oleh Prof. Dr. Ir. Ratih Dewanti, MSc
disampaikan pada “Training & Workshop: Peningkatan Kompetensi Pelaku Usaha (Penerapan GMP) di Padjadjaran Suites Hotel Bogor, 26 April 2018
oleh Prof. Dr. Ir. Ratih Dewanti, MSc
disampaikan pada “Training & Workshop: Peningkatan Kompetensi Pelaku Usaha (Penerapan GMP) di Padjadjaran Suites Hotel Bogor, 26 April 2018
Seminar Room Qualification and Room Monitoring For Sterile and Non Sterile Facility. Phamaceutical Industry, Food and Bevereages Industry and Health Care facility
BAB 3 BANGUNAN DAN FASILITAS INDUSTRI FARMASI (CPOB).pdfSinta Lestari
Bab 3 Bangunan-Fasilitas di Industri Farmasi dalam Proses CPOB penting diperhatikan peraturannya. Berdasarkan peraturan BPOM No 34 Tahun 2018, pada lampiran Bab 3 bangunan fasilitas untuk menunjang sistem mutu CPOB di industri farmasi terciptanya produk obat yang bermutu dan selalu terjaga kualitasnya.
Bab 4 Peralatan Industri Farmasi (CPOB) PerBPOM No 34 2018.pdfSinta Lestari
Bab 4 peralatan industri farmasi dalam Penjelasan lampiran CPOB Per BPOM No 34 tahun 2018. Penting juga di ketahui oleh siapapun yang sedang bekerja ataupun akan berkerja di industri farmasi.
Seminar Room Qualification and Room Monitoring For Sterile and Non Sterile Facility. Phamaceutical Industry, Food and Bevereages Industry and Health Care facility
BAB 3 BANGUNAN DAN FASILITAS INDUSTRI FARMASI (CPOB).pdfSinta Lestari
Bab 3 Bangunan-Fasilitas di Industri Farmasi dalam Proses CPOB penting diperhatikan peraturannya. Berdasarkan peraturan BPOM No 34 Tahun 2018, pada lampiran Bab 3 bangunan fasilitas untuk menunjang sistem mutu CPOB di industri farmasi terciptanya produk obat yang bermutu dan selalu terjaga kualitasnya.
Bab 4 Peralatan Industri Farmasi (CPOB) PerBPOM No 34 2018.pdfSinta Lestari
Bab 4 peralatan industri farmasi dalam Penjelasan lampiran CPOB Per BPOM No 34 tahun 2018. Penting juga di ketahui oleh siapapun yang sedang bekerja ataupun akan berkerja di industri farmasi.
Fundamental gerakan pramuka merupakan dasar dasar apa saja yang harus dimiliki oleh seorang pramuka
Fundamental Gerakan Pramuka meliputi :
1. Definisi dari istilah Pramuka, Pendidikan Kepramukaan, Kepramukaan dan Gerakan Pramuka
2. Tujuan Gerakan Pramuka ( Karakter, Keterampilan, Kebangsaan)
3. Kurikulum Pendidikan Kepramukaan ( SKU, SKK, SPG )
4. PDK dan MK (PDK= Prinsip Dasar Kepramukaan , MK= Metode Kepramukaan )
5. Sistem Among dan Kiasan Dasar
6. Pengembangan Karakter SESOSIF
7. Ketrampilan Kepramukaan dan Teknik Kepramukaan
8. Indikator Ketercapaian Tujuan ( Happy, Healthy, Helpful, Handycraft )
9. Tujuan Akhir (Hidup Bahagia, Mati Bahagia )
Tentang Fundamental Gerakan Pramuka tersebut dapat dijabarkan sbb :
1. Definisi
a. Pramuka adalah setiap warga negara Indonesia yang secara sukarela aktif dalam pendidikan Kepramukaan serta berusaha mengamalkan Satya Pramuka dan Darma Pramuka.
b. Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan.
