teori perkembangan anak
teori menurut beberapa tokoh yang di satukan dalam file untuk mempermudah mahasiswa pendidikan guru pendidikan anak usia dini untuk mengikuti pembelajaran di universitas
teori perkembangan anak
teori menurut beberapa tokoh yang di satukan dalam file untuk mempermudah mahasiswa pendidikan guru pendidikan anak usia dini untuk mengikuti pembelajaran di universitas
Teori perkembangan,Perkembangan peserta didik.ridhoprawira.fip unimed.Ridho Prawira
teori perkembangan dalam mata kuliah perkembangan peserta didik. menjelskan tentng perkembangn-perkembngan yang di alami pererta didik. pendidikan luar sekolah unimed
Teori perkembangan,Perkembangan peserta didik.ridhoprawira.fip unimed.Ridho Prawira
teori perkembangan dalam mata kuliah perkembangan peserta didik. menjelskan tentng perkembangn-perkembngan yang di alami pererta didik. pendidikan luar sekolah unimed
Analisis perkembangan remaja berdasarkan teori psikoseksual Freud, psikososial Erikson dan perkembangan tugas Havighurst.
Bandingkan perbezaan antara pendekatan behaviorisme, kognitivisme, pembelajaran sosial dan konstruktivisme dalam menerangkan bagaimana berlakunya pembelajaran.
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
3. Teori Psikoanalisis Sigmund Freud
Psikoanalisis dikembangkan oleh
Sigmund Freud ketika ia
menangani neurosis dan masalah
mental lainnya.
Dalam teori psikoanalisis yang
dipakainya, kepribadian dipandang
sebagai suatu struktur yang terdiri
dari tiga unsur dan sistem, yakni Id
(Das Es), Ego (Das Ich), dan
Superego (Das Uber Ich). Ketiga
sistem kepribadian ini satu sama
lain saling berkaitan serta
membentuk totalitas dan tingkah
laku manusia yang tak lain
merupakan produk interaksi
ketiganya.
4. Id adalah sistem kepribadian yang asli atau
sistem kepribadian yang paling dasar, sistem
yang di dalamnya terdapat naluri bawaan. Id
ialah bagian bawah sadar psikis yang berusaha
memenuhi dorongan naluriah dasar. Id kurang
terorganisasi, buta, menuntut, mendesak, dan
bersifat tidak sadar. Id hanya timbul oleh
kesenangan tanpa disadari oleh nilai, etika, dan
akhlak. Dengan beroperasi pada prinsip
kesenangan ini, id merupakan sumber semua
energi psikis, yakni libido, dan pada dasarnya
bersifat seksual. Ego berbeda dengan Id. Ego ialah sistem
kepribadian yang bertindak sebagai pengarah
individu kepada objek dari kenyataan, dan
menjalankan fungsinya berdasarkan prinsip
kenyataan. Ego tampak sebagai pikiran dan
pertimbangan. Ego timbul karena adanya
kebutuhan-kebutuhan organisme memerlukan
transaksi-transaksi yang sesuai dengan dunia
kenyataan. Tugas ego adalah untuk
mempertahankan kepribadiannya sendiri dan
menjamin penyesuaian dengan alam sekitar.
Ego juga mengontrol apa yang mau masuk
kesadaran dan apa yang akan dikerjakannya.
5. Superego ialah sistem kepribadian yang
berisikan nilai-nilai dan aturan-aturan yang
sifatnya evaluatif. Ia bertindak sebagai
pengarah atau hakim bagi egonya.
Superego adalah zat yang paling tinggi
pada diri manusia, yang memberikan
garis-garis pengarahan ethis dan norma-
norma yang harus dianut. Fungsi utama
dari superego antara lain
(1) sebagai pengendali dorongan-dorongan
atau impuls-impuls naluri id agar
impuls-impuls tersebut disalurkan
dalam cara atau bentuk yang dapat
diterima oleh masyarakat;
(2) mengarahkan ego pada tujuan-tujuan
yang sesuai dengan moral ketimbang
dengan kenyataan; dan
(3) mendorong individu kepada
kesempurnaan.
