SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
1
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR
A. Tiga Bentuk Kegiatan Instruksional dan Bahan Instruksional Masing-masing
1. Sistem Pembelajaran Mandiri
Dalam sistem pembelajaran mandiri, pengajar bertindak sebagai fasilitator
sedangkan peserta didik belajar mandiri dengan menggunakan bahan instruksional
yang didesain khusus. Peserta didik belajar tanpa kehadiran pengajar. Jenis bahan
instruksional yang digunakan dapat berupa salah satu atau kombinasi dari program
media, yaitu bahan cetak, film, program radio, slide, program video, televisi, CD,
komputer, dll.
Pengajar datang hanya sekali-kali bila peserta didik membutuhkan. Ia
bertindak sebagai fasilitator untuk mengontrol kemajuan peserta didik, memberi
motivasi, memberi petunjuk untuk memecahkan kesulitan peserta didik, dan
menyelenggarakan tes. Biasanya mereka disebut tutor atau fasilitator. Kegiatan
instruksional seperti ini tampak dalam sistem pendidikan jarak jauh seperti di SMP
Terbuka, Universitas Terbuka, dan program belajar jarak jauh lainnya pada berbagai
organisasi dan perusahaan.
Untuk bentuk kegiatan pembelajaran mandiri, pendesain instruksional harus
mengembangkan bahan instruksional yang disebut modul instruksional. Modul
instruksional adalah suatu set bahan instruksional dalam kemasan terkecil dilihat
dari lingkup isi namun mengandung semua unsur dalam sistem instruksional
sehingga dapat dipelajari secara terpisah dari modul yang lain.
Disamping digunakan dalam sistem belajar jarak jauh, bahan instruksional
mandiri dapat pula digunakan dalam kelas biasa. Dalam hal seperti itu peran
pengajar beralih menjadi fasilitator. Fungsi fasilitator adalah mengontrol kemajuan
2
belajar dan membantu peserta didik memecahkan masalah pembelajaran yang
dihadapi. Peran seperti itu haruslah dilakukan secara konsisten dari waktu ke waktu
dan bersifat individual. Tanpa peran fasilitator, penggunaan bahan instruksional
mandiri di dalam kelas biasa akan kurang efektif dan kehadiran pengajar kurang
bermakna.
Penggunaan bahan instruksional mandiri mempunyai beberapa keuntungan,
antara lain:
a. Biaya pembelajarannya efisien karena dapat diikuti oleh sejumlah besar peserta
didik.
b. Peserta didik dapat maju menurut kecepatan mereka masing-masing.
c. Bahan instruksional dapat direview dan direvisi setiap saat dan bertahap, bagian
demi bagian untuk meningkatkan efektivitasnya.
d. Peserta didik mendapat umpan balik secara teratur dalam proses belajarnya,
karena proses umpan balik itu dapat diintegrasikan ke dalam bahan
instruksional.
e. Bila bahan instruksinal mandiri dikembangkan oleh pengajar internal, proses
pengembangannya sekaligus menjadi bagian penting dalam peningkatan
kualitas pengajar.
Selain keuntungan di atas, bentuk bahan instruksional mandiri juga
mempunyai kekurangan sebagai berikut:
a. Biaya pengembangannya tinggi.
b. Waktu pengembangannya lama.
c. Membutuhkan tim pendesain instruksional yang berketerampilan tinggi dan
mampu bekerja sama secara intensif dalam masa pengembangannya.
3
d. Peserta didik dituntut memiliki disiplin belajar yang tinggi. Hal ini mungkin
kurang dimiliki oleh peserta didik pada umumnya.
e. Fasilitator dituntut tekun dan sabar untuk terus menerus memantau proses
belajar, memberi motivasi dan melayani konsultasi peserta didik secara
individual setiap kali dibutuhkan.
2. Sistem Pembelajaran Tatap Muka
Dalam pembelajaran tatap muka biasanya pengajar bertindak sebagai penyaji
bahan instruksional yang dikompilasi, sedangkan peserta didik belajar dari pengajar
dan bahan kompilasi tersebut. Kegiatan instruksional tersebut dipimpin oleh
pengajar dengan menggunakan bahan instruksional yang dikompilasi atas dasar
kesesuaiannya dengan strategi instruksional. Pada saat kegiatan instruksional
berlangsung, pengajar menambah atau mengurangi isi yang ada dalam bahan
instruksional yang digunakan sesuai kebutuhan.
Bahan instruksional dalam sistem pembelajaran tatap muka terdiri dari empat
bagian, yaitu:
a. Bahan instruksional pokok yang berbentuk kompilasi dari sumber belajar yang
kebetulan tersedia di lapangan, namun relevan dengan strategi instruksional
yang telah disusunnya.
b. Bahan penilaian hasil belajar yang sesuai dengan tujuan instruksional.
c. Pedoman pengajar tentang cara menggunakan bahan kompilasi selama proses
instruksional dan melengkapinya dengan bahan presentasi baik yang berbentuk
powerpoint maupun bahan-bahan suplemen atau pengayaan.
d. Panduan peserta didik tentang cara mempelajari bahan dan cara mengikuti
kegiatan instruksional di bawah pimpinan pengajar.
4
Dengan demikian, bahan kompilasi itu mengandung himpunan bahan yang
sesuai dengan setiap komponen strategi instruksional. Termasuk di dalamnya hasil
tugas kelompok dan hasil diskusi kelompok yang dipresentasikan di dalam kelas
menjadi bagian dari bahan kompilasi.
Keuntungan penggunaan bahan pembelajaran kompilasi adalah:
a. Biaya pengembangannya relatif efisien.
b. Bahan kompilasi mudah disesuaikan dengan perkembangan pengetahuan dan
teknologi yang dapat diperoleh melalui internet.
Kekurangan bahan pembelajaran kompilasi adalah:
a. Bahan belajar yang kebetulan ada di lapangan belum tentu sesuai benar dengan
tujuan instruksional.
b. Karena bahan tersebut diambil dari berbagai sumber, maka konsistensi antara
bagian yang satu dengan yang lain belum tentu terjamin.
c. Karena bahan kompilasi tidak didesain untuk pembelajaran, penggunaannya
belum tentu mudah bagi peserta didik.
3. Sistem Pembelajaran Kombinasi
Sistem pembelajaran kombinasi adalah gabungan pembelajaran mandiri
dengan tatap muka. Suatu perguruan tinggi atau program studi dimungkinkan
menawarkan sebagian mata kuliahnya dengan menggunakan pembelajaran mandiri,
selebihnya pembelajaran tatap muka. Disamping itu, dalam satu mata kuliah
dimungkinkan pula sebagian pembelajarannya dilakukan secara mandiri, sebagian
lagi dengan tatap muka.
5
Bila digambarkan dalam bentuk tabel ketiga pendekatan dan bahan
instruksional masing-masing tampak sebagai berikut:
Pendekatan Instruksional Bentuk Bahan Instruksional
1. Sistem Pembelajaran Mandiri Modul Instruksional seperti yang
digunakan dalam pendidikan jarak jauh
2. Sistem Pembelajaran Tatap Muka Bahan Instruksional Kompilasi
3. Sistem Pembelajaran Kombinasi
dari Pembelajaran Mandiri dan
Tatap Muka
Bahan Instruksional Kombinasi
B. Tiga Macam Pengembangan Bahan Instruksional
Setiap pendekatan intruksional membutuhkan bahan instruksional yang berbeda.
Ketiga pendekatan tersebut membutuhkan tiga bentuk bahan instruksional yang masing-
masing memerlukan proses pengembangan tersendiri. Berikut ini disampaikan hal-hal
pokok yang perlu diperhatikan dalam proses pengembangan setiap bahan instruksional
tersebut.
1. Pengembangan Bahan Instruksional Mandiri
Bahan instruksional mandiri yang biasa disebut modul instruksional terdiri atas
dua macam bahan, yaitu: bahan belajar (learning materials) yang akan digunakan
peserta didik dan bahan pedoman bagi tutor. Dalam bahan belajar tersebut terdapat
isi instruksional, pedoman belajar bagi peserta didik, dan alat penilaian hasil hasil
belajar mandiri. Bahan belajar mandiri dikembangkan bila dalam pelaksanaan
kegiatan instruksional peserta didik belajar secara mandiri, tanpa tergantung
kehadiran pengajar. Bahan instruksional itu adalah pengganti guru baginya.
6
Bahan pedoman bagi tutor disusun sesuai dengan tugas pokok dan fungsi tutor,
yaitu memfasilitasi peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Di dalamnya
terdapat petunjuk cara memelihara interaksi, cara memonitor kemajuan belajar, dan
cara menilai hasil belajar peserta didik.
Untuk menciptakan bahan instruksional mandiri, tim pendesain instruksional
dengan strategi instruksionalnya melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Memilih dan mengumpulkan berbagai bahan instruksional yang kebetulan
tersedia di lapangan dan relevan dengan strategi instruksional. Bahan-bahan
tersebut berbentuk buku, bab tertentu dalam buku, atau kombinasinya dengan
bahan noncetak.
b. Mengubah bentuk bahan tersebut ke dalam bentuk bahan instruksional mandiri
menjadi bahan cetak atau kombinasinya dengan noncetak dengan mengikuti
strategi instruksional yang telah disusun sebelumnya.
c. Meneliti kembali konsistensi isi bahan hasil ciptaannya dengan strategi
instruksional.
d. Meneliti kualitas teknis dan bahan tersebut.
Hasil penulisan pada tahap pertama biasanya banyak kekurangannya sehingga
membutuhkan penyempurnaan untuk menghasilkan konsep kedua, ketiga, dan
seterusnya sampai menjadi bahan final yang berarti siap diujicobakan.
2. Pengembangan Bahan Instruksional Kompilasi
Berikut ini langkah-langkah yang dapat digunakan oleh pendesain
instruksional dalam mengembangkan bahan kompilasi:
7
a. Memilih dan mengumpulkan bahan instruksional yang kebetulan tersedia di
lapangan dan relevan dengan strategi instruksional. Bahan tersebut berbentuk
media cetak, media noncetak, atau kombinasi keduanya.
b. Menyusun bahan tersebut sesuai dengan urutan tujuan instruksional dan urutan
tahapan kegiatan instruksional yang terdapat dalam strategi instruksional.
c. Mengidentifikasi bahan-bahan yang tidak dapat diperoleh dari lapangan untuk
diatasi dengan penyediaan bahan penyajian pengajar, misalnya dalam bentuk
powerpoint.
d. Menyusun program pengajaran.
e. Menyusun petunjuk cara mempelajari bahan instruksional yang dibagikan
kepada peserta didik.
f. Menyusun bahan lain bila masih diperlukan pengajar yang berupa bahan
presentasi, gambar, bagan, dan semacamnya.
g. Menyusun bahan penilaian hasil belajar dan kunci jawabannya.
3. Pengembangan Bahan Instruksional Kombinasi
Bahan instruksional kombinasi dikembangkan berdasarkan keputusan awal
tentang daftar program studi, matakuliah, kurikulum diklat atau mata pelajaran yang
akan digunakan sebagai bahan pembelajaran mandiri dan tatap muka. Semua jenis
bahan tersebut tetap mengacu pada strategi instruksional. Bahan instruksional
mandiri ataupun nahan instruksional tatap muka dikembangkan secara terintegrasi,
tidak terpisah, keterpaduan keduanya juga perlu dipertimbangkan.

