SlideShare a Scribd company logo
1 of 43
Pengantar Jaringan
 Komputer


            SAEFUL ABRAR SOFYAN
SUBNET DAN
KONSEP ROUTING
Subnetting merupakan proses memecah satu kelas IP
           Subnetting merupakan proses memecah satu kelas IP
Address menjadi beberapa subnet dengan jumlah host yang lebih
 Address menjadi beberapa subnet dengan jumlah host yang lebih
sedikit, dan untuk menentukan batas network ID dalam suatu
 sedikit, dan untuk menentukan batas network ID dalam suatu
subnet, digunakan subnet mask.
 subnet, digunakan subnet mask.

Jumlah IP Address v4 sangat terbatas.
Jumlah IP Address v4 sangat terbatas.
Selaib penggunaan metode classfull untuk pembagian IP
Selaib penggunaan metode classfull untuk pembagian IP
Address, dapat juga menggunakan metode classes addressing.
Address, dapat juga menggunakan metode classes addressing.
Contoh Subnet Mask
   Subnet Mask (Biner)                 Desimal             Hexa           CIDR
11111111.11111111.00000000.000000   255.255.0.0       FF.FF.00.00   /16
00
11111111.11111111. 11111111.        255.255.255.0     FF.FF.FF.00   /24
00000000
11111111.11111111. 11111111.        255.255.255.128   FF.FF.FF.80   /25
10000000
11111111.11111111. 11111111.        255.255.255.192   FF.FF.FF.C0   /26
11000000
11111111.11111111. 11111111.        255.255.255.224   FF.FF.FF.E0   /27
11100000
Fungsi Subnet
 Mengurangi lalu-lintas jaringan, sehingga data
  yang lewat di perusahaan tidak akan bertabrakan
  (collision) atau macet.
 Teroptimasinya unjuk kerja jaringan.
 Pengelolaan yang disederhanakan.
 Membantu pengembangan jaringan ke arah jarak
  geografis yang menjauh
Bentuk Notasi Subnet

1.Classless Inter-Domain
Routing (CIDR)
2. Variable Length Subnet
Mask (VLSM)
Classless Inter-Domain Routing (CIDR)
 Diperkenalkan oleh lembaga IETF pada tahun 1992
 Diperkenalkan oleh lembaga IETF pada tahun 1992
 Merupakan pengganti dari IP address syntax --classful networks
 Merupakan pengganti dari IP address syntax classful networks
 CIDR menggunakan “network prefix” dengan panjang tertentu.
 CIDR menggunakan “network prefix” dengan panjang tertentu.
 CIDR dapat mengalokasikan kelompok IP address dengan lebih
 CIDR dapat mengalokasikan kelompok IP address dengan lebih
  efektif.
   efektif.
 CIDR memungkinkan router untuk rute kelompok sama untuk
 CIDR memungkinkan router untuk rute kelompok sama untuk
  mengurangi sebagian besar informasi routing dilakukan oleh
   mengurangi sebagian besar informasi routing dilakukan oleh
  router inti.
   router inti.
 Dengan CIDR, alamat kelas (Kelas A, B, dan C) menjadi tidak
 Dengan CIDR, alamat kelas (Kelas A, B, dan C) menjadi tidak
  berarti.
   berarti.
Tabel di bawah menunjukkan pengalokasian subnet dan alamat Host
                     IP untuk semua Kelas.

    Kelas A

         No. of bits    Subnet Mask      CIDR   No. of Subnets   No. of Hosts   Nets * Hosts
              2          255.192.0.0      /10          2          4194302         8388604
              3          255.224.0.0      /11          6          2097150        12582900
              4          255.240.0.0      /12          14         1048574        14680036
              5          255.248.0.0      /13          30          524286        15728580
              6          255.252.0.0      /14          62          262142        16252804
              7          255.254.0.0      /15         126          131070        16514820
              8          255.255.0.0      /16         254           65534        16645636
              9         255.255.128.0     /17         510           32766        16710660
             10         255.255.192.0     /18        1022           16382        16742404
             11         255.255.224.0     /19        2046           8190         16756740
             12         255.255.240.0     /20        4094           4094         16760836
             13         255.255.248.0     /21        8190           2046         16756740
             14         255.255.252.0     /22       16382           1022         16742404
             15         255.255.254.0     /23       32766            510         16710660
             16         255.255.255.0     /24       65534            254         16645636
             17        255.255.255.128    /25      131070            126         16514820
             18        255.255.255.192    /26      262142             62         16252804
             19        255.255.255.224    /27      524286             30         15728580
             20        255.255.255.240    /28     1048574             14         14680036
             21        255.255.255.248    /29     2097150             6          12582900
             22        255.255.255.252    /30     4194302             2           8388604
Kelas B


No. of bits     Subnet Mask      CIDR   No. of Subnets   No. of Hosts   Nets * Hosts


    2           255.255.192.0    /18          2             16382          32764
    3           255.255.224.0    /19          6             8190           49140
    4           255.255.240.0    /20         14             4094           57316
    5           255.255.248.0    /21         30             2046           61380
    6           255.255.252.0    /22         62             1022           63364
    7           255.255.254.0    /23         126             510           64260
    8           255.255.255.0    /24         254             254           64516
    9          255.255.255.128   /25         510             126           64260
    10         255.255.255.192   /26        1022             62            63364
    11         255.255.255.224   /27        2046             30            61380
    12         255.255.255.240   /28        4094             14            57316
    13         255.255.255.248   /29        8190              6            49140
    14         255.255.255.252   /30        16382             2            32764
Kelas C


   No. of bits    Subnet Mask      CIDR   #No. of Subnets   No.of Hosts   Nets * Hosts


