1. PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TANPA MAKNA
SOLUSI UNTUK MEMBUAT PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA MENJADI
BERMAKNA
130
Akhir-akhir ini, dunia mengalami kelesuan dalam pertumbuhan ekonomi.
Sebagian negara maju mengalami laju pertumbuhan ekonomi yang rendah, tidak
mengalami pertumbuhan ekonomi, dan bahkan ada sebuah negara maju yang
pertumbuhan ekonominya minus. Sebagian besar negara berkembang juga
mengalami pertumbuhan ekonomi yang rendah, kecuali Indonesia. Menurut hasil
riset dari World Bank pada tahun 2013, pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar
6,3 %, tertinggi di tingkat Asia pada tahun 2013. Bahkan, prediksi World Bank
menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan semakin meningkat
setiap tahunnya dan pada tahun 2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia melebihi
pertumbuhan ekonomi negara-negara maju dunia, seperti Jerman dan China.
Pemerintah kita tentu saja merasa senang mendengar hal tersebut. Akan tetapi,
pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak sebanding dengan kualitas hidup para
penduduknya. Kita melihat sebagian masyarakat Indonesia masih hidup di bawah
garis kemiskinan, kualitas pendidikan yang rendah, dan angka pengangguran yang
semakin tak terbendung sehingga boleh dikatakan bahwa pertumbuhan ekonomi
Indonesia yang semakin tinggi seakan-akan tidak bermakna.
Adapun beberapa solusi yang kami tawarkan agar pertumbuhan ekonomi
Indonesia menjadi bermakna yakni pertama, infrastruktur negara kita harus lebih
baik agar kebutuhan pokok masyarakat kita yang tinggal di daerah pelosok dapat
terdistribusi dengan baik. Kedua, memperlebar lapangan kerja agar dapat
mengurangi atau bahkan menghilangkan laju pengangguran. Ketiga, meningkatkan
kualitas pendidikan dan kesehatan masyarakat kita. Terakhir, mengubah pola
hidup sebagian masyarakat kita yang masih kotor dan boros. Kesemuanya ini tidak
dapat dilakukan bilamana pemerintah kita masih terlena dengan pernyataan
beberapa lembaga finansial yang menyatakan bahwa pertumbuhan Indonesia baik
tanpa melihat lebih jauh dan bertindak dengan cepat dan lebih baik demi
pertumbuhan ekonomi negara kita yang bermakna.
2. Adapun teori-teori dan model-model pertumbuhan perekonomian
seperti Teori Klasik, Teori Neo-Keynes, Teori Neo-Klasik dan Teori Modern. Di dalam
teori klasik ada dua aliran pemikiran mengenai pertumbuhan ekonomi yang dilihat
dari sisi AS/produksi yaitu teori klasik dan teori modern dan diantara kedua ini,
teori neo-keynes dan teori neo-klasik. Dasar pemikiran teori klasik adalah
pembangunan ekonomi yang dilandasi oleh sistem Liberal, yang
manapertumbuhan ekonomi di pacu oleh semangat untuk mendapatkan
keuntungan maksimal. Beberapa teori klasik terdapat disini yaitu sebagai berikut:
1. Teori Pertumbuhan Adam Smith, di dalam teori ini terdapat tiga faktor penentu
proses produksi/pertumbuhan, yaitu SDA, SDM, dan barang modal.
2. Teori Pertubuhan David Ricardo, pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh SDA
(dalam arti tanah) yang terbatas jumlahnya, dan jumlah penduduk yang
menghasilkan jumlah tenaga kerja yang menyesuaikan diri dengan tingkat
upah. Menurut David Ricardo pertanian adalah sektor utama sebagai motor
penggerak pertumbuhan ekonomi.
3. Teori Pertumbuhan dari Thomas Robert Malthus, menurutnya, ukuran
keberhasilan pembangunan suatu perekonomian adalah kesejahteraan Negara,
yakni jika PNB potensialnya meningkat. Sekotor yang paling dominan adalah
sektor industri dan pertanian. Jika output di kedua sektor itu di tingkatkan,
maka PNB potensialnya akan bisa di tingkatkan. Menurut Thomas Robert
Malthus ada dua faktor yang sangat menentukan pertumbuhan yaitu faktor
ekonomi seperti tanah, tenaga kerja, modal dan organisasi ; dan juga faktor
nonekonomis seperti keamanan atas kekayaan, konstitusi dan hukum yang
pasti, etos kerja dan disiplin pekerja yang tinggi. tetapi, diantara faktor tersebut
yang paling berpengaruh adalah faktor akumulasi modal.
4. Teori Marx, membuat lima tahapan perkembangan sebuah perekonomian yaitu:
1. perekonomian komunal priminif 2. perekonomian perbudakan 3.
perekonomian feodal 4. perekonomian kapitalis 5. perekonomian sosialis.
