Teks tersebut membahas tentang pengertian budaya politik secara umum dan menurut para ahli. Terdapat beberapa komponen budaya politik seperti sikap, nilai-nilai, dan orientasi politik masyarakat. Budaya politik dapat diklasifikasikan berdasarkan sikapnya seperti militan atau toleran, serta orientasi politiknya seperti parokial, kaula, dan partisipan.
Budaya politik didefinisikan sebagai sistem nilai dan keyakinan yang dimiliki bersama oleh masyarakat yang berkaitan dengan sistem politik. Terdiri dari tiga komponen utama yaitu orientasi kognitif, afektif, dan evaluatif. Komponen-komponen ini mencakup pengetahuan, perasaan, dan penilaian warga negara terhadap politik dan unsur-unsurnya seperti lembaga, simbol, dan tokoh politik. Budaya politik mempengaru
Makalah ini membahas tentang budaya politik di Indonesia. Budaya politik didefinisikan sebagai sistem nilai dan keyakinan yang dimiliki bersama oleh masyarakat yang terkait dengan sistem politik dan isu-isu politik. Budaya politik berkembang dalam masyarakat melalui proses sosialisasi dan pendidikan politik. Unsur-unsur budaya politik antara lain orientasi, sikap, nilai-nilai, dan kepercayaan masyarakat terhadap politik.
Budaya politik merupakan sistem nilai dan keyakinan yang dimiliki bersama oleh masyarakat terkait sistem politik dan lembaga-lembaganya. Terdapat tiga komponen budaya politik yaitu orientasi kognitif, afektif, dan evaluatif. Proses sosialisasi politik dimulai sejak usia dini melalui keluarga dan lingkungan sekolah.
Dokumen tersebut membahas tentang budaya politik partisipan. Secara ringkas, dibahas mengenai:
1) Pengertian budaya politik partisipan yaitu budaya politik yang mendukung terbentuknya sistem politik demokratis dan stabil dimana masyarakat berperan aktif dalam politik.
2) Bentuk-bentuk budaya politik partisipan seperti menjadi anggota masyarakat yang independen dan bertanggung jawab serta berpartisipasi dalam
Budaya politik adalah orientasi masyarakat terhadap sistem politik meliputi pengetahuan, perasaan, dan penilaian. Terdapat tiga tipe budaya politik yaitu parokial (terbatas), subjek (patuh pasif), dan partisipatif (aktif berperan). Unsur-unsur budaya politik perlu dikembangkan untuk mendukung demokrasi.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, ciri-ciri, jenis, faktor penyebab, dan budaya politik yang berkembang di Indonesia. Secara khusus, budaya politik didefinisikan sebagai pola perilaku masyarakat dalam kehidupan bernegara yang mencakup nilai-nilai, sikap, dan kebiasaan masyarakat dalam politik.
Budaya politik didefinisikan sebagai sistem nilai dan keyakinan yang dimiliki bersama oleh masyarakat yang berkaitan dengan sistem politik. Terdiri dari tiga komponen utama yaitu orientasi kognitif, afektif, dan evaluatif. Komponen-komponen ini mencakup pengetahuan, perasaan, dan penilaian warga negara terhadap politik dan unsur-unsurnya seperti lembaga, simbol, dan tokoh politik. Budaya politik mempengaru
Makalah ini membahas tentang budaya politik di Indonesia. Budaya politik didefinisikan sebagai sistem nilai dan keyakinan yang dimiliki bersama oleh masyarakat yang terkait dengan sistem politik dan isu-isu politik. Budaya politik berkembang dalam masyarakat melalui proses sosialisasi dan pendidikan politik. Unsur-unsur budaya politik antara lain orientasi, sikap, nilai-nilai, dan kepercayaan masyarakat terhadap politik.
Budaya politik merupakan sistem nilai dan keyakinan yang dimiliki bersama oleh masyarakat terkait sistem politik dan lembaga-lembaganya. Terdapat tiga komponen budaya politik yaitu orientasi kognitif, afektif, dan evaluatif. Proses sosialisasi politik dimulai sejak usia dini melalui keluarga dan lingkungan sekolah.
Dokumen tersebut membahas tentang budaya politik partisipan. Secara ringkas, dibahas mengenai:
1) Pengertian budaya politik partisipan yaitu budaya politik yang mendukung terbentuknya sistem politik demokratis dan stabil dimana masyarakat berperan aktif dalam politik.
2) Bentuk-bentuk budaya politik partisipan seperti menjadi anggota masyarakat yang independen dan bertanggung jawab serta berpartisipasi dalam
Budaya politik adalah orientasi masyarakat terhadap sistem politik meliputi pengetahuan, perasaan, dan penilaian. Terdapat tiga tipe budaya politik yaitu parokial (terbatas), subjek (patuh pasif), dan partisipatif (aktif berperan). Unsur-unsur budaya politik perlu dikembangkan untuk mendukung demokrasi.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, ciri-ciri, jenis, faktor penyebab, dan budaya politik yang berkembang di Indonesia. Secara khusus, budaya politik didefinisikan sebagai pola perilaku masyarakat dalam kehidupan bernegara yang mencakup nilai-nilai, sikap, dan kebiasaan masyarakat dalam politik.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan tipe-tipe budaya politik yang berkembang di Indonesia, termasuk faktor-faktor yang mempengaruhinya. Budaya politik diartikan sebagai sistem nilai bersama masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan publik. Terdapat tiga tipe budaya politik menurut Almond dan Verba, yaitu parokial, subjek, dan partisipan. Di Indonesia, budaya politik tradisional, Islam,
Dokumen tersebut membahas tentang budaya politik, termasuk pengertian, komponen-komponen, dan tipe-tipe budaya politik. Secara khusus, dibahas definisi budaya politik menurut para ahli seperti Rusadi Sumintapura dan Gabriel Almond, komponen-komponen budaya politik menurut Almond dan Verba, serta tipe-tipe budaya politik berdasarkan sikap dan orientasi politik.
Dokumen tersebut membahas tentang budaya politik partisipan, termasuk bentuk-bentuk partisipasi politik konvensional dan non-konvensional, penyebab timbulnya gerakan partisipasi politik, dan contoh penerapan budaya politik partisipan.
[Ringkasan]
Budaya politik merujuk pada orientasi individu dan masyarakat terhadap sistem politik, yang terdiri atas tingkat individu dan masyarakat. Orientasi politik mencakup pengetahuan, perasaan, dan penilaian terhadap sistem politik. Sosialisasi politik adalah proses pembentukan orientasi politik melalui agen-agen seperti keluarga, sekolah, dan media.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan perkembangan budaya politik di Indonesia. Secara garis besar, dokumen menjelaskan bahwa pada masa Orde Lama budaya politik di Indonesia bersifat parokial dimana partisipasi dan kesadaran politik masyarakat masih rendah. Dokumen juga membahas dampak perkembangan budaya politik terhadap stabilitas politik dan peran partai politik dalam penyusunan kebijakan.
Budaya politik merupakan sistem nilai dan keyakinan yang dimiliki bersama oleh masyarakat. Budaya politik mencakup pengetahuan, adat istiadat, tahayul, dan mitos yang terkait dengan aspek politik. Budaya politik dapat dilihat dari aspek doktrin dan bentuknya, serta menyangkut masalah nilai-nilai dan sikap normatif masyarakat.
