Dokumen tersebut membahas tentang dasar-dasar perencanaan perkerasan jalan raya khususnya perkerasan lentur. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan tebal perkerasan seperti beban lalu lintas, daya dukung tanah dasar, dan mutu struktur perkerasan. Selain itu juga dibahas mengenai prosedur perencanaan perkerasan lentur dengan metode analisis komponen serta penentuan
2. COURSEOUTLINE
HARI Jum'at
PERTEMUAN WAKTU SUB POKOK BAHASAN PENGAJAR
/TGL
1 07/09/2012 14.00-16.15 Pendahuluan, Sejarah Perkerasan Jalan MIS
2 14/09/2012 14.00-16.15 Dasar Perencanaan Perkerasan Jalan MIS
3 21/09/2012 14.00-16.15 Parameter Perenc Tebal Perk. Lentur SOF
4 28/09/2012 14.00-16.15 Beban Kendaraan (Vehicle Damage Factor) SOF
5 05/10/2012 14.00-16.15 Perhitungan Perkerasan Lentur SOF
6 12/10/2012 14.00-16.15 Perhitungan Perkerasan Lentur SOF
7 19/10/2012 14.00-16.15 Tugas Besar SOF
8 02/11/2012 14.00-16.15 Presentasi Tugas Besar SOF
9 09/11/2012 14.00-16.15 MIDTEST MIS
10 16/11/2012 14.00-16.15 Pelaksanaan Perkerasan Lentur MIS
11 23/11/2012 14.00-16.15 Parameter Perenc. Perkerasan kaku MIS
12 30/11/2012 14.00-16.15 Metode Penrenc. Perkerasan kaku ABD
13 07/12/2012 14.00-16.15 Metode Penrenc. Perkerasan kaku ABD
14 14/12/2012 14.00-16.15 Penulangan Perkerasan kaku ABD
15 21/12/2012 14.00-16.15 Metode Pelaksanaan Perkerasan kaku ABD
16 28/12/2012 14.00-16.15 Tugas Besar MIS
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi
fungsi pelayanan jalan raya
• Fungsi dan Kelas jalan
• Kinerja Perkerasan
• Umur Rencana
• Beban Lalu lintas
• Sifat dan daya dukung Tanah dasar
• Kondisi Lingkungan
• Sifat dan ketersediaan bahan konstruksi jalan
• Bentuk geometrik jalan
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Perencanaan Tebal Perkerasan
• Beban lalu lintas
• Daya dukung tanah dasar
• Fungsi jalan
• Kondisi lingkungan
• Mutu struktur perkerasan jalan
5. Bagan alir prosedur perencanaan flexible
pavement dengan metode Analisa Komponen
5
6. Kinerja perkerasan jalan
• Keamanan, ditentukan berdasarkan gesekan
akibat adanya kontak antara ban dan
permukaan jalan
• Wujud Perkerasan
• Fungsi pelayanan
Wujud perkerasan dan fungsi pelayanan
umumnya satu kesatuan yag digambarkan
dengan “kenyamanan mengemudi (riding
quality)”
7. Tingkat kenyamanan ditentukan
berdasarkan anggapan;
• Jalan disediakan untuk memberikan keamanan
dan kenyamanan pada pemakai jalan
• Kenyamanan sebenarnya merupakan faktor
subjektif
• Kenyamanan berkaitan dengan bentuk fisik
perkerasan yang dapat diukur secara objektif
• Wujud perkerasan juga dapat dapat diperoleh
dari sejarah perkerasan jalan
• Pelayanan jalan dapat dinyatakan sebagai nilai
rata-rata yang diberikan oleh si pemakai jalan.
8. Kinerja perkerasan dapat
dinyatakan dengan :
Indeks Permukaan Fungsi Pelayanan
• Indeks permukaan / (IP)
serviceability index 4-5 Sangat baik
3-4 Baik
2-3 Cukup
1- 2 Kurang
0-1 Sangat
RCI Kondisi permukaan jalan secara visuil
• Indeks kondisi jalan / 8 – 10
7–8
Sangat rata dan teratur
Sangat baik, umumnya rata
road condition index
6–7 Baik
5–6 Cukup, sedikit sekali atau tidak ada
lubang, tetapi permukaan jalan tidak rata
4–5 Jelek, kadang-kadang ada lubang,
permukaan jalan tidak rata
3–4 Rusak, bergelombang, banyak lubang
2–3 Rusak berat, banyak lubang dan seluruh
daerah perkerasan hancur
≤2 Tidak dapat dilalui, kecuali dengan 4 WD
jeep
9. Lalu Lintas
• Tebal perkerasan jalan ditentukan dari
besar beban yang akan dipikul.
