3. ZAMAN BATU
DIBEDAKAN LAGI MENJADI TIGA PERIODE,
YAITU:
1. ZAMAN BATU TUA (PALEOLITIKUM)
2. ZAMAN BATU MADYA (MESOLITIKUM)
3. ZAMAN BATU MUDA (NEOLITIKUM)
4. MEGALITIKUM
UMUMNYA MENGGUNAKAN PERALATAN
TERBUAT DARI BATU, ADA JUGA ALAT-ALAT
TERTENTU YANG TERBUAT DARI TULANG.
4. 1. ZAMAN BATU TUA (PALEOLITIKUM)
Zaman ini berlangsung kurang lebih 600.000 tahun
Perkembangan kebudayaan pada zaman ini sangat lambat akibat keadaan alam yang masih
sangat liar dan labil.
Alat-alat batu yang digunakan masih sangat sederhana. Dibuat dengan cara membenturkan
antara batu yang satu dengan batu yang lainnya.
Berdasarkan nama tempat penemuannya, dibagi menjadi:
1. Kebudayaaan Pacitan
2. Kebudayaan Ngandong.
5. KEBUDAYAAN PACITAN
Ditemukan oleh Von Koenigswald, pada tahun 1935 di sungai Baskoko, desa Punung, Pacitan, Jawa
Timur.
Alat-alat batu dari Pacitan ini berupa kapak genggam (kapak tak bertangkai yang digunakan dengan
cara digenggam), kapak perimbas, kapak penetak, pahat genggam, dan paling banyak digunakan
adalah alat serpih (flake).
Alat-alat batu tersebut berasal dari pleistosen tengah (lapisan dan fauna trinil).
Ditemukan pula di Sukabumi (Jawa Barat), Perigi dan Gombong (Jawa Tengah), dan juga beberapa
daerah di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara Timur.
6. KEBUDAYAAN NGANDONG
Alat-alat Zaman Batu Tua dari Ngandong (dekat Ngawi, Jawa Timur) berupa kapak-kapak
genggam dari batu dan alat-alat kecil yang disebut alat serpih (flake)
Alat serpih (flake) yang termasuk kebudayaan ngandong ditemukan pula di Sangiran, Jawa
Timur dan di Cabenge, Sulawesi selatan.
Ditemukan alat-alat dari tulang dan tanduk.
7. 2. ZAMAN BATU MADYA (MESOLITIKUM)
Zaman batu madya berlangsung pada kala Holosen.
Perkembangan lebih cepat daripada zaman batu tua karena manusia yang cerdas (homo sapiens).
Selain itu, keadaan alam sudah tidak selabil zaman batu tua sehingga dalam waktu kurang lebih 20.000
tahun (sejak permulaan zaman Holosen) hingga zaman sekarang.
Alat-alat dari zaman Batu Tua masih digunakan, seperti alat-alat tulang dan flake.
Manusia pada zaman ini juga telah mampu mebuat gerabah.
8. KEBUDAYAAN TULANG SAMPANG
Banyak alat-alat batu dari zaman Batu Madya ditemukan di abris sous roche (gua-gua yang digunakan
sebagai tempat tinggal)
Penelitian oleh Van Stein Callenfels di Gua Lawa, Ponorogo, Jawa Timur dari tahun 1928 sampai 1931.
Alat alat berupa alat alat batu seperti mata panah dan flake, batu-batu penggiling dan alat-alat tulang
dan tanduk.
9. KEBUDAYAAN TOALA
Selama tahun 1893-1896 Fritz Sarasin dan Paul Sarasin melakukan penelitian di gua-gua di
lumancong Sulawesi selatan yang masih dialami oleh suku bangsa Toala.
Ditemukan tulang, alat serpih, mata panah bergerigi dan alat-alat tulang yang berasal dari tahun
3000 sampai 1000 SM.
Ditemukan pula di beberapa daerah di Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Timur.
10. KEBUDAYAAN KAPAK GENGGAM SUMATRA
Ditemukan di pesisir Sumatera Timur Laut, Aceh , dan Medan.
Oleh Van Stein Callenfels pada tahun 1925 ditemukan:
1. Kjokkenmoddinger (tumpukan kulit kerang mencapai tinggi 7 meter)
2. Pebble (kapak genggam Sumatera)
3. Hanche Courte (kapak pendek)
4. Batu-batu penggiling
5. Alu dan lesung batu
6. Pisau batu
11. 3. ZAMAN BATU MUDA (NEOLITIKUM)
Sudah sangat maju daripada zaman zaman sebelumnya.
Hal ini disebabkan adanya migrasi secara bergelombang penduduk proto-melayu dari yunan, cina
selatan ke asia tenggara , termasuk Indonesia. Pendatang baru tersebut membawakan kebudayaan
kapak persegi.
