mengalami gangguan kelancaran berbicara (gagap) adalah seseorang yang memiliki
gangguan kelancaran berbicara yang terjadi akibat dari perasaan
kekhawatiran/kecemasan yang sangat tinggi saat hendak berbicara dengan lawan
bicaranya, sehingga orang tersebut merasa kesulitan untuk mengungkapkan apa
yang hendak ia bicarakan kepada lawan bicaranya, akibatnya ia berbicara dengan
tersendat-sendat, mengulang-ulang ucapanya, dan mendadak berhenti untuk
menyelesaikan apa yang hendak ia ucapkan.
Menurut Daly dan Burnett (1999), cluttering (atau tachyphemia) merupakan gangguan bicara dan gangguan komunikasi yang ditandai dengan pembicaraan yang sulit dimengerti pendengarnya karena tingkat berbicara yang cepat, irama tidak menentu, sintaks atau tata bahasa yang miskin, dan tampilnya kata-kata atau kelompok kata
Bila berlarut- larut dan lama maka akan terjadi gangguan psikologis yang berat dan menetap, sehingga dapat menyebabkan gangguan. Salah satunya adalah gangguan/hambatan dalam berkomunikasi secara verbal.Kegagapan / Stuttering : salah satu gangguan komunikasi verbal.
Stuttering adalah gangguan komunikasi yang ditandai dengan seringnya pengulangan atau perpanjangan suara atau suku kata, kata-kata yang terputus seperti ada jeda dalam kata-kata yang diucapkan, perkataan yang terkesan panjang lebar sebagai upaya dalam mengganti kata-kata yang bermasalah, serta kata-kata yang dihasilkan
Diagnostic and Statistical Manual-5
atau DSM-5 (2013) telah mengganti istilah stuttering menjadi Childhood- Onset Fluency Disorder. Childhood-Onset Fluency Disorder masih
termasuk ke dalam kategori diagnosa gangguan komunikasi.
Childhood-Onset Fluency Disorder (stuttering) menurut DSM-5 adalah
gangguan pada kelancaran tempo berbicara yang tidak pantas untuk usia
dan kemampuan bahasa individu, bertahan dari waktu ke waktu, dan
ditandai oleh seringnya satu atau lebih kejadian berikut ini: (1)
pengulangan suara atau suku kata; (2) perpanjangan suara huruf vokal
maupun konsonan; (3) kata-kata yang terputus; (4) terdiam atau ada jeda
dalam berbicara; (5) perkataan yang panjang lebar guna mengganti kata-kata yang bermasalah; (6) dan tampak adanya tekanan fisik ketika
mengucapkan kata-kata.
Intervensi adalah bentuk hambatan yang mungkin dialami peserta didik dalam proses pembelajaran. Hal ini sangat berdampak dalam proses pendidikan, karena bisa menghambat perkembangan serta proses belajar. Intervensi dilakukan setelah asesmen dilakukan.
mengalami gangguan kelancaran berbicara (gagap) adalah seseorang yang memiliki
gangguan kelancaran berbicara yang terjadi akibat dari perasaan
kekhawatiran/kecemasan yang sangat tinggi saat hendak berbicara dengan lawan
bicaranya, sehingga orang tersebut merasa kesulitan untuk mengungkapkan apa
yang hendak ia bicarakan kepada lawan bicaranya, akibatnya ia berbicara dengan
tersendat-sendat, mengulang-ulang ucapanya, dan mendadak berhenti untuk
menyelesaikan apa yang hendak ia ucapkan.
Menurut Daly dan Burnett (1999), cluttering (atau tachyphemia) merupakan gangguan bicara dan gangguan komunikasi yang ditandai dengan pembicaraan yang sulit dimengerti pendengarnya karena tingkat berbicara yang cepat, irama tidak menentu, sintaks atau tata bahasa yang miskin, dan tampilnya kata-kata atau kelompok kata
Bila berlarut- larut dan lama maka akan terjadi gangguan psikologis yang berat dan menetap, sehingga dapat menyebabkan gangguan. Salah satunya adalah gangguan/hambatan dalam berkomunikasi secara verbal.Kegagapan / Stuttering : salah satu gangguan komunikasi verbal.
