SlideShare a Scribd company logo
Asuhan neo, by and
balita dgn cacat
bawaan

Robin Dompas
•
•
•
•
•

Atresia duodeni
Meningokel, ensefalokel
Hidrosephalus
Fimosis
Hipospadia
• Atresia duodenum diduga timbul dari
kegagalan rekanalisasi lumen setelah fase
padat pada perkembangan usus selama masa
kehamilan minggu ke 4 dan ke 5
Type II

Classification

Type I

Type III
• Obstruksi dapat juga disebabkan oleh kompresi
ekstrinsik seperti pancreas anulare atau oleh
pita – pita Ladd pada penderita dengan
malrotasi
• Insidens atresia duodenum adalah 1 dalam
10000 kelahiran dan meliputi sekitar 25 – 40 %
dari semua atresia usus.
Manifestasi klinis
• Tanda obstruksi duodenum adalah muntah
yang mengandung empedu
• tanpa perut kembung; biasanya terjadi pada
hari pertama setelah lahir. Gelombang
peristaltic mungkin terlihat pada awal proses
penyakit ini.
• Ada riwayat polihidramnion pada pertengahan
kehamilan dan ini disebabkan oleh kegagalan
penyerapan amnion di bagian distal usus.
• Ikterik tampak pada sepertiga bayi
Diagnosis
• Adanya
gambaran
“tanda
gelembung
ganda”
pada
foto
rontgen polos abdomen.
----Gambaran
ini
disebabkan oleh karena
lambung dan duodenum
proksimal mengembang
dan terisi udara.
• Pemeriksaan dengan kontras biasanya tidak diperlukan dan
jika dikerjakan mungkin menimbulkan aspirasi. Pemeriksaan
kontras kadang – kadang mungkin di perlukan untuk
menyingkirkan malrotasi dan volvulus karena infark usus
dapat terjadi pada 6 – 12 jam jika volvulus tida diterapi.

• Diagnosis prenatal atresia duodenum di buat dengan
menambah frekuensi pemeriksaan ultrasonografi janin
Penatalaksanaan
• Pengobatan awal bayi dengan atresia duodenum
meliputi dekompresi naso- atau orogastrik dengan
penggantian cairan secara intravena.
• Operasi perbaikan atresia duodenum yang biasa
adalah duodenostomi.
Pengertian
• Meningokel atau ensephalokel merupakan
kelainan bawaan dimana terjadi pemburutan
selaput otak dan isi kepala keluar melalui
lubang pada tengkorak atau tulang belakang.
• Angka kejadiannya adalah 3 di antara 1000
kelahiran.
• Meningokel adalah satu dari tiga jenis kelainan
bawaan spina bifida. Meningokel adalah meningens
yang menonjol melalui vertebra yang tidak utuh dan
teraba sebagai suatu benjolan berisi cairan di bawah
kulit.
• Spina bifida (sumbing tulang belakang) adalah suatu
celah pada tulang belakang (vertebra), yang terjadi
karena bagian dari satu atau beberapa vertebra gagal
menutup atau gagal terbentuk secara utuh.
Etiologi
• Penyebab terjadinya meningokel dan ensephalokel adalah
karena adanya defek pada penutupan spina bifida yang
berhubungan dengan pertumbuhan yang tidak normal dari
korda spinalis atau penutupnya, biasanya terletak di garis
tengah.
• Risiko melahirkan anak dengan spina bifida berhubungan
erat dengan kekurangan asam folat, terutama yang terjadi
pada awal kehamilan.
• Penonjolan dari korda spinalis dan meningens
menyebabkan kerusakan pada korda spinalis dan akar
saraf, sehingga terjadi penurunan atau gangguan fungsi
pada bagian tubuh yang dipersarafi oleh saraf tersebut atau
dibagian bawahnya.
Gejala
• Tergantung
kepada letak anatomis dari spina bifida.
Kebanyakan terjadi di punggung bagian bawah, yaitu daerah
lumbal atau sakral, karena penutupan vertebra di bagian ini
terjadi paling akhir. Kelainan bawaan lainnya yang juga
ditemukan pada penderita spina bifida: hidrosefalus, dan
dislokasi pinggul.
Gejala
• Gejalanya bervariasi, tergantung kepada beratnya
kerusakan pada korda spinalis dan akar saraf yang
terkena. Beberapa anak memiliki gejala ringan atau
tanpa gejala, sedangkan yang lainnya mengalami
kelumpuhan pada daerah yang dipersarafi oleh korda
spinalis maupun akar saraf yang terkena.
Terdapat tiga jenis spina bifida
• Spina bifida okulta, merupakan spina bifida yang paling
ringan. Satu atau beberapa vertebra tidak terbentuk secara
normal, tetapi korda spinalis dan selaputnya (meningens) tidak
menonjol.
• Meningokel, yaitu meningens menonjol melalui vertebra yang
tidak utuh dan teraba sebagai suatu benjolan berisi cairan di
bawah kulit.
• Mielokel, merupakan jenis spina bifida yang paling
berat, dimana korda spinalis menonjol dan kulit di atasnya
tampak kasar dan merah.
• Spina bifida occulta
• Meningocele
• Myelomeningocele
Prenatal diagnosis of anterior sacral meningocele

Ultrasound in Obstetrics & Gynecology
Volume 37, Issue 4, pages 493-496, 8 MAR 2011 DOI: 10.1002/uog.8852
http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/uog.8852/full#fig1
Prenatal diagnosis of anterior sacral meningocele

Ultrasound in Obstetrics & Gynecology
Volume 37, Issue 4, pages 493-496, 8 MAR 2011 DOI: 10.1002/uog.8852
http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/uog.8852/full#fig2
Prenatal diagnosis of anterior sacral meningocele

Ultrasound in Obstetrics & Gynecology
Volume 37, Issue 4, pages 493-496, 8 MAR 2011 DOI: 10.1002/uog.8852
http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/uog.8852/full#fig3
Pengobatan.
•
•
•
•
•

•
•
•

Mengurangi kerusakan saraf akibat spina bifida.
Meminimalkan komplikasi (misalnya infeksi)
Pembedahan dilakukan untuk menutup lubang yang terbentuk, kelainan
ginjal dan kandung kemih serta kelainan bentuk fisik yang sering
menyertai.
Terapi fisik dilakukan agar pergerakan sendi tetap terjaga dan untuk
memperkuat fungsi otot.
Untuk mengobati atau mencegah meningitis, infeksi saluran kemih dan
infeksi lainnya, diberikan antibiotik.
Untuk membantu memperlancar aliran air kemih bisa dilakukan
penekanan lembut diatas kandung kemih.
Diet kaya serat dan program pelatihan buang air besar bisa membantu
memperbaiki fungsi saluran pencernaan.
Pencegahan. Adapun cara pencegahan yang dapat dilakukan antara
lain :
– Resiko terjadinya meningocel bisa dikurangi dengan mengkonsumsi asam folat.
– Kekurangan asam folat pada seorang wanita harus ditangani sebelum wanita
tersebut hamil, karena kelainan ini terjadi sangat dini.
– Pada wanita hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi asam folat sebanyak 0,4
mg/hari. Kebutuhan asam folat pada wanita hamil adalah 1 mg/hari.
Fetal Medicine

