Dokumen tersebut membahas lima pendekatan dalam perumusan kebijakan publik menurut Pearsons, yaitu:
1) Pendekatan kekuasaan, 2) Pendekatan rasionalitas, 3) Pendekatan pilihan publik, 4) Pendekatan personalitas, dan 5) Pendekatan kognisi dan informasi.
Dokumen ini membahas tentang tinjauan pustaka terkait kebijakan publik khususnya kebijakan pendanaan pendidikan. Teori yang digunakan meliputi tahapan formulasi hingga implementasi kebijakan menurut beberapa ahli seperti William Dunn dan Fadilah Putera. Dokumen ini juga menjelaskan pengertian kebijakan publik, ruang lingkupnya, dan tahapan-tahapan proses pembuatan kebijakan menurut be
Teks tersebut membahas tiga model kebijakan publik, yaitu model formulasi kebijakan Ripley dan Easton, model implementasi Edward, dan model implementasi Van Meter dan Van Horn. Ketiga model ini menjelaskan proses kebijakan publik mulai dari perumusan, implementasi, hingga evaluasi dengan menggunakan berbagai variabel.
Dokumen tersebut membahas tentang analisis kebijakan, termasuk definisi, tujuan, dan jenis-jenis analisis kebijakan seperti analisis ex ante dan ex post. Analisis kebijakan bertujuan untuk merumuskan kebijakan yang lebih baik dengan mempelajari faktor-faktor pendukung dan dampak dari kebijakan yang ada."
analisi kebijakan pendidikan: teori proses kebijakan publikAfif Alfianto
Kebijakan publik adalah keputusan yang dibuat pemerintah untuk mencapai tujuan negara dan mengantarkan masyarakat menuju masa depan yang diharapkan. Proses kebijakan publik meliputi penyusunan agenda, formulasi, implementasi, dan evaluasi kebijakan.
Model kebijakan publik memberikan kerangka untuk memahami proses kebijakan secara sederhana. Terdapat beberapa model seperti model institusional yang fokus pada struktur pemerintahan, dan model elite yang melihat administrator negara sebagai kelompok kecil. Model-model ini berguna untuk menganalisis faktor-faktor pengaruh terhadap kebijakan.
Part v & vi (perumusan, aktor2, nilai2...)nurul khaiva
Dokumen tersebut membahas tentang perumusan kebijakan publik yang mencakup pemahaman tentang perbedaan antara pembentukan kebijakan dan perumusan kebijakan, aktor-aktor yang terlibat dalam perumusan kebijakan seperti badan administrasi, eksekutif, legislatif, yudikatif, kelompok kepentingan, dan partai politik, serta tahapan dalam perumusan kebijakan seperti perumusan masalah, penetap
Dokumen ini membahas tentang tinjauan pustaka terkait kebijakan publik khususnya kebijakan pendanaan pendidikan. Teori yang digunakan meliputi tahapan formulasi hingga implementasi kebijakan menurut beberapa ahli seperti William Dunn dan Fadilah Putera. Dokumen ini juga menjelaskan pengertian kebijakan publik, ruang lingkupnya, dan tahapan-tahapan proses pembuatan kebijakan menurut be
Teks tersebut membahas tiga model kebijakan publik, yaitu model formulasi kebijakan Ripley dan Easton, model implementasi Edward, dan model implementasi Van Meter dan Van Horn. Ketiga model ini menjelaskan proses kebijakan publik mulai dari perumusan, implementasi, hingga evaluasi dengan menggunakan berbagai variabel.
Dokumen tersebut membahas tentang analisis kebijakan, termasuk definisi, tujuan, dan jenis-jenis analisis kebijakan seperti analisis ex ante dan ex post. Analisis kebijakan bertujuan untuk merumuskan kebijakan yang lebih baik dengan mempelajari faktor-faktor pendukung dan dampak dari kebijakan yang ada."
analisi kebijakan pendidikan: teori proses kebijakan publikAfif Alfianto
Kebijakan publik adalah keputusan yang dibuat pemerintah untuk mencapai tujuan negara dan mengantarkan masyarakat menuju masa depan yang diharapkan. Proses kebijakan publik meliputi penyusunan agenda, formulasi, implementasi, dan evaluasi kebijakan.