Stuttering adalah gangguan komunikasi yang ditandai dengan seringnya pengulangan atau perpanjangan suara atau suku kata, kata-kata yang terputus seperti ada jeda dalam kata-kata yang diucapkan, perkataan yang terkesan panjang lebar sebagai upaya dalam mengganti kata-kata yang bermasalah, serta kata-kata yang dihasilkan
Diagnostic and Statistical Manual-5
atau DSM-5 (2013) telah mengganti istilah stuttering menjadi Childhood- Onset Fluency Disorder. Childhood-Onset Fluency Disorder masih
termasuk ke dalam kategori diagnosa gangguan komunikasi.
Childhood-Onset Fluency Disorder (stuttering) menurut DSM-5 adalah
gangguan pada kelancaran tempo berbicara yang tidak pantas untuk usia
dan kemampuan bahasa individu, bertahan dari waktu ke waktu, dan
ditandai oleh seringnya satu atau lebih kejadian berikut ini: (1)
pengulangan suara atau suku kata; (2) perpanjangan suara huruf vokal
maupun konsonan; (3) kata-kata yang terputus; (4) terdiam atau ada jeda
dalam berbicara; (5) perkataan yang panjang lebar guna mengganti kata-kata yang bermasalah; (6) dan tampak adanya tekanan fisik ketika
mengucapkan kata-kata.
Intervensi adalah bentuk hambatan yang mungkin dialami peserta didik dalam proses pembelajaran. Hal ini sangat berdampak dalam proses pendidikan, karena bisa menghambat perkembangan serta proses belajar. Intervensi dilakukan setelah asesmen dilakukan.
Mata kuliah ini membahas mengenai anatomi dan fisiologi serta patofisiologi yang meliputi respirasi, fonasi, artikulasi, sistem pendengaran, sistem saraf terkait bahasa, bicara, suara dan menelan kuliah ceramah, diskusi, penugasan dan praktikum : Mahasiswa mampu memahami, menjelaskan, menganalisis dan menerapkan pengertian serta ruang lingkup konsep dasar tentang Anatomi Fisiologi Patofisiologi yang meliputi respirasi, fonasi, artikulasi, sistem pendengaran, sistem saraf terkait alur pemrosesan bahasa dan bicara, suara serta menelan pada manusia untuk bekal melaksanakan tugas profesinya sebagai Ahli Madya Terapis Wicara, sehingga mempermudah pemahaman fenomena kehidupan.
Keterampilan : Mahasiswa mampu menunjukkan, menyajikan, mendemonstrasikan serta menerapkan tentang pengertian dan ruang lingkup konsep dasar tentang Anatomi Fisiologi Patofisiologi yang meliputi respirasi, fonasi, artikulasi, sistem pendengaran, sistem saraf terkait alur pemrosesan bahasa dan bicara, suara serta menelan pada manusia untuk bekal melaksanakan tugas profesinya sebagai Ahli Madya Terapist Wicara, sehingga mempermudah pemahaman fenomena kehidupan.
Sikap : Mahasiswa mampu menerima, menghargai dan memecahkan tentang pengertian serta ruang lingkup konsep dasar Anatomi Fisiologi Patofisiologi yang meliputi respirasi, fonasi, artikulasi, sistem pendengaran, sistem saraf terkait alur pemrosesan bahasa dan bicara, suara serta menelan pada manusia untuk bekal melaksanakan tugas profesinya dan mampu memanfaatkan materi yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari
Autism spectrum disorder (ASD) memiliki karakteristik utama yaitu perilaku repetitif dan minat yang terbatas, serta defisit dalam kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi sosial sehari-hari. ASD memiliki risiko lebih besar untuk mengembangkan perilaku bermasalah, seperti perilaku tidak patuh yang berdampak buruk pada keberfungsian sehari-hari dalam aspek akademis maupun lingkungan sosial. Perilaku tidak patuh yang berlebihan dapat dikurangi melalui program modifikasi perilaku.
