Dokumen tersebut membahas tentang teknik persilangan pada tanaman tomat. Secara ringkas, dokumen menjelaskan tentang tujuan persilangan untuk menambah keragaman genetik dan memperoleh sifat baru, tekniknya seperti pemilihan tetua, emasculasi, isolasi, dan penyerbukan, serta faktor yang mempengaruhi keberhasilannya seperti cuaca dan waktu berbunga tanaman.
Pengujian daya kecambah adalah mengecambahkan benih pada kondisi yang sesuai untuk kebutuhan perkecambahan benih tersebut, lalu menghitung presentase daya berkecambahnya
Laporan praktikum ini membahas tentang perbanyakan vegetatif tanaman puring (Codiaeum variegatum) menggunakan teknik grafting. Faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan grafting antara lain pemilihan batang atas dan bawah, serta keterampilan melakukan tekniknya. Hasilnya, grafting puring berhasil dilakukan dengan memilih batang yang sesuai kondisi dan melakukannya dengan teliti.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(i) Tanaman memiliki berbagai mekanisme pertahanan aktif dan pasif untuk melawan serangan patogen, termasuk membran, dinding sel, ledakan oksidatif, dan sintesis fitoaleksin. (ii) Tanaman dapat mengenali patogen melalui elisitor genetik dan non-genetik yang memicu respon pertahanan. (iii) Evolusi kekhususan tanaman inang dan patogen terjadi melalui interaksi antara gen av
Dokumen tersebut membahas tentang transformasi pertanian dari Pertanian 1.0 hingga Pertanian 4.0 dengan pemanfaatan teknologi tinggi seperti sensor, komputasi awan, perangkat lunak khusus, dan otomasi berbasis elektronik. Dokumen tersebut juga membahas tantangan penerapan model Industri 4.0 di sektor pertanian Indonesia karena sumber daya manusia, kondisi lahan, dan keterbatasan penerimaan teknologi oleh petani.
Pengujian daya kecambah adalah mengecambahkan benih pada kondisi yang sesuai untuk kebutuhan perkecambahan benih tersebut, lalu menghitung presentase daya berkecambahnya
Laporan praktikum ini membahas tentang perbanyakan vegetatif tanaman puring (Codiaeum variegatum) menggunakan teknik grafting. Faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan grafting antara lain pemilihan batang atas dan bawah, serta keterampilan melakukan tekniknya. Hasilnya, grafting puring berhasil dilakukan dengan memilih batang yang sesuai kondisi dan melakukannya dengan teliti.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(i) Tanaman memiliki berbagai mekanisme pertahanan aktif dan pasif untuk melawan serangan patogen, termasuk membran, dinding sel, ledakan oksidatif, dan sintesis fitoaleksin. (ii) Tanaman dapat mengenali patogen melalui elisitor genetik dan non-genetik yang memicu respon pertahanan. (iii) Evolusi kekhususan tanaman inang dan patogen terjadi melalui interaksi antara gen av
Dokumen tersebut membahas tentang transformasi pertanian dari Pertanian 1.0 hingga Pertanian 4.0 dengan pemanfaatan teknologi tinggi seperti sensor, komputasi awan, perangkat lunak khusus, dan otomasi berbasis elektronik. Dokumen tersebut juga membahas tantangan penerapan model Industri 4.0 di sektor pertanian Indonesia karena sumber daya manusia, kondisi lahan, dan keterbatasan penerimaan teknologi oleh petani.
Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkokFebrina Tentaka
Laporan ini membahas tentang praktikum okulasi yang dilakukan pada tanaman kakao. Tanaman kakao digunakan sebagai batang bawah dan batang atas. Mata tunas dari batang atas ditempelkan pada batang bawah dengan membuat jendela pada kulit batang. Hasil okulasi akan dinilai selama tiga minggu ke depan untuk mengetahui tingkat keberhasilannya.