More Related Content

What's hot

Abstrak-tep-s2 (FS) Firjon Separtagus
Abstrak-tep-s2 (FS) Firjon SepartagusAbstrak-tep-s2 (FS) Firjon Separtagus
Abstrak-tep-s2 (FS) Firjon SepartagusFirjon Samapta
 
Topik 2 reka bentuk pengajaran teknologi
Topik 2 reka bentuk pengajaran teknologiTopik 2 reka bentuk pengajaran teknologi
Topik 2 reka bentuk pengajaran teknologiNik Ibrahim Nik Mat
 
PPT Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)
PPT Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)PPT Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)
PPT Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)Khusnul Kotimah
 
Isi domsun-modul-dllampiran
Isi domsun-modul-dllampiranIsi domsun-modul-dllampiran
Isi domsun-modul-dllampiranFitri Wijarini
 
PENGGUNAAN TEKNIK-TEKNIK PEMBELAJARAN PARTISIPATIF
PENGGUNAAN TEKNIK-TEKNIK PEMBELAJARAN PARTISIPATIFPENGGUNAAN TEKNIK-TEKNIK PEMBELAJARAN PARTISIPATIF
PENGGUNAAN TEKNIK-TEKNIK PEMBELAJARAN PARTISIPATIFLia Oktafiani
 
modul model pembelajaran tutorial
modul model pembelajaran tutorialmodul model pembelajaran tutorial
modul model pembelajaran tutorialagungnugroho223
 
Pemilihan dan Pengembangan Media Pembelajaran
Pemilihan dan Pengembangan Media PembelajaranPemilihan dan Pengembangan Media Pembelajaran
Pemilihan dan Pengembangan Media PembelajaranChristian Lokas
 