Oleh dr. Chrisna Mayangsari, SpKJ, psikiater di RSUD Bekasi.
PowerPoint yang menjelaskan tahapan-tahapan pada masa tumbuh-kembang anak-anak serta 3 (tiga) gangguan perkembangan yang paling umum. Dipresentasikan dalam Seminar Awam “Perkenalan terhadap Gangguan Perkembangan pada Anak-Anak” yang diselenggarakan oleh Yayasan Cahaya Jiwa dan SLB BC Purnama Cipanas, Cianjur, Jawa Barat pada tanggal 14 Februari 2017.
Mohon untuk menghubungi penulisnya jika ingin mereproduksi PowerPoint ini. Silakan kontak ke mayangsarichrisna@yahoo.com .
Mata kuliah ini membahas mengenai anatomi dan fisiologi serta patofisiologi yang meliputi respirasi, fonasi, artikulasi, sistem pendengaran, sistem saraf terkait bahasa, bicara, suara dan menelan kuliah ceramah, diskusi, penugasan dan praktikum : Mahasiswa mampu memahami, menjelaskan, menganalisis dan menerapkan pengertian serta ruang lingkup konsep dasar tentang Anatomi Fisiologi Patofisiologi yang meliputi respirasi, fonasi, artikulasi, sistem pendengaran, sistem saraf terkait alur pemrosesan bahasa dan bicara, suara serta menelan pada manusia untuk bekal melaksanakan tugas profesinya sebagai Ahli Madya Terapis Wicara, sehingga mempermudah pemahaman fenomena kehidupan.
Keterampilan : Mahasiswa mampu menunjukkan, menyajikan, mendemonstrasikan serta menerapkan tentang pengertian dan ruang lingkup konsep dasar tentang Anatomi Fisiologi Patofisiologi yang meliputi respirasi, fonasi, artikulasi, sistem pendengaran, sistem saraf terkait alur pemrosesan bahasa dan bicara, suara serta menelan pada manusia untuk bekal melaksanakan tugas profesinya sebagai Ahli Madya Terapist Wicara, sehingga mempermudah pemahaman fenomena kehidupan.
Sikap : Mahasiswa mampu menerima, menghargai dan memecahkan tentang pengertian serta ruang lingkup konsep dasar Anatomi Fisiologi Patofisiologi yang meliputi respirasi, fonasi, artikulasi, sistem pendengaran, sistem saraf terkait alur pemrosesan bahasa dan bicara, suara serta menelan pada manusia untuk bekal melaksanakan tugas profesinya dan mampu memanfaatkan materi yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari
Autism spectrum disorder (ASD) memiliki karakteristik utama yaitu perilaku repetitif dan minat yang terbatas, serta defisit dalam kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi sosial sehari-hari. ASD memiliki risiko lebih besar untuk mengembangkan perilaku bermasalah, seperti perilaku tidak patuh yang berdampak buruk pada keberfungsian sehari-hari dalam aspek akademis maupun lingkungan sosial. Perilaku tidak patuh yang berlebihan dapat dikurangi melalui program modifikasi perilaku.
Oleh dr. Chrisna Mayangsari, SpKJ, psikiater di RSUD Bekasi.
PowerPoint yang menjelaskan tahapan-tahapan pada masa tumbuh-kembang anak-anak serta 3 (tiga) gangguan perkembangan yang paling umum. Dipresentasikan dalam Seminar Awam “Perkenalan terhadap Gangguan Perkembangan pada Anak-Anak” yang diselenggarakan oleh Yayasan Cahaya Jiwa dan SLB BC Purnama Cipanas, Cianjur, Jawa Barat pada tanggal 14 Februari 2017.
