SlideShare a Scribd company logo
PERSONALIA
PRINSIP
Karyawan yang berkualitas, memiliki kompetensi dan
berdedikasi tinggi yang diharapkan menghasilkan produk
yang baik
TUJUAN
menempatkan karyawan sesuai dengan kriteria yang
telah ditetapkan pada bidang kerja yang sesuai
KRITERIA KARYAWAN YANG DIHARAPKAN
 sehat
 mempunyai motivasi tinggi
 disiplin
 latar belakang pendidikan sesuai dengan kualifikasi
 terampil
FAKTOR-FAKTOR YANG PERLU DIPERHATIKAN
 Organisasi ramping dan efisien
 Kualifikasi sesuai kriteria karyawan yang diharapkan
 Tanggung jawab
 Uraian tugas jelas dan tertulis
 Adanya kesseimbangan antara hak dan tanggung jawab
 Biasakan untuk bersih dan rapi
PELATIHAN
 orientasi /pegenalan secara umum
 latihan ditempat kerja
 pendidikan di kelas
 jenis pelatihan
- teknik/ CPOB
- peningkatan disiplin dan keterampilan
PERSONIL KUNCI
 Kepala Bagian Produksi
 Kepala Bagian Pengawasan Mutu
 Kepala Bagian Pemastian Mutu
Yang harus diperhatikan :
 Masing-masing kepala bagian dijabat oleh Apoteker
purnawaktu
 Harus independen satu dengan yang lain
 Tidak mempunyai kepentingan lain yang dapat
menimbulkan konflik kepentingan pribadi atau finansial
Mereka memiliki tanggung jawab bersama atau
menerapkan bersama semua aspek yang berkaitan dengan
mutu termasuk desain, pelaksanaan, pemantauan dan
pemeliharaan mutu industri farmasi.
Semua personil harus megikuti pelatihan yang di adakan
oleh perusahaan.
Bagaimana pelatihan harus dilakukan di perusahaan?
 Harus dilakukan secara berkelanjutan
 Diberikan oleh personel/karyawan/narasumber yang
berkualifikasi
 Pelaksanaan pelatihan harus dicatat
Materi pelatihan berupa :
 Pelatihan tentang CPOB
 Sistem Mutu Industri Farmasi
 Pelatihan keahlian yang sesuai dengan pekerjaan yang
dilakukan
 Pelatihan khusus bagi yg bekerja di area bebas
kontaminasi spt area bersih, bersifat infeksius, toksik,dll
Kelanjutan program pelatihan :
 Hasil pelatihan harus dievaluasi
 Jika perlu diberikan pelatihan ulang atau pelatihan
tambahan
 Catatan dan hasil evaluasi pelatihan harus disimpan
 Hasil pelatihan harus dilaksanakan dalam kegiatan
sehari-hari
Semua personel harus menjalani pemeriksaan
kesehatan pada saat proses perekrutan. Perusahaan
wajib membuat prosedur pemeriksaan kesehatan.
Sesudah pemeriksaan kesehatan awal, hendaklah
dilakukan pemeriksaan kesehatan kerja dan kesehatan
personel secara berkala bila diperlukan.
Pada CPOB tahun 2018 diatur tentang konsultan,
dimana seorang konsultan hendaklah memiliki
pendidikan, pelatihan, dan pengalaman yang memadai,
untuk memberi saran atas subjek yang mereka kuasai.
Data yang mencakup nama, alamat, kualifikasi, dan
jenis layanan yang diberikan oleh konsultan hendaklah
disimpan.
BANGUNAN – FASILITAS
Pemilihan Lokasi
 Tidak dilingkungan perumahan
 Sebaiknya dikawasan Industri
 Bebas pencemaran : udara, tanah, air, lingkungan
PERSYARATAN FISIK BANGUNAN SECARA UMUM
Atap :
- Kuat, tidak mudah rapuh atau membusuk
- Mampu melindungi kondisi benda di bawahnya
- Tidak terbuat dari asbes atau sejenisnya
Plafond
- Konstruksi kuat
- Permukaan rata/ tidak bergelombang
- Terbuat dari bahan yang sesuai fungsi ruangan
- Pertemuan dengan dinding “hospital-shape”
- Berlapis cat yang sesuai
- Posisi ruangan sesuai jenis produksi
Dinding
- Kuat, permukaan rata, mudah dibersihkan
- Kering/ tidak lembab
- Berlapis cat yang sesuai
- Pertemuan dengan plafond dan lantai membentuk
“hospital-shape”
Area/ruangan terdiri dari
 Area penimbangan
 Area produksi
 Area penyimpanan
 Area pengawasan mutu
 Area pengawasan mutu
 Sarana pendukung lainnya spt kantor,ruang ganti
pakaian, toilet/kamar mandi, ruang pemeliharaan
hewan, dll
Kelas kebersihan ruang/area untuk pembuatan obat
didasarkan pada jumlah maksimum partikulat udara
dan jumlah maksimum mikroba udara yang
diperbolehkan untuk tiap kelas kebersihan. Kelas
kebersihan tersebut hendaklah disesuaikan dengan