NEURAL TUBE DEFECTS
Spina bifida
Ensephalokel
Definisi
• Ensephalokel adalah suatu kelainan tabung saraf
yang ditandai dengan adanya penonjolan meningens
(selaput otak) dan otak yang berbentuk seperti
kantung melalui suatu lubang pada tulang
tengkorak. Ensephalokel disebabkan oleh kegagalan
penutupan tabung saraf selama perkembangan janin.
Jaringan otak yang menonjol.
Gejala

• Hidrosefalus, kelumpuahn keempat anggota gerak
(kuadriplegia
spastik),
gangguan
perkembangan,
mikrosefalus,
gangguan
penglihatan,
keterbelakangan
mental
dan
pertumbuhan, ataksia, serta kejang. Beberapa anak
memiliki kecerdasan yang normal. Ensefalokel
seringkali disertai dengan kelainan kraniofasial atau
kelainan otak lainnya.
Asuhan
• Cegah infeksi perlukaan ensefalokel waktu lahir, menutup luka
dengna kasa steril setelah lahir.
• Persiapan operasi dilakukan sedini mungkin untuk mencegah
infeksi otak yang sangat berbahaya.
• Pasca operasi perhatikan luka agar : tidak basah, ditarik atau
digaruk bayi, perhatikan mungkin terjadi hidrosefalus, ukur
lingkar kepala, pemberian antibiotik (kolaborasi).
Ensefalokel
31
DEFINISI
Penumpukan aktif cairan otak dalam
ventrikel
dengan
peningkatan
sekunder volume intrakranial dan TIK

3 – 25 tiap 10.000 lahir-hidup
 1 dari 400 lahir hidup


32
Sirkulasi normal CSS
V I-II → for. Monroi → V III → aquaduktus Sylvii
→ V IV → for. Luscha & Magendie →
sisterna basalis (ruang subaraknoid) →
granulasio Pacchioni dan vili arakhnoid.

33
ENCYCLOPEDIA OF LIFE SCIENCES & 2010, John Wiley & Sons, Ltd. www.els.net
Normal, ada keseimbangan antara sekresi dan absorpsi CSF.
36
37
• PRODUKSI
– dewasa: 0,33 cc/menit; 475 cc / hari
– infant: 8 cc/jam
– Aktif, perlu ATP dan enzim Carbonic anhydrase:
pleksus khoroideus

– Pasif: difusi melalui sel ependim dinding ventrikel;
hasil sampingan dari metabolisme otak
– CA dapat dihambat oleh azetazolamide (Glaumax ®),
mengurangi 50%-80% total CSF.

• Overproduksi: tumor papiloma pleksus

3
8
Penyebab

2.
3.

Tumor, hematoma, edema, infark di dlm / sekitar
sistem ventrikel
Stenosis aquaduktus Sylvii
Tuberkel TB di for Luscha / Magendie

1.
2.
3.

Produksi >>>
Obstruksi sirkulasi liquor
Gangguam reabsorbsi

1.
Patofisiologi hidrocephalus

Spina Bifida

Kongenital
Obstr. Atap vent.
IV, For.
Monro, Megendi &
Lusca
 infeksi
Neoplasma
Perdarahan

Myelomeningocele
Ggn . Sirk . CSS ≠
m’capai sub
arachnoid

Hidrocephalus
non Komunikan
(0bstruksi)

Lintasan susunan
Vent. terbuka
CSS bebas bergerak
dlm ruang sub
arachnoid

Obstruksi
Kepala >>>
Depresi atap
orbita

Sunset eyes fenom

Sutura & fontanel
melebar
Strabismus

Hidrocephalus
Komunikan

Penekanan s.
kranial
S . K lumpuh
Manifestase klinik
 < 2 tahun :
Kepala membesar (++)
Ubun-ubun & sutura melebr
Dahi melebar, kulit kepala tipis mengkilat 
pelebaran vena dinding kepala
Tulang – tulang kepala tipis “ craced pot sign”
Mata sunset fenomena, strabismus,
nystagmus, atropi N II buta
Jenis hidrosefalus
• Hidrosefalus interna :adanya dilatasi ventrikel
• Hidrosefalus eksternal : pelebaran rongga sub arachnoid di
atas permukaan korteks
• Hidrosefalus komunikans: ada hub. antara sistem ventrikel
dgn rongga sub arachnoid otak dan spinal
• Hidrosefalus non komunikans : blok pada sistem ventrikel ke
sub arachnoid ke subarachnoid
• Hidrosefalus ex-vacuo: ventrikullomegali akibat atropfi otak
primer---ortu
Diagnosis

1. Rontgen foto kepala ==== > sutura / tengkorak
tipis
2. CT scan / MRI = hidrocephalus (+)
3. Transiluminasi  cairan (++) dalam tengkorak

kepala
5. Ventrikulografie, Ultrasonografi
4.

Gejala klinik / px fisik -Lingkaran
Penatalaksanaan
• Penanganan hidrocefalus masuk pada katagori
”live saving and live sustaining” yang berarti
penyakit ini memerlukan diagnosis dini yang
dilanjutkan dengan tindakan bedah secepatnya.
• Keterlambatan akan menyebabkan kecacatan dan
kematian
sehingga
prinsip
pengobatan
hidrocefalus harus dipenuhi yakni:
Koreksi chirurgis etiologi obstruction
< I produksi css dengan obat :
Asetasolamide 50-100mg/kg
Furosemide 1mg/kg
Isosorbide
Shunt ( by pass)
Ventriculo systerna
Ventriculo jugulair/atrial
Ventriculo peritoneal
Ventriculo pleural
ENCYCLOPEDIA OF LIFE SCIENCES & 2010, John Wiley & Sons, Ltd. www.els.net
Pengkajian
•
•

Data subjektif : ….
Data objektif :
• Fontanel,
dilatasi
vena
kulit
kepala
menonjol, pemeriksaan sutura kranial
• Strabismus
• Menangis nada tinggi, menjerit, muntah, kejang
• Hasil pex dx
Asuhan
1.

Pra bedah :
Pantau, cagah ----↗ TIK
1) Posisi nyaman  kepala elevasi 30
2) Pantau tanda ↗ TIK :
1) ↗frek. Nafas, ↙ denyut apex, ↗ tek. Drh & ↗suhu bdn
2) ↙ tingkat kesadaran
3) Kejang
4) Muntah
5) Perubahan ukuran, simetris reaksi pupil
6) Fontanel menonjol
c. Kurangi stimulasi
d. Siapkan oxygen
b. Siapkan by/anak & ortu== prosedur pembedhn

a.
Cont….
2. Pasca bedah :






pantau TTV & st. neurologik laporkan adanya
tanda ↗ TIK
Pantau tanda-tanda infeksi
Pantau dan pertahankan fungsi pirau :

