SlideShare a Scribd company logo
PENGERTIAN DAN
DASAR-DASAR KETENTUAN PAJAK


                        P e rp ajakan I
        M e iris ka F e b rianti, S E .,Ak.,M E .,BK P

           Tris akti S ch ool of M anage m e nt
          S E M E S TE R G AN JIL 201 1 / 2
                                         201


                            06/06/12
Pengertian Pajak
                                     2
 Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang
  (sehingga dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat balas jasa secara
  langsung. Pajak dipungut berdasarkan norma-norma hukum guna menutup
  biaya produksi barang-barang dan jasa kolektif untuk mencapai kesejahteraan
  umum.
 Pajak merupakan hak prerogatif pemerintah, iuran wajib yang dipungut oleh
  pemerintah dari masyarakat (wajib pajak) untuk menutupi pengeluaran rutin
  negara dan biaya pembangunan tanpa balas jasa yang dapat ditunjuk secara
  langsung berdasarkan undang-undang.
 Pengertian Pajak Menurut KUP Pasal 1 ayat 1:
  Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi
  atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak
  mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara
  bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.


                                                                      06/06/12
Pengertian Pajak Menurut Para Ahli
                                     3
• Definisi Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH.
  Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang
  (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal (kontraprestasi),
  yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar
  pengeluaran umum.
• Definisi Prof. Dr. P.J.A. Adriani
  Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terhutang oleh
  yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan dengan tidak mendapat
  prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah
  untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung dengan tugas
  negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.
• Definisi Dr. Soeparman Soemahamidjaja
  Pajak adalah iuran wajib berupa uang atau barang yang dipungut oleh
  penguasa berdasarkan norma-norma hukum guna menutup biaya produksi
  barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum.

                                                                      06/06/12
Pengertian Pajak Menurut Para Ahli (Lanjutan)
                                      4
 Definisi Feldman
  Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terhutang kepada
  penguasa (menurut norma-norma yang ditetapkannya secara umum) tanpa
  adanya kontraprestasi dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran-
  pengeluaran umum.
• Definisi Smeets
  Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terhutang melalui norma-norma
  umum dan dapat dipaksakan tanpa adanya kontraprestasi yang dapat ditunjukan
  dalam hak individual untuk membiayai pengeluaran pemerintah
 Definisi Perancis dalam buku Leroy Beaulieu
  Pajak adalah bantuan, baik secara langsung maupun tidak yang dipaksakan oleh
  kekuasaan publik dari penduduk atau dari barang untuk menutup belanja
  pemerintah.



                                                                      06/06/12
Unsur-unsur dalam Pengertian Pajak
                             5

1.   Iuran/pungutan dari rakyat kepada negara
2.   Pajak dipungut berdasarkan undang-undang
3.   Pajak dapat dipaksakan
4.   Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi langsung
5.   Digunakan untuk membiayai rumah tangga           negara
     (pengeluaran umum pemerintah)




                                                      06/06/12
Ciri-Ciri Pajak
                                       6
1.   Pajak dipungut oleh negara, baik oleh pemerintah pusat maupun oleh pemerintah
     daerah berdasarkan atas undang-undang serta aturan pelaksanaannya.
2.   Pemungutan pajak mengisyaratkan adanya alih dana (sumber daya) dari sektor
     swasta (wajib pajak membayar pajak) ke sektor negara (pemungut
     pajak/administrator pajak).
3.   Pemungutan pajak diperuntukan bagi keperluan pembiayaan umum pemerintah
     dalam rangka menjalankan fungsi pemerintahan, baik rutin maupun
     pembangunan.
4.   Tidak dapat ditunjukkan adanya imbalan (kontraprestasi) individual oleh
     pemerintah terhadap pembayaran pajak yang dilakukan oleh para wajib pajak.
5.   Berfungsi sebagai budgeter (anggaran) yaitu mengisi kas negara/anggaran
     negara yang diperlukan untuk menutup pembiayaan penyelenggaraan
     pemerintahan, dan berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan
     kebijakan negara dalam lapangan ekonomi dan sosial (fungsi mengatur /
     regulatif)

                                                                          06/06/12
Dasar Hukum Pemungutan Pajak
                                               7

•   Pasal 23 ayat 2 UUD 1945
    Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dalam undang-
    undang.

•   Pasal 16 ICW 1925 (Indonesische Comptabiliteitswet)
    Segala pemungutan pajak, kenaikan pajak, pengurangan pajak, penghapusan pajak, tidak dapat
    dijalankan sebelum jumlah uang yang menjadi akibatnya dimasukkan dalam Anggaran
    Pendapatan Negara.

•   Undang-Undang Perpajakan beserta aturan pelaksanaannya
    UU KUP, UU PPh, UU PPN dan PPn-BM, UU PBB, UU BPHTB, UU Pengadilan Pajak, UU
    PPSP, UU Bea Meterai
    Perpu, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Keputusan Menteri Keuangan, Peraturan
    Menteri Keuangan, Keputusan Dirjen Pajak, Peraturan Dirjen Pajak, Surat Edaran Dirjen Pajak.




                                                                                        06/06/12
Hukum Pajak
                                           8
•   Pengertian :
    Prof. Dr. Rochmat Soemitro : hukum pajak adalah suatu kumpulan peraturan-peraturan
    yang mengatur hubungan antara pemerintah sebagai pemungut pajak dan rakyat sebagai
    pembayar pajak.
    R. Santoso Brotodihardjo, SH : hukum pajak adalah keseluruhan dari peraturan-
    peraturan yang meliputi wewenang pemerintah untuk mengambil kekayaan seseorang
    dan menyerahkannya kembali kepada masyarakat melalui kas Negara.
 Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, Hukum Pajak mempunyai kedudukan di antara
    hukum-hukum sebagai berikut:
    Hukum Perdata, mengatur hubungan antara satu individu dengan individu lainya.
    Hukum Publik, mengatur hubungan antara pemerintah dengan dengan rakyatnya.
    Dalam mempelajari bidang hukum, berlaku apa yang disebut Lex Specialis derogat Lex
    Generalis, yang artinya peraturan khusus lebih diutamakan dari pada peraturan umum
    atau jika sesuatu ketentuan belum atau tidak diatur dalam peraturan khusus, maka akan
    berlaku ketentuan yang diatur dalam peraturan umum. Dalam hal ini peraturan khusus
    adalah hukum pajak itu sendiri, sedangkan peraturan umum adalah hukum publik atau
    hukum lain yang sudah ada sebelumnya.
    Hukum pajak menganut paham imperatif, yakni pelaksanaannya tidak dapat ditunda



                                                                                06/06/12
Kedudukan Hukum Pajak
                   9

         Hukum
         Perdata


                       Hukum Tata
Hukum                    Negara


          Hukum          Hukum
                                       Hukum Pajak
          Publik       Administratif


                         Hukum
                         Pidana




                                           06/06/12
Macam Hukum Pajak
                                            10
Hukum Pajak Materiil
Memuat norma-norma yang menerangkan antara lain keadaan, perbuatan, peristiwa hukum yang
dikenai pajak (objek pajak), siapa yang dikenakan pajak (subjek pajak), berapa besar pajak yang
dikenakan (tarif), segala sesuatu tentang timbul dan hapusnya utang pajak, dan hubungan hukum
antara pemerintah dan Wajib Pajak.
Contoh: Undang-undang Pajak Penghasilan.