Laporan praktikum ini membahas tentang penentuan kadar air benih dengan metode dasar menggunakan oven. Metode ini dijelaskan secara detail mulai dari persiapan alat dan bahan, prosedur pengujian, hingga perhitungan rumus untuk menentukan kadar air benih. Hasil pengujian kadar air beberapa komoditas benih juga diuraikan beserta pembahasannya.
Kultur jaringan merupakan teknik untuk mengisolasi bagian tanaman dan menumbuhkannya dalam kondisi aseptik sehingga dapat memperbanyak diri. Laboratorium kultur jaringan memiliki peralatan pendukung seperti laminar air flow, autoclave, oven, dan hotplate yang berfungsi untuk mensterilkan ruangan, media dan alat-alat. Praktikum ini bertujuan untuk memperkenalkan laboratorium dan alat-alatnya serta cara kerja peralatan pendukung.
Laporan praktikum irigasi dan drainasefahmiganteng
Laporan ini membahas analisis kebutuhan air, perencanaan jadwal irigasi, dan metode irigasi yang tepat untuk tanaman jagung di Desa Najum. Analisis kebutuhan air tanaman jagung dilakukan menggunakan perangkat lunak Cropwat 8 berdasarkan data iklim dan tanah lokasi. Hasilnya digunakan untuk menentukan kebutuhan air irigasi dan jadwal irigasi yang optimal. Metode irigasi yang dipilih adalah irigasi tetes karena efisiensi pen
Laporan praktikum ini membahas budidaya kangkung darat (Ipomoea reptans Poir). Praktikum dilakukan untuk mempelajari pertumbuhan dan perkembangan kangkung. Metode yang digunakan adalah percobaan lapangan dengan variasi kedalaman lubang tanam dan kerapatan tanam. Hasil pengamatan meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, dan bobot tanaman.
Dokumen tersebut membahas tentang teknik budidaya tanaman hortikultura. Terdapat beberapa jenis tanaman hortikultura seperti tanaman sayur, buah, bunga, dan taman. Dokumen juga menjelaskan klasifikasi tanaman sayur berdasarkan aspek botanis dan cara budidayanya serta faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
Ada beberapa jenis hama dan penyakit yang menyerang tanaman alpukat, diantaranya ulat kupu-kupu gajah, tungau merah, ulat kipat, kutu daun, kumbang bubuk cabang dan belalang daun. Hama-hama ini dapat dikenali dari gejala kerusakan pada daun, buah, dan ranting tanaman. Sedangkan penyakitnya meliputi busuk buah, antraknosa, dan busuk akar yang disebabkan jamur
Dokumen tersebut membahas penyerapan unsur hara oleh tanaman kacang hijau. Tanaman hanya menyerap ion dalam penyerapan unsur hara, di mana penyerapan kation menyebabkan pH menurun menjadi asam dan penyerapan anion menyebabkan pH meningkat menjadi basa.
Pertanian organik adalah teknik budidaya tanpa menggunakan bahan kimia sintetis untuk menyediakan pangan aman dan ramah lingkungan. Dokumen ini membahas sejarah, prinsip, tujuan, dan tantangan pertanian organik di Indonesia seperti ketersediaan pupuk organik dan teknologi pendukung serta solusi untuk mengembangkan pertanian organik secara berkelanjutan.
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...UNESA
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Aklimatisasi anggrek dari in vitro ke in vivo dilakukan secara bertahap menggunakan community pot dengan media arang dan sabut kelapa, kemudian ditutup dengan plastik. Sebelum diaklimatisasi, planlet anggrek dikeluarkan dari botol dan dicuci hingga bersih sampai tidak ada media agar yang masih menempel pada akar.
2. Pada penyilangan (Anggrek Dendrobium melintir >< Anggrek Dendrobium sp.) anggrek disilangkan dengan sesamanya dengan menempelkan serbuk sari pada putik bunga anggrek dengan menggunakan tusuk gigi, kemudian diberi label yang berisi nama spesies jantan dan betina anggrek yang disilangkan dengan tanggal saat melakukan penyilangan.
