkontaminasi
limbah B3. Lokasi ini berada di Bantaran Sungai Cisadane. Berdasarkan
bukti-bukti dan pemeriksaan saksi, penyidik Gakkum LHK telah
menetapkan T (43 th), MS (59 th) dan G (52 th) sebagai tersangka,‖
tambahnya saat memberikan keterangan dalam konferensi pers yang
diadakan di Jakarta, pada Jumat, (1/4).
Page 22 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022
Rasio Ridho Sani mengatakan bahwa penetapan tersangka dan
penahanan terhadap kelima tersangka ini menunjukkan keseriusan dan
komitmen Gakkum LHK untuk mencegah pencemaran dan perusakan
lingkungan hidup akibat pengelolaan sampah ilegal.
―Pengelolaan sampah ilegal tidak boleh dibiarkan. Jangan sampai terjadi
seperti peristiwa meledak atau runtuhnya Tempat Pengelolaan Akhir (TPA)
di Leuwigajah Cimahi pada tahun 2005 yang telah menelan korban lebih
dari 150 jiwa. Pembuangan sampah ilegal yang berada di
bantaran sungai seperti ini tidak hanya mencemari tanah, air sungai, dan
mengganggu kesehatan masyarakat, serta merugikan negara karena
harus memulihkan lahan-lahan yang tercemar. Apalagi saat hujan,
tumpukan sampah ilegal ini dapat mengalami longsoran. Hal ini tentu saja
berbahaya bagi masyarakat serta lingkungan karena dapat masuk ke
badan air sungai,‖ tegasnya.
Dengan tegas Rasio Ridho Sani mengatakan penindakan kasus ini harus
menjadi pembelajaran dan peringatan bagi penanggung jawab dan
pengelola sampah, termasuk pemerintah daerah untuk menghentikan
pengelolaan atau pembuangan sampah ilegal. Apalagi tindakan ini sudah
mencemari lingkungan dan mengganggu kesehatan masyarakat,
penanggung jawab dan/atau pelaku diancam hukuman sangat berat.
Berdasarkan Pasal 98 dan/atau Pasal 99 Undang-Undang No 32 Tahun
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,
penanggung jawab dan/atau pelaku pengelolaan sampah ilegal diancam
hukuman penjara 15 tahun dan denda Rp 15 miliar.
Direktur Penegakan Hukum Pidana KLHK Yazid Nurhuda mengatakan
komitmen KLHK jelas bahwa tidak berhenti untuk menindak pelaku tindak
pidana terkait pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup terhadap
pengelolaan TPA sampah ilegal di Kabupaten Bekasi dan Kota Tangerang.
―TPA sampah ilegal di kabupaten Bekasi merupakan pengaduan
masyarakat yang langsung ditujukan ke KLHK. Dari proses penyidikan,
berita acara dan saksi, diketahui tersangka A memiliki motif ekonomi yaitu
mengutip uang dari hasil pembuangan sampah ilegal. Dengan motif
ekonomi tersebut, kami sudah meminta penyidik untuk terus mendalami
penyidikan kasus ini. Penindakan kasus tidak berhenti pada tersangka ES
maupun A. Menurut kami, masih ada pihak-pihak terlibat dan patut dimintai
pertanggungjawaban,‖ kata Yazid Nurhuda.
Page 23 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022
Sementara itu, penyidikan untuk pengelolaan sampah ilegal di Kecamatan
Neglasari, Kota Tangerang dilakukan berdasarkan informasi yang didapat
dari pengaduan LSM SAIH kepada Walikota Tangerang. Penyidikan akan
terus dikembangkan untuk mendalami siapa saja yang terlibat dan
bertanggung jawab dalam kasus ini.
Pada kesempatan tersebut, Direktur Penanganan Sampah Direktorat
Jenderal PSLB3 KLHK Novrizal Tahar menyampaikan bahwa upaya
penegakan hukum terkait pengelolaan sampah adalah langkah penting
yang harus dilakukan. Dikarenakan ini merupakan amanat Presiden RI
yang telah menetapkan target Indonesia Bersih Sampah 2025 melalui
pengurangan sampah sebesar 30% dan penanganan sampah sebesar
70% pada tahun 2025. Target tersebut ditetapkan melalui Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 97 Tahun 2017 tentang Kebijakan dan
Strategi Nasional (Jakstranas) Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan
Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga, di tingkat nasional, provinsi dan
kabupaten/kota.
―Dalam rangka penegakan hukum ini pastinya akan memberikan efek jera
yang sangat ampuh, sehingga apa yang ditargetkan oleh Bapak Presiden
terkait pengelolaan sampah 100% tercapai di tahun 2025,‖ pungkasnya.
__
Jakarta, KLHK, 1 April 2022
Penanggung jawab berita:
Kepala Biro Hubungan Masyarakat KLHK
Nunu Anugrah
Website:
www.menlhk.go.id
www.ppid.menlhk.go.id
Youtube: Kementerian LHK
Facebook: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Instagram: Kementerianlhk
Twitter: @kementerianlhk
Copyright © 2018. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Republik Indonesia.
https://www.menlhk.go.id/site/single_post/4744
Page 24 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022
NEWS
The Ellen MacArthur Foundation reports on „specific
and urgent actions‟ needed to meet flexible packaging goals
1 APRIL 2022
Save article
A new report from the Ellen MacArthur Foundation emphasises its position
on single-use flexible packaging: elimination first, upstream innovation
second, and widescale investment in collection, sorting and recycling
infrastructure where this is not yet possible. The report covers the ―urgent
actions‖ required by both businesses and policymakers to facilitate the
transition to a circular economy for flexible packaging – with an
intensification of measures needed across the flexibles value chain if it is to
meet some of the targets already set.A challenging context
Combining input from over 100 experts, the new report from the Ellen
MacArthur Foundation ―aims to support organisations in achieving their
circular economy for plastics goals by providing a practical direction
forwards for flexible packaging‖. The organisation provides 21 actions that
it says are necessary for meeting plastic packaging targets for 2025 and
beyond, with a specific focus on flexible plastic packaging, which it claims
represents between 30 and 40% of all plastic packaging by weight.
The organisation begins the report by acknowledging that while flexibles
are the fastest-growing plastic packaging category – with their low weight,
low cost, and high functionality properties helping to contribute to the
category‘s 5% annual growth globally between 2019 and 2020 – they are
largely single-use. This corresponds with low recycling and high leakage
rates. The organisation notes that flexibles account for 80% of plastic
waste leakage into the ocean globally, a ―disproportionate share‖.
The report covers business-to-consumer (B2C) flexible packaging, which
includes any flexible packaging that is used and disposed of by a
consumer in the home or on the go. According to the Ellen MacArthur
Foundation, very few plastic B2C flexibles are recycled anywhere in the
world,
Page 25 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022
with less than 8% recycled in Europe – the highest figure globally. The
recycling of flexibles is largely limited to PE, which is generally downcycled
into lower quality material for items such as garbage bags or rigid furniture
items.
The priority: removing single-use flexible packaging from the equation
―Eliminating and innovating away from single-use flexible packaging must
be the first and foremost part of any flexible packaging strategy,‖ explains
the Ellen MacArthur Foundation, ―because as soon as single-use flexible
waste is generated, regardless of material or geography, it is very hard
to deal with.‖
The organisation claims that current efforts to move away from single-use
flexibles through elimination and reuse are surface level, failing to harness
the reduction potential available. There needs to be more effort from the
design stage onwards, according to the organisation, to move away from a
packaging model based on single-use flexibles.
Therefore, the Ellen MacArthur Foundation calls on the direct elimination of
unnecessary flexible packaging as one of the actions signalled by the
report. This would mean ―immediate elimination‖ where there would be no
―unintended consequences‖ and in such a way that limits the impact on
the product itself and its supply chain.
For businesses, the organisation says that this would involve identifying
opportunities for direct elimination of unnecessary flexibles, which
reportedly make up to around 5% to 10% of flexible packaging portfolios on
average. In addition, when developing new products, the organisation
encourages businesses to embed a critical assessment of the need for
flexible packaging during its design.
For policymakers, this would apparently involve collaboration and cross-
sector initiatives to align plans on priority flexibles for elimination and to
drive ambition across the industry.
Another requirement for deconstructing the single-use flexible packaging
system, the organisation explains, is upstream innovation that aims to
identify and scale ways of delivering products without such materials. This
would encompass packaging design, as well as thinking about production
and business models to examine the potential for initiatives like reuse.
Page 26 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022
The Ellen MacArthur Foundation emphasises the need for businesses to
introduce a high-priority, well-resourced research and development agenda
as the central component of every strategy on flexible packaging. This
would simultaneously require businesses to acknowledge that current
efforts are ―well below where they need to be‖ in addressing the flexible
packaging challenge.
Meanwhile, policymakers should ―create a supportive policy landscape for
innovation‖, argues the organisation. This could involve a suite of
measures such as subsidiaries, bans, and extended producer
responsibility (EPR) – some of which are already being implemented in
some countries.
What about single-use flexibles that cannot be eliminated yet?
As the Ellen MacArthur Foundation notes, it is not yet possible to move
away from single-use flexible packaging without negative unintended
consequences. The solution, the organisation says, is ―unprecedented
efforts across packaging design, infrastructure, and policy‖, to be
―commenced immediately‖.
For single-use flexibles that cannot be eliminated, there will need to be
decisions made on which specific materials to use to best support a
circular economy, the organisation claims. On the one hand, this may
involve retaining plastic flexible packaging, but designing for recyclability
and scaling collection, sorting, and recycling systems. The organisation
notes that transitioning multi-material flexibles, which represent
approximately 40% of flexibles, to mono-materials would be an important
step in boosting recyclability.
On the other hand, businesses could consider substitutions to other
materials, such as paper-based or compostable plastic flexibles – which
would again need to be designed with circularity and end-of-life at the fore.
Early in the product‘s lifecycle, businesses also need to account for
reduction and regeneration when sourcing materials for paper-based
flexibles, avoiding driving up demand for virgin paper, according to the
organisation.
Similarly, before compostable flexibles are considered, the organisation
points to the need to demonstrate the mechanisms required to define
compostability and to prevent the contamination of recycling streams with
Page 27 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022
food waste. The issue the organisation identifies with the composting of
flexible paper or plastic packaging is that, by definition, it means the
materials are lost from the market (as they cannot be recycled or reused)
and could potentially increase virgin material input requirements.
To provide the collection, sorting, and recycling systems needed to support
these measures, the Ellen MacArthur Foundation recommends separate
recycling targets for flexibles. In addition, it suggests raising EPR fees for
flexibles to around €1,100 and placing significant investment in
infrastructure. This would address sticking points such as over 40% of
Europe‘s population not having access to a separate collection for
flexibles.
However, the Ellen MacArthur acknowledges that the recycling of plastic
flexibles has ―significant and inherent‖ quality or yield losses for
mechanical recycling and chemical recycling respectively.
The recycling of paper flexibles apparently presents a similar challenge.
Overall, the organisation says that elimination and upstream innovation
must be the priority to mitigate or eradicate these downstream losses.
CEFLEX support
Graham Houlder, project coordinator CEFLEX, commented on the report:
―Urgent action to improve the circularity of flexible packaging is needed
and CEFLEX welcomes the Ellen MacArthur Foundation stating it loud and
clear.
―We have many of the solutions and know what to do. CEFLEX will
continue to give focus and urgency to the in-depth technical and business
changes needed - working to ensure all flexible packaging materials are
returned to the economy at a competitive price and quality to replace
virgin materials.
―It requires industry, policy makers and investors to pull together to
accelerate progress around a sustainable business case to create real
momentum and scale.‖
In a statement responding to the report, CEFLEX stated that its‘ vision
involves a circular economy for flexible packaging by 2025. It believes that
Page 28 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022
the actions presented by the Ellen
MacArthur Foundation are achievable ―in a relatively short time frame‖ so
long as the industry acts on the ―tangible opportunities‖ for making flexibles
circular.
One of the major initiatives developed with the goal of meeting these
targets includes CEFLEX‘s Designing for a Circular Economy Guidelines
(D4ACE). A recently announced collaboration with
UK Research and Innovation (UKRI) to further develop the guidelines will
involve Queens University Belfast, the University of Maastricht, and the
University of Ghent peer-reviewing CEFLEX‘s existing data and further
testing to be conducted into flexible packaging structures that are not yet
widely sorted or mechanically recycled.
CEFLEX says it has also worked with the 4evergreen alliance on design
guidelines for fibre-based packaging, while it is in talks with Flexible
Packaging Europe, the European Aluminium Foil Association, and other
key players to develop design guidelines for aluminium-based flexible
packaging. The group adds that it would ―welcome a legal requirement for
packaging to meet design-for-recycling guidelines‖.
Like the Ellen MacArthur Foundation, CEFLEX also emphasises the need
for an extensive and effective collection system. In a position paper
released last year, CEFLEX called for all flexible packaging to be targeted
for collection and sorting in a separate stream that does not involve
mixing with paper, board, or glass, which could reduce recycling quality.
CEFLEX echoes the Ellen MacArthur Foundation‘s call for an investment in
infrastructure of at least €2 billion to achieve a four-fold increase in
recycling capacity by 2025. Alongside this,
CEFLEX calls on EU Member States in particular to ―ensure that the
obligation to separately collect waste is implemented‖, as well as to
introduce or enhance EPR schemes.
Finally, CEFLEX notes that its Quality Recycling Process (QRP) aims to
address the issues raised by the Ellen MacArthur Foundation by
―developing a modular and responsible sorting and recycling approach‖.
Page 29 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022
Trials of the QRP have demonstrated ―good yields and delivered recyclate
quality suitable for replacing virgin polymer grades in a number of
demanding film and flexible packaging applications‖, according to Dana
Mosora, workstream lead at CEFLEX. The commercial launch of
CEFLEX‘s next-generation waste processing plant based on its QRP is
expected in 2023.
Topics CEFLEX Collaboration Design Ellen MacArthur Foundation
Flexibles Sustainability
Site powered by Webvision Cloud
https://packagingeurope.com/news/the-ellen-macarthur-foundation-reports-
on-specific-and-urgent-actions-needed-to-meet-flexible-packaging-
goals/8068.article
Sampah laut di kapal Dempo
Husniyati Amirullah
01 April 2022
Just for documentation
Sinergisitas Action Tim volunteer the grEEn foundation Indonesia ( tgfI) vs
Managemen Tekhnis
Kapal Gunung Dempo menuju Indonesia bebas sampah laut. Memantau
potensi timbulan sampah kapal sebelum, selama dan setelah hari raya
besar tanah air. Bukan uka2 semua harus nyata jgn cm wacana. Ayo
bersama mendukung Indonesia bebas sampah laut smp 2025, klu blm
kelar
tambah lg menjadi 2030�
.
Page 30 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022
5 hrs ·
Custom Save · More LikeReactComment
Write a comment...
Komentar saya (RVT)
Sayang sekali aksi tersebut di atas tidak disertai narasi yang
memadai yang dibagikan melalui Facebook.
Muhammad Nizar ►►Indonesian Waste Platform
PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN CARA TOSS
Sampah yang diproses dengan cara TOSS (Teknologi Olah Sampah di
Sumbernya) atau RDF (Refuse-Derived Fuel) skala komunal, apabila
diterapkan maka hasil yang akan terlihat nyata adalah berkurangnya
Page 31 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022
sampah yang masuk ke TPA, serta akan berdampak langsung pada
pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) yang berasal dari sampah.
Hal tersebut juga mendukung Program Pemerintah dalam penyediaan
energi baru dan terbarukan yang ramah lingkungan.
KLIK bersama Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Serambi
Mekkah menyelenggarakan Webinar dalam program KLIK Updates hari
Selasa, 12 April 2022 mulai pk. 09.00 WIB via Zoom.
Registrasi melalui link berikut :
www.bersamaklik.com
bit.ly/KLIKupdates22
"Commitment to be
Competent"
TEAM KLIK
23 hrs ·
Public group
Save · More
LikeReactCommentShare
Write a comment...
GROUP MENU
About
Discussion
Info
Add Members
Members5408
Photos7198
Events
Files233
Install Facebook on your Redmi Note
5A and browse faster
English (US)
Your PagesHelpSettings & PrivacyReport a ProblemTerms & PoliciesLogout (Riza)Back To
Top
KASUS SUBANG : Inilah Bentuk Bukti Yang Ada
di Dalam Kantong Sampah TKP!!
Galih Cipta Nugraha 3 April 2022, 10:24 WIB
Ilustrasi MImin membuang kantong plastik di TKP/Screenshoot/Youtube
Suki en Diego(MADAM SUCI) /
Page 32 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022
PRIANGANTIMURNEWS - Akhirnya sebuah fakta baru terungkap dalam
kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang benda dalam tong sampah
yang dipertanyakan banyak orang akhirnya terjawab oleh kartu tarot
Madam Suci.
Tong sampah di sekitar TKPpembunuhan ibu dan anak di Subang yang
diduga terdapat bukti yang dihilangkan terendus oleh anjing pelacak dari
kepolisian.
Namun dari jejak digital yang ada tak ada pembahasan yang menyebutkan
bahwa polisi menemukan sesuatu yang bisa menjadi alat bukti dari dalam
tong sampah tersebut.
Baca Juga: KASUS SUBANG: Tepat Sebelum Puasa! Tetangga Korban Di Tetapkan
Sebagai Tersangka!!
Lalu apakah sebenarnya yang ada dalam tong sampah tersebut sehingga
anjing pelacak mengendusnya Apakah pelaku pembunuh ibu dan anak ini
meninggalkan bukti atau jejak di sana.
Madam Suci menjawab lewat prediksi dan pembacaan kartu tarot miliknya
terkait sesuatu yang ada di dalam tong sampah tersebut.
Hal yang memang ini bisa menjadikan sebuah bukti ya bilamana tidak Hai
karena disini kartunya mengenai kejadian di malam itu ujar Madam Suci.
Baca Juga: KASUS SUBANG PALING UPDATE: Roy Suryo Ungkap Oknum Banpol
Terlibat....!!!
Madam Suci juga menunjukkan kartu tarot lainnya yang menggambarkan
bahwa barang yang berada di tong sampah tersebut memang sudah
terbakar dan di sini ada sebuah kondisi dimana memang Barangnya sudah
terbakar kata Madam Suci.
Kartu tarot terakhir yang dibacakan soal benda yang ada di tong sampah
dekat TKP pembunuhan ibu dan anak di Subang itu menggambarkan jelas
benda atau barang tersebut apa sebenarnya yang dibakar di situ,
Halaman: 1 2 Selanjutnya
Editor: Galih Cipta Nugraha
Page 33 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022
Sumber: YouTube Suki en Diego (MADAM SUKI)
lanjutan
KASUS SUBANG : Inilah Bentuk Bukti Yang Ada di Dalam Kantong
Sampah TKP!!
Galih Cipta Nugraha 3 April 2022, 10:24 WIB
Ilustrasi MImin membuang kantong plastik di TKP/Screenshoot/Youtube Suki en
Diego(MADAM SUCI) /
Apa sebenarnya yang dimasukkan ke tong sampah tersebut di tong
sampah tersebut yang terbakar adalah baju mereka dan mungkin
beberapa alat untuk membersihkan.
Baca Juga: TERUNGKAP KASUS SUBANG: Penyidik Berhasil Temukan Bukti Baru,
TKP Baru dan Juga Saksii...
Seperti lapnya kaos tangan apapun itu yang pada malam itu digunakan
untuk pembantaian.
Meskipun Madam Suci kembali menegaskan hasil kartu tarot miliknya soal
benda yang dibuang pelaku pembunuhan ibu dan anak di Subang ke
dalam tong sampah.
Jadi segala hal yang dilakukan di malam itu dibersihkan kata Madam Suci.
Kapolda Jabar Irjen Pol Suntana sudah menegaskan nama-nama
tersangkapembunuh ibu dan anak di SubangJawa Barat baik pelaku pun
akan diumumkan sebelum puasa.
Baca Juga: Klarifikasi Berita Yosef dan Yoris Ditangkap Polda Jabar, Rohman Hidayat:
Itu Tidak benar
Bahkan Kapolda sudah mengaitkannya jika pengumuman kasus
pembunuhanibu dan anak yang akan dilakukannya itu sebagai kado
puasa.
Mudah-mudahan menjadi kado bulan puasa karena sudah mengarah
kepada tersangka nya kata Kapolda Jabar Suntana di Purwakarta, Selasa,
22 Maret 2022.***
Halaman: 1 2
Page 34 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022
Editor: Galih Cipta Nugraha
Sumber: YouTube Suki en Diego (MADAM SUKI
KASUS SUBANG : Inilah Bentuk Bukti Yang Ada di Dalam Kantong
Sampah TKP!!
©2022 Pikiran Rakyat Media Network
https://priangantimurnews.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/pr-
1224148167/kasus-subang-inilah-bentuk-bukti-yang-ada-di-dalam-
kantong-sampah-tkp?page=2
Diduga Alami Kecelakaan, Mayat Bule Ditemukan
di Sungai TPA Suwung
3 April 2022 17:35 PM
EVAKUASI: Proses evakuasi
jenazah Andrew di aliran Sungai
TPA Suwung. (ISTIMEWA)
DENPASAR, BALI EXPRESS – Sesosok jenazah pria asing di aliran
sungai TPA Suwung, Jalan Pulau Serangan, Denpasar Selatan,
menggegerkan warga sekitar pada Minggu (3/4) pagi. Diduga,
pria itu tewas dan hanyut usai mengalami kecelakaan.
Menurut Kapolsek Denpasar Selatan Kompol I Gede Sudyatmaja yang
dikonfirmasi, korban merupakan warga negara asing (WNA) asal Inggris
bernama Michael Andrew, 36. ―Kami mengetahui identitasnya dari dompet
korban yang berisi identitas diri berupa Driver License (SIM), ATM Mandiri,
kartu post office, uang tunai Rp 607 ribu, kartu vaksin covid-19, hingga
kunci kamar,‖ tandasnya.
Page 35 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022
Dijelaskan, berdasar keterangan pacar sekaligus calon istri korban Indah
Prihartini 36, awalnya Andrew yang tinggal bersamanya di Kertha Lestari
Perumahan Southernland Regency, Sidakarya, Densel ini berpamitan
untuk pergi ke salah satu bar AMV di Legian, Kuta Badung, pada Jumat
(1/4) malam. Korban berangkat seorang diri menaiki sepeda motor Honda
Scoopy warna abu bernopol AG 5052 QJ.
Sampai pada Sabtu (2/4) sekitar pukul 01.00, Andrew mengaku akan
pulang pesan WA kepadanya. Akan tetapi dia tak kunjung sampai di
rumah. ―Calon istrinya yang berusaha menghubungi juga tidak bisa karena
nomor korban sudah tak aktif,‖ ucap Perwira Melati Satu di pundak itu.
Kemudian sekitar pukul 12.30, wanita itu mendapat kabar dari
karyawannya bernama Kadek Putrawan, 22, yang bekerja di Villa daerah
Kerobokan, Kuta Utara. Bahwa, ketika berangkat kerja Putrawan melihat
polisi lalu lintas di Jalan Bypass Ngurah Rai, Denpasar Selatan. Saat
didekati, ternyata ada motor Scoopy milik korban jatuh ke sungai.
Sandal dan helmnya berserakan di atas, namun orangnya sudah hilang.
Hal ini tentu membuat calon istri Andrew khawatir, apalagi bule ini tak
kunjung ditemukan. Hingga keesokan harinya kabar duka sampai di telinga
Indah. Sang pacar yang berperawakan tinggi gempal tersebut ditemukan
sudah menjadi mayat oleh saksi Putu Kurniawan, 28, di aliran sungai TPA
Suwung.
Kala itu sekitar pukul 10.00, saksi sedang bekerja di TPA Suwung.
Kemudian, dia melihat jenazah dalam keadaan telungkup berada di bibir
kanan sungai. ―Korban saat ditemukan menggunakan celana kain pendek
warna hitam, baju kaos warna hitam serta terdapat tatto pada lengan
kanan, diduga hanyut dari aliran sungai tempat dia kecelakaan
sebelumnya,‖ tuturnya.
Saksi pun memberitahu rekan-rekannya bahwa ada mayat terapung,
hingga masyarakat sekitar ikut heboh. Lalu temuan menggegerkan ini
dilaporkan ke polisi dan instansi terkait. Kemudian aparat Polsek Denpasar
Selatan, Tim SAR Polairud Polda Bali, serta BPBD Denpasar tiba untuk
melakukan evakuasi dan pemeriksaan.
Kondisi tubuh korban terdapat sebuah luka pada betis sebelah kiri dan
rambutnya sudah mengelupas dari kulit kepala disinyalir akibat kecelakaan
Page 36 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022
yang dia alami sebelumnya. Kini jenazah
Andrew telah dievakuasi ke RS Sanglah guna pemeriksaan dan
penyelidikan lebih lanjut oleh petugas.
Reporter: I Gede Paramasutha
Jl. Kapten Cok Agung Tresna No. 63
Renon, Denpasar
Telp : (0361) 4754165.
Email : redaksi.baliexpress@gmail.com
Iklan : iklanbaliexpress@gmail.com
https://baliexpress.jawapos.com/bali/03/04/2022/diduga-alami-kecelakaan-
mayat-bule-ditemukan-di-sungai-tpa-suwung/
Keren! Ratusan Ton Sampah Plastik Disulap untuk
Pengaspalan Jalan di Garut
Farauq Arfiansah 3 April 2022, 16:50 WIB
Wakil Bupati Garut, dr. Helmi Budiman, didamingi Kadis PUPR Garut, Luna Aviantrini,
melakukan peninjauan pengaspalan di area Gedung Pendopo, Kecamatan Garut Kota,
Kabupaten Garut,
Kamis 31 Maret 2022 malam./Agus Somantri/Galamedia /
PRFMNEWS - Ratusan ton sampah plastik di Garut disulap menjadi bahan
canpuran hotmix untuk proses perbaikan jalan.
Pemerintah Garut menggunakan ratusan ton sampah plastik yang nantinya
akan menjadi bahan campuran hotmix yang digunakan pengaspalan jalan.
Pengaspalan jalan dengan campuran hotmix dan sampah plastik dilakukan
untuk perbaikan jalan yang ada di garut.
Page 37 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022
Hal tersebut seperti yang dilansir prfmnews.id dari laman infogarut.id,
Sabtu, 2 April 2022,
Pemerintah Kabupaten Garut menggunakan 216 ton sampah plastik yang
diolah menjadi campuran hotmix.
Baca Juga: Detik-detik Warga Baleendah Bandung Tangkap Buaya Pakai Tangan
Kosong Diiringi Jeritan Histeris Emak-emak
Helmi Budiman, Wakil Bupati Garutmengatakan penggunaan sampah
plastik dalam pengaspalan jalan merupakan suatu bentuk inovasi.
Bahkan Helmi Budiman mengungkapkan kalau jalan yang diaspal
menggunakan bahan bercampur sampah plastik akan lebih kuat
dibandingkan yang biasa.
"Dengan ditambahkan 10 persen plastik ini akan menambah kekuatan 40
persen," ungkap Wakil Bupati tersebut.
Ratusan ton sampah ini akan digunakan do enam titik jalan yang ada di
Garut. Keenam titik tersebut yaitu wilayah perkotaan, Kadungora-Leles,
Samarang dan Karangpawitan.
Halaman: 1 2
Editor: Indra Kurniawan
Sumber: Jabarprov.go.id
©2022 Pikiran Rakyat Media Network
https://prfmnews.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/pr-134151589/keren-
ratusan-ton-sampah-plastik-disulap-untuk-pengaspalan-jalan-di-garut
Keren! Ratusan Ton Sampah Plastik Disulap untuk Pengaspalan Jalan di Garut
Farauq Arfiansah 3 April 2022, 16:50 WIB
Wakil Bupati Garut, dr. Helmi Budiman, didamingi Kadis PUPR Garut, Luna Aviantrini,
melakukan peninjauan pengaspalan di area Gedung Pendopo, Kecamatan Garut Kota,
Kabupaten Garut,
Kamis 31 Maret 2022 malam./Agus Somantri/Galamedia /
Page 38 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022
Helmi juga mengungkapkan mengenai pengerjaan titik-titik tersebut yang
akan dikerjakan dalam bulan Ramadhan ini, meskipun tidak semua.
Ada empat titik yang rencananya akan dikerjakan dalam bulan Ramadhan,
sala satunya di sekitar area Gedung Pendopo ke Jalan Bank.
"Jadi ini yang diperkotaan, kemudian yang dari Tarogong ke Samarang,
kemudian juga yang di daerah Pembangunan, Karangpawitan - Wanaraja,
nah ini jadi Insya Allah kita gelar pada bulan Ramadhan ini," lanjut Helmi.
Total yang dianggarkan Pemerintah Garut untuk tahun 2022 yaitu untuk
sepanjang 23 kilomoter dan tahun depan akan ditargetkan sepanjang
jalan50 kilometer.***
Halaman: 1 2
Editor: Indra Kurniawan
Sumber: Jabarprov.go.id
TAGS kalan Garut aspal sampah plastik
https://prfmnews.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/pr-134151589/keren-
ratusan-ton-sampah-plastik-disulap-untuk-pengaspalan-jalan-di-
garut?page=2
3 Pria Buang Segerobak Sampah ke Pantai Carita
Ditangkap-Minta Maaf!
Bahtiar Rifa'i - detikNews
Senin, 04 Apr 2022 18:26 WIB
Pandeglang - Pihak Pemkab Pandeglang telah mengetahui informasi dua
pria yang membuang sampah satu gerobak di Pantai Carita yang videonya
viral. Setelah ditelusuri, ternyata ada tiga orang pelaku, yaitu Samsuri,
Arman, dan Kadrani.
Page 39 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022
Mereka kedapatan membuang sampah menggunakan gerobak di bibir
Pantai Carita saat matahari tenggelam. Video perbuatan tidak terpuji itu
direkam wisatawan dan viral di medsos.
Plt Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Pandeglang Ramadani
mengatakan ketiganya adalah pedagang di lokasi wisata Carita.
Segerobak sampah yang dibuang ke pantai yang jadi objek wisata di Desa
Sukajadi, Kecamatan Carita.
Baca juga: Eks Ketua Dewan Kesenian Banten Ditahan Imbas Korupsi Dana Hibah
"Mereka pedagang, pelakunya sudah ditangkap dan meminta maaf," kata
Ramadani kepada detikcom di Pandeglang, Senin (4/4/2022).
Mereka sendiri sudah berjanji tidak akan mengulangi perbuatan yang
sama. Para pelaku sudah memohon maaf dan berjanji akan menjaga
kebersihan Pantai Carita.
Jika mengulangi tentunya akan mendapat sanksi sesuai ketentuan
berlaku.
Baca juga:Tanah-Bangunan Rp 11 M Milik Tubagus Chaeri Wardana Dilelang KPK
Jika merujuk pada Perda tentang Kebersihan, Keindahan, dan Ketertiban
(K3) Nomor 4 Tahun 2008, para pelaku bisa dikenai sanksi denda. Tapi
Pemkab Pandeglang mengutamakan pemberian pemahaman.
"Kalau mereka ternyata nanti mengulangi perbuatannya lagi baru kita
kenakan sanksi," ucapnya.
(bri/jbr)
pantai carita pandeglang banten buang sampah sembarangan buang
sampah ke pantai
Baca artikel detiknews, "3 Pria Buang Segerobak Sampah ke Pantai Carita Ditangkap-
Minta Maaf!" selengkapnya https://news.detik.com/berita/d-6016202/3-pria-
buang-segerobak-sampah-ke-pantai-carita-ditangkap-minta-maaf.
Page 40 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022
NEWS
SYSTEMIQ: European plastics system will need
to make use of emerging technologies to meet
circularity goals
4 APRIL 2022
According to a new report bySYSTEMIQ, the current measures being
taken to adapt the European plastics system will not be enough to meet
agreed climate goals, circularity policies, and the European Green Deal.
The organisation says that recycling alone cannot fully enable a
circular economy or mitigate carbon emissions and calls urgently for
innovation, investment, and policy support across the value chain. In
particular, the report emphasises the need to develop less mature
pathways, such as green hydrogen, chemical recycling, and carbon
capture, to support existing measures.
The precedent
In the ‗ReShaping Plastics – Pathways to a Circular, Climate Neutral
Plastics System in Europe‘ report, SYSTEMIQ says that, in 2020, around
14% of plastic waste was recycled. This is a slightly lower figure than that
suggested by AMI, which put forward the figure of 23.1% for the overall
mechanical recycling rate in Europe in 2021.
