Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Pengembangan Bahan Ajar
1. 1
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR
A. Tiga Bentuk Kegiatan Instruksional dan Bahan Instruksional Masing-masing
1. Sistem Pembelajaran Mandiri
Dalam sistem pembelajaran mandiri, pengajar bertindak sebagai fasilitator
sedangkan peserta didik belajar mandiri dengan menggunakan bahan instruksional
yang didesain khusus. Peserta didik belajar tanpa kehadiran pengajar. Jenis bahan
instruksional yang digunakan dapat berupa salah satu atau kombinasi dari program
media, yaitu bahan cetak, film, program radio, slide, program video, televisi, CD,
komputer, dll.
Pengajar datang hanya sekali-kali bila peserta didik membutuhkan. Ia
bertindak sebagai fasilitator untuk mengontrol kemajuan peserta didik, memberi
motivasi, memberi petunjuk untuk memecahkan kesulitan peserta didik, dan
menyelenggarakan tes. Biasanya mereka disebut tutor atau fasilitator. Kegiatan
instruksional seperti ini tampak dalam sistem pendidikan jarak jauh seperti di SMP
Terbuka, Universitas Terbuka, dan program belajar jarak jauh lainnya pada berbagai
organisasi dan perusahaan.
Untuk bentuk kegiatan pembelajaran mandiri, pendesain instruksional harus
mengembangkan bahan instruksional yang disebut modul instruksional. Modul
instruksional adalah suatu set bahan instruksional dalam kemasan terkecil dilihat
dari lingkup isi namun mengandung semua unsur dalam sistem instruksional
sehingga dapat dipelajari secara terpisah dari modul yang lain.
Disamping digunakan dalam sistem belajar jarak jauh, bahan instruksional
mandiri dapat pula digunakan dalam kelas biasa. Dalam hal seperti itu peran
pengajar beralih menjadi fasilitator. Fungsi fasilitator adalah mengontrol kemajuan
2. 2
belajar dan membantu peserta didik memecahkan masalah pembelajaran yang
dihadapi. Peran seperti itu haruslah dilakukan secara konsisten dari waktu ke waktu
dan bersifat individual. Tanpa peran fasilitator, penggunaan bahan instruksional
mandiri di dalam kelas biasa akan kurang efektif dan kehadiran pengajar kurang
bermakna.
Penggunaan bahan instruksional mandiri mempunyai beberapa keuntungan,
antara lain:
a. Biaya pembelajarannya efisien karena dapat diikuti oleh sejumlah besar peserta
didik.
b. Peserta didik dapat maju menurut kecepatan mereka masing-masing.
c. Bahan instruksional dapat direview dan direvisi setiap saat dan bertahap, bagian
demi bagian untuk meningkatkan efektivitasnya.
d. Peserta didik mendapat umpan balik secara teratur dalam proses belajarnya,
karena proses umpan balik itu dapat diintegrasikan ke dalam bahan
instruksional.
e. Bila bahan instruksinal mandiri dikembangkan oleh pengajar internal, proses
pengembangannya sekaligus menjadi bagian penting dalam peningkatan
kualitas pengajar.
Selain keuntungan di atas, bentuk bahan instruksional mandiri juga
mempunyai kekurangan sebagai berikut:
a. Biaya pengembangannya tinggi.
b. Waktu pengembangannya lama.
c. Membutuhkan tim pendesain instruksional yang berketerampilan tinggi dan
mampu bekerja sama secara intensif dalam masa pengembangannya.
3. 3
d. Peserta didik dituntut memiliki disiplin belajar yang tinggi. Hal ini mungkin
kurang dimiliki oleh peserta didik pada umumnya.
e. Fasilitator dituntut tekun dan sabar untuk terus menerus memantau proses
belajar, memberi motivasi dan melayani konsultasi peserta didik secara
individual setiap kali dibutuhkan.
