TUGAS Laporan Praktikum_Teknologi Laboratorium Resa Ardhitiya Sukma_20041104062.pdf
1. 1
LAPORAN PRAKTIKUM
Teknologi Laboratorium
PENGENALAN ALAT DAN PENGGUNAAN ZAT KIMIA
DISUSUN OLEH :
Nama Resa Ardhitiya Sukma
Nim 20041104062
FAKULTAS PETERNAKAN
PROGRAM STUDI PETERNAKAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2023
2. 2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................2
I. TUJUAN...........................................................................................................3
II. TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................3
III. PROSEDUR PERCOBAAN..............................................................................4
3.1 ALAT.............................................................................................................4
3.2 BAHAN..........................................................................................................4
3.3 SKEMA KERJA BAHAN .............................................................................5
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................7
4.1 DATA PENGAMATAN................................................................................7
4.2 PEMBAHASAN ..........................................................................................11
V. KESIMPULAN .................................................................................................17
5.1 KESIMPULAN............................................................................................17
5.2 SARAN ........................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................18
3. 3
PENGENALAN ALAT DAN BAHAN KIMIA
I. TUJUAN
1. Dapat mengenal alat-alat praktikum dan kegunaannya.
2. Dapat mengenal alat dan cara menimbang.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Ilmu kimia mempunyai ciri-ciri yang khas, sehingga dalam
mempelajarinya diperlukan teknik belajar tertentu tanpa meninggalkan
karakteristik ilmu kimia, yaitu sebagai prosedur dan proses. Metode
praktikum yang diterapkan dalam pembelajaran kimia sangat sesuai dengan
tujuan pendidikan yang meliputi tiga aspek, yaitu mengembangkan
pengetahuan, menanamkan sikap ilmiah, dan melatih keterampilan. Melalui
praktikum seorang siswa terlatih menggunakan alat - alat kimia dengan
baik, mengenal bahan-bahan kimia, dan pemahamannya tentang konsep -
konsep yang dipraktikkan akan lebih mendalam. Hal ini sesuai dengan yang
dikemukakan Edgar Dale bahwa informasi atau pesan yang diterima oleh
siswa 75% diperoleh melalui indera penglihatan, artinya dengan praktikum
berarti siswa melihat dan mengamati fenomena kimia secara lebih jelas
(bukan hanya membayangkan), sehingga informasi yang diperoleh akan
lebih banyak dibandingkan bila hanya mendengar. Selain itu pembelajaran
yang diikuti dengan kegiatan mengamati selain dapat menarik perhatian
siswa juga sekaligus meningkatkan pemahaman karena sesuatu yang dilihat
akan melekat lebih lama dalam pikiran (Pranjoto, 2013).
Kegiatan di laboratoium sering kita sebut dengan praktikum. Kegiatan
praktikum dapat membangkitkan motivasi belajar kimia atau sains bagi
siswa. Melalui kegiatan laboratorium siswa dapat berkesempatan untuk
memenuhi dorongan keingintahuan mereka. Prinsip ini akan menunjang
siswa untuk menumbuhkan pengetahuan dengan eksplorasi. Dengan
diadakannya praktikum, peserta didik dilatih untuk mengembangkan
keterampilan dasar dalam melakukan eksperiman (Emda, 2014). Kegiatan
praktikum harus terintegrasi dengan kegiatan teoritis dan harus digunakan
untuk memberikan kontribusi penting dalam menemukan fakta – fakta
melalui penyelidikan sehingga sampai kepada prinsip – prinsip yang
berkaitan dengan fakta – fakta yang ditemukan (Kerr, 1963).
Penataan alat dan bahan praktikum sangat bergantung kepada fasilitas
yang ada pada laboratorium dan kepentingan pemakai laboratorium.