However, both groups concur that a significant amount of plastic is lost
either to landfill or incineration, or uncounted for due to gaps in waste data.
SYSTEMIQ, for example, estimates that 50% of Europe‘s plastic waste is
incinerated for energy recovery, while around 8-15 million tonnes of plastic
are unaccounted for because of gaps in waste data. While some of this
could be attributed to the plastic being ‗in use‘ within the economy,
the organisation says that this explanation does not encompass all of the
missing data. ―This data gap presents a major challenge to the
understanding of the environmental and climate impacts of
plastic,‖ the organisation warns.
No silver bullet
Page 41 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022
SYSTEMIQ emphasises that current efforts to foster a circular economy
and reach net-zero emissions will ―still leave a highly resource inefficient
system, and are not yet fast enough to align with the goals of the Circular
Plastics Alliance, European Green Deal, or the Paris and Glasgow
climate agreements.‖ There is no ―silver bullet‖, the organisation says, and
warns against recycling as a catch-all policy – echoing similar calls from
WWF, which says that reduction and reuse must be the priority going
forward.
For example, in SYSTEMIQ‘s ‗Current Actions Scenario‘ – one above the
baseline scenario – which involves all current commitments, such as
European legislation and voluntary company commitments, being
implemented and enforced, the system circularity rate would be around
33%,
corresponding to 92Mt of CO2 and 44Mt of virgin fossil plastic use. This is
only just double the baseline scenario, which gives a figure of 14% for
system circularity based on current measures alone.
The report identifies ―a collaborative, systematic approach needed across
all stakeholders‖ with partnership between upstream and downstream
solutions being essential and ―most effective when deployed together‖.
While this would significantly reduce GHG emissions and plastics
waste in the next decade and beyond, the organisation claims it is also not
enough to reach the target of net-zero carbon emissions by 2050.
For SYSTEMIQ‘s ‗Reduction & Substitution Scenario‘ wherein plastic use
is significantly reduced through elimination, substitution (e.g., to
compostable packaging), reuse, and the introduction of Deposit Return
Schemes (DRS), the system circularity rate in Europe would be around
52% by 2050.
In the next scenario, where collection, sorting, and recycling – including
chemical recycling – is rapidly expanded and scaled, SYSTEMIQ places
system circularity at 69% in 2050, alongside 41Mt of CO2 emissions and
24Mt of virgin fossil plastic use. This scenario would rely on the
upstream innovation in the previous scenario, as well as downstream
solutions like Extended Producer Responsibility (EPR), but would still not
reach net-zero emissions.
Page 42 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022
Jyrki Katainen, president of the Finnish Innovation Fund Sitra and chair of
the SYSTEMIQ report‘s steering committee, says: ―One of the report‘s key
findings is that the European plastics system is already adapting to
address the challenges of climate change mitigation and circularity but
commitments on behalf of industry and policymakers do not go far or fast
enough. We must adapt and we must do so at pace.‖
The potential of emerging technologies
Therefore, SYSTEMIQ puts forward the need to develop multiple, less
mature technologies, innovations, and approaches – alongside existing
efforts to foster a circular economy in Europe – to decarbonise the plastics
industry, further decrease GHG emissions, and enhance circularity.
The organisations identify the next three to five years as a ―critical window‖
for industry action. The decisions made now will determine whether the
European plastics system will achieve circularity and net zero emissions by
2050, according to the report.SYSTEMIQ identifies what it calls ―less
mature pathways‖ to a circular economy as an area requiring significant
support, innovation, and investment. This includes green hydrogen, the
use of carbon capture and storage (CCS) technologies, shifting to bio-
based polymers, and electrifying stream crackers. These solutions would
reportedly ―decouple plastic from fossil fuel feedstocks‖ and are ―critical‖ to
achieving the established targets alongside existing circular economy
measures.
Some of these solutions are beginning to appear on the packaging market
– in both plastics and other segments – in very early iterations. Some
companies, including The Coca-Cola Companies, Suntory Group, Braskem
and Sojitz Corporation, have begun the process of commercialising
bioMEG technologies to allow for the production of bio-based PET
beverage bottles. Meanwhile,
Essity announced last year that it would be using green hydrogen instead
of natural gas to enable CO2-free tissue production at a pilot plant in
Germany.
There is also a dearth of chemical recycling technologies beginning to
emerge. A report from ecoprogidentified more than 90 chemical recycling
projects focused on plastics worldwide; while around 20 plants appear to
be operational, this is mostly for research and development at
Page 43 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022
present. Some examples include Eastman‘s $1 billion investment in a
polyester renewable plant in France and Mura Technology‘s HydroPRS
hydrothermal advanced recycling technology for plastics deemed
unrecyclable.
In a scenario suggested by SYSTEMIQ where carbon-intensive fuels are
substituted for low-carbon hydrogen alternatives and CCS technologies are
scaled, system circularity would be approximately 78%, while CO2
emissions and virgin fossil plastic use would be 25 and 20 Mt respectively.
This scenario, SYSTEMIQ notes, would also require chemical recycling to
improve its carbon profile; again, such solutions are emerging, such as
Dow‘s collaboration with Plastogazon a hydrocracking technology that is
reportedly less energy-intensive than other forms of advanced recycling.
‗Net-Zero System Change Scenario‘, the last scenario presented by
SYSTEMIQ, relies on the introduction of alternative feedstock, including
bio-based options, and the electrification of steam crackers. Combined with
the measures involved with all the other scenarios, by 2050, this would
allegedly put circularity at 78% with virgin fossil use dropping to 11Mt and
CO2 emissions reaching net-zero.
Recycling isn‘t the solution – but what is?
Expressing support for the report, Virginia Janssens, managing director of
Plastics Europe, which commissioned the report, says: ―Plastics Europe
welcomes the report. It is insightful and thought provoking and will make a
valuable contribution to informing and guiding the decisions of Plastics
Europe, our members, and all stakeholders.
―Plastics Europe‘s members have been investing and innovating to support
the EU‘s net zero and circularity ambitions for a long time, and this has
accelerated in recent years.
―However, we support the report‘s central finding that faster systemic
change is essential, and that circularity is the most important medium-term
lever of the European plastics system‘s transition.‖
A recent report from the Ellen MacArthur Foundation has likewise called on
urgent action from the industry and from policymakers, specifically in
relation to facilitating the transition to a circular economy for single-use
flexible packaging. However, the report emphasises that elimination must
Page 44 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022
be a priority, followed by upstream innovation. The organisation cautions
that the substitution of materials, such as using compostable plastics in the
place of fossil-based options, could have unintended consequences like
removing the material from the market by its very nature.
Meanwhile, the WWF‘s chemical recycling principles begin to suggest a
framework for the industry. The principles stipulate that chemical recycling
should complement mechanical recycling, avoid competing for feedstock,
and demonstrate a reduced carbon footprint compared with the production
of virgin resin. The organisation adds that only material-to-material
applications where the recycled product is recyclable itself should be
considered by the chemical recycling sector.
The WWF‘s overall stance, however, appears to warn against yet-to-
mature technologies like chemical recycling, which it says are untested and
likely to introduce the same challenges as existing systems. Erin Simon,
head of plastics and business at WWF-US, told Packaging Europe:
―The broken system that we have today, that‘s not working for existing
mechanical recycling, we‘re going to have those same challenges,
because it‘s a shared system that requires infrastructure, policy, and a
steady stream of investment to keep the doors open. Those are the things
that mechanical recycling is already faced with, so those don‘t just go away
with a new technology.‖
The UN Environment Assembly‘s recent announcement that it would begin
the process of creating a legally binding treaty on plastic waste could push
investment and innovation in the novel technologies touched on in
SYSTEMIQ‘s report. The treaty is set to be complete by the end of
2024 – which places it near the periphery of the ―critical‖ period
SYSTEMIQ identifies for action needed to meet existing circularity goals by
2050.
These arguments largely share the same thread as SYSTEMIQ‘s report:
recycling, by itself, cannot be the solution. This doesn‘t mean, however,
that there is not a great deal of uncertainty surrounding whether emerging
technologies can fill this gap.
―How close the system comes to transformation will depend on the level of
leadership shown by key decision makers across all stakeholder groups,‖
concludes Yoni Shiran, programme director and partner at SYSTEMIQ. ―A
Page 45 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022
new plastics system is within reach but will require bold action. It
needs industry, public sector, investors, and civil society to come out of
their ―trenches‖ and collaborate in a deeper way based on a shared fact-
base – that was the main objective of this programme.‖
Topics
Chemical recycling Collaboration Featured Stories Sustainability
https://packagingeurope.com/news/systemiq-european-plastics-system-
will-need-to-make-use-of-emerging-technologies-to-meet-circularity-
goals/8073.article
FMCG desak akademisi jangan ditunggangi industri
terkait pelabelan BPA
Muhammad Yusuf
Sel, 5 April 2022 20.06·Bacaan 3 menit
Koordinator riset dan teknologi FMCG Insights Muhammad Hasan
mendesak kalangan akademisi untuk lebih kritis dan tidak mengekor sikap
industri air kemasan yang meremehkan potensi bahaya Bisfenol A atau
BPA sebagai bahan kimia yang bisa memicu kanker dan kemandulan pada
galon keras polikarbonat.
"Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) secara terbuka dan
berulang kali menekankan perlunya mengantisipasi dampak peredaran
luas galon polikarbonat yang mengandung BPA pada kesehatan
masyarakat di masa datang, tapi ironisnya sebagian akademisi masih
menganggapnya sebagai hal biasa dan malah membawa-bawa analogi
yang rancu," kata Hasan melalui pernyataan tertulis yang diterima di
Jakarta, Selasa malam.
Dia merespon pernyataan terbaru sejumlah akademisi di media massa
yang terkesan menganggap enteng efek paparan sinar matahari pada
galon guna ulang. "Ini sangat kita sayangkan. Apalagi sebagian akademisi
Page 46 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022
sampai membawa-bawa permisalan efek paparan sinar matahari pada
kursi plastik," katanya.
Menurut Hasan analogi tersebut adalah bentuk sofistikasi masalah yang
justru menutup celah bagi publik untuk memahami risiko BPA secara utuh.
"Pengandaian itu mengecoh dan memberi angin pada industri yang sedari
awal menentang inisiatif BPOM terkait pengendalian dampak BPA.
Faktanya, efek paparan sinar matahari pada kursi plastik bisa jelas terlihat
mata, sementara peluluhan BPA hanya bisa dikenali dari uji laboratorium,"
ujarnya.
Ia mengatakan kursi plastik bukanlah bahan kontak pangan sehingga
produksinya tidak menuntut standar mutu dan keamanan yang tinggi,
seperti dalam produksi galon polikarbonat untuk air kemasan.
Hasan juga mengkritisi akademisi yang ingin menyudahi wacana pelabelan
risiko BPA dengan dalih untuk meredam kegaduhan masyarakat.
―Jauh lebih bijak bila akademisi menggelar riset membantu BPOM,‖
katanya.
Baca juga: Kandungan BPA pada galon isi ulang berbahaya? Ini penjelasan BPOM
Baca juga: Disprindag Larang Air Galon Tak SNI Dijual di Toko
Dia mencontohkan minimnya riset terkait level peluluhan BPA pada galon
guna ulang yang usianya sudah di atas lima tahun namun masih beredar
di pasar, atau keamanan galon yang pengangkutannya menggunakan truk
terbuka, atau mutu galon yang kerap dicuci dan disikat berulang.
Seiring perkembangan riset dan sains mutakhir, kata Hasan, otoritas
keamanan pangan di berbagai negara mengkhawatirkan residu BPA pada
kemasan polikarbonat dan efeknya pada kesehatan manusia.
Di Perancis dan Kanada telah melarang peredaran semua kemasan
pangan yang mengandung BPA, setelah sebelumnya sebatas melarang
penggunaannya pada kemasan botol bayi, katanya.
Di Indonesia, BPOM mengharuskan produsen pangan yang menggunakan
kemasan plastik polikarbonat menaati ambang batas migrasi BPA yang
ditetapkan sebesar 0,6 mg/kg. BPOM mengecek kepatuhan industri atas
Page 47 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022
aturan yang sifatnya self-regulatory tersebut dengan menggelar
audit secara rutin.
Hasil pemantauan BPOM per Februari 2022 menyebut level migrasi BPA
pada galon guna ulang yang beredar luas di masyarakat serta
menunjukkan kecenderungan yang mengkhawatirkan baik pada sarana
produksi maupun distribusi.
"Ini peringatan pertama dari BPOM setelah dalam rentang enam tahun
sebelumnya lembaga menyatakan level migrasi BPA pada galon guna
ulang masih di bawah ambang batas berbahaya," ujarnya.
Ia menambahkan BPOM juga telah merancang sebuah kebijakan
pelabelan risiko BPA pada galon polikarbonat untuk mengantisipasi apa
yang digambarkan oleh pejabat lembaga sebagai masalah-masalah
kesehatan publik yang mungkin muncul di masa datang.
Dalam rancangan peraturan BPOM, saat ini memasuki fase pengesahan,
produsen galon air minum yang menggunakan galon polikarbonat wajib
mulai mencantumkan label "Berpotensi Mengandung BPA" kurun tiga
tahun sejak peraturan disahkan. Sementara produsen yang
menggunakan kemasan selain polikarbonat diperbolehkan mencantumkan
label "Bebas BPA".
Baca juga: Disinformasi Bisfenol A senyawa berbahaya dalam plastik kemasan
Baca juga: "Greenwashing" kelewat batas dalam isu mikroplastik kemasan pangan
https://id.berita.yahoo.com/fmcg-desak-akademisi-jangan-ditunggangi-
130607331.html
ITC moves beyond plastic neutrality; sustainably
managed over 54,000 tonnes of plastic waste in
FY22
The company said its flagship solid waste management programme Well-
Being Out of Waste‘ (WOW) has so far covered 1.8 crore citizens across
46.7 lakh households in India‘s large cities and small towns.
Page 48 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022
PTI
APRIL 06, 2022 / 12:38 PM IST
(Image: Reuters)
ITC Trade Watchlist Portfolio Message Set Alert
NSELIVE
06 Apr, 2022 16:04
259.60
0.15 (0.06%)
Volume 19597941
Todays L/H 257.30263.35
More
Diversified entity, ITC Ltd on Wednesday said it is accelerating its move to
go beyond plastic neutrality, having sustainably managed more than
54,000 tonnes of plastic waste across India in 2021-22.
The company said its flagship solid waste management programme Well-
Being Out of Waste‘ (WOW) has so far covered 1.8 crore citizens across
46.7 lakh households in India‘s large cities and small towns.
"Through a large-scale and integrated solid waste management
programme, ITC moved beyond plastic neutrality this year. In addition, the
company is also using cutting-edge innovations to develop sustainable
alternatives to plastic packaging for the industry,‖ Sanjiv Rangrass group
head, ITC Life Sciences & Technology, Central Projects, EHS & Quality
Assurance, ITC Ltd said in a statement.
Page 49 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022
He further said, "The efforts to move beyond plastic neutrality and
sustainable management of waste will continue apace in the years ahead
as part of our Sustainability 2.0 agenda.‖
Under its Chairman Sanjiv Puri‘s Sustainability 2.0 vision, the company is
striving for inclusive strategies that can support even more livelihoods and
pursue newer pathways to fight climate change.
Copyright © e-Eighteen.com LtdAll rights resderved. Reproduction of news articles,
photos, videos or any other content in whole or in part in any form or medium without
express writtern permission of moneycontrol.com is prohibited.
https://www.moneycontrol.com/news/business/itc-moves-beyond-plastic-
neutrality-sustainably-managed-over-54000-tonnes-of-plastic-waste-in-
fy22-8323471.html
Sampah laut di kapal Dempo (lanjutan)
Husniyati Amirullah
Just for documentation
grEEn action to laut Indonesia
Zona 1, Mks-Sby-Jkt via kapal Gunung Dempo tgl 30 Maret - 2 April 2022.
Urgensi sampah laut Indonesia para pihak hrs bs saling support n tdk
diam, qt juara 1 mn aksimu? Atau senang juara 1
penyumbang sampah laut terbanyak di dunia. Time action : sebelum,
selama n sesudah hari raya besar di tanah air. Baru 3 hari diatas laut kami
sdh mendapati banyak yg hrs dibenahi menuju 2025 bebas sampah laut .
Sebelumx kami berterima kasih kpd pihak managemen kapal Dempo yg
bgt baik menyambut keberadaan kami, hanya sayang tdk bs bertemu
nahkodax, pdhl mmg para nahkodalah target kami spy mrk bs paham akan
lingkungn diatas kapal n care to laut kita.
7 hrs ·
Custom
Save · More
LikeReactComment
4
Page 50 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022
Irsal Maing
Kereen Kaka.
1 · Like · React · Reply · More · 6 hours ago
Husniyati Amirullah replied · 1 reply
Emy Hasan
Mantaaap �
�
1 · Like · React · Reply · More · 5 hours ago
Husniyati Amirullah replied · 1 reply
Write a comment...
·
6 April 2022
On our way to circularity and zero emissions goals
The European plastics system has to
change within 5 years
April sees the release of ReShaping Plastics, a new groundbreaking report
which shows us the pathways to a circular, climate neutral plastics system
in Europe. This report by Systemiq was commissioned by PlasticsEurope
but was composed in full scientific independence. Standing guard over this
independence was Maastricht University‘s own Circular Plastics professor
Kim Ragaert, who co-chaired the steering committee along with former
European Commission vice-president Jyrki Katainen.
Approach
ReShaping Plastics focuses on four of the most important plastic-using
sectors: packaging, household goods, automotive, and construction, and
presents six scenarios, outlining which actions should be prioritized for
different plastic applications in order to meet circularity and climate
mitigation goals. To achieve net-zero carbon emissions by 2050, multiple
less mature, innovative technologies and approaches need to be
developed and deployed in addition to proven circular economy levers to
further decrease GHG emissions and decouple plastic from fossil fuel
feedstocks.
Page 51 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022
Integrated systems change
The conclusions are clear: we need complimentary, integrated systems
change if we are ever to reach net carbon zero. Different technologies will
have a key role to play, from electrification of crackers to (mechanical and
chemical) recycling of plastics. But also smart reductions and adapted
product design have a role to play. This is exactly the kind of insights we
are bringing to students in our new Circular Engineering bachelor and the
type of research which is being spearheaded at FSE‘s Circular Chemical
Engineering department (CCE).
Faculty of Science and Engineering
Full report here
Read more about the Circular Chemical Engineering department (CCE).
Also read:
A second chance for plastic
Wednesday, April 6, 2022
If we were to replace plastic with paper or glass, would the environment benefit?
Surprisingly, no,
says professor of Circular Plastics Kim Ragaert. She is calling for an alternative
approach aimed
at increasing awareness of and knowledge about recycling.
Read more
Growers will be able to measure vitamins in the greenhouse
Tuesday, April 5, 2022
As a vegetable or fruit grower, measure how many vitamins are in your products? That
is still in the
future, but in the Food Screening EMR project companies and knowledge institutes are
working
on a device that will make this possible.
Read more
SURF joins Maastricht University and partners in efforts in the field of quantum
computing
Tuesday, April 5, 2022
Page 52 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022
Maastricht University, Nikhef, CERN and SURF will address some specific challenges
for the
LHCb experiment in order to determine which elements of the data analysis chains are
best suited
for a quantum computing approach.
Read more
More news
https://www.maastrichtuniversity.nl/news/european-plastics-system-has-
change-within-5-years
6 April 2022
A second chance for plastic
If we were to replace plastic with paper or glass, would the environment
benefit? Surprisingly, no, says professor of Circular Plastics Kim Ragaert.
She is calling for an alternative approach aimed at increasing awareness of
and knowledge about recycling. ―We should see plastic as a raw material
rather than as waste.‖
Many people think they are being environmentally conscious by choosing a
glass instead of a plastic bottle, or a paper instead of a plastic bag. In her
TED Talk ‗Plastic Rehab‘, Kim Ragaert points out that opting for the plastic
variant can be the better choice. The process of producing and recycling
plastic often has a smaller ecological footprint than that of materials such
as glass and paper. ―Plastic is not all bad,‖ she says. ―But we have to be
conscious of how we use it.‖
Hot topic
Even as a child, Ragaert was curious about materials, how they are put
together and how we can reuse them. Of particular interest was that highly
versatile material: plastic. So it is perhaps of little wonder that she was
Page 53 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022
recently appointed professor of Circular Plastics at Maastricht University.
She describes her new employer as a young, dynamic institution that offers
abundant opportunities.
Within her research field, too, opportunities abound. ―When I started this
research around 10 years ago, neither industry nor academia had much
interest in topics like recycling and sustainable plastic. New European
legislation and increased social pressure have since triggered a sea
change. Recycling has become a hot topic, but the research is still in its
infancy.‖
Victim of its own success
Why does plastic have such a bad image, especially when research shows
that it‘s not all bad? ―A lot of disposable stuff is made out of plastic, so
we‘ve come to see it as ‗junk‘. Plastic pollution is also highly visible. Not to
mention the negative stories doing the rounds in the media, microplastics
affecting our health and the like, though as yet there‘s little scientific
evidence to back that up.‖
Faculty of Science and Engineering
Kim Ragaert has been professor of Circular Plastics at the Faculty of
Science and Engineering since September 2021. Her background is in
mechanical engineering and materials science. She obtained her PhD in
Engineering Sciences at Ghent University, then worked as a researcher,
assistant and associate professor and coordinator of projects such as C-
PlaNeT. In 2020 she was awarded the prestigious title of European
Plastics Recycling Ambassador of the Year.
Ragaert is also involved in the recently published 'ReShaping Plastics', a
pioneering report that puts us on the road to a circular, climate-neutral
plastics system in Europe.
Plastic is, as it were, a victim of its own success. ―It‘s lightweight, strong
and versatile, which makes it economically appealing. But there are many
different subtypes of plastic and, in a practical sense, therein lies the rub.
Good plastic recycling is much more complicated than just
tossing everything together into the recycling bin.‖
Page 54 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022
Licence to litter
Naturally, we need to avoid creating a great deal of additional waste.
Ragaert regrets measures such as the European Single Use Plastics
Directive, which prohibits disposable products from being made of plastic
instead of banning them altogether. ―This gives people a ‗licence to litter‘
by implying you can just use alternatives like bamboo straws or
biodegradable soup cups once and then throw them out. That way they‘re
not recycled and we end up polluting the environment even more. I‘d rather
see a European Single Use Product Directive—let‘s reuse all our products
more often, taking plastic as an example. We should see it as a raw
material rather than as waste.‖
Good plastic recycling is much more complicated than just tossing
everything together into the recycling bin.
Valuable material
A stronger commitment to plastic recycling would require a different, more
responsible mindset.
―For starters, product developers will have to design products that take the
recycling process into account. The government can encourage this
through legislation and subsidies. In addition, we have to raise awareness;
consumers need to know that plastic is a valuable material, that we can
really do something with it as long as we reuse it properly. Then demand
will eventually arise again automatically, and it will become easier for
product developers and retailers to use plastic again.
Often they shy away from it because consumer pressure is high and plastic
has a bad image.‖
Fishing nets
Recycling should result in less new waste, but what do we do with the
plastic that is already polluting our oceans? ―Plastic that has long been
exposed to UV light and seawater can be even more difficult to process.
Fortunately, there are innovative startups that have succeeded, for
example, in turning discarded fishing nets—which make up a large part of
marine litter—into new fishing nets. In any event, plastic waste has to be
Page 55 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022
removed from the sea, of course, and we have to avoid creating more
marine pollution. Globally, the Western world should take responsibility by
helping to develop the collection and recycling infrastructure in countries
where a great deal of litter is currently generated. That way, packaging will
find its way into the circular economy there too.‖
Unselfish
Ragaert would rather contribute to a better world than help companies turn
a profit. ―That's why I chose academia; I want to do my part through my
research.‖ But she also tries to set a good example in everyday life. ―I sort
my waste, reuse products wherever possible, drink from the tap or from a
refillable bottle, buy products made from recycled plastic, replenish soap
from large bottles instead of buying small ones. Every little bit helps, and if
we all contribute, we can generate a critical mass for all materials. If people
stop buying those cute little 0.15L soft-drink cans or 20g of pre-packaged
nuts, they‘ll soon disappear from the shelves.‖
By: Milou Schreuders (text), Sem Shayne (photography)
Also read:
The European plastics system has to change within 5 years
Wednesday, April 6, 2022
April sees the release of ReShaping Plastics, a new groundbreaking report which
shows us the pathways to a circular, climate neutral plastics system in Europe.
Growers will be able to measure vitamins in the greenhouse
Tuesday, April 5, 2022
As a vegetable or fruit grower, measure how many vitamins are in your products? That
is still in the future, but in the Food Screening EMR project companies and knowledge
institutes are working on a device that will make this possible.
SURF joins Maastricht University and partners in efforts in the field of quantum
computing
Tuesday, April 5, 2022
Maastricht University, Nikhef, CERN and SURF will address some specific challenges
for the
LHCb experiment in order to determine which elements of the data analysis chains are
best suited for a quantum computing approach.
Read more
https://www.maastrichtuniversity.nl/news/second-chance-plastic
Page 56 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022
Hari Kesehatan Sedunia Wahana Visi ajak masyarakat
stop bakar sampah
Kamis, 7 April 2022 18:09 WIB
Zat-zat tersebut dapat merusak perkembangan saraf
Jakarta (ANTARA) - Organisasi kemanusiaan Wahana Visi Indonesia
(WVI) mengajak masyarakat untuk berhenti membakar sampah dan mulai
mengelola-nya dengan tepat demi masa depan anak.
"Dalam rangka Hari Kesehatan Sedunia tahun ini, kami mengajak
masyarakat untuk stop membakar sampah dan mulai mengelola-nya
dengan tepat demi masa depan anak," tutur Project Manager PHINLA
Wahana Visi Indonesia (WVI) Franz Sinaga melalui siaran pers di Jakarta,
Kamis.
Sampah rumah tangga dapat dikelola di bank sampah untuk mengurangi
dampak lingkungan sekaligus menambah pendapatan keluarga, katanya.
Baca juga: Bank Sampah "Nasi Rames" di Rawa Bunga kumpulkan 266 kilogram
sampah
Baca juga: KLHK sebut bank sampah dapat berkontribusi turunkan emisi GRK
Ajakan ini penting karena asap dari pembakaran sampah mengandung
zat-zat beracun seperti Dioxins, Arsenic, Mercury dan lain sebagainya.
"Zat-zat tersebut dapat merusak perkembangan saraf dan perkembangan
organ lain pada anak jika terhirup dalam jangka waktu yang lama,"
katanya.
Namun fakta di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat
yang membakar sampah di lingkungan tempat tinggal-nya, katanya.
Menurut dia, setiap anak berhak mendapatkan standar kesehatan dan
perawatan medis yang terbaik, air bersih, makanan bergizi dan lingkungan
tinggal yang bersih dan aman.
Untuk itu, WVI bekerja sama dengan pemerintah daerah melalui proyek
PHINLA yang didanai oleh pemerintah Jerman (BMZ) dalam memberikan
edukasi terkait pengelolaan sampah, menggaungkan kampanye
Page 57 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022
perubahan perilaku serta memberikan pendampingan dalam mengelola
bank sampah.
Proyek yang dimulai dari Desember 2019 dan berakhir pada Juni 2023 ini
bertujuan untuk mendorong masyarakat memiliki penghasilan tambahan
melalui kegiatan pengelolaan sampah dan dapat mengelola keuangan
rumah tangga dengan baik.
Hingga saat ini, proyek PHINLA telah membantu mengembangkan
sepuluh bank sampah yang beroperasi di Kelurahan Penjaringan,
Cilincing, Semper Barat, Marunda dan Cipinang Besar Selatan.
"Kami juga mengajak semua pihak untuk bersama-sama mendukung
pengelolaan sampah berbasis masyarakat seperti bank sampah ini agar
dapat meminimalisir dampak bagi kehidupan anak-anak di Indonesia," kata
Franz.
Baca juga: BUMN ajak warga lingkar Mandalika pilah sampah jadi emas
Baca juga: Pelajar SD Kalbar raih penghargaan kategori nasabah cilik bank sampah
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Zita Meirina
Copyright © 2022 ANTARA
https://www.antaranews.com/berita/2807977/hari-kesehatan-sedunia-
wahana-visi-ajak-masyarakat-stop-bakar-sampah?utm_medium=mobile
Perlu dicatat:
Belum berkolaborasi dengan lembaga lain,
tetapi simak saja dulu

