Alat-alat listrik di laboratorium seperti oven, incubator, autoclave, spektrofotometer, sentrifuge dan evaporator digunakan untuk mengatur suhu, sterilisasi, pengukuran absorbansi cahaya, pemisahan komponen, dan penguapan cairan. Makalah ini membahas fungsi, prinsip kerja, dan prosedur penggunaan masing-masing alat tersebut.
1. ALAT LISTRIK DI LABORATORIUM
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah teknik laboratorium
Dosen Pengampu:
Dr. Bambang Supriatno, M.Si.
Dr. H. Riandi, M.Si.
Tri Suwandi, S.Pd., M.Sc.
Oleh
Hasna Lathifah Salma
NIM. 2104068
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2021
2. 2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah S.W.T yang telah memberikan
keluasan waktu dan kesehatan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Alat Listrik di Laboratorium” yang telah penulis susun berdasarkan
proses yang telah dilalui sebelumnya.
Penulisan makalah ini merupakan syarat untuk memenuhi salah satu tugas di dalam
mata kuliah Teknik Laboratorium. Dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini,
penulis mendapatkan bimbingan, motivasi, serta doa dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, dengan hati yang tulus penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dr. Bambang Supriatno, M.Si. Sebagai Dosen Pengampu Mata Kuliah
Teknik Laboratorium
2. Dr. H. Riandi, M.Si. Sebagai Dosen Pengampu Mata Kuliah Teknik
Laboratorium
3. Tri Suwandi, S.Pd., M.Sc. Sebagai Dosen Pengampu Mata Kuliah Teknik
Laboratorium
4. Kedua orang tua, yang telah mendidik, memberikan doa, serta membiayai
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan pengerjaan makalah ini
5. Teman-teman Kelas Pendidikan Biologi A 2021, yang telah memberikan
dukungan serta bantuan kepada penulis selama proses pengerjaan makalah
ini.
6. Kelompok 5, yang telah bersama-sama berusaha menyelesaikan penulisan
makalah ini
Penulis menyadari karya tulis ilmiah ini jauh dari kesempurnaan baik materi
maupun penyusunannya. Oleh karena itu, kritik dan saran penulis butuhkan dari
pembaca. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat menjadikan frame of think (kerangka
pikir) dalam mengambil suatu putusan pembelajaran dan pisau pemilah dalam
pemecahan masalah.
Cimahi, 7 Desember 2021
Penulis
3. 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................2
DAFTAR ISI ......................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................4
PENDAHULUAN...............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................................5
1.4 Manfaat Penulisan.................................................................................................5
BAB II..............................................................................................................................6
PEMBAHASAN.................................................................................................................6
2.1 Oven......................................................................................................................6
2.2 Inkubator...............................................................................................................9
2.3 Autoclave ............................................................................................................11
2.4 Spectrophotometer.............................................................................................14
2.5 Centrifuge ...........................................................................................................15
2.6 Rotary Evaporator ...............................................................................................16
2.6 Alat dan Komponen yang Berperan dalam Pengaturan Suhu................................20
2.7 Perbedaan Oven dan Incubator ...........................................................................20
2.8 Perbedaan Sterilisasi Basah dan Kering serta Alat yang Digunakan.......................21
2.9 Petunjuk Keselamatan Kerja dalam Penggunaan Alat Listrik.................................26
2. 10 Perbandingan Alat Sejenis serta Kelebihannya..................................................28
Gravity displacement autoclave .........................................................................31
Prevacuum atau high vacuum autoclave.............................................................31
Visible Spektrofotometer.......................................................................................32
Ultra Violet Spektrofotometer...............................................................................33
BAB III...........................................................................................................................36
PENUTUP ......................................................................................................................36
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................36
3.2 Saran...................................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................37
4. 4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan listrik tidak hanya dibutuhkan oleh rumah tangga, tetapi juga
dibutuhkan oleh berbagai aspek kehidupan, termasuk juga digunakan di
laboratorium. Kebutuhan listrik masyarakat yang beragam ini dipenuhi oleh
Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai pemegang hak penusahaan listrik.
Penggunaan laboratorium harus mengenal dan mengetahui alat-alat yang
digunakan di dalam laboratorium. Pengenalan alat-alat praktikum di
laboratorium penting dilakukan guna keselamatan kerja dalam melakukan
proses penelitian. Pengenalan alat praktikum juga bertujuan agar mahasiswa
mengetahui nama dan fungsi dari alat-alat tersebut agar tidak terjadi kesalahan
dalam prosedur pemakaiannya. Ada banyak alat di laboratorium yang
digunakan untuk praktikum salah satunya adalah alat-alat listrik yang terdapat
di laboratorium. Alat-alat listrik di laboratorium sering digunakan dalam
praktikum tertentu diantaranya ada oven, incubator, autoclave,
spectrophotometer, centrifuge dan evaporator. Maka dari itu sebagai praktikan
sangat penting untuk mengetahui fungsi, jenis, manfaat, cara penggunaan, serta
perawatan alat listrik tersebut sehingga praktikum dapat berjalan sebagaimana
mestinya. (Prayogi, 2015)
1.2 Rumusan Masalah
1) Bagaimana gambar dan keterangan masing-masing alat lab listrik?
2) Apa fungsi tombol-tombol operasi yang ada pada alat lab listrik?
3) Alat lab listrik mana saja yang memiliki pengaturan suhu?
4) Komponen apa yang berperan dalam pengaturan suhu alat lab listrik?
5) Bagaimana prinsip kerja setiap alat lab listrik?
6) Bagaimana perbandingan prinsip kerja setiap alat lab listrik? (dalam
bentuk tabel)
7) Apa perbedaan oven dan incubator?
5. 5
8) Apa perbedaan sterilisasi basah dan sterilisasi kering? Alat apa yang
digunakan?
9) Apa manfaat atau kegunaan masing-masing alat lab listrik?
10) Bagaimana prosedur penggunaan alat secara benar atau SOP-nya?
11) Bagaimana petunjuk keselamatan kerja dalam penggunaan alat lab listrik?
12) Bagaimana prosedur penyimpanan dan pemeliharaan alat lab listrik?
13) Bagaimana perbandingan dua alat sejenis dan kelebihannya?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini diantaranya:
1) Mengetahui gambar dan keterangan alat lab listrik
2) Mengetahui fungsi dan komponen dari alat lab listrik
3) Mengetahui prinsip kerja setiap alat lab listrik
4) Dapat membedakan hal-hal yang terdapat pada alat lab listrik
5) Mengetahui manfaat dan kegunaan alat-alat lab listrik
6) Mengetahui prosedur penggunaan alat yang benar serta penyimpanan dan
pemeliharaan alat
7) Mengetahui petunjuk keselamatan dalam penggunaan alat lab listrik
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah agar menambah wawasan ilmu
pengetahuan dalam menggunakan alat-alat listrik di laboratorium terkhusus
mahasiswa biologi juga sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan
pemahaman, keterampilan, dan kedisiplinan mahasiswa biologi terhadap alat-
alat laboratorium.
6. 6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Oven
Oven laboratorium atau yang dikenal dengan drying oven merupakan
sebuah alat laboratorium yang berfungsi untuk memanaskan alat laboratorium
ataupun zat-zat kimia dengan suhu yang ditentukan. Selain itu, alat ini juga
digunakan untuk melakukan strilisasi dan pembersihan dengan memanfaatkan
udara. Manfaat dari alat ini adalah untuk mengeringkan alat-alat yang basah,
memanaskan zat-zat kimia, dan mensterilisasi alat-alat laboratorium.
Pada penggunaannya, oven memanfaatkan berbagai macam tombol yang
tentunya memiliki fungsi masing-masing. Fungsi masing-masing tombol pada
alat tersebut, diantaranya:
1) Kabel Konektor, digunakan untuk menghubungkan arus listrik ke
mesin
7. 7
2) Gagang, digunaan untuk membuka oven
3) Body, berfungsi untuk menopang seluruh bagian komponen
4) Alas, digunakan untuk menopang body agar tetap dalam keadaan
stabil
5) Tombol On/Off, digunakan untuk mengaktifkan atau mematikan
seluruh komponen
6) Monitor suhu, berfungsi untuk menampilkan keadaan suhu yang ada
di dalam oven
7) Monitor waktu, berfungsi untuk menampilkan waktu atau timer yang
dilakukan
8) Monitor flap, digunakan untuk menampilkan keterangan % terbuka
atau tertutupnya katup udara
9) DInding pemanas, berfungsi sebagai pengatur untuk menjaga
kestabilan suhu
10) Tombol menu, berfungsi untuk menampilkan seluruh program
11) Flap, berfungsi sebagai katup udara
12) Tombol set, berfungsi untuk menetapkan program
13) Elemen, berfungsi untuk memberikan hawa panas
14) Monitor program, berfungsi untuk menampilkan program oven yang
telah kita buat pada computer
15) Monitor alarm, berfungsi untuk memberikan peringatan ketika
Batasan suhu terlampaui
16) Monitor grafik, berfungsi untuk menampilkan aktifitas penggunaan
oven
17) Tutup, berfungsi untuk menutup oven
Prinsip kerja dari oven sendiri adalah menghancurkan lisis mikroba
menggunakan udara panas kering. Panas akan diabsorbsi oleh permukaan luar
alat yang disterilkan. Selanjutnya, merambat kebagian dalam dari permukaan
hingga pada akhirnya suhu sterilisasi tercapai. Mikroorganisme mati melalui
mekanisme oksidasi sampai terjadinya koagulasi protein sel mikroorganisme.
Bekerja pada suhu 170-180°C selama 2-3 jam, alat-alat dari logam dan gelas.
Dan 150°C selama 1 jam untuk bahan-bahan berupa minyak, parafin atau salep.
8. 8
Untuk prosedur penggunaannya, hal pertama yang perlu kita lakukan adalah
menghubungkan drying oven dengan sumber listrik kemudian masukkan
peralatan laboratorium yang ingin disterilisasi atau zat-zat kimia yang ingin
dipanaskan. Setelah itu atur posisi hingga rapih dan tutup pintu oven dengan
rapat. Hidupkan drying oven dengan menekan tombol on, kemudian lampu di
dalam drying oven akan berkedip. Atur suhu dan waktu yang diinginkan pada
drying oven. Jika peralatan terbuat dari plastik, dan bahan yang mudah berubah
volume seperti pipet ukur dan labu ukur sebaiknya suhu tidak melebihi 100°C.
Terdapat beberapa aturan yang harus dilaksanakan, diantaranya:
Bila suhu 170 derajat Celcius, atur waktu 1 jam
Bila suhu 160 derajat Celcius, atur waktu 2 jam
Bila suhu 150 derajat Celcius, atur waktu 2,5 jam
Bila suhu 140 derajat Celcius, atur waktu 3 jam
Selanjutnya, bila waktu yang diatur telah selesai, pengatur waktu secara
otomatis akan Kembali ke angka 0. Setelah selesai, biarkan terlebih dahulu
peralatan laboratorium mendingin di dalam oven, setelah dingin, keluarkan
peralatan laboratorium dan tata Kembali peralatan laboratorium dengan rapi.
Cabut kabel oven sehingga sambungan listrik terputus dan tidak akan terjadi hal-
hal yang tidak diinginkan.
Oven yang baik adalah oven yang selalu dirawat. Sebelum oven digunakan
bersihkan semua aksesori dan rak tatakan. Selalu pastikan steker oven sudah
dicabut dan oven sudah dingin sebelum dibersihkan. Buka pintu oven dan bagian
dalam dibersihkan dengan lap lembut dalam air panas atau detergen. Zat abarsif
jangan digunakan untuk membersihkan oven. Jangan mengelap elemen
pemanas. Bagian luar dapat dibersihkan dengan lap basah. Oven juga perlu
dikalibrasi yaitu dengan cara memeriksa suhu dengan termometer secara berkala
dan mencocokkan hasil yang diperoleh tersebut. Pastikan bahwa angka yang
tercantum pada oven laboratorium dan termometer telah sesuai.
9. 9
2.2 Inkubator
Inkubator merupakan salah satu alat yang pada umumnya terdapat di
laboratorium. Alat ini berfungsi untuk mengatur suhu dan kelembapan
sehingga mencapai keadaan optimal untuk memfasilitasi pertumbuhan dan
perkembangan organisme sel dengan baik. Beberapa tombol operasi yang ada
pada incubator adalah sebagai berikut:
1) Kabel Konektor. Berfungsi untuk menghubungkan arus listrik ke
mesin
2) Alas. Berfungsi untuk menopang body agar tetap dalam keadaan
stabil
3) Tutup. Berfungsi untuk menutup Incubator
4) Gagang. Berfungsi untuk membuka incubator
5) Body. Berfungsi untuk menopang seluruh bagian komponen
6) Monitor Suhu. Berfungsi untuk menampilkan keadaan suhu yang
ada di dalam incubator
10. 10
7) Tombol Set. Berfungsi untuk menetapkan program suhu yang ingin
digunakan
8) Tombol Temperatur. Berfungsi untuk mengubah dan membuat
program suhu
9) Tombol Fresh Air. Berfungsi Untuk mengatur terbuka atau
tertutupnya flap udara
10) Lampu Power. Berfungsi Sebagai penanda aktifnya alat
11) Lampu Alarm. Berfungsi untuk memberikan keterangan alarm
waktu
12) Lampu Heat. Berfungsi sebagai penanda bahwa incubator sedang
melakukan pemanasan
13) Tombol Power. Berfungsi untuk mengaktifkan alat
14) Alarm Set. Berfungsi untuk membuat program alarm
15) Dinding Pemanas. Berfungsi untuk menjaga kestabilan suhu
incubator
16) Wadah. Berfungsi untuk menampung media yang ingin
diinkubasikan
17) Elemen. Berfungsi untuk memberikan hawa panas
18) Tutup Kaca. Berfungsi untuk menutup bagian dalam incubator
19) Flap. Berfungsi sebagai katup udara
Prinsip kerja yang digunakan oleh incubator sendiri adalah dengan menjaga
kondisi dan tingkat kelembapan suhu di dalam alat, dan kondisi-kondisi
lainnya. Serta termasuk tingkat gas di dalamnya seperti oksigen,
karbonmonoksida, karbondioksida, dan sebagainya. Sehingga mikroorganisme
di dalamnya bisa tumbuh dengan baik dalam lingkungan yang ideal dan tidak
terkontaminasi dengan udara luar. Selain digunakan untuk kebutuhan
laboratorium biologi, inkubator juga digunakan pada peternakan untuk
mengerami telur pengganti induknya. Pada umumnya inkubator laboratorium
memiliki fungsi dasar untuk mengatur suhu di dalam ruang isolasi yang
dilengkapi dengan timer agar pengguna bisa mengatur waktu sesuai dengan
masa inkubasi yang dibutuhkan. Kemudian muncul berbagai macam jenis
11. 11
inkubator dengan tambahan fungsi dan fitur lainnya. Misalnya fitur untuk
mengontrol tingkat kelembaban, mengontrol kadar gas tertentu di dalam ruang
inkubasi. Bahkan ada juga inkubator shaker yang berguna untuk mencampur
kultur, dan fitur-fitur lainnya. Inkubator modern sudah lebih mudah untuk
digunakan hanya tinggal dengan mengatur kondisi inkubasi yang diinginkan
menggunakan tombol atau knob yang tersedia pada alat.
