SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
TUGAS LAPORAN
LAPANGAN TERBANG




        Dikerjakan oleh :



     NANDA PRATAMA
        G1B010044




PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
     FAKULTAS TEKNIK
  UNIVERSITAS BENGKULU
        BENGKULU

                             1
KATA PENGANTAR
       Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat
dan hidayah-NYA lah penulis dapat menyelesaikan Makalah Lapangan Terbang
ini dengan baik.

       Penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada Dosen Pembimbing
Lapangan Terbang yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada
penulis, serta teman-teman yang selalu mendukung hingga tugas ini dapat
diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.

       Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kesalahan dan
kekurangan dalam penulisan tugas ini. Penulis mengharapkan kritik dan saran
dari   pembaca     yang sifatnya   membangun    demi memperbaiki bahkan
menyempurnakan kembali dimasa yang akan datang.




                                                    Bengkulu, April 2012




                                                           Penulis




                                                                           2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………….2

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………..3

BAB. I PENDAHULUAN……………………………………………………………………………..4

   A.   Latar Belakang…………………………….………………………………………………….4
   B.   Permasalahan……………………………….………………………………………………..4
   C.   Tujuan dan Manfaat Penulisan …….…………..…………………………………….4
   D.   Metode Pengumpulan Data…………………………………………………………….4
   E.   Sistematika Penulisan…………………….……………………………………………….5

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA……………………….……………………………………………..6

   A. Teori Singkat Tentang Bandara…….….………………………………………………6
   B. Fasilitas Bandara…………………………..…..…………………………………………….7

BAB. III PEMBAHASAN……………………………………………………………………………..10

   A. Penyebab Kecelakaan Pesawat……………………………………………………...10
   B. Pengaruh Drainase Yang Baik Bagi Bandara………………………………...….11
   C. Persyaratan Teknis landasan Pacu.………………………………………..….…..14


BAB. IV PENUTUP……………………………………………………………………………………..17

  A. KESIMPULAN………………………………………………………………………..………….17


DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….………..….18




                                                                    3
BAB I

                            PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG


       Telah sering kita lihat di berbagai media baik elektronik maupun media
berupa Koran-koran yang memuat tentang berita kecelakaan pesawat terbang,
kita sadari atau tidak transportasi udara yang satu ini sering menjadi jalan maut
yang mudah merenggut nyawa.
       Dilator belakangi dari banyak nya kecelakaan yang terjadi oleh pesawat
terbang, inilah yang mendorong saya untuk membuat makalah ini. Dengan
tujuan agar kita setidak nya tahu akan penyebab terjadi nya kecelakaan tersebut.



B. PERMASALAHAN


1. Apa saja penyebab kecelakaan pesawat terbang?
2. Pengaruh drainase yang baik di lapangan terbang?
3. Apa saja persayaratan teknis landasan pacu?


C. TUJUAN DAN MANFAAT PENULISAN


1. Untuk mengetahui apa saja penyebab terjadi nya kecelakaan pesawat terbang
  dan memberikan pemahaman yang baik bagi masyarakat agar tidak mudah di
  bohongi oleh isu-isu yang di buat oleh orang tidak bertanggung jawab.
2. Untuk mengetahui pengaruh drainase yang baik bagi lapangan terbang.


D. METODE PENULISAN


       Untuk mengumpulkan bahan-bahan yang diperlukan dalam rangka
penyusunan maklah ini penulis telah mengunakan metode penelitian
kepustakaan (library research), yaitu dengan mempelajari sumber-sumber


                                                                               4
tertulis, seperti buku-buku yang membahas masalah mengenai lapangan
terbang, artikel-artikel, dan berbagai sumber lainnya.Untuk pengolahan bahan-
bahan tersebut telah digunakan metode-metode:

1. Metode deduktif, yaitu metode yang bertitik tolak dari hal-hal yang bersifat
    umum kemudian dari hal-hal yang bersifat umum ini ditarik kesimpulan yang
    khusus.
2. Metode induktif, yaitu metode yang bertitik tolak dari hal-hal yang bersifat
    khusus kemudian dari hal-hal yang bersifat khusus ini ditarik kesimpulan
    yang umum.

E. SISTEMATIKA PENULISAN


   Makalah ini disusun dengan urutan sebagai berikut :

   Bab I Pendahuluan

       Pada bagian ini dijelaskan tentang latar belakang, rumusan mmasalah,
   tujuan penuliasan, metode pengumpulan data, sistematika penulisan.

   Bab II Tinjauan Pustaka

      Pada bagian ini dikemukakan teori-teori yang berkaitan dengan
   pengertian dan pejelasan yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.

   Bab III Pembahasan

      Pada bagian ini merupakan pembahasan yang terdiri dari permasalahan
   masalah berdasarkan teori yang digunakan.

   Bab IV Penutup

   Pada bab terakhir ini memuat kesimpulan.

   Daftar Pustaka

     Pada bagian ini berisi referensi dari berbagai media yang digunakan untuk
   membuat makalah ini.




                                                                             5
BAB II

                          TINJAUAN PUSTAKA

A.       TEORI SINGKAT TENTANG BANDARA
        Bandar udara (disingkat: bandara) atau pelabuhan udara merupakan
sebuah fasilitas tempat pesawat terbang dapat lepas landas dan mendarat.
Bandar udara yang paling sederhana minimal memiliki sebuah landas pacu
namun bandara-bandara besar biasanya dilengkapi berbagai fasilitas lain, baik
untuk operator layanan penerbangan maupun bagi penggunanya.

          Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization):
Bandar udara adalah area tertentu di daratan atau perairan (termasuk bangunan,
instalasi dan peralatan) yang diperuntukkan baik secara keseluruhan atau
sebagian untuk kedatangan, keberangkatan dan pergerakan pesawat.

         Sedangkan definisi bandar udara menurut PT (persero) Angkasa Pura
adalah "lapangan udara, termasuk segala bangunan dan peralatan yang
merupakan kelengkapan minimal untuk menjamin tersedianya fasilitas bagi
angkutan udara untuk masyarakat"

B.       FASILITAS YANG HARUS DISEDIAKAN OLEH BANDARA

Sisi Udara (Air Side)

     landas pacu yang mutlak diperlukan pesawat. Panjangnya landas pacu
     biasanya tergantung dari besarnya pesawat yang dilayani. Untuk bandar udara
     perintis yang melayani pesawat kecil, landasan cukup dari rumput ataupun
     tanah diperkeras (stabilisasi). Panjang landasan perintis umumnya 1.200
     meter dengan lebar 20 meter, misal melayani Twin Otter, Cessna, dll. pesawat
     kecil berbaling-baling dua (umumnya cukup 600-800 meter saja). Sedangkan
     untuk bandar udara yang agak ramai dipakai konstruksi aspal, dengan panjang
     1.800 meter dan lebar 30 meter. Pesawat yang dilayani adalah jenis turbo-
     prop atau jet kecil seperti Fokker-27, Tetuko 234, Fokker-28, dlsb. Pada
     bandar udara yang ramai, umumnya dengan konstruksi beton dengan panjang
     3.600 meter dan lebar 45-60 meter. Pesawat yang dilayani adalah jet sedang




                                                                               6
seperti Fokker-100, DC-10, B-747, Hercules, dlsb. Bandar udara international
terdapat lebih dari satu landasan untuk antisipasi ramainya lalu lintas.


Apron adalah tempat parkir pesawat yang dekat dengan bangunan terminal,
sedangkan taxiway menghubungkan apron dan run-way. Konstruksi apron
umumnya beton bertulang, karena memikul beban besar yang statis dari
pesawat.Tahukah anda siapa yang berperan penting dalam penentuan tempat
parkir pesawat udara di bandar udara, kemudian yang mengawasi semua
pergerakan kendaraan di apron ? jawaban nya adalah unit Apron Movement
Control (AMC), Berikut sedikit penjelasan mengenai Unit AMC di Bandar
Udara.

         Dalam pengertian luas apron movement control (AMC) adalah
ditujukan untuk pengawasan atas semua pergerakan lalu lintas diarea apron
yang terdiri dari lalu lintas udara, kendaraan dan personil yang berada
dibandara, pengawasan dalam terminologi disini memberikan arti tindak
langkah yang diperlukan untuk mecegah terjadinya dalam hal ini kasus
tabrakan diantara ketiga unsur pembentuk lalu lintas apron, dimana mereka
melakukan kegiatan bersama. Di samping itu pengawasan juga dimaksud agar
pengaturan lalu lintas dapat berlangsur dengan lancar.