TUNGKU BAKAR SAMPAH TANPA ASAP
Dipedesaan dan pulau terpencil pada umumnya tidak tersedia
pengangkutan sampah untuk dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir
(TPA). Sampah harus dikelola sendiri yang umumnya dengan dibakar di
tempat sampah terbuka (open pit). Tentunya pembuangan sampah
terbuka ini banyak menimbulkan masalah, selain tampak kotor, juga
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf

More Related Content

Similar to Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf

Plastik n Sampah Pantauan Okt 2022 - Copy (2).pdf
Plastik n Sampah Pantauan Okt 2022 - Copy (2).pdfPlastik n Sampah Pantauan Okt 2022 - Copy (2).pdf
Plastik n Sampah Pantauan Okt 2022 - Copy (2).pdf
Biotani & Bahari Indonesia
 
Plastik n Sampah Pantauan Maret 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Maret 2023.pdfPlastik n Sampah Pantauan Maret 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Maret 2023.pdf
Biotani & Bahari Indonesia
 
Proposal timbangan
Proposal timbanganProposal timbangan
Proposal timbangan
syamsularifin129
 
Plastik n sampah plastik pantau februari 2021
Plastik n sampah plastik pantau februari 2021Plastik n sampah plastik pantau februari 2021
Plastik n sampah plastik pantau februari 2021
Biotani & Bahari Indonesia
 
BANK SAMPAH PEKALONGAN
BANK SAMPAH PEKALONGANBANK SAMPAH PEKALONGAN
BANK SAMPAH PEKALONGAN
ARI MUNANDAR
 
Presentasi Gambaran Kegiatan Persampahan dan LB3 2022 Dalam Mendukung STBM.pptx
Presentasi Gambaran Kegiatan Persampahan dan LB3 2022 Dalam Mendukung STBM.pptxPresentasi Gambaran Kegiatan Persampahan dan LB3 2022 Dalam Mendukung STBM.pptx
Presentasi Gambaran Kegiatan Persampahan dan LB3 2022 Dalam Mendukung STBM.pptx
achmadjonviktorhamra
 
Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Bank Sampah
Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Bank SampahProses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Bank Sampah
Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Bank Sampah
Sidi Rana Menggala
 
Mengubah Limbah menjadi Berkah 2.pdf
Mengubah Limbah menjadi Berkah 2.pdfMengubah Limbah menjadi Berkah 2.pdf
Mengubah Limbah menjadi Berkah 2.pdf
NizarModje
 
Start up business click n recycle
Start up business click n recycleStart up business click n recycle
Start up business click n recycle
Jihad R Hakiki
 
Yayasan Sahabat Kertas
Yayasan Sahabat Kertas Yayasan Sahabat Kertas
Yayasan Sahabat Kertas
gofursopyannadi
 
Plastik n Sampah Pantauan Februari 2024.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Februari 2024.pdfPlastik n Sampah Pantauan Februari 2024.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Februari 2024.pdf
Biotani & Bahari Indonesia
 
Plastik n Sampah Pantauan Agustus 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Agustus 2023.pdfPlastik n Sampah Pantauan Agustus 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Agustus 2023.pdf
Biotani & Bahari Indonesia
 
Plastik n Sampah Pantauan Nov2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Nov2022.pdfPlastik n Sampah Pantauan Nov2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Nov2022.pdf
Biotani & Bahari Indonesia
 
Presentasi Tataa Kelola Sampah Provinsi Lampung-1.pptx
Presentasi Tataa Kelola Sampah Provinsi Lampung-1.pptxPresentasi Tataa Kelola Sampah Provinsi Lampung-1.pptx
Presentasi Tataa Kelola Sampah Provinsi Lampung-1.pptx
guyubadvertising
 
Pengelolaan Sampah di Kota Surabaya oleh Alya Anggraini E. & Fathimah Qonita ...
Pengelolaan Sampah di Kota Surabaya oleh Alya Anggraini E. & Fathimah Qonita ...Pengelolaan Sampah di Kota Surabaya oleh Alya Anggraini E. & Fathimah Qonita ...
Pengelolaan Sampah di Kota Surabaya oleh Alya Anggraini E. & Fathimah Qonita ...
AlyaAnggrainiEffendi
 
Presentasi Peningkatan Kesadaran Lingkungan - Kelompok 3.pptx
Presentasi Peningkatan Kesadaran Lingkungan - Kelompok 3.pptxPresentasi Peningkatan Kesadaran Lingkungan - Kelompok 3.pptx
Presentasi Peningkatan Kesadaran Lingkungan - Kelompok 3.pptx
DadangSuryaKencana
 
PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SAMPAH DITINJAU DARI SEGI REGULASI DAN EKONOMI
PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SAMPAH  DITINJAU DARI SEGI REGULASI DAN EKONOMIPANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SAMPAH  DITINJAU DARI SEGI REGULASI DAN EKONOMI
PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SAMPAH DITINJAU DARI SEGI REGULASI DAN EKONOMI
Novita Lessy
 
Sampah Jakarta, Peluang Pengelolaannya bagi Swasta; diskusi publik
Sampah Jakarta, Peluang Pengelolaannya bagi Swasta; diskusi publikSampah Jakarta, Peluang Pengelolaannya bagi Swasta; diskusi publik
Sampah Jakarta, Peluang Pengelolaannya bagi Swasta; diskusi publik
Biotani & Bahari Indonesia
 
Atasi problem sampah jakarta
Atasi problem sampah jakartaAtasi problem sampah jakarta
Atasi problem sampah jakarta
fathurohman7
 
Manajemen sampah zero
Manajemen sampah zeroManajemen sampah zero
Manajemen sampah zero
Beta Iriawan
 

Similar to Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf (20)

Plastik n Sampah Pantauan Okt 2022 - Copy (2).pdf
Plastik n Sampah Pantauan Okt 2022 - Copy (2).pdfPlastik n Sampah Pantauan Okt 2022 - Copy (2).pdf
Plastik n Sampah Pantauan Okt 2022 - Copy (2).pdf
 
Plastik n Sampah Pantauan Maret 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Maret 2023.pdfPlastik n Sampah Pantauan Maret 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Maret 2023.pdf
 
Proposal timbangan
Proposal timbanganProposal timbangan
Proposal timbangan
 
Plastik n sampah plastik pantau februari 2021
Plastik n sampah plastik pantau februari 2021Plastik n sampah plastik pantau februari 2021
Plastik n sampah plastik pantau februari 2021
 
BANK SAMPAH PEKALONGAN
BANK SAMPAH PEKALONGANBANK SAMPAH PEKALONGAN
BANK SAMPAH PEKALONGAN
 
Presentasi Gambaran Kegiatan Persampahan dan LB3 2022 Dalam Mendukung STBM.pptx
Presentasi Gambaran Kegiatan Persampahan dan LB3 2022 Dalam Mendukung STBM.pptxPresentasi Gambaran Kegiatan Persampahan dan LB3 2022 Dalam Mendukung STBM.pptx
Presentasi Gambaran Kegiatan Persampahan dan LB3 2022 Dalam Mendukung STBM.pptx
 
Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Bank Sampah
Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Bank SampahProses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Bank Sampah
Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Bank Sampah
 
Mengubah Limbah menjadi Berkah 2.pdf
Mengubah Limbah menjadi Berkah 2.pdfMengubah Limbah menjadi Berkah 2.pdf
Mengubah Limbah menjadi Berkah 2.pdf
 
Start up business click n recycle
Start up business click n recycleStart up business click n recycle
Start up business click n recycle
 
Yayasan Sahabat Kertas
Yayasan Sahabat Kertas Yayasan Sahabat Kertas
Yayasan Sahabat Kertas
 
Plastik n Sampah Pantauan Februari 2024.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Februari 2024.pdfPlastik n Sampah Pantauan Februari 2024.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Februari 2024.pdf
 
Plastik n Sampah Pantauan Agustus 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Agustus 2023.pdfPlastik n Sampah Pantauan Agustus 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Agustus 2023.pdf
 
Plastik n Sampah Pantauan Nov2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Nov2022.pdfPlastik n Sampah Pantauan Nov2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Nov2022.pdf
 
Presentasi Tataa Kelola Sampah Provinsi Lampung-1.pptx
Presentasi Tataa Kelola Sampah Provinsi Lampung-1.pptxPresentasi Tataa Kelola Sampah Provinsi Lampung-1.pptx
Presentasi Tataa Kelola Sampah Provinsi Lampung-1.pptx
 
Pengelolaan Sampah di Kota Surabaya oleh Alya Anggraini E. & Fathimah Qonita ...
Pengelolaan Sampah di Kota Surabaya oleh Alya Anggraini E. & Fathimah Qonita ...Pengelolaan Sampah di Kota Surabaya oleh Alya Anggraini E. & Fathimah Qonita ...
Pengelolaan Sampah di Kota Surabaya oleh Alya Anggraini E. & Fathimah Qonita ...
 