6. Teori Kognitif Jean Piaget
Jean Piaget (1896-1980), mengatakan
bahwa anak dapat membangun secara aktif
dunia kognitif mereka sendiri. Piaget yakin
bahwa anak-anak menyesuaikan pemikiran
mereka untuk menguasai gagasan-gagasan
baru, karena informasi tambahan akan
menambah pemahaman mereka terhadap dunia.
Dalam pandangan Piaget, terdapat dua
proses yang mendasari perkembangan dunia
individu, yaitu pengorganisasian dan
penyesuaian. Untuk membuat dunia kita
diterima oleh pikiran, kita melakukan
pengorganisasian pengalaman-pengalaman
yang telah terjadi. Piaget yakin bahwa kita
menyesuaikan diri dalam dua cara yaitu
asimiliasi dan akomodasi.
7. Piaget mengatakan bahwa kita melampui
perkembangan melalui empat tahap dalam
memahami dunia. Masing-masing tahap terkait
dengan usia dan terdiri dari cara berpikir yang
berbeda. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut:
1. Tahap sensorimotor (Sensorimotor stage),
yang terjadi dari lahir hingga usia 2 tahun,
merupakan tahap pertama piaget. Pada tahap
ini, perkembangan mental ditandai oleh
kemajuan yang besar dalam kemampuan bayi
untuk mengorganisasikan dan
mengkoordinasikan sensasi (seperti melihat dan
mendengar) melalui gerakan-gerakan dan
tindakan-tindakan fisik.
2. Tahap praoperasional (preoperational stage), yang terjadi dari
usia 2 hingga 7 tahun, merupakan tahap kedua piaget, pada tahap
ini anak mulai melukiskan dunia dengan kata-kata dan gambar-
gambar. Mulai muncul pemikiran egosentrisme, animisme, dan
intuitif. Egosentrisme adalah suatu ketidakmampuan untuk
membedakan antara perspektif seseorang dengan perspektif
oranglain dengan kata lain anak melihat sesuatu hanya dari sisi
dirinya.
8. 3. Tahap operasional konkrit (concrete
operational stage), yang berlangsung dari usia
7 hingga 11 tahun, merupakan tahap ketiga
piaget. Pada tahap ini anak dapat melakukan
penalaran logis menggantikan pemikiran
intuitif sejauh pemikiran dapat diterapkan ke
dalam cotoh-contoh yang spesifik atau konkrit.
4. Tahap operasional formal (formal
operational stage), yang terlihat pada usia 11
hingga 15 tahun, merupakan tahap keempat dan
terkahir dari piaget. Pada tahap ini, individu
melampaui dunia nyata, pengalaman-
pengalaman konkrit dan berpikir secara abstrak
dan lebih logis.
Sebagai pemikiran yang abstrak, remaja
mengembangkan gambaran keadaan yang ideal.
Mereka dapat berpikir seperti apakah orangtua
yang ideal dan membandingkan orangtua
mereka dengan standar ideal yang mereka
miliki.
9. Erik H. Erikson
Teori perkembangan kepribadian
yang dikemukakan Erik Erikson
merupakan salah satu teori yang
memiliki pengaruh kuat dalam
psikologi. Bersama dengan
Sigmund Freud, Erikson mendapat
posisi penting dalam psikologi. Hal
ini dikarenakan ia menjelaskan
tahap perkembangan manusia mulai
dari lahir hingga lanjut usia
10. Alasan yang pertama,
karena teorinya sangat representatif
dikarenakan memiliki kaitan atau hubungan
dengan ego yang merupakan salah satu aspek
yang mendekati kepribadian manusia.
Kedua, menekankan pada pentingnya
perubahan yang terjadi pada setiap tahap
perkembangan dalam lingkaran kehidupan, dan
yang
ketiga/terakhir adalah menggambarkan secara
eksplisit mengenai usahanya dalam
mengabungkan pengertian klinik dengan sosial
dan latar belakang yang dapat memberikan
kekuatan/kemajuan dalam perkembangan
kepribadian didalam sebuah lingkungan
Teori Erikson dikatakan sebagai salah satu
teori yang sangat selektif karena
didasarkan pada tiga alasan
11. Ada faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan seorang individu. Dari
faktor-faktor ini muncullah teori-teori
perkembangan yang dikemukakan oleh ahli-
ahli perkembangan antara lain sebagai
berikut:
1 Teori Nativisme
Schopenhaur berpendapat bahwa
perkembangan manusia ditentukan oleh faktor-
faktor nativus, yaitu faktor-faktor keturunan
atau bawaan dari seorang individu. Dari teori
ini akan terkesan bahwa seakan-akan individu
telah ditentukan sebelumnya, tergantung pada
sifat-sifat bawaan dan tidak dapat dirubah.