Dokumen tersebut membahas tentang budaya politik di Indonesia. Terdapat beberapa definisi budaya politik dari para ahli, perbedaan budaya politik masyarakat pedesaan dan perkotaan, faktor yang mempengaruhinya, serta jenis-jenis budaya politik yang berkembang di Indonesia seperti budaya politik tradisional, Islam, dan modern.
Dokumen tersebut membahas tentang budaya politik yang terdiri dari orientasi masyarakat terhadap sistem politik meliputi orientasi kognitif, afektif, dan evaluatif. Budaya politik dibagi menjadi tiga tipe yaitu parokial, subjek, dan partisipan, serta adanya budaya politik campuran dimana sebagian aktif berpolitik dan sebagian lagi pasif.
Sosialisasi Budaya Politik dan Partai Politik di Indonesia kwn group 3Ega Saputra
1. Dokumen tersebut membahas tentang sosialisasi budaya politik dan partai politik, termasuk pengertian budaya politik, sosialisasi politik, metode dan proses sosialisasi politik, serta manfaat dari sosialisasi politik.
Dokumen tersebut membahas tentang budaya politik, yang didefinisikan sebagai pola perilaku masyarakat dalam kehidupan bernegara. Dibahas pula bagian-bagian budaya politik seperti budaya politik apatis, mobilisasi, dan partisipatif. Juga disebutkan penyebab dan contoh budaya politik parokial, kaula, dan partisipan.
El documento describe el estreñimiento adquirido, el dolicomegasigma y sus causas y síntomas. Explica los mecanismos de la continencia anal y describe el dolicolon y megacolon, sus etiologías y manifestaciones clínicas. También analiza las causas psicológicas del estreñimiento en niños y la etapa erógena anal desde la perspectiva de Freud. El documento fue escrito por la residente Natali Cheng de la Universidad de Carabobo para la revista Gastrohnup en el año 2003.
1. A Learning Management System (LMS) is software that manages and delivers educational content, tracks progress, and identifies learning goals for students.
2. LMS platforms range from systems that manage training records to software that delivers online or hybrid college courses. They are used by schools, universities, corporations, and other organizations for online learning.
3. Key functions of LMSs include administering student registration and courses, tracking test scores and completion status, and providing personalized access to course materials for students.
Michelle Brynkus managed and edited several projects for the Canadian Electricity Association in 2015, including developing an interactive online version of the Sustainable Electricity annual report, promotional postcards for the report, and communications strategies to promote both. She also edited reports on electric utility innovation and the importance of standards in the electric utility industry. Additionally, she planned the 2015 CEA Communications Symposium and developed templates and distributions for CEA member communiques and newsletters.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan tipe-tipe budaya politik yang berkembang di Indonesia, termasuk faktor-faktor yang mempengaruhinya. Budaya politik diartikan sebagai sistem nilai bersama masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan publik. Terdapat tiga tipe budaya politik menurut Almond dan Verba, yaitu parokial, subjek, dan partisipan. Di Indonesia, budaya politik tradisional, Islam,
Dokumen tersebut membahas tentang budaya politik, termasuk pengertian, komponen-komponen, dan tipe-tipe budaya politik. Secara khusus, dibahas definisi budaya politik menurut para ahli seperti Rusadi Sumintapura dan Gabriel Almond, komponen-komponen budaya politik menurut Almond dan Verba, serta tipe-tipe budaya politik berdasarkan sikap dan orientasi politik.
Dokumen tersebut membahas tentang budaya politik partisipan, termasuk bentuk-bentuk partisipasi politik konvensional dan non-konvensional, penyebab timbulnya gerakan partisipasi politik, dan contoh penerapan budaya politik partisipan.
[Ringkasan]
Budaya politik merujuk pada orientasi individu dan masyarakat terhadap sistem politik, yang terdiri atas tingkat individu dan masyarakat. Orientasi politik mencakup pengetahuan, perasaan, dan penilaian terhadap sistem politik. Sosialisasi politik adalah proses pembentukan orientasi politik melalui agen-agen seperti keluarga, sekolah, dan media.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan perkembangan budaya politik di Indonesia. Secara garis besar, dokumen menjelaskan bahwa pada masa Orde Lama budaya politik di Indonesia bersifat parokial dimana partisipasi dan kesadaran politik masyarakat masih rendah. Dokumen juga membahas dampak perkembangan budaya politik terhadap stabilitas politik dan peran partai politik dalam penyusunan kebijakan.
Budaya politik merupakan sistem nilai dan keyakinan yang dimiliki bersama oleh masyarakat. Budaya politik mencakup pengetahuan, adat istiadat, tahayul, dan mitos yang terkait dengan aspek politik. Budaya politik dapat dilihat dari aspek doktrin dan bentuknya, serta menyangkut masalah nilai-nilai dan sikap normatif masyarakat.
Dokumen tersebut membahas tentang budaya politik di Indonesia. Terdapat beberapa definisi budaya politik dari para ahli, perbedaan budaya politik masyarakat pedesaan dan perkotaan, faktor yang mempengaruhinya, serta jenis-jenis budaya politik yang berkembang di Indonesia seperti budaya politik tradisional, Islam, dan modern.
Dokumen tersebut membahas tentang budaya politik yang terdiri dari orientasi masyarakat terhadap sistem politik meliputi orientasi kognitif, afektif, dan evaluatif. Budaya politik dibagi menjadi tiga tipe yaitu parokial, subjek, dan partisipan, serta adanya budaya politik campuran dimana sebagian aktif berpolitik dan sebagian lagi pasif.
Sosialisasi Budaya Politik dan Partai Politik di Indonesia kwn group 3Ega Saputra
1. Dokumen tersebut membahas tentang sosialisasi budaya politik dan partai politik, termasuk pengertian budaya politik, sosialisasi politik, metode dan proses sosialisasi politik, serta manfaat dari sosialisasi politik.
Dokumen tersebut membahas tentang budaya politik, yang didefinisikan sebagai pola perilaku masyarakat dalam kehidupan bernegara. Dibahas pula bagian-bagian budaya politik seperti budaya politik apatis, mobilisasi, dan partisipatif. Juga disebutkan penyebab dan contoh budaya politik parokial, kaula, dan partisipan.
El documento describe el estreñimiento adquirido, el dolicomegasigma y sus causas y síntomas. Explica los mecanismos de la continencia anal y describe el dolicolon y megacolon, sus etiologías y manifestaciones clínicas. También analiza las causas psicológicas del estreñimiento en niños y la etapa erógena anal desde la perspectiva de Freud. El documento fue escrito por la residente Natali Cheng de la Universidad de Carabobo para la revista Gastrohnup en el año 2003.
1. A Learning Management System (LMS) is software that manages and delivers educational content, tracks progress, and identifies learning goals for students.
2. LMS platforms range from systems that manage training records to software that delivers online or hybrid college courses. They are used by schools, universities, corporations, and other organizations for online learning.
3. Key functions of LMSs include administering student registration and courses, tracking test scores and completion status, and providing personalized access to course materials for students.