Presentasi Peningkatan Kesadaran Lingkungan - Kelompok 3.pptx
Presentasi Peningkatan Kesadaran Lingkungan - Kelompok 3.pptxPresentasi Peningkatan Kesadaran Lingkungan - Kelompok 3.pptx
Presentasi Peningkatan Kesadaran Lingkungan - Kelompok 3.pptx
 
PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SAMPAH DITINJAU DARI SEGI REGULASI DAN EKONOMI
PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SAMPAH  DITINJAU DARI SEGI REGULASI DAN EKONOMIPANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SAMPAH  DITINJAU DARI SEGI REGULASI DAN EKONOMI
PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SAMPAH DITINJAU DARI SEGI REGULASI DAN EKONOMI
 
Sampah Jakarta, Peluang Pengelolaannya bagi Swasta; diskusi publik
Sampah Jakarta, Peluang Pengelolaannya bagi Swasta; diskusi publikSampah Jakarta, Peluang Pengelolaannya bagi Swasta; diskusi publik
Sampah Jakarta, Peluang Pengelolaannya bagi Swasta; diskusi publik
 
Atasi problem sampah jakarta
Atasi problem sampah jakartaAtasi problem sampah jakarta
Atasi problem sampah jakarta
 
Manajemen sampah zero
Manajemen sampah zeroManajemen sampah zero
Manajemen sampah zero
 

More from Biotani & Bahari Indonesia

Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdfPlastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
Biotani & Bahari Indonesia
 
Plastik n Sampah Pantauan April 2024.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2024.pdfPlastik n Sampah Pantauan April 2024.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2024.pdf
Biotani & Bahari Indonesia
 
Plastik n Sampah Pantauan Maret 2024.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Maret 2024.pdfPlastik n Sampah Pantauan Maret 2024.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Maret 2024.pdf
Biotani & Bahari Indonesia
 
Plastik n Sampah Pantauan Januari 2024.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Januari 2024.pdfPlastik n Sampah Pantauan Januari 2024.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Januari 2024.pdf
Biotani & Bahari Indonesia
 
Plastik n Sampah Pantauan Desember 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Desember 2023.pdfPlastik n Sampah Pantauan Desember 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Desember 2023.pdf
Biotani & Bahari Indonesia
 
Plastik n Sampah Pantauan November 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan November 2023.pdfPlastik n Sampah Pantauan November 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan November 2023.pdf
Biotani & Bahari Indonesia
 
Plastik n Sampah Pantauan Oktober 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Oktober 2023.pdfPlastik n Sampah Pantauan Oktober 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Oktober 2023.pdf
Biotani & Bahari Indonesia
 
Plastik n Sampah Pantauan September 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan September 2023.pdfPlastik n Sampah Pantauan September 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan September 2023.pdf
Biotani & Bahari Indonesia
 
Plastik n Sampah Pantauan Juli 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Juli 2023.pdfPlastik n Sampah Pantauan Juli 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Juli 2023.pdf
Biotani & Bahari Indonesia
 
Plastik n Sampah Pantauan Juni 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Juni 2023.pdfPlastik n Sampah Pantauan Juni 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Juni 2023.pdf
Biotani & Bahari Indonesia
 
Plastik n Sampah Pantauan Juni 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Juni 2023.pdfPlastik n Sampah Pantauan Juni 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Juni 2023.pdf
Biotani & Bahari Indonesia
 
Plastik n Sampah Pantauan Mei 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Mei 2023.pdfPlastik n Sampah Pantauan Mei 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Mei 2023.pdf
Biotani & Bahari Indonesia
 
april23 Plastik n Sampah Pantauan april 2023.pdf
april23 Plastik n Sampah Pantauan april 2023.pdfapril23 Plastik n Sampah Pantauan april 2023.pdf
april23 Plastik n Sampah Pantauan april 2023.pdf
Biotani & Bahari Indonesia
 
Plastik n Sampah Pantauan Feb 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Feb 2023.pdfPlastik n Sampah Pantauan Feb 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Feb 2023.pdf
Biotani & Bahari Indonesia
 
Plastik n Sampah Pantauan Jan 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Jan 2023.pdfPlastik n Sampah Pantauan Jan 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Jan 2023.pdf
Biotani & Bahari Indonesia
 
Plastik n Sampah Pantauan Des 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Des  2022.pdfPlastik n Sampah Pantauan Des  2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Des 2022.pdf
Biotani & Bahari Indonesia
 
Plastik n Sampah Pantauan Juni 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Juni 2022.pdfPlastik n Sampah Pantauan Juni 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Juni 2022.pdf
Biotani & Bahari Indonesia
 
Mei pantau plastik sampah.pdf
Mei pantau plastik sampah.pdfMei pantau plastik sampah.pdf
Mei pantau plastik sampah.pdf
Biotani & Bahari Indonesia
 
Plastik n Sampah Pantauan Maret 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Maret 2022.pdfPlastik n Sampah Pantauan Maret 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Maret 2022.pdf
Biotani & Bahari Indonesia
 
Plastik n Sampah Pantauan Februari 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Februari 2022.pdfPlastik n Sampah Pantauan Februari 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Februari 2022.pdf
Biotani & Bahari Indonesia
 

More from Biotani & Bahari Indonesia (20)

Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdfPlastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
 
Plastik n Sampah Pantauan April 2024.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2024.pdfPlastik n Sampah Pantauan April 2024.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2024.pdf
 
Plastik n Sampah Pantauan Maret 2024.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Maret 2024.pdfPlastik n Sampah Pantauan Maret 2024.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Maret 2024.pdf
 
Plastik n Sampah Pantauan Januari 2024.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Januari 2024.pdfPlastik n Sampah Pantauan Januari 2024.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Januari 2024.pdf
 
Plastik n Sampah Pantauan Desember 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Desember 2023.pdfPlastik n Sampah Pantauan Desember 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Desember 2023.pdf
 
Plastik n Sampah Pantauan November 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan November 2023.pdfPlastik n Sampah Pantauan November 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan November 2023.pdf
 
Plastik n Sampah Pantauan Oktober 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Oktober 2023.pdfPlastik n Sampah Pantauan Oktober 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Oktober 2023.pdf
 
Plastik n Sampah Pantauan September 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan September 2023.pdfPlastik n Sampah Pantauan September 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan September 2023.pdf
 
Plastik n Sampah Pantauan Juli 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Juli 2023.pdfPlastik n Sampah Pantauan Juli 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Juli 2023.pdf
 
Plastik n Sampah Pantauan Juni 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Juni 2023.pdfPlastik n Sampah Pantauan Juni 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Juni 2023.pdf
 
Plastik n Sampah Pantauan Juni 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Juni 2023.pdfPlastik n Sampah Pantauan Juni 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Juni 2023.pdf
 
Plastik n Sampah Pantauan Mei 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Mei 2023.pdfPlastik n Sampah Pantauan Mei 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Mei 2023.pdf
 
april23 Plastik n Sampah Pantauan april 2023.pdf
april23 Plastik n Sampah Pantauan april 2023.pdfapril23 Plastik n Sampah Pantauan april 2023.pdf
april23 Plastik n Sampah Pantauan april 2023.pdf
 
Plastik n Sampah Pantauan Feb 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Feb 2023.pdfPlastik n Sampah Pantauan Feb 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Feb 2023.pdf
 
Plastik n Sampah Pantauan Jan 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Jan 2023.pdfPlastik n Sampah Pantauan Jan 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Jan 2023.pdf
 
Plastik n Sampah Pantauan Des 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Des  2022.pdfPlastik n Sampah Pantauan Des  2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Des 2022.pdf
 
Plastik n Sampah Pantauan Juni 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Juni 2022.pdfPlastik n Sampah Pantauan Juni 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Juni 2022.pdf
 
Mei pantau plastik sampah.pdf
Mei pantau plastik sampah.pdfMei pantau plastik sampah.pdf
Mei pantau plastik sampah.pdf
 
Plastik n Sampah Pantauan Maret 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Maret 2022.pdfPlastik n Sampah Pantauan Maret 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Maret 2022.pdf
 
Plastik n Sampah Pantauan Februari 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Februari 2022.pdfPlastik n Sampah Pantauan Februari 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Februari 2022.pdf
 

Recently uploaded

“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN DAN EMISI...
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN  DAN EMISI...“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN  DAN EMISI...
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN DAN EMISI...
aisyrahadatul14
 
3. Identifikasi Bahaya Penilaian Risiko.pdf
3. Identifikasi Bahaya Penilaian Risiko.pdf3. Identifikasi Bahaya Penilaian Risiko.pdf
3. Identifikasi Bahaya Penilaian Risiko.pdf
KajianIslamIlmiahSur
 
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...
d1051231053
 
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...
d1051231079
 
Dampak Pencemaran Udara Terhadap Lahan Pertanian
Dampak Pencemaran Udara Terhadap Lahan PertanianDampak Pencemaran Udara Terhadap Lahan Pertanian
Dampak Pencemaran Udara Terhadap Lahan Pertanian
d1051231078
 
PENCEMARAN UDARA YANG DISEBABKAN OLEH KENDARAAN BERMOTOR YANG BERPENGARUH TER...
PENCEMARAN UDARA YANG DISEBABKAN OLEH KENDARAAN BERMOTOR YANG BERPENGARUH TER...PENCEMARAN UDARA YANG DISEBABKAN OLEH KENDARAAN BERMOTOR YANG BERPENGARUH TER...
PENCEMARAN UDARA YANG DISEBABKAN OLEH KENDARAAN BERMOTOR YANG BERPENGARUH TER...
muhammadfebri359
 
DAMPAK PIRIT ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdf
DAMPAK PIRIT  ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdfDAMPAK PIRIT  ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdf
DAMPAK PIRIT ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdf
d1051231033
 
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdfDAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
d1051231031
 
INTERAKSI, KOMUNIKASI, DAN AKTIFITAS MIKROBA DI LINGKUNGAN
INTERAKSI, KOMUNIKASI, DAN AKTIFITAS MIKROBA DI LINGKUNGANINTERAKSI, KOMUNIKASI, DAN AKTIFITAS MIKROBA DI LINGKUNGAN
INTERAKSI, KOMUNIKASI, DAN AKTIFITAS MIKROBA DI LINGKUNGAN
albakiddies
 

Recently uploaded (9)

“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN DAN EMISI...
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN  DAN EMISI...“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN  DAN EMISI...
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN DAN EMISI...
 
3. Identifikasi Bahaya Penilaian Risiko.pdf
3. Identifikasi Bahaya Penilaian Risiko.pdf3. Identifikasi Bahaya Penilaian Risiko.pdf
3. Identifikasi Bahaya Penilaian Risiko.pdf
 
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...
 
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...
 
Dampak Pencemaran Udara Terhadap Lahan Pertanian
Dampak Pencemaran Udara Terhadap Lahan PertanianDampak Pencemaran Udara Terhadap Lahan Pertanian
Dampak Pencemaran Udara Terhadap Lahan Pertanian
 
PENCEMARAN UDARA YANG DISEBABKAN OLEH KENDARAAN BERMOTOR YANG BERPENGARUH TER...
PENCEMARAN UDARA YANG DISEBABKAN OLEH KENDARAAN BERMOTOR YANG BERPENGARUH TER...PENCEMARAN UDARA YANG DISEBABKAN OLEH KENDARAAN BERMOTOR YANG BERPENGARUH TER...
PENCEMARAN UDARA YANG DISEBABKAN OLEH KENDARAAN BERMOTOR YANG BERPENGARUH TER...
 
DAMPAK PIRIT ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdf
DAMPAK PIRIT  ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdfDAMPAK PIRIT  ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdf
DAMPAK PIRIT ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdf
 
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdfDAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
 
INTERAKSI, KOMUNIKASI, DAN AKTIFITAS MIKROBA DI LINGKUNGAN
INTERAKSI, KOMUNIKASI, DAN AKTIFITAS MIKROBA DI LINGKUNGANINTERAKSI, KOMUNIKASI, DAN AKTIFITAS MIKROBA DI LINGKUNGAN
INTERAKSI, KOMUNIKASI, DAN AKTIFITAS MIKROBA DI LINGKUNGAN
 

