SlideShare a Scribd company logo
1
PERNYATAAN AKADEMIK TIM PAKAR RATU KALINYAMAT
RATU KALINYAMAT BERHAK MENYANDANG GELAR PAHLAWAN NASIONAL
Tim Pakar Ratu Kalinyamat Yayasan Dharma Bakti Lestari yang diketuai Prof. Dr. Ratno
Lukito, dengan anggota Dr. Alamsyah, Dr. Chusnul Hayati, Dr. Connie Rahakundini Bakrie,
dan Dr. Irwansyah, berterima kasih atas surat terbuka dari Dr. Bagas Pujilaksono, yang
pernah menjadi peserta aktif dalam salah satu seminar ‘Menghidupkan Kembali Gagasan
Menjadikan Ratu Kalinyamat sebagai Pahlawan Nasional’, yang diadakan pada 15 April 2019
di Jakarta.
Pada pokok surat tersebut, Bagas Pujilaksono menyatakan tidak setuju jika Ratu Kalinyamat
sebagai pahlawan nasional. Tentang ketidaksetujuan tersebut, Tim Pakar Ratu Kalinyamat
melihat sebagai hak pribadi. Namun demikian, terhadap sejumlah alasan ketidaksetujuan
tersebut, Tim Pakar Ratu Kalinyamat perlu menyampaikan dan mengklarifikasi dengan
memberikan pernyataan argumentasi akademis secara terbuka juga.
Dalam menyusun pernyataan argumentasi akademik, Tim Pakar Ratu Kalinyamat
menggunakan data dari sumber primer yang sudah diverifikasi dengan menggunakan metode
penelitian sejarah yang disepakati bersama. Sebelumnya juga, Tim Pakar Ratu Kalinyamat
pernah mengundang sebanyak dua kali Profesor Vitor Rui Gomes Teixeira, Staf pengajar
pada Sekolah Seni (School of Fine Arts) Fakultas Teologi dan Sekolah Bisnis Porto (Porto
Business School) di Universidade Católica Portuguesa (UCP) Porto, Portugal yang meneliti
tentang sejarah Portugis di Malaka. Profesor Vitor Rui Gomes Teixeira merupakan akademisi
Portugis yang telah memberikan akses keberadaan data primer berupa buku-buku laporan
perjalanan orang Portugis yang selama ini tersimpan dalam perpustakaan yang dimiliki oleh
gereja dan universitas di Portugis. Profesor Vitor Rui Gomes Teixeira juga mengkonfirmasi
dan menganalisis keberadaan Ratu Kalinyamat dalam buku-buku laporan perjalanan Portugis
tersebut. Data primer yang telah diverifikasi, dikonfirmasi dan dianalisis kemudian dituangkan
dan dinarasikan secara akademik dalam laporan hasil penelitian empiris dengan judul “Ratu
Kalinyamat, Perempuan Perintis Antikolonialisme 1549 – 1579’’.
A. Mengapa Ratu Kalinyamat Harus Jadi Pahlawan Nasional?
Pak Bagas menanyakan dari perspektif apa Ratu Kalinyamat layak dijadikan Pahlawan
Nasional? Atas hal ini, Tim Pakar Ratu Kalinyamat menyampaikan hal-hal sebagai
berikut:
1. Ratu Kalinyamat Layak Menjadi Pahlawan Nasional.
Merujuk pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2009 Tentang
Gelar, Tanda Jasa, Dan Tanda Kehormatan, disebutkan bahwa Pahlawan Nasional
adalah gelar yang diberikan kepada warga negara Indonesia atau seseorang yang
berjuang melawan penjajahan di wilayah yang sekarang menjadi wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang gugur atau meninggal dunia demi membela
bangsa dan negara, atau yang semasahidupnya melakukan tindakan kepahlawanan
atau menghasilkan prestasi dan karya yang luar biasa bagi pembangunan dan
kemajuan bangsa dan negara Republik Indonesia.
Ratu Kalinyamat adalah seseorang yang berjuang melawan penjajahan di
wilayah yang sekarang menjadi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Ratu Kalinyamat yang memiliki nama asli Retna Kencana adalah warga Jepara dan
membantu Aceh serta Hitu-Maluku melawan kolonialisme Portugis. Keberadaan
Portugis di Malaka dipandang mengancam perdagangan dan pelayaran berbagai
suku bangsa di nusantara mulai dari kawasan Aceh, Sumatra, Jawa, Kalimantan,
2
Sulawesi, dan Maluku. Penyerangan pasukan Ratu Kalinyamat ke Malaka dan
Maluku dicatat oleh orang-orang Portugis diantaranya:
1. Franscisco Peres;
2. Diogo da Couto;
3. Manuel Faria e Sousa;
4. Jorge de Lemos;
5. Dom Afonso de Noronha;
6. Dom Sebastian;
7. Cristovao Martins;
8. Artur Basilio De Sa.
2. Contoh-contoh bukti peran Ratu Kalinyamat yang didapat dari sumber-sumber
primer dari Portugis:
a. SERANGAN JEPARA KE MALAKA 1551.
Seperti digambarkan oleh Manuel Faria e Sousa:
Allilo moftra fpn los Reyes de Pera,Pan, Marruaz, y la Reyna de la*
paraen lalava.Entrava lunio quando de todaefta liga fe vieron correr
por el agua más de dozientos navios con más de diez mil hombres
(Faria e Sousa, 1674:256)
Terjemahan: “…Bersekutulah para raja dari Pera, Pao, Marruas
dengan Ratu Jepara dari Jawa. Persekutuan itu membentuk armada
di lautan dengan 200 kapal dan lebih dari 10.000 orang…” (Faria e
Sousa, 1674:256).
Diogo do Couto, sang penulis kronik Decada da Asia, menyampaikan
informasi serupa.
“...Pera ifto fe carteou com ElRey de Pera, Pao, Marruas, e outros feus
vifinhos, que folgaram de entrar naquella liga, e mandou convidar pera
ella, Rainha de Japora, na cofta de jaoa com quem tinha razao,
comettendo-lhe feus partidos, e facilitando-lhe a jornado, pelo
defeuido com que os Portugueses eftavam, e pela falta que de tudo
tinham. Convocada efta liga, fizeram todos os della fuas juntas, e
lancaram fuas armadas ao mar, negociado artilehria, municoes, e
mantimentos…” (Couto, 1626-75:251-2).
Terjemahan: “…Bersama dengan raja-raja Pera, Pao, Marruas, dan
tetangga-tetangganya yang lain, serta mengundang Ratu dari Jepara
yang terletak di pesisir pantai Jawa, yang merupakan sekutunya sejak
lama, sembari memanfaatkan situasi armada Portugis yang sedang
lemah-lemahnya dan banyak kekurangan pasukan. Berkat
persekutuan itu, mereka menjadi armada laut siap tempur dengan
artileri, amunisi, dan perbekalan yang lengkap…” (Couto, 1626-
75:251-2)
Reys da liga, que fe foram ajuntar com cile, formando-fe huma Armada
de mais de duzentos navios, em que entravam mais de quarenta
juncos da Rainha de Japora, cujo Capitao mor era hum Jao muito
valente homem, chamado Sangue de Pate, que trazia quatro, ou finco
mil homens de peleja (Couto, 1626-75:253-4).
Terjemahan: “…(Sultan Johor) berangkat dengan 5.000 sampai 6.000
prajurit terpilih, dan di laut bergabung dengan prajurit-prajurit dari
3
kerajaan yang bersekutu, membentuk satu armada dengan lebih dari
200 kapal laut (navios), belum lagi ditambah dengan 40 kapal besar
(juncos) kiriman Ratu dari Jepara, yang Kaptennya terkenal sebagai
orang hebat/tangguh, ‘Sang Adipati’, yang membawa 4.000 sampai
5.000 prajurit siap tempur…” (Couto, 1626-75:253-4)
Romo Francisco Peres:
Assi que não somente nos tiverão cerquados, mas tomarão a parte da
cidade onde habitavão os mercadores qeuillins e mouros e chins e
outras muytas gentes, donde se se levarão (sic) grande presa de ouro
e prata e çeda, sândalo, e muyta roupa, e não pouca porçelana. E
dizem que levarião mais de vinte mil almas, entre as quaes, erão
alguns christãos, que soma a perda que fizerão hum conto de ouro,
segundo dizem os homens que disso sabem (Carta do Francisco
Peres a Seus Reino, 24 de Novembro 1551, BAL (Biblioteca da Ajuda
Lisboa) 49-IV-49, fl.131v - 134 (De Sa, Documentacao, Vol.II, No.9,
pag.54)
Terjemahan: “…Dengan demikian, kami tak hanya dikepung, namun
mereka juga menduduki bagian kota yang dihuni para pedagang
Keling, Arab, dan Tiongkok, serta banyak warga lain, di mana mereka
mengambil banyak muatan emas,perak, dan sutra, sandal dan banyak
pakaian, serta porselen yang tidak sedikit. Konon mereka pun
mengambil lebih dari dua puluh ribu jiwa, di antaranya beberapa umat
Kristen yang memiliki rekening emas, demikian menurut mereka yang
mengetahuinya…” (Surat dari Francisco Peres pada Raja, 24
November 1551, BAL (Biblioteca da Ajuda Lisboa) 49-IV-49, fl.131v -
134, DHMPPOI, II, No.9, 54)
b. Membela Bangsa Hitu Melawan Hegemoni Portugis 1564-1565.
Dalam sebuah kronik berjudul Residencia das Moluccas yang
tersimpan di BNL, Fundo Geral Numero 474 menjelaskan bahwa
armada Jawa itu dikirim oleh Ratu Jepara sebagaimana dapat dilihat
sebagai berikut:
“de como os ittos, vemdo o socorro que lhe mandou a raynha de
Japora, comecaraoa fazer guerra aos christaos daquella arcepeleguo.
os ittos, como homens agravados e com coracois danados, e com o
socorro que lhe mamdou a raynha de Japora, em seus galeois da
carreira, partimdo pera Malaca, mandarao recado aos Atives e
Tavires, que davao todo o necesario aos portugueses, que logo lhe
desem a obediemcia, porquanto erao seus vcallos, e assim tambem
nao service, mais aos portugueses, que erao christaos, e nao os
consemtisem mais em suas prayas” (A residencia das Moluccas, BM
Add. 9852, BNL, Fundo Geral, Manuscrito Numero 474, DHMPPO
Insulindia IV, Cap.9, 199-200).
Terjemahan: “Bagaimana orang Hitu, (bersama dengan) datangnya
bantuan dari Ratu Jepara, memulai serangan pada Orang Kristen di
kepulauan ini (Ambon). Hitu, seperti orang yang menderita dan dengan
berani, dan dengan bantuan yang dikirim Ratu Jepara, di ghali-ghali
pelayaran yang berangkat ke Malaka, mengirim pesan kepada Orang-
Orang Atiwe dan Tavire (Nusaniwe?), yang melakukan segala hal yang
dibutuhkan oleh Portugis, yang secepatnya memberikan
kepatuhannya, oleh karena itu terdapat kapal-kapal milik yang mulia
4
(Raja Portugis), dan ternyata tidak beroperasi, lebih (berpihak) pada
Portugis, yang beragama Kristen, dan tidak ada persetujuan di pantai
mereka” (A residencia das Moluccas, BM Add. 9852, BNL, Fundo
Geral, Manuscrito Numero 474, DHMPPO Insulindia IV, Cap.9, 199-
200).
c. Bantuan Jepara Ke Aceh untuk Menyerang Malaka 1568.
Aceh juga mengirim dutanya untuk meminta bantuan pada Ratu
Kalinyamat sebagaimana direkam oleh Diogo do Couto sebagai
berikut:
Rey do Achem tinha mandado á Rainha de Japará a pedir-lhe ajuda:
e foi João da Silva tão ditoso, que o junco em que elles vinham, veio
dai com elle naquella paragem onde levava por regimento esperallos
e o mandou commetter pelas galeotas; e posto que se puzeram em
defensão , foram entrados, e mortos á espada quantos Achéns vinham
nelle, e a fazenda roubada pelos soldados, que ainda acharam bom
quinhão: e com ella vitoria, e com juncos de mantimentos se recolheo
João da Silva, o que tudo o Capitão estimou muito; e D. Fernando de
Monroy se tornou pera a índia como foi tempo (Couto, 1626-75:165-6)
Terjemahan: “…Raja Aceh telah mengirim dutanya untuk meminta
bantuannya Ratu Jepará: João da Silva sangat diberkati, sehingga
kapal di mana mereka naiki, datang bersamanya di perhentian di mana
dia dipimpin oleh seorang pemimpin militer dan mengiriminya seorang
untuk mengendalikan kapal; dan mereka ditempatkan di daerah
pertahanan, mereka dimasuki, dan dibunuh oleh pedang, berapa
banyak orang-orang Aceh yang masuk ke dalamnya, dan pertanian
mencuri dari para prajurit, yang masih menemukan sebagian besar,
yang semuanya diperkirakan banyak oleh Kapten; dan D. Fernando de
Monroy merubahnya menjadi seperti India saat itu (Couto, 1626-
75:165-6)
d. Mengusir Portugis di Malaka 1574.
Jorge De Lemos dalam karyanya yang berjudul Hystoria dos Cercos
que Em Tempo de Antonio Monis Barreto Governador que foi dos
Estado da India, os Achens & Jaos Poserao a Fortaleza de Malaca,
Sendo Tristao Vaz da Veiga Capitao Della (1585) mengisahkan
episode politik aliansi Aceh dan Jepara pada tahun 1572 sebagai
berikut:
“...mandou reforcar fua armada, & provocara rainha do reino de Iapara
com duvidas (por poderosa en fenhorio e eftado naquella regiao de
Iaoa) prohibiffe aoes feus yr com mantimentos a Malacca, & quisesse