Program pengelolaan pertanian secara terpadu dengan memperhatikan aspek-aspek ekologi, ekonomi dan budaya untuk menciptakan suatu sistem pertanian yang berkelanjutan dengan menekan terjadinya pencemaran terhadap lingkungan oleh pestisida dan kerusakan lingkungan secara umum dengan memanfaatkan berbagai Teknik pengendalian yang layak (kultural, mekanik, fisik dan hayati).
- Multiple cropping is a farming system that can increase land productivity. This increase can be measured using the NKL (Land Equivalency Ratio) or LER (Land Equivalent Ratio).
- For example, an NKL or LER value of 1.8 means that 1.8 hectares of land is needed in monoculture farming to produce the same yield as 1 hectare in multiple cropping.
- Calculating the NKL of chili and long beans grown together showed an NKL value of 1.8, demonstrating that multiple cropping is more productive than monoculture farming.
Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkokFebrina Tentaka
Laporan ini membahas tentang praktikum okulasi yang dilakukan pada tanaman kakao. Tanaman kakao digunakan sebagai batang bawah dan batang atas. Mata tunas dari batang atas ditempelkan pada batang bawah dengan membuat jendela pada kulit batang. Hasil okulasi akan dinilai selama tiga minggu ke depan untuk mengetahui tingkat keberhasilannya.
Laporan praktikum ini membahas tentang penentuan kadar air benih dengan metode dasar menggunakan oven. Metode ini dijelaskan secara detail mulai dari persiapan alat dan bahan, prosedur pengujian, hingga perhitungan rumus untuk menentukan kadar air benih. Hasil pengujian kadar air beberapa komoditas benih juga diuraikan beserta pembahasannya.
Kultur jaringan merupakan teknik untuk mengisolasi bagian tanaman dan menumbuhkannya dalam kondisi aseptik sehingga dapat memperbanyak diri. Laboratorium kultur jaringan memiliki peralatan pendukung seperti laminar air flow, autoclave, oven, dan hotplate yang berfungsi untuk mensterilkan ruangan, media dan alat-alat. Praktikum ini bertujuan untuk memperkenalkan laboratorium dan alat-alatnya serta cara kerja peralatan pendukung.
Laporan praktikum irigasi dan drainasefahmiganteng
Laporan ini membahas analisis kebutuhan air, perencanaan jadwal irigasi, dan metode irigasi yang tepat untuk tanaman jagung di Desa Najum. Analisis kebutuhan air tanaman jagung dilakukan menggunakan perangkat lunak Cropwat 8 berdasarkan data iklim dan tanah lokasi. Hasilnya digunakan untuk menentukan kebutuhan air irigasi dan jadwal irigasi yang optimal. Metode irigasi yang dipilih adalah irigasi tetes karena efisiensi pen
Laporan praktikum ini membahas budidaya kangkung darat (Ipomoea reptans Poir). Praktikum dilakukan untuk mempelajari pertumbuhan dan perkembangan kangkung. Metode yang digunakan adalah percobaan lapangan dengan variasi kedalaman lubang tanam dan kerapatan tanam. Hasil pengamatan meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, dan bobot tanaman.
Dokumen tersebut membahas tentang teknik budidaya tanaman hortikultura. Terdapat beberapa jenis tanaman hortikultura seperti tanaman sayur, buah, bunga, dan taman. Dokumen juga menjelaskan klasifikasi tanaman sayur berdasarkan aspek botanis dan cara budidayanya serta faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
Ada beberapa jenis hama dan penyakit yang menyerang tanaman alpukat, diantaranya ulat kupu-kupu gajah, tungau merah, ulat kipat, kutu daun, kumbang bubuk cabang dan belalang daun. Hama-hama ini dapat dikenali dari gejala kerusakan pada daun, buah, dan ranting tanaman. Sedangkan penyakitnya meliputi busuk buah, antraknosa, dan busuk akar yang disebabkan jamur
Dokumen tersebut membahas penyerapan unsur hara oleh tanaman kacang hijau. Tanaman hanya menyerap ion dalam penyerapan unsur hara, di mana penyerapan kation menyebabkan pH menurun menjadi asam dan penyerapan anion menyebabkan pH meningkat menjadi basa.