2.3 Autoclave
Autoclave adalah sebuah alat di laboratorium yang pada umumnya
digunakan sebagai alat sterilisasi dengan menggunakan metode uap panas
basah bertekanan denagn lama proses sterilisasi adalah sekitar 15 menit pada
suhu 121 derajat celcius dan pada tekanan 1 atm. Autoclave juga pada
umumnya digunakan untuk mensterilisasi peralatan laboratorium, bahan
maupun media dengan cara basah (metode penguapan) yang menggunakan uap
12. 12
air jenuh bertekanan dan bersuhu tinggi serta dilengkapi dengan pengatur suhu
dan waktu yang dapat disesuaikan untuk mendapatkan hasil tujuan tertentu.
Beberapa fungsi tombol pada autoclave, diantaranya sebagai berikut:
1) Monitor tekanan. Berfungsi untuk menampilkan tekanan uap panas
yang ada didalam mesin
2) Tutup Autoclave. Berfungsi untuk menutup wadah autoclave
3) Drain Bottle. Berfungsi untuk menampung aquades yang keluar dari
dalam mesin
4) Body. Berfungsi untuk menopang seluruh bagian komponen autoclave
5) Kabel Konektor. Berfungsi untuk menghubungkan arus listrik ke mesin
6) Monitor Standby. Berfungsi untuk menampilkan aktifitas penggunaan
autoclave
7) Tombol power. Berfungsi untuk mengaktifkan seluruh komponen
8) Tombol Func. Berfungsi untuk membuat 3 program yang berbeda
9) Monitor EXHT. Berfungsi untuk menampilkan tekanan level uap panas
yang mau dikeluarkan
10) Tombol SET. Berfungsi untuk menetapkan program
11) Tombol EXHT . berfungsi untuk memilih tingkatan level tekanan
12) Tombol SET Bawah. Berfungsi untuk mengolah program
13) Tombol FAN. Berfungsi untuk mengaktifkan kipas pendingin
14) Monitor FAN. Berfungsi untuk menampilkan aktifitas kipas pendingin
15) Tombol Agar. Berfungsi untuk memilih karakteristik media agar/padat
yang ingin di sterilkan
16) Monitor Draint Bottle. Berfungsi untuk melihat keterangan wadah
penampung aquades
17) Tombol Solid. Berfungsi untuk Memilih Karakteristik Alat yang ingin
di sterilkan
18) Tombol Dissol. Berfungsi untuk memilih karakteristik media bahan
kimia yang ingin di sterilkan
19) Tombol Stop. Berfungsi untuk menghentikan program yang sedang
berjalan dengan keadaan tertentu
20) Tombol Start. Berfungsi untuk memulai program
13. 13
21) Tombol Lid Open . berfungsi untuk membuka autoclave
22) Tombol Lid Close. Berfungsi untuk menutup autoclave
23) Monitor Suhu WARM. Berfungsi untuk menampilkan batasan suhu
24) Monitor Waktu . Berfungsi untuk menampilkan program timer
25) Monitor Suhu. Berfungsi Untuk Menampilkan keadaan suhu yang ada
didalam autoclave
26) Dinding Pemanas. Berfungsi untuk menstabilkan suhu dan tekanan
27) Keranjang. Berfungsi untuk menampung media yang ingin disterilkan
28) Tutup Pemanas. Berfungsi untuk menutup bagian dalam autoclave dan
juga menjaga kestabilan suhu dan tekanan uap.
29) Tombol ON/OFF. Berfungsi untuk mengaktifkan alat
30) Filter udara. Berfungsi untuk menyalurkan udara dari luar menuju ke
dalam mesin
31) Gagang. Berfungsi untuk mempermudah dalam memindahkan alat
32) Filter Udara Panas. Berfungsi untuk mengeluarkan udara panas mesin
33) Roda Alas. Berfungsi untuk mempermudah dalam memindahkan alat
Autoclave memiliki prinsip kerja, yakni pada saat sumber panas mulai
dinyalakan, air di dalam autoclave akan mulai mendidih, uap airnya kemusan
mendesak udara yang mengisi di dalam autoclave sehingga udara di dalam
autoclave akan terganti dengan uap air. Katup udara atau katup uap akan
ditutup sehingga tekanan di dalamnya semakin bertambah. Saat tekanan
mencapai suhu yang sesuai, proses streilisasi dimulai dan timer akan mulai
menghitung mundur. Setelah proses selesai dijalankan, sumber panas akan
langsung dimatikan dan tertekan akan kembali turun secara perlahan hingga
suhunya mencapai nol derajat celcius.
14. 14
2.4 Spectrophotometer
Tombol yang berada pada spectrophotometer ini terdiri dari wadah
peletakkan sampel, Panjang gelombang control. Tombol on/off, pembacaan
LCD digital,tombol 100% T/0-Absorbansi, tombol pemilihan MODE, tombol
utility, tombol cetak, dan optional printer. Berdasarkan bagian bagiannya
spektrofotometer adalah peranti untuk metode analisa yang terdapat empat
komponen penting yakni sumber cahaya, monokromator, cuvet, dan detektor.
Sumber cahaya di sini masih terbagi lagi yakni untuk daerah UV dan daerah
tertampak terdiri dari lampu wolfram yang menghasilkan sebuah spektrum
pada gelombang 320-2500mm. Kemudian lampu hidrogen atau detrium dan
lampu gas xenon. Pada sumber cahaya di daerah IR sumber sinar yang
digunakan adalah lampu Nerst, lampu globar, dan lampu Nkrom. Sedangkan
untuk spektrum radiasi garis UV terdiri dari lampu uap, lampu katoda cekung
dan lampu pembawa muatan elektroda. Komponen kedua adalah
monokromator yang berfungsi sebagai pengurai cahaya polikromatis. Pada
komponen ketiga terdapat cuvet. Benda tersebut merupakan alat yang dipakai
sebagai tempat yang akan dianalisa. Cuvet ini terbuat dari kwars, pelxigalass,
kada dan plastik. Komponen terakhir atau keempat adalah detektor yang
memiliki peran sebagai pemberi respon cahaya pada berbagai panjang
gelombang. Detektor ini akan mengubah cahaya menjadi sebuah sinyal listrik
dan ditampilkan penampil data dalam sebuah jarum penunjuk maupun melalui
angka-angka digital.
Spectrophotometer menganut hukum Lambert Beer pada prinsip kerjanya.
Dalam hukum ini, jika cahaya monokromatik yang melewati satu media, maka
sebagian cahaya lainnya akan diserap dan sebagian dipantulkan. Sementara
sebagian lagi akan dipancarkan. Hukum Lambert Beer ini akan berjalan jika:
15. 15
1) Sinar yang masuk atau yang mengenai sel sampel berupa sinar dengan
panjang gelombang monokromatis.
2) Penyerapan sinar dalam larutan tidak dipengaruhi adanya larutan lain
dalam satu larutan.
3) Penyerapan dapat terjadi di dalam volume larutan yang memiliki luas
penampang (cuvet) yang sama.
4) Larutan yang diukur haruslah benar-benar jernih supaya tidak terjadi
hamburan cahaya partikel koloid.