         Unit Apron Movement Control (AMC) sendiri berada di bawah
naungan Dinas Operasi Bandara dan kepalai oleh Assistan Manager Sisi
Udara.


    System operasi apron movement control (AMC) mencakup pemberian
petunjuk serta pengawasan terhadap semua kendaraan dan personil yang
karena fungsi mereka harus memang memerlukan beroperasi di daerah
pergerakan pesawat udara. Disamping itu mencakup juga pemberian bantuan
pesawat udara yang menuju lokasi pemarkiran yang telah ditetapkan. Dapat
ditambahkan bahwa dalam operasi AMC ikut serta mencegah kemungkinan
masuknya kendaraan yang tidak diwenangkan/ tidak berhati-hati disisi udara.


                                                                              7
Penyelengara sistem AMC dilakukan dengan memperhatikan faktor
keserasian dan keterpaduan operasiaonal antar unit-unit yang terlibat dalam
pengaturan lalu lintas pesawat udara di apron. Terutama dengan operasi lalu
lintas terminal.


     Unit AMC memiliki tugas sebagai penanggung jawab kegiatan pelayanan
operasi    penerbangan,   pengelolaan     apron   dan   semua       orang   yang
berkepentingan di daerah sisi udara (air side). Dalam Managemen Operasi Sisi
Udara (AMC) melakukan kordinasi dalam pelayanan yang terdiri dari
pengaturan parkir pesawat udara, Docking dan De-Docking, VDGS dan AVDGS,
Push Back dan Start Engine, marshalling, follow me car, pengawasan
kendaraan di sisi udara, penerbitan ijin kendaraan operasional dan GSE,
penerbitan TIM apron, kebersihan apron, penanganan tumpahan bahan bakar
(Fuel spillage).

       Dalam pelaksanaan tugasnya, unit AMC berfungsi sebagai unit
pelayanan dan pengawasan di sisi udara (air side) yang meliputi :
a. Fungsi pelayanan operasional meliputi :
   1. Pelayanan operasional Aviobridge.
   2. Pelayanan marshalling bagi pesawat yang membutuhkan.
   3. Pemberian pelayanan pencatatan data penerbangan untuk kebutuhan
     CIS (Central Information System).
   4. Pelayanan BCB (baggage Conveyor Belt).
   5.Pengkoordinasian tugas-tugas untuk pelayanan operasional berbagai unit
     sewaktu-waktu diperlukan serta pemeliharaan Apron dan instalasinya.
b. Fungsi pengawasan meliputi :
   1.Penerbitan Tanda Ijin Mengemudi (TIM) kendaraan kepada pengemudi
     yang berhak, dan pemeriksaan sewaktu-waktu dilapangan.
   2. Pemberian tanda stiker / logo bagi kendaraan operasional yang berhak,
     dan pemeriksaan sewaktu-waktu dilapangan.




                                                                               8
3. Pengawasan atas jalannya lalu-lintas kendaraan dan personil di sisi udara
    (air side).
   4. Inspeksi atas semua instalasi dan peralatan yang merupakan bagian dari
    fasilitas di apron.

Untuk keamanan dan pengaturan, terdapat Air Traffic Controller, berupa
menara khusus pemantau yang dilengkapi radio control dan radar.
Karena dalam bandar udara sering terjadi kecelakaan, maka diseduiakan unit
penanggulangan kecelakaan (air rescue service) berupa peleton penolong dan
pemadan kebakaran, mobil pemadam kebakaran, tabung pemadam
kebakaran, ambulance, dll. peralatan penolong dan pemadam kebakaran.
Juga ada fuel service untuk mengisi bahan bakar avtur.


Sisi Darat (Land Side)

Terminal bandar udara atau concourse adalah pusat urusan penumpang yang
datang atau pergi. Di dalamnya terdapat pemindai bagasi sinar X, counter
check-in, (CIQ, Custom - Inmigration - Quarantine) untuk bandar udara
internasional, dan ruang tunggu (boarding lounge) serta berbagai fasilitas
untuk kenyamanan penumpang. Di bandar udara besar, penumpang masuk ke
pesawat melalui garbarata atau avio bridge. Di bandar udara kecil,
penumpang naik ke pesawat melalui tangga (pax step) yang bisa dipindah-
pindah.
Curb, adalah tempat penumpang naik-turun dari kendaraan darat ke dalam
bangunan terminal.
Parkir kendaraan, untuk parkir para penumpang dan pengantar/penjemput,
termasuk taksi.




                                                                             9
BAB III

                              PEMBAHASAN

  A. PENYEBAB KECELAKAAN PESAWAT

         Kemungkinan terjadinya insiden / kecelakaan di movement area semakin
  meningkat dengan semakin kompleksnya desain suatu bandar udara. Dapat juga
  disebabkan oleh tidak laik-nya desain bandar udara yang ada terkait pelayanan
  yang melebihi kapasitas maksimum atau tidak memenuhi standar yang telah
  ditentukan.

      Berdasarkan ICAO Doc 9870 Manual on the Prevention of Runway Incursions,
  pada umumnya beberapa faktor yang menjadi penyebab insiden/kecelakaan
  terkait desain bandar udara antara lain:

     1. kompleksitas layout bandar udara termasuk jalan dan taxiway yang
        terhubung dengan runway
     2. untuk bandar udara yang memiliki runway paralel, jarak pisah antar
        runway tersebut tidak mencukupi,
     3. taxiway yang berada di ujung-ujung runway tidak mampu memberikan
        layanan yang cukup smooth terhadap pesawat udara yang akan lepas
        landas untuk berada pada posisi yang benar pada ujung runway. Hal ini
        kemungkinan besar disebabkan desain taxiway beserta fillet-nya yang
        tidak memenuhi standar.

   tidak terdapatnya perimeter end-loop pada taxiway untuk mencegah terjadinya
   perpotongan terhadap runway.


B. PENGARUH DRAINASE BAGI LAPANGAN TERBANG
         Sebagai mana telah kita ketahui bahwa 90% pesawat mengalami
  kecelakaan di darat bukan di udara, ini lah yang seharusnya jadi perhatian
  penting bagi kita. Di pembahasan diatass diketahui pula bahwa kecelakaan
  pesawat terjadi karena berbagai factor salah satu nya ialah perencanaan bandara
  yang buruk.




                                                                              10
faktor dari sejumlah faktor lainnya yaitu, masalah drainase lapangan

terbang yang buruk sehingga ada genangan air di landasan pacu. Lalu, bagaimana

drainase lapangan terbang yang baik ?




       Bahasan kita kali ini hanya menyorot lapangan terbang yang landasan

pacunya berupa beton yang biasa didarati pesawat jenis Boeing bukan landasan

pacu berupa rumput, seperti beberapa lapangan terbang di beberapa daerah di

Pegunungan Tengah Papua yang didarati pesawat jenis Twin Otter, Pilatus atau

Cessna.



                                                                           11
Drainase lapangan terbang intinya difokuskan pada draibase area runway

dan shoulder, karena runway dan shoulder merupakan area yang sulit diresapi,

maka analisis kapasistas/debit hujan mempergunakan formula drainase muka

tanah atau surface drainage. Kemiringan keadaan melintang untuk runway

umumnya lebih kecil atau sama dengan 1,50 %, kemiringan shoulder ditentukan

antara 2,50 % sampai 5 %.

       Selanjutnya, kemiringan kearah memanjang ditentukan sebesar lebih

kecil atau sama dengan 0,10 %, angka-angka tersebut merupakan standar atau

ketentuan yang ditetapkan FAA (Federal Aviation Administration) Amerika

Serikat. Genangan air di permukaan runway maksimum 14 cm, dan harus segera

dialirkan. Di sekeliling pelabuhan udara terutama di sekeliling runway dan

shoulder, harus ada saluran terbuka untuk drainase mengalirkan air (interception

ditch) dari sisi luar lapangan terbang.