2 Teori Empiris
Teori ini dikemukakan oleh John Locke. Teori
ini menyatakan bahwa perkembangan individu
ditentukan oleh pengalaman-pengalaman yang
diperoleh individu dari lingkungannya
3 Teori Konvergensi
William Stern menggabungkan teori nativisme
dengan empiris menjadi teori konvergensi.
William Stern telah melakukan penelitian
terhadap beberapa bayi kembar, yang
dipisahkan dan dibesarkan di lingkungan yang
berbeda yang dimulai dari sejak kelahiran
mereka.
12. Menurut Charlotte Bubler
Masa perkembangan anak dan pemuda adalah
sebagai berikut:
a.Masa pertama
·Usia 0-1 tahun
·Anak berlatih mengenal lingkungan dengan
berbagai macam gerakan
·Pada waktu lahir mengalami dunia tersendiri
yang tak ada hubungannya dengan
lingkungannya.
·Pada masa ini dua peristiwa penting yaitu
belajar berjalan dan berbicara
b.Masa kedua
·Usia 2-4 tahun.
·Keadaan dunia luar semakin dikuasai dan
dikenalnya melalui bermain, kemajuan bahasa
dan pertumbuhan kemauannya.
·Dunia dilihat dan dinilai menurut keadaan dan
sifat batinnya.
·Bila ia berusia 3 tahun ia akan mengalami
krisis pertama (trotzalter I).
c.Masa ketiga
·Usia 5-8 tahun.
·Keinginan bermain berkembang menjadi
semangat bekerja dan rasa tanggung jawab
terhadap pekerjaan semakin tinggi, demikian
pula rasa sosialnya.
·Pandangan terhadap dunia sekelilingnya
ditinjau dan diterima secara objektif.
13. d.Masa keempat
·Usia 9-13 tahun
·Keinginan maju dan memahami kenyataan
mencapai puncaknya.
·Pertumbuhan jasmani subur dan kondisi
kejiwaannya tampak tenang.
·Ketika usia 12-13 tahun (bagi perempuan) dan
13-14 tahun (bagi laki-laki), mereka mengalami
masa krisis dalam proses perkembangannya.
Pada masa ini timbul kritik terhadap diri
sendiri, kesadaran akan kemauan, penuh
pertimbangan, mengutamakan tenaga sendiri,
disertai berbagai pertentangan yang timbul
dalam dengan dunia lingkungan, dan
sebagainya.
e.Masa kelima
·Usia 14-19 tahun
·Masa pubertas mencapai kematangan
·Anak yang berada pada masa puber selalu
merasa gelisah karena mereka sedang
mengalami sturm und drang (ingin
memberontak, gemar mengeritik, suka
menentang dan sebagainya)
·Pada akhir pubertas, sekitar usia 17 tahun,
anak mulai perpaduan(sintesis), berkat
keseimbangan antara dirinya dengan pengaruh
dunia lingkungannya
·Pertanda bahwa remaja masuk pada usia
matang yaitu membentuk pribadi, menerima
norma-norma budaya dan kehidupan pasca
keseimbangan diri.
14. Mengenai tahapan perkembangan pribadi
manusia dari sudut tinjauan teknis umum
penyelenggaraan pendidikan, dapat
diambilkan beberapa pendapat para ahli.
Menurut John Amos Comenius
Beliau mengelompokkan perkembangan
pribadi manusia menjadi lima tahap:
a.Tahap enam tahun pertama (0-6 tahun), biasa
disebut periode sekolah ibu(scola maternal).
