1. UMKM memiliki peran penting dalam perekonomian Indonesia dengan kontribusi lebih dari 50% PDB dan menyerap 99% tenaga kerja.
2. Beberapa kendala UMKM antara lain manajemen lemah, administrasi tidak rapi, akses kredit kecil, belum memiliki badan hukum, teknologi rendah.
3. Pemerintah Kabupaten Magelang mendorong pengembangan UMKM melalui sinergi antara industri, pertanian, pariwisata, dan k
PROSEDUR PRAKTEK BERPRODUKSI YANG BAIK.pptxanniangkat1
Dokumen tersebut membahas tentang Prosedur Praktik Berproduksi Yang Baik (GMP). GMP adalah pedoman bagi industri pangan tentang cara berproduksi pangan yang baik dengan memperhatikan aspek keamanan pangan, lingkungan produksi, peralatan, dan kesehatan karyawan."
PEDOMAN CARA PRODUKSI PANGAN YANG BAIK.pptxMelimarlina3
Pedoman Cara Produksi Pangan yang Baik atau CPPB memberikan panduan bagi industri pangan untuk memproduksi pangan dengan cara yang higienis dan aman melalui pengaturan lingkungan produksi, peralatan, dan higiene karyawan guna melindungi konsumen serta memenuhi standar mutu dan persyaratan HACCP.
Laporan ini menganalisis penerapan HACCP pada Pedagang Kaki Lima di Jember. Hasilnya menunjukkan bahwa kebersihan dan sanitasi di tempat PKL sangat kurang, sehingga mengancam keamanan pangan. Laporan ini menyarankan peningkatan kebersihan lingkungan dan peralatan untuk menghasilkan makanan yang lebih aman.
GMP (Good Manufacturing Practices) adalah pedoman bagi industri pangan tentang cara berproduksi yang baik mulai dari bahan baku sampai produk akhir untuk memproduksi dan menyediakan makanan yang aman dan layak bagi konsumen.
Dokumen tersebut membahas tentang sertifikat produksi pangan industri rumah tangga (SPP-IRT) yang diterbitkan oleh dinas kesehatan kota Medan untuk memastikan pangan olahan industri rumah tangga aman, bermutu, dan layak dikonsumsi serta mematuhi peraturan perundang-undangan terkait. Dokumen ini juga menjelaskan tentang proses penerbitan sertifikat, persyaratan produksi pangan yang baik, dan sanksi bagi pelanggaran.
PROSEDUR PRAKTEK BERPRODUKSI YANG BAIK.pptxanniangkat1
Dokumen tersebut membahas tentang Prosedur Praktik Berproduksi Yang Baik (GMP). GMP adalah pedoman bagi industri pangan tentang cara berproduksi pangan yang baik dengan memperhatikan aspek keamanan pangan, lingkungan produksi, peralatan, dan kesehatan karyawan."
PEDOMAN CARA PRODUKSI PANGAN YANG BAIK.pptxMelimarlina3
Pedoman Cara Produksi Pangan yang Baik atau CPPB memberikan panduan bagi industri pangan untuk memproduksi pangan dengan cara yang higienis dan aman melalui pengaturan lingkungan produksi, peralatan, dan higiene karyawan guna melindungi konsumen serta memenuhi standar mutu dan persyaratan HACCP.
Laporan ini menganalisis penerapan HACCP pada Pedagang Kaki Lima di Jember. Hasilnya menunjukkan bahwa kebersihan dan sanitasi di tempat PKL sangat kurang, sehingga mengancam keamanan pangan. Laporan ini menyarankan peningkatan kebersihan lingkungan dan peralatan untuk menghasilkan makanan yang lebih aman.
GMP (Good Manufacturing Practices) adalah pedoman bagi industri pangan tentang cara berproduksi yang baik mulai dari bahan baku sampai produk akhir untuk memproduksi dan menyediakan makanan yang aman dan layak bagi konsumen.
Dokumen tersebut membahas tentang sertifikat produksi pangan industri rumah tangga (SPP-IRT) yang diterbitkan oleh dinas kesehatan kota Medan untuk memastikan pangan olahan industri rumah tangga aman, bermutu, dan layak dikonsumsi serta mematuhi peraturan perundang-undangan terkait. Dokumen ini juga menjelaskan tentang proses penerbitan sertifikat, persyaratan produksi pangan yang baik, dan sanksi bagi pelanggaran.