Michelle Brynkus managed and edited several projects for the Canadian Electricity Association in 2015, including developing an interactive online version of the Sustainable Electricity annual report, promotional postcards for the report, and communications strategies to promote both. She also edited reports on electric utility innovation and the importance of standards in the electric utility industry. Additionally, she planned the 2015 CEA Communications Symposium and developed templates and distributions for CEA member communiques and newsletters.
Designing multi-device learning practice with Adobe CaptivateLouise Lee
This document describes the design and development of multi-device language practice for English language learners using the ADDIE instructional design model. The analysis identified students' needs to improve listening skills through additional self-paced practice accessible on different devices. Design criteria from the LORI were used. Lessons were developed in Adobe Captivate to be device-agnostic and include videos, questions, and feedback. Implementation involved students completing the practice in labs or at home. Evaluations found high student motivation and usability, that it enabled self-paced learning, and generally improved listening skills. Instructors saw benefits but noted the initial development costs.
Rol del abogado en la inv criminal_IAFJSRMauri Rojas
Instituto Academia de Formación Jurídica Simón Rodríguez
“Enseñanza Jurídica que transforma vidas”.
Somos una institución de Educación de Adultos, que germina legalmente el 17 de Julio del Año 2014, siendo registrada en el Ministerio del Poder Popular Para las Relaciones Interiores y Justicia, Servicio Autónomo de Registros y Notarias y ante los órganos educativos del Estado Venezolano, entre los que destacan el INCES y el Ministerio del Poder Popular para la Educación, dedicada a la formación de los futuros profesionales en el derecho en su fase incipiente, preparándolo para entender, comprender y desarrollar exitosamente su futura profesión y mejorar las habilidades y destrezas de profesionales que ya estén en su ejercicio profesional.
Estamos ubicados en la Ciudad de Maracay Estado Aragua – Venezuela
www.iafjsr.com.ve
La Internet es una red global que permite compartir archivos e información de forma universal y económica desde 1964. Se ha vuelto indispensable para buscar información, trabajar y comunicarse, pero también plantea riesgos como la adicción y revelar datos personales, por lo que se deben establecer reglas claras para un uso seguro y responsable, especialmente entre los jóvenes.
Accesibilidad web para los usuarios con discapacidadAtuestaDaniel
Este documento discute la accesibilidad web para usuarios con discapacidad. Explica que los diseñadores de sitios web deben asegurar que sus sitios sean accesibles para todos los usuarios, independientemente de sus capacidades. Detalla varios tipos de discapacidades como visuales, auditivas, motrices y cognitivas, y los obstáculos que enfrentan los usuarios con cada una de ellas al acceder contenido en la web. Además, cubre las organizaciones y reglas que promueven el diseño de sitios accesibles para todos.
The document provides information about upcoming events and services at Hayes Free Church in November and December 2015. It includes details about Remembrance Sunday services, visiting preachers, prayer meetings, fellowship groups, and choir performances. It also provides contact information for church leaders and announcements about members of the congregation.
Working Knowledge is a social enterprise that partners with colleges and schools to help prepare young people for the workplace. They have worked with 17 colleges, 3 schools, 23,000 learners, 2,300 staff members and 3,850 businesses. Their programs include employer awareness events, live brief projects with employers, and staff training. Evaluations found their programs improved students' employability skills like communication, business awareness, teamwork and problem solving. Business volunteers also reported improved understanding of how to engage with students and felt their participation was valuable. Working Knowledge aims to expand these successful programs in the upcoming academic year.
Este documento contiene varios ejercicios de gramática española sobre género y número de sustantivos, conjugación de verbos en diferentes tiempos y personas, y corrección de frases incorrectas. Los ejercicios ayudan a estudiantes como Hiro a practicar y reforzar conceptos gramaticales básicos.
Este documento presenta el resumen curricular de Yorlenis Carrasco. Detalla su educación formal en primaria, secundaria y nivel superior en la Universidad de Panamá en producción y dirección de radio, cine y televisión. También enumera cursos y experiencias laborales previas en ventas y como redactora y locutora de noticias. Finalmente, expone sus metas profesionales de obtener un diploma en producción audiovisual, realizar una maestría en España y trabajar en medios audiovisuales para ganar más experiencia antes de crear su prop
Third quarter 2015 results showed:
- Completion of nationwide 4G LTE network covering 99% of customers and 83% of data traffic on this network
- Service revenue of $58 million from termination of rewards points program
- Postpaid churn of 1.41% reflecting improved customer satisfaction levels
- Strong growth in data usage and adoption of data-centric devices
- Ongoing cost management initiatives lowered expenses
- Increased guidance for operating cash flow and adjusted EBITDA due to strong growth in these measures.
Este documento es la Ley 527 de 1999 de Colombia, la cual define y reglamenta el acceso y uso de mensajes de datos, comercio electrónico y firmas digitales. Establece que los mensajes de datos tendrán validez legal y fuerza probatoria. Además, crea las entidades de certificación y dictamina otras disposiciones relacionadas con las comunicaciones y transacciones electrónicas.
El documento explica el proceso de corrosión galvánica que ocurre cuando dos metales diferentes entran en contacto en presencia de un electrolito como agua. La corrosión galvánica ocurre cuando los electrones fluyen de un metal más activo a uno menos activo, causando la oxidación del metal más activo. La serie galvánica predice qué metal se corroerá, siendo los más activos los que se corroen primero. Algunas formas de prevenir la corrosión galvánica son usar electrodos de sacrificio, fuentes de electrones, o recub
A empresa de tecnologia anunciou um novo smartphone com câmera aprimorada, maior tela e bateria de longa duração. O dispositivo também possui processador mais rápido e armazenamento expansível. O novo modelo será lançado em outubro por um preço inicial de US$799.
1. Budaya politik adalah sistem nilai dan keyakinan yang dimiliki bersama oleh masyarakat sebagai pedoman dalam aktivitas politik.
2. Budaya politik melibatkan proses pembuatan kebijakan pemerintah, kegiatan partai politik, dan perilaku aparat negara.
3. Terdapat orientasi kognitif, afektif, dan evaluatif serta objek politik umum, output, dan input dalam budaya politik.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian budaya politik menurut para ahli. Secara umum, budaya politik adalah nilai-nilai dan pola perilaku masyarakat dalam kehidupan politik dan pemerintahan. Budaya politik meliputi pandangan, sikap, norma, dan orientasi masyarakat terhadap politik. Dokumen tersebut juga menjelaskan ciri-ciri dan bagian-bagian dari budaya politik serta macam-macam jenis budaya politik.
Budaya politik merupakan sistem nilai dan keyakinan yang dimiliki bersama oleh masyarakat terkait sistem politik dan isu-isu politik. Ia terbentuk melalui proses sosialisasi politik seumur hidup dan dipengaruhi oleh berbagai agen seperti keluarga, sekolah, dan partai politik. Budaya politik memiliki berbagai komponen, tipe, dan tingkatan partisipasi politik anggota masyarakat.
Budaya politik adalah orientasi masyarakat terhadap sistem politik dan proses politik di lingkungannya. Terdapat tiga tipe budaya politik menurut tingkat kesadaran dan partisipasi masyarakat: parokial (pasif), subjek (sedikit partisipasi), dan partisipan (aktif berpartisipasi dalam proses politik). Perkembangan budaya politik dipengaruhi oleh faktor pendidikan, ekonomi, dan reformasi politik.