Hukum Pajak Formil
Memuat bentuk/ tata cara untuk mewujudkan hukum materil menjadi kenyataan (cara melaksanakan
hukum pajak materil). Hukum ini memuat antara lain:
Tata cara penyelanggaraan (prosedur) penetapan suatu utang pajak.
Hak fiskus untuk mengadakan pengawasan terhadap para Wajib Pajak mengenai keadaan,
perbuatan dan peristiwa yang menimbulkan utang pajak.
Kewajiban Wajib Pajak misalnya menyelenggarakan pembukuan/pencatatan, dan hak-hak Wajib
Pajak misalnya mengajukan keberatan atau banding.
Contoh: Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.




                                                                                     06/06/12
Jenis - Jenis Pungutan
                                     11
• Pengertian :
  Pungutan adalah peralihan kekayaan dari sektor swasta ke sektor publik
  berdasarkan Undang-Undang untuk membiayai pengeluaran negara baik yang
  rutin maupun untuk pembangunan.

• Jenis-Jenis Pungutan
     1. Pajak, pungutan yang bersifat tanpa jasa timbal (kontraprestasi) secara
  langsung
      2. Retribusi, pungutan dengan jasa timbal secara langsung kepada setiap
  pembayar retribusi
  Contoh : retribusi parkir, pasar
   3. Sumbangan, pungutan dengan jasa timbal kepada sekelompok orang.
  Contoh : sumbangan bencana alam



                                                                       06/06/12
Perbedaan Pajak, Retribusi, Sumbangan
                                12




   Menurut           PAJAK            RETRIBUSI     SUMBANGAN


Sifatnya         Dapat               Tidak dapat    Dapat
                 dipaksakan          dipaksakan     dipaksakan
Sanksi           Pidana dan          Ekonomis       Yuridis
                 Administrasi
Kontraprestasi   Tidak Langsung      Langsung secara Sekelompok
                                     perorangan      Orang




                                                                  06/06/12
Fungsi Pajak
                                                13

•   Fungsi Anggaran (Budgetair)
    Pajak berfungsi untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara, untuk melaksanakan
    pembangunan, untuk pembiayaan rutin seperti belanja negara, belanja pegawai, pemeliharaan, dsb.
•   Fungsi Mengatur (Regularend)
    Fungsi mengatur, pajak dapat dimanfaatkan sebagai alat pencapaian tujuan, Contohnya pemerintah
    menetapkan bea masuk yang tinggi untuk produk non domestik dalam rangka melindungi
    produksi domestik, serta diberikan berbagai fasilitas keringanan pajak.
•   Fungsi Stabilitas
    Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan kebijakan yang berhubungan
    dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat dikendalikan, Hal ini bisa dilakukan antara lain
    dengan jalan mengatur peredaran uang di masyarakat, pemungutan pajak, penggunaan pajak yang
    efektif dan efesien.
•   Fungsi Redistribusi Pendapatan
      Pajak yang sudah dipungut oleh negara akan digunakan untuk membiayai semua kepentingan
    umum, termasuk juga untuk membiayai pembangunan sehingga dapat membuka kesempatan
    kerja, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan pendapatan.




                                                                                           06/06/12
Teori -Teori Pajak
                                               14
•   Teori Asuransi
    Negara bertugas untuk melindungi orang dan segala kepentingannya. Hal ini disamakan dengan
    perjanjian asuransi, dimana untuk bisa mendapatkan perlindungan tersebut, maka diperlukan
    pembayaran premi, dalam hal ini berupa pajak.
•   Teori Kepentingan
    Pembagian beban pajak yang dipungut dari masyarakat harus didasarkan atas kepentingan
    masyarakat tersebut, makin besar kepentingan penduduk kepada negara maka makin besar pula
    pajak yang harus dibayarnya kepada negara.
•   Teori Gaya Pikul
    Negara memberikan jasa kepada warga negaranya berupa perlindungan atas jiwa dan harta
    bendanya, karena itu diperlukan biaya-biaya yang harus dipikul oleh semua orang yang menikmati
    perlindungan tersebut yang disesuaikan dengan gaya pikul masing-masing.
•   Teori Bakti (Kewajiban Pajak Mutlak)
    Negara sebagai penyelenggaran Negara dan untuk memenuhi kebutuhan Negara maka berhak
    memungut pajak dari warga negaranya, sebagai tanda bakti rakyat kepada Negara
•   Teori asas daya beli
    Fungsi pemungutan pajak dipandang sebagai mengambil daya beli dari masyarakat untuk rumah
    tangga negara dan kemudian menyalurkannya kembali ke masyarakat.


                                                                                        06/06/12
Asas Pengenaan Pajak
                                     15
• Asas Domisili (Tempat Tinggal)
  Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan Wajib Pajak yang
  bertempat tinggal di wilayahnya, baik penghasilan berasal dari dalam maupun
  luar negeri (world wide income concept). Asas ini berlaku untuk Wajib Pajak
  dalam negeri.

• Asas Sumber
  Negara berhak mengenakan pajak dari seluruh penghasilan seseorang atau
  badan yang mendapatkan penghasilannya dari seluruh wilayah negara tersebut
  tanpa memperhatikan tempat tinggal si Wajib Pajak. Contoh pengenaan pajak
  terhadap Subjek Pajak Luar Negeri.

• Asas Kebangsaan
  Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu negara dimana
  menganut ketentuan setiap wajib pajak harus membayarkan pajaknya kepada Negara
  berasal, tak peduli dia hidup dimana pun..
                                                                        06/06/12
Asas Pemungutan Pajak
                                               16
The Four Maxims - Adam Smith :

    Equality (asas Keadilan) : Pemungutan pajak harus bersifat adil dan merata, yaitu dikenakan
    pada orang pribadi yang harus sebanding dengan kemampuan membayar pajak (ability to pay)
    dan sesuai dengan manfaat yang diterima.

n   Certainty (Asas Kepastian) : adanya kepastian hukum mengenai subjek, objek, tarif dan
    ketentuan-ketentuan pajak lainnya (diatur UU). Penetapan pajak hendaknya tidak sewenang-
    wenang, jadi wajib pajak harus mengetahui kapan membayar dan batas waktu pembayaran, dan
    bagi yang melanggar dapat dikenakan sanksi hukum.

g   Convenience of Payment (Asas Kesenangan / tepat waktu) : pajak harus dipungut pada saat
    kondisi yang tepat secara ekonomis. Kapan Wajib Pajak itu harus membayar pajak sebaiknya
    sesuai dengan saat-saat yang tidak menyulitkan Wajib Pajak, misalnya pada saat memperoleh
    penghasilan atau pada saat memperoleh hadiah.

m Economic of Collections (Asas Economis/Efisiensi) : beban pajak dioptimalkan seekonomis /
    sehemat mungkin sehingga tidak menambah beban wajib pajak, jangan sampai terjadi biaya
    pemungutan pajak lebih besar dari hasil pemungutan pajak.