Fasilitas yang dimaksud dalam hal ini adalah terdapatnya ruangan untuk
4. 4
penyimpanan khusus (gudang), ruang persiapan, dan tempat - tempat
penyimpanan seperti lemari, kabinet, dan rak-rak. Peralatan laboratorium
yang selanjutnya disebut peralatan adalah mesin, perkakas, perlengkapan,
dan alat-alat kerja lain yang secara khusus dipergunakan untuk pengujian,
kalibrasi, dan/atau produksi dalam skala terbatas (Vendamawan, 2015).
Pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa alat dan bahan yang
tersedia di laboratorium sering tidak sesuai dengan kebutuhan dan terkadang
banyak tersimpan alat dan bahan yang sudah tidak digunakan. Alat atau
bahan yang sudah tidak digunakan, mestinya, dibuang melalui proses
pemusnahan yang sesuai dengan aturan agar keseimbangan dan
keharmonisan lingkungan laboratorium tetap terjaga. Namun, proses
pemusnahan alat atau bahan yang sudah tidak terpakai tampaknya belum
diatur atau belum dilaksanakan dengan baik (Wiratma dan Subagia, 2014).
Pada bahan, pengurutan secara alfabetis akan tepat jika
dikelompokkan menurut sifat fisis dan sifat kimianya terutama tingkat
kebahayaannya untuk pengadministrasian. Bahan kimia yang tidak boleh
disimpan dengan bahan kimia lain, harus disimpan secara khusus dalam
wadah sekunder yang terisofasi: Hal ini untuk mencegah pencampuran
dengan sumber bahaya lain seperti api, gas beracun, ledakan atau degradasi
kimia. Tempat Penyimpanan bahan kimia juga harus bersih, kering, dan
jauh dari sumber panas atau sinar matahari langsung serta harus dilengkapi
dengan ventilasi yang menuju ruang terbuka (Raharjo, 2017).
III. PROSEDUR PERCOBAAN
3.1 ALAT
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah gelas ukur,
erlenmeyer, beaker glass, labu ukur leher panjang, labu ukur,
evaporating dish, gelas arloji, pipet ukur, pengaduk, pipet volume /
pipet gondok, tabung reaksi.
3.2 BAHAN
Bahan kimia yang digunakan pada percobaan ini adalah
petroleumbenzin, Kalium Iodida, Trinatrium sitrat. Natrium
wolframat, Aquadest, Aqua DM, Aquabides, Kalium natrium tartrat,
Natrium sulfat, Oxalic saure, Natrium hydrogen phospat, Natrium
carbonat, Kupfer (II) Sulfat, Kupfer (II) Sulfat Pentahidrat, Hydrogen
peroxide, Ammonia, Silicagel, Barium chloride, dan Tetrachloride.
5. 5
Alat yang digunakan
3.3 SKEMA KERJA BAHAN
a. Pengenalan Alat
Dituliskan 10 nama alat
beserta nomornya
Dituliskan kegunaanya
Dipraktikkan kegunaan dari alat
– alat tersebut.
b. Pengenalan Bahan Kimia
Bahan kimia yang telah disediakan
Diamati
Label dibaca
Ditulis nama bahan kimia, rumus
molekul, berat molekul, derajat
kemurnian, densitas dan hazardous
6. 6
Persiapan Penimbangan
Proses Penimbangan
Selesai Menimbang
Water pass (air
bubble) diperiksa.
Kaki neraca diputar pada
bagian belakang
Semua bagian dalam
neraca dibersihkan
termasuk piringannya
dibersihkan.
Pintu neraca ditutup
Tombol on ditekan.
Neraca dibiarkan
Pintu neraca dibuka
dan wadah kosong
diletakkan di atas
Wadah kosong dicatat.
Sejumlah zat ditimbang
dimasukkan sedikit
Bobot wadah beserta
Diperoleh data. Sampai
terbaca piring neraca
dengan cara zat demi
sedikit isinya di catat
Tombol off ditekan.