       2         255.255.255.192   /26          2               62            124


       3         255.255.255.224   /27          6               30            180


       4         255.255.255.240   /28          14              14            196


       5         255.255.255.248   /29          30              6             180


       6         255.255.255.252   /30          62              2             124
Variable Length Subnet Mask (VLSM)
 VLSM adalah pengembangan mekanisme subneting, dimana
  dalam vlsm dilakukan peningkatan dari kelemahan subneting
  klasik, yang mana dalam clasik subneting, subnet zeroes, dan
  subnet- ones tidak bisa digunakan.
 Menggunakan metode yakni dengan memberikan suatu network
  address lebih dari satu subnetmask.
 CIDR dan metode VLSM mirip satu sama lain, yaitu blok network
  address dapat dibagi lebih lanjut menjadi sejumlah blok IP
  address yang lebih kecil.
 Perbedaannya adalah CIDR merupakan sebuah konsep untuk
  pembagian blok IP Public yang telah didistribusikan dari IANA,
  sedangkan VLSM merupakan implementasi pengalokasian blok IP
  yang dilakukan oleh pemilik network (network administrator) dari
  blok IP yang telah diberikan padanya (sifatnya local dan tidak
  dikenal di internet).
 Esensi dari subnetting adalah “memindahkan” garis pemisah
  antara bagian network dan bagian host dari suatu IP Address.
Perhatikan contoh berikut:
Satu blok IP address (169.254.0.0/20) dibagi menjadi 16.
Subnet 1 = 4094 host – Net address = 169.254.0.0/20
Subnet 2 = 4094 host – Net address = 169.254.16.0/20
Subnet 3 = 4094 host – Net address = 169.254.32.0/20
Subnet 4 = 4094 host – Net address = 169.254.64.0/20
…
Subnet 16= 4094 host – Net address = 169.254.240.0/20
Subnet Mask = 255.255.240.0
Berikutnya Subnet 2 akan dipecah menjadi 16 subnet lagi yang lebih kecil.
Subnet 2.1 = 254 host – Net address = 169.254.16.0/24
Subnet 2.2 = 254 host – Net address = 169.254.17.0/24
Subnet 2.3 = 254 host – Net address = 169.254.18.0/24
…
Subnet 2.16 = 254 host – Net address = 169.254.31.0/24
Subnet Mask = 255.255.255.0
Bila subnet 2.1 akan dipecah lagi menjadi beberapa subnet, misal 4 subnet, maka:
Subnet 2.1.1 = 62 host – Net address = 169.254.16.0/26
Subnet 2.1.2 = 62 host – Net address = 169.254.16.64/26
                                                                  Terbukti bahwa :pada Subnet 22(Net
                                                                   Terbukti bahwa :pada Subnet (Net
Subnet 2.1.3 = 62 host – Net address = 169.254.16.128/26          address 169.254.16.0) dapat
                                                                   address 169.254.16.0) dapat
Subnet 2.1.4 = 62 host – Net address = 169.254.16.192/26          memecah jaringannya menjadi
                                                                   memecah jaringannya menjadi
Subnet Mask = 255.255.255.192                                     beberapa subnet lagi dengan
                                                                   beberapa subnet lagi dengan
                                                                  mengganti Subnetmask-nya
                                                                   mengganti Subnetmask-nya
                                                                  menjadi: 255.255.240.0,
                                                                   menjadi: 255.255.240.0,
                                                                  255.255.255.0 dan 255.255.255.192.
                                                                   255.255.255.0 dan 255.255.255.192.
Perhatikan…!!! pengertian satu network secara logika adalah host-host
yang tersambung pada suatu jaringan fisik.




Untuk menghindari terjadinya kongesti akibat terlalu banyak host dalam suatu physical
   network, dilakukan segmentasi jaringan. Cara yang sederhana adalah membuat
   topologi network perusahaan tersebut seperti ditampilkan pada gambar berikut.
Setelah membuat subnet secara fisik, kita juga harus membuat
subnet logic . Berikut ini daftar subnetting yang bisa dihapal dan
diterapkan untuk membuat subnet.
Cara menghitung subnet tersebut : :
Cara menghitung subnet tersebut



                                      Sedangkan untuk mencari : : Jumlah
                                       Sedangkan untuk mencari Jumlah
  Jumlah Host per Network
   Jumlah Host per Network            Subnet= 22N
                                       Subnet= N
  = 2nn--2
   =2 2                               Dimana N adalah jumlah bit yang
                                       Dimana N adalah jumlah bit yang
                                      dipergunakan (diselubungi) atau N ==
                                       dipergunakan (diselubungi) atau N
  Dimana n adalah jumlah
   Dimana n adalah jumlah             Network Prefix ––88(klas A), N ==
                                       Network Prefix      (klas A), N
  bit tersisa yang belum
   bit tersisa yang belum             NetworkPrefix ––16 (klas B), dan N ==Network
                                       NetworkPrefix 16 (klas B), dan N Network
                                      Prefix ––24 (klas C)
                                       Prefix 24 (klas C)
  diselubungi, misal
   diselubungi, misal                 Contoh:Bila blok IP klas A network prefix / /
                                       Contoh:Bila blok IP klas A network prefix
  Network Prefix /25, maka            27, maka N ==27 ––88==19
                                       27, maka N 27           19
   Network Prefix /25, maka           2219==524.288
                                        19
                                             524.288
  bit tersisa (n) adalah
   bit tersisa (n) adalah             (artinya dengan blok IP klas A, kita dapat
                                       (artinya dengan blok IP klas A, kita dapat
                                      memecah network menjadi 524.288)Bila
   32 ––25 = 7
    32 25 = 7                          memecah network menjadi 524.288)Bila
                                      blok IP klas BBnetwork prefix /27, maka N ==
                                       blok IP klas network prefix /27, maka N
  2 ––2 = 128 ––2 = 126 host
   2 2 = 128 2 = 126 host
   77
                                      27 ––16 ==11
                                       27 16 11
                                      2211==2.048
                                        11
                                             2.048
                                      (artinya dengan blok IP klas A, kita dapat
                                       (artinya dengan blok IP klas A, kita dapat
                                      memecah network menjadi 2.048)Bila blok
                                       memecah network menjadi 2.048)Bila blok
                                      IP klas C network prefix /27, maka N ==27 ––
                                       IP klas C network prefix /27, maka N 27
                                      24 ==33
                                       24
                                      223==88
                                        3

                                      (artinya dengan blok IP klas C, kita dapat
                                       (artinya dengan blok IP klas C, kita dapat
                                      memecah network menjadi 8)
                                       memecah network menjadi 8)
Bila anda memiliki IP address dari klas C seperti 192.168.0.1, Tentukan berapa jumlah host maksimal yang
anda bisasusun dalam satu network dan berapa jumlah network (subnet) yang bisa anda bentuk (1 network
atau lebih)
Penyelesaian:
Network Address :192.168.0.0/24                         11000000.10101000.00000000.00000000
Netmask          : 255.255.255.0                        11111111.11111111.11111111.00000000
Wildcard          :0.0.0.255                            00000000.00000000.00000000.11111111
 
  IP Host Awal :192.168.0.1                             11000000.10101000.00000000.00000001
  IP Host Akhir :192.168.0.254                          11000000.10101000.00000000 .11111110
  Broadcast : 192.168.0.255                             11000000.10101000.00000000 .11111111
  Hosts/Net : 254 (1 Network)

Network Address : 192.168.0.0/25                   11000000.10101000.00000000.00000001
Netmask :255.255.255.128                           11111111.11111111.11111111.10000000
 
Hostmax : 192.168.0.254                            11000000.10101000.00000000.11 111110
Broadcast : 192.168.0.255                          11000000.10101000.00000000.11 111111
Hosts/net : 62
 