2. Sistem Pembelajaran Tatap Muka
Dalam pembelajaran tatap muka biasanya pengajar bertindak sebagai penyaji
bahan instruksional yang dikompilasi, sedangkan peserta didik belajar dari pengajar
dan bahan kompilasi tersebut. Kegiatan instruksional tersebut dipimpin oleh
pengajar dengan menggunakan bahan instruksional yang dikompilasi atas dasar
kesesuaiannya dengan strategi instruksional. Pada saat kegiatan instruksional
berlangsung, pengajar menambah atau mengurangi isi yang ada dalam bahan
instruksional yang digunakan sesuai kebutuhan.
Bahan instruksional dalam sistem pembelajaran tatap muka terdiri dari empat
bagian, yaitu:
a. Bahan instruksional pokok yang berbentuk kompilasi dari sumber belajar yang
kebetulan tersedia di lapangan, namun relevan dengan strategi instruksional
yang telah disusunnya.
b. Bahan penilaian hasil belajar yang sesuai dengan tujuan instruksional.
c. Pedoman pengajar tentang cara menggunakan bahan kompilasi selama proses
instruksional dan melengkapinya dengan bahan presentasi baik yang berbentuk
powerpoint maupun bahan-bahan suplemen atau pengayaan.
d. Panduan peserta didik tentang cara mempelajari bahan dan cara mengikuti
kegiatan instruksional di bawah pimpinan pengajar.
4. 4
Dengan demikian, bahan kompilasi itu mengandung himpunan bahan yang
sesuai dengan setiap komponen strategi instruksional. Termasuk di dalamnya hasil
tugas kelompok dan hasil diskusi kelompok yang dipresentasikan di dalam kelas
menjadi bagian dari bahan kompilasi.
Keuntungan penggunaan bahan pembelajaran kompilasi adalah:
a. Biaya pengembangannya relatif efisien.
b. Bahan kompilasi mudah disesuaikan dengan perkembangan pengetahuan dan
teknologi yang dapat diperoleh melalui internet.
Kekurangan bahan pembelajaran kompilasi adalah:
a. Bahan belajar yang kebetulan ada di lapangan belum tentu sesuai benar dengan
tujuan instruksional.
b. Karena bahan tersebut diambil dari berbagai sumber, maka konsistensi antara
bagian yang satu dengan yang lain belum tentu terjamin.
c. Karena bahan kompilasi tidak didesain untuk pembelajaran, penggunaannya
belum tentu mudah bagi peserta didik.
3. Sistem Pembelajaran Kombinasi
Sistem pembelajaran kombinasi adalah gabungan pembelajaran mandiri
dengan tatap muka. Suatu perguruan tinggi atau program studi dimungkinkan
menawarkan sebagian mata kuliahnya dengan menggunakan pembelajaran mandiri,
selebihnya pembelajaran tatap muka. Disamping itu, dalam satu mata kuliah
dimungkinkan pula sebagian pembelajarannya dilakukan secara mandiri, sebagian
lagi dengan tatap muka.
5. 5
Bila digambarkan dalam bentuk tabel ketiga pendekatan dan bahan
instruksional masing-masing tampak sebagai berikut:
Pendekatan Instruksional Bentuk Bahan Instruksional
1. Sistem Pembelajaran Mandiri Modul Instruksional seperti yang
digunakan dalam pendidikan jarak jauh
2. Sistem Pembelajaran Tatap Muka Bahan Instruksional Kompilasi
3. Sistem Pembelajaran Kombinasi
dari Pembelajaran Mandiri dan
Tatap Muka
Bahan Instruksional Kombinasi
B. Tiga Macam Pengembangan Bahan Instruksional
Setiap pendekatan intruksional membutuhkan bahan instruksional yang berbeda.
Ketiga pendekatan tersebut membutuhkan tiga bentuk bahan instruksional yang masing-
masing memerlukan proses pengembangan tersendiri. Berikut ini disampaikan hal-hal
pokok yang perlu diperhatikan dalam proses pengembangan setiap bahan instruksional
tersebut.