Mohon untuk menghubungi penulisnya jika ingin mereproduksi PowerPoint ini. Silakan kontak ke mayangsarichrisna@yahoo.com .
Hearing aid atau alat bantu dengar merupakan suatu alat elektronik yang dirancang untuk membantu orang yang kehilangan pendengarannya dari yang ringan sampai sedang
Hakikat Kebenaran dan Ilmu Pengetahuan
•Pendekatan Ilmiah dan Non Ilmiah untuk memperoleh kebenaran
•Pengertian Penelitian Ilmiah
•Skema dan Gambaran Umum Proses Penelitian Ilmiah
•Pengenalan Model dan tahapan tahapan penelitian
Statistika merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara mengumpulkan, menabulasi, menggolong-golongkan, menganalisis, dan mencari keterangan yang berarti dari data yang berupa bilangan-bilangan atau angka, sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan atau keputusan tertentu.
Hipotesis penelitian adalah hipotesis kerja (Hipotesis alternatif Ha atau H1) yaitu hipotesis yang dirumuskan untuk menjawab permasalahan dengan menggunakan teori-teori yang ada hubungannya (relevan) dengan masalah penelitian dan belum berdasarkan fakta serta dukungan data yang nyata di lapangan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media
gambar serf terhadap Prestasi belajar membaca teks percakapan (reading
comprehension) murid ABK tunagrahita ringan kelas V Sekolah dasar inklusi di
Surakarta.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen
dengan rancangan eksperimen One group pre test-post test design, yang mana
sekelompok subyek dikenai perlakuan untuk jangka waktu tertentu, dan pengaruh
periakuan diukur dari perbedaan antara pengukuran awal (pre test) dan pengukuan
akhir (post test). Sampelnya adalah ABK tunagrahita ringan kelas V sekolah dasar
inklusi di Surakarta yang berjumah 4 siswa. Variabel bebas adalah media gambar
serf, variabel terikat adalah reading comprehension.
Penelitian ini menggunakan analisis statistik non-parametrik, yaitu
Wilcoxon Signed Rank Test (Tes Ranking Bertaud Wilcoxon) dengan bantuan
SPSS release 20. Dari hasil analisis data dapat diperoleh probabilitas nilai dari Z
hitung adalah 0,011 pada taraf signifikansi (a) 5%, yang berarti Ho ditolak dan Ha
diterima. hipotesis yang menyatakan ada pengaruh positif penggunaan media
gambar serf terhadap Prestasi belajar membaca teks percakapan (reading
comprehension) murid ABK tunagrahita ringan kelas V Sekolah dasar inklusi di
Surakarta terbukti kebenarannya. Hal ini dapat diketahui dari Prestasi belajar
membaca teks percakapan (reading comprehension) murid ABK tunagrahita
ringan kelas V Sekolah dasar inklusi di Surakarta pada post test lebih baik dari
pada pre test.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media gambar serf
dapat meningkatkan prestasi belajar membaca teks percakapan (reading
comprehension) murid ABK tunagrahita ringan kelas V sekolah dasar inklusi di
surakarta.
Kata kunci: Media gambar seri, reading comprehension, ABK
Abstract
This research is motivated by the need for an assessment that can measure the fine motor skill development of the pre-writing readiness of a child. The assessment in this study includes the systematic process of collecting data and information on the development of fine motor skills in pre-writing readiness possessed by students, the obstacles or difficulties, and the current individual learning needs. In conducting the assessment, the researchers at first designed an assessment instrument by developing available points of fine motor aspects of pre-writing readiness. Then, the instrument became a reference in the implementation of the assessment.
The purpose of the research is to arrange an assessment to be a reference that helps teachers, education practitioners, students and parents knowing the fine motor skills of students, finding resistance and aspects that cause students not to be able to write, and finding valuable information to create a learning program.
Based on the results of an experiment conducted in TK MustikaLembang (Mustika kindergarten), it was found that there were two children who had pre-writing skill problems. The results of the experiment are expected to be a reference for teachers and schools in preparing a learning program for children.
Keywords: Assessment, fine motor skill, writing readiness (pre-writing skills)
2. TUMBUH KEMBANG
ANAK
• Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
berlangsung sejak konsepsi hingga akhir masa
remaja
( 0 - 18 tahun + 40 minggu dalam rahim)
• Dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan
hidup anak.
• Karakteristik anak Proses pertumbuhan
dan perkembangan berkesinambungan
hingga dewasa.
5. Masa Balita :
- Golden Period
- Window of opportunity
- Critical Period
↓
Otak terbuka untuk belajar dan
peka terhadap lingkungan
6. WINDOWS OF OPPORTUNITY PERKEMBANGAN ANAK PADA
USIA 0 - 7 TAHUN
(Sumber : Theworld’s chidren 2001, Source: M.McCain and F
.Mustard, Reversingthe real brain drain : Early
years study, Ontario, April 1999, p.31, adapted from Doherty,1997)
7. TUMBUH
KEMBANG
• Pertumbuhan otak usia dini sangat
mempengaruhi tumbuh kembang anak.
• Sesudah lahir, kegiatan otak dipengaruhi &
tergantung pada kegiatan neuron & cabang
- cabangnya dalam membentuk
sambungan antar neuron.
• Melalui persaingan alami, sambungan yg
tdk atau jarang digunakan akan
mengalami atrofi.
8. LANJUTAN
• Pemantapan sambungan terjadi apabila neuron
mendapat informasi yg mampu menghasilkan
letupan- letupan listrik.
• Letupan tersebut merangsang bertambahnya
myelin.
• Semakin banyak myelin yg diproduksi, semakin
banyak bagian saraf yang tumbuh, makin
banyak sinaps yang terbentuk, makin banyak
neuron yg membentuk unit-unit.
• Kualitas kemampuan otak dalam menyerap &
mengolah informasi tergantung dari banyaknya
neuron yang membentuk unit-unit.
9. FASE KRITIS PERKEMBANGAN OTAK PADA USIA DINI
–Neural
proliferation
–Neural migration
–Pruning
–Synaptogenesis
–Myelination
15. DETEKSI DINI
• Deteksi dini: upaya penjaringan yang
dilaksanakan secara komprehensif untuk
menemukan penyimpangan tumbuh
kembang dan mengetahui serta
mengenal faktor resiko pada balita.
• Melalui deteksi dini dapat diketahui
penyimpangan tumbuh kembang anak
secara dini, sehingga upaya pencegahan,
stimulasi, penyembuhan serta pemulihan
dapat diberikan dengan indikasi yang jelas
pada masa-masa kritis proses tumbuh
kembang.
• (TIM DIRJEN PEMBINAAN KESMAS DEPKES, 1997)
16. • TIDAK HARUS
DILAKUKAN OLEH
AHLI
• DAPAT DILAKUKAN
OLEH ORANG TUA,
MASYARAKAT, GURU
• MEMILIH METODE
YANG MUDAH DAN
AKURAT
19. ANAK DENGAN GANGGUAN
PERKEMBANGAN MEMPUNYAI MINIMAL
KETERBATASAN DALAM 3 HAL BERIKUT INI:
Rawat diri
Bahasa reseptif dan ekspresif
Belajar
Mobilitas
Kemampuan untuk hidup mandiri
20. GANGGUAN
PERTUMBUHAN
• Gangguan pola pertumbuhan
• atas garis normal: obesitas, kelainan hormonal
• bawah garis normal: kurang gizi, penyakit kronis,
kelainan hormonal
• Lingkar kepala abnormal
• lebih besar dari normal: hidrosefalus, tumor otak, bayi
besar, keturunan, variasi normal
• lebih kecil dari normal: retardasi mental, bayi kecil,
keturunan,
variasi normal
21. • Gangguan penglihatan
• Maturitas visual yang terlambat
• Gangguan refraksi: rabun jauh, rabun
dekat
• Juling
• Buta warna
• Kebutaan
• Gangguan pendengaran
• Tuli konduksi
• Tuli sensorineural
22. KETERLAMBATAN
PERKEMBANGAN
• Variasi dalam pencapaian
milestone perkembangan
• Dapat disebabkan oleh proses kelahiran,
stimulasi yang kurang, malnutrisi,
masalah kesehatan kronis, psikologis,
faktor lingkungan lainnya
• Dapat bersifat menetap → dasar
dalam identifikasi anak
berkebutuhan khusus
23. GANGGUAN
PERKEMBANGAN
MOTORIK
Gangguan motorik kasar:
• Faktor keturunan
• Faktor lingkungan
• Faktor kepribadian
• Retardasi mental
• Serebral palsi
• Obesitas
• Penyakit neuromuscular: Duchene muscular distrofi
• Buta
Gangguan motorik halus lebih sedikit variasinya, sering menyertai
retardasi mental dan serebral palsi
24. GANGGUAN
PERKEMBANGAN BAHASA
• Faktor penyebab
• Genetik
• Gangguan pendengaran
• Intelegensi rendah
• Kurangnya interaksi dengan lingkungan
• Maturasi yang terlambat
• Faktor keluarga
• Psikosis
• Gagap, dapat disebabkan karena tekanan dari ortu
agar anak bicara dengan jelas
• Bibir sumbing dan lidah yang pendek juga dapat
menyebabkan gangguan bahasa
25.
26. 10 PERTANYAAN UNTUK IDENTIFIKASI
1. Dibandingkan dengan anak lain, apakah anak mempunyai keterlambatan dalam
kemampuan untuk duduk, berdiri, atau berjalan?
2. Dibandingkan dengan anak lain, apakah anak tersebut mempunyai kesulitan
melihat baik di siang maupun malam hari?
3. Apakah anak terlihat mempunyai gangguan pendengaran?
4. Ketika Anda memintanya untuk melakukan suatu kegiatan, apakah Anak tampak
memahami perintah?
5. Apakah anak mempunyai kesulitan berjalan atau menggerakkan lengan atau
mempunya kelemahan/kekakuan pada lengan atau tungkai?
6. Apakah anak terkadang tiba-tiba lemas, menjadi kaku, atau kehilangan
kesadaran?
7. Apakah anak belajar untuk melakukan sesuatu sepeti anak lain yang sebaya?
8. Apakah anak dapat memahami kata-kata atau dapat mengucapkan kata-kata
yang dapat dimengerti orang lain?
9. a. Usia 3-9 : Apakah cara anak berbicara berbeda dari yang lain?
b. Usia 2 : Apakah anak dapat menyebutkan salah satu benda (hewan,mainan,
gelas, sendok)
10. Dibandingkan dengan anak lain, apakah anak terlihat mengalami kemunduran
mental, bodoh, atau lamban?
28. PENGERTIAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
28
Anak yang secara signifikan (bermakna)
mengalami kelainan/penyimpangan
(phisik, mental-intelektual, social,
emosional) dalam proses pertumbuhan/
perkembangannya dibandingkan
dengan anak-anak lain seusianya
sehingga mereka memerlukan
pelayanan pendidikan khusus.
30. ANAK DENGAN GANGGUAN
PENGLIHATAN
30
Tunanetra adalah anak yang mengalami
gangguan daya penglihatannya berupa
kebutaan menyeluruh atau sebagian, dan
walaupun telah diberi pertolongan dengan
alat-alat bantu khusus masih tetap
memerlukan pelayanan pendidikan khusus.