Laporan Praktikum Alat dan Mesin PengemasanMelina Eka
Dokumen tersebut membahas mengenai pengemasan dan pengalengan makanan. Secara umum dikemukakan bahwa pengemasan berfungsi untuk melindungi produk makanan, menjaga mutunya, dan meningkatkan daya tarik produk kepada konsumen. Pengemasan dapat dilakukan dengan berbagai metode seperti pengalengan, pembotolan, vakum packing, dan sebagainya dengan mempertimbangkan sifat produk dan tujuan pengemasan.
Dokumen tersebut membahas tentang Good Manufacturing Practices (GMP) yang merupakan prasyarat dasar dan program umum bagi industri pangan untuk menghasilkan produk bermutu, layak dan aman secara konsisten. Dokumen tersebut menjelaskan berbagai aspek GMP mulai dari lokasi, bangunan, fasilitas sanitasi, persyaratan kualitas air, hingga persyaratan higienis lainnya yang harus dipenuhi oleh suatu pabrik pangan untuk me
Sanitasi dan Hygiene Industri Retail.pdfSinta Lestari
Dokumen tersebut membahas tentang sanitasi dan higiene di industri retail, mencakup definisi, tujuan, regulasi, implementasi, kebersihan personal, fasilitas, dan pengawasan.
Program higiene dan sanitasi sarana pengolahan pangan mencakup higiene pekerja, sanitasi lingkungan pabrik, dan penanganan bahan baku untuk mencegah kontaminasi mikroba dan menjaga mutu produk pangan.
Dokumen tersebut membahas tentang penerapan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) untuk industri makanan olahan. HACCP adalah sistem manajemen risiko untuk menjamin keamanan pangan yang menerapkan pendekatan pencegahan. Dokumen ini menjelaskan tujuh prinsip HACCP dan tahapan-tahapan penerapannya di industri makanan olahan.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya menerapkan sanitasi dan kebersihan yang baik untuk mencegah kontaminasi, serta menjelaskan berbagai jenis kontaminasi dan cara-cara mencegahnya, seperti menerapkan prosedur pembersihan yang efektif dan menjaga kebersihan lingkungan kerja.
Dokumen tersebut membahas tentang sanitasi industri, termasuk ruang lingkup sanitasi industri seperti lokasi dan lingkungan produksi, bangunan dan fasilitas, peralatan produksi, suplai air, fasilitas higiene dan sanitasi, ruang penyimpanan, cold storage, transportasi, dan persyaratan sanitasi terkait."
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Laporan Praktikum Alat dan Mesin PengemasanMelina Eka
Dokumen tersebut membahas mengenai pengemasan dan pengalengan makanan. Secara umum dikemukakan bahwa pengemasan berfungsi untuk melindungi produk makanan, menjaga mutunya, dan meningkatkan daya tarik produk kepada konsumen. Pengemasan dapat dilakukan dengan berbagai metode seperti pengalengan, pembotolan, vakum packing, dan sebagainya dengan mempertimbangkan sifat produk dan tujuan pengemasan.
Dokumen tersebut membahas tentang Good Manufacturing Practices (GMP) yang merupakan prasyarat dasar dan program umum bagi industri pangan untuk menghasilkan produk bermutu, layak dan aman secara konsisten. Dokumen tersebut menjelaskan berbagai aspek GMP mulai dari lokasi, bangunan, fasilitas sanitasi, persyaratan kualitas air, hingga persyaratan higienis lainnya yang harus dipenuhi oleh suatu pabrik pangan untuk me
Sanitasi dan Hygiene Industri Retail.pdfSinta Lestari
Dokumen tersebut membahas tentang sanitasi dan higiene di industri retail, mencakup definisi, tujuan, regulasi, implementasi, kebersihan personal, fasilitas, dan pengawasan.
Program higiene dan sanitasi sarana pengolahan pangan mencakup higiene pekerja, sanitasi lingkungan pabrik, dan penanganan bahan baku untuk mencegah kontaminasi mikroba dan menjaga mutu produk pangan.
Dokumen tersebut membahas tentang penerapan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) untuk industri makanan olahan. HACCP adalah sistem manajemen risiko untuk menjamin keamanan pangan yang menerapkan pendekatan pencegahan. Dokumen ini menjelaskan tujuh prinsip HACCP dan tahapan-tahapan penerapannya di industri makanan olahan.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya menerapkan sanitasi dan kebersihan yang baik untuk mencegah kontaminasi, serta menjelaskan berbagai jenis kontaminasi dan cara-cara mencegahnya, seperti menerapkan prosedur pembersihan yang efektif dan menjaga kebersihan lingkungan kerja.