       Kira-kira seperti itu, syarat-syarat mutlak drainase lapangan terbang yang
harus dimilki suatu bandara, ini dimaksudkan agar hal-hal yang tidak diinginkan
seperti kecelakaan pesawat akibat tergelincir di runway bisa diminimalisir,
sehingga kenyamanan dan keamanan pengguna dan pemakai jasa transportasi
udara dapat terpenuhi.
   1. Fungsi Drainase Permukaan
          Intersepsi dan mengalirkan air permukaan dan air tanah yang berasal
          dari lokasi di sekitar lapangan terbang.
          Membuang air permukaan dari lapangan terbang
          Membuang air bawah tanah dari lapangan terbang
   2. Drainase Permukaan
               Berfungsi untuk menangani air permukaan di sekitar lapangan
       terbang, khususnya yang berasal dari hujan.


                                                                              12
Langkah perencanaan :
      a. menentukan debit rencana (berupa aliran permukaan/runoff)
      b. menentukan layout drainase permukaan.
  3. Layout Drainase Permukaan

  •   Penentuan layout sistem drainase permukaan didesain berdasarkan hasil
      akhir peta kontur landasan pacu (runway), landasan taksi (taxiway), dan
      apron.

  •   Layout harus dapat menghindari gerusan dan pengendapan saluran.

  •   Jika digunakan saluran bulat maka diameter minimumnya tidak boleh
      kurang dari 12 inchi (30 cm).

  •   Jarak antar inlet (lubang pemasukan) ke arah memanjang berkisar antara
      60 – 120 m sedangkan jauhnya tidak lebih dari 75 ft (22,5 m) dari tepi
      perkerasan.

  •   Inlet pada apron diletakkan pada perkerasan.

Contoh bagian dari layout drainase lapangan terbang




  4. Drainase Permukaan Bawah
      Berfungsi :
         1. membuang air dari base course
         2. membuang air dari subgrade di bawah permukaan




                                                                          13
3. menerima, mengumpulkan, dan membuang air dari mata air atau
                lapisan tembus air.
         Untuk saluran bawah tanah dapat dipakai pipa berlubang dengan bahan
  pipa terbuat dari metal, beton, PVC,dll. Lubang-lubang biasanya meliputi
  sepertiga dari keliling pipa. Berdasarkan pengalaman, pipa dengan diameter 6 in
  (15 cm) sudah cukup untuk mengalirkan air.

  Detail potongan melintang drainase bawah permukaan lapangan terbang




C. PERSYARATAN TEKNIS LANDASAN PACU

          Fasilitas Landas Pacu (Runway). Fasilitas ini adalah faslitas yang berupa
  suatu perkerasan yang disiapkan untuk pesawat melakukan kegiatan pendaratan
  dan tinggal landas. Elemen dasar runway meliputi perkerasan yang secara
  structural cukup untuk mendukung beban pesawat yang dilayaninya, bahu
  runway, runway strip, landas pacu buangan panas mesin (blast pad), runway end
  safety area (RESA) stopway, clearway.

         Kelengkapan data yang merupakan aspek penilaian meliputi Runway
  designation / number / azimuth yang merupakan nomer atau angka yang
  menunjukkan penomoran landas pacu dan arah kemiringan landas pacu
  tersebut. Data ini merupakan data yang telah ditetapkan sejak awal perencanaan
  dan pembangunan bandar udara. Bagian berikutnya adalah dimensi landas pacu
  yang meliputi panjang dan lebar landas pacu.



                                                                                14
Panjang landas pacu dipengaruhi oleh pesawat kritis yang dilayani,
temperatur udara sekitar, ketinggian lokasi, kelembaban bandar udara,
kemiringan landas pacu, dan karakteristik permukaan landas pacu. Fasilitas
Landas Pacu ini mempunyai beberapa bagian yang masing-masingnya
mempunyai persyaratan tersendiri.

1). Runway Shoulder/ bahu landas pacu adalah area pembatas pada akhir tepi
perkerasan runway yang dipersiapkan menahan erosi hembusan jet dan
menampung peralatan untuk pemeliharaan dan keadaan darurat serta untuk
penyediaan daerah peralihan antara bagian perkerasan dan runway strip.

2). Overrun mempunyai bagian meliputi clearway dan stopway. Clearway adalah
suatu daerah tertentu pada akhir landas pacu tinggal landas yang terdapat di
permukaan tanah maupun permukaan air dibawah pengaturan operator bandar
udara, yang dipilih dan diseleksi sebagai daerah yang aman bagi pesawat saat
mencapai ketinggian tertentu yang merupakan daerah bebas yang disediakan
terbuka diluar blast pad dan untuk melindungi pesawat saat melakukan manuver
pendaratan maupun lepas landas. Stopway adalah suatu area tertentu yang
berbentuk segiempat yang ada di permukaan tanah terletak di akhir landas pacu
bagian tinggal landas yang dipersiapkan sebagai tempat berhenti pesawat saat
terjadi pembatalan kegiatan tinggal landas. Aspek yang diperhatikan dalam
penilaian kelayakan operasional meliputi dimension (panjang dan lebar),
kemiringan memanjang (Longitudinal slope), kemiringan melintang (Transverse
Slope), jenis perkerasan (Surface Type), dan kekuatan (Strength).

3). Turning area adalah bagian dari landas pacu yang digunakan untuk lokasi
pesawat melakukan gerakan memutar baik untuk membalik arah
pesawat,maupun gerakan pesawat saat akan parkir di apron. Standar besaran
turning area tergantung pada ukuran pesawat yang dilayaninya.

4). Longitudinal slope adalah kemiringan memanjang yang didapatkan dari hasil
pembagian antara ketinggian maksimum dan minimum garis tengah sepanjang
landas pacu. Dengan alasan ekonomi, dimungkinkan adanya beberapa
perubahan kemiringan di sepanjang landas pacu dengan jumlah dan ukuran yang
dibatasi oleh ketentuan tertentu.

5). Transverse Slope adalah kemiringan melintang landas pacu yang harus dapat
membebaskan landas pacu tersebut dari genangan air.

6). Jenis perkerasan landas pacu terdiri dari dua jenis yaitu perkerasan lentur
(flexible) dan perkerasan kaku (rigid).

7). Kondisi permukaan landas pacu juga merupakan bagian penting dari landas
pacu yang meliputi kerataan, daya tahan terhadap gesekan (skid resistance) dan
nilai PCI. Kekuatan landas pacu juga tergantung pada jenis pesawat, frekwensi
penerbangan dan lalu lintas yang dilayani.


                                                                            15
8). Kekuatan perkerasan landas pacu adalah kemampuan landas pacu dalam
mendukung beban pesawat saat melakukan kegiatan pendaratan, tinggal landas
maupun gerakan manuver saat parkir atau menuju taxiway. Perhitungannya
mempertimbangkan karakteristik pesawat terbesar yang dilayani, lalu lintas
penerbangan, jenis perkerasan, dan lainnya.

9). Runway strip adalah luasan bidang tanah yang menjadi daerah landas pacu
yang penentuannya tergantung pada panjang landas pacu dan jenis instrumen
pendaratan (precission aproach) yang dilayani.

10). Holding bay adalah area tertentu dimana pesawat dapat melakukan
penantian, atau menyalip untuk mendapatkan efisiensi gerakan permukaan
pesawat.

11). RESA (Runway End Safety Area). RESA adalah suatu daerah simetris yang
merupakan perpanjangan dari garis tengah landas pacu dan membatasi bagian
ujung runway strip yang ditujukan untuk mengurangi resiko kerusakan pesawat
yang sedang menjauhi atau mendekati landas pacu saat melakukan kegiatan
pendaratan maupun lepas landas. Aspek yang diperhatikan dalam penilaian
kelayakan operasional meliputi dimension (panjang dan lebar), kemiringan
memanjang (Longitudinal slope), kemiringan melintang (Transverse Slope), jenis
perkerasan (Surface Type), dan kekuatan (Strength).

12). Marka landas pacu yang meliputi Runway designation marking, Threshold
marking, Runway centre line markin, Runway side stripe marking, Aiming point
marking, Touchdown zone marking, dan Exit guidance line marking.

Tiap-tiap bagian mempunyai persyaratan teknis tertentu agar dapat memberikan
kinerja operasional yang handal




                                                                           16
BAB IV
                                 PENUTUP


A. KESIMPULAN.

         Banyak nya kecelakaan pesawat terbang yang terjadi ternyata terjadi
  karena berbagai factor, factor yang paling sering terjadi ialah perencanaan
  lapangan terbang yang buruk sehingga salah satu dampak nya ialah landasan
  tergenang air.