LOW
VISION
BUTA
TOTAL
31. • anak yang kehilangan seluruh atau sebagian
daya pendengarannya sehingga tidak atau
kurang mampu berkomunikasi secara verbal
• walaupun telah diberikan pertolongan dengan
alat bantu dengar masih tetap memerlukan
pelayanan pendidikan khusus
TUNARUNGU
31
32. TUNAGRAHITA
32
anak yang secara nyata
mengalami hambatan dan
keterbelakangan
perkembangan mental jauh
di bawah rata-rata
sedemikian rupa sehingga
mengalami kesulitan dalam
tugas-tugas akademik,
komunikasi maupun sosial,
dan karenanya
memerlukan layanan
pendidikan khusus
33. TUNADAKSA
33
anak yang mengalami kelainan atau
cacat yang menetap pada alat
gerak (tulang, sendi, otot)
sedemikian rupa sehingga
memerlukan pelayanan pendidikan
khusus
34. LAMBAN BELAJAR (SLOW
LEARNER)
34
• Anak yang memiliki potensi intelektual sedikit
di bawah normal tetapi belum termasuk
tunagrahita
• Dalam beberapa hal mengalami hambatan
atau keterlambatan berpikir, merespon
rangsangan dan adaptasi sosial, tetapi
masih jauh lebih baik dibanding dengan
yang tunagrahita, lebih lamban dibanding
dengan yang normal, mereka butuh waktu
yang lebih lama dan berulang-ulang untuk
dapat menyelesaikan tugas-tugas akademik
maupun non akademik, dan karenanya
memerlukan pelayanan pendidikan khusus
35. ANAK YANG MENGALAMI KESULITAN BELAJAR SPESIFIK
35
• Anak yang secara nyata mengalami kesulitan dalam
tugas- tugas akademik khusus (terutama dalam hal
kemampuan membaca, menulis dan berhitung atau
matematika)
• Diduga disebabkan karena faktor disfungsi
neurologis bukan disebabkan karena faktor
inteligensi (inteligensinya normal bahkan ada yang
di atas normal)
• Anak berkesulitan belajar spesifik dapat berupa
kesulitan belajar membaca (disleksia), kesulitan
belajar menulis (disgrafia), atau kesulitan belajar
berhitung (diskalkulia), sedangkan mata pelajaran
lain mereka tidak mengalami kesulitan yang
signifikan (berarti)
36. ANAK YANG MENGALAMI
GANGGUAN
KOMUNIKASI
36
• Anak yang mengalami kelainan suara,
artikulasi (pengucapan), atau kelancaran
bicara, yang mengakibatkan terjadi
penyimpangan bentuk bahasa, isi bahasa,
atau fungsi bahasa, sehingga
memerlukan pelayanan pendidikan
khusus
• Anak yang mengalami gangguan
komunikasi ini tidak selalu disebabkan
karena faktor ketunarunguan.
37. TUNALARAS
37
• Anak yang mengalami kesulitan dalam
penyesuaian diri dan bertingkah laku tidak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku
dalam lingkungan kelompok usia maupun
masyarakat pada umumnya, sehingga
merugikan dirinya maupun orang lain, dan
karenanya memerlukan pelayanan
pendidikan khusus demi kesejahteraan
dirinya maupun lingkungannya.
38. anak yang memiliki potensi kecerdasan (inteligensi), kreativitas, dan
tanggungjawab terhadap tugas (task commitment) di atas anak- anak
seusianya (anak normal), sehingga untuk mewujudkan potensinya menjadi
prestasi nyata, memerlukan pelayanan pendidikan khusus
ANAK BERBAKAT
38
39. GPPH (GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN DAN
HIPERAKTIVITAS)
39
• Sebuah gangguan yang muncul pada
anak dan dapat berlanjut hingga dewasa.
• Gejalanya meliputi gangguan pemusatan
perhatian dan kesulitan untuk fokus,
kesulitan mengontrol perilaku, dan
hiperaktif (overaktif).
• Gejala harus tampak sebelum usia 7 thn
dan bertahan minimal selama 6 bln.