Dokumen tersebut membahas tentang sanitasi industri, termasuk ruang lingkup sanitasi industri seperti lokasi dan lingkungan produksi, bangunan dan fasilitas, peralatan produksi, suplai air, fasilitas higiene dan sanitasi, ruang penyimpanan, cold storage, transportasi, dan persyaratan sanitasi terkait."
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
03-DISPERINKOPUMKM.pptx
1. Oleh :
Pujianto
Dinas Perinkop & UMKM
Kabupaten Magelang
Pengembangan
Industri, Koperasi
& Usaha Mikro Kecil dan
Menengah
Kabupaten Magelang
2. UMKM, Pahlawan Ekonomi Indonesia
Jumlah UMKM dibandingkan total perusahaan yang ada di
Indonesia adalah sebesar 99 % yaitu 55,2 juta unit usaha.
Jumlah tenaga kerja yang terserap oleh sektor UMKM menca
pai 99,4% dari total tenaga kerja.
Sumbangannya pada Produk Domestik Bruto (PDB) juga besa
r, lebih dari separuh ekonomi kita didukung oleh produksi dar
i UMKM (59,3%)
3. Kondisi UKM Indonesia saat ini
1. Manajemen lemah, Tidak adanya pembagian tugas yang jelas a
ntara bidang administrasi dan operasi.
2. Administrasi /pembukuan tidak rapi
3. Akses industri kecil terhadap lembaga kredit formal kecil.
4. Belum mempunyai status badan hukum.
5. Penguasaan teknologi rendah, sehingga kapasitas produksi kecil
6. Tenaga kerja belum terampil dan mahalnya biaya tenaga kerja.
7. Produk belum punya standar kualitas
8. Dalam bidang pemasaran, masalahnya terkait dengan banyakny
a pesaing yang bergerak dalam industri yang sama serta terbat
asnya akses pasar.
4. KONDISI UMUM IKM
KABUPATEN MAGELANG
KELOMPOK
INDUSTRI
JUMLAH UNIT
USAHA
PENYERAPAN
TENAGA KERJA
NILAI INVESTASI
(RP 000)
NILAI PRODUKSI
(RP 000)
IHPK 35.366 72.575 233.466.098 1.281.445.358
ILMKA& IATT 2.919 15.537 120.143.934 624.133.759
JUMLAH 38.285 88.112 353.610.032 1.905.579.097
Keterangan:
ILMKA & IATT : Industri Logam Mesin Kimia dan Aneka / Industri Alat
Transportasi dan Telematika
IHPK : Industri Hasil Pertanian dan Kehutanan
DATA DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2011
9. • Cara produksi pangan yang baik adalah pedoman untuk men
ghasilkan bahan pangan yang aman untuk dikonsumsi
• Higiene pangan adalah kondisi yang diperlukan untuk menja
min keamanan bahan pangan di setiap mata rantai pangan.
• Sanitasi pangan adalah upaya pencegahan berkembangnya
jasad renik atau patogen dalam pangan.
• Industri Rumah Tangga (IRT) adalah perusahaan pangan
berlokasi di tempat tinggal dengan peralatan manual sampai
semi otomatis.
1. Penerapan Good Manufacturing Practice
(Cara memproduksi Makanan Yang Baik)
Pada Industri Rumah Tangga
10. TUJUAN PENERAPAN CPPB - IRT
TUJUAN UMUM
Menghasilkan pangan yang bermutu, aman untuk dikon
sumsi dan sesuai dengan tuntutan konsumen.
• TUJUAN KHUSUS
1. Memberikan prinsip dasar produksi pangan yang baik
2. Mengarahkan IRT agar nantinya dapat memenuhi pers
yaratan produksi pangan yang baik.