Prosedur pengembangan modul
Prosedur pengembangan modulProsedur pengembangan modul
Prosedur pengembangan modulPAICAsman
 
Makalah pola dan strategi pemanfaatan media dalam proses prmbelajaran
Makalah pola dan strategi pemanfaatan media dalam proses prmbelajaranMakalah pola dan strategi pemanfaatan media dalam proses prmbelajaran
Makalah pola dan strategi pemanfaatan media dalam proses prmbelajaranOperator Warnet Vast Raha
 
Modul "Prosedur Pengembangan Modul"
Modul "Prosedur Pengembangan Modul"Modul "Prosedur Pengembangan Modul"
Modul "Prosedur Pengembangan Modul"AjiLesmana27
 
Modul "Prosedur Pengembangan Modul"
Modul "Prosedur Pengembangan Modul"Modul "Prosedur Pengembangan Modul"
Modul "Prosedur Pengembangan Modul"WahyuniRihaldi
 
Modul media pembelajaran
Modul media pembelajaranModul media pembelajaran
Modul media pembelajaranarli_ani123
 

What's hot (18)

Abstrak-tep-s2 (FS) Firjon Separtagus
Abstrak-tep-s2 (FS) Firjon SepartagusAbstrak-tep-s2 (FS) Firjon Separtagus
Abstrak-tep-s2 (FS) Firjon Separtagus
 
Topik 2 reka bentuk pengajaran teknologi
Topik 2 reka bentuk pengajaran teknologiTopik 2 reka bentuk pengajaran teknologi
Topik 2 reka bentuk pengajaran teknologi
 
Pusat pengembangan media
Pusat pengembangan mediaPusat pengembangan media
Pusat pengembangan media
 
097 ipa-smp
097 ipa-smp097 ipa-smp
097 ipa-smp
 
PPT Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)
PPT Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)PPT Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)
PPT Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)
 
Modul mitha
Modul mithaModul mitha
Modul mitha
 
Isi domsun-modul-dllampiran
Isi domsun-modul-dllampiranIsi domsun-modul-dllampiran
Isi domsun-modul-dllampiran
 
PENGGUNAAN TEKNIK-TEKNIK PEMBELAJARAN PARTISIPATIF
PENGGUNAAN TEKNIK-TEKNIK PEMBELAJARAN PARTISIPATIFPENGGUNAAN TEKNIK-TEKNIK PEMBELAJARAN PARTISIPATIF
PENGGUNAAN TEKNIK-TEKNIK PEMBELAJARAN PARTISIPATIF
 
Pe bahan ajar
Pe bahan ajarPe bahan ajar
Pe bahan ajar
 
modul model pembelajaran tutorial
modul model pembelajaran tutorialmodul model pembelajaran tutorial
modul model pembelajaran tutorial
 
MACAM BAHAN AJAR
MACAM BAHAN AJARMACAM BAHAN AJAR
MACAM BAHAN AJAR
 
Pemilihan dan Pengembangan Media Pembelajaran
Pemilihan dan Pengembangan Media PembelajaranPemilihan dan Pengembangan Media Pembelajaran
Pemilihan dan Pengembangan Media Pembelajaran
 
Prosedur pengembangan modul
Prosedur pengembangan modulProsedur pengembangan modul
Prosedur pengembangan modul
 
Makalah pola dan strategi pemanfaatan media dalam proses prmbelajaran
Makalah pola dan strategi pemanfaatan media dalam proses prmbelajaranMakalah pola dan strategi pemanfaatan media dalam proses prmbelajaran
Makalah pola dan strategi pemanfaatan media dalam proses prmbelajaran
 
Modul "Prosedur Pengembangan Modul"
Modul "Prosedur Pengembangan Modul"Modul "Prosedur Pengembangan Modul"
Modul "Prosedur Pengembangan Modul"
 
Modul "Prosedur Pengembangan Modul"
Modul "Prosedur Pengembangan Modul"Modul "Prosedur Pengembangan Modul"
Modul "Prosedur Pengembangan Modul"
 
Tata boga
Tata bogaTata boga
Tata boga
 
Modul media pembelajaran
Modul media pembelajaranModul media pembelajaran
Modul media pembelajaran
 

Similar to Pengembangan Bahan Ajar

Makalah Kegiatan Instruksional Sebagai Sistem Dilihat Dari Sudut Pandang Tekn...
Makalah Kegiatan Instruksional Sebagai Sistem Dilihat Dari Sudut Pandang Tekn...Makalah Kegiatan Instruksional Sebagai Sistem Dilihat Dari Sudut Pandang Tekn...
Makalah Kegiatan Instruksional Sebagai Sistem Dilihat Dari Sudut Pandang Tekn...Dedy Wiranto
 
Pengembangan Bahan Ajar
Pengembangan Bahan AjarPengembangan Bahan Ajar
Pengembangan Bahan AjarQueenDaresa
 
Download Contoh Laporan observasi teman sejawat
Download Contoh Laporan observasi teman sejawatDownload Contoh Laporan observasi teman sejawat
Download Contoh Laporan observasi teman sejawatsriagunggb
 
strategi pembelajaran modul 12 (2).pptx
strategi pembelajaran modul 12 (2).pptxstrategi pembelajaran modul 12 (2).pptx
strategi pembelajaran modul 12 (2).pptxAzizahRaiza1
 
Prinsip dan prosedur bg ucok
Prinsip dan prosedur bg ucokPrinsip dan prosedur bg ucok
Prinsip dan prosedur bg ucoklavanter simamora
 
LK 3.1 Menyusun Best Practices.pdf
LK 3.1 Menyusun Best Practices.pdfLK 3.1 Menyusun Best Practices.pdf
LK 3.1 Menyusun Best Practices.pdfKhairul Afriadi
 
LK 3.1 Best Practice.pdf
LK 3.1 Best Practice.pdfLK 3.1 Best Practice.pdf
LK 3.1 Best Practice.pdfDianFarista2
 
Analisis Materi Pembelajaran
Analisis Materi Pembelajaran Analisis Materi Pembelajaran
Analisis Materi Pembelajaran yuni dwinovika
 
PPT STRATEGI PEMBELAJAARAN MODUL 12.pptx
PPT STRATEGI PEMBELAJAARAN MODUL 12.pptxPPT STRATEGI PEMBELAJAARAN MODUL 12.pptx
PPT STRATEGI PEMBELAJAARAN MODUL 12.pptxanawindhasary
 
Media pengajaran
Media pengajaranMedia pengajaran
Media pengajaranDewiRita1
 
1__Konsep_Komponen_Modul_Ajar.pptx
1__Konsep_Komponen_Modul_Ajar.pptx1__Konsep_Komponen_Modul_Ajar.pptx
1__Konsep_Komponen_Modul_Ajar.pptxRahmadHabibullah1
 
Menyusun Best Practices aksi 1.pdf
Menyusun Best Practices aksi 1.pdfMenyusun Best Practices aksi 1.pdf
Menyusun Best Practices aksi 1.pdfERNIsutira
 

Similar to Pengembangan Bahan Ajar (20)

Makalah Kegiatan Instruksional Sebagai Sistem Dilihat Dari Sudut Pandang Tekn...
Makalah Kegiatan Instruksional Sebagai Sistem Dilihat Dari Sudut Pandang Tekn...Makalah Kegiatan Instruksional Sebagai Sistem Dilihat Dari Sudut Pandang Tekn...
Makalah Kegiatan Instruksional Sebagai Sistem Dilihat Dari Sudut Pandang Tekn...
 
Pengembangan Bahan Ajar
Pengembangan Bahan AjarPengembangan Bahan Ajar
Pengembangan Bahan Ajar
 
Tugas kurikulum pembelajaran
Tugas kurikulum pembelajaranTugas kurikulum pembelajaran
Tugas kurikulum pembelajaran
 
Download Contoh Laporan observasi teman sejawat
Download Contoh Laporan observasi teman sejawatDownload Contoh Laporan observasi teman sejawat
Download Contoh Laporan observasi teman sejawat
 
strategi pembelajaran modul 12 (2).pptx
strategi pembelajaran modul 12 (2).pptxstrategi pembelajaran modul 12 (2).pptx
strategi pembelajaran modul 12 (2).pptx
 
BAHAN AJAR.pdf
BAHAN AJAR.pdfBAHAN AJAR.pdf
BAHAN AJAR.pdf
 
Prinsip dan prosedur bg ucok
Prinsip dan prosedur bg ucokPrinsip dan prosedur bg ucok
Prinsip dan prosedur bg ucok
 
LK 3.1 Menyusun Best Practices.pdf
LK 3.1 Menyusun Best Practices.pdfLK 3.1 Menyusun Best Practices.pdf
LK 3.1 Menyusun Best Practices.pdf
 