mandar o poder que lhe pareceffe pera com o feu a
cercar...codefcendeo a raynha com a embxada & mandou com
difsimulacam defender os mantimentos: & a voltas defta defefa
comecou ordenar o que cumpria pe ra ajudar o Ache na emprefa, pera
que a folicitara & grangeara…” (Lemos, 1585, fls.5v-6)
Terjemahan: “…(Sultan) Aceh memberikan instruksi untuk
memperkuat armadanya dan untuk memprovokasi Ratu Kerajaan
Jepara dengan hadiah-hadiah, (dia adalah ratu yang sangat berkuasa
dalam kepemilikan tanah di wilayah Jawa), untuk melarang orangnya
untuk pergi ke Malaka dengan pasokan (makanan) dan dia dapat
5
mengirim orang-orangnya bersama dengan Aceh. Ratu menyetujui
rencana Aceh dan dia memberikan instruksi untuk berpura-pura
menghentikan pasokan, dalam rencana ini, dia memulai suatu
persiapan untuk memberikan bantuan pada Aceh dan dengan alasan
ini dia disambut dan dipuja…” (Lemos, 1585, fls.5v-6)
Menurut Manuel Faria e Sousa dalam karyanya Asia Portuguesa
(1674), pasukan Ratu Kalinyamat dipimpin oleh Jenderal Quiadaman
atau Laksamana Kyai Demang. Sang laksamana memimpin 15.000
pasukan dengan 80 kapal besar dan lebih dari 220 perahu lengkap
dengan amunisinya. Uraian Manuel Faria e Sousa dapat dilihat
sebagai berikut:
“...Pero no acabava de lograr entera refpracion la India, y ultimamente
Malaca de tanto, aprietos, quando a la entrada de Otubre quirer
defalentar del todo aquella placa la Reyna de Iapara, fitiandola por fu
Genera Quiaidaman, con quinze mil efcogidos lanos de guerra,
derramados por cafi ochenta juncos, como poderofos galeones, y mas
de dozientos y veinte calaluzes, o foftas, todo abundatemete
municionado…” (Faria e Sousa, 1674, fls.583-4)
Terjemahannya: “…Di awal bulan Oktober Ratu Jepara menebar
ancaman dengan mengepung kota dipimpin Jenderal Quiaidaman,
dengan 15.000 prajurit terpilih, setara dengan 80 kapal besar dan lebih
dari 220 perahu lengkap dengan amunisinya…” (Faria e Sousa, 1674,
fls.583-4)
B. Portugis Bisa Menghalau Serangan Ratu Kalinyamat.
Dalam suratnya, Pak Bagas menyebut bahwa Ratu Kalinyamat merupakan Senopati
Kasultanan Demak Bintoro, pernah menyerang Portugis di Malaka, namun kalah.
Sebenarnya Bp. Bagas mengakui bahwa Ratu Kalinyamat menyerang Malaka. Untuk
pertanyaan pernah menyerang Portugis di Malaka namun kalah, penjelasannya sebagai
berikut:
Dalam sejarah Indonesia, jarang dijumpai seorang pahlawan yang menyerang atau
melawan kolonial langsung menang dan tidak pernah kalah. Contoh Sultan Agung yang
menyerang VOC Batavia tahun 1626 dan 1628, dua kali serangan juga mengalami
kekalahan. Begitu pula, perlawanan Diponegoro terhadap Belanda tahun 1825-1830 juga
mengalami kekalahan. Nyai Ageng Serang juga demikian. Bila setiap serangan pejuang
selalu menang, maka nusantara tidak pernah dijajah oleh kolonial.
C. Ratu Kalinyamat bersama Kakak Kandung (Sunan Prawoto) dan Ayah Kandung
(Sultan Trenggono) Terlibat dalam Konspirasi Membunuh Pangeran Surawiyata
atau Pangeran Sedalepen.
Pak Bagas dalam suratnya juga menyebut bahwa Ratu Kalinyamat terlibat dalam
konspirasi jahat membunuh Pangeran Surawiyata atau Pangeran Sedalepen.
Pernyataan di atas tidak didukung oleh sumber historiografi tradisional (babad) maupun
sumber primer. Babad Tanah Jawi (JJ. Ras, 1987. Babad Tanah Jawi De Prozaversi van
Ngabehi Kertapraja voor het Eerst Uitgegeven door JJ. Meinsma en Getrancribeerd door
WL Olthof) menjelaskan bahwa Sultan Trenggono mempunyai 6 putra. Pertama putri
menikah dengan Sampang, kedua Pangeran Langgar, ketiga pangeran Prawata,
keempat putri menikah dengan Pangeran Kali Njamat, Kelima putri menikah dengan
6
Pangeran Cirebon, keenam putri menikah dengan Pangeran Jaka Tingkir (JJ, Ras: 43-
44).
Dalam babad tanah Jawi disebutkan bahwa Sunan Kudus sebagai guru dari Arya
Penangsang menjelaskan Ayah Arya Penangsang dibunuh oleh Sunan Prawata. Atas
cerita Sunan Kudus tersebut maka Arya Penangsang mengirim prajuritnya yang bernama
Rangkut untuk membunuh Sunan Prawata. Rangkut dapat membunuh Sunan Prawata
bersama istrinya (JJ. Ras, 46-47). Dari penjelasan di atas tidak ada penjelasan yang
mengatakan bahwa Pangeran Surawiyata, ayah kandung Haryo Penangsang dibunuh
oleh Kalinyamat maupun oleh Sultan Trenggono. Yang membunuh ayah Arya
Penangsang adalah Sunan Prawata saat pulang dari jumatan.
Ratu Kalinyamat sebagai adik dari Sunan Prawata tidak terima kakaknya dibunuh. Ratu
Kalinyamat bersama suaminya saat mengadukan kematian Sunan Prawata ke Sunan
Kudus, justru mendapatkan penjelasan yang kurang menyenangkan. Bahkan ketika dia
(Ratu Kalinyamat) pulang ke Kalinyamat Jepara, suaminya dibunuh oleh utusan Arya
Penangsang. Hal inilah yang membuat Ratu Kalinyamat marah kepada Arya
Penangsang. Dia (Ratu Kalinyamat) tidak bisa berbuat apa-apa terkait dengan kondisi
tersebut. Yang dilakukan hanya mengadu kepada adipati Pajang, Ki Pamanahan dan Ki
Panjawi saat dikunjungi ditempat pertapaannya, di Dana-Raja (JJ. Ras, 47).
D. Pangeran Surawiyata adalah pewaris tahta Kasultanan Demak Bintoro yang
dibunuh oleh Prawata (kakak kandung Kalinyamat) atas perintah ayahnya, yaitu
Trenggono.
Pak Bagas juga menulis bahwa Sunan Prawata membunuh Pangeran Surawiyata.
Atas hal ini dapat dijelaskan bahwa tidak ada satu sumber di Babad Tanah Jawi yang
menjelaskan keterlibatan Sultan Prawata. Justru Ratu Kalinyamat merupakan pihak yang
menjadi korban karena suami Ratu Kalinyamat, Sultan Hadirin dibunuh oleh Arya
Penangsang.
E. Apakah RK Membebaskan Nusantara dari penjajahan bangsa asing?
Ratu Kalinyamat, dalam definisi pahlawan nasional, merupakan sosok yang berjasa dan
berjuang melawan kolonialisme Portugis. Sejarah Indonesia menjelaskan bahwa ketika
menyebut kolonialisme di nusantara, maka negara kolonial diantaranya Portugis,
Spanyol, Belanda, Prancis, Inggris, dan Jepang. Ratu Kalinyamat melawan Portugis di
Malaka dan Maluku. Penguasaan dua lokasi perdagangan tersebut sangat mengganggu
eksistensi perdagangan dan pelayaran di nusantara baik yang dilakukan oleh orang
Jepara, Jawa, Sumatra, Aceh, Kalimantan, Maluku dan Sulawesi.
F. Apakah di era Kalinyamat, Nusantara sudah dijajah bangsa asing secara
menyeluruh?
Pada tahun 1549 hingga 1579, Portugis hanya mampu menguasai beberapa daerah di
Nusantara diantaranya Malaka dan Maluku. Kedua wilayah tersebut diakui sebagai
bagian dari Nusantara. Sampai tahun 1874, Nusantara baru dikuasai sepenuhnya oleh
Belanda dengan jatuhnya Aceh ke tangan Belanda.
Hal ini menunjukkan bahwa kolonial yang bercokol di Nusantara tidak pernah menguasai
Nusantara secara menyeluruh. Sebagai gambaran, tahun 1599, Malahayati yang
diangkat sebagai pahlawan nasional adalah sosok yang membunuh Cornelis de
Houtman, pedagang Belanda. Pada kurun waktu tersebut, Belanda belum menjajah satu
jengkal tanahpun di nusantara. Pada tahun1628, saat VOC diserang oleh Sultan Agung
7
dari Mataram, VOC juga hanya menguasai beberapa daerah di Nusantara, bukan
keseluruhan Nusantara.
G. Giliran Kalinyamat balas dendam ke Haryo Penangsang. Kalinyamat bersumpah
akan terus bertapa telanjang di Pegunungan Donorojo, Pati, sampai Haryo
Penangsang berhasil terbunuh. Dalam proses mencari jago yang berani melawan
Adipati Haryo Penangsang, Kalinyamat telah melakukan hal tidak terpuji dan
sangat merendahkan derajat seorang wanita.
Meskipun dalam babad Tanah Jawi disebutkan bahwa Ratu Kalinyamat melakukan
mertopo Awewodo, sesuai dengan pendapat Koentjaraningrat (1984) mengutip dari J.
Knebel (1897:119-120) dalam karangannya mengenai kisah Darmakusuma, murid dari
seorang wali pada abad ke-16 yang menjelaskan tentang berbagai cara dalam
melakukan tapa:
1. Tapa ngalong, dengan bergantung terbalik, dengan kedua kaki diikat pada
dahan sebuah pohon.
2. Tapa nguwat, yaitu bersamadi di samping makam (nenek-moyang anggota
keluarga, atau orang keramat, untuk suatu jangka waktu tertentu).
3. Tapa bisu, dengan menahan diri untuk tidak berbicara, cara bertapa
semacam ini biasanya didahului oleh suatu janji.
4. Tapa bolot, yaitu tidak membersihkan diri selama jangka waktu
tertentu.
5. Tapa ngidang, dengan jalan menyingkir sendiri ke dalam hutan.
6. Tapa ngramban, dengan menyendiri di dalam hutan dan hanya makan
tumbuh-tumbuhan
7. Tapa ngambang, dengan jalan merendam diri di tengah sungai selama
beberapa waktu yang sudah ditentukan.
8. Tapa ngeli, adalah cara bersamadi dengan membiarkan diri dihanyutkan arus
air di atas sebuah rakit.
9. Tapa tilem, dengan cara tidur untuk suatu jangka waktu tertentu tanpa
makan apa-apa.
10. Tapa mutih, yaitu hanya makan nasi saja, tanpa lauk pauk.
11. Tapa mangan, dilakukan dengan jalan tidak tidur, tetapi boleh makan.
Dari sebelas jenis tapabrata dalam budaya Jawa, tidak ada tapa wuda seperti yang
dilakukan Ratu Kalinyamat. Seseorang dalam melakukan ritual akan mengikuti tradisi
yang sudah lazim berlaku dalam masyarakat. Jika demikian maka tapa wuda dalam kisah
Ratu Kalinyamat bukan merupakan cara ritual orang Jawa untuk mengatasi kesulitan
hidup. Jadi, tapa wuda merupakan makna simbolik keikhlasan Ratu Kalinyamat untuk
meninggalkan kemewahan duniawi yang didorong oleh penyerahan total kepada Tuhan
Yang Maha Kuasa.
H. Akhirnya, Adipati Pajang, Hadiwijaya maju sebagai jago, yang berani melawan
Haryo Penangsang atas dukungan Panjawi, Pemanahan, dan Jurumertani. Hadiah
yang dijanjikan Kalinyamat ke Hadiwijaya (adik ipar tiri Kalinyamat) adalah cinta
dan tubuh Kalinyamat berserta Semangkin dan Perihatin (puteri-puteri Perwata)
yang masih bau kencur.
Dalam Babad Tanah Jawi disebutkan bahwa Ratu Kalinyamat tidak pernah menyerahkan
cinta dan tubuhnya pada Hadiwijaya sebagai hadiah bila bisa membunuh Arya
Penangsang. Yang dijanjikan bila Hadiwijaya bisa membunuh Arya Penangsang maka
Ratu Kalinyamat akan menyerahkan Negari Kalinyamat, negari Prawata, Negari Pati, dan
Raja Brono. Selain itu Ratu Kalinyamat menyerahkan 2 abdinya kepada Hadiwijaya dan
8
ada yang menyebut sebagai bekas istri Sunan Prawata dan ada yang menyebut sebagai
istri prajurit. Setelah diminta Hadiwijaya, wanita tersebut diserahkan oleh suaminya
kepada Hadiwijaya. Bahkan setelah Arya Penangsang dibunuh, Adipati Pajang hanya
menerima seorang perempuan yang masih kecil. Perempuan inipun dititipkan ke
Pamanahan sampai akil baligh. Selain itu tidak disebutkan nama-nama puteri Prawata
baik Semangkin maupun Prihatin (JJ. Ras, 51-61).
Pamanahan justru meminta kepada ratu Kalinyamat berupa Pusaka dalam bentuk cincin
(ali-ali) berwarna merah (menjangan Bang) dan ali-ali Inten (Si Oeloek).
I. Kalinyamat menikah dengan Hadiwijaya, menjadi garwa selir. Kalinyamat merasa
tidak nyaman berbagi cinta dengan adik tirinya yang sudah lebih dahulu menjadi
garwa padmi Hadiwijaya, yaitu Kanjeng Ratumas Kambang. Kalinyamat dan
KanjengRatumas Kambang adalah puteriSultan Trenggonodariibu yang berbeda.
Pak Bagas menyebut Ratu Kalinyamat menikah dengan Hadiwijaya. Namun tidak ada
sumber dalam Babad Tanah Jawi yang menyebutkan demikian.
J. Di era Sutawijaya menjadi Panembahan Senopati ing Ngalaga Ngabehi Loring
Pasar, di Kademangan Mentaok atau Mataram, makam Kalinyamatan diputer
dipindah di Hastorenggo, Kotagede.
Terhadap pernyataan Pak Bagas itu, kami sampaikan bahwa tidak ada sumber yang
menyatakan demikian. Kesamaan nama dalam periode tertentu atau dalam periode