Posisikan anak/by ke sisi non bedah

Pertahankan tirah baring ==24 – 72 jam

Kepala 30⁰ = ↗kan drainase & ↙ kan kongesti
vena

Laporkan == gejala malformasi pirau
(iritabilitas, ↘ tingkt kesadrn, muntah)
Bantu by/anak & ortu = atasi stress ==
hospitalisasi / pembedahan
Komplikasi
• Menurut Prasetio (2004):
1. Peningkatan TIK
2. Pembesaran kepala
3. kerusakan otak
4. Meningitis, ventrikularis, abses abdomen
5. Ekstremitas mengalami
kelemahan, inkoordinasi, sensibilitas kulit menurun
6. Kerusakan jaringan saraf
7. Proses aliran darah terganggu
Prognosa
Jika tidak dioperasi 50-60% bayi akan meniggal karena
hidrosefalus sendiri ataupun penyakit penyerta.
Skitar 40% bayi yang bertahan memiliki kecerdasan hampir
normal.
Dengan bedah saraf dan penatalaksanaan medis yang
baik, sekitar 70% diharap dapat melampaui masa
bayi, sekitar 40% dengan intelek normal, dan sektar 60%
dengan cacat intelek dan motorik bermakna.
Prognosis bayi hidrosefalus dengan meningomilokel lebih
buruk
Pengertian
• Merupakan kondisi dimana kulit yang
melingkupi kepala penis (glans penis) tidak
bisa ditarik ke belakang untuk membuka
seluruh
bagian
kepala
penis
(kulup, prepuce, preputium, foreskin,).
• Preputium terdiri dari dua lapis, bagian dalam dan
luar, sehingga dapat ditarik ke depan dan
belakang pada batang penis. Pada fimosis, lapis
bagian dalam preputium melekat pada glans
penis. Kadangkala perlekatan cukup luas
sehingga hanya bagian lubang untuk berkemih
(meatus urethra externus) yang terbuka.
• Fimosis (phimosis) bisa merupakan kelainan
bawaan sejak lahir (kongenital) maupun didapat
Etiologi

• Fimosis penyebabnya tidak dapat
diidentifikasi, tetapi ada beberapa faktor
yang dapat menyebabkan terjadinya
fimosis diantaranya:
– Kongenital
– Inflamasi/peradangan
– Oedema
Patofisiologi
• Fimosis dialami oleh sebagian besar bayi baru lahir
karena terdapat adhesi alamiah antara prepusium
dengan glans penis.
• Hingga usia 3-4 tahun penis tumbuh dan
berkembang dan debris yang dihasilkan oleh epitel
prepusium ( smegma ) mengumpul di dalam
prepusium
dan
perlahan-lahan
memisahkan
prepusium dari glans penis. Pemisahan secara
kehamilan 7 minggu.
• Selama proses pemisahan, prepusium harus
diretraksi agar menjaga hygiene sehari-hari.
Smegma dihasilkan dari personal hygiene yang
buruk yang dapat memberikan perkembangan
inflamasi dan infeksi serta telah mengimplikasikan
penyebab kanker penis.
Manifestasi klinis
• Fimosis menyebabkan gangguan aliran urin berupa
sulit BAK, pancaran urin mengcil dan deras
menggelumbungnya ujung prepusium penis pada
saat miksi dan pada akhirnya dapat menimbulkan
retensi uruin. = Bayi atau anak sering menangis
keras sebekum urine keluar
• Hygiene lokal yang kurang bersih menyebabkan
terjadinya infeksi pada prepusium ( postitis ), infeksi
pada galns penis ( balanitis ) atau infeksi pada
glans penis dan prepusium penis.
• Kadang ada benjolan lunak di ujung penis karena
adanya korpus smegma
( timbunan smegma
di dalam saku prepusium penis ).
Pemeriksaan penunjang

• Pada klien dengan fimosis pemeriksaan yang
perlu dilaksanakan sebagai penunjang dalam
pengumpulan data adalah :
– Pemeriksaan darah lengkap.
– USG penis
– Pemeriksaan kadar TSH
Komplikasi
•
•
•
•
•
•

Retensi urin
Karsinoma penis
Perdarahan
Stenosis ineatus
Fimosis persisten
Robekan pada prepusium
Penatalaksanaan
• Penatalaksanaan medis
– Fimosis disertai balanitis xerotica obliterans dapat
diberikan salep dexamethasone 0,1% yang dioleskan 34 kali sehari dan diharapkan setelah 6 minggu
pemberian prepusium dapat diretraksi spontan.
– Dengan tindakan sirkumsisi, apabila fimosis sampai
menimbulkan gangguan miksi pada klien. Dengan
bertambahnya usia, fimosis akan hilang dengan
sendirinya.

• Prinsip terapi dan asuhan
– Perawatan rutin pra bedah.
• Menjaga kebersihan bagian alat kelamin untuk
mencegah adanya kuman atau bakteri dengan air
hangat dan sabn mandi.
• Penis harus dibersihkan secara seksama dan bayi
tidak boleh ditinggalkan sendiri berbaring seperti
popok yang basah dalam waktu yang lama.
Asuhan pasca bedah
• Setelah dilakukan pembedahan, akan menimbulkan
komplikasi salah satunya perdarahan. Untuk
mengatasinya, dengan mengganti balutan apabila
basah dan dibersihkan dengan kain/lap yang
berguna
untuk
mendorong
terjadinya
penyembuhan.
• Mengganti popok apabila basah terkena air
kencing.
• Mengajarkan orang tua tentang personal hygiene
yang baik bagi anak.
• Membersihkan daerah luka setiap hari dengan
sabun dan air serta menerpkan prinsip protektif.
•
FIMOSIS OPERADA
HYPOSPADIA
– Anomali kongenital berupa mall posisi dari muara uretra
– Penyebab secara pasti belum diketahui, faktor yang
berhubungan lingkungan dan pengaruh hormon
– Insiden adalah 1 dari 500 (gonzalez; 1991), risiko tinggi
pada
anak
dari
ayah/sibling
dengan
hypospadia, perempuan jarang.
HYPOSPADIA
Patofisiologi :
• Pembentukan uretra yang tidak lengkap dalam uterus
• Letak muara uretra tidak pada biasanya, yang diserta
dengan keterbatasan dari pengeluaran urine (muara
uretra pada bagian ventral)
• Penis bengkok ke bawah (pada kasus yang berlanjut)
• Pembukaan uretra tak maksimal akan terjadi stenosis,
hal ini akan terjadi obstruksi parsial, ---- UTIs /
hydroneprosis
• Pada kasus yang berlanjut tanpa dilakukan koreksi
pembedahan pada anak laki-laki akan terjadi fertilitas
HYPOSPADIA
HYPOSPADIA
Manifestasi klinik :
– Uretra terletak pada bagian ventral
– Dalam keadaan berat batang penis bengkok ke bawah
– Pada wanita muara uretra terletak di vagina (jarang)

Tindakan medis : Pembedahan ( diatas 1 tahun )
HYPOSPADIA
Pengkajian :
• Pemeriksaan fisik -- bagian genitalia
• Kaji riwayat keluarga
• Status bak, apakah ada gejala UTIs ?
• Palpasi abdomen – distensi blader ? / ginjal >> ?
• Kaji kesiapan orang tua tentang pembedahan
Asuhan
• Koreksi bedah
• Asuhan pra…..
• Asuhan post
–
–
–
–
–
–

Tirah baring = kat diangkat
Jaga luka tetap kering
Rawat kateter
Px urine == bakteri ?:
Intake cairan adekuat = mengencerkan toxin
Kat diangkat 5-7 hari
Peny bawaan ii
Peny bawaan ii

More Related Content

What's hot

Tumor Jinak Ginekologi
Tumor Jinak GinekologiTumor Jinak Ginekologi
Tumor Jinak Ginekologi
harry christama
 
