2. DESKRIPSI SINGKAT
Pada saat perusahaan menyusun laporan keuangan biasanya ada
beberapa saldo rekening/perkiraan yang tidak menunjukkan
kondisi/nilai yang sebenarnya per laporan tersebut dibuat,
karena itu rekening-rekening tersebut harus disesuaikan
terlebihdahulu agar menunjukkan nilai yangsebenarnya dengan
membuat jurnal penyesuaian.
3. PENGERTIAN JURNAL PENYESUAIAN
• Menurut Weygandt, J. J dkk (2019), jurnal penyesuaian adalah jurnal yang memiliki fungsi
agar pendapatan yang semestinya telah diperoleh perusahaan tercatat pada periode yang
seharusnya, juga agar beban yang dimiliki perusahaan dihitung pada periode yang
semestinya.
• Pencatatan pada jurnal penyesuaian merupakan salah satu tahap penting dalam akuntansi
karena dengan jurnal ini, pencatatan trial balance menjadi up to date dan komplet.
Weygandt, J. J dkk (2019) mengungkapkan bahwa adanya pencatatan yang tidak komplet ini
dimungkinkan karena di antaranya sebagai berikut:
a. Suatu akun tertentu tidak tercatat secara harian karena tidak akan efisien jika dicatat
demikian. Pada misalnya yaitu pencatatan bertambah dan berkurangnya produk pada
inventory dan pemerolehan gaji karyawan.
b. Sebagian beban yang dimiliki perusahaan habis dengan berlalunya waktu. Misalnya sewa
bangunan dan asuransi
c. Perusahaan mungkin memiliki barang yang belum dicatat. Pada misalnya ada tagihan
layanan yang tidak dapat diterima sampai periode pencatatan berikutnya.
4. TUJUAN JURNAL PENYESUAIN
• Agar pada akhir periode akun riil yaitu harta,
kewajiban danmodal menunjukkan keadaan yang
sebenarnya
• Agar akun-akun nominal, yaitu akun pendapatan
dan beban dapat diakui dalam suatu periode dan
menunjukkan keadaan yang sebenarnya.
5. FUNGSI JURNAL PENYESUAIN
• Fungsi pertama dari jurnal penyesuaian adalah untuk menentukan akun pendapatan dan akun beban dengan
penyesuaian yang terjadi selama periode akuntansi. Dengan begitu akun nominal tersebut (pendapatan dan
beban) akan memiliki nilai yang up to date.
• Untuk menyesuaikan pencatatan akun perlengkapan yang memiliki masa habis pakai
• Menghitung penyusutan atau depresiasi nilai dari akun aktiva tetap yang terjadi selama periode berjalan.
• Melakukan pencatatan atas akun beban yang sudah lewat jatuh tempo atau ketika dia digolongkan sebagai
piutang beban yang perlu dibayar di muka
• Perusahaan dapat menyesuaikan pembayaran utang beban di mana perusahaan telah menggunakan jasa namun
belum membayar jasa tersebut.
• Mengetahui nilai akun yang ada di buku besar, dengan begitu pelaporan laporan keuangan pun menjadi lebih
mudah
• Dengan jurnal penyesuaian, kita dapat mengetahui nilai riil dari suatu aset atau akun lainnya karena berlalunya
waktu. Pada misalnya perusahaan dapat mengetahui nilai aset setelah adanya depresiasi (penyusutan).
6. TRANSAKSI YANG MEMERLUKAN AYAT JURNAL
PENYESUAIAN
Penyusutan
aktiva tetap
Biaya dibayar
di muka
pendapatan
diterima di
muka
perlengakapan
Biaya yang
harus dibayar
Pendapatan
yang harus
diterima
JURNAL
PENYESUAIAN
7. PENYUSUTAN (DEPRESIASI) AKTIVA TETAP
Seluruh aset tetap kecuali tanah yang dimiliki perusahaan harus
disusutkan/didepresiasi. Terdapat beberapa metode untuk
menyusutkan aset tetap, yaitu :
• Metode garis lurus.