Plastik n Sampah Pantauan April 2022.pdf

  • 1. Page 1 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022 Plastik dan Sampah: Pantauan bulan April 2022 Oleh: Riza V. Tjahjadi Silahkan cantumkan email anda jika anda ingin membaca lanjut pantauan ini pada setiap minggu I awal bulan. Gratis, tis, tissss Eropa sudah siapkan cakupan dalam Negosiasi global tentang Polusi Plastik termasuk juga skenarionya pada lima tahun mendatang. Amrik penuntut umum memanggil Exxon ke pengadilan California. Naah… Indonesia? Mudik Minim Sampah… Posternya minim kata, mudah dipahami tetapi realitanya..? Tidak ada update dari bulan lalu, tetapi malah dapat Info lebih awal soal kontroversi bank sampah Cikarang Bekasi Ratu Sampah Kelola Limbah Fajar Paper Dengan Kedok Bank Sampah ByBekasi Redaksi NOV 13, 2020 PlatBekasi.com – Sebanyak 65 warga Kampung Ketapang Kedung, Desa Kalijaya, Cikarang Barat mengeluh atas aktivitas bank sampah setempat yang mengelola limbah industri non bahan beracun berbahaya (B3). Penolakan ini dikuatkan dengan pengumpulan tanda tangan pada surat pernyataan penolakan. Diduga kuat bank sampah tersebut bekerja sama dengan perusahaan kertas PT Fajar Surya Wisesa (Fajar Paper). Warga keberatan lantaran tidak ingin wilayahnya menjadi tempat pembuangan sampah.
  • 2. Page 2 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022 Sebelumnya Satpol PP Kecamatan Cikarang Barat sempat menyambangi lokasi bank sampah yang dimaksud pada Rabu (11/11/20) lalu. Menurut Kepala Satpol PP Cikarang Barat, Naja Supriadin, menjelaskan kehadirannya beberapa waktu lalu ke sana dalam rangka monitoring. ―Izin belum ada dia. Mereka harus menempuh izin ke LH. Izin LH kan pengelolaan limbah. Itu (bank sampah) belum perusahaan. Baru didiirikan untuk menampung limbah non-B3,‖ ucap Naja kepada PlatBekasi.com, Jumat (13/11/20). Sebagai pimpinan Satpol PP wilayah, Naja mengakui tidak memiliki kuasa atas penutupan bank sampah tersebut. Untuk kuasa penuh atas hal ini ada pada tingkat daerah (Satpol PP Pemkab Bekasi). ―Belum ada penghentian. Dia (pengelola bank sampah) katanya siap bikin perizinan. Kita kalau berhentiin gak punya wewenang,‖ ucapnya. Saat monitoring, Naja mengaku hanya melihat limbah plastik bercampur kertas, tidak tahu pasti ada atau tidaknya limbah B3 disana. Pihaknya saat ini juga sedang membuat surat laporan hasil monitoring kepada Pemkab Bekasi. Sementara itu pengelola bank sampah, Wilda Yanti saat dihubungi via telepon mengaku kegiatan sidak tersebut tidak resmi dan ada penyalahgunaan wewenang oleh pihak kecamatan Cikarang Barat, Wilda juga mengaku bank sampah yang dikelolanya telah memiliki izin domisili. ―Sidaknya gak formil karena gak ada kop suratnya, itu ada penyalah gunaan oleh trantib, bank sampah itu simpel Pak. Ke mana-mana aja berdiri apalagi kita punya kelembagaan, gak mungkin gak berizin. Gak ada izin bank sampah, izin lingkungan saja tidak perlu, tapi kami malah punya izin lingkungan,‖ ucap Ratu sampah sapaan akrab Wilda Yanti. Lanjut dia, perizinan bank sampah sederhana, bahkan hanya sebatas tingkat RT saja sudah bisa beroperasi. Namun, Wilda mengaku mengantongi domisili, izin lingkungan, bahkan bertanda tangan camat.
  • 3. Page 3 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022 Dia menjelaskan baru memulai aktivitas di bank sampah yang bermitra dengan perusahaan kertas ternama yakni Fajar Paper. Di Bekasi, dia memutuskan membentuk bank sampah, karena pihaknya sudah membentuk beberapa bank sampah binaan. ―Nanti ada pemilihan, ada pengolahan. Kita udah buka lapangan kerja lo di situ. Ini sekarang sudah 50 orang. Yang rekrut orang lingkungan, jadi kalau gak berizin gak mungkin. Kita ada kerja sama dengna desa terkait tenaga kerja,‖ kata dia. (PB) By Bekasi Redaksi RELATED POST Jelang Idul Fitri, PT Fajar Paper Beri Santunan 1500 Paket https://platbekasi.com/2020/11/ratu-sampah-kelola-limbah-fajar-paper- dengan-kedok-bank-sampah/ BUMN ajak warga lingkar Mandalika pilah sampah jadi emas Sabtu, 26 Maret 2022 12:37 WIB Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Sejumlah perusahaan di bawah Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berkolaborasi dan mendirikan bank sampah untuk mengajak warga lingkar Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, memilah dan mengumpulkan sampah yang bisa dijadikan emas. "Warga di enam desa penyangga ini, khususnya, bisa menabung dengan sampah yang telah dipilah ke bank sampah. Setelah itu mereka bisa mengambil emas, setelah tabungan sampah mereka cukup," kata Kepala Divisi Corporate Social Responsibility Pegadaian Rully Yusuf di Praya, Lombok Tengah, Sabtu. Kegiatan Bakti BUMN untuk Indonesia di Mandalika itu dihadiri oleh Menteri BUMN Erick Tohir secara virtual, melalui siaran langsung Instagram.
  • 4. Page 4 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022 "Program Bakti BUMN merupakan employee volunteering yang bertujuan untuk meningkatkan jiwa kepedulian pegawai BUMN terhadap masyarakat dan lingkungan melalui keterlibatan aktif sebagai relawan dalam pelaksanaan Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) di masing-masing BUMN maupun lintas BUMN," katanya. Para relawan, ujar dia, dapat membantu meningkatkan pemahaman warga sekitar akan pengelolaan sampah yang baik, sehingga bisa menekan kebiasaan membuang sampah sembarangan serta sekaligus mendapatkan manfaat lebih dari kegiatan memilah sampah di Bank Sampah Putri Nyale. Untuk itulah, katanya,sosialisasi yang dilakukan, dimulai dari penanaman nilai, kebiasaan dan aturan dalam menjaga kebersihan lingkungan dengan menggunakan prinsip reduce, reuse, recycle (3R), terutama dalam mengelola sampah rumah tangga. "Kehadiran bank sampah diharapkan dapat mendukung minat masyarakat dalam memilah sampah di rumah untuk kemudian dikelola di bank," katanya. Koordinator Bidang TJSL Kementerian BUMN Teddy Purnama mengatakan bank sampah ini merupakan salah satu tempat pemilihan sampah terpadu, guna menjawab persoalan sampah di objek wisata Mandalika. Selain itu, program ini merupakan bentuk komitmen kepedulian BUMN terhadap lingkungan di Mandalika khususnya, maupun di objek wisata lainnya. "Ini untuk mengedukasi masyarakat supaya peduli sampah dan mendorong pertumbuhan ekonomi UMKM, karena sampah juga memiliki nilai ekonomi yang cukup menjanjikan ketika dikelola dengan maksimal," katanya. Development Group Head Jasa Marga Dwimawan Heru menyampaikan program Bakti BUMN di Mandalika Lombok selaras dengan komitmen Jasa Marga untuk berkontribusi pada kehidupan masyarakat melalui program Creating Shared Value (CSV), yaitu menciptakan manfaat bersama dan pada saat yang sama juga memastikan keberlanjutan bisnis perusahaan.
  • 5. Page 5 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022 ―Di tahun ini, manfaat dari program CSV semakin lengkap dengan kehadiran para relawan terpilih dalam program Bakti BUMN. Di sini mereka akan mendengarkan berbagai masukan dari masyarakat dan perangkat desa serta sekaligus menjadi agen perubahan BUMN sehingga dapat mempengaruhi warga sekitar. Ini juga merupakan wujud nyata kami dalam mendukung pelaksanaan program TJSL ke arah yang lebih baik, sesuai panduan ISO 26000 dan tercapainya SDGs,‖ katanya. Program Bakti BUMN di Mandalika Lombok merupakan program perdana yang membuka rangkaian proyek percontohan Program Bakti BUMN yang diselenggarakan di tiga dari lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas: Mandalika, Sumba dan Danau Toba. Sepuluh relawan terpilih dalam Program Bakti BUMN di Mandalika Lombok itu, terdiri atas sejumlah karyawan BUMN yang tersebar di seluruh Indonesia, di antaranya PT Pelabuhan Indonesia (Persero), PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero), PT Kimia Farma Tbk, PT Indonesia Asahan Alumunium (Persero), PT Hutama Karya (Persero), PT Perkebunan Nusantara X, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Angkasa Pura II dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Pewarta: Akhyar Rosidi Editor: Masuki M. Astro Copyright © 2022 ANTARA https://www.antaranews.com/berita/2783673/bumn-ajak-warga-lingkar- mandalika-pilah-sampah-jadi-emas?utm_medium=mobile 23 ribu UMKM di Surabaya diminta dilibatkan pengurangan sampah plastik Selasa, 29 Maret 2022 09:42 WIB apresiasi bagi UMKM yang mengurangi penggunaan sampah plastik Surabaya (ANTARA) - Komisi B Bidang Perekonomian DPRD Kota Surabaya meminta sebanyak 23 ribu pelaku usaha mikro kecil menengah
  • 6. Page 6 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022 (UMKM) di Kota Pahlawan, Jawa Timur, dilibatkan dalam upaya pengurangan sampah plastik. "Jumlah timbunan sampah di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Surabaya mencapai 1.782 ton setiap harinya. Tentunya ini harus disikapi semua pihak," kata Anggota Komisi B DPRD Surabaya Alfian Limardi di Surabaya, Selasa. Menurut dia, data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) 2020 mengungkapkan bahwa kontribusi sampah plastik sebesar 19,4 persen dari seluruh sampah yang ada di Surabaya. Alfian mengatakan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah mencoba menjawab tantangan pengurangan plastik dengan mengeluarkan Peraturan Menteri LHK 75/2019. Bahkan dalam pengurangan sampah ini, LHK mencanangkan target penurunan angka hingga 30 persen di tahun 2030 harus tercapai. Persoalan sampah, kata dia, tidak bisa hanya mengandalkan masyarakat untuk menekan jumlah sampah, melainkan produsen pun wajib pula bertanggung jawab atas sampah produk yang dihasilkannya. Produsen disini tidak hanya produsen skala besar tetapi juga para pelaku UMKM. Baca juga: Surabaya melarang penggunaan kantong plastik di pasar Baca juga: Surabaya siapkan aturan pembatasan pemakaian kantong plastik di pasar Saat ini, Alfian menyebut ada sekitar 23 ribu UMKM di Surabaya, yang harus dilibatkan dalam upaya pengurangan sampah plastik. Sebagai langkah awal, lanjut dia, Pemkot Surabaya bisa melibatkan pelaku UMKM yang ada di Kampung Kue, Kampung Tempe, Kampung Lontong dan Kampung Pro Iklim. ―Ini untuk menginisiasi pengurangan penggunaan kemasan plastik,‖ kata dia. Selain itu, kata dia, sampah plastik dapat direduksi oleh para pelaku UMKM dengan mulai menggunakan kemasan produk yang ramah lingkungan seperti tas kain, kemasan kertas, karton corrugated sebagai pengganti bubble wrap plastik, selotip kertas sebagai pengganti selotip plastik.
  • 7. Page 7 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022 Bagi UMKM makanan dan minuman dapat memulainya dengan tidak menyediakan sedotan plastik. Apalagi sedotan plastik jarang didaur ulang. ―Pemkot juga dapat memberikan apresiasi bagi UMKM yang dapat mengurangi penggunaan sampah plastik. Apresiasi ini juga dapat mendorong kesadaran UMKM lainnya turut serta mengurangi sampah,‖ ujar dia. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya Agus Hebi Djuniantoro sebelumnya mengatakan, diterbitkannya Perwali 16/2022 tersebut sebagai upaya menekan konsumsi sampah plastik dan melestarikan lingkungan. "Kami akan mensosialisasikan Perwali itu selama 30 hari atau sampai dengan tanggal 9 April 2022," katanya. Selama sosialisasi tersebut, lanjut dia, pihaknya akan memberikan imbauan di toko swalayan, pasar modern, restoran dan pasar rakyat terkait larangan menggunakan kantong plastik dan kewajiban menggunakan kantong belanja ramah lingkungan. "Ada sanksi administrasinya bagi yang melanggar, mulai dari teguran lisan, tertulis sampai dengan sanksi paksaan dari pemerintah baik itu penyitaan kantong plastik maupun paksaan pemerintah lainnya yang bertujuan menghentikan pelanggaran dan/atau pemulihan," katanya. Baca juga: Tumpukan sampah plastik tutupi Sungai Kalianak Surabaya Baca juga: Komunitas Nol Sampah dukung pasar di Surabaya bebas kantong plastik Pewarta: Abdul Hakim Editor: Zita Meirina COPYRIGHT © ANTARA 2022 https://m.antaranews.com/berita/2788053/23-ribu-umkm-di-surabaya- diminta-dilibatkan-pengurangan-sampah-plastik?utm_medium=mobile
  • 8. Page 8 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022 Selamatkan Anak-anak Indonesia dari Bahaya BPA Oleh: Iklan Tempo.co Rabu, 30 Maret 2022 15:31 WIB Bagikan Berita INFO NASIONAL – Ketua Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait, mendesak Presiden Joko Widodo turun tangan menyelamatkan anak-anak Indonesia dari bahaya Bisfenol A atau BPA—bahan kimia yang bisa menyebabkan kanker dan kemandulan—pada galon berbahan polikarbonat (bahan plastik keras). "Kami sudah bersurat melalui Sekretariat Negara, meminta kesempatan untuk menjelaskan hal ini langsung ke Presiden," kata Arist dalam diskusi publik "FMCG Talk" dengan tema "Risiko BPA bagi Kesehatan Publik dan Pengaturannya pada Industri Air Minum Dalam Kemasan", Senin, 28 Maret. "Intinya negara tidak boleh kalah oleh industri," katanya. "Karena itu, rancangan peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan tentang pelabelan risiko BPA perlu segera disahkan." Asosiasi Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan Indonesia, organisasi induk industri air kemasan, termasuk yang gencar menolak lahirnya peraturan pelabelan risiko BPA. Asosiasi menganggap rancangan tersebut, kini tengah memasuki fase pengesahan di Sekretariat Kabinet, tak ubahnya "vonis mati" karena konsumen bakal beralih ke air galon dengan kemasan yang dianggap lebih sehat. Dalam draft peraturan BPOM, dipublikasikan ke khalayak luas sejak November 2021, produsen galon yang menggunakan kemasan plastik keras polikarbonat wajib mulai mencantumkan label "Berpotensi Mengandung BPA" kurun tiga tahun tiga tahun sejak peraturan disahkan. Sementara itu, produsen yang menggunakan kemasan selain plastik polikarbonat diizinkan memasang label "Bebas BPA".
  • 9. Page 9 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022 Sekaitan itu, Kepala BPOM, Penny K. Lukito, pada 21 Maret, meyakinkan rencana pelabelan risiko BPA sama sekali tidak bertujuan merugikan pelaku usaha. Justru, katanya, kebijakan itu untuk melindungi industri air kemasan dari tanggung jawab (liability) di masa datang, senyampang memberikan perlindungan kesehatan ke khalayak luas."Aspek keamanan AMDK terkait dengan potensi resiko kesehatan konsumen harus menjadi prioritas" kata Penny. Bagi Arist, penegasan BPOM tersebut seharusnya mendorong semua kalangan untuk bersama-sama memikirkan potensi bahaya BPA pada kesehatan masyarakat luas pada jangka panjang. "Kalau industri AMDK tidak terjaga dengan baik, dampaknya bakal terasa pada anak-anak dan orang dewasa," katanya. "Dalam perspektif itu lah, saya katakan industri harus patuh dan negara harus betul-betul menyelamatkan anak-anak dari bahaya BPA." Dalam diskusi yang sama, Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi, melihat pelabelan risiko BPA sebagai wujud tanggung jawab pemerintah dalam memastikan terpenuhinya hak masyarakat atas produk yang aman untuk dikonsumsi. "Rancangan peraturan pelabelan itu sifatnya memperkuat regulasi yang sudah ada," katanya. Menurut Tulus, industri keliru bila sampai menganggap BPOM tak perlu lagi merevisi regulasi terkait risiko BPA pada kemasan galon guna ulang."Ambang batas migrasi BPA pada galon guna ulang yang ditetapkan BPOM selama ini bukan harga mati, bisa diperbaharui untuk peningkatan perlindungan konsumen dan agar sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi," katanya. "Jangankan peraturan BPOM, undang-undang sekalipun masih bisa direvisi. Jadi kenapa industri mesti takut?" Menurut Tulus, pelabelan risiko BPA pada galon polikarbonat tidak dimaksudkan untuk menakut-nakuti publik namun semata agar konsumen punya hak pilih atas produk yang mereka konsumsi. "Undang-undang perlindungan konsumen jelas mengatur hal tersebut, termasuk soal label dan informasi produk yang terperinci," katanya.
  • 10. Page 10 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022 YLKI, telah melayangkan surat ke BPOM, mendesak lembaga untuk tidak ragu dalam mengambil keputusan terkait pelabelan risiko BPA."Harus diakui, yang punya kompetensi dalam soal risiko BPA hanya BPOM," katanya menepis berbagai tudingan miring industri terhadap inisiatif BPOM. "Kalau BPOM ciut, bagaimana nasib konsumen?" Tulus juga menyesalkan industri yang masih gagal menangkap niat baik pemerintah, khususnya BPOM, terkait rancangan peraturan pelabelan risiko BPA."Industri memang selalu begitu perilakunya setiap ada regulasi baru, selalu menentang," katanya. "Mereka masih melihat regulasi baru sebagai cost center, dianggap sebagai beban usaha." Sementara itu, ahli polimer dari Balai Teknologi Polimer, Dr. Chandra Liza, menilai ada risiko tersendiri bila level migrasi BPA yang telah ditetapkan BPOM tidak dipatuhi oleh industri air kemasan. "Kuncinya ada pada pengawasan," ujarnya. Menurut Liza, perlu pula ada edukasi yang menyeluruh atas kalangan penjual air kemasan galon terkait risiko peluluhan BPA akibat pemajangan, penyimpanan dan distribusi galon yang serampangan."Pemajangan produk galon yang tidak baik bisa mengakibatkan proses migrasi BPA menjadi lebih cepat," katanya. Sebelumnya, pada akhir Januari silam, Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan BPOM, Rita Endang, mengungkap pihaknya menemukan "sejumlah kecenderungan mengkhawatirkan" terkait level migrasi BPA pada galon guna ulang berbahan polikarbonat yang beredar luas di masyarakat. Menurut Rita, temuan itu bersumber dari hasil uji sampel post-market BPOM selama periode 2021-2022. Namun Ketua Advokasi FMCG Insights, sebuah lembaga riset produk kemasan, menyayangkan BPOM yang masih menahan penerbitan utuh hasil riset anyar tersebut. Padahal, katanya, informasi itu sangat dinanti publik yang kian bergantung pada air kemasan untuk kebutuhan air minum sehari-hari. "Kami menganggap informasi itu krusial, sebagian bagian dari perlindungan kesehatan masyarakat, khususnya dalam kaitannya dengan hak konsumen atas keamanan dan keselamatan produk," kata Willy.(*) info tempo Anak-anak
  • 11. Page 11 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022 Air Minum Dalam Kemasan https://nasional.tempo.co/read/1576584/selamatkan-anak-anak-indonesia- dari-bahaya-bpa Terkait AMDK dan BPA, manipulasi info "Greenwashing" kelewat batas dalam isu mikroplastik kemasan pangan Minggu, 24 Oktober 2021 07:53 WIB Oleh Hanni Sofia Jakarta (ANTARA) - Praktik ―greenwashing‖ alias pencitraan palsu untuk mendatangkan kesan ramah lingkungan banyak dilakukan merek dan brand besar sebagai strategi pemasaran. Sayangnya praktik itu kini meluas tak sekadar sebagai aksi korporasi untuk menarik konsumen agar membeli produk dari brand tertentu namun melebar menjadi semacam perang dagang antar-merek. Akibatnya konsumen yang menjadi korban di medan perang bisnis yang nyaris tak berujung itu. Kebingungan, keresahan, rasa khawatir, hingga kerugian material pun timbul kemudian. Tak terkecuali hal itu terjadi dalam isu mikroplastik dimana kemasan plastik saat ini memang banyak digunakan pada bungkus pangan dan minuman. Gaya hidup serba praktis sekarang ini memang membuat kemasan plastik menjadi tidak terelakkan. Baca juga: Fesyen berkelanjutan, sungguhan atau jebakan? Baca juga: Hati-hati "greenwashing", mulailah kritis sebelum membeli Hal itu yang kemudian mendorong sekelompok orang berkampanye tentang bahayanya mikroplastik misalnya dalam kemasan galon guna ulang yang banyak digunakan di kalangan masyarakat. Peneliti sekaligus dosen di Departemen Kimia FMIPA Universitas Indonesia (UI) Dr. rer. nat. Agustino Zulys, MSc menegaskan pihaknya tidak pernah meneliti
  • 12. Page 12 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022 mikroplastik pada galon guna ulang dan hanya melakukan penelitian yang mengungkapkan adanya kandungan mikroplastik di kemasan galon sekali pakai berbahan PET, sehingga belum ada bukti keberadaan mikroplastik pada galon guna ulang. Penelitian yang baru-baru ini ia lakukan yakni pada kemasan galon sekali pakai berbahan PET. Hasil penelitiannya menunjukkan secara kuantitatif dan kualitatif ada mikroplastik di air kemasan di dalamnya. Kepala Laboratorium Kimia UI itu mengatakan bahwa penelitian yang dilakukan UI bersama Greenpeace sama sekali tidak ada kaitannya dengan kemasan galon guna ulang berbahan Polikarbonat (PC). Agustino sekaligus membantah informasi yang beredar yang menyatakan ada kandungan mikroplastik dalam galon guna ulang yang lebih berbahaya dari kemasan plastik lainnya termasuk galon sekali pakai. Dia pun menyayangkan bahwa apa yang disampaikannya itu telah dipelintir pihak-pihak tertentu. Padahal data yang ia sampaikan terkait kandungan mikroplastik pada galon sekali pakai, bukan pada kemasan plastik yang lain. Klarifikasi serupa juga disampaikan Periset Utama Kampanye Plastik Greenpeace Indonesia Afifah Rahmi Andini dimana riset yang ia lakukan bersama laboratorium kimia anorganik UI adalah mengenai kandungan mikroplastik dalam galon sekali pakai dan bukan galon guna ulang. Uji sampel Sebelumnya Greenpeace dan laboratorium kimia anorganik Universitas Indonesia baru-baru ini melakukan uji terhadap sampel galon sekali pakai yang beredar di kawasan Jabodetabek. Hasil penelitian menunjukkan ditemukannya kandungan mikroplastik dalam sampel galon sekali pakai ukuran 15 liter sebanyak 85 juta partikel per liter atau setara dengan berat 0,2 mg/liter. Sementara kandungan mikroplastik dalam galon sekali pakai ukuran 6 liter sebanyak 95 juta partikel/liter atau setara dengan berat 5 mg/liter.
  • 13. Page 13 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022 Analisis karakterisasi terhadap mikroplastik yang terkandung dalam sampel menunjukkan bahwa mayoritas bentuk partikel mikroplastik adalah fragmen, dengan ukuran yang berkisar antara 2,44 hingga 63,65 μm. Baca juga: Greta Thunberg buka suara soal "greenwashing" hingga pakaian miliknya Meskipun temuan mikroplastik dalam sampel memang tidak melebihi batas aman yang ditetapkan oleh WHO, namun bila dikonsumsi dalam jangka panjang bisa berpotensi berisiko tinggi bagi kesehatan manusia. Karenanya, penelitian ini juga mengestimasi paparan harian mikroplastik air minum dalam kemasan galon sekali pakai pada tubuh manusia dengan cara memberikan kuesioner terhadap 38 responden di wilayah Jabodetabek yang mengkonsumsi galon sekali pakai yang sampelnya diuji. Hasilnya, data konsentrasi mikroplastik per liter air minum dalam kemasan dan data konsumsi masyarakat per hari dapat dihitung. Di mana, paparan harian mikroplastik dari sampel galon sekali pakai ukuran 6 liter sebesar 9,450 mg/hari dan dari sampel galon sekali pakai 15 liter sebesar 0,378 mg/hari. Karenanya, hasil penelitian ini merekomendasikan agar produsen galon sekali pakai harus bertanggungjawab untuk memantau dampak penggunaan kemasan plastik terhadap kualitas air minum yang dipasarkan kepada masyarakat. Selain itu, produsen galon sekali pakai juga diminta selalu menunjukkan komitmen serius terhadap regulasi pengurangan sampah plastik nasional. Isu kanker Bahaya paparan racun plastik dalam kemasan galon yang banyak digunakan masyarakat saat ini menjadi isu yang meresahkan karena dihembuskan bisa menyebabkan kanker. Guru Besar Fakultas Kedokteran UI yang juga Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD-KHOM, FINASIM, FACP mengatakan tidak ada bukti air galon guna ulang menyebabkan penyakit kanker. Menurutnya, yang pasti 90-95 persen kanker itu disebabkan dari faktor lingkungan dimana sebagian besar karena paparan-paparan gaya hidup seperti kurang olahraga dan makan makanan yang salah, merokok, dan lain sebagainya. Dan sampai sejauh ini belum ada penelitian air galon menyebabkan kanker. Pernyataan Prof Aru ini membantah tudingan beberapa pihak yang membangun narasi menyudutkan bahwa air kemasan galon berbahan polikarbonat yang
  • 14. Page 14 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022 selama puluhan tahun digunakan oleh industri minuman karena ramah lingkungan dan terbukti aman melindungi kualitas produk air minum yang dikonsumsi masyarakat luas selama ini. Penegasan yang sama juga disampaikan Anggota Yayasan Kanker Indonesia Dr. Nadia A Mulansari SpPD-KHOM yang mengatakan penyebab kanker itu multifactorial, di mana sekitar 10-15 persen sifatnya genetik dan sisanya sekitar 90-95 persen itu sporadik atau lebih ke arah faktor lingkungan. Yang jelas, kata dokter Nadia, penyebab utama kanker yang sudah terbukti dari berbagai penelitian itu adalah rokok dimana rokok menyebabkan sekitar 20-30 kasus kanker. Faktor risiko yang lain yang bisa berpengaruh terhadap terjadinya kejadian kanker adalah obesitas atau kegemukan, pemakaian hormonal yang panjang, usia mensturasi dini, wanita yang tidak menyusui, terpapar bahan-bahan cat, dan pupuk kimia. Intinya, penyebab kanker itu multifactoria atau banyak faktor- faktor lain yang berkontribusi terhadap suatu sel sehingga membuat sel itu berubah menjadi sel kanker. Terkait air galon yang diisukan bisa menyebabkan kanker, dokter Nadia malah menyatakan bahwa air putih adalah paling sehat. Narasi negatif dan serangan terhadap air kemasan galon guna ulang berbahan polikarbonat terjadi dalam dua tahun terakhir bersamaan dengan munculnya air kemasan galon sekali pakai yang dikritik para aktifis lingkungan karena berpotensi menambah sampah plastik yang mencemari lingkungan. Dokter Nadia mengatakan air galon guna ulang itu yang telah diizinkan beredar di Indonesia sudah pasti menggunakan plastik yang ―food grade‖. Sebelumnya, dokter spesialis obstetri dan ginekologi (kandungan) dan spesialis anak juga memastikan air galon guna ulang aman dikonsumsi ibu hamil dan anak balita. Dr. M. Alamsyah Aziz, SpOG (K), M.Kes., KIC, dokter spesialis kandungan yang juga Ketua Pokja Infeksi Saluran Reproduksi Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), mengatakan sampai saat ini tidak pernah menemukan adanya gangguan terhadap janin karena ibunya meminum air galon. Karenanya, dia meminta para ibu hamil agar tidak khawatir menggunakan kemasan air minum galon guna ulang ini, karena aman dan tidak berbahaya terhadap ibu maupun pada janinnya.