Pertanian organik adalah teknik budidaya tanpa menggunakan bahan kimia sintetis untuk menyediakan pangan aman dan ramah lingkungan. Dokumen ini membahas sejarah, prinsip, tujuan, dan tantangan pertanian organik di Indonesia seperti ketersediaan pupuk organik dan teknologi pendukung serta solusi untuk mengembangkan pertanian organik secara berkelanjutan.
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...UNESA
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Aklimatisasi anggrek dari in vitro ke in vivo dilakukan secara bertahap menggunakan community pot dengan media arang dan sabut kelapa, kemudian ditutup dengan plastik. Sebelum diaklimatisasi, planlet anggrek dikeluarkan dari botol dan dicuci hingga bersih sampai tidak ada media agar yang masih menempel pada akar.
2. Pada penyilangan (Anggrek Dendrobium melintir >< Anggrek Dendrobium sp.) anggrek disilangkan dengan sesamanya dengan menempelkan serbuk sari pada putik bunga anggrek dengan menggunakan tusuk gigi, kemudian diberi label yang berisi nama spesies jantan dan betina anggrek yang disilangkan dengan tanggal saat melakukan penyilangan.
Program pengelolaan pertanian secara terpadu dengan memperhatikan aspek-aspek ekologi, ekonomi dan budaya untuk menciptakan suatu sistem pertanian yang berkelanjutan dengan menekan terjadinya pencemaran terhadap lingkungan oleh pestisida dan kerusakan lingkungan secara umum dengan memanfaatkan berbagai Teknik pengendalian yang layak (kultural, mekanik, fisik dan hayati).
- Multiple cropping is a farming system that can increase land productivity. This increase can be measured using the NKL (Land Equivalency Ratio) or LER (Land Equivalent Ratio).
- For example, an NKL or LER value of 1.8 means that 1.8 hectares of land is needed in monoculture farming to produce the same yield as 1 hectare in multiple cropping.
- Calculating the NKL of chili and long beans grown together showed an NKL value of 1.8, demonstrating that multiple cropping is more productive than monoculture farming.
PPT KD 3.2; SISTEM PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN & HEWAN [Auto-saved].pptxEmyPuji
Dokumen tersebut membahas sistem perkembangbiakan pada tumbuhan dan hewan. Secara umum dibahas mengenai perkembangbiakan secara vegetatif dan generatif pada tumbuhan serta perkembangbiakan aseksual dan seksual pada hewan. Jenis-jenis perkembangbiakan pada tumbuhan dan hewan dijelaskan beserta contoh-contohnya.
PPT KD 3.2; SISTEM PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN & HEWAN.pptxEmyPuji
Dokumen tersebut membahas tentang sistem perkembangbiakan pada tumbuhan dan hewan. Secara umum dibahas tentang perkembangbiakan secara vegetatif dan generatif pada tumbuhan serta perkembangbiakan aseksual dan seksual pada hewan. Jenis-jenis perkembangbiakan pada tumbuhan dan hewan dijelaskan beserta contoh-contohnya.
Dokumen tersebut membahas teknik persilangan buatan pada tanaman. Ada beberapa jenis persilangan yang dibedakan berdasarkan kerabatannya, seperti intravarietas, intervarietas, interspesifik, dan intergenerik. Faktor penting dalam persilangan antara lain pemilihan tetua, pengetahuan tentang organ reproduksi tanaman, dan waktu tanaman berbunga. Teknik dasar persilangan mencakup persiapan, kastrasi, emaskulasi, isolasi, pengump
Teks tersebut membahas tentang:
1. Jenis-jenis tumbuhan monokotil dan dikotil beserta nama latin mereka.
2. Pengertian dan faktor-faktor yang mempengaruhi vigor benih.
3. Penyakit-penyakit yang dapat menyerang benih.
Pembiakan tanaman dapat dilakukan secara seksual (generatif) menggunakan biji atau secara aseksual (vegetatif) tanpa melibatkan organ generatif. Pembiakan vegetatif meliputi teknik seperti stek, cangkok, penyambungan, dan kultur jaringan untuk memperbanyak tanaman secara identik dengan induknya. Teknik pembiakan yang tepat dipilih berdasarkan karakteristik tanaman untuk memperbanyak
Hubungan kerapatan dan panjang trikoma daun kacang tanah terhadap preferensi peletakan telur kutu kebul. Penelitian menunjukkan ada hubungan positif antara kerapatan trikoma dengan jumlah telur yang diletakkan, dan hubungan positif antara panjang trikoma dengan jumlah telur. Kutu kebul cenderung meletakkan telur pada daun yang memiliki trikoma lebih rapat dan panjang.
Dokumen tersebut merangkum informasi tentang tanaman gandum, mulai dari asal usul, klasifikasi, morfologi, cara budidaya, hingga hama penyakit dan cara pengendaliannya. Tanaman gandum diklasifikasikan sebagai tumbuhan berbunga berkeping satu dan termasuk famili Poaceae. Budidaya gandum meliputi pemilihan benih, persiapan lahan, penanaman, pemupukan, perawatan hingga panen. Hama dan penyakitnya diantaranya
Dokumen tersebut membahas tentang kultur jaringan pada tanaman. Kultur jaringan adalah teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan mengisolasi bagian tanaman seperti daun dan mata tunas kemudian tumbuhkan pada media buatan. Dokumen juga menjelaskan sejarah, tahapan, manfaat, dan kelemahan dari teknik kultur jaringan pada tanaman.
Teks tersebut membahas tentang kultur jaringan anggrek. Secara singkat, teks ini menjelaskan bahwa kultur jaringan anggrek melibatkan tiga tahap yaitu sterilisasi buah anggrek, perbanyakan tunas pada media, dan pemindahan ke media pengakaran. Teks ini juga menjelaskan bahwa media yang tepat dapat menggunakan bahan alami seperti pisang dan air kelapa untuk mendukung perkecambahan biji anggrek.
Modul ini membahas tentang dasar-dasar agribisnis tanaman kelas 10 yang mencakup 6 elemen pelajaran yaitu peluang pasar, teknologi produksi, isu global, manajemen produksi, faktor pengaruh produksi, dan teknik dasar produksi tanaman seperti penyiapan benih, media tumbuh, penanaman, pemeliharaan dan pasca panen."
2. Pendahuluan
Hibridisasi (persilangan) adalah penyerbukan silang antara
tetua yang berbeda susunan genetiknya. Pada tanaman
menyerbuk sendiri hibridisasi merupakan langkah awal pada
program pemuliaan setelah dilakukan pemilihan tetua.
Umumnya program pemuliaan tanaman menyerbuk sendiri
dimulai dengan menyilangkan dua tetua homozigot yang
berbeda genotipenya. Pada tanaman menyerbuk silang,
hibridisasi biasanya digunakan untuk menguji potensi tetua
atau pengujian ketegaran hibrida dalam rangka pembentukan
varietas hibrida. Selain itu, hibridisasi juga dimaksudkan untuk
memperluas keragaman.
3. Tujuan melakukan hibridisasi (persilangan) adalah :
(1) Menambah keragaman genetik,
(2) Mendapatkan sifat ketahanan,
(3) Memperoleh varietas baru, dan
(4) Untuk tujuan akademik dan penelitian.
Dari keempat tujuan utama ini dapat disimpulkan bahwa
hibridisasi memiliki peranan penting dalam pemuliaan
tanaman, terutamadalam hal memperluas keragaman.
Seleksi akan efektif apabila populasi yang diseleksi
mempunyai keragaman genetik yang luas.
4. Jenis-jenis Persilangan Berdasarkan pengelompokan tanaman yang digunakan dalam
persilangan, hibridisasi dibedakan menjadi:
Hibridisasi intravarietas, yaitu persilangan yang dilakukan antara tanaman yang
varietasnya sama.