c. Kepramukaan adalah proses pendidikan nonformal di luar lingkungan sekolah dan diluar linkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka denga Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti luhur (SK Kwarnas No. 231 Tahun 2017)
d. Gerakan Pramuka adalah organisasi yang dibentuk oleh pramuka untuk menyelenggarakan pendidikan Kepramukaan
b. 8 MK (Metode Kepramukaan), meliputi:
1. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;
2. Belajar sambil melakukan;
3. Kegiatan berkelompok, bekerjasama, dan berkompetisi;
4. Kegiatan yang menarik dan menantang;
5. Kegiatan di alam terbuka;
6. Kehadiran orang dewasa yang memberikan bimbingan, dorongan, dan dukungan;
7. Penghargaan berupa tanda kecakapan; dan
8. Satuan terpisah antara putra dan putri.
5. Sistem Among dan Kiasan Dasar
Dalam melaksanakan pendidikan kepramukaan digunakan Sistem Among.
Sistem Among merupakan proses pendidikan kepramukaan yang membentuk peserta didik agar berjiwa merdeka, disiplin, dan mandiri dalam hubungan timbal balik antarmanusia.
Sistem Among memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan diri dengan bimbingan orang dewasa melalui prinsip kepemimpinan sebagai berikut:
Ing ngarso sung tulodo maksudnya di depan menjadi teladan;
Ing madyo mangun karso maksudnya di tengah membangun kemauan; dan
Tutwuri handayani maksudnya di belakang memberi dorongan ke arah kemandirian yang lebih baik.
. Pengembangan Karakter SESOSIF
Di dalam SKU, SKK, dan SPG mengandung inti SESOSIF, yaitu : Spiritual, Emosional, Sosial, Intelektual, dan Fisik.
Yang kesemuanya itu ditumbuhkembangkan dalam diri seorang pramuka. Keterpaduan kelima area pengembangan diri itu akan mengantarkan sang Pramuka menjadi generasi bangsa yang unggul.
7. Ketrampilan Kepramukaan dan Teknik Kepramukaan
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratEldi Mardiansyah
Di dalamnya mencakup Presentasi tentang Pendampingan Individu 2 Pendidikan Guru Penggerak Aangkatan ke 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat tahun 2024 yang bertemakan Visi dan Prakarsa Perubahan pada SMP Negeri 4 Ciemas. Penulis adalah seorang Calon Guru Penggerak bernama Eldi Mardiansyah, seorang guru bahasa Inggris kelahiran Bogor.
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pertemuan 2 cpob (tek.solid)
1. PERSONALIA
PRINSIP
Karyawan yang berkualitas, memiliki kompetensi dan
berdedikasi tinggi yang diharapkan menghasilkan produk
yang baik
TUJUAN
menempatkan karyawan sesuai dengan kriteria yang
telah ditetapkan pada bidang kerja yang sesuai
KRITERIA KARYAWAN YANG DIHARAPKAN
sehat
mempunyai motivasi tinggi
disiplin
latar belakang pendidikan sesuai dengan kualifikasi
terampil
2. FAKTOR-FAKTOR YANG PERLU DIPERHATIKAN
Organisasi ramping dan efisien
Kualifikasi sesuai kriteria karyawan yang diharapkan
Tanggung jawab
Uraian tugas jelas dan tertulis
Adanya kesseimbangan antara hak dan tanggung jawab
Biasakan untuk bersih dan rapi
PELATIHAN
orientasi /pegenalan secara umum
latihan ditempat kerja
pendidikan di kelas
jenis pelatihan
- teknik/ CPOB
- peningkatan disiplin dan keterampilan
3. PERSONIL KUNCI
Kepala Bagian Produksi
Kepala Bagian Pengawasan Mutu
Kepala Bagian Pemastian Mutu
Yang harus diperhatikan :
Masing-masing kepala bagian dijabat oleh Apoteker
purnawaktu
Harus independen satu dengan yang lain
Tidak mempunyai kepentingan lain yang dapat
menimbulkan konflik kepentingan pribadi atau finansial
Mereka memiliki tanggung jawab bersama atau
menerapkan bersama semua aspek yang berkaitan dengan
mutu termasuk desain, pelaksanaan, pemantauan dan
pemeliharaan mutu industri farmasi.
4. Semua personil harus megikuti pelatihan yang di adakan
oleh perusahaan.
Bagaimana pelatihan harus dilakukan di perusahaan?
Harus dilakukan secara berkelanjutan
Diberikan oleh personel/karyawan/narasumber yang
berkualifikasi
Pelaksanaan pelatihan harus dicatat
Materi pelatihan berupa :
Pelatihan tentang CPOB
Sistem Mutu Industri Farmasi
Pelatihan keahlian yang sesuai dengan pekerjaan yang
dilakukan
Pelatihan khusus bagi yg bekerja di area bebas
kontaminasi spt area bersih, bersifat infeksius, toksik,dll
5. Kelanjutan program pelatihan :
Hasil pelatihan harus dievaluasi
Jika perlu diberikan pelatihan ulang atau pelatihan
tambahan
Catatan dan hasil evaluasi pelatihan harus disimpan
Hasil pelatihan harus dilaksanakan dalam kegiatan
sehari-hari
6. Semua personel harus menjalani pemeriksaan
kesehatan pada saat proses perekrutan. Perusahaan
wajib membuat prosedur pemeriksaan kesehatan.
Sesudah pemeriksaan kesehatan awal, hendaklah
dilakukan pemeriksaan kesehatan kerja dan kesehatan
personel secara berkala bila diperlukan.
Pada CPOB tahun 2018 diatur tentang konsultan,
dimana seorang konsultan hendaklah memiliki
pendidikan, pelatihan, dan pengalaman yang memadai,
untuk memberi saran atas subjek yang mereka kuasai.
Data yang mencakup nama, alamat, kualifikasi, dan
jenis layanan yang diberikan oleh konsultan hendaklah
disimpan.
7. BANGUNAN – FASILITAS
Pemilihan Lokasi
Tidak dilingkungan perumahan
Sebaiknya dikawasan Industri
Bebas pencemaran : udara, tanah, air, lingkungan
PERSYARATAN FISIK BANGUNAN SECARA UMUM
Atap :
- Kuat, tidak mudah rapuh atau membusuk
- Mampu melindungi kondisi benda di bawahnya
- Tidak terbuat dari asbes atau sejenisnya
8. Plafond
- Konstruksi kuat
- Permukaan rata/ tidak bergelombang
- Terbuat dari bahan yang sesuai fungsi ruangan
- Pertemuan dengan dinding “hospital-shape”
- Berlapis cat yang sesuai
- Posisi ruangan sesuai jenis produksi
Dinding
- Kuat, permukaan rata, mudah dibersihkan
- Kering/ tidak lembab
- Berlapis cat yang sesuai
- Pertemuan dengan plafond dan lantai membentuk
“hospital-shape”
9. Area/ruangan terdiri dari
Area penimbangan
Area produksi
Area penyimpanan
Area pengawasan mutu
Area pengawasan mutu
Sarana pendukung lainnya spt kantor,ruang ganti
pakaian, toilet/kamar mandi, ruang pemeliharaan
hewan, dll
10. Kelas kebersihan ruang/area untuk pembuatan obat
didasarkan pada jumlah maksimum partikulat udara
dan jumlah maksimum mikroba udara yang
diperbolehkan untuk tiap kelas kebersihan. Kelas
kebersihan tersebut hendaklah disesuaikan dengan
tingkat risiko terhadap produk yang dibuat.
Kelas A, B, C dan D adalah kelas/area kebersihan ruang
untuk pengolahan produk steril.
Kelas A: Zona untuk kegiatan yang berisiko tinggi,
misal zona pengisian, wadah tutup karet, ampul dan
vial terbuka, penyambungan secara aseptis.
11. Ruangan kelas A ini harus memasang unit aliran udara
laminar (laminar air flow) di tempat kerja. Sistem udara
laminar hendaklah mengalirkan udara dengan kecepatan
merata berkisar 0,36 – 0,54 m/detik (nilai acuan) pada
posisi kerja dalam ruang bersih terbuka.