                                                                                        06/06/12
Sistem Pemungutan Pajak
                                                17
1. Official Assessment System
Adalah suatu sistem pemungutan yang memberikan wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk
menentukan besarnya pajak yang terhutang oleh Wajib Pajak.
Ciri-cirinya:
1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada fiskus.
2) Wajib Pajak bersifat pasif.
3) Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus.
Contoh : PBB
2. Self Assessment System
Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewang kepada Wajib Pajak untuk menentukan
sendiri besarnya Pajak yang terutang.
Ciri-cirinya :
1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada Wajib Pajak itu sendiri.
2) Wajib Pajak Aktif, mulai dari menghitung, menyetor, dan melaporkan sendiri pajak yang terutang.
3) Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.
Contoh : PPh Orang Pribadi / Badan
3. With Holding System
Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan
bukan pula Wajib Pajak yang bersangkutan ) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh si
Wajib Pajak.
Ciri-cirinya : Wewenang menentukan besarnya pajak yang terutang ada pada pihak ketiga, pihak selain
Fiskus dan Wajib Pajak.
Contoh ; PPh Pasal 21, PPh Pasal 23
                                                                                         06/06/12
Tata Cara Pemungutan Pajak
                              18

•   Stelsel Nyata ( Riel)
    Pemungutan pajak dilakukan di akhir tahun

•   Stelsel Anggapan (fictieve)
    Pemungutan dilakukan di awal tahun dengan berdasar pada
    nilai pajak tahun sebelumnya.

•   Stelsel campuran
    Pemungutan dilakukan di awal tahun dan disesuaikan kembali
    di akhir tahun.


                                                        06/06/12
Pengelompokkan Pajak
                                                19
1. Menurut Golongannya
• Pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dibebankan
   atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh: Pajak Penghasilan.
• Pajak tidak langusng, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada
   orang lain. Contoh: Pajak Pertambahan Nilai.
2. Menurut Sifatnya
• Pajak Subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya, dalam arti
   memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak. Contoh: Pajak Penghasilan.
• Pajak Objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri
   Wajib Pajak. Contoh: Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
3. Menurut lembaga pemungutannya
• Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai
   rumah tangga negara.
   Contoh: Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah,
   Pajak Bumi dan Bangunan, dan Bea Materai.
• Pajak Daerah, yaitu pajak dipungut oleh Pemerintah Daerah dan digunakan untuk membiayai
   rumah tangga daerah
• Pajak daerah terdiri atas:
   - Pajak Propinsi, contoh: Pajak Kendaraan Bermotor dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.
   - Pajak Kabupaten/Kota, contoh: Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Hiburan.



                                                                                          06/06/12
Syarat Pemungutan pajak
                                           20
/ Pemungutan pajak harus adil (syarat keadilan).
Sesuai dengan tujuan hukum, yakni mencapai keadilan undang-undang dan pelaksanaan
pemungutan haruslah adil. Adil dalam perundang-undangan diantaranya mengenakan pajak
secara umum dan merata, serta disesuaikan dengan kemampuan masing-masing. Sedangkan
adil dalam pelaksanaannya yaitu dengan memberikan hak bagi wajib pajak untuk
mengajukan keberatan, penundaan dalam pembayaran dan mengajukan banding kepada
Pengadilan Pajak.
2. Pemungutan pajak harus berdasarkan undang-undang (Syarat Yuridis).
Di Indonesia, pajak diatur dalam UUD 1945 pasal 23 ayat 2. Hal ini memberikan jaminan
hukum untuk menyatakan keadilan, baik bagi negara maupun warganya.
3. Tidak mengganggu perekonomian (Syarat Ekonomis).
Pemungutan tidak boleh mengganggu kelancaran kegiatan produksi maupun perdagangan,
sehingga tidak menimbulkan kelesuan perekonomian masyarakat.
4. Pemungutan pajak harus efisien (Syarat Finansiil).
Sesuai dengan fungsi budgetair, biaya pemungutan pajak harus dapat ditekan sehingga
lebih rendah dari hasil pemungutannya.
5. Sistem pemungutan pajak harus sederhana.
Sistem pemungutan yang sederhana akan memudahkan dan mendorong masyarakat dalam
memenuhi kewajiban perpajakannya.




                                                                             06/06/12
Tarif Pajak
                                      21
• Tarif Tetap
  Tarif pajak yang besarnya tetap, tidak berubah, walaupun jumlah yang
  dijadikan dasar perhitungan berubah.
  Contoh : Bea Meterai
• Tarif Sebanding (proporsional)
  Dinyatakan dalam prosentase yang tetap, sehingga jumlah pajak yang dibayar
  selalu akan berubah sesuai dengan jumlah yang dikenakan pajak. Dengan
  demikian, semakin besar jumlah yang dikenakan pajak, semakin besar pula
  jumlah hutang pajaknya, tetapi kenaikan ini diperoleh dengan prosentase yang
  sama.
• Tarif Progresif
  Tarif semakin besar apabila jumlah yang dikenakan pajak semakin besar.
  Contoh : Tarif Pajak Penghasilan Orang Pribadi.
• Tarif Degresif
  Tarif semakin kecil apabila jumlah yang dikenakan pajak semakin besar.


                                                                       06/06/12
Terjadinya Utang Pajak
                              22

Hutang pajak merupakan perikatan dimana perikatan tersebut dapat
dilahirkan karena Undang-Undang dan perbuatan manusia.
Ada 2 ajaran tentang terjadinya hutang pajak :

4.Ajaran Materiil
Hutang pajak timbul karena undang-undang, yaitu pada saat
terjadinya suatu keadaan dan perbuatan yang harus dikenai pajak.
         Self Assesment system.

2. Ajaran Formil
Hutang pajak timbul karena undang-undang             pada      saat
dikeluarkannya Surat Ketetapan Pajak (SKP).
       Official assesment system


                                                            06/06/12
Hapusnya Utang Pajak
                                       23
1. Pembayaran
  Pembayaran dilakukan dengan mata uang dari negara yang memungut pajak. Di
  Indonesia, utang pajak dapat disetor ke kas negara melalui kantor pos dan giro dan
  bank persepsi atau tempat lain yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.

2. Kompensasi
   Kopensasi dapat dilakukan apabila Wajib Pajak memiliki kelebihan pembayaran
   pada salah satu jenis pajak, dan pada jenis pajak yang lain terdapat kekurangan
   pembayaran.

3. Daluwarsa
   Terjadi karena lampaunya suatu jangka waktu tertentu sesuai dengan syarat yang
   ditentukan dalam Undang-Undang sehingga dibebaskan dari suatu kewajiban.

10. Pembebasan
  Hutang Pajak berakhir karena ditiadakan fiskus, peniadaan ini karena sebenarnya
  pembuat Undang-Undang Pajak tidak seharusnya mengenakan pajak terhadap hal
  tersebut.