5) Memiliki konsentrasi analit yang rendah, sebab jika konsentrasi
analitnya tinggi maka akan mengganggu kelinearan grafik absorbansi.
2.5 Centrifuge
Centrifuge merupakan sebuah alat yang memiliki fungsi untuk
memisahkan partikel padat dan partikel cair dalam satu larutan. Prinsip kerja
pada centrifuge adalah pada pemisahan molekular dari sel atau organel
subseluler. Pemisahan ini didasarkan pada konsep bahwa partikel yang
tersuspensi di sebuah wadah akan mengendap di dasar wadah karena
16. 16
dipengaruhi oleh gaya gravitasi. Dengan kekuatan yang dihasilkan oleh
centrifuge, partikel yang terlarut di dalam cairan akan terlempar keluar dari
pusat putaran. Partikel yang memiliki massa paling besar akan terlempar
terlebih dahulu. Adapun tombol yang terdapat pada centrifuge ini
diantaranya:
1) Tombol On/Off. Berfungsi untuk menyalakan dan mematikan alat
2) Tombol timer set. Berfungsi untuk mengatur waktu dan lamanya alat
bekerja
3) Tombol spin start. Berfungsi untuk mengaktifkan perputaran pada
alat, sekaligus mematikannya
4) Break switch. Berfungsi sebagai rem bagi motor agar putaran pada
motor dapat segera dihentikan
5) Timer LED digital display. Berfungsi sebagai penunjuk waktu yang
sebelumnya telah di set menggunakan tombol timer set.
6) Lid. Berfungsi sebagai penutup alat agar cairan maupun bahan yang
berada di dalam, tidak terlempar keluar
7) Locking dan Unlocking button. Berfungsi sebagai pembuka dan
pengunci lid sehingga lid tidak mudah terbuka ketika alat sedang
digunakan.
2.6 Rotary Evaporator
17. 17
Rotary evaporator berfungsi untuk memisahkan suatu pelarut (solvent) dari
sebuah larutan, sehingga akan menghasilkan ekstrak dengan kandungan atau
konsentrasi lebih pekat atau sesuai kebutuhan. Prinsip kerja dari rotary
evaporator adalah untuk menguapkan pelarut ekstraksi dan hanya meninggalkan
senyawa hasil diekstraksi (ekstrak). Selanjutnya sampel tersbut dimasukkan
dalam wadah gelas dan ditambahkan methanol untuk diekstraksi selanjutnya.
Evaporator mengubah air menjadi uap, menyisakan residu mineral di dalam
evaporator. Uap dikondensasikan menjadi air yang sudah dihilangkan garamnya.
Pada sistem pendinginan, efek pendinginan diperoleh dari penyerapan panas
oleh cairan pendingin yang menguap dengan cepat (penguapan membutuhkan
energi panas).
No Nama Alat Gambar Prinsip kerja
1 Oven menghancurkan
lisis mikroba
menggunakan
udara panas
kering.
2 Autoclave Uap airnya akan
mendesak udara
yang mengisi di
dalam autoclave.
Jika udara telah
terganti uap air,
katup udara atau
katup uap akan
ditutup sehingga
tekanan di
dalamnya
semakin
bertambah.
18. 18
3 Spektrofotometer ketika cahaya
monokromatik
masuk atau
melalui sebuah
media yang
merupakan
larutan, maka ada
tiga hasil yang
bisa terlihat.
Pertama, sebagian
cahaya tersebut
akan diserap.
Kedua, sebagian
cahaya akan
dipantulkan
kembali. Ketiga,
sebagian cahaya
juga akan
diteruskan.
4 Incubator menjaga kondisi
dan tingkat
kelembaban, suhu
di dalam alat, dan
kondisi-kondisi
lainnya.
5 Centrifuge memisahkan
partikel yang
terkandung di
dalam suatu
larutan menurut
ukuran, bentuk,
kerapatan
19. 19
molekul,
viskositas dari
medium tersebut
serta kecepatan
rotor.
6 Evaporator menambahkan
kalor atau panas
yang bertujuan
untuk
memekatkan
suatu larutan yang
terdiri dari zat
pelarut yang
memiliki titik
didih yang rendah
dengan pelarut
yang memiliki
titik didih yang
tinggi sehingga
pelarut yang
memiliki titik
didih yang rendah
akan menguap
dan hanya
menyisahkan
larutan yang lebih
pekat dan
memiliki
konsentrasi yang
tinggi
20. 20
2.6 Alat dan Komponen yang Berperan dalam Pengaturan Suhu
Alat yang memiliki pengaturan suhu adalah oven, incubator, autoclave,
dan evaporator. Komponen yang berperan adalah terdapat tombol pengaturan
suhu pada masing-masing alat listrik.
2.7 Perbedaan Oven dan Incubator
Oven adalah alat yang digunakan pula dalam melakukan sterilisasi.
Berbeda dengan autoklaf, oven tidak memanfaatkan panas uap air untuk
melakukan sterilisasi. Oven dapat mensterilkan barang-barang dengan
memanfaatkan aliran udara panas. Aliran udara panas tersebut didapatkan
secara elektrik. Barang-barang yang disterilkan oleh oven antara lain cawan
petri, labu erlenmeyer, pipet, dan objek metal (Collins & Lyne, 2004: 45).
Barang pecah belah tersebut akan tergores dan rusak apabila diberikan panas
uap air (Harley & Prescott, 2002). Kelemahan sterilisasi menggunakan oven
adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan sterilisasi cukup lama, yaitu
sekitar dua jam. Temperatur yang diizinkan untuk melakukan sterilisasi pada
oven, berkisar antara 160-170 °C. Apabila lebih dari 180 °C, barang yang
disterilisasi akan menjadi gosong (Harley & Prescott, 2002). Sedangkan
Inkubator adalah alat dengan suhu atau kelembaban tertentu yang digunakan
untuk menginkubasi atau memeram mikroba. Kisaran suhu untuk inkubator
produksi Heraeus B5042 misalnya adalah 10-70o
C. Suhu di dalam inkubator
konstan dan dapat diatur sesuai dengan tujuan inkubasi. Di dalam
laboratorium mikrobiologi digunakan untuk menumbuhkan bakteri pada suhu
tertentu, menumbuhkan ragi dan jamur, menyimpan biakan murni
mikroorganisme I pada suhu rendah. Adapun ciri dari inkubator adalah
memiliki sekat untuk menumbuh kembangkan mikroba, dalam inkubator
terdapat sekat kaca pada pintunya yang berfungsi untuk mempermudah melihat
mikroba yang sedang diinkubasi tanpa membuka dan benutup bagian dalam
dari inkubator sehingga suhunya tetap terjaga. Prinsip kerjanya yaitu
mengubah energi listrik menjadi energi panas. Kawat nikelin akan
menghambat aliran elektron yang mengalir sehingga mengakibatkan
peningkatan suhu kawat (Taiyeb, 2001).
21. 21
Secara fisik oven sama seperti inkubator, bahkan prinsip kerjanya pun
hampir sama persis. Bedanya suhu ruang oven dapat di atur dan dipertahakan
lebih tinggi dari aktivitas efektif organisme, yaitu sekitar 30°C-220°C. Oleh
karena itu, oven dapat berfungsi sebagai pemanasan, pengembangan,
pengeringan, atau sterilisasi bahan organic maupun anorganik.
2.8 Perbedaan Sterilisasi Basah dan Kering serta Alat yang Digunakan
2.8.1 Sterilisasi dengan metode fisika
1). Pemanasan
a. Pemanasan kering
Pemijaran
Metode ini dengan memanaskan alat biasanya berupa ose di atas api bunsen
sampai ujung ose memijar.