Wadah dikeluarkan dari atas piringan
Semua bagian dalam neraca
dibersihkan dan kedua pintu neraca
Kabel dilepaskan daristop kontak
Proses Selesai
7. 7
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 DATA PENGAMATAN
Tabel 1.1. Data Pengamatan Alat
No. Alat Fungsi Gambar
1.
pH meter
digital
Mengukur kadar pH
atau keasaman dari
suatu benda
2.
Spektrofotome
ter genesys
20D
Menghitung seberapa
besar konsentrasi
senyawa yang ada pada
sebuah sample
3.
Neraca
analitik digital
Mangukur massa suatu
zat yang sangat kecil
dengan ketelitian tinggi
4. Termometer Mengukur suhu
5. Desikator
Menyimpan bahan
kimia kering dan
menghilangkan air
serta kristal hasil
pemurnian
8. 8
6. Pipet tetes
Memindahkan
cairan dengan
volume kecil
7. Erlenmeyer
Menampung larutan
yang akan digunakan
8. Buret
Meneteskan sejumlah
reagen cair dalam
eksperimen yang
memerlukan
presisi
9. Tabung Reaksi
Tempat mereaksikan
dua larutan/bahan
kimia atau lebih
10. Pipet mikro
Memindahkan cairan
dalam jumlah kecil
secara akurat
11. Gelas ukur
Mengukur volume
cairan dengan ketelitian
rendah
9. 9
12. Gelas arloji
Tempat untuk
mengeringkan padatan
dalam
desikator, tempat untuk
menyimpan bahan yang
akan ditimbang.
13.
Cawan
porselen
Mereaksikan zat kimia
pada suhu tinggi.
Tempat mengarangkan
bahan yang kemudian
sekaligus tempat untuk
mengabukkan bahan.
14. Sendok porselen
Mengambil bahan yang
bersifat oksidator dan
korosif
15. Mortar
Menghancurkan suatu
bahan atau sample
16.
Kaki tiga /
tripod
Penahan kawat kasa
dan penyangga ketika
proses pemanasan
11. 11
4.2 PEMBAHASAN
a) Pembahasan Alat
Alat laboratorium kimia merupakan benda yang digunakan dalam
kegiatan di laboratorium kimia yang dapat dipergunakan berulang–
ulang (Purwanti, 2009).
Berikut penjelasan fungsi dari masing – masing alat yang terdapat
pada tabel data pengamatan alat :
1. pH meter digital, di dalam air minum pH meter adalah suatu alat
yang digunakan untuk mengukur tingkat keasaman dan kebasa-
an. Pengukur PH tingkat asam dan basa air minum ini bekerja
secara digital, pH air disebut asam bila kurang dari 7, pH air
disebut basa (alkaline) bila lebih dari 7 dan pH air disebut netral
bila pH sama dengan 7. Selain untuk mengukur ph air maka ph
meter ini dapat digunakan untuk mengukur ph tanah dengan
terlebih dahulu mencampurkan tanah yang akan diukur dengan
sejumlah air (Admin, 2014).
2. Spektrofotometer genesys 20D, mengukur indeks kimia / farmasi
standar seperti Gardner, Hazen / APHA, Jumlah Warna Yodium,
Farmakope Eropa dan AS. Dengan kemampuan untuk
mengidentifikasi informasi ini dalam suatu zat, ahli kimia dapat
menentukan keamanan menggunakan bahan kimia tertentu dan
menentukan bagaimana mereka dapat berinteraksi satu sama lain
(Almegakm, 2016).
3. Neraca analitik digital, untuk mengukur massa benda (terutama
yang ukurannya amat ringan). Timbangan analitik ini digunakan
untuk mendapatkan hasil yang lebih spesifik dan akurat terhadap
benda dengan massa ringan (kurang lebih 0,1 mg). Umumnya
yang diukur adalah sampel dari bahan kimia yang termasuk dalam
kategori pro analytic (PA) (Hyprowira, 2019).