Teori selanjutnya yaitu tentang teori Neo-Keynes, model pertumbuhan yang
di dalam kelompok teori Neo-Keynes adalah model daro Harrod dan Domar yang
mencoba memeperlus teori keynes mengenai keseimbangan pertumbuhan
ekonomi dalam perspektif jangaka panjang dengan menlihat pengaruh dari
investasi, baik pada AD maupun pada perluasan kapasitas produksi AS, yang pada
akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Selanjutnya yaitu mengenai
Teori Neo-Klasik. Pemikiran dari teori ini didasarkan pada kritik atas kelemahan-
kelemahan atau penyempurnaan terhadap pandangan/asumsi dari teori klasik.
Adapun beberapa model berdasarkan teori ini antara lain sebagai berikut :
1. Model Pertumbuhan A.Lewis
2. Model Petumbuhan Paul A.Baran
3. Teori Ketergantungan Neokolonial
4. Model Pertumbuhan WW.Rostow
Kemudian, Teori Modern, dari teori-teori yang di bahas dia atas kurang
dapat menjelaskan pertumbuhan ekonomi yang sejak tahun 1950-an di banyak
negara di dunia yang kenyataannya pertumbuhan tersebut tidak sepenuhnya
hanya dodorong olah akumulasi modal dan penambahan jumlah tenaga kerja,,
tetapi juga disebabkan oleh peningkatan produktifitas dari kedua faktor
tersebut.sebenarnya pertumbuhan ekonomi Indonesia bila dilihat mulai dari tahun
3. 1997 hingga sekarang mengalami kenaikan laju yang lumayan tinggi, paling tidak
pada tingkat ekonomi makro. Akan tetapi, pada sekarang ini pemerataan dalam
konteks Pembangunan Ekonomi Indonesia kurang merata karena semakin banyak
saja masyarakat khususnya Indonesia yang masih kekurangan dalam faktor
pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan1.
Menurut saya, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tidak bermakna
disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, sumber daya manusia (SDM) sebagian
masyarakat Indonesia yang masih rendah sehingga pihak asing yang notabene
memiliki SDM yang tinggi masih mengelola sebagian besar Sumber Daya Alam
(SDA) negara kita. Kedua, adanya faktor X, yakni adanya kekuatan politik dari
negara Adidaya, yaitu Amerika Serikat yang mencoba untuk membuat negara kita
terlena dengan angka pertumbuhan ekonomi yang tinggi sehingga pemerintah kita
tidak berbuat yang lebih cepat dan lebih baik terhadap kualitas hidup masyarakat
kita. Terakhir, negara kita masih tergantung pada sistem moneter yang namanya
Satanic Moneter System2 yang dimana sistem tersebut masih menjadikan uang
kertas dan uang logam sebagai alat tukar tertinggi sehingga dapat membuat inflasi
negara menjadi tinggi. Banyak negara-negara mulai beralih ke alat tukar berupa
logam mulia seperti emas dengan tujuan agar negaranya dapat mengurangi laju
inflasi.
Banyak kalangan memberikan pandangan mengenai pertumbuhan ekonomi
Indonesia yang tanpa makna, termasuk dari kalangan mahasiswa. Dalam forum
diskusi FGD (Focus Group Discussion) II yang diadakan oleh LPM Penalaran UNM
kemarin, ada lima pandangan mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia yang
tanpa makna. Orang pertama menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi negara
Indonesia cukup mengagumkan bagi negara-negara lain akan tetapi berbanding
terbalik dengan kualitas hidup penduduk dan infrastruktur negara kita yang masih
belum baik. Orang kedua menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia
mulai ke arah yang lebih baik, akan tetapi tidak didukung oleh kualitas pendidikan
dan kesehatan sebagian besar masyarakat kita. Orang ketiga menyatakan bahwa
pertumbuhan ekonomi Indonesia semakin meningkat, akan tetapi sangat
berbanding terbalik terhadap realita yang ada. Orang keempat menyatakan bahwa
pertumbuhan ekonomi Indonesia sudah lebih baik, bahkan pada tahun 2020
pertumbuhan ekonomi negara kita mampu mengalahkan pertumbuhan ekonomi
China, tetapi hal tersebut sangat tidak menyentuh orang-orang yang berdomisili di
daerah pedalaman. Orang terakhir menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi di
Indonesia yang sudah baik seharusnya diikuti oleh tingkat kesejahteraan
masyarakat Indonesia yang lebih baik pula, akan tetapi terjadi sebaliknya.
Berdasarkan pandangan dari beberapa peserta forum, maka dapat diberi
solusi agar pertumbuhan ekonomi negara kita tumbuh dengan bermakna. Adapun
solusi tersebut yakni pertama, memperbaiki infrastruktur negara. Kedua,
meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan masyarakat. Ketiga, memperluas
lapangan kerja. Terakhir, tidak terlalu puas dengan hasil yang dicapai.
1
Sumber: http://dewirahmiati.blogspot.com/2011/02/penjelasan-antara-pertumbuhan-dan.html.
Diakses pada tanggal 23 Januari 2013.
2
Sumber: http://nugerahaa.blogspot.com/2012/07/resensi-buku-satanic-finance.html. Diakses
pada tanggal 19 Januari 2013.