Budaya politik partisipan adalah tipe budaya politik ideal dimana masyarakatnya memiliki kesadaran dan minat tinggi terhadap politik pemerintahan serta mampu berperan aktif dalam proses pengambilan keputusan politik dan penilaian kebijakan pemerintah.
Dokumen tersebut membahas tentang budaya politik partisipan. Secara ringkas, budaya politik partisipan adalah budaya politik yang mendukung terbentuknya sistem politik demokratis dan stabil dimana warga negara berperan aktif dalam politik dengan memahami hak dan tanggung jawab kewarganegaraan. Dokumen juga membahas bentuk-bentuk dan contoh budaya politik partisipan serta budaya politik yang bertentangan dengan semangat pembangun
Dokumen tersebut membahas tentang budaya politik, yang didefinisikan sebagai konfigurasi orientasi politik suatu kelompok. Dokumen ini menjelaskan unsur-unsur budaya politik menurut beberapa ahli seperti orientasi, sikap, nilai-nilai, dan pengetahuan terhadap sistem politik. Dokumen ini juga membahas faktor, bagian, dan masalah yang berkaitan dengan budaya politik.
Rpp ppkn sma xi bab 1 sd 9 daripertemuan awal sd akhir diberikan gratis untuk siapa saja untuk bahan pertimbangan jika ada kesalahan mohon kirim email ke dasepggl@gmail.com ataus sms ke 0856 5990 0626
Este documento parece ser una lista de nombres y direcciones. Contiene más de 200 entradas con los nombres de personas y parejas, seguidos de sus direcciones. Las direcciones incluyen nombres de calles, pueblos y ciudades en Indonesia.
Proposal ini meminta dana sebesar Rp1.750.000 untuk seragam, biaya pendaftaran, dan konsumsi tim sepak bola Garlo FC dalam mengikuti turnamen di Laiworu pada 3 Maret 2017 guna mengembangkan bakat pemuda dan memajukan sepak bola di masyarakat.
Surat pernyataan yang berisi 10 poin pernyataan dari Lilis Fitra Saswati Arsil tentang statusnya yang tidak pernah dihukum, diberhentikan tidak hormat, menjadi calon pegawai, menjadi pengurus partai, terikat kerja, bersedia tidak menikah dan ditempatkan di seluruh Indonesia, serta bersedia mengembalikan biaya seleksi dan pelatihan jika mengundurkan diri.
Surat pernyataan yang ditandatangani oleh Fajar Aswati yang menyatakan bahwa dirinya tidak pernah dihukum, diberhentikan tidak hormat, menjadi calon pegawai negeri, menjadi pengurus partai politik, sedang terikat kontrak kerja, bersedia tidak menikah selama 6 bulan, ditempatkan di seluruh Indonesia, mengembalikan biaya seleksi jika mengundurkan diri, dan mengganti biaya enam kali lipat jika mengundurkan
This document contains reports from midwives at the Paramata Raha Midwifery Academy in Muna Regency on their targets for antenatal care, infant care, postnatal care, and family planning in 2017. The reports provide the midwife's name, student ID number, and academic institution for each of their assigned targets.
Dokumen tersebut membahas tentang makromolekul yang terdiri dari berbagai jenis seperti karbohidrat, lipid, dan protein. Karbohidrat dibagi menjadi monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Lipid terdiri dari lemak, fosfolipid, dan steroid. Sedangkan protein tersusun atas kombinasi asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida. Ketiga makromolekul ini memainkan peran penting dalam struktur dan metabolisme sel.
Pemimpin perlu memahami karakteristik karyawan sesuai teori X, Y, dan Z McGregor. Teori X mengasumsikan karyawan malas, teori Y mengasumsikan karyawan akan bekerja keras jika kondisinya tepat, teori Z menekankan partisipasi karyawan. Pemimpin harus mengembangkan kompetensi karyawan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Membangun budaya kepemimpinan penting agar kaderisasi terj
Tes akhir semester mata pelajaran Seni Budaya di SMK Kelautan dan Perikanan Raha meliputi berbagai aspek seni seperti seni rupa, musik, tari, dan drama. Soal-soalnya mencakup pengetahuan tentang sejarah seni, tokoh-tokoh seniman, unsur-unsur karya seni, dan fungsi seni dalam kehidupan. Ujian ini dimaksudkan untuk menilai pemahaman siswa terhadap berbagai aspek seni.
1. Karsinoma tulang adalah pertumbuhan sel ganas abnormal pada tulang dan jaringan terkaitnya.
2. Penyebabnya belum jelas tetapi kemungkinan termasuk genetik, radiasi, bahan kimia, dan trauma.
3. Gejalanya berupa nyeri tulang, bengkak, dan fraktur patologis yang dapat menyebar ke organ lain.
Undangan sosialisasi program tanaman jagung kuning kecamatan Lasalepa yang akan diselenggarakan pada tanggal 7 Maret 2017 pukul 09.00 di Balai Pertemuan Desa Labone. Kehadiran para tokoh masyarakat, tokoh agama, kelompok tani, dan aparat desa sangat diharapkan.
1. i
BAB I
PENDAHULUAN
Kehidupan manusia di dalam masyarakat, memiliki peranan penting dalam sistem politik
suatu negara. Manusia dalam kedudukannya sebagai makhluk sosial, senantiasa akan
berinteraksi dengan manusia lain dalam upaya mewujudkan kebutuhan hidupnya. Kebutuhan
hidup manusia tidak cukup yang bersifat dasar, seperti makan, minum, biologis, pakaian dan
papan (rumah). Lebih dari itu, juga mencakup kebutuhan akan pengakuan eksistensi diri dan
penghargaan dari orang lain dalam bentuk pujian, pemberian upah kerja, status sebagai
anggota masyarakat, anggota suatu partai politik tertentu dan sebagainya.
Setiap warga negara, dalam kesehariannya hampir selalu bersentuhan dengan aspek-aspek
politik praktis baik yang bersimbol maupun tidak. Dalam proses pelaksanaannya dapat terjadi
secara langsung atau tidak langsung dengan praktik-praktik politik. Jika secara tidak
langsung, hal ini sebatas mendengar informasi, atau berita-berita tentang peristiwa politik
yang terjadi. Dan jika seraca langsung, berarti orang tersebut terlibat dalam peristiwa politik
tertentu.
Kehidupan politik yang merupakan bagian dari keseharian dalam interaksi antar warga
negara dengan pemerintah, dan institusi-institusi di luar pemerintah (non-formal), telah
menghasilkan dan membentuk variasi pendapat, pandangan dan pengetahuan tentang praktik-
praktik perilaku politik dalam semua sistem politik. Oleh karena itu, seringkali kita bisa
melihat dan mengukur pengetahuan-pengetahuan, perasaan dan sikap warga negara terhadap
negaranya, pemerintahnya, pemimpim politik dan lai-lain.
Budaya politik, merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat dengan ciri-ciri yang lebih
khas. Istilah budaya politik meliputi masalah legitimasi, pengaturan kekuasaan, proses
pembuatan kebijakan pemerintah, kegiatan partai-partai politik, perilaku aparat negara, serta
gejolak masyarakat terhadap kekuasaan yang memerintah.