4. Termometer, mengukur titik didih atau titik beku dalam sebuah
penelitian. Sebuah termometer laboratorium mempunyai skala
suhu yang luas yaitu berkisar antara -10°C hingga 110°C
dibandingkan dengan termometer klinis yang hanya mempunyai
skala dari 35°C hingga 42°C. Biasanya, termometer laboratorium
menggunakan zat cair raksa atau alkohol yang terdapat di dalam
12. 12
sebuah pipa kapiler yang dilindungi oleh tabung atau dinding
termometer (IBS, 2021).
5. Desikator, wadah yang terbuat dari bahan gelas yang kedap udara.
Desikator digunakan untuk mengeringkan senyawa yang bersifat
higroskopis (menyerap uap air). Cara menggunakan desikator
yaitu senyawa padat/kristal yang akan dikeringkan dimasukkan ke
dalam desikator menggunakan wadah yang sesuai, misalnya gelas
arloji atau krus porselin. Kemudian di dalam dasar desikator
diberikan senyawa higroskopis (senyawa yang dapat menyerap
uap air) (Susanti, 2017).
6. Pipet tetes, Fungsi pipet tetes sebagai saluran tunggal yang biasa
digunakan di laboratorium biologi dan kimia untuk memindahkan
cairan dengan volume kecil, dan merupakan alat ukur untuk
memindahkan cairan dari wadah aslinya ke wadah lain dalam
jarak tertentu. Desain pipet sepenuhnya sesuai dengan prinsip
ergonomis, dan ditandai dengan pembongkaran dan perawatan
yang mudah. Pipet dapat diaplikasikan pada cairan seperti cairan
dengan viskositas tinggi, cairan bertekanan uap tinggi, dan cairan
berbusa (Mardatila, 2021).
7. Erlenmeyer, digunakan untuk menyimpan larutan yang akan
digunakan, untuk mereaksikan larutan, dan untuk melakukan
titrasi. Erlenmeyer terdapat beberapa jenis ukuran yaitu 50mL,
100 mL, 200 mL, dan 500 mL (Sudarmo, 2016).
8. Buret, alat laboratorium yang biasa digunakan dalam analisis
kimia kuantitatif. Fungsi buret untuk mengukur volume suatu
cairan atau gas (Azizah, 2021).
9. Tabung reaksi, sebuah tabung yang terbuat dari sejenis kaca atau
plastik yang dapat menahan perubahan temperatur dan tahan
terhadap reaksi kimia. Alat ini digunakan untuk mereaksikan zat.
Sebagai sebuah wadah untuk menampung reaksi kimia dalam
skala medium. Untuk melakukan percobaan reaksi kimia dalam
skala kecil. Sebagai wadah untuk perkembangbiakan
mikroorganisme dalam media cair. Untuk mencampur,
menampung, dan memanaskan bahan kimia dalam jumlah yang
kecil (Astuti, 2020).
13. 13
10. Pipet mikro, suatu alat yang digunakan untuk memindahkan
cairan dalam jumlah kecil secara akurat. Penggunaan pipet gelas
seperti pipet ukur dan pipet volume (gondok) tidak mempunyai
akurasi yang tinggi untuk volume kurang dari 1 ml (Hasibuan,
2018).
11. Gelas ukur, alat pengukur volume cairan. Terdapat beberapa jenis
ukuran yaitu 5mL, 10mL, 25mL, 50mL, 100mL, 200mL, dan
500mL (Sudarmo, 2016).
12. Gelas arloji, digunakan untuk wadah zat padat yang akan
ditimbang dengan menggunakan neraca (Sudarmo, 2016).
13. Cawan porselen, wadah untuk menguapkan bahan yang sulit
menguap dengan pemanasan, wadah untuk mereaksikan suatu
bahan pada suhu tinggi (Hartutik, 2012).
14. Sendok porselen, Sendok porselin, digunakan untuk mengaduk
bahan – bahan yang berbentuk padatan atau tepung (Tim
Pengampu, 2015).
15. Mortar, alat tumbuk dari porselin yang tebal (Tim Pengampu,
2015).