4. endometritis & metritis
4. endometritis & metritis4. endometritis & metritis
4. endometritis & metritisPradasary
 
Anatomi panggul
Anatomi panggulAnatomi panggul
Anatomi panggul
fikri asyura
 
Labiopalatoskisis(agnes,amaliyah, anisa, antin) nra
Labiopalatoskisis(agnes,amaliyah, anisa, antin) nraLabiopalatoskisis(agnes,amaliyah, anisa, antin) nra
Labiopalatoskisis(agnes,amaliyah, anisa, antin) nra
Agnes Putri
 
Rumus Johnson Toshack Converted
Rumus Johnson Toshack ConvertedRumus Johnson Toshack Converted
Rumus Johnson Toshack Converted
dr. Bobby Ahmad
 
obstruksi billiaris
obstruksi billiarisobstruksi billiaris
obstruksi billiaris
sri wahyuni
 
Power Point Asuhan Neonatus Kelainan Kongenital
Power Point Asuhan Neonatus Kelainan KongenitalPower Point Asuhan Neonatus Kelainan Kongenital
Power Point Asuhan Neonatus Kelainan KongenitalZahraazmalunnisaramadan
 
Pemeriksaan keadaan umum pasien
Pemeriksaan keadaan umum pasienPemeriksaan keadaan umum pasien
Pemeriksaan keadaan umum pasien
Sulistia Rini
 
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)Amalia Senja
 
Anatomi Panggul
Anatomi PanggulAnatomi Panggul
Anatomi Panggul
Fransiska Oktafiani
 
Ppt hipospadia
Ppt hipospadiaPpt hipospadia
Ppt hipospadiaMidwife
 
Caput succedaneum dan cephalhematoma
Caput succedaneum dan cephalhematomaCaput succedaneum dan cephalhematoma
Caput succedaneum dan cephalhematoma
Fuji Astuti
 
Mekanisme Persalinan
Mekanisme PersalinanMekanisme Persalinan
Mekanisme Persalinan
Anna Nisa
 
persalinan sungsang
persalinan sungsangpersalinan sungsang
persalinan sungsangMariaBjr
 
Pemeriksaan BBL neonatus px fisik, reflek, apgar, penyuluhan sebelum bayi pulang
Pemeriksaan BBL neonatus px fisik, reflek, apgar, penyuluhan sebelum bayi pulangPemeriksaan BBL neonatus px fisik, reflek, apgar, penyuluhan sebelum bayi pulang
Pemeriksaan BBL neonatus px fisik, reflek, apgar, penyuluhan sebelum bayi pulang
retnobudiyanti
 
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik
W Theresia
 

What's hot (20)

Tumor Jinak Ginekologi
Tumor Jinak GinekologiTumor Jinak Ginekologi
Tumor Jinak Ginekologi
 
4. endometritis & metritis
4. endometritis & metritis4. endometritis & metritis
4. endometritis & metritis
 
Anatomi panggul
Anatomi panggulAnatomi panggul
Anatomi panggul
 
Labiopalatoskisis(agnes,amaliyah, anisa, antin) nra
Labiopalatoskisis(agnes,amaliyah, anisa, antin) nraLabiopalatoskisis(agnes,amaliyah, anisa, antin) nra
Labiopalatoskisis(agnes,amaliyah, anisa, antin) nra
 
Rumus Johnson Toshack Converted
Rumus Johnson Toshack ConvertedRumus Johnson Toshack Converted
Rumus Johnson Toshack Converted
 
06 partograf
06 partograf06 partograf
06 partograf
 
obstruksi billiaris
obstruksi billiarisobstruksi billiaris
obstruksi billiaris
 
Power Point Asuhan Neonatus Kelainan Kongenital
Power Point Asuhan Neonatus Kelainan KongenitalPower Point Asuhan Neonatus Kelainan Kongenital
Power Point Asuhan Neonatus Kelainan Kongenital
 
Pemeriksaan keadaan umum pasien
Pemeriksaan keadaan umum pasienPemeriksaan keadaan umum pasien
Pemeriksaan keadaan umum pasien
 
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)
 
Abses mamae
Abses mamaeAbses mamae
Abses mamae
 
Distosia bahu
Distosia bahuDistosia bahu
Distosia bahu
 
Anatomi Panggul
Anatomi PanggulAnatomi Panggul
Anatomi Panggul
 
Ppt hipospadia
Ppt hipospadiaPpt hipospadia
Ppt hipospadia
 
Caput succedaneum dan cephalhematoma
Caput succedaneum dan cephalhematomaCaput succedaneum dan cephalhematoma
Caput succedaneum dan cephalhematoma
 
Modul 2 kb 4
Modul 2 kb 4Modul 2 kb 4
Modul 2 kb 4
 
Mekanisme Persalinan
Mekanisme PersalinanMekanisme Persalinan
Mekanisme Persalinan
 
persalinan sungsang
persalinan sungsangpersalinan sungsang
persalinan sungsang
 
Pemeriksaan BBL neonatus px fisik, reflek, apgar, penyuluhan sebelum bayi pulang
Pemeriksaan BBL neonatus px fisik, reflek, apgar, penyuluhan sebelum bayi pulangPemeriksaan BBL neonatus px fisik, reflek, apgar, penyuluhan sebelum bayi pulang
Pemeriksaan BBL neonatus px fisik, reflek, apgar, penyuluhan sebelum bayi pulang
 
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik
 

Similar to Peny bawaan ii

Meningokel dan Ensefalokel Poltekkes Surakarta
Meningokel dan Ensefalokel Poltekkes SurakartaMeningokel dan Ensefalokel Poltekkes Surakarta
Meningokel dan Ensefalokel Poltekkes Surakarta
Nindi Yulianti
 
MENINGOKEL DAN ENSEPHALOKELKelompok 9
MENINGOKEL DAN ENSEPHALOKELKelompok 9MENINGOKEL DAN ENSEPHALOKELKelompok 9
MENINGOKEL DAN ENSEPHALOKELKelompok 9
sri wahyuni
 
Bayi dengan cidera
Bayi dengan cideraBayi dengan cidera
Bayi dengan cidera
Erlina Wati
 
Meningoencephalocele
MeningoencephaloceleMeningoencephalocele
Meningoencephalocele
Azis Aimaduddin
 
Konsep dasar neonatus dengan jejas persalinan
Konsep dasar neonatus dengan jejas persalinanKonsep dasar neonatus dengan jejas persalinan
Konsep dasar neonatus dengan jejas persalinan
Zaharie
 
makalah spina bifida
makalah spina bifidamakalah spina bifida
makalah spina bifida
Siti Nurhayati
 
Hidrosefalus summary.pdf
Hidrosefalus summary.pdfHidrosefalus summary.pdf
Hidrosefalus summary.pdf
jihan42
 
jejas persalinan
jejas persalinanjejas persalinan
jejas persalinanAi Aan Ani
 
Pneumonia 131028101758-phpapp01
Pneumonia 131028101758-phpapp01Pneumonia 131028101758-phpapp01
Pneumonia 131028101758-phpapp01Egla Aliu
 