  • 15. Page 15 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022 Berbicara tentang ibu hamil, kata dokter Alamsyah, yang perlu diperhatikan itu adalah terkait asupan gizi serta makronutrien dan mikronutrien yang baik selama kehamilan. Menurutnya, itu akan berdampak terhadap suplai kebutuhan gizi yang baik untuk pertumbuhan janin. Selain aman untuk ibu hamil, penggunaan air minum dalam galon guna ulang ini juga terbukti aman dikonsumsi anak-anak balita seperti yang disampaikan dokter spesialis anak, Dr. dr. Farabi El Fouz, Sp.A, M.Kes. Menurutnya, selama kemasan itu sudah dinyatakan aman oleh BPOM dan Kemenperin, maka aman untuk dikonsumsi. Sepertinya praktik ―greenwashing‖ memang telah meluas menjadi instrumen untuk saling menjatuhkan citra produk di mata konsumen, namun sudah saatnya konsumen di tanah air semakin cerdas untuk menganalisis dan mengolah informasi. Baca juga: Riset: Konsumen Indonesia semakin lebih sadar lingkungan Baca juga: Celah ekonomi dari produk hijau Baca juga: LIPI: Pembakaran plastik tak sempurna dapat bahayakan lingkungan Editor: Maria Rosari Dwi Putri Copyright © 2022 ANTARA https://www.antaranews.com/berita/2478149/greenwashing-kelewat-batas- dalam-isu-mikroplastik-kemasan-pangan?utm_medium=mobile Mahasiswa PMII Geruduk Pemkab Ponorogo Tuntut Solusi Pencemaran Sampah Charolin Pebrianti - detikJatim Jumat, 01 Apr 2022 13:33 WIB Demo mahasiswa di Ponorogo (Foto: Charolin Pebrianti/detikJatim) Ponorogo - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) mendatangi kantor Pemkab Ponorogo, di Jalan Alun-Alun Utara. Mereka memprotes persoalan sampah.
  • 16. Page 16 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022 Para mahasiswa memprotes pemkab untuk mengatasi permasalahan sampah di TPA Mrican, Kecamatan Jenangan, Ponorogo. Sebab, saat ini gunungan sampah mengganggu kenyamanan warga. Selain berorasi di Depan Kantor Pemkab Ponorogo, para demonstran ini juga bergerak ke kantor DPRD Ponorogo. "Masalah lingkungan banyak bentuknya, mulai dari pencemaran udara, pencemaran air, dan pencemaran tanah," tutur Ketua Cabang PMII Ponorogo, Agus Mujiranto kepada wartawan di lokasi, Jumat (31/3/2022). Baca juga: Mahasiswa Ponorogo Demo Tuntut Harga Migor Stabil dan Penanganan Sampah Agus menambahkan, ada beberapa permasalahan yang dirasakan warga di sekitar TPA Mrican. Misalnya soal air lindi dari gunungan sampah yang berbau dan mengontaminasi air warga. "Bau yang ditimbulkan dapat tercium hingga radius 2 kilometer, bahkan bau ini akan lebih parah ketika datang hujan atau pun terbawa angin," imbuh Agus. Sedangkan, air yang terkontaminasi lindi ini mengalir ke lahan pertanian karena aliran anak sungai dari TPA Mrican itu juga dimanfaatkan oleh warga sebagai irigasi pertanian. Dampak dari air lindi ini mengakibatkan tanaman pertanian mengalami penurunan produksi panen hingga mencapai 50 persen. "Dampak pada kesehatan para petani dan warga yakni air lindi tersebut telah menyebabkan penyakit kulit," papar Agus. Baca juga: Puluhan Mahasiswa Demo Kedatangan Wapres Ma'ruf Amin di Ponorogo Menurutnya, ketika musim kemarau datang, sampah plastik yang ada di TPA Mrican sebagian diterpa angin lalu terbang ke pemukiman warga, sungai-sungai dan lahan pertanian sekitar.
  • 17. Page 17 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022 "Kami betul mengharapkan upaya dari pemerintah Kabupaten Ponorogo untuk betul-betul mencarikan solusi dan mengawal permasalahan ini sampai selesai," tandas Agus. Berikut tuntutan para mahasiswa: 1. Menambah pengadaan mesin pengolahan sampah menjadi briket. Membuat Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) untuk mengolah air lindi sehingga tidak mencemari saluran air di sekitarnya. 2. Melakukan peninjauan kembali mengenai luas lahan TPA yang berada di Desa Mrican. 3. Melakukan pemilahan sampah secara serius antara organik, an-organik, dan B3. 4. Memberikan ganti rugi serta pelayanan kesehatan yang terdampak di sekitar TPA Mrican. Simak Video "Demo Mahasiswa IAIN Parepare Ricuh, Gedung Rektor Dilempari Air Mineral" (hil/iwd) demo demo mahasiswa mahasiswa pmii sampah di ponorogo pemkab ponorogo ponorogo detikjatim Baca artikel detikjatim, "Mahasiswa PMII Geruduk Pemkab Ponorogo Tuntut Solusi Pencemaran Sampah" selengkapnya https://www.detik.com/jatim/berita/d- 6011492/mahasiswa-pmii-geruduk-pemkab-ponorogo-tuntut-solusi- pencemaran-sampah . Sampah Berserakan di Titik Nol IKN Nusantara Jadi lokasi pengunjung hingga 1.500 orang per hari Verified Ervan Masbanjar 01 Apr 22 | 16:00 Penajam, IDN Times - Lokasi titik nol atau geodesi Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara kotor oleh tumpukan sampah pengunjung. Popularitas IKN berada di Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU)
  • 18. Page 18 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022 Kalimantan Timur (Kaltim) membuat warga menjadikan tempat ini sebagai objek wisata. Prosesi penyatuan tanah dan air dari seluruh provinsi di Indonesia yang dilakukan Presiden dan rombongan di Titik Nol IKN, Senin (14/3/2022). (Dok. KLHK Hanya saja, sampah mereka pun banyak yang tertinggal dan mengotori tempat bersejarah itu. Tempat prosesi penyatuan tanah dan air Nusantara oleh Presiden Joko Widodo bersama 34 gubernur dari seluruh Indonesia ―Akhir-akhir ini pasca kunjungan pak presiden dan 34 gubernur se Indonesia lokasi itu menjadi tempat masyarakat berwisata, tetapi sayangnya sampah begitu saja ditinggal masyarakat pengunjung sehingga terlihat kumuh,‖ keluh Sekretaris Camat Sepaku Adi Kustaman kepada IDN Times, Jumat (1/4/2022). 1. Hari libur jumlah pengunjung mencapai 1.500 orang Adi mengatakan, masyarakat Kaltim bangga IKN dipindahkan ke PPU. Presiden RI serta Gubernur Kaltim telah mengunjungi lokasi itu bahkan hingga berkemah di situ. ―Wajar banyak masyarakat yang mendatangi lokasi itu karena ingin mengetahui tempat bersejarah tersebut. Dalam satu hari saat weekend jumlah pengunjung yang masuk ke titik nol IKN bisa capai 1.500 an masyarakat umum per hari. Hal ini berdasarkan data dan informasi dari pos penjagaan yang kami terima,‖ sebutnya. Tapi kini, lanjutnya, muncul persoalan lain yakni terdapat tumpukan sampah. Sampah itu berupa bekas minuman kemasan lantar, kotak atau bungkusan bekas makanan milik pengunjung. Pernah ada satu komunitas melakukan giat bersih-bersih sampah di lokasi itu, tetapi saking banyaknya sampah itu, mereka kebingungan untuk membawa dan membuangnya.
  • 19. Page 19 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022 ―Persoalan sampah ini kami jadikan bahasan dalam rapat untuk mencari solusinya, agar sampah tidak menjadi momok negatif di lokasi titik nok IKN itu,‖ tukasnya. Baca Juga: Kegiatan di IKN, Presiden Kunjungi Titik Nol IKN di Sepaku PPU Topic: IKN NUSANTARA PENAJAM PASER UTARA SAMPAH KALIMANTAN TIMUR https://kaltim.idntimes.com/news/kaltim/ervan-masbanjar-1/sampah- berserakan-titik-nol-ikn-nusantara?utm_source=whatsapp Jangan Kaget, Masalah Baru Muncul Setelah Presiden Bikin Ritual di Titik Nol IKN, Lihat Selasa, 05 April 2022 – 23:27 WIB Komunitas pesepeda di Sepaku sedang membersihkan sampah yang menumpuk ditinggalkan pengunjung di titik nol IKN Nusantara, di Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Foto: Potongan Layar Video @info_sepaku. Menurut Adi, titik nol IKN Nusantara sebenarnya memang sudah mulai dikunjungi masyarakat, semenjak ditetapkan sebagai lokasi pembangunan Istana Negara. Baca Juga: Lihat, Puluhan Prajurit Marinir Duduk Terdiam, Tunggu Keputusan Akhir "Tetapi kunjungan ini makin meningkat setelah Pak Presiden datang melakukan ritual dan kemah di sana," terang Adi Kustaman saat dikonfirmasi JPNN.com, Senin (4/4/2022). Masyarakat berkunjung karena penasaran dan ingin melihat secara langsung geodasi titik nol IKN Nusantara. Selain itu gerbang menuju ke kawasan Hutan Tanam Industri (HTI) PT Itchi Hutani Manunggal (IHM) saat ini memang dibuka untuk umum. Adi menegaskan, dibukanya akses menuju Titik Nol IKN Nusantara bukan berarti menjadikan lokasi tersebut sebagai objek wisata. Melainkan memperkenalkan lokasi yang nantinya akan menjadi pusat pemerintahan Republik Indonesia baru. "Memang dibuka, tetapi sekali lagi, ini bukan untuk dijadikan tempat wisata. Memang ada kebijakan dari Kecamatan, PUPR, dan dua desa
  • 20. Page 20 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022 terkait," jelasnya. "Masyarakat sangat antusias mendukung, pembangunan IKN, setelah pak Jokowi berkemah dan melaksanakan ritual penyatuan tanah dan air di sana. Masyarakat hanya mau melihat suasananya seperti apa dan gimana sih di sana," sambungnya. Antusiasme masyarakat yang berkunjung, kata Adi, sangat terlihat ketika akhir pekan. Pengunjung dari luar daerah tercatat bisa menyentuh hingga 1.500 orang. Kebanyakan mereka yang datang hanya ingin berswafoto di atas patok atau geodasi titik nol IKN. Presiden Jokowi melaksanakan ritual penyatuan tanah dan air, titik nol IKN Nusantara jadi viral & ramai dikunjungi masyarakat, namun muncul masalah baru. TAGS Titik Nol IKN Nusantara IKN Nusantara masalah sampah Warga BERITA TITIK NOL IKN NUSANTARA LAINNYA: Giring PSI Berkemah di Titik Nol IKN Nusantara, Lihat Gaya Rambutnya Jumat, 25 Maret 2022 – 11:11 WIB Tanggapi Pengkritik Ritual Penyatuan Tanah & Air di Titik Nol IKN, Petrus: Munafikin Kamis, 17 Maret 2022 – 19:04 WIB Ketemu Langsung Jokowi, Ketua Dewan Adat Dayak Artikel ini telah tayang di JPNN.com dengan judul "Jangan Kaget, Masalah Baru Muncul Setelah Presiden Bikin Ritual di Titik Nol IKN, Lihat", https://m.jpnn.com/news/jangan-kaget-masalah-baru-muncul-setelah- presiden-bikin-ritual-di-titik-nol-ikn-lihat?page=2
  • 21. Page 21 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022 Siaran Pers Gakkum LHK kembali Tindak Pelaku Pembuangan Sampah Ilegal di Kabupaten Bekasi dan Kota Tangerang 01 April 2022 22:00 Nomor: SP. 110/HUMAS/PPIP/HMS.3/04/2022 Pemerintah menaruh perhatian serius terhadap upaya penegakan hukum pada pengelolaan sampah ilegal. Komitmen ini ditunjukkan oleh KLHK melalui Direktorat Jenderal Penegakan Hukum (Gakkum) LHK dengan melakukan penindakan terhadap pelaku pengelolaan sampah ilegal di Kabupaten Bekasi dan Kota Tangerang. Setelah menetapkan ES (47th) pada 24 Februari 2022 sebagai tersangka pengelolaan sampah ilegal di Desa Sumber Jaya, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, selanjutnya berdasarkan bukti-bukti yang ada, penyidik Gakkum LHK pada tanggal 30 Maret 2022, telah menetapkan A (52 th) sebagai tersangka pengelolaan sampah ilegal di Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi. Saat ini penyidik telah menahan kedua tersangka ES dan A di Rutan Bareksrim di Mabes Polri. Direktur Jenderal Penegakan Hukum LHK Rasio Ridho Sani mengatakan bahwa kedua tersangka baik ES dan A, disangkakan telah melakukan tindak pidana atau kejahatan pengelolaan sampah ilegal. Jumlah sampah ilegal di lokasi ini diperkirakan mencapai 508.776 meter kubik. Sampah- sampah ini dibuang di bantaran Sungai Cikarang Bekasi Laut (CBL) dengan luasan lebih kurang 3,6 hektar. ―Di samping penindakan terhadap pengelolaan sampah ilegal di Bekasi, penyidik Gakkum LHK saat ini sedang mendalami kasus pengelolaan sampah ilegal di kota Tangerang. Sampah tersebut diduga terkontaminasi limbah B3. Lokasi ini berada di Bantaran Sungai Cisadane. Berdasarkan bukti-bukti dan pemeriksaan saksi, penyidik Gakkum LHK telah menetapkan T (43 th), MS (59 th) dan G (52 th) sebagai tersangka,‖ tambahnya saat memberikan keterangan dalam konferensi pers yang diadakan di Jakarta, pada Jumat, (1/4).
  • 22. Page 22 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022 Rasio Ridho Sani mengatakan bahwa penetapan tersangka dan penahanan terhadap kelima tersangka ini menunjukkan keseriusan dan komitmen Gakkum LHK untuk mencegah pencemaran dan perusakan lingkungan hidup akibat pengelolaan sampah ilegal. ―Pengelolaan sampah ilegal tidak boleh dibiarkan. Jangan sampai terjadi seperti peristiwa meledak atau runtuhnya Tempat Pengelolaan Akhir (TPA) di Leuwigajah Cimahi pada tahun 2005 yang telah menelan korban lebih dari 150 jiwa. Pembuangan sampah ilegal yang berada di bantaran sungai seperti ini tidak hanya mencemari tanah, air sungai, dan mengganggu kesehatan masyarakat, serta merugikan negara karena harus memulihkan lahan-lahan yang tercemar. Apalagi saat hujan, tumpukan sampah ilegal ini dapat mengalami longsoran. Hal ini tentu saja berbahaya bagi masyarakat serta lingkungan karena dapat masuk ke badan air sungai,‖ tegasnya. Dengan tegas Rasio Ridho Sani mengatakan penindakan kasus ini harus menjadi pembelajaran dan peringatan bagi penanggung jawab dan pengelola sampah, termasuk pemerintah daerah untuk menghentikan pengelolaan atau pembuangan sampah ilegal. Apalagi tindakan ini sudah mencemari lingkungan dan mengganggu kesehatan masyarakat, penanggung jawab dan/atau pelaku diancam hukuman sangat berat. Berdasarkan Pasal 98 dan/atau Pasal 99 Undang-Undang No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, penanggung jawab dan/atau pelaku pengelolaan sampah ilegal diancam hukuman penjara 15 tahun dan denda Rp 15 miliar. Direktur Penegakan Hukum Pidana KLHK Yazid Nurhuda mengatakan komitmen KLHK jelas bahwa tidak berhenti untuk menindak pelaku tindak pidana terkait pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup terhadap pengelolaan TPA sampah ilegal di Kabupaten Bekasi dan Kota Tangerang. ―TPA sampah ilegal di kabupaten Bekasi merupakan pengaduan masyarakat yang langsung ditujukan ke KLHK. Dari proses penyidikan, berita acara dan saksi, diketahui tersangka A memiliki motif ekonomi yaitu mengutip uang dari hasil pembuangan sampah ilegal. Dengan motif ekonomi tersebut, kami sudah meminta penyidik untuk terus mendalami penyidikan kasus ini. Penindakan kasus tidak berhenti pada tersangka ES maupun A. Menurut kami, masih ada pihak-pihak terlibat dan patut dimintai pertanggungjawaban,‖ kata Yazid Nurhuda.
  • 23. Page 23 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022 Sementara itu, penyidikan untuk pengelolaan sampah ilegal di Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang dilakukan berdasarkan informasi yang didapat dari pengaduan LSM SAIH kepada Walikota Tangerang. Penyidikan akan terus dikembangkan untuk mendalami siapa saja yang terlibat dan bertanggung jawab dalam kasus ini. Pada kesempatan tersebut, Direktur Penanganan Sampah Direktorat Jenderal PSLB3 KLHK Novrizal Tahar menyampaikan bahwa upaya penegakan hukum terkait pengelolaan sampah adalah langkah penting yang harus dilakukan. Dikarenakan ini merupakan amanat Presiden RI yang telah menetapkan target Indonesia Bersih Sampah 2025 melalui pengurangan sampah sebesar 30% dan penanganan sampah sebesar 70% pada tahun 2025. Target tersebut ditetapkan melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 97 Tahun 2017 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional (Jakstranas) Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga, di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota. ―Dalam rangka penegakan hukum ini pastinya akan memberikan efek jera yang sangat ampuh, sehingga apa yang ditargetkan oleh Bapak Presiden terkait pengelolaan sampah 100% tercapai di tahun 2025,‖ pungkasnya. __ Jakarta, KLHK, 1 April 2022 Penanggung jawab berita: Kepala Biro Hubungan Masyarakat KLHK Nunu Anugrah Website: www.menlhk.go.id www.ppid.menlhk.go.id Youtube: Kementerian LHK Facebook: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Instagram: Kementerianlhk Twitter: @kementerianlhk Copyright © 2018. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. https://www.menlhk.go.id/site/single_post/4744
  • 24. Page 24 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022 NEWS The Ellen MacArthur Foundation reports on „specific and urgent actions‟ needed to meet flexible packaging goals 1 APRIL 2022 Save article A new report from the Ellen MacArthur Foundation emphasises its position on single-use flexible packaging: elimination first, upstream innovation second, and widescale investment in collection, sorting and recycling infrastructure where this is not yet possible. The report covers the ―urgent actions‖ required by both businesses and policymakers to facilitate the transition to a circular economy for flexible packaging – with an intensification of measures needed across the flexibles value chain if it is to meet some of the targets already set.A challenging context Combining input from over 100 experts, the new report from the Ellen MacArthur Foundation ―aims to support organisations in achieving their circular economy for plastics goals by providing a practical direction forwards for flexible packaging‖. The organisation provides 21 actions that it says are necessary for meeting plastic packaging targets for 2025 and beyond, with a specific focus on flexible plastic packaging, which it claims represents between 30 and 40% of all plastic packaging by weight. The organisation begins the report by acknowledging that while flexibles are the fastest-growing plastic packaging category – with their low weight, low cost, and high functionality properties helping to contribute to the category‘s 5% annual growth globally between 2019 and 2020 – they are largely single-use. This corresponds with low recycling and high leakage rates. The organisation notes that flexibles account for 80% of plastic waste leakage into the ocean globally, a ―disproportionate share‖. The report covers business-to-consumer (B2C) flexible packaging, which includes any flexible packaging that is used and disposed of by a consumer in the home or on the go. According to the Ellen MacArthur Foundation, very few plastic B2C flexibles are recycled anywhere in the world,
  • 25. Page 25 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022 with less than 8% recycled in Europe – the highest figure globally. The recycling of flexibles is largely limited to PE, which is generally downcycled into lower quality material for items such as garbage bags or rigid furniture items. The priority: removing single-use flexible packaging from the equation ―Eliminating and innovating away from single-use flexible packaging must be the first and foremost part of any flexible packaging strategy,‖ explains the Ellen MacArthur Foundation, ―because as soon as single-use flexible waste is generated, regardless of material or geography, it is very hard to deal with.‖ The organisation claims that current efforts to move away from single-use flexibles through elimination and reuse are surface level, failing to harness the reduction potential available. There needs to be more effort from the design stage onwards, according to the organisation, to move away from a packaging model based on single-use flexibles. Therefore, the Ellen MacArthur Foundation calls on the direct elimination of unnecessary flexible packaging as one of the actions signalled by the report. This would mean ―immediate elimination‖ where there would be no ―unintended consequences‖ and in such a way that limits the impact on the product itself and its supply chain. For businesses, the organisation says that this would involve identifying opportunities for direct elimination of unnecessary flexibles, which reportedly make up to around 5% to 10% of flexible packaging portfolios on average. In addition, when developing new products, the organisation encourages businesses to embed a critical assessment of the need for flexible packaging during its design. For policymakers, this would apparently involve collaboration and cross- sector initiatives to align plans on priority flexibles for elimination and to drive ambition across the industry. Another requirement for deconstructing the single-use flexible packaging system, the organisation explains, is upstream innovation that aims to identify and scale ways of delivering products without such materials. This would encompass packaging design, as well as thinking about production and business models to examine the potential for initiatives like reuse.
  • 26. Page 26 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022 The Ellen MacArthur Foundation emphasises the need for businesses to introduce a high-priority, well-resourced research and development agenda as the central component of every strategy on flexible packaging. This would simultaneously require businesses to acknowledge that current efforts are ―well below where they need to be‖ in addressing the flexible packaging challenge. Meanwhile, policymakers should ―create a supportive policy landscape for innovation‖, argues the organisation. This could involve a suite of measures such as subsidiaries, bans, and extended producer responsibility (EPR) – some of which are already being implemented in some countries. What about single-use flexibles that cannot be eliminated yet? As the Ellen MacArthur Foundation notes, it is not yet possible to move away from single-use flexible packaging without negative unintended consequences. The solution, the organisation says, is ―unprecedented efforts across packaging design, infrastructure, and policy‖, to be ―commenced immediately‖. For single-use flexibles that cannot be eliminated, there will need to be decisions made on which specific materials to use to best support a circular economy, the organisation claims. On the one hand, this may involve retaining plastic flexible packaging, but designing for recyclability and scaling collection, sorting, and recycling systems. The organisation notes that transitioning multi-material flexibles, which represent approximately 40% of flexibles, to mono-materials would be an important step in boosting recyclability. On the other hand, businesses could consider substitutions to other materials, such as paper-based or compostable plastic flexibles – which would again need to be designed with circularity and end-of-life at the fore. Early in the product‘s lifecycle, businesses also need to account for reduction and regeneration when sourcing materials for paper-based flexibles, avoiding driving up demand for virgin paper, according to the organisation. Similarly, before compostable flexibles are considered, the organisation points to the need to demonstrate the mechanisms required to define compostability and to prevent the contamination of recycling streams with
  • 27. Page 27 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022 food waste. The issue the organisation identifies with the composting of flexible paper or plastic packaging is that, by definition, it means the materials are lost from the market (as they cannot be recycled or reused) and could potentially increase virgin material input requirements. To provide the collection, sorting, and recycling systems needed to support these measures, the Ellen MacArthur Foundation recommends separate recycling targets for flexibles. In addition, it suggests raising EPR fees for flexibles to around €1,100 and placing significant investment in infrastructure. This would address sticking points such as over 40% of Europe‘s population not having access to a separate collection for flexibles. However, the Ellen MacArthur acknowledges that the recycling of plastic flexibles has ―significant and inherent‖ quality or yield losses for mechanical recycling and chemical recycling respectively. The recycling of paper flexibles apparently presents a similar challenge. Overall, the organisation says that elimination and upstream innovation must be the priority to mitigate or eradicate these downstream losses. CEFLEX support Graham Houlder, project coordinator CEFLEX, commented on the report: ―Urgent action to improve the circularity of flexible packaging is needed and CEFLEX welcomes the Ellen MacArthur Foundation stating it loud and clear. ―We have many of the solutions and know what to do. CEFLEX will continue to give focus and urgency to the in-depth technical and business changes needed - working to ensure all flexible packaging materials are returned to the economy at a competitive price and quality to replace virgin materials. ―It requires industry, policy makers and investors to pull together to accelerate progress around a sustainable business case to create real momentum and scale.‖ In a statement responding to the report, CEFLEX stated that its‘ vision involves a circular economy for flexible packaging by 2025. It believes that