Model kebijakan publik memberikan kerangka untuk memahami proses kebijakan secara sederhana. Terdapat beberapa model seperti model institusional yang fokus pada struktur pemerintahan, dan model elite yang melihat administrator negara sebagai kelompok kecil. Model-model ini berguna untuk menganalisis faktor-faktor pengaruh terhadap kebijakan.
Part v & vi (perumusan, aktor2, nilai2...)nurul khaiva
Dokumen tersebut membahas tentang perumusan kebijakan publik yang mencakup pemahaman tentang perbedaan antara pembentukan kebijakan dan perumusan kebijakan, aktor-aktor yang terlibat dalam perumusan kebijakan seperti badan administrasi, eksekutif, legislatif, yudikatif, kelompok kepentingan, dan partai politik, serta tahapan dalam perumusan kebijakan seperti perumusan masalah, penetap
Dokumen tersebut membahas tentang formulasi kebijakan publik. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan definisi dan proses formulasi kebijakan serta model-model yang digunakan dalam perumusan kebijakan seperti model rasional komprehensif dan inkremental. Dokumen tersebut juga membahas tahapan dan teknik yang digunakan dalam perumusan masalah kebijakan.
Dokumen ini membahas tentang implementasi dan evaluasi kebijakan sebagai studi penelitian. Topik utama yang dibahas meliputi pengertian, model, dan metode penelitian implementasi dan evaluasi kebijakan menurut para ahli. Dokumen ini juga memberikan contoh buku rujukan dan pertanyaan yang dapat dijawab melalui evaluasi kebijakan.
kebijakan publik adalah kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah sebagai pembuat kebijakan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu di masyarakat di mana dalam penyusunannya melalui berbagai tahapan
Dokumen tersebut membahas beberapa jenis model kebijakan publik seperti model deskriptif, normatif, verbal, simbolis, dan prosedural. Model kebijakan digunakan untuk mewakili masalah kebijakan dan meramalkan konsekuensi dari kebijakan tertentu. Terdapat berbagai karakteristik yang membedakan jenis-jenis model tersebut.
Secara konseptual, kebijakan public ( public policy ) itu dipelajari oleh 2 ilmu disiplin yaitu ilmu politik dan ilmu administrasi publik. Masing-masing disiplin ilmu tersebut memiliki sudut pandang yang berbeda-beda terhadap Kebijakan Publik. Hal ini dikarenakan masing-masing disiplin ilmu itu memiliki Locus dan Focus yang berbeda. Locus ilmu administrasi negara adalah organisasi dan manajemen, sedangkan focus ilmu adminiatrasi negara adalah efektifitas dan efisiensi
Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan publik, meliputi definisi, ruang lingkup, siklus, teori pengambilan keputusan, dan model pembuatan kebijakan publik. Kebijakan publik merupakan program yang diproyeksikan dari tujuan, nilai, dan praktik untuk mengatasi masalah sosial.
Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019Yudiwid
Proses kebijakan publik terdiri dari beberapa tahapan mulai dari penetapan agenda kebijakan, perumusan kebijakan, penetapan kebijakan, hingga pelaksanaan kebijakan. Dokumen ini membahas definisi kebijakan publik, jenis kebijakan publik, aktor yang terlibat dalam kebijakan publik, serta proses pembentukan kebijakan publik.
Dokumen tersebut membahas tentang siklus kebijakan publik yang terdiri atas empat tahapan yaitu penetapan agenda, formulasi kebijakan, implementasi kebijakan, dan evaluasi kebijakan. Dokumen tersebut juga menjelaskan aktor-aktor yang terlibat dalam proses kebijakan publik seperti parlemen, birokrasi, dan kelompok kepentingan.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, jenis, tingkat, sistem, proses, peran informasi, agenda setting, dan implementasi, monitoring, evaluasi kebijakan publik. Kebijakan publik didefinisikan sebagai pilihan pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu dan mencakup berbagai jenis, tingkat, serta proses pembuatan dan pelaksanaannya. Informasi memainkan peran penting dalam pembuatan kebijakan publik.