MENINGOKEL DAN ANSEFALOKEL
MENINGOKEL DAN ANSEFALOKEL MENINGOKEL DAN ANSEFALOKEL
MENINGOKEL DAN ANSEFALOKEL
Etika Soraya
 
Askep anak dengan gangguan sistem neurologi
Askep anak dengan gangguan sistem neurologiAskep anak dengan gangguan sistem neurologi
Askep anak dengan gangguan sistem neurologi
Bintang Kejora
 
Materi - Kehamilan Ektopik Terganggu.pptx
Materi - Kehamilan Ektopik Terganggu.pptxMateri - Kehamilan Ektopik Terganggu.pptx
Materi - Kehamilan Ektopik Terganggu.pptx
ivanrama1
 
Abses peritonsilar
Abses peritonsilarAbses peritonsilar
Abses peritonsilar
Zarah Dzulhijjah
 
Perdarahan Hamil Muda - Alfitra Salam.pptx
Perdarahan Hamil Muda - Alfitra Salam.pptxPerdarahan Hamil Muda - Alfitra Salam.pptx
Perdarahan Hamil Muda - Alfitra Salam.pptx
AlfitraSalam3
 

Similar to Peny bawaan ii (20)

Meningokel dan Ensefalokel Poltekkes Surakarta
Meningokel dan Ensefalokel Poltekkes SurakartaMeningokel dan Ensefalokel Poltekkes Surakarta
Meningokel dan Ensefalokel Poltekkes Surakarta
 
MENINGOKEL DAN ENSEPHALOKELKelompok 9
MENINGOKEL DAN ENSEPHALOKELKelompok 9MENINGOKEL DAN ENSEPHALOKELKelompok 9
MENINGOKEL DAN ENSEPHALOKELKelompok 9
 
Bayi dengan cidera
Bayi dengan cideraBayi dengan cidera
Bayi dengan cidera
 
Meningoencephalocele
MeningoencephaloceleMeningoencephalocele
Meningoencephalocele
 
Konsep dasar neonatus dengan jejas persalinan
Konsep dasar neonatus dengan jejas persalinanKonsep dasar neonatus dengan jejas persalinan
Konsep dasar neonatus dengan jejas persalinan
 
Spina bifida
Spina bifidaSpina bifida
Spina bifida
 
Asuhan keperawatan
Asuhan keperawatanAsuhan keperawatan
Asuhan keperawatan
 
makalah spina bifida
makalah spina bifidamakalah spina bifida
makalah spina bifida
 
Hidrosefalus summary.pdf
Hidrosefalus summary.pdfHidrosefalus summary.pdf
Hidrosefalus summary.pdf
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Askep hidrosefalus AKPER PEMDA MUNA
Askep hidrosefalus AKPER PEMDA MUNA Askep hidrosefalus AKPER PEMDA MUNA
Askep hidrosefalus AKPER PEMDA MUNA
 
jejas persalinan
jejas persalinanjejas persalinan
jejas persalinan
 
Pneumonia 131028101758-phpapp01
Pneumonia 131028101758-phpapp01Pneumonia 131028101758-phpapp01
Pneumonia 131028101758-phpapp01
 
MENINGOKEL DAN ANSEFALOKEL
MENINGOKEL DAN ANSEFALOKEL MENINGOKEL DAN ANSEFALOKEL
MENINGOKEL DAN ANSEFALOKEL
 
Askep anak dengan gangguan sistem neurologi
Askep anak dengan gangguan sistem neurologiAskep anak dengan gangguan sistem neurologi
Askep anak dengan gangguan sistem neurologi
 
Hydrocephalus
HydrocephalusHydrocephalus
Hydrocephalus
 
Materi - Kehamilan Ektopik Terganggu.pptx
Materi - Kehamilan Ektopik Terganggu.pptxMateri - Kehamilan Ektopik Terganggu.pptx
Materi - Kehamilan Ektopik Terganggu.pptx
 
Abses peritonsilar
Abses peritonsilarAbses peritonsilar
Abses peritonsilar
 
Perdarahan Hamil Muda - Alfitra Salam.pptx
Perdarahan Hamil Muda - Alfitra Salam.pptxPerdarahan Hamil Muda - Alfitra Salam.pptx
Perdarahan Hamil Muda - Alfitra Salam.pptx
 

More from robin2dompas

Pert_9.pdf
Pert_9.pdfPert_9.pdf
Pert_9.pdf
robin2dompas
 
Laporan tugas akhir Nengah Nilawati
Laporan tugas akhir Nengah NilawatiLaporan tugas akhir Nengah Nilawati
Laporan tugas akhir Nengah Nilawati
robin2dompas
 
Sist...endokrin_2014
Sist...endokrin_2014Sist...endokrin_2014
Sist...endokrin_2014robin2dompas
 
Daftar isi jurnal ilmiah bidan(1)
Daftar isi jurnal ilmiah bidan(1)Daftar isi jurnal ilmiah bidan(1)
Daftar isi jurnal ilmiah bidan(1)robin2dompas
 
An fis panca_indra_pert_last
An fis panca_indra_pert_lastAn fis panca_indra_pert_last
An fis panca_indra_pert_lastrobin2dompas
 
Makalah kel. 4 hiv & aids
Makalah kel. 4 hiv & aidsMakalah kel. 4 hiv & aids
Makalah kel. 4 hiv & aidsrobin2dompas
 
Tugas Kelompok_ malaria
Tugas Kelompok_ malariaTugas Kelompok_ malaria
Tugas Kelompok_ malariarobin2dompas
 
Pemantauan tumbuh kembang
Pemantauan tumbuh kembang Pemantauan tumbuh kembang
Pemantauan tumbuh kembang robin2dompas
 
Pengujian hipotesis 05
Pengujian hipotesis 05Pengujian hipotesis 05
Pengujian hipotesis 05robin2dompas
 
Soakes prodigigi 2,3,4..
Soakes prodigigi 2,3,4..Soakes prodigigi 2,3,4..
Soakes prodigigi 2,3,4..robin2dompas
 

More from robin2dompas (19)

Pert_9.pdf
Pert_9.pdfPert_9.pdf
Pert_9.pdf
 
Laporan tugas akhir Nengah Nilawati
Laporan tugas akhir Nengah NilawatiLaporan tugas akhir Nengah Nilawati
Laporan tugas akhir Nengah Nilawati
 
Sist...endokrin_2014
Sist...endokrin_2014Sist...endokrin_2014
Sist...endokrin_2014
 
Daftar isi jurnal ilmiah bidan(1)
Daftar isi jurnal ilmiah bidan(1)Daftar isi jurnal ilmiah bidan(1)
Daftar isi jurnal ilmiah bidan(1)
 
An fis panca_indra_pert_last
An fis panca_indra_pert_lastAn fis panca_indra_pert_last
An fis panca_indra_pert_last
 
Makalah kel. 4 hiv & aids
Makalah kel. 4 hiv & aidsMakalah kel. 4 hiv & aids
Makalah kel. 4 hiv & aids
 
Komnukasi
KomnukasiKomnukasi
Komnukasi
 
Pegkjian tk
Pegkjian tkPegkjian tk
Pegkjian tk
 
Akper mw09
Akper mw09Akper mw09
Akper mw09
 
Tugas Kelompok_ malaria
Tugas Kelompok_ malariaTugas Kelompok_ malaria
Tugas Kelompok_ malaria
 
Konsep infeksi
Konsep infeksiKonsep infeksi
Konsep infeksi
 
cacat bawaan
cacat bawaancacat bawaan
cacat bawaan
 
Epidemiologi
EpidemiologiEpidemiologi
Epidemiologi
 
Perte ke 6_soskes
Perte ke 6_soskesPerte ke 6_soskes
Perte ke 6_soskes
 
Pemantauan tumbuh kembang
Pemantauan tumbuh kembang Pemantauan tumbuh kembang
Pemantauan tumbuh kembang
 
ika
 ika ika
ika
 
Immunisasi
Immunisasi Immunisasi
Immunisasi
 
Pengujian hipotesis 05
Pengujian hipotesis 05Pengujian hipotesis 05
Pengujian hipotesis 05
 
Soakes prodigigi 2,3,4..
Soakes prodigigi 2,3,4..Soakes prodigigi 2,3,4..
Soakes prodigigi 2,3,4..
 