11. A.LINGKUNGAN PRODUKSI
IRT harus berada di tempat yang :
Bebas pencemaran, semak belukar dan genangan air
Bebas dari serangan hama
Tidak berada di sekitar tempat pembuangan sampah at
au penimbunan barang bekas
Tidak di berada di kawasan perumahan kumuh
Lingkungan harus dipertahankan dengan :
Sampah selalu dibuang
Tempat sampah selalu tertutup
Jalan bersih dari debu, selokan berfungsi dengan baik
12. B. BANGUNAN DAN FASILITAS IRT
RUANG PRODUKSI
a. Desain dan tata letak sebaiknya luas dan mudah dibersih
kan
b. Lantai kedap air,rata,halus tapi tidak licin, bersih dari deb
u, lendir dan kotoran lainnya.
c. Dinding terbuat dari bahan kedap air,rata,halus,warna ter
ang,tak mudah mengelupas,bersih dari debu,lendir dan k
otoran lainnya
d. Konstruksi langit-langit didesain untuk mencegah penum
pukan debu,jamur,pengelupasan,terbuat dari bahan taha
n lama dan mudah dibersihkan,diusahakan selalu bersih
dari debu,sarang laba-laba,dan kotoran lainnya.
13. e. Pintu, jendela dan lubang angin dari bahan tahan lam
a,tidak mudah pecah,dilengkapi kawat kasa,desain m
embuka keluar,dapat ditutup dan selalu mengalir ke r
uang produksi, selalu bersih dan bebas dari sarang la
ba-laba.
f. Ruang produksi cukup terang, alat-alat diletakkan di
tersedianya tempat cuci tangan dan perlengkapan PPP
K.
g. Tempat penyimpanan bahan pangan termasuk BTP, te
rpisah dari tempat penyimpanan produk akhir, harus
mudah dibersihkan agar bebas dari hama dan ada sir
kulasi udara, untuk bahan bukan pangan (mis: pelum
as) disimpan dalam tempat khusus yang terpisah.
14. C. PERALATAN PRODUKSI
Tata letak kelengkapan ruang produksi diatur sedemikia
n rupa agar tidak terjadi kontaminasi silang serta untuk
menjamin mutu dan keamanan pangan yang dihasilkan.
Terbuat dari bahan yang kuat, tidak mudah berkarat,
mudah dibongkar pasang dan dibersihkan.
Permukaan yg kontak langsung dengan bahan seharus
nya halus, tidak bercelah, tidak mengelupas, tidak me
nyerap air.
Alat produksi diletakkan sesuai urutan proses (Process
Layout) untuk memudahkan pekerjaan.
Peralatan selalu dipelihara agar tetap berfungsi baik.
15. D. SUPLAI AIR
Air yang digunakan dalam proses produksi harus meme
nuhi syarat sebagai air bersih dan air minum
Suplai air yang digunakan adalah suplai air bersih
Sumber dan pipa air untuk keperluan di luar produksi
seharusnya dipisah dan diberi warna berbeda
Air yang kontak langsung dengan bahan pangan sela
ma proses haruslah memenuhi syarat sebagai air ber
sih.
16. E. FASILITAS DAN KEGIATAN
HIGIENE DAN SANITASI
Diperlukan untuk memastikan bangunan dan peralatan selalu dala
m keadaan bersih dan mencegah terjadinya kontaminasi silang dar
i karyawan
Alat cuci pembersih harus tersedia dan terpelihara baik
dan untuk membersihkan alat tertentu digunakan air
panas
Fasilitas higiene karyawan harus tersedia dalam jumlah
cukup dan selalu bersih, pintu toilet/jamban harus bisa
ditutup
Pembersihan dengan bahan kimia/deterjen atau jika diperlukan
melakukan penyucihamaan dengan menggunakan kaporit sesuai
anjuran.
17. F. PENGENDALIAN HAMA
Mencegah Masuknya Hama
Lubang-lubang dan selokan yang memungkinkan hama masu
k harus selalu tertutup, hewan peliharaan tidak diperbolehkan
berkeliaran di ruang produksi,, bahan pangan tidak boleh terc
ecer sembarangan. IRT harus sering mengontrol lingkunganny
a dari ancaman serangan hama.
Pemberantasan Hama
Dapat dilakukan secara fisik,misal perangkap atau racun tikus,
harus dilakukan dengan cara yang tidak menurunkan mutu sel
ain itu perlakuan pada bahan kimia perlu dipertimbangkan sec
ara cermat agar tidak mencemari lingkungan.
18. G. KESEHATAN DAN HIGIENE
KARYAWAN
Kesehatan karyawan
Karyawan di ruang produksi harus yang berbadan
sehat, jika baru sembuh dan diduga masih sakit,
atau menunjukkan gejala sakit tidak diperkenank
an bekerja di pengolahan bahan pangan. Karyawa
n harus diperiksa kesehatannya secara berkala.