Pembakaran
Pembakaran dilakukan untuk alat-alat dari bahan logam atau kaca dengan
cara dilewatkan di atas api bunsen namun tidak sampai memijar. Misalkan:
a) melewatkan mulut tabung yang berisi kultur bakteri di atas api Bunsen;
b) memanaskan kaca objek di atas api busnen sebelum digunakan; c)
memanaskan pinset sebelum digunakan untuk meletakkan disk antibiotic
pada cawan petri yang telah ditanam bakteri untuk pemeriksaan uji
kepekaan antibiotik.
Hotairoven
Sterilisasi dengan metode ini digunakan untuk benda-benda dari kaca/gelas,
petri, tabung Erlenmeyer, tidak boleh bahan yang terbuat dari karet atau
plastic. Oven Suhu 160-1800C selama 1.5-3 jam. Alat-alat tersebut terlebih
dahulu dibungkus menggunakan kertas sebelum dilakukan sterilisasi.
22. 22
iv.Insinerator
Bahan-bahan infeksius seperti jarum bekas suntikan yang
ditampung dalam safety box biohazard, darah, dilakukan sterilisasi
dengan menggunakan insinerator. Hasil pemanasan dengan suhu
8700-9800 C akan menghasilkan polutan berupa asap atau debu. Hal
ini yang menjadi kelemahan dari sterilisasi dengan metode
insenerasi. Namun, metode ini dapat meyakinkan bahwa bahan
infeksius dapat dieliminasi dengan baik yang tidak dapat dilakukan
dengan metode lainnya.
b. Pemanasan basah
Merupakan pemanasan dengan tekanan tinggi, contohnya adalah
dengan menggunakan autoklav. Sterilisasi dengan metode ini dapat
digunakan untuk sterilisasi biohazard (bakteri limbah hasil praktikum)
dan alat-alat yang tahan terhadap panas (bluetip, mikropipet),
pembuatan media, dan sterilisasi cairan. Pemanasan yang digunakan
pada suhu 1210C selama 15 menit (Tille, 2017).
Pemanasan basah dapat menggunakan
Autoklafmanual
Metode ini menggunakan ketinggiian air harus tetap tersedia di
dalam autoklaf. Sterilisasi menggunakan autoklaf manual tidak
dapat ditinggal dalam waktu lama. Autoklaf manual setelah suhu
mencapai 1210C setelah 15 menit, jika tidak dimatikan maka suhu
akan terus naik, air dapat habis, dan dapat meledak.
ii.Autoklafdigital/otomatis
Alat ini dapat diatur dengan suhu mencapai 1210C selama 15 menit.
Setelah suhu tercapai, maka suhu akan otomastis turun sampai
mencapai 500C dan tetap stabil pada suhu tersebut. Jika digunakan
untuk sterilisasi media, suhu ini sesuai karena untuk emmbuat media
diperlukan suhu 50-700 C.
23. 23
Gambar 9. Autoklaf manual dan otomatis
2).Radiasi
Radiasi ionisasi digunakan untuk mensterilkan alat-alat berupa bahan
plastic seperti kateter, plastic spuit injeksi, atau sarung tangan sebelum
digunakan. Contoh radiasi ionisasi adalah metode pada penggunaan
microwave yaitu dengan menggunakan panjang gelombang pendek dan
sinar gamma high energy.
3).Filtrasi
Metode ini digunakan untuk sterilisasi bahan-bahan yang sensitive terhadap
panas seperti radioisotope, kimia toksik.
i. Filtrasi berupa cairan dengan menggunakan prinsip melewatkan larutan
pada membran selulosa asetat atau selulosa nitrat.
ii. Filtarsi berupa udara dengan menggunakan high-efficiency particulate
air (HEPA) untuk menyaring organisme dengan ukuran lebih besar dari 0.3
µm dari ruang biology savety cabinet (BSCs)
Sterilisasi merupakan suatu proses untuk memusnahkan segala jenis
mikroorganisme dan spora pada alat dan bahan yang akan digunakan. Sterilisasi
terdiri dari 2 macam yaitu sterilisasi kering dan basah. Sterilisasi kering digunakan
untuk mensterilisasi alat seperti sectio set, tabung reaksi ulir dan kapas serta cawan
petri. Sedangkan sterilisasi basah digunakan untuk mensterilkan media.
a) Sterilisasi Kering
24. 24
Alat – alat yang akan disterilisasi seperti tabung reaksi dan cawan petri yang
telah digunakan untuk kegiatan uji mikrobiologi sebelumnya didestruksi terlebih
dahulu pada autoclave dengan suhu 121o
C selama 15 menit, kemudian dicuci
dengan menggunakan sabun. Setelah itu dikeringkan lalu dibungkus rapat dengan
menggunakan kertas pembungkus. Tabung reaksi non ulir sebelum dibungkus
dengan kertas ditutup terlebih dahulu dengan menggunakan kapas. Selanjutnya
disterilisasi menggunakan oven dengan suhu 170o
C selama ± 2 jam. Sterilisasi
panas kering pada temperatur lebih dari 150o
C efektif menghancurkan
mikroorganisme hidup dengan sebuah proses kehilangan kelembaban pada alat.
Adapun langkah sterilisasi kering dengan oven:
- Cawan petri dan tabung reaksi yang akan disterilisasi dibungkus dengan kertas
pembungkus supaya tidak terkontaminasi.
- Setelah terbungkus rapi lalu dimasukkan kedalam oven.
- Sterilisasi dilakukan selama ± 2 jam dengan suhu 170o
C.
b ) Sterilisasi Basah
Sterilisasi basah dapat menggunakan autoclave Hirayama tipe HVE-
50. Sterilisasi basah menggunakan autoclave dengan suhu 121o
C selama 15
menit. Suhu 121o
C merupakan batas yang baik untuk membunuh mikroorganisme
yang tahan pemanasan, terutama ditujukan untuk membunuh endospora,
yaitu sel resisten yang diproduksi oleh bakteri, sedangkan lamanya waktu sterilisasi
yakni 10-15 menit merupakan perpanjangan waktu yang optimal untuk memberi
kesempatan pada uap air agar meresap ke dalam sel/ bahan yang akan disterilkan.
25. 25
Media yang akan disterilisasi di dalam erlemeyer, tabung reaksi maupun wadah
kaca lainnya dibungkus dengan kertas agar dapat alumunium lalu di lapisi kertas
pembungkus agar tidak terkontaminasi. Adapun cara sterilisasi basah adalah
sebagai berikut:
- Dicolokkan kabel autoclave ke sumber listrik.
- Ditekan tombol “ON”
- Dibuka tutup autoclave (unlock), kemudian dimasukkan alat dan bahan yang akan
disterilisasi.
- Setelah semua alat dan bahan dimasukkan dengan rapi, autoclave kemudian ditutup
(lock).
- Ditekan tombol “Mode 1”, kemudian tekan tombol “next”.
- Diatur suhu 121o
C dan tekan “set”, kemudian tekan tombol “next”.
- Diatur waktu sterilisasi, yaitu 15 menit, kemudian tekan tombol “next”.