                                                                           06/06/12
Tax Reform
                                    24

1. Undang-Undang tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP)
UU Nomor 6 Tahun 1983
UU Nomor 9 Tahun 1994
UU Nomor 16 Tahun 2000
UU Nomor 28 Tahun 2007, berlaku 1 Januari 2008.
2. Undang-Undang tentang Pajak Penghasilan (PPh)
•UU Nomor 7 Tahun 1983
•UU Nomor 7 Tahun 1991
•UU Nomor 10 Tahun 1994
•UU Nomor 17 Tahun 2000
•UU Nomor 36 Tahun 2008, berlaku 1 Januari 2009
3. Undang-Undang tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa (PPN) dan
Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPn-BM)
UU Nomor 8 Tahun 1983
UU Nomor 11 Tahun 1994
UU Nomor 18 Tahun 2000
UU Nomor 42 Tahun 2009, berlaku 1 April 2010


                                                                    06/06/12
Tax Reform (Lanjutan)
                                              25
4. Undang-Undang tentang Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
•    UU Nomor 12 Tahun 1985
•    UU Nomor 12 Tahun 1994
5. Undang-Undang tentang Bea Meterai
     UU Nomor 13 Tahun 1985
6. Undang-Undang tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
•    UU Nomor 21 Tahun 1997
•    UU Nomor 20 Tahun 2000
7. Undang-Undang Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
•    UU Nomor 18 Tahun 1997
•    UU Nomor 34 Tahun 2000
•    UU N0 28 Tahun 2009, berlaku 1 Januari 2010.
8. Undang-Undang tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa
•    UU Nomor 19 Tahun 1997
•    UU Nomor 19 Tahun 2000
9. Undang-Undang tentang Badan Penyelesaian Sengketa Pajak
•    UU Nomor 17 Tahun 1997
•    UU Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak



                                                                             06/06/12

More Related Content

What's hot

Tugas mspp tentang pajak
Tugas mspp tentang pajakTugas mspp tentang pajak
Tugas mspp tentang pajak
rhatnae23
 
Fungsi dan kedudukan hukum pajak
Fungsi dan kedudukan hukum pajakFungsi dan kedudukan hukum pajak
Fungsi dan kedudukan hukum pajakYuliawanti Ginaris
 
PAJAK dan HUKUM PAJAK
PAJAK dan HUKUM PAJAKPAJAK dan HUKUM PAJAK
PAJAK dan HUKUM PAJAK
sischayank
 
Bab i pajak dalam kehidupan sehari hari
Bab i pajak dalam kehidupan sehari hariBab i pajak dalam kehidupan sehari hari
Bab i pajak dalam kehidupan sehari hari
Kartika Dwi Rachmawati
 
PENAGIHAN PAJAK BY JON P SIHOTANG
PENAGIHAN PAJAK BY JON P SIHOTANGPENAGIHAN PAJAK BY JON P SIHOTANG
PENAGIHAN PAJAK BY JON P SIHOTANG
johnfreddy75
 
Bab 1 pengantar perpajakan
Bab 1 pengantar perpajakanBab 1 pengantar perpajakan
Bab 1 pengantar perpajakandessayti
 
Hukum pajak-2
Hukum pajak-2Hukum pajak-2
Hukum pajak-2
eric asman
 
HUKUM PAJAK
HUKUM PAJAKHUKUM PAJAK
HUKUM PAJAK
Roy Pangkey
 
Pengantar Hukum Pajak
Pengantar Hukum PajakPengantar Hukum Pajak
Pengantar Hukum Pajak
Patrissius Rain Morron
 
Undang-undang No. 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Undang-undang No. 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi DaerahUndang-undang No. 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Undang-undang No. 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
infosanitasi
 
Pajak negara dan pajak daerah (Pengantar Perpajakan)
Pajak negara dan pajak daerah (Pengantar Perpajakan)Pajak negara dan pajak daerah (Pengantar Perpajakan)
Pajak negara dan pajak daerah (Pengantar Perpajakan)
Raja Matridi Aeksalo
 
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Pajak Daerah dan Retribusi DaerahPajak Daerah dan Retribusi Daerah
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Rizky Ariestiyansyah
 
Sumber sumber penerimaan negara, Pajak dan Pengertian Hukum Pajak
Sumber sumber penerimaan negara, Pajak dan Pengertian Hukum PajakSumber sumber penerimaan negara, Pajak dan Pengertian Hukum Pajak
Sumber sumber penerimaan negara, Pajak dan Pengertian Hukum Pajak
Yayank Chitato
 
Upaya Penegakan Hukum Pajak
Upaya Penegakan Hukum PajakUpaya Penegakan Hukum Pajak
Upaya Penegakan Hukum Pajakfarhanhajarudin
 
9. bab iii landasan teori
9. bab iii landasan teori9. bab iii landasan teori
9. bab iii landasan teori
vespa
 
Seminar pajak
Seminar pajakSeminar pajak
Seminar pajak
Puti Rahmiani
 
Pajak Penghasilan dan Subjek Pajak Penghasilan
Pajak Penghasilan dan Subjek Pajak PenghasilanPajak Penghasilan dan Subjek Pajak Penghasilan
Pajak Penghasilan dan Subjek Pajak Penghasilan
Nadia Eva
 

What's hot (19)

Tugas mspp tentang pajak
Tugas mspp tentang pajakTugas mspp tentang pajak
Tugas mspp tentang pajak
 
Fungsi dan kedudukan hukum pajak
Fungsi dan kedudukan hukum pajakFungsi dan kedudukan hukum pajak
Fungsi dan kedudukan hukum pajak
 
PAJAK dan HUKUM PAJAK
PAJAK dan HUKUM PAJAKPAJAK dan HUKUM PAJAK
PAJAK dan HUKUM PAJAK
 
Bab i pajak dalam kehidupan sehari hari
Bab i pajak dalam kehidupan sehari hariBab i pajak dalam kehidupan sehari hari
Bab i pajak dalam kehidupan sehari hari
 
PENAGIHAN PAJAK BY JON P SIHOTANG
PENAGIHAN PAJAK BY JON P SIHOTANGPENAGIHAN PAJAK BY JON P SIHOTANG
PENAGIHAN PAJAK BY JON P SIHOTANG
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Makalah pajak daerah
Makalah pajak daerahMakalah pajak daerah
Makalah pajak daerah
 
Bab 1 pengantar perpajakan
Bab 1 pengantar perpajakanBab 1 pengantar perpajakan
Bab 1 pengantar perpajakan
 
Hukum pajak-2
Hukum pajak-2Hukum pajak-2
Hukum pajak-2
 
HUKUM PAJAK
HUKUM PAJAKHUKUM PAJAK
HUKUM PAJAK
 
Pengantar Hukum Pajak
Pengantar Hukum PajakPengantar Hukum Pajak
Pengantar Hukum Pajak
 
Undang-undang No. 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Undang-undang No. 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi DaerahUndang-undang No. 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Undang-undang No. 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
 
Pajak negara dan pajak daerah (Pengantar Perpajakan)
Pajak negara dan pajak daerah (Pengantar Perpajakan)Pajak negara dan pajak daerah (Pengantar Perpajakan)
Pajak negara dan pajak daerah (Pengantar Perpajakan)
 
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Pajak Daerah dan Retribusi DaerahPajak Daerah dan Retribusi Daerah
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
 
Sumber sumber penerimaan negara, Pajak dan Pengertian Hukum Pajak
Sumber sumber penerimaan negara, Pajak dan Pengertian Hukum PajakSumber sumber penerimaan negara, Pajak dan Pengertian Hukum Pajak
Sumber sumber penerimaan negara, Pajak dan Pengertian Hukum Pajak
 
Upaya Penegakan Hukum Pajak
Upaya Penegakan Hukum PajakUpaya Penegakan Hukum Pajak
Upaya Penegakan Hukum Pajak
 
9. bab iii landasan teori
9. bab iii landasan teori9. bab iii landasan teori
9. bab iii landasan teori
 
Seminar pajak
Seminar pajakSeminar pajak
Seminar pajak
 
Pajak Penghasilan dan Subjek Pajak Penghasilan
Pajak Penghasilan dan Subjek Pajak PenghasilanPajak Penghasilan dan Subjek Pajak Penghasilan
Pajak Penghasilan dan Subjek Pajak Penghasilan
 

