2. KILAS BALIK KRISIS
Awal krisis ekonomi “lebih besar pasak daripada tiang”
Gejolak kurs mengungkap persoalan
gejolak nilai tukar rupiah sejak bulan juli 1997 sepatutnya
kian membuka mata hati terhadap berbagai persoalan
mendasar yang menghadang ekonomi Indonesia sejak
sekian tahun sebelumnya.
Presiden Soeharto dalam pidatonya didepan DPR 16 Agustus
1997 mengatakan : guncangan-guncangan yang melanda
mata uang berbagai negara dikawasan Asia Tenggara akhir-
akhir ini adalah wujud nyata dari pengaruh negatif
perekonomian dunia yang terbuka
3. Kebanyakan negara berkembang termasuk
Indonesia, tampaknya masih menganggap remeh
kondisi kesenjangan ini. Alasannya, kesenjangan
atau defisit transaksi berjalan bisa ditutup dengan
arus modal masuk dalam bentuk pinjaman luar
negeri dan penanaman modal asing
Sektor moneter tidak pernah dan tidak akan pernah
lepas kaitan dengan sektor real. Karena
bagaimanapun keadaan sektor moneter dengan
segala perangkat kebijakan dan berbagai lembaga
keuangan yang menopangnya tidak bisa berdiri
sendiri
4. KEGAGALAN PEMERINTAH MEMAHAMI SINYAL
1. Keterlibatan IMF
2. Rezim sentralistik menumpulkan upaya
penyelesaian
3. Krisis moneter menjadi krisis multidimensional
Julukan lebih besar pasak daripada tiang sangat pantas buat Indonesia
untuk menggambarkan bahwa bangsa kita boros.
Pemerintah berkali-kali melakukan terapi tetapi tidak mendapatkan hasil
yang memuaskan. Yang pasti akhirnya pemerintah memutuskan untuk ke
luar negeri dengan jalan mengundang IMF.
5. Bagi pemerintah sendiri, pelajaran yang bisa ditarik
dari krisis ekonomi dewasa sangatlah jelas :
1. Perlu pembenahan manajemen pembangunan
dan pemerintahan
2. Reformasi sistem pengambilan keputusan
3. Pengembangan kelembagaan yang menopang
peningkatan dinamika perekonomian
6. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KRISIS
1. Faktor internal
faktor ini meliputi ekonomi dan nonekonomi, kelompok pertama
termasuk fundamental ekonomi indonesia baik dalam tingkat makro,
maupun mikro.
2. Faktor eksternal
krisis ekonomi di Asia juga diakibatkan oleh perkembangan
perekonomian negara-negara maju dan pasar keuangan global yang
mengakibatkan ketidakseimbangan global .
3. Teori-teori alternatif
ada juga 3 teori alternatif yang dapat juga dipakai sebagai basic
framework untuk menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya krisis
ekonomi.
a. teori konspirasi
b. teori kontagion
c. teori business cycle