tingkat risiko terhadap produk yang dibuat.
Kelas A, B, C dan D adalah kelas/area kebersihan ruang
untuk pengolahan produk steril.
Kelas A: Zona untuk kegiatan yang berisiko tinggi,
misal zona pengisian, wadah tutup karet, ampul dan
vial terbuka, penyambungan secara aseptis.
Ruangan kelas A ini harus memasang unit aliran udara
laminar (laminar air flow) di tempat kerja. Sistem udara
laminar hendaklah mengalirkan udara dengan kecepatan
merata berkisar 0,36 – 0,54 m/detik (nilai acuan) pada
posisi kerja dalam ruang bersih terbuka.
Kelas B: Untuk pembuatan dan pengisian secara aseptis,
Kelas ini adalah lingkungan latar belakang untuk zona
Kelas A
Kelas C dan D: Area bersih untuk melakukan tahap
proses pembuatan yang mengandung risiko lebih rendah
Kelas E adalah kelas kebersihan ruang untuk pengolahan
produk nonsteril, dimana persyaratan jumlah maksimum
partikulat udara pada kondisi nonoperasional adalah
3.520.000 partikel/m3 untuk partikel ukuran ≥ 0,5 μm
dan 29.000 untuk partikel ukuran ≥ 5 μm. Jumlah
maksimum mikroba udara ditetapkan oleh industri
berdasar kajian risiko dari jenis sediaan yang ditangani
misal cair, krim, padat
Kegiatan di bawah ini dilakukan di area yang ditentukan:
 penerimaan bahan;
 karantina barang masuk;
 penyimpanan bahan awal dan bahan pengemas;
 penimbangan dan penyerahan bahan atau produk;
 pengolahan;
 pencucian peralatan;
 penyimpanan peralatan;
 penyimpanan produk ruahan;
 pengemasan;
 karantina produk jadi sebelum memperoleh pelulusan
akhir;
 pengiriman produk; dan
 laboratorium pengawasan mutu.
Pada area produksi permukaan dinding, lantai dan
langit-langit bagian dalam ruangan di mana terdapat
bahan baku dan bahan pengemas primer, produk antara
atau produk ruahan yang terpapar ke lingkungan
hendaklah halus, bebas retak dan sambungan terbuka,
tidak melepaskan partikulat, serta memungkinkan
pelaksanaan pembersihan (bila perlu disinfeksi) yang
mudah dan efektif.
Lantai di area pengolahan terbuat dari bahan kedap
rembesan, permukaan rata dan memungkinkan
pembersihan yang cepat serta efisien apabila terjadi
tumpahan bahan. Sudut antara dinding dan lantai
berbentuk lengkungan.
Untuk memperkecil risiko bahaya medis yang serius
akibat terjadi pencemaran silang, suatu sarana khusus
dan self-contained harus disediakan untuk produksi
obat tertentu sebagai berikut:
- antibiotika golongan betalaktam penisilin,
- antibiotika golongan betalaktam nonpenisilin,
- hormon seks,
- onkologi,
- preparat biologi (selama masih belum diinaktivasi),
- produk darah, dan
- vaksin
PERALATAN
Tujuan penggunaan : sebagai fasilitas yang menjadi
perantara dari bahan baku menjadi obat jadi tanpa
menimbulkan cemaran terhadap produk/ sediaan
Persyaratannya :
 Terbuat dari bahan bermutu tinggi, yang tidak
meninggalkan sespora logam atau cemaran lain
terhadap produk jadi
 Untuk peralatan yang bersentuhan dengan bahan
awal, produk antara atau produk ruahan terbuat dari
bahan inert Mudah dibersihkan, dipelihara dan
dioperasikan
 Mudah dikalibrasi, dapat divalidasi
Untuk memudahkan pembersihan alat dan memastikan
kebersihannya, rancang bangun peralatan dibuat dgn
ketentuan sbb:
 sederhana tapi sesuai dengan tujuan penggunaan,
mudah dibongkar dan dipasang kembali sebelum dan
setelah dibersihkan;
 tidak ada bagian yang tidak terjangkau pada waktu
pembersihan;
 tidak ada bagian yang menahan sisa produk atau
larutan pencuci; dan
 tidak berkarat dan tidak mudah tergores.
Untuk pencucian dan pembersihan dianjurkan
menggunakan :
 lap yang terbatas pelepasan seratnya (untuk
pembuatan produk steril dengan lap bebas serat)
 mesin penghisap debu
 udara bertekanan bila diperlukan
 sikat nylon (jangan menggunakan sikat yang mudah
melepaskan partikel misal sikat ijuk).
Di dalam satu ruangan hanya boleh ada satu atau satu
set peralatan untuk satu produk agar tidak terjadi
pencemaran silang.
Pertemuan 2 cpob (tek.solid)

More Related Content

What's hot

Premisies
PremisiesPremisies
Premisies
TRiP Consultant
 
Pemahaman Good Manufacturing Process
Pemahaman Good Manufacturing ProcessPemahaman Good Manufacturing Process
Pemahaman Good Manufacturing Process
Ali Fuad R
 
Kelompok 1 bab 12 higiene perusahaan
Kelompok 1 bab 12 higiene perusahaanKelompok 1 bab 12 higiene perusahaan
Kelompok 1 bab 12 higiene perusahaan
KurniawanNurIhsan
 
evaluasi kualitas udara dalam ruangan
evaluasi kualitas udara dalam ruanganevaluasi kualitas udara dalam ruangan
evaluasi kualitas udara dalam ruanganPT. Siwali Swantika
 
Seminar Room Qualification and Room Monitoring For Steril and Non Sterile Fac...
Seminar Room Qualification and Room Monitoring For Steril and Non Sterile Fac...Seminar Room Qualification and Room Monitoring For Steril and Non Sterile Fac...
Seminar Room Qualification and Room Monitoring For Steril and Non Sterile Fac...
Alat Alat Laboratorium [dot] com
 
GoodHousekeeping - modul GMP
GoodHousekeeping - modul GMPGoodHousekeeping - modul GMP
GoodHousekeeping - modul GMP
TRiP Consultant
 
Hygiene Personil : salah satu modul GMP
Hygiene Personil : salah satu modul GMPHygiene Personil : salah satu modul GMP
Hygiene Personil : salah satu modul GMP
TRiP Consultant
 

What's hot (8)

Premisies
PremisiesPremisies
Premisies
 
Pemahaman Good Manufacturing Process
Pemahaman Good Manufacturing ProcessPemahaman Good Manufacturing Process
Pemahaman Good Manufacturing Process
 
Kelompok 1 bab 12 higiene perusahaan
Kelompok 1 bab 12 higiene perusahaanKelompok 1 bab 12 higiene perusahaan
Kelompok 1 bab 12 higiene perusahaan
 
evaluasi kualitas udara dalam ruangan
evaluasi kualitas udara dalam ruanganevaluasi kualitas udara dalam ruangan
evaluasi kualitas udara dalam ruangan
 
Premisies
PremisiesPremisies
Premisies
 
Seminar Room Qualification and Room Monitoring For Steril and Non Sterile Fac...
Seminar Room Qualification and Room Monitoring For Steril and Non Sterile Fac...Seminar Room Qualification and Room Monitoring For Steril and Non Sterile Fac...
Seminar Room Qualification and Room Monitoring For Steril and Non Sterile Fac...
 
GoodHousekeeping - modul GMP
GoodHousekeeping - modul GMPGoodHousekeeping - modul GMP
GoodHousekeeping - modul GMP
 
Hygiene Personil : salah satu modul GMP
Hygiene Personil : salah satu modul GMPHygiene Personil : salah satu modul GMP
Hygiene Personil : salah satu modul GMP
 

Similar to Pertemuan 2 cpob (tek.solid)

9. C P K B Harmonisasi ASEAN (wecompress.com).pptx
9. C P K B  Harmonisasi ASEAN (wecompress.com).pptx9. C P K B  Harmonisasi ASEAN (wecompress.com).pptx
9. C P K B Harmonisasi ASEAN (wecompress.com).pptx
sitiquraniati1
 
BAB 3 BANGUNAN DAN FASILITAS INDUSTRI FARMASI (CPOB).pdf
BAB 3 BANGUNAN DAN FASILITAS INDUSTRI FARMASI (CPOB).pdfBAB 3 BANGUNAN DAN FASILITAS INDUSTRI FARMASI (CPOB).pdf
BAB 3 BANGUNAN DAN FASILITAS INDUSTRI FARMASI (CPOB).pdf
Sinta Lestari
 
Good Manufactory Practices (GMP).ppt
Good Manufactory Practices (GMP).pptGood Manufactory Practices (GMP).ppt
Good Manufactory Practices (GMP).ppt
ManikaSundaPeliyanty
 
gmp-good-manufacturing-practices.pptx
gmp-good-manufacturing-practices.pptxgmp-good-manufacturing-practices.pptx
gmp-good-manufacturing-practices.pptx
ssuser2c8e5b1
 
PROSEDUR PRAKTEK BERPRODUKSI YANG BAIK.pptx
PROSEDUR PRAKTEK BERPRODUKSI YANG BAIK.pptxPROSEDUR PRAKTEK BERPRODUKSI YANG BAIK.pptx
PROSEDUR PRAKTEK BERPRODUKSI YANG BAIK.pptx
anniangkat1
 
Bab 4 Peralatan Industri Farmasi (CPOB) PerBPOM No 34 2018.pdf
Bab 4 Peralatan Industri Farmasi (CPOB) PerBPOM No 34 2018.pdfBab 4 Peralatan Industri Farmasi (CPOB) PerBPOM No 34 2018.pdf
Bab 4 Peralatan Industri Farmasi (CPOB) PerBPOM No 34 2018.pdf
Sinta Lestari
 
CPKB.pptx
CPKB.pptxCPKB.pptx
CPKB.pptx
GirlyRisma1306
 
gmp-good-manufacturing-practices- PENGENDALIAN MUTU.pptx
gmp-good-manufacturing-practices- PENGENDALIAN MUTU.pptxgmp-good-manufacturing-practices- PENGENDALIAN MUTU.pptx
gmp-good-manufacturing-practices- PENGENDALIAN MUTU.pptx
AtikaYahdiyaniIkhsan
 
TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL.pptx
TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL.pptxTEKNOLOGI SEDIAAN STERIL.pptx
TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL.pptx
RizkyRahmawati11
 
MATERI PERTEMUAN 14 OBAT TRADISIONAL.pdf
MATERI PERTEMUAN 14 OBAT TRADISIONAL.pdfMATERI PERTEMUAN 14 OBAT TRADISIONAL.pdf
MATERI PERTEMUAN 14 OBAT TRADISIONAL.pdf
robygultom
 
Penerapan Good Manufacturing Practices Industri
Penerapan Good Manufacturing Practices IndustriPenerapan Good Manufacturing Practices Industri
Penerapan Good Manufacturing Practices Industri
MeilanyAstining
 
cpob.ppt
cpob.pptcpob.ppt
cpob.ppt
RiyanUge
 
cpob (1).ppt
cpob (1).pptcpob (1).ppt
cpob (1).ppt
MartinusSupriyadiKri
 
03-DISPERINKOPUMKM.pptx
03-DISPERINKOPUMKM.pptx03-DISPERINKOPUMKM.pptx
03-DISPERINKOPUMKM.pptx
KOTAKUTual
 
Fasilitas Sterilisasi Sentral Pada Area Rumah Sakit
Fasilitas Sterilisasi Sentral Pada Area Rumah SakitFasilitas Sterilisasi Sentral Pada Area Rumah Sakit
Fasilitas Sterilisasi Sentral Pada Area Rumah Sakit
Telkom University
 
CPOB 1_Ppt.pptx
CPOB 1_Ppt.pptxCPOB 1_Ppt.pptx
CPOB 1_Ppt.pptx
ApotekerAFIF
 
TRAINING GMP, SSOP, HACCP [Recovered].ppt
TRAINING GMP, SSOP, HACCP [Recovered].pptTRAINING GMP, SSOP, HACCP [Recovered].ppt
TRAINING GMP, SSOP, HACCP [Recovered].ppt
idiidialah
 
Roy teknik aseptik
Roy teknik aseptikRoy teknik aseptik
Roy teknik aseptik
roywidhie
 
PEDOMAN CARA PRODUKSI PANGAN YANG BAIK.pptx
PEDOMAN CARA PRODUKSI PANGAN YANG BAIK.pptxPEDOMAN CARA PRODUKSI PANGAN YANG BAIK.pptx
PEDOMAN CARA PRODUKSI PANGAN YANG BAIK.pptx
Melimarlina3
 
DOC-20230319-WA0020..pptx
DOC-20230319-WA0020..pptxDOC-20230319-WA0020..pptx
DOC-20230319-WA0020..pptx
KartiniNNani
 

Similar to Pertemuan 2 cpob (tek.solid) (20)

9. C P K B Harmonisasi ASEAN (wecompress.com).pptx
9. C P K B  Harmonisasi ASEAN (wecompress.com).pptx9. C P K B  Harmonisasi ASEAN (wecompress.com).pptx
9. C P K B Harmonisasi ASEAN (wecompress.com).pptx
 
BAB 3 BANGUNAN DAN FASILITAS INDUSTRI FARMASI (CPOB).pdf
BAB 3 BANGUNAN DAN FASILITAS INDUSTRI FARMASI (CPOB).pdfBAB 3 BANGUNAN DAN FASILITAS INDUSTRI FARMASI (CPOB).pdf
BAB 3 BANGUNAN DAN FASILITAS INDUSTRI FARMASI (CPOB).pdf
 
Good Manufactory Practices (GMP).ppt
Good Manufactory Practices (GMP).pptGood Manufactory Practices (GMP).ppt
Good Manufactory Practices (GMP).ppt
 
gmp-good-manufacturing-practices.pptx
gmp-good-manufacturing-practices.pptxgmp-good-manufacturing-practices.pptx
gmp-good-manufacturing-practices.pptx
 
PROSEDUR PRAKTEK BERPRODUKSI YANG BAIK.pptx
PROSEDUR PRAKTEK BERPRODUKSI YANG BAIK.pptxPROSEDUR PRAKTEK BERPRODUKSI YANG BAIK.pptx
PROSEDUR PRAKTEK BERPRODUKSI YANG BAIK.pptx
 
Bab 4 Peralatan Industri Farmasi (CPOB) PerBPOM No 34 2018.pdf
Bab 4 Peralatan Industri Farmasi (CPOB) PerBPOM No 34 2018.pdfBab 4 Peralatan Industri Farmasi (CPOB) PerBPOM No 34 2018.pdf
Bab 4 Peralatan Industri Farmasi (CPOB) PerBPOM No 34 2018.pdf
 
CPKB.pptx
CPKB.pptxCPKB.pptx
CPKB.pptx
 
gmp-good-manufacturing-practices- PENGENDALIAN MUTU.pptx
gmp-good-manufacturing-practices- PENGENDALIAN MUTU.pptxgmp-good-manufacturing-practices- PENGENDALIAN MUTU.pptx
gmp-good-manufacturing-practices- PENGENDALIAN MUTU.pptx
 
TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL.pptx
TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL.pptxTEKNOLOGI SEDIAAN STERIL.pptx
TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL.pptx
 
MATERI PERTEMUAN 14 OBAT TRADISIONAL.pdf
MATERI PERTEMUAN 14 OBAT TRADISIONAL.pdfMATERI PERTEMUAN 14 OBAT TRADISIONAL.pdf
MATERI PERTEMUAN 14 OBAT TRADISIONAL.pdf
 
Penerapan Good Manufacturing Practices Industri
Penerapan Good Manufacturing Practices IndustriPenerapan Good Manufacturing Practices Industri
Penerapan Good Manufacturing Practices Industri
 
cpob.ppt
cpob.pptcpob.ppt
cpob.ppt
 
cpob (1).ppt
cpob (1).pptcpob (1).ppt
cpob (1).ppt
 
03-DISPERINKOPUMKM.pptx
03-DISPERINKOPUMKM.pptx03-DISPERINKOPUMKM.pptx
03-DISPERINKOPUMKM.pptx
 
Fasilitas Sterilisasi Sentral Pada Area Rumah Sakit
Fasilitas Sterilisasi Sentral Pada Area Rumah SakitFasilitas Sterilisasi Sentral Pada Area Rumah Sakit
Fasilitas Sterilisasi Sentral Pada Area Rumah Sakit
 
CPOB 1_Ppt.pptx
CPOB 1_Ppt.pptxCPOB 1_Ppt.pptx
CPOB 1_Ppt.pptx
 
TRAINING GMP, SSOP, HACCP [Recovered].ppt
TRAINING GMP, SSOP, HACCP [Recovered].pptTRAINING GMP, SSOP, HACCP [Recovered].ppt
TRAINING GMP, SSOP, HACCP [Recovered].ppt
 
Roy teknik aseptik
Roy teknik aseptikRoy teknik aseptik
Roy teknik aseptik
 
PEDOMAN CARA PRODUKSI PANGAN YANG BAIK.pptx
PEDOMAN CARA PRODUKSI PANGAN YANG BAIK.pptxPEDOMAN CARA PRODUKSI PANGAN YANG BAIK.pptx
PEDOMAN CARA PRODUKSI PANGAN YANG BAIK.pptx
 
DOC-20230319-WA0020..pptx
DOC-20230319-WA0020..pptxDOC-20230319-WA0020..pptx
DOC-20230319-WA0020..pptx
 

More from AhmadPurnawarmanFais

Pertemuan 16
Pertemuan 16Pertemuan 16
Pertemuan 16
AhmadPurnawarmanFais
 
Pertemuan 15
Pertemuan 15Pertemuan 15
Pertemuan 15
AhmadPurnawarmanFais
 
Pertemuan 14
Pertemuan 14Pertemuan 14
Pertemuan 14
AhmadPurnawarmanFais
 
Pertemuan 13
Pertemuan 13Pertemuan 13
Pertemuan 13
AhmadPurnawarmanFais
 
Pertemuan 11 12
Pertemuan 11 12Pertemuan 11 12
Pertemuan 11 12
AhmadPurnawarmanFais
 
Pertemuan 9 10
Pertemuan 9 10Pertemuan 9 10
Pertemuan 9 10
AhmadPurnawarmanFais
 
Pengantar
PengantarPengantar
Suppositoria
SuppositoriaSuppositoria
Suppositoria
AhmadPurnawarmanFais
 
Power point ikm 12
Power point   ikm 12Power point   ikm 12
Power point ikm 12
AhmadPurnawarmanFais
 
Power point ikm 11
Power point   ikm 11Power point   ikm 11
Power point ikm 11
AhmadPurnawarmanFais
 
Kromatografi
KromatografiKromatografi
Kromatografi
AhmadPurnawarmanFais
 
Identifikasi senyawa
Identifikasi senyawaIdentifikasi senyawa
Identifikasi senyawa
AhmadPurnawarmanFais
 
Pemurnian (rekristalisasi)
Pemurnian (rekristalisasi)Pemurnian (rekristalisasi)
Pemurnian (rekristalisasi)
AhmadPurnawarmanFais
 
Kristalisasi
KristalisasiKristalisasi
Kristalisasi
AhmadPurnawarmanFais
 
Materi 4 kimfar ii sem iv c
Materi 4 kimfar ii sem iv cMateri 4 kimfar ii sem iv c
Materi 4 kimfar ii sem iv c
AhmadPurnawarmanFais
 
Bhn kuliah cth soal mikrobiologi
Bhn kuliah cth soal mikrobiologiBhn kuliah cth soal mikrobiologi
Bhn kuliah cth soal mikrobiologi
AhmadPurnawarmanFais
 
Cemaran mikroba pangan sni (5)
Cemaran mikroba pangan sni (5)Cemaran mikroba pangan sni (5)
Cemaran mikroba pangan sni (5)
AhmadPurnawarmanFais
 
Pertumbuhan dan penghitungan sel mikroba
Pertumbuhan dan penghitungan sel   mikrobaPertumbuhan dan penghitungan sel   mikroba
Pertumbuhan dan penghitungan sel mikroba
AhmadPurnawarmanFais
 
Materi 3 kimfar ii sem iv
Materi 3 kimfar ii sem ivMateri 3 kimfar ii sem iv
Materi 3 kimfar ii sem iv
AhmadPurnawarmanFais
 

More from AhmadPurnawarmanFais (20)

Pertemuan 16
Pertemuan 16Pertemuan 16
Pertemuan 16
 
Pertemuan 15
Pertemuan 15Pertemuan 15
Pertemuan 15
 
Pertemuan 14
Pertemuan 14Pertemuan 14
Pertemuan 14
 
Pertemuan 13
Pertemuan 13Pertemuan 13
Pertemuan 13
 
Pertemuan 11 12
Pertemuan 11 12Pertemuan 11 12
Pertemuan 11 12
 
Pertemuan 9 10
Pertemuan 9 10Pertemuan 9 10
Pertemuan 9 10
 
Pengantar
PengantarPengantar
Pengantar
 
Suppositoria
SuppositoriaSuppositoria
Suppositoria
 
Aerosol
AerosolAerosol
Aerosol
 
Power point ikm 12
Power point   ikm 12Power point   ikm 12
Power point ikm 12
 
Power point ikm 11
Power point   ikm 11Power point   ikm 11
Power point ikm 11
 
Kromatografi
KromatografiKromatografi
Kromatografi
 
Identifikasi senyawa
Identifikasi senyawaIdentifikasi senyawa
Identifikasi senyawa
 
Pemurnian (rekristalisasi)
Pemurnian (rekristalisasi)Pemurnian (rekristalisasi)
Pemurnian (rekristalisasi)
 
Kristalisasi
KristalisasiKristalisasi
Kristalisasi
 
Materi 4 kimfar ii sem iv c
Materi 4 kimfar ii sem iv cMateri 4 kimfar ii sem iv c
Materi 4 kimfar ii sem iv c
 
Bhn kuliah cth soal mikrobiologi
Bhn kuliah cth soal mikrobiologiBhn kuliah cth soal mikrobiologi
Bhn kuliah cth soal mikrobiologi
 
Cemaran mikroba pangan sni (5)
Cemaran mikroba pangan sni (5)Cemaran mikroba pangan sni (5)
Cemaran mikroba pangan sni (5)
 
Pertumbuhan dan penghitungan sel mikroba
Pertumbuhan dan penghitungan sel   mikrobaPertumbuhan dan penghitungan sel   mikroba
Pertumbuhan dan penghitungan sel mikroba
 
Materi 3 kimfar ii sem iv
Materi 3 kimfar ii sem ivMateri 3 kimfar ii sem iv
Materi 3 kimfar ii sem iv
 

Recently uploaded

RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...
Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...
Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...
Tata Naipospos
 
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.pptPERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
EkaPuspita67
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
 
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptxPenjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
GuneriHollyIrda
 
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptxRefleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
SholahuddinAslam
 
PRESENTASI T TEST (GROUP 1) -07 DESEMBER 2021.pptx
PRESENTASI T TEST (GROUP 1) -07 DESEMBER 2021.pptxPRESENTASI T TEST (GROUP 1) -07 DESEMBER 2021.pptx
PRESENTASI T TEST (GROUP 1) -07 DESEMBER 2021.pptx
AlifMauliddina1
 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
SdyokoSusanto1
 
Meet 6 Pengembangan konsep pembangunan-pertanian.ppt
Meet 6 Pengembangan konsep pembangunan-pertanian.pptMeet 6 Pengembangan konsep pembangunan-pertanian.ppt
Meet 6 Pengembangan konsep pembangunan-pertanian.ppt
RosmalahUMK
 
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
nimah111
 
Fundamental Gerakan Pramuka KMD G ok.pptx
Fundamental Gerakan Pramuka KMD G ok.pptxFundamental Gerakan Pramuka KMD G ok.pptx
Fundamental Gerakan Pramuka KMD G ok.pptx
wahtun86siaran
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
akram124738
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
ahyani72
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdfObservasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
andikuswandi67
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMK
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMKModul ajar logaritma matematika kelas X SMK
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMK
WinaldiSatria
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
NiaTazmia2
 
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratPendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Eldi Mardiansyah
 

Recently uploaded (20)

RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...
Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...
Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...
 