        Genangan air pada landasan pacu, ialah factor yang paling sering menjadi
  penyebab utama kecelakaan, mengapa demikian, Indonesia adalah Negara tropis
  dan mau tak mau pasti akan sering hujan dan genangan air inilah yang
  menyebabkan pesawat tergelincir.

         Jadi, drainase yang baik bagi bandara khusus nya di daerah landasan pacu
  sangat penting fungsi, selain mengurangi genangan air juga banyak kegunaan lain
  nya.




                                                                              17
DAFTAR PUSTAKA
file:///H:/faktorfaktor-penyebab-kecelakaan-pesawat-terbang.htm

www. Google. Com

http://www.suarapembaruan.com/News/2007/04/24/Editor/edit03.htm




                                                                  18

More Related Content

What's hot

Dokumen.tips tugas lapangan-terbang-sen2
Dokumen.tips tugas lapangan-terbang-sen2Dokumen.tips tugas lapangan-terbang-sen2
Dokumen.tips tugas lapangan-terbang-sen2Haridan Bin Taridi
 
Prasarana sisi darat2
Prasarana sisi darat2Prasarana sisi darat2
Prasarana sisi darat2Mas Goen
 
Sifat-Sifat Pesawat Berkenaan dengan Perencanaan Lapangan Terbang
Sifat-Sifat Pesawat Berkenaan dengan Perencanaan Lapangan Terbang Sifat-Sifat Pesawat Berkenaan dengan Perencanaan Lapangan Terbang
Sifat-Sifat Pesawat Berkenaan dengan Perencanaan Lapangan Terbang Syafutri Asbintari
 
Prasarana sisi udara
Prasarana sisi udaraPrasarana sisi udara
Prasarana sisi udaraMas Goen
 
Konsep dasar perencanaan terminal
Konsep dasar perencanaan terminalKonsep dasar perencanaan terminal
Konsep dasar perencanaan terminalJuleha Usmad
 
Sanitasi bandara
Sanitasi bandaraSanitasi bandara
Sanitasi bandaraSiti Aisyah
 
materi bandara (ground handling)
materi bandara (ground handling)materi bandara (ground handling)
materi bandara (ground handling)hafiz qutb
 
INCHEON INTERNATIONAL AIRPORT - SEOUL
INCHEON INTERNATIONAL AIRPORT - SEOULINCHEON INTERNATIONAL AIRPORT - SEOUL
INCHEON INTERNATIONAL AIRPORT - SEOULsylhadisaputri
 
Istilah operasional terminal pelabuhan
Istilah operasional terminal pelabuhanIstilah operasional terminal pelabuhan
Istilah operasional terminal pelabuhanDhamar Pamilih
 
Makalah Port-Shipping Operation and Management (M. Rizki Maulana)
Makalah Port-Shipping Operation and Management (M. Rizki Maulana)Makalah Port-Shipping Operation and Management (M. Rizki Maulana)
Makalah Port-Shipping Operation and Management (M. Rizki Maulana)Luhur Moekti Prayogo
 
Buku saku stasiun ka
Buku saku stasiun kaBuku saku stasiun ka
Buku saku stasiun kaSilvia Putri
 
Hongkong international airport
Hongkong international airportHongkong international airport
Hongkong international airportVedo Yudistira
 

What's hot (20)

Dokumen.tips tugas lapangan-terbang-sen2
Dokumen.tips tugas lapangan-terbang-sen2Dokumen.tips tugas lapangan-terbang-sen2
Dokumen.tips tugas lapangan-terbang-sen2
 
Prasarana sisi darat2
Prasarana sisi darat2Prasarana sisi darat2
Prasarana sisi darat2
 
2007 1-00353-sp-bab 2
2007 1-00353-sp-bab 22007 1-00353-sp-bab 2
2007 1-00353-sp-bab 2
 
Sifat-Sifat Pesawat Berkenaan dengan Perencanaan Lapangan Terbang
Sifat-Sifat Pesawat Berkenaan dengan Perencanaan Lapangan Terbang Sifat-Sifat Pesawat Berkenaan dengan Perencanaan Lapangan Terbang
Sifat-Sifat Pesawat Berkenaan dengan Perencanaan Lapangan Terbang
 
Prasarana sisi udara
Prasarana sisi udaraPrasarana sisi udara
Prasarana sisi udara
 
Konsep dasar perencanaan terminal
Konsep dasar perencanaan terminalKonsep dasar perencanaan terminal
Konsep dasar perencanaan terminal
 
Bandar udara
Bandar udaraBandar udara
Bandar udara
 
Sanitasi bandara
Sanitasi bandaraSanitasi bandara
Sanitasi bandara
 
Tata operasi darat 2
Tata operasi darat 2Tata operasi darat 2
Tata operasi darat 2
 
materi bandara (ground handling)
materi bandara (ground handling)materi bandara (ground handling)
materi bandara (ground handling)
 
INCHEON INTERNATIONAL AIRPORT - SEOUL
INCHEON INTERNATIONAL AIRPORT - SEOULINCHEON INTERNATIONAL AIRPORT - SEOUL
INCHEON INTERNATIONAL AIRPORT - SEOUL
 
Kuliah ke 2 lingkup ground handling
Kuliah ke 2 lingkup ground handlingKuliah ke 2 lingkup ground handling
Kuliah ke 2 lingkup ground handling
 
Slide kuliah 5 tujuan
Slide kuliah 5 tujuanSlide kuliah 5 tujuan
Slide kuliah 5 tujuan
 
Istilah operasional terminal pelabuhan
Istilah operasional terminal pelabuhanIstilah operasional terminal pelabuhan
Istilah operasional terminal pelabuhan
 
Kuliah 3 airport dan bagian2 nya
Kuliah 3 airport dan bagian2 nyaKuliah 3 airport dan bagian2 nya
Kuliah 3 airport dan bagian2 nya
 
Incheon
IncheonIncheon
Incheon
 
Makalah Port-Shipping Operation and Management (M. Rizki Maulana)
Makalah Port-Shipping Operation and Management (M. Rizki Maulana)Makalah Port-Shipping Operation and Management (M. Rizki Maulana)
Makalah Port-Shipping Operation and Management (M. Rizki Maulana)
 
Buku saku stasiun ka
Buku saku stasiun kaBuku saku stasiun ka
Buku saku stasiun ka
 
Revisi bab 1
Revisi bab 1Revisi bab 1
Revisi bab 1
 
Hongkong international airport
Hongkong international airportHongkong international airport
Hongkong international airport
 

Similar to Lapter nanda

Tugas Besar AE3140 Sertifikasi Kaca Depan Kokpit (Windshield)
Tugas Besar AE3140 Sertifikasi Kaca Depan Kokpit (Windshield)Tugas Besar AE3140 Sertifikasi Kaca Depan Kokpit (Windshield)
Tugas Besar AE3140 Sertifikasi Kaca Depan Kokpit (Windshield)M. Satryo Sahara
 
MAKALAH ANALISIS KASUS SOUTHWEST AIRLINE CORPORATION
MAKALAH ANALISIS KASUS SOUTHWEST AIRLINE CORPORATIONMAKALAH ANALISIS KASUS SOUTHWEST AIRLINE CORPORATION
MAKALAH ANALISIS KASUS SOUTHWEST AIRLINE CORPORATIONSelfiya_
 
8c756635be1fd2a77efe4b056fa5201d
8c756635be1fd2a77efe4b056fa5201d8c756635be1fd2a77efe4b056fa5201d
8c756635be1fd2a77efe4b056fa5201dichelmichelle
 
Studi sertifikasi dudukan lengan kursi pada pesawat udara
Studi sertifikasi dudukan lengan kursi pada pesawat udaraStudi sertifikasi dudukan lengan kursi pada pesawat udara
Studi sertifikasi dudukan lengan kursi pada pesawat udaraKevin Horasio
 
Peranan air traffic controller dan black box pesawat dalam pelaksanaan audit ...
Peranan air traffic controller dan black box pesawat dalam pelaksanaan audit ...Peranan air traffic controller dan black box pesawat dalam pelaksanaan audit ...
Peranan air traffic controller dan black box pesawat dalam pelaksanaan audit ...Luthfi Syafahi
 