berbeda adalah wajar. Mungkin Namanya sama, tetapi temporal nya berbeda. Yang
dipercaya adalah Ratu Kalinyamat makamnya di Mantingan Jepara.
K. Ratu Kalinyamat Memenuhi Kriteria menjadi Pahlawan Nasional.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2009 2009 Tentang
Gelar, Tanda Jasa, Dan Tanda Kehormatan disebutkan bahwa “Pahlawan Nasional
adalah Pahlawan Nasional adalah gelar yang diberikan kepada warga negara Indonesia
atau seseorang yang berjuang melawan penjajahan di wilayah yang sekarang menjadi
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang gugur atau meninggal dunia demi
membela bangsa dan negara, atau yang semasa hidupnya melakukan tindakan
kepahlawanan atau menghasilkan prestasi dan karya yang luar biasa bagi pembangunan
dan kemajuan bangsa dan negara Republik Indonesia.”
Untuk menjadikan seseorang memperoleh gelar pahlawan maka harus memenuhi
persyaratan umum yang dibuktikan melalui beberapa kriteria:
1. WNI atau seseorang yang berjuang di wilayah yang sekarang menjadi wilayah
NKRI;
2. Memiliki integritas moral dan keteladanan;
3. Berjasa terhadap bangsa dan negara;
4. Berkelakuan baik;
5. Setia dan tidak mengkhianati bangsa dan negara
6. Tidak pernah dipidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang
diancam dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun.
Penjelasannya sebagai berikut:
9
1. WNI atau Seseorang yang Berjuang di Wilayah yang Sekarang Menjadi
Wilayah NKRI
Ratu Kalinyamat melakukan perjuangan melawan kolonialisme Portugis di
Malaka dan Maluku. Ratu Kalinyamat melawan kolonialisme Portugis sebanyak
empat kali. Pertama tahun 1551 Ratu Kalinyamat bersama Johor mengirim
pasukan ke Malaka, kedua tahun 1564–1565 membela dan mengirim pasukan
ke Hitu, ketiga tahun 1568 mengirim pasukan ke Malaka, dan keempat tahun
1574 mengirim pasukan ke Malaka. Upaya pembebasan wilayah perairan pantai
timur Sumatra termasuk Aceh dan Maluku yang saat ini menjadi wilayah bagian
dari Nusantara (wilayah NKRI sekarang) menunjukkan sikap perlawanan
kolonialisme Portugis yang melakukan monopoli perdagangan dan blokade
pelayaran. Begitu pula keberadaan Jepara sebagai kekuatan maritim besar di
bawah Ratu kalinyamat dalam posisi keindonesiaan saat ini merupakan bagian
dari wilayah NKRI.
2. Memiliki Integritas Moral dan Keteladanan
Sebagai putri dari Sultan Trenggana, Ratu Kalinyamat dipercaya mendidik
Pangeran Arya atau Pangeran Jepara, putra Sultan Hasanudin dari Banten.
Pada tahun 1579, ketika Ratu Kalinyamat telah meninggal dunia, Pangeran Arya
yang bergelar Pangeran Jepara menjadi penguasa Jepara menggantikan Ratu
Kalinyamat. Setelah Pangeran Hadiri meninggal pada 1549, Ratu Kalinyamat
tetap menjanda hingga meninggalnya (1579). Ratu Kalinyamat, dapat
memberikan keteladanan dalam segala aspek. Dari sisi agama, selain berguru
pada Sunan Kudus, dia mendirikan masjid Mantingan tahun 1559 yang ditandai
adanya candra sengkala “rupa brahma warna sari.”
Masjid peninggalan Ratu Kalinyamat masih berdiri hingga saat ini. Masjid ini
merupakan lembaga yang mengajarkan nilai-nilai luhur yang berkaitan dengan
moral masyarakat. Dari aspek budaya, pada masa kepemimpinannya lahir
kerajinan ukir yang ditandai adanya motif ragam ukir di dinding masjid
Mantingan. Motif ukir di masjid Mantingan merupakan motif lokal Jepara sebagai
bentuk perpaduan antara motif China, motif Hindu, dan motif Islam. Ini
menandakan Ratu Kalinyamat merupakan perintis lahirnya ekonomi kreatif ukir
di Jepara
3. Berjasa terhadap Bangsa dan Negara
Selain karya monumental yang masih dirasakan manfaatnya sampai sekarang
(masjid Mantingan, kerajinan ukir, motif ukir, benteng, makam, dan lain-lain),
Ratu Kalinyamat telah mengirim armada perang melawan kolonialisme Portugis
sebanyak empat kali yaitu tahun 1551 mengirim pasukan ke Malaka, tahun
1964- 1565 membela dan mengirim pasukan ke Hitu, tahun 1568 mengirim
pasukan ke Malaka, dan tahun 1574 mengirim pasukan ke Malaka. Itu artinya
bahwa peran Ratu Kalinyamat tidak hanya dalam lingkup lokal, tetapi juga
lingkup regional dan nasional. Dalam konteks sekarang ini, dapat dimaknai
bahwa Ratu Kalinyamat mempunyai jiwa dan semangat nasionalisme yang
cukup kuat melawan kolonialisme. Pada saat itu kolonialisme Portugis tidak
hanya merugikan pedagang Jepara, tetapi juga pedagang lain yang ada di
Nusantara. Ini artinya bahwa Ratu Kalinyamat memikirkan kepentingan yang
lebih luas, tidak hanya mementingkan dirinya sendiri.
10
4. Berkelakuan Baik
Ratu Kalinyamat adalah seorang istri yang setia kepada suaminya dan
menyayangi keluarganya. Ratu Kalinyamat beserta suaminya, Pangeran
Kalinyamat (Pangeran Hadiri) sangat sedih atas kematian saudaranya, Sunan
Prawata sehingga sang Ratu naik banding ke Sunan Kudus. Ratu Kalinyamat
seorang yang berahlak baik sehingga Ratu Kalinyamat mau menjadi pelindung
anak-anak saudaranya. Dua anak almarhum Sunan Prawata yang dibunuh Arya
Penangsang diambil sebagai anak angkat. Selain itu, Pangeran Arya, anak
Sultan Hasanudin dari Banten, bahkan diangkat sebagai putra mahkota Jepara
karena Ratu Kalinyamat tidak memiliki anak.
5. Setia dan Tidak Mengkhianati Bangsa dan Negara
Kekalahan melawan kolonialisme Portugis dalam empat serangan ke Malaka
dan Maluku tahun 1551 ke Malaka, 1564–1565 ke Hitu, 1568 ke Malaka, dan
1574 ke Malaka, menunjukkan bahwa Ratu Kalinyamat merupakan sosok yang
setia terhadap wilayah yang sekarang menjadi NKRI. Ratu Kalinyamat tidak
pernah jera dalam melakukan perlawanan terhadap kolonilisme. Meskipun
serangan ini juga gagal, tidak membuat Ratu Kalinyamat menyerah dan
berkhianat untuk bekerja samadengan penjajah Portugis. Ratu Kalinyamat tetap
berjuang melawan hegemoni Portugis dan tidak ada satu sumber pun yang
menyebutkan Ratu Kalinyamat bekerja sama dengan Portugis sampai
meninggal tahun 1579.
6. Tidak Pernah Dipidana Penjara Berdasarkan Putusan Pengadilan yang
Telah Memperoleh Kekuatan Hukum Tetap karena Melakukan Tindak
Pidana yang Diancam dengan Pidana Penjara Paling Singkat 5 (lima)
Tahun.
Ratu Kalinyamat merupakan sosok yang berjuang melawan kolonialisme
Portugis di wilayah Nusantara yang sekarang menjadi wilayah Indonesia.
Selain memenuhi persyaratan umum tersebut di atas, berdasarkan Pasal 26 UU No.
20 Tahun 2009, gelar pahlawan nasional harus memenuhi persyaratan khusus yaitu:
1. Pernah Memimpin dan Melakukan Perjuangan Bersenjata atau Perjuangan
Politik atau Perjuangan dalam Bidang Lain untuk Mencapai, Merebut,
Mempertahankan, dan Mengisi Kemerdekaan serta Mewujudkan Persatuan
dan Kesatuan Bangsa. Pengiriman pasukan Ratu Kalinyamat Ratu melawan
kolonialisme Portugis sebanyak empat yaitu tahun 1551 mengirim pasukan ke
Malaka, tahun 1564–1565 membela dan mengirim pasukan ke Hitu, tahun 1568
mengirim pasukan ke Malaka, dan tahun 1574 mengirim pasukan ke Malaka.
Pengiriman pasukan ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Bila tidak ada
kemauan untuk mengusir kolonialisme Portugis di Malaka dan Maluku maka
penyerangan dari Jepara tidak mungkin terealisasi.
2. Tidak Pernah Menyerah pada Musuh dalam Perjuangan. Ratu Kalinyamat
berkali-kali mengirim pasukan dan tidak pernah menyerah pada kolonialisme
Portugis. Meskipun telah gagal melakukan penyerangan kepada Portugis tahun
1551, 1564–1565, 1568, dan 1574 tidak menyurutkan langkah perjuangan Ratu
Kalinyamat melawan Portugis di Malaka dan Maluku. Ratu Kalinyamat berusaha
melepaskan Malaka dan Maluku dari cengkeraman kolonialisme dan berusaha
membebaskan para pedagang di Nusantara agar dapat berdagang di Malaka
tanpa monopoli Portugis.
11
3. Melakukan Pengabdian dan Perjuangan yang Berlangsung Hampir
Sepanjang Hidup dan Melebihi Tugas yang Diembannya. Pengabdian yang
dilakukan oleh Ratu Kalinyamat sudah sejak lama. Ratu Kalinyamat telah
melakukan pengabdian yang besar saat menjadi penguasa Jepara dari tahun
1549 hingga 1579. Selama kurun waktu tersebut pengabdian dalam sektor
ekonomi, sosial, politik budaya, dan hubungan luar negeri juga telah ditunjukkan.
Ini artinya bahwa Ratu Kalinyamat melakukan pengabdian dan perjuangan yang
berlangsung sepanjang hidupnya melebihi tugas yang diembannya.
4. Pernah Melahirkan Gagasan atau Pemikiran Besar yang Dapat Menunjang
Pembagunan Bangsa dan Negara. Ratu Kalinyamat telah melahirkan gagasan
dan pemikiran yang dapat dilihat dari keberhasilannya membangun masjid,
makan, benteng, dan perkembangan seni ukiran.
5. Pernah Menghasilkan Karya Besar yang Bermanfaat bagi Kesejahteraan
Masyarakat Luas atau Meningkatkan Harkat dan Martabat Bangsa. Ratu
Kalinyamat menggunakan seni sebagai sarana dakwah dan penyebaran agama
Islam. Masjid dan makam Mantingan, kecuali mengandung unsur-unsur budaya
bernuansa Hindu juga mengandung budaya Islam. Di sana terjalin proses
akulturasi yang terjalin secara harmonis. Di dalamnya memiliki muatan nilai-nilai
yang mengandung perpaduan antara misi dan pesan syiar Islam di balik bentuk
visual estetik, yang tersamarmenjadi stilasi sulur-suluran berbentuk ukiran-ukiran
indah.
6. Memiliki Konsistensi Jiwa dan Semangat Kebangsaan yang Tinggi.
Pengiriman pasukan Ratu Kalinyamat melawan kolonialisme Portugis sebanyak
empat (kali) yaitu tahun 1551 mengirim pasukan ke Malaka, pada 1564–1565
membela dan mengirim pasukan ke Hitu, tahun 1568 mengirim pasukan ke
Malaka, dan tahun 1574 mengirim pasukan ke Malaka. Hal ini menunjukkan
adanya konsistensi perjuangan Ratu Kalinyamat melawan dan mengusir
kolonialisme Portugis.
7. Melakukan Perjuangan yang Mempunyai Jangkauan Luas dan Berdampak
Nasional. Kebesaran Jepara yang dipimpin Ratu Kalinyamat ternyata
berpengaruh bukan hanya di sepanjang pantai utara Jawa dari Jepara ke Banten
saja. Pada tahun 1545, Jepara merupakan kota dagang utama dan menjadi
pelindung penduduk Hitu di Ambon ketika mereka merasa terancam oleh orang-
orang Portugis dari Ternate. Tahun 1551 Ratu Kalinyamat mengirim pasukan ke
Malaka, membela bangsa Hitu dan mengirim pasukan ke Maluku 1564–1565,
1568 mengirim pasukan ke Malaka serta tahun 1574 mengirim pasukan ke
Malaka. Ini menandakan bahwa perjuangan Ratu Kalinyamat mempunyai
jangkauan luas dan berdampak nasional.
Pengusulan Ratu Kalinyamat sebagai Pahlawan Nasional merupakan keinginan masyarakat
Jepara yang diusulkan oleh pemerintah daerah Kabupaten Jepara dan direkomendasikan
oleh Gubernur Provinsi Jawa Tengah. Tim Pakar Ratu Kalinyamat mencari fakta dan sumber
primer yang didukung oleh keinginan bersama untuk berbangsa dan bertanah air dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ratu Kalinyamat merupakan sosok pahlawan (maritim
nusantara) dan contoh teladan dari kesetaraan perempuan yang diakui oleh Kerajaan-
kerajaan Islam Pesisir yang keberadaannya dituliskan dalam catatan perjalanan orang
Portugis.
Demikian pernyataan akademik yang dapat kami sampaikan terhadap surat terbuka Saudara
Bagas Pujilaksono, dengan harapan agar Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan kesehatan
dan kebahagiaan. Wassalam
12
Jakarta, 17 Agustus 2022
Hormat kami,
Tim Pakar Naskah Akademik Ratu Kalinyamat
1. Prof. Dr. Ratno Lukito (Ketua)
2. Dr Alamsyah (anggota)
3. Dr Chusnul Hayati (anggota)
4. Dr Connie Rahakundini Bakrie (anggota)
5. Dr Irwansyah (anggota)