16. Kaki tiga / tripod, dipasang di atas lampu spiritus sebagai
penyangga wadah yang berisi cairan yang dipanaskan. Harus
dilengkapi dengan kasa asbes (Sudarmo, 2016).
17. Pembakar Bunsen,
18. Statif, digunakan untuk menegakkan peralatan dari gelas.
Misalnya : buret, labu Erlenmeyer, corong pisah (Hartutik, 2012).
19. Filler, menyedot larutan yang dipasang pada pangkal pipet ukur.
Terdapat tiga huruf: A untuk mengeluarkan udara; B untuk
mengambil larutan; C untuk mengeluarkan cairan (Hartutik,
2012).
20. Pipet pump, atau pompa pipet merupakan bagian dari alat-alat
laboratorium yang digunakan untuk penelitian dan pemakaiannya
cukup mudah. Alat ini digunakan untuk membantu pipet ukur
dalam menyedot cairan, kemudian cairan yang telah diukur
dipindahkan ke wadah lainnya. (Lingkungan, 2018).
14. 14
d) Penimbangan
Pengukuran merupakan kegiatan yang bertujuan untuk
mendapatkan nilai suatu besaran. Kegiatan pengukuran
mempunyai dampak yang luas terhadap ilmu pengetahuan,
kehidupan pribadi manusia dan masyarakat dalam meningkatkan
efisiensi. Kehidupan modern makin dicirikan oleh canggihnya
perangkat untuk memperoleh data. Manusia modern makin
bergantung kepada kegiatan mandapatkan data yang secara teknis
dinamakan pengukuran. Dengan demikian manusia dapat
memantau dan mengendalikan kahidupannya secara ketat
danefisien. Peranan pengukuran dalam kehidupan manusia
semakin terasa vital dan imperatif. Untuk mengukur diperlukan
alat ukur. Alat ukur yang digunakan tergantung pada besaran ukur
yang nilainya ingin diukur. Salah satu alat ukur yang vital adalah
alat ukur timbang atau timbangan. Alat ukur timbang telah lama
dipergunakan manusia dalam kehidupan sehari-hari, baik untuk
perdagangan eceran maupun perdagangan besar. Kegiatan
penimbangan bertujuan untuk mendapatkan nilai suatu besaran
massa (Tirtasari, 2017).
Dalam penimbangan dalam laboratorium kimia terdapat alat
yang disebut dengan neraca analitik. Neraca analitik biasanya
digunakan untuk tujuan riset yang memerlukan tingkat ketelitian
tinggi. Neraca analitik sangat praktis digunakan karena massa
benda yang diukur secara otomatis terbaca pada layer berupa
angka. Di dalam pengoprasiannya, neraca ini menggunakan
energi listrik (Mundiarto & Istiyono, 2007).
Neraca analitik merupakan suatu alat yang sering digunakan
di laboratorium yang berfungsi untuk menimbang bahan/zat yang
akan digunakan sebelum melakukan suatu percobaan yang
membutuhkan suatu penimbangan. Bahan yang ditimbang
biasanya berbentuk padatan, namun tidak menutup kemungkinan
untuk menimbang suatu bahan yang berbentuk cairan. Selain itu
neraca analitik merupakan salah satu neraca yang memiliki
tingkat ketelitian tinggi dan bermutu tingg, sehingga dapat
ditempatkan di ruang bebas serta terhindar dari gangguan akibat
aliran udara. Neraca ini melakukan kalibrasi internal, tetapi untuk
pemeriksaan ulang, neraca ini harus diperiksa dengan anak-anak
timbangan yang sudah di identifikasi. Neraca analitik ini hanya di
gunakan untuk penimbangan tingkat analitik (Day dan
15. 15
Underwood 2002). Neraca analitik mempunyai ketelitian yang
tinggi, karena sampai 4 desimal di belakang koma (contoh: 1,7869
gram), biasanya digunakan untuk menimbang benda atau zat yang
membutuhkan ketelitian yang tinggi (Pradhika 2008). Neraca
analitik yang digunakan di laboratorium merupakan instrumen
yang akurat yang mempunyai kemampuan mendeteksi bobot pada
kisaran 100 gram sampai dengan ± 0,0001 gram (Day dan
Underwood 2002).
Neraca analitik digital berfungsi untuk membantu mengukur
berat serta kalkulasi otomatis. Neraca digital atau neraca
elektronik lebih canggih dibandingkan dengan neraca tradisional.
Neraca digital memiliki fungsi sebagai alat ukur yanglebih akurat,
presisi, akuntable yang dapat menyimpan hasil dari setiap
penimbangan (Pradhika 2008). Jenis neraca analitik digital
mempunyai ketelitian yang sangat tinggi hingga empat angka di
belakang koma. Cara kerja neraca analitikdigital hanya dapat
mengeluarkan label, ada juga yang hanya timbul ditampilkan
dilayar LCD-nya. Karena mempunyai ketelitian yang sangat
tinggi maka umumnya neraca analitik digital di lengkapi dengan
penutup. Pada ketiga sisi penutupnya terbuat dari kaca. Sehingga
lengan beban dapat dilihat dari luar. Pada bagian penutup di sisi
kaca kanan dan kiri dapat di geser untuk pintu memasukkan dan
mengeluarkan sampel yang akan di timbang (Khamidinal 2009).
Langkah kerja penimbangan dengan neraca analitik meliputi:
1. Persiapan alat bantu penimbangan. Untuk menimbang zat padat
diperlukan:
• Kaca arloji yang kering dan bersih, digunakan untuk
menampung kelebihan zat yang ditimbang, karena kelebihan zat
tidak boleh dikembalikan ke botol zat. plastik),
• Sendok (biasanya sendok analit spatula dari stainless steel).
• Kertas isap untuk memegang tempat menimbang pada saat
memasukan/mengeluarkan alat timbang (dan zat) ke atau dari
dalam neraca.
• Botol timbang sebagai tempat zat yang akan ditimbang.
• Zat yang akan ditimbang dan setelah penimbangan selesai, botol
zat harus dikembalikan ke tempatnya.
16. 16
2. Pemeriksaan pendahuluan terhadap neraca adalah: 37
• Pemeriksaan kebersihan neraca terutama piring-piring neraca
dapat dibersihkan menggunakan sapu-sapu yang tersedia di
dekat neraca. • Pemeriksaan kedataran neraca dilakukan dengan
cara melihat water pass, dengan mengatur sekrup pada kaki
neraca, sehingga gelembung air di water pass tepat berada di
tengah. • Pemeriksaan kesetimbangan neraca yang dilakukan
dengan membiarkan dahulu pointer bergoyang ke kiri dan ke
kanan beberapa kali. Jika goyangan maksimum ke kiri dan ke
kanan kirakira sama jauh maka neraca dalam keadaan
setimbang.
3. Cara menggunakan neraca analitik
• Nolkan terlebih dulu neraca tersebut
• Letakkan zat yang akan ditimbang pada bagian timbangan
• Baca nilai yang tertera pada layar monitor neraca
• Setelah digunakan, nolkan kembali neraca tersebut.
17. 17
V. KESIMPULAN
5.1 KESIMPULAN
1. Setiap alat dan bahan yang terdapat pada laboratorium kimia
memilik peran dan fungsinya masing – masing. Alat – alat pada
laboratorium kimia dapat digolongkan berdasar materi
penyusunnya seperti glass/kaca, plastik, porselen, logam, dan
karet.
2. Sedangkan untuk bahan – bahan yang terdapat di laboratorium
kimia memiliki nama, kegunaan, rumus molekul, dan derajat
kemurnian yang berbeda-beda pula. Diantara bahan tersebut juga
terdapat bahan yang berbahaya bagi tubuh dan sekitar, yang
dilambangkan dengan suatu simbol yang telah disepakati
internasional.
3. Dalam penggunaan alat juga terdapat timbangan. Melalui alat
tersebut kita mempraktikkan cara penggunaannya dengan tepat
dan benar.
5.2 SARAN
Penataan alat dan bahan praktikum sangat bergantung kepada
fasilitas yang ada pada laboratorium dan kepentingan pemakai
laboratorium. Fasilitas yang dimaksud dalam hal ini adalah
terdapatnya ruangan untuk penyimpanan khusus (gudang), ruang
persiapan, dan tempat - tempat penyimpanan seperti lemari, kabinet,
dan rak-rak. Alat dan bahan yang terdapat sering kali rusak karena
kurangnya ketelitian dalam menyimpan alat dan bahan tersebut.
Sebaiknya cara merawat alat dan bahan juga dipelajari untuk membuat
alat dan bahan dapat bertahan dalam jangka waktu yang lebih lama.
18. 18
DAFTAR PUSTAKA
Admin. (2014). Kegunaan Digital pH Meter. Kegunaan Digital PH Meter - Digital
Meter Indonesia (digital-meter-indonesia.com), diakses 5 Spetember
2021.
Almegakm. (2016). Manfaat Spektrofotometri Di Industri Kimia. Manfaat
Spektrofotometer di Industri Kimia - AnalisaWarna, diakses 5 September
2021.
Astuti, Novi Fuji. (2020). Fungsi Tabung Reaksi Yang Wajib Diketahui, Lengkap
Dengan Cara Penggunaannya. Fungsi Tabung Reaksi yang Wajib
Diketahui, Lengkap dengan Cara Penggunaannya Semua Halaman |
merdeka.com, diakses 5 September 2021.
Azizah, Kurnia. (2021). Fungsi Buret Alat Laboratorium, Ketahui Cara
Menggunakan Berdasar Jenisnya. Fungsi Buret Alat Laboratorium,
Ketahui Cara Menggunakan Berdasar Jenisnya | merdeka.com, diakses 5
September 2021.
Damkar. (2020). 7 Simbol Bahan Kimia Berbahaya. 7 Simbol Bahan Kimia
Berbahaya - damkar (bandaacehkota.go.id), diakses 5 September 2021.
Emda, Amna. (2014). Laboratorium Sebagai Sarana Pembelajaran Kimia Dalam
Meningkatkan Pengetahuan dan Keterampilan Kerja Ilmiah. Lantanida
Journal. 2 (2): 218-229.
EPA. (2020). Ammonia Safety In Mid Atlantic Ice Rink. Washington: U.S. EPA.
Glorykat. (2018). Trisodium Citrate. Trisodium Citrate | PT. Glory Katri Putera,
diakses 5 September 2021.
Hartutik. 2012. Metode Analisis Mutu Pakan. Malang: UB Press.
19. 19
Hasibuan, Elliwati. (2018). Pengenalan Mikropipet Pada Mahasiswa Yang
Melakukan Penelitian Di Laboratorium Terpadu Imunologi Fakultas
Kedokteran USU. Karya Tulis Ilmiah. Medan: Universitas Sumatera
Utara.
Hyprowira. (2019). Mengenal Fungsi Timbangan Analitik Pada Laboratorium.
Fungsi Timbangan Analitik pada Laboratorium | PT Hyprowira
Adhitama, diakses 5 September 2021.
Infiniti Bioanalitika Solusindo. (2021). Apa Saja Fungsi
Termometer Laboratorium. Apa Saja Fungsi Termometer
Laboratorium? | IBS -, diakses 5 September 2021.
Iqbal, Javed., dkk. (2010). Growth Inhibiting Effects of Plant Extracts Against the
Grain Moth, Sitotroga cerealella (Oliv.) (Gelechiidae: Lepidoptera).
Pakistan Journal Zoology. 42 (5): 597-601.