Subnet         :4
Net            : 248
Masih banyak lagi network yang kita bisa bentuk dengan
192.168.0.0/27,
192.168.0.0/28,
192.168.0.0/29, dan
  192.168.0.0/30.
Untuk melakukan subnetting, sebaiknya kita mengetahui
seberapa jaringan saat ini dengan cara:
 Tentukan dulu jumlah jaringan fisik yang ada
 Tentukan jumlah IP address yang dibutuhkan oleh masing-
masing jaringan.
Berdasarkan requirement ini, definisikan:
Satu subnet mask untuk seluruh network
Subnet ID yang unik untuk setiap segmen jaringan
Range host ID untuk setiap subjek


Cara paling sederhana dalam membentuk subnet ialah
mengalokasikan IP Address sama rata untuk setiap subnet.
Cara Mudah Mengatur Pembagian IP Lewat
                Internet
o Bila anda mendapatkan IP Address 202.152.16.12,dan anda harus
  membaginya menjadi beberapa IP dalam sebuah jaringan dengan
  jumlah komputer max. 62 bh.
o Anda harus menentukan netmask yang akan digunakan
o kita bisa membuat perkiraan sementara, kalau pake Network prefix /
  24 (255.255.255.0), maka maksimal komputer dalam jaringan adalah
  254 host, kita bisa mencoba CIDR /25, /26 atau /27.
o Dengan network prefix /25 kita memperoleh Hosts/Net = 126,dengan
  network prefix /26 kita memperoleh Hosts/Net = 62,dengan network
  prefix /27 kita memperoleh Hosts/Net = 30.
o Anda dapat mencoba langsung dengan mengetikkan
  alamathttp://jodies.de/ipcalc?
  host=202.152.16.12&mask1=26&mask2= di URL browser anda, hasilnya
  akan terlihat nilaiseperti berikut:
Cont’d


Maka hasilnya :
•Address : 202.152.16.12 11001010.10011000.00010000.00001100
• Netmask : 255.255.255.192     11111111.11111111.11111111.11000000
•Wildcard : 0.0.0.63            00000000.00000000.00000000.00111111
• =>
•Network :202.152.16.0/26        11001010.10011000.00010000.00 000000
(Class C)
•Broadcast : 202.152.16.63      11001010.10011000.00010000.00111111
• HostMin : 202.152.16.1 11001010.10011000.00010000.00000001
• HostMax : 202.152.16.62       11001010.10011000.00010000.00111110
• Hosts/Net :62
Model gambar Software Advanced IP Address Calculator




Tools berbasis web untuk membantu perhitungan subnet ini ada
juga dihttp://www.subnet-calculator.com, beberapa software free
untuk perhitungan subnet ini juga sudah banyak, dan dapat di
download di internet.
Konsep Routing
Dasar Teori !!



        Konsepnya, pengirim paket akan menguji tujuan
         Konsepnya, pengirim paket akan menguji tujuan
        dari paket apakah tujuan IP berada pada
         dari paket apakah tujuan IP berada pada
        jaringan lokal atau tidak. Jika tidak, pengirim
         jaringan lokal atau tidak. Jika tidak, pengirim
        paket akan meminta bantuan ke router
         paket akan meminta bantuan ke router
        yang terhubung dengannya dan paket
         yang terhubung dengannya dan paket
        diberikan ke router untuk diteruskan. Router
         diberikan ke router untuk diteruskan. Router
        yang diberi paket pada prinsipnya juga
         yang diberi paket pada prinsipnya juga
        bekerja seperti pengirim paket tadi. Setiap
         bekerja seperti pengirim paket tadi. Setiap
        router mengulangi cara yang sama sampai
         router mengulangi cara yang sama sampai
        paket berada pada router yang mempunyai
         paket berada pada router yang mempunyai
        koneksi lokal dengan penerima.
         koneksi lokal dengan penerima.
fungsi router, secara mudah dapat dikatakan, menghubungkan
dua buah jaringan yang berbeda; tepatnya mengarahkan rute yang
terbaik untuk mencapai network yang diharapkan.
         Dalam implementasinya, router sering dipakai untuk
menghubungkan jaringan antar lembaga atau perusahaan yang
masing-masing telah memiliki jaringan dengan Network ID yang
berbeda. Contoh lainnya yang saat ini populer adalah ketika sebuah
perusahaan akan terhubung ke internet. Maka router akan berfungsi
mengalirkan paket data dari perusahaan tersebut ke lembaga lain
melalui internet, sudah barang tentu nomor jaringan perusahaan itu
akan berbeda dengan perusahaaan yang dituju.
         Dan routerlah yang mengatur mekanisme pengiriman
selain itu router juga memilih “jalan terbaik” untuk mencapai tujuan.
Diberikan ilustrasi sederhana dapat dilihat pada gambar di bawah ini !!
 Router merekomendasikan tentang jalur yang digunakan untuk
  melewatkan paket berdasarkan informasi yang terdapat
  pada Tabel Routing.
 Konsep routing adalah hal yang utama pada lapisan internet di
  jaringan TCP/IP. Hal ini karena pada lapisan internet terjadi proses
  pengalamatan.
 Jika alamat tujuan datagram tersebut terletak satu jaringan
  dengan device asal, datagram tersebut langsung disampaikan. 
 Jika alamat tujuan datagram tidak terdapat di jaringa yang sama,
  datagram akan disampaikan kepada router yang paling tepat. 
 Secara umum mekanisme koordinasi routing dapat dibagi
  menjadi dua, yaitu routing statik dan routing dinamik.
 Contoh dari routing protocol adalah RIP, IGRP, EIGRP, dan OSPF.
Routing Statik
        Routing statik adalah pengaturan routing paling
sederhana yang dapat dilakukan pada jaringan komputer.
Menggunakan routing statik murni dalam sebuah jaringan
berarti mengisi setiap entri dalam forwarding table di setiap
router yang berada di jaringan tersebut.
Routing Dinamik
       Routing dinamik adalah cara yang digunakan untuk
melepaskan kewajiban mengisi entri-entri forwarding table
secara manual.
Keuntungan dan Kerugian Routing Dinamik
        Keuntunganya, Hanya mengenalkan alamat yang terhubung
langsung dengan routernya (kaki-kakinya). Tidak perlu mengetahui
semua alamat network yang ada. Bila terjadi penambahan suatu
network baru tidak perlu semua router mengkonfigurasi. Hanya router-
router yang berkaitan.