Dokumen tersebut membahas model implementasi kebijakan publik dalam partisipasi masyarakat desa. Implementasi kebijakan publik dipengaruhi oleh aspek kewenangan, sumber daya, komunikasi, dan disposisi. Evaluasi pelaksanaan kebijakan perlu dilakukan secara komprehensif meliputi evaluasi ex-ante, on-going, dan ex-post. Kasus implementasi kebijakan pariwisata di Desa Siallagan, Samosir dianalisis untuk menggambark
Dokumen tersebut membahas tentang formulasi kebijakan publik. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan definisi dan proses formulasi kebijakan serta model-model yang digunakan dalam perumusan kebijakan seperti model rasional komprehensif dan inkremental. Dokumen tersebut juga membahas tahapan dan teknik yang digunakan dalam perumusan masalah kebijakan.
Dokumen ini membahas tentang implementasi dan evaluasi kebijakan sebagai studi penelitian. Topik utama yang dibahas meliputi pengertian, model, dan metode penelitian implementasi dan evaluasi kebijakan menurut para ahli. Dokumen ini juga memberikan contoh buku rujukan dan pertanyaan yang dapat dijawab melalui evaluasi kebijakan.
kebijakan publik adalah kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah sebagai pembuat kebijakan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu di masyarakat di mana dalam penyusunannya melalui berbagai tahapan
Dokumen tersebut membahas beberapa jenis model kebijakan publik seperti model deskriptif, normatif, verbal, simbolis, dan prosedural. Model kebijakan digunakan untuk mewakili masalah kebijakan dan meramalkan konsekuensi dari kebijakan tertentu. Terdapat berbagai karakteristik yang membedakan jenis-jenis model tersebut.
Secara konseptual, kebijakan public ( public policy ) itu dipelajari oleh 2 ilmu disiplin yaitu ilmu politik dan ilmu administrasi publik. Masing-masing disiplin ilmu tersebut memiliki sudut pandang yang berbeda-beda terhadap Kebijakan Publik. Hal ini dikarenakan masing-masing disiplin ilmu itu memiliki Locus dan Focus yang berbeda. Locus ilmu administrasi negara adalah organisasi dan manajemen, sedangkan focus ilmu adminiatrasi negara adalah efektifitas dan efisiensi
Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan publik, meliputi definisi, ruang lingkup, siklus, teori pengambilan keputusan, dan model pembuatan kebijakan publik. Kebijakan publik merupakan program yang diproyeksikan dari tujuan, nilai, dan praktik untuk mengatasi masalah sosial.
Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019Yudiwid
Proses kebijakan publik terdiri dari beberapa tahapan mulai dari penetapan agenda kebijakan, perumusan kebijakan, penetapan kebijakan, hingga pelaksanaan kebijakan. Dokumen ini membahas definisi kebijakan publik, jenis kebijakan publik, aktor yang terlibat dalam kebijakan publik, serta proses pembentukan kebijakan publik.
Dokumen tersebut membahas tentang siklus kebijakan publik yang terdiri atas empat tahapan yaitu penetapan agenda, formulasi kebijakan, implementasi kebijakan, dan evaluasi kebijakan. Dokumen tersebut juga menjelaskan aktor-aktor yang terlibat dalam proses kebijakan publik seperti parlemen, birokrasi, dan kelompok kepentingan.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, jenis, tingkat, sistem, proses, peran informasi, agenda setting, dan implementasi, monitoring, evaluasi kebijakan publik. Kebijakan publik didefinisikan sebagai pilihan pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu dan mencakup berbagai jenis, tingkat, serta proses pembuatan dan pelaksanaannya. Informasi memainkan peran penting dalam pembuatan kebijakan publik.