• Metode saldo menurun ganda
• Metode saldo menurun tunggal
• Metode jumlah angka tahun
• Medote satuan hasil poduksi
8. METODE GARIS LURUS
• Metode penyusutan aktiva tetap yang pertama adalah metode penyusutan garis lurus (straight-line method).
Jika Anda menggunakan metode ini untuk menghitung penyusutan, maka Anda wajib menentukan estimasi nilai
residu aktiva di akhir tahun pemakaian. Rumusnya adalah sebagai berikut:
• Biaya Penyusutan = (Biaya Perolehan Aset - Nilai Residu) / Umur Ekonomis
• Contoh penyusutan aktiva tetap berdasarkan metode garis lurus:
Perusahaan A ingin menjual 1 mesin produksi seharga Rp8 juta dalam 5 tahun mendatang, dengan estimasi nilai
residu saat dijual adalah Rp1 juta. Jika menggunakan metode garis lurus, biaya penyusutannya adalah:
• Biaya Penyusutan =
= (Rp8,000,000 - Rp1,000,000) / 5 tahun
= Rp7,000,000 / 5 tahun
= Rp1,400,000
• Dengan demikian, jika ingin mesin produksi perusahaan A bisa dijual seharga Rp1 juta 5 tahun mendatang, biaya
penyusutan per tahunnya harus Rp1,4 juta atau kurang dari itu.
9. METODE SALDO MENURUN GANDA
• Metode penyusutan aktiva tetap yang kedua adalah penyusutan saldo menurun ganda. Dibandingkan
metode garis lurus, metode saldo menurun ganda lebih hati-hati dalam menentukan estimasi, karena
nominal penyusutannya sengaja dinaikkan 2 kali lipat. Rumusnya yaitu:
• Biaya Penyusutan = Biaya Perolehan Aset X (Persentase Depresiasi Ganda)
• Contoh penyusutan aktiva tetap berdasarkan metode saldo menurun ganda:
Perusahaan A ingin menjual 1 mesin produksi seharga Rp8 juta dalam 5 tahun mendatang, dengan
estimasi nilai residu saat dijual adalah Rp1 juta. Jika menggunakan metode saldo menurun ganda, biaya
penyusutannya yaitu sebagai berikut:
• % Depresiasi per tahun = ⅕ tahun X 100% = 20%
% Depresiasi berganda = 2 X 20% = 40%
10. METODE SALDO MENURUN GANDA
Maka, biaya penyusutan per tahunnya adalah:
Total nilai residu = Rp8,000,000 - Rp7,377,920 = Rp622,080
Dengan demikian, berdasarkan metode saldo menurun ganda, mesin produksi perusahaan A
tidak bisa dijual dengan harga Rp1 juta, tapi Rp622 ribu saja dalam 5 tahun mendatang.
11. METODE SALDO MENURUN TUNGGAL
• Meski terkesan hati-hati, metode penyusutan aktiva tetap saldo menurun berganda sering tidak
sesuai ekspektasi. Oleh karena itu sebagai pertimbangan kedua, Anda juga bisa menggunakan
metode penyusutan saldo menurun, dengan rumus:
• Biaya Penyusutan = Biaya Perolehan Aset X (Persentase Depresiasi Tunggal)
• Contoh penyusutan aktiva tetap berdasarkan metode saldo menurun tunggal:
Perusahaan A ingin menjual 1 mesin produksi seharga Rp8 juta dalam 5 tahun mendatang, dengan
estimasi nilai residu saat dijual adalah Rp1 juta. Jika menggunakan metode saldo menurun ganda,
biaya penyusutannya yaitu sebagai berikut:
• % Depresiasi per tahun = ⅕ tahun X 100% = 20%
12. METODE SALDO MENURUN TUNGGAL
Maka, biaya penyusutan per tahunnya adalah:
Total nilai residu = Rp8,000,000 - Rp5,673,472 = Rp2,326,528
Dengan demikian, berdasarkan metode saldo menurun tunggal, mesin produksi perusahaan A
bisa dijual dengan harga Rp2,3 juta, lebih tinggi daripada nilai residu estimasinya.
Tahun Harga Barang Nilai Residu % Depresiasi Biaya Penyusutan Total Penyusutan
1 8.000.000,00 8.000.000,00 20%
1.600.000,00 1.600.000,00
2 8.000.000,00 6.400.000,00 20%
1.280.000,00 2.880.000,00
3 8.000.000,00 5.120.000,00 20%
1.024.000,00 3.904.000,00
4 8.000.000,00 4.096.000,00 20%
819.200,00 4.723.200,00
5 8.000.000,00 3.276.800,00 20%
655.360,00 5.378.560,00
13. METODE JUMLAH ANGKA TAHUN
• Metode penyusutan aktiva tetap berikutnya yang dapat Anda gunakan adalah
metode jumlah angka tahun. Adapun rumus metode penyusutan jumlah angka
tahun yaitu:
• Biaya Penyusutan = [Umur Ekonomis X (Biaya Perolehan Aset - Nilai Residu)] /
Jumlah Angka Tahun
• Contoh penyusutan aktiva tetap berdasarkan metode jumlah angka tahun:
• Perusahaan A ingin menjual 1 mesin produksi seharga Rp8 juta dalam 5 tahun
mendatang, dengan estimasi nilai residu saat dijual adalah Rp1 juta. Jika
menggunakan metode jumlah angka tahun, biaya penyusutannya yaitu sebagai
berikut:
• p> Jumlah angka tahun = 1+2+3+4+5 = 15
14. METODE JUMLAH ANGKA TAHUN
Maka perhitungan biaya penyusutan per tahunnya adalah:
Dengan demikian, jika perusahaan A ingin nilai residu saat dijual adalah Rp1 juta, maka total biaya
depresiasi wajib ada di angka Rp7 juta, dengan biaya penyusutan per tahun seperti tertera di atas.
15. METODE SATUAN HASIL PRODUKSI
• Metode penyusutan aktiva tetap yang terakhir adalah berdasarkan satuan hasil produksi. Dengan
menggunakan cara ini, Anda bisa mengetahui nilai depresiasi aktiva berdasarkan berapa banyak produk
dibuatnya. Rumus metode penyusutan berdasarkan satuan hasil produksi yaitu:
• Biaya Penyusutan = (Jumlah Produksi / Total Produksi Usia Ekonomis) X (Biaya Perolehan - Nilai Residu)
• Contoh penyusutan aktiva tetap berdasarkan metode satuan hasil produksi:
Perusahaan A ingin menjual 1 mesin produksi seharga Rp8 juta berkapasitas kapasitas produksi 100 ribu kali,
dengan estimasi nilai residu saat dijual adalah Rp1 juta. Adapun data produksi per tahunnya adalah sebagai
berikut:
• Tahun ke-1 = 15,000
Tahun ke-2 = 22,000
Tahun ke-3 = 25,000
Tahun ke-4 = 21,000
Tahun ke-5 = 17,000
16. METODE SATUAN HASIL PRODUKSI
Jika menggunakan metode satuan hasil produksi, biaya penyusutannya yaitu sebagai berikut:
Dengan demikian, jika perusahaan A ingin nilai residu saat dijual adalah Rp1 juta, maka total biaya
depresiasi wajib ada di angka Rp7 juta, dengan biaya penyusutan dan jumlah produksi per tahun
seperti tertera di atas.