Kegiatan politik juga memasuki dunia keagamaan, kegiatan ekonomi dan sosial, kehidupan
pribadi dan sosial secara luas. Dengan demikian, budaya politik langsung mempengaruhi
kehidupan politik dan menentukan keputusan nasional yang menyangkut pola pengalokasian
sumber-sumber masyarakat.
2. i
BAB II
PENGERTIAN BUDAYA POLITIK
A. Pengertian Umum Budaya Politik
Budaya politik merupakan sistem nilai dan keyakinan yang dimiliki bersama oleh
masyarakat. Namun, setiap unsur masyarakat berbeda pula budaya politiknya, seperti antara
masyarakat umum dengan para elitenya. Seperti juga di Indonesia, menurut Benedict R. O’G
Anderson, kebudayaan Indonesia cenderung membagi secara tajam antara kelompok elite
dengan kelompok massa.
Almond dan Verba mendefinisikan budaya politik sebagai suatu sikap orientasi yang khas
warga negara terhadap sistem politik dan aneka ragam bagiannya, dan sikap terhadap peranan
warga negara yang ada di dalam sistem itu. Dengan kata lain, bagaimana distribusi pola-pola
orientasi khusus menuju tujuan politik diantara masyarakat bangsa itu. Lebih jauh mereka
menyatakan, bahwa warga negara senantiasa mengidentifikasikan diri mereka dengan simbol-
simbol dan lembaga kenegaraan berdasarkan orientasi yang mereka miliki. Dengan orientasi
itu pula mereka menilai serta mempertanyakan tempat dan peranan mereka di dalam sistem
politik.
Berikut ini adalah beberapa pengertian budaya politik yang dapat dijadikan sebagai pedoman
untuk lebih memahami secara teoritis sebagai berikut :
a. Budaya politik adalah aspek politik dari nilai-nilai yang terdiri atas pengetahuan, adat
istiadat, tahayul, dan mitos. Kesemuanya dikenal dan diakui oleh sebagian besar masyarakat.
Budaya politik tersebut memberikan rasional untuk menolak atau menerima nilai-nilai dan
norma lain.
b. Budaya politik dapat dilihat dari aspek doktrin dan aspek generiknya. Yang pertama
menekankan pada isi atau materi, seperti sosialisme, demokrasi, atau nasionalisme. Yang
kedua (aspek generik) menganalisis bentuk, peranan, dan ciri-ciri budaya politik, seperti
militan, utopis, terbuka, atau tertutup.
c. Hakikat dan ciri budaya politik yang menyangkut masalah nilai-nilai adalah prinsip
dasar yang melandasi suatu pandangan hidup yang berhubungan dengan masalah tujuan.
d. Bentuk budaya politik menyangkut sikap dan norma, yaitu sikap terbuka dan tertutup,
tingkat militansi seseorang terhadap orang lain dalam pergaulan masyarakat. Pola
kepemimpinan (konformitas atau mendorong inisiatif kebebasan), sikap terhadap mobilitas
(mempertahankan status quo atau mendorong mobilitas), prioritas kebijakan (menekankan
ekonomi atau politik).
Dengan pengertian budaya politik di atas, nampaknya membawa kita pada suatu pemahaman
konsep yang memadukan dua tingkat orientasi politik, yaitu sistem dan individu. Dengan
orientasi yang bersifat individual ini, tidaklah berarti bahwa dalam memandang sistem
3. i
politiknya kita menganggap masyarakat akan cenderung bergerak ke arah individualisme.
Jauh dari anggapan yang demikian, pandangan ini melihat aspek individu dalam orientasi
politik hanya sebagai pengakuan akan adanya fenomena dalam masyarakat secara
keseluruhan tidak dapat melepaskan diri dari orientasi individual.
B. Pengertian Budaya Politik Menurut Para Ahli
Terdapat banyak sarjana ilmu politik yang telah mengkaji tema budaya politik, sehingga
terdapat variasi konsep tentang budaya politik yang kita ketahui. Namun bila diamati dan
dikaji lebih jauh, tentang derajat perbedaan konsep tersebut tidaklah begitu besar, sehingga
tetap dalam satu pemahaman dan rambu-rambu yang sama. Berikut ini merupakan pengertian
dari beberapa ahli ilmu politik tentang budaya politik.
a. Rusadi Sumintapura
Budaya politik tidak lain adalah pola tingkah laku individu dan orientasinya terhadap
kehidupan politik yang dihayati oleh para anggota suatu sistem politik.
b. Sidney Verba
Budaya politik adalah suatu sistem kepercayaan empirik, simbol-simbol ekspresif dan nilai-
nilai yang menegaskan suatu situasi dimana tindakan politik dilakukan.
c. Alan R. Ball
Budaya politik adalah suatu susunan yang terdiri dari sikap, kepercayaan, emosi dan nilai-
nilai masyarakat yang berhubungan dengan sistem politik dan isu-isu politik.
d. Austin Ranney
Budaya politik adalah seperangkat pandangan-pandangan tentang politik dan pemerintahan
yang dipegang secara bersama-sama; sebuah pola orientasi-orientasi terhadap objek-objek
politik.
e. Gabriel A. Almond dan G. Bingham Powell, Jr.
Budaya politik berisikan sikap, keyakinan, nilai dan keterampilan yang berlaku bagi seluruh
populasi, juga kecenderungan dan pola-pola khusus yang terdapat pada bagian-bagian
tertentu dari populasi.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut diatas (dalam arti umum atau menurut para ahli),
maka dapat ditarik beberapa batasan konseptual tentang budaya politik sebagai berikut :
Pertama : bahwa konsep budaya politik lebih mengedepankan aspek-aspek non-perilaku
aktual berupa tindakan, tetapi lebih menekankan pada berbagai perilaku non-aktual seperti
orientasi, sikap, nilai-nilai dan kepercayaan-kepercayaan. Hal inilah yang
menyebabkan Gabriel A. Almond memandang bahwa budaya politik adalah dimensi
psikologis dari sebuah sistem politik yang juga memiliki peranan penting berjalannya sebuah
sistem politik.
Kedua : hal-hal yang diorientasikan dalam budaya politik adalah sistem politik, artinya setiap
berbicara budaya politik maka tidak akan lepas dari pembicaraan sistem politik. Hal-hal yang
diorientasikan dalam sistem politik, yaitu setiap komponen-komponen yang terdiri dari
4. i
komponen-komponen struktur dan fungsi dalam sistem politik. Seseorang akan memiliki
orientasi yang berbeda terhadap sistem politik, dengan melihat fokus yang diorientasikan,
apakah dalam tataran struktur politik, fungsi-fungsi dari struktur politik, dan gabungan dari
keduanya. Misal orientasi politik terhadap lembaga politik terhadap lembaga legislatif,
eksekutif dan sebagainya.
Ketiga : budaya politik merupakan deskripsi konseptual yang menggambarkan komponen-
komponen budaya politik dalam tataran masif (dalam jumlah besar), atau mendeskripsikan
masyarakat di suatu negara atau wilayah, bukan per-individu. Hal ini berkaitan dengan
pemahaman, bahwa budaya politik merupakan refleksi perilaku warga negara secara massal
yang memiliki peran besar bagi terciptanya sistem politik yang ideal.