- Ditekan tombol “START”
- Ditunggu hingga suhu menurun menjadi 75o
Sterilisasi cawan petri dilakukan dengan dua tahap, pertama cawan petri direbus
dalam air hingga mendidih kemudian ditiriskan di bawah sinar matahari hingga
kering, selanjutnya cawan petri dibungkus dengan koran. Tahap kedua cawan petri
dimasukkan ke dalam open dengan suhu 180ºC selama tiga jam. Sterilisasi media
untuk peremajaan cendawan dilakukan dengan cara sterilisasi panas-lembab yaitu
26. 26
menggunakan autoclavedengan uap air jenuh bertekanan 1 atm selama 15 menit
pada suhu 121ºC. Sterilisasi alat-alat seperti jarum inokulasi dilakukan dengan cara
pembakaran atau bisa juga dengan merendam terlebih dahulu dalam alkohol 70%
(Budi et al., 2010)
2.9 Petunjuk Keselamatan Kerja dalam Penggunaan Alat Listrik
Beberapa petunjuk keselamatan kerja dalam penggunaan alat listrik adalah
sebagai berikut
1) Pastikan tangan dan meja dalam keadaan kering agar tidak terjadi
sengatan listrik
2) Penyetelan dan pengubahan rangkaina-rangkaian listrik, pastikan
dalam keadaan listrik telah terputus dari sambungan menuju sumber
listrik
3) Jangan menggunakan steker yang bertumpuk-tumpuk di stop kontak
karena dapat menyebabkan kelebihan beban sehingga menimbalkan
panas yang dapat memicu kebakaran
4) Saat menggunakan autoclave, harus dengan berhati-hati karena saat
penggunaan alat ini memiliki suhu yang tinggi dan dapat menyebabkan
luka bakar. Gunakan sarung tangan saat mensterilisasikan bahan
menggunakan Autoclave agar tangan tetap terlindungi. Saat Autoclave
selesai digunakan dan hendak mengeluarkan bahan yang telah
disterilkan tunggu beberapa jam hingga proses penguapan selesai dan
suhu menurun. Pengambilan bahan didalam Autoclave harus
diperhatikan, jangan membuka Autoclave pada posisi didepan,
usahakan posisi kita berada dibelakan atau disamping Autoclave
sehingga saat Autoclave dibuka uap yang ada didalamnya tidak melukai
wajah.
5) Pasang isolasi dengan baik dan lakukan inspeksi visual pada semua
peralatan listrik setiap bulan. Minta pegawai yang kompeten mengganti
kabel yang terurai atau rusak.
27. 27
6) Pastikan semua peralatan listrik dan suplai daya telah terisolasi aliran
listriknya. Di setiap pengaturan eksperimen, tutup semua suplai daya
sehingga tidak mungkin terjadi kontak yang tidak disengaja dengan
sirkuit daya.
7) Pasang lampu anti ledakan dan perlengkapan instalasi listrik lengkap di
tempat banyak pelarut yang mudah terbakar digunakan.
8) Jika mungkin terdapat bahan mudah terbakar yang dapat menguap,
modifi kasi peralatan listrik berpenggerak motor dengan motor induksi
tanpa percikan atau motor udara. Hindari motor lilitan seri yang
menggunakan sikat karbon. Jangan gunakan peralatan rumah tangga
dengan motor lilitan seri yang tidak dapat dimodifikasi (misalnya
kulkas dapur, mixer, blender) di dekat bahan mudah terbakar.
9) Hilangkan uap mudah terbakar sebelum membawa masuk peralatan
listrik dengan motor lilitan seri, seperti penghisap debu dan bor listrik
portabel.
10) Jangan gunakan ototransformator variabel untuk mengendalikan
kecepatan motor induksi. Motor akan menjadi terlalu panas, sehingga
memicu api.
11) Letakkan peralatan listrik di tempat yang dapat mengurangi kontak
dengan tumpahan atau uap mudah terbakar. Jika air atau bahan kimia
tumpah pada peralatan listrik, segera matikan daya di sakelar utama
atau pemutus arus dan lepaskan peranti dari sumber listrik
menggunakan sarung tangan karet.
12) Kurangi kondensasi yang dapat menyebabkan peralatan listrik menjadi
terlalu panas, berasap, atau terbakar. Jika ini terjadi, segera matikan
daya di sakelar utama atau pemutus arus dan lepaskan peranti dari
sumber listrik menggunakan sarung tangan karet.
13) Untuk mengurangi kemungkinan kejutan listrik, hubungkan peralatan
ke saluran pentanahan yang baik menggunakan bahan lantai yang
sesuai. Pasang penyela kesalahan pentanahan (GFCI).
14) Lepaskan peralatan dari sumber listrik sebelum melakukan penyetelan,
modifi kasi, atau perbaikan. Jika perlu untuk menangani peralatan yang
28. 28
terhubung ke sumber listrik, pastikan tangan Anda kering. Jika
mungkin, pakai sarung tangan nonkonduktif dan sepatu dengan sol
isolator.
15) Pastikan semua pekerja mengetahui lokasi dan cara mengoperasikan
sakelar utama dan kotak pemutus arus. Kotak pemutus arus tegangan
tinggi harus dilabeli dengan tanda bahaya halilintar listrik dan hanya
digunakan oleh pegawai kompeten yang memenuhi syarat dengan
dibekali pematian daya alternatif dan memakai peralatan pelindung diri
yang memadai (PPE).
16) Pastikan bahwa pekerja laboratorium yang terlatih mengetahui cara
mematikan peralatan yang memiliki bagian berputar atau bergerak
dengan aman. Latih pegawai cara menutupi atau melindungi bagian
yang berbahaya.
2. 10 Perbandingan Alat Sejenis serta Kelebihannya
a) Oven
1. Gravity Oven
Gravity Ovens adalah oven konveksi gravitasi
berfungsi untuk banyak keperluan industri
seperti pengeringan dan pemanggangan. Gravity
Ovens dirancang untuk aplikasi di mana kipas
atau aliran udara lainnya akan mengganggu
proses termal, seperti pengolahan bahan ringan
atau bubuk. Gravity Ovens dirancang untuk aplikasi yang membutuhkan lebih
sedikit keseragaman suhu dibandingkan jenis oven konveksi mekanis lainnya.
Setiap model oven gravitasi menghasilkan pasokan konveksi udara alami
yang unik melalui rak baja stainless berlubang untuk mencapai keseragaman
suhu tanpa blower. Gravity Oven memiliki kesamaan hampir mendekati
dengan: High-temperature, Vacuum Oven, Gravity atau Mechanical
Convection Oven
29. 29
2. Forced Convection Oven
Forced Convection oven laboratroium merupakan
salah satu alat laboratorium yang berfungsi
melakukan sterilisasi. Oven dapat mensterilkan
barang-barang dengan memanfaatkan aliran udara
panas. Aliran udara panas tersebut didapatkan
secara elektrik. Barang-barang yang disterilkan
oleh oven antara lain cawan petri, labu erlenmeyer,
pipet, dan objek metal . Suhu oven lebih rendah dibandingkan dengan suhu Furnace
yaitu berkisar antara 250ºC.
b) Incubator
1. Incubator Statis
Inkubator statis adalah jenis inkubator yang digunakan untuk mengerami mikroba
pada medium padat.
2. Incubator Shaker
30. 30
Inkubator shaker digunakan untuk mengerami mikroba pada medium cair. Shaker
inkubator (incubator shaker) adalah alat laboratorium yang memiliki fungsi ganda.
Alat ini adalah gabungan dari shaker yang berfungsi untuk pengadukan dan
incubator untuk pengembangbiakkan (kultivasi) mikroorganisme seperti bakteri.
Shaker inkubator disebut juga dengan shaker termal. Shaker termal dapat
melakukan pengadukan dengan tetap mempertahankan suhu optimal. Suhu optimal
diperlukan untuk pertumbuhan mikroba yang terbaik. Peralatan shaker incubator
sangat membantu peneliti saat melakukan pembiakan sel dengan pengaturan suhu
dan oksigen yang stabil.