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.pptPERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
 
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptxPenjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
 
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptxRefleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
 
PRESENTASI T TEST (GROUP 1) -07 DESEMBER 2021.pptx
PRESENTASI T TEST (GROUP 1) -07 DESEMBER 2021.pptxPRESENTASI T TEST (GROUP 1) -07 DESEMBER 2021.pptx
PRESENTASI T TEST (GROUP 1) -07 DESEMBER 2021.pptx
 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
 
Meet 6 Pengembangan konsep pembangunan-pertanian.ppt
Meet 6 Pengembangan konsep pembangunan-pertanian.pptMeet 6 Pengembangan konsep pembangunan-pertanian.ppt
Meet 6 Pengembangan konsep pembangunan-pertanian.ppt
 
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
 
Fundamental Gerakan Pramuka KMD G ok.pptx
Fundamental Gerakan Pramuka KMD G ok.pptxFundamental Gerakan Pramuka KMD G ok.pptx
Fundamental Gerakan Pramuka KMD G ok.pptx
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdfObservasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMK
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMKModul ajar logaritma matematika kelas X SMK
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMK
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
 
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratPendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
 

Pertemuan 2 cpob (tek.solid)

  • 1. PERSONALIA PRINSIP Karyawan yang berkualitas, memiliki kompetensi dan berdedikasi tinggi yang diharapkan menghasilkan produk yang baik TUJUAN menempatkan karyawan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan pada bidang kerja yang sesuai KRITERIA KARYAWAN YANG DIHARAPKAN  sehat  mempunyai motivasi tinggi  disiplin  latar belakang pendidikan sesuai dengan kualifikasi  terampil
  • 2. FAKTOR-FAKTOR YANG PERLU DIPERHATIKAN  Organisasi ramping dan efisien  Kualifikasi sesuai kriteria karyawan yang diharapkan  Tanggung jawab  Uraian tugas jelas dan tertulis  Adanya kesseimbangan antara hak dan tanggung jawab  Biasakan untuk bersih dan rapi PELATIHAN  orientasi /pegenalan secara umum  latihan ditempat kerja  pendidikan di kelas  jenis pelatihan - teknik/ CPOB - peningkatan disiplin dan keterampilan
  • 3. PERSONIL KUNCI  Kepala Bagian Produksi  Kepala Bagian Pengawasan Mutu  Kepala Bagian Pemastian Mutu Yang harus diperhatikan :  Masing-masing kepala bagian dijabat oleh Apoteker purnawaktu  Harus independen satu dengan yang lain  Tidak mempunyai kepentingan lain yang dapat menimbulkan konflik kepentingan pribadi atau finansial Mereka memiliki tanggung jawab bersama atau menerapkan bersama semua aspek yang berkaitan dengan mutu termasuk desain, pelaksanaan, pemantauan dan pemeliharaan mutu industri farmasi.
  • 4. Semua personil harus megikuti pelatihan yang di adakan oleh perusahaan. Bagaimana pelatihan harus dilakukan di perusahaan?  Harus dilakukan secara berkelanjutan  Diberikan oleh personel/karyawan/narasumber yang berkualifikasi  Pelaksanaan pelatihan harus dicatat Materi pelatihan berupa :  Pelatihan tentang CPOB  Sistem Mutu Industri Farmasi  Pelatihan keahlian yang sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan  Pelatihan khusus bagi yg bekerja di area bebas kontaminasi spt area bersih, bersifat infeksius, toksik,dll
  • 5. Kelanjutan program pelatihan :  Hasil pelatihan harus dievaluasi  Jika perlu diberikan pelatihan ulang atau pelatihan tambahan  Catatan dan hasil evaluasi pelatihan harus disimpan  Hasil pelatihan harus dilaksanakan dalam kegiatan sehari-hari
  • 6. Semua personel harus menjalani pemeriksaan kesehatan pada saat proses perekrutan. Perusahaan wajib membuat prosedur pemeriksaan kesehatan. Sesudah pemeriksaan kesehatan awal, hendaklah dilakukan pemeriksaan kesehatan kerja dan kesehatan personel secara berkala bila diperlukan. Pada CPOB tahun 2018 diatur tentang konsultan, dimana seorang konsultan hendaklah memiliki pendidikan, pelatihan, dan pengalaman yang memadai, untuk memberi saran atas subjek yang mereka kuasai. Data yang mencakup nama, alamat, kualifikasi, dan jenis layanan yang diberikan oleh konsultan hendaklah disimpan.
  • 7. BANGUNAN – FASILITAS Pemilihan Lokasi  Tidak dilingkungan perumahan  Sebaiknya dikawasan Industri  Bebas pencemaran : udara, tanah, air, lingkungan PERSYARATAN FISIK BANGUNAN SECARA UMUM Atap : - Kuat, tidak mudah rapuh atau membusuk - Mampu melindungi kondisi benda di bawahnya - Tidak terbuat dari asbes atau sejenisnya