2. Komponen-Komponen Budaya Politik
Seperti dikatakan oleh Gabriel A. Almond dan G. Bingham Powell, Jr., bahwa budaya politik
merupakan dimensi psikologis dalam suatu sistem politik. Maksud dari pernyataan ini
menurut Ranney, adalah karena budaya politik menjadi satu lingkungan psikologis, bagi
terselenggaranya konflik-konflik politik (dinamika politik) dan terjadinya proses pembuatan
kebijakan politik. Sebagai suatu lingkungan psikologis, maka komponen-komponen berisikan
unsur-unsur psikis dalam diri masyarakat yang terkategori menjadi beberapa unsur.
C. TIPE-TIPE BUDAYA POLITIK
1. Berdasarkan Sikap Yang Ditunjukkan
Pada negara yang memiliki sistem ekonomi dan teknologi yang kompleks, menuntut kerja
sama yang luas untuk memperpadukan modal dan keterampilan. Jiwa kerja sama dapat
diukur dari sikap orang terhadap orang lain. Pada kondisi ini budaya politik memiliki
kecenderungan sikap ”militan” atau sifat ”tolerasi”.
a. Budaya Politik Militan
Budaya politik dimana perbedaan tidak dipandang sebagai usaha mencari alternatif yang
terbaik, tetapi dipandang sebagai usaha jahat dan menantang. Bila terjadi kriris, maka yang
dicari adalah kambing hitamnya, bukan disebabkan oleh peraturan yang salah, dan masalah
yang mempribadi selalu sensitif dan membakar emosi.
b. Budaya Politik Toleransi
Budaya politik dimana pemikiran berpusat pada masalah atau ide yang harus dinilai, berusaha
mencari konsensus yang wajar yang mana selalu membuka pintu untuk bekerja sama. Sikap
netral atau kritis terhadap ide orang, tetapi bukan curiga terhadap orang.
Jika pernyataan umum dari pimpinan masyarakat bernada sangat militan, maka hal itu dapat
menciptakan ketegangan dan menumbuhkan konflik. Kesemuanya itu menutup jalan bagi
pertumbuhan kerja sama. Pernyataan dengan jiwa tolerasi hampir selalu mengundang kerja
sama. Berdasarkan sikap terhadap tradisi dan perubahan. Budaya Politik terbagi atas :
a. Budaya Politik Yang memiliki Sikap Mental Absolut
5. i
Budaya politik yang mempunyai sikap mental yang absolut memiliki nilai-nilai dan
kepercayaan yang. dianggap selalu sempurna dan tak dapat diubah lagi. Usaha yang
diperlukan adalah intensifikasi dari kepercayaan, bukan kebaikan. Pola pikir demikian hanya
memberikan perhatian pada apa yang selaras dengan mentalnya dan menolak atau menyerang
hal-hal yang baru atau yang berlainan (bertentangan). Budaya politik yang bernada absolut
bisa tumbuh dari tradisi, jarang bersifat kritis terhadap tradisi, malah hanya berusaha
memelihara kemurnian tradisi. Maka, tradisi selalu dipertahankan dengan segala kebaikan
dan keburukan. Kesetiaan yang absolut terhadap tradisi tidak memungkinkan pertumbuhan
unsur baru.
b. Budaya Politik Yang memiliki Sikap Mental Akomodatif
Struktur mental yang bersifat akomodatif biasanya terbuka dan sedia menerima apa saja yang
dianggap berharga. Ia dapat melepaskan ikatan tradisi, kritis terhadap diri sendiri, dan
bersedia menilai kembali tradisi berdasarkan perkembangan masa kini.
Tipe absolut dari budaya politik sering menganggap perubahan sebagai suatu yang
membahayakan. Tiap perkembangan baru dianggap sebagai suatu tantangan yang berbahaya
yang harus dikendalikan. Perubahan dianggap sebagai penyimpangan. Tipe akomodatif dari
budaya politik melihat perubahan hanya sebagai salah satu masalah untuk dipikirkan.
Perubahan mendorong usaha perbaikan dan pemecahan yang lebih sempurna.
1. Berdasarkan Orientasi Politiknya
Realitas yang ditemukan dalam budaya politik, ternyata memiliki beberapa variasi.
Berdasarkan orientasi politik yang dicirikan dan karakter-karakter dalam budaya politik,
maka setiap sistem politik akan memiliki budaya politik yang berbeda. Perbedaan ini
terwujud dalam tipe-tipe yang ada dalam budaya politik yang setiap tipe memiliki
karakteristik yang berbeda-beda.
Dari realitas budaya politik yang berkembang di dalam masyarakat, Gabriel
Almond mengklasifikasikan budaya politik sebagai berikut :
a. Budaya politik parokial (parochial political culture), yaitu tingkat partisipasi politiknya
sangat rendah, yang disebabkan faktor kognitif (misalnya tingkat pendidikan relatif
rendah).
b. Budaya politik kaula (subyek political culture), yaitu masyarakat bersangkutan sudah
relatif maju (baik sosial maupun ekonominya) tetapi masih bersifat pasif.
c. Budaya politik partisipan (participant political culture), yaitu budaya politik yang
ditandai dengan kesadaran politik sangat tinggi.
Dalam kehidupan masyarakat, tidak menutup kemungkinan bahwa terbentuknya budaya
politik merupakan gabungan dari ketiga klasifikasi tersebut di atas.
6. i
budaya politik Menurut Garbel Alomond Menjadi 3 bagian sebagai berikut
No Budaya Politik Uraian / Keterangan
1. Parokial
a. Frekuensi orientasi terhadap sistem sebagai obyek umum,
obyek-obyek input, obyek-obyek output, dan pribadi sebagai
partisipan aktif mendekati nol.
b. Tidak terdapat peran-peran politik yang khusus dalam
masyarakat.
c. Orientasi parokial menyatakan alpanya harapan-harapan
akan perubahan yang komparatif yang diinisiasikan oleh sistem
politik.
d. Kaum parokial tidak mengharapkan apapun dari sistem
politik.
e. Parokialisme murni berlangsung dalam sistem tradisional
yang lebih sederhana dimana spesialisasi politik berada pada
jenjang sangat minim.
f. Parokialisme dalam sistem politik yang diferensiatif lebih
bersifat afektif dan normatif dari pada kognitif.
2. Subyek/Kaula
a. Terdapat frekuensi orientasi politik yang tinggi terhadap
sistem politik yang diferensiatif dan aspek output dari sistem itu,
tetapi frekuensi orientasi terhadap obyek-obyek input secara
khusus, dan terhadap pribadi sebagai partisipan yang aktif
mendekati nol.
b. Para subyek menyadari akan otoritas pemerintah
c. Hubungannya terhadap sistem plitik secara umum, dan
terhadap output, administratif secara esensial merupakan
hubungan yang pasif.
d. Sering wujud di dalam masyarakat di mana tidak terdapat
struktur input yang terdiferensiansikan.
e. Orientasi subyek lebih bersifat afektif dan normatif
daripada kognitif.
3. Partisipan
a. Frekuensi orientasi politik sistem sebagai obyek umum,
obyek-obyek input, output, dan pribadi sebagai partisipan aktif
mendekati satu.
b. Bentuk kultur dimana anggota-anggota masyarakat
cenderung diorientasikan secara eksplisit terhadap sistem politik
secara komprehensif dan terhadap struktur dan proses politik
7. i
serta administratif (aspek input dan output sistem politik)
c. Anggota masyarakat partisipatif terhadap obyek politik
d. Masyarakat berperan sebagai aktivis.