Similar to Pertemuan 1

akuntansi pajak atas piutang
akuntansi pajak atas piutangakuntansi pajak atas piutang
akuntansi pajak atas piutangrisfanpratama
 
PPT Perpajakan [TM1].pdf
PPT Perpajakan [TM1].pdfPPT Perpajakan [TM1].pdf
PPT Perpajakan [TM1].pdf
Bosku2
 
1.Perpajakan umum
1.Perpajakan umum1.Perpajakan umum
1.Perpajakan umumBella Tiffa
 
Perpajakan : Pertemuan 1
Perpajakan : Pertemuan 1Perpajakan : Pertemuan 1
Perpajakan : Pertemuan 1
Cindi Almira
 
Paper pajak
Paper pajakPaper pajak
Paper pajak
ade_syahroni
 
Paper pajak
Paper pajakPaper pajak
Paper pajak
ade_syahroni
 
Tugas Ekonomi annez fathia Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12 ...
Tugas Ekonomi annez fathia  Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12 ...Tugas Ekonomi annez fathia  Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12 ...
Tugas Ekonomi annez fathia Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12 ...
Annez Fathia
 
Tugas Ekonomi, Dhanny Deswita Maheswari, Ranti Pusriana, Perpajakan, SMAN 12 ...
Tugas Ekonomi, Dhanny Deswita Maheswari, Ranti Pusriana, Perpajakan, SMAN 12 ...Tugas Ekonomi, Dhanny Deswita Maheswari, Ranti Pusriana, Perpajakan, SMAN 12 ...
Tugas Ekonomi, Dhanny Deswita Maheswari, Ranti Pusriana, Perpajakan, SMAN 12 ...
dhanny deswita
 
Tugas Ekonomi Nanda Dwi Ferbiana Perpajakan 2017
Tugas Ekonomi Nanda Dwi Ferbiana Perpajakan 2017Tugas Ekonomi Nanda Dwi Ferbiana Perpajakan 2017
Tugas Ekonomi Nanda Dwi Ferbiana Perpajakan 2017
Nanda Dwi Ferbiana
 
Tugas Ekonomi Rahma Naulita Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12...
Tugas Ekonomi Rahma Naulita  Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12...Tugas Ekonomi Rahma Naulita  Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12...
Tugas Ekonomi Rahma Naulita Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12...
Rahma Naulita
 
Tugas ekonomi,Enggar fajri hasti,Ranti,Perpajakan Indonesia,SMA 12 Tanggerang...
Tugas ekonomi,Enggar fajri hasti,Ranti,Perpajakan Indonesia,SMA 12 Tanggerang...Tugas ekonomi,Enggar fajri hasti,Ranti,Perpajakan Indonesia,SMA 12 Tanggerang...
Tugas ekonomi,Enggar fajri hasti,Ranti,Perpajakan Indonesia,SMA 12 Tanggerang...
enggar fajri hasti
 
Materi pajak
Materi pajakMateri pajak
Materi pajak
Jogo Hera
 
Matakuliah Perpajakan 1
Matakuliah Perpajakan 1Matakuliah Perpajakan 1
Matakuliah Perpajakan 1
DWIASTUTYARFAH
 
Pengertian pajak
Pengertian pajakPengertian pajak
Pengertian pajak
gupran muhsan
 
Dasar dasar Pajak
Dasar dasar PajakDasar dasar Pajak
Dasar dasar Pajak
Fair Nurfachrizi
 
Pratikum komputer yeni marlina
Pratikum komputer yeni marlinaPratikum komputer yeni marlina
Pratikum komputer yeni marlina
Rickyshidiq
 

Similar to Pertemuan 1 (20)

akuntansi pajak atas piutang
akuntansi pajak atas piutangakuntansi pajak atas piutang
akuntansi pajak atas piutang
 
PPT Perpajakan [TM1].pdf
PPT Perpajakan [TM1].pdfPPT Perpajakan [TM1].pdf
PPT Perpajakan [TM1].pdf
 
1.Perpajakan umum
1.Perpajakan umum1.Perpajakan umum
1.Perpajakan umum
 
Perpajakan : Pertemuan 1
Perpajakan : Pertemuan 1Perpajakan : Pertemuan 1
Perpajakan : Pertemuan 1
 
Paper pajak
Paper pajakPaper pajak
Paper pajak
 
Paper pajak
Paper pajakPaper pajak
Paper pajak
 
Paper pajak
Paper pajakPaper pajak
Paper pajak
 
Paper pajak
Paper pajakPaper pajak
Paper pajak
 
Paper pajak
Paper pajakPaper pajak
Paper pajak
 
Tugas Ekonomi annez fathia Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12 ...
Tugas Ekonomi annez fathia  Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12 ...Tugas Ekonomi annez fathia  Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12 ...
Tugas Ekonomi annez fathia Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12 ...
 
Tugas Ekonomi, Dhanny Deswita Maheswari, Ranti Pusriana, Perpajakan, SMAN 12 ...
Tugas Ekonomi, Dhanny Deswita Maheswari, Ranti Pusriana, Perpajakan, SMAN 12 ...Tugas Ekonomi, Dhanny Deswita Maheswari, Ranti Pusriana, Perpajakan, SMAN 12 ...
Tugas Ekonomi, Dhanny Deswita Maheswari, Ranti Pusriana, Perpajakan, SMAN 12 ...
 
Tugas Ekonomi Nanda Dwi Ferbiana Perpajakan 2017
Tugas Ekonomi Nanda Dwi Ferbiana Perpajakan 2017Tugas Ekonomi Nanda Dwi Ferbiana Perpajakan 2017
Tugas Ekonomi Nanda Dwi Ferbiana Perpajakan 2017
 
Tugas Ekonomi Rahma Naulita Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12...
Tugas Ekonomi Rahma Naulita  Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12...Tugas Ekonomi Rahma Naulita  Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12...
Tugas Ekonomi Rahma Naulita Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12...
 
Tugas ekonomi,Enggar fajri hasti,Ranti,Perpajakan Indonesia,SMA 12 Tanggerang...
Tugas ekonomi,Enggar fajri hasti,Ranti,Perpajakan Indonesia,SMA 12 Tanggerang...Tugas ekonomi,Enggar fajri hasti,Ranti,Perpajakan Indonesia,SMA 12 Tanggerang...
Tugas ekonomi,Enggar fajri hasti,Ranti,Perpajakan Indonesia,SMA 12 Tanggerang...
 