  • 28. Page 28 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022 the actions presented by the Ellen MacArthur Foundation are achievable ―in a relatively short time frame‖ so long as the industry acts on the ―tangible opportunities‖ for making flexibles circular. One of the major initiatives developed with the goal of meeting these targets includes CEFLEX‘s Designing for a Circular Economy Guidelines (D4ACE). A recently announced collaboration with UK Research and Innovation (UKRI) to further develop the guidelines will involve Queens University Belfast, the University of Maastricht, and the University of Ghent peer-reviewing CEFLEX‘s existing data and further testing to be conducted into flexible packaging structures that are not yet widely sorted or mechanically recycled. CEFLEX says it has also worked with the 4evergreen alliance on design guidelines for fibre-based packaging, while it is in talks with Flexible Packaging Europe, the European Aluminium Foil Association, and other key players to develop design guidelines for aluminium-based flexible packaging. The group adds that it would ―welcome a legal requirement for packaging to meet design-for-recycling guidelines‖. Like the Ellen MacArthur Foundation, CEFLEX also emphasises the need for an extensive and effective collection system. In a position paper released last year, CEFLEX called for all flexible packaging to be targeted for collection and sorting in a separate stream that does not involve mixing with paper, board, or glass, which could reduce recycling quality. CEFLEX echoes the Ellen MacArthur Foundation‘s call for an investment in infrastructure of at least €2 billion to achieve a four-fold increase in recycling capacity by 2025. Alongside this, CEFLEX calls on EU Member States in particular to ―ensure that the obligation to separately collect waste is implemented‖, as well as to introduce or enhance EPR schemes. Finally, CEFLEX notes that its Quality Recycling Process (QRP) aims to address the issues raised by the Ellen MacArthur Foundation by ―developing a modular and responsible sorting and recycling approach‖.
  • 29. Page 29 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022 Trials of the QRP have demonstrated ―good yields and delivered recyclate quality suitable for replacing virgin polymer grades in a number of demanding film and flexible packaging applications‖, according to Dana Mosora, workstream lead at CEFLEX. The commercial launch of CEFLEX‘s next-generation waste processing plant based on its QRP is expected in 2023. Topics CEFLEX Collaboration Design Ellen MacArthur Foundation Flexibles Sustainability Site powered by Webvision Cloud https://packagingeurope.com/news/the-ellen-macarthur-foundation-reports- on-specific-and-urgent-actions-needed-to-meet-flexible-packaging- goals/8068.article Sampah laut di kapal Dempo Husniyati Amirullah 01 April 2022 Just for documentation Sinergisitas Action Tim volunteer the grEEn foundation Indonesia ( tgfI) vs Managemen Tekhnis Kapal Gunung Dempo menuju Indonesia bebas sampah laut. Memantau potensi timbulan sampah kapal sebelum, selama dan setelah hari raya besar tanah air. Bukan uka2 semua harus nyata jgn cm wacana. Ayo bersama mendukung Indonesia bebas sampah laut smp 2025, klu blm kelar tambah lg menjadi 2030� .
  • 30. Page 30 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022 5 hrs · Custom Save · More LikeReactComment Write a comment... Komentar saya (RVT) Sayang sekali aksi tersebut di atas tidak disertai narasi yang memadai yang dibagikan melalui Facebook. Muhammad Nizar ►►Indonesian Waste Platform PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN CARA TOSS Sampah yang diproses dengan cara TOSS (Teknologi Olah Sampah di Sumbernya) atau RDF (Refuse-Derived Fuel) skala komunal, apabila diterapkan maka hasil yang akan terlihat nyata adalah berkurangnya
  • 31. Page 31 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022 sampah yang masuk ke TPA, serta akan berdampak langsung pada pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) yang berasal dari sampah. Hal tersebut juga mendukung Program Pemerintah dalam penyediaan energi baru dan terbarukan yang ramah lingkungan. KLIK bersama Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Serambi Mekkah menyelenggarakan Webinar dalam program KLIK Updates hari Selasa, 12 April 2022 mulai pk. 09.00 WIB via Zoom. Registrasi melalui link berikut : www.bersamaklik.com bit.ly/KLIKupdates22 "Commitment to be Competent" TEAM KLIK 23 hrs · Public group Save · More LikeReactCommentShare Write a comment... GROUP MENU About Discussion Info Add Members Members5408 Photos7198 Events Files233 Install Facebook on your Redmi Note 5A and browse faster English (US) Your PagesHelpSettings & PrivacyReport a ProblemTerms & PoliciesLogout (Riza)Back To Top KASUS SUBANG : Inilah Bentuk Bukti Yang Ada di Dalam Kantong Sampah TKP!! Galih Cipta Nugraha 3 April 2022, 10:24 WIB Ilustrasi MImin membuang kantong plastik di TKP/Screenshoot/Youtube Suki en Diego(MADAM SUCI) /
  • 32. Page 32 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022 PRIANGANTIMURNEWS - Akhirnya sebuah fakta baru terungkap dalam kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang benda dalam tong sampah yang dipertanyakan banyak orang akhirnya terjawab oleh kartu tarot Madam Suci. Tong sampah di sekitar TKPpembunuhan ibu dan anak di Subang yang diduga terdapat bukti yang dihilangkan terendus oleh anjing pelacak dari kepolisian. Namun dari jejak digital yang ada tak ada pembahasan yang menyebutkan bahwa polisi menemukan sesuatu yang bisa menjadi alat bukti dari dalam tong sampah tersebut. Baca Juga: KASUS SUBANG: Tepat Sebelum Puasa! Tetangga Korban Di Tetapkan Sebagai Tersangka!! Lalu apakah sebenarnya yang ada dalam tong sampah tersebut sehingga anjing pelacak mengendusnya Apakah pelaku pembunuh ibu dan anak ini meninggalkan bukti atau jejak di sana. Madam Suci menjawab lewat prediksi dan pembacaan kartu tarot miliknya terkait sesuatu yang ada di dalam tong sampah tersebut. Hal yang memang ini bisa menjadikan sebuah bukti ya bilamana tidak Hai karena disini kartunya mengenai kejadian di malam itu ujar Madam Suci. Baca Juga: KASUS SUBANG PALING UPDATE: Roy Suryo Ungkap Oknum Banpol Terlibat....!!! Madam Suci juga menunjukkan kartu tarot lainnya yang menggambarkan bahwa barang yang berada di tong sampah tersebut memang sudah terbakar dan di sini ada sebuah kondisi dimana memang Barangnya sudah terbakar kata Madam Suci. Kartu tarot terakhir yang dibacakan soal benda yang ada di tong sampah dekat TKP pembunuhan ibu dan anak di Subang itu menggambarkan jelas benda atau barang tersebut apa sebenarnya yang dibakar di situ, Halaman: 1 2 Selanjutnya Editor: Galih Cipta Nugraha
  • 33. Page 33 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022 Sumber: YouTube Suki en Diego (MADAM SUKI) lanjutan KASUS SUBANG : Inilah Bentuk Bukti Yang Ada di Dalam Kantong Sampah TKP!! Galih Cipta Nugraha 3 April 2022, 10:24 WIB Ilustrasi MImin membuang kantong plastik di TKP/Screenshoot/Youtube Suki en Diego(MADAM SUCI) / Apa sebenarnya yang dimasukkan ke tong sampah tersebut di tong sampah tersebut yang terbakar adalah baju mereka dan mungkin beberapa alat untuk membersihkan. Baca Juga: TERUNGKAP KASUS SUBANG: Penyidik Berhasil Temukan Bukti Baru, TKP Baru dan Juga Saksii... Seperti lapnya kaos tangan apapun itu yang pada malam itu digunakan untuk pembantaian. Meskipun Madam Suci kembali menegaskan hasil kartu tarot miliknya soal benda yang dibuang pelaku pembunuhan ibu dan anak di Subang ke dalam tong sampah. Jadi segala hal yang dilakukan di malam itu dibersihkan kata Madam Suci. Kapolda Jabar Irjen Pol Suntana sudah menegaskan nama-nama tersangkapembunuh ibu dan anak di SubangJawa Barat baik pelaku pun akan diumumkan sebelum puasa. Baca Juga: Klarifikasi Berita Yosef dan Yoris Ditangkap Polda Jabar, Rohman Hidayat: Itu Tidak benar Bahkan Kapolda sudah mengaitkannya jika pengumuman kasus pembunuhanibu dan anak yang akan dilakukannya itu sebagai kado puasa. Mudah-mudahan menjadi kado bulan puasa karena sudah mengarah kepada tersangka nya kata Kapolda Jabar Suntana di Purwakarta, Selasa, 22 Maret 2022.*** Halaman: 1 2
  • 34. Page 34 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022 Editor: Galih Cipta Nugraha Sumber: YouTube Suki en Diego (MADAM SUKI KASUS SUBANG : Inilah Bentuk Bukti Yang Ada di Dalam Kantong Sampah TKP!! ©2022 Pikiran Rakyat Media Network https://priangantimurnews.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/pr- 1224148167/kasus-subang-inilah-bentuk-bukti-yang-ada-di-dalam- kantong-sampah-tkp?page=2 Diduga Alami Kecelakaan, Mayat Bule Ditemukan di Sungai TPA Suwung 3 April 2022 17:35 PM EVAKUASI: Proses evakuasi jenazah Andrew di aliran Sungai TPA Suwung. (ISTIMEWA) DENPASAR, BALI EXPRESS – Sesosok jenazah pria asing di aliran sungai TPA Suwung, Jalan Pulau Serangan, Denpasar Selatan, menggegerkan warga sekitar pada Minggu (3/4) pagi. Diduga, pria itu tewas dan hanyut usai mengalami kecelakaan. Menurut Kapolsek Denpasar Selatan Kompol I Gede Sudyatmaja yang dikonfirmasi, korban merupakan warga negara asing (WNA) asal Inggris bernama Michael Andrew, 36. ―Kami mengetahui identitasnya dari dompet korban yang berisi identitas diri berupa Driver License (SIM), ATM Mandiri, kartu post office, uang tunai Rp 607 ribu, kartu vaksin covid-19, hingga kunci kamar,‖ tandasnya.
  • 35. Page 35 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022 Dijelaskan, berdasar keterangan pacar sekaligus calon istri korban Indah Prihartini 36, awalnya Andrew yang tinggal bersamanya di Kertha Lestari Perumahan Southernland Regency, Sidakarya, Densel ini berpamitan untuk pergi ke salah satu bar AMV di Legian, Kuta Badung, pada Jumat (1/4) malam. Korban berangkat seorang diri menaiki sepeda motor Honda Scoopy warna abu bernopol AG 5052 QJ. Sampai pada Sabtu (2/4) sekitar pukul 01.00, Andrew mengaku akan pulang pesan WA kepadanya. Akan tetapi dia tak kunjung sampai di rumah. ―Calon istrinya yang berusaha menghubungi juga tidak bisa karena nomor korban sudah tak aktif,‖ ucap Perwira Melati Satu di pundak itu. Kemudian sekitar pukul 12.30, wanita itu mendapat kabar dari karyawannya bernama Kadek Putrawan, 22, yang bekerja di Villa daerah Kerobokan, Kuta Utara. Bahwa, ketika berangkat kerja Putrawan melihat polisi lalu lintas di Jalan Bypass Ngurah Rai, Denpasar Selatan. Saat didekati, ternyata ada motor Scoopy milik korban jatuh ke sungai. Sandal dan helmnya berserakan di atas, namun orangnya sudah hilang. Hal ini tentu membuat calon istri Andrew khawatir, apalagi bule ini tak kunjung ditemukan. Hingga keesokan harinya kabar duka sampai di telinga Indah. Sang pacar yang berperawakan tinggi gempal tersebut ditemukan sudah menjadi mayat oleh saksi Putu Kurniawan, 28, di aliran sungai TPA Suwung. Kala itu sekitar pukul 10.00, saksi sedang bekerja di TPA Suwung. Kemudian, dia melihat jenazah dalam keadaan telungkup berada di bibir kanan sungai. ―Korban saat ditemukan menggunakan celana kain pendek warna hitam, baju kaos warna hitam serta terdapat tatto pada lengan kanan, diduga hanyut dari aliran sungai tempat dia kecelakaan sebelumnya,‖ tuturnya. Saksi pun memberitahu rekan-rekannya bahwa ada mayat terapung, hingga masyarakat sekitar ikut heboh. Lalu temuan menggegerkan ini dilaporkan ke polisi dan instansi terkait. Kemudian aparat Polsek Denpasar Selatan, Tim SAR Polairud Polda Bali, serta BPBD Denpasar tiba untuk melakukan evakuasi dan pemeriksaan. Kondisi tubuh korban terdapat sebuah luka pada betis sebelah kiri dan rambutnya sudah mengelupas dari kulit kepala disinyalir akibat kecelakaan
  • 36. Page 36 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022 yang dia alami sebelumnya. Kini jenazah Andrew telah dievakuasi ke RS Sanglah guna pemeriksaan dan penyelidikan lebih lanjut oleh petugas. Reporter: I Gede Paramasutha Jl. Kapten Cok Agung Tresna No. 63 Renon, Denpasar Telp : (0361) 4754165. Email : redaksi.baliexpress@gmail.com Iklan : iklanbaliexpress@gmail.com https://baliexpress.jawapos.com/bali/03/04/2022/diduga-alami-kecelakaan- mayat-bule-ditemukan-di-sungai-tpa-suwung/ Keren! Ratusan Ton Sampah Plastik Disulap untuk Pengaspalan Jalan di Garut Farauq Arfiansah 3 April 2022, 16:50 WIB Wakil Bupati Garut, dr. Helmi Budiman, didamingi Kadis PUPR Garut, Luna Aviantrini, melakukan peninjauan pengaspalan di area Gedung Pendopo, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Kamis 31 Maret 2022 malam./Agus Somantri/Galamedia / PRFMNEWS - Ratusan ton sampah plastik di Garut disulap menjadi bahan canpuran hotmix untuk proses perbaikan jalan. Pemerintah Garut menggunakan ratusan ton sampah plastik yang nantinya akan menjadi bahan campuran hotmix yang digunakan pengaspalan jalan. Pengaspalan jalan dengan campuran hotmix dan sampah plastik dilakukan untuk perbaikan jalan yang ada di garut.
  • 37. Page 37 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022 Hal tersebut seperti yang dilansir prfmnews.id dari laman infogarut.id, Sabtu, 2 April 2022, Pemerintah Kabupaten Garut menggunakan 216 ton sampah plastik yang diolah menjadi campuran hotmix. Baca Juga: Detik-detik Warga Baleendah Bandung Tangkap Buaya Pakai Tangan Kosong Diiringi Jeritan Histeris Emak-emak Helmi Budiman, Wakil Bupati Garutmengatakan penggunaan sampah plastik dalam pengaspalan jalan merupakan suatu bentuk inovasi. Bahkan Helmi Budiman mengungkapkan kalau jalan yang diaspal menggunakan bahan bercampur sampah plastik akan lebih kuat dibandingkan yang biasa. "Dengan ditambahkan 10 persen plastik ini akan menambah kekuatan 40 persen," ungkap Wakil Bupati tersebut. Ratusan ton sampah ini akan digunakan do enam titik jalan yang ada di Garut. Keenam titik tersebut yaitu wilayah perkotaan, Kadungora-Leles, Samarang dan Karangpawitan. Halaman: 1 2 Editor: Indra Kurniawan Sumber: Jabarprov.go.id ©2022 Pikiran Rakyat Media Network https://prfmnews.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/pr-134151589/keren- ratusan-ton-sampah-plastik-disulap-untuk-pengaspalan-jalan-di-garut Keren! Ratusan Ton Sampah Plastik Disulap untuk Pengaspalan Jalan di Garut Farauq Arfiansah 3 April 2022, 16:50 WIB Wakil Bupati Garut, dr. Helmi Budiman, didamingi Kadis PUPR Garut, Luna Aviantrini, melakukan peninjauan pengaspalan di area Gedung Pendopo, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Kamis 31 Maret 2022 malam./Agus Somantri/Galamedia /
  • 38. Page 38 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022 Helmi juga mengungkapkan mengenai pengerjaan titik-titik tersebut yang akan dikerjakan dalam bulan Ramadhan ini, meskipun tidak semua. Ada empat titik yang rencananya akan dikerjakan dalam bulan Ramadhan, sala satunya di sekitar area Gedung Pendopo ke Jalan Bank. "Jadi ini yang diperkotaan, kemudian yang dari Tarogong ke Samarang, kemudian juga yang di daerah Pembangunan, Karangpawitan - Wanaraja, nah ini jadi Insya Allah kita gelar pada bulan Ramadhan ini," lanjut Helmi. Total yang dianggarkan Pemerintah Garut untuk tahun 2022 yaitu untuk sepanjang 23 kilomoter dan tahun depan akan ditargetkan sepanjang jalan50 kilometer.*** Halaman: 1 2 Editor: Indra Kurniawan Sumber: Jabarprov.go.id TAGS kalan Garut aspal sampah plastik https://prfmnews.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/pr-134151589/keren- ratusan-ton-sampah-plastik-disulap-untuk-pengaspalan-jalan-di- garut?page=2 3 Pria Buang Segerobak Sampah ke Pantai Carita Ditangkap-Minta Maaf! Bahtiar Rifa'i - detikNews Senin, 04 Apr 2022 18:26 WIB Pandeglang - Pihak Pemkab Pandeglang telah mengetahui informasi dua pria yang membuang sampah satu gerobak di Pantai Carita yang videonya viral. Setelah ditelusuri, ternyata ada tiga orang pelaku, yaitu Samsuri, Arman, dan Kadrani.
  • 39. Page 39 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022 Mereka kedapatan membuang sampah menggunakan gerobak di bibir Pantai Carita saat matahari tenggelam. Video perbuatan tidak terpuji itu direkam wisatawan dan viral di medsos. Plt Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Pandeglang Ramadani mengatakan ketiganya adalah pedagang di lokasi wisata Carita. Segerobak sampah yang dibuang ke pantai yang jadi objek wisata di Desa Sukajadi, Kecamatan Carita. Baca juga: Eks Ketua Dewan Kesenian Banten Ditahan Imbas Korupsi Dana Hibah "Mereka pedagang, pelakunya sudah ditangkap dan meminta maaf," kata Ramadani kepada detikcom di Pandeglang, Senin (4/4/2022). Mereka sendiri sudah berjanji tidak akan mengulangi perbuatan yang sama. Para pelaku sudah memohon maaf dan berjanji akan menjaga kebersihan Pantai Carita. Jika mengulangi tentunya akan mendapat sanksi sesuai ketentuan berlaku. Baca juga:Tanah-Bangunan Rp 11 M Milik Tubagus Chaeri Wardana Dilelang KPK Jika merujuk pada Perda tentang Kebersihan, Keindahan, dan Ketertiban (K3) Nomor 4 Tahun 2008, para pelaku bisa dikenai sanksi denda. Tapi Pemkab Pandeglang mengutamakan pemberian pemahaman. "Kalau mereka ternyata nanti mengulangi perbuatannya lagi baru kita kenakan sanksi," ucapnya. (bri/jbr) pantai carita pandeglang banten buang sampah sembarangan buang sampah ke pantai Baca artikel detiknews, "3 Pria Buang Segerobak Sampah ke Pantai Carita Ditangkap- Minta Maaf!" selengkapnya https://news.detik.com/berita/d-6016202/3-pria- buang-segerobak-sampah-ke-pantai-carita-ditangkap-minta-maaf.
  • 40. Page 40 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022 NEWS SYSTEMIQ: European plastics system will need to make use of emerging technologies to meet circularity goals 4 APRIL 2022 According to a new report bySYSTEMIQ, the current measures being taken to adapt the European plastics system will not be enough to meet agreed climate goals, circularity policies, and the European Green Deal. The organisation says that recycling alone cannot fully enable a circular economy or mitigate carbon emissions and calls urgently for innovation, investment, and policy support across the value chain. In particular, the report emphasises the need to develop less mature pathways, such as green hydrogen, chemical recycling, and carbon capture, to support existing measures. The precedent In the ‗ReShaping Plastics – Pathways to a Circular, Climate Neutral Plastics System in Europe‘ report, SYSTEMIQ says that, in 2020, around 14% of plastic waste was recycled. This is a slightly lower figure than that suggested by AMI, which put forward the figure of 23.1% for the overall mechanical recycling rate in Europe in 2021. However, both groups concur that a significant amount of plastic is lost either to landfill or incineration, or uncounted for due to gaps in waste data. SYSTEMIQ, for example, estimates that 50% of Europe‘s plastic waste is incinerated for energy recovery, while around 8-15 million tonnes of plastic are unaccounted for because of gaps in waste data. While some of this could be attributed to the plastic being ‗in use‘ within the economy, the organisation says that this explanation does not encompass all of the missing data. ―This data gap presents a major challenge to the understanding of the environmental and climate impacts of plastic,‖ the organisation warns. No silver bullet
  • 41. Page 41 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022 SYSTEMIQ emphasises that current efforts to foster a circular economy and reach net-zero emissions will ―still leave a highly resource inefficient system, and are not yet fast enough to align with the goals of the Circular Plastics Alliance, European Green Deal, or the Paris and Glasgow climate agreements.‖ There is no ―silver bullet‖, the organisation says, and warns against recycling as a catch-all policy – echoing similar calls from WWF, which says that reduction and reuse must be the priority going forward. For example, in SYSTEMIQ‘s ‗Current Actions Scenario‘ – one above the baseline scenario – which involves all current commitments, such as European legislation and voluntary company commitments, being implemented and enforced, the system circularity rate would be around 33%, corresponding to 92Mt of CO2 and 44Mt of virgin fossil plastic use. This is only just double the baseline scenario, which gives a figure of 14% for system circularity based on current measures alone. The report identifies ―a collaborative, systematic approach needed across all stakeholders‖ with partnership between upstream and downstream solutions being essential and ―most effective when deployed together‖. While this would significantly reduce GHG emissions and plastics waste in the next decade and beyond, the organisation claims it is also not enough to reach the target of net-zero carbon emissions by 2050. For SYSTEMIQ‘s ‗Reduction & Substitution Scenario‘ wherein plastic use is significantly reduced through elimination, substitution (e.g., to compostable packaging), reuse, and the introduction of Deposit Return Schemes (DRS), the system circularity rate in Europe would be around 52% by 2050. In the next scenario, where collection, sorting, and recycling – including chemical recycling – is rapidly expanded and scaled, SYSTEMIQ places system circularity at 69% in 2050, alongside 41Mt of CO2 emissions and 24Mt of virgin fossil plastic use. This scenario would rely on the upstream innovation in the previous scenario, as well as downstream solutions like Extended Producer Responsibility (EPR), but would still not reach net-zero emissions.
  • 42. Page 42 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022 Jyrki Katainen, president of the Finnish Innovation Fund Sitra and chair of the SYSTEMIQ report‘s steering committee, says: ―One of the report‘s key findings is that the European plastics system is already adapting to address the challenges of climate change mitigation and circularity but commitments on behalf of industry and policymakers do not go far or fast enough. We must adapt and we must do so at pace.‖ The potential of emerging technologies Therefore, SYSTEMIQ puts forward the need to develop multiple, less mature technologies, innovations, and approaches – alongside existing efforts to foster a circular economy in Europe – to decarbonise the plastics industry, further decrease GHG emissions, and enhance circularity. The organisations identify the next three to five years as a ―critical window‖ for industry action. The decisions made now will determine whether the European plastics system will achieve circularity and net zero emissions by 2050, according to the report.SYSTEMIQ identifies what it calls ―less mature pathways‖ to a circular economy as an area requiring significant support, innovation, and investment. This includes green hydrogen, the use of carbon capture and storage (CCS) technologies, shifting to bio- based polymers, and electrifying stream crackers. These solutions would reportedly ―decouple plastic from fossil fuel feedstocks‖ and are ―critical‖ to achieving the established targets alongside existing circular economy measures. Some of these solutions are beginning to appear on the packaging market – in both plastics and other segments – in very early iterations. Some companies, including The Coca-Cola Companies, Suntory Group, Braskem and Sojitz Corporation, have begun the process of commercialising bioMEG technologies to allow for the production of bio-based PET beverage bottles. Meanwhile, Essity announced last year that it would be using green hydrogen instead of natural gas to enable CO2-free tissue production at a pilot plant in Germany. There is also a dearth of chemical recycling technologies beginning to emerge. A report from ecoprogidentified more than 90 chemical recycling projects focused on plastics worldwide; while around 20 plants appear to be operational, this is mostly for research and development at
  • 43. Page 43 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022 present. Some examples include Eastman‘s $1 billion investment in a polyester renewable plant in France and Mura Technology‘s HydroPRS hydrothermal advanced recycling technology for plastics deemed unrecyclable. In a scenario suggested by SYSTEMIQ where carbon-intensive fuels are substituted for low-carbon hydrogen alternatives and CCS technologies are scaled, system circularity would be approximately 78%, while CO2 emissions and virgin fossil plastic use would be 25 and 20 Mt respectively. This scenario, SYSTEMIQ notes, would also require chemical recycling to improve its carbon profile; again, such solutions are emerging, such as Dow‘s collaboration with Plastogazon a hydrocracking technology that is reportedly less energy-intensive than other forms of advanced recycling. ‗Net-Zero System Change Scenario‘, the last scenario presented by SYSTEMIQ, relies on the introduction of alternative feedstock, including bio-based options, and the electrification of steam crackers. Combined with the measures involved with all the other scenarios, by 2050, this would allegedly put circularity at 78% with virgin fossil use dropping to 11Mt and CO2 emissions reaching net-zero. Recycling isn‘t the solution – but what is? Expressing support for the report, Virginia Janssens, managing director of Plastics Europe, which commissioned the report, says: ―Plastics Europe welcomes the report. It is insightful and thought provoking and will make a valuable contribution to informing and guiding the decisions of Plastics Europe, our members, and all stakeholders. ―Plastics Europe‘s members have been investing and innovating to support the EU‘s net zero and circularity ambitions for a long time, and this has accelerated in recent years. ―However, we support the report‘s central finding that faster systemic change is essential, and that circularity is the most important medium-term lever of the European plastics system‘s transition.‖ A recent report from the Ellen MacArthur Foundation has likewise called on urgent action from the industry and from policymakers, specifically in relation to facilitating the transition to a circular economy for single-use flexible packaging. However, the report emphasises that elimination must