Menurut R. Soekmono, kebudayaan neolitikum inilah yang menjadi dasar kebudayaan Indonesia
sekarang.
12. PENINGGALAN BUDAYA
Kapak Persegi
Berbentuk persegi panjang atau trapesiumi dan diberi nama oleh Von Heine Geldern. Alat-alat ini ada yang dipergunakan untuk
memudahkan pekerjaan ada juga yang digunakan sebagai alat untuk lambang kebesaran. Ditemukan di Sumatra, Jawa, dan Bali.
Kapak Lonjong
Berbentuk lonjong atau bulat telur. Pada ujungnya yang lancip ditempatkan tangkai, kemudian diikat menyiku. Yang besar disebut
walzenbil dan yang kecil disebut keinbeil. Kapak ini dipergunakan untuk menebang kayu, merambah hutan dan sebagai alat tukar
dalam perdagangan barter.
Gerabah
Gerabah memegang peranan sangat penting sebagai wadah atau tempat. Gerabah digunakan untuk keperluan setiap hari dalam
rumah tangga, upacara, dan ada pula sebagai bentuk hiasan. Gerabah ini banyak ditemukan di lapisan teratas bukit bukit kerang
sumatera dan di bukit bukit pasir pantai selatan jawa antara Yogyakarta dan pacitan, kendeng lembu, tangerang,dan minanga sipakka
(Sulawesi).
13. 4. MEGALITIKUM
Kebudayaan yang utamanya menghasilkan bangunan bangunan monumental yang terbuat
dari batu batu besar dan masif. Bangunan megalitik ini digunakan dalam sebagai sarana
penghormatan dan pemujaan terhadap nenek moyang.
Penyebarang kebudayaannya dibagi menjadi 2 gelombang:
1. Megalitik Tua, menghasilkan menhir, punden berundak, dan arca selama 2500 - 1500 SM.
2. Megalitik Muda, menghasilkankubur peti batu, dolmen, waruga, sarkofagus, dan arca
selama 1000 - 100 SM
14. Hasil-hasil terpenting dari kebudayan megalitikum
adalah sebagai berikut:
MENHIR
Tiang atau tugu batu yang terbuat dari batu tunggal dan ditempatkan pada suatu tempat. Berfungsi sebagai:
sarana pemujaan terhadap nenek moyang, tempat memperingati seseorang yang telah meninggal, tempat
menampung kedatangan ro. Menhir banyak di temukan di pasemah, Sumatera Selatan.
PUNDEN BERUNDAK
Bangunan pemujaan yang bertingkat tingkat (berundak undak). Tempat pemujaan ini banyak ditemukan di daerah
cisolok, sukabumi.
DOLMEN
Meja batu sebagai sejaji. Ada dolmen yang berkakikan menhir, seperti yang ditemukan di pasemah, sumatera
selatan. Ada pula dolmen yang juga digunakan sebagai kubur batu, seperti yang ditemukan di bondowoso dan di
merawan jember, jawa timur.
15. KUBUR PETI BATU
Kubur batu secara khusus dapat dimaknai sebagai peti jenazah yang dibentuk dari beberapa buah batu. Fungsi dari
kubur batu salah satunya adalah sebagai tempat untuk menyimpan mayat. Kubur peti batu ditemukann di kuningan,
jawa barat.
SARKOFAGUS
Berfungsi seperti peti jenazah yang berbentuk seperti palung atau lesung.
WARUGA
Peti jenazah kecil yang berbentuk kubus dan ditutup dengan batu lain yang berbentuk atap rumah.
ARCA
Menggambarkan manusia dan binatang, seperti gajah, harimau, dan kera.
Hasil-hasil terpenting dari kebudayan megalitikum
adalah sebagai berikut:
16. ZAMAN LOGAM
TERSEBAR DI TANA TORAJA (SULAWESI
SELATAN) DAN KEPULAUAN NUSA
TENGGARA.
PENDUDUK TELAH MAMPU MENGOLAH
DAN MELEBUR LOGAM.
NAMUN ALAT-ALAT BATU DAN GERABAH
MASIH TETAP ADA DAN DIPERGUNAKAN.
17. KAPAK CORONG (KAPAK SEPATU)
Kapak yang bagian atasnya berbentuk corong yang berguna untuk memasukkan tangkai kayu. Kapak corong yag salah
sisinya memanjang disebut Candrasa, digunakan sebagai tanda kebesaran dan alat upacara.
NEKARA
Genderang besar yang terbuat dari perunggu, berpinggang dibagian tengahnya dan tertutup dibagian atasnya.
GERABAH
Ragam hiasnya lebih kaya dibandingkan dengan zaman sebelumnya.
ARCA PERUNGGU
BEJANA PERUNGGU
BENDA-BENDA PERUNGGU DAN BESI LAINNYA
Hasil-hasil kebudayaan Zaman Logam: