KONFLIK KOMUNIKASI ATAS MAHASISWA BERBEDA SUKU.pdfKayyishaFakhirah
Konflik komunikasi yang terjadi diantara mahasiswa disebabkan adanya perbedaan suku satu sama lain. Pemicu konflik ini dapat terjadi tidak lain dikarenakan adanya sikap merasa bahwa masing - masing dari budaya yang dimiliki lebih baik dari yang lain (etnosentrisme). Lalu, dari jurnal ini, menjelaskan beberapa teori yang berhubungan dengan konflik yang terjadi. Kemudian, dijelaskan langkah - langkah dalam menyelesaikan konflik tersebut.
KONFLIK KOMUNIKASI ATAS MAHASISWA BERBEDA SUKU.pdfKayyishaFakhirah
Konflik komunikasi yang terjadi diantara mahasiswa disebabkan adanya perbedaan suku satu sama lain. Pemicu konflik ini dapat terjadi tidak lain dikarenakan adanya sikap merasa bahwa masing - masing dari budaya yang dimiliki lebih baik dari yang lain (etnosentrisme). Lalu, dari jurnal ini, menjelaskan beberapa teori yang berhubungan dengan konflik yang terjadi. Kemudian, dijelaskan langkah - langkah dalam menyelesaikan konflik tersebut.
1. Peran Tokoh Tionghoa di “Perkumpulan
Masyarakat Surakarta(PMS) Dalam Membina
Kerukunan Antaretnis di Kota Surakarta
Oleh : Luluk Wulandari (0301513027)
2. walaupun telah hidup berdampingan dalam waktu
yang lama, warga keturunan Tionghoa (etnis Cina)
belum diterima secara penuh sebagai orang kita
Etnis Tionghoa sering disebut sebagai etnis
pendatang yang mengalami interaksi etnisitas paling
problematik dibandingkan etnis India, Arab, dan
beberapa etnis kecil pendatang lainnya
Pencarian jati diri orang Tionghoa di Indonesia
dihadapkan pada beberapa pilihan menjadi
Indonesia, tetap Tionghoa, atau mengadopsi
identitas lain
3. Organisasi kematian
Chuan Min Kung Hui ( 1 April 1932) Pada masa
perang kemerdekaan para anggotanya berperan
dalam Barisan Pemberontak RI Tionghoa bersama
para pejuang lainnya ikut mempertahankan
Indonesia dari penjajahan Belanda
4. Setelah era kemerdekaan
komitmen PMS terhadap
negara Indonesia tidak
pernah luntur atau
berubah. Kegiatannya
tidak sekedar urusan
kematian, tetapi musik,
olahraga, kesehatan, dan
pendidikan.
5. Ketika berbicara mengenai etnis Tionghoa di kota
Surakarta, tentu tidak lepas dengan beberapa nama
seperti Sumartono Hadinoto, Budhioko, Candra
Tandiyo, Budhi Moeljono, Wymbo Widjaksono,
Tanto Tjondromartono, dan masih banyak lagi
tokoh-tokoh Tionghoa yang mengabdikan dirinya
untuk masyarakat melalui organisasi sosial
Perkumpulan Masyarakat Surakarta (PMS).
6. Setiap individu bebas memilih pandangan dalam
menentukan sikapnya, begitu pula golongan
Tionghoa di kota Surakarta Peran golongan
Tionghoa dalam menciptakan kerukunan
dilingkungannya menarik untuk diteliti. Beberapa
kali golongan ini menjadi korban kerusuhan, namun
dengan semangat kebersamaan, elit Tionghoa di
kota Surakarta membuat organisasi sosial dan turut
serta dalam beberapa kegiatan sosial.
7. Bagaimana para tokoh Tionghoa di PMS
memaknai organisasi sosial PMS
Bagaimana peran tokoh PMS dalam
mengembangkan pendidikan multikultural
Bagaimana tanggapan masyarakat mengenai
kehadiran organisasi sosial PMS
8. Memberikan sumbangan bagi bidang ilmu sosial
terutama penggunaan teori interaksionisme simbolik dan
teori konflik untuk mengkaji peran tokoh-tokoh
Tionghoa yang tergabung di organisasi sosial
Perkumpulan Masyarakat Surakarta (PMS) dalam
usahanya membina kerukunan antaretnis di kota
Surakarta.
Memberikan sumbangan terhadap dunia pendidikan
terkait dengan pendidikan multikultural
9. Disertasi (Rustopo, 2006, UGM) yang dibukukan
“Menjadi Jawa, Orang-orang Tionghoa dan
Kebudayaan Jawa di Surakarta pada Tahun 1895-
1998
Disertasi (Achmad Habib, 2004, Unair) dibukukan
“Konflik Antar Etnik di Pedesaan, Pasang Surut
Hubungan Cina-Jawa)
10. Teori Peran (Role Theory) adalah teori yang
merupakan perpaduan berbagai teori, orientasi,
maupun disiplin ilmu. Istilah “peran” diambil dari
dunia teater. Dalam teater, seseorang aktor harus
bermain sebagai seorang tokoh tertentu dan dalam
posisinya sebagai tokoh itu ia diharapkan untuk
berperilaku secara tertentu.
11. Teori interaksionisme simbolik dimunculkan oleh
George Herbert Mead, Charles Horton Cooley, teori
ini memiliki substansi yaitu kehidupan
bermasyarakat terbentuk melalui proses interaksi
dan komunikasi antar individu dan antar kelompok
dengan menggunakan symbol-simbol yang
dipahami maknanya melalui proses belajar dan
memberikan tanggapan terhadap stimulus yang
datang dari lingkungannya dan dari luar dirinya
(Ritzer, 2003: 54).
12. Bagaimana peran tokoh-tokoh Tionghoa di
organisasi sosial Perkumpulan Masyarakat
Surakarta (PMS) dalam usahanya membina
kerukunan masyarakat Surakarta. Seiring dengan
terbukanya kran demokrasi sebagian lagi lebih
memilih membentuk organisasi eksklusif suku-suku
asal mereka di Tiongkok
13.
14. Metode Kualitatif
Jenis deskriptif fenomenologis yaitu kegiatan yang
meliputi pengumpulan data dalam rangka
menjawab pertanyaan yang menyangkut keadaan
pada waktu yang sedang berjalan dari pokok suatu
penelitian
Observasi, dokumen, wawancara mendalam, dan
FGD
15. Triangulasi
- Reduksi data
- Penyajian data
- Penarikan kesimpulan
Meningkatkan ketekunan
Melalui peningkatan ketekunan dalam proses
penelitian maka perolehan data diharapkan dapat
lebih cermat dan akurat. Upaya ini dilakukan
dengan melengkapi penggunaan alat-alat perekam
berupa kamera foto, tape recorder, dan catatan
lapangan.
16. PMS berada di Kelurahan Purwodiningratan, Jebres
Berdiri sejak tahun 1932 (Kong Tong Hoo, Hiang Gie
Hwee, Hap Gie Hwee, Kong Sing Hwee, Sam Ban
Hien, Tiong Hoa Poen Sing Hwee) dan kemudian
melebur menjadi Chuan Min Kung Hui
Bidang: Pendidikan dan Kesenian, Humas dan
Pelayanan Umum, Kepemudaan dan Olahraga,
Pengembangan Dana dan Usaha, Penataan Aset,
Peranan Wanita
17. Tokoh Tionghoa PMS dalam Memaknai Organisasi
Sosial PMS
Jiwa Sosial dan Panggilan Altruistik
Membangun Jaringan Bisnis
Pengalaman Pertikaian sebagai Minoritas
18. Peran Tokoh Tionghoa PMS dalam Mengembangkan
Pendidikan Multikultural
Kegiatan By Planning : Penanggulangan Bencana
Alam, PMS Job Fair, OSN Matematika, Sosialisasi
Wajib Pajak, Festival Gethek, Tainan University
dalam bidang budaya
Kegiatan Unplanning, Solo Bersama Selamanya
(SBS), Pelatihan Relawan Bencana (IDRN dan
HAND), Imlek dan Penghargaan tokoh Tionghoa,
Grebeg Sudiro.
19. Peranan atau role (Cohen, 1992) memiliki beberapa
bagian diantaranya apa yang dinamakan konflik
peranan (role conflict), yaitu suatu kondisi yang
dialami seseorang yang menduduki suatu status
atau lebih yang menuntut harapan dan tujuan
peranan yang saling bertentangan satu sama lain.
Posisi pengurus PMS, yang kesehariannya juga
sibuk dengan bisnis masing-masing, tidak menjadi
halangan untuk meluangkan waktu, saling mengisi,
manajemen waktu, dan ada niat untuk belajar bisnis
juga ketika bertemu dengan teman-teman pengurus,
menjadi peran mereka tidak saling berbenturan.
20. Konsep “I” sebagai keturunan Tionghoa dirasakan
pengurus PMS, tetapi bukan di organisasi sosial
PMS, dan pada kenyataannya beberapa pengurus
PMS tidak murni berdarah Tionghoa.
Sedangkan “Me” merujuk pada siapa diri kita yang
sudah berinteraksi di masyarakat, dimana konsep
“Me” terkadang harus bertentangan dengan “I”.
PMS adalah sebuah organisasi sosial yang
mengedepankan “Me” bukan “I”.
21. Tanggapan Masyarakat tentang PMS dan Kiprah
Tokoh-tokohnya
”Tidak semua kota punya potensi untuk
mengembangkan organisasi masyarakat berbasis
etnis. Solo salah satu kota yang beruntung itu,
karena memiliki PMS yang bisa berkembang pesat,”
imbuh Direktur Pemberitaan Suara Merdeka
Sasongko Tedjo.