Setiap pelaksanaan kegiatan di Puskesmas memiliki risiko. Risiko tersebut harus diidentifikasi, diprioritasi, dan kemudian dikelola sehingga bisa dihilangkan, dihindari dan/atau dikurangi dampaknya.
Update bisa diakses di: https://1drv.ms/p/s!Al8RLk3mI16-hO9nX3cuZlb7lt5_gg?e=iBalNv
Setiap pelaksanaan kegiatan di Puskesmas memiliki risiko. Risiko tersebut harus diidentifikasi, diprioritasi, dan kemudian dikelola sehingga bisa dihilangkan, dihindari dan/atau dikurangi dampaknya.
Update bisa diakses di: https://1drv.ms/p/s!Al8RLk3mI16-hO9nX3cuZlb7lt5_gg?e=iBalNv
Materi Manajemen Puskesmas mencakup tahapan pelaksanaan manajemen Puskesmas yaitu Perencanaan (P1), Penggerakkan dan Pelaksanaan (P2) serta Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian Kinerja (P3).
Rekomendasi KPK untuk JKN - Primer
A. MONITORING EVALUASI
1. Membangun perangkat yang digunakan oleh FKTP agar indikator kinerja yang ditetapkan oleh Kemenkes dapat diukur secara periodik
2. Menyusun database kinerja FKTP sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan dan menyerahkannya kepada Kemenkes untuk dijadikan bahan pendukung untuk pelaksanaan monev dan penetapan kebijakan JKN di masa yang akan datang.
3. BPJSK menetapkan indikator kinerja bagi BPJS di daerah dalam memonitoring FKTP di wilayahnya. Indikator kinerja bagi BPJSK di daerah untuk segera memasang aplikasi P-care di seluruh FKTP termasuk memonitoring penggunaannya.
B. MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN KOMPETENSI PETUGAS KESEHATAN DI DAERAH
1. Melaksanakan kegiatan sosialisasi dan pelatihan kepada Dinkes dan petugas puskesmas yang melibatkan semua pemangku kepentingan
2. Menjadikan kegiatan sosialisasi dan bimbingan teknis yang dilakukan sebagai indikator kinerja tiap kantor cabang
3. Menyediakan ruang konsultasi dengan FKTP dan Dinkes setempat
4. Melakukan pengukuran terhadap tingkat pemahaman FKTP dan kepuasan FKTP ke BPJS Kesehatan
C. MENCIPTAKAN LINGKUNGAN PENGENDALIAN YANG LEBIH HANDAL
1. Memastikan bahwa mekanisme kontrol yang dibangun BPJS di tingkat FKTP berjalan
2. BPJS di tiap daerah membangun saluran pengaduan masyarakat terkait pelayanan di FKTP dan mensosialisasikannya
Materi Manajemen Puskesmas mencakup tahapan pelaksanaan manajemen Puskesmas yaitu Perencanaan (P1), Penggerakkan dan Pelaksanaan (P2) serta Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian Kinerja (P3).
Rekomendasi KPK untuk JKN - Primer
A. MONITORING EVALUASI
1. Membangun perangkat yang digunakan oleh FKTP agar indikator kinerja yang ditetapkan oleh Kemenkes dapat diukur secara periodik
2. Menyusun database kinerja FKTP sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan dan menyerahkannya kepada Kemenkes untuk dijadikan bahan pendukung untuk pelaksanaan monev dan penetapan kebijakan JKN di masa yang akan datang.
3. BPJSK menetapkan indikator kinerja bagi BPJS di daerah dalam memonitoring FKTP di wilayahnya. Indikator kinerja bagi BPJSK di daerah untuk segera memasang aplikasi P-care di seluruh FKTP termasuk memonitoring penggunaannya.
B. MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN KOMPETENSI PETUGAS KESEHATAN DI DAERAH
1. Melaksanakan kegiatan sosialisasi dan pelatihan kepada Dinkes dan petugas puskesmas yang melibatkan semua pemangku kepentingan
2. Menjadikan kegiatan sosialisasi dan bimbingan teknis yang dilakukan sebagai indikator kinerja tiap kantor cabang
3. Menyediakan ruang konsultasi dengan FKTP dan Dinkes setempat
4. Melakukan pengukuran terhadap tingkat pemahaman FKTP dan kepuasan FKTP ke BPJS Kesehatan
C. MENCIPTAKAN LINGKUNGAN PENGENDALIAN YANG LEBIH HANDAL
1. Memastikan bahwa mekanisme kontrol yang dibangun BPJS di tingkat FKTP berjalan
2. BPJS di tiap daerah membangun saluran pengaduan masyarakat terkait pelayanan di FKTP dan mensosialisasikannya
Pelaporan dan audit kesehatan merupakan dua proses penting dalam pengelolaan informasi kesehatan yang bertujuan untuk memastikan kepatuhan, kualitas, dan keamanan layanan kesehatan. Kedua proses ini seringkali saling terkait dan dapat bekerja bersama untuk memastikan integritas dan keamanan informasi kesehatan, serta meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan oleh lembaga atau profesi kesehatan. Implementasi pelaporan dan audit kesehatan yang efektif dapat membantu meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan perbaikan berkelanjutan dalam sektor kesehatan
2. INDIKATOR KBK
TARGET ≥150/mil ± 3.500/ bulan
BOBOT NILAI 40 %
ANGKA KONTAK
01
BULAN JUMLAH
KONTAK
PASERTA
TERDAFTAR
RASIO
ANGKA KONTAK
1 1.205 17.491 68.89
2 828 17.505 47.3
3 1.698 17.551 96.75
4 945 17.620 53.63
5 1.018 17.708 57.49
6 1.330 17.748 74.94
Tempat kontak:
1. FKTP
2. Jaringan pelayanan
Puskesmas
3. Jejaring fasilitas
pelayanan kesehatan
4. Upaya Kesehatan
Berbasis Masyarakat
(UKBM), seperti
Posyandu, Posbindu,
Poskesdes, Posyandu
Lansia, dll.
5. Tempat kontak lainnya
yang disepakati
Bentuk Kontak yang menjadi
catatan penilaian, dengan kondisi:
Jenis Pelayanan:
1. Kunjungan Sakit
2. Kunjungan sehat
a. Imunisasi
b. Edukasi
(perorangan/kelompok)
c. KIA, KB
d. Home visit
e. Senam sehat
3. Bentuk kontak lain yang
dapat diukur dan telah
disepakati antara Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota
dan BPJS Kesehatan
(kunjungan sakit maupun
sehat)
4. Kunjungan Online
1. Peserta yang melakukan kontak
Jumlah peserta JKN (per nomor identitas peserta) yang terdaftar di 1 FKTP dan
mendapatkan pelayanan di FKTP per bulan baik di dalam maupun luar gedung tanpa
memperhitungkan frekuensi kedatangan peserta dalam 1 (satu) bulan
2. Peserta terdaftar di FKTP
jumlah peserta JKN yang terdaftar di suatu FKTP per bulan.
3. INDIKATOR KBK
TARGET ≥ 5 % DM terkendali : 13
BOBOT NILAI 10%. HT terkendali : 78
Rasio Peserta Prolanis
Terkendali (RPPT)
02
BULAN
DM
TERKEN
DALI
TERDIAG
NOSA DM
RPPT DM
HT
TERKEN
DALI
TERDIAG
NOSA HT
RPPT HT
NILAI
RPPT
JANUARI 14 227 6.17 2 1503 0.13 3.15
FEBRUARI 4 229 1.75 3 1507 0.2 0.98
MARET 7 234 2.99 1 1517 0.07 1.53
APRIL 1 234 0.43 5 1515 0.33 0.38
MEI 0 241 0 0 1539 0 0
JUNI 0 245 0 0 1558 0 0
Prolanis terdaftar DM:146 HT :173
4. INDIKATOR KBK
TARGET ≤ 2%
BOBOT NILAI 50%
Rasio Rujukan Non
Spesialistik
03
BULAN
JUMLAH RUJUKAN
KASUS NON
SPESIALISTIK
JUMLAH RUJUKAN RRNS
JANUARI 0 203 0
FEBRUARI 1 132 0.76
MARET 0 154 0
APRIL 0 169 0
MEI 0 170 0
JUNI 0 162 0
Note:
1. Tidak ada lagi peer review kasus non spesialistik sebagai
dasar perhitungan capaian KBK
2. Kasus non spesialistik yang dijadikan dasar perhitungan
capaian KBK mengacu ketentuan perundangan (SKDI
2012 dan Kepmenkes 514 Tahun 2015)
3. Rujukan kasus non spesialistik dengan kriteria Time, Age,
Complication dan Comorbidity (TACC) tidak
diperhitungkan dalam jumlah rujukan rawat jalan kasus
non spesialistik.
5. 5
Perhitungan Capaian Kinerja
PCAR
E
FKTP input data
pelayanan peserta
Rating Deskripsi
a b c d e f= b x d
4 ≥ 150
0
/00 1,6
3 > 145 - < 1500
/00 1,2
2 > 140 - 145
0
/00 0,8
1 ≤ 140 0
/00 0,4
4 ≤ 2% 2
3 > 2 - 2,5 % 1,5
2 > 2,5 - 3% 1
1 > 3 % 0,5
4 ≥ 5% 0,4
3 < 5 - 4% 0,3
2 < 4 - 3% 0,2
1 < 3 % 0,1
2 Rasio Rujukan
Non Spesialistik
50% ≤2%
3 Rasio Peserta
Prolanis
Terkendali
10% ≥5 %
1 Angka Kontak 40% ≥ 1500
/00
No
Indikator Kinerja Bobot Target
Kriteria Penilaian Nilai
Capaian
Penilaian capaian kinerja berdasarkan perhitungan sistem
aplikasi BPJS Kesehatan dengan sumber data berasal dari
hasil pencatatan di aplikasi PCare oleh FKTP
Nilai capaian
= bobot x
rating
Target indikator dan
penyesuaian
besaran kapitasi
akan dievaluasi
setiap tahun
6. Dalam hal pemenuhan target capaian kinerja menyebabkan besaran tarif kapitasi lebih rendah dari
standar tarif kapitasi minimal yang telah ditetapkan oleh menteri, maka besaran kapitasi yang
dibayarkan adalah sebesar tarif kapitasi minimal.
Penyesuaian Kapitasi Atas Nilai
Capaian Kinerja
Total Nilai Capaian FKTP =
Nilai capaian AK + Nilai Capaian RRNS + Nilai Capaian RPPT
Puskesmas
Klinik Pratama/
RS D Pratama
4 100% 100%
3 - < 4 95% 97%
2 - < 3 90% 96%
1 - < 2 85% 95%
Nilai Capaian
% Pembayaran Kapitasi
1. Penyesuaian kapitasi diberlakukan kepada
Puskesmas, Klinik Pratama dan RS Kelas D
Pratama
2. Hasil capaian kinerja dari Praktek Mandiri Dokter
menjadi pertimbangan dalam proses
rekredensialing dan/atau proses pelaksanaan
kerjasama.
3. Penyesuaian kapitasi FKTP atas capaian kinerja
FKTP dilakukan setiap bulan berdasarkan Total
Nilai Capaian FKTP bulan sebelumnya.
6
Point : 2,4
7. CAPAIAN KBK Januari-Juli 2022
BULAN JUMLAH PESERTA KBK
JANUARI 17491 90%
FEBRUARI 17505 90%
MARET 17551 90%
APRIL 17620 90%
MEI 17708 90%
JUNI 17748 90%
JULI 17932 90%
TOTAL
8. NO
MASALAH
UTAMA
PENYEBAB
ANALISIS PENYEBAB
MASALAH
UPAYA TINDAK LANJUT
1 ANGKA
KONTAK
≤ 150/mil
KUNJUNGAN
SAKIT KURANG
Rata-rata ±
1.100/bulan
Masih ada entrian belum selesai
Kendala jaringan/bridging aplikasi
Kunjungan online belum maksimal
PJ ruangan memastikan semua data terentri sampai selesai
(polisi Pcare), dimonev
Sosialisasi mobile JKN kepada masyarakat
Memaksimalkan mobile JKN Faskes /kunj online (mendaftarkan
akun mobile JKN faskes untuk dr Dwi)
KUNJUNGAN
SEHAT KURANG
Rata-rata ±
264/bulan
Belum maksimalnya dokumentasi
petugas luar Gedung
Kelengkapan data entri butuh No
BPJS/NIK
Belum konsisten dalam entri data
Kunjungan online belum maksimal
Adanya Tim Entri
Koordinasi antar program
Dokumentasikan NIK/No.BPJS pada setiap pertemuan/kegiatan
yang berhububungan dengan masyarakat (Posbindu, posyandu
lansia/remaja, kunjungan rumah/phn/kunj.bumil, lokmin linsek, dll)
Memaksimalkan kunjungan online : WA broadcast, Telegram, Wa
chat, telp, sms, Sosmed (Promkes)/ Ada PJ online
2 RPPT
≤ 5 %
Peserta yang sudah
terdaftar prolanis
belum terkendali
Faktor individu pasien : genetic,
perilaku, kepatuhan minum obat,
komplikasi penyakit
Alat Tensi Digital lebih sensitive
KIE dalam Kelas DM dan HT
Inovasi KALIPATI
Jumlah yang
terdiagnosa DM dan
HT sebagai
penyebut
Pasien DM dan HT Tinggi,
Belum berkunjung rutin ke
puskesmas
Memprolaniskan semua pasien dengan diagnose I10, E11
Kerjasama antar nakes termasuk PIC prolanis
Intervensi PISPK HT dimaksimalkan, termasuk untuk mendeteksi
pasien DM
RPPT dalam aplikasi
dan hitung manual,
tidak sinkron
Teknis Pengentrian dalam aplikasi
Pcare
PIC P-care/PIC Prolanis sosialisasi cara entri hasil pemeriksaan
pada aplicasi P-care
9. STRATEGI KBK 100 %
KOMITMEN
BERSAMA
PEMBENTUKAN
TIM KBK
EVALUASI & INTERVENSI CAPAIAN KBK
TIAP PERTEMUAN
SOSIALISASI KBK
10. BENEFIT
KBK 100%
DANA KAPITASI MENINGKAT,
BISA PENGADAAN OBAT PRB
BISA KLAIM NON KAPITASI
NON KAPITASI MENINGKAT
PROLANIS DM , CEK GDP BISA KLAIM,
DG S.K berlaku
DANA KAPITASI
MENINGKAT,
JAPEL MENINGKAT
Perhitungan capaian kinerja dilakukan berdasarkan data pencatatan pelayanan yang dilakukan oleh FKTP melalui aplikasi PCare.
Data hasil penilaian akan ditampilkan di aplikasi BI yang dapat diakses oleh BPJS Kesehatan. Bagi FKTP dapat melihat capaian penilaian melalui aplikasi Pcare.
Pada ketentuan penilaian capaian kinerja:
Terkait besaran bobot per masing-masing indikator, Pembagian bobot ini dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu indikator penilaian kendali mutu yang terdiri Angka Kontak dan RPPT dengan total sebesar 50% dan indikator penilaian kendali biaya yaitu RRNS sebesar 50%. Bobot RPPT lebih kecil dibandingkan bobot Angka Kontak karena RPPT adalah indikator baru yang masih belum ada experience dalam hasil capaian di FKTP.
Kriteria penilaian indikator terbagi menjadi dalam 4 rating, rating dengan nilai yang paling baik adalah rating nomor 4 (rating 4 apabila hasil penilaian sesuai target)
Nilai capaian adalah Bobot dikalikan dengan rating nilai capaian per masing-masing indikator
Total nilai capaian FKTP adalah penjumlahan ke tiga nilai capaian indikator kinerja
Dari hasil Total nilai capaian, didapatkan % pembayaran kapitasi
Penyesuaian kapitasi hanya berlaku untuk Puskesmas, Klinik Pratama dan RS D Pratama
Untuk kinerja Praktik Mandiri Dokter, akan menjadi pertimbangan proses rekredensialing dan perpanjangan PKS selanjutnya (tidak ada penyesuaian kapitasi)
Penyesuaian kapitasi dilakukan setiap bulan berdasarkan penilaian bulan sebelumnya
Penyesuaian kapitasi memperhatikan besaran minimal range kapitasi yang ditetapkan Menteri Kesehatan, yaitu Rp3.000 untuk Puskesmas dan Rp8.000 untuk Klinik Pratama dan RS D Pratama.
Alasan adjustment Puskesmas dibedakan dengan Klinik Pratama, yaitu berdasarkan hasil kajian CHEPS UI, biaya riil Puskesmas saat ini di atas harga ekonomi sedangkan klinik di bawah harga ekonomi.
Hasil kajian CHEPS UI tahun 2017: “Biaya riil layanan RJTP”
Nilai Kapitasi dihitung sesuai dengan Jenis FKTP:
1. Puskesmas = nilai kapitasi berdasarkan nilai utilisasi saat ini Rp. 1.223,- dan nilai utilisasi adjusment Rp. 2.447,- Hasil menunjukkan bahwa nilai kapitasi puskesmas saat ini di atas harga ekonomi.
2. Klinik = nilai kapitasi berdasarkan nilai utilisasi saat ini Rp. 15.007,- dan jika berdasarkan adjusment nilai kapitasi sebesar Rp. 16.155,-.
3. DPP = nilai kapitasi berdasarkan nilai utilisasi saat ini Rp. 14.492,- dan nilai utilisasi adjusment Rp. 16.235,-.
4. Dokter Gigi = nilai kapitasi berdasarkan nilai utilisasi saat ini Rp. 8.071,- dan jika di adjusment dengan berbagai faktor resiko menjadi Rp. 11.005,-.
Ctt: Koreksi atau penyesuaian (adjustment) terhadap angka utilisasi dilakukan analisis pembanding dengan menggunakan Data Susenas 2016 untuk menjamin kelengkapan ’variabel’ penelitian