Budaya Politik PPKN kelas XI semester genap (2)
Saya membuat presentasi tentang bab Budaya Politik di Indonesia. Di sini ada perbandingan dengan Budaya Politik Amerika dan China. Tema ppt saya dari carnival slides. Jika anda mau bertanya silahkan email saya di aviestabuwana@gmail.com and visit my blog avistalingga.blogspot.co.id
Budaya Politik PPKN kelas XI semester genap (2)
Saya membuat presentasi tentang bab Budaya Politik di Indonesia. Di sini ada perbandingan dengan Budaya Politik Amerika dan China. Tema ppt saya dari carnival slides. Jika anda mau bertanya silahkan email saya di aviestabuwana@gmail.com and visit my blog avistalingga.blogspot.co.id
power point ini mengenai demokrasi mulai dari pengertian, pilarnya, macam-macam kebebasannya, ciri-ciri pemerintahan yang demokratis, macam-macam dan perkembangan demokrasi, tantangan yang menjungkal demokrasi
power point ini mengenai demokrasi mulai dari pengertian, pilarnya, macam-macam kebebasannya, ciri-ciri pemerintahan yang demokratis, macam-macam dan perkembangan demokrasi, tantangan yang menjungkal demokrasi
Powerpoint ini berisi tentang Materi Kelas XI Semester 2 Tentang Hakikat Budaya Politik. Semoga bermanfaat.... ^_^ Maaf jika masih banyak kekurangan pada Powerpoint ini, karena masih belajar juga....
Berdasarkan http://www.slideshare.net/audiniaudi/makalah-sistem-pemerintahan-indonesia-32882801
SEMESTER II
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 2013/2014
Dibuat oleh kelompok 1 dengan berbagai sumber.
Budaya berasal dari bahasa Sansekerta "buddayah" yang berarti akal atau pikiran. Kebudayaan politik adalah pola tingkah laku individu dan orientasinya terhadap kehidupan politik dari suatu sistem politik. Berdasarkan siaka
Memahami konsep-konsep budaya politik terutama pada Sistem Politik Indonesa... semoga bisa berbagi pengetahuan tentang pemahaman mengenai materi tersebut...
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratEldi Mardiansyah
Di dalamnya mencakup Presentasi tentang Pendampingan Individu 2 Pendidikan Guru Penggerak Aangkatan ke 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat tahun 2024 yang bertemakan Visi dan Prakarsa Perubahan pada SMP Negeri 4 Ciemas. Penulis adalah seorang Calon Guru Penggerak bernama Eldi Mardiansyah, seorang guru bahasa Inggris kelahiran Bogor.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PKN - Budaya politik di indonesia
1.
2. Budaya politik merupakan sistem nilai dan
keyakinan yang dimiliki bersama oleh
masyarakat. Namun, setiap unsur masyarakat
berbeda budaya politiknya, seperti antara
masyarakat umum dengan para elitnya.
Seperti juga di Indonesia, menurut Benedict
R. Anderson, kebudayaan Indonesia
cenderung membagi secara tajam antara
kelompok elite dengan kelompok massa.
3. Almond dan Verba mendefinisikan
budaya politik sebagai suatu sikap
orientasi yang khas warga negara
terhadap sistem politik dan aneka
ragam bagiannya, dan sikap terhadap
peranan warga negara yang ada di
dalam sistem itu.
4. Budaya politik adalah aspek politik dari nilai-nilai
yang terdiri atas pengetahuan, adat istiadat,
takhayul, dan mitos. Semuanya dikenal dan diakui
oleh sebagian masyarakat. Budaya politik tersebut
memberikan alasan rasional untuk menolak atau
menerima nilai-nilai dan norma lain.
Hakikat dan ciri budaya politik menyangkut
masalah nilai-nilai adalah prinsip dasar yang
melandasi suatu pandangan hidup yang
berhubungan dengan masalah tujuan.
5. Sidney Verba
Budaya politik adalah suatu sistem kepercayaan
empirik, simbol-simbol ekspresif, dan nilai-nilai yang
menegaskan suatu situasi di mana tindakan politik
dilakukan.
Alan R. Ball
Budaya politik adalah suatu susunan yang terdiri dari
sikap, kepercayaan, emosi dan nilai-nilai masyarakat
yang berhubungan dengan sistem politik dan isu-isu
politik.