Kondisi masyarakat dalam budaya politik partisipan mengerti bahwa mereka berstatus warga
negara dan memberikan perhatian terhadap sistem politik. Mereka memiliki kebanggaan
terhadap sistem politik dan memiliki kemauan untuk mendiskusikan hal tersebut. Mereka
memiliki keyakinan bahwa mereka dapat mempengaruhi pengambilan kebijakan publik
dalam beberapa tingkatan dan memiliki kemauan untuk mengorganisasikan diri dalam
kelompok-kelompok protes bila terdapat praktik-praktik pemerintahan yang tidak fair.
Budaya politik partisipan merupakan lahan yang ideal bagi tumbuh suburnya demokrasi. Hal
ini dikarenakan terjadinya harmonisasi hubungan warga negara dengan pemerintah, yang
ditunjukan oleh tingkat kompetensi politik, yaitu menyelesaikan sesuatu hal secara politik,
dan tingkat efficacy atau keberdayaan, karena mereka merasa memiliki setidaknya kekuatan
politik yang ditunjukan oleh warga negara. Oleh karena itu mereka merasa perlu untuk
terlibat dalam proses pemilu dan mempercayai perlunya keterlibatan dalam politik. Selain itu
warga negara berperan sebagai individu yang aktif dalam masyarakat secara sukarela, karena
adanya saling percaya (trust) antar warga negara. Oleh karena itu dalam konteks politik, tipe
budaya ini merupakan kondisi ideal bagi masyarakat secara politik.
Budaya Politik subyek lebih rendah satu derajat dari budaya politikpartisipan. Masyarakat
dalam tipe budaya ini tetap memiliki pemahaman yang sama sebagai warga negara dan
memiliki perhatian terhadap sistem politik, tetapi keterlibatan mereka dalam cara yang lebih
pasif. Mereka tetap mengikuti berita-berita politik, tetapi tidak bangga terhadap sistem politik
negaranya dan perasaan komitmen emosionalnya kecil terhadap negara. Mereka akan merasa
tidak nyaman bila membicarakan masalah-masalah politik.
Demokrasi sulit untuk berkembang dalam masyarakat dengan budaya politik subyek, karena
masing-masing warga negaranya tidak aktif. Perasaan berpengaruh terhadap proses politik
muncul bila mereka telah melakukan kontak dengan pejabat lokal. Selain itu mereka juga
memiliki kompetensi politik dan keberdayaan politik yang rendah, sehingga sangat sukar
untuk mengharapkan artisipasi politik yang tinggi, agar terciptanya mekanisme kontrol
terhadap berjalannya sistem politik.
Budaya Politik parokial merupakan tipe budaya politik yang paling rendah, yang didalamnya
masyarakat bahkan tidak merasakan bahwa mereka adalah warga negara dari suatu negara,
mereka lebih mengidentifikasikan dirinya pada perasaan lokalitas. Tidak terdapat kebanggaan
terhadap sistem politik tersebut. Mereka tidak memiliki perhatian terhadap apa yang terjadi
dalam sistem politik, pengetahuannya sedikit tentang sistem politik, dan jarang
membicarakan masalah-masalah politik.
8. i
Budaya politik ini juga mengindikasikan bahwa masyarakatnya tidak memiliki minat maupun
kemampuan untuk berpartisipasi dalam politik. Perasaan kompetensi politik dan keberdayaan
politik otomatis tidak muncul, ketika berhadapan dengan institusi-institusi politik. Oleh
karena itu terdapat kesulitan untuk mencoba membangun demokrasi dalam budaya politik
parokial, hanya bisa bila terdapat institusi-institusi dan perasaan kewarganegaraan baru.
Budaya politik ini bisa dtemukan dalam masyarakat suku-suku di negara-negara belum maju,
seperti di Afrika, Asia, dan Amerika Latin.
Namun dalam kenyataan tidak ada satupun negara yang memiliki budaya politik murni
partisipan, pariokal atau subyek. Melainkan terdapat variasi campuran di antara ketiga tipe-
tipe tersebut, ketiganya menurut Almond dan Verba tervariasi ke dalam tiga bentuk budaya
politik, yaitu :
a. Budaya politik subyek-parokial (the parochial- subject culture)
b. Budaya politik subyek-partisipan (the subject-participant culture)
c. Budaya politik parokial-partisipan (the parochial-participant culture)
Berdasarkan penggolongan atau bentuk-bentuk budaya politik di atas, dapat dibagi dalam tiga
model kebudayaan politik sebagai berikut :
Model-Model Kebudayaan Politik
Demokratik Industrial Sistem Otoriter Demokratis Pra Industrial
Dalam sistem ini cukup
banyak aktivis politik
untuk menjamin adanya
kompetisi partai-partai
poli-tik dan kehadiran
pemberian suara yang
besar.
Di sini jumlah industrial dan
modernis sebagian kecil,
meskipun terdapat
organisasi politik dan
partisipan politik seperti
mahasiswa, kaum in-
telektual dengan tindakan
persuasif menentang sis-tem
yang ada, tetapi seba-gian
besar jumlah rakyat hanya
menjadi subyek yang pasif.
Dalam sistem ini hanya
terdapat sedikit sekali
parti-sipan dan sedikit pula
keter-libatannya dalam
peme-rintahan
Pola kepemimpinan sebagai bagian dari budaya politik, menuntut konformitas atau
mendorong aktivitas. Di negara berkembang seperti Indonesia, pemerintah diharapkan makin
besar peranannya dalam pembangunan di segala bidang. Dari sudut penguasa, konformitas
menyangkut tuntutan atau harapan akan dukungan dari rakyat. Modifikasi atau kompromi
tidak diharapkan, apalagi kritik. Jika pemimpin itu merasa dirinya penting, maka dia
menuntut rakyat menunjukkan kesetiaannya yang tinggi. Akan tetapi, ada pula elite yang
menyadari inisiatif rakyat yang menentukan tingkat pembangunan, maka elite itu sedang
mengembangkan pola kepemimpinan inisiatif rakyat dengan tidak mengekang kebebasan.
9. i
Suatu pemerintahan yang kuat dengan disertai kepasifan yang kuat dari rakyat, biasanya
mempunyai budaya politik bersifat agama politik, yaitu politik dikembangkan berdasarkan
ciri-ciri agama yang cenderung mengatur secara ketat setiap anggota masyarakat. Budaya
tersebut merupakan usaha percampuran politik dengan ciri-ciri keagamaan yang dominan
dalam masyarakat tradisional di negara yang baru berkembang.
David Apter memberi gambaran tentang kondisi politik yang menimbulkan suatu agama
politik di suatu masyarakat, yaitu kondisi politik yang terlalu sentralistis dengan peranan
birokrasi atau militer yang terlalu kuat. Budaya politik para elite berdasarkan budaya politik
agama tersebut dapat mendorong atau menghambat pembangunan karena massa rakyat harus
menyesuaikan diri pada kebijaksanaan para elite politik.