Bg ucok i
Bg ucok iBg ucok i
Bg ucok i
 
LK 3.1 Best Practice.pdf
LK 3.1 Best Practice.pdfLK 3.1 Best Practice.pdf
LK 3.1 Best Practice.pdf
 
Analisis Materi Pembelajaran
Analisis Materi Pembelajaran Analisis Materi Pembelajaran
Analisis Materi Pembelajaran
 
PPT STRATEGI PEMBELAJAARAN MODUL 12.pptx
PPT STRATEGI PEMBELAJAARAN MODUL 12.pptxPPT STRATEGI PEMBELAJAARAN MODUL 12.pptx
PPT STRATEGI PEMBELAJAARAN MODUL 12.pptx
 
Media pengajaran
Media pengajaranMedia pengajaran
Media pengajaran
 
Worksheet_Vani Dartina.pdf
Worksheet_Vani Dartina.pdfWorksheet_Vani Dartina.pdf
Worksheet_Vani Dartina.pdf
 
1__Konsep_Komponen_Modul_Ajar.pptx
1__Konsep_Komponen_Modul_Ajar.pptx1__Konsep_Komponen_Modul_Ajar.pptx
1__Konsep_Komponen_Modul_Ajar.pptx
 
Uas fix
Uas fixUas fix
Uas fix
 
Menyusun Best Practices aksi 1.pdf
Menyusun Best Practices aksi 1.pdfMenyusun Best Practices aksi 1.pdf
Menyusun Best Practices aksi 1.pdf
 
Prinsip penggunaan bbm
Prinsip penggunaan bbmPrinsip penggunaan bbm
Prinsip penggunaan bbm
 
PPG_Modul_Ajar.pptx
PPG_Modul_Ajar.pptxPPG_Modul_Ajar.pptx
PPG_Modul_Ajar.pptx
 
7_MODUL AJAR.pptx
7_MODUL AJAR.pptx7_MODUL AJAR.pptx
7_MODUL AJAR.pptx
 

Recently uploaded

Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 

Recently uploaded (20)

Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 

Pengembangan Bahan Ajar

  • 1. 1 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR A. Tiga Bentuk Kegiatan Instruksional dan Bahan Instruksional Masing-masing 1. Sistem Pembelajaran Mandiri Dalam sistem pembelajaran mandiri, pengajar bertindak sebagai fasilitator sedangkan peserta didik belajar mandiri dengan menggunakan bahan instruksional yang didesain khusus. Peserta didik belajar tanpa kehadiran pengajar. Jenis bahan instruksional yang digunakan dapat berupa salah satu atau kombinasi dari program media, yaitu bahan cetak, film, program radio, slide, program video, televisi, CD, komputer, dll. Pengajar datang hanya sekali-kali bila peserta didik membutuhkan. Ia bertindak sebagai fasilitator untuk mengontrol kemajuan peserta didik, memberi motivasi, memberi petunjuk untuk memecahkan kesulitan peserta didik, dan menyelenggarakan tes. Biasanya mereka disebut tutor atau fasilitator. Kegiatan instruksional seperti ini tampak dalam sistem pendidikan jarak jauh seperti di SMP Terbuka, Universitas Terbuka, dan program belajar jarak jauh lainnya pada berbagai organisasi dan perusahaan. Untuk bentuk kegiatan pembelajaran mandiri, pendesain instruksional harus mengembangkan bahan instruksional yang disebut modul instruksional. Modul instruksional adalah suatu set bahan instruksional dalam kemasan terkecil dilihat dari lingkup isi namun mengandung semua unsur dalam sistem instruksional sehingga dapat dipelajari secara terpisah dari modul yang lain. Disamping digunakan dalam sistem belajar jarak jauh, bahan instruksional mandiri dapat pula digunakan dalam kelas biasa. Dalam hal seperti itu peran pengajar beralih menjadi fasilitator. Fungsi fasilitator adalah mengontrol kemajuan
  • 2. 2 belajar dan membantu peserta didik memecahkan masalah pembelajaran yang dihadapi. Peran seperti itu haruslah dilakukan secara konsisten dari waktu ke waktu dan bersifat individual. Tanpa peran fasilitator, penggunaan bahan instruksional mandiri di dalam kelas biasa akan kurang efektif dan kehadiran pengajar kurang bermakna. Penggunaan bahan instruksional mandiri mempunyai beberapa keuntungan, antara lain: a. Biaya pembelajarannya efisien karena dapat diikuti oleh sejumlah besar peserta didik. b. Peserta didik dapat maju menurut kecepatan mereka masing-masing. c. Bahan instruksional dapat direview dan direvisi setiap saat dan bertahap, bagian demi bagian untuk meningkatkan efektivitasnya. d. Peserta didik mendapat umpan balik secara teratur dalam proses belajarnya, karena proses umpan balik itu dapat diintegrasikan ke dalam bahan instruksional. e. Bila bahan instruksinal mandiri dikembangkan oleh pengajar internal, proses pengembangannya sekaligus menjadi bagian penting dalam peningkatan kualitas pengajar. Selain keuntungan di atas, bentuk bahan instruksional mandiri juga mempunyai kekurangan sebagai berikut: a. Biaya pengembangannya tinggi. b. Waktu pengembangannya lama. c. Membutuhkan tim pendesain instruksional yang berketerampilan tinggi dan mampu bekerja sama secara intensif dalam masa pengembangannya.
  • 3. 3 d. Peserta didik dituntut memiliki disiplin belajar yang tinggi. Hal ini mungkin kurang dimiliki oleh peserta didik pada umumnya. e. Fasilitator dituntut tekun dan sabar untuk terus menerus memantau proses belajar, memberi motivasi dan melayani konsultasi peserta didik secara individual setiap kali dibutuhkan. 2. Sistem Pembelajaran Tatap Muka Dalam pembelajaran tatap muka biasanya pengajar bertindak sebagai penyaji bahan instruksional yang dikompilasi, sedangkan peserta didik belajar dari pengajar dan bahan kompilasi tersebut. Kegiatan instruksional tersebut dipimpin oleh pengajar dengan menggunakan bahan instruksional yang dikompilasi atas dasar kesesuaiannya dengan strategi instruksional. Pada saat kegiatan instruksional berlangsung, pengajar menambah atau mengurangi isi yang ada dalam bahan instruksional yang digunakan sesuai kebutuhan. Bahan instruksional dalam sistem pembelajaran tatap muka terdiri dari empat bagian, yaitu: a. Bahan instruksional pokok yang berbentuk kompilasi dari sumber belajar yang kebetulan tersedia di lapangan, namun relevan dengan strategi instruksional yang telah disusunnya. b. Bahan penilaian hasil belajar yang sesuai dengan tujuan instruksional. c. Pedoman pengajar tentang cara menggunakan bahan kompilasi selama proses instruksional dan melengkapinya dengan bahan presentasi baik yang berbentuk powerpoint maupun bahan-bahan suplemen atau pengayaan. d. Panduan peserta didik tentang cara mempelajari bahan dan cara mengikuti kegiatan instruksional di bawah pimpinan pengajar.