40. AUTISME
40
• Autisme adalah gangguan perkembangan
yang kompleks
• Meliputi gangguan komunikasi,
interaksi sosial, dan aktivitas
imaginatif
• Mulai tampak sebelum anak berusia
tiga tahun, bahkan anak yang termasuk
autisme infantil gejalanya sudah
muncul sejak lahir
41. Gangguan bahasa perkembangan
Gangguan makan dan menelan
Gangguan motorik bicara
Gangguan bunyi bicara
Gangguan komunikasi pada CLP
Gangguan komunikasi pada ASD
Gangguan Pendengaran
Gangguan belajar spesifik
Gangguan suara
Gangguan irama kelancaran
BIDANG GARAP TERAPI WICARA
42. No Penyebab Efek pada Perkembangan Bicara
1 Lingkungan
a. Sosial ekonomi keluarga
b. Tekanan keluarga
c. Keluarga bisu
d. Di rumah menggunakan bahasa
bilingual
a. Terlambat
b. Gagap
c. Terlambat pemerolehan bahasa
d. Terlambat pemerolehan struktur
bahasa
2 Emosi (Psychosocial deprivation)
a. Ibu yang tertekan
b. Gangguan serius pada orang tua
c. Gangguan serius pada anak
a. Terlambat pemerolehan bahasa
b. Terlambat atau gangguan
perkembangan bahasa
c. Terlambat atau gangguan
perkembangan bahasa
PENYEBAB GANGGUAN BICARA
DAN BAHASA PADA ANAK
43. No Penyebab Efek pada Perkembangan Bicara
3 Masalah pendengaran
a. Kongenital
b. b. Didapat
a. Terlambat/gangguan bicara yang
permanen
b. Terlambat/gangguan bicara yang
permanen
4 Perkembangan terlambat (maturation
delay)
a. Perkembangan lambat
b. Perkembangan lambat, tetapi
masih dalam batas rata-rata
c. Retardasi mental
a. Terlambat bicara
b. Terlambat bicara
c. Pasti terlambat bicara
No Penyebab Efek pada Perkembangan Bicara
3 Masalah pendengaran
a. Kongenital
b. b. Didapat
a. Terlambat/gangguan bicara yang
permanen
b. Terlambat/gangguan bicara yang
permanen
4 Perkembangan terlambat (maturation
delay)
a. Perkembangan lambat
b. Perkembangan lambat, tetapi
masih dalam batas rata-rata
c. Retardasi mental
a. Terlambat bicara
b. Terlambat bicara
c. Pasti terlambat bicara
44. No Penyebab Efek pada Perkembangan
Bicara
5 Cacat bawaan
a. Palatoschizis
b. b. Sindrom down
a. Terlambat dan gangguan
kemampuan bicara
b. Kemampuan bicaranya
rendah
6 Kerusakan otak
a. Kelainan neuromuscular
b. Kelainan sensorimotor
a. Memengaruhi kemampuan
mengisap, menelan,
mengunyah dan akhirnya
timbul gangguan bicara dan
artikulasi
b. Memengaruhi kemampuan
mengisap, menelan,
mengunyah dan akhirnya
timbul gangguan bicara dan
artikulasi seperti dispraksia
45. Sumber : Graham M.J Communicate disorders. Dalam: Levine et al, penyunting. Developmental
Behavioral Pediatric.Edisi ke-1. Philadelphia: Saunders. 1983. h 847-864
No Penyebab Efek pada Perkembangan
Bicara
6 c. Palsi serebral
d. Kelainan persepsi
a. Berpengaruh pada
pernafasan, makan dan
timbul juga masalah
artikulasi yang dapat
mengakibatkan disartia
dan dispraksia
b. Kesulitan membedakan
suara, mengerti bahasa,
simbolisasi, mengenai
konsep, akhirnya
menimbulkan kesulitan
belajar di sekolah