Tahap perkembangan fungsi pengindraan yang
memungkinkan anak mulai mampu untuk
mengenal lingkungannya. Dan disebut sebagai
periode sekolah ibu, karena semua usaha
bimbingan dalam mengenal lingkungan
berlangsung di tengah keluarga. Terutama
aktivitas ibu sangat menentukan kelancaran
proses pertumbuhan dan perkembangan anak.
b.Tahap enam tahun kedua (6-12 tahun), sering
disebut sekolah bahasa ibu (scola vermacula).
Sebagai tahap perkembangan fungsi ingatan
dan imajinasi individu. Dimana disebut sebagai
periode bahasa ibu, karena pada periode ini
anak baru mampu menghayati setiap
pengalaman dengan pengertian bahasa sendiri/
bahasa ibu. Bahasa ibu dipakai sebagai sarana
untuk berkomunikasi dengan orang lain, yaitu
untuk mendapatkan pengaruh dari luar berupa
pengasuh, sugesti serta transmisi cultural dari
orang dewasa serta dipakai untuk
mengekspresikan kehidupan batinnya kepada
orang lain.
15. c.Tahap enam tahun ketiga (12-18 tahun), atau
periode sekolah latin (scola latina). Yaitu tahap
perkembangan fungsi intelektual. Anak mulai
diajarkan bahasa latin sebagai bahasa
kebudayaan yang ada pada saat itu dianggap
paling tinggi dan paling kaya kedudukannya.
Bahasa tersebut diajarkan pada anak agar
mereka mencapai taraf beradab dan berbudaya.
d.Tahap enam tahun keempat (18-24 tahun)
atau periode masuk akademik/ perguruan tinggi
(academia). Yaitu tahap perkembangan fungsi
kemampuan berdikari, self direction, dan self
control. Anak mulai mengalami proses
pembudayaan dengan menghayati nilai-nilai
ilmiah, disampimg mempelajari macam-macam
ilmu pengetahuan.
e.Tahap kematangan pribadi (24 tahun keatas)
yaitu tahap ketika intelek memimpin
perkembangan semua aspek kepribadian
menuju kematangan pribadi dimana manusia
kemampuan mengasihi Allah SWT dan sesame
manusia.
16. Tugas – tugas perkembangan pada masa
sekolah (6 – 12 tahun) Menurut Robert J.
Havighurst (Monks, et al., 1984, syah, 1995;
Andrissen, 1974; Havighurst, 1976) tugas –
tugas perkembangan masa ini adalah :
a. Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk
melakukan permainan : bermain sepak bola,
loncat tali, berenang.
b. Belajar membentuk sikap yang sehat
terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk
biologis.
c. Belajar bergaul dengan teman – teman
sebaya.
d. Belajar memainkan peranan sesuai dengan
jenis kelaminnya.
e. Belajar keterampilan dasar dalam membaca,
menulis, dan berhitung f. Belajar
mengembangkan konsep sehari – hari.
g. Mengembangkan kata hati
h. Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat
pribadi
i. Mengembangkan sikap yang positif terhadap
kelompok sosial dan lembaga – lembaga.
17. Aspek Perkembangan Anak
1. Perkembangan motorik
Seiring dengan perkembangan fisik yang
beranjak matang, perkembangan motorik anak
sudah dapat terkoordinasi dengan baik. Setiap
gerakannya sudah selaras dengan kebutuhan
atau minatnya. Masa ini ditandai dengan
kelebihan gerak atau aktivitas. Anak cenderung
menunjukkan gerakan-gerakan motorik yang
cukup gesit dan lincah. Oleh karena itu, usia ini
merupakan masa yang ideal untuk belajar
keterampilan yang berkaitan dengan motorik,
seperti menulis, menggambar, melukis,
berenang, main bola atau atletik 2. Perkembangan berfikir/kognitif
Di dalam kehidupan, anak dihadapkan kepada
persoalan yang menuntut adanya pemecahan.
Menyelesaikan suatu persoalan merupakan
langkah yang lebih kompleks pada diri anak.
Sebelum anak mampu menyelesaikan
persoalan, anak perlu memiliki kemampuan
untuk mencari cara penyelesaiannya.
18. 3. Perkembangan Bahasa
Bahasa merupakan sarana berkomunikasi
dengan orang lain. Melalui bahasa, seseorang
dapat menyatakan pikiran dan perasaan dalam
bentuk tulisan, lisan, isyarat atau gerak. Pada
usia 1 tahun, selaput otak untuk pendengaran
membentuk kata-kata, mulai saling
berhubungan. Anak sejak usia 2 tahun sudah
banyak mendengar kata-kata atau memiliki
kosa kata yang luas.