More Related Content

What's hot

Dominasi Pemerintahan Kolonial belanda
Dominasi Pemerintahan Kolonial belandaDominasi Pemerintahan Kolonial belanda
Dominasi Pemerintahan Kolonial belanda
Reynal Dasukma Hidayat
 
Kolonialisme inggris
Kolonialisme inggrisKolonialisme inggris
Kolonialisme inggris
michael park
 
Kelompok 7 Kerajaan Makassar (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam di Ind...
Kelompok 7 Kerajaan Makassar (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam di Ind...Kelompok 7 Kerajaan Makassar (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam di Ind...
Kelompok 7 Kerajaan Makassar (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam di Ind...
Mulia Fathan
 
Sejarah - Kerajaan Ternate&Tidore
Sejarah - Kerajaan Ternate&TidoreSejarah - Kerajaan Ternate&Tidore
Sejarah - Kerajaan Ternate&Tidore
Rania Afifa Dewi
 
Zaman penjajahan
Zaman penjajahanZaman penjajahan
Zaman penjajahan
Fitri117
 
Kerajaan Tidore
Kerajaan TidoreKerajaan Tidore
Kerajaan Tidore
Annisa Wasistiana
 
Perlawanan kerajaan ternate tidore
Perlawanan kerajaan ternate tidorePerlawanan kerajaan ternate tidore
Perlawanan kerajaan ternate tidore
canisius75
 
Kerajaan mataram islam
Kerajaan mataram islamKerajaan mataram islam
Kerajaan mataram islam
Annisa Wasistiana
 
Letak kerajaan banten
Letak kerajaan bantenLetak kerajaan banten
Letak kerajaan bantenDinasti_Tiara
 
Sejarah Kerajaan Majapahit
Sejarah Kerajaan MajapahitSejarah Kerajaan Majapahit
Sejarah Kerajaan Majapahit
Xmipa6
 
Proposal Proyek Film Pendek - Kemudahan Penggunaan E-Money di Indonesia
Proposal Proyek Film Pendek - Kemudahan Penggunaan E-Money di IndonesiaProposal Proyek Film Pendek - Kemudahan Penggunaan E-Money di Indonesia
Proposal Proyek Film Pendek - Kemudahan Penggunaan E-Money di Indonesia
Dimas Ramadhani
 
VOC
VOCVOC
KERAJAAN GOWA DAN TALLO .pptx
KERAJAAN GOWA DAN TALLO .pptxKERAJAAN GOWA DAN TALLO .pptx
KERAJAAN GOWA DAN TALLO .pptx
DerenJovankenHalim
 
Biografi lengkap kapitan pattimura
Biografi lengkap kapitan pattimuraBiografi lengkap kapitan pattimura
Biografi lengkap kapitan pattimura
EKo Sup
 
Perang melawan kolonialisme
Perang melawan kolonialismePerang melawan kolonialisme
Perang melawan kolonialisme
Fikri Yaqin
 
Soal Sejarah MAsuknya Islam
Soal Sejarah MAsuknya IslamSoal Sejarah MAsuknya Islam
Soal Sejarah MAsuknya Islam
Usmawatidewi
 
Terbentuknya jaringan keilmuan dinusantara
Terbentuknya jaringan keilmuan dinusantaraTerbentuknya jaringan keilmuan dinusantara
Terbentuknya jaringan keilmuan dinusantara
Diennisa Thahira
 
PAHLAWAN INDONESIA (ARISKA COMPNET)
PAHLAWAN INDONESIA (ARISKA COMPNET)PAHLAWAN INDONESIA (ARISKA COMPNET)
PAHLAWAN INDONESIA (ARISKA COMPNET)
ARISKA COMPNET
 

What's hot (20)

Dominasi Pemerintahan Kolonial belanda
Dominasi Pemerintahan Kolonial belandaDominasi Pemerintahan Kolonial belanda
Dominasi Pemerintahan Kolonial belanda
 
Kolonialisme inggris
Kolonialisme inggrisKolonialisme inggris
Kolonialisme inggris
 
Kelompok 7 Kerajaan Makassar (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam di Ind...
Kelompok 7 Kerajaan Makassar (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam di Ind...Kelompok 7 Kerajaan Makassar (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam di Ind...
Kelompok 7 Kerajaan Makassar (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam di Ind...
 
Sejarah - Kerajaan Ternate&Tidore
Sejarah - Kerajaan Ternate&TidoreSejarah - Kerajaan Ternate&Tidore
Sejarah - Kerajaan Ternate&Tidore
 
Zaman penjajahan
Zaman penjajahanZaman penjajahan
Zaman penjajahan
 
Kerajaan Tidore
Kerajaan TidoreKerajaan Tidore
Kerajaan Tidore
 
Perlawanan kerajaan ternate tidore
Perlawanan kerajaan ternate tidorePerlawanan kerajaan ternate tidore
Perlawanan kerajaan ternate tidore
 
Kerajaan mataram islam
Kerajaan mataram islamKerajaan mataram islam
Kerajaan mataram islam
 
Letak kerajaan banten
Letak kerajaan bantenLetak kerajaan banten
Letak kerajaan banten
 
Kerajaan Demak
Kerajaan DemakKerajaan Demak
Kerajaan Demak
 
Ppt bali
Ppt baliPpt bali
Ppt bali
 
Sejarah Kerajaan Majapahit
Sejarah Kerajaan MajapahitSejarah Kerajaan Majapahit
Sejarah Kerajaan Majapahit
 
Proposal Proyek Film Pendek - Kemudahan Penggunaan E-Money di Indonesia
Proposal Proyek Film Pendek - Kemudahan Penggunaan E-Money di IndonesiaProposal Proyek Film Pendek - Kemudahan Penggunaan E-Money di Indonesia
Proposal Proyek Film Pendek - Kemudahan Penggunaan E-Money di Indonesia
 
VOC
VOCVOC
VOC
 
KERAJAAN GOWA DAN TALLO .pptx
KERAJAAN GOWA DAN TALLO .pptxKERAJAAN GOWA DAN TALLO .pptx
KERAJAAN GOWA DAN TALLO .pptx
 
Biografi lengkap kapitan pattimura
Biografi lengkap kapitan pattimuraBiografi lengkap kapitan pattimura
Biografi lengkap kapitan pattimura
 
Perang melawan kolonialisme
Perang melawan kolonialismePerang melawan kolonialisme
Perang melawan kolonialisme
 
Soal Sejarah MAsuknya Islam
Soal Sejarah MAsuknya IslamSoal Sejarah MAsuknya Islam
Soal Sejarah MAsuknya Islam
 
Terbentuknya jaringan keilmuan dinusantara
Terbentuknya jaringan keilmuan dinusantaraTerbentuknya jaringan keilmuan dinusantara
Terbentuknya jaringan keilmuan dinusantara
 
PAHLAWAN INDONESIA (ARISKA COMPNET)
PAHLAWAN INDONESIA (ARISKA COMPNET)PAHLAWAN INDONESIA (ARISKA COMPNET)
PAHLAWAN INDONESIA (ARISKA COMPNET)
 

Similar to Pernyataan Akademik Tim Pakar Ratu Kalinyamat 17 Agustus 2022.docx

7 Unsur Kebudayaan Suku Aztek
7 Unsur Kebudayaan Suku Aztek7 Unsur Kebudayaan Suku Aztek
7 Unsur Kebudayaan Suku Aztek
Noviary Sastra Asmara
 
Poros maritim dan arus balik kebudayaan
Poros maritim dan arus balik kebudayaanPoros maritim dan arus balik kebudayaan
Poros maritim dan arus balik kebudayaanDudi Hartono
 
Meyka makalh
Meyka makalhMeyka makalh
Meyka makalh
Rahmat Saputra
 
KESULTANAN DELI ZAMAN PRA KOLONIAL
KESULTANAN DELI  ZAMAN PRA KOLONIALKESULTANAN DELI  ZAMAN PRA KOLONIAL
KESULTANAN DELI ZAMAN PRA KOLONIAL
WahyuHatta1
 
1.kedatangan bangsa barat ke indonesia ( SEJARAH KELAS X )
1.kedatangan bangsa barat ke indonesia ( SEJARAH KELAS X )1.kedatangan bangsa barat ke indonesia ( SEJARAH KELAS X )
1.kedatangan bangsa barat ke indonesia ( SEJARAH KELAS X )
Winda Rizkiana
 
Kerajaan Samudra Pasai
Kerajaan Samudra PasaiKerajaan Samudra Pasai
Kerajaan Samudra Pasai
Suratno Ratno Miharjo
 
Akulturasi 1
Akulturasi 1Akulturasi 1
Akulturasi 1
iwan Alit
 
3 BAB I sosial budaya
3 BAB  I sosial budaya3 BAB  I sosial budaya
3 BAB I sosial budaya
Azlan Abdurrahman
 
Afonso De Albuquerque
Afonso De AlbuquerqueAfonso De Albuquerque
Afonso De Albuquerque
ZahrotulKrisnia
 
Afonso De Albuquerque
Afonso De AlbuquerqueAfonso De Albuquerque
Afonso De Albuquerque
ZahrotulKrisnia
 
Kerajaan Hindu Buddha
Kerajaan Hindu BuddhaKerajaan Hindu Buddha
Kerajaan Hindu Buddha
Winda Eka
 
asal usul nama kota jepara
asal usul nama kota jeparaasal usul nama kota jepara
asal usul nama kota jepara
010426
 
BAB 2 KESULTANAN MARITIM ISLAM.pptx
BAB 2 KESULTANAN MARITIM ISLAM.pptxBAB 2 KESULTANAN MARITIM ISLAM.pptx
BAB 2 KESULTANAN MARITIM ISLAM.pptx
YeniPuspitaSari18
 
Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara
Earl Furqan T
 
Kerajaan tarumanegara
Kerajaan tarumanegaraKerajaan tarumanegara
Kerajaan tarumanegara
Rema Marninda Zahara
 
Identifikasi budaya blitar
Identifikasi budaya blitarIdentifikasi budaya blitar
Identifikasi budaya blitar
Gressi Dwiretno
 
Faktor kemunculan masyarakat maritim d Portugal (sej stpm sem 1)
Faktor kemunculan masyarakat maritim d Portugal (sej stpm sem 1)Faktor kemunculan masyarakat maritim d Portugal (sej stpm sem 1)
Faktor kemunculan masyarakat maritim d Portugal (sej stpm sem 1)
azam_hazel
 
Dracula pembantai-umat-islam-dalam-perang-salib
Dracula pembantai-umat-islam-dalam-perang-salibDracula pembantai-umat-islam-dalam-perang-salib
Dracula pembantai-umat-islam-dalam-perang-salib
Khairul Filhan
 
Kelompok 5 xi ipa 4
Kelompok 5 xi ipa 4Kelompok 5 xi ipa 4
Kelompok 5 xi ipa 4Purna Senda
 

Similar to Pernyataan Akademik Tim Pakar Ratu Kalinyamat 17 Agustus 2022.docx (20)

7 Unsur Kebudayaan Suku Aztek
7 Unsur Kebudayaan Suku Aztek7 Unsur Kebudayaan Suku Aztek
7 Unsur Kebudayaan Suku Aztek
 
Poros maritim dan arus balik kebudayaan
Poros maritim dan arus balik kebudayaanPoros maritim dan arus balik kebudayaan
Poros maritim dan arus balik kebudayaan
 
Meyka makalh
Meyka makalhMeyka makalh
Meyka makalh
 
KESULTANAN DELI ZAMAN PRA KOLONIAL
KESULTANAN DELI  ZAMAN PRA KOLONIALKESULTANAN DELI  ZAMAN PRA KOLONIAL
KESULTANAN DELI ZAMAN PRA KOLONIAL
 
1.kedatangan bangsa barat ke indonesia ( SEJARAH KELAS X )
1.kedatangan bangsa barat ke indonesia ( SEJARAH KELAS X )1.kedatangan bangsa barat ke indonesia ( SEJARAH KELAS X )
1.kedatangan bangsa barat ke indonesia ( SEJARAH KELAS X )
 
Kerajaan Samudra Pasai
Kerajaan Samudra PasaiKerajaan Samudra Pasai
Kerajaan Samudra Pasai
 
Akulturasi 1
Akulturasi 1Akulturasi 1
Akulturasi 1
 
3 BAB I sosial budaya
3 BAB  I sosial budaya3 BAB  I sosial budaya
3 BAB I sosial budaya
 
Afonso De Albuquerque
Afonso De AlbuquerqueAfonso De Albuquerque
Afonso De Albuquerque
 
Afonso De Albuquerque
Afonso De AlbuquerqueAfonso De Albuquerque
Afonso De Albuquerque
 
Kerajaan Hindu Buddha
Kerajaan Hindu BuddhaKerajaan Hindu Buddha
Kerajaan Hindu Buddha
 
asal usul nama kota jepara
asal usul nama kota jeparaasal usul nama kota jepara
asal usul nama kota jepara
 
Sejarah kerajaan kediri
Sejarah kerajaan kediriSejarah kerajaan kediri
Sejarah kerajaan kediri
 
BAB 2 KESULTANAN MARITIM ISLAM.pptx
BAB 2 KESULTANAN MARITIM ISLAM.pptxBAB 2 KESULTANAN MARITIM ISLAM.pptx
BAB 2 KESULTANAN MARITIM ISLAM.pptx
 
Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara
 
Kerajaan tarumanegara
Kerajaan tarumanegaraKerajaan tarumanegara
Kerajaan tarumanegara
 
Identifikasi budaya blitar
Identifikasi budaya blitarIdentifikasi budaya blitar
Identifikasi budaya blitar
 
Faktor kemunculan masyarakat maritim d Portugal (sej stpm sem 1)
Faktor kemunculan masyarakat maritim d Portugal (sej stpm sem 1)Faktor kemunculan masyarakat maritim d Portugal (sej stpm sem 1)
Faktor kemunculan masyarakat maritim d Portugal (sej stpm sem 1)
 
Dracula pembantai-umat-islam-dalam-perang-salib
Dracula pembantai-umat-islam-dalam-perang-salibDracula pembantai-umat-islam-dalam-perang-salib
Dracula pembantai-umat-islam-dalam-perang-salib
 
Kelompok 5 xi ipa 4
Kelompok 5 xi ipa 4Kelompok 5 xi ipa 4
Kelompok 5 xi ipa 4
 

More from CIkumparan

DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri DrafDOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
CIkumparan
 
REKOMENDASI EKSTERNAL RAKERNAS V final 26 Mei 2024.pdf
REKOMENDASI EKSTERNAL RAKERNAS V final 26 Mei 2024.pdfREKOMENDASI EKSTERNAL RAKERNAS V final 26 Mei 2024.pdf
REKOMENDASI EKSTERNAL RAKERNAS V final 26 Mei 2024.pdf
CIkumparan
 
Salinan Perpres Nomor 32 Tahun 2024 .pdf
Salinan Perpres Nomor 32 Tahun 2024 .pdfSalinan Perpres Nomor 32 Tahun 2024 .pdf
Salinan Perpres Nomor 32 Tahun 2024 .pdf
CIkumparan
 
SE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdf
SE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdf
SE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdf
CIkumparan
 
rilis pengawasan pungut hitung newwwwww.pdf
rilis pengawasan pungut hitung newwwwww.pdfrilis pengawasan pungut hitung newwwwww.pdf
rilis pengawasan pungut hitung newwwwww.pdf
CIkumparan
 
Pemetaan Partai Politik Pengusung Mantan Napi Korupsi.pdf
Pemetaan Partai Politik Pengusung Mantan Napi Korupsi.pdfPemetaan Partai Politik Pengusung Mantan Napi Korupsi.pdf
Pemetaan Partai Politik Pengusung Mantan Napi Korupsi.pdf
CIkumparan
 
Pemetaan Mantan Napi Korupsi dalam DCT Caleg Pemilu 2024.pdf
Pemetaan Mantan Napi Korupsi dalam DCT Caleg Pemilu 2024.pdfPemetaan Mantan Napi Korupsi dalam DCT Caleg Pemilu 2024.pdf
Pemetaan Mantan Napi Korupsi dalam DCT Caleg Pemilu 2024.pdf
CIkumparan
 
2024kpt122.pdf KPU document 2024 122xxxx
2024kpt122.pdf KPU document 2024 122xxxx2024kpt122.pdf KPU document 2024 122xxxx
2024kpt122.pdf KPU document 2024 122xxxx
CIkumparan
 
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdffff
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdffffSalinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdffff
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdffff
CIkumparan
 
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdfxxxxx
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdfxxxxxSalinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdfxxxxx
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdfxxxxx
CIkumparan
 
Keppres Nomor 8 Tahun 2024 pdfxxxxxxxxxxx
Keppres Nomor 8 Tahun 2024 pdfxxxxxxxxxxxKeppres Nomor 8 Tahun 2024 pdfxxxxxxxxxxx
Keppres Nomor 8 Tahun 2024 pdfxxxxxxxxxxx
CIkumparan
 
V3. PERS RELEASE PENERIMAAN LADK PARPOL.pdf
V3. PERS RELEASE PENERIMAAN LADK PARPOL.pdfV3. PERS RELEASE PENERIMAAN LADK PARPOL.pdf
V3. PERS RELEASE PENERIMAAN LADK PARPOL.pdf
CIkumparan
 
Peraturan BEM UI 2023 tentang Pelaporan, Penanganan, dan Pencegahan Kekerasan...
Peraturan BEM UI 2023 tentang Pelaporan, Penanganan, dan Pencegahan Kekerasan...Peraturan BEM UI 2023 tentang Pelaporan, Penanganan, dan Pencegahan Kekerasan...
Peraturan BEM UI 2023 tentang Pelaporan, Penanganan, dan Pencegahan Kekerasan...
CIkumparan
 
Salinan Perpres Nomor 79 Tahun 2023 (1).pdf
Salinan Perpres Nomor 79 Tahun 2023 (1).pdfSalinan Perpres Nomor 79 Tahun 2023 (1).pdf
Salinan Perpres Nomor 79 Tahun 2023 (1).pdf
CIkumparan
 
Rilis Timnas AMIN.pdf
Rilis Timnas AMIN.pdfRilis Timnas AMIN.pdf
Rilis Timnas AMIN.pdf
CIkumparan
 
Salinan PP Nomor 53 Tahun 2023
Salinan PP Nomor 53 Tahun 2023Salinan PP Nomor 53 Tahun 2023
Salinan PP Nomor 53 Tahun 2023
CIkumparan
 
Salinan Permohonan_3357
Salinan Permohonan_3357Salinan Permohonan_3357
Salinan Permohonan_3357
CIkumparan
 
SP - Pelantikan Pejabat Kemenkeu-final.pdf
SP - Pelantikan Pejabat Kemenkeu-final.pdfSP - Pelantikan Pejabat Kemenkeu-final.pdf
SP - Pelantikan Pejabat Kemenkeu-final.pdf
CIkumparan
 
Salinan Visi Misi Prabowo-Gibran
Salinan Visi Misi Prabowo-GibranSalinan Visi Misi Prabowo-Gibran
Salinan Visi Misi Prabowo-Gibran
CIkumparan
 
Salinan SE Peningkatan Kewaspadaan MPOX
Salinan SE Peningkatan Kewaspadaan MPOXSalinan SE Peningkatan Kewaspadaan MPOX
Salinan SE Peningkatan Kewaspadaan MPOX
CIkumparan
 

More from CIkumparan (20)

DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri DrafDOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
 
REKOMENDASI EKSTERNAL RAKERNAS V final 26 Mei 2024.pdf
REKOMENDASI EKSTERNAL RAKERNAS V final 26 Mei 2024.pdfREKOMENDASI EKSTERNAL RAKERNAS V final 26 Mei 2024.pdf
REKOMENDASI EKSTERNAL RAKERNAS V final 26 Mei 2024.pdf
 
Salinan Perpres Nomor 32 Tahun 2024 .pdf
Salinan Perpres Nomor 32 Tahun 2024 .pdfSalinan Perpres Nomor 32 Tahun 2024 .pdf
Salinan Perpres Nomor 32 Tahun 2024 .pdf
 
SE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdf
SE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdf
SE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdf
 
rilis pengawasan pungut hitung newwwwww.pdf
rilis pengawasan pungut hitung newwwwww.pdfrilis pengawasan pungut hitung newwwwww.pdf
rilis pengawasan pungut hitung newwwwww.pdf
 
Pemetaan Partai Politik Pengusung Mantan Napi Korupsi.pdf
Pemetaan Partai Politik Pengusung Mantan Napi Korupsi.pdfPemetaan Partai Politik Pengusung Mantan Napi Korupsi.pdf
Pemetaan Partai Politik Pengusung Mantan Napi Korupsi.pdf
 
Pemetaan Mantan Napi Korupsi dalam DCT Caleg Pemilu 2024.pdf
Pemetaan Mantan Napi Korupsi dalam DCT Caleg Pemilu 2024.pdfPemetaan Mantan Napi Korupsi dalam DCT Caleg Pemilu 2024.pdf
Pemetaan Mantan Napi Korupsi dalam DCT Caleg Pemilu 2024.pdf
 
2024kpt122.pdf KPU document 2024 122xxxx
2024kpt122.pdf KPU document 2024 122xxxx2024kpt122.pdf KPU document 2024 122xxxx
2024kpt122.pdf KPU document 2024 122xxxx
 
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdffff
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdffffSalinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdffff
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdffff
 
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdfxxxxx
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdfxxxxxSalinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdfxxxxx
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdfxxxxx
 
Keppres Nomor 8 Tahun 2024 pdfxxxxxxxxxxx
Keppres Nomor 8 Tahun 2024 pdfxxxxxxxxxxxKeppres Nomor 8 Tahun 2024 pdfxxxxxxxxxxx
Keppres Nomor 8 Tahun 2024 pdfxxxxxxxxxxx
 
V3. PERS RELEASE PENERIMAAN LADK PARPOL.pdf
V3. PERS RELEASE PENERIMAAN LADK PARPOL.pdfV3. PERS RELEASE PENERIMAAN LADK PARPOL.pdf
V3. PERS RELEASE PENERIMAAN LADK PARPOL.pdf
 
Peraturan BEM UI 2023 tentang Pelaporan, Penanganan, dan Pencegahan Kekerasan...
Peraturan BEM UI 2023 tentang Pelaporan, Penanganan, dan Pencegahan Kekerasan...Peraturan BEM UI 2023 tentang Pelaporan, Penanganan, dan Pencegahan Kekerasan...
Peraturan BEM UI 2023 tentang Pelaporan, Penanganan, dan Pencegahan Kekerasan...
 
Salinan Perpres Nomor 79 Tahun 2023 (1).pdf
Salinan Perpres Nomor 79 Tahun 2023 (1).pdfSalinan Perpres Nomor 79 Tahun 2023 (1).pdf
Salinan Perpres Nomor 79 Tahun 2023 (1).pdf
 
Rilis Timnas AMIN.pdf
Rilis Timnas AMIN.pdfRilis Timnas AMIN.pdf
Rilis Timnas AMIN.pdf
 
Salinan PP Nomor 53 Tahun 2023
Salinan PP Nomor 53 Tahun 2023Salinan PP Nomor 53 Tahun 2023
Salinan PP Nomor 53 Tahun 2023
 
Salinan Permohonan_3357
Salinan Permohonan_3357Salinan Permohonan_3357
Salinan Permohonan_3357
 
SP - Pelantikan Pejabat Kemenkeu-final.pdf
SP - Pelantikan Pejabat Kemenkeu-final.pdfSP - Pelantikan Pejabat Kemenkeu-final.pdf
SP - Pelantikan Pejabat Kemenkeu-final.pdf
 
Salinan Visi Misi Prabowo-Gibran
Salinan Visi Misi Prabowo-GibranSalinan Visi Misi Prabowo-Gibran
Salinan Visi Misi Prabowo-Gibran
 
Salinan SE Peningkatan Kewaspadaan MPOX
Salinan SE Peningkatan Kewaspadaan MPOXSalinan SE Peningkatan Kewaspadaan MPOX
Salinan SE Peningkatan Kewaspadaan MPOX
 

Pernyataan Akademik Tim Pakar Ratu Kalinyamat 17 Agustus 2022.docx

  • 1. 1 PERNYATAAN AKADEMIK TIM PAKAR RATU KALINYAMAT RATU KALINYAMAT BERHAK MENYANDANG GELAR PAHLAWAN NASIONAL Tim Pakar Ratu Kalinyamat Yayasan Dharma Bakti Lestari yang diketuai Prof. Dr. Ratno Lukito, dengan anggota Dr. Alamsyah, Dr. Chusnul Hayati, Dr. Connie Rahakundini Bakrie, dan Dr. Irwansyah, berterima kasih atas surat terbuka dari Dr. Bagas Pujilaksono, yang pernah menjadi peserta aktif dalam salah satu seminar ‘Menghidupkan Kembali Gagasan Menjadikan Ratu Kalinyamat sebagai Pahlawan Nasional’, yang diadakan pada 15 April 2019 di Jakarta. Pada pokok surat tersebut, Bagas Pujilaksono menyatakan tidak setuju jika Ratu Kalinyamat sebagai pahlawan nasional. Tentang ketidaksetujuan tersebut, Tim Pakar Ratu Kalinyamat melihat sebagai hak pribadi. Namun demikian, terhadap sejumlah alasan ketidaksetujuan tersebut, Tim Pakar Ratu Kalinyamat perlu menyampaikan dan mengklarifikasi dengan memberikan pernyataan argumentasi akademis secara terbuka juga. Dalam menyusun pernyataan argumentasi akademik, Tim Pakar Ratu Kalinyamat menggunakan data dari sumber primer yang sudah diverifikasi dengan menggunakan metode penelitian sejarah yang disepakati bersama. Sebelumnya juga, Tim Pakar Ratu Kalinyamat pernah mengundang sebanyak dua kali Profesor Vitor Rui Gomes Teixeira, Staf pengajar pada Sekolah Seni (School of Fine Arts) Fakultas Teologi dan Sekolah Bisnis Porto (Porto Business School) di Universidade Católica Portuguesa (UCP) Porto, Portugal yang meneliti tentang sejarah Portugis di Malaka. Profesor Vitor Rui Gomes Teixeira merupakan akademisi Portugis yang telah memberikan akses keberadaan data primer berupa buku-buku laporan perjalanan orang Portugis yang selama ini tersimpan dalam perpustakaan yang dimiliki oleh gereja dan universitas di Portugis. Profesor Vitor Rui Gomes Teixeira juga mengkonfirmasi dan menganalisis keberadaan Ratu Kalinyamat dalam buku-buku laporan perjalanan Portugis tersebut. Data primer yang telah diverifikasi, dikonfirmasi dan dianalisis kemudian dituangkan dan dinarasikan secara akademik dalam laporan hasil penelitian empiris dengan judul “Ratu Kalinyamat, Perempuan Perintis Antikolonialisme 1549 – 1579’’. A. Mengapa Ratu Kalinyamat Harus Jadi Pahlawan Nasional? Pak Bagas menanyakan dari perspektif apa Ratu Kalinyamat layak dijadikan Pahlawan Nasional? Atas hal ini, Tim Pakar Ratu Kalinyamat menyampaikan hal-hal sebagai berikut: 1. Ratu Kalinyamat Layak Menjadi Pahlawan Nasional. Merujuk pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2009 Tentang Gelar, Tanda Jasa, Dan Tanda Kehormatan, disebutkan bahwa Pahlawan Nasional adalah gelar yang diberikan kepada warga negara Indonesia atau seseorang yang berjuang melawan penjajahan di wilayah yang sekarang menjadi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang gugur atau meninggal dunia demi membela bangsa dan negara, atau yang semasahidupnya melakukan tindakan kepahlawanan atau menghasilkan prestasi dan karya yang luar biasa bagi pembangunan dan kemajuan bangsa dan negara Republik Indonesia. Ratu Kalinyamat adalah seseorang yang berjuang melawan penjajahan di wilayah yang sekarang menjadi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ratu Kalinyamat yang memiliki nama asli Retna Kencana adalah warga Jepara dan membantu Aceh serta Hitu-Maluku melawan kolonialisme Portugis. Keberadaan Portugis di Malaka dipandang mengancam perdagangan dan pelayaran berbagai suku bangsa di nusantara mulai dari kawasan Aceh, Sumatra, Jawa, Kalimantan,
  • 2. 2 Sulawesi, dan Maluku. Penyerangan pasukan Ratu Kalinyamat ke Malaka dan Maluku dicatat oleh orang-orang Portugis diantaranya: 1. Franscisco Peres; 2. Diogo da Couto; 3. Manuel Faria e Sousa; 4. Jorge de Lemos; 5. Dom Afonso de Noronha; 6. Dom Sebastian; 7. Cristovao Martins; 8. Artur Basilio De Sa. 2. Contoh-contoh bukti peran Ratu Kalinyamat yang didapat dari sumber-sumber primer dari Portugis: a. SERANGAN JEPARA KE MALAKA 1551. Seperti digambarkan oleh Manuel Faria e Sousa: Allilo moftra fpn los Reyes de Pera,Pan, Marruaz, y la Reyna de la* paraen lalava.Entrava lunio quando de todaefta liga fe vieron correr por el agua más de dozientos navios con más de diez mil hombres (Faria e Sousa, 1674:256) Terjemahan: “…Bersekutulah para raja dari Pera, Pao, Marruas dengan Ratu Jepara dari Jawa. Persekutuan itu membentuk armada di lautan dengan 200 kapal dan lebih dari 10.000 orang…” (Faria e Sousa, 1674:256). Diogo do Couto, sang penulis kronik Decada da Asia, menyampaikan informasi serupa. “...Pera ifto fe carteou com ElRey de Pera, Pao, Marruas, e outros feus vifinhos, que folgaram de entrar naquella liga, e mandou convidar pera ella, Rainha de Japora, na cofta de jaoa com quem tinha razao, comettendo-lhe feus partidos, e facilitando-lhe a jornado, pelo defeuido com que os Portugueses eftavam, e pela falta que de tudo tinham. Convocada efta liga, fizeram todos os della fuas juntas, e lancaram fuas armadas ao mar, negociado artilehria, municoes, e mantimentos…” (Couto, 1626-75:251-2). Terjemahan: “…Bersama dengan raja-raja Pera, Pao, Marruas, dan tetangga-tetangganya yang lain, serta mengundang Ratu dari Jepara yang terletak di pesisir pantai Jawa, yang merupakan sekutunya sejak lama, sembari memanfaatkan situasi armada Portugis yang sedang lemah-lemahnya dan banyak kekurangan pasukan. Berkat persekutuan itu, mereka menjadi armada laut siap tempur dengan artileri, amunisi, dan perbekalan yang lengkap…” (Couto, 1626- 75:251-2) Reys da liga, que fe foram ajuntar com cile, formando-fe huma Armada de mais de duzentos navios, em que entravam mais de quarenta juncos da Rainha de Japora, cujo Capitao mor era hum Jao muito valente homem, chamado Sangue de Pate, que trazia quatro, ou finco mil homens de peleja (Couto, 1626-75:253-4). Terjemahan: “…(Sultan Johor) berangkat dengan 5.000 sampai 6.000 prajurit terpilih, dan di laut bergabung dengan prajurit-prajurit dari
  • 3. 3 kerajaan yang bersekutu, membentuk satu armada dengan lebih dari 200 kapal laut (navios), belum lagi ditambah dengan 40 kapal besar (juncos) kiriman Ratu dari Jepara, yang Kaptennya terkenal sebagai orang hebat/tangguh, ‘Sang Adipati’, yang membawa 4.000 sampai 5.000 prajurit siap tempur…” (Couto, 1626-75:253-4) Romo Francisco Peres: Assi que não somente nos tiverão cerquados, mas tomarão a parte da cidade onde habitavão os mercadores qeuillins e mouros e chins e outras muytas gentes, donde se se levarão (sic) grande presa de ouro e prata e çeda, sândalo, e muyta roupa, e não pouca porçelana. E dizem que levarião mais de vinte mil almas, entre as quaes, erão alguns christãos, que soma a perda que fizerão hum conto de ouro, segundo dizem os homens que disso sabem (Carta do Francisco Peres a Seus Reino, 24 de Novembro 1551, BAL (Biblioteca da Ajuda Lisboa) 49-IV-49, fl.131v - 134 (De Sa, Documentacao, Vol.II, No.9, pag.54) Terjemahan: “…Dengan demikian, kami tak hanya dikepung, namun mereka juga menduduki bagian kota yang dihuni para pedagang Keling, Arab, dan Tiongkok, serta banyak warga lain, di mana mereka mengambil banyak muatan emas,perak, dan sutra, sandal dan banyak pakaian, serta porselen yang tidak sedikit. Konon mereka pun mengambil lebih dari dua puluh ribu jiwa, di antaranya beberapa umat Kristen yang memiliki rekening emas, demikian menurut mereka yang mengetahuinya…” (Surat dari Francisco Peres pada Raja, 24 November 1551, BAL (Biblioteca da Ajuda Lisboa) 49-IV-49, fl.131v - 134, DHMPPOI, II, No.9, 54) b. Membela Bangsa Hitu Melawan Hegemoni Portugis 1564-1565. Dalam sebuah kronik berjudul Residencia das Moluccas yang tersimpan di BNL, Fundo Geral Numero 474 menjelaskan bahwa armada Jawa itu dikirim oleh Ratu Jepara sebagaimana dapat dilihat sebagai berikut: “de como os ittos, vemdo o socorro que lhe mandou a raynha de Japora, comecaraoa fazer guerra aos christaos daquella arcepeleguo. os ittos, como homens agravados e com coracois danados, e com o socorro que lhe mamdou a raynha de Japora, em seus galeois da carreira, partimdo pera Malaca, mandarao recado aos Atives e Tavires, que davao todo o necesario aos portugueses, que logo lhe desem a obediemcia, porquanto erao seus vcallos, e assim tambem nao service, mais aos portugueses, que erao christaos, e nao os consemtisem mais em suas prayas” (A residencia das Moluccas, BM Add. 9852, BNL, Fundo Geral, Manuscrito Numero 474, DHMPPO Insulindia IV, Cap.9, 199-200). Terjemahan: “Bagaimana orang Hitu, (bersama dengan) datangnya bantuan dari Ratu Jepara, memulai serangan pada Orang Kristen di kepulauan ini (Ambon). Hitu, seperti orang yang menderita dan dengan berani, dan dengan bantuan yang dikirim Ratu Jepara, di ghali-ghali pelayaran yang berangkat ke Malaka, mengirim pesan kepada Orang- Orang Atiwe dan Tavire (Nusaniwe?), yang melakukan segala hal yang dibutuhkan oleh Portugis, yang secepatnya memberikan kepatuhannya, oleh karena itu terdapat kapal-kapal milik yang mulia
  • 4. 4 (Raja Portugis), dan ternyata tidak beroperasi, lebih (berpihak) pada Portugis, yang beragama Kristen, dan tidak ada persetujuan di pantai mereka” (A residencia das Moluccas, BM Add. 9852, BNL, Fundo Geral, Manuscrito Numero 474, DHMPPO Insulindia IV, Cap.9, 199- 200). c. Bantuan Jepara Ke Aceh untuk Menyerang Malaka 1568. Aceh juga mengirim dutanya untuk meminta bantuan pada Ratu Kalinyamat sebagaimana direkam oleh Diogo do Couto sebagai berikut: Rey do Achem tinha mandado á Rainha de Japará a pedir-lhe ajuda: e foi João da Silva tão ditoso, que o junco em que elles vinham, veio dai com elle naquella paragem onde levava por regimento esperallos e o mandou commetter pelas galeotas; e posto que se puzeram em defensão , foram entrados, e mortos á espada quantos Achéns vinham nelle, e a fazenda roubada pelos soldados, que ainda acharam bom quinhão: e com ella vitoria, e com juncos de mantimentos se recolheo João da Silva, o que tudo o Capitão estimou muito; e D. Fernando de Monroy se tornou pera a índia como foi tempo (Couto, 1626-75:165-6) Terjemahan: “…Raja Aceh telah mengirim dutanya untuk meminta bantuannya Ratu Jepará: João da Silva sangat diberkati, sehingga kapal di mana mereka naiki, datang bersamanya di perhentian di mana dia dipimpin oleh seorang pemimpin militer dan mengiriminya seorang untuk mengendalikan kapal; dan mereka ditempatkan di daerah pertahanan, mereka dimasuki, dan dibunuh oleh pedang, berapa banyak orang-orang Aceh yang masuk ke dalamnya, dan pertanian mencuri dari para prajurit, yang masih menemukan sebagian besar, yang semuanya diperkirakan banyak oleh Kapten; dan D. Fernando de Monroy merubahnya menjadi seperti India saat itu (Couto, 1626- 75:165-6) d. Mengusir Portugis di Malaka 1574. Jorge De Lemos dalam karyanya yang berjudul Hystoria dos Cercos que Em Tempo de Antonio Monis Barreto Governador que foi dos Estado da India, os Achens & Jaos Poserao a Fortaleza de Malaca, Sendo Tristao Vaz da Veiga Capitao Della (1585) mengisahkan episode politik aliansi Aceh dan Jepara pada tahun 1572 sebagai berikut: “...mandou reforcar fua armada, & provocara rainha do reino de Iapara com duvidas (por poderosa en fenhorio e eftado naquella regiao de Iaoa) prohibiffe aoes feus yr com mantimentos a Malacca, & quisesse mandar o poder que lhe pareceffe pera com o feu a cercar...codefcendeo a raynha com a embxada & mandou com difsimulacam defender os mantimentos: & a voltas defta defefa comecou ordenar o que cumpria pe ra ajudar o Ache na emprefa, pera que a folicitara & grangeara…” (Lemos, 1585, fls.5v-6) Terjemahan: “…(Sultan) Aceh memberikan instruksi untuk memperkuat armadanya dan untuk memprovokasi Ratu Kerajaan Jepara dengan hadiah-hadiah, (dia adalah ratu yang sangat berkuasa dalam kepemilikan tanah di wilayah Jawa), untuk melarang orangnya untuk pergi ke Malaka dengan pasokan (makanan) dan dia dapat
  • 5. 5 mengirim orang-orangnya bersama dengan Aceh. Ratu menyetujui rencana Aceh dan dia memberikan instruksi untuk berpura-pura menghentikan pasokan, dalam rencana ini, dia memulai suatu persiapan untuk memberikan bantuan pada Aceh dan dengan alasan ini dia disambut dan dipuja…” (Lemos, 1585, fls.5v-6) Menurut Manuel Faria e Sousa dalam karyanya Asia Portuguesa (1674), pasukan Ratu Kalinyamat dipimpin oleh Jenderal Quiadaman atau Laksamana Kyai Demang. Sang laksamana memimpin 15.000 pasukan dengan 80 kapal besar dan lebih dari 220 perahu lengkap dengan amunisinya. Uraian Manuel Faria e Sousa dapat dilihat sebagai berikut: “...Pero no acabava de lograr entera refpracion la India, y ultimamente Malaca de tanto, aprietos, quando a la entrada de Otubre quirer defalentar del todo aquella placa la Reyna de Iapara, fitiandola por fu Genera Quiaidaman, con quinze mil efcogidos lanos de guerra, derramados por cafi ochenta juncos, como poderofos galeones, y mas de dozientos y veinte calaluzes, o foftas, todo abundatemete municionado…” (Faria e Sousa, 1674, fls.583-4) Terjemahannya: “…Di awal bulan Oktober Ratu Jepara menebar ancaman dengan mengepung kota dipimpin Jenderal Quiaidaman, dengan 15.000 prajurit terpilih, setara dengan 80 kapal besar dan lebih dari 220 perahu lengkap dengan amunisinya…” (Faria e Sousa, 1674, fls.583-4) B. Portugis Bisa Menghalau Serangan Ratu Kalinyamat. Dalam suratnya, Pak Bagas menyebut bahwa Ratu Kalinyamat merupakan Senopati Kasultanan Demak Bintoro, pernah menyerang Portugis di Malaka, namun kalah. Sebenarnya Bp. Bagas mengakui bahwa Ratu Kalinyamat menyerang Malaka. Untuk pertanyaan pernah menyerang Portugis di Malaka namun kalah, penjelasannya sebagai berikut: Dalam sejarah Indonesia, jarang dijumpai seorang pahlawan yang menyerang atau melawan kolonial langsung menang dan tidak pernah kalah. Contoh Sultan Agung yang menyerang VOC Batavia tahun 1626 dan 1628, dua kali serangan juga mengalami kekalahan. Begitu pula, perlawanan Diponegoro terhadap Belanda tahun 1825-1830 juga mengalami kekalahan. Nyai Ageng Serang juga demikian. Bila setiap serangan pejuang selalu menang, maka nusantara tidak pernah dijajah oleh kolonial. C. Ratu Kalinyamat bersama Kakak Kandung (Sunan Prawoto) dan Ayah Kandung (Sultan Trenggono) Terlibat dalam Konspirasi Membunuh Pangeran Surawiyata atau Pangeran Sedalepen. Pak Bagas dalam suratnya juga menyebut bahwa Ratu Kalinyamat terlibat dalam konspirasi jahat membunuh Pangeran Surawiyata atau Pangeran Sedalepen. Pernyataan di atas tidak didukung oleh sumber historiografi tradisional (babad) maupun sumber primer. Babad Tanah Jawi (JJ. Ras, 1987. Babad Tanah Jawi De Prozaversi van Ngabehi Kertapraja voor het Eerst Uitgegeven door JJ. Meinsma en Getrancribeerd door WL Olthof) menjelaskan bahwa Sultan Trenggono mempunyai 6 putra. Pertama putri menikah dengan Sampang, kedua Pangeran Langgar, ketiga pangeran Prawata, keempat putri menikah dengan Pangeran Kali Njamat, Kelima putri menikah dengan
  • 6. 6 Pangeran Cirebon, keenam putri menikah dengan Pangeran Jaka Tingkir (JJ, Ras: 43- 44). Dalam babad tanah Jawi disebutkan bahwa Sunan Kudus sebagai guru dari Arya Penangsang menjelaskan Ayah Arya Penangsang dibunuh oleh Sunan Prawata. Atas cerita Sunan Kudus tersebut maka Arya Penangsang mengirim prajuritnya yang bernama Rangkut untuk membunuh Sunan Prawata. Rangkut dapat membunuh Sunan Prawata bersama istrinya (JJ. Ras, 46-47). Dari penjelasan di atas tidak ada penjelasan yang mengatakan bahwa Pangeran Surawiyata, ayah kandung Haryo Penangsang dibunuh oleh Kalinyamat maupun oleh Sultan Trenggono. Yang membunuh ayah Arya Penangsang adalah Sunan Prawata saat pulang dari jumatan. Ratu Kalinyamat sebagai adik dari Sunan Prawata tidak terima kakaknya dibunuh. Ratu Kalinyamat bersama suaminya saat mengadukan kematian Sunan Prawata ke Sunan Kudus, justru mendapatkan penjelasan yang kurang menyenangkan. Bahkan ketika dia (Ratu Kalinyamat) pulang ke Kalinyamat Jepara, suaminya dibunuh oleh utusan Arya Penangsang. Hal inilah yang membuat Ratu Kalinyamat marah kepada Arya Penangsang. Dia (Ratu Kalinyamat) tidak bisa berbuat apa-apa terkait dengan kondisi tersebut. Yang dilakukan hanya mengadu kepada adipati Pajang, Ki Pamanahan dan Ki Panjawi saat dikunjungi ditempat pertapaannya, di Dana-Raja (JJ. Ras, 47). D. Pangeran Surawiyata adalah pewaris tahta Kasultanan Demak Bintoro yang dibunuh oleh Prawata (kakak kandung Kalinyamat) atas perintah ayahnya, yaitu Trenggono. Pak Bagas juga menulis bahwa Sunan Prawata membunuh Pangeran Surawiyata. Atas hal ini dapat dijelaskan bahwa tidak ada satu sumber di Babad Tanah Jawi yang menjelaskan keterlibatan Sultan Prawata. Justru Ratu Kalinyamat merupakan pihak yang menjadi korban karena suami Ratu Kalinyamat, Sultan Hadirin dibunuh oleh Arya Penangsang. E. Apakah RK Membebaskan Nusantara dari penjajahan bangsa asing? Ratu Kalinyamat, dalam definisi pahlawan nasional, merupakan sosok yang berjasa dan berjuang melawan kolonialisme Portugis. Sejarah Indonesia menjelaskan bahwa ketika menyebut kolonialisme di nusantara, maka negara kolonial diantaranya Portugis, Spanyol, Belanda, Prancis, Inggris, dan Jepang. Ratu Kalinyamat melawan Portugis di Malaka dan Maluku. Penguasaan dua lokasi perdagangan tersebut sangat mengganggu eksistensi perdagangan dan pelayaran di nusantara baik yang dilakukan oleh orang Jepara, Jawa, Sumatra, Aceh, Kalimantan, Maluku dan Sulawesi. F. Apakah di era Kalinyamat, Nusantara sudah dijajah bangsa asing secara menyeluruh? Pada tahun 1549 hingga 1579, Portugis hanya mampu menguasai beberapa daerah di Nusantara diantaranya Malaka dan Maluku. Kedua wilayah tersebut diakui sebagai bagian dari Nusantara. Sampai tahun 1874, Nusantara baru dikuasai sepenuhnya oleh Belanda dengan jatuhnya Aceh ke tangan Belanda. Hal ini menunjukkan bahwa kolonial yang bercokol di Nusantara tidak pernah menguasai Nusantara secara menyeluruh. Sebagai gambaran, tahun 1599, Malahayati yang diangkat sebagai pahlawan nasional adalah sosok yang membunuh Cornelis de Houtman, pedagang Belanda. Pada kurun waktu tersebut, Belanda belum menjajah satu jengkal tanahpun di nusantara. Pada tahun1628, saat VOC diserang oleh Sultan Agung
  • 7. 7 dari Mataram, VOC juga hanya menguasai beberapa daerah di Nusantara, bukan keseluruhan Nusantara. G. Giliran Kalinyamat balas dendam ke Haryo Penangsang. Kalinyamat bersumpah akan terus bertapa telanjang di Pegunungan Donorojo, Pati, sampai Haryo Penangsang berhasil terbunuh. Dalam proses mencari jago yang berani melawan Adipati Haryo Penangsang, Kalinyamat telah melakukan hal tidak terpuji dan sangat merendahkan derajat seorang wanita. Meskipun dalam babad Tanah Jawi disebutkan bahwa Ratu Kalinyamat melakukan mertopo Awewodo, sesuai dengan pendapat Koentjaraningrat (1984) mengutip dari J. Knebel (1897:119-120) dalam karangannya mengenai kisah Darmakusuma, murid dari seorang wali pada abad ke-16 yang menjelaskan tentang berbagai cara dalam melakukan tapa: 1. Tapa ngalong, dengan bergantung terbalik, dengan kedua kaki diikat pada dahan sebuah pohon. 2. Tapa nguwat, yaitu bersamadi di samping makam (nenek-moyang anggota keluarga, atau orang keramat, untuk suatu jangka waktu tertentu). 3. Tapa bisu, dengan menahan diri untuk tidak berbicara, cara bertapa semacam ini biasanya didahului oleh suatu janji. 4. Tapa bolot, yaitu tidak membersihkan diri selama jangka waktu tertentu. 5. Tapa ngidang, dengan jalan menyingkir sendiri ke dalam hutan. 6. Tapa ngramban, dengan menyendiri di dalam hutan dan hanya makan tumbuh-tumbuhan 7. Tapa ngambang, dengan jalan merendam diri di tengah sungai selama beberapa waktu yang sudah ditentukan. 8. Tapa ngeli, adalah cara bersamadi dengan membiarkan diri dihanyutkan arus air di atas sebuah rakit. 9. Tapa tilem, dengan cara tidur untuk suatu jangka waktu tertentu tanpa makan apa-apa. 10. Tapa mutih, yaitu hanya makan nasi saja, tanpa lauk pauk. 11. Tapa mangan, dilakukan dengan jalan tidak tidur, tetapi boleh makan. Dari sebelas jenis tapabrata dalam budaya Jawa, tidak ada tapa wuda seperti yang dilakukan Ratu Kalinyamat. Seseorang dalam melakukan ritual akan mengikuti tradisi yang sudah lazim berlaku dalam masyarakat. Jika demikian maka tapa wuda dalam kisah Ratu Kalinyamat bukan merupakan cara ritual orang Jawa untuk mengatasi kesulitan hidup. Jadi, tapa wuda merupakan makna simbolik keikhlasan Ratu Kalinyamat untuk meninggalkan kemewahan duniawi yang didorong oleh penyerahan total kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. H. Akhirnya, Adipati Pajang, Hadiwijaya maju sebagai jago, yang berani melawan Haryo Penangsang atas dukungan Panjawi, Pemanahan, dan Jurumertani. Hadiah yang dijanjikan Kalinyamat ke Hadiwijaya (adik ipar tiri Kalinyamat) adalah cinta dan tubuh Kalinyamat berserta Semangkin dan Perihatin (puteri-puteri Perwata) yang masih bau kencur. Dalam Babad Tanah Jawi disebutkan bahwa Ratu Kalinyamat tidak pernah menyerahkan cinta dan tubuhnya pada Hadiwijaya sebagai hadiah bila bisa membunuh Arya Penangsang. Yang dijanjikan bila Hadiwijaya bisa membunuh Arya Penangsang maka Ratu Kalinyamat akan menyerahkan Negari Kalinyamat, negari Prawata, Negari Pati, dan Raja Brono. Selain itu Ratu Kalinyamat menyerahkan 2 abdinya kepada Hadiwijaya dan