Materi pajak
Materi pajakMateri pajak
Materi pajak
 
Matakuliah Perpajakan 1
Matakuliah Perpajakan 1Matakuliah Perpajakan 1
Matakuliah Perpajakan 1
 
Pengertian pajak
Pengertian pajakPengertian pajak
Pengertian pajak
 
Dasar dasar Pajak
Dasar dasar PajakDasar dasar Pajak
Dasar dasar Pajak
 
Pratikum komputer yeni marlina
Pratikum komputer yeni marlinaPratikum komputer yeni marlina
Pratikum komputer yeni marlina
 
Hukum pajak
Hukum pajakHukum pajak
Hukum pajak
 

More from Pricillia Karina

Uji beda
Uji bedaUji beda
Uji asumsi klasik
Uji asumsi klasikUji asumsi klasik
Uji asumsi klasik
Pricillia Karina
 
Korelasi, simple regression dan multiple regression
Korelasi, simple regression dan multiple regressionKorelasi, simple regression dan multiple regression
Korelasi, simple regression dan multiple regression
Pricillia Karina
 
Pertemuan 2
Pertemuan 2Pertemuan 2
Pertemuan 2
Pricillia Karina
 
overview of accounting information system
 overview of accounting information system overview of accounting information system
overview of accounting information system
Pricillia Karina
 

More from Pricillia Karina (9)

Uji beda
Uji bedaUji beda
Uji beda
 
Uji asumsi klasik
Uji asumsi klasikUji asumsi klasik
Uji asumsi klasik
 
Korelasi, simple regression dan multiple regression
Korelasi, simple regression dan multiple regressionKorelasi, simple regression dan multiple regression
Korelasi, simple regression dan multiple regression
 
Pertemuan 6
Pertemuan 6Pertemuan 6
Pertemuan 6
 
Pertemuan 5
Pertemuan 5Pertemuan 5
Pertemuan 5
 
Pertemuan 3 2
Pertemuan 3 2Pertemuan 3 2
Pertemuan 3 2
 
Pertemuan 2
Pertemuan 2Pertemuan 2
Pertemuan 2
 
Pertemuan 7
Pertemuan 7Pertemuan 7
Pertemuan 7
 
overview of accounting information system
 overview of accounting information system overview of accounting information system
overview of accounting information system
 