17. • Sebuah mesin disusutkan dengan metode garis lurus dan diketahui harga perolehan mesin Rp
400.000.000 taksiran umur ekonomis 5 tahun dan taksiran nilai residu Rp.40.000.000
• Rumus = ( Harga Perolehan – Nilai Residu ) / Umur Ekonomis
• ( 400.000.000 – 40.000.000 ) / 5
• 360.000.000 / 5 = 72.000.000
• Jurnal Penyesuaiannya :
Beban Penyusutan Mesin 72.000.000
Akumulasi Penyusutan Mesin 72.000.000
PENYUSUTAN (DEPRESIASI) AKTIVA TETAP
CONTOH :
18. BIAYA DIBAYAR DI MUKA
• Dibayar asuransi dengan masa tahun ( 1 September 2022 – 1 September 2023 ) sebesar 6.000.000,-
• Jurnal Umum :
Asuransi Dibayar Di Muka 6.000.000
Kas 6.000.000
• Jurnal Penyesuaian (di akhir tahun)
Beban Asuransi 2.000.000
Asuransi Dibayar Di Muka 2.000.000
• Dengan perhitungan : 4/12 x 6.000.000 = 2.000.000
19. PENDAPATAN DITERIMA DI MUKA
• Diterima pendapatan sewa selama satu tahun ( 1 Oktober 2022 – 1 Oktober 2023) sebesar 20.000.000
• Jurnal Umum :
Kas 20.000.000
Pendapatan Sewa Diterima Di Muka 20.000.000
• Jurnal Penyesuaian (di akhir tahun)
Pendapatan Sewa Diterima Di Muka 5.000.000
Pendapatan Sewa 5.000.000
• Dengan perhitungan : 3/12 x 20.000.000 = 5.000.000
20. PERLENGKAPAN
• Perlengkapan service pada Neraca Saldo adalah 5.000.000, menurut data penyesuaian tanggal 31
Desember 2022 perlengkapan yang masih tersisa adalah 1.000.000
• Jurnal Penyesuaian :
Beban Perlengkapan 4.000.000
Perlengkapan 4.000.000
21. BIAYA YANG HARUS DIBAYAR
• Tanggal 31 Desember 2016 terdapat 4 orang karyawan yang belum menerima gaji @3.000.000
• Perhitungan 4 x 3.000.000 = 12.000.000
• Jurnal Penyesuaian :
Beban Gaji 12.000.000
Hutang Gaji 12.000.000
22. PENDAPATAN YANG AKAN DITERIMA
• Tanggal 31 Desember 2016 sebuah hotel belum menerima pembayaran sewa kamar sebesar Rp
1.000.000; karena pembayaran baru dilakukan pada saat check out
• Jurnal Penyesuain :
Piutang Usaha 1.000.000
Pendapatan Jasa 1.000.000
24. CONTOH SOAL
• Tanggal 30 November 2000 terjadi kesalahan perhitungan kekurangan gaji karyawan sebesar Rp
500.000,-
• Tanggal 30 November 2000 seorang konsumen belum membayar biaya service computer sebesar Rp
250.000,-
25. JAWABAN
• Tanggal 30 November 2000
Beban Gaji 500.000,-
Hutang Gaji 500.000,-
Piutang Usaha 250.000,-
Pendapatan Jasa 250.000,-
JURNAL PENYESUAIAN
26. NERACA SALDO SETELAH PENYESUAIAN
No.
Akun
Nama Akun
Neraca Saldo Penyesuaian NSSP
Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit
101 Kas 5.900.000,- 5.900.000,-
102 Piutang Usaha 250.000 250.000,-
103 Tanah 10.000.000,- 10.000.000,-
104 Perlengkapan 550.000,- 550.000,-
201 Modal 15.000.000,- 15.000.000,-
202 Hutang 400.000,- 500.000 900.000,-
203 Prive 2.000.000,- 2.000.000,-
311 Pendapatan 7.500.000,- 250.000 7.750.000,-
321 Beban Upah 2.125.000,- 500.000 2.625.000,-
322 Beban Sewa 800.000,- 800.000,-
323 Beban Utilitas 450.000,- 450.000,-
324 Beban Rupa-rupa 275.000,- 275.000,-
325 Beban Perlengkapan 800.000,- 800.000,-
TOTAL 22.900.000,- 22.900.000,- 750.000 750.000 23.650.000 23.650.000
28. PENGERTIAN NERACA LAJUR
• Neraca lajur adalah sebuah laporan yang berisi semua data tentang akuntansi
yang menjadi suatu landasan yang digunakan untuk memeriksa dengan
sebuah rekening buku besar yang telah disesuaikan untuk memudahkan
ketika hendak membuat laporan keuangan.
• Laporan ini berisi semua informasi untuk laporan keuangan seperti saldo-
saldo perkiraan sebelum membuat jurnal penyesuaian, perkiraan-perkiraan
jurnal penyesuaian, dan saldo-saldo perkiraan setelah jurnal penyesuaian.