  • 4. 4 Dengan demikian, bahan kompilasi itu mengandung himpunan bahan yang sesuai dengan setiap komponen strategi instruksional. Termasuk di dalamnya hasil tugas kelompok dan hasil diskusi kelompok yang dipresentasikan di dalam kelas menjadi bagian dari bahan kompilasi. Keuntungan penggunaan bahan pembelajaran kompilasi adalah: a. Biaya pengembangannya relatif efisien. b. Bahan kompilasi mudah disesuaikan dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi yang dapat diperoleh melalui internet. Kekurangan bahan pembelajaran kompilasi adalah: a. Bahan belajar yang kebetulan ada di lapangan belum tentu sesuai benar dengan tujuan instruksional. b. Karena bahan tersebut diambil dari berbagai sumber, maka konsistensi antara bagian yang satu dengan yang lain belum tentu terjamin. c. Karena bahan kompilasi tidak didesain untuk pembelajaran, penggunaannya belum tentu mudah bagi peserta didik. 3. Sistem Pembelajaran Kombinasi Sistem pembelajaran kombinasi adalah gabungan pembelajaran mandiri dengan tatap muka. Suatu perguruan tinggi atau program studi dimungkinkan menawarkan sebagian mata kuliahnya dengan menggunakan pembelajaran mandiri, selebihnya pembelajaran tatap muka. Disamping itu, dalam satu mata kuliah dimungkinkan pula sebagian pembelajarannya dilakukan secara mandiri, sebagian lagi dengan tatap muka.
  • 5. 5 Bila digambarkan dalam bentuk tabel ketiga pendekatan dan bahan instruksional masing-masing tampak sebagai berikut: Pendekatan Instruksional Bentuk Bahan Instruksional 1. Sistem Pembelajaran Mandiri Modul Instruksional seperti yang digunakan dalam pendidikan jarak jauh 2. Sistem Pembelajaran Tatap Muka Bahan Instruksional Kompilasi 3. Sistem Pembelajaran Kombinasi dari Pembelajaran Mandiri dan Tatap Muka Bahan Instruksional Kombinasi B. Tiga Macam Pengembangan Bahan Instruksional Setiap pendekatan intruksional membutuhkan bahan instruksional yang berbeda. Ketiga pendekatan tersebut membutuhkan tiga bentuk bahan instruksional yang masing- masing memerlukan proses pengembangan tersendiri. Berikut ini disampaikan hal-hal pokok yang perlu diperhatikan dalam proses pengembangan setiap bahan instruksional tersebut. 1. Pengembangan Bahan Instruksional Mandiri Bahan instruksional mandiri yang biasa disebut modul instruksional terdiri atas dua macam bahan, yaitu: bahan belajar (learning materials) yang akan digunakan peserta didik dan bahan pedoman bagi tutor. Dalam bahan belajar tersebut terdapat isi instruksional, pedoman belajar bagi peserta didik, dan alat penilaian hasil hasil belajar mandiri. Bahan belajar mandiri dikembangkan bila dalam pelaksanaan kegiatan instruksional peserta didik belajar secara mandiri, tanpa tergantung kehadiran pengajar. Bahan instruksional itu adalah pengganti guru baginya.
  • 6. 6 Bahan pedoman bagi tutor disusun sesuai dengan tugas pokok dan fungsi tutor, yaitu memfasilitasi peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Di dalamnya terdapat petunjuk cara memelihara interaksi, cara memonitor kemajuan belajar, dan cara menilai hasil belajar peserta didik. Untuk menciptakan bahan instruksional mandiri, tim pendesain instruksional dengan strategi instruksionalnya melakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Memilih dan mengumpulkan berbagai bahan instruksional yang kebetulan tersedia di lapangan dan relevan dengan strategi instruksional. Bahan-bahan tersebut berbentuk buku, bab tertentu dalam buku, atau kombinasinya dengan bahan noncetak. b. Mengubah bentuk bahan tersebut ke dalam bentuk bahan instruksional mandiri menjadi bahan cetak atau kombinasinya dengan noncetak dengan mengikuti strategi instruksional yang telah disusun sebelumnya. c. Meneliti kembali konsistensi isi bahan hasil ciptaannya dengan strategi instruksional. d. Meneliti kualitas teknis dan bahan tersebut. Hasil penulisan pada tahap pertama biasanya banyak kekurangannya sehingga membutuhkan penyempurnaan untuk menghasilkan konsep kedua, ketiga, dan seterusnya sampai menjadi bahan final yang berarti siap diujicobakan. 2. Pengembangan Bahan Instruksional Kompilasi Berikut ini langkah-langkah yang dapat digunakan oleh pendesain instruksional dalam mengembangkan bahan kompilasi:
  • 7. 7 a. Memilih dan mengumpulkan bahan instruksional yang kebetulan tersedia di lapangan dan relevan dengan strategi instruksional. Bahan tersebut berbentuk media cetak, media noncetak, atau kombinasi keduanya. b. Menyusun bahan tersebut sesuai dengan urutan tujuan instruksional dan urutan tahapan kegiatan instruksional yang terdapat dalam strategi instruksional. c. Mengidentifikasi bahan-bahan yang tidak dapat diperoleh dari lapangan untuk diatasi dengan penyediaan bahan penyajian pengajar, misalnya dalam bentuk powerpoint. d. Menyusun program pengajaran. e. Menyusun petunjuk cara mempelajari bahan instruksional yang dibagikan kepada peserta didik. f. Menyusun bahan lain bila masih diperlukan pengajar yang berupa bahan presentasi, gambar, bagan, dan semacamnya. g. Menyusun bahan penilaian hasil belajar dan kunci jawabannya. 3. Pengembangan Bahan Instruksional Kombinasi Bahan instruksional kombinasi dikembangkan berdasarkan keputusan awal tentang daftar program studi, matakuliah, kurikulum diklat atau mata pelajaran yang akan digunakan sebagai bahan pembelajaran mandiri dan tatap muka. Semua jenis bahan tersebut tetap mengacu pada strategi instruksional. Bahan instruksional mandiri ataupun nahan instruksional tatap muka dikembangkan secara terintegrasi, tidak terpisah, keterpaduan keduanya juga perlu dipertimbangkan.