Aircraft Instruments
Aircraft InstrumentsAircraft Instruments
Aircraft InstrumentslombkTBK
 
Jurnal perancangan database maskapai penerbangan menggunakan microsoft access
Jurnal perancangan database maskapai penerbangan menggunakan microsoft accessJurnal perancangan database maskapai penerbangan menggunakan microsoft access
Jurnal perancangan database maskapai penerbangan menggunakan microsoft accessInsan Cahya Setia
 
Skop dan bidang tugas pegawai kawalan trafik udara
Skop dan bidang tugas pegawai kawalan trafik udaraSkop dan bidang tugas pegawai kawalan trafik udara
Skop dan bidang tugas pegawai kawalan trafik udaraJulmazli Dempollok
 
Sertifikasi Perekam suara kokpit
Sertifikasi Perekam suara kokpitSertifikasi Perekam suara kokpit
Sertifikasi Perekam suara kokpitroydarmansya
 
Lapangan-Terbang-LapTer.pdf
Lapangan-Terbang-LapTer.pdfLapangan-Terbang-LapTer.pdf
Lapangan-Terbang-LapTer.pdfZamzamNurFauzi
 
Studi Sertifikasi Ban Pesawat
Studi Sertifikasi Ban Pesawat Studi Sertifikasi Ban Pesawat
Studi Sertifikasi Ban Pesawat MardiahHayati2
 
TUGAS BESAR AE4060 KELAIKAN UDARA STUDI SERTIFIKASI BANK & PITCH INSTRUMENT B...
TUGAS BESAR AE4060 KELAIKAN UDARA STUDI SERTIFIKASI BANK & PITCH INSTRUMENT B...TUGAS BESAR AE4060 KELAIKAN UDARA STUDI SERTIFIKASI BANK & PITCH INSTRUMENT B...
TUGAS BESAR AE4060 KELAIKAN UDARA STUDI SERTIFIKASI BANK & PITCH INSTRUMENT B...pramesthisukma1
 
Studi Sertifikasi Tali Penahan Kargo (Cargo Restraint Straps)
Studi Sertifikasi Tali Penahan Kargo (Cargo Restraint Straps)Studi Sertifikasi Tali Penahan Kargo (Cargo Restraint Straps)
Studi Sertifikasi Tali Penahan Kargo (Cargo Restraint Straps)Destya Maharani
 
Bagus prakoso resume acdm
Bagus prakoso   resume acdmBagus prakoso   resume acdm
Bagus prakoso resume acdmBagusPrakoso24
 
STANDAR PELAYANAN MINIMAL ANGKUTAN PENYEBERANGAN - 12 APRIL 2023.pdf
STANDAR PELAYANAN MINIMAL ANGKUTAN PENYEBERANGAN - 12 APRIL 2023.pdfSTANDAR PELAYANAN MINIMAL ANGKUTAN PENYEBERANGAN - 12 APRIL 2023.pdf
STANDAR PELAYANAN MINIMAL ANGKUTAN PENYEBERANGAN - 12 APRIL 2023.pdfsenacandra
 
4. bab i pendahuluan
4. bab i pendahuluan4. bab i pendahuluan
4. bab i pendahuluanPaul Stevan
 
Sertifikasi Tabung Pitot (Pitot Tube)
Sertifikasi Tabung Pitot (Pitot Tube)Sertifikasi Tabung Pitot (Pitot Tube)
Sertifikasi Tabung Pitot (Pitot Tube)Gopindo Sihombing
 

Similar to Lapter nanda (20)

Tugas Besar AE3140 Sertifikasi Kaca Depan Kokpit (Windshield)
Tugas Besar AE3140 Sertifikasi Kaca Depan Kokpit (Windshield)Tugas Besar AE3140 Sertifikasi Kaca Depan Kokpit (Windshield)
Tugas Besar AE3140 Sertifikasi Kaca Depan Kokpit (Windshield)
 
MAKALAH ANALISIS KASUS SOUTHWEST AIRLINE CORPORATION
MAKALAH ANALISIS KASUS SOUTHWEST AIRLINE CORPORATIONMAKALAH ANALISIS KASUS SOUTHWEST AIRLINE CORPORATION
MAKALAH ANALISIS KASUS SOUTHWEST AIRLINE CORPORATION
 
8c756635be1fd2a77efe4b056fa5201d
8c756635be1fd2a77efe4b056fa5201d8c756635be1fd2a77efe4b056fa5201d
8c756635be1fd2a77efe4b056fa5201d
 
Studi sertifikasi dudukan lengan kursi pada pesawat udara
Studi sertifikasi dudukan lengan kursi pada pesawat udaraStudi sertifikasi dudukan lengan kursi pada pesawat udara
Studi sertifikasi dudukan lengan kursi pada pesawat udara
 
Peranan air traffic controller dan black box pesawat dalam pelaksanaan audit ...
Peranan air traffic controller dan black box pesawat dalam pelaksanaan audit ...Peranan air traffic controller dan black box pesawat dalam pelaksanaan audit ...
Peranan air traffic controller dan black box pesawat dalam pelaksanaan audit ...
 
Aircraft Instruments
Aircraft InstrumentsAircraft Instruments
Aircraft Instruments
 
Jurnal perancangan database maskapai penerbangan menggunakan microsoft access
Jurnal perancangan database maskapai penerbangan menggunakan microsoft accessJurnal perancangan database maskapai penerbangan menggunakan microsoft access
Jurnal perancangan database maskapai penerbangan menggunakan microsoft access
 
Skop dan bidang tugas pegawai kawalan trafik udara
Skop dan bidang tugas pegawai kawalan trafik udaraSkop dan bidang tugas pegawai kawalan trafik udara
Skop dan bidang tugas pegawai kawalan trafik udara
 
KELOMPOK 1.pptx
KELOMPOK 1.pptxKELOMPOK 1.pptx
KELOMPOK 1.pptx
 
Sertifikasi Perekam suara kokpit
Sertifikasi Perekam suara kokpitSertifikasi Perekam suara kokpit
Sertifikasi Perekam suara kokpit
 
Windrose
WindroseWindrose
Windrose
 
Lapangan-Terbang-LapTer.pdf
Lapangan-Terbang-LapTer.pdfLapangan-Terbang-LapTer.pdf
Lapangan-Terbang-LapTer.pdf
 
Studi Sertifikasi Ban Pesawat
Studi Sertifikasi Ban Pesawat Studi Sertifikasi Ban Pesawat
Studi Sertifikasi Ban Pesawat
 
TUGAS BESAR AE4060 KELAIKAN UDARA STUDI SERTIFIKASI BANK & PITCH INSTRUMENT B...
TUGAS BESAR AE4060 KELAIKAN UDARA STUDI SERTIFIKASI BANK & PITCH INSTRUMENT B...TUGAS BESAR AE4060 KELAIKAN UDARA STUDI SERTIFIKASI BANK & PITCH INSTRUMENT B...
TUGAS BESAR AE4060 KELAIKAN UDARA STUDI SERTIFIKASI BANK & PITCH INSTRUMENT B...
 