Pengocokan pada inkubator shaker dilakukan untuk memberikan pengaruh
terhadap temperatur dan beberapa aspek metabolisme mikroba (Patching & Rose,
1970). Adanya prosedur pengocokan pada proses inkubasi mikroba sangat
bermanfaat pada mikroba yang dikultur di medium cair, seperti meningkatkan
kontak antara mikroba dan medium.
3. Incubator co2 Kultur Sel
Inkubator co2 kultur sel dirancang untuk mempertahankan suhu konstan dan
kelembaban tinggi untuk pertumbuhan sel kultur jaringan di bawah atmosfer CO2.
Pengaturan suhu yang khas berkisar antara 4C hingga 50C, dan konsentrasi CO2
31. 31
berjalan dari 0,3 hingga 19,9%. Interior stainless steel non-korosif adalah standar,
tetapi beberapa model baru menampilkan permukaan tembaga antimikroba untuk
mencegah kontaminasi. Dekontaminasi otomatis menggunakan panas atau sinar
UV adalah fitur baru dan menarik lainnya yang tersedia dalam inkubator CO2.
Suhu dalam inkubator CO2 biasanya dikontrol baik oleh penangas air yang
bersirkulasi melalui dinding lemari (air berjaket CO2 inkubator), atau oleh
gulungan listrik yang mengeluarkan panas radiasi. Beberapa unit juga termasuk
pendingin untuk pendinginan. Kelembaban relatif terjaga antara 95% dan 98% oleh
sistem alat penyemprot atau penampung air. Fitur inkubator kultur sel seperti
kontrol yang dapat diprogram dengan perlindungan kata sandi, alarm suhu, alarm
CO2, dan alarm pembuka pintu meningkatkan kenyamanan dan keamanan bagi
pengguna.
c) Autoclave
Berdasarkan kapasitas dan fungsi autoklaf, terbagi dalam tiga jenis. Yakni Gravity
Displacement Autoclave, Prevacuum atau High Vacuum Autoclave, dan Steam-
Flush Pressure-Pulse Autoclave.
Gravity displacement autoclave
Seperti namanya, udara dalam ruang autoklaf ini dipindahkan dengan
berdasarkan gravitasi. Pada umumnya prinsipnya memanfaatkan keringanan uap
dibanding udara. Dengan cara ini udara berada di bawah uap. Sedangkan cara
kerjanya adalah dengan memasukkan uap di bagian autoklaf dan udara menekan ke
bawah. Uap inilah yang perlahan semakin banyak dan menekan udara menjadi
turun dan keluar dalam saluran di bagian bawah autoklaf. Berikutnya, suhu udara
akan meningkat dan terjadilah proses sterilisasi. Cakupan suhu untuk autoklaf jenis
ini adalah 121-134 derajat celcius dengan jangka waktu 10-30 menit.
Prevacuum atau high vacuum autoclave
Kedua ada Prevacuum atau High Vacuum Autoclave. Keunggulan dari autoklaf
ini adalah dilengkapi pompa yang bisa mengevakuasi semua udara di bagian dalam
32. 32
autoklaf. Untuk cara kerjanya adalah mengeluarkan udara terlebih dahulu. Proses
ini sendiri memakan waktu sekitar 8-10 menit. Dalam keadaan vakum, uap akan
dimasukkan dalam autoklaf tersebut. Uap punakan terhubung dengan seluruh
permukaan benda. Lalu terjadilah peningkatan suhu dan berpengaruh pada proses
sterilisasi. Autoklaf ini bisa bekerja pada suhu 132-135 derajat celsius selama 3-4
menit.
d) Spektrofotometer
Pembagian spektrofotometer dibagi menjadi empat jenis jika dilihat dari segi
sumber cahaya yang digunakan, yakni:
1. Visible Spektrofotometer atau Spektrofotometer Vis
2. Ultra Violet Spektrofotometer atau Spektrofotometer UV
3. Spektrofotometer UV-Vis
4. Infra Red Spektrofotometer atau Spektrofotometer IR
Dilihat dari segi perlakukan sumber cahaya dan jumlah detektor yang digunakan
juga terbagi menjadi 4 jenis, yakni:
1. Single Beam Spektrofotometer
2. Double Beam Spektrofotometer
3. Dual Beam Spektrofotometer
4. Ratio Beam Spektrofotometer
Visible Spektrofotometer
33. 33
Dikenal juga dengan sebutan Spektrofotometer Vis(Visible), merupakan salah
satu jenis spektrofotometer yang menggunakan sumber cahaya atau energi yang
tampak(terlihat). Jenis cahaya visible termasuk spektrum elektromagnetic yang bisa
ditangkap oleh mata manusia. Kisaran panjang gelombang pada sinar visible berada
antara 380 – 750nm.
Ultra Violet Spektrofotometer
Memiliki nama lain Spektrofotometer UV(Ultra Violet), pada spektrofotometer
jenis ini menggunakan sumber cahaya Ultra Violet dengan kisaran panjang
gelombang antara 190 – 380nm. Lampu yang digunakan pada spektrofotometer
jenis ini adalah deuterium lamp. Sifat sinar Ultra Violet tidak bisa terdeteksi oleh
mata manusia. Senyawa yang dapat menyerap sinar ini pada umumnya tidak boleh
bening atau transparan.
e) Centrifuge
1. General Purpose Cetrifuge
Pada sentrifus jenis ini bertipe teble top (biasa diletakkan di atas meja). Memiliki
kecepatan rotasi 0-3000 rpm dan dapat menampung sampel sebanyak 5-100 ml.
Setrifus ini didesain untuk pemisahan sampel urin, serum atau cairan lain dari bahan
padat yang tidak larut.
34. 34
2. Microcentrifuge
Sesuai dengan namanya, micro centrifuge atau microfuges hanya menampung
larutan sampel ukuran mini sekitar 0,5-2,0 ml dalam microtubes dengan kecepatan
tinggi.
f) Evaporator
1. Tipe evaporator berdasarkan banyak proses
a). Evaporator efek tunggal (single effect)
Yang dimaksud dengan single effect adalah bahwa produk hanya melalui
satu buah ruang penguapan dan panas diberikan oleh satu luas permukaan pindah
panas.
b). Evaporator efek ganda
Di dalam proses penguapan bahan dapat digunakan dua, tiga, empat atau lebih
dalam sekali proses, inilah yang disebut dengan evaporator efek majemuk.
Penggunaan evaporator efek majemuk berprinsip pada penggunaan uap yang
dihasilkan dari evaporator sebelumnya.
• Tujuan penggunaan evaporator efek majemuk adalah untuk menghemat panas
secara keseluruhan, hingga akhirnya dapat mengurangi ongkos produksi.
35. 35
• Keuntungan evaporator efek majemuk adalah merupakan penghematan yaitu
dengan menggunakan uap yang dihasilkan dari alat penguapan untuk memberikan
panas pada alat penguapan lain dan dengan memadatkan kembali uap tersebut.