1. Pengembangan Bahan Instruksional Mandiri
Bahan instruksional mandiri yang biasa disebut modul instruksional terdiri atas
dua macam bahan, yaitu: bahan belajar (learning materials) yang akan digunakan
peserta didik dan bahan pedoman bagi tutor. Dalam bahan belajar tersebut terdapat
isi instruksional, pedoman belajar bagi peserta didik, dan alat penilaian hasil hasil
belajar mandiri. Bahan belajar mandiri dikembangkan bila dalam pelaksanaan
kegiatan instruksional peserta didik belajar secara mandiri, tanpa tergantung
kehadiran pengajar. Bahan instruksional itu adalah pengganti guru baginya.
6. 6
Bahan pedoman bagi tutor disusun sesuai dengan tugas pokok dan fungsi tutor,
yaitu memfasilitasi peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Di dalamnya
terdapat petunjuk cara memelihara interaksi, cara memonitor kemajuan belajar, dan
cara menilai hasil belajar peserta didik.
Untuk menciptakan bahan instruksional mandiri, tim pendesain instruksional
dengan strategi instruksionalnya melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Memilih dan mengumpulkan berbagai bahan instruksional yang kebetulan
tersedia di lapangan dan relevan dengan strategi instruksional. Bahan-bahan
tersebut berbentuk buku, bab tertentu dalam buku, atau kombinasinya dengan
bahan noncetak.
b. Mengubah bentuk bahan tersebut ke dalam bentuk bahan instruksional mandiri
menjadi bahan cetak atau kombinasinya dengan noncetak dengan mengikuti
strategi instruksional yang telah disusun sebelumnya.
c. Meneliti kembali konsistensi isi bahan hasil ciptaannya dengan strategi
instruksional.
d. Meneliti kualitas teknis dan bahan tersebut.
Hasil penulisan pada tahap pertama biasanya banyak kekurangannya sehingga
membutuhkan penyempurnaan untuk menghasilkan konsep kedua, ketiga, dan
seterusnya sampai menjadi bahan final yang berarti siap diujicobakan.
2. Pengembangan Bahan Instruksional Kompilasi
Berikut ini langkah-langkah yang dapat digunakan oleh pendesain
instruksional dalam mengembangkan bahan kompilasi:
7. 7
a. Memilih dan mengumpulkan bahan instruksional yang kebetulan tersedia di
lapangan dan relevan dengan strategi instruksional. Bahan tersebut berbentuk
media cetak, media noncetak, atau kombinasi keduanya.
b. Menyusun bahan tersebut sesuai dengan urutan tujuan instruksional dan urutan
tahapan kegiatan instruksional yang terdapat dalam strategi instruksional.
c. Mengidentifikasi bahan-bahan yang tidak dapat diperoleh dari lapangan untuk
diatasi dengan penyediaan bahan penyajian pengajar, misalnya dalam bentuk
powerpoint.
d. Menyusun program pengajaran.
e. Menyusun petunjuk cara mempelajari bahan instruksional yang dibagikan
kepada peserta didik.
f. Menyusun bahan lain bila masih diperlukan pengajar yang berupa bahan
presentasi, gambar, bagan, dan semacamnya.
g. Menyusun bahan penilaian hasil belajar dan kunci jawabannya.
3. Pengembangan Bahan Instruksional Kombinasi
Bahan instruksional kombinasi dikembangkan berdasarkan keputusan awal
tentang daftar program studi, matakuliah, kurikulum diklat atau mata pelajaran yang
akan digunakan sebagai bahan pembelajaran mandiri dan tatap muka. Semua jenis
bahan tersebut tetap mengacu pada strategi instruksional. Bahan instruksional
mandiri ataupun nahan instruksional tatap muka dikembangkan secara terintegrasi,
tidak terpisah, keterpaduan keduanya juga perlu dipertimbangkan.