Hibridisasi intervarietas, yaitu persilangan yang dilakukan antara tanaman yang
varietasnya berbeda dalam spesies yang sama. Hibridisasi ini disebut juga hibridisasi
intraspesifik.
Hibridisasi interspesifik, yaitu persilangan antara tanaman dari dua spesies yang
berbeda,dalam genus. Hibridisasi ini disebut juga hibridisasi intragenerik. Jenis
persilangan initelah dilakukan untuk memindahkan gen ketahanan terhadap hama dan
penyakit, atautoleransi terhadap kekeringan pada varietas tanaman gandum, tomat,
tebu, dan lain-lain.
Hibridisasi intergenerik, yaitu persilangan yang dilakukan antar tanaman dari genus
yang berbeda. Hibridisasi ini juga biasadigunakan untuk memindahkan sifat ketahanan
penyakit, hama dan kekeringan dari genus tanaman liar ke tanaman budi daya.
5. TINJAUAN PUSTAKA
Ciri Tanaman Berdasarkan Perkembangbiakan Tanaman
Bunga tanaman tomat berwarna kuning dan tersusun dalam dompolan dengan
jumlah 5-10 bunga per dompolan atau tergantung dari varietasnya. Kuntum bunga
terdiri dari lima helai daun kelopak dan lima helai mahkota. Pada serbuk sari bunga
terdapat kantong yang letaknya menjadi satu dan membentuk bumbung yang
mengelilingi tangkai kepala putik. Bunga tomat dapat melakukan penyerbukan
sendiri karena tipe bunganya berumah satu. Meskipun demikian tidak menutup
kemungkinan terjadi penyerbukan silang (Wiryanta dalam Saragih, 2008)
6. Perkembangan Bunga Dari Kuncup Sampai Mekar dan Siap Disilangkan
Tanaman tomat mulai berbunga ketika memasuki umur 18-25 hari setelah tanam. Umur
berbunga pada setiap varietas tanaman tomat berbeda-beda (Hartati, 2000). Dalam
perkembangannya proses pembungaan memiliki beberapa tahapan, yaitu :
•Induksi bunga
Tahap pertama dari proses pembungaan ketika meristem vegetatif deprogram untuk
mulai berubah menjadi sistem reproduktif. Peristiwa ini terjadi di dalam sel dan dapat
dideteksi secara kimiawi dari peningkatan sintesis asam nukleat dan protein yang
dibutuhkan dalam diferensiasi dan pembelahan sel.
•Inisiasi bunga
Tahap ketika perubahan morfologis menjadi bentuk kuncup reproduktif mulai dapat
terdeteksi secara makroskopis untuk pertama kalinya. Inisiasi dan pembungaan
berkaitan dengan sifat tumbuhannya yang juga dipengaruhi oleh iklim.
7. •Perkembangan kuncup bunga menuju anthesis ( bunga mekar)
Ditandai dengan terjadinya diferensiasi bagian-bagian bunga. Pada tahap ini terjadi
proses megasporogenesis dan mikrosporogenesis untuk penyempurnaan dan
pematangan organ-organ reproduksi jantan dan betina.
•Anthesis
Tahap ketika terjadi pemekaran bunga. Biasanya anthesis terjadi bersamaan dengan
masaknya organ reproduksi. Ada kalanya organ reproduksi masak sebelum anthesis atau
bahkan jauh setelah terjadinya anthesis (Anonymous, 2009).
8. Faktor Penting dalam Hibridisasi (persilangan) yaitu :
(1)Pemilihan tetua dalam hubungannya dengan tujuan
dilakukannyapersilangan,
(2)Pengetahuan tentang morfologi dan metode reproduksi
tanaman,
(3)Waktu tanaman bunga (waktu bunga mekar/tanaman
berbunga), dan
(4)Peadaan cuaca saat penyerbukan
9. Pemilihan Tetua
Ada lima kelompok sumber plasma nutfah yang dapat dijadikan tetua
persilangan yaitu:
(a) varietas komersial,
(b) galur-galur elit pemuliaan,
(c) galur-galur pemuliaan dengan satu atau beberapa sifat superior,
(d) spesies introduksi tanaman dan
(e) spesies liar.