Pertemuan 1

  • 1. PENGERTIAN DAN DASAR-DASAR KETENTUAN PAJAK P e rp ajakan I M e iris ka F e b rianti, S E .,Ak.,M E .,BK P Tris akti S ch ool of M anage m e nt S E M E S TE R G AN JIL 201 1 / 2 201 06/06/12
  • 2. Pengertian Pajak 2  Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (sehingga dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat balas jasa secara langsung. Pajak dipungut berdasarkan norma-norma hukum guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa kolektif untuk mencapai kesejahteraan umum.  Pajak merupakan hak prerogatif pemerintah, iuran wajib yang dipungut oleh pemerintah dari masyarakat (wajib pajak) untuk menutupi pengeluaran rutin negara dan biaya pembangunan tanpa balas jasa yang dapat ditunjuk secara langsung berdasarkan undang-undang.  Pengertian Pajak Menurut KUP Pasal 1 ayat 1: Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. 06/06/12
  • 3. Pengertian Pajak Menurut Para Ahli 3 • Definisi Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal (kontraprestasi), yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. • Definisi Prof. Dr. P.J.A. Adriani Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terhutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan. • Definisi Dr. Soeparman Soemahamidjaja Pajak adalah iuran wajib berupa uang atau barang yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum. 06/06/12
  • 4. Pengertian Pajak Menurut Para Ahli (Lanjutan) 4  Definisi Feldman Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terhutang kepada penguasa (menurut norma-norma yang ditetapkannya secara umum) tanpa adanya kontraprestasi dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran- pengeluaran umum. • Definisi Smeets Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terhutang melalui norma-norma umum dan dapat dipaksakan tanpa adanya kontraprestasi yang dapat ditunjukan dalam hak individual untuk membiayai pengeluaran pemerintah  Definisi Perancis dalam buku Leroy Beaulieu Pajak adalah bantuan, baik secara langsung maupun tidak yang dipaksakan oleh kekuasaan publik dari penduduk atau dari barang untuk menutup belanja pemerintah. 06/06/12
  • 5. Unsur-unsur dalam Pengertian Pajak 5 1. Iuran/pungutan dari rakyat kepada negara 2. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang 3. Pajak dapat dipaksakan 4. Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi langsung 5. Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara (pengeluaran umum pemerintah) 06/06/12
  • 6. Ciri-Ciri Pajak 6 1. Pajak dipungut oleh negara, baik oleh pemerintah pusat maupun oleh pemerintah daerah berdasarkan atas undang-undang serta aturan pelaksanaannya. 2. Pemungutan pajak mengisyaratkan adanya alih dana (sumber daya) dari sektor swasta (wajib pajak membayar pajak) ke sektor negara (pemungut pajak/administrator pajak). 3. Pemungutan pajak diperuntukan bagi keperluan pembiayaan umum pemerintah dalam rangka menjalankan fungsi pemerintahan, baik rutin maupun pembangunan. 4. Tidak dapat ditunjukkan adanya imbalan (kontraprestasi) individual oleh pemerintah terhadap pembayaran pajak yang dilakukan oleh para wajib pajak. 5. Berfungsi sebagai budgeter (anggaran) yaitu mengisi kas negara/anggaran negara yang diperlukan untuk menutup pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan, dan berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan negara dalam lapangan ekonomi dan sosial (fungsi mengatur / regulatif) 06/06/12
  • 7. Dasar Hukum Pemungutan Pajak 7 • Pasal 23 ayat 2 UUD 1945 Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dalam undang- undang. • Pasal 16 ICW 1925 (Indonesische Comptabiliteitswet) Segala pemungutan pajak, kenaikan pajak, pengurangan pajak, penghapusan pajak, tidak dapat dijalankan sebelum jumlah uang yang menjadi akibatnya dimasukkan dalam Anggaran Pendapatan Negara. • Undang-Undang Perpajakan beserta aturan pelaksanaannya UU KUP, UU PPh, UU PPN dan PPn-BM, UU PBB, UU BPHTB, UU Pengadilan Pajak, UU PPSP, UU Bea Meterai Perpu, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Keputusan Menteri Keuangan, Peraturan Menteri Keuangan, Keputusan Dirjen Pajak, Peraturan Dirjen Pajak, Surat Edaran Dirjen Pajak. 06/06/12
  • 8. Hukum Pajak 8 • Pengertian : Prof. Dr. Rochmat Soemitro : hukum pajak adalah suatu kumpulan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antara pemerintah sebagai pemungut pajak dan rakyat sebagai pembayar pajak. R. Santoso Brotodihardjo, SH : hukum pajak adalah keseluruhan dari peraturan- peraturan yang meliputi wewenang pemerintah untuk mengambil kekayaan seseorang dan menyerahkannya kembali kepada masyarakat melalui kas Negara.  Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, Hukum Pajak mempunyai kedudukan di antara hukum-hukum sebagai berikut: Hukum Perdata, mengatur hubungan antara satu individu dengan individu lainya. Hukum Publik, mengatur hubungan antara pemerintah dengan dengan rakyatnya. Dalam mempelajari bidang hukum, berlaku apa yang disebut Lex Specialis derogat Lex Generalis, yang artinya peraturan khusus lebih diutamakan dari pada peraturan umum atau jika sesuatu ketentuan belum atau tidak diatur dalam peraturan khusus, maka akan berlaku ketentuan yang diatur dalam peraturan umum. Dalam hal ini peraturan khusus adalah hukum pajak itu sendiri, sedangkan peraturan umum adalah hukum publik atau hukum lain yang sudah ada sebelumnya. Hukum pajak menganut paham imperatif, yakni pelaksanaannya tidak dapat ditunda 06/06/12
  • 9. Kedudukan Hukum Pajak 9 Hukum Perdata Hukum Tata Hukum Negara Hukum Hukum Hukum Pajak Publik Administratif Hukum Pidana 06/06/12
  • 10. Macam Hukum Pajak 10 Hukum Pajak Materiil Memuat norma-norma yang menerangkan antara lain keadaan, perbuatan, peristiwa hukum yang dikenai pajak (objek pajak), siapa yang dikenakan pajak (subjek pajak), berapa besar pajak yang dikenakan (tarif), segala sesuatu tentang timbul dan hapusnya utang pajak, dan hubungan hukum antara pemerintah dan Wajib Pajak. Contoh: Undang-undang Pajak Penghasilan. Hukum Pajak Formil Memuat bentuk/ tata cara untuk mewujudkan hukum materil menjadi kenyataan (cara melaksanakan hukum pajak materil). Hukum ini memuat antara lain: Tata cara penyelanggaraan (prosedur) penetapan suatu utang pajak. Hak fiskus untuk mengadakan pengawasan terhadap para Wajib Pajak mengenai keadaan, perbuatan dan peristiwa yang menimbulkan utang pajak. Kewajiban Wajib Pajak misalnya menyelenggarakan pembukuan/pencatatan, dan hak-hak Wajib Pajak misalnya mengajukan keberatan atau banding. Contoh: Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. 06/06/12
  • 11. Jenis - Jenis Pungutan 11 • Pengertian : Pungutan adalah peralihan kekayaan dari sektor swasta ke sektor publik berdasarkan Undang-Undang untuk membiayai pengeluaran negara baik yang rutin maupun untuk pembangunan. • Jenis-Jenis Pungutan 1. Pajak, pungutan yang bersifat tanpa jasa timbal (kontraprestasi) secara langsung 2. Retribusi, pungutan dengan jasa timbal secara langsung kepada setiap pembayar retribusi Contoh : retribusi parkir, pasar 3. Sumbangan, pungutan dengan jasa timbal kepada sekelompok orang. Contoh : sumbangan bencana alam 06/06/12
  • 12. Perbedaan Pajak, Retribusi, Sumbangan 12 Menurut PAJAK RETRIBUSI SUMBANGAN Sifatnya Dapat Tidak dapat Dapat dipaksakan dipaksakan dipaksakan Sanksi Pidana dan Ekonomis Yuridis Administrasi Kontraprestasi Tidak Langsung Langsung secara Sekelompok perorangan Orang 06/06/12
  • 13. Fungsi Pajak 13 • Fungsi Anggaran (Budgetair) Pajak berfungsi untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara, untuk melaksanakan pembangunan, untuk pembiayaan rutin seperti belanja negara, belanja pegawai, pemeliharaan, dsb. • Fungsi Mengatur (Regularend) Fungsi mengatur, pajak dapat dimanfaatkan sebagai alat pencapaian tujuan, Contohnya pemerintah menetapkan bea masuk yang tinggi untuk produk non domestik dalam rangka melindungi produksi domestik, serta diberikan berbagai fasilitas keringanan pajak. • Fungsi Stabilitas Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat dikendalikan, Hal ini bisa dilakukan antara lain dengan jalan mengatur peredaran uang di masyarakat, pemungutan pajak, penggunaan pajak yang efektif dan efesien. • Fungsi Redistribusi Pendapatan Pajak yang sudah dipungut oleh negara akan digunakan untuk membiayai semua kepentingan umum, termasuk juga untuk membiayai pembangunan sehingga dapat membuka kesempatan kerja, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan pendapatan. 06/06/12
  • 14. Teori -Teori Pajak 14 • Teori Asuransi Negara bertugas untuk melindungi orang dan segala kepentingannya. Hal ini disamakan dengan perjanjian asuransi, dimana untuk bisa mendapatkan perlindungan tersebut, maka diperlukan pembayaran premi, dalam hal ini berupa pajak. • Teori Kepentingan Pembagian beban pajak yang dipungut dari masyarakat harus didasarkan atas kepentingan masyarakat tersebut, makin besar kepentingan penduduk kepada negara maka makin besar pula pajak yang harus dibayarnya kepada negara. • Teori Gaya Pikul Negara memberikan jasa kepada warga negaranya berupa perlindungan atas jiwa dan harta bendanya, karena itu diperlukan biaya-biaya yang harus dipikul oleh semua orang yang menikmati perlindungan tersebut yang disesuaikan dengan gaya pikul masing-masing. • Teori Bakti (Kewajiban Pajak Mutlak) Negara sebagai penyelenggaran Negara dan untuk memenuhi kebutuhan Negara maka berhak memungut pajak dari warga negaranya, sebagai tanda bakti rakyat kepada Negara • Teori asas daya beli Fungsi pemungutan pajak dipandang sebagai mengambil daya beli dari masyarakat untuk rumah tangga negara dan kemudian menyalurkannya kembali ke masyarakat. 06/06/12