Kerr, J.F. (1963). Practical Work In School Science. Leicester: Leicester
University Press.
Khotimah, Husnul. (2017). Karakterisasi Hasil Pengolahan Air Menggunakan
Alat Destilasi. Jurnal Chemurgy. 1 (2): 34-38.
Kirk, R.E. and Othmer, D.F. (1945). Encyclopedia of Chemical Technology. John
Wiley Interscience Publisher Inc. New York, 5(2): 458.
Lasia, I Ketut. (2013). Analisis Pengetahuan Mahasiswa Tentang Dampak
Penggunaan Bahan Kimia Dalam Praktikum Kimia Organik Terhadap
Kesehatan. Makalah. Disampaikan dalam Seminar Nasional FMIPA Undiksha III:
Studi Menuju Pengelolaan Laboratorium Kimia Yang Aman Bagi Kesehatan.
Universitas Pendidikan Ganesha.
20. 20
Lingkungan, Alat Uji. (2018). Glasfirn Pump. Glasfirn Pump Penunjang
Penelitian Laboratorium - Alat Uji Lingkungan, diakses 5 September 2021.
Mardatila, Ani. (2021). Fungsi Pipet Tetes Atau Pipet Pasteur Beserta Cara
Menggunakannya Yang Benar. Fungsi Pipet Tetes atau Pipet Pasteur
Beserta Cara Menggunakannya yang Benar Semua Halaman |
merdeka.com, diakses 5 September 2021.
Mundiarto, Edi., dan Istiyono. (2017). Fisika 1 SMP Kelas VII. Jakarta:
Yudhistira.
Pengampu. (2015). Penuntun Praktikum Kimia Pertanian. Purwokerto: Unsoed
Raharjo. (2017). Pengelolaan Alat Bahan dan Laboratorium Kimia. Jurnal Kimia
Sains dan Aplikasi. 20 (2): 99-104.
Redhana, I Wayan. (2013). Identifikasi Bahan Kimia Berbahaya Yang Digunakan
Dalam Praktikum Kimia SMA. Seminar Nasional FMIPA Undiksha III:
53-61.
Rumondor, P. P., dan J. Porotu'o. (2014). Identifikasi Pada Depot Air Minum Isi
Ulang di Kota Manado. Jurnal e-Biomedik (eBM). 2 (2).
Sudarmo, Unggul. (2016). Kimia Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Susanti, Rizki Sindi. (2017). Pengembangan Ensiklopedia Peralatan
Laboratorium Kimia Sebagai Sumber Belajar Siswa SMA N 10
Pontianak. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Pontianak:
Universitas Muhammadiyah Pontianak.
21. 21
Tirtasari et al, Ni Luh. (2017). Uji Kalibrasi (Ketidakpastian Pengukuran) Neraca
Analitik di Laboratorium Biologi FMIPA UNNES. Indonesian Journal of
Chemical Science, 6 (2): 152-155.
Utomo, M. Pranjoto. (2013). Adaptasi Pelaksanaan Praktikum Kimia Negara
OECD. Makalah. Disampaikan dalam Kegiatan PPM Unggulan,
Universitas Negeri Yogyakarta : 4 Juni 2011.
Vendamawan, Rico. (2015). Pengelolaan Laboratorium Kimia. Metana. 11 (2):
4146.
Widhy, Purwanti. (2009). Alat Dan Bahan Kimia Dalam Laboratorium IPA.
Makalah. DIsampaikan dalam Pelatihan Penggunaan Alat Laboratorium
IPA. SMP N 3 Gamping: 21-22 Februari 2009.
Wiratma, I Gusti Lanang., dan Subagia, I Wayan. (2014). Pengelolaan
Laboratorium Kimia Pada SMA Negeri Di Kota Singaraja : (Acuan
Pengembangan Model Panduan Pengelolaan Laboratorium Kimia
Berbasis Kearifan Lokal Tri Sakti). Jurnal Pendidikan Indonesia. 3 (2):
425-436.