Pengetahuan tentang Organ Reproduksi dan Tipe Penyerbukan
Untuk dapat melakukan penyerbukan silang secara buatan, hal yang paling
mendasardan yang paling penting diketahui adalah organ reproduksi dan tipe
penyerbukan. Denganmengetahui organ reproduksi, kita dapat menduga tipe
penyerbukannya, apakah tanaman tersebut menyerbuk silang atau menyerbuk
sendiri.
10. Cuaca Saat Penyerbukan
Cuaca sangat besar peranannya dalam menentukan keberhasilan persilangan
buatan.Kondisi panas dengan suhu tinggi dan kelembaban udara terlalu rendah
menyebabkan bunga rontok. Demikian pula jika ada angin kencang dan hujan
yang terlalu lebat
Waktu Tanaman Berbunga
Dalam melakukan persilangan harus diperhatikan:
(1) Penyesuaian waktu berbunga.Waktu tanam tetua jantan dan betina harus
diperhatikan supaya saat anthesis dan reseptif waktunya bersamaan,
(2) Waktu emaskulasi dan penyerbukan.
Stadia bunga yang baik diemaskulasi adalah pada saat ujung benang sari
berada pada pertengahan bunga (Anonymous, 2009).
11. Teknik Hibridisasi Tanaman Tomat (Lycopersicon esculentum) antara
lain:
(1) Persiapan alat dan bahan,
(2) Kastrasi,
(3) Emaskulasi,
(4) Isolasi,
(5) Pengumpulan serbuk sari,
(6) Penyerbukan dan
(7) Pelabelan.
BAHAN DAN METODE
12. Persiapan
Untuk melakukan kastrasi dan penyerbukan silang perlu disediakan alat-
alat antara lain :
gunting kecil,
pinset dengan ujung yang runcing,
jarum yang panjang dan lurus,
alkohol (70%),
Kertas tissue,
wadah untuk tempat benang sari,
kaca pembesar untuk memeriksa kebersihan kepala putik,
kantong sungkup sesuai dengan ukuran bunga,
label kedap air, dan
seperangkat alat tulis.
Untuk keperluan penyerbukan silang antara jenis-jenis tertentu
sebaiknya kertas label mempunyai warna tertentu.
14. Kastrasi
Kastrasi adalah kegiatan membersihkan bagian tanaman yang ada di sekitar
bunga yang akan diemaskulasi dari kotoran, serangga, kuncup-kuncup bunga
yang tidak dipakai serta organ tanaman lain yang mengganggu kegiatan
persilangan. Membuang mahkota dankelopak juga termasuk kegiatan
kastrasi, umumnya menggunakan gunting, pisau atau pinset (gambar 1).
Emaskulasi
Emaskulasi adalah kegiatan membuang alat kelamin jantan (stamen) pada
tetua betina, sebelum bunga mekar atau sebelum terjadi penyerbukan
sendiri (gambar 2). Emaskulasi terutama dilakukan pada tanaman berumah
satu yang hermaprodit dan fertil.
15. Isolasi
Isolasi dilakukan agar bunga yang telah diemaskulasi tidak terserbuki oleh
serbuk sari asing. Dengan demikian baik bunga jantan maupun betina harus
dikerudungi dengan kantung. Kantung bisa terbuat dari kertas tahan air,
kain, plastik, selotipe dan lain-lain.Ukuran kantung disesuaikan dengan
ukuran bunga tanaman yang bersangkutan (gambar 3).
16. Gambar 4
Pengumpulan Serbuk Sari
Pengumpulan serbuk sari dari pohon tetua jantan dapat dimulai
beberapa jam sebelum kuncup-kuncup bunga itu mekar.