  • 8. 8 ada yang menyebut sebagai bekas istri Sunan Prawata dan ada yang menyebut sebagai istri prajurit. Setelah diminta Hadiwijaya, wanita tersebut diserahkan oleh suaminya kepada Hadiwijaya. Bahkan setelah Arya Penangsang dibunuh, Adipati Pajang hanya menerima seorang perempuan yang masih kecil. Perempuan inipun dititipkan ke Pamanahan sampai akil baligh. Selain itu tidak disebutkan nama-nama puteri Prawata baik Semangkin maupun Prihatin (JJ. Ras, 51-61). Pamanahan justru meminta kepada ratu Kalinyamat berupa Pusaka dalam bentuk cincin (ali-ali) berwarna merah (menjangan Bang) dan ali-ali Inten (Si Oeloek). I. Kalinyamat menikah dengan Hadiwijaya, menjadi garwa selir. Kalinyamat merasa tidak nyaman berbagi cinta dengan adik tirinya yang sudah lebih dahulu menjadi garwa padmi Hadiwijaya, yaitu Kanjeng Ratumas Kambang. Kalinyamat dan KanjengRatumas Kambang adalah puteriSultan Trenggonodariibu yang berbeda. Pak Bagas menyebut Ratu Kalinyamat menikah dengan Hadiwijaya. Namun tidak ada sumber dalam Babad Tanah Jawi yang menyebutkan demikian. J. Di era Sutawijaya menjadi Panembahan Senopati ing Ngalaga Ngabehi Loring Pasar, di Kademangan Mentaok atau Mataram, makam Kalinyamatan diputer dipindah di Hastorenggo, Kotagede. Terhadap pernyataan Pak Bagas itu, kami sampaikan bahwa tidak ada sumber yang menyatakan demikian. Kesamaan nama dalam periode tertentu atau dalam periode berbeda adalah wajar. Mungkin Namanya sama, tetapi temporal nya berbeda. Yang dipercaya adalah Ratu Kalinyamat makamnya di Mantingan Jepara. K. Ratu Kalinyamat Memenuhi Kriteria menjadi Pahlawan Nasional. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2009 2009 Tentang Gelar, Tanda Jasa, Dan Tanda Kehormatan disebutkan bahwa “Pahlawan Nasional adalah Pahlawan Nasional adalah gelar yang diberikan kepada warga negara Indonesia atau seseorang yang berjuang melawan penjajahan di wilayah yang sekarang menjadi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang gugur atau meninggal dunia demi membela bangsa dan negara, atau yang semasa hidupnya melakukan tindakan kepahlawanan atau menghasilkan prestasi dan karya yang luar biasa bagi pembangunan dan kemajuan bangsa dan negara Republik Indonesia.” Untuk menjadikan seseorang memperoleh gelar pahlawan maka harus memenuhi persyaratan umum yang dibuktikan melalui beberapa kriteria: 1. WNI atau seseorang yang berjuang di wilayah yang sekarang menjadi wilayah NKRI; 2. Memiliki integritas moral dan keteladanan; 3. Berjasa terhadap bangsa dan negara; 4. Berkelakuan baik; 5. Setia dan tidak mengkhianati bangsa dan negara 6. Tidak pernah dipidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun. Penjelasannya sebagai berikut:
  • 9. 9 1. WNI atau Seseorang yang Berjuang di Wilayah yang Sekarang Menjadi Wilayah NKRI Ratu Kalinyamat melakukan perjuangan melawan kolonialisme Portugis di Malaka dan Maluku. Ratu Kalinyamat melawan kolonialisme Portugis sebanyak empat kali. Pertama tahun 1551 Ratu Kalinyamat bersama Johor mengirim pasukan ke Malaka, kedua tahun 1564–1565 membela dan mengirim pasukan ke Hitu, ketiga tahun 1568 mengirim pasukan ke Malaka, dan keempat tahun 1574 mengirim pasukan ke Malaka. Upaya pembebasan wilayah perairan pantai timur Sumatra termasuk Aceh dan Maluku yang saat ini menjadi wilayah bagian dari Nusantara (wilayah NKRI sekarang) menunjukkan sikap perlawanan kolonialisme Portugis yang melakukan monopoli perdagangan dan blokade pelayaran. Begitu pula keberadaan Jepara sebagai kekuatan maritim besar di bawah Ratu kalinyamat dalam posisi keindonesiaan saat ini merupakan bagian dari wilayah NKRI. 2. Memiliki Integritas Moral dan Keteladanan Sebagai putri dari Sultan Trenggana, Ratu Kalinyamat dipercaya mendidik Pangeran Arya atau Pangeran Jepara, putra Sultan Hasanudin dari Banten. Pada tahun 1579, ketika Ratu Kalinyamat telah meninggal dunia, Pangeran Arya yang bergelar Pangeran Jepara menjadi penguasa Jepara menggantikan Ratu Kalinyamat. Setelah Pangeran Hadiri meninggal pada 1549, Ratu Kalinyamat tetap menjanda hingga meninggalnya (1579). Ratu Kalinyamat, dapat memberikan keteladanan dalam segala aspek. Dari sisi agama, selain berguru pada Sunan Kudus, dia mendirikan masjid Mantingan tahun 1559 yang ditandai adanya candra sengkala “rupa brahma warna sari.” Masjid peninggalan Ratu Kalinyamat masih berdiri hingga saat ini. Masjid ini merupakan lembaga yang mengajarkan nilai-nilai luhur yang berkaitan dengan moral masyarakat. Dari aspek budaya, pada masa kepemimpinannya lahir kerajinan ukir yang ditandai adanya motif ragam ukir di dinding masjid Mantingan. Motif ukir di masjid Mantingan merupakan motif lokal Jepara sebagai bentuk perpaduan antara motif China, motif Hindu, dan motif Islam. Ini menandakan Ratu Kalinyamat merupakan perintis lahirnya ekonomi kreatif ukir di Jepara 3. Berjasa terhadap Bangsa dan Negara Selain karya monumental yang masih dirasakan manfaatnya sampai sekarang (masjid Mantingan, kerajinan ukir, motif ukir, benteng, makam, dan lain-lain), Ratu Kalinyamat telah mengirim armada perang melawan kolonialisme Portugis sebanyak empat kali yaitu tahun 1551 mengirim pasukan ke Malaka, tahun 1964- 1565 membela dan mengirim pasukan ke Hitu, tahun 1568 mengirim pasukan ke Malaka, dan tahun 1574 mengirim pasukan ke Malaka. Itu artinya bahwa peran Ratu Kalinyamat tidak hanya dalam lingkup lokal, tetapi juga lingkup regional dan nasional. Dalam konteks sekarang ini, dapat dimaknai bahwa Ratu Kalinyamat mempunyai jiwa dan semangat nasionalisme yang cukup kuat melawan kolonialisme. Pada saat itu kolonialisme Portugis tidak hanya merugikan pedagang Jepara, tetapi juga pedagang lain yang ada di Nusantara. Ini artinya bahwa Ratu Kalinyamat memikirkan kepentingan yang lebih luas, tidak hanya mementingkan dirinya sendiri.
  • 10. 10 4. Berkelakuan Baik Ratu Kalinyamat adalah seorang istri yang setia kepada suaminya dan menyayangi keluarganya. Ratu Kalinyamat beserta suaminya, Pangeran Kalinyamat (Pangeran Hadiri) sangat sedih atas kematian saudaranya, Sunan Prawata sehingga sang Ratu naik banding ke Sunan Kudus. Ratu Kalinyamat seorang yang berahlak baik sehingga Ratu Kalinyamat mau menjadi pelindung anak-anak saudaranya. Dua anak almarhum Sunan Prawata yang dibunuh Arya Penangsang diambil sebagai anak angkat. Selain itu, Pangeran Arya, anak Sultan Hasanudin dari Banten, bahkan diangkat sebagai putra mahkota Jepara karena Ratu Kalinyamat tidak memiliki anak. 5. Setia dan Tidak Mengkhianati Bangsa dan Negara Kekalahan melawan kolonialisme Portugis dalam empat serangan ke Malaka dan Maluku tahun 1551 ke Malaka, 1564–1565 ke Hitu, 1568 ke Malaka, dan 1574 ke Malaka, menunjukkan bahwa Ratu Kalinyamat merupakan sosok yang setia terhadap wilayah yang sekarang menjadi NKRI. Ratu Kalinyamat tidak pernah jera dalam melakukan perlawanan terhadap kolonilisme. Meskipun serangan ini juga gagal, tidak membuat Ratu Kalinyamat menyerah dan berkhianat untuk bekerja samadengan penjajah Portugis. Ratu Kalinyamat tetap berjuang melawan hegemoni Portugis dan tidak ada satu sumber pun yang menyebutkan Ratu Kalinyamat bekerja sama dengan Portugis sampai meninggal tahun 1579. 6. Tidak Pernah Dipidana Penjara Berdasarkan Putusan Pengadilan yang Telah Memperoleh Kekuatan Hukum Tetap karena Melakukan Tindak Pidana yang Diancam dengan Pidana Penjara Paling Singkat 5 (lima) Tahun. Ratu Kalinyamat merupakan sosok yang berjuang melawan kolonialisme Portugis di wilayah Nusantara yang sekarang menjadi wilayah Indonesia. Selain memenuhi persyaratan umum tersebut di atas, berdasarkan Pasal 26 UU No. 20 Tahun 2009, gelar pahlawan nasional harus memenuhi persyaratan khusus yaitu: 1. Pernah Memimpin dan Melakukan Perjuangan Bersenjata atau Perjuangan Politik atau Perjuangan dalam Bidang Lain untuk Mencapai, Merebut, Mempertahankan, dan Mengisi Kemerdekaan serta Mewujudkan Persatuan dan Kesatuan Bangsa. Pengiriman pasukan Ratu Kalinyamat Ratu melawan kolonialisme Portugis sebanyak empat yaitu tahun 1551 mengirim pasukan ke Malaka, tahun 1564–1565 membela dan mengirim pasukan ke Hitu, tahun 1568 mengirim pasukan ke Malaka, dan tahun 1574 mengirim pasukan ke Malaka. Pengiriman pasukan ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Bila tidak ada kemauan untuk mengusir kolonialisme Portugis di Malaka dan Maluku maka penyerangan dari Jepara tidak mungkin terealisasi. 2. Tidak Pernah Menyerah pada Musuh dalam Perjuangan. Ratu Kalinyamat berkali-kali mengirim pasukan dan tidak pernah menyerah pada kolonialisme Portugis. Meskipun telah gagal melakukan penyerangan kepada Portugis tahun 1551, 1564–1565, 1568, dan 1574 tidak menyurutkan langkah perjuangan Ratu Kalinyamat melawan Portugis di Malaka dan Maluku. Ratu Kalinyamat berusaha melepaskan Malaka dan Maluku dari cengkeraman kolonialisme dan berusaha membebaskan para pedagang di Nusantara agar dapat berdagang di Malaka tanpa monopoli Portugis.
  • 11. 11 3. Melakukan Pengabdian dan Perjuangan yang Berlangsung Hampir Sepanjang Hidup dan Melebihi Tugas yang Diembannya. Pengabdian yang dilakukan oleh Ratu Kalinyamat sudah sejak lama. Ratu Kalinyamat telah melakukan pengabdian yang besar saat menjadi penguasa Jepara dari tahun 1549 hingga 1579. Selama kurun waktu tersebut pengabdian dalam sektor ekonomi, sosial, politik budaya, dan hubungan luar negeri juga telah ditunjukkan. Ini artinya bahwa Ratu Kalinyamat melakukan pengabdian dan perjuangan yang berlangsung sepanjang hidupnya melebihi tugas yang diembannya. 4. Pernah Melahirkan Gagasan atau Pemikiran Besar yang Dapat Menunjang Pembagunan Bangsa dan Negara. Ratu Kalinyamat telah melahirkan gagasan dan pemikiran yang dapat dilihat dari keberhasilannya membangun masjid, makan, benteng, dan perkembangan seni ukiran. 5. Pernah Menghasilkan Karya Besar yang Bermanfaat bagi Kesejahteraan Masyarakat Luas atau Meningkatkan Harkat dan Martabat Bangsa. Ratu Kalinyamat menggunakan seni sebagai sarana dakwah dan penyebaran agama Islam. Masjid dan makam Mantingan, kecuali mengandung unsur-unsur budaya bernuansa Hindu juga mengandung budaya Islam. Di sana terjalin proses akulturasi yang terjalin secara harmonis. Di dalamnya memiliki muatan nilai-nilai yang mengandung perpaduan antara misi dan pesan syiar Islam di balik bentuk visual estetik, yang tersamarmenjadi stilasi sulur-suluran berbentuk ukiran-ukiran indah. 6. Memiliki Konsistensi Jiwa dan Semangat Kebangsaan yang Tinggi. Pengiriman pasukan Ratu Kalinyamat melawan kolonialisme Portugis sebanyak empat (kali) yaitu tahun 1551 mengirim pasukan ke Malaka, pada 1564–1565 membela dan mengirim pasukan ke Hitu, tahun 1568 mengirim pasukan ke Malaka, dan tahun 1574 mengirim pasukan ke Malaka. Hal ini menunjukkan adanya konsistensi perjuangan Ratu Kalinyamat melawan dan mengusir kolonialisme Portugis. 7. Melakukan Perjuangan yang Mempunyai Jangkauan Luas dan Berdampak Nasional. Kebesaran Jepara yang dipimpin Ratu Kalinyamat ternyata berpengaruh bukan hanya di sepanjang pantai utara Jawa dari Jepara ke Banten saja. Pada tahun 1545, Jepara merupakan kota dagang utama dan menjadi pelindung penduduk Hitu di Ambon ketika mereka merasa terancam oleh orang- orang Portugis dari Ternate. Tahun 1551 Ratu Kalinyamat mengirim pasukan ke Malaka, membela bangsa Hitu dan mengirim pasukan ke Maluku 1564–1565, 1568 mengirim pasukan ke Malaka serta tahun 1574 mengirim pasukan ke Malaka. Ini menandakan bahwa perjuangan Ratu Kalinyamat mempunyai jangkauan luas dan berdampak nasional. Pengusulan Ratu Kalinyamat sebagai Pahlawan Nasional merupakan keinginan masyarakat Jepara yang diusulkan oleh pemerintah daerah Kabupaten Jepara dan direkomendasikan oleh Gubernur Provinsi Jawa Tengah. Tim Pakar Ratu Kalinyamat mencari fakta dan sumber primer yang didukung oleh keinginan bersama untuk berbangsa dan bertanah air dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ratu Kalinyamat merupakan sosok pahlawan (maritim nusantara) dan contoh teladan dari kesetaraan perempuan yang diakui oleh Kerajaan- kerajaan Islam Pesisir yang keberadaannya dituliskan dalam catatan perjalanan orang Portugis. Demikian pernyataan akademik yang dapat kami sampaikan terhadap surat terbuka Saudara Bagas Pujilaksono, dengan harapan agar Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan kesehatan dan kebahagiaan. Wassalam
  • 12. 12 Jakarta, 17 Agustus 2022 Hormat kami, Tim Pakar Naskah Akademik Ratu Kalinyamat 1. Prof. Dr. Ratno Lukito (Ketua) 2. Dr Alamsyah (anggota) 3. Dr Chusnul Hayati (anggota) 4. Dr Connie Rahakundini Bakrie (anggota) 5. Dr Irwansyah (anggota)