        Kerugiannya, Beban kerja router lebih berat karena selalu
memperbarui ip table pada setiap waktu tertentu. kecepatan
pengenalan dan kelengkapan ip table terbilang lama karena router
membroadcast ke semua router sampai ada yang cocok. Sehingga
setelah konfigurasi harus menunggu beberapa saat agar setiap router
mendapat semua alamat ip yang ada. Susah melacak permasalahan
pada suatu topologi jaringan lingkup besar , karena
Keuntungan dan Kerugian Routing Dinamiks

        Keuntungannya, Beban kerja router terbilang ringan
dibandingkan dengan routing dinamis. Karena router hanya
mengupdate sekali saja ip table yang ada. (pada saat di konfigurasi)
Pengiriman paket data yang lebih cepat karena jalur-jalur (path) sudah
di ketahui terlebih dahulu. Analisa kesalahan pada topologi jaringan
lebih cepat diketahui.

       Kerugiannya, Harus tau semua alamat IP network yang akan di
kenalkan atau dituju beserta next hoopnya (jalur yang akan dilewati).
Tabel Routing pada umumnya berisi informasi
 Tabel Routing pada umumnya berisi informasi
tentang:
 tentang:

••AlamatNetwork Tujuan
 Alamat Network Tujuan
••InterfaceRouter yang terdekat dengan network
 Interface Router yang terdekat dengan network
tujuan
 tujuan
••Metric,yaitu sebuah nilai yang menunjukkan jarak
 Metric, yaitu sebuah nilai yang menunjukkan jarak
untuk mencapai network tujuan. Metric tesebut
 untuk mencapai network tujuan. Metric tesebut
menggunakan teknik berdasarkan jumlah lompatan
 menggunakan teknik berdasarkan jumlah lompatan
(Hop Count).
 (Hop Count).
Interior Routing Protocol
• Sesuai namanya, interior berarti bagian dalam.
• Dan interior routing protocol digunakan dalam sebuah
  network yang dinamakan autonomus systems (AS)
• IRP yang dijadikan standar di Internet sampai saat ini adalah
  Routing Information Protocol (RIP) dan Open Shortest Path
  First (OSPF)
RIP (Routing Information Protocol)
 Merupakan protokol routing yang paling umum
  dijumpai karena biasanya sudah included dalam
  sebuah sistem operasi, biasanya unix atau novell.
 RIP memakai metode distance-vector algoritma.
 RIP hanya bisa menangani 15 hop.
 RIP juga mempunyai kekurangan dalam hal network
  masking.
 Implementasi RIP tidak terlalu sulit ika dibandingkan
  dengan OSPF yang akan diterangkan berikut ini.
Kelebihan Dan Kekurangan Routing Information
               Protocol (Rip) Pada Cisco
     – Kelebihan                       - Kekurangan
•   RIP menggunakan metode                  • Jumlah host Terbatas
    Triggered Update                        • RIP tidak memiliki informasi
                                               tentang subnet setiap route.
•   RIP memiliki timer untuk
                                            • RIP tidak mendukung Variable
    mengetahui kapan router harus              Length Subnet Masking (VLSM).
    kembali memberikan informasi
                                            • Ketika pertama kali dijalankan
    routing. Jika terjadi perubahan            hanya mengetahui cara
    pada jaringan, sementara timer             routing ke dirinya sendiri
    belum habis, router tetap harus            (informasi lokal) dan tidak
    mengirimkan informasi routing              mengetahui topologi jaringan
    karena dipicu oleh perubahan               tempatnya berada
    tersebut (triggered update)             • Untuk jaringan yang besar dan
                                               kompleks, RIP mungkin tidak
•   Mengatur routing menggunakan
                                               cukup. Dalam kondisi
    RIP tidak rumit dan memberikan             demikian, penghitungan
    hasil yang cukup dapat diterima,           routing dalam RIP sering
    terlebih jika jarang terjadi               membutuhkan waktu yang
    kegagalan link jaringan                    lama, dan menyebabkan
                                               terjadinya routing loop.
OSPF (Open Shortest Path First)

• Open Shortest Path First (OSPF) adalah sebuah routing
  protokolstandar terbuka yang telah di implementasikan oleh
  sejumlah besar vendor jaringan.
• Merupakan protokol routing yang kompleks dan
  memakan resource komputer.
• Dengan protokol ini, route dapat dapat dibagi menjadi
  beberapa jalan. Maksudnya untuk mencapai host tujuan
  dimungkinkan untuk mecapainya melalui dua atau lebih rute
  secara paralel.
• Menggunakan kecepatan jaringan berdasarkan metric untuk
  menetapkan path-path ke jaringan lainnya.
• Menggunakan teknologi Link-state.
Model OSPF
Finish

More Related Content

Similar to Pertemuan10

Konsep Subnetting - Jaringan Komputer
Konsep Subnetting - Jaringan KomputerKonsep Subnetting - Jaringan Komputer
Konsep Subnetting - Jaringan Komputerirawan afrianto
 
Subnetting Cara Cepat.ppt
Subnetting Cara Cepat.pptSubnetting Cara Cepat.ppt
Subnetting Cara Cepat.pptdionieteh
 
VLSM (Variable Length Subnet Mask) .ppt
VLSM (Variable Length Subnet Mask)  .pptVLSM (Variable Length Subnet Mask)  .ppt
VLSM (Variable Length Subnet Mask) .pptduduinderawaspada2
 
Sunetting IPv4 dan IPv6
Sunetting IPv4 dan IPv6Sunetting IPv4 dan IPv6
Sunetting IPv4 dan IPv6irmanbudiman2
 
pengalamatanjaringan-230615072434-2f6b5ac1.pptx
pengalamatanjaringan-230615072434-2f6b5ac1.pptxpengalamatanjaringan-230615072434-2f6b5ac1.pptx
pengalamatanjaringan-230615072434-2f6b5ac1.pptxAhmadUdin19
 
06 - JNA - Pengalamatan jaringan.pptx
06 - JNA - Pengalamatan jaringan.pptx06 - JNA - Pengalamatan jaringan.pptx
06 - JNA - Pengalamatan jaringan.pptxArsenal2022
 
Jarkom Subnetting 2 untuk kegiatan ppg.ppt
Jarkom Subnetting 2 untuk kegiatan ppg.pptJarkom Subnetting 2 untuk kegiatan ppg.ppt
Jarkom Subnetting 2 untuk kegiatan ppg.pptArifRahman973021
 
UK1 - Merancang Pengalamatan Jaringan.pdf
UK1 - Merancang Pengalamatan Jaringan.pdfUK1 - Merancang Pengalamatan Jaringan.pdf
UK1 - Merancang Pengalamatan Jaringan.pdfkoswara10
 

Similar to Pertemuan10 (20)

Konsep Subnetting - Jaringan Komputer
Konsep Subnetting - Jaringan KomputerKonsep Subnetting - Jaringan Komputer
Konsep Subnetting - Jaringan Komputer
 
Konsep subnetting
Konsep subnettingKonsep subnetting
Konsep subnetting
 
6 subnetting
6 subnetting6 subnetting
6 subnetting
 
Subnetting Cara Cepat.ppt
Subnetting Cara Cepat.pptSubnetting Cara Cepat.ppt
Subnetting Cara Cepat.ppt
 
Pertemuan 10
Pertemuan 10Pertemuan 10
Pertemuan 10
 
IP Address
IP AddressIP Address
IP Address
 
VLSM (Variable Length Subnet Mask) .ppt
VLSM (Variable Length Subnet Mask)  .pptVLSM (Variable Length Subnet Mask)  .ppt
VLSM (Variable Length Subnet Mask) .ppt
 
Pertemuan 11
Pertemuan 11Pertemuan 11
Pertemuan 11
 
Pertemuan5
Pertemuan5Pertemuan5
Pertemuan5
 
Pertemuan5
Pertemuan5Pertemuan5
Pertemuan5
 
Sunetting IPv4 dan IPv6
Sunetting IPv4 dan IPv6Sunetting IPv4 dan IPv6
Sunetting IPv4 dan IPv6
 
Pertemuan 11 subnetting ok
Pertemuan 11   subnetting okPertemuan 11   subnetting ok
Pertemuan 11 subnetting ok
 
pengalamatanjaringan-230615072434-2f6b5ac1.pptx
pengalamatanjaringan-230615072434-2f6b5ac1.pptxpengalamatanjaringan-230615072434-2f6b5ac1.pptx
pengalamatanjaringan-230615072434-2f6b5ac1.pptx
 
Subnetting IPv4 dan IPv6
Subnetting IPv4 dan IPv6Subnetting IPv4 dan IPv6
Subnetting IPv4 dan IPv6
 
Jaringan komputer dan internet 5
Jaringan komputer dan internet 5Jaringan komputer dan internet 5
Jaringan komputer dan internet 5
 
Jaringan komputer dan internet 5
Jaringan komputer dan internet 5Jaringan komputer dan internet 5
Jaringan komputer dan internet 5
 
06 - JNA - Pengalamatan jaringan.pptx
06 - JNA - Pengalamatan jaringan.pptx06 - JNA - Pengalamatan jaringan.pptx
06 - JNA - Pengalamatan jaringan.pptx
 
M09-jarKomp-1_.pdf
M09-jarKomp-1_.pdfM09-jarKomp-1_.pdf
M09-jarKomp-1_.pdf
 
Jarkom Subnetting 2 untuk kegiatan ppg.ppt
Jarkom Subnetting 2 untuk kegiatan ppg.pptJarkom Subnetting 2 untuk kegiatan ppg.ppt
Jarkom Subnetting 2 untuk kegiatan ppg.ppt
 
UK1 - Merancang Pengalamatan Jaringan.pdf
UK1 - Merancang Pengalamatan Jaringan.pdfUK1 - Merancang Pengalamatan Jaringan.pdf
UK1 - Merancang Pengalamatan Jaringan.pdf
 

More from Abbanae Dandim (16)