17. Serbuk sari adalah mahluk hidup, yang mempunyai umur terbatas dan
kemudian mati.Mutu serbuk sari dapat dipengaruhi oleh banyak faktor
antara lain :
1.Kelembaban udara, pada kelembaban udara relatif yang tinggi serbuk
sari tidak tahandisimpan lama. Penyimpanan serbuk sari di tempat
lembab akan berakibat buruk,karena berpeluang berjangkit cendawan
dan bakteri yang dapat menyebabkan serbuk sari lekas mati.
2.Umur serbuk sari, makin tua umur serbuk sari, makin lamban akan
perkecambahannyadan tabung sari yang terbentuk akan lebih pendek.
Selain itu persentase butir-butir serbuk sari yang hidup akan terus
menurun.
3.Suhu udara, pada tempat yang udaranya kering dan pada suhu rendah,
serbuk sari dapat disimpan sampai beberapa minggu dalam keadaan
tertutup.
19. Penyerbukan
Penyerbukan buatan dilakukan antara tanaman yang berbeda
genetiknya.Pelaksanaannya terdiri dari pengumpulan polen (serbuk sari)
yang viabel atau anter dari tanaman tetua jantan yang sehat, kemudian
menyerbukannya ke stigma tetua betina yang telah dilakukan emaskulasi.
Cara melakukan penyerbukan :
Menggunakan kuas, pinset, tusuk gigi yang steril, yaitu dengan
mencelupkan alat-alat tersebut ke alkohol pekat, biarkan kering kemudian
celupkan ke polen dan oleskan kestigma (gambar 5).
20. Pelabelan
Ukuran dan bentuk label berbeda-beda. Pada dasarnya label terbuat dari
kertas kerast ahan air, atau plastik. Pada label antara lain tertulis
informasi tentang:
(1) Nomor yang berhubungan dengan lapangan,
(2) Waktu emaskulasi,
(3) Waktu penyerbukan,
(4) Nama tetua jantan dan betina,
(5) Kode pemulia/penyilang.
Gambar 7
21. Pendeteksian Keberhasilan Persilangan Buatan
Keberhasilan suatu persilangan buatan dapat dilihat kira-kira satu minggu setelah
dilakukan penyerbukan. Jika calon buah mulai membesar dan tidak rontok
makakemungkinan telah terjadi pembuahan. Sebaliknya, jika calon buah tidak
membesar ataurontok maka kemungkinan telah terjadi kegagalan pembuahan.
Keberhasilan penyerbukan buatan yang kemudian diikuti oleh pembuahan
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah kompatibilitas tetua, ketepatan
waktu reseptif betina dan antesis jantan, kesuburan tanaman serta faktor lingkungan.
Pada persilangan buatan tanaman hermaprodit atau juga tanaman lainnya, biji yang
dihasilkan belum tentu merupakan hasil persilangan buatan.
Bisa jadi biji tersebut merupakan hasil selfing (untuk bunga hermaprodit) atau hasil
persilangan tanaman lain (karena proses isolasi yang tidak sempurna). Hal tersebut
dapat dideteksi dengan bantuan penanda, baik berupa penanda morfologi maupun
penanda molekuler.
HASIL DAN PEMBAHASAN
22. PUSTAKA
Sujiprihati, S., M. Syukur, dan R. Yunianti. 2008. Pemuliaan tanaman. Bagian Genetika
danPemuliaan Tanaman.
Departemen Agronomi dan Hotikultura IPB. Bogor. 356 hal.Syukur, M., S. Sujiprihati,
dan R. Yunianti. 2009. Teknik pemuliaan tanaman. BagianGenetika dan Pemuliaan
Tanaman.
Departemen Agronomi dan Hotikultura IPB.Bogor. 284 hal.Yunianti, R. 2007. Analisis
Genetik Pewarisan Sifat Ketahanan Cabai (Capsicum annuum L.) terhadap
Phytophthora capsici Leonian. Disertasi. Sekolah Pascasarjana, IPB.Bogor. 125 hal