Studi Sertifikasi Tali Penahan Kargo (Cargo Restraint Straps)
Studi Sertifikasi Tali Penahan Kargo (Cargo Restraint Straps)Studi Sertifikasi Tali Penahan Kargo (Cargo Restraint Straps)
Studi Sertifikasi Tali Penahan Kargo (Cargo Restraint Straps)
 
Bagus prakoso resume acdm
Bagus prakoso   resume acdmBagus prakoso   resume acdm
Bagus prakoso resume acdm
 
STANDAR PELAYANAN MINIMAL ANGKUTAN PENYEBERANGAN - 12 APRIL 2023.pdf
STANDAR PELAYANAN MINIMAL ANGKUTAN PENYEBERANGAN - 12 APRIL 2023.pdfSTANDAR PELAYANAN MINIMAL ANGKUTAN PENYEBERANGAN - 12 APRIL 2023.pdf
STANDAR PELAYANAN MINIMAL ANGKUTAN PENYEBERANGAN - 12 APRIL 2023.pdf
 
4. bab i pendahuluan
4. bab i pendahuluan4. bab i pendahuluan
4. bab i pendahuluan
 
Sertifikasi Tabung Pitot (Pitot Tube)
Sertifikasi Tabung Pitot (Pitot Tube)Sertifikasi Tabung Pitot (Pitot Tube)
Sertifikasi Tabung Pitot (Pitot Tube)
 
Studi Sertifikasi LRU Sabuk Pengaman
Studi Sertifikasi LRU Sabuk PengamanStudi Sertifikasi LRU Sabuk Pengaman
Studi Sertifikasi LRU Sabuk Pengaman
 

Recently uploaded

PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 

Recently uploaded (20)

PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 

Lapter nanda

  • 1. TUGAS LAPORAN LAPANGAN TERBANG Dikerjakan oleh : NANDA PRATAMA G1B010044 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BENGKULU BENGKULU 1
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-NYA lah penulis dapat menyelesaikan Makalah Lapangan Terbang ini dengan baik. Penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada Dosen Pembimbing Lapangan Terbang yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis, serta teman-teman yang selalu mendukung hingga tugas ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan tugas ini. Penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi memperbaiki bahkan menyempurnakan kembali dimasa yang akan datang. Bengkulu, April 2012 Penulis 2
  • 3. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………….2 DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………..3 BAB. I PENDAHULUAN……………………………………………………………………………..4 A. Latar Belakang…………………………….………………………………………………….4 B. Permasalahan……………………………….………………………………………………..4 C. Tujuan dan Manfaat Penulisan …….…………..…………………………………….4 D. Metode Pengumpulan Data…………………………………………………………….4 E. Sistematika Penulisan…………………….……………………………………………….5 BAB. II TINJAUAN PUSTAKA……………………….……………………………………………..6 A. Teori Singkat Tentang Bandara…….….………………………………………………6 B. Fasilitas Bandara…………………………..…..…………………………………………….7 BAB. III PEMBAHASAN……………………………………………………………………………..10 A. Penyebab Kecelakaan Pesawat……………………………………………………...10 B. Pengaruh Drainase Yang Baik Bagi Bandara………………………………...….11 C. Persyaratan Teknis landasan Pacu.………………………………………..….…..14 BAB. IV PENUTUP……………………………………………………………………………………..17 A. KESIMPULAN………………………………………………………………………..………….17 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….………..….18 3
  • 4. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Telah sering kita lihat di berbagai media baik elektronik maupun media berupa Koran-koran yang memuat tentang berita kecelakaan pesawat terbang, kita sadari atau tidak transportasi udara yang satu ini sering menjadi jalan maut yang mudah merenggut nyawa. Dilator belakangi dari banyak nya kecelakaan yang terjadi oleh pesawat terbang, inilah yang mendorong saya untuk membuat makalah ini. Dengan tujuan agar kita setidak nya tahu akan penyebab terjadi nya kecelakaan tersebut. B. PERMASALAHAN 1. Apa saja penyebab kecelakaan pesawat terbang? 2. Pengaruh drainase yang baik di lapangan terbang? 3. Apa saja persayaratan teknis landasan pacu? C. TUJUAN DAN MANFAAT PENULISAN 1. Untuk mengetahui apa saja penyebab terjadi nya kecelakaan pesawat terbang dan memberikan pemahaman yang baik bagi masyarakat agar tidak mudah di bohongi oleh isu-isu yang di buat oleh orang tidak bertanggung jawab. 2. Untuk mengetahui pengaruh drainase yang baik bagi lapangan terbang. D. METODE PENULISAN Untuk mengumpulkan bahan-bahan yang diperlukan dalam rangka penyusunan maklah ini penulis telah mengunakan metode penelitian kepustakaan (library research), yaitu dengan mempelajari sumber-sumber 4
  • 5. tertulis, seperti buku-buku yang membahas masalah mengenai lapangan terbang, artikel-artikel, dan berbagai sumber lainnya.Untuk pengolahan bahan- bahan tersebut telah digunakan metode-metode: 1. Metode deduktif, yaitu metode yang bertitik tolak dari hal-hal yang bersifat umum kemudian dari hal-hal yang bersifat umum ini ditarik kesimpulan yang khusus. 2. Metode induktif, yaitu metode yang bertitik tolak dari hal-hal yang bersifat khusus kemudian dari hal-hal yang bersifat khusus ini ditarik kesimpulan yang umum. E. SISTEMATIKA PENULISAN Makalah ini disusun dengan urutan sebagai berikut : Bab I Pendahuluan Pada bagian ini dijelaskan tentang latar belakang, rumusan mmasalah, tujuan penuliasan, metode pengumpulan data, sistematika penulisan. Bab II Tinjauan Pustaka Pada bagian ini dikemukakan teori-teori yang berkaitan dengan pengertian dan pejelasan yang berkaitan dengan masalah yang dibahas. Bab III Pembahasan Pada bagian ini merupakan pembahasan yang terdiri dari permasalahan masalah berdasarkan teori yang digunakan. Bab IV Penutup Pada bab terakhir ini memuat kesimpulan. Daftar Pustaka Pada bagian ini berisi referensi dari berbagai media yang digunakan untuk membuat makalah ini. 5
  • 6. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TEORI SINGKAT TENTANG BANDARA Bandar udara (disingkat: bandara) atau pelabuhan udara merupakan sebuah fasilitas tempat pesawat terbang dapat lepas landas dan mendarat. Bandar udara yang paling sederhana minimal memiliki sebuah landas pacu namun bandara-bandara besar biasanya dilengkapi berbagai fasilitas lain, baik untuk operator layanan penerbangan maupun bagi penggunanya. Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization): Bandar udara adalah area tertentu di daratan atau perairan (termasuk bangunan, instalasi dan peralatan) yang diperuntukkan baik secara keseluruhan atau sebagian untuk kedatangan, keberangkatan dan pergerakan pesawat. Sedangkan definisi bandar udara menurut PT (persero) Angkasa Pura adalah "lapangan udara, termasuk segala bangunan dan peralatan yang merupakan kelengkapan minimal untuk menjamin tersedianya fasilitas bagi angkutan udara untuk masyarakat" B. FASILITAS YANG HARUS DISEDIAKAN OLEH BANDARA Sisi Udara (Air Side) landas pacu yang mutlak diperlukan pesawat. Panjangnya landas pacu biasanya tergantung dari besarnya pesawat yang dilayani. Untuk bandar udara perintis yang melayani pesawat kecil, landasan cukup dari rumput ataupun tanah diperkeras (stabilisasi). Panjang landasan perintis umumnya 1.200 meter dengan lebar 20 meter, misal melayani Twin Otter, Cessna, dll. pesawat kecil berbaling-baling dua (umumnya cukup 600-800 meter saja). Sedangkan untuk bandar udara yang agak ramai dipakai konstruksi aspal, dengan panjang 1.800 meter dan lebar 30 meter. Pesawat yang dilayani adalah jenis turbo- prop atau jet kecil seperti Fokker-27, Tetuko 234, Fokker-28, dlsb. Pada bandar udara yang ramai, umumnya dengan konstruksi beton dengan panjang 3.600 meter dan lebar 45-60 meter. Pesawat yang dilayani adalah jet sedang 6
  • 7. seperti Fokker-100, DC-10, B-747, Hercules, dlsb. Bandar udara international terdapat lebih dari satu landasan untuk antisipasi ramainya lalu lintas. Apron adalah tempat parkir pesawat yang dekat dengan bangunan terminal, sedangkan taxiway menghubungkan apron dan run-way. Konstruksi apron umumnya beton bertulang, karena memikul beban besar yang statis dari pesawat.Tahukah anda siapa yang berperan penting dalam penentuan tempat parkir pesawat udara di bandar udara, kemudian yang mengawasi semua pergerakan kendaraan di apron ? jawaban nya adalah unit Apron Movement Control (AMC), Berikut sedikit penjelasan mengenai Unit AMC di Bandar Udara. Dalam pengertian luas apron movement control (AMC) adalah ditujukan untuk pengawasan atas semua pergerakan lalu lintas diarea apron yang terdiri dari lalu lintas udara, kendaraan dan personil yang berada dibandara, pengawasan dalam terminologi disini memberikan arti tindak langkah yang diperlukan untuk mecegah terjadinya dalam hal ini kasus tabrakan diantara ketiga unsur pembentuk lalu lintas apron, dimana mereka melakukan kegiatan bersama. Di samping itu pengawasan juga dimaksud agar pengaturan lalu lintas dapat berlangsur dengan lancar. Unit Apron Movement Control (AMC) sendiri berada di bawah naungan Dinas Operasi Bandara dan kepalai oleh Assistan Manager Sisi Udara. System operasi apron movement control (AMC) mencakup pemberian petunjuk serta pengawasan terhadap semua kendaraan dan personil yang karena fungsi mereka harus memang memerlukan beroperasi di daerah pergerakan pesawat udara. Disamping itu mencakup juga pemberian bantuan pesawat udara yang menuju lokasi pemarkiran yang telah ditetapkan. Dapat ditambahkan bahwa dalam operasi AMC ikut serta mencegah kemungkinan masuknya kendaraan yang tidak diwenangkan/ tidak berhati-hati disisi udara. 7
  • 8. Penyelengara sistem AMC dilakukan dengan memperhatikan faktor keserasian dan keterpaduan operasiaonal antar unit-unit yang terlibat dalam pengaturan lalu lintas pesawat udara di apron. Terutama dengan operasi lalu lintas terminal. Unit AMC memiliki tugas sebagai penanggung jawab kegiatan pelayanan operasi penerbangan, pengelolaan apron dan semua orang yang berkepentingan di daerah sisi udara (air side). Dalam Managemen Operasi Sisi Udara (AMC) melakukan kordinasi dalam pelayanan yang terdiri dari pengaturan parkir pesawat udara, Docking dan De-Docking, VDGS dan AVDGS, Push Back dan Start Engine, marshalling, follow me car, pengawasan kendaraan di sisi udara, penerbitan ijin kendaraan operasional dan GSE, penerbitan TIM apron, kebersihan apron, penanganan tumpahan bahan bakar (Fuel spillage). Dalam pelaksanaan tugasnya, unit AMC berfungsi sebagai unit pelayanan dan pengawasan di sisi udara (air side) yang meliputi : a. Fungsi pelayanan operasional meliputi : 1. Pelayanan operasional Aviobridge. 2. Pelayanan marshalling bagi pesawat yang membutuhkan. 3. Pemberian pelayanan pencatatan data penerbangan untuk kebutuhan CIS (Central Information System). 4. Pelayanan BCB (baggage Conveyor Belt). 5.Pengkoordinasian tugas-tugas untuk pelayanan operasional berbagai unit sewaktu-waktu diperlukan serta pemeliharaan Apron dan instalasinya. b. Fungsi pengawasan meliputi : 1.Penerbitan Tanda Ijin Mengemudi (TIM) kendaraan kepada pengemudi yang berhak, dan pemeriksaan sewaktu-waktu dilapangan. 2. Pemberian tanda stiker / logo bagi kendaraan operasional yang berhak, dan pemeriksaan sewaktu-waktu dilapangan. 8
  • 9. 3. Pengawasan atas jalannya lalu-lintas kendaraan dan personil di sisi udara (air side). 4. Inspeksi atas semua instalasi dan peralatan yang merupakan bagian dari fasilitas di apron. Untuk keamanan dan pengaturan, terdapat Air Traffic Controller, berupa menara khusus pemantau yang dilengkapi radio control dan radar. Karena dalam bandar udara sering terjadi kecelakaan, maka diseduiakan unit penanggulangan kecelakaan (air rescue service) berupa peleton penolong dan pemadan kebakaran, mobil pemadam kebakaran, tabung pemadam kebakaran, ambulance, dll. peralatan penolong dan pemadam kebakaran. Juga ada fuel service untuk mengisi bahan bakar avtur. Sisi Darat (Land Side) Terminal bandar udara atau concourse adalah pusat urusan penumpang yang datang atau pergi. Di dalamnya terdapat pemindai bagasi sinar X, counter check-in, (CIQ, Custom - Inmigration - Quarantine) untuk bandar udara internasional, dan ruang tunggu (boarding lounge) serta berbagai fasilitas untuk kenyamanan penumpang. Di bandar udara besar, penumpang masuk ke pesawat melalui garbarata atau avio bridge. Di bandar udara kecil, penumpang naik ke pesawat melalui tangga (pax step) yang bisa dipindah- pindah. Curb, adalah tempat penumpang naik-turun dari kendaraan darat ke dalam bangunan terminal. Parkir kendaraan, untuk parkir para penumpang dan pengantar/penjemput, termasuk taksi. 9