  • 44. Page 44 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022 be a priority, followed by upstream innovation. The organisation cautions that the substitution of materials, such as using compostable plastics in the place of fossil-based options, could have unintended consequences like removing the material from the market by its very nature. Meanwhile, the WWF‘s chemical recycling principles begin to suggest a framework for the industry. The principles stipulate that chemical recycling should complement mechanical recycling, avoid competing for feedstock, and demonstrate a reduced carbon footprint compared with the production of virgin resin. The organisation adds that only material-to-material applications where the recycled product is recyclable itself should be considered by the chemical recycling sector. The WWF‘s overall stance, however, appears to warn against yet-to- mature technologies like chemical recycling, which it says are untested and likely to introduce the same challenges as existing systems. Erin Simon, head of plastics and business at WWF-US, told Packaging Europe: ―The broken system that we have today, that‘s not working for existing mechanical recycling, we‘re going to have those same challenges, because it‘s a shared system that requires infrastructure, policy, and a steady stream of investment to keep the doors open. Those are the things that mechanical recycling is already faced with, so those don‘t just go away with a new technology.‖ The UN Environment Assembly‘s recent announcement that it would begin the process of creating a legally binding treaty on plastic waste could push investment and innovation in the novel technologies touched on in SYSTEMIQ‘s report. The treaty is set to be complete by the end of 2024 – which places it near the periphery of the ―critical‖ period SYSTEMIQ identifies for action needed to meet existing circularity goals by 2050. These arguments largely share the same thread as SYSTEMIQ‘s report: recycling, by itself, cannot be the solution. This doesn‘t mean, however, that there is not a great deal of uncertainty surrounding whether emerging technologies can fill this gap. ―How close the system comes to transformation will depend on the level of leadership shown by key decision makers across all stakeholder groups,‖ concludes Yoni Shiran, programme director and partner at SYSTEMIQ. ―A
  • 45. Page 45 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022 new plastics system is within reach but will require bold action. It needs industry, public sector, investors, and civil society to come out of their ―trenches‖ and collaborate in a deeper way based on a shared fact- base – that was the main objective of this programme.‖ Topics Chemical recycling Collaboration Featured Stories Sustainability https://packagingeurope.com/news/systemiq-european-plastics-system- will-need-to-make-use-of-emerging-technologies-to-meet-circularity- goals/8073.article FMCG desak akademisi jangan ditunggangi industri terkait pelabelan BPA Muhammad Yusuf Sel, 5 April 2022 20.06·Bacaan 3 menit Koordinator riset dan teknologi FMCG Insights Muhammad Hasan mendesak kalangan akademisi untuk lebih kritis dan tidak mengekor sikap industri air kemasan yang meremehkan potensi bahaya Bisfenol A atau BPA sebagai bahan kimia yang bisa memicu kanker dan kemandulan pada galon keras polikarbonat. "Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) secara terbuka dan berulang kali menekankan perlunya mengantisipasi dampak peredaran luas galon polikarbonat yang mengandung BPA pada kesehatan masyarakat di masa datang, tapi ironisnya sebagian akademisi masih menganggapnya sebagai hal biasa dan malah membawa-bawa analogi yang rancu," kata Hasan melalui pernyataan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa malam. Dia merespon pernyataan terbaru sejumlah akademisi di media massa yang terkesan menganggap enteng efek paparan sinar matahari pada galon guna ulang. "Ini sangat kita sayangkan. Apalagi sebagian akademisi
  • 46. Page 46 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022 sampai membawa-bawa permisalan efek paparan sinar matahari pada kursi plastik," katanya. Menurut Hasan analogi tersebut adalah bentuk sofistikasi masalah yang justru menutup celah bagi publik untuk memahami risiko BPA secara utuh. "Pengandaian itu mengecoh dan memberi angin pada industri yang sedari awal menentang inisiatif BPOM terkait pengendalian dampak BPA. Faktanya, efek paparan sinar matahari pada kursi plastik bisa jelas terlihat mata, sementara peluluhan BPA hanya bisa dikenali dari uji laboratorium," ujarnya. Ia mengatakan kursi plastik bukanlah bahan kontak pangan sehingga produksinya tidak menuntut standar mutu dan keamanan yang tinggi, seperti dalam produksi galon polikarbonat untuk air kemasan. Hasan juga mengkritisi akademisi yang ingin menyudahi wacana pelabelan risiko BPA dengan dalih untuk meredam kegaduhan masyarakat. ―Jauh lebih bijak bila akademisi menggelar riset membantu BPOM,‖ katanya. Baca juga: Kandungan BPA pada galon isi ulang berbahaya? Ini penjelasan BPOM Baca juga: Disprindag Larang Air Galon Tak SNI Dijual di Toko Dia mencontohkan minimnya riset terkait level peluluhan BPA pada galon guna ulang yang usianya sudah di atas lima tahun namun masih beredar di pasar, atau keamanan galon yang pengangkutannya menggunakan truk terbuka, atau mutu galon yang kerap dicuci dan disikat berulang. Seiring perkembangan riset dan sains mutakhir, kata Hasan, otoritas keamanan pangan di berbagai negara mengkhawatirkan residu BPA pada kemasan polikarbonat dan efeknya pada kesehatan manusia. Di Perancis dan Kanada telah melarang peredaran semua kemasan pangan yang mengandung BPA, setelah sebelumnya sebatas melarang penggunaannya pada kemasan botol bayi, katanya. Di Indonesia, BPOM mengharuskan produsen pangan yang menggunakan kemasan plastik polikarbonat menaati ambang batas migrasi BPA yang ditetapkan sebesar 0,6 mg/kg. BPOM mengecek kepatuhan industri atas
  • 47. Page 47 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022 aturan yang sifatnya self-regulatory tersebut dengan menggelar audit secara rutin. Hasil pemantauan BPOM per Februari 2022 menyebut level migrasi BPA pada galon guna ulang yang beredar luas di masyarakat serta menunjukkan kecenderungan yang mengkhawatirkan baik pada sarana produksi maupun distribusi. "Ini peringatan pertama dari BPOM setelah dalam rentang enam tahun sebelumnya lembaga menyatakan level migrasi BPA pada galon guna ulang masih di bawah ambang batas berbahaya," ujarnya. Ia menambahkan BPOM juga telah merancang sebuah kebijakan pelabelan risiko BPA pada galon polikarbonat untuk mengantisipasi apa yang digambarkan oleh pejabat lembaga sebagai masalah-masalah kesehatan publik yang mungkin muncul di masa datang. Dalam rancangan peraturan BPOM, saat ini memasuki fase pengesahan, produsen galon air minum yang menggunakan galon polikarbonat wajib mulai mencantumkan label "Berpotensi Mengandung BPA" kurun tiga tahun sejak peraturan disahkan. Sementara produsen yang menggunakan kemasan selain polikarbonat diperbolehkan mencantumkan label "Bebas BPA". Baca juga: Disinformasi Bisfenol A senyawa berbahaya dalam plastik kemasan Baca juga: "Greenwashing" kelewat batas dalam isu mikroplastik kemasan pangan https://id.berita.yahoo.com/fmcg-desak-akademisi-jangan-ditunggangi- 130607331.html ITC moves beyond plastic neutrality; sustainably managed over 54,000 tonnes of plastic waste in FY22 The company said its flagship solid waste management programme Well- Being Out of Waste‘ (WOW) has so far covered 1.8 crore citizens across 46.7 lakh households in India‘s large cities and small towns.
  • 48. Page 48 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022 PTI APRIL 06, 2022 / 12:38 PM IST (Image: Reuters) ITC Trade Watchlist Portfolio Message Set Alert NSELIVE 06 Apr, 2022 16:04 259.60 0.15 (0.06%) Volume 19597941 Todays L/H 257.30263.35 More Diversified entity, ITC Ltd on Wednesday said it is accelerating its move to go beyond plastic neutrality, having sustainably managed more than 54,000 tonnes of plastic waste across India in 2021-22. The company said its flagship solid waste management programme Well- Being Out of Waste‘ (WOW) has so far covered 1.8 crore citizens across 46.7 lakh households in India‘s large cities and small towns. "Through a large-scale and integrated solid waste management programme, ITC moved beyond plastic neutrality this year. In addition, the company is also using cutting-edge innovations to develop sustainable alternatives to plastic packaging for the industry,‖ Sanjiv Rangrass group head, ITC Life Sciences & Technology, Central Projects, EHS & Quality Assurance, ITC Ltd said in a statement.
  • 49. Page 49 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022 He further said, "The efforts to move beyond plastic neutrality and sustainable management of waste will continue apace in the years ahead as part of our Sustainability 2.0 agenda.‖ Under its Chairman Sanjiv Puri‘s Sustainability 2.0 vision, the company is striving for inclusive strategies that can support even more livelihoods and pursue newer pathways to fight climate change. Copyright © e-Eighteen.com LtdAll rights resderved. Reproduction of news articles, photos, videos or any other content in whole or in part in any form or medium without express writtern permission of moneycontrol.com is prohibited. https://www.moneycontrol.com/news/business/itc-moves-beyond-plastic- neutrality-sustainably-managed-over-54000-tonnes-of-plastic-waste-in- fy22-8323471.html Sampah laut di kapal Dempo (lanjutan) Husniyati Amirullah Just for documentation grEEn action to laut Indonesia Zona 1, Mks-Sby-Jkt via kapal Gunung Dempo tgl 30 Maret - 2 April 2022. Urgensi sampah laut Indonesia para pihak hrs bs saling support n tdk diam, qt juara 1 mn aksimu? Atau senang juara 1 penyumbang sampah laut terbanyak di dunia. Time action : sebelum, selama n sesudah hari raya besar di tanah air. Baru 3 hari diatas laut kami sdh mendapati banyak yg hrs dibenahi menuju 2025 bebas sampah laut . Sebelumx kami berterima kasih kpd pihak managemen kapal Dempo yg bgt baik menyambut keberadaan kami, hanya sayang tdk bs bertemu nahkodax, pdhl mmg para nahkodalah target kami spy mrk bs paham akan lingkungn diatas kapal n care to laut kita. 7 hrs · Custom Save · More LikeReactComment 4
  • 50. Page 50 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022 Irsal Maing Kereen Kaka. 1 · Like · React · Reply · More · 6 hours ago Husniyati Amirullah replied · 1 reply Emy Hasan Mantaaap � � 1 · Like · React · Reply · More · 5 hours ago Husniyati Amirullah replied · 1 reply Write a comment... · 6 April 2022 On our way to circularity and zero emissions goals The European plastics system has to change within 5 years April sees the release of ReShaping Plastics, a new groundbreaking report which shows us the pathways to a circular, climate neutral plastics system in Europe. This report by Systemiq was commissioned by PlasticsEurope but was composed in full scientific independence. Standing guard over this independence was Maastricht University‘s own Circular Plastics professor Kim Ragaert, who co-chaired the steering committee along with former European Commission vice-president Jyrki Katainen. Approach ReShaping Plastics focuses on four of the most important plastic-using sectors: packaging, household goods, automotive, and construction, and presents six scenarios, outlining which actions should be prioritized for different plastic applications in order to meet circularity and climate mitigation goals. To achieve net-zero carbon emissions by 2050, multiple less mature, innovative technologies and approaches need to be developed and deployed in addition to proven circular economy levers to further decrease GHG emissions and decouple plastic from fossil fuel feedstocks.
  • 51. Page 51 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022 Integrated systems change The conclusions are clear: we need complimentary, integrated systems change if we are ever to reach net carbon zero. Different technologies will have a key role to play, from electrification of crackers to (mechanical and chemical) recycling of plastics. But also smart reductions and adapted product design have a role to play. This is exactly the kind of insights we are bringing to students in our new Circular Engineering bachelor and the type of research which is being spearheaded at FSE‘s Circular Chemical Engineering department (CCE). Faculty of Science and Engineering Full report here Read more about the Circular Chemical Engineering department (CCE). Also read: A second chance for plastic Wednesday, April 6, 2022 If we were to replace plastic with paper or glass, would the environment benefit? Surprisingly, no, says professor of Circular Plastics Kim Ragaert. She is calling for an alternative approach aimed at increasing awareness of and knowledge about recycling. Read more Growers will be able to measure vitamins in the greenhouse Tuesday, April 5, 2022 As a vegetable or fruit grower, measure how many vitamins are in your products? That is still in the future, but in the Food Screening EMR project companies and knowledge institutes are working on a device that will make this possible. Read more SURF joins Maastricht University and partners in efforts in the field of quantum computing Tuesday, April 5, 2022
  • 52. Page 52 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022 Maastricht University, Nikhef, CERN and SURF will address some specific challenges for the LHCb experiment in order to determine which elements of the data analysis chains are best suited for a quantum computing approach. Read more More news https://www.maastrichtuniversity.nl/news/european-plastics-system-has- change-within-5-years 6 April 2022 A second chance for plastic If we were to replace plastic with paper or glass, would the environment benefit? Surprisingly, no, says professor of Circular Plastics Kim Ragaert. She is calling for an alternative approach aimed at increasing awareness of and knowledge about recycling. ―We should see plastic as a raw material rather than as waste.‖ Many people think they are being environmentally conscious by choosing a glass instead of a plastic bottle, or a paper instead of a plastic bag. In her TED Talk ‗Plastic Rehab‘, Kim Ragaert points out that opting for the plastic variant can be the better choice. The process of producing and recycling plastic often has a smaller ecological footprint than that of materials such as glass and paper. ―Plastic is not all bad,‖ she says. ―But we have to be conscious of how we use it.‖ Hot topic Even as a child, Ragaert was curious about materials, how they are put together and how we can reuse them. Of particular interest was that highly versatile material: plastic. So it is perhaps of little wonder that she was
  • 53. Page 53 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022 recently appointed professor of Circular Plastics at Maastricht University. She describes her new employer as a young, dynamic institution that offers abundant opportunities. Within her research field, too, opportunities abound. ―When I started this research around 10 years ago, neither industry nor academia had much interest in topics like recycling and sustainable plastic. New European legislation and increased social pressure have since triggered a sea change. Recycling has become a hot topic, but the research is still in its infancy.‖ Victim of its own success Why does plastic have such a bad image, especially when research shows that it‘s not all bad? ―A lot of disposable stuff is made out of plastic, so we‘ve come to see it as ‗junk‘. Plastic pollution is also highly visible. Not to mention the negative stories doing the rounds in the media, microplastics affecting our health and the like, though as yet there‘s little scientific evidence to back that up.‖ Faculty of Science and Engineering Kim Ragaert has been professor of Circular Plastics at the Faculty of Science and Engineering since September 2021. Her background is in mechanical engineering and materials science. She obtained her PhD in Engineering Sciences at Ghent University, then worked as a researcher, assistant and associate professor and coordinator of projects such as C- PlaNeT. In 2020 she was awarded the prestigious title of European Plastics Recycling Ambassador of the Year. Ragaert is also involved in the recently published 'ReShaping Plastics', a pioneering report that puts us on the road to a circular, climate-neutral plastics system in Europe. Plastic is, as it were, a victim of its own success. ―It‘s lightweight, strong and versatile, which makes it economically appealing. But there are many different subtypes of plastic and, in a practical sense, therein lies the rub. Good plastic recycling is much more complicated than just tossing everything together into the recycling bin.‖
  • 54. Page 54 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022 Licence to litter Naturally, we need to avoid creating a great deal of additional waste. Ragaert regrets measures such as the European Single Use Plastics Directive, which prohibits disposable products from being made of plastic instead of banning them altogether. ―This gives people a ‗licence to litter‘ by implying you can just use alternatives like bamboo straws or biodegradable soup cups once and then throw them out. That way they‘re not recycled and we end up polluting the environment even more. I‘d rather see a European Single Use Product Directive—let‘s reuse all our products more often, taking plastic as an example. We should see it as a raw material rather than as waste.‖ Good plastic recycling is much more complicated than just tossing everything together into the recycling bin. Valuable material A stronger commitment to plastic recycling would require a different, more responsible mindset. ―For starters, product developers will have to design products that take the recycling process into account. The government can encourage this through legislation and subsidies. In addition, we have to raise awareness; consumers need to know that plastic is a valuable material, that we can really do something with it as long as we reuse it properly. Then demand will eventually arise again automatically, and it will become easier for product developers and retailers to use plastic again. Often they shy away from it because consumer pressure is high and plastic has a bad image.‖ Fishing nets Recycling should result in less new waste, but what do we do with the plastic that is already polluting our oceans? ―Plastic that has long been exposed to UV light and seawater can be even more difficult to process. Fortunately, there are innovative startups that have succeeded, for example, in turning discarded fishing nets—which make up a large part of marine litter—into new fishing nets. In any event, plastic waste has to be
  • 55. Page 55 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022 removed from the sea, of course, and we have to avoid creating more marine pollution. Globally, the Western world should take responsibility by helping to develop the collection and recycling infrastructure in countries where a great deal of litter is currently generated. That way, packaging will find its way into the circular economy there too.‖ Unselfish Ragaert would rather contribute to a better world than help companies turn a profit. ―That's why I chose academia; I want to do my part through my research.‖ But she also tries to set a good example in everyday life. ―I sort my waste, reuse products wherever possible, drink from the tap or from a refillable bottle, buy products made from recycled plastic, replenish soap from large bottles instead of buying small ones. Every little bit helps, and if we all contribute, we can generate a critical mass for all materials. If people stop buying those cute little 0.15L soft-drink cans or 20g of pre-packaged nuts, they‘ll soon disappear from the shelves.‖ By: Milou Schreuders (text), Sem Shayne (photography) Also read: The European plastics system has to change within 5 years Wednesday, April 6, 2022 April sees the release of ReShaping Plastics, a new groundbreaking report which shows us the pathways to a circular, climate neutral plastics system in Europe. Growers will be able to measure vitamins in the greenhouse Tuesday, April 5, 2022 As a vegetable or fruit grower, measure how many vitamins are in your products? That is still in the future, but in the Food Screening EMR project companies and knowledge institutes are working on a device that will make this possible. SURF joins Maastricht University and partners in efforts in the field of quantum computing Tuesday, April 5, 2022 Maastricht University, Nikhef, CERN and SURF will address some specific challenges for the LHCb experiment in order to determine which elements of the data analysis chains are best suited for a quantum computing approach. Read more https://www.maastrichtuniversity.nl/news/second-chance-plastic
  • 56. Page 56 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022 Hari Kesehatan Sedunia Wahana Visi ajak masyarakat stop bakar sampah Kamis, 7 April 2022 18:09 WIB Zat-zat tersebut dapat merusak perkembangan saraf Jakarta (ANTARA) - Organisasi kemanusiaan Wahana Visi Indonesia (WVI) mengajak masyarakat untuk berhenti membakar sampah dan mulai mengelola-nya dengan tepat demi masa depan anak. "Dalam rangka Hari Kesehatan Sedunia tahun ini, kami mengajak masyarakat untuk stop membakar sampah dan mulai mengelola-nya dengan tepat demi masa depan anak," tutur Project Manager PHINLA Wahana Visi Indonesia (WVI) Franz Sinaga melalui siaran pers di Jakarta, Kamis. Sampah rumah tangga dapat dikelola di bank sampah untuk mengurangi dampak lingkungan sekaligus menambah pendapatan keluarga, katanya. Baca juga: Bank Sampah "Nasi Rames" di Rawa Bunga kumpulkan 266 kilogram sampah Baca juga: KLHK sebut bank sampah dapat berkontribusi turunkan emisi GRK Ajakan ini penting karena asap dari pembakaran sampah mengandung zat-zat beracun seperti Dioxins, Arsenic, Mercury dan lain sebagainya. "Zat-zat tersebut dapat merusak perkembangan saraf dan perkembangan organ lain pada anak jika terhirup dalam jangka waktu yang lama," katanya. Namun fakta di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat yang membakar sampah di lingkungan tempat tinggal-nya, katanya. Menurut dia, setiap anak berhak mendapatkan standar kesehatan dan perawatan medis yang terbaik, air bersih, makanan bergizi dan lingkungan tinggal yang bersih dan aman. Untuk itu, WVI bekerja sama dengan pemerintah daerah melalui proyek PHINLA yang didanai oleh pemerintah Jerman (BMZ) dalam memberikan edukasi terkait pengelolaan sampah, menggaungkan kampanye
  • 57. Page 57 of 165 Plastik & Sampah: Pantauan April 2022 perubahan perilaku serta memberikan pendampingan dalam mengelola bank sampah. Proyek yang dimulai dari Desember 2019 dan berakhir pada Juni 2023 ini bertujuan untuk mendorong masyarakat memiliki penghasilan tambahan melalui kegiatan pengelolaan sampah dan dapat mengelola keuangan rumah tangga dengan baik. Hingga saat ini, proyek PHINLA telah membantu mengembangkan sepuluh bank sampah yang beroperasi di Kelurahan Penjaringan, Cilincing, Semper Barat, Marunda dan Cipinang Besar Selatan. "Kami juga mengajak semua pihak untuk bersama-sama mendukung pengelolaan sampah berbasis masyarakat seperti bank sampah ini agar dapat meminimalisir dampak bagi kehidupan anak-anak di Indonesia," kata Franz. Baca juga: BUMN ajak warga lingkar Mandalika pilah sampah jadi emas Baca juga: Pelajar SD Kalbar raih penghargaan kategori nasabah cilik bank sampah Pewarta: Anita Permata Dewi Editor: Zita Meirina Copyright © 2022 ANTARA https://www.antaranews.com/berita/2807977/hari-kesehatan-sedunia- wahana-visi-ajak-masyarakat-stop-bakar-sampah?utm_medium=mobile Perlu dicatat: Belum berkolaborasi dengan lembaga lain, tetapi simak saja dulu  TUNGKU BAKAR SAMPAH TANPA ASAP Dipedesaan dan pulau terpencil pada umumnya tidak tersedia pengangkutan sampah untuk dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Sampah harus dikelola sendiri yang umumnya dengan dibakar di tempat sampah terbuka (open pit). Tentunya pembuangan sampah terbuka ini banyak menimbulkan masalah, selain tampak kotor, juga