6. Orientasi Kognitif
Berupa pengetahuan tentang kepercayaan pada politik,
peranan, dan segala kewajiban serta input dan outputnya.
Orientasi Afektif
Berupa perasaan terhadap sistem politik, peranannya, para
aktor, dan penampilannya.
Orientasi Evaluatif
Berupa keputusan dan pendapat tentang objek-objek politik
secara tipikal melibatkan standar nilai dan kriteria informasi
dan perasaan.
7. Berdasarkan Sikap Yang Ditunjukkan
• Budaya Politik Militan
Budaya politik militan tidak memandang
perbadaan sebagai usaha mencari
alternatif yang terbaik tetapi melihatnya
sebagai usaha jahat dan menantang. Bila
terjadi krisis, yang dicari adalah kambing
hitamnya, bukan peraturannya yang
mungkin salah.
8. • Budaya Politik Toleransi
Budaya politik toleransi adalah budaya
politik yang pemikirannya berpusat pada
masalah atau ide yang harus dinilai.
Budaya politik ini berusaha mencari
konsensus yang wajar.
• Budaya politik yang memiliki sikap
mental absolut
• Budaya politik yang memiliki sikap
mental akomodatif
9. Berdasarkan Orientasi Politiknya
• Budaya Politik Parokial
Tingkat partisipasi politiknya sangat rendah,
yang disebabkan faktor kognitif.
• Budaya Politik Kaula
Masyarakat bersangkutan sudah relatif maju,
tetapi masih bersifat pasif.
• Budaya Politik Partisipan
Budaya politik yang ditandai dengan kesadaran
politik sangat tinggi.
10. Partisipasi Politik adalah kegiatan seseorang
atau sekelompok orang untuk ikut serta
secara aktif dalam kehidupan politik, seperti
memilih pimpinan negara atau upaya-upaya
mempengaruhi kebijakan pemerintah
11. Modernisasi dalam segala bidang kehidupan yang
menyebabkan masyarakat makin banyak menuntut
untuk ikut dalam kekuasaan politik.
Perubahan-perubahan struktur kelas sosial.
Masalah siapa yang berhak berpartisipasi dan
pembuatan keputusan politik menjadi penting dan
mengakibatkan perubahan dalam pola partisipasi
politik.
12. Konflik antarkelompok pemimpin poolitik,
jika timbul konflik antarelit, maka yang dicari
adalah dukungan rakyat. Terjadi perjuangan
kelas penentang melawan kaum aristokrat
yang meluas dalam urusan sosial, ekonomi,
dan kebudayaan.
Keterlibatan pemerintah yang meluas dalam
urusan sosial, ekonomi, dan kebudayaan.
Meluasnya ruang lingkup aktivitas pemerintah
sering merangsang timbulnya tuntutan-
tuntutan yang terorganisasi akan kesempatan
untuk ikut serta dalam pembuatan keputusan
politik.
13. Pengaruh kaum intelektual dan komunikasi
massa modern. Ide demokratisasi partisipasi
telah menyebar ke bangsa-bangsa baru sebelum
mereka mengembangkan modernisasi dan
industri yang cukup matang.
14. Kegiatan pemilihan
Lobbying
Kegiatan organisasi
Mencari koneksi
Tindakan kekerasan
15. Menduduki jabatan politik atau administratif
Mencari jabatan politik atau administratif
Keanggotaan aktif suatu organisasi politik
Keanggotaan pasif suatu organisasi politik
Keanggotaan aktif suatu organisasi semu politik
(quasi-political)
16. Keanggotaan pasif suatu organisasi semu politik
(quasi-political)
Partisipasi dalam rapat umum, demonstrasi, dan
sebagainya
Partisipasi dalam diskusi politik informal minat
umum dalam bidang politik
Voting (pemberian suara)
17. Tingkatan partisipasi politik ini
mencerminkan kapasitas partisipan dalam
berpartisipasi politik. Semakin tinggi
tingkatan yang ditempati oleh seseorang
atau sekelompok orang, semakin tinggi
pula tingkatan partisipasi politiknya.
Namun tidak demikian dengan lingkup
partisipasi politiknya, semakin tinggi
malah semakin sedikit, artinya semakin
mengerucut pada jumlah tertentu.