Sister02
Sister02Sister02
Sister02
 
Sister09
Sister09Sister09
Sister09
 
Pertemuan10
Pertemuan10Pertemuan10
Pertemuan10
 
Pertemuan7
Pertemuan7Pertemuan7
Pertemuan7
 
Pertemuan1
Pertemuan1Pertemuan1
Pertemuan1
 
Pertemuan6
Pertemuan6Pertemuan6
Pertemuan6
 
Pertemuan9
Pertemuan9Pertemuan9
Pertemuan9
 
Pertemuan8
Pertemuan8Pertemuan8
Pertemuan8
 
Pertemuan4
Pertemuan4Pertemuan4
Pertemuan4
 
Pertemuan3
Pertemuan3Pertemuan3
Pertemuan3
 
Pertemuan2
Pertemuan2Pertemuan2
Pertemuan2
 
Pertemuan8
Pertemuan8Pertemuan8
Pertemuan8
 
Pertemuan7
Pertemuan7Pertemuan7
Pertemuan7
 
Pertemuan6
Pertemuan6Pertemuan6
Pertemuan6
 
Pertemuan4
Pertemuan4Pertemuan4
Pertemuan4
 
Pertemuan2
Pertemuan2Pertemuan2
Pertemuan2
 

Pertemuan10

  • 1. Pengantar Jaringan Komputer SAEFUL ABRAR SOFYAN
  • 3.
  • 4. Subnetting merupakan proses memecah satu kelas IP Subnetting merupakan proses memecah satu kelas IP Address menjadi beberapa subnet dengan jumlah host yang lebih Address menjadi beberapa subnet dengan jumlah host yang lebih sedikit, dan untuk menentukan batas network ID dalam suatu sedikit, dan untuk menentukan batas network ID dalam suatu subnet, digunakan subnet mask. subnet, digunakan subnet mask. Jumlah IP Address v4 sangat terbatas. Jumlah IP Address v4 sangat terbatas. Selaib penggunaan metode classfull untuk pembagian IP Selaib penggunaan metode classfull untuk pembagian IP Address, dapat juga menggunakan metode classes addressing. Address, dapat juga menggunakan metode classes addressing.
  • 5. Contoh Subnet Mask Subnet Mask (Biner) Desimal Hexa CIDR 11111111.11111111.00000000.000000 255.255.0.0 FF.FF.00.00 /16 00 11111111.11111111. 11111111. 255.255.255.0 FF.FF.FF.00 /24 00000000 11111111.11111111. 11111111. 255.255.255.128 FF.FF.FF.80 /25 10000000 11111111.11111111. 11111111. 255.255.255.192 FF.FF.FF.C0 /26 11000000 11111111.11111111. 11111111. 255.255.255.224 FF.FF.FF.E0 /27 11100000
  • 6. Fungsi Subnet  Mengurangi lalu-lintas jaringan, sehingga data yang lewat di perusahaan tidak akan bertabrakan (collision) atau macet.  Teroptimasinya unjuk kerja jaringan.  Pengelolaan yang disederhanakan.  Membantu pengembangan jaringan ke arah jarak geografis yang menjauh
  • 7. Bentuk Notasi Subnet 1.Classless Inter-Domain Routing (CIDR) 2. Variable Length Subnet Mask (VLSM)
  • 9.  Diperkenalkan oleh lembaga IETF pada tahun 1992  Diperkenalkan oleh lembaga IETF pada tahun 1992  Merupakan pengganti dari IP address syntax --classful networks  Merupakan pengganti dari IP address syntax classful networks  CIDR menggunakan “network prefix” dengan panjang tertentu.  CIDR menggunakan “network prefix” dengan panjang tertentu.  CIDR dapat mengalokasikan kelompok IP address dengan lebih  CIDR dapat mengalokasikan kelompok IP address dengan lebih efektif. efektif.  CIDR memungkinkan router untuk rute kelompok sama untuk  CIDR memungkinkan router untuk rute kelompok sama untuk mengurangi sebagian besar informasi routing dilakukan oleh mengurangi sebagian besar informasi routing dilakukan oleh router inti. router inti.  Dengan CIDR, alamat kelas (Kelas A, B, dan C) menjadi tidak  Dengan CIDR, alamat kelas (Kelas A, B, dan C) menjadi tidak berarti. berarti.
  • 10. Tabel di bawah menunjukkan pengalokasian subnet dan alamat Host IP untuk semua Kelas. Kelas A No. of bits Subnet Mask CIDR No. of Subnets No. of Hosts Nets * Hosts 2 255.192.0.0 /10 2 4194302 8388604 3 255.224.0.0 /11 6 2097150 12582900 4 255.240.0.0 /12 14 1048574 14680036 5 255.248.0.0 /13 30 524286 15728580 6 255.252.0.0 /14 62 262142 16252804 7 255.254.0.0 /15 126 131070 16514820 8 255.255.0.0 /16 254 65534 16645636 9 255.255.128.0 /17 510 32766 16710660 10 255.255.192.0 /18 1022 16382 16742404 11 255.255.224.0 /19 2046 8190 16756740 12 255.255.240.0 /20 4094 4094 16760836 13 255.255.248.0 /21 8190 2046 16756740 14 255.255.252.0 /22 16382 1022 16742404 15 255.255.254.0 /23 32766 510 16710660 16 255.255.255.0 /24 65534 254 16645636 17 255.255.255.128 /25 131070 126 16514820 18 255.255.255.192 /26 262142 62 16252804 19 255.255.255.224 /27 524286 30 15728580 20 255.255.255.240 /28 1048574 14 14680036 21 255.255.255.248 /29 2097150 6 12582900 22 255.255.255.252 /30 4194302 2 8388604
  • 11. Kelas B No. of bits Subnet Mask CIDR No. of Subnets No. of Hosts Nets * Hosts 2 255.255.192.0 /18 2 16382 32764 3 255.255.224.0 /19 6 8190 49140 4 255.255.240.0 /20 14 4094 57316 5 255.255.248.0 /21 30 2046 61380 6 255.255.252.0 /22 62 1022 63364 7 255.255.254.0 /23 126 510 64260 8 255.255.255.0 /24 254 254 64516 9 255.255.255.128 /25 510 126 64260 10 255.255.255.192 /26 1022 62 63364 11 255.255.255.224 /27 2046 30 61380 12 255.255.255.240 /28 4094 14 57316 13 255.255.255.248 /29 8190 6 49140 14 255.255.255.252 /30 16382 2 32764
  • 12. Kelas C No. of bits Subnet Mask CIDR #No. of Subnets No.of Hosts Nets * Hosts 2 255.255.255.192 /26 2 62 124 3 255.255.255.224 /27 6 30 180 4 255.255.255.240 /28 14 14 196 5 255.255.255.248 /29 30 6 180 6 255.255.255.252 /30 62 2 124
  • 13. Variable Length Subnet Mask (VLSM)
  • 14.  VLSM adalah pengembangan mekanisme subneting, dimana dalam vlsm dilakukan peningkatan dari kelemahan subneting klasik, yang mana dalam clasik subneting, subnet zeroes, dan subnet- ones tidak bisa digunakan.  Menggunakan metode yakni dengan memberikan suatu network address lebih dari satu subnetmask.  CIDR dan metode VLSM mirip satu sama lain, yaitu blok network address dapat dibagi lebih lanjut menjadi sejumlah blok IP address yang lebih kecil.  Perbedaannya adalah CIDR merupakan sebuah konsep untuk pembagian blok IP Public yang telah didistribusikan dari IANA, sedangkan VLSM merupakan implementasi pengalokasian blok IP yang dilakukan oleh pemilik network (network administrator) dari blok IP yang telah diberikan padanya (sifatnya local dan tidak dikenal di internet).  Esensi dari subnetting adalah “memindahkan” garis pemisah antara bagian network dan bagian host dari suatu IP Address.