29. YANG TERMASUK NERACA LAJUR
1. Neraca saldo
2. Jurnal Penyesuaian
3. Neraca saldo setelah penyesuaian
4. Laporan perhitungan laba-rugi
5. Neraca
30. MANFAAT NERACA LAJUR
• Berfungsi sebagai referensi dalam pembukuan ayat jurnal penutup
• Sebagai referensi dalam memeriksa data (akun dan jumlah saldo) yang akan
disajikan dalam laporan keuangan.
• Menggolongkan, meringkas, dan mengevaluasi pencatatan transaksi.
• Sebagai penunjuk bahwa prosedur yang dilakukan untuk menyusun laporan
keuangan sudah dilaksanakan.
• Mempermudah untuk menemukan kesalahan-kesalahan yang mungkin
dilakukan pada saat pembuatan jurmal penyesuaian.
31. JENIS NERACA LAJUR
• Neraca lajur umum, digunakan untuk menganalisis saldo di akun yang
berbeda dan biasanya berisi 4-6 kolom (neraca saldo, laba/rugi, neraca)
• Neraca lajur terperinci, berisi lebih banyak perincian atau informasi dan
seringkali menyertakan halaman pendukung untuk menjelaskan item tertentu
seperti daftar hutang piutang dagang, pengeluaran produksi, atau premi
asuransi.
• Neraca lajur audit, digunakan untuk menverikasi keakuratan informasi dalam
menyiapkan laporan keuangan perusahaan.
• Neraca lajur 12 kolom atau 6 kolom berganda, digunakan biasanya oleh
perusahaan yang memiliki pemegang saham untuk meneliti laba rugi
perusahaan.
32. CARA MEMBUAT NERACA LAJUR
No.
Akun
Nama Akun
Neraca Saldo Penyesuaian NSSP Laporan laba/rugi Neraca
Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit
101 Kas 5.900.000 5.900.000 5.900.000
102 Piutang Usaha 250.000 250.000 250.000
103 Tanah 10.000.000 10.000.000 10.000.000
104 Perlengkapan 550.000 550.000 550.000
201 Modal 15.000.000 15.000.000 15.000.000
202 Hutang 400.000 500.000 900.000 900.000
203 Prive 2.000.000 2.000.000 2.000.000
311 Pendapatan 7.500.000 250.000 7.750.000 7.750.000
321 Beban Upah 2.125.000 500.000 2.625.000 2.625.000
322 Beban Sewa 800.000 800.000 800.000
323 Beban Utilitas 450.000 450.000 450.000
324 Beban Rupa-rupa 275.000 275.000 275.000
325 Beban Perlengkapan 800.000 800.000 800.000
TOTAL 22.900.000 22.900.000 750.000 750.000 23.650.000 23.650.000 4.950.000 7.750.000 18.700.000 15.900.000
2.800.000 2.800.000
7.750.000 7.750.000 18.700.000 18.700.000
34. Computer King
Laporan Laba –Rugi
30 November 2000
311 Pendapatan
321 Beban Upah
322 Beban Sewa
323 Beban Utilitas
324 Beban Rupa-rupa
325 Beban Perlengkapan
7.750.000
2.625.000
800.000
450.000
275.000
800.000
TOTAL 4.950.000
2.800.000
LABA BERSIH
35. Computer King
Laporan Ekuitas Pemilik
30 November 2000
Modal Pat King 1 November 2000 0
Investasi pada 1 Vovember 2000 15.000.000,-
Laba Bersih November 2.800.000,-
Total 17.800.000,-
Dikurangi Penarikan 2.000.000,-
Kenaikan Ekitas Pemilik 15.800.000,-
Modal Pat King 30 November 2000 15.800.000,-
36. Computer King
NERACA
30 November 2000
AKTIVA KEWAJIBAN
Kas 5.900.000,- Utang Usaha 900.000,-
Piutang Usaha 250.000,- Modal 15.800.000,-
Tanah 10.000.000,-
Peelengkapan 550.000,-
TOTAL 16.700.000,- 16.700.000,-