• Besar beban lalu lintas dapat diperoleh
dari :
- Analisa lalu lintas saat ini
- Perkiraan pertumbuhan jumlah
kendaraan selama umur rencana
10. Beban sumbu standar (Standar axle load)
• Jenis kendaraan yang memakai jalan beraneka ragam
variasi ukuran, beban, konfigurasi sumbu.
• Perlu ada beban standar
• Beban standar adalah beban sumbu tunggal roda ganda
seberat 18.000 pound (8.16 Ton)
11. ESAL (Equivalent Standard
Axle Load)
4
L
ESAL = k
8.16
Dengan ;
ESAL = Ekivalensi standard axle load
L = Beban satu sumbu kendaraan
k =1 ; untuk sumbu tunggal
= 0.086 ; untuk sumbu tandem
= 0.021 ; untuk sumbu triple
Variasi L sangat sensitif
12. Lintas Ekivalen
• Lintas ekivalen adalah repetisi beban yang dinyatakan
dalam lintas sumbu standar diterima oleh konstruksi jalan.
• Lintas Ekivalen Permulaan (LEP) adalah besarnya lintas
ekivalen pada saat jalan tersebut dibuka
LEP = Σ LHRi x Ei x Ci x (1 x i)n
• Lintas Ekivalen Akhir (LEA) adalah besarnya lintas
ekivalen pada saat jalan tersebut membutuhkan
perbaikan (akhir umur rencana)
LEA = LEP (1 + r)n
• Lintas Ekivalen Selama Umur Rencana (AE18KSAL/N)
adalah jumlah lintasan ekivalen yang akan melintasi jalan
selama masa layan dari saat dibuka sampai akhir umur
rencana.
13. Kinerja perkerasan selama masa layan
Nilai Kondisi
(NK)
Kondisi NK Peningkatan
Pemeliharaan
Perencan o Rutin dan
aan Ideal Berkala
Rehabilitasi
Masa Pemeliharaan Rutin dan
Berkala
Kondisi
Kritis NK T
Penunjang
Masa Peningkatan
Kondisi NK K
Runtuh
Masa Rekonstruksi
Masa Layan
N (log)
14. Jumlah lajur dan distribusi lajur
Lebar Perkerasan (L) Jumlah Lajur (m)
L< 5,5 m 1 lajur
Pedoman penentuan
5,5 m < L < 8,25 m 2 lajur
jumlah lajur 8,25 m < L < 11,25 m 3 lajur
11,25 m < L < 15,00 m 4 lajur
15,00 m < L < 18,75 m 5 lajur
18,75 m < L < 22,00 m 6 lajur
Kendaraan Ringan * Kendaraan Berat **
Jumlah
Lajur
1 arah 2 arah 1 arah 2 arah
Koefisien distribusi 1 lajur 1,00 1,00 1,00 1,00
2 lajur 0,60 0,50 0,70 0,50
lajur 3 lajur 0,40 0,40 0,50 0,48
4 lajur 0,30 0,45
5 lajur 0,25 0,43
6 lajur 0,20 0,40
* Berat Total < 5 ton
** Berat Total > 5 ton
15. Kondisi Lingkungan dan pengaruhnya
terhadap konstruksi perkerasan jalan
• Mempengaruhi sifat teknis konstruksi
perkerasan dan komponen material
perkerasan
• Pelapukan bahan meterial
• Mempengaruhi penurunan tingkat
pelayanan dan tingkat penyamanan
perkerasan jalan.
16. Faktor lingkungan yang mempengaruhi
• Air Tanah dan hujan, adanya aliran air disekitar
badan jalan mengakibatkan perembesan air ke
badan jalan yang mengakibatkan perlemahan
ikatan antar butiran agregat dengan aspal, dan
perubahan kadar air akan mempengaruhi daya
dukung tanah dasar.
• Kemiringan medan, untuk mempercepat
pengaliran air.
• Perubahan temperatur, bahan aspal adalah
meterial termo plastis.
18. Daya dukung tanah dasar
Metode – metode penentuan daya dukung
tanah dasar;
•CBR (California Bearing Ratio)
•Mr (Resilient Modulus)
•k (Modulus Reaksi Tanah)
•DCP (Dynamic Cone Panetration)
39. Penentuan Nilai CBR Tanah Dasar
• Niali CBR satu titik pengamatan;
CBR titik = {(h1(CBR1)1/3+ ….+ hn(CBRn)1/3 /100 }3
• CBR segmen
- Cara analitis :
CBR segmen = CBR rata-rata – (CBR mak – CBR min /R
42. CBR segmen Metoda Grafis
100
90
% SAMA ATAU LEBIH DARI
80
70
60
50
40
30
20
10
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
CBR
2.8 %
43. 1. Apa yang dimaksud dengan tanah dasar
dan faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi kekuatan tanah dasar untuk
jalan raya?
2. Sebutkan dan Jelaskan cara-cara penentuan
nilai CBR tanah dasar untuk perencanaan
perkerasan lentur?