  • 15. Asas Pengenaan Pajak 15 • Asas Domisili (Tempat Tinggal) Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan Wajib Pajak yang bertempat tinggal di wilayahnya, baik penghasilan berasal dari dalam maupun luar negeri (world wide income concept). Asas ini berlaku untuk Wajib Pajak dalam negeri. • Asas Sumber Negara berhak mengenakan pajak dari seluruh penghasilan seseorang atau badan yang mendapatkan penghasilannya dari seluruh wilayah negara tersebut tanpa memperhatikan tempat tinggal si Wajib Pajak. Contoh pengenaan pajak terhadap Subjek Pajak Luar Negeri. • Asas Kebangsaan Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu negara dimana menganut ketentuan setiap wajib pajak harus membayarkan pajaknya kepada Negara berasal, tak peduli dia hidup dimana pun.. 06/06/12
  • 16. Asas Pemungutan Pajak 16 The Four Maxims - Adam Smith : Equality (asas Keadilan) : Pemungutan pajak harus bersifat adil dan merata, yaitu dikenakan pada orang pribadi yang harus sebanding dengan kemampuan membayar pajak (ability to pay) dan sesuai dengan manfaat yang diterima. n Certainty (Asas Kepastian) : adanya kepastian hukum mengenai subjek, objek, tarif dan ketentuan-ketentuan pajak lainnya (diatur UU). Penetapan pajak hendaknya tidak sewenang- wenang, jadi wajib pajak harus mengetahui kapan membayar dan batas waktu pembayaran, dan bagi yang melanggar dapat dikenakan sanksi hukum. g Convenience of Payment (Asas Kesenangan / tepat waktu) : pajak harus dipungut pada saat kondisi yang tepat secara ekonomis. Kapan Wajib Pajak itu harus membayar pajak sebaiknya sesuai dengan saat-saat yang tidak menyulitkan Wajib Pajak, misalnya pada saat memperoleh penghasilan atau pada saat memperoleh hadiah. m Economic of Collections (Asas Economis/Efisiensi) : beban pajak dioptimalkan seekonomis / sehemat mungkin sehingga tidak menambah beban wajib pajak, jangan sampai terjadi biaya pemungutan pajak lebih besar dari hasil pemungutan pajak. 06/06/12
  • 17. Sistem Pemungutan Pajak 17 1. Official Assessment System Adalah suatu sistem pemungutan yang memberikan wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terhutang oleh Wajib Pajak. Ciri-cirinya: 1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada fiskus. 2) Wajib Pajak bersifat pasif. 3) Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus. Contoh : PBB 2. Self Assessment System Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewang kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya Pajak yang terutang. Ciri-cirinya : 1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada Wajib Pajak itu sendiri. 2) Wajib Pajak Aktif, mulai dari menghitung, menyetor, dan melaporkan sendiri pajak yang terutang. 3) Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi. Contoh : PPh Orang Pribadi / Badan 3. With Holding System Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan pula Wajib Pajak yang bersangkutan ) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh si Wajib Pajak. Ciri-cirinya : Wewenang menentukan besarnya pajak yang terutang ada pada pihak ketiga, pihak selain Fiskus dan Wajib Pajak. Contoh ; PPh Pasal 21, PPh Pasal 23 06/06/12
  • 18. Tata Cara Pemungutan Pajak 18 • Stelsel Nyata ( Riel) Pemungutan pajak dilakukan di akhir tahun • Stelsel Anggapan (fictieve) Pemungutan dilakukan di awal tahun dengan berdasar pada nilai pajak tahun sebelumnya. • Stelsel campuran Pemungutan dilakukan di awal tahun dan disesuaikan kembali di akhir tahun. 06/06/12
  • 19. Pengelompokkan Pajak 19 1. Menurut Golongannya • Pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh: Pajak Penghasilan. • Pajak tidak langusng, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh: Pajak Pertambahan Nilai. 2. Menurut Sifatnya • Pajak Subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak. Contoh: Pajak Penghasilan. • Pajak Objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak. Contoh: Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. 3. Menurut lembaga pemungutannya • Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Contoh: Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan, dan Bea Materai. • Pajak Daerah, yaitu pajak dipungut oleh Pemerintah Daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah • Pajak daerah terdiri atas: - Pajak Propinsi, contoh: Pajak Kendaraan Bermotor dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor. - Pajak Kabupaten/Kota, contoh: Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Hiburan. 06/06/12
  • 20. Syarat Pemungutan pajak 20 / Pemungutan pajak harus adil (syarat keadilan). Sesuai dengan tujuan hukum, yakni mencapai keadilan undang-undang dan pelaksanaan pemungutan haruslah adil. Adil dalam perundang-undangan diantaranya mengenakan pajak secara umum dan merata, serta disesuaikan dengan kemampuan masing-masing. Sedangkan adil dalam pelaksanaannya yaitu dengan memberikan hak bagi wajib pajak untuk mengajukan keberatan, penundaan dalam pembayaran dan mengajukan banding kepada Pengadilan Pajak. 2. Pemungutan pajak harus berdasarkan undang-undang (Syarat Yuridis). Di Indonesia, pajak diatur dalam UUD 1945 pasal 23 ayat 2. Hal ini memberikan jaminan hukum untuk menyatakan keadilan, baik bagi negara maupun warganya. 3. Tidak mengganggu perekonomian (Syarat Ekonomis). Pemungutan tidak boleh mengganggu kelancaran kegiatan produksi maupun perdagangan, sehingga tidak menimbulkan kelesuan perekonomian masyarakat. 4. Pemungutan pajak harus efisien (Syarat Finansiil). Sesuai dengan fungsi budgetair, biaya pemungutan pajak harus dapat ditekan sehingga lebih rendah dari hasil pemungutannya. 5. Sistem pemungutan pajak harus sederhana. Sistem pemungutan yang sederhana akan memudahkan dan mendorong masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. 06/06/12
  • 21. Tarif Pajak 21 • Tarif Tetap Tarif pajak yang besarnya tetap, tidak berubah, walaupun jumlah yang dijadikan dasar perhitungan berubah. Contoh : Bea Meterai • Tarif Sebanding (proporsional) Dinyatakan dalam prosentase yang tetap, sehingga jumlah pajak yang dibayar selalu akan berubah sesuai dengan jumlah yang dikenakan pajak. Dengan demikian, semakin besar jumlah yang dikenakan pajak, semakin besar pula jumlah hutang pajaknya, tetapi kenaikan ini diperoleh dengan prosentase yang sama. • Tarif Progresif Tarif semakin besar apabila jumlah yang dikenakan pajak semakin besar. Contoh : Tarif Pajak Penghasilan Orang Pribadi. • Tarif Degresif Tarif semakin kecil apabila jumlah yang dikenakan pajak semakin besar. 06/06/12
  • 22. Terjadinya Utang Pajak 22 Hutang pajak merupakan perikatan dimana perikatan tersebut dapat dilahirkan karena Undang-Undang dan perbuatan manusia. Ada 2 ajaran tentang terjadinya hutang pajak : 4.Ajaran Materiil Hutang pajak timbul karena undang-undang, yaitu pada saat terjadinya suatu keadaan dan perbuatan yang harus dikenai pajak. Self Assesment system. 2. Ajaran Formil Hutang pajak timbul karena undang-undang pada saat dikeluarkannya Surat Ketetapan Pajak (SKP). Official assesment system 06/06/12
  • 23. Hapusnya Utang Pajak 23 1. Pembayaran Pembayaran dilakukan dengan mata uang dari negara yang memungut pajak. Di Indonesia, utang pajak dapat disetor ke kas negara melalui kantor pos dan giro dan bank persepsi atau tempat lain yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan. 2. Kompensasi Kopensasi dapat dilakukan apabila Wajib Pajak memiliki kelebihan pembayaran pada salah satu jenis pajak, dan pada jenis pajak yang lain terdapat kekurangan pembayaran. 3. Daluwarsa Terjadi karena lampaunya suatu jangka waktu tertentu sesuai dengan syarat yang ditentukan dalam Undang-Undang sehingga dibebaskan dari suatu kewajiban. 10. Pembebasan Hutang Pajak berakhir karena ditiadakan fiskus, peniadaan ini karena sebenarnya pembuat Undang-Undang Pajak tidak seharusnya mengenakan pajak terhadap hal tersebut. 06/06/12
  • 24. Tax Reform 24 1. Undang-Undang tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP) UU Nomor 6 Tahun 1983 UU Nomor 9 Tahun 1994 UU Nomor 16 Tahun 2000 UU Nomor 28 Tahun 2007, berlaku 1 Januari 2008. 2. Undang-Undang tentang Pajak Penghasilan (PPh) •UU Nomor 7 Tahun 1983 •UU Nomor 7 Tahun 1991 •UU Nomor 10 Tahun 1994 •UU Nomor 17 Tahun 2000 •UU Nomor 36 Tahun 2008, berlaku 1 Januari 2009 3. Undang-Undang tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPn-BM) UU Nomor 8 Tahun 1983 UU Nomor 11 Tahun 1994 UU Nomor 18 Tahun 2000 UU Nomor 42 Tahun 2009, berlaku 1 April 2010 06/06/12
  • 25. Tax Reform (Lanjutan) 25 4. Undang-Undang tentang Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) • UU Nomor 12 Tahun 1985 • UU Nomor 12 Tahun 1994 5. Undang-Undang tentang Bea Meterai UU Nomor 13 Tahun 1985 6. Undang-Undang tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) • UU Nomor 21 Tahun 1997 • UU Nomor 20 Tahun 2000 7. Undang-Undang Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah • UU Nomor 18 Tahun 1997 • UU Nomor 34 Tahun 2000 • UU N0 28 Tahun 2009, berlaku 1 Januari 2010. 8. Undang-Undang tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa • UU Nomor 19 Tahun 1997 • UU Nomor 19 Tahun 2000 9. Undang-Undang tentang Badan Penyelesaian Sengketa Pajak • UU Nomor 17 Tahun 1997 • UU Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak 06/06/12

Editor's Notes

  1. Perpajakan I