  • 15. Perhatikan contoh berikut: Satu blok IP address (169.254.0.0/20) dibagi menjadi 16. Subnet 1 = 4094 host – Net address = 169.254.0.0/20 Subnet 2 = 4094 host – Net address = 169.254.16.0/20 Subnet 3 = 4094 host – Net address = 169.254.32.0/20 Subnet 4 = 4094 host – Net address = 169.254.64.0/20 … Subnet 16= 4094 host – Net address = 169.254.240.0/20 Subnet Mask = 255.255.240.0 Berikutnya Subnet 2 akan dipecah menjadi 16 subnet lagi yang lebih kecil. Subnet 2.1 = 254 host – Net address = 169.254.16.0/24 Subnet 2.2 = 254 host – Net address = 169.254.17.0/24 Subnet 2.3 = 254 host – Net address = 169.254.18.0/24 … Subnet 2.16 = 254 host – Net address = 169.254.31.0/24 Subnet Mask = 255.255.255.0 Bila subnet 2.1 akan dipecah lagi menjadi beberapa subnet, misal 4 subnet, maka: Subnet 2.1.1 = 62 host – Net address = 169.254.16.0/26 Subnet 2.1.2 = 62 host – Net address = 169.254.16.64/26 Terbukti bahwa :pada Subnet 22(Net Terbukti bahwa :pada Subnet (Net Subnet 2.1.3 = 62 host – Net address = 169.254.16.128/26 address 169.254.16.0) dapat address 169.254.16.0) dapat Subnet 2.1.4 = 62 host – Net address = 169.254.16.192/26 memecah jaringannya menjadi memecah jaringannya menjadi Subnet Mask = 255.255.255.192 beberapa subnet lagi dengan beberapa subnet lagi dengan mengganti Subnetmask-nya mengganti Subnetmask-nya menjadi: 255.255.240.0, menjadi: 255.255.240.0, 255.255.255.0 dan 255.255.255.192. 255.255.255.0 dan 255.255.255.192.
  • 16. Perhatikan…!!! pengertian satu network secara logika adalah host-host yang tersambung pada suatu jaringan fisik. Untuk menghindari terjadinya kongesti akibat terlalu banyak host dalam suatu physical network, dilakukan segmentasi jaringan. Cara yang sederhana adalah membuat topologi network perusahaan tersebut seperti ditampilkan pada gambar berikut.
  • 17. Setelah membuat subnet secara fisik, kita juga harus membuat subnet logic . Berikut ini daftar subnetting yang bisa dihapal dan diterapkan untuk membuat subnet.
  • 18. Cara menghitung subnet tersebut : : Cara menghitung subnet tersebut Sedangkan untuk mencari : : Jumlah Sedangkan untuk mencari Jumlah Jumlah Host per Network Jumlah Host per Network Subnet= 22N Subnet= N = 2nn--2 =2 2 Dimana N adalah jumlah bit yang Dimana N adalah jumlah bit yang dipergunakan (diselubungi) atau N == dipergunakan (diselubungi) atau N Dimana n adalah jumlah Dimana n adalah jumlah Network Prefix ––88(klas A), N == Network Prefix (klas A), N bit tersisa yang belum bit tersisa yang belum NetworkPrefix ––16 (klas B), dan N ==Network NetworkPrefix 16 (klas B), dan N Network Prefix ––24 (klas C) Prefix 24 (klas C) diselubungi, misal diselubungi, misal Contoh:Bila blok IP klas A network prefix / / Contoh:Bila blok IP klas A network prefix Network Prefix /25, maka 27, maka N ==27 ––88==19 27, maka N 27 19 Network Prefix /25, maka 2219==524.288 19 524.288 bit tersisa (n) adalah bit tersisa (n) adalah (artinya dengan blok IP klas A, kita dapat (artinya dengan blok IP klas A, kita dapat memecah network menjadi 524.288)Bila 32 ––25 = 7 32 25 = 7 memecah network menjadi 524.288)Bila blok IP klas BBnetwork prefix /27, maka N == blok IP klas network prefix /27, maka N 2 ––2 = 128 ––2 = 126 host 2 2 = 128 2 = 126 host 77 27 ––16 ==11 27 16 11 2211==2.048 11 2.048 (artinya dengan blok IP klas A, kita dapat (artinya dengan blok IP klas A, kita dapat memecah network menjadi 2.048)Bila blok memecah network menjadi 2.048)Bila blok IP klas C network prefix /27, maka N ==27 –– IP klas C network prefix /27, maka N 27 24 ==33 24 223==88 3 (artinya dengan blok IP klas C, kita dapat (artinya dengan blok IP klas C, kita dapat memecah network menjadi 8) memecah network menjadi 8)
  • 19. Bila anda memiliki IP address dari klas C seperti 192.168.0.1, Tentukan berapa jumlah host maksimal yang anda bisasusun dalam satu network dan berapa jumlah network (subnet) yang bisa anda bentuk (1 network atau lebih) Penyelesaian: Network Address :192.168.0.0/24 11000000.10101000.00000000.00000000 Netmask : 255.255.255.0 11111111.11111111.11111111.00000000 Wildcard :0.0.0.255 00000000.00000000.00000000.11111111   IP Host Awal :192.168.0.1 11000000.10101000.00000000.00000001 IP Host Akhir :192.168.0.254 11000000.10101000.00000000 .11111110 Broadcast : 192.168.0.255 11000000.10101000.00000000 .11111111 Hosts/Net : 254 (1 Network) Network Address : 192.168.0.0/25 11000000.10101000.00000000.00000001 Netmask :255.255.255.128 11111111.11111111.11111111.10000000   Hostmax : 192.168.0.254 11000000.10101000.00000000.11 111110 Broadcast : 192.168.0.255 11000000.10101000.00000000.11 111111 Hosts/net : 62   Subnet :4 Net : 248 Masih banyak lagi network yang kita bisa bentuk dengan 192.168.0.0/27, 192.168.0.0/28, 192.168.0.0/29, dan 192.168.0.0/30.
  • 20.
  • 21. Untuk melakukan subnetting, sebaiknya kita mengetahui seberapa jaringan saat ini dengan cara:  Tentukan dulu jumlah jaringan fisik yang ada  Tentukan jumlah IP address yang dibutuhkan oleh masing- masing jaringan. Berdasarkan requirement ini, definisikan: Satu subnet mask untuk seluruh network Subnet ID yang unik untuk setiap segmen jaringan Range host ID untuk setiap subjek Cara paling sederhana dalam membentuk subnet ialah mengalokasikan IP Address sama rata untuk setiap subnet.
  • 22. Cara Mudah Mengatur Pembagian IP Lewat Internet o Bila anda mendapatkan IP Address 202.152.16.12,dan anda harus membaginya menjadi beberapa IP dalam sebuah jaringan dengan jumlah komputer max. 62 bh. o Anda harus menentukan netmask yang akan digunakan o kita bisa membuat perkiraan sementara, kalau pake Network prefix / 24 (255.255.255.0), maka maksimal komputer dalam jaringan adalah 254 host, kita bisa mencoba CIDR /25, /26 atau /27. o Dengan network prefix /25 kita memperoleh Hosts/Net = 126,dengan network prefix /26 kita memperoleh Hosts/Net = 62,dengan network prefix /27 kita memperoleh Hosts/Net = 30. o Anda dapat mencoba langsung dengan mengetikkan alamathttp://jodies.de/ipcalc? host=202.152.16.12&mask1=26&mask2= di URL browser anda, hasilnya akan terlihat nilaiseperti berikut:
  • 23. Cont’d Maka hasilnya : •Address : 202.152.16.12 11001010.10011000.00010000.00001100 • Netmask : 255.255.255.192 11111111.11111111.11111111.11000000 •Wildcard : 0.0.0.63 00000000.00000000.00000000.00111111 • => •Network :202.152.16.0/26 11001010.10011000.00010000.00 000000 (Class C) •Broadcast : 202.152.16.63 11001010.10011000.00010000.00111111 • HostMin : 202.152.16.1 11001010.10011000.00010000.00000001 • HostMax : 202.152.16.62 11001010.10011000.00010000.00111110 • Hosts/Net :62
  • 24. Model gambar Software Advanced IP Address Calculator Tools berbasis web untuk membantu perhitungan subnet ini ada juga dihttp://www.subnet-calculator.com, beberapa software free untuk perhitungan subnet ini juga sudah banyak, dan dapat di download di internet.
  • 26. Dasar Teori !! Konsepnya, pengirim paket akan menguji tujuan Konsepnya, pengirim paket akan menguji tujuan dari paket apakah tujuan IP berada pada dari paket apakah tujuan IP berada pada jaringan lokal atau tidak. Jika tidak, pengirim jaringan lokal atau tidak. Jika tidak, pengirim paket akan meminta bantuan ke router paket akan meminta bantuan ke router yang terhubung dengannya dan paket yang terhubung dengannya dan paket diberikan ke router untuk diteruskan. Router diberikan ke router untuk diteruskan. Router yang diberi paket pada prinsipnya juga yang diberi paket pada prinsipnya juga bekerja seperti pengirim paket tadi. Setiap bekerja seperti pengirim paket tadi. Setiap router mengulangi cara yang sama sampai router mengulangi cara yang sama sampai paket berada pada router yang mempunyai paket berada pada router yang mempunyai koneksi lokal dengan penerima. koneksi lokal dengan penerima.