  • 8. Plafond - Konstruksi kuat - Permukaan rata/ tidak bergelombang - Terbuat dari bahan yang sesuai fungsi ruangan - Pertemuan dengan dinding “hospital-shape” - Berlapis cat yang sesuai - Posisi ruangan sesuai jenis produksi Dinding - Kuat, permukaan rata, mudah dibersihkan - Kering/ tidak lembab - Berlapis cat yang sesuai - Pertemuan dengan plafond dan lantai membentuk “hospital-shape”
  • 9. Area/ruangan terdiri dari  Area penimbangan  Area produksi  Area penyimpanan  Area pengawasan mutu  Area pengawasan mutu  Sarana pendukung lainnya spt kantor,ruang ganti pakaian, toilet/kamar mandi, ruang pemeliharaan hewan, dll
  • 10. Kelas kebersihan ruang/area untuk pembuatan obat didasarkan pada jumlah maksimum partikulat udara dan jumlah maksimum mikroba udara yang diperbolehkan untuk tiap kelas kebersihan. Kelas kebersihan tersebut hendaklah disesuaikan dengan tingkat risiko terhadap produk yang dibuat. Kelas A, B, C dan D adalah kelas/area kebersihan ruang untuk pengolahan produk steril. Kelas A: Zona untuk kegiatan yang berisiko tinggi, misal zona pengisian, wadah tutup karet, ampul dan vial terbuka, penyambungan secara aseptis.
  • 11. Ruangan kelas A ini harus memasang unit aliran udara laminar (laminar air flow) di tempat kerja. Sistem udara laminar hendaklah mengalirkan udara dengan kecepatan merata berkisar 0,36 – 0,54 m/detik (nilai acuan) pada posisi kerja dalam ruang bersih terbuka. Kelas B: Untuk pembuatan dan pengisian secara aseptis, Kelas ini adalah lingkungan latar belakang untuk zona Kelas A Kelas C dan D: Area bersih untuk melakukan tahap proses pembuatan yang mengandung risiko lebih rendah
  • 12. Kelas E adalah kelas kebersihan ruang untuk pengolahan produk nonsteril, dimana persyaratan jumlah maksimum partikulat udara pada kondisi nonoperasional adalah 3.520.000 partikel/m3 untuk partikel ukuran ≥ 0,5 μm dan 29.000 untuk partikel ukuran ≥ 5 μm. Jumlah maksimum mikroba udara ditetapkan oleh industri berdasar kajian risiko dari jenis sediaan yang ditangani misal cair, krim, padat
  • 13.
  • 14. Kegiatan di bawah ini dilakukan di area yang ditentukan:  penerimaan bahan;  karantina barang masuk;  penyimpanan bahan awal dan bahan pengemas;  penimbangan dan penyerahan bahan atau produk;  pengolahan;  pencucian peralatan;  penyimpanan peralatan;  penyimpanan produk ruahan;  pengemasan;  karantina produk jadi sebelum memperoleh pelulusan akhir;  pengiriman produk; dan  laboratorium pengawasan mutu.
  • 15. Pada area produksi permukaan dinding, lantai dan langit-langit bagian dalam ruangan di mana terdapat bahan baku dan bahan pengemas primer, produk antara atau produk ruahan yang terpapar ke lingkungan hendaklah halus, bebas retak dan sambungan terbuka, tidak melepaskan partikulat, serta memungkinkan pelaksanaan pembersihan (bila perlu disinfeksi) yang mudah dan efektif. Lantai di area pengolahan terbuat dari bahan kedap rembesan, permukaan rata dan memungkinkan pembersihan yang cepat serta efisien apabila terjadi tumpahan bahan. Sudut antara dinding dan lantai berbentuk lengkungan.
  • 16. Untuk memperkecil risiko bahaya medis yang serius akibat terjadi pencemaran silang, suatu sarana khusus dan self-contained harus disediakan untuk produksi obat tertentu sebagai berikut: - antibiotika golongan betalaktam penisilin, - antibiotika golongan betalaktam nonpenisilin, - hormon seks, - onkologi, - preparat biologi (selama masih belum diinaktivasi), - produk darah, dan - vaksin
  • 17. PERALATAN Tujuan penggunaan : sebagai fasilitas yang menjadi perantara dari bahan baku menjadi obat jadi tanpa menimbulkan cemaran terhadap produk/ sediaan Persyaratannya :  Terbuat dari bahan bermutu tinggi, yang tidak meninggalkan sespora logam atau cemaran lain terhadap produk jadi  Untuk peralatan yang bersentuhan dengan bahan awal, produk antara atau produk ruahan terbuat dari bahan inert Mudah dibersihkan, dipelihara dan dioperasikan  Mudah dikalibrasi, dapat divalidasi
  • 18. Untuk memudahkan pembersihan alat dan memastikan kebersihannya, rancang bangun peralatan dibuat dgn ketentuan sbb:  sederhana tapi sesuai dengan tujuan penggunaan, mudah dibongkar dan dipasang kembali sebelum dan setelah dibersihkan;  tidak ada bagian yang tidak terjangkau pada waktu pembersihan;  tidak ada bagian yang menahan sisa produk atau larutan pencuci; dan  tidak berkarat dan tidak mudah tergores.
  • 19. Untuk pencucian dan pembersihan dianjurkan menggunakan :  lap yang terbatas pelepasan seratnya (untuk pembuatan produk steril dengan lap bebas serat)  mesin penghisap debu  udara bertekanan bila diperlukan  sikat nylon (jangan menggunakan sikat yang mudah melepaskan partikel misal sikat ijuk). Di dalam satu ruangan hanya boleh ada satu atau satu set peralatan untuk satu produk agar tidak terjadi pencemaran silang.