Dokumen tersebut membahas model implementasi kebijakan publik dalam partisipasi masyarakat desa. Implementasi kebijakan publik dipengaruhi oleh aspek kewenangan, sumber daya, komunikasi, dan disposisi. Evaluasi pelaksanaan kebijakan perlu dilakukan secara komprehensif meliputi evaluasi ex-ante, on-going, dan ex-post. Kasus implementasi kebijakan pariwisata di Desa Siallagan, Samosir dianalisis untuk menggambark
Sosiologi politik merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antara masyarakat dan politik. Dokumen ini menjelaskan pengertian sosiologi politik, objek kajiannya, dan metode kajian sosiologi politik seperti pendekatan historis, komparatif, institusional, dan behavioral. Juga dibahas konsep-konsep seperti masyarakat, negara, kekuasaan, dan proses sosialisasi politik, partisipasi politik, dan komunikasi polit
Dokumen tersebut membahas tentang hubungan antara administrasi negara dan kebijakan publik. Ia menjelaskan bahwa kebijakan publik dipandang sebagai fungsi dari organisasi dan manajemen negara yang ditujukan untuk menciptakan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan tugas pemerintahan. Dokumen tersebut juga membahas berbagai model dalam proses pembuatan kebijakan publik seperti model elite dan model kelompok.
Artikulasi implementasi kebijakan telah mendapatkan mata uang yang besar dan popularitas di kalangan para teoritisi dan pratitioner. Banyak sekarang menunjukkan minat atau keterlibatan dalam diskusi tentang topik seperti perspektif implementasi kebijakan, model komparatif implementasi kebijakan, dan pengukuran implementasi kebijakan. Pada saat yang sama, perspektif, sekolah dan program telah diperkenalkan dan ditetapkan. Terlepas dari semua minat ini dalam konsep dan dimensi penerapan kebijakan, masih belum ada kesepakatan mengenai model penerapan kebijakan yang berlaku untuk semua jenis program atau proyek pembangunan. Artikel ini akan menjelaskan lebih detail tentang konsep implementasi kebijakan, dan perspektif mereka, model dan kriteria pengukuran.
Analisis Kebijakan Publik Karya Dr. Drs. Awan Y. Abdoellah, M.Si. Dan Dr. Y...Universitas Sriwijaya
Istilah “policy” berasal dari kata Latin "politia," yang berarti pemerintah, dan dari kata Yunani Kuno "polis," yang berarti negara. Kata "polis" menurunkan istilah "politeia" dan "polites," yang berarti penduduk suatu negara. Dalam bahasa Indonesia, istilah ini berkembang menjadi politik dan ilmu politik, yang merupakan cabang ilmu sosial. Menurut W.J.S. Poerwadarminta (1986), istilah terkait meliputi:
1. **Bijak**: Pandai, mahir, selalu menggunakan akal budi atau cakap.
2. **Kebijakan**: Kepandaian atau kemahiran.
3. **Bijaksana**: Selalu menggunakan akal budi berdasarkan pengalaman dan pengetahuan.
4. **Kebijaksanaan**: Kepandaian menggunakan akal budi.
Istilah-istilah ini menggambarkan bagaimana kebijakan dan kebijaksanaan melibatkan penggunaan akal budi dan pengetahuan untuk pengambilan keputusan yang cerdas dan efektif dalam konteks sosial dan politik.
Tulisan ini membahas implementasi kebijakan pendidikan dan peran birokrasi, serta hubungan antara politik dan pendidikan dalam sistem birokrasi pendidikan. Institusi pendidikan seharusnya menjadi contoh utama implementasi kebijakan pendidikan di tingkat satuan pendidikan.
Dokumen tersebut membahas tentang analisis kebijakan publik yang mencakup proses penyusunan, implementasi, monitoring, dan evaluasi kebijakan. Tujuan analisis kebijakan adalah memberikan informasi kepada pembuat kebijakan untuk memecahkan masalah masyarakat dan meningkatkan kualitas kebijakan. Analisis kebijakan melibatkan berbagai aspek seperti perumusan, implementasi, dan evaluasi kebijakan.
Ppt Kebijakan dan manajemen kesehatan.pptxTyazmutzDartha
Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan kesehatan, termasuk pentingnya kebijakan kesehatan, definisi kebijakan kesehatan, segitiga kebijakan kesehatan, faktor yang mempengaruhi kebijakan, proses penyusunan kebijakan, kekuasaan dan sistem politik, serta peran negara dan sektor swasta dalam kebijakan kesehatan.
Dokumen tersebut membahas tentang formulasi kebijakan publik. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan pengertian kebijakan publik, ruang lingkup kebijakan publik, faktor-faktor yang mempengaruhi pembuatan keputusan kebijakan, dan tahapan proses formulasi kebijakan publik menurut beberapa ahli.
Dokumen tersebut membahas model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik serta masalah publik. Beberapa model kebijakan yang dijelaskan adalah model elitis, pluralis, dan pendekatan-pendekatan seperti kelompok, proses, substantif, dan ideologis. Dokumen ini juga membedakan masalah distributif, redistributif, serta karakteristik masalah publik seperti ketergantungan, subyektivitas, dan dinamika masalah.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
2. Proses mekanisme perumusan
(formulation) kebijakan merupakan
tahap yang paling krusial, karena
implementasi dan evaluasi dapat
dilaksanakan apabila tahap formulasi
kebijakan telah selesai, disamping itu
kegagalan suatu kebijakan atau
program dalam pencapaian suatu
tujuan sebagian besar bersumber dari
ketidaksempurnaan pengelolaan pada
tahap formulasinya.
3. Dalam fase formulasi kebijakan publik, realitas politik
yang melingkupi proses perumusan kebijakan publik
tidak boleh lepas dari fokus kajiannya. Sebab bila kita
melepaskan kenyataan politik itu dari proses
perumusan kebijakannya, maka jelas kebijakan publik
yang akan dihasilkan akan miskin aspek
lapangannya. Sebab sebuah kebijakan publik yang
miskin lapangannya itu jelas akan menemui banyak
persoalan pada tataran implementasinya. Dan yang
tidak boleh dilupakan adalah lapangan atau
lingkungan dimana kebijakan itu hidup tidaklah
pernah steril dari politik
4. Menurut Frank T. Paine dan William
Naumes bahwa pembuatan
kebijakan publik (policy formulation)
melibatkan keseluruhan sistem
dengan berbagai kondisi dan
alternatif serta melibatkan proses-
proses sosial dan proses- proses
intelektual” (Budi Winarno, 2002;68).
Kemudian menurut James E. Anderson
(1979;52) pembuatan kebijakan
merupakan keseluruhan tahap dalam
kebijakan publik yang berupa rangkaian
keputusan. Dan menurut Riant Nugroho
(2003:101) menjelaskan perumusan
kebijakan publik adalah inti dari
kebijakan publik karena disini
dirumuskan batas-batas kebijakan itu
Sendiri.
5. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat
ditarik tiga kesimpulan: pertama, bahwa
pembuatan kebijakan menyangkut seluruh
tahapan dalam kebijakan publik dan perumusan
kebijakan adalah salah satu bagian di
dalamnya.
Kedua, konsep perumusan kebijakan sama
dengan konsep formulasi kebijakan.
Ketiga, output dari formulasi kebijakan adalah
penetapan kebijakan publik berupa peraturan
perundang-undangan. Istilah/konsep perumusan
kebijakan yang akan dipergunakan selanjutnya
dalam tulisan ini adalah formulasi kebijakan.
6. Untuk lebih jauh memahami
bagaimana mekanisme proses
perumusan kebijakan publik, maka
terlebih dahulu akan diuraikan
beberapa pendekatan atau model-
model dalam proses perumusan
(formulasi) kebijakan publik.
Sebagai salah satu bagian dari proses
pembuatan kebijakan seperti telah
disinggung sebelumnya, merupakan
proses yang rumit. Oleh karena
kerumitan tersebut, beberapa ahli
mengembangkan model-model atau
pendekatan-pendekatan formulasi
kebijakan.
7. Model-model tersebut sangat penting untuk
mengkaji proses formulasi kebijakan agar lebih
mudah dipahami sebagai upaya
menyederhanakan realitas serta dapat menjadi
pedoman bagi pemerhati kebijakan publik untuk
menentukan dan mengusulkan hubungan antara
konsep-konsep yang digunakan untuk mengamati
gejala sosial. Dalam menganalisis suatu
kebijakan, konsep dan model-model tersebut
dapat memperjelas dan mengarahkan
pemahaman kita terhadap penetapan kebijakan
publik, mempermudah arus komunikasi dan
memberikan penjelasan yang memadai bagi
tindak kebijakan.
8. 1. Pendekatan/model kekuasaan; pendekatan atau model
kekuasaan adalah proses yang sangat ditentukan oleh
faktor kekuasaan seperti kelas sosial, birokrasi,
pendidikan, profesionalisme, dan kekuatan modal.
Pendekatan kekuasaan ini dapat dikategorikan dalam
beberapa fokus, yaitu elitism, pluralism, Marxism,
corporatism, professionalism, dan technocracy.
2. Pendekatan/model Rasionalitas; pendekatan atau
model rasionalitas dalam proses perumusan kebijakan
publik pada dasarnya bertumpu pada dua hal, yaitu
rasionalitas ekonomis dan rasionalitas birokrasi. Artinya
pembuatan kebijakan publik harus didahului oleh
pembacaan yang mendalam atas pehitungan- perhitungan
dampak ekonomis apabila kebijakan tersebut
diimplementasikan. Sedangkan rasionalitas birokrasi,
adalah bertumpu pada efisien dan efektifitas kinerja
birokrasi.
Menurut Pearsons, (Putra,2003) secara
metodologis, melakukan klasifikasi pendekatan
atau model kebijakan publik pada 5 (lima)
pendekatan antara lain ;
9. 3. Pendekatan Pilihan Publik : pendekatan pilihan publik (public
choice) menurut pandangan William Niskanen dan Anthony
Down (Fadillah Putra, 2003) menitikberatkan pada mekanisme
pasar. Artinya pendekatan pilihan publik menempatkan
lembaga birokrasi di tengah-tengah pertarungan yang hebat
yang ada di pasar (market). Proses perumusan atau
pembuatan kebijakan publik dalam paradigma ini lebih
bertumpu pada mekanisme pasar. Para perumus kebijakan
(decision maker) akan kekurangan kekuatan (powerless) untuk
melakukan transformasi sosial melalui produk kebijakan yang
dibuatnya, sebab dalam pandangan pendekatan ini semua
produk kebijakan publik dari lembaga negara harus presisi
dengan kehendak publik secara holistik.
10. 4. Pendekatan Personalitas; pendekatan personalitas lebih
banyak melihat proses perumusan atau pembuatan kebijakan
dari sudut pandang psikologis dan ilmu informasi. Proses
perumusan atau pembuatan kebijakan publik menurut
pandangan ini adalah merupakan sebuah kajian yang terfokus
pada sesuatu yang ada pada benak individu atau kelompok
orang pembuat kebijakan publik tersebut.
menurut Harold Laswel mengatakan bahwa proses perumusan
atau pembuatan kebijakan publik lebih terfokus pada aspek
emosi manusia, personalitas, dan perilaku kelompok dan
hubungan interpersonal, artinya dalam proses pembuatan dan
perumusan kebijakan tidak cukup hanya melihat aspek-aspek
rasional, namun harus melihat dari sudut pandang yang besifat
non-rasional dalam perilaku politisi dan penguasa birokrasi
dalam melakukan tindakan-tindakan publiknya.
11. 5. Pendekatan Kognisi dan Informasi; pendekatan kognisi
dan informasi merupakan pendekatan lanjutan dari
pendekatan personalitas yang menganalisis proses
perumusan atau pembuatan kebijakan publik dari aspek
bagaimana pembuat kebijakan sebagai personal merespon
stimulasi dari lingkungannya.
Artinya, seorang pembuat kebijakan lebih terfokus pada
bagaimana mereka dapat mengenali masalah, bagaimana
mereka menggunakan informasi yang dimiliki, bagaimana
mereka menentukan pilihan dari berbagai alternatif yang ada,
bagaimana mereka mempersepsi berbagai realitas yang
muncul, dan bagaimana informasi diproses dan
dikomunikasikan dalam organisasi. Proses pembuatan dan
perumusan kebijakan publik, dengan demikian harus
dipandang sebagai proses akomodasi dan pelibatan berbagai
elemen yang ada dalam masyarakat yang hendak dijadikan
sasaran dari kebijakan publik yang akan dibuat. Pembuat
kebijakan diharapkan tidak lagi memandang dirinya sebagai
satu-satunya aktor yang menentukan dalam proses
perumusan dan pembuatan kebijakan.