  • 27. fungsi router, secara mudah dapat dikatakan, menghubungkan dua buah jaringan yang berbeda; tepatnya mengarahkan rute yang terbaik untuk mencapai network yang diharapkan. Dalam implementasinya, router sering dipakai untuk menghubungkan jaringan antar lembaga atau perusahaan yang masing-masing telah memiliki jaringan dengan Network ID yang berbeda. Contoh lainnya yang saat ini populer adalah ketika sebuah perusahaan akan terhubung ke internet. Maka router akan berfungsi mengalirkan paket data dari perusahaan tersebut ke lembaga lain melalui internet, sudah barang tentu nomor jaringan perusahaan itu akan berbeda dengan perusahaaan yang dituju. Dan routerlah yang mengatur mekanisme pengiriman selain itu router juga memilih “jalan terbaik” untuk mencapai tujuan. Diberikan ilustrasi sederhana dapat dilihat pada gambar di bawah ini !!
  • 28.
  • 29.
  • 30.  Router merekomendasikan tentang jalur yang digunakan untuk melewatkan paket berdasarkan informasi yang terdapat pada Tabel Routing.  Konsep routing adalah hal yang utama pada lapisan internet di jaringan TCP/IP. Hal ini karena pada lapisan internet terjadi proses pengalamatan.  Jika alamat tujuan datagram tersebut terletak satu jaringan dengan device asal, datagram tersebut langsung disampaikan.   Jika alamat tujuan datagram tidak terdapat di jaringa yang sama, datagram akan disampaikan kepada router yang paling tepat.   Secara umum mekanisme koordinasi routing dapat dibagi menjadi dua, yaitu routing statik dan routing dinamik.  Contoh dari routing protocol adalah RIP, IGRP, EIGRP, dan OSPF.
  • 31. Routing Statik Routing statik adalah pengaturan routing paling sederhana yang dapat dilakukan pada jaringan komputer. Menggunakan routing statik murni dalam sebuah jaringan berarti mengisi setiap entri dalam forwarding table di setiap router yang berada di jaringan tersebut.
  • 32. Routing Dinamik Routing dinamik adalah cara yang digunakan untuk melepaskan kewajiban mengisi entri-entri forwarding table secara manual.
  • 33.
  • 34. Keuntungan dan Kerugian Routing Dinamik Keuntunganya, Hanya mengenalkan alamat yang terhubung langsung dengan routernya (kaki-kakinya). Tidak perlu mengetahui semua alamat network yang ada. Bila terjadi penambahan suatu network baru tidak perlu semua router mengkonfigurasi. Hanya router- router yang berkaitan. Kerugiannya, Beban kerja router lebih berat karena selalu memperbarui ip table pada setiap waktu tertentu. kecepatan pengenalan dan kelengkapan ip table terbilang lama karena router membroadcast ke semua router sampai ada yang cocok. Sehingga setelah konfigurasi harus menunggu beberapa saat agar setiap router mendapat semua alamat ip yang ada. Susah melacak permasalahan pada suatu topologi jaringan lingkup besar , karena
  • 35. Keuntungan dan Kerugian Routing Dinamiks Keuntungannya, Beban kerja router terbilang ringan dibandingkan dengan routing dinamis. Karena router hanya mengupdate sekali saja ip table yang ada. (pada saat di konfigurasi) Pengiriman paket data yang lebih cepat karena jalur-jalur (path) sudah di ketahui terlebih dahulu. Analisa kesalahan pada topologi jaringan lebih cepat diketahui. Kerugiannya, Harus tau semua alamat IP network yang akan di kenalkan atau dituju beserta next hoopnya (jalur yang akan dilewati).
  • 36. Tabel Routing pada umumnya berisi informasi Tabel Routing pada umumnya berisi informasi tentang: tentang: ••AlamatNetwork Tujuan Alamat Network Tujuan ••InterfaceRouter yang terdekat dengan network Interface Router yang terdekat dengan network tujuan tujuan ••Metric,yaitu sebuah nilai yang menunjukkan jarak Metric, yaitu sebuah nilai yang menunjukkan jarak untuk mencapai network tujuan. Metric tesebut untuk mencapai network tujuan. Metric tesebut menggunakan teknik berdasarkan jumlah lompatan menggunakan teknik berdasarkan jumlah lompatan (Hop Count). (Hop Count).
  • 38. • Sesuai namanya, interior berarti bagian dalam. • Dan interior routing protocol digunakan dalam sebuah network yang dinamakan autonomus systems (AS) • IRP yang dijadikan standar di Internet sampai saat ini adalah Routing Information Protocol (RIP) dan Open Shortest Path First (OSPF)
  • 39. RIP (Routing Information Protocol)  Merupakan protokol routing yang paling umum dijumpai karena biasanya sudah included dalam sebuah sistem operasi, biasanya unix atau novell.  RIP memakai metode distance-vector algoritma.  RIP hanya bisa menangani 15 hop.  RIP juga mempunyai kekurangan dalam hal network masking.  Implementasi RIP tidak terlalu sulit ika dibandingkan dengan OSPF yang akan diterangkan berikut ini.
  • 40. Kelebihan Dan Kekurangan Routing Information Protocol (Rip) Pada Cisco – Kelebihan - Kekurangan • RIP menggunakan metode • Jumlah host Terbatas Triggered Update • RIP tidak memiliki informasi tentang subnet setiap route. • RIP memiliki timer untuk • RIP tidak mendukung Variable mengetahui kapan router harus Length Subnet Masking (VLSM). kembali memberikan informasi • Ketika pertama kali dijalankan routing. Jika terjadi perubahan hanya mengetahui cara pada jaringan, sementara timer routing ke dirinya sendiri belum habis, router tetap harus (informasi lokal) dan tidak mengirimkan informasi routing mengetahui topologi jaringan karena dipicu oleh perubahan tempatnya berada tersebut (triggered update) • Untuk jaringan yang besar dan kompleks, RIP mungkin tidak • Mengatur routing menggunakan cukup. Dalam kondisi RIP tidak rumit dan memberikan demikian, penghitungan hasil yang cukup dapat diterima, routing dalam RIP sering terlebih jika jarang terjadi membutuhkan waktu yang kegagalan link jaringan lama, dan menyebabkan terjadinya routing loop.
  • 41. OSPF (Open Shortest Path First) • Open Shortest Path First (OSPF) adalah sebuah routing protokolstandar terbuka yang telah di implementasikan oleh sejumlah besar vendor jaringan. • Merupakan protokol routing yang kompleks dan memakan resource komputer. • Dengan protokol ini, route dapat dapat dibagi menjadi beberapa jalan. Maksudnya untuk mencapai host tujuan dimungkinkan untuk mecapainya melalui dua atau lebih rute secara paralel. • Menggunakan kecepatan jaringan berdasarkan metric untuk menetapkan path-path ke jaringan lainnya. • Menggunakan teknologi Link-state.