Recently uploaded

SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
LucyKristinaS
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
d2spdpnd9185
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 

Recently uploaded (20)

SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 

Peny bawaan ii

  • 1. Asuhan neo, by and balita dgn cacat bawaan Robin Dompas
  • 3.
  • 4. • Atresia duodenum diduga timbul dari kegagalan rekanalisasi lumen setelah fase padat pada perkembangan usus selama masa kehamilan minggu ke 4 dan ke 5
  • 6. • Obstruksi dapat juga disebabkan oleh kompresi ekstrinsik seperti pancreas anulare atau oleh pita – pita Ladd pada penderita dengan malrotasi
  • 7. • Insidens atresia duodenum adalah 1 dalam 10000 kelahiran dan meliputi sekitar 25 – 40 % dari semua atresia usus.
  • 8. Manifestasi klinis • Tanda obstruksi duodenum adalah muntah yang mengandung empedu • tanpa perut kembung; biasanya terjadi pada hari pertama setelah lahir. Gelombang peristaltic mungkin terlihat pada awal proses penyakit ini. • Ada riwayat polihidramnion pada pertengahan kehamilan dan ini disebabkan oleh kegagalan penyerapan amnion di bagian distal usus. • Ikterik tampak pada sepertiga bayi
  • 9. Diagnosis • Adanya gambaran “tanda gelembung ganda” pada foto rontgen polos abdomen. ----Gambaran ini disebabkan oleh karena lambung dan duodenum proksimal mengembang dan terisi udara.
  • 10. • Pemeriksaan dengan kontras biasanya tidak diperlukan dan jika dikerjakan mungkin menimbulkan aspirasi. Pemeriksaan kontras kadang – kadang mungkin di perlukan untuk menyingkirkan malrotasi dan volvulus karena infark usus dapat terjadi pada 6 – 12 jam jika volvulus tida diterapi. • Diagnosis prenatal atresia duodenum di buat dengan menambah frekuensi pemeriksaan ultrasonografi janin
  • 11. Penatalaksanaan • Pengobatan awal bayi dengan atresia duodenum meliputi dekompresi naso- atau orogastrik dengan penggantian cairan secara intravena. • Operasi perbaikan atresia duodenum yang biasa adalah duodenostomi.
  • 12.
  • 13. Pengertian • Meningokel atau ensephalokel merupakan kelainan bawaan dimana terjadi pemburutan selaput otak dan isi kepala keluar melalui lubang pada tengkorak atau tulang belakang. • Angka kejadiannya adalah 3 di antara 1000 kelahiran.
  • 14. • Meningokel adalah satu dari tiga jenis kelainan bawaan spina bifida. Meningokel adalah meningens yang menonjol melalui vertebra yang tidak utuh dan teraba sebagai suatu benjolan berisi cairan di bawah kulit. • Spina bifida (sumbing tulang belakang) adalah suatu celah pada tulang belakang (vertebra), yang terjadi karena bagian dari satu atau beberapa vertebra gagal menutup atau gagal terbentuk secara utuh.
  • 15. Etiologi • Penyebab terjadinya meningokel dan ensephalokel adalah karena adanya defek pada penutupan spina bifida yang berhubungan dengan pertumbuhan yang tidak normal dari korda spinalis atau penutupnya, biasanya terletak di garis tengah. • Risiko melahirkan anak dengan spina bifida berhubungan erat dengan kekurangan asam folat, terutama yang terjadi pada awal kehamilan. • Penonjolan dari korda spinalis dan meningens menyebabkan kerusakan pada korda spinalis dan akar saraf, sehingga terjadi penurunan atau gangguan fungsi pada bagian tubuh yang dipersarafi oleh saraf tersebut atau dibagian bawahnya.
  • 16. Gejala • Tergantung kepada letak anatomis dari spina bifida. Kebanyakan terjadi di punggung bagian bawah, yaitu daerah lumbal atau sakral, karena penutupan vertebra di bagian ini terjadi paling akhir. Kelainan bawaan lainnya yang juga ditemukan pada penderita spina bifida: hidrosefalus, dan dislokasi pinggul.
  • 17. Gejala • Gejalanya bervariasi, tergantung kepada beratnya kerusakan pada korda spinalis dan akar saraf yang terkena. Beberapa anak memiliki gejala ringan atau tanpa gejala, sedangkan yang lainnya mengalami kelumpuhan pada daerah yang dipersarafi oleh korda spinalis maupun akar saraf yang terkena.
  • 18. Terdapat tiga jenis spina bifida • Spina bifida okulta, merupakan spina bifida yang paling ringan. Satu atau beberapa vertebra tidak terbentuk secara normal, tetapi korda spinalis dan selaputnya (meningens) tidak menonjol. • Meningokel, yaitu meningens menonjol melalui vertebra yang tidak utuh dan teraba sebagai suatu benjolan berisi cairan di bawah kulit. • Mielokel, merupakan jenis spina bifida yang paling berat, dimana korda spinalis menonjol dan kulit di atasnya tampak kasar dan merah.
  • 19. • Spina bifida occulta
  • 22. Prenatal diagnosis of anterior sacral meningocele Ultrasound in Obstetrics & Gynecology Volume 37, Issue 4, pages 493-496, 8 MAR 2011 DOI: 10.1002/uog.8852 http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/uog.8852/full#fig1
  • 23. Prenatal diagnosis of anterior sacral meningocele Ultrasound in Obstetrics & Gynecology Volume 37, Issue 4, pages 493-496, 8 MAR 2011 DOI: 10.1002/uog.8852 http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/uog.8852/full#fig2
  • 24. Prenatal diagnosis of anterior sacral meningocele Ultrasound in Obstetrics & Gynecology Volume 37, Issue 4, pages 493-496, 8 MAR 2011 DOI: 10.1002/uog.8852 http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/uog.8852/full#fig3
  • 25. Pengobatan. • • • • • • • • Mengurangi kerusakan saraf akibat spina bifida. Meminimalkan komplikasi (misalnya infeksi) Pembedahan dilakukan untuk menutup lubang yang terbentuk, kelainan ginjal dan kandung kemih serta kelainan bentuk fisik yang sering menyertai. Terapi fisik dilakukan agar pergerakan sendi tetap terjaga dan untuk memperkuat fungsi otot. Untuk mengobati atau mencegah meningitis, infeksi saluran kemih dan infeksi lainnya, diberikan antibiotik. Untuk membantu memperlancar aliran air kemih bisa dilakukan penekanan lembut diatas kandung kemih. Diet kaya serat dan program pelatihan buang air besar bisa membantu memperbaiki fungsi saluran pencernaan. Pencegahan. Adapun cara pencegahan yang dapat dilakukan antara lain : – Resiko terjadinya meningocel bisa dikurangi dengan mengkonsumsi asam folat. – Kekurangan asam folat pada seorang wanita harus ditangani sebelum wanita tersebut hamil, karena kelainan ini terjadi sangat dini. – Pada wanita hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi asam folat sebanyak 0,4 mg/hari. Kebutuhan asam folat pada wanita hamil adalah 1 mg/hari.
  • 26. Fetal Medicine NEURAL TUBE DEFECTS Spina bifida
  • 27. Ensephalokel Definisi • Ensephalokel adalah suatu kelainan tabung saraf yang ditandai dengan adanya penonjolan meningens (selaput otak) dan otak yang berbentuk seperti kantung melalui suatu lubang pada tulang tengkorak. Ensephalokel disebabkan oleh kegagalan penutupan tabung saraf selama perkembangan janin. Jaringan otak yang menonjol.
  • 28. Gejala • Hidrosefalus, kelumpuahn keempat anggota gerak (kuadriplegia spastik), gangguan perkembangan, mikrosefalus, gangguan penglihatan, keterbelakangan mental dan pertumbuhan, ataksia, serta kejang. Beberapa anak memiliki kecerdasan yang normal. Ensefalokel seringkali disertai dengan kelainan kraniofasial atau kelainan otak lainnya.
  • 29. Asuhan • Cegah infeksi perlukaan ensefalokel waktu lahir, menutup luka dengna kasa steril setelah lahir. • Persiapan operasi dilakukan sedini mungkin untuk mencegah infeksi otak yang sangat berbahaya. • Pasca operasi perhatikan luka agar : tidak basah, ditarik atau digaruk bayi, perhatikan mungkin terjadi hidrosefalus, ukur lingkar kepala, pemberian antibiotik (kolaborasi).
  • 31. 31
  • 32. DEFINISI Penumpukan aktif cairan otak dalam ventrikel dengan peningkatan sekunder volume intrakranial dan TIK 3 – 25 tiap 10.000 lahir-hidup  1 dari 400 lahir hidup  32
  • 33. Sirkulasi normal CSS V I-II → for. Monroi → V III → aquaduktus Sylvii → V IV → for. Luscha & Magendie → sisterna basalis (ruang subaraknoid) → granulasio Pacchioni dan vili arakhnoid. 33
  • 34. ENCYCLOPEDIA OF LIFE SCIENCES & 2010, John Wiley & Sons, Ltd. www.els.net
  • 35.
  • 36. Normal, ada keseimbangan antara sekresi dan absorpsi CSF. 36
  • 37. 37
  • 38. • PRODUKSI – dewasa: 0,33 cc/menit; 475 cc / hari – infant: 8 cc/jam – Aktif, perlu ATP dan enzim Carbonic anhydrase: pleksus khoroideus – Pasif: difusi melalui sel ependim dinding ventrikel; hasil sampingan dari metabolisme otak – CA dapat dihambat oleh azetazolamide (Glaumax ®), mengurangi 50%-80% total CSF. • Overproduksi: tumor papiloma pleksus 3 8
  • 39. Penyebab 2. 3. Tumor, hematoma, edema, infark di dlm / sekitar sistem ventrikel Stenosis aquaduktus Sylvii Tuberkel TB di for Luscha / Magendie 1. 2. 3. Produksi >>> Obstruksi sirkulasi liquor Gangguam reabsorbsi 1.
  • 40. Patofisiologi hidrocephalus Spina Bifida Kongenital Obstr. Atap vent. IV, For. Monro, Megendi & Lusca  infeksi Neoplasma Perdarahan Myelomeningocele Ggn . Sirk . CSS ≠ m’capai sub arachnoid Hidrocephalus non Komunikan (0bstruksi) Lintasan susunan Vent. terbuka CSS bebas bergerak dlm ruang sub arachnoid Obstruksi Kepala >>> Depresi atap orbita Sunset eyes fenom Sutura & fontanel melebar Strabismus Hidrocephalus Komunikan Penekanan s. kranial S . K lumpuh
  • 41. Manifestase klinik  < 2 tahun : Kepala membesar (++) Ubun-ubun & sutura melebr Dahi melebar, kulit kepala tipis mengkilat  pelebaran vena dinding kepala Tulang – tulang kepala tipis “ craced pot sign” Mata sunset fenomena, strabismus, nystagmus, atropi N II buta
  • 42. Jenis hidrosefalus • Hidrosefalus interna :adanya dilatasi ventrikel • Hidrosefalus eksternal : pelebaran rongga sub arachnoid di atas permukaan korteks • Hidrosefalus komunikans: ada hub. antara sistem ventrikel dgn rongga sub arachnoid otak dan spinal • Hidrosefalus non komunikans : blok pada sistem ventrikel ke sub arachnoid ke subarachnoid • Hidrosefalus ex-vacuo: ventrikullomegali akibat atropfi otak primer---ortu
  • 43. Diagnosis 1. Rontgen foto kepala ==== > sutura / tengkorak tipis 2. CT scan / MRI = hidrocephalus (+) 3. Transiluminasi  cairan (++) dalam tengkorak kepala 5. Ventrikulografie, Ultrasonografi 4. Gejala klinik / px fisik -Lingkaran
  • 44. Penatalaksanaan • Penanganan hidrocefalus masuk pada katagori ”live saving and live sustaining” yang berarti penyakit ini memerlukan diagnosis dini yang dilanjutkan dengan tindakan bedah secepatnya. • Keterlambatan akan menyebabkan kecacatan dan kematian sehingga prinsip pengobatan hidrocefalus harus dipenuhi yakni:
  • 45. Koreksi chirurgis etiologi obstruction < I produksi css dengan obat : Asetasolamide 50-100mg/kg Furosemide 1mg/kg Isosorbide Shunt ( by pass) Ventriculo systerna Ventriculo jugulair/atrial Ventriculo peritoneal Ventriculo pleural
  • 46. ENCYCLOPEDIA OF LIFE SCIENCES & 2010, John Wiley & Sons, Ltd. www.els.net
  • 47. Pengkajian • • Data subjektif : …. Data objektif : • Fontanel, dilatasi vena kulit kepala menonjol, pemeriksaan sutura kranial • Strabismus • Menangis nada tinggi, menjerit, muntah, kejang • Hasil pex dx
  • 48. Asuhan 1. Pra bedah : Pantau, cagah ----↗ TIK 1) Posisi nyaman  kepala elevasi 30 2) Pantau tanda ↗ TIK : 1) ↗frek. Nafas, ↙ denyut apex, ↗ tek. Drh & ↗suhu bdn 2) ↙ tingkat kesadaran 3) Kejang 4) Muntah 5) Perubahan ukuran, simetris reaksi pupil 6) Fontanel menonjol c. Kurangi stimulasi d. Siapkan oxygen b. Siapkan by/anak & ortu== prosedur pembedhn a.
  • 49. Cont…. 2. Pasca bedah :     pantau TTV & st. neurologik laporkan adanya tanda ↗ TIK Pantau tanda-tanda infeksi Pantau dan pertahankan fungsi pirau :  Posisikan anak/by ke sisi non bedah  Pertahankan tirah baring ==24 – 72 jam  Kepala 30⁰ = ↗kan drainase & ↙ kan kongesti vena  Laporkan == gejala malformasi pirau (iritabilitas, ↘ tingkt kesadrn, muntah) Bantu by/anak & ortu = atasi stress == hospitalisasi / pembedahan
  • 50. Komplikasi • Menurut Prasetio (2004): 1. Peningkatan TIK 2. Pembesaran kepala 3. kerusakan otak 4. Meningitis, ventrikularis, abses abdomen 5. Ekstremitas mengalami kelemahan, inkoordinasi, sensibilitas kulit menurun 6. Kerusakan jaringan saraf 7. Proses aliran darah terganggu
  • 51. Prognosa Jika tidak dioperasi 50-60% bayi akan meniggal karena hidrosefalus sendiri ataupun penyakit penyerta. Skitar 40% bayi yang bertahan memiliki kecerdasan hampir normal. Dengan bedah saraf dan penatalaksanaan medis yang baik, sekitar 70% diharap dapat melampaui masa bayi, sekitar 40% dengan intelek normal, dan sektar 60% dengan cacat intelek dan motorik bermakna. Prognosis bayi hidrosefalus dengan meningomilokel lebih buruk
  • 52.
  • 53. Pengertian • Merupakan kondisi dimana kulit yang melingkupi kepala penis (glans penis) tidak bisa ditarik ke belakang untuk membuka seluruh bagian kepala penis (kulup, prepuce, preputium, foreskin,).
  • 54.
  • 55. • Preputium terdiri dari dua lapis, bagian dalam dan luar, sehingga dapat ditarik ke depan dan belakang pada batang penis. Pada fimosis, lapis bagian dalam preputium melekat pada glans penis. Kadangkala perlekatan cukup luas sehingga hanya bagian lubang untuk berkemih (meatus urethra externus) yang terbuka. • Fimosis (phimosis) bisa merupakan kelainan bawaan sejak lahir (kongenital) maupun didapat
  • 56. Etiologi • Fimosis penyebabnya tidak dapat diidentifikasi, tetapi ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya fimosis diantaranya: – Kongenital – Inflamasi/peradangan – Oedema
  • 57. Patofisiologi • Fimosis dialami oleh sebagian besar bayi baru lahir karena terdapat adhesi alamiah antara prepusium dengan glans penis. • Hingga usia 3-4 tahun penis tumbuh dan berkembang dan debris yang dihasilkan oleh epitel prepusium ( smegma ) mengumpul di dalam prepusium dan perlahan-lahan memisahkan prepusium dari glans penis. Pemisahan secara kehamilan 7 minggu. • Selama proses pemisahan, prepusium harus diretraksi agar menjaga hygiene sehari-hari. Smegma dihasilkan dari personal hygiene yang buruk yang dapat memberikan perkembangan inflamasi dan infeksi serta telah mengimplikasikan penyebab kanker penis.
  • 58. Manifestasi klinis • Fimosis menyebabkan gangguan aliran urin berupa sulit BAK, pancaran urin mengcil dan deras menggelumbungnya ujung prepusium penis pada saat miksi dan pada akhirnya dapat menimbulkan retensi uruin. = Bayi atau anak sering menangis keras sebekum urine keluar • Hygiene lokal yang kurang bersih menyebabkan terjadinya infeksi pada prepusium ( postitis ), infeksi pada galns penis ( balanitis ) atau infeksi pada glans penis dan prepusium penis. • Kadang ada benjolan lunak di ujung penis karena adanya korpus smegma ( timbunan smegma di dalam saku prepusium penis ).
  • 59. Pemeriksaan penunjang • Pada klien dengan fimosis pemeriksaan yang perlu dilaksanakan sebagai penunjang dalam pengumpulan data adalah : – Pemeriksaan darah lengkap. – USG penis – Pemeriksaan kadar TSH
  • 61. Penatalaksanaan • Penatalaksanaan medis – Fimosis disertai balanitis xerotica obliterans dapat diberikan salep dexamethasone 0,1% yang dioleskan 34 kali sehari dan diharapkan setelah 6 minggu pemberian prepusium dapat diretraksi spontan. – Dengan tindakan sirkumsisi, apabila fimosis sampai menimbulkan gangguan miksi pada klien. Dengan bertambahnya usia, fimosis akan hilang dengan sendirinya. • Prinsip terapi dan asuhan – Perawatan rutin pra bedah. • Menjaga kebersihan bagian alat kelamin untuk mencegah adanya kuman atau bakteri dengan air hangat dan sabn mandi. • Penis harus dibersihkan secara seksama dan bayi tidak boleh ditinggalkan sendiri berbaring seperti popok yang basah dalam waktu yang lama.
  • 62. Asuhan pasca bedah • Setelah dilakukan pembedahan, akan menimbulkan komplikasi salah satunya perdarahan. Untuk mengatasinya, dengan mengganti balutan apabila basah dan dibersihkan dengan kain/lap yang berguna untuk mendorong terjadinya penyembuhan. • Mengganti popok apabila basah terkena air kencing. • Mengajarkan orang tua tentang personal hygiene yang baik bagi anak. • Membersihkan daerah luka setiap hari dengan sabun dan air serta menerpkan prinsip protektif. •
  • 64.
  • 65. HYPOSPADIA – Anomali kongenital berupa mall posisi dari muara uretra – Penyebab secara pasti belum diketahui, faktor yang berhubungan lingkungan dan pengaruh hormon – Insiden adalah 1 dari 500 (gonzalez; 1991), risiko tinggi pada anak dari ayah/sibling dengan hypospadia, perempuan jarang.
  • 66. HYPOSPADIA Patofisiologi : • Pembentukan uretra yang tidak lengkap dalam uterus • Letak muara uretra tidak pada biasanya, yang diserta dengan keterbatasan dari pengeluaran urine (muara uretra pada bagian ventral) • Penis bengkok ke bawah (pada kasus yang berlanjut) • Pembukaan uretra tak maksimal akan terjadi stenosis, hal ini akan terjadi obstruksi parsial, ---- UTIs / hydroneprosis • Pada kasus yang berlanjut tanpa dilakukan koreksi pembedahan pada anak laki-laki akan terjadi fertilitas
  • 68. HYPOSPADIA Manifestasi klinik : – Uretra terletak pada bagian ventral – Dalam keadaan berat batang penis bengkok ke bawah – Pada wanita muara uretra terletak di vagina (jarang) Tindakan medis : Pembedahan ( diatas 1 tahun )
  • 69. HYPOSPADIA Pengkajian : • Pemeriksaan fisik -- bagian genitalia • Kaji riwayat keluarga • Status bak, apakah ada gejala UTIs ? • Palpasi abdomen – distensi blader ? / ginjal >> ? • Kaji kesiapan orang tua tentang pembedahan
  • 70. Asuhan • Koreksi bedah • Asuhan pra….. • Asuhan post – – – – – – Tirah baring = kat diangkat Jaga luka tetap kering Rawat kateter Px urine == bakteri ?: Intake cairan adekuat = mengencerkan toxin Kat diangkat 5-7 hari