Pada usia 4-6 tahun kemampuan berbahasa
anak akan berkembang sejalan dengan rasa
ingin tahu serta sikap antusias yang tinggi,
sehingga timbul pertanyaan-pertanyaan dari
anak dengan kemampuan bahasanya.
Kemampuan berbahasa juga akan terus
berkembang sejalan dengan intensitas anak
pada teman sebayanya.
19. 4. Perkembangan Sosial
Perilaku sosial merupakan aktivitas dalam
berhubungan dengan orang lain, baik dengan
teman sebaya, orang tua maupun saudara-
saudaranya. Sejak kecil anak telah belajar cara
berperilaku sosial sesuai dengan harapan orang-
orang yang paling dekat dengannya, yaitu
dengan ibu, ayah, saudara, dan anggota
keluarga yang lain.
Apa yang telah dipelajari anak dari lingkungan
keluarga turut mempengaruhi pembentukan
perilaku sosialnya. Ada empat faktor yang
berpengaruh pada kemampuan anak
bersosialisasi, yaitu :
• Adanya kesempatan untuk bergaul dengan
orang-orang di sekitarnya dari berbagai usia
dan latar belakang.
• Adanya minat dan motivasi untuk bergaul
• Adanya bimbingan dan pengajaran dari
orang lain, yang biasanya menjadi “model”
bagi anak.
• Adanya kemampuan berkomunikasi yang
baik yang dimiliki anak.
20. 5. Perkembangan Emosi
Emosi merupakan suatu keadaan atau perasaan
yang bergejolak pada diri seseorang yang
disadari dan diungkapkan melalui wajah atau
tindakan, yang berfungsi sebagai inner
adjustment (penyesuaian dari dalam) terhadap
lingkungan untuk mencapai kesejahteraan dan
keselamatan. Kemampuan untuk bereaksi
secara emosional sudah ada sejak bayi
dilahirkan.
Emosi anak memiliki karakteristik sebagai
berikut :
a. Emosi yang kuatAnak kecil bereaksi terhadap suatu stimulusi
dengan intensitas yang sama, baik terhadap situasi yang remeh
maupun yang sulit. Anak belum mampu menunjukkan reaksi
emosional yang sebanding terhadap stimulasi yang dialaminya.
b. Emosi seringkali tampakAnak-anak seringkali tidak mampu
menahan emosinya, cenderung emosi anak nampak dan bahkan
berlebihan.
c. Emosi bersifat sementaraEmosi anak cenderung lebih bersifat
sementara, artinya dalam waktu yang relatif singkat emosi anak dapat
berubah dari marah kemudian tersenyum, dari ceria berubah menjadi
murung.
21. d. Reaksi emosi mencerminkan individualitasSemasa bayi, reaksi emosi
yang ditunjukkan anak relatif sama. Secara bertahap, dengan adanya
pengaruh faktor belajar dan lingkungan, perilaku yang menyertai berbagai
emosi anak semakin diindividualisasikan. Seorang anak akan berlari ke
luar dari ruangan jika mereka ketakutan, sedangkan anak lainnya
mungkin akan menangis atau menjerit.
e. Emosi berubah kekuatannyaDengan meningkatnya usia, emosi anak
pada usia tertentu berubah kekuatannya. Emosi anak yang tadinya kuat
berubah menjadi lemah, sementara yang tadinya lemah berubah menjadi
emosi yang kuat.
f. Emosi dapat diketahui melalui gejala perilakuEmosi yang dialami anak
dapat pula dilihat dari gejala perilaku anak seperti : melamun, gelisah,
menangis, sukar berbicara atau dari tingkah laku yang gugup seperti
menggigit kuku atau menghisap jempol Pada usia 2-4 tahun, karakteristik
emosi anak muncul pada ledakan marahnya Untuk menampilkan rasa
tidak senang, anak melakukan tindakan yang berlebihan, misalnya
menangis, menjerit-jerit, melemparkan benda, bergulingguling, atau
memukul ibunya.