Kelas B: Untuk pembuatan dan pengisian secara aseptis,
Kelas ini adalah lingkungan latar belakang untuk zona
Kelas A
Kelas C dan D: Area bersih untuk melakukan tahap
proses pembuatan yang mengandung risiko lebih rendah
12. Kelas E adalah kelas kebersihan ruang untuk pengolahan
produk nonsteril, dimana persyaratan jumlah maksimum
partikulat udara pada kondisi nonoperasional adalah
3.520.000 partikel/m3 untuk partikel ukuran ≥ 0,5 μm
dan 29.000 untuk partikel ukuran ≥ 5 μm. Jumlah
maksimum mikroba udara ditetapkan oleh industri
berdasar kajian risiko dari jenis sediaan yang ditangani
misal cair, krim, padat
13.
14. Kegiatan di bawah ini dilakukan di area yang ditentukan:
penerimaan bahan;
karantina barang masuk;
penyimpanan bahan awal dan bahan pengemas;
penimbangan dan penyerahan bahan atau produk;
pengolahan;
pencucian peralatan;
penyimpanan peralatan;
penyimpanan produk ruahan;
pengemasan;
karantina produk jadi sebelum memperoleh pelulusan
akhir;
pengiriman produk; dan
laboratorium pengawasan mutu.
15. Pada area produksi permukaan dinding, lantai dan
langit-langit bagian dalam ruangan di mana terdapat
bahan baku dan bahan pengemas primer, produk antara
atau produk ruahan yang terpapar ke lingkungan
hendaklah halus, bebas retak dan sambungan terbuka,
tidak melepaskan partikulat, serta memungkinkan
pelaksanaan pembersihan (bila perlu disinfeksi) yang
mudah dan efektif.
Lantai di area pengolahan terbuat dari bahan kedap
rembesan, permukaan rata dan memungkinkan
pembersihan yang cepat serta efisien apabila terjadi
tumpahan bahan. Sudut antara dinding dan lantai
berbentuk lengkungan.
16. Untuk memperkecil risiko bahaya medis yang serius
akibat terjadi pencemaran silang, suatu sarana khusus
dan self-contained harus disediakan untuk produksi
obat tertentu sebagai berikut:
- antibiotika golongan betalaktam penisilin,
- antibiotika golongan betalaktam nonpenisilin,
- hormon seks,
- onkologi,
- preparat biologi (selama masih belum diinaktivasi),
- produk darah, dan
- vaksin
17. PERALATAN
Tujuan penggunaan : sebagai fasilitas yang menjadi
perantara dari bahan baku menjadi obat jadi tanpa
menimbulkan cemaran terhadap produk/ sediaan
Persyaratannya :
Terbuat dari bahan bermutu tinggi, yang tidak
meninggalkan sespora logam atau cemaran lain
terhadap produk jadi
Untuk peralatan yang bersentuhan dengan bahan
awal, produk antara atau produk ruahan terbuat dari
bahan inert Mudah dibersihkan, dipelihara dan
dioperasikan
Mudah dikalibrasi, dapat divalidasi
18. Untuk memudahkan pembersihan alat dan memastikan
kebersihannya, rancang bangun peralatan dibuat dgn
ketentuan sbb:
sederhana tapi sesuai dengan tujuan penggunaan,
mudah dibongkar dan dipasang kembali sebelum dan
setelah dibersihkan;
tidak ada bagian yang tidak terjangkau pada waktu
pembersihan;
tidak ada bagian yang menahan sisa produk atau
larutan pencuci; dan
tidak berkarat dan tidak mudah tergores.
19. Untuk pencucian dan pembersihan dianjurkan
menggunakan :
lap yang terbatas pelepasan seratnya (untuk
pembuatan produk steril dengan lap bebas serat)
mesin penghisap debu
udara bertekanan bila diperlukan
sikat nylon (jangan menggunakan sikat yang mudah
melepaskan partikel misal sikat ijuk).
Di dalam satu ruangan hanya boleh ada satu atau satu
set peralatan untuk satu produk agar tidak terjadi
pencemaran silang.