Pada evaporator efek majemuk ada 3 macam penguapan, yaitu :
1). Evaporator Pengumpan Muka (Forward-feed)
2). Evaporator Pengumpan Belakang (Backward-feed)
3). Evaporator Pengumpan Sejajar (Parallel-feed)
2. Tipe evaporator berdasarkan bentuknya
a). Evaporator Sirkulasi Alami/paksa
Evaporator sirkulasi alami bekerja dengan memanfaatkan sirkulasi yang
terjadi akibat perbedaan densitas yang terjadi akibat pemanasan. Pada evaporator
tabung, saat air mulai mendidih, maka buih air akan naik ke permukaan dan
memulai sirkulasi yang mengakibatkan pemisahan liquid dan uap air di bagian
atas dari tabung pemanas. Jumlah evaporasi bergantung dari perbedaan temperatur
uap dengan larutan. Sering kali pendidihan mengakibatkan sistem kering, Untuk
menghidari hal ini dapat digunakan sirkulasi paksa, yaitu dengan manambahkan
pompa untuk meningkatkan tekanan dan sirkulasi sehingga pendidihan tidak
terjadi.
b). Falling Film Evaporator
Evaporator ini berbentuk tabung panjang (4-8 meter) yang dilapisi dengan
jaket uap (steam jacket). Distribusi larutan yang seragam sangat penting. Larutan
masuk dan memperoleh gaya gerak karena arah larutan yang menurun. Kecepatan
gerakan larutan akan mempengaruhi karakteristik medium pemanas yag juga
mengalir menurun. Tipe ini cocok untuk menangani larutan kental sehingga sering
digunakan untuk industri kimia, makanan, dan fermentasi.
36. 36
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Alat listrik di laboratorium merupakan alat bantu yang sangat penting dan
dibutuhkan dalam proses pengamatan dan praktikum seperti untuk pemanasan,
pengeringan, sterilisasi, dll Setiap alat listrik di laboratorium memiliki bagian-
bagian yang kompleks dan setiap bagian memiliki fungsi tersendiri. Antara bagian
yang satu dengan yang lain itu saling berhubungan dan melengkapi. Oleh karena
itu, penting untuk memahami semua komponen yang terdapat pada masing-masing
alat listrik di laboratorium terutama SOP-nya.
3.2 Saran
Mahasiswa terutama Biologi harus memiliki kemampuan dalam
menggunakan alat-alat listrik di laboratorium serta mematuhi mengetahui SOP
yang ada. Kemudian mengetahui cara membersihkan dan merawat alat listrik
tersebut. Selain itu, mahasiswa juga harus memahami betul setiap fungsi dan bagian
yang ada dalam masing-masing alat listrik dengan detail, sehingga saat praktikum
berlangsung dapat berjalan dengan lancar dan hasilnya maksimal.
37. 37
DAFTAR PUSTAKA
Prayogi, R. 2015. Kimia Dasar Pengenalan Alat. Diakses dari:
catatanmahasiswakupukupu.blogspot.com (6 Desember 2020)
Khasanah, U. 2016. Pengenalan Alat-alat Laboratorium (Laporan
Praktikum Kimia Pertanian). Diakses dari:
catatanmahasiswakupukupu.blogspot.com (6 Desember 2020)
Alat Labor. 2020. Oven Laboratorium. Diakses dari:
http://www.alatlabor.com/article/detail/127/oven-laboratorium. (7 Desember
2020)
Andaru Persada Mandiri. 2020. Autoclave – Pengertian, Fungsi, Prinsip
Kerja, Cara Menggunakan, Diakses dari: https://andarupm.co.id/autoclave/ (7
Desember 2020).
Andaru Persada Mandiri. 2029. Spektrofotometer di Laboratorium. Diakses
dari: https://andarupm.co.id/spektrofotometer-di-laboratorium/ (7 Desember 2020).
Jumriani. 2019. Centrifuge Sebagai Instrument Laboratorium. Diakses dari:
https://andarupm.co.id/centrifuge-sebagai-instrument-laboratorium/ (7 Desember
2020)
LAB IPA FMIPA UNM. 2017. Rotary Evaporator. Diakses dari:
http://labipaunm.blogspot.com/2017/05/rotary-evaporator.html (7 Desember 2020)
LAB IPA FMIPA UNM. 2017. Centrifuge. Diakses dari:
http://labipaunm.blogspot.com/2017/05/cantrifuge.html (7 Desember 2020)
Aji, D.I.H. 2017/2018. Instrumen 1 Spektrofotometer. Analis Kesehatan.
POLTEKKES Banten. Diakses dari: https://www.slideshare.net/dimaraji/segala-
hal-tentang-spektrofotometer (7 Desember 2020).
Rani. 2017. Spektrofotometer vis. Diakses dari:
http://branifit.blogspot.com/2017/02/spektrofotometer-vis.html (7 Desember
2020).
Whandi.net. 2020. Oven Laboratorium: Fungsi, Gambar, Prinsip Kerja.
Diakses dari: https://blogs.uajy.ac.id/inno/2020/06/15/oven-laboratorium-fungsi-
gambar-dan-prinsip-kerjanya/ (7 Desember 2020)
Kompasiana.com. 2015. Manfaat Oven Lavoratorium. Diakses dari:
https://www.kompasiana.com/alatlabor/54f905e7a33311695d8b4753/manfaat-
oven-laboratorium (7 Desember 2020)
Infiniti Bioanalitika Solusindo. 2020. Pengertian Spektrofotometeri dan
Prinsip Kerjanya. Diakses dari: https://ibs.co.id/id/pengertian-spektrofotometri-
dan-prinsip-kerjanya/ (7 Desember 2020)
38. 38
Infiniti Bioanalitika Solusindo. 2019. Cara Kerja Inkubator Laboratorium.
Diakses dari: https://ibs.co.id/id/cara-kerja-inkubator-laboratorium-dan-cara-
memilih-inkubator/ (7 Desember 2020)
Proses Industri.com 2015. Evaporator dan Prinsip Kerjanya. Diakses dari:
https://www.prosesindustri.com/2015/01/evaporator-dan-prinsip-kerjanya.html (7
Desember 2020)
Safulloh, E. 2017. Keselamatan Bekerja dengan Peralatan Laboratorium.
Diakses dari: https://safetyismylife.wordpress.com/2017/05/22/keselamatan-
bekerja-dengan-peralatan-laboratorium/ (7 Desember 2020).
Amir, D., dkk. 2018. Makalah: Pengenalan Alat Listrik Evaporator.
Pendidikan Biologi. FPMIPA. UPI.
Tamam, M.B. 2016. Pengenalan dan Fungsi Alat Laboratorium
Mikrobiologi. Diakses dari: https://generasibiologi.com/2016/11/pengenalan-alat-
laboratorium-mikrobiologi-dan-fungsinya-beserta-gambarnya.html (7 Desember
2020)
Agustiningtyas, I. Sterilisasi. Diakses dari:
https://fk.uii.ac.id/mikrobiologi/materi/sterilisasi/ (7 Desember 2020)
Sahabat mikrobiologi.blogspot.com. Cara Sterilisasi Kering dan Basah
untuk Alat dan Bahan Uji. Diakses dari:
http://sahabatmikrobiologi.blogspot.com/2018/01/cara-sterilisasi-kering-dan-
basah-untuk.html (7 Desember 2020)
Chemindo, T.N. 2018. Laboratorium Incubator Jenis dan Fungsinya.
Diakses dari: https://triasnathomichemindo.com/blog/laboratorium-incubator-
jenisdan-fungsinya (7 Desember 2020)
IBS. 2019. Fungsi Autoklaf. Diakses dari: https://ibs.co.id/id/fungsi-
autoklaf/ (7 Desember 2020)
Lab Satu.com. Jenis-jenis Centrifuge. Diakses dari:
https://news.labsatu.com/mengenal-jenis-jenis-centrifuge/ (7 Desember 2020)
Hariyanti, P. 2020. Mengenal Alat Evaporator, Prinsip Kerja dan Tipe-
tipenya. Diakses dari: https://bisakimia.com/2020/07/28/mengenal-alat-
evaporator-prinsip-kerja-dan-tipe-tipenya/ (7 Desember 2020)