19. Kebersihan karyawan
Kebersihan badan karyawan harus selalu terjaga, s
elalu cuci tangan sebelum mengolah bahan panga
n, pakaian kerja (celemek,sarung tangan,tutup ke
pala,dll) harus dipakai saat bekerja, apabila sedang
menderita luka harus ditutup dengan perban
Kebiasaan karyawan
Saat bekerja karyawan tidak boleh makan minum,
bersin ke arah bahan pangan, meludah, merokok d
an tidak diperkenankan mengenakan segala bentu
k perhiasan.
20. 2. Legalitas Usaha
1. Sertifikat penyuluhan Industri Rumah Tangga (SP-IRT)
Adalah jaminan dari pemerintah bahwa sebuah produk
makanan aman dikonsumsi masyarakat.
persyaratan :
– KTP
– Pengantar Desa/Kelurahan
– Denah tempat produksi
– Denah alamat produksi
– Label
– Sampel
21. Kelompok Industri Kecil dengan investasi di bawah Rp 5.000
.000,- tidak wajib memperoleh TDI, kecuali bila dikehendaki ol
eh perusahaan yang bersangkutan.
Kelompok Industri Kecil dengan investasi Rp 5.000.000,- sa
mpai dengan Rp 200.000.000,- wajib memilikiTDI.
Industri dengan investasi di atas Rp 200.000.000,- wajib me
miliki IUI.
Izin Perluasan Industri diberikan kepada Industri yang melak
ukan penambahan kapasitas produksi melebihi 30% dari kap
asitas produksi yang telah diizinkan.
Masa berlaku IUI, TDI dan Izin Perluasan Industri selama Per
usahaan Industri yang bersangkutan masih beroperasi dan se
tiap 5 (lima) tahun sekali wajib melakukan pendaftaran ulang
(her registrasi).
2. Tanda Daftar Industri (TDI) dan
Ijin Usaha Industri (IUI)
23. Fungsi dan Syarat Kemasan
Fungsi Kemasan
Menjaga agar setiap produk dalam keadaan bersih dan
terlindung dari kontaminasi lainnya.
Memberi proteksi bahan makanan terhadap kerusakan
fisik, air, oksigen dan cahaya
Harus bisa menjamin proses pengemasan berlangsung
lancar,efisien, dan ekonomis.
Dalam mempertimbangkan desain harus mempertimba
ngkan kepentingan konsumen, dan juga kepentingan
distribusi, penggudangan dan penjualan.
Memberi informasi, identifikasi dan sekaligus sebagai
alat advertensi.
24. Fungsi dan Syarat Kemasan
Syarat Kemasan
Tidak toksilk
Harus cocok dengan bahan yang dikemas
Harus menjamin sanitasi dan syarat-syarat kesehatan
Dapat mencegah pemalsuan
Kemudahan membuka dan menutup dan keamanan dalam
mengeluarkan isi
Kemudahan pembuangan kemasan bekas
Ukuran, bentuk dan berat harus sesuai
Penampilan dan pencetakan
Biaya rendah
Syarat-syarat khusus
25. Jenis dan Bahan Kemasan
Jenis/Golongan Kemasan
a. Kemasan untuk konsumen
Kaleng logam, botol gelas dan jar, kem kaku,asan dari plasti
k yangtabung tekan baik dari logam atau plastik, dus karton
/karton lipat, nampan kertas yang dicetak dengan bentuk ter
tentu, kertas bentuk atau elastis yang terbuat dari kertas, kar
ton, film, foil, laminasi, dipergunakan sebagai pembungkus.
b. Kemasan untuk transportasi
Kotak-kotak dari papan kayu/kayu lapis, drum dari kayu ata
u kayu lapis, drum baja atau alumunium, peti kemas, kotak d
ari dos karton, sak terbuat dari nylon, kain, goni, kain, plasti
k atau kertas.
c. Bahan Pengemas
Logam (mis:alumunium), gelas, plastik, kertas dan karton, la
minasi dari beberapa bahan tersebut.
26. Informasi yang ada dalam desain ke
masan produk pangan yang ideal :
• Nama merk / label pangan
• Ijin dari pihak berwenang (dari Depkes/BPOM RI)
• Alamat kontak perusahaan
• Komposisi bahan
• Informasi gizi yang terkandung (jika perlu bisa ditulis)
• Berat bersih
• Waktu Kadaluwarsa
• Untuk produk yang akan dimasak, tulis cara memasak/penya
jian