Kondisi masyarakat dalam budaya politik partisipan mengerti bahwa mereka berstatus warga
negara dan memberikan perhatian terhadap sistem politik. Mereka memiliki kebanggaan
terhadap sistem politik dan memiliki kemauan untuk mendiskusikan hal tersebut. Mereka
memiliki keyakinan bahwa mereka dapat mempengaruhi pengambilan kebijakan publik
dalam beberapa tingkatan dan memiliki kemauan untuk mengorganisasikan diri dalam
kelompok-kelompok protes bila terdapat praktik-praktik pemerintahan yang tidak fair.
Budaya politik partisipan merupakan lahan yang ideal bagi tumbuh suburnya demokrasi. Hal
ini dikarenakan terjadinya harmonisasi hubungan warga negara dengan pemerintah, yang
ditunjukan oleh tingkat kompetensi politik, yaitu menyelesaikan sesuatu hal secara politik,
dan tingkat efficacy atau keberdayaan, karena mereka merasa memiliki setidaknya kekuatan
politik yang ditunjukan oleh warga negara. Oleh karena itu mereka merasa perlu untuk
terlibat dalam proses pemilu dan mempercayai perlunya keterlibatan dalam politik. Selain itu
warga negara berperan sebagai individu yang aktif dalam masyarakat secara sukarela, karena
adanya saling percaya (trust) antar warga negara. Oleh karena itu dalam konteks politik, tipe
budaya ini merupakan kondisi ideal bagi masyarakat secara politik.
Budaya Politik subyek lebih rendah satu derajat dari budaya politikpartisipan. Masyarakat
dalam tipe budaya ini tetap memiliki pemahaman yang sama sebagai warga negara dan
memiliki perhatian terhadap sistem politik, tetapi keterlibatan mereka dalam cara yang lebih
pasif. Mereka tetap mengikuti berita-berita politik, tetapi tidak bangga terhadap sistem politik
negaranya dan perasaan komitmen emosionalnya kecil terhadap negara. Mereka akan merasa
tidak nyaman bila membicarakan masalah-masalah politik.
Demokrasi sulit untuk berkembang dalam masyarakat dengan budaya politik subyek, karena
masing-masing warga negaranya tidak aktif. Perasaan berpengaruh terhadap proses politik
muncul bila mereka telah melakukan kontak dengan pejabat lokal. Selain itu mereka juga
memiliki kompetensi politik dan keberdayaan politik yang rendah, sehingga sangat sukar
untuk mengharapkan artisipasi politik yang tinggi, agar terciptanya mekanisme kontrol
terhadap berjalannya sistem politik.
10. i
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Realitas yang ditemukan dalam budaya politik, ternyata memiliki beberapa variasi.
Berdasarkan orientasi politik yang dicirikan dan karakter-karakter dalam budaya politik,
maka setiap sistem politik akan memiliki budaya politik yang berbeda. Perbedaan ini
terwujud dalam tipe-tipe yang ada dalam budaya politik yang setiap tipe memiliki
karakteristik yang berbeda-beda.
Dari realitas budaya politik yang berkembang di dalam masyarakat, Gabriel
Almond mengklasifikasikan budaya politik sebagai berikut :
a. Budaya politik parokial (parochial political culture), yaitu tingkat partisipasi politiknya
sangat rendah, yang disebabkan faktor kognitif (misalnya tingkat pendidikan relatif rendah).
b. Budaya politik kaula (subyek political culture), yaitu masyarakat bersangkutan sudah
relatif maju (baik sosial maupun ekonominya) tetapi masih bersifat pasif.
c. Budaya politik partisipan (participant political culture), yaitu budaya politik yang ditandai
dengan kesadaran politik sangat tinggi.
Budaya Politik parokial merupakan tipe budaya politik yang paling rendah, yang didalamnya
masyarakat bahkan tidak merasakan bahwa mereka adalah warga negara dari suatu negara,
mereka lebih mengidentifikasikan dirinya pada perasaan lokalitas. Tidak terdapat kebanggaan
terhadap sistem politik tersebut. Mereka tidak memiliki perhatian terhadap apa yang terjadi
dalam sistem politik, pengetahuannya sedikit tentang sistem politik, dan jarang
membicarakan masalah-masalah politik.
Namun dalam kenyataan tidak ada satupun negara yang memiliki budaya politik murni
partisipan, pariokal atau subyek. Melainkan terdapat variasi campuran di antara ketiga tipe-
tipe tersebut, ketiganya menurut Almond dan Verbatervariasi ke dalam tiga bentuk budaya
politik, yaitu :
a. Budaya politik subyek-parokial (the parochial- subject culture)
b. Budaya politik subyek-partisipan (the subject-participant culture)
c. Budaya politik parokial-partisipan (the parochial-participant culture)
B. Saran
1) Budaya politik Indonesia semakain tahun menunjukkan peneipisan dari karakter
bangsa,dimana sekarang ini budaya yang berkembang dalam system politik Indonesia sering
kali diwarnai dengan kekerasan untuk itu diperlukan peran pemerintah dan masyarak
2) Kesadaran pejabat pemerintah dan masyarakat sangat – sanagt diperlukan agar
terciptanya system pemerintah yang berkembang maju.
11. i
DAFTAR FUSTAKA
1. Amir Taat Nasution, “Kamus Politik Nasional”, Energie, 1953
2. Arbi Sanit, “Sistem Politik Indonesia: Penghampiran dan Lingkungan”,
3. Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial & FIS-UI, 1980
4. Assosiasi Ilmu Politik Indonesia, “Jurnal Ilmu Politik”, Gramedia, 1986
5. Theda Scokpol, “States and Social Revolutions” New York: Cambridge
6. University Press, 1979
7. Mariam Budiarjo, dkk, “Dasar-dasar ilmu Politik”, Gramedia, 2003
8. Murshadi “Ilmu Tata Negara; untuk SLTA kelas III”, Rhineka Putra,
9. bandung, 1999
10. Nugroho Notosusanto, “Sejarah Nasional Indonesia”, Balai Pustaka, 2008
11. Nazaruddin, “Profil Budaya Politik Indonesia”, Pustaka Utama, 1991
12. Nazaruddin Sjamsuddin, “Dinamika Politik Indonesia”, Gramedia Pustaka
13. Utama, 1993
14. Sukarna, “Sistem Politik Indonesia, Jilid 4”, Mandar Maju, 1993
12. i
MAKALAH
BUDAYA POLITIK
MENURUT GABRIEL A. ALMOND
DISUSUN OLEH :
1. YUNI WA ODE
2. WA ODE ZULHIJA
3. SITTI KHAIRUNISA
4. RUSMIL
5. WIBOWO ADI PANGESTU
SMA NEGERI 1 RAHA
2013
13. i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................1
1.2Rumusan Masalah......................................................................................3
1.3 Tujuan dan Manfaat...................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................4
1. Perokok aktif dan pasif......... ......................................................................4
2. PPOK..........................................................................................................5
BAB III PENUTUP................................................................................................8
A. Kesimpulan..................................................................................................8
B. Saran...........................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................9
14. i
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat
dan limpahan rahmatnyalah maka saya boleh menyelesaikan sebuah karya tulis dengan
tepat waktu.
Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul
“BUDAYA POLITIK MENURUT GABRIEL A. ALMOND ”
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman
bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat atau
menyinggu perasaan pembaca.
Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan
semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.
Raha, September 2013
"Penulis"