  • 10. BAB III PEMBAHASAN A. PENYEBAB KECELAKAAN PESAWAT Kemungkinan terjadinya insiden / kecelakaan di movement area semakin meningkat dengan semakin kompleksnya desain suatu bandar udara. Dapat juga disebabkan oleh tidak laik-nya desain bandar udara yang ada terkait pelayanan yang melebihi kapasitas maksimum atau tidak memenuhi standar yang telah ditentukan. Berdasarkan ICAO Doc 9870 Manual on the Prevention of Runway Incursions, pada umumnya beberapa faktor yang menjadi penyebab insiden/kecelakaan terkait desain bandar udara antara lain: 1. kompleksitas layout bandar udara termasuk jalan dan taxiway yang terhubung dengan runway 2. untuk bandar udara yang memiliki runway paralel, jarak pisah antar runway tersebut tidak mencukupi, 3. taxiway yang berada di ujung-ujung runway tidak mampu memberikan layanan yang cukup smooth terhadap pesawat udara yang akan lepas landas untuk berada pada posisi yang benar pada ujung runway. Hal ini kemungkinan besar disebabkan desain taxiway beserta fillet-nya yang tidak memenuhi standar. tidak terdapatnya perimeter end-loop pada taxiway untuk mencegah terjadinya perpotongan terhadap runway. B. PENGARUH DRAINASE BAGI LAPANGAN TERBANG Sebagai mana telah kita ketahui bahwa 90% pesawat mengalami kecelakaan di darat bukan di udara, ini lah yang seharusnya jadi perhatian penting bagi kita. Di pembahasan diatass diketahui pula bahwa kecelakaan pesawat terjadi karena berbagai factor salah satu nya ialah perencanaan bandara yang buruk. 10
  • 11. faktor dari sejumlah faktor lainnya yaitu, masalah drainase lapangan terbang yang buruk sehingga ada genangan air di landasan pacu. Lalu, bagaimana drainase lapangan terbang yang baik ? Bahasan kita kali ini hanya menyorot lapangan terbang yang landasan pacunya berupa beton yang biasa didarati pesawat jenis Boeing bukan landasan pacu berupa rumput, seperti beberapa lapangan terbang di beberapa daerah di Pegunungan Tengah Papua yang didarati pesawat jenis Twin Otter, Pilatus atau Cessna. 11
  • 12. Drainase lapangan terbang intinya difokuskan pada draibase area runway dan shoulder, karena runway dan shoulder merupakan area yang sulit diresapi, maka analisis kapasistas/debit hujan mempergunakan formula drainase muka tanah atau surface drainage. Kemiringan keadaan melintang untuk runway umumnya lebih kecil atau sama dengan 1,50 %, kemiringan shoulder ditentukan antara 2,50 % sampai 5 %. Selanjutnya, kemiringan kearah memanjang ditentukan sebesar lebih kecil atau sama dengan 0,10 %, angka-angka tersebut merupakan standar atau ketentuan yang ditetapkan FAA (Federal Aviation Administration) Amerika Serikat. Genangan air di permukaan runway maksimum 14 cm, dan harus segera dialirkan. Di sekeliling pelabuhan udara terutama di sekeliling runway dan shoulder, harus ada saluran terbuka untuk drainase mengalirkan air (interception ditch) dari sisi luar lapangan terbang. Kira-kira seperti itu, syarat-syarat mutlak drainase lapangan terbang yang harus dimilki suatu bandara, ini dimaksudkan agar hal-hal yang tidak diinginkan seperti kecelakaan pesawat akibat tergelincir di runway bisa diminimalisir, sehingga kenyamanan dan keamanan pengguna dan pemakai jasa transportasi udara dapat terpenuhi. 1. Fungsi Drainase Permukaan Intersepsi dan mengalirkan air permukaan dan air tanah yang berasal dari lokasi di sekitar lapangan terbang. Membuang air permukaan dari lapangan terbang Membuang air bawah tanah dari lapangan terbang 2. Drainase Permukaan Berfungsi untuk menangani air permukaan di sekitar lapangan terbang, khususnya yang berasal dari hujan. 12
  • 13. Langkah perencanaan : a. menentukan debit rencana (berupa aliran permukaan/runoff) b. menentukan layout drainase permukaan. 3. Layout Drainase Permukaan • Penentuan layout sistem drainase permukaan didesain berdasarkan hasil akhir peta kontur landasan pacu (runway), landasan taksi (taxiway), dan apron. • Layout harus dapat menghindari gerusan dan pengendapan saluran. • Jika digunakan saluran bulat maka diameter minimumnya tidak boleh kurang dari 12 inchi (30 cm). • Jarak antar inlet (lubang pemasukan) ke arah memanjang berkisar antara 60 – 120 m sedangkan jauhnya tidak lebih dari 75 ft (22,5 m) dari tepi perkerasan. • Inlet pada apron diletakkan pada perkerasan. Contoh bagian dari layout drainase lapangan terbang 4. Drainase Permukaan Bawah Berfungsi : 1. membuang air dari base course 2. membuang air dari subgrade di bawah permukaan 13
  • 14. 3. menerima, mengumpulkan, dan membuang air dari mata air atau lapisan tembus air. Untuk saluran bawah tanah dapat dipakai pipa berlubang dengan bahan pipa terbuat dari metal, beton, PVC,dll. Lubang-lubang biasanya meliputi sepertiga dari keliling pipa. Berdasarkan pengalaman, pipa dengan diameter 6 in (15 cm) sudah cukup untuk mengalirkan air. Detail potongan melintang drainase bawah permukaan lapangan terbang C. PERSYARATAN TEKNIS LANDASAN PACU Fasilitas Landas Pacu (Runway). Fasilitas ini adalah faslitas yang berupa suatu perkerasan yang disiapkan untuk pesawat melakukan kegiatan pendaratan dan tinggal landas. Elemen dasar runway meliputi perkerasan yang secara structural cukup untuk mendukung beban pesawat yang dilayaninya, bahu runway, runway strip, landas pacu buangan panas mesin (blast pad), runway end safety area (RESA) stopway, clearway. Kelengkapan data yang merupakan aspek penilaian meliputi Runway designation / number / azimuth yang merupakan nomer atau angka yang menunjukkan penomoran landas pacu dan arah kemiringan landas pacu tersebut. Data ini merupakan data yang telah ditetapkan sejak awal perencanaan dan pembangunan bandar udara. Bagian berikutnya adalah dimensi landas pacu yang meliputi panjang dan lebar landas pacu. 14
  • 15. Panjang landas pacu dipengaruhi oleh pesawat kritis yang dilayani, temperatur udara sekitar, ketinggian lokasi, kelembaban bandar udara, kemiringan landas pacu, dan karakteristik permukaan landas pacu. Fasilitas Landas Pacu ini mempunyai beberapa bagian yang masing-masingnya mempunyai persyaratan tersendiri. 1). Runway Shoulder/ bahu landas pacu adalah area pembatas pada akhir tepi perkerasan runway yang dipersiapkan menahan erosi hembusan jet dan menampung peralatan untuk pemeliharaan dan keadaan darurat serta untuk penyediaan daerah peralihan antara bagian perkerasan dan runway strip. 2). Overrun mempunyai bagian meliputi clearway dan stopway. Clearway adalah suatu daerah tertentu pada akhir landas pacu tinggal landas yang terdapat di permukaan tanah maupun permukaan air dibawah pengaturan operator bandar udara, yang dipilih dan diseleksi sebagai daerah yang aman bagi pesawat saat mencapai ketinggian tertentu yang merupakan daerah bebas yang disediakan terbuka diluar blast pad dan untuk melindungi pesawat saat melakukan manuver pendaratan maupun lepas landas. Stopway adalah suatu area tertentu yang berbentuk segiempat yang ada di permukaan tanah terletak di akhir landas pacu bagian tinggal landas yang dipersiapkan sebagai tempat berhenti pesawat saat terjadi pembatalan kegiatan tinggal landas. Aspek yang diperhatikan dalam penilaian kelayakan operasional meliputi dimension (panjang dan lebar), kemiringan memanjang (Longitudinal slope), kemiringan melintang (Transverse Slope), jenis perkerasan (Surface Type), dan kekuatan (Strength). 3). Turning area adalah bagian dari landas pacu yang digunakan untuk lokasi pesawat melakukan gerakan memutar baik untuk membalik arah pesawat,maupun gerakan pesawat saat akan parkir di apron. Standar besaran turning area tergantung pada ukuran pesawat yang dilayaninya. 4). Longitudinal slope adalah kemiringan memanjang yang didapatkan dari hasil pembagian antara ketinggian maksimum dan minimum garis tengah sepanjang landas pacu. Dengan alasan ekonomi, dimungkinkan adanya beberapa perubahan kemiringan di sepanjang landas pacu dengan jumlah dan ukuran yang dibatasi oleh ketentuan tertentu. 5). Transverse Slope adalah kemiringan melintang landas pacu yang harus dapat membebaskan landas pacu tersebut dari genangan air. 6). Jenis perkerasan landas pacu terdiri dari dua jenis yaitu perkerasan lentur (flexible) dan perkerasan kaku (rigid). 7). Kondisi permukaan landas pacu juga merupakan bagian penting dari landas pacu yang meliputi kerataan, daya tahan terhadap gesekan (skid resistance) dan nilai PCI. Kekuatan landas pacu juga tergantung pada jenis pesawat, frekwensi penerbangan dan lalu lintas yang dilayani. 15
  • 16. 8). Kekuatan perkerasan landas pacu adalah kemampuan landas pacu dalam mendukung beban pesawat saat melakukan kegiatan pendaratan, tinggal landas maupun gerakan manuver saat parkir atau menuju taxiway. Perhitungannya mempertimbangkan karakteristik pesawat terbesar yang dilayani, lalu lintas penerbangan, jenis perkerasan, dan lainnya. 9). Runway strip adalah luasan bidang tanah yang menjadi daerah landas pacu yang penentuannya tergantung pada panjang landas pacu dan jenis instrumen pendaratan (precission aproach) yang dilayani. 10). Holding bay adalah area tertentu dimana pesawat dapat melakukan penantian, atau menyalip untuk mendapatkan efisiensi gerakan permukaan pesawat. 11). RESA (Runway End Safety Area). RESA adalah suatu daerah simetris yang merupakan perpanjangan dari garis tengah landas pacu dan membatasi bagian ujung runway strip yang ditujukan untuk mengurangi resiko kerusakan pesawat yang sedang menjauhi atau mendekati landas pacu saat melakukan kegiatan pendaratan maupun lepas landas. Aspek yang diperhatikan dalam penilaian kelayakan operasional meliputi dimension (panjang dan lebar), kemiringan memanjang (Longitudinal slope), kemiringan melintang (Transverse Slope), jenis perkerasan (Surface Type), dan kekuatan (Strength). 12). Marka landas pacu yang meliputi Runway designation marking, Threshold marking, Runway centre line markin, Runway side stripe marking, Aiming point marking, Touchdown zone marking, dan Exit guidance line marking. Tiap-tiap bagian mempunyai persyaratan teknis tertentu agar dapat memberikan kinerja operasional yang handal 16
  • 17. BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN. Banyak nya kecelakaan pesawat terbang yang terjadi ternyata terjadi karena berbagai factor, factor yang paling sering terjadi ialah perencanaan lapangan terbang yang buruk sehingga salah satu dampak nya ialah landasan tergenang air. Genangan air pada landasan pacu, ialah factor yang paling sering menjadi penyebab utama kecelakaan, mengapa demikian, Indonesia adalah Negara tropis dan mau tak mau pasti akan sering hujan dan genangan air inilah yang menyebabkan pesawat tergelincir. Jadi, drainase yang baik bagi bandara khusus nya di daerah landasan pacu sangat penting fungsi, selain mengurangi genangan air juga banyak kegunaan lain nya. 17
  • 18. DAFTAR PUSTAKA file:///H:/faktorfaktor-penyebab-kecelakaan-pesawat-terbang.htm www. Google. Com http://www.suarapembaruan.com